SlideShare a Scribd company logo
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA




                      SKRIPSI



                        Oleh :

             Nama                : Bambang Irawan

             No. Mahasiswa     : 00312367



               FAKULTAS EKONOMI

           UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

                    YOGYAKARTA

                        2006
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

      PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

      MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA




                                     SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat

           Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII




                                       Oleh :

                        Nama             : Bambang Irawan

                        No. Mahasiswa : 00312367




                             FAKULTAS EKONOMI

                       UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

                                 YOGYAKARTA

                                       2006




                                         ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME



” Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini

tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi apapun sesuai peraturan

yang berlaku. ”




                                                        Yogyakarta, 23 Januari 2006

                                                             Penyusun,




                                                         ( Bambang Irawan)




                                         iii
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN

PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

       MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA



                    Hasil Penelitian




                     diajukan oleh

          Nama                   : Bambang Irawan

          Nomor Mahasiswa        : 00312367

          Jurusan                : Akuntansi



                             Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

                             Pada tanggal

                                       Dosen Pembimbing,




                                   (Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak)




                            iv
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

                                 SKRIPSI BERJUDUL

      FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN
    PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
     MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA




                         Disusun Oleh : BAMBANG IRAWAN
                            Nomor Mahasiswa : 00312367



           Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
                              Pada tanggal : 23 Januari 2006




Pembimbing Skripsi/Penguji : Drs. Arief Bacthiar, MSA, Ak ............................
Penguji                         : Drs. Yunan Najamudin, MBA ............................




                                         Mengetahui
                                  Dekan Fakultas Ekonomi
                                Universitas Islam Indonesia




                                    Drs. Suwarsono, MA




                                               v
HALAMAN MOTTO



Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “berlapang-

lapanglah dalam majelis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan “berdirilah kamu”,

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

                                            (QS. Mujaadilah : 11)




                                 vi
HALAMAN PERSEMBAHAN




  Skripsi ini aku persembahkan kepada bapak ,ibu
                              dan adikku tercinta.
Terima kasih atas dorongan, doa serta bantuannya
                       baik moril maupun spiritual.




             vii
KATA PENGANTAR




Assalamu.alikum Wr. Wb.
       Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena

atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan

Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi pada

Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

       Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya

kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong bagi kelancaran penulisan

skripsi. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

   1. Bapak Drs. Muhammad Suwarsono, MA selaku dekan FE UII.

   2. Bapak Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang

       banyak membantu memberikan koreksi dan masukan dengan penuh kesabaran

       kepada penulis selama penyusunan skripsi.

   3. Keluargaku (bapak, ibu dan adik) terima kasih atas segala dukungan dan

       dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

   4. Mas Adi, Ucoq, Andi, Rossi, Hendro dan teman-teman sekalian terima kasih atas

       segala bantuannya.



                                          viii
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan

       yang telah diberikan kepada penulis.

       Penulis berharap bahwa hasil-hasil penelitian yang telah disusun dapat

memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan semoga berguna bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa slripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran

yang membangun sangat penulis harapkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




                                                  Yogyakrta, ...................................2006

                                                                    Penyusun




                                                              (Bambang Irawan)




                                           ix
DAFTAR ISI



                                                                                                                   Hal

Halaman Judul ............................................................................................... ii

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ....................................................... iii

Halaman Pengesahan ..................................................................................... iv

Halaman Berita Ujian ..................................................................................... v

Halaman Motto .............................................................................................. vi

Halaman Persembahan ................................................................................... vii

Kata Pengantar ............................................................................................... viii

Daftar Isi ........................................................................................................ x

Daftar Tabel ................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv

Abstraksi ........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................                      1

1.1. Latar Belakang Masalah .........................................................................               1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................              5

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................                    5

1.4. Sistematika Pembahasan .......................................................................                 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................                           8

2.1. Pengertian ...............................................................................................    8

2.2. Luas Pengungkapan ................................................................................ 11



                                                                 x
2.3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan .............................................. 16

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

      Kelengkapan Pengungkapan laporan keuangan ..................................... 20

2.5. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 24

2.6. Formulasi Hipotesis ............................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29

3.1. Perusahaan Sampel ................................................................................ 29

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31

3.3. Definisi dan Variabel Penelitian ............................................................ 32

3.4. Teknik Analisis Data ............................................................................. 34

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 38

4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38

4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi .......................................................... 40

       4.2.1. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 40

       4.2.2. Uji Multikolinearitas ................................................................. 42

       4.2.3. Uji Autokorelasi ........................................................................ 43

4.3. Signifikansi Model ................................................................................ 44

4.4. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 45

       4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) ........................................... 47

       4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) .............................................. 47

       4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) .............................................. 47

       4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4) .......................................... 47



                                                             xi
4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) ............................................. 48

       4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6) ........................................... 48

       4.4.7. Pengujian Hipotesis Ketujuh (Ha7) ............................................ 48

       4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8) ........................................ 49

       4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9) ...................................... 49

       4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10) .................................... 49

4.5. Pembahasan ........................................................................................... 50

       4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 50

       4.5.2. Implikasi Penelitian ................................................................... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 59

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 59

5.2. Keterbatasan dan Saran Penelitian ......................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62




                                                             xii
DAFTAR TABEL



Tabel                                                                                               Hal

3.1 Daftar Perusahaan Sampel .................................................................... 30

4.1 Daftar Indeks Pengungkapan ................................................................ 39

4.2 Tabel Uji Auto Korelasi ........................................................................ 43

4.3 Inkhtisar Analisis Data .......................................................................... 50




                                                          xiii
DAFTAR LAMPIRAN



Lampiran                                                                                           Hal

   1. Daftar item-item yang digunakan sebagai alat ukur

       Pengungkapan laporan keuangan tahunan ......................................... 64

   2. Data observasi 179 Perusahaan .......................................................... 71

   3. Hasil Analisis SPSS ............................................................................ 77




                                                       xiv
ABSTRAKSI

       Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang

mempengaruhi      kelengkapan     pengungkapan   laporan    keuangan.     Penelitian   ini

menggunakan 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode

2001-2004. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear-

berganda dan t-test.

       Variabel independen dalam penelitian ini meliputi leverage, likuiditas

profitabilitas (ROA), porsi kepemilikan saham publik, umur perusahaan, ukuran

perusahaan, status perusahaan, operating profit margin, net profit margin, dan return on

equity diprediksikan memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel ukuran perusahaan, porsi

kepemilikan    saham    publik,    status   perusahaan     mempengaruhi     kelengkapan

pengungkapan, sedangkan umur perusahaan secara negatif berpengaruh terhadap

pengungkapan laporan keuangan. Variabel lainnya seperti leverage, likuiditas,

profitabilitas, operating profit margin, net profit margin, dan return on equity tidak

berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.




                                            xv
1




                                      BAB I

                                PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia

usaha. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat

lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan

lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang

semakin berubah.

       Untuk mengikuti perkembangan bisnis yang semakin komplek, diperlukan

keseimbangan informasi yang sesuai dan memadai. Menurut FASB di dalam SFAC

No. 5 (1984, paragraf 13) dikatakan sesuai bila seperangkat laporan keuangan selama

suatu periode harus menunjukkan financial position at the end of the period, earning

for the period, comprehensive income for the period, cash flow during the period,

investment by end distributions to owners during the period. Sedangkan memadai

menunjukkan bahwa secara individual laporan keuangan akan mencakup balace

sheet atau statements of financial position, income statement, statement of retain

earnings, statement of change in financial position (statement of sources and

application of funds) (SFAC No. 1. 1978, paragraf 6). Karena itu pihak perusahaan

harus bisa menentukan sistem dan prosedur akuntansi bisnisnya yang semakin

berkembang dengan mempertimbangkan kepentingan “stakeholder”.
2




       Profesi akuntansi sebagai penyedia informasi bisnis tidak dapat melepaskan

diri dari perkembangan perekonomian ini. Semakin besar suatu usaha bisnis,

semakin dirasakan perlunya informasi akuntansi, baik untuk pertanggung jawaban

maupun untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi. Dalam hubungannya dengan

pengujian informasi keuangan untuk pihak luar, profesi akuntansi perlu mengatur

cara-cara pengujian informasi keuangan suatu badan usahan dan memberi jasa audit

untuk menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.

       Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, tujuan

pelaporan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, calon

investor, kreditur, calon kreditur dan para pemakai lainnya dalam membuat

keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya secara rasional. Menurut Susanto

(1992) dalam Subroto (2003), informasi yang terkandung dalam laporan keuangan

sangat penting sebagai dasar untuk mengalokasikan dana-dana investasi secara

efisien dan produktif. Daarough (1993) dalam Subroto (2003) menunjukkan arti

pentingnya informasi laporan keuangan dengan menyatakan bahwa, perusahaan-

perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan

tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna

dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja dan

pembuatan kontrak-kontrak. Susanto (1992) dalam Subroto (2003) menyatakan

bahwa kualitas keputusan investasi dipengaruhi oleh kualitas pengungkapan

perusahaan yang diberikan melalui laporan tahunan. Agar informasi yang disajikan
3




dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi,

maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan pengungkapan yang cukup

(adequate disclosure). Selanjutnya, informasi-informasi apa sajakah yang harus

diungkapkan dalam laporan keuangan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli

akuntansi, karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan

sangat bervariasi dan masing-masing mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda.

       Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila

informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dalam dipahami, relevan,

andal, dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan

keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna

dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan

menggambarkan pengaruh dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk

menyediakan informasi non keuangan.

       Agar laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan publik dapat

menjadi dasar yang berguna bagi pengambilan keputusan, salah satu cara yang dapat

ditempuh adalah dengan membuat kriteria perlunya disclosure (pengungkapan)

tertentu yang dapat mencakup semua perusahaan publik (Baridwan, 1992: 1-6)

dalam Subiyantoro (1996).

       Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor

sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pasar

modal dan juga sebagai sarana pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya
4




yang dipercayakan kepadanya. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi guna pengambilan keputusan, informasi diungkapkan pada

dasarnya diarahkan kepada para pemegang saham, para investor lainnya dan

kreditur. Tetapi para karyawan, instansi pemerintah dan masyarakat luas juga

merupakan penerima laporan tahunan dan bentuk pengungkapan lainnya.

       Keputusan yang dibuat oleh para investor pada dasarnya merupakan

keputusan beli-jual-simpan dan keputusan para kreditur pada dasarnya berkaitan

dengan pemberian kredit untuk perusahaan. Tujuan penyajian informasi kepada

karyawan, pelanggan dan masyarakat luas belum diformulasikan dengan baik, tetapi

pada dasarnya diasumsikan bahwa informasi yang bermanfaat bagi para investor dan

kreditur juga bermanfaat bagi pihak lainnya.

       Dalam mekanisme pasar modal, pengungkapan badan usaha merupakan suatu

cara untuk menyalurkan pertanggung jawaban perusahaan kepada para investor

untuk memudahkan alokasi sumber daya. Hal ini menunjukkan bahwa laporan

tahunan merupakan media yang penting untuk menyapaikan corporate disclosure

(pengungkapan pada laporan tahunan) oleh manajemen suatu badan usaha dan

merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan investasi

oleh para investor.

       Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal penelitian Binsar H. Simanjutak

dan Lusy Widiastuti (2004) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
5




Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.”



1.2 Rumusan Masalah

       Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat

pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran

perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit margin, status

perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

       Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ulang pengaruh leverage,

likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan,

operating profit margin, net profit margin, status perusahaan dan return on equity

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

       Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian adalah :

   1. Untuk menguji ulang penelitian sebelumnya berkenaan dengan ada tidaknya

       pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik,

       ukuran perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit

       margin, status perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan

       pengungkapan laporan keuangan.
6




    2. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan.

    3. Memberi      kesempatan     kepada     para    peneliti    berikutnya   untuk

        menyempurnakan dan memperluas penelitian.



1.4 Sistematika Pembahasan

        Pembahasan dalam bab ini terdiri dari 5 bab, dengan sistematika sebagai

berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

               Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, pokok

        permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

    BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

               Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan untuk membahas

        masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Mencakup teori-teori dan konsep

        yang relevan dan mendukung analisis pemecahan masalah dalam penelitian

        ini.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

               Bab ini berisikan tentang variabel yang dipakai dalam penelitian,

        pemilihan sampel, data yang diperlukan, sumber pengumpulan data, metode

        analisis, pengolahan data dan pengujian hipotesis. Bab ini akan merupakan

        landasan dalam menganalisis data.
7




BAB IV : ANALISIS DATA

          Bab ini akan membahas deskripsi penelitian berdasarkan data-data

  yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian, serta pengujian dan

  analisis hipotesis.



BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

          Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah

  dilakukan dan saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan dilaksanakan

  untuk penelitian selanjutnya.
8




                                     BAB II

                             TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengertian

        Hendriksen (2002) mengemukakan bahwa pengungkapan dalam pengertian

terluas hanya berarti penyampaian (release) informasi. Para akuntan cenderung

menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian

informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya

laporan tahunan. Pengungkapan dalam pengertian tersempitnya mencakup hal-hal

seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap.

        Dalam artian luas, pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan

baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya

seperti : catatan kaki, peristiwa sesudah tanggal laporan, analisis manajemen

mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi dan

laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain di

luar historical cost.

        Wolk (1991) dalam Bambang Subroto (2003) mengemukakan bahwa

pengungkapan merupakan informasi yang ada di dalam laporan keuangan maupun

komunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan,

analisis manajemen tentang operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan

operasi, dan laporan keuangan tambahan. Laporan keuangan dan komunikasi
9




pelengkap tersebut disebut sebagai pelaporan keuangan (financial reporting).

Pengungkapan dalam laporan keuangan diperlukan oleh para investor dan pemakai

informasi lainnya sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Hal ini sesuai

dengan apa yang dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept # 5

(SFAC) bahwa kebutuhan untuk pengambilan keputusan bagi investor, kreditur dan

pemakai informasi lain, meliputi seluruh informasi yang terdapat di dalam laporan

keuangan, catatan atas laporan keuangan, informasi pelengkap, media pelaporan

keuangan lain dan informasi lain.

       Pengungkapan informasi oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa

kepentingan. Elliot dan Jacobson (1994) dalam Bambang Subroto (2003),

menunjukkan manfaat pengungkapan informasi oleh perusahaan-perusahaan pencari

laba (profit making enterprises) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu,

kepentingan perusahaan, kepentingan investor bukan pemilik, dan kepentingan

nasional.

       Manfaat utama pengungkapan informasi bagi perusahaan adalah dapat

diperolehnya biaya modal yang lebih rendah. Biaya modal yang lebih rendah

tersebut diperoleh oleh perusahaan berkaitan dengan berkurangnya risiko informasi

bagi investor dan kreditur. Pengungkapan memberikan jaminan bahwa laporan

keuangan menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga risiko kesalahan pengambilan

keputusan yang didasarkan pada laporan keuangan tersebut menjadi berkurang.

Dengan demikian, investor dan kreditur bersedia membeli sekuritas dengan harga
10




tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan

menjadi rendah.

       Manfaat pengungkapan bagi kepentingan investor adalah berkurangnya risiko

informasi. Berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor akan mengurangi

kesalahan pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian, investor menjadi lebih

percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap,

akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan

harganya akan naik. Kenaikkan harga saham ini pada akhirnya akan meningkatkan

kemakmuran investor.

       Pengungkapan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan nasional.

Manfaat dapat diperoleh sebagai akibat dari adanya biaya modal perusahaan yang

rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan

diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi

dapat meningkat, kesempatan kerja menjadi lebih luas, dan pada akhirnya standar

kehidupan akan meningkat pula. Sebagai akibat berkurangnya resiko informasi yang

dihadapi investor, pasar modal menjadi lebih likuid. Likuiditas pasar modal ini

diperlukan oleh perekonomian nasional, karena dapat membantu alokasi modal

secara efektif (Bambang Subroto, 2003).
11




2.2 Luas Pengungkapan

       Imhoff (1992) dalam Binsar dan Lusy (2004) menyatakan kualitas tampak

sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas

akuntansi masih memiliki makna ganda (abigous) banyak penelitian yang

menggunakan indeks of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas

pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi

laporan tahunan. Dengan kata lain imhof mengatakan bahwa tingginya kualitas

informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan.

       Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung

pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (Hendriksen,

2002). Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu :

   1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

       Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu

       pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku,

       dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterprestasikan dengan benar

       oleh investor.

   2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

       Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar

       memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan

       menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
12




   3. Full disclosure (pengungkapan penuh)

       Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian infornasi yang

       diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian

       informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak

       baik (Ainun dan Fuad, 2000) dalam Binsar dan Lusy (2004). Bagi beberapa

       pihak pengungkapan secara penuh diartikan sebagai penyajian informasi

       yang berlebihan dan karena itu tidak bisa disebut layak. Terlalu banyak

       informasi akan membahayakan, karena penyajian rinci dan yang tidak

       penting justru mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan sulit

       ditafsirkan. (Hendriksen, 2002). Dampak negatif lainnya adalah kompetisi

       yang dinamis dalam pasar produk. Healy dan Palepu (1993) dalam Subroto

       (2003) mengemukakan tersebarnya informasi penting yang berkaitan dengan

       strategi bisnis dan rencana perusahaan merugikan posisi kompetitif

       perusahaan sendiri.

       Scott (1997:92) dalam Subroto (2003) menunjukkan dua manfaat

pengungkapan penuh (full disclosure) yang dapat dicapai secara simultan. Pertama,

pengungkapan memungkinkan investor membuat keputusan investasi lebih baik, dan

kedua, pengungkapan meningkatkan kemampuan pasar modal untuk investasi

langsung yang paling produktif. Pengungkapan tidak saja penting pada masa

sekarang, tetapi akan menjadi semakin penting pada masa mendatang.
13




       Informasi yang diungkap dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan

menjadi pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure), pengungkapan wajib merupakan informasi yang diharuskan

oleh peraturan yang berlaku. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam

laporan tahunan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu melalui keputusan

ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnya diubah melalui keputusan

ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 kemudian diubah dengan keputusan ketua

Bapepam No. Kep-06/PM/2000. Peraturan yang lama hanya berlaku bagi perusahaan

kecil, sedangkan peraturan yang baru berlaku bagi semua perusahaan yang telah

melakukan penawaran umum dan perusahaan publik.

       Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan melebihi yang diwajibkan.

Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untk

memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan

untuk pengmabilan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek, Roberts

dan Gray, 1995) dalam Suripto (1998). Menurut peraturan mengenai laporan tahunan

yang berlaku di Indonesia, pengungkapan sukarela semacam itu dimungkinkan.

       Perusahaan mempunyai kepentingan untuk memberikan informasi yang

memadai. Perusahaan bersaing antara satu dengan yang lain di pasar modal dalam

jenis sekuritas, termin dan imbal hasil (return) yang ditawarkan. Sementara itu

terdapat ketidakpastian kualitas perusahaan dan sekuritasnya. Investor membutuhkan

informasi untuk menilai waktu dan ketidakpastian aliran kas sekarang dan di masa
14




datang sehingga dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan. Perusahaan

memenuhi kebutuhan tersebut sebagian melalui pemberian informasi secara sukarela.

       Pertimbangan manajemen untuk mengungkap informasi secara dipengaruhi

oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkap informasi secara

sukarela bila membuat yang diperoleh dari pelaporan informasi tersebut lebih besar

dari biayanya. Manfaat terutama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan

secara sukarela informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan adalah biaya

modal yang rendah (Elliot dan Jacobson, 1994) dalam Subroto (2003). Manfaat

tersebut diperoleh karena pengungkapan informasi oleh perusahaan akan membantu

investor dan kreditor memahami risiko investasi. Informasi yang tidak cukup dan

tidak lengkap akan tercermin dalam biaya modal sebagai premium di atas risk-free

rate of return ditambah economic risk premium.

       Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan kedalam

biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah

biaya-biaya yang dikelurkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan

menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya

pemrosesan, biaya pengauditan (bila diperlukan) dan biaya penyebaran informasi.

Biaya pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat

diungkapkannya dan/atau tidak diungkapkannya informasi. Biaya-biaya tersebut

meliputi biaya litigasi dan propretiary cost (biaya competitive disadvantage dan

biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak
15




mencukupi atau pengungkapan informasi yuang menyesatkan. Kerugian perusahaan

karena informasi tersebut digunakan oleh pesaing untuk memperkuat daya saing

mereka. Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi

oleh politik.

        Besarnya biaya dan manfaat pengungkapan pengungkapan informasi tertentu

berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Biaya langsung

pengungkapan informasi bagi perusahaan yang besar akan lebih rendah karena

terdapatnya unsur biaya tetap. Kerugian persaingan yang diakibatkan oleh

pengungkapan informasi riset dan pengembangan lebih besar untuk perusahaan yang

bergerak dalam industri bahan kimia dibanding perusahaan dalam industri yang lain.

Oleh karena itu, trade-off biaya dan manfaat pengungkapan informasi secara

sukarela kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik tertentu perusahaan dan hal

tersebut akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan tahunan

antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain .

        Investor sering kali mencari sumber informasi selain laporan tahunan untuk

memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak informasi yang diungkapkan maka

laporan keuangan semakin informatif dan penyajian informasi yang semakin tinggi.

Oleh karena itu manajemen perlu memperimbangkan cost and benefit dalam

menyajikan pengungkapan di dalam laporan keuangan atau laporan tahunan.
16




2.3 Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan

        Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses

pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting

bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik

diluar lingkup menejemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan.

        Dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen

kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. Konsep teori keagenan

adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen (Anthony dan

Govindarajan,1995:569). Prinsipal (seseorang atau lebih) mempekerjakan orang

yakni    untuk   melakukan     pekerjaan.   Dengan     kontraktersebut,   prinsipal

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Herianto

dan Sudomo (1998:240) teori keagenan membahas hubungan antara manajemen

dengan pemegang saham, di mana yang dimaksud dengan prinsipal adalah

pemegang saham dan agent adalah manajemen pengelola perusahaan. Prinsipal

menyediakan fasilitas dan dan untuk menjalankan perusahaan, di lain pihak

manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang diamanahkan

pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan memberikan laporan periodik pada

prinsipal tentang usaha yang dijalankannya. Prinsipal akan menilai kinerja agennya

melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, laporan

keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya.
17




       Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan secara garis

besar dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pemakai langsung (direct user)

dan pemakai tidak langsung (indirect user). Kelompok pertama (pemakai langsung)

meliputi antara lain : pemilik, manajer, kreditur, pemasok, pelanggan dan karyawan.

sedangkan kelompok yang kedua mencakup analis sekuritas, penasihat investasi,

pengacara dan asosiasi perdagangan.

       Meskipun kepentingan masing-masing kelompok pemakai laporan keuangan

ini tidak sama, tetapi laporan keuangan tidak boleh menyimpang dari aturan yang

menghendaki bahwa ia merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat umum.

Di Indonesia hal ini telah didukung oleh suatu ketentuan yang disebut dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan pedoman penyusunan laporan

keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat umum, sehingga tidak

sepenuhnya dapat memenuhi informasi setiap pemakai laporan keuangan.

       Menurut pandangan tradisional, pengungkapan yang disajikan harus

memenuhi kriteria relevan sesuai dengan tujuan kualitatif pelaporan keuangan

(Subiyantoro, 1996). Hal ini akan menimbulkan kesulitan karena suatu informasi

relevan untuk suatu tujuan mungkin tidak relevan untuk tujuan yang lain, sedangkan

elemen-elemen pengungkapan mencakup :

   a. Laporan laba-rugi.
   b. Laporan perubahan posisi keuangan.
   c. Laporan sumber dan penggunaan dana.
   d. Catatan atas laporan keuangan.
18




e. Laporan audit.

   Jadi secara garis besar penempatan pengungkapan mengikuti pedoman

   berikut:

1. Laporan keuangan

   Terdiri dari tiga laporan utama yaitu : neraca, laporan laba-rugi dan laporan

   perubahan posisi keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan bisa

   dalam bentuk laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan termasuk

   rincian dan tabel-tabel untuk menjelaskan angka yang terdapat dalam laporan

   keuangan yang disajikan secara komparatif dalam periode yang lalu.

2. Catatan kaki.

   Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan,

   sehingga dalam catatan kaki sering disajikan catatan-catatan yang

   berhubungan dengan item-item neraca dan laporan laba-rugi.

3. Data statistik.

   Data-data ini disusun dan diolah dari angka-angka yang terdapat dalam

   laporan keuangan dan sering kali disajikan secara terpisah di dalam laporan

   tambahan.

4. Laporan auditor.

   Laporan ini merupakan media yang paling sesuai untuk mengungkap

   penyimpangan dan akibat penyimpangan penerapan prinsip akuntansi dan
19




       akibatnya, perbedaan pendapat antara auditor dan manajemen perusahaan

       yang diaudit.

       Pengungkapan informatif yang memadai yang disajikan oleh suatu

perusahaan tidak sama dengan perusahaan lain. Memadai berarti tidak berlebihan

namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya.

Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 disebutkan bahwa

manajemen wajib mengungkapkan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam

manajemen laporan keuangannya. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan

keterangan kebijakan akuntansi pilihan sebagai bagian informasi yang dibutuhkan

untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak

dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan

dengan jelas kebijakan akuntansi pilihan yang penting dalam penyusunan laporan

keuangan.

       Dalam pengungkapan terdapat data yang kuatitatif dan kriteria data yang

material dan relevan bagi investor dan kreditor, maka harus ditekankan pada

informasi keuangan atau data lain yang dapat dipergunakan dalam pengambilan

keputusan. Tetapi dalam pembuatan perbandingan dari waktu ke waktu dan diantara

perusahaan yang berbeda-beda, para investor tidak dapat berasumsi bahwa semua

data kuantitatif yang dilaporkan memiliki profitabilitas kecermatan yang sama.

       Selain data kuantitatif yang disajikan dalam laporan keuangan, ada gunanya

menyajikan rincian yang lebih luas mengenai data kualitatif seperti segmen badan
20




usaha yang menyajikan diversifikasi produk atau geografis dari pertumbuhan normal

atau merger dalam perkembangan perusahaan.

        Bagi data nonkuantitatif yang relevan dan bermanfaat untuk diungkapkan

hanya jika informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dan

menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan menguranginya dengan

adanya keterangan yang terlalu terinci dan sulit dianalisis.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan

Keuangan

        Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu hal yang harus dilakukan

oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, pengungkapan ini melibatkan

keseluruhan proses pelaporan. Tetapi terdapat beberapa metode yang berbeda-beda

untuk pengungkapan ini, pemilihan metode yang terbaik dari pengungkapan ini pada

setiap kasus tergantung pada sifat informasi yang bersangkutan dan kepentingan

relatifnya.

        Metode yang biasa dari pengungkapan ini dapat diklasifikasikan sebagai

berikut : bentuk dan susunan laporan yang formal, terminologi dan penyajian yang

terinci, informasi selipan, catatan kaki, ikhtisar tambahan dan skedul, komentar

sertifikat auditor, dan pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris. Selain

itu terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan perusahaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
21




leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, status

perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin dan return on equity.

       Leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva. Perusahaan

dengan leverage yang tinggi menanggung biaya pengawasan yang tinggi. Jika

menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan emebutuhkan biaya lebih

tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menyediakan

informasi secara lebih komprehensif.

       Likuiditas tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu

perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan

current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal

ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat

akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi

sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang

mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci

untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio

likuiditas yang tinggi.

       Tingkat Profitabilitas, rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi

akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab

mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong

kompensasi terhadap manejemen.
22




       Saham Publik, adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh

investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal

ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan,

semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan

demikian pengungkapan perusahaan semakin luas.

       Ukuran Perusahaan yang dinyatakan dengan market capitalized diharapkan

berhubungan positif dengan luasnya tingkat pengungkapan. Perusahaan yang

berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih

tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lainnya

adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih

rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive

disadvantage yang lebih rendah pula.

       Umur Perusahaan, umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif

dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa

perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam

mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih

banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang

perusahaan.

       Status Perusahaan, Susanto (1992) dalam Suripto (1998) menyatakan bahwa

terdapat beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk kemungkinan perusahaan

yang berstatus asing memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding
23




perusahaan domestik. Pertama, perusahaan dengan penanam modal asing

mendapatkan pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari

perusahaan induknya di luar negeri. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin

emepunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi

kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya.

Terakhir, kemungkinan juga terdapat permintaan informasi yang lebih besar kepada

perusahaan berstatus asing dari pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat pada

umumnya (Suripto, 1998).

       Operating Profit Margin (OPM), adalah informasi laba di dalam laporan

laba-rugi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada publik tentang

kegiatan utama perusahaan. Informasi ini dianggap penting untuk diungkapkan

kepada pengguna laporan keuangan adalah sebagai dasar untuk membandingkan

kegiatan utama perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama.

Perusahaan dengan laba positif cenderung untuk mengungkapkan informasi secara

luas dan sebaliknya.

       Net Profit Margin (NPM), salah satu fungsi laba bersih adalah untuk

meramalkan penghasilan jangka panjang, mengevaluasi resiko investasi. Informasi

ini dianggap penting untuk diungkapkan kepada publik sebagai dasar untuk

meramalkan kinerja masa yang akan datang, menraik investor, serta untuk mengukur

harga saham di pasar modal. Harga saham tersebut adalah informasi yang penting

yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar penilaian atas perusahaan. Dimana
24




perusahaan yang ingin mensejahterakan investor cenderung akan mengungkapan

informasi net profit margin secara luas dalam laporan keuangan.

       Return on Equity (ROE), rasio ini menunjukkan “earning power” dari

investasi nilai buku para pemegang saham dan frekuensi penggunaan dalam

membandingkan dengan beberapa perusahaan dalam industri yang sejenis. ROE

yang tinggi menunjukkan penerimaan perusahaan akan kesempatan investasi yang

sangat baik dan manajemen biaya yang sangat efektif. Apabila perusahaan telah

memilih untuk melaksanakan tingkat utang yang tinggi dari standar industri, maka

ROE yang tinggi merupakan hasil dari asumsi yang berlebihan dari risiko finansial

(Sabardi, 1993).

2.5 Penelitian Sebelumnya

       Wallace et al. (1994) dalam Marwata (2001) meneliti perbedaan tingkat

kelengkapan    ungkapan   perusahaan    dalam   laporan   tahunan   mencerminkan

karakteristik perusahaan di Spanyol. Dengan analisis regresi linier berganda,

diperoleh hasil bahwa indeks kelengkapan ungkapan secara signifikan positif dengan

besar perusahaan (yang diukur dengan aktiva atau penjualan) dan status pendaftaran.

Likuiditas secara signifikan berhubungan negatif dengan indeks kelengkapan

ungkapan.

       Subiyantoro (1996) melakukan penelitian yang sama dengan yang dilakukan

oleh Wallace, Naser and Mora (1994) untuk kasus di Indonesia. Peneliti menguji

karakteristik perusahaan yang mungkin menjelaskan kelengkapan pengungkapan
25




keuangan dalam laporan tahunan terhadap sampel yang terdiri dari 64 perusahaan

Indonesia yang terdaftar di BEJ. Kelengkapan diukur dengan indek yang

menujukkan tingkat kerincian pengungkapan terhadap 18 item informasi wajib

dalam laporan tahunan perusahaan. Analisis regresi digunakan untuk menentukan

karakteristik perusahaan yang menjelaskan variasi indek pengungkapan wajib dalam

laporan tahunan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa firm size, leverage

dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap indek kelengkapan pengungkapan.

       Suripto (1998) dalam Fitriani (2001) menguji pengaruh karakteristik

perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, dengan

menggunakan 68 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995

sebagai sampel penelitian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa luas ungkapan

sekarela dalam laporan tahunan masih rendah namun variasinya bersifat sistematik.

Variabel besar perusahaan dan rencana penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya

atau tidak secara statistik signifikan mempengaruhi luas ungkapan sukarela

perusahaan dalam laporan tahunan.

       Ainun dan Fuad (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan

antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe

kepemilikan perusahaan. Dengan mengambil sampel sebanyak 32 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ, di mana periode penelitiannya adalah laporan

keuangan tahun 1996. dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa leverage keuangan

memiliki   hubungan   yang    signifikan   positf   terhadap   indeks   kelengkapan
26




pengungkapan. Di sisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara

prosentase kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan.

       Fitriani (2001) melakukan penelitian tentang signifikansi perbedaan tingkat

kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan. Penelitian ini

mengambil sampel sebanyak 102 perusahaan dengan periode penelitian pada laporan

keuangan tahun 1999. dari penelitian disimpulkan bahwa terdapat faktor yang

mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib adalah ukuran perusahaan, status

perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin dan Kantor Akuntan Publik. Faktor

yang mempengaruhi indeks pengungkapan sukarela adalah variabel seperti

pengungkapan wajib, kecuali jenis perusahaan, sedang tingkat leverage dan likuiditas

tidak mempengaruhi pengungkapan wajib dan sukarela.

       Marwata (2001) melakukan penelitian terhadap karakteristik perusahaan

dengan tingkat kelengkapan ungkapan sukarela pada laporan keuangan. Dengan

besarnya sampel sebanyak 132 perusahaan dengan periode penelitian laporan

keuangan tahun 1995. Hasil uji signifikansi masing-masing variabel individual

menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun

berikutnya berkaitan positif secara statistik signifikan dengan kualitas ungkapan

sukarela dalam laporan tahunan. Penelitian ini tidak menemukan kaitan secara

statistik signifikan antara kualitas ungkapan laporan keuangan dan variabel-variabel

ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur

kepemilikan perusahaan.
27




       Nugraheni,dkk. (2000) menganilisis faktor-faktor fundamental perusahaan

terhadap kelengkapan laporan keuangan. Dengan sampel sebanyak 76 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEJ. Dengan menggunakan variabel independen seperti

tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas dan common stock ratio.

Berdasarkan penelitian ini ditemukan bukti empiris bahwa secara parsial dan secara

bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar               faktor-faktor

fundamental perusahaan terhadap tingkat pengungkapan perusahaan.

       Subroto    (2003)   melakukan      penelitian   tentang   faktor-faktor    yang

mempengaruhi kepatuhan kepada ketentuan pengungkapan wajib oleh perusahaan-

perusahaan publik dan implikasinya terhadap kepercayaan para investor di pasar

modal. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian variabel-variabel seperti ukuran

perusahaan, profitabilitas, leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP),

kepercayaan investor, indeks pengungkapan wajib. Berdasarkan penelitan ini

menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP),

ukruan perusahaan berpengaruh positif, sedangkan leverage, profitabilitas,

kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif.

2.6 Formulasi Hipotesis

       Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka hipotesis alternatif dari penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut :

   Ha1 : Terdapat pengaruh positif antara leverage dengan kelengkapan

         pengungkapan laporan keuangan.
28




Ha2 : Terdapat pengaruh positif antara likuiditas dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha3 : Terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha4 : Terdapat pengaruh positif antara porsi kepemilikan saham oleh publik

     dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha5 : Terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha6 : Terdapat pengaruh positif antara umur perusahaan dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha7 : Terdapat pengaruh positif antara operating profit margin dengan

     kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

Ha8 : Terdapat pengaruh positif antar net profit margin dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha9 : Terdapat pengaruh positif antara return on equity dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.

Ha10 : Terdapat pengaruh positif antara status perusahaan dengan kelengkapan

     pengungkapan laporan keuangan.
29




                                     BAB III

                         METODOLOGI PENELITIAN



        Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan seluruh rangkaian yang akan

dilakukan dalam rangka untuk menjawab pokok masalah, maupun untuk

membuktikan atau menyanggah hipotesis yang dirumuskan. Oleh karena itu pada

bagian ini akan dijelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, sumber data dan

teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel penelitianserta metode

analisis data.



3.1 Perusahaan Sampel

        Pupolasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Jakarta (BEJ). Adapun pemilihan samplingnya didasarkan pada purposive

sampling dengan tujuan mendapat sampel yang representatif sesuai kriteria yang

ditetapkan pada penelitian ini, dimana kriterianya adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEJ untuk periode laporan keuangan tahun 2001-2004. Adapun

prosedur pemilihan sampelnya adalah sebagai berikut :

    1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

        masuk kategori industri manufaktur.

    2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan mempublikasikan

        laporan keuangan tahunannya secara rutin tahun 2001-2004.
30




3. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam 50 rangking terbesar dari total

   frekuensi perdagangan tahun 2001-2004.

Dari perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2001 sampai dengan 2004

yakni sebanyak 170 perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria penentuan

sampel diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 45 perusahaan

manufaktur. Berikut daftar perusahaan sampel :

                                   Tabel 3.1

                         Daftar Perusahaan Sampel


                  No.                Perusahaan
                    1   Ades Alfindo
                    2   Asahimas Flat Glass
                    3   Asiaplast Industries Tbk
                    4   Astra International Tbk
                    5   Astra Otoparts Tbk
                    6   Bentoel International Investama Tbk
                    7   Budi Acid Jaya
                    8   Cahaya Kalbar Tbk
                    9   Dankos Laboratories
                   10   Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
                   11   Darya-Varia Laboratories Tbk
                   12   Dynaplast Tbk
                   13   Eterindo Wahanatama Tbk
                   14   Fajar Surya Wisesa Tbk
                   15   Kasogi International Tbk
                   16   Gudang Garam Tbk
                   17   Gadjah Tunggal Tbk
                   18   HM Sampoerna Tbk
                   19   Kageo Igar Jaya
                   20   Intikeramik Alamasri Industri
                   21   Indofarma Tbk
                   22   Indorama Syntetics
                   23   Indah Kiat Pulp & Paper
                   24   Indocement Tunggal Perkasa Tbk
                   25   Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
31




                      26   Kedawung Setia Industrial Tbk
                      27   Kalbe Farma
                      28   GT Kabel Indonesia Tbk
                      29   Komatsu Indonesia
                      30   Mulia Industrindo
                      31   Mayora Indah
                      32   Hanson Industri Utama Tbk
                      33   Apac Centertex Corporation Tbk
                      34   Sierad Produce Tbk
                      35   SMART Tbk
                      36   Semen Gresik (Persero) Tbk
                      37   Selamat Sampurna Tbk
                      38   Suparma Tbk
                      39   Sunson Textile Manufacture Tbk
                      40   Siantar Top Tbk
                      41   Suba Indah
                      42   Tirta Mahakam Plywood Industry
                      43   Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
                      44   Tempo Scan Pacific
                      45   Unilever Indonesia Tbk



3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


       Penelitian ini menggunakan sumber data yang berupa data sekunder yakni

laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan (diaudit), harga saham

penutupan perusahaan, total saham yang tercatat di BEJ dan tahun perusahaan

tercatat di BEJ. Seluruh data yang dikumpulkan berasal dari Pusat Referensi Pasar

Modal Bursa Efek Jakarta dan Indonesian Capital Market Directory.
32




3.3. Definisi dan Variabel Penelitian


       Variabel bebas dalam penelitian diukur sebagai berikut :


   a. Debt to Equity Ratio


       Ratio ini merupakan perbandingan antara rasio total utang dengan total

       aktiva, yang merupakan proxy dari leverage.


   b. Current Ratio


       Ratio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar,

       yang merupakan proxy dari likuiditas.


   c. ROA


       Diukur dengan membagi earning after tax (EAT) dengan total aktiva, dan

       merupakan proxy dari profitabilitas.


   d. PUB


       Diukur dengan rasio dengan membagi antara jumlah saham yang dimiliki

       masyarakat dengan total saham perusahaan.


   e. Size


       Diukur dengan kapitalisasi pasar, yaitu log size, yang didapat dengan

       mengalikan harga saham per 31 Desember tahun 2001-2004 dengan jumlah

       saham yang beredar (outstanding shares) tahun 2001-2004.
33




   f. MUR


      Diukur berdasarkan selisih antara tahun 2001-2004 dengan first issue di BEJ.


   g. OPM


      Diukur dengan membandingkan antara operating profit dengan net sales.


   h. NPM


      Diukur dengan membagi antara profit (loss) after tax dengan penjualan

      bersih, dan merupakan proxy dari profitabilitas


   i. ROE


      ROE membandingkan antara earning profit (loss) after tax dengan

      shareholders equity.


   j. Status Perusahaan


      Diukur berdasarkan penanam modalnya, yaitu bila perusahaan tersebut

      merupakan penanam modal asing (PMA) maka skor = 1 dan bila penanam

      modal dalam negeri (PMDN) maka skor = 0.


      Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan. Variabel ini mengukur berapa banyak butir laporan keuangan

yang material diungkap oleh perusahaan diukur dengan indeks disclosure. Indeks

disclosure merupakan hasil pembagian antara skor disclosure yang telah diraih
34




dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (Subiyantoro, 1996). Butir

pengungkapan laporan keuangan yang diukur meliputi yang bersifat wajib

(mandatory) maupun sukarela (voluntary).


       Dalam melakukan perhitungan indeks, peneliti menggunakan cara yang

digunakan oleh Subiyantoro (1996) di mana item–item informasi yang digunakan

mencakup manadatory dan voluntary. Misal jika jumlah item yang dijadikan

pedoman kelengkapan pengungkapan berjumlah 100 sedangkan yang dipenuhi

perusahaan dalam laporan tahunannya sebanyak 60, maka indeksnya sebesar

60/100=0,6. jadi rumusnya adalah :


                       Indeks =      n
                                     k


  Keterangan :   n = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi

                 k = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi



3.4. Teknik Analisis Data


       kegiatan pengolahan data meliputi pemberian skor atas pengungkapan item-

item yang ada di laporan tahunan dan menyusun data sheet. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui jumlah skor dan menentukan tingkat luasnya pengungkapan.
35




       Analisis data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk

menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan

regresi yang digunakan adalah :


    D = a + b1 DER + b2 CURRAT + b3 ROA + b4 PUB + b5 Size + b6 MUR +


         b7 OPM + b8 NPM + b9 ROE + b10 Status + e


       Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan SPSS. Urutan

caranya adalah sebagai berikut :


   A. Uji Asumsi Klasik Regresi


       1. Uji Autokorelasi


           Uji ini untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang sempurna antara

           residual error pada periode t dengan residual error pada periode t-1

           (sebelumnya). Pendeteksiannya menggunakan Durbin Watson Test

           (Ghozali, 2001:61). Jika nilai Durbin Watson diantara du (Durbin Watson

           maksimal) dan 4-dl (Durbin Watson minimal) maka tidak terjadi

           autokorelasi.


       2. Uji Multikolinearitas


           Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan

           yang sempurna antara beberapa atau semua variable bebas dalam model

           regresi. Pendeteksiannya menggunakan tolerance value dan VIF
36




       (Variance Inflation Factor), dimana jika terjadi VIF < 10 maka tidak

       terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001:57).


   3. Uji Heterokedastisitas


       Heterokedastisitas berarti varian residual yang tidak sama pada suatu

       pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksiannya dengan

       menggunakan uji Park, yaitu jika salah satu beta (koefisien regresi)

       tersebut      signifikan   secara   statistik     maka   disimpulkan   terjadi

       heterokedastisitas (Ghozali, 2001:71).


B. Uji t Statistik


       Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel secara individu

       berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel (+)

       atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien regresi bernilai positif maka

       variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel terikat.

       Adapun rumus t-tabel adalah tα/z       (n-z),   yaitu dimana α adalah tingkat

       kesalahan acak dan n adalah jumlah observasi (Wijaya, 2000:70).


C. Signifikan Model


       Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan ά = 5%. Pengujian

       ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas

       secara sempurna (serentak) terhadap variabel terikat yang dinyatakan
37




dengan koefisien determinasi majemuk (R2). R2 = 1 berarti variabel bebas

berpengaruh tethadap variabel terikat dan jika R2 = 0 berarti variabel

bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkat.
38




                                        BAB IV

                         ANALISIS DAN PEMBAHASAN



       Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian terhadap objek penelitian

yaitu 179 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama

periode penelitian 2001-2004.



4.1. Hasil Penelitian

       Seperti   disebutkan     dalam   bab   sebelumnya   bahwa   populasi/satuan

pengamatan yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur periode 2001-2004 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan

secara rutin mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun, sehingga diperoleh

laporan keuangan (sampel) dengan jumlah 45 buah laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur.

       Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa serta menelaah setiap

laporan keuangan yang dijadikan sampel, dengan menggunakan scoring instrument.

Scoring instrument terdiri dari alat untuk menetapkan indeks kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan dan nilai karakteristik perusahaan. Yang pertama

terdiri dari 18 item yang terperinci dalam 98 sub-item. Sedangkan karakteristik

perusahaan diukur dengan nilai-nilai dari Debt to Equity Ratio, Current Ratio,

Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan (Size), Operating Profit
39




Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Status Perusahaan, dan Umur

Perusahaan (MUR). Item-item informasi yang terdapat pada alat tersebut telah

digunakan oleh peneliti sebelumnya, yang secara keseluruhan dapat dilihat pada

lampiran 1.

       Indeks kelengkapan pengungkapan merupakan hasil pembagian antara

jumlah skor pengungkapan yang diraih (pada sebuah laporan keuangan yang

ditelaah) dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (sebanyak jumlah sub-

item yang digunakan). Misal pada perusahaan Astra International Tbk (tahun 2001)

jumlah skor pengungkapan yang diraih adalah 83, maka nilai indeks kelengkapan

pengungkapan yang diraih adalah 83/98=0,847. Secara keseluruhan, indeks

kelengkapan pengungkapan yang diperoleh terangkum pada tabel 4.1

                                      Tabel 4.1

                           Daftar Indeks Pengungkapan

                                                        Indeks Pengungkapan
No.                Perusahaan                Code    2001    2002   2003   2004
  1   Ades Alfindo                          ADES    0.735 0.765 0.561 0.469
  2   Asahimas Flat Glass                   AMFG    0.653 0.714 0.643 0.551
  3   Asiaplast Industries Tbk               APLI   0.643 0.714     0.51 0.265
  4   Astra International Tbk                ASII   0.847 0.816 0.765 0.602
  5   Astra Otoparts Tbk                    AUTO    0.745 0.755 0.724 0.561
  6   Bentoel International Investama Tbk   RMBA    0.694 0.714 0.561 0.480
  7   Budi Acid Jaya                        BUDI    0.673 0.633 0.561 0.520
  8   Cahaya Kalbar Tbk                     CEKA    0.469    0.52 0.469 0.490
  9   Dankos Laboratories                   DNKS    0.714 0.745 0.561 0.531
 10   Daya Sakti Unggul Corp. Tbk           DSUC    0.755 0.796 0.592 0.520
 11   Darya-Varia Laboratories Tbk          DVLA    0.704 0.643 0.602 0.490
 12   Dynaplast Tbk                         DYNA    0.765 0.684 0.622 0.480
 13   Eterindo Wahanatama Tbk               ETWA    0.704 0.694 0.551 0.480
 14   Fajar Surya Wisesa Tbk                FASW    0.551 0.561 0.541 0.439
 15   Kasogi International Tbk              GDWU    0.694 0.561 0.551
40




 16   Gudang Garam Tbk                   GGRM     0.857   0.898   0.643   0.531
 17   Gadjah Tunggal Tbk                 GJTL     0.714   0.612   0.592   0.551
 18   HM Sampoerna Tbk                   HMSP     0.684   0.714   0.633   0.551
 19   Kageo Igar Jaya                    IGAR     0.684   0.663   0.602   0.541
 20   Intikeramik Alamasri Industri        IKAI   0.684   0.622    0.48   0.429
 21   Indofarma Tbk                       INAF    0.663   0.704   0.612   0.490
 22   Indorama Syntetics                 INDR     0.612   0.622   0.582   0.551
 23   Indah Kiat Pulp & Paper             INKP    0.653   0.694   0.469   0.510
 24   Indocement Tunggal Perkasa Tbk      INTP    0.622   0.622    0.52   0.520
 25   Jakarta Kyoei Steel Works Tbk      JKSW      0.51    0.52   0.541   0.388
 26   Kedawung Setia Industrial Tbk       KDSI    0.612   0.561    0.52   0.429
 27   Kalbe Farma                        KLBF     0.643   0.612   0.582   0.510
 28   GT Kabel Indonesia Tbk              KLBI    0.541   0.531    0.51   0.449
 29   Komatsu Indonesia                  KOMI      0.52   0.602   0.551   0.490
 30   Mulia Industrindo                   MLIA     0.49   0.469   0.449   0.418
 31   Mayora Indah                       MYOR     0.582   0.602   0.541   0.469
 32   Hanson Industri Utama Tbk          MYRX      0.51   0.633    0.52   0.418
 33   Apac Centertex Corporation Tbk     MYTX     0.663   0.643   0.602   0.449
 34   Sierad Produce Tbk                  SIPD    0.704   0.633   0.582   0.490
 35   SMART Tbk                          SMAR     0.735   0.612   0.571   0.418
 36   Semen Gresik (Persero) Tbk         SMGR     0.755   0.755   0.602   0.561
 37   Selamat Sampurna Tbk               SMSM     0.612   0.663   0.561   0.469
 38   Suparma Tbk                        SPMA     0.551    0.51    0.49   0.378
 39   Sunson Textile Manufacture Tbk     SSTM     0.592   0.622   0.469   0.418
 40   Siantar Top Tbk                    STTP     0.531   0.592   0.469   0.388
 41   Suba Indah                         SUBA     0.622   0.612   0.612   0.459
 42   Tirta Mahakam Plywood Industry      TIRT    0.602   0.602   0.561   0.469
 43   Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk      TKIM     0.602   0.571    0.48   0.449
 44   Tempo Scan Pacific                 TSPC      0.52   0.571   0.541   0.449
 45   Unilever Indonesia Tbk             UNVR     0.541   0.653   0.592   0.418




4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi

4.2.1. Uji Heterokedastisitas

       Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa variansi residual

dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah tidak sama. Bila variansi tersebut
41




sama, maka berarti telah terjadi masalah heterokedastisitas. Adapun cara untuk

mendeteksi heterokedastisitas adalah menggunakan metode Park Test.

       Dalam uji tersebut semua variabel bebas diregresikan terhadap logaritma

natural kuadrat residual (Ln Res2). Bila ternyata ada satu atau lebih variabel bebas

yang berpengaruh signifikan terhadap Ln Res2, maka dinyatakan telah terjadi

masalah heterokedastisitas menurut metode Park Test.

       Di bawah ini hasil Park Test yang diolah dengan SPSS sebagai

berikut:

                                           Coefficients a

                              Unstandardized           Standardized
                                Coefficients            Coefficients
  Model                      B           Std. Error        Beta         t         Sig.
  1        (Constant)       -10,899           3,022                     -3,606       ,000
           DER                 -,199           ,286             -,070     -,695      ,488
           CURRAT              -,057           ,117             -,040     -,491      ,624
           ROA                  ,174          1,805              ,014      ,096      ,923
           PUB                1,107           1,027              ,091    1,078       ,282
           LNSIZE               ,188           ,117              ,158    1,608       ,110
           MUR                 -,017           ,045             -,035     -,386      ,700
           STATUS              -,460           ,509             -,077     -,905      ,367
           OPM                 -,686          1,342             -,047     -,511      ,610
           NPM                 -,887          1,217             -,104     -,728      ,467
           ROE                  ,094           ,144              ,059      ,655      ,514
     a. Dependent Variable: LN_RES_2



Sumber : Lampiran. 3

       Dari hasil di atas terlihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang

memiliki p-value lebih kecil dari α (5%), sehingga dinyatakan bahwa semua variabel

tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Ln Res2. Dengan demikian

disimpulkan bahwa dalam regresi tidak ditemui masalah heterokedastisitas.
42




4.2.2. Uji Multikolinearitas

          Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas di

antara satu dengan lainnya, dimana variabel bebas ini tidak bersifat orthogonal.

(Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol.

          Dalam penelitan ini uji multikolinearitas dilihat berdasarkan VIF (Variance

Inflation Factor) dimana apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka dinyatakan

terjadi masalah multikolinearitas. Selanjutnya dipaparkan hasil SPSS tentang nilai

VIF sebagai berikut:

                                                          a
                                               Coefficients

                        Unstandardized        Standardized
                          Coefficients        Coefficients                       Collinearity Statistics
  Model                  B       Std. Error       Beta          t       Sig.     Tolerance       VIF
  1        (Constant)     ,178         ,129                    1,385      ,168
           DER            ,005         ,012           ,036       ,377     ,707        ,557        1,794
           CURRAT        -,009         ,005          -,136    -1,738      ,084        ,844        1,186
           ROA            ,060         ,077           ,109       ,785     ,433        ,269        3,719
           PUB            ,100         ,044           ,183     2,292      ,023        ,805        1,242
           LNSIZE         ,016         ,005           ,299     3,212      ,002        ,594        1,684
           MUR           -,006         ,002          -,278    -3,237      ,001        ,699        1,431
           STATUS         ,054         ,022           ,201     2,485      ,014        ,784        1,275
           OPM            ,021         ,057           ,032       ,372     ,710        ,677        1,476
           NPM            ,001         ,052           ,004       ,028     ,977        ,279        3,581
           ROE            ,004         ,006           ,061       ,714     ,476        ,706        1,417
    a. Dependent Variable: D



Sumber : Lampiran. 3
43




       Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang

mempunyai nilai VIF lebih besar dari 10. Hal ini berarti dalam model regresi tidak

mengandung masalah multikolinearitas.



4.2.3. Uji Autokorelasi

       Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan

metode Durbin-Watson. Angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah

DW-hitung (d), nilai bawah DW-tabel (dL), dan niali atas DW-tabel (dU). Dalam

penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 179 perusahaan dan variabel

bebas sebanyak 10, sehingga dapat dirumuskan perhitungan tabel Durbin-Watson

sebagai berikut:



                          Tabel 4.2 - Tabel Uji Autokorelasi

                           DW                     Kesimpulan
                     Kurang dari 1,57           Ada autokorelasi
                     1,57 sampai 1,78          Tanpa kesimpulan
                     1,78 sampai 2,22        Tidak ada autokorelasi
                     2,22 sampai 2,43          Tanpa kesimpulan
                      Lebih dari 2,43           Ada autokorelasi



       Adapun hasil pengolahan SPSS yang menghasilkan DW-hitung adalah

sebagai berikut:
44




                                    Model Summaryb

                                      Adjusted    Std. Error of
      Model       R      R Square     R Square    the Estimate    Durbin-Watson
      1            ,369a     ,136          ,084        ,099401             1,883
         a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM,
            MUR, NPM, ROA
         b. Dependent Variable: D



          Sumber : Lampiran. 3



       Dari tabel di atas tertera nilai DW-hitung sebesar 1,883 dan nilai tersebut bila

dilihat pada tabel pengujian DW-tabel, ternyata terletak pada antara dU (1,78) sampai

4-dU (2,22). Dengan demikian disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi

dalam model regresi yang terbentuk. Maka selanjutnya hasil regresi layak dianalisis

mengingat sudah memenuhi asumsi klasik dan tidak terdapat masalah klasik.



4.3. Signifikasi Model

       Hasil output SPSS yang berkaitan dengan signifikansi model regresi adalah

berupa nilai R2 dan nilai F dapat dilihat pada uraian sebagai berikut:

                                    Model Summaryb

                                      Adjusted    Std. Error of
      Model       R      R Square     R Square    the Estimate    Durbin-Watson
      1            ,369a     ,136          ,084        ,099401             1,883
         a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM,
            MUR, NPM, ROA
         b. Dependent Variable: D


       Sumber : Lampiran. 3
45




                                       ANOVAb


                           Sum of
   Model                   Squares     df         Mean Square    F         Sig.
   1        Regression         ,261          10          ,026    2,641       ,005a
            Residual          1,660         168          ,010
            Total             1,921         178
      a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR,
         NPM, ROA
      b. Dependent Variable: D


  Sumber : Lampiran. 3

       Output statistik di atas menyatakan bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,136 yang

berarti bahwa sebesar 13,6% variansi dependent variabel dijelaskan oleh kesepuluh

independent variabel (CURRAT, DER, ROA, MUR, LNSIZE, PUB, Status, OPM,

NPM dan ROE), dan sebanyak 86,4% variabel independen dipengaruhi oleh faktor-

faktor eksternal selain kesepuluh variabel independen dalam regresi ini.

       Pada tabel ANOVA dipaparkan nilai F sebesar 2,641 dengan nilai p-value

sebesar 0,005. Mengingat nilai tersebut bernilai lebih kecil dari besar α (5%) maka

disimpulkan bahwa kesepuluh variabel independen ternyata berpengaruh secara

simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.



4.4. Pengujian Hipotesis

       Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan analisis regresi berganda

pada enam variabel independen terhadap sebuah variabel dependen. Nilai

signifikansi (sig) dalam output SPSS merupakan p-value (nilai probabilitas) suatu
46




koefisien regresi (B) yang digunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak

hipotesis penelitian.

       Adapun arah pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel

dependen, ditentukan berdasarkan tanda positif atau negatif pada koefisien regresi

(B) variabel yang bersangkutan. Nilai t-hitung dalam SPSS selanjutnya

dikonversikan menjadi p-value pada kolom “sig”, dimana nilai p-value akan

dibandingkan dengan nilai α sebesar 5%. Bila p-value bernilai lebih kecil dari α (5%)

maka dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan.

       Hasil pengolahan SPSS pada regresi berganda adalah sebagai berikut:

                                                  a
                                       Coefficients

                   Unstandardized Standardized
                     Coefficients     Coefficients                   Collinearity Statistics
  Model             B      Std. Error    Beta           t      Sig.  Tolerance      VIF
  1     (Constant)   ,178       ,129                   1,385    ,168
        DER          ,005       ,012          ,036      ,377    ,707      ,557      1,794
        CURRAT      -,009       ,005         -,136    -1,738    ,084      ,844      1,186
        ROA          ,060       ,077          ,109      ,785    ,433      ,269      3,719
        PUB          ,100       ,044          ,183     2,292    ,023      ,805      1,242
        LNSIZE       ,016       ,005          ,299     3,212    ,002      ,594      1,684
        MUR         -,006       ,002         -,278    -3,237    ,001      ,699      1,431
        STATUS       ,054       ,022          ,201     2,485    ,014      ,784      1,275
        OPM          ,021       ,057          ,032      ,372    ,710      ,677      1,476
        NPM          ,001       ,052          ,004      ,028    ,977      ,279      3,581
        ROE          ,004       ,006          ,061      ,714    ,476      ,706      1,417
    a. Dependent Variable: D



Sumber : Lampiran. 3
47




4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1)

       Variabel independen Leverage (DER) memiliki nilai koefisien regresi (B)

sebesar 0,005 dimana memiliki p-value sebesar 0,707. Mengingat p-value tersebut

bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho1 diterima dan

dinyatakan bahwa Leverage (DER) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2)

       Variabel independen Likuiditas (CURRAT) memiliki nilai koefisien regresi

(B) sebesar -0,009 dimana memiliki p-value sebesar 0,084. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho2 diterima dan

dinyatakan bahwa Likuiditas (CURRAT) tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3)

       Variabel independen Profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi (B)

sebesar 0,060 dimana memiliki p-value sebesar 0,433. Mengingat p-value tersebut

bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho3 diterima dan

dinyatakan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4)

       Variabel independen porsi saham publik (PUB) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,100 dimana memiliki p-value sebesar 0,023. Mengingat p-value
48




tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan koefisien regresi bernilai positif maka

disimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan dinyatakan bahwa porsi saham publik (PUB)

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5)

       Variabel independen ukuran perusahaan (LNSIZE) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,016 dimana memiliki p-value sebesar 0,002. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan keofisien regresi bernilai positif, maka

disimpulkan bahwa Ho5 ditolak dan dinyatakan bahwa ukuran perusahaan

(LNSIZE) berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan

keuangan.

4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6)

       Variabel independen umur perusahaan (MUR) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar -0,006 dimana memiliki p-value sebesar 0,001. Mengingat p-

value tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%), namun koefisien regresi bernilai

negatif maka disimpulkan bahwa Ho6 diterima dan dinyatakan bahwa umur

perusahaan (MUR) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan.

4.4.7. Pengunjian Hipotesis Ketujuh (Ha7)

       Variabel independen status perusahaan (Status) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,054 dimana memiliki p-value sebesar 0,014. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho7 ditolak dan
49




dinyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8)

       Variabel independen Operating Profit Margin (OPM) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,021 dimana memiliki p-value sebesar 0,710. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho8 diterima dan

dinyatakan bahwa operating profit margin tidak berpengaruh positif terhadap

kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9)

       Variabel independen Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai koefisien

regresi (B) sebesar 0,001 dimana memiliki p-value sebesar 0,977. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho9 diterima dan

dinyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.

4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10)

       Variabel independen Return on Equity (ROE) memiliki nilai koefisien regresi

(B) sebesar 0,004 dimana memiliki p-value sebesar 0,476. Mengingat p-value

tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpilkan bahwa Ho10 diterima dan

dinyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan.
50




                                     Tabel 4.3

                           Ikhtisar Hasil Analisis Data

                                Koefisien Regresi
              Variabel                 (B)          p-value     Keterangan
Leverage (DER)                        0,005          0,707    Tidak Signifikan
Likuiditas (CURRAT)                  -0,009          0,084    Tidak Signifikan
Profitabilitas (ROA)                  0,060          0,433    Tidak Signifikan
Porsi Saham Publik (PUB)              0,100          0,023       Signifikan
Ukuran Perusahaan (LNSIZE)            0,016          0,002       Signifikan
Umur Perusahaan (MUR)                -0,006          0,001       Signifikan
Status Perusahaan (Status)            0,054          0,014       Signifikan
Operating Profit Margin (OPM)         0,021          0,710    Tidak Signifikan
Net Profit Margin (NPM)               0,001          0,977    Tidak Signifikan
Return On Equity (ROE)                0,004          0,476    Tidak Signifikan



4.5. Pembahasan

4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian

       Hipotesa pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara

leverage dengan kelengkapan penungkapan laporan keuangan, hal ini dibuktikan

dengan koefisien regresi sebesar 0,005 hal ini berarti bahwa berdasarkan penelitian

yang dilakukan menunjukkan bahwa leverage mempunyai hubungan positif dengan

kelengkapan laporan keuangan namun tidak berpengaruh signifikan terhadap

kelengkapan laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan nilai p 0,707 dengan

tingkat signifikansi α=5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai

leverage perusahaan yang termuat dalam laporan tahunan tidak memberikan makna

bagi investor. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak

menaruh perhatian pada informasi dalam laporan tahunan. Dugaan yang lebih kuat
51




terhadap tidak berpengaruhnya leverage terhadap kelengkapan pengungkapan adalah

karena adanya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis moneter.

       Krisis moneter yang dialami pada tahun 1997 berakibat merosotnya nilai

tukar rupiah terhadap mata uang luar negeri, akibatnya perusahaan-perusahaan

publik yang mempunyai pinjaman dari luar negeri mengalami peningkatan jumlah

utang dan berakibat meningkatnya leverage mereka. Meningkatnya leverage tersebut

tidak mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan dari para kreditur terhadap

kesehatan perusahaan tetapi karena adanya krisis tersebut. Hal ini tidak memberikan

makna tertentu kepada investor sehingga mereka tidak terpengaruh kepercayaan

kepada perusahaan publik yang bersangkutan. Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suripto (1998), Gunawan (2002),

Subroto (2003), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Subiyantoro (1996).

       Hipotesis kedua menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif

terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien

regresi sebesar -0,009 dan nilai p 0,084. Hal ini berarti bahwa leverage tidak

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan tidak

berpengaruh pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, yaitu semakin

tinggi likuiditas suatu perusahaan tidak semakin tinggi tingkat kelengkapan

pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
52




yang sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriani (2001), Wallace et al (1994) dalam

Marwata (2001), Binsar dan Lusy (2004).

       Hipotesis ketiga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif

terhadap kelengkapan pengungkapan, hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi

0,060 dan nilai p 0,433. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berhubungan

positif dengan kelengkapan pengunkapan namun tidak signifikan terhadap

kelengkapan penungkapan, yang berarti bahwa profitabilitas tidak mempunyai

pengaruh terhadap tingkat kelengkapan penungkapan laporan keuangan. Hasil

penelitian ini kosisten dengan yang dilakukan oleh Susanto (1992) dalam

Subroto(2003) yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara profitabilitas

dengan luas pengungkapan.

       Pengaruh    tidak   signifikan   dari   profitabilitas   terhadap   kelengkapan

penungkapan laporan keuangan, diduga karena manajemen merasa tidak perlu

memberikan pengungkapan tentang keberhasilannya kepada publik, karena hal

tersebut tidak mempunyai pengaruh kepada posisinya dan kompensasi yang

diperolehnya. Hal ini dapat terjadi karena penetuan posisi dan kompensasi

manajemen pada perusahaan publik di Indonesia lebih banyak ditentukan oleh

pemegang saham mayoritas yang pada umumhya adalah pendiri perusahaan. Hal lain

yang menyebabkan profitabilitas tidak signifikan dikarenakan profitabilitas dalam

penelitian ini adalah profitabilitas yang informasinya berasal dari laporan keuangan

perusahaan, sama dengan informasi lain yang berasal dari laporan tahunan, informasi
53




tersebut diduga kurang mendapat perhatian dari investor sehingga informasi tersebut

tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan.

          Hipotesis keempat menyatakan bahwa porsi kepemilikan saham oleh publik

berpengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan laporan keuangan.

Penelitian ini menunjukkan koefisien regresi 0,100 dan nilai p 0,023. Hal ini berarti

bahwa porsi sham publik mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan

laporan keuangan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki

oleh publik dalam jumlah yang tinggi cenderung untuk memberikan pengungkapan

yang lebih luas. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi saham

publik tinggi memiliki control (pengendalian manajemen) yang lebih baik dibanding

perusahaan dengan porsi kepemilikan saham oleh publik kecil, artinya perusahaan

tersebut dalam kinerjanya pengambilan keputusan manajemen dipengaruhi oleh

publik, yaitu dengan memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas maka

perusahaan secara tidak langsung memberikan gambaran kondisi ekonomi

perusahaan tersebut kepada publik dan para pemegang saham. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy

(2004).

          Hipotesis kelima menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap     kelengkapan   pengungkapan    laporan    keuangan.    Hasil   penelitian

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,016 dan nilai p 0,002 yang artinya bahwa

ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan
54




laporan keuangan. Hasil ini mendukung banyak penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah variabel yang paling konsisten

mempengaruhi pengungkapan. Beberapa studi yang memberikan bukti empiris

adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan penungkapan antara lain adalah

Subroto (2003), Suripto (1998), Subiyantoro (1996), Gunawan (2002) dan Marwata

(2001).

          Hasil ini mendukung premis biaya politis dan keagenan seperti yang

dinyatakan oleh Ahmed dan Courtis (1999) dalam Subroto (2003). Menurut premis

biaya politis, perusahaan besar cenderung menarik perhatian publik dan rawan

menjadi sasaran bermacam-macam regulasi, oleh karena itu mereka cenderung untuk

lebih patuh pada ketentuan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk

menghindari sangsi yang dapat merugikan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami

bahwa perusahaan besar lebih mematuhi ketentuan pengungkapan dibandingkan

perusahaan yang lebih kecil.

          Hipotesis keenam menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, penelitian ini menghasilkan

koefisien regresi sebesar -0,006 dan nilai p 0,001. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa variabel umur perusahaan secara negatif berpengaruh kepada kelengkapan

penungkapan laporan keuangan, artinya perusahaan berumur muda (first Issue di

BEJ) cenderung mengungkapkan informasi lebih luas dibandingkan perusahaan yang

lebih dahulu terdaftar di BEJ. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya peraturan
55




yang ditetapkan oleh Bapepam mengenai ketentuan pengungkapan laporan

keuangan, serta kemungkinan lain adalah untuk menarik perhatian calon investor.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata

(2001), Binsar dan Lusy (2004) yang tidak menemukan pengaruh umur perusahaan

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.

       Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif

terhadap kelengkapan penungkapan laporna keuangan, hasil penelitian ini

menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,054 dan nilai p 0,014. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (1999) yang menemukan

bahwa perusahaan berstatus asing mempunyai kualitas pengungkapan lebih tinggi

daripada perusahaan berstatus domestik. Ada beberapa alasan yang dapat

dikemukakan bahwa perusahaan berstatus asing memberikan pengungkapan lebih

luas dibanding perusahaan berstatus domestik. Pertama, perusahaan berstatus

penanam modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dari perusahaan

induknya. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin mempunyai sistem informasi

manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan

kebutuhan informasi perusahaan induknya. Ketiga, kemungkinan juga terdapat

permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berstatus penanam modal

asing dari investor, analisis dan masyarakat pada umumnya.

       Hipotesis   kedelapan    menyatakan     bahwa    operating   profit   margin

berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan

More Related Content

What's hot

Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiEkal Kurniawan
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian auditFaras Tika
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullshandyaa
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...yufendriansyah auriga
 
Pengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranPengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranDina Nurmariyani
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasireidjen raden
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Sophia Ririn
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualFair Nurfachrizi
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 

What's hot (20)

Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 8 teori akuntansi suwardjono
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Model Indeks Tunggal
Model Indeks TunggalModel Indeks Tunggal
Model Indeks Tunggal
 
Pengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori AkuntansiPengenalan teori Akuntansi
Pengenalan teori Akuntansi
 
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
 
Akuntansi sewa full
Akuntansi sewa fullAkuntansi sewa full
Akuntansi sewa full
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
review PSAK 57 Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijensi, dan Aktiva Kontije...
 
Pengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaranPengauditan siklus pengeluaran
Pengauditan siklus pengeluaran
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3Tugas auditing no.3
Tugas auditing no.3
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 

Viewers also liked

Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Bab xiii pengungkapan lap keuangan
Bab xiii   pengungkapan lap keuanganBab xiii   pengungkapan lap keuangan
Bab xiii pengungkapan lap keuanganAbi Bie
 
Makalah sistem pelaporan keuangan
Makalah sistem pelaporan keuanganMakalah sistem pelaporan keuangan
Makalah sistem pelaporan keuanganpondokcabe2014
 
Tugas kelompok power point psak 5
Tugas kelompok power point psak 5Tugas kelompok power point psak 5
Tugas kelompok power point psak 5Diah Fitri
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganIma Rosmiati
 
Self disclosure
Self disclosureSelf disclosure
Self disclosureRatih Aini
 
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasi
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasiMakalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasi
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasiSri Apriyanti Husain
 
Tugas 1 individu Akuntansi Internasional
Tugas 1 individu Akuntansi InternasionalTugas 1 individu Akuntansi Internasional
Tugas 1 individu Akuntansi Internasionalarahayu93
 
Pelaporan dan pengungkapan
Pelaporan dan pengungkapanPelaporan dan pengungkapan
Pelaporan dan pengungkapancopharsky
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it auditMulyadi Yusuf
 
Tugas pengauditan 2 bab. 17
Tugas pengauditan 2 bab. 17Tugas pengauditan 2 bab. 17
Tugas pengauditan 2 bab. 17Bjn Supremacy
 
Bab 15 pengungkapan informasi keuangan
Bab 15 pengungkapan informasi keuanganBab 15 pengungkapan informasi keuangan
Bab 15 pengungkapan informasi keuanganninskiii
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiAfdan Rojabi
 
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi AkuntansiMakalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi Akuntansiagarirs
 
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFERBAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFEREmilia Wati
 

Viewers also liked (20)

Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Bab xiii pengungkapan lap keuangan
Bab xiii   pengungkapan lap keuanganBab xiii   pengungkapan lap keuangan
Bab xiii pengungkapan lap keuangan
 
Makalah sistem pelaporan keuangan
Makalah sistem pelaporan keuanganMakalah sistem pelaporan keuangan
Makalah sistem pelaporan keuangan
 
Ppt kelompok
Ppt kelompokPpt kelompok
Ppt kelompok
 
Tugas kelompok power point psak 5
Tugas kelompok power point psak 5Tugas kelompok power point psak 5
Tugas kelompok power point psak 5
 
Psak 5-segmen-operasi-
Psak 5-segmen-operasi-Psak 5-segmen-operasi-
Psak 5-segmen-operasi-
 
Akuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuanganAkuntansi dan-laporan-keuangan
Akuntansi dan-laporan-keuangan
 
Self disclosure
Self disclosureSelf disclosure
Self disclosure
 
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasi
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasiMakalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasi
Makalah pelaporan keberlanjutan dan pelaporan terintegrasi
 
Tugas 1 individu Akuntansi Internasional
Tugas 1 individu Akuntansi InternasionalTugas 1 individu Akuntansi Internasional
Tugas 1 individu Akuntansi Internasional
 
Pelaporan dan pengungkapan
Pelaporan dan pengungkapanPelaporan dan pengungkapan
Pelaporan dan pengungkapan
 
10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit10. kertas kerja it audit
10. kertas kerja it audit
 
Auditing bab 3
Auditing bab 3Auditing bab 3
Auditing bab 3
 
Tugas pengauditan 2 bab. 17
Tugas pengauditan 2 bab. 17Tugas pengauditan 2 bab. 17
Tugas pengauditan 2 bab. 17
 
Pelaporan audit (1)
Pelaporan audit (1)Pelaporan audit (1)
Pelaporan audit (1)
 
Bab 15 pengungkapan informasi keuangan
Bab 15 pengungkapan informasi keuanganBab 15 pengungkapan informasi keuangan
Bab 15 pengungkapan informasi keuangan
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi AkuntansiMakalah Sistem Informasi Akuntansi
Makalah Sistem Informasi Akuntansi
 
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFERBAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
BAB 10 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INFORMASI DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER
 
Audit - Internal Control
Audit - Internal ControlAudit - Internal Control
Audit - Internal Control
 

Similar to Pengungkapan laporan keuangan

Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.radikalzen
 
1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdfMayangAM1
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...Uofa_Unsada
 
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki JakartaPengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakartajanstenly
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...Uofa_Unsada
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisien
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisienPengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisien
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisienSherly Salim
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentArie Purwanto
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGUofa_Unsada
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...Uofa_Unsada
 
Psikotropika By Childern
Psikotropika By ChildernPsikotropika By Childern
Psikotropika By Childernpauwabega
 

Similar to Pengungkapan laporan keuangan (20)

Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.Skripsi%20 andi%20jayanti.
Skripsi%20 andi%20jayanti.
 
1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf1 Cover dll.pdf
1 Cover dll.pdf
 
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
EFISIENSI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BERDASARKAN SISTEM ACTIVITY BASED CO...
 
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki JakartaPengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
Pengaruh R Egormasi Pajak Thd Penerimaan Daerah Dki Jakarta
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
File 1
File 1File 1
File 1
 
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisien
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisienPengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisien
Pengaruh adopsi ifrs terhadap earning responce koefisien
 
Tesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-GovernmentTesis Model Efektivitas e-Government
Tesis Model Efektivitas e-Government
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANGANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG
 
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PERPAJAKAN, DAN PEMAHAMAN PERPAJAKAN T...
 
Psikotropika By Childern
Psikotropika By ChildernPsikotropika By Childern
Psikotropika By Childern
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kukFaktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
 

Pengungkapan laporan keuangan

  • 1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Oleh : Nama : Bambang Irawan No. Mahasiswa : 00312367 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006
  • 2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Sarjana Strata-1 jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII Oleh : Nama : Bambang Irawan No. Mahasiswa : 00312367 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 ii
  • 3. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ” Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku. ” Yogyakarta, 23 Januari 2006 Penyusun, ( Bambang Irawan) iii
  • 4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA Hasil Penelitian diajukan oleh Nama : Bambang Irawan Nomor Mahasiswa : 00312367 Jurusan : Akuntansi Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Pada tanggal Dosen Pembimbing, (Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak) iv
  • 5. BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI BERJUDUL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA Disusun Oleh : BAMBANG IRAWAN Nomor Mahasiswa : 00312367 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal : 23 Januari 2006 Pembimbing Skripsi/Penguji : Drs. Arief Bacthiar, MSA, Ak ............................ Penguji : Drs. Yunan Najamudin, MBA ............................ Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Suwarsono, MA v
  • 6. HALAMAN MOTTO Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “berlapang- lapanglah dalam majelis” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan “berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Mujaadilah : 11) vi
  • 7. HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan kepada bapak ,ibu dan adikku tercinta. Terima kasih atas dorongan, doa serta bantuannya baik moril maupun spiritual. vii
  • 8. KATA PENGANTAR Assalamu.alikum Wr. Wb. Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufkatur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendorong bagi kelancaran penulisan skripsi. Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Bapak Drs. Muhammad Suwarsono, MA selaku dekan FE UII. 2. Bapak Drs. Arief Bachtiar, MSA, Ak selaku dosen pembimbing skripsi yang banyak membantu memberikan koreksi dan masukan dengan penuh kesabaran kepada penulis selama penyusunan skripsi. 3. Keluargaku (bapak, ibu dan adik) terima kasih atas segala dukungan dan dorongannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 4. Mas Adi, Ucoq, Andi, Rossi, Hendro dan teman-teman sekalian terima kasih atas segala bantuannya. viii
  • 9. 5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap bahwa hasil-hasil penelitian yang telah disusun dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan dan semoga berguna bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa slripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Yogyakrta, ...................................2006 Penyusun (Bambang Irawan) ix
  • 10. DAFTAR ISI Hal Halaman Judul ............................................................................................... ii Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ....................................................... iii Halaman Pengesahan ..................................................................................... iv Halaman Berita Ujian ..................................................................................... v Halaman Motto .............................................................................................. vi Halaman Persembahan ................................................................................... vii Kata Pengantar ............................................................................................... viii Daftar Isi ........................................................................................................ x Daftar Tabel ................................................................................................... xiii Daftar Lampiran ............................................................................................. xiv Abstraksi ........................................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 5 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 5 1.4. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8 2.1. Pengertian ............................................................................................... 8 2.2. Luas Pengungkapan ................................................................................ 11 x
  • 11. 2.3. Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan .............................................. 16 2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan laporan keuangan ..................................... 20 2.5. Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 24 2.6. Formulasi Hipotesis ............................................................................... 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 29 3.1. Perusahaan Sampel ................................................................................ 29 3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................... 31 3.3. Definisi dan Variabel Penelitian ............................................................ 32 3.4. Teknik Analisis Data ............................................................................. 34 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 38 4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38 4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi .......................................................... 40 4.2.1. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 40 4.2.2. Uji Multikolinearitas ................................................................. 42 4.2.3. Uji Autokorelasi ........................................................................ 43 4.3. Signifikansi Model ................................................................................ 44 4.4. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 45 4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) ........................................... 47 4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) .............................................. 47 4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) .............................................. 47 4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4) .......................................... 47 xi
  • 12. 4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) ............................................. 48 4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6) ........................................... 48 4.4.7. Pengujian Hipotesis Ketujuh (Ha7) ............................................ 48 4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8) ........................................ 49 4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9) ...................................... 49 4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10) .................................... 49 4.5. Pembahasan ........................................................................................... 50 4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 50 4.5.2. Implikasi Penelitian ................................................................... 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 59 5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 59 5.2. Keterbatasan dan Saran Penelitian ......................................................... 60 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62 xii
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel Hal 3.1 Daftar Perusahaan Sampel .................................................................... 30 4.1 Daftar Indeks Pengungkapan ................................................................ 39 4.2 Tabel Uji Auto Korelasi ........................................................................ 43 4.3 Inkhtisar Analisis Data .......................................................................... 50 xiii
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Hal 1. Daftar item-item yang digunakan sebagai alat ukur Pengungkapan laporan keuangan tahunan ......................................... 64 2. Data observasi 179 Perusahaan .......................................................... 71 3. Hasil Analisis SPSS ............................................................................ 77 xiv
  • 15. ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2004. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear- berganda dan t-test. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi leverage, likuiditas profitabilitas (ROA), porsi kepemilikan saham publik, umur perusahaan, ukuran perusahaan, status perusahaan, operating profit margin, net profit margin, dan return on equity diprediksikan memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel ukuran perusahaan, porsi kepemilikan saham publik, status perusahaan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan, sedangkan umur perusahaan secara negatif berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Variabel lainnya seperti leverage, likuiditas, profitabilitas, operating profit margin, net profit margin, dan return on equity tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. xv
  • 16.
  • 17. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat lebih bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya, sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang semakin berubah. Untuk mengikuti perkembangan bisnis yang semakin komplek, diperlukan keseimbangan informasi yang sesuai dan memadai. Menurut FASB di dalam SFAC No. 5 (1984, paragraf 13) dikatakan sesuai bila seperangkat laporan keuangan selama suatu periode harus menunjukkan financial position at the end of the period, earning for the period, comprehensive income for the period, cash flow during the period, investment by end distributions to owners during the period. Sedangkan memadai menunjukkan bahwa secara individual laporan keuangan akan mencakup balace sheet atau statements of financial position, income statement, statement of retain earnings, statement of change in financial position (statement of sources and application of funds) (SFAC No. 1. 1978, paragraf 6). Karena itu pihak perusahaan harus bisa menentukan sistem dan prosedur akuntansi bisnisnya yang semakin berkembang dengan mempertimbangkan kepentingan “stakeholder”.
  • 18. 2 Profesi akuntansi sebagai penyedia informasi bisnis tidak dapat melepaskan diri dari perkembangan perekonomian ini. Semakin besar suatu usaha bisnis, semakin dirasakan perlunya informasi akuntansi, baik untuk pertanggung jawaban maupun untuk dasar pengambilan keputusan ekonomi. Dalam hubungannya dengan pengujian informasi keuangan untuk pihak luar, profesi akuntansi perlu mengatur cara-cara pengujian informasi keuangan suatu badan usahan dan memberi jasa audit untuk menentukan kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh manajemen. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, tujuan pelaporan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor, calon investor, kreditur, calon kreditur dan para pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan lainnya secara rasional. Menurut Susanto (1992) dalam Subroto (2003), informasi yang terkandung dalam laporan keuangan sangat penting sebagai dasar untuk mengalokasikan dana-dana investasi secara efisien dan produktif. Daarough (1993) dalam Subroto (2003) menunjukkan arti pentingnya informasi laporan keuangan dengan menyatakan bahwa, perusahaan- perusahaan memberikan laporan keuangan kepada berbagai stakeholder, dengan tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu agar berguna dalam pengambilan keputusan investasi, monitoring, penghargaan kinerja dan pembuatan kontrak-kontrak. Susanto (1992) dalam Subroto (2003) menyatakan bahwa kualitas keputusan investasi dipengaruhi oleh kualitas pengungkapan perusahaan yang diberikan melalui laporan tahunan. Agar informasi yang disajikan
  • 19. 3 dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interprestasi, maka penyajian laporan keuangan harus disertai dengan pengungkapan yang cukup (adequate disclosure). Selanjutnya, informasi-informasi apa sajakah yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan masih menjadi perdebatan di kalangan ahli akuntansi, karena pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan sangat bervariasi dan masing-masing mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda. Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dalam dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Secara umum, laporan keuangan menggambarkan pengaruh dari kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. Agar laporan keuangan yang sudah diperiksa oleh akuntan publik dapat menjadi dasar yang berguna bagi pengambilan keputusan, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan membuat kriteria perlunya disclosure (pengungkapan) tertentu yang dapat mencakup semua perusahaan publik (Baridwan, 1992: 1-6) dalam Subiyantoro (1996). Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pasar modal dan juga sebagai sarana pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya
  • 20. 4 yang dipercayakan kepadanya. Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan informasi guna pengambilan keputusan, informasi diungkapkan pada dasarnya diarahkan kepada para pemegang saham, para investor lainnya dan kreditur. Tetapi para karyawan, instansi pemerintah dan masyarakat luas juga merupakan penerima laporan tahunan dan bentuk pengungkapan lainnya. Keputusan yang dibuat oleh para investor pada dasarnya merupakan keputusan beli-jual-simpan dan keputusan para kreditur pada dasarnya berkaitan dengan pemberian kredit untuk perusahaan. Tujuan penyajian informasi kepada karyawan, pelanggan dan masyarakat luas belum diformulasikan dengan baik, tetapi pada dasarnya diasumsikan bahwa informasi yang bermanfaat bagi para investor dan kreditur juga bermanfaat bagi pihak lainnya. Dalam mekanisme pasar modal, pengungkapan badan usaha merupakan suatu cara untuk menyalurkan pertanggung jawaban perusahaan kepada para investor untuk memudahkan alokasi sumber daya. Hal ini menunjukkan bahwa laporan tahunan merupakan media yang penting untuk menyapaikan corporate disclosure (pengungkapan pada laporan tahunan) oleh manajemen suatu badan usaha dan merupakan sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan investasi oleh para investor. Penelitian ini merupakan replikasi dari jurnal penelitian Binsar H. Simanjutak dan Lusy Widiastuti (2004) dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
  • 21. 5 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.” 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit margin, status perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan”. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji ulang pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit margin, status perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian adalah : 1. Untuk menguji ulang penelitian sebelumnya berkenaan dengan ada tidaknya pengaruh antara leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin, net profit margin, status perusahaan dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
  • 22. 6 2. Memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. 3. Memberi kesempatan kepada para peneliti berikutnya untuk menyempurnakan dan memperluas penelitian. 1.4 Sistematika Pembahasan Pembahasan dalam bab ini terdiri dari 5 bab, dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan pustaka yang digunakan untuk membahas masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Mencakup teori-teori dan konsep yang relevan dan mendukung analisis pemecahan masalah dalam penelitian ini. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang variabel yang dipakai dalam penelitian, pemilihan sampel, data yang diperlukan, sumber pengumpulan data, metode analisis, pengolahan data dan pengujian hipotesis. Bab ini akan merupakan landasan dalam menganalisis data.
  • 23. 7 BAB IV : ANALISIS DATA Bab ini akan membahas deskripsi penelitian berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian, serta pengujian dan analisis hipotesis. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjelaskan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan dan saran-saran yang mungkin dapat diajukan dan dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.
  • 24. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hendriksen (2002) mengemukakan bahwa pengungkapan dalam pengertian terluas hanya berarti penyampaian (release) informasi. Para akuntan cenderung menggunakan kata ini dalam pengertian yang agak lebih terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Pengungkapan dalam pengertian tersempitnya mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan laporan pelengkap. Dalam artian luas, pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya seperti : catatan kaki, peristiwa sesudah tanggal laporan, analisis manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi dan laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain di luar historical cost. Wolk (1991) dalam Bambang Subroto (2003) mengemukakan bahwa pengungkapan merupakan informasi yang ada di dalam laporan keuangan maupun komunikasi pelengkap yang mencakup catatan kaki, peristiwa setelah pelaporan, analisis manajemen tentang operasi yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi, dan laporan keuangan tambahan. Laporan keuangan dan komunikasi
  • 25. 9 pelengkap tersebut disebut sebagai pelaporan keuangan (financial reporting). Pengungkapan dalam laporan keuangan diperlukan oleh para investor dan pemakai informasi lainnya sebagai sarana untuk pengambilan keputusan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Statement of Financial Accounting Concept # 5 (SFAC) bahwa kebutuhan untuk pengambilan keputusan bagi investor, kreditur dan pemakai informasi lain, meliputi seluruh informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, informasi pelengkap, media pelaporan keuangan lain dan informasi lain. Pengungkapan informasi oleh perusahaan bermanfaat untuk beberapa kepentingan. Elliot dan Jacobson (1994) dalam Bambang Subroto (2003), menunjukkan manfaat pengungkapan informasi oleh perusahaan-perusahaan pencari laba (profit making enterprises) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu, kepentingan perusahaan, kepentingan investor bukan pemilik, dan kepentingan nasional. Manfaat utama pengungkapan informasi bagi perusahaan adalah dapat diperolehnya biaya modal yang lebih rendah. Biaya modal yang lebih rendah tersebut diperoleh oleh perusahaan berkaitan dengan berkurangnya risiko informasi bagi investor dan kreditur. Pengungkapan memberikan jaminan bahwa laporan keuangan menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga risiko kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan pada laporan keuangan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian, investor dan kreditur bersedia membeli sekuritas dengan harga
  • 26. 10 tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan menjadi rendah. Manfaat pengungkapan bagi kepentingan investor adalah berkurangnya risiko informasi. Berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor akan mengurangi kesalahan pembuatan keputusan investasi. Dengan demikian, investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap, akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan harganya akan naik. Kenaikkan harga saham ini pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran investor. Pengungkapan dapat memberikan manfaat bagi kepentingan nasional. Manfaat dapat diperoleh sebagai akibat dari adanya biaya modal perusahaan yang rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat, kesempatan kerja menjadi lebih luas, dan pada akhirnya standar kehidupan akan meningkat pula. Sebagai akibat berkurangnya resiko informasi yang dihadapi investor, pasar modal menjadi lebih likuid. Likuiditas pasar modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional, karena dapat membantu alokasi modal secara efektif (Bambang Subroto, 2003).
  • 27. 11 2.2 Luas Pengungkapan Imhoff (1992) dalam Binsar dan Lusy (2004) menyatakan kualitas tampak sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (abigous) banyak penelitian yang menggunakan indeks of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Dengan kata lain imhof mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan. Berapa banyak informasi tersebut harus diungkapkan tidak hanya bergantung pada keahlian pembaca, akan tetapi juga pada standar yang dibutuhkan (Hendriksen, 2002). Ada tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, yaitu : 1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterprestasikan dengan benar oleh investor. 2. Fair disclosure (pengungkapan wajar) Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial.
  • 28. 12 3. Full disclosure (pengungkapan penuh) Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian infornasi yang diungkapkan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak baik (Ainun dan Fuad, 2000) dalam Binsar dan Lusy (2004). Bagi beberapa pihak pengungkapan secara penuh diartikan sebagai penyajian informasi yang berlebihan dan karena itu tidak bisa disebut layak. Terlalu banyak informasi akan membahayakan, karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru mengaburkan informasi yang signifikan membuat laporan sulit ditafsirkan. (Hendriksen, 2002). Dampak negatif lainnya adalah kompetisi yang dinamis dalam pasar produk. Healy dan Palepu (1993) dalam Subroto (2003) mengemukakan tersebarnya informasi penting yang berkaitan dengan strategi bisnis dan rencana perusahaan merugikan posisi kompetitif perusahaan sendiri. Scott (1997:92) dalam Subroto (2003) menunjukkan dua manfaat pengungkapan penuh (full disclosure) yang dapat dicapai secara simultan. Pertama, pengungkapan memungkinkan investor membuat keputusan investasi lebih baik, dan kedua, pengungkapan meningkatkan kemampuan pasar modal untuk investasi langsung yang paling produktif. Pengungkapan tidak saja penting pada masa sekarang, tetapi akan menjadi semakin penting pada masa mendatang.
  • 29. 13 Informasi yang diungkap dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure), pengungkapan wajib merupakan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Peraturan mengenai pengungkapan informasi dalam laporan tahunan di Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu melalui keputusan ketua Bapepam No. Kep-17/PM/1995 yang selanjutnya diubah melalui keputusan ketua Bapepam No. Kep-38/PM/1996 kemudian diubah dengan keputusan ketua Bapepam No. Kep-06/PM/2000. Peraturan yang lama hanya berlaku bagi perusahaan kecil, sedangkan peraturan yang baru berlaku bagi semua perusahaan yang telah melakukan penawaran umum dan perusahaan publik. Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan melebihi yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pengmabilan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek, Roberts dan Gray, 1995) dalam Suripto (1998). Menurut peraturan mengenai laporan tahunan yang berlaku di Indonesia, pengungkapan sukarela semacam itu dimungkinkan. Perusahaan mempunyai kepentingan untuk memberikan informasi yang memadai. Perusahaan bersaing antara satu dengan yang lain di pasar modal dalam jenis sekuritas, termin dan imbal hasil (return) yang ditawarkan. Sementara itu terdapat ketidakpastian kualitas perusahaan dan sekuritasnya. Investor membutuhkan informasi untuk menilai waktu dan ketidakpastian aliran kas sekarang dan di masa
  • 30. 14 datang sehingga dapat menilai perusahaan dan mengambil keputusan. Perusahaan memenuhi kebutuhan tersebut sebagian melalui pemberian informasi secara sukarela. Pertimbangan manajemen untuk mengungkap informasi secara dipengaruhi oleh faktor biaya dan manfaat. Manajemen akan mengungkap informasi secara sukarela bila membuat yang diperoleh dari pelaporan informasi tersebut lebih besar dari biayanya. Manfaat terutama yang diperoleh perusahaan dari pengungkapan secara sukarela informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan adalah biaya modal yang rendah (Elliot dan Jacobson, 1994) dalam Subroto (2003). Manfaat tersebut diperoleh karena pengungkapan informasi oleh perusahaan akan membantu investor dan kreditor memahami risiko investasi. Informasi yang tidak cukup dan tidak lengkap akan tercermin dalam biaya modal sebagai premium di atas risk-free rate of return ditambah economic risk premium. Biaya pengungkapan informasi oleh perusahaan dapat digolongkan kedalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya pengungkapan langsung adalah biaya-biaya yang dikelurkan oleh perusahaan untuk mengembangkan dan menyajikan informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengumpulan, biaya pemrosesan, biaya pengauditan (bila diperlukan) dan biaya penyebaran informasi. Biaya pengungkapan tidak langsung adalah biaya-biaya yang timbul akibat diungkapkannya dan/atau tidak diungkapkannya informasi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya litigasi dan propretiary cost (biaya competitive disadvantage dan biaya politik). Biaya litigasi timbul karena pengungkapan informasi yang tidak
  • 31. 15 mencukupi atau pengungkapan informasi yuang menyesatkan. Kerugian perusahaan karena informasi tersebut digunakan oleh pesaing untuk memperkuat daya saing mereka. Biaya politik terjadi bila praktik pengungkapan perusahaan memicu regulasi oleh politik. Besarnya biaya dan manfaat pengungkapan pengungkapan informasi tertentu berbeda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Biaya langsung pengungkapan informasi bagi perusahaan yang besar akan lebih rendah karena terdapatnya unsur biaya tetap. Kerugian persaingan yang diakibatkan oleh pengungkapan informasi riset dan pengembangan lebih besar untuk perusahaan yang bergerak dalam industri bahan kimia dibanding perusahaan dalam industri yang lain. Oleh karena itu, trade-off biaya dan manfaat pengungkapan informasi secara sukarela kemungkinan dipengaruhi oleh karakteristik tertentu perusahaan dan hal tersebut akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan tahunan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain . Investor sering kali mencari sumber informasi selain laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhannya. Semakin banyak informasi yang diungkapkan maka laporan keuangan semakin informatif dan penyajian informasi yang semakin tinggi. Oleh karena itu manajemen perlu memperimbangkan cost and benefit dalam menyajikan pengungkapan di dalam laporan keuangan atau laporan tahunan.
  • 32. 16 2.3 Pengungkapan Dalam Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu proses pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu investor publik diluar lingkup menejemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan. Dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. Konsep teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara prinsipal dan agen (Anthony dan Govindarajan,1995:569). Prinsipal (seseorang atau lebih) mempekerjakan orang yakni untuk melakukan pekerjaan. Dengan kontraktersebut, prinsipal mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Menurut Herianto dan Sudomo (1998:240) teori keagenan membahas hubungan antara manajemen dengan pemegang saham, di mana yang dimaksud dengan prinsipal adalah pemegang saham dan agent adalah manajemen pengelola perusahaan. Prinsipal menyediakan fasilitas dan dan untuk menjalankan perusahaan, di lain pihak manajemen mempunyai kewajiban untuk mengelola apa yang diamanahkan pemegang saham kepadanya. Agen diwajibkan memberikan laporan periodik pada prinsipal tentang usaha yang dijalankannya. Prinsipal akan menilai kinerja agennya melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya. Oleh karena itu, laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemiliknya.
  • 33. 17 Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan secara garis besar dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu pemakai langsung (direct user) dan pemakai tidak langsung (indirect user). Kelompok pertama (pemakai langsung) meliputi antara lain : pemilik, manajer, kreditur, pemasok, pelanggan dan karyawan. sedangkan kelompok yang kedua mencakup analis sekuritas, penasihat investasi, pengacara dan asosiasi perdagangan. Meskipun kepentingan masing-masing kelompok pemakai laporan keuangan ini tidak sama, tetapi laporan keuangan tidak boleh menyimpang dari aturan yang menghendaki bahwa ia merupakan sumber informasi keuangan yang bersifat umum. Di Indonesia hal ini telah didukung oleh suatu ketentuan yang disebut dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat umum, sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi informasi setiap pemakai laporan keuangan. Menurut pandangan tradisional, pengungkapan yang disajikan harus memenuhi kriteria relevan sesuai dengan tujuan kualitatif pelaporan keuangan (Subiyantoro, 1996). Hal ini akan menimbulkan kesulitan karena suatu informasi relevan untuk suatu tujuan mungkin tidak relevan untuk tujuan yang lain, sedangkan elemen-elemen pengungkapan mencakup : a. Laporan laba-rugi. b. Laporan perubahan posisi keuangan. c. Laporan sumber dan penggunaan dana. d. Catatan atas laporan keuangan.
  • 34. 18 e. Laporan audit. Jadi secara garis besar penempatan pengungkapan mengikuti pedoman berikut: 1. Laporan keuangan Terdiri dari tiga laporan utama yaitu : neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. Pengungkapan dalam laporan keuangan bisa dalam bentuk laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan termasuk rincian dan tabel-tabel untuk menjelaskan angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang disajikan secara komparatif dalam periode yang lalu. 2. Catatan kaki. Ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan, sehingga dalam catatan kaki sering disajikan catatan-catatan yang berhubungan dengan item-item neraca dan laporan laba-rugi. 3. Data statistik. Data-data ini disusun dan diolah dari angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan sering kali disajikan secara terpisah di dalam laporan tambahan. 4. Laporan auditor. Laporan ini merupakan media yang paling sesuai untuk mengungkap penyimpangan dan akibat penyimpangan penerapan prinsip akuntansi dan
  • 35. 19 akibatnya, perbedaan pendapat antara auditor dan manajemen perusahaan yang diaudit. Pengungkapan informatif yang memadai yang disajikan oleh suatu perusahaan tidak sama dengan perusahaan lain. Memadai berarti tidak berlebihan namun juga tidak kurang sehingga tidak menyesatkan orang yang membacanya. Dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 disebutkan bahwa manajemen wajib mengungkapkan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam manajemen laporan keuangannya. Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan akuntansi pilihan sebagai bagian informasi yang dibutuhkan untuk membuat penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas kebijakan akuntansi pilihan yang penting dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam pengungkapan terdapat data yang kuatitatif dan kriteria data yang material dan relevan bagi investor dan kreditor, maka harus ditekankan pada informasi keuangan atau data lain yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan. Tetapi dalam pembuatan perbandingan dari waktu ke waktu dan diantara perusahaan yang berbeda-beda, para investor tidak dapat berasumsi bahwa semua data kuantitatif yang dilaporkan memiliki profitabilitas kecermatan yang sama. Selain data kuantitatif yang disajikan dalam laporan keuangan, ada gunanya menyajikan rincian yang lebih luas mengenai data kualitatif seperti segmen badan
  • 36. 20 usaha yang menyajikan diversifikasi produk atau geografis dari pertumbuhan normal atau merger dalam perkembangan perusahaan. Bagi data nonkuantitatif yang relevan dan bermanfaat untuk diungkapkan hanya jika informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dan menambah nilai informasi secara keseluruhan dan bukan menguranginya dengan adanya keterangan yang terlalu terinci dan sulit dianalisis. 2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, pengungkapan ini melibatkan keseluruhan proses pelaporan. Tetapi terdapat beberapa metode yang berbeda-beda untuk pengungkapan ini, pemilihan metode yang terbaik dari pengungkapan ini pada setiap kasus tergantung pada sifat informasi yang bersangkutan dan kepentingan relatifnya. Metode yang biasa dari pengungkapan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : bentuk dan susunan laporan yang formal, terminologi dan penyajian yang terinci, informasi selipan, catatan kaki, ikhtisar tambahan dan skedul, komentar sertifikat auditor, dan pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris. Selain itu terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah
  • 37. 21 leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur perusahaan, operating profit margin dan return on equity. Leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva. Perusahaan dengan leverage yang tinggi menanggung biaya pengawasan yang tinggi. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan emebutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Likuiditas tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan current ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi. Tingkat Profitabilitas, rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manejemen.
  • 38. 22 Saham Publik, adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin luas. Ukuran Perusahaan yang dinyatakan dengan market capitalized diharapkan berhubungan positif dengan luasnya tingkat pengungkapan. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau biaya competitive disadvantage yang lebih rendah pula. Umur Perusahaan, umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan. Status Perusahaan, Susanto (1992) dalam Suripto (1998) menyatakan bahwa terdapat beberapa alasan yang dapat dikemukakan untuk kemungkinan perusahaan yang berstatus asing memberikan pengungkapan yang lebih luas dibanding
  • 39. 23 perusahaan domestik. Pertama, perusahaan dengan penanam modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan induknya di luar negeri. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin emepunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya. Terakhir, kemungkinan juga terdapat permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berstatus asing dari pelanggan, pemasok, analisis dan masyarakat pada umumnya (Suripto, 1998). Operating Profit Margin (OPM), adalah informasi laba di dalam laporan laba-rugi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada publik tentang kegiatan utama perusahaan. Informasi ini dianggap penting untuk diungkapkan kepada pengguna laporan keuangan adalah sebagai dasar untuk membandingkan kegiatan utama perusahaan dengan perusahaan lain dalam industry yang sama. Perusahaan dengan laba positif cenderung untuk mengungkapkan informasi secara luas dan sebaliknya. Net Profit Margin (NPM), salah satu fungsi laba bersih adalah untuk meramalkan penghasilan jangka panjang, mengevaluasi resiko investasi. Informasi ini dianggap penting untuk diungkapkan kepada publik sebagai dasar untuk meramalkan kinerja masa yang akan datang, menraik investor, serta untuk mengukur harga saham di pasar modal. Harga saham tersebut adalah informasi yang penting yang dibutuhkan oleh investor sebagai dasar penilaian atas perusahaan. Dimana
  • 40. 24 perusahaan yang ingin mensejahterakan investor cenderung akan mengungkapan informasi net profit margin secara luas dalam laporan keuangan. Return on Equity (ROE), rasio ini menunjukkan “earning power” dari investasi nilai buku para pemegang saham dan frekuensi penggunaan dalam membandingkan dengan beberapa perusahaan dalam industri yang sejenis. ROE yang tinggi menunjukkan penerimaan perusahaan akan kesempatan investasi yang sangat baik dan manajemen biaya yang sangat efektif. Apabila perusahaan telah memilih untuk melaksanakan tingkat utang yang tinggi dari standar industri, maka ROE yang tinggi merupakan hasil dari asumsi yang berlebihan dari risiko finansial (Sabardi, 1993). 2.5 Penelitian Sebelumnya Wallace et al. (1994) dalam Marwata (2001) meneliti perbedaan tingkat kelengkapan ungkapan perusahaan dalam laporan tahunan mencerminkan karakteristik perusahaan di Spanyol. Dengan analisis regresi linier berganda, diperoleh hasil bahwa indeks kelengkapan ungkapan secara signifikan positif dengan besar perusahaan (yang diukur dengan aktiva atau penjualan) dan status pendaftaran. Likuiditas secara signifikan berhubungan negatif dengan indeks kelengkapan ungkapan. Subiyantoro (1996) melakukan penelitian yang sama dengan yang dilakukan oleh Wallace, Naser and Mora (1994) untuk kasus di Indonesia. Peneliti menguji karakteristik perusahaan yang mungkin menjelaskan kelengkapan pengungkapan
  • 41. 25 keuangan dalam laporan tahunan terhadap sampel yang terdiri dari 64 perusahaan Indonesia yang terdaftar di BEJ. Kelengkapan diukur dengan indek yang menujukkan tingkat kerincian pengungkapan terhadap 18 item informasi wajib dalam laporan tahunan perusahaan. Analisis regresi digunakan untuk menentukan karakteristik perusahaan yang menjelaskan variasi indek pengungkapan wajib dalam laporan tahunan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa firm size, leverage dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap indek kelengkapan pengungkapan. Suripto (1998) dalam Fitriani (2001) menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan, dengan menggunakan 68 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1995 sebagai sampel penelitian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa luas ungkapan sekarela dalam laporan tahunan masih rendah namun variasinya bersifat sistematik. Variabel besar perusahaan dan rencana penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya atau tidak secara statistik signifikan mempengaruhi luas ungkapan sukarela perusahaan dalam laporan tahunan. Ainun dan Fuad (2000) melakukan penelitian tentang analisis hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe kepemilikan perusahaan. Dengan mengambil sampel sebanyak 32 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, di mana periode penelitiannya adalah laporan keuangan tahun 1996. dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa leverage keuangan memiliki hubungan yang signifikan positf terhadap indeks kelengkapan
  • 42. 26 pengungkapan. Di sisi lain tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara prosentase kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan. Fitriani (2001) melakukan penelitian tentang signifikansi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 102 perusahaan dengan periode penelitian pada laporan keuangan tahun 1999. dari penelitian disimpulkan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib adalah ukuran perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin dan Kantor Akuntan Publik. Faktor yang mempengaruhi indeks pengungkapan sukarela adalah variabel seperti pengungkapan wajib, kecuali jenis perusahaan, sedang tingkat leverage dan likuiditas tidak mempengaruhi pengungkapan wajib dan sukarela. Marwata (2001) melakukan penelitian terhadap karakteristik perusahaan dengan tingkat kelengkapan ungkapan sukarela pada laporan keuangan. Dengan besarnya sampel sebanyak 132 perusahaan dengan periode penelitian laporan keuangan tahun 1995. Hasil uji signifikansi masing-masing variabel individual menunjukkan bahwa besar perusahaan dan penerbitan sekuritas pada tahun berikutnya berkaitan positif secara statistik signifikan dengan kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Penelitian ini tidak menemukan kaitan secara statistik signifikan antara kualitas ungkapan laporan keuangan dan variabel-variabel ungkitan, likuiditas, basis perusahaan, umur perusahaan di bursa dan struktur kepemilikan perusahaan.
  • 43. 27 Nugraheni,dkk. (2000) menganilisis faktor-faktor fundamental perusahaan terhadap kelengkapan laporan keuangan. Dengan sampel sebanyak 76 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Dengan menggunakan variabel independen seperti tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat profitabilitas dan common stock ratio. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bukti empiris bahwa secara parsial dan secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan antar faktor-faktor fundamental perusahaan terhadap tingkat pengungkapan perusahaan. Subroto (2003) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan kepada ketentuan pengungkapan wajib oleh perusahaan- perusahaan publik dan implikasinya terhadap kepercayaan para investor di pasar modal. Dalam penelitian ini dilakukan penelitian variabel-variabel seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), kepercayaan investor, indeks pengungkapan wajib. Berdasarkan penelitan ini menghasilkan kesimpulan bahwa variabel kualitas Kantor Akuntan Publik (KAP), ukruan perusahaan berpengaruh positif, sedangkan leverage, profitabilitas, kepercayaan investor dan indeks pengungkapan wajib berpengaruh negatif. 2.6 Formulasi Hipotesis Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka hipotesis alternatif dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Ha1 : Terdapat pengaruh positif antara leverage dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
  • 44. 28 Ha2 : Terdapat pengaruh positif antara likuiditas dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha3 : Terdapat pengaruh positif antara profitabilitas dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha4 : Terdapat pengaruh positif antara porsi kepemilikan saham oleh publik dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha5 : Terdapat pengaruh positif antara ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha6 : Terdapat pengaruh positif antara umur perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha7 : Terdapat pengaruh positif antara operating profit margin dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha8 : Terdapat pengaruh positif antar net profit margin dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha9 : Terdapat pengaruh positif antara return on equity dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Ha10 : Terdapat pengaruh positif antara status perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
  • 45. 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan seluruh rangkaian yang akan dilakukan dalam rangka untuk menjawab pokok masalah, maupun untuk membuktikan atau menyanggah hipotesis yang dirumuskan. Oleh karena itu pada bagian ini akan dijelaskan tentang populasi dan sampel penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel penelitianserta metode analisis data. 3.1 Perusahaan Sampel Pupolasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Adapun pemilihan samplingnya didasarkan pada purposive sampling dengan tujuan mendapat sampel yang representatif sesuai kriteria yang ditetapkan pada penelitian ini, dimana kriterianya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ untuk periode laporan keuangan tahun 2001-2004. Adapun prosedur pemilihan sampelnya adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk kategori industri manufaktur. 2. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan mempublikasikan laporan keuangan tahunannya secara rutin tahun 2001-2004.
  • 46. 30 3. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam 50 rangking terbesar dari total frekuensi perdagangan tahun 2001-2004. Dari perusahaan yang terdaftar di BEJ dari tahun 2001 sampai dengan 2004 yakni sebanyak 170 perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria penentuan sampel diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 45 perusahaan manufaktur. Berikut daftar perusahaan sampel : Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel No. Perusahaan 1 Ades Alfindo 2 Asahimas Flat Glass 3 Asiaplast Industries Tbk 4 Astra International Tbk 5 Astra Otoparts Tbk 6 Bentoel International Investama Tbk 7 Budi Acid Jaya 8 Cahaya Kalbar Tbk 9 Dankos Laboratories 10 Daya Sakti Unggul Corp. Tbk 11 Darya-Varia Laboratories Tbk 12 Dynaplast Tbk 13 Eterindo Wahanatama Tbk 14 Fajar Surya Wisesa Tbk 15 Kasogi International Tbk 16 Gudang Garam Tbk 17 Gadjah Tunggal Tbk 18 HM Sampoerna Tbk 19 Kageo Igar Jaya 20 Intikeramik Alamasri Industri 21 Indofarma Tbk 22 Indorama Syntetics 23 Indah Kiat Pulp & Paper 24 Indocement Tunggal Perkasa Tbk 25 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk
  • 47. 31 26 Kedawung Setia Industrial Tbk 27 Kalbe Farma 28 GT Kabel Indonesia Tbk 29 Komatsu Indonesia 30 Mulia Industrindo 31 Mayora Indah 32 Hanson Industri Utama Tbk 33 Apac Centertex Corporation Tbk 34 Sierad Produce Tbk 35 SMART Tbk 36 Semen Gresik (Persero) Tbk 37 Selamat Sampurna Tbk 38 Suparma Tbk 39 Sunson Textile Manufacture Tbk 40 Siantar Top Tbk 41 Suba Indah 42 Tirta Mahakam Plywood Industry 43 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 44 Tempo Scan Pacific 45 Unilever Indonesia Tbk 3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan sumber data yang berupa data sekunder yakni laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan (diaudit), harga saham penutupan perusahaan, total saham yang tercatat di BEJ dan tahun perusahaan tercatat di BEJ. Seluruh data yang dikumpulkan berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Jakarta dan Indonesian Capital Market Directory.
  • 48. 32 3.3. Definisi dan Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian diukur sebagai berikut : a. Debt to Equity Ratio Ratio ini merupakan perbandingan antara rasio total utang dengan total aktiva, yang merupakan proxy dari leverage. b. Current Ratio Ratio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar, yang merupakan proxy dari likuiditas. c. ROA Diukur dengan membagi earning after tax (EAT) dengan total aktiva, dan merupakan proxy dari profitabilitas. d. PUB Diukur dengan rasio dengan membagi antara jumlah saham yang dimiliki masyarakat dengan total saham perusahaan. e. Size Diukur dengan kapitalisasi pasar, yaitu log size, yang didapat dengan mengalikan harga saham per 31 Desember tahun 2001-2004 dengan jumlah saham yang beredar (outstanding shares) tahun 2001-2004.
  • 49. 33 f. MUR Diukur berdasarkan selisih antara tahun 2001-2004 dengan first issue di BEJ. g. OPM Diukur dengan membandingkan antara operating profit dengan net sales. h. NPM Diukur dengan membagi antara profit (loss) after tax dengan penjualan bersih, dan merupakan proxy dari profitabilitas i. ROE ROE membandingkan antara earning profit (loss) after tax dengan shareholders equity. j. Status Perusahaan Diukur berdasarkan penanam modalnya, yaitu bila perusahaan tersebut merupakan penanam modal asing (PMA) maka skor = 1 dan bila penanam modal dalam negeri (PMDN) maka skor = 0. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Variabel ini mengukur berapa banyak butir laporan keuangan yang material diungkap oleh perusahaan diukur dengan indeks disclosure. Indeks disclosure merupakan hasil pembagian antara skor disclosure yang telah diraih
  • 50. 34 dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (Subiyantoro, 1996). Butir pengungkapan laporan keuangan yang diukur meliputi yang bersifat wajib (mandatory) maupun sukarela (voluntary). Dalam melakukan perhitungan indeks, peneliti menggunakan cara yang digunakan oleh Subiyantoro (1996) di mana item–item informasi yang digunakan mencakup manadatory dan voluntary. Misal jika jumlah item yang dijadikan pedoman kelengkapan pengungkapan berjumlah 100 sedangkan yang dipenuhi perusahaan dalam laporan tahunannya sebanyak 60, maka indeksnya sebesar 60/100=0,6. jadi rumusnya adalah : Indeks = n k Keterangan : n = jumlah item pengungkapan yang dipenuhi k = jumlah semua item yang mungkin dipenuhi 3.4. Teknik Analisis Data kegiatan pengolahan data meliputi pemberian skor atas pengungkapan item- item yang ada di laporan tahunan dan menyusun data sheet. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah skor dan menentukan tingkat luasnya pengungkapan.
  • 51. 35 Analisis data menggunakan regresi berganda (multiple regression) untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi yang digunakan adalah : D = a + b1 DER + b2 CURRAT + b3 ROA + b4 PUB + b5 Size + b6 MUR + b7 OPM + b8 NPM + b9 ROE + b10 Status + e Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan SPSS. Urutan caranya adalah sebagai berikut : A. Uji Asumsi Klasik Regresi 1. Uji Autokorelasi Uji ini untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang sempurna antara residual error pada periode t dengan residual error pada periode t-1 (sebelumnya). Pendeteksiannya menggunakan Durbin Watson Test (Ghozali, 2001:61). Jika nilai Durbin Watson diantara du (Durbin Watson maksimal) dan 4-dl (Durbin Watson minimal) maka tidak terjadi autokorelasi. 2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa atau semua variable bebas dalam model regresi. Pendeteksiannya menggunakan tolerance value dan VIF
  • 52. 36 (Variance Inflation Factor), dimana jika terjadi VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001:57). 3. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas berarti varian residual yang tidak sama pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksiannya dengan menggunakan uji Park, yaitu jika salah satu beta (koefisien regresi) tersebut signifikan secara statistik maka disimpulkan terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2001:71). B. Uji t Statistik Pengujian ini untuk mengetahui apakah variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Jika t- hitung > t tabel (+) atau t- hitung < t tabel (-), dan koefisien regresi bernilai positif maka variabel secara individu berpengaruh positif terhadap variabel terikat. Adapun rumus t-tabel adalah tα/z (n-z), yaitu dimana α adalah tingkat kesalahan acak dan n adalah jumlah observasi (Wijaya, 2000:70). C. Signifikan Model Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan ά = 5%. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas secara sempurna (serentak) terhadap variabel terikat yang dinyatakan
  • 53. 37 dengan koefisien determinasi majemuk (R2). R2 = 1 berarti variabel bebas berpengaruh tethadap variabel terikat dan jika R2 = 0 berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terkat.
  • 54. 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian terhadap objek penelitian yaitu 179 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian 2001-2004. 4.1. Hasil Penelitian Seperti disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa populasi/satuan pengamatan yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode 2001-2004 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan secara rutin mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun, sehingga diperoleh laporan keuangan (sampel) dengan jumlah 45 buah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur. Pengumpulan data dilakukan dengan memeriksa serta menelaah setiap laporan keuangan yang dijadikan sampel, dengan menggunakan scoring instrument. Scoring instrument terdiri dari alat untuk menetapkan indeks kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dan nilai karakteristik perusahaan. Yang pertama terdiri dari 18 item yang terperinci dalam 98 sub-item. Sedangkan karakteristik perusahaan diukur dengan nilai-nilai dari Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Ukuran Perusahaan (Size), Operating Profit
  • 55. 39 Margin, Net Profit Margin, Return On Equity, Status Perusahaan, dan Umur Perusahaan (MUR). Item-item informasi yang terdapat pada alat tersebut telah digunakan oleh peneliti sebelumnya, yang secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 1. Indeks kelengkapan pengungkapan merupakan hasil pembagian antara jumlah skor pengungkapan yang diraih (pada sebuah laporan keuangan yang ditelaah) dengan total nilai maksimum yang mungkin diraih (sebanyak jumlah sub- item yang digunakan). Misal pada perusahaan Astra International Tbk (tahun 2001) jumlah skor pengungkapan yang diraih adalah 83, maka nilai indeks kelengkapan pengungkapan yang diraih adalah 83/98=0,847. Secara keseluruhan, indeks kelengkapan pengungkapan yang diperoleh terangkum pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Daftar Indeks Pengungkapan Indeks Pengungkapan No. Perusahaan Code 2001 2002 2003 2004 1 Ades Alfindo ADES 0.735 0.765 0.561 0.469 2 Asahimas Flat Glass AMFG 0.653 0.714 0.643 0.551 3 Asiaplast Industries Tbk APLI 0.643 0.714 0.51 0.265 4 Astra International Tbk ASII 0.847 0.816 0.765 0.602 5 Astra Otoparts Tbk AUTO 0.745 0.755 0.724 0.561 6 Bentoel International Investama Tbk RMBA 0.694 0.714 0.561 0.480 7 Budi Acid Jaya BUDI 0.673 0.633 0.561 0.520 8 Cahaya Kalbar Tbk CEKA 0.469 0.52 0.469 0.490 9 Dankos Laboratories DNKS 0.714 0.745 0.561 0.531 10 Daya Sakti Unggul Corp. Tbk DSUC 0.755 0.796 0.592 0.520 11 Darya-Varia Laboratories Tbk DVLA 0.704 0.643 0.602 0.490 12 Dynaplast Tbk DYNA 0.765 0.684 0.622 0.480 13 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 0.704 0.694 0.551 0.480 14 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 0.551 0.561 0.541 0.439 15 Kasogi International Tbk GDWU 0.694 0.561 0.551
  • 56. 40 16 Gudang Garam Tbk GGRM 0.857 0.898 0.643 0.531 17 Gadjah Tunggal Tbk GJTL 0.714 0.612 0.592 0.551 18 HM Sampoerna Tbk HMSP 0.684 0.714 0.633 0.551 19 Kageo Igar Jaya IGAR 0.684 0.663 0.602 0.541 20 Intikeramik Alamasri Industri IKAI 0.684 0.622 0.48 0.429 21 Indofarma Tbk INAF 0.663 0.704 0.612 0.490 22 Indorama Syntetics INDR 0.612 0.622 0.582 0.551 23 Indah Kiat Pulp & Paper INKP 0.653 0.694 0.469 0.510 24 Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP 0.622 0.622 0.52 0.520 25 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk JKSW 0.51 0.52 0.541 0.388 26 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI 0.612 0.561 0.52 0.429 27 Kalbe Farma KLBF 0.643 0.612 0.582 0.510 28 GT Kabel Indonesia Tbk KLBI 0.541 0.531 0.51 0.449 29 Komatsu Indonesia KOMI 0.52 0.602 0.551 0.490 30 Mulia Industrindo MLIA 0.49 0.469 0.449 0.418 31 Mayora Indah MYOR 0.582 0.602 0.541 0.469 32 Hanson Industri Utama Tbk MYRX 0.51 0.633 0.52 0.418 33 Apac Centertex Corporation Tbk MYTX 0.663 0.643 0.602 0.449 34 Sierad Produce Tbk SIPD 0.704 0.633 0.582 0.490 35 SMART Tbk SMAR 0.735 0.612 0.571 0.418 36 Semen Gresik (Persero) Tbk SMGR 0.755 0.755 0.602 0.561 37 Selamat Sampurna Tbk SMSM 0.612 0.663 0.561 0.469 38 Suparma Tbk SPMA 0.551 0.51 0.49 0.378 39 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM 0.592 0.622 0.469 0.418 40 Siantar Top Tbk STTP 0.531 0.592 0.469 0.388 41 Suba Indah SUBA 0.622 0.612 0.612 0.459 42 Tirta Mahakam Plywood Industry TIRT 0.602 0.602 0.561 0.469 43 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 0.602 0.571 0.48 0.449 44 Tempo Scan Pacific TSPC 0.52 0.571 0.541 0.449 45 Unilever Indonesia Tbk UNVR 0.541 0.653 0.592 0.418 4.2. Uji Asumsi Dasar Klasik Regresi 4.2.1. Uji Heterokedastisitas Salah satu asumsi pokok dalam regresi linear adalah bahwa variansi residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah tidak sama. Bila variansi tersebut
  • 57. 41 sama, maka berarti telah terjadi masalah heterokedastisitas. Adapun cara untuk mendeteksi heterokedastisitas adalah menggunakan metode Park Test. Dalam uji tersebut semua variabel bebas diregresikan terhadap logaritma natural kuadrat residual (Ln Res2). Bila ternyata ada satu atau lebih variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap Ln Res2, maka dinyatakan telah terjadi masalah heterokedastisitas menurut metode Park Test. Di bawah ini hasil Park Test yang diolah dengan SPSS sebagai berikut: Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -10,899 3,022 -3,606 ,000 DER -,199 ,286 -,070 -,695 ,488 CURRAT -,057 ,117 -,040 -,491 ,624 ROA ,174 1,805 ,014 ,096 ,923 PUB 1,107 1,027 ,091 1,078 ,282 LNSIZE ,188 ,117 ,158 1,608 ,110 MUR -,017 ,045 -,035 -,386 ,700 STATUS -,460 ,509 -,077 -,905 ,367 OPM -,686 1,342 -,047 -,511 ,610 NPM -,887 1,217 -,104 -,728 ,467 ROE ,094 ,144 ,059 ,655 ,514 a. Dependent Variable: LN_RES_2 Sumber : Lampiran. 3 Dari hasil di atas terlihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki p-value lebih kecil dari α (5%), sehingga dinyatakan bahwa semua variabel tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Ln Res2. Dengan demikian disimpulkan bahwa dalam regresi tidak ditemui masalah heterokedastisitas.
  • 58. 42 4.2.2. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya, dimana variabel bebas ini tidak bersifat orthogonal. (Sritua Arief, 1993: 23). Variabel bebas yang bersifat orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Dalam penelitan ini uji multikolinearitas dilihat berdasarkan VIF (Variance Inflation Factor) dimana apabila nilai VIF lebih besar dari 10 maka dinyatakan terjadi masalah multikolinearitas. Selanjutnya dipaparkan hasil SPSS tentang nilai VIF sebagai berikut: a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) ,178 ,129 1,385 ,168 DER ,005 ,012 ,036 ,377 ,707 ,557 1,794 CURRAT -,009 ,005 -,136 -1,738 ,084 ,844 1,186 ROA ,060 ,077 ,109 ,785 ,433 ,269 3,719 PUB ,100 ,044 ,183 2,292 ,023 ,805 1,242 LNSIZE ,016 ,005 ,299 3,212 ,002 ,594 1,684 MUR -,006 ,002 -,278 -3,237 ,001 ,699 1,431 STATUS ,054 ,022 ,201 2,485 ,014 ,784 1,275 OPM ,021 ,057 ,032 ,372 ,710 ,677 1,476 NPM ,001 ,052 ,004 ,028 ,977 ,279 3,581 ROE ,004 ,006 ,061 ,714 ,476 ,706 1,417 a. Dependent Variable: D Sumber : Lampiran. 3
  • 59. 43 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa tidak satupun variabel bebas yang mempunyai nilai VIF lebih besar dari 10. Hal ini berarti dalam model regresi tidak mengandung masalah multikolinearitas. 4.2.3. Uji Autokorelasi Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode Durbin-Watson. Angka-angka yang diperlukan dalam metode tersebut adalah DW-hitung (d), nilai bawah DW-tabel (dL), dan niali atas DW-tabel (dU). Dalam penelitian ini menggunakan jumlah sampel sebanyak 179 perusahaan dan variabel bebas sebanyak 10, sehingga dapat dirumuskan perhitungan tabel Durbin-Watson sebagai berikut: Tabel 4.2 - Tabel Uji Autokorelasi DW Kesimpulan Kurang dari 1,57 Ada autokorelasi 1,57 sampai 1,78 Tanpa kesimpulan 1,78 sampai 2,22 Tidak ada autokorelasi 2,22 sampai 2,43 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,43 Ada autokorelasi Adapun hasil pengolahan SPSS yang menghasilkan DW-hitung adalah sebagai berikut:
  • 60. 44 Model Summaryb Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson 1 ,369a ,136 ,084 ,099401 1,883 a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR, NPM, ROA b. Dependent Variable: D Sumber : Lampiran. 3 Dari tabel di atas tertera nilai DW-hitung sebesar 1,883 dan nilai tersebut bila dilihat pada tabel pengujian DW-tabel, ternyata terletak pada antara dU (1,78) sampai 4-dU (2,22). Dengan demikian disimpulkan tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model regresi yang terbentuk. Maka selanjutnya hasil regresi layak dianalisis mengingat sudah memenuhi asumsi klasik dan tidak terdapat masalah klasik. 4.3. Signifikasi Model Hasil output SPSS yang berkaitan dengan signifikansi model regresi adalah berupa nilai R2 dan nilai F dapat dilihat pada uraian sebagai berikut: Model Summaryb Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson 1 ,369a ,136 ,084 ,099401 1,883 a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR, NPM, ROA b. Dependent Variable: D Sumber : Lampiran. 3
  • 61. 45 ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression ,261 10 ,026 2,641 ,005a Residual 1,660 168 ,010 Total 1,921 178 a. Predictors: (Constant), ROE, STATUS, CURRAT, LNSIZE, PUB, DER, OPM, MUR, NPM, ROA b. Dependent Variable: D Sumber : Lampiran. 3 Output statistik di atas menyatakan bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,136 yang berarti bahwa sebesar 13,6% variansi dependent variabel dijelaskan oleh kesepuluh independent variabel (CURRAT, DER, ROA, MUR, LNSIZE, PUB, Status, OPM, NPM dan ROE), dan sebanyak 86,4% variabel independen dipengaruhi oleh faktor- faktor eksternal selain kesepuluh variabel independen dalam regresi ini. Pada tabel ANOVA dipaparkan nilai F sebesar 2,641 dengan nilai p-value sebesar 0,005. Mengingat nilai tersebut bernilai lebih kecil dari besar α (5%) maka disimpulkan bahwa kesepuluh variabel independen ternyata berpengaruh secara simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4. Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian ini diuji dengan melakukan analisis regresi berganda pada enam variabel independen terhadap sebuah variabel dependen. Nilai signifikansi (sig) dalam output SPSS merupakan p-value (nilai probabilitas) suatu
  • 62. 46 koefisien regresi (B) yang digunakan sebagai dasar untuk menerima atau menolak hipotesis penelitian. Adapun arah pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen, ditentukan berdasarkan tanda positif atau negatif pada koefisien regresi (B) variabel yang bersangkutan. Nilai t-hitung dalam SPSS selanjutnya dikonversikan menjadi p-value pada kolom “sig”, dimana nilai p-value akan dibandingkan dengan nilai α sebesar 5%. Bila p-value bernilai lebih kecil dari α (5%) maka dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan. Hasil pengolahan SPSS pada regresi berganda adalah sebagai berikut: a Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) ,178 ,129 1,385 ,168 DER ,005 ,012 ,036 ,377 ,707 ,557 1,794 CURRAT -,009 ,005 -,136 -1,738 ,084 ,844 1,186 ROA ,060 ,077 ,109 ,785 ,433 ,269 3,719 PUB ,100 ,044 ,183 2,292 ,023 ,805 1,242 LNSIZE ,016 ,005 ,299 3,212 ,002 ,594 1,684 MUR -,006 ,002 -,278 -3,237 ,001 ,699 1,431 STATUS ,054 ,022 ,201 2,485 ,014 ,784 1,275 OPM ,021 ,057 ,032 ,372 ,710 ,677 1,476 NPM ,001 ,052 ,004 ,028 ,977 ,279 3,581 ROE ,004 ,006 ,061 ,714 ,476 ,706 1,417 a. Dependent Variable: D Sumber : Lampiran. 3
  • 63. 47 4.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama (Ha1) Variabel independen Leverage (DER) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,005 dimana memiliki p-value sebesar 0,707. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho1 diterima dan dinyatakan bahwa Leverage (DER) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua (Ha2) Variabel independen Likuiditas (CURRAT) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar -0,009 dimana memiliki p-value sebesar 0,084. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho2 diterima dan dinyatakan bahwa Likuiditas (CURRAT) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.3. Pengujian Hipotesis Ketiga (Ha3) Variabel independen Profitabilitas (ROA) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,060 dimana memiliki p-value sebesar 0,433. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho3 diterima dan dinyatakan bahwa Profitabilitas (ROA) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.4. Pengujian Hipotesis Keempat (Ha4) Variabel independen porsi saham publik (PUB) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,100 dimana memiliki p-value sebesar 0,023. Mengingat p-value
  • 64. 48 tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan koefisien regresi bernilai positif maka disimpulkan bahwa Ho4 ditolak dan dinyatakan bahwa porsi saham publik (PUB) berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.5. Pengujian Hipotesis Kelima (Ha5) Variabel independen ukuran perusahaan (LNSIZE) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,016 dimana memiliki p-value sebesar 0,002. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) dan keofisien regresi bernilai positif, maka disimpulkan bahwa Ho5 ditolak dan dinyatakan bahwa ukuran perusahaan (LNSIZE) berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.6. Pengujian Hipotesis Keenam (Ha6) Variabel independen umur perusahaan (MUR) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar -0,006 dimana memiliki p-value sebesar 0,001. Mengingat p- value tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%), namun koefisien regresi bernilai negatif maka disimpulkan bahwa Ho6 diterima dan dinyatakan bahwa umur perusahaan (MUR) tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.7. Pengunjian Hipotesis Ketujuh (Ha7) Variabel independen status perusahaan (Status) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,054 dimana memiliki p-value sebesar 0,014. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih kecil dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho7 ditolak dan
  • 65. 49 dinyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.8. Pengujian Hipotesis Kedelapan (Ha8) Variabel independen Operating Profit Margin (OPM) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,021 dimana memiliki p-value sebesar 0,710. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho8 diterima dan dinyatakan bahwa operating profit margin tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.9. Pengujian Hipotesis Kesembilan (Ha9) Variabel independen Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,001 dimana memiliki p-value sebesar 0,977. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpulkan bahwa Ho9 diterima dan dinyatakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 4.4.10. Pengujian Hipotesis Kesepuluh (Ha10) Variabel independen Return on Equity (ROE) memiliki nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,004 dimana memiliki p-value sebesar 0,476. Mengingat p-value tersebut bernilai lebih besar dari α (5%) maka disimpilkan bahwa Ho10 diterima dan dinyatakan bahwa return on equity tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
  • 66. 50 Tabel 4.3 Ikhtisar Hasil Analisis Data Koefisien Regresi Variabel (B) p-value Keterangan Leverage (DER) 0,005 0,707 Tidak Signifikan Likuiditas (CURRAT) -0,009 0,084 Tidak Signifikan Profitabilitas (ROA) 0,060 0,433 Tidak Signifikan Porsi Saham Publik (PUB) 0,100 0,023 Signifikan Ukuran Perusahaan (LNSIZE) 0,016 0,002 Signifikan Umur Perusahaan (MUR) -0,006 0,001 Signifikan Status Perusahaan (Status) 0,054 0,014 Signifikan Operating Profit Margin (OPM) 0,021 0,710 Tidak Signifikan Net Profit Margin (NPM) 0,001 0,977 Tidak Signifikan Return On Equity (ROE) 0,004 0,476 Tidak Signifikan 4.5. Pembahasan 4.5.1. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesa pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara leverage dengan kelengkapan penungkapan laporan keuangan, hal ini dibuktikan dengan koefisien regresi sebesar 0,005 hal ini berarti bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa leverage mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan laporan keuangan namun tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan laporan keuangan, yang ditunjukkan dengan nilai p 0,707 dengan tingkat signifikansi α=5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai leverage perusahaan yang termuat dalam laporan tahunan tidak memberikan makna bagi investor. Hal ini berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak menaruh perhatian pada informasi dalam laporan tahunan. Dugaan yang lebih kuat
  • 67. 51 terhadap tidak berpengaruhnya leverage terhadap kelengkapan pengungkapan adalah karena adanya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis moneter. Krisis moneter yang dialami pada tahun 1997 berakibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang luar negeri, akibatnya perusahaan-perusahaan publik yang mempunyai pinjaman dari luar negeri mengalami peningkatan jumlah utang dan berakibat meningkatnya leverage mereka. Meningkatnya leverage tersebut tidak mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan dari para kreditur terhadap kesehatan perusahaan tetapi karena adanya krisis tersebut. Hal ini tidak memberikan makna tertentu kepada investor sehingga mereka tidak terpengaruh kepercayaan kepada perusahaan publik yang bersangkutan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suripto (1998), Gunawan (2002), Subroto (2003), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subiyantoro (1996). Hipotesis kedua menyatakan bahwa likuiditas mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,009 dan nilai p 0,084. Hal ini berarti bahwa leverage tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan tidak berpengaruh pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, yaitu semakin tinggi likuiditas suatu perusahaan tidak semakin tinggi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
  • 68. 52 yang sebelumnya yang dilakukan oleh Fitriani (2001), Wallace et al (1994) dalam Marwata (2001), Binsar dan Lusy (2004). Hipotesis ketiga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan, hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi 0,060 dan nilai p 0,433. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berhubungan positif dengan kelengkapan pengunkapan namun tidak signifikan terhadap kelengkapan penungkapan, yang berarti bahwa profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat kelengkapan penungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini kosisten dengan yang dilakukan oleh Susanto (1992) dalam Subroto(2003) yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara profitabilitas dengan luas pengungkapan. Pengaruh tidak signifikan dari profitabilitas terhadap kelengkapan penungkapan laporan keuangan, diduga karena manajemen merasa tidak perlu memberikan pengungkapan tentang keberhasilannya kepada publik, karena hal tersebut tidak mempunyai pengaruh kepada posisinya dan kompensasi yang diperolehnya. Hal ini dapat terjadi karena penetuan posisi dan kompensasi manajemen pada perusahaan publik di Indonesia lebih banyak ditentukan oleh pemegang saham mayoritas yang pada umumhya adalah pendiri perusahaan. Hal lain yang menyebabkan profitabilitas tidak signifikan dikarenakan profitabilitas dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang informasinya berasal dari laporan keuangan perusahaan, sama dengan informasi lain yang berasal dari laporan tahunan, informasi
  • 69. 53 tersebut diduga kurang mendapat perhatian dari investor sehingga informasi tersebut tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan. Hipotesis keempat menyatakan bahwa porsi kepemilikan saham oleh publik berpengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan laporan keuangan. Penelitian ini menunjukkan koefisien regresi 0,100 dan nilai p 0,023. Hal ini berarti bahwa porsi sham publik mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh publik dalam jumlah yang tinggi cenderung untuk memberikan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dengan porsi saham publik tinggi memiliki control (pengendalian manajemen) yang lebih baik dibanding perusahaan dengan porsi kepemilikan saham oleh publik kecil, artinya perusahaan tersebut dalam kinerjanya pengambilan keputusan manajemen dipengaruhi oleh publik, yaitu dengan memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas maka perusahaan secara tidak langsung memberikan gambaran kondisi ekonomi perusahaan tersebut kepada publik dan para pemegang saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy (2004). Hipotesis kelima menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,016 dan nilai p 0,002 yang artinya bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan
  • 70. 54 laporan keuangan. Hasil ini mendukung banyak penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah variabel yang paling konsisten mempengaruhi pengungkapan. Beberapa studi yang memberikan bukti empiris adanya hubungan antara ukuran perusahaan dengan penungkapan antara lain adalah Subroto (2003), Suripto (1998), Subiyantoro (1996), Gunawan (2002) dan Marwata (2001). Hasil ini mendukung premis biaya politis dan keagenan seperti yang dinyatakan oleh Ahmed dan Courtis (1999) dalam Subroto (2003). Menurut premis biaya politis, perusahaan besar cenderung menarik perhatian publik dan rawan menjadi sasaran bermacam-macam regulasi, oleh karena itu mereka cenderung untuk lebih patuh pada ketentuan yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk menghindari sangsi yang dapat merugikan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa perusahaan besar lebih mematuhi ketentuan pengungkapan dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hipotesis keenam menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, penelitian ini menghasilkan koefisien regresi sebesar -0,006 dan nilai p 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel umur perusahaan secara negatif berpengaruh kepada kelengkapan penungkapan laporan keuangan, artinya perusahaan berumur muda (first Issue di BEJ) cenderung mengungkapkan informasi lebih luas dibandingkan perusahaan yang lebih dahulu terdaftar di BEJ. Hal ini mungkin dikarenakan oleh adanya peraturan
  • 71. 55 yang ditetapkan oleh Bapepam mengenai ketentuan pengungkapan laporan keuangan, serta kemungkinan lain adalah untuk menarik perhatian calon investor. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marwata (2001), Binsar dan Lusy (2004) yang tidak menemukan pengaruh umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hipotesis ketujuh menyatakan bahwa status perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan penungkapan laporna keuangan, hasil penelitian ini menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,054 dan nilai p 0,014. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (1999) yang menemukan bahwa perusahaan berstatus asing mempunyai kualitas pengungkapan lebih tinggi daripada perusahaan berstatus domestik. Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan bahwa perusahaan berstatus asing memberikan pengungkapan lebih luas dibanding perusahaan berstatus domestik. Pertama, perusahaan berstatus penanam modal asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik dari perusahaan induknya. Kedua, perusahaan berstatus asing mungkin mempunyai sistem informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya. Ketiga, kemungkinan juga terdapat permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berstatus penanam modal asing dari investor, analisis dan masyarakat pada umumnya. Hipotesis kedelapan menyatakan bahwa operating profit margin berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil