SlideShare a Scribd company logo
1 of 158
Download to read offline
SKRIPSI


PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI
  TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA
 BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT
(Studi Kasusu Pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati)




                    Disusun Oleh :
            Nama : Aji Dwi Prihananto
            NIM         : 99.60.0657




 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
                  SEMARANG
                        2006
ABSTRAKSI



   Pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting bagi sebuah unit bisnis.
Ini dikarenakan    pengukura kinerja    dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk
melakukan penyusunan strategi-strategi bisnis yang cocok dan dapat dijadikan
sebagai dasar dalam penyususnan system imbalan. Selama ini pengukuran
kinerja yang sering digunakan adalah pengukuran kinerja yang hanya
mengukur kinerja keuangan, tidak dapat mengambarkan kinerja perusahaan
secara keseluruan. Pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk
jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak nampak yang
dimiliki rumah sakit. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan
suatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan
dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah Balance Scarecard. Pengukuran
kinerja Balance Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : Perspektif
Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal dan
Perspektif Belajar dan Berkembang. Penulis memilih menggunakan Rumah
Sakit Kristen Tayu karena selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan
perusahaan masih menitik beratkan pada aspek keuangan.
   Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan skunder.
Tehnik pengmbilan sample yang digunakan adalah metode penelitian sensus,
yaitu mencatat semua elemen yang diselidiki ( Marzaki, 1997:41). Metode
pengujian instrument penelitian yang digunakan yaitu pengujian validitas dan
pengujian realibilitas. Sedangkan untuk metode analisis penulis menggunakan
metode kualitatif (untuk analisis tidak dengan angka) dan metode kwantitatif
(untuk analisis menggunakan angka-angka) yang nilai kinerja Rumah Sakit
melalui empat perspektif Balance Scorecard.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
       1. Perspektif Keuangan, Rumah Sakit Kristen Tayu kinerja yang
          dihasilkan Rumah Sakit dapat dikatan baik, karena pertumbuhan
          ROI dan Rasio Efisiensi mengalami peningkatan.
       2. Perspektif Pelanggan, Rumah Sakit Kristen Tayu mampu
          mempertahankan dan menarik minat pelanggan untuk berobat di
          Rumah Sakit, serta mampu memuaskan pelanggan dengan layanan
          yang dihasilkan.
       3. Perspktif Proses Bisnis Internal, Rumah Sakit Kriaten Tayu
          mampu memberikan fasilitas pelayanan yang baik walaupun
          pelayanan pencegahan dan kecepatan kurang memadai, tetapi
          dilihat keseluruhannya sudah baik.
       4. Perspektif Belajar dan Berkembang, Rumah Sakit Kristen Tayu
          mampu mempertahankan karyawan dan mampu memuaskan
          karyawan dengan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit dan tugas
          yang diberikan.
Kata Pengantar




    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat-
Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini .
    Skripsi dengan judul “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur
Penilaian Kinerja Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit” ini disusun untuk
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonami di Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Soegijapranata Semarang.
    Dalam pembuatan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang
telah memberikan bantuan matriel maupun moril kepada penulis, untuk itu penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
        1. Bapak Drs.Sentot Suciarto, A, MP, PhD selaku dekan Fakultas Ekonomi
           Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
        2. Ibu Theresia Dwi Hastuti, SE, MBI, Akt selaku ketua jurusan Akuntansi
           Universitas Soegijapranata Semarang.
        3. Ibu Clara Susilowati, SE, MSI selaku dosen pembimbing yang telah
           banyak membantu dan melakukan bimbingan selama proses pembuatan
           Skripsi.
        4. Semua Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik        Soegijapranata
           Semarang yang telah membantu dalam proses perkuliahan yang sudah
           diberikan.
        5. Manager Rumah Sakit Kristen Tayu ( dr. Vensi ) yang telah banyak
           membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
           dalam proses pembuatan Skripsi.
        6. Orang tua, saudara-saudara penulis yang selalu memberikan dorongan dan
           dukungan kepada penulis. Terutama Ibu yang selalu memberi dukungan
           kepada penulis.
        7. Istri penulis yang selalu bersama-sama dengan penulis dan selalu
memberi semangat saat aku baru membutuhkan dan sabar.
    8. Saudara-saudara penulis di GKB Jubilee yang selalu berdiri satu sama
         yang lain, khususnya Kak Darwini, Kak Yopy, Didik, Budi, Lina, Rika,
         Yunita, Sari, Dito adikku.
    9. Terima kasih untuk Oliv yang membuatku mempunyai harapan baru
         untuk menjadi lebih dewasa lagi.
    10. Teman-temanku di Unika, Oktaf, Resa, Bangkres, Cacing, semuanya yang
         tidak dapat kusebutkan satu persatu.
    Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun demi perbaikan
skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan
tambahan pengetahuan, wawasan yang semakin luas bagi pembaca.




                                                  Semarang, 12 Maret 2007
                                                  Penulis




                                                  Aji Dwi Prihananto
Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji pada :
                                   Senin, 12 Maret 2006
                                   Skripsi dengan Judul :


                         “Penerapan Balanced Scorecard
             Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha
                               Berbentuk Rumah Sakit”.


                                            Oleh,
                                    Aji Dwi Prihananto
                                         99.60.0657




Penguji I                               Penguji II            Penguji III




Drs. Hudi Prawoto, MM, Akt     Stefani Lily Indarto, SE, MM   Stephana Dyah Ayu R, SE, MSI




                                        Mengetahui,
                                 Dekan fakultas Ekonomi
                                   Unika Soegijapranata




                             Dr. Sentot Suciarto, A, MP, Ph D




                                   Skripsi dengan judul :
“Penerapan Balanced Scorecard
Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha
             Berbentuk Rumah Sakit”.


     ( Studi kasus pada Rumah Sakit Kristen Tayu )


                        Oleh :
                  Aji Dwi Prihananto
                      99.60.0657




      Disetujui dan diterima baik oleh pembimbing
               Semarang, 12 Maret 2007




                     Pembimbing,




               Clara Susilawati, SE, MSi
Pernyataan Keaslian Skripsi


Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sesungguhnya menyatakan bahwa
skripsi dengan judul :
“Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha
Berbentuk Rumah Sakit”
Benar-benar merupakan karya saya. Saya tidak mengambil sebagian atau keseluruhan
karya orang lain yang seolah-olah saya akui sebagai karya saya. Apabila saya
melakukan hal tersebut, maka gelar dan ijasah yang saya peroleh dinyatakan batal dan
akan saya kembalikan kepada Universitas Katolik Soegijapranata.


                                                          Semarang, 12 Maret 2007
                                                          Yang menyatakan,




                                                          Aji Dwi Prihananta


         Saksi I                      Saksi II                          Saksi III



Drs. Hudi Prawoto,MM, Akt   Stefani Lily Indarto, SE,MM       Stephana Dyah Ayu R,SE,MSI

                                       Mengetahui,
                                         Saksi IV




                                Clara Susilawati, SE, MSi
Persembahan




1. Tuhan Yesus yang menyelamatkanku dari dosa dan memangilku untuk bertobat
   lahir baru.
2. Orang Tua yang dalanm kekurannyanya dan sahaja meperjuangakanku sampai
   sarjana.
3. Istriku yang selalu setia kepadaku
4. Dosen UNIKA yang membibingku sampai lulusku dengan kesabarannya dan
   mebuatku lebih dari sebelumnya.
5. Saudaraku di GKB Jubilee.
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................. I
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. II
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... III
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ IV
KATA PENGANTAR...........................................................................................V
ABSTARKSI.........................................................................................................VIII
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
            1.1.       Latar Belakang.............................................................................              1
                       .....................................................................................................
            1.2.       Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah...........................                                      5
            1.3.       Tujuan dan Manfaat penelitian....................................................                        5
                       .....................................................................................................
                     1.3.1        Tujuan Penelitian..............................................................               5
                     1.3.2        Manfaat penelitian............................................................                6
            1.4.       Kerangka Pikir.............................................................................              6
            1.5.       Definisi dan Pengukuran Variabel...............................................                          9
                     1.5.1       Kinerja Perspektif Keuangan............................................                        9
                     1.5.2       Kinerja Perspektif Konsumen...........................................                         9
                     1.5.3       Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis.........................                            10
                     1.5.4       Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.........                                      10
            1.6.       Sistematika Penulisan..................................................................                 11


BAB II LADASAN TEORI
            2.1        Penilaian Kinerja.........................................................................              13
            2.2        Penilaian Kinerja dengan Sistem Tradisional.............................                                14
            2.3        Balanced Scorerard.....................................................................                 16
            2.4        Kinerja Perspektif Keuangan......................................................                       19
            2.5        Kinerja Perspektif Konsumen.....................................................                        20
2.6       Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis....................................                          22
      2.7       Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran....................                                    25
      2.8       Pengertian Rumah Sakit..............................................................                   28
      2.9       Penelitian Terdahulu...................................................................                29


BAB III METODE PENELITIAN
      3.1      Objek dan Lokasi Penelitian........................................................                     32
      3.2      Populasi dan Sampel....................................................................                 32
              3.2.1     Populasi..............................................................................         32
              3.2.2     Sampel................................................................................         33
      3.3      Metode Pengumpulan Data..........................................................                       34
      3.4      Teknik Pengumpulan Data...........................................................                      34
      3.5      Pengujian Instrumen Penelitian....................................................                      35
              a.        Uji Validitas.......................................................................           35
              b.        Uji Relibilitas.....................................................................           36
      3.6      Metode Analisis............................................................................             37


BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
       4.1.        Gambaran Umum Obyek Penelitian
              4.1.1. Visi dan Misi......................................................................               41
              4.1.2. Tujuan................................................................................            42
              4.1.3. Bidang Usaha.....................................................................                 42
       4.2.        Analisis Data
              4.2.1       Kinerja Perspektif Keuangan............................................                      43
                        A. Indikator ROI...............................................................                46
                        B. Indikator Rasio Efesiensi ............................................                      47
                              ......................................................................................
              4.2.2       Kinerja Perspektif konsumen............................................                      47
              4.2.3       Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis.........................                           51
                        A. Indikator Bed Turnover Ratio (BTO)..........................                                52
                        B. Indikator Gross Deatd Rate (GDR)..............................                              52
C. Indikator Net Deatd Rate (NDR)................................                         53
             4.2.4        Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.........                                 54
                         A. Indikator Produktifitas Karyawan...............................                        55
                         B. Indikator Retensi Karyawan........................................                     55
                         C. Kepuasan karyawan ....................................................                 56
             4.2.5        Hasil keseluruhan Analisis Balanced Scorecard..............                              64


BAB V PENUTUP
     5.1.Kesimpulan........................................................................................        68
     5.2.Keterbatasan......................................................................................        70
     5.3.Saran..................................................................................................   70
LAMPIRAN
BAB I
                               PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang

   Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang
   baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Oleh
   karena itu perusahaan memerlukan sistem manajemen yang didesain sesuai
   dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem
   manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usaha maka perusahaan akan
   mampu bersaing dan berkembang dengan baik.
              Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi

       sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai

       keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam

       perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya

       menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat

       keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang

       baik dari perusahaan.

               Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan

       akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat

       dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang

       perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka

       pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi

       kekepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka

       diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan

       dengan mempertimbangkan 4 aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses

       bisnis internal serta proses belajar dan berkembang (Ali Mutasowifin, 2002 :

       245).



                                          17
Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek

keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced

Scorecard. Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer

perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan

penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan-

kepentingan masa yang akan datang.

       Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan

kesehatan individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat

banyak aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi,

baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan

fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari

proses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun

jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut

dapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasional

yang berorientasi kepada economic - equity - quality. Artinya rumah sakit

dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat dan

berkualitas.

       Memasuki era globalisasi perdagangan antarnegara sejak 2003 ini,

pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi perencanaan,

pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap

dengan daya saing di tingkat global. Di dalam era tersebut, para konsumen

bebas memilih rumah sakit mana yang mampu memberikan pelayanan

memuaskan, profesional dengan harga bersaing, sehingga strategi dan kinerja




                                 18
rumah sakit pun harus berorientasi pada keinginan pelanggan tersebut. Untuk

itu diterapkan balanced scorecard (BSC) yang diharapkan menjawab tuntutan

dan tantangan zaman.

       Rumah Sakit Kristen Tayu Pati sebagai rumah sakit rujukan pelayanan

kesehatan di daerah sekitar murya dalam era kesejagatan (globalisasi), disatu

pihak diperhadapkan pada kekuatan-kekuatan dan masalah-masalah interen

yang ada, sedangkan di lain pihak secara, bersamaan juga diperhadapkan pada

kondisi lingkungan dengan berbagai faktor peluang dan tantangan yang

senantiasa berkembang dinamis. Oleh karena itu untuk dapat memberikan

pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat perlu disusun Visi Misi,

Tujuan, Sasaran serta Indikator keberhasilan yang dirampungkan dalam bentuk

Rencana Stratejik (RENSTRA). Indikator keberhasilan merupakan alat ukur

yang harus dievaluasi secara periodik berkesinambungan. Indikator bukan saja

dalam bentuk finansial tapi juga dengan indikatoryang lain seperti pelangan,

bisnis inernal juga pembelanjaran dan pertumbuhan yang selanjutnya dijadikan

bahan untuk mengendalikan arah dan mutu pelayanan kesehatan agar visi yang

telah ditetapkan benar-benar dapat diwujudkan.

       Rumah Sakit Kristen Tayu Pati merupakan salah satu Rumah Sakit

Umum di Tayu yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara

propesonalisme dan meningkatkan mutu terus-menerus. Memaksa pihak

Rumah Sakit Kristen Tayu Pati untuk selalu memperbaiki kinerjanya, agar

dapat menambah kepercayaan masyarakat atas Rumah Sakit Kristen Tayu Pati.

Kepercayaan ini sangatlah penting, mengingat masyarakat merupakan




                                  19
pengguna jasanya. Diharapkan dengan peningkatan kepercayaan masyarakat

       terhadap Rumah Sakit menpunyai dampak pada pendapatan Rumah Sakit.

               Melihat fenomena tersebut di atas, maka perlu digunakan alternatif

       penilaian kinerja Rumah Sakit Kristen Tayu dengan menggunakan Balanced

       Scorecard yang lebih komprehensif, akurat, terukur karena dalam menilai

       kinerja suatu organisasi tidak hanya dinilai dari aspek keuangan saja, tetapi

       juga dinilai dari aspek nonkeuangan.

              Dari latar belakang dan uraian di atas, maka dalam penelitian ini

       mengambil judul “PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI

       TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BADAN USAHA

       BERBENTUK RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kristen

       Tayu Pati)”.



1.2.    Perumusan Masalah

              Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

       masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja

       manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu diukur dengan menggunakan Balanced

       Scorecard ?

       Pembatasan Masalah

              Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan

       dapat lebih terfokus. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai

       penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja manajemen Rumah

       Sakit Kristen Tayu ditinjau dari 4 aspek yaitu aspek keuangan (ROI dan Profit

       Margin), Pelanggan (kepuasan pelanggan), Proses Bisnis Internal (BTO, GDR,



                                         20
NDR), serta pembelajaran dan Pertumbuhan (Produktivitas karyawan, Rentensi

        karyawan, Kepuasan karyawan) tahun 2004 – 2005.



1.3.     Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1    Tujuan Penelitian

         Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

         1. Memberikan gambaran penggunaan Balanced Scorecard terhadap

            penilaian kinerja rumah sakit.

         2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan Balanced Scorecard

            sebagai alat analisis yang komprehensif dan koheren pada suatu

            perusahaan.

         3. Memberikan suatu alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang

            memperhatikan aspek finasial dan aspek nonfinasial.

1.3.2    Manfaat Penelitian

         Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang

         membutuhkan sebagai berikut :

         a. Sebagai alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dalam

            menilai kinerja manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu.

         b. Menambah wawasan bagi manajemen dan pengurus mengenai pentingnya

            faktor-faktor nonfinancial yang mempengaruhi kinerja manajemen

            Rumah Sakit Kristen Tayu.

         c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan

            bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang

            menyangkut kinerja manajemen suatu badan usaha berbentuk Rumah



                                             21
Sakit Kristen Tayu.



1.4.    Kerangka Pemikiran

                 Dalam skripsi ini akan dilakukan pengukuran kinerja dengan

       menggunakan system pengukuran kinerja yang di sebut BALANCED

       SCORECARD kepada sebuah perusahaan atau organisasi public yang belum

       mengenal sistem pengukapan kinerja tersebut. BALANCED SCORECARD di

       kembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja finasial dan sebagai alat

       yang cukup penting bagi organisasi atau perusahaan untuk merefleksikan

       pemikiran baru dalam era kompetitif dan efektifitas organisasi. BALANCED

       SCORECARD merupakan solusi terbaik dalam pengukuran kinerja bisnis.

                 Empat perspekif utama di sorot melalui BALANCED SCORECARD

       yaitu:

       1. Perpektif keuangan

       2. Perpektif konsumen atau pelanggan

       3. Perpektif proses internal bisnis

       4. Perpektif pembelajan dan pertumbuhan

                 Dalam BALANCED SCORECARD. Keempat perspektif tersebut

       menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator

       pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab

       akibat.

                 Seperti yang telah di jelaskan bahwa pengukuran kinerja bagi perusahan

       jasa yang mempunyai kontak tinggi sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan




                                             22
untuk menerapkan konsep BALANCED SCORECARD pada Rumah Sakit

        Kristen Tayu.

        Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

        digambarkan dengan bagan sebagai berikut.




   Penerapan BSC pada
  organisasi sektor swasta


                                        Gambar 1.1.
 Perspektif keuangan bukan merupakan
                                       Kerangka Pemikiran
perspektif satu-satunya sebagai indikator
            penilaian kinerja



 Penerapan BSC pada organisasi sektor
       publik (RSK Tayu Pati)




              Keuangan              Lap. keuangan perusahaan         Pendukung non keuangan dan
                                                                     menentukan tingkat pelayanan


                                  Customer satisfaction, customer
             Pelanggan
                                   profitabilitas dan pangsa pasar


                                                                               Menentukan
        Proses Bisnis Internal
                                        Inovasi dan operasi                 pencapaian misi dan
                                                                                   visi

                                     Kemampuan karyawan,
          Pembelajaran dan        kemampuan sistem informasi,
           Pertumbuhan             motivasi, pemberdayaan dan
                                  keserasian individu perusahaan




Menunjukkan atau memberikan                    23
 gambaran kinerja perusahaan
berdasarkan konsep Balanced
         Scorecard
1.5.   Definisi dan Pengukuran Variabel

   Pada bab ini akan dijelaskan tentang variabel-variabel yang akan digunakan dalam
   mengukur kinerja masing-masing perspektif. Variabel-variabel yang digunakan :
1.5.1 Kinerja Perspektif Keuangan

       Dalam perspektif keuangan, kinerja untuk mengukur apakah suatu strategi
       perusahaan, implementasi dan pelaksanaan akan membawa perbaikan
       perusahaan (Mun’im Azka. 2001). Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang
       sesuai dari Laporan Keuangan yaitu :
       1. ROI (Return On Investment)

          Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang

          diinvestasikan dalam keseluruhan akvita untuk menghasilkan laba bersih.

          Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan laba usaha dengan

          total aktiva.

       2. Rasio Efesiensi

          Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien rumah sakit



                                        24
mempergunakan aktivannya. Pengukurannya dengan membandingkan

           penjualan dengan aktiva lancar.


1.5.2   Kinerja Perspektif Pelaggan

        Kinerja ini untuk mengetahui keinginan konsumen atau pelanggan agar
        konsumen atau pelanggan tidak beralih ke pihak pesaing. Perhitungan kinerja
        berdasarkan yang dipakai dalam perspektif konsumen ini menggunakan :
        Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction)
        Yaitu mengukur seberapa jauh kepuasan konsumen atas pelayanan kesehatan
        yang diberikan rumah sakit. Pengukurannya dari hasil survai terhadap
        kepuasan konsumen yang dilakukan oleh perusahaan.

1.5.3   Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis

        Dalam perspektif ini, perusahaan mendesain dan mengembangkan apa
        yang dibutuhkan oleh konsumen kemudian memasarkan dan melakukan
        pelayanan purna jual (Mun’im Azka. 2001). Perspektif ini menggunakan
        perhitungan :
        Operasi
        Perspektif ini menggunakan perhitungan :
        1. BTO (Bed Turn Over Ratio)
            Prosentase tempat tidur yang tersisa.
        2. GDR (Gross Death Rate)

           Yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar.

        3. NDR (Net Death Rate)

           Yaitu angka kematian > 48 jam atau ≥ hari setelah dirawat untuk tiap-tiap

           1000 pasien keluar.



1.5.4   Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

        Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu :

        a. Produktivitas karyawan

           Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja untuk periode

           tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba operasi




                                         25
dengan jumlah karyawan.

        b. Retensi karyawan

            Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan

            total karyawan tahun berjalan.

        c. Kepuasan karyawan

            Penentu dari kedua pengukuran sebelumnya. Pengukurannya dilakukan

            dengan survei kepuasan karyawan melalui kuesioner.



1.6.    Sistematika Penulisan

       BAB I       : Pendahuluan

                     Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang

                     masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan

                     dan    kegunaan        penelitian,   kerangka    pemikiran,     definisi

                     operasional serta sistematika penulisan.

       BAB II : Landasan Teori

                     Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang

                     digunakan yang sesuai dengan permasalahan.
       BAB III :     Metode Penelitian

                     Dalam bab ini menguraikan tentang objek penelitian, definisi

                     operasional,        populasi   dan   sampel,    jenis   data,   metode

                     pengumpulan data, pengujian data, dan metode analisis.

       BAB IV : Pembahasan
                     Dalam bab ini menguraikan tentang objek penelitian, dan

                     pembahasan serta analisis yang dilakukan dengan menggunakan

                     teknik analisis pada bab sebelumnya.



                                              26
BAB V : Penutup
                  Dalam bab ini akan disebutkan kesimpulan dan saran yang

                  diambil setelah dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya.




                                1.1.   BAB II

                            LANDASAN TEORI



2.1 Penilaian Kinerja

  Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau



                                       27
seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring
  dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang
  diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas
  manajemen dan semacamnya (Fauzi, 1995 : 207).
             Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam

     mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997 : 419) mendefinisikan penilaian

     kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu

     organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan

     kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya

     dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya

     merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang

     mereka mainkan dalam organisasi.

            Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi

     untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul di kelasnya.

     Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul

     ditentukan oleh berbagai faktor maka berbagai faktor yang menentukan

     keberhasilan perusahaan (succes factor) untuk menjadikan organisasi suatu

     institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan

     personal. Dengan demikian, dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat

     digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar

     personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang

     diharapkan oleh organisasi.



2.2 Penilaian Kinerja dengan Sistim Tradisional

  Dalam masyarakat tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah




                                        28
ukuran kinerja keuangan. Pengukuran kinerja ini mudah dilakukan sehingga

kinerja personel yang diukur hanyalah yang berkaitan dengan keuangan. Namun

ukuran keuangan tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan

perubahan kekayaan yang diciptakan oleh organisasi dan lebih memfokuskan

pada pengerahan sumber daya organisasi untuk tujuan-tujuan jangka pendek.

Ukuran keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang

meliputi :

   1. Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

        kewajiban jangka pendek bila jatuh tempo.

   2. Rasio leverage yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai

        oleh hutang.

   3. Rasio aktivitas yang mengukur seberapa efektif manajemen yang ditujukan

        oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.

   4. Rasio         pertumbuhan        yang        mengukur      kemampuan          perusahaan

        mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan

        industri.

   5. Rasio         penilaian   yang     mengukur       kemampuan        manajemen        dalam

        menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.

Menurut Weston dan Copeland (1989) pengukuran kinerja dengan menggunakan

rasio-rasio seperti diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan yaitu :

   1.   Rasio ini disusun berdasarkan data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsiran

        yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

   2. Jika perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berbeda atau jika faktor

        musiman merupakan pengaruh yang penting maka akan mempunyai



                                              29
pengaruh pada rasio-rasio perbandingannya.

    3. Analisis harus sangat hati-hati dalam menentukan baik buruknya suatu

         rasio dalam membentuk suatu penilaian menyeluruh dari perusahaan

         berdasarkan serangkaian rasio keuangan.

    4. Rasio yang sesuai dengan rata-rata industri tidak memberikan kepastian

         bahwa perusahaan berjalan normal dan memiliki manajemen yang baik.

              Sedangkan menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton kelemahan-

    kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan

    yaitu :

    1.   Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible

         Assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan.

    2.   Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu

         perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah

         yang lebih baik.



2.3 Balanced Scorecard

              Scorecard merupakan kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang

    diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan

    secara keseluruhan. Balanced Scorecard memberikan suatu cara untuk

    mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan pada manajer-manajer di

    seluruh organisasi. Balanced Scorecard juga menunjukkan bagaimana

    perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Widjaja Tunggal,

    2002 : 1).




                                       30
Balanced Scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton

    (1997 : 7) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif

    untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif

    pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

    pertumbuhan. Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan

    dan non keuangan harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh

    pegawai dari semua tingkatan bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam

    Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan

    dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas

    bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan

    strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih

    nyata (Teuku Mirza, 1997 : 14).

                                            Visi



            Tujuan                        Tujuan                        Tujuan
             (goal)                        (goal)                        (goal)




       Sasaran Strategik             Sasaran Strategik             Sasaran Strategik
     (strategic objectives)        (strategic objectives)        (strategic objectives)



  Sumber : Mulyadi & Setyawan 1999. Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen

Gambar 2.1
      Penjabaran visi ke dalam tujuan dan sasaran strategi

    1. Komunikasi & hubungan

                Balanced Scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa



                                          31
yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan

   para pemegang saham konsumen karena untuk tujuan tersebut dibutuhkan

   kinerja karyawan yang baik. Untuk itu Scorecard menunjukkan strategi

   yang menyeluruh yang terdiri dari 3 kegiatan :

   a. Communicating dan education

   b. Setting goal

   c. Linking reward to performance measure

2. Rencana Bisnis

          Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara

   bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi pada saat

   ini mengimplementasikan berbagai macam program yang mempunyai

   keunggulan masing-masing yang saling bersaing antara satu dengan yang

   lain, sehingga akan menyulitkan manajer untuk mengintegrasikan ide-ide

   yang muncul dan berbeda di setiap departemen. Dengan menggunakan

   Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan

   mengatur    mana    yang   lebih    penting   untuk   diprioritaskan   akan

   menggerakkan mereka ke arah tujuan jangka panjang perusahaan

   menyeluruh.

3. Umpan balik dan pembelajaran

          Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat system manajemen

   perusahaan maka perusahaan tersebut akan dapat melakukan monitor

   terhadap apa yang dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek dari tiga

   perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard yaitu konsumen, proses

   bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan akan dijadikan sebagai



                                  32
umpan balik dalam mengevaluasi strategi dalam kinerja.



2.4 Kinerja Perspektif Keuangan

            Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian,

     karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi

     yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil

     (Teuku Mirza, 1997 : 15).

  Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran strategic, inisiatif
  strategic dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam
  menghasilkan laba bagi perusahaan, Kaplan & Norton (1996 : 48)
  mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu :
     a. Pertumbuhan (growth)

                Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan

        bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa yang

        secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau

        paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak.

                Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara actual beroperasi

        dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi

        yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini

        seharusnya    menekankan      pengukuran     pada   tingkat   pertumbuhan

        penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan.

     b. Bertahan (Sustain Stage)

                Sustain stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih

        melakukan investasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang

        terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar

        yang ada dan mengembangkannya apabila mungkin. Secara konsisten pada


                                        33
tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpuk pada strategi-strategi jangka

        panjang. Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan pada besarnya

        tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan.

    c. Menuai (Harvest)

                Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap

        dimana perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada

        dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih

        jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas,

        tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru.

        Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke

        perusahaan.

                Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi

        diperlukan keunggulan di bidang keuangan. Melalui keunggulan di bidang

        ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat diperlukan untuk

        mewujudkan tiga perspektif strategi lain yaitu perspektif pelanggan,

        perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan

        pembelajaran.



2.5 Kinerja Perspektif Konsumen

  Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika
  manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang
  dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu. Produk
  atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati
  ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen.
  Menurut Kaplan dan Norton (1956) perusahaan diharapkan mampu membuat
  suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk
  dijadikan sasaran sesuai dengan kamampuan sumber daya dan rencana jangka



                                       34
panjang perusahaan. Dalam perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan
  yaitu :
     1. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group)
          a) Pangsa pasar (market share)
             Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh
             perusahaan dalam suatu segmen tertentu.
          b) Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention)
             Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan
             dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan
             berhasil mempertahankan pelanggan lama.
          c) Kemampuan meraih konsumen baru (customer acquisition)
             Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik
             konsumen baru dalam pasar.
          d) Tingkat kepuasan konsumen (customer satiffation)
             Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria
             kinerja/nilai tertentu yang diberikan oleh perusahaan.
          e) Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability)
             Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh
             perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar.
     2. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement)
          Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk
          memahami pemicu-pemicu (driver).
                 Dari kelompok-kelompok pengukuran inti konsumen kelompok
          pengukuran nilai konsumen terdiri dari :
          a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service)
             Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya.
          b. Hubungan dengan konsumen (customer relationship)
             Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian
             produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu
             pengirimannya dan bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen
             setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut.
          c. Citra dan reputasi (image & reputation)
             Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen
             merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi baik secara
             personal (melalui pameran-pameran, door to door) maupun lewat
             media masa atau elektronik ataupun ungkapan-ungkapan yang mudah
             diingat oleh konsumen.


2.6 Perspektif Proses Internal Bisnis

  Dalam perspektif bisnis internal, perusahaan harus meng-identifikasikan proses
  internal yang penting dimana perusahaan harus melakukannya dengan sebaik-
  baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan
  pelanggan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh
  pemegang saham (Ancella Hermawan, 1996 : 56).



                                        35
Para manager harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis

      internal yang menjadi penentu kepuasan pelanggan kinerja perusahaan dari

      perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses

      kinerja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan. Perusahaan harus

      memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menentukan

      ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi tersebut.

      Analisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis rantai

      nilai (value chain analysist) yang digambarkan sebagai berikut :


                                                                             Customer need
Customer need     design   develop        Make      Market         Service
  dentified                                                              Satisfied

                            Time                    Supply
                            Market                  Chain
Business process :
   • Innovation process
   • Product design
   • Product development
   • Operator process
   • Manufacture
   • Marketing
   • Postable service

Sumber : Norton dan Kaplan, 1996

Gambar 2.2
                             Generic Value Chain Mode


      Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai

      yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton (1996 : 96)

      membaginya menjadi tiga prinsip dasar yaitu :

      1. Inovasi



                                          36
Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang

        mendapatkan perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan

        dalam proses operasi. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasikan

        keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa mendatang serta

        merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut.

    2. Operasi

                 Tahap ini merupakan tahap akhir di mana perusahaan secara nyata

        berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam

        memenuhi keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka.

        Kegiatan operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelanggan dan

        berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelanggan. Kegiatan ini

        lebih mudah diukur kejadiannya yang rutin dan terulang.

    3. Layanan pasca jual

                 Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat

        tambahan kepada para pelanggan yang telah membeli produk-produknya

        dalam bentuk layanan pasca transaksi.




2.7 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

           Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan

    menjadi organisasi belajar (learning organization) sekaligus mendorong

    pertumbuhannya (Teuku Mirza, Usahawan, 1997).

    Kaplan dan Norton membagi tolak ukur perspektif ini dalam tiga prinsip yaitu :

    1. People



                                       37
Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih lanjut dituntut

untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan

lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu,

dalam pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara

spesifik dengan kemampuan pegawai, yaitu apakah perusahaan telah

mencanangkan peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang

dimiliki.

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu

ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard :

a. Tingkat kepuasan karyawan

            Kepuasan karyawan merupakan suatu para kondisi untuk

   meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan kepada konsumen dan

   kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting

   khususnya bagi perusahaan jasa.




b. Tingkat perputaran karyawan (retensi karyawan)

            Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk

   mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam

   organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam

   sumber daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan

   karyawannya untuk terus berada dalam perusahaan.

c. Produktivitas karyawan




                               38
Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari

      peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal,

      dan tingkat kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan

      output yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan

      pekerja.

2. System

            Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk

   menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan pertumbuhan

   apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Pegawai di bidang

   operasional memerlukan informasi yang memadai. Pegawai di bidang

   operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu dan akurat

   sebagai umpan balik, oleh sebab itu karyawan membutuhkan suatu system

   informasi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk

   memenuhi kebutuhan tersebut.




3. Organizational Procedure

            Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk

   mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus

   diteruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang

   berlimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha

   apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan

   perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk




                                  39
mengambil keputusan atau bertindak.

   Core
   measurement                      Result
                  Employee                                  Employee
                  retention                                 production
                                        Employee
                                        safaction



   Enablers
                                       Technology           Climate for
               Staff competence
                                      infrastructure          action


Gambar 2.3
              Kerangka pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan



2.8 Pengertian Rumah Sakit

  Menurut American Hospital Association, rumah sakit adalah suatu organisasi
  yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran
  yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran asuhan keperawatan
  yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
  pasien (Azrul Anwar, 1966).
  Sesuai dengan perkembangan rumah sakit dapat dibedakan menjadi beberapa
  jenis. Menurut Azrul Anwar, rumah sakit dibedaka menjadi empat macam yaitu :
     1. Menurut pemilik

        Ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dibagi menjadi dua macam yaitu :

        a. Rumah sakit pemerintah

        b. Rumah sakit swasta

    2. Menurut filosofi yang dianut

        Menurut filosofi yang dianut rumah sakit dibagi menjadi dua macam yaitu :

        a. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan (non profit hospital). Salah

            satu faktor yang membedakan rumah sakit milik pemerintah dengan




                                       40
swasta adalah terletak orientasinya terhadap laba. Rumah sakit milik

           pemerintah merupakan organisasi nirlaba yaitu organisasi yang

           orientasi   utamanya      bukan    untuk   mencari   laba   tetapi   lebih

           mengutamakan peningkatan pelayanan.

        b. Rumah sakit yang mencari keuntungan (profit hospital). Rumah sakit

           swasta telah dikelola secara komersial serta berorientasi untuk mencari

           keuntungan.

     3. Mencari jenis pelayanan yang diselenggarakan

        Jika dilihat dari sisi pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit dibedakan

        menjadi dua macam yaitu :



        a. Rumah sakit umum (general hospital)

           Disebut rumah sakit umum bila semua jenis pelayanan kesehatan

           diselenggarakan.

        b. Rumah sakit khusus (specialty hospital)

           Jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

     4. Menurut lokasi rumah sakit

        Jika ditinjau dari lokasinya rumah sakit dibedakan menjadi beberapa

        macam tergantung dari sistem pemerintah yang dianut. Contohnya rumah

        sakit pusat, jika lokasinya di ibu kota negara, rumah sakit propinsi jika

        lokasinya di ibukota propinsi.



2.9 Penelitian Terdahulu

     1. Helen Livingston (1999) melakukan penelitian mengenai penerapan BSC




                                         41
pada organisasi nirlaba dengan judul “Creating a BSC Tempalate : O

   Frame Work For Strategic Planning and Management at Deakin

   University Library”.

   Hasil penelitian tersebut adalah untuk perkembangan jangka perpustakaan

   Deakin selama tiga tahun terakhir memfokuskan pada perencanaan strategi

   untuk menerapkan strategi tersebut. Perpustakaan harus mempunyai tolok

   ukur yang jelas yang akan dikomunikasikan ke seluruh karyawan.

   Penerapan BSC dalam lingkungan perpustakaan Deakin akan semakin

   relevan dengan penambahan perspektif dari keempat perspektif yang ada

   yaitu perspektif sumber informasi.

2. Dwi Cahyono (2000) melakukan penelitian mengenai penerapan BSC di

   sektor publik. Penelitian tersebut mengambil judul “Pengukuran Kinerja

   BSC Untuk Organisasi Sektor Publik”.

   Hasil analisis tersebut adalah bahwa untuk kinerja organisasi sektor publik

   diperlukan banyak pendekatan selain pendekatan keuangan yang menjadi

   kendala. Jika pendekatan non keuangan dapat diterapkan di organisasi ini.

   Sebenarnya secara tidak langsung organisasi sektor publik sudah

   menerapkan pengukuran kinerja BSC akan tetapi belum mengetahui apa

   yang hendak dipakai dalam mengukur kinerjanya.

3. Azka Mun’in (2001) melakukan penelitian tingkat kepuasan terhadap

   rumah sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang yang menyebutkan bahwa

   selama tahun 1997 – 1999 perspektif konsumen menunjukkan tingkat

   kepuasan pelanggan yang belum memuaskan sehingga menyebabkan




                                  42
turunnya customer retention (42,04%) dan pertumbuhan new customer

   (11,11%). Kemudian pada perspektif pertumbuhan dalam pembelajaran

   memperlihatkan tingkat kepuasan karyawan yang rendah (45,16%), tingkat

   kedisiplinan karyawan dan tingkat kesetiaan karyawan menurun (1,72%

   dan 0,47%).

4. Endah Kusuma I (2003), melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

   BSC Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada Organisasi Nirlaba” (Studi Kasus

   Pada Yayasan Setoran Semarang).

   Hasil dari penelitian tersebut adalah menyebutkan bahwa selama tahun

   2000 – 2002 masing-masing perspektif yang diterapkan pada yayasan

   tersebut mengalami peningkatan yaitu perspektif pembelajaran dan

   pertumbuhan naik sebesar 11%, perspektif proses bisnis internal sebesar

   74%, perspektif klien/pelanggan sebesar 68% dan perspektif keuangan

   63%.




                                43
44
BAB III

                           METODOLOGI PENELITIAN



3.1 Objek dan Lokasi Penelitian

               Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Kristen

        Tayu dengan alasan bahwa penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur

        kinerja Rumah Sakit Kristen Tayu merupakan langkah strategik yang

        berdampak besar terhadap kemampuan manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu

        dalam melipatgandakan kinerjanya, baik ditinjau dari aspek Keuangan maupun

        aspek Non-Keuangan dan diharapkan Rumah Sakit Kristen Tayu akan mampu

        bersaing serta berkembang dengan baik.



3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1     Populasi

          Populasi adalah sejumlah individu yang mempunyai sifat atau kepentingan
          yang sama (Sutrisno Hadi, 1997 : 220). Dalam penelitian ini populasi adalah
          para konsumen Rumah Sakit Kristen Tayu yang akan digunakan untuk
          menilai kepuasan pada aspek konsumen dan karyawan Rumah Sakit Kristen
          Tayu yang berjumlah 450 orang yang akan digunakan untuk menilai
          kepuasan karyawan pada aspek pertumbuhan dan pembelajaran.


3.2.2     Sampel

          Penentuan sempel yaitu yang menjadi responden adalah karyawan yang
          terkait dengan penilaian yang akan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat
          kepuasan karyawan melalui penyebaran kuesioner. Sampel yang baik adalah
          sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian
          ini adalah para responden yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
          ada dalam kuesioner.
          Sementara itu, metode pengambilan sampel untuk karyawan Rumah Sakit
          Kristen Tayu adalah metode Non Random Sampling yaitu Convenience



                                           45
Sampling dimana penentuan jumlah sampel dari elemen populasi yang
        datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai
        subjek adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk
        memilih sampel yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro & Bambang,
        1999 : 130). Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin yaitu :
                        N
                n=
                    N .d2 + 1
                          350
                n=                   = 77,8 (dibulatkan menjadi 78 orang)
                      350 . 0,12 + 1

        keterangan :

        N   = populasi

        n   = sampel




3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1   Jenis dan Sumber Data

        1. Data Primer

                     Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya (Sutrisno Hadi,

            1997 : 134).


                     Data primer ini berupa hasil jawaban responden mengenai

            kepuasan karyawan tentang semagat kerja, motivasi, kondisi fisik tempat

            kerja dan tentang rumah sakit secata umum.

        2. Data Sekunder

            Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa keterangan yang

            ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data

            primer (Sutrisno Hadi, 1997 : 134). Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa

            data mengenai pelangan atau komsumen, rasio-rasio kinerja Rumah Sakit dan gambaram

            umum Rumah Sakit Kristen Tayu selama tiga tahun.



                                               46
3.4 Teknik Pengumpulan Data

            Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab langsung dengan pihak

        Rumah sakit.

    2. Kuesoner yaitu melalui pengajuan kuessioner yang mengetahui seberapa

        besar tingkat kepuasan karyawan Rumah Sakit.

    3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan

        dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi

        Balanced Scorecard pada suatu perusahaan, khususnya Rumah Sakit.

        Metode ini di perlukan untuk menujang kelengkapan dan ketajaman

        analisis.



3.5 Pengujian Instrumen Penelitian

            Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan

    alat analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk

    mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan reliabel. Pengujian instrumen

    dilakukan dengan menggunakan :

     a. Uji Validitas

              Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok atau

        sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji

        apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok untuk digunakan

        dalam penelitian ini.

                Untuk menguji validitasnya menggunakan statistic factor analysis



                                           47
significancy, nilai Loading Factor yang dipakai adalah 0,4.

   Pengambilan Keputusan: (Augusty Ferdinand, 2002 : 133)

   -   Apabila nilai loading factor menunjukkan nilai lebih besar atau sama

       dengan 0,4, maka butir pernyataan tersebut valid

   -   Apabila nilai loading factor menunjukkan nilai lebih kecil atau sama

       dengan 0,4, maka butir pernyataan tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

        Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam

   mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk

   mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-

   benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi

   reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut

   dan sebaliknya jika reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat tersebut

   tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Teknik pengujian reliabilitas

   dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh

   Cronbach Alpha ( α ), dengan rumus sebagai berikut : (Imam Ghozali,

   2001;129)

                    k .r
         α =
               1 + (k − 1)r

        Keterangan :

        α = Koefisien reliabilitas

        r = rata-rata korelasi antar butir

        k = jumlah butir

   Pengambilan Keputusan :



                                     48
-   Jika koefisien Cronbach Alpha ( α ) < 0,6 maka butir pertanyaan

            dinyatakan tidak reliabel.

        -   Jika koefisien Cronbach Alpha ( α ) ≥ 0,6 maka butir pertanyaan

            dinyatakan reliabel.




3.6 Metode Analisis

    1. Analisis kualitatif meliputi klarifikasi visi, misi dan tujuan ke dalam
       rencana strategi perusahaan.
    2. Analisis kuantitatif

        Pengukuran kinerja masing-masing perspektif.

        Rumusnya :

        a. Mengukur kinerja perspektif keuangan

            Perspektif ini menggunakan perhitungan :

                        laba bersih
            -   ROI =                x 100%
                        total aktiva

                                     Penjualan
            -   Rasio Efesiensi =                 x 100%
                                    Aktiva Lancar

        b. Mengukur kinerja perspektif konsumen

            Perspektif ini menggunakan perhitungan :

            -   Kepuasan pelanggan

                Kepuasan pelanggan ini diketahui dari data sekunder yaitu survey

                yang dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sakit. Mengukur

                seberapa jauh kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan yang

                diberikan oleh Rumah Sakit. Kepuasan konsumen mengukur rata-


                                         49
rata kepuasan pelanggan dengan meberikan nilai pada jawaban

       kuesinoer sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai

       yang diberikan adalah:

       1. 1: sangat tidak puas.

       2. 2: tidak puas.

       3. 3: ragu-ragu.

       4. 4: puas.

       5. 5: sangat puas.

       Untuk mengetahui rata-rata kepuasan konsumen maka jumlah skor

       jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah konsumen yang menjadi

       responden.

       Penentuan kreteria rata-rata kepusan pelanggan.

c. Mengukur kinerja perspektif proses internal bisnis.

   Berdasarkan data sekunder yang diambil dari Rumah Sakit perspektif

   ini menggunakan perhitungan :

   -   BTO (Bed Turn Over Rate)

               D
       BTO =
               A

   -   GDR (Gross Death Rate)

                Pm
       GDR =       x 1000 mil
                 D

   -   NDR (Net Death Rate)

                Pm > 48 jam
   -   NDR =                x 1000 mil
                     D




                                  50
Keterangan :

   O     =   rerata tempat terisi dihitung dari jumlah tempat tidur yang terisi, kemudian

             hasilnya dibagi jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan

   D     =   jumlah pasien keluar (hidup/mati)

   A     =   rerata tempat tidur yang siap dipakai

   T     =   jumlah hari perhitungan (30/31/365)

   Pm    =   pasien mati


d. Mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perspektif

   ini menggunakan perhitungan :

                                         laba operasi
   -    Produktivitas karyawan =
                                       jumlah karyawan

   -    Perputaran karyawan =

               jumlah karyawan keluar
                                             x 100%
        jml total karyawan pada thn berjalan

   -    Kepuasan karyawan

        Dianggap sebagai penentu dari kedua pengukuran sebelumnya.

        Pengukurannya dilakukan dengan survey kepuasan karyawan

        melalui   kuesioner.       Kepuasan      karyawan      mengukur        rata-rata

        kepuasan karyawan dengan meberikan nilai pada jawaban kuesinoer

        sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai yang

        diberikan adalah:

        1. 1: sangat tidak puas.

        2. 2: tidak puas.

        3. 3: ragu-ragu.


                                    51
4. 4: puas.

                5. 5: sangat puas.

                                            Jumlah karyawan x skor
                Kepuasan karyawan =                                x 100%
                                                 Total bobot

                Untuk mengetahui rata-rata kepuasan karyawan maka jumlah skor

                jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah karyawan yang menjadi

                responden.

                Penentuan kreteria rata-rata kepusan karyawan.

   Tabulasi Perhitungan Keempat Perspektif Balanced Scarecard

   Jenis Variabel              Indikator                       Pengukuran
1. Perspektif
   keuangan
   - ROI                -     Peningkatan Laba -      Prosentase laba bersih terhadap
                              Bersih                  total aktiva
    -   Rasio Efesiensi -     Penurunan Biaya -       Presentase penjualan bersih
                              Operasi                 terhadap aktiva lancar
2. Perspektif
   pelanggan
   - Kepuasan           -     Peningkatan         -   kuesuner terhadap kepuasan
       pelanggan              kepuasan                pelanggan
                              pelanggan
3. Perspektif proses
   internal bisnis
    - BTO               -     Peningkatan BTO -       Perbandingan antara jumlah pasien
                                                      keluar dengan tata tempat yang siap
                                                      pakai
    -   GDR             -     Penurunan GDR       -   Perbandingan antara pasien mati
                                                      dengan jumlah untuk tiap 1000
                                                      pasien keluar
    -   NDR             -     Penurunan NDR       -   Perbandingan antara pasien mati >
                                                      48 jam setelah dirawat dengan
                                                      jumlah untuk tiap-tiap 1.000 pasien
                                                      keluar




                                             52
4. Perspektif
   pembelajaran dan
   pertumbuhan
   - Produktivitas    -   Peningkatan      -     Perbandingan antara laba operasi
       karyawan           produktivitas          dengan total karyawan
                          karyawan
   -   Retensi        -   Penurunan jumlah -     Perbandingan antara jumlah
       karyawan           karyawan keluar        karyawan keluar dengan total
                                                 karyawan tahun berjalan
   -   Kepuasan       -   Peningkatan        -   Kuesioner terhadap kepuasan
       karyawan           kepuasan               karyawan
                          karyawan




                                        53
BAB IV

                 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN



4.2.Gamabaran Umum Obyek Penelitian

           Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kinerja menggunakan

    Balance Scorecard yang diterapkan pada Badan Usaha berbentuk Rumah

    Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Krinten Tayu Pati. Rumah Sakit Kriten

    Tayu Pati adalah Rumah Sakit Swasta Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai

    unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan berdasarkan SK Gubernur No.

    59/DH.TAP/1972, yang secara taknis fungsional bertanggung jawab kepada

    Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah dan secara taktis operasional kepada

    Bupati. Rumah Sakit Kristen Tayu Pati merupakan Rumah Sakit Kelas B

    Non Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 93/Menkes/SK/1995 yang

    struktur organisasinya dan tata kerjanya diatur melalui peraturan Pemerintah

    Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 2 Tahun 2003 yang mengatur Tugas

    Pokok dan fungsi dengan uraian tugas pada masing-masing unit kegiatan.

           Rumah Sakit Kristen Tayu Pati beridiri di atas tanah seluas 41.057

    M2 dengan luas bangunan 13.064 M2 dengan 200 tempat tidur yang

    memberikan pelayanan melalui Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap dan

    Rawat Darurat serta pelayanan penunjang lainnya dalam tiga belas bidang

    keahlian/spesifik dan menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk daerah Pati

    dan sekitarnya.




                                      41
4.2.Visi dan Misi

             Rumah Sakit merupakan salah satu unit bisnis nir laba yang

     didirikan dengan mempunyai Visi dan Misi yang hendak dicapai.

     Adapun Visi dari didirikannya Rumah Sakit Kristen Tayu Pati adalah

     terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat paripurna yang prima.

     Sedangkan Misi yang hendak dicapai dari didirikannya rumah sakit

     kristen Tayu Pati adalah :

      .1 Menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia

      .2 Mendukung sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas dan

          bermanfaat secara optimal

      .3 Kerjasama dengan mitra Rumah Sakit

      .4 Memberikan pelayanan kesehatan yang Profesional

      .5 Meningkatkan pendapatan Rumah Sakit

      .6 Meningkatkan Kesejahteraan karyawan

4.2.Tujuan

             Adapun tujuan dari didirikannya Rumah Sakit Kristen Tayu Pati

     yaitu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat.

4.2.Bidang Usaha

     Rumah sakit Krintes Tayu Pati merupakan entitas bisnis nir laba yang

     bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan adapun jasa yang

     ditawarkan dilayani yaitu meliputi :

      .1 Pelayanan Medis

      .2 Pelayanan Gawat Darurat

      .3 Kamar Operasi




                                   42
.4 Pelayanan Intensif

           .5 Pelayanan Prinital Resiko Tinggi

           .6 Pelayanan Keperawatan

           .7 Pelayanan Anestesi

           .8 Pelayanan Radiologi

           .9 Pelayanan Farmasi

           .10 Pelayanan Laboratorium

           .11 Pelayanan Rehabilitasi Medis

           .12 Pelayanan Gizi

           .13 Rekam Medis

           .14 Pengendalian Infeksi di RS

           .15 Pelayanan Sterilisasi Sentral

           .16 Keselamatan kerja, kebakaran dan kaewaspadaan berencana

           .17 Pemeliharaan suasana

           .18 Pelayanan lain

           .19 Perpustakaan

4.2.Analisis Data

4.2.1   Kinerja Perspektif Keuangan

              Kinerja perspektif keuangan adalah merupakan ikhtisar dari

        konsekuensi ekonomi yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. Pada

        perspektif ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan pengukuran

        kinerja perspektif keuangan tahun 2004-2005 dengan mengacu pada

        laporan keuangan Rumah Sakit Kristen Tayu Pati. Berdasarkan data




                                        43
skunder yang diperoleh, laporan keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel

      4.1 dan tabel 4.2 sebagai berikut :

                                 Tabel 4.1
                    Neraca Rumah Sakit Kristen Tayu
                      Per 31 Desember 2004 dan 2005
                                        AKTIVA
        Akun                             Saldo 2004 (Rp)    Saldo 2005 (Rp)
 I      Aktiva Lancar
        Kas                                Rp    40.541.750 Rp      52.450.500
        Piutang pasien                     Rp    15.580.000 Rp      25.855.000
        Persediaan                         Rp     9.914.650 Rp 103.450.750

        Total Aktiva lancar                 Rp    146.036.400     Rp    181.786.250

II      Aktiva Tetap
        Tanah                                Rp 67.850.000         Rp 80.850.000
        Gedung dan Bangunan                  Rp 126.242.500        Rp 125.242.500
               Akumulasi Penyusutan          Rp 56.809.125         Rp 63.121.250
        Alat Medik                           Rp 78.435.000         Rp 78.435.000
               Akumulasi Penyusutan          Rp 35.295.750         Rp 39.217.500
        Mesin dan Instalasi                  Rp 85.750.000         Rp 85.750.000
               Akumulasi Penyusutan          Rp 38.587.500         Rp 42.875.000
        Perabot                              Rp 45.625.000         Rp 45.625.000
               Akumulasi Penyusutan          Rp 20.531.250         Rp 22.812.500
        Kendaraan                            Rp 124.850.000        Rp 124.850.000
               Akumulasi Penyusutan          Rp 56.182.500         Rp 62.425.000
        Alat Kerja                           Rp 35.200.000         Rp 35.200.000
               Akumulasi Penyusutan          Rp 15.840.000         Rp 17.600.000

        Total Aktiva                        Rp    486.742.775     Rp    510.687.500

                            HUTANG DAN EKUITAS
III     Hutang Jangka Pendek
        Hutang Pihak Ke III        Rp   34.850.700                Rp      30.550.000

        Total Hutang Jangka Pendek          Rp      34.850.700    Rp      30.550.000

IV      Ekuitas
        Modal + Laba                        Rp    451.892.075     Rp    480.137.500

        Total Modal                         Rp    451.892.075     Rp    480.137.500

        Total Hutang dan Ekuitas            Rp    486.742.775     Rp    510.687.500



                                       44
Tabel 4.2
                   Laba-Rugi Rumah Sakit Kristen Tayu
                         Periode 2004 dan 2005

        Akun                               Saldo 2004 (Rp)        Saldo 2005 (Rp)
  A     Pendapatan
        Rawat Inap                          Rp     705.833.600    Rp     823.334.500
        Rawat Jalan                         Rp     450.853.000    Rp     503.415.000
        Lain-lain                           Rp       6.362.200    Rp       8.448.800

        Total Pendapatan                   Rp     1.163.048.800   Rp    1.335.198.300

  B     Biaya-biaya
        Gaji dan tunjangan                   Rp    444.030.500     Rp    479.122.000
        Pensiun                              Rp     64.470.600     Rp     77.882.400
        Uang lelah                           Rp    168.065.300     Rp    172.261.200
        Pemakaian dapur                      Rp     57.249.100     Rp     68.996.600
        Pemakaian logistik                   Rp     76.353.050     Rp     86.412.200
        Pemakaian obat                       Rp     84.364.350     Rp     87.457.300
        Pemakaian alat RT, suplies, dll      Rp     23.296.800     Rp     27.187.300
        Pemeliharaan gedung                  Rp      6.474.300     Rp      4.897.500
        Listrik                              Rp     21.806.700     Rp     37.226.800
        Telpon                               Rp     11.761.225     Rp     15.004.900
        BBM                                  Rp     12.057.300     Rp     18.229.200
        PMI                                  Rp     23.840.000     Rp     25.360.000
        Perjalanan Dinas                     Rp     12.273.200     Rp     15.092.800
        Foto Copy                            Rp      2.574.300     Rp      1.297.500
        Akses                                Rp     26.241.950     Rp     28.967.800
        Penyusutan                           Rp     24.805.125     Rp     24.805.125
        Lain-lain                            Rp      1.200.900     Rp      1.287.600

        Total Biaya                          Rp 1.060.864.700      Rp 1.171.528.225

        Laba (Rugi) kotor                    Rp    102.184.100     Rp    163.670.075
        Pajak                                Rp     10.218.410     Rp     16.367.007

        Laba (Rugu) bersih                   Rp     91.965.690     Rp    147.294.068
Sumber : Lampiran I dan II




                                      45
Pada Tebel 4.3 berikut disajikan ukuran hasil dari kinerja perspektif

   keuangan secara menyeluruh.

                                 Tabel 4.3
                   Rasio-rasio Keuangan RS Kristen Tayu
                               PATI 2004-2005

                                                     Tahun
       UKURAN
                                     2004                         2005
ROI (%)                             18,98 %                      28,84%
Rasio Efesiensi                      7,9 %                        7,3 %
Sumber : Lampiran I-IV dan VII

   A. Indikator ROI

               Indikator ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan laba bersih

       yang dihasilkan dari Rumah Sakit Kristen Tayu Pati pada tahun 2004-

       2005 yang diukur dengan membagi prosentase laba bersih dengan total

       aktova.

        ROI tahun 2004                       ROI tahun 2005

                 Rp.91.956.690                       Rp.147.294.068
        ROI =                   x 100%       ROI =                  x 100%
                 Rp.486.742.775                      Rp510.687.500

        ROI = 18,98%                    ROI = 28,84 %
            Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

       4.3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai ROI dari tahun 2004-2005

       mengalami peningkatas sebesar 9,86% (28,84%-18,98% = 9,86%). Hal ini

       berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi/Return On Investment

       (ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar

       9,86%     karena   berdasarkan    penilaian   kelayakan    usaha,   apabila

       tingkat ROI lebih dari 5 % berarti telah dianggaplayak / baik

       (www.depkes.go.it/kebijakan/rs/pusk/sistem)




                                        46
B. Indikator Rasio Efesiensi

               Indicator Rasio Efesiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya

        operasi dalam hubungannya dengan pendapatan yang digunakan oleh

        Rumah Sakit Kristen Tayu pada tahun 2004-2005, yang diukur dengan

        membandingkan pendapatan aktiva lancar.

Rasio Efesiensi tahun 2004                    Rasio Efesiensi tahun 2005

                    Rp.1.163.048.800                              Rp.1.335.198.300
Rasio Efesiensi =                    x 100%   Rasio Efesiensi =                    x 100%
                     Rp.146.036.400                                Rp181.786.250

ROI = 18,98%                                 ROI = 28,84 %
       Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.3 di

        atas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2004-2005

        mengalami peningkatan sebesr 0,6%( 7,9% - 7,3% = 0,6%). Hal ini berarti

        bahwa rasio efesiensi Rumah Sakit menurun sehingga biaya operasi dapat

        ditekan.

4.22. Kinerja Perspektif Konsumen

             Basisi dari perspektif ini adalah menciptakan konsumen yang mampu

      menghasilkan financial return tinggi. Hal tersebut dapat terwujud jika

      perusahaan memperhatikan proses (aspek waktu, kualitas, kinerja dan

      layanan) dan hasilnya berupa ukuran hasil (Out Come Measure) sebagai

      parameter perspektif ini. Tetapi Rumah Sakit Kristen Tayu didirikan bukan

      sebagai Unit Usaha yang beroreintasi (Profit Oriented). Kinerja Perspektif

      konsumen (pasien) diukur denganmenggunakanindikator kepuasan pasien

      Rumah Sakit Kristen Tayu Pati.

      A. Indikator Kepuasan Pelanggan




                                       47
Indicator kepuasan pelanggan bertujuan untuk mmengukur

  peningkatan kepuasan pelanggan (pasien), pelanggan adalah orang yang

  melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Kristen Tayu, yang diukur

  idukur dengan mengisi daftar pertanyaan kusioner yang telah

  disediakan. Pasien yang telah menjadi responden sebanyak 100 orang

  pasien. Hal yang khusus dan mutlak yang harus dilakukan dari

  kuesioner adalah jawaban dari kuesioner tersebut harus diuji validitas

  dan reliabilitas. Pengujian tersebut diperlukan agar jawaban yang

  diberikan benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.

 Uji Validitas

          Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur apa

   yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya

   diukur. Bila instrument tidak valid, maka instrument tersebut tidak

   bermanfaat bagi peniliti, karena tidak mengukur atau melakukan apa

   yan seharusnya dilakukan.

          Untuk melakukan uji validitas instrument penelitian digunakan

   stsatistic factor analysis isgnificancy, nilai Loading Factor yang

   dipakai adalah 0,4. Apabila nilai Loading Factor menunjukkan nilai

   lebih besar dari 0,4, maka butir pernyataan tersebut valid (Augusty

   Feerdinand, 2002 :133). Pada tabel 4.4 berikut disajikan hasil uji

   validitas untuk item-item pernyataan tentang Kepuasan Pasien.

          Tebl 4.4

          Hasil Uji Validitas – Dimensi Kepuasan Pasien




                               48
Pernyataan      Loading Factor          Validiy        Keterangan
         K1              0,721                 0,4            valid
         K2              0,688                 0,4            valid
         K3              0,690                 0,4            valid
         K4              0,622                 0,4            valid
         K5              0,791                 0,4            valid
         K6              0,687                 0,4            valid
         K7              0,547                 0,4            valid
         K8              0,609                 0,4            valid
         K9              0,594                 0,4            valid
        K10              0,736                 0,4            valid
        K11              0,606                 0,4            valid
        K12              0,585                 0,4            valid
        K13              0,730                 0,4            valid
        K14              0,717                 0,4            valid
        K15              0,612                 0,4            valid
        K16              0,664                 0,4            valid
        K17              0,696                 0,4            valid
        K18              0,668                 0,4            valid
   Sumber : Lampiran XXII

          Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.4 diatas dapat

   dilihat bahwa nilai Loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai

   kepuasan pasien memiliki nilsi loading factor di atas atau lebi besar

   dari 0,4. sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing

   pertanyaan mengenai Kepuasan Pasien dapat dikategorikan valid dan

   memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reliabilitas dan

   pengujian hipotesis



 Uji Reliabilitas

          Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

   suatu alat ukur dapat idpercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun,

   1989:140).   Teknik   pengujian   reliabilitas   dalam   penlitian    ini




                              49
menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Cronbach

   Alpha ( α )

          Uji relibilitas dilakukan dengan melihat hasil Cronbach`s alpha

   coefficientlebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dari

   konstruk tersebut dapat dikatakan reliable (Ima Ghozali, 2001). Pada

   tebel 4.5 berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas untuk item-item

   pernyataan mengenai kepuasan pasien.

                                Tebel 4.5
                          Hasil Uji Reliabilitas


                        Cronback`s
      Dimensi                             Reliability            Keteranga
                           alpha
  Kepuasan Pasien          0,9167              0,6               Reliabel


Sumber : Lampiran XXIII

      Dari hasil uji reliabilitas yang disajikan pada tebel 4.5 di atas

diperoleh nilai cronbach`s alpha untuk dimensi kepuasan pasien sebesar

0,916>0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan

untuk kepuasan pasien adalah reliable. Pada tebl 4.7 berikut disajikan

ringkasan jawaban / tanggapan responden terhadap pelayanan rumah sakit.



                               Table 4.7
                 Statistic deskriptif kepuasan pasien

                     Kisaran         Kisaran                           Median
    Variable                                         Rata-rata
                     teoritis        aktual                            teoritis
    Kepuasan
                     18 - 90         63 - 90         69,9800           54,000
     pasien
      Pengukuran variable tingkat kepuasan pasien menggunakan



                                50
instrumen Mun`im Azka (2001), terdiri dari 18 pertanyaan dengan skor 1

       sampai 5. Tingkat kepuasan pasien tinggi dengan skala tinggi dan tingkat

       kepuasan pasien rendah dengan skala rendah. Berdasarkan hasil

       pengukuran variabel tingkat kepuasan pasien, skor jawaban responden

       berkisar 63-90 dengan kisaran teoritis 18 – 90. Dari tabel statistik

       deskriptif, nilai median teoritis untuk variabel tingkat kepuasan pasien

       sebesar 54 dan nilai rata-ratanya sebesar 63,9800, sehingga data diketahui

       bahwa tingkat kepuasan pasien dalam penelitian ini dalam kondisi yang

       tinggi.

4.2.3 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis

            Kinerja perspektif proses bisnis internal diukur dengan menggunakan

     tiga indikator yaitu : Bed Turnover Ratio (BTO), Gross Death Rate (GDR)

     dan Net Death Rate (NDR). Hasil perhitungan dari ketiga indikator

     perspektif proses bisnis internal dapat dilihat pada tabel 4. 8 berikut :

                                   Tabel 4.8
                   Kinerja Proses Internal RS Kristen Tayu
                                Pati 2004-2005
                                                Tahun
           UKURAN
                                      2004                   2005
      BTO (kali)                    16,58 kali             19,39 kali
      GDR (Permil)                 45,8 permil            47,4 permil
      NDR (Permil)                44,63 permil           30,03 permil
     A. Indikator Bed Turnover Ratio (BTO)

                 Indikator Bed Turnover Ratio (BTO) bertujuan untuk mengukur

         peningkatan Bed Turnover Ratio (BTO), yang diukur dengan

         perbandingan antara jumlah pasien yang keluar dengan tempat tidur

         yang siap pakai.




                                         51
BTO tahun 2004                      BTO tahun 2005
            3316                                3878
    BTO =        (kali)                 BTO =        (kali)
             200                                 200
    BTO = 16,58 KALI                BTO = 19,39 kali
        Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

   4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Bed Turnover ratio dari tahun 2004-

   2005 mengalami peningkatan sebesar 2,81 kali (19,39 kali – 16,58 kali =

   2,81 kali). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran tempat tidur

   yang terisi terus meningkat, artinya jumlah pasien yang dapat tertangani

   oleh rumah sakit Kristen Tayu semakin banyak, karena pada tahun 2005

   terjadi peningkatan pasien sebesar 2,81 kali jika dibanding dengan tahun

   2004

B. Indikator Gross Death Rate (GDR)

   Indikator Gross Death Rate (GDR) bertujuan untuk mengukur

   penurunan jumlah pasien yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut,

   yang diukur dengan membandingkan antara pasien meninggal dunia

   dengan jumlah untuk tiap pasien keluar.

    GDR tahun 2004                  GDR tahun 2005
           152                               184
    GDR =       x 1000 permil       GDR =         x 1000 permil
          3316                               3878
    GDR = 45,8 permil               GDR = 47,4 permil
        Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

   4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Gross Death Rate (GDR) dari tahun

   2004-2005 mengalami peningkatan sebesar 1,6 permil (47,4 permil-45,8

   permil = 1,6 permil). Hal ini berarti bahwa kinerja yang ditunjukkan

   rumah sakit Kristen Tayu baik dalam hal perawatan, pencegahan,

   kecepatan serta keamanan terhadap pasien kurang memuaskan karena



                                  52
jumlah pasien yang meninggal belum dapat diminimalisir.

    C. Indikator Net Death Rate (NDR)

               Indikator Net Death Rate (NDR) bertujuan untuk mengukur

        penurunan jumlah pasien yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit

        tersebut, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah pasien yang

        meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama lebih 48 jam dengan

        tiap-tiap 1000 pasien yang keluar dari rumah sakit.

         NDR tahun 2004                     NDR tahun 2005

                 148                                 132
         NDR =        x 1000 permil         NDR =         x 1000 permil
                 3316                                3878

         NDR = 44,63 permil                 NDR = 34,03 permil


               Berdasarkan data dan hasilperhitungan yang disajikan pada tabel

        4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Net Death Rate (NDR) dari tahun

        2004-2005 mengalami penurunan sebesar 1,04 permil (44,63 permil –

        34,03 permil = 1,04 permil). Hal ini berarti bahwa kinerja yang

        ditunjukkan rumah sakit Kristen Tayu dalam hal perawatan intensif dan

        keamanan terhadap pasien cukup memuaskan karena jumlah pasien yang

        meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 48 jam sudah

        dapat diminimalisir.

4.2.4 Kinerja Perspektif pertumbuhan dan Pembelajaran

           Pengukuran kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

    merupakan perspektif yang paling mendasar dalam Balance Scorecard.

    Kinerja   perspektif   pertumbuhan     dan   pembelajaran   diukur    dengan




                                      53
menggunakan indikator tiga indikator yaitu : Produktifitas karyawan,

Retensi Karyawan dan kepuasan karyawan. Produktifitas karyawan

ditentukan oleh kompetensi dan ketersediaan baik sarana maupun prasarana

untuk menjalankan aktifitasnya. Karyawan yang berkomitmen ditentukan

oleh kualitas lingkungan kinerjanya, yang tercermin dalam kepuasan

karyawan terhadap seluruh aspek oraganisasi. Sedangkan kepuasan

karyawan merupakan factor yang mempengaruhi tingkat produktifitas

karyawan.

       Hasil perhitungan kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran

yang diukur dengan indikator produktifitas karyawan dan retensi karyawan

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :

                                Tabel 4.9
      Kinerja Pertumbuhan dan Pembelajaran RS Kristen Tayu
                            Pati 2004-2005
                                             Tahun
       UKURAN
                                   2004                 2005
 Produktifitas karyawan Rp 282.276,51/karyawan Rp 429.580,24/karyawan
 Retensi karyawa                   2,2 %               2,8 %
 Kepuasan karyawan                    -                   -
Sumber : Lampiran X, VI dan I-II

A. Indikator Produktifitas Karyawan

            Indikator produktifitas karyawan bertujuan untuk mengukur

   peningkatan      produktifitas        karyawan,   yang   diukur   dengan

   membandingkan laba operasi dengan total karyawan.

   Produktifitas karyawan 2004

                               Rp102.184.100
   Produktifitas karyawan =
                                   362

   Produktifitas karyawan = Rp 282.276,51 perkaryawan



                                    54
Produktifitas karyawan 2005

                              Rp163.670,075
   Produktifitas karyawan =
                                  381

   Produktifitas karyawan = Rp 429.580,24

         Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

   4.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai produktifitas karyawan mengalami

   peningkatan dari tahun 2004-2005 sebesar 147.303,73 perkaryawan

   (429.580,24-282.276,51 = Rp 147.303,73 perkaryawan). Hal ini berarti

   bahwa karyawan rumah sakit memiliki semangat dan etos kerja tinggi

   dalam menjalankan tanggung jawab yang telah dibebankan.



B. Indikator Retensi Karyawan

         Indikator Retensi karyawan bertujuan untuk mengukur penurunan

   jumlah karyawan yang keluar, yang diukur dengan membandingkan

   antara jumlah karyawan dengan total karyawan.



    Retensi Karyawan tahun 2004               Retensi Karyawan tahun 2005

                          8                                        11
    Retensi Karyawan =       x 100%           Retensi Karyawan =       x 100%
                         362                                       381

    Retensi Karyawan = 2,2 %                  Retensi Karyawan = 2,8 %


         Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel

   4.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai retensi karyawan dari tahun 2004-

   2005 mengalami peningkatan sebesar 0,6% (2,8%-2,2% = 0,6%). Hal ini

   berarti bahwa kemampuan rumah sakit untuk mempertahankan



                                 55
hubungan yang baik dengan karyawan dapat dikategorikan belum

  berhasil. Hali ini dikarenakan jumlah karyawan yang kelaur bekerja dari

  rumah sakit tidak mengalami penurunan.

C. Kepuasan Karyawan

        Indikator   kepuasan    karyawan    bertujuan    untuk    mengukur

  peningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar

  pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi

  responden sebanyak 78 karyawan.

   Uji Validitas

     Pada tebel 4.10 berikut disajikan hasil uji validitas untuk item-item

     pernyataan tentang semangat kerja.

                                  Tabel.4.10
                Hasil Uji Validitas-Dimensi Semangat Kerja

       Pernyataan     Loading Factor          Validity           Keterangan
          SK1              0,870                0,4                Valid
          SK2              0,870                0,4                Valid
     Sumber : lampiran XIII

            Hasil uji validitas pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa

     nilai loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai semangat

     kerja memiliki nilai loading factor di atas atau lebih besar dari 0,4.

     sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pertanyaan

     mengenai semangat kerja karyawan dapat dikatergorikan valid dan

     memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reliabilitas dan

     pengujian hipotesis.

                                 Tabel 4.11
                Hasil Uji Validitas-Dimensi Kepemimpinan



                                56
Pernyataan    Loading Factor            Validity          Keterangan
     KP1             0,691                  0,4               Valid
     KP2             0,717                  0,4               Valid
     KP3             0,812                  0,4               Valid
Sumber : Lampiran XIII

        Hasil uji validitas pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa

nilai   loading     factor   untuk   dimensi   pernyataan    mengenai

kepemimpinan memiliki nilai loading factor di atas atau lebih besar

dari 0,4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing

pertanyaan mengenai kepemimpinan karyawan dapat dikategorikan

valid dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reabilitas

dan pengujian hipotesis.

                           Tabel 4.12
             Hasil Uji Validitas – Dimensi Motivasi
  Pernyataan    Loading Factor        Validity              Keterangan
     MV1             0,770              0,4                   Valid
     MV2             0,909              0,4                   Valid
     MV3             0,784              0,4                   Valid
Sumber : Lampiran XIV

        Hasil Uji validitas pada tebel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa

nilai loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai motivasi

memiliki nilai loading factor di atas atau lebih dari 0,4. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pernyataan mengenai

motivasi karyawan dapat dikategorikan valid dan memenuhi syarat

untuk dilanjutkan ke analisis uji reabilitas dan pengujian hepotesis.

                               Tabel 4.13
                  Hasil Validitas-Dimensi Komunikasi


   Pernyataan       Loading Factor        Validity          Keterangan



                             57
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS
PENGUKURAN KINERJA RS

More Related Content

What's hot

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medishalimah uminur
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxIinUnique
 
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...Tyo SBS
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanSutopo Patriajati
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutudr.Ade Adra
 
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdf
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdfKredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdf
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdfisnadesvera
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptxRsudKualaPembuang
 
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Kanaidi ken
 
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indo
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indoEtik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indo
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indoYoghi Bagus Prabowo
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...Kanaidi ken
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumKaraengRewaMatt
 
Penyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompokPenyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompokom_wiez
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalanNindra Ayu
 
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Puskesmas
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di PuskesmasAlat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Puskesmas
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di PuskesmasDokter Tekno
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisFahmi Hakam
 
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...RetnoAyun1
 

What's hot (20)

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
 
SOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docxSOP Komunikasi Efektif.docx
SOP Komunikasi Efektif.docx
 
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...
Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident R...
 
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatanPembayaran provider dalam asuransi kesehatan
Pembayaran provider dalam asuransi kesehatan
 
Kak program-tb
Kak program-tbKak program-tb
Kak program-tb
 
Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
 
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdf
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdfKredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdf
Kredensial Dokter Gigi di Puskesmas.pdf
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
 
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
Teknis Koding ICD 9-CM (Prosedur/Tindakan)_ Training/BimTek "SISTEM CASEMIX"
 
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.pptPenjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
 
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indo
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indoEtik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indo
Etik dan regulasi dari pemasaran rumah sakit di indo
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...
Link-Link MATERI BimTek_Kebijakan Baru "STANDAR AKREDITASI Rumah Sakit" (KepM...
 
Contoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formulariumContoh form pengusulan obat formularium
Contoh form pengusulan obat formularium
 
Penyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompokPenyuluhan kelompok
Penyuluhan kelompok
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Puskesmas
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di PuskesmasAlat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Puskesmas
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di Puskesmas
 
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam MedisSistem Indexing Dokumen Rekam Medis
Sistem Indexing Dokumen Rekam Medis
 
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...
Materi 1 - Transformasi Pelayanan Kesehatan Melalui Digitalisasi Rekam Medis ...
 

Viewers also liked

Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...Daniel Panuturi Marbun
 
Tugas balance scorecard mmb41 update
Tugas balance scorecard mmb41 updateTugas balance scorecard mmb41 update
Tugas balance scorecard mmb41 updateRangga Ekalaksana
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Edi Kusmiadi
 
Indikator kinerja rs
Indikator kinerja rsIndikator kinerja rs
Indikator kinerja rsResdi Budaya
 
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR Asep Awaludin
 
Presentasi Intro To Supply Chain Management
Presentasi Intro To Supply Chain ManagementPresentasi Intro To Supply Chain Management
Presentasi Intro To Supply Chain ManagementRizaArdhiyansah
 
Uji validitas dan_reliabilitas
Uji validitas dan_reliabilitasUji validitas dan_reliabilitas
Uji validitas dan_reliabilitasIcal Azmy
 
Kuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenKuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenAliTutupohoS
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanMarobo United
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Achmad Fauzi Al' Amrie
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalTrisnadi Wijaya
 

Viewers also liked (19)

Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi   dan...
Penerapan balanced scorecard dalam pengukuran sistem kinerja organisasi dan...
 
Tugas balance scorecard mmb41 update
Tugas balance scorecard mmb41 updateTugas balance scorecard mmb41 update
Tugas balance scorecard mmb41 update
 
19152 23094-1-sm
19152 23094-1-sm19152 23094-1-sm
19152 23094-1-sm
 
Balanced Scorecard
Balanced ScorecardBalanced Scorecard
Balanced Scorecard
 
Modul cost containtment
Modul cost containtmentModul cost containtment
Modul cost containtment
 
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Permenkes RI Nomor 1796 Tahun 2011 Tentang Regist...
 
Indikator kinerja rs
Indikator kinerja rsIndikator kinerja rs
Indikator kinerja rs
 
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
 
Presentasi Intro To Supply Chain Management
Presentasi Intro To Supply Chain ManagementPresentasi Intro To Supply Chain Management
Presentasi Intro To Supply Chain Management
 
Uji validitas dan_reliabilitas
Uji validitas dan_reliabilitasUji validitas dan_reliabilitas
Uji validitas dan_reliabilitas
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
Kuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosenKuesioner kinerja dosen
Kuesioner kinerja dosen
 
Proses PHK dan Perhitungan Pesangon
Proses PHK dan Perhitungan PesangonProses PHK dan Perhitungan Pesangon
Proses PHK dan Perhitungan Pesangon
 
Sk sop
Sk sopSk sop
Sk sop
 
Notulen rapat
Notulen rapatNotulen rapat
Notulen rapat
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
 
Kuesioner
KuesionerKuesioner
Kuesioner
 
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
Petunjuk teknis apotek berdasarkan SK menkes 10272004
 
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang ProfesionalContoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
Contoh Format Kuesioner Penelitian yang Profesional
 

Similar to PENGUKURAN KINERJA RS

Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiEko Mardianto
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selftedynurul
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_coverDodit Mujiono
 
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-oIrfan S.Kep,Ns
 
sekripsi
sekripsisekripsi
sekripsiboiys
 
1.cover daftar isi
1.cover daftar isi1.cover daftar isi
1.cover daftar isisleepekoy
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusDeny Sulistio
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis omcik
 
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ADE MAYA SARASWATI
 
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...Fresha Kurnia Herdianto
 

Similar to PENGUKURAN KINERJA RS (20)

File Pengantar
File PengantarFile Pengantar
File Pengantar
 
Skripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isiSkripsi judul dan Daftar isi
Skripsi judul dan Daftar isi
 
Analisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, selfAnalisis pengaruh empowerment, self
Analisis pengaruh empowerment, self
 
Going concern
Going concernGoing concern
Going concern
 
Skripsi016
Skripsi016Skripsi016
Skripsi016
 
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
1150014064 dodit mujiono studi kasus_cover
 
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o
01 gdl-petrusbamb-1465-1-skripsi-o
 
sekripsi
sekripsisekripsi
sekripsi
 
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
2. ABMAS GADAR SMA WAHID HASIM.pdf
 
1.cover daftar isi
1.cover daftar isi1.cover daftar isi
1.cover daftar isi
 
Skripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudusSkripsi kenerja pt pura kudus
Skripsi kenerja pt pura kudus
 
Doc
DocDoc
Doc
 
Tesis
Tesis Tesis
Tesis
 
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
ISU GENDER SEBAGAI PEMODERASI ATAS PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP AUDIT...
 
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...
 
Skripsi psikologi
Skripsi psikologiSkripsi psikologi
Skripsi psikologi
 
Cover dkk
Cover dkkCover dkk
Cover dkk
 
Kti reni yunila sari
Kti reni yunila sariKti reni yunila sari
Kti reni yunila sari
 
Hayati hidayah
Hayati hidayahHayati hidayah
Hayati hidayah
 
Tesis rasio
Tesis rasioTesis rasio
Tesis rasio
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 

PENGUKURAN KINERJA RS

  • 1. SKRIPSI PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT (Studi Kasusu Pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati) Disusun Oleh : Nama : Aji Dwi Prihananto NIM : 99.60.0657 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2006
  • 2. ABSTRAKSI Pengukuran kinerja merupakan suatu hal penting bagi sebuah unit bisnis. Ini dikarenakan pengukura kinerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk melakukan penyusunan strategi-strategi bisnis yang cocok dan dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyususnan system imbalan. Selama ini pengukuran kinerja yang sering digunakan adalah pengukuran kinerja yang hanya mengukur kinerja keuangan, tidak dapat mengambarkan kinerja perusahaan secara keseluruan. Pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak nampak yang dimiliki rumah sakit. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non-keuangan yang dikenal dengan istilah Balance Scarecard. Pengukuran kinerja Balance Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Proses Bisnis Internal dan Perspektif Belajar dan Berkembang. Penulis memilih menggunakan Rumah Sakit Kristen Tayu karena selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan perusahaan masih menitik beratkan pada aspek keuangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer dan skunder. Tehnik pengmbilan sample yang digunakan adalah metode penelitian sensus, yaitu mencatat semua elemen yang diselidiki ( Marzaki, 1997:41). Metode pengujian instrument penelitian yang digunakan yaitu pengujian validitas dan pengujian realibilitas. Sedangkan untuk metode analisis penulis menggunakan metode kualitatif (untuk analisis tidak dengan angka) dan metode kwantitatif (untuk analisis menggunakan angka-angka) yang nilai kinerja Rumah Sakit melalui empat perspektif Balance Scorecard.
  • 3. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perspektif Keuangan, Rumah Sakit Kristen Tayu kinerja yang dihasilkan Rumah Sakit dapat dikatan baik, karena pertumbuhan ROI dan Rasio Efisiensi mengalami peningkatan. 2. Perspektif Pelanggan, Rumah Sakit Kristen Tayu mampu mempertahankan dan menarik minat pelanggan untuk berobat di Rumah Sakit, serta mampu memuaskan pelanggan dengan layanan yang dihasilkan. 3. Perspktif Proses Bisnis Internal, Rumah Sakit Kriaten Tayu mampu memberikan fasilitas pelayanan yang baik walaupun pelayanan pencegahan dan kecepatan kurang memadai, tetapi dilihat keseluruhannya sudah baik. 4. Perspektif Belajar dan Berkembang, Rumah Sakit Kristen Tayu mampu mempertahankan karyawan dan mampu memuaskan karyawan dengan fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit dan tugas yang diberikan.
  • 4. Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua karunia dan rahmat- Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini . Skripsi dengan judul “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit” ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonami di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Soegijapranata Semarang. Dalam pembuatan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang telah memberikan bantuan matriel maupun moril kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimaksih kepada: 1. Bapak Drs.Sentot Suciarto, A, MP, PhD selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 2. Ibu Theresia Dwi Hastuti, SE, MBI, Akt selaku ketua jurusan Akuntansi Universitas Soegijapranata Semarang. 3. Ibu Clara Susilowati, SE, MSI selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan melakukan bimbingan selama proses pembuatan Skripsi. 4. Semua Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang yang telah membantu dalam proses perkuliahan yang sudah diberikan. 5. Manager Rumah Sakit Kristen Tayu ( dr. Vensi ) yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam proses pembuatan Skripsi. 6. Orang tua, saudara-saudara penulis yang selalu memberikan dorongan dan dukungan kepada penulis. Terutama Ibu yang selalu memberi dukungan kepada penulis. 7. Istri penulis yang selalu bersama-sama dengan penulis dan selalu
  • 5. memberi semangat saat aku baru membutuhkan dan sabar. 8. Saudara-saudara penulis di GKB Jubilee yang selalu berdiri satu sama yang lain, khususnya Kak Darwini, Kak Yopy, Didik, Budi, Lina, Rika, Yunita, Sari, Dito adikku. 9. Terima kasih untuk Oliv yang membuatku mempunyai harapan baru untuk menjadi lebih dewasa lagi. 10. Teman-temanku di Unika, Oktaf, Resa, Bangkres, Cacing, semuanya yang tidak dapat kusebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan pengetahuan, wawasan yang semakin luas bagi pembaca. Semarang, 12 Maret 2007 Penulis Aji Dwi Prihananto
  • 6. Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Penguji pada : Senin, 12 Maret 2006 Skripsi dengan Judul : “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit”. Oleh, Aji Dwi Prihananto 99.60.0657 Penguji I Penguji II Penguji III Drs. Hudi Prawoto, MM, Akt Stefani Lily Indarto, SE, MM Stephana Dyah Ayu R, SE, MSI Mengetahui, Dekan fakultas Ekonomi Unika Soegijapranata Dr. Sentot Suciarto, A, MP, Ph D Skripsi dengan judul :
  • 7. “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit”. ( Studi kasus pada Rumah Sakit Kristen Tayu ) Oleh : Aji Dwi Prihananto 99.60.0657 Disetujui dan diterima baik oleh pembimbing Semarang, 12 Maret 2007 Pembimbing, Clara Susilawati, SE, MSi
  • 8. Pernyataan Keaslian Skripsi Saya yang bertanda tangan dibawah ini dengan sesungguhnya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Badan Usaha Berbentuk Rumah Sakit” Benar-benar merupakan karya saya. Saya tidak mengambil sebagian atau keseluruhan karya orang lain yang seolah-olah saya akui sebagai karya saya. Apabila saya melakukan hal tersebut, maka gelar dan ijasah yang saya peroleh dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang, 12 Maret 2007 Yang menyatakan, Aji Dwi Prihananta Saksi I Saksi II Saksi III Drs. Hudi Prawoto,MM, Akt Stefani Lily Indarto, SE,MM Stephana Dyah Ayu R,SE,MSI Mengetahui, Saksi IV Clara Susilawati, SE, MSi
  • 9. Persembahan 1. Tuhan Yesus yang menyelamatkanku dari dosa dan memangilku untuk bertobat lahir baru. 2. Orang Tua yang dalanm kekurannyanya dan sahaja meperjuangakanku sampai sarjana. 3. Istriku yang selalu setia kepadaku 4. Dosen UNIKA yang membibingku sampai lulusku dengan kesabarannya dan mebuatku lebih dari sebelumnya. 5. Saudaraku di GKB Jubilee.
  • 10. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. I HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. II HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... III MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ IV KATA PENGANTAR...........................................................................................V ABSTARKSI.........................................................................................................VIII DAFTAR ISI......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang............................................................................. 1 ..................................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah........................... 5 1.3. Tujuan dan Manfaat penelitian.................................................... 5 ..................................................................................................... 1.3.1 Tujuan Penelitian.............................................................. 5 1.3.2 Manfaat penelitian............................................................ 6 1.4. Kerangka Pikir............................................................................. 6 1.5. Definisi dan Pengukuran Variabel............................................... 9 1.5.1 Kinerja Perspektif Keuangan............................................ 9 1.5.2 Kinerja Perspektif Konsumen........................................... 9 1.5.3 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis......................... 10 1.5.4 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran......... 10 1.6. Sistematika Penulisan.................................................................. 11 BAB II LADASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja......................................................................... 13 2.2 Penilaian Kinerja dengan Sistem Tradisional............................. 14 2.3 Balanced Scorerard..................................................................... 16 2.4 Kinerja Perspektif Keuangan...................................................... 19 2.5 Kinerja Perspektif Konsumen..................................................... 20
  • 11. 2.6 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis.................................... 22 2.7 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran.................... 25 2.8 Pengertian Rumah Sakit.............................................................. 28 2.9 Penelitian Terdahulu................................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian........................................................ 32 3.2 Populasi dan Sampel.................................................................... 32 3.2.1 Populasi.............................................................................. 32 3.2.2 Sampel................................................................................ 33 3.3 Metode Pengumpulan Data.......................................................... 34 3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................... 34 3.5 Pengujian Instrumen Penelitian.................................................... 35 a. Uji Validitas....................................................................... 35 b. Uji Relibilitas..................................................................... 36 3.6 Metode Analisis............................................................................ 37 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Visi dan Misi...................................................................... 41 4.1.2. Tujuan................................................................................ 42 4.1.3. Bidang Usaha..................................................................... 42 4.2. Analisis Data 4.2.1 Kinerja Perspektif Keuangan............................................ 43 A. Indikator ROI............................................................... 46 B. Indikator Rasio Efesiensi ............................................ 47 ...................................................................................... 4.2.2 Kinerja Perspektif konsumen............................................ 47 4.2.3 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis......................... 51 A. Indikator Bed Turnover Ratio (BTO).......................... 52 B. Indikator Gross Deatd Rate (GDR).............................. 52
  • 12. C. Indikator Net Deatd Rate (NDR)................................ 53 4.2.4 Kinerja Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran......... 54 A. Indikator Produktifitas Karyawan............................... 55 B. Indikator Retensi Karyawan........................................ 55 C. Kepuasan karyawan .................................................... 56 4.2.5 Hasil keseluruhan Analisis Balanced Scorecard.............. 64 BAB V PENUTUP 5.1.Kesimpulan........................................................................................ 68 5.2.Keterbatasan...................................................................................... 70 5.3.Saran.................................................................................................. 70 LAMPIRAN
  • 13. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Oleh karena itu perusahaan memerlukan sistem manajemen yang didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan usahanya, karena dengan menggunakan sistem manajemen yang sesuai dengan tuntutan lingkungan usaha maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan dalam perusahaan. Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitikberatkan pada sisi keuangan. Manajer yang berhasil mencapai tingkat keuntungan yang tinggi akan dinilai berhasil dan memperoleh imbalan yang baik dari perusahaan. Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata dari sisi keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik saat ini dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi-investasi demi kekepentingan jangka panjang. Untuk mengatasi kekurangan ini, maka diciptakan suatu metode pendekatan yang mengukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan 4 aspek yaitu aspek keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses belajar dan berkembang (Ali Mutasowifin, 2002 : 245). 17
  • 14. Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan pengukuran aspek keuangan dengan aspek non keuangan yang secara umum dinamakan Balanced Scorecard. Dengan menerapkan metode Balanced Scorecard para manajer perusahaan akan mampu mengukur bagaimana unit bisnis mereka melakukan penciptaan nilai saat ini dengan tetap mempertimbangkan kepentingan- kepentingan masa yang akan datang. Rumah Sakit adalah bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan kesehatan individual secara menyeluruh. Di dalam organisasinya terdapat banyak aktivitas, yang diselenggarakan oleh petugas berbagai jenis profesi, baik profesi medik, paramedik maupun non-medik. Untuk dapat menjalankan fungsinya, diperlukan suatu sistem manajemen menyeluruh yang dimulai dari proses perencanaan strategik (renstra), baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Suatu renstra dapat disebut baik apabila perencanaan tersebut dapat ditindaklanjuti secara praktis ke dalam program-program operasional yang berorientasi kepada economic - equity - quality. Artinya rumah sakit dikelola secara efektif dan efisien, melayani segala lapisan masyarakat dan berkualitas. Memasuki era globalisasi perdagangan antarnegara sejak 2003 ini, pimpinan rumah sakit di Indonesia perlu memfokuskan strategi perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian, dan pengendalian sehingga betul-betul siap dengan daya saing di tingkat global. Di dalam era tersebut, para konsumen bebas memilih rumah sakit mana yang mampu memberikan pelayanan memuaskan, profesional dengan harga bersaing, sehingga strategi dan kinerja 18
  • 15. rumah sakit pun harus berorientasi pada keinginan pelanggan tersebut. Untuk itu diterapkan balanced scorecard (BSC) yang diharapkan menjawab tuntutan dan tantangan zaman. Rumah Sakit Kristen Tayu Pati sebagai rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan di daerah sekitar murya dalam era kesejagatan (globalisasi), disatu pihak diperhadapkan pada kekuatan-kekuatan dan masalah-masalah interen yang ada, sedangkan di lain pihak secara, bersamaan juga diperhadapkan pada kondisi lingkungan dengan berbagai faktor peluang dan tantangan yang senantiasa berkembang dinamis. Oleh karena itu untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat perlu disusun Visi Misi, Tujuan, Sasaran serta Indikator keberhasilan yang dirampungkan dalam bentuk Rencana Stratejik (RENSTRA). Indikator keberhasilan merupakan alat ukur yang harus dievaluasi secara periodik berkesinambungan. Indikator bukan saja dalam bentuk finansial tapi juga dengan indikatoryang lain seperti pelangan, bisnis inernal juga pembelanjaran dan pertumbuhan yang selanjutnya dijadikan bahan untuk mengendalikan arah dan mutu pelayanan kesehatan agar visi yang telah ditetapkan benar-benar dapat diwujudkan. Rumah Sakit Kristen Tayu Pati merupakan salah satu Rumah Sakit Umum di Tayu yang berusaha memberikan pelayanan kesehatan secara propesonalisme dan meningkatkan mutu terus-menerus. Memaksa pihak Rumah Sakit Kristen Tayu Pati untuk selalu memperbaiki kinerjanya, agar dapat menambah kepercayaan masyarakat atas Rumah Sakit Kristen Tayu Pati. Kepercayaan ini sangatlah penting, mengingat masyarakat merupakan 19
  • 16. pengguna jasanya. Diharapkan dengan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Sakit menpunyai dampak pada pendapatan Rumah Sakit. Melihat fenomena tersebut di atas, maka perlu digunakan alternatif penilaian kinerja Rumah Sakit Kristen Tayu dengan menggunakan Balanced Scorecard yang lebih komprehensif, akurat, terukur karena dalam menilai kinerja suatu organisasi tidak hanya dinilai dari aspek keuangan saja, tetapi juga dinilai dari aspek nonkeuangan. Dari latar belakang dan uraian di atas, maka dalam penelitian ini mengambil judul “PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA BADAN USAHA BERBENTUK RUMAH SAKIT (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Kristen Tayu Pati)”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu diukur dengan menggunakan Balanced Scorecard ? Pembatasan Masalah Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan dapat lebih terfokus. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu ditinjau dari 4 aspek yaitu aspek keuangan (ROI dan Profit Margin), Pelanggan (kepuasan pelanggan), Proses Bisnis Internal (BTO, GDR, 20
  • 17. NDR), serta pembelajaran dan Pertumbuhan (Produktivitas karyawan, Rentensi karyawan, Kepuasan karyawan) tahun 2004 – 2005. 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Memberikan gambaran penggunaan Balanced Scorecard terhadap penilaian kinerja rumah sakit. 2. Untuk mengetahui sampai sejauh mana penerapan Balanced Scorecard sebagai alat analisis yang komprehensif dan koheren pada suatu perusahaan. 3. Memberikan suatu alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang memperhatikan aspek finasial dan aspek nonfinasial. 1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan sebagai berikut : a. Sebagai alternatif pengukuran kinerja yang lebih komprehensif dalam menilai kinerja manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu. b. Menambah wawasan bagi manajemen dan pengurus mengenai pentingnya faktor-faktor nonfinancial yang mempengaruhi kinerja manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu. c. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan dan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mengadakan penelitian yang menyangkut kinerja manajemen suatu badan usaha berbentuk Rumah 21
  • 18. Sakit Kristen Tayu. 1.4. Kerangka Pemikiran Dalam skripsi ini akan dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan system pengukuran kinerja yang di sebut BALANCED SCORECARD kepada sebuah perusahaan atau organisasi public yang belum mengenal sistem pengukapan kinerja tersebut. BALANCED SCORECARD di kembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja finasial dan sebagai alat yang cukup penting bagi organisasi atau perusahaan untuk merefleksikan pemikiran baru dalam era kompetitif dan efektifitas organisasi. BALANCED SCORECARD merupakan solusi terbaik dalam pengukuran kinerja bisnis. Empat perspekif utama di sorot melalui BALANCED SCORECARD yaitu: 1. Perpektif keuangan 2. Perpektif konsumen atau pelanggan 3. Perpektif proses internal bisnis 4. Perpektif pembelajan dan pertumbuhan Dalam BALANCED SCORECARD. Keempat perspektif tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga merupakan indikator pengukuran kinerja yang saling melengkapi dan memiliki hubungan sebab akibat. Seperti yang telah di jelaskan bahwa pengukuran kinerja bagi perusahan jasa yang mempunyai kontak tinggi sangat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan 22
  • 19. untuk menerapkan konsep BALANCED SCORECARD pada Rumah Sakit Kristen Tayu. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut. Penerapan BSC pada organisasi sektor swasta Gambar 1.1. Perspektif keuangan bukan merupakan Kerangka Pemikiran perspektif satu-satunya sebagai indikator penilaian kinerja Penerapan BSC pada organisasi sektor publik (RSK Tayu Pati) Keuangan Lap. keuangan perusahaan Pendukung non keuangan dan menentukan tingkat pelayanan Customer satisfaction, customer Pelanggan profitabilitas dan pangsa pasar Menentukan Proses Bisnis Internal Inovasi dan operasi pencapaian misi dan visi Kemampuan karyawan, Pembelajaran dan kemampuan sistem informasi, Pertumbuhan motivasi, pemberdayaan dan keserasian individu perusahaan Menunjukkan atau memberikan 23 gambaran kinerja perusahaan berdasarkan konsep Balanced Scorecard
  • 20. 1.5. Definisi dan Pengukuran Variabel Pada bab ini akan dijelaskan tentang variabel-variabel yang akan digunakan dalam mengukur kinerja masing-masing perspektif. Variabel-variabel yang digunakan : 1.5.1 Kinerja Perspektif Keuangan Dalam perspektif keuangan, kinerja untuk mengukur apakah suatu strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaan akan membawa perbaikan perusahaan (Mun’im Azka. 2001). Terdiri dari rasio-rasio keuangan yang sesuai dari Laporan Keuangan yaitu : 1. ROI (Return On Investment) Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan akvita untuk menghasilkan laba bersih. Pengukurannya dilakukan dengan membandingkan laba usaha dengan total aktiva. 2. Rasio Efesiensi Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien rumah sakit 24
  • 21. mempergunakan aktivannya. Pengukurannya dengan membandingkan penjualan dengan aktiva lancar. 1.5.2 Kinerja Perspektif Pelaggan Kinerja ini untuk mengetahui keinginan konsumen atau pelanggan agar konsumen atau pelanggan tidak beralih ke pihak pesaing. Perhitungan kinerja berdasarkan yang dipakai dalam perspektif konsumen ini menggunakan : Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) Yaitu mengukur seberapa jauh kepuasan konsumen atas pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit. Pengukurannya dari hasil survai terhadap kepuasan konsumen yang dilakukan oleh perusahaan. 1.5.3 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Dalam perspektif ini, perusahaan mendesain dan mengembangkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen kemudian memasarkan dan melakukan pelayanan purna jual (Mun’im Azka. 2001). Perspektif ini menggunakan perhitungan : Operasi Perspektif ini menggunakan perhitungan : 1. BTO (Bed Turn Over Ratio) Prosentase tempat tidur yang tersisa. 2. GDR (Gross Death Rate) Yaitu angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. 3. NDR (Net Death Rate) Yaitu angka kematian > 48 jam atau ≥ hari setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 pasien keluar. 1.5.4 Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu : a. Produktivitas karyawan Untuk mengetahui produktivitas karyawan dalam bekerja untuk periode tertentu. Pengukurannya dengan membandingkan antara laba operasi 25
  • 22. dengan jumlah karyawan. b. Retensi karyawan Untuk mengetahui perbandingan antara jumlah karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan. c. Kepuasan karyawan Penentu dari kedua pengukuran sebelumnya. Pengukurannya dilakukan dengan survei kepuasan karyawan melalui kuesioner. 1.6. Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional serta sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang digunakan yang sesuai dengan permasalahan. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini menguraikan tentang objek penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, pengujian data, dan metode analisis. BAB IV : Pembahasan Dalam bab ini menguraikan tentang objek penelitian, dan pembahasan serta analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik analisis pada bab sebelumnya. 26
  • 23. BAB V : Penutup Dalam bab ini akan disebutkan kesimpulan dan saran yang diambil setelah dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya. 1.1. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Kinerja merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk sebagian atau 27
  • 24. seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode, seiring dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, suatu dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Fauzi, 1995 : 207). Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997 : 419) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai penentu secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dioperasikan oleh sumber daya manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi. Setiap organisasi mengharapkan kinerja yang memberikan kontribusi untuk menjadikan organisasi sebagai suatu institusi yang unggul di kelasnya. Jika keberhasilan organisasi untuk mengadakan institusi yang unggul ditentukan oleh berbagai faktor maka berbagai faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan (succes factor) untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang unggul tersebut digunakan sebagai pengukur keberhasilan personal. Dengan demikian, dibutuhkan suatu penilaian kinerja yang dapat digunakan menjadi landasan untuk mendesain sistem penghargaan agar personel menghasilkan kinerjanya yang sejalan dengan kinerja yang diharapkan oleh organisasi. 2.2 Penilaian Kinerja dengan Sistim Tradisional Dalam masyarakat tradisional, ukuran kinerja yang biasa digunakan adalah 28
  • 25. ukuran kinerja keuangan. Pengukuran kinerja ini mudah dilakukan sehingga kinerja personel yang diukur hanyalah yang berkaitan dengan keuangan. Namun ukuran keuangan tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan oleh organisasi dan lebih memfokuskan pada pengerahan sumber daya organisasi untuk tujuan-tujuan jangka pendek. Ukuran keuangan yang biasa digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang meliputi : 1. Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek bila jatuh tempo. 2. Rasio leverage yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang. 3. Rasio aktivitas yang mengukur seberapa efektif manajemen yang ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan. 4. Rasio pertumbuhan yang mengukur kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di dalam pertumbuhan ekonomi dan industri. 5. Rasio penilaian yang mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi. Menurut Weston dan Copeland (1989) pengukuran kinerja dengan menggunakan rasio-rasio seperti diatas mempunyai keterbatasan-keterbatasan yaitu : 1. Rasio ini disusun berdasarkan data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bisa merupakan hasil manipulasi. 2. Jika perusahaan menggunakan tahun fiskal yang berbeda atau jika faktor musiman merupakan pengaruh yang penting maka akan mempunyai 29
  • 26. pengaruh pada rasio-rasio perbandingannya. 3. Analisis harus sangat hati-hati dalam menentukan baik buruknya suatu rasio dalam membentuk suatu penilaian menyeluruh dari perusahaan berdasarkan serangkaian rasio keuangan. 4. Rasio yang sesuai dengan rata-rata industri tidak memberikan kepastian bahwa perusahaan berjalan normal dan memiliki manajemen yang baik. Sedangkan menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton kelemahan- kelemahan pengukuran kinerja yang menitik beratkan pada kinerja keuangan yaitu : 1. Ketidakmampuan mengukur kinerja harta-harta tidak tampak (intangible Assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) perusahaan. 2. Kinerja keuangan hanya mampu bercerita mengenai sedikit masa lalu perusahaan dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan ke arah yang lebih baik. 2.3 Balanced Scorecard Scorecard merupakan kumpulan ukuran kinerja yang terintegrasi yang diturunkan dari strategi perusahaan yang mendukung strategi perusahaan secara keseluruhan. Balanced Scorecard memberikan suatu cara untuk mengkomunikasikan strategi suatu perusahaan pada manajer-manajer di seluruh organisasi. Balanced Scorecard juga menunjukkan bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya (Amin Widjaja Tunggal, 2002 : 1). 30
  • 27. Balanced Scorecard menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1997 : 7) merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan non keuangan harus merupakan bagian dari informasi bagi seluruh pegawai dari semua tingkatan bagi organisasi. Tujuan dan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran yang lebih nyata (Teuku Mirza, 1997 : 14). Visi Tujuan Tujuan Tujuan (goal) (goal) (goal) Sasaran Strategik Sasaran Strategik Sasaran Strategik (strategic objectives) (strategic objectives) (strategic objectives) Sumber : Mulyadi & Setyawan 1999. Sistem Perencanaan & Pengendalian Manajemen Gambar 2.1 Penjabaran visi ke dalam tujuan dan sasaran strategi 1. Komunikasi & hubungan Balanced Scorecard memperlihatkan kepada setiap karyawan apa 31
  • 28. yang dilakukan perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi keinginan para pemegang saham konsumen karena untuk tujuan tersebut dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Untuk itu Scorecard menunjukkan strategi yang menyeluruh yang terdiri dari 3 kegiatan : a. Communicating dan education b. Setting goal c. Linking reward to performance measure 2. Rencana Bisnis Rencana bisnis memungkinkan organisasi mengintegrasikan antara bisnis dan rencana keuangan mereka. Hampir semua organisasi pada saat ini mengimplementasikan berbagai macam program yang mempunyai keunggulan masing-masing yang saling bersaing antara satu dengan yang lain, sehingga akan menyulitkan manajer untuk mengintegrasikan ide-ide yang muncul dan berbeda di setiap departemen. Dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya dan mengatur mana yang lebih penting untuk diprioritaskan akan menggerakkan mereka ke arah tujuan jangka panjang perusahaan menyeluruh. 3. Umpan balik dan pembelajaran Dengan Balanced Scorecard sebagai pusat system manajemen perusahaan maka perusahaan tersebut akan dapat melakukan monitor terhadap apa yang dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek dari tiga perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard yaitu konsumen, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan akan dijadikan sebagai 32
  • 29. umpan balik dalam mengevaluasi strategi dalam kinerja. 2.4 Kinerja Perspektif Keuangan Dalam Balanced Scorecard kinerja keuangan tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dan konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh keputusan dan ekonomi yang diambil (Teuku Mirza, 1997 : 15). Ukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, sasaran strategic, inisiatif strategic dan implementasinya mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, Kaplan & Norton (1996 : 48) mengidentifikasikan tiga tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu : a. Pertumbuhan (growth) Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus kehidupan bisnis. Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak. Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara actual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah. Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan. b. Bertahan (Sustain Stage) Sustain stage merupakan suatu tahap dimana perusahaan masih melakukan investasi dengan mempersyaratkan tingkat pengembalian yang terbaik. Dalam hal ini perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengembangkannya apabila mungkin. Secara konsisten pada 33
  • 30. tahap ini perusahaan tidak lagi bertumpuk pada strategi-strategi jangka panjang. Sasaran keuntungan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. c. Menuai (Harvest) Tahap ini merupakan tahap kematangan (mature), suatu tahap dimana perusahaan melakukan panen terhadap investasi yang dibuat pada dua tahap sebelumnya. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali hanya untuk pemeliharaan peralatan dan perbaikan fasilitas, tidak untuk melakukan ekspansi/membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah memaksimumkan kas yang masuk ke perusahaan. Untuk menjadikan organisasi suatu institusi yang mampu berkreasi diperlukan keunggulan di bidang keuangan. Melalui keunggulan di bidang ini, organisasi menguasai sumber daya yang sangat diperlukan untuk mewujudkan tiga perspektif strategi lain yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran. 2.5 Kinerja Perspektif Konsumen Suatu produk atau jasa dikatakan mempunyai nilai bagi konsumennya jika manfaat yang diterimanya relatif lebih tinggi dari pada pengorbanan yang dikeluarkan oleh konsumen tersebut untuk mendapat produk dan jasa itu. Produk atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila manfaatnya mendekati ataupun melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen. Menurut Kaplan dan Norton (1956) perusahaan diharapkan mampu membuat suatu segmentasi pasar dan ditentukan target pasarnya yang paling mungkin untuk dijadikan sasaran sesuai dengan kamampuan sumber daya dan rencana jangka 34
  • 31. panjang perusahaan. Dalam perspektif konsumen terdapat 2 kelompok perusahaan yaitu : 1. Kelompok perusahaan inti konsumen (customer core measurement group) a) Pangsa pasar (market share) Menggambarkan seberapa besar penjualan yang dikuasai oleh perusahaan dalam suatu segmen tertentu. b) Kemampuan mempertahankan konsumen (customer retention) Tingkat kemampuan perusahaan untuk mempertahankan hubungan dengan konsumennya yang mungkin seberapa besar perusahaan berhasil mempertahankan pelanggan lama. c) Kemampuan meraih konsumen baru (customer acquisition) Tingkat kemampuan perusahaan demi memperoleh dan menarik konsumen baru dalam pasar. d) Tingkat kepuasan konsumen (customer satiffation) Merupakan suatu tingkat kepuasan konsumen terhadap kriteria kinerja/nilai tertentu yang diberikan oleh perusahaan. e) Tingkat protabilitas konsumen (customer profitability) Mengukur seberapa besar keuntungan yang berhasil diperoleh perusahaan dari penjualan kepada konsumen/segmen pasar. 2. Kelompok pengukur nilai konsumen (customer value measement) Merupakan kelompok penunjang yang merupakan konsep kunci untuk memahami pemicu-pemicu (driver). Dari kelompok-kelompok pengukuran inti konsumen kelompok pengukuran nilai konsumen terdiri dari : a. Atribut-atribut produk dan jasa (product/service) Atribut-atribut produk-produk jasa harga dan fasilitasnya. b. Hubungan dengan konsumen (customer relationship) Meliputi hubungan dengan konsumen yang meliputi melalui pengisian produk/jasa kepada konsumen, termasuk dimensi respon dan waktu pengirimannya dan bagaimana pula kesan yang timbul dari konsumen setelah membeli produk atau jasa perusahaan tersebut. c. Citra dan reputasi (image & reputation) Dalam dimensi ini termuat faktor-faktor yang membuat konsumen merasa tertarik pada perusahaan seperti hasil promosi baik secara personal (melalui pameran-pameran, door to door) maupun lewat media masa atau elektronik ataupun ungkapan-ungkapan yang mudah diingat oleh konsumen. 2.6 Perspektif Proses Internal Bisnis Dalam perspektif bisnis internal, perusahaan harus meng-identifikasikan proses internal yang penting dimana perusahaan harus melakukannya dengan sebaik- baiknya. Karena proses internal tersebut memiliki nilai-nilai yang diinginkan pelanggan dan akan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham (Ancella Hermawan, 1996 : 56). 35
  • 32. Para manager harus memfokuskan perhatiannya pada proses bisnis internal yang menjadi penentu kepuasan pelanggan kinerja perusahaan dari perspektif pelanggan. Kinerja dari perspektif tersebut diperoleh dari proses kinerja bisnis internal yang diselenggarakan perusahaan. Perusahaan harus memilih proses dan kompetensi yang menjadi unggulannya dan menentukan ukuran-ukuran untuk menilai kinerja-kinerja proses dan kompetensi tersebut. Analisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis rantai nilai (value chain analysist) yang digambarkan sebagai berikut : Customer need Customer need design develop Make Market Service dentified Satisfied Time Supply Market Chain Business process : • Innovation process • Product design • Product development • Operator process • Manufacture • Marketing • Postable service Sumber : Norton dan Kaplan, 1996 Gambar 2.2 Generic Value Chain Mode Masing-masing perusahaan mempunyai seperangkat proses penciptaan nilai yang unik bagi pelanggannya. Secara umum Kaplan dan Norton (1996 : 96) membaginya menjadi tiga prinsip dasar yaitu : 1. Inovasi 36
  • 33. Pengukuran kinerja dalam proses inovasi selama ini kurang mendapatkan perhatian, dibandingkan pengukuran kinerja yang dilakukan dalam proses operasi. Pada tahap ini perusahaan mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan para pelanggan di masa mendatang serta merumuskan cara untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut. 2. Operasi Tahap ini merupakan tahap akhir di mana perusahaan secara nyata berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggannya dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan langganan dan kebutuhan mereka. Kegiatan operasional berasal dari penerimaan pesanan dari pelanggan dan berakhir dengan pengiriman produk atau jasa pada pelanggan. Kegiatan ini lebih mudah diukur kejadiannya yang rutin dan terulang. 3. Layanan pasca jual Dalam tahap ini perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada para pelanggan yang telah membeli produk-produknya dalam bentuk layanan pasca transaksi. 2.7 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Tujuan dimasukkannya kinerja ini adalah untuk mendorong perusahaan menjadi organisasi belajar (learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya (Teuku Mirza, Usahawan, 1997). Kaplan dan Norton membagi tolak ukur perspektif ini dalam tiga prinsip yaitu : 1. People 37
  • 34. Tenaga kerja pada perusahaan dewasa ini lebih lanjut dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi terhadap proses dan lingkungan untuk dapat memberikan usulan perbaikan. Oleh sebab itu, dalam pengukuran strategi perusahaan, salah satunya harus berkaitan secara spesifik dengan kemampuan pegawai, yaitu apakah perusahaan telah mencanangkan peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki. Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia ada tiga hal yang perlu ditinjau dalam menerapkan Balanced Scorecard : a. Tingkat kepuasan karyawan Kepuasan karyawan merupakan suatu para kondisi untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, pelayanan kepada konsumen dan kecepatan bereaksi. Kepuasan karyawan menjadi hal yang penting khususnya bagi perusahaan jasa. b. Tingkat perputaran karyawan (retensi karyawan) Retensi karyawan adalah kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Perusahaan yang telah melakukan investasi dalam sumber daya manusia akan sia-sia apabila tidak mempertahankan karyawannya untuk terus berada dalam perusahaan. c. Produktivitas karyawan 38
  • 35. Produktivitas merupakan hasil dari pengaruh rata-rata dari peningkatan keahlian dan semangat inovasi, perbaikan proses internal, dan tingkat kepuasan pelanggan. Tujuannya adalah menghubungkan output yang dilakukan para pekerja terhadap jumlah keseluruhan pekerja. 2. System Motivasi dan ketrampilan karyawan saja tidak cukup untuk menunjang pencapaian tujuan proses pembelajaran dan pertumbuhan apabila mereka tidak memiliki informasi yang memadai. Pegawai di bidang operasional memerlukan informasi yang memadai. Pegawai di bidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu dan akurat sebagai umpan balik, oleh sebab itu karyawan membutuhkan suatu system informasi yang mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 3. Organizational Procedure Prosedur yang dilakukan suatu organisasi perlu diperhatikan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Prosedur dan perbaikan rutinitas harus diteruskan karena karyawan yang sempurna dengan informasi yang berlimpah tidak akan memberikan kontribusi pada keberhasilan usaha apabila mereka tidak dimotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau apabila mereka tidak diberikan kebebasan untuk 39
  • 36. mengambil keputusan atau bertindak. Core measurement Result Employee Employee retention production Employee safaction Enablers Technology Climate for Staff competence infrastructure action Gambar 2.3 Kerangka pengukuran pembelajaran dan pertumbuhan 2.8 Pengertian Rumah Sakit Menurut American Hospital Association, rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Azrul Anwar, 1966). Sesuai dengan perkembangan rumah sakit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Menurut Azrul Anwar, rumah sakit dibedaka menjadi empat macam yaitu : 1. Menurut pemilik Ditinjau dari pemiliknya, rumah sakit dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Rumah sakit pemerintah b. Rumah sakit swasta 2. Menurut filosofi yang dianut Menurut filosofi yang dianut rumah sakit dibagi menjadi dua macam yaitu : a. Rumah sakit yang tidak mencari keuntungan (non profit hospital). Salah satu faktor yang membedakan rumah sakit milik pemerintah dengan 40
  • 37. swasta adalah terletak orientasinya terhadap laba. Rumah sakit milik pemerintah merupakan organisasi nirlaba yaitu organisasi yang orientasi utamanya bukan untuk mencari laba tetapi lebih mengutamakan peningkatan pelayanan. b. Rumah sakit yang mencari keuntungan (profit hospital). Rumah sakit swasta telah dikelola secara komersial serta berorientasi untuk mencari keuntungan. 3. Mencari jenis pelayanan yang diselenggarakan Jika dilihat dari sisi pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit dibedakan menjadi dua macam yaitu : a. Rumah sakit umum (general hospital) Disebut rumah sakit umum bila semua jenis pelayanan kesehatan diselenggarakan. b. Rumah sakit khusus (specialty hospital) Jika hanya satu jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. 4. Menurut lokasi rumah sakit Jika ditinjau dari lokasinya rumah sakit dibedakan menjadi beberapa macam tergantung dari sistem pemerintah yang dianut. Contohnya rumah sakit pusat, jika lokasinya di ibu kota negara, rumah sakit propinsi jika lokasinya di ibukota propinsi. 2.9 Penelitian Terdahulu 1. Helen Livingston (1999) melakukan penelitian mengenai penerapan BSC 41
  • 38. pada organisasi nirlaba dengan judul “Creating a BSC Tempalate : O Frame Work For Strategic Planning and Management at Deakin University Library”. Hasil penelitian tersebut adalah untuk perkembangan jangka perpustakaan Deakin selama tiga tahun terakhir memfokuskan pada perencanaan strategi untuk menerapkan strategi tersebut. Perpustakaan harus mempunyai tolok ukur yang jelas yang akan dikomunikasikan ke seluruh karyawan. Penerapan BSC dalam lingkungan perpustakaan Deakin akan semakin relevan dengan penambahan perspektif dari keempat perspektif yang ada yaitu perspektif sumber informasi. 2. Dwi Cahyono (2000) melakukan penelitian mengenai penerapan BSC di sektor publik. Penelitian tersebut mengambil judul “Pengukuran Kinerja BSC Untuk Organisasi Sektor Publik”. Hasil analisis tersebut adalah bahwa untuk kinerja organisasi sektor publik diperlukan banyak pendekatan selain pendekatan keuangan yang menjadi kendala. Jika pendekatan non keuangan dapat diterapkan di organisasi ini. Sebenarnya secara tidak langsung organisasi sektor publik sudah menerapkan pengukuran kinerja BSC akan tetapi belum mengetahui apa yang hendak dipakai dalam mengukur kinerjanya. 3. Azka Mun’in (2001) melakukan penelitian tingkat kepuasan terhadap rumah sakit Islam (RSI) Sultan Agung Semarang yang menyebutkan bahwa selama tahun 1997 – 1999 perspektif konsumen menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang belum memuaskan sehingga menyebabkan 42
  • 39. turunnya customer retention (42,04%) dan pertumbuhan new customer (11,11%). Kemudian pada perspektif pertumbuhan dalam pembelajaran memperlihatkan tingkat kepuasan karyawan yang rendah (45,16%), tingkat kedisiplinan karyawan dan tingkat kesetiaan karyawan menurun (1,72% dan 0,47%). 4. Endah Kusuma I (2003), melakukan penelitian dengan judul “Penerapan BSC Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada Organisasi Nirlaba” (Studi Kasus Pada Yayasan Setoran Semarang). Hasil dari penelitian tersebut adalah menyebutkan bahwa selama tahun 2000 – 2002 masing-masing perspektif yang diterapkan pada yayasan tersebut mengalami peningkatan yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan naik sebesar 11%, perspektif proses bisnis internal sebesar 74%, perspektif klien/pelanggan sebesar 68% dan perspektif keuangan 63%. 43
  • 40. 44
  • 41. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Kristen Tayu dengan alasan bahwa penerapan Balanced Scorecard dalam mengukur kinerja Rumah Sakit Kristen Tayu merupakan langkah strategik yang berdampak besar terhadap kemampuan manajemen Rumah Sakit Kristen Tayu dalam melipatgandakan kinerjanya, baik ditinjau dari aspek Keuangan maupun aspek Non-Keuangan dan diharapkan Rumah Sakit Kristen Tayu akan mampu bersaing serta berkembang dengan baik. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi adalah sejumlah individu yang mempunyai sifat atau kepentingan yang sama (Sutrisno Hadi, 1997 : 220). Dalam penelitian ini populasi adalah para konsumen Rumah Sakit Kristen Tayu yang akan digunakan untuk menilai kepuasan pada aspek konsumen dan karyawan Rumah Sakit Kristen Tayu yang berjumlah 450 orang yang akan digunakan untuk menilai kepuasan karyawan pada aspek pertumbuhan dan pembelajaran. 3.2.2 Sampel Penentuan sempel yaitu yang menjadi responden adalah karyawan yang terkait dengan penilaian yang akan dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan melalui penyebaran kuesioner. Sampel yang baik adalah sampel yang mewakili populasi secara keseluruhan. Sampel dalam penelitian ini adalah para responden yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Sementara itu, metode pengambilan sampel untuk karyawan Rumah Sakit Kristen Tayu adalah metode Non Random Sampling yaitu Convenience 45
  • 42. Sampling dimana penentuan jumlah sampel dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek adalah tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat dan murah (Nur Indriantoro & Bambang, 1999 : 130). Penentuan besarnya sampel menggunakan rumus Slovin yaitu : N n= N .d2 + 1 350 n= = 77,8 (dibulatkan menjadi 78 orang) 350 . 0,12 + 1 keterangan : N = populasi n = sampel 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumbernya (Sutrisno Hadi, 1997 : 134). Data primer ini berupa hasil jawaban responden mengenai kepuasan karyawan tentang semagat kerja, motivasi, kondisi fisik tempat kerja dan tentang rumah sakit secata umum. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa keterangan yang ada hubungannya dengan penelitian yang sifatnya melengkapi atau mendukung data primer (Sutrisno Hadi, 1997 : 134). Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa data mengenai pelangan atau komsumen, rasio-rasio kinerja Rumah Sakit dan gambaram umum Rumah Sakit Kristen Tayu selama tiga tahun. 46
  • 43. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Wawancara yaitu dengan mengadakan Tanya jawab langsung dengan pihak Rumah sakit. 2. Kuesoner yaitu melalui pengajuan kuessioner yang mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan karyawan Rumah Sakit. 3. Studi pustaka yaitu dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan penelitian guna memperoleh gambaran teoritis mengenai aplikasi Balanced Scorecard pada suatu perusahaan, khususnya Rumah Sakit. Metode ini di perlukan untuk menujang kelengkapan dan ketajaman analisis. 3.5 Pengujian Instrumen Penelitian Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan reliabel. Pengujian instrumen dilakukan dengan menggunakan : a. Uji Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar cocok atau sesuai sebagai alat ukur yang diinginkan. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar-benar cocok untuk digunakan dalam penelitian ini. Untuk menguji validitasnya menggunakan statistic factor analysis 47
  • 44. significancy, nilai Loading Factor yang dipakai adalah 0,4. Pengambilan Keputusan: (Augusty Ferdinand, 2002 : 133) - Apabila nilai loading factor menunjukkan nilai lebih besar atau sama dengan 0,4, maka butir pernyataan tersebut valid - Apabila nilai loading factor menunjukkan nilai lebih kecil atau sama dengan 0,4, maka butir pernyataan tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari kuesioner oleh responden benar- benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut dan sebaliknya jika reliabilitas pengukur tersebut rendah maka alat tersebut tidak stabil dalam mengukur suatu gejala. Teknik pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Cronbach Alpha ( α ), dengan rumus sebagai berikut : (Imam Ghozali, 2001;129) k .r α = 1 + (k − 1)r Keterangan : α = Koefisien reliabilitas r = rata-rata korelasi antar butir k = jumlah butir Pengambilan Keputusan : 48
  • 45. - Jika koefisien Cronbach Alpha ( α ) < 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan tidak reliabel. - Jika koefisien Cronbach Alpha ( α ) ≥ 0,6 maka butir pertanyaan dinyatakan reliabel. 3.6 Metode Analisis 1. Analisis kualitatif meliputi klarifikasi visi, misi dan tujuan ke dalam rencana strategi perusahaan. 2. Analisis kuantitatif Pengukuran kinerja masing-masing perspektif. Rumusnya : a. Mengukur kinerja perspektif keuangan Perspektif ini menggunakan perhitungan : laba bersih - ROI = x 100% total aktiva Penjualan - Rasio Efesiensi = x 100% Aktiva Lancar b. Mengukur kinerja perspektif konsumen Perspektif ini menggunakan perhitungan : - Kepuasan pelanggan Kepuasan pelanggan ini diketahui dari data sekunder yaitu survey yang dilakukan oleh pihak manajemen Rumah Sakit. Mengukur seberapa jauh kepuasan pelanggan atas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit. Kepuasan konsumen mengukur rata- 49
  • 46. rata kepuasan pelanggan dengan meberikan nilai pada jawaban kuesinoer sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai yang diberikan adalah: 1. 1: sangat tidak puas. 2. 2: tidak puas. 3. 3: ragu-ragu. 4. 4: puas. 5. 5: sangat puas. Untuk mengetahui rata-rata kepuasan konsumen maka jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah konsumen yang menjadi responden. Penentuan kreteria rata-rata kepusan pelanggan. c. Mengukur kinerja perspektif proses internal bisnis. Berdasarkan data sekunder yang diambil dari Rumah Sakit perspektif ini menggunakan perhitungan : - BTO (Bed Turn Over Rate) D BTO = A - GDR (Gross Death Rate) Pm GDR = x 1000 mil D - NDR (Net Death Rate) Pm > 48 jam - NDR = x 1000 mil D 50
  • 47. Keterangan : O = rerata tempat terisi dihitung dari jumlah tempat tidur yang terisi, kemudian hasilnya dibagi jumlah hari dalam bulan yang bersangkutan D = jumlah pasien keluar (hidup/mati) A = rerata tempat tidur yang siap dipakai T = jumlah hari perhitungan (30/31/365) Pm = pasien mati d. Mengukur kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perspektif ini menggunakan perhitungan : laba operasi - Produktivitas karyawan = jumlah karyawan - Perputaran karyawan = jumlah karyawan keluar x 100% jml total karyawan pada thn berjalan - Kepuasan karyawan Dianggap sebagai penentu dari kedua pengukuran sebelumnya. Pengukurannya dilakukan dengan survey kepuasan karyawan melalui kuesioner. Kepuasan karyawan mengukur rata-rata kepuasan karyawan dengan meberikan nilai pada jawaban kuesinoer sesuai dengan tingkat kepuasan yang dirasakan. Nilai yang diberikan adalah: 1. 1: sangat tidak puas. 2. 2: tidak puas. 3. 3: ragu-ragu. 51
  • 48. 4. 4: puas. 5. 5: sangat puas. Jumlah karyawan x skor Kepuasan karyawan = x 100% Total bobot Untuk mengetahui rata-rata kepuasan karyawan maka jumlah skor jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah karyawan yang menjadi responden. Penentuan kreteria rata-rata kepusan karyawan. Tabulasi Perhitungan Keempat Perspektif Balanced Scarecard Jenis Variabel Indikator Pengukuran 1. Perspektif keuangan - ROI - Peningkatan Laba - Prosentase laba bersih terhadap Bersih total aktiva - Rasio Efesiensi - Penurunan Biaya - Presentase penjualan bersih Operasi terhadap aktiva lancar 2. Perspektif pelanggan - Kepuasan - Peningkatan - kuesuner terhadap kepuasan pelanggan kepuasan pelanggan pelanggan 3. Perspektif proses internal bisnis - BTO - Peningkatan BTO - Perbandingan antara jumlah pasien keluar dengan tata tempat yang siap pakai - GDR - Penurunan GDR - Perbandingan antara pasien mati dengan jumlah untuk tiap 1000 pasien keluar - NDR - Penurunan NDR - Perbandingan antara pasien mati > 48 jam setelah dirawat dengan jumlah untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar 52
  • 49. 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan - Produktivitas - Peningkatan - Perbandingan antara laba operasi karyawan produktivitas dengan total karyawan karyawan - Retensi - Penurunan jumlah - Perbandingan antara jumlah karyawan karyawan keluar karyawan keluar dengan total karyawan tahun berjalan - Kepuasan - Peningkatan - Kuesioner terhadap kepuasan karyawan kepuasan karyawan karyawan 53
  • 50.
  • 51. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.2.Gamabaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kinerja menggunakan Balance Scorecard yang diterapkan pada Badan Usaha berbentuk Rumah Sakit (Studi kasus pada Rumah Sakit Krinten Tayu Pati. Rumah Sakit Kriten Tayu Pati adalah Rumah Sakit Swasta Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan berdasarkan SK Gubernur No. 59/DH.TAP/1972, yang secara taknis fungsional bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah dan secara taktis operasional kepada Bupati. Rumah Sakit Kristen Tayu Pati merupakan Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 93/Menkes/SK/1995 yang struktur organisasinya dan tata kerjanya diatur melalui peraturan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 2 Tahun 2003 yang mengatur Tugas Pokok dan fungsi dengan uraian tugas pada masing-masing unit kegiatan. Rumah Sakit Kristen Tayu Pati beridiri di atas tanah seluas 41.057 M2 dengan luas bangunan 13.064 M2 dengan 200 tempat tidur yang memberikan pelayanan melalui Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap dan Rawat Darurat serta pelayanan penunjang lainnya dalam tiga belas bidang keahlian/spesifik dan menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk daerah Pati dan sekitarnya. 41
  • 52. 4.2.Visi dan Misi Rumah Sakit merupakan salah satu unit bisnis nir laba yang didirikan dengan mempunyai Visi dan Misi yang hendak dicapai. Adapun Visi dari didirikannya Rumah Sakit Kristen Tayu Pati adalah terwujudnya pelayanan kesehatan masyarakat paripurna yang prima. Sedangkan Misi yang hendak dicapai dari didirikannya rumah sakit kristen Tayu Pati adalah : .1 Menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia .2 Mendukung sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas dan bermanfaat secara optimal .3 Kerjasama dengan mitra Rumah Sakit .4 Memberikan pelayanan kesehatan yang Profesional .5 Meningkatkan pendapatan Rumah Sakit .6 Meningkatkan Kesejahteraan karyawan 4.2.Tujuan Adapun tujuan dari didirikannya Rumah Sakit Kristen Tayu Pati yaitu memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. 4.2.Bidang Usaha Rumah sakit Krintes Tayu Pati merupakan entitas bisnis nir laba yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan adapun jasa yang ditawarkan dilayani yaitu meliputi : .1 Pelayanan Medis .2 Pelayanan Gawat Darurat .3 Kamar Operasi 42
  • 53. .4 Pelayanan Intensif .5 Pelayanan Prinital Resiko Tinggi .6 Pelayanan Keperawatan .7 Pelayanan Anestesi .8 Pelayanan Radiologi .9 Pelayanan Farmasi .10 Pelayanan Laboratorium .11 Pelayanan Rehabilitasi Medis .12 Pelayanan Gizi .13 Rekam Medis .14 Pengendalian Infeksi di RS .15 Pelayanan Sterilisasi Sentral .16 Keselamatan kerja, kebakaran dan kaewaspadaan berencana .17 Pemeliharaan suasana .18 Pelayanan lain .19 Perpustakaan 4.2.Analisis Data 4.2.1 Kinerja Perspektif Keuangan Kinerja perspektif keuangan adalah merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang telah dilakukan oleh pihak manajemen. Pada perspektif ini terdapat beberapa indikator yang dijadikan pengukuran kinerja perspektif keuangan tahun 2004-2005 dengan mengacu pada laporan keuangan Rumah Sakit Kristen Tayu Pati. Berdasarkan data 43
  • 54. skunder yang diperoleh, laporan keuangan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 sebagai berikut : Tabel 4.1 Neraca Rumah Sakit Kristen Tayu Per 31 Desember 2004 dan 2005 AKTIVA Akun Saldo 2004 (Rp) Saldo 2005 (Rp) I Aktiva Lancar Kas Rp 40.541.750 Rp 52.450.500 Piutang pasien Rp 15.580.000 Rp 25.855.000 Persediaan Rp 9.914.650 Rp 103.450.750 Total Aktiva lancar Rp 146.036.400 Rp 181.786.250 II Aktiva Tetap Tanah Rp 67.850.000 Rp 80.850.000 Gedung dan Bangunan Rp 126.242.500 Rp 125.242.500 Akumulasi Penyusutan Rp 56.809.125 Rp 63.121.250 Alat Medik Rp 78.435.000 Rp 78.435.000 Akumulasi Penyusutan Rp 35.295.750 Rp 39.217.500 Mesin dan Instalasi Rp 85.750.000 Rp 85.750.000 Akumulasi Penyusutan Rp 38.587.500 Rp 42.875.000 Perabot Rp 45.625.000 Rp 45.625.000 Akumulasi Penyusutan Rp 20.531.250 Rp 22.812.500 Kendaraan Rp 124.850.000 Rp 124.850.000 Akumulasi Penyusutan Rp 56.182.500 Rp 62.425.000 Alat Kerja Rp 35.200.000 Rp 35.200.000 Akumulasi Penyusutan Rp 15.840.000 Rp 17.600.000 Total Aktiva Rp 486.742.775 Rp 510.687.500 HUTANG DAN EKUITAS III Hutang Jangka Pendek Hutang Pihak Ke III Rp 34.850.700 Rp 30.550.000 Total Hutang Jangka Pendek Rp 34.850.700 Rp 30.550.000 IV Ekuitas Modal + Laba Rp 451.892.075 Rp 480.137.500 Total Modal Rp 451.892.075 Rp 480.137.500 Total Hutang dan Ekuitas Rp 486.742.775 Rp 510.687.500 44
  • 55. Tabel 4.2 Laba-Rugi Rumah Sakit Kristen Tayu Periode 2004 dan 2005 Akun Saldo 2004 (Rp) Saldo 2005 (Rp) A Pendapatan Rawat Inap Rp 705.833.600 Rp 823.334.500 Rawat Jalan Rp 450.853.000 Rp 503.415.000 Lain-lain Rp 6.362.200 Rp 8.448.800 Total Pendapatan Rp 1.163.048.800 Rp 1.335.198.300 B Biaya-biaya Gaji dan tunjangan Rp 444.030.500 Rp 479.122.000 Pensiun Rp 64.470.600 Rp 77.882.400 Uang lelah Rp 168.065.300 Rp 172.261.200 Pemakaian dapur Rp 57.249.100 Rp 68.996.600 Pemakaian logistik Rp 76.353.050 Rp 86.412.200 Pemakaian obat Rp 84.364.350 Rp 87.457.300 Pemakaian alat RT, suplies, dll Rp 23.296.800 Rp 27.187.300 Pemeliharaan gedung Rp 6.474.300 Rp 4.897.500 Listrik Rp 21.806.700 Rp 37.226.800 Telpon Rp 11.761.225 Rp 15.004.900 BBM Rp 12.057.300 Rp 18.229.200 PMI Rp 23.840.000 Rp 25.360.000 Perjalanan Dinas Rp 12.273.200 Rp 15.092.800 Foto Copy Rp 2.574.300 Rp 1.297.500 Akses Rp 26.241.950 Rp 28.967.800 Penyusutan Rp 24.805.125 Rp 24.805.125 Lain-lain Rp 1.200.900 Rp 1.287.600 Total Biaya Rp 1.060.864.700 Rp 1.171.528.225 Laba (Rugi) kotor Rp 102.184.100 Rp 163.670.075 Pajak Rp 10.218.410 Rp 16.367.007 Laba (Rugu) bersih Rp 91.965.690 Rp 147.294.068 Sumber : Lampiran I dan II 45
  • 56. Pada Tebel 4.3 berikut disajikan ukuran hasil dari kinerja perspektif keuangan secara menyeluruh. Tabel 4.3 Rasio-rasio Keuangan RS Kristen Tayu PATI 2004-2005 Tahun UKURAN 2004 2005 ROI (%) 18,98 % 28,84% Rasio Efesiensi 7,9 % 7,3 % Sumber : Lampiran I-IV dan VII A. Indikator ROI Indikator ROI bertujuan untuk mengukur peningkatan laba bersih yang dihasilkan dari Rumah Sakit Kristen Tayu Pati pada tahun 2004- 2005 yang diukur dengan membagi prosentase laba bersih dengan total aktova. ROI tahun 2004 ROI tahun 2005 Rp.91.956.690 Rp.147.294.068 ROI = x 100% ROI = x 100% Rp.486.742.775 Rp510.687.500 ROI = 18,98% ROI = 28,84 % Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa nilai ROI dari tahun 2004-2005 mengalami peningkatas sebesar 9,86% (28,84%-18,98% = 9,86%). Hal ini berarti bahwa tingkat pengembalian atas investasi/Return On Investment (ROI) yang dilakukan mengalami peningkatan yang baik yaitu sebesar 9,86% karena berdasarkan penilaian kelayakan usaha, apabila tingkat ROI lebih dari 5 % berarti telah dianggaplayak / baik (www.depkes.go.it/kebijakan/rs/pusk/sistem) 46
  • 57. B. Indikator Rasio Efesiensi Indicator Rasio Efesiensi bertujuan untuk melihat penurunan biaya operasi dalam hubungannya dengan pendapatan yang digunakan oleh Rumah Sakit Kristen Tayu pada tahun 2004-2005, yang diukur dengan membandingkan pendapatan aktiva lancar. Rasio Efesiensi tahun 2004 Rasio Efesiensi tahun 2005 Rp.1.163.048.800 Rp.1.335.198.300 Rasio Efesiensi = x 100% Rasio Efesiensi = x 100% Rp.146.036.400 Rp181.786.250 ROI = 18,98% ROI = 28,84 % Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai rasio efesiensi dari tahun 2004-2005 mengalami peningkatan sebesr 0,6%( 7,9% - 7,3% = 0,6%). Hal ini berarti bahwa rasio efesiensi Rumah Sakit menurun sehingga biaya operasi dapat ditekan. 4.22. Kinerja Perspektif Konsumen Basisi dari perspektif ini adalah menciptakan konsumen yang mampu menghasilkan financial return tinggi. Hal tersebut dapat terwujud jika perusahaan memperhatikan proses (aspek waktu, kualitas, kinerja dan layanan) dan hasilnya berupa ukuran hasil (Out Come Measure) sebagai parameter perspektif ini. Tetapi Rumah Sakit Kristen Tayu didirikan bukan sebagai Unit Usaha yang beroreintasi (Profit Oriented). Kinerja Perspektif konsumen (pasien) diukur denganmenggunakanindikator kepuasan pasien Rumah Sakit Kristen Tayu Pati. A. Indikator Kepuasan Pelanggan 47
  • 58. Indicator kepuasan pelanggan bertujuan untuk mmengukur peningkatan kepuasan pelanggan (pasien), pelanggan adalah orang yang melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Kristen Tayu, yang diukur idukur dengan mengisi daftar pertanyaan kusioner yang telah disediakan. Pasien yang telah menjadi responden sebanyak 100 orang pasien. Hal yang khusus dan mutlak yang harus dilakukan dari kuesioner adalah jawaban dari kuesioner tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut diperlukan agar jawaban yang diberikan benar-benar dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.  Uji Validitas Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila instrument tidak valid, maka instrument tersebut tidak bermanfaat bagi peniliti, karena tidak mengukur atau melakukan apa yan seharusnya dilakukan. Untuk melakukan uji validitas instrument penelitian digunakan stsatistic factor analysis isgnificancy, nilai Loading Factor yang dipakai adalah 0,4. Apabila nilai Loading Factor menunjukkan nilai lebih besar dari 0,4, maka butir pernyataan tersebut valid (Augusty Feerdinand, 2002 :133). Pada tabel 4.4 berikut disajikan hasil uji validitas untuk item-item pernyataan tentang Kepuasan Pasien. Tebl 4.4 Hasil Uji Validitas – Dimensi Kepuasan Pasien 48
  • 59. Pernyataan Loading Factor Validiy Keterangan K1 0,721 0,4 valid K2 0,688 0,4 valid K3 0,690 0,4 valid K4 0,622 0,4 valid K5 0,791 0,4 valid K6 0,687 0,4 valid K7 0,547 0,4 valid K8 0,609 0,4 valid K9 0,594 0,4 valid K10 0,736 0,4 valid K11 0,606 0,4 valid K12 0,585 0,4 valid K13 0,730 0,4 valid K14 0,717 0,4 valid K15 0,612 0,4 valid K16 0,664 0,4 valid K17 0,696 0,4 valid K18 0,668 0,4 valid Sumber : Lampiran XXII Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai Loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai kepuasan pasien memiliki nilsi loading factor di atas atau lebi besar dari 0,4. sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pertanyaan mengenai Kepuasan Pasien dapat dikategorikan valid dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reliabilitas dan pengujian hipotesis  Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat idpercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989:140). Teknik pengujian reliabilitas dalam penlitian ini 49
  • 60. menggunakan teknik analisis yang dikembangkan oleh Cronbach Alpha ( α ) Uji relibilitas dilakukan dengan melihat hasil Cronbach`s alpha coefficientlebih besar dari 0,6 maka instrument penelitian dari konstruk tersebut dapat dikatakan reliable (Ima Ghozali, 2001). Pada tebel 4.5 berikut ini disajikan hasil uji reliabilitas untuk item-item pernyataan mengenai kepuasan pasien. Tebel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Cronback`s Dimensi Reliability Keteranga alpha Kepuasan Pasien 0,9167 0,6 Reliabel Sumber : Lampiran XXIII Dari hasil uji reliabilitas yang disajikan pada tebel 4.5 di atas diperoleh nilai cronbach`s alpha untuk dimensi kepuasan pasien sebesar 0,916>0,6. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan untuk kepuasan pasien adalah reliable. Pada tebl 4.7 berikut disajikan ringkasan jawaban / tanggapan responden terhadap pelayanan rumah sakit. Table 4.7 Statistic deskriptif kepuasan pasien Kisaran Kisaran Median Variable Rata-rata teoritis aktual teoritis Kepuasan 18 - 90 63 - 90 69,9800 54,000 pasien Pengukuran variable tingkat kepuasan pasien menggunakan 50
  • 61. instrumen Mun`im Azka (2001), terdiri dari 18 pertanyaan dengan skor 1 sampai 5. Tingkat kepuasan pasien tinggi dengan skala tinggi dan tingkat kepuasan pasien rendah dengan skala rendah. Berdasarkan hasil pengukuran variabel tingkat kepuasan pasien, skor jawaban responden berkisar 63-90 dengan kisaran teoritis 18 – 90. Dari tabel statistik deskriptif, nilai median teoritis untuk variabel tingkat kepuasan pasien sebesar 54 dan nilai rata-ratanya sebesar 63,9800, sehingga data diketahui bahwa tingkat kepuasan pasien dalam penelitian ini dalam kondisi yang tinggi. 4.2.3 Kinerja Perspektif Proses Internal Bisnis Kinerja perspektif proses bisnis internal diukur dengan menggunakan tiga indikator yaitu : Bed Turnover Ratio (BTO), Gross Death Rate (GDR) dan Net Death Rate (NDR). Hasil perhitungan dari ketiga indikator perspektif proses bisnis internal dapat dilihat pada tabel 4. 8 berikut : Tabel 4.8 Kinerja Proses Internal RS Kristen Tayu Pati 2004-2005 Tahun UKURAN 2004 2005 BTO (kali) 16,58 kali 19,39 kali GDR (Permil) 45,8 permil 47,4 permil NDR (Permil) 44,63 permil 30,03 permil A. Indikator Bed Turnover Ratio (BTO) Indikator Bed Turnover Ratio (BTO) bertujuan untuk mengukur peningkatan Bed Turnover Ratio (BTO), yang diukur dengan perbandingan antara jumlah pasien yang keluar dengan tempat tidur yang siap pakai. 51
  • 62. BTO tahun 2004 BTO tahun 2005 3316 3878 BTO = (kali) BTO = (kali) 200 200 BTO = 16,58 KALI BTO = 19,39 kali Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Bed Turnover ratio dari tahun 2004- 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,81 kali (19,39 kali – 16,58 kali = 2,81 kali). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perputaran tempat tidur yang terisi terus meningkat, artinya jumlah pasien yang dapat tertangani oleh rumah sakit Kristen Tayu semakin banyak, karena pada tahun 2005 terjadi peningkatan pasien sebesar 2,81 kali jika dibanding dengan tahun 2004 B. Indikator Gross Death Rate (GDR) Indikator Gross Death Rate (GDR) bertujuan untuk mengukur penurunan jumlah pasien yang meninggal dunia di rumah sakit tersebut, yang diukur dengan membandingkan antara pasien meninggal dunia dengan jumlah untuk tiap pasien keluar. GDR tahun 2004 GDR tahun 2005 152 184 GDR = x 1000 permil GDR = x 1000 permil 3316 3878 GDR = 45,8 permil GDR = 47,4 permil Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai Gross Death Rate (GDR) dari tahun 2004-2005 mengalami peningkatan sebesar 1,6 permil (47,4 permil-45,8 permil = 1,6 permil). Hal ini berarti bahwa kinerja yang ditunjukkan rumah sakit Kristen Tayu baik dalam hal perawatan, pencegahan, kecepatan serta keamanan terhadap pasien kurang memuaskan karena 52
  • 63. jumlah pasien yang meninggal belum dapat diminimalisir. C. Indikator Net Death Rate (NDR) Indikator Net Death Rate (NDR) bertujuan untuk mengukur penurunan jumlah pasien yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit tersebut, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah pasien yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama lebih 48 jam dengan tiap-tiap 1000 pasien yang keluar dari rumah sakit. NDR tahun 2004 NDR tahun 2005 148 132 NDR = x 1000 permil NDR = x 1000 permil 3316 3878 NDR = 44,63 permil NDR = 34,03 permil Berdasarkan data dan hasilperhitungan yang disajikan pada tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Net Death Rate (NDR) dari tahun 2004-2005 mengalami penurunan sebesar 1,04 permil (44,63 permil – 34,03 permil = 1,04 permil). Hal ini berarti bahwa kinerja yang ditunjukkan rumah sakit Kristen Tayu dalam hal perawatan intensif dan keamanan terhadap pasien cukup memuaskan karena jumlah pasien yang meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama lebih dari 48 jam sudah dapat diminimalisir. 4.2.4 Kinerja Perspektif pertumbuhan dan Pembelajaran Pengukuran kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan perspektif yang paling mendasar dalam Balance Scorecard. Kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diukur dengan 53
  • 64. menggunakan indikator tiga indikator yaitu : Produktifitas karyawan, Retensi Karyawan dan kepuasan karyawan. Produktifitas karyawan ditentukan oleh kompetensi dan ketersediaan baik sarana maupun prasarana untuk menjalankan aktifitasnya. Karyawan yang berkomitmen ditentukan oleh kualitas lingkungan kinerjanya, yang tercermin dalam kepuasan karyawan terhadap seluruh aspek oraganisasi. Sedangkan kepuasan karyawan merupakan factor yang mempengaruhi tingkat produktifitas karyawan. Hasil perhitungan kinerja perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang diukur dengan indikator produktifitas karyawan dan retensi karyawan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Kinerja Pertumbuhan dan Pembelajaran RS Kristen Tayu Pati 2004-2005 Tahun UKURAN 2004 2005 Produktifitas karyawan Rp 282.276,51/karyawan Rp 429.580,24/karyawan Retensi karyawa 2,2 % 2,8 % Kepuasan karyawan - - Sumber : Lampiran X, VI dan I-II A. Indikator Produktifitas Karyawan Indikator produktifitas karyawan bertujuan untuk mengukur peningkatan produktifitas karyawan, yang diukur dengan membandingkan laba operasi dengan total karyawan. Produktifitas karyawan 2004 Rp102.184.100 Produktifitas karyawan = 362 Produktifitas karyawan = Rp 282.276,51 perkaryawan 54
  • 65. Produktifitas karyawan 2005 Rp163.670,075 Produktifitas karyawan = 381 Produktifitas karyawan = Rp 429.580,24 Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai produktifitas karyawan mengalami peningkatan dari tahun 2004-2005 sebesar 147.303,73 perkaryawan (429.580,24-282.276,51 = Rp 147.303,73 perkaryawan). Hal ini berarti bahwa karyawan rumah sakit memiliki semangat dan etos kerja tinggi dalam menjalankan tanggung jawab yang telah dibebankan. B. Indikator Retensi Karyawan Indikator Retensi karyawan bertujuan untuk mengukur penurunan jumlah karyawan yang keluar, yang diukur dengan membandingkan antara jumlah karyawan dengan total karyawan. Retensi Karyawan tahun 2004 Retensi Karyawan tahun 2005 8 11 Retensi Karyawan = x 100% Retensi Karyawan = x 100% 362 381 Retensi Karyawan = 2,2 % Retensi Karyawan = 2,8 % Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa nilai retensi karyawan dari tahun 2004- 2005 mengalami peningkatan sebesar 0,6% (2,8%-2,2% = 0,6%). Hal ini berarti bahwa kemampuan rumah sakit untuk mempertahankan 55
  • 66. hubungan yang baik dengan karyawan dapat dikategorikan belum berhasil. Hali ini dikarenakan jumlah karyawan yang kelaur bekerja dari rumah sakit tidak mengalami penurunan. C. Kepuasan Karyawan Indikator kepuasan karyawan bertujuan untuk mengukur peningkatan kepuasan karyawan, yang diukur dengan mengisi daftar pertanyaan kuesioner yang telah disediakan. Karyawan yang menjadi responden sebanyak 78 karyawan.  Uji Validitas Pada tebel 4.10 berikut disajikan hasil uji validitas untuk item-item pernyataan tentang semangat kerja. Tabel.4.10 Hasil Uji Validitas-Dimensi Semangat Kerja Pernyataan Loading Factor Validity Keterangan SK1 0,870 0,4 Valid SK2 0,870 0,4 Valid Sumber : lampiran XIII Hasil uji validitas pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa nilai loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai semangat kerja memiliki nilai loading factor di atas atau lebih besar dari 0,4. sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pertanyaan mengenai semangat kerja karyawan dapat dikatergorikan valid dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reliabilitas dan pengujian hipotesis. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas-Dimensi Kepemimpinan 56
  • 67. Pernyataan Loading Factor Validity Keterangan KP1 0,691 0,4 Valid KP2 0,717 0,4 Valid KP3 0,812 0,4 Valid Sumber : Lampiran XIII Hasil uji validitas pada tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa nilai loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai kepemimpinan memiliki nilai loading factor di atas atau lebih besar dari 0,4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pertanyaan mengenai kepemimpinan karyawan dapat dikategorikan valid dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reabilitas dan pengujian hipotesis. Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas – Dimensi Motivasi Pernyataan Loading Factor Validity Keterangan MV1 0,770 0,4 Valid MV2 0,909 0,4 Valid MV3 0,784 0,4 Valid Sumber : Lampiran XIV Hasil Uji validitas pada tebel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai loading factor untuk dimensi pernyataan mengenai motivasi memiliki nilai loading factor di atas atau lebih dari 0,4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa butir masing-masing pernyataan mengenai motivasi karyawan dapat dikategorikan valid dan memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke analisis uji reabilitas dan pengujian hepotesis. Tabel 4.13 Hasil Validitas-Dimensi Komunikasi Pernyataan Loading Factor Validity Keterangan 57