SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
Download to read offline
i


 Studi Tentang Penanaman Modal Asing

    Di Indonesia periode 1985-2005




              SKRIPSI

                Oleh :

          Vidi Bagus Priyono

              04313081




     FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

         YOGYAKARTA

                2008
ii


      Studi Tentang Penanaman Modal Asing

           Di Indonesia periode 1985-2005




                       SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir

    guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1

                Jurusan Ilmu Ekonomi

               pada Fakultas Ekonomi

             Universitas Islam Indonesia



                     Disusun Oleh :

     Nama                   : Vidi Bagus Priyono

     Nomor Mahasiswa       : 04313081

     Program Studi         :Ilmu Ekonomi



    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

            FAKULTAS EKONOMI

                YOGYAKARTA

                         2008
iii


                     PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME



”Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis

dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang

lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi

FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya

sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”.




                             Yogyakarta,   Januari 2008

                                      Penulis,



                                Vidi Bagus Priyono
iv




            PENGESAHAN

Studi Tentang Penanaman Modal Asing

     Di Indonesia periode 1985-2005




Nama                 : Vidi Bagus Priyono

Nomor Mahasiswa      : 04313081

Program Studi        : Ilmu Ekonomi



       Yogyakarta,     Januari 2008

     Telah disetujui dan disahkan oleh

           Dosen Pembimbing,




        (Drs. Nur Feriyanto, M.Si)
v


              PENGESAHAN UJIAN

Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk

   memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi

            Universitas Islam Indonesia



  Nama                    : Vidi Bagus Priyono

  Nomor Mahasiswa         : 04313081

  Jurusan                 : Ilmu Ekonomi



            Yogyakarta,    Januari 2008

                  Disahkan Oleh,

  Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto, M.Si.            ..........

  Penguji I               : Drs. Suharto, M.Si              ..........

  Penguji II              : Drs. Akhsyim Afandi, MA, Ph.D   ..........




                   Mengetahui

              Dekan Fakultas Ekonomi

            Universitas Islam Indonesia




         Drs. Asmai Ishak, M.Bus.Ph.D.
vi


                     MOTTO




       Jadikanlah sabar, shalat 5 waktu, dzikir dan doamu
sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT menyertai
                      setiap langkah orang yang beriman.
                                      (Qs. Al Baqarah: 153)




  Jangan kuatirkan kegagalan yang mungkin terjadi, tetapi
 kuatirkanlah kesempatan yang hilang ketika engkau sama
       sekali tidak mencobanya, karena kegagalan adalah
                            keseuksesan yang tertunda.
                                               (Hary Gray)


Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan

             melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri.

                                           (Amanda Ford)



            Keluarga adalah salah satu karya besar alami.

                                       (George Santayana)
vii


                          PERSEMBAHAN



Ku persembahkan karya tulis ini kepada :

       ALLAH SWT, Penguasa Alam, Raha segala makhluk, pemilik segala

misteri dan kegaiban, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terimakasih

atas segala kenikmatan yang Engkau berikan kepada Hambamu selama ini.

 ♥ Buat papa dan mama yang udah ngasih fasilitas dan doanya sampai aku bisa

     nyelesain tugas akhir ini.

 ♥ Buat my brother yang udah ngasih dukungan selama ini.

 ♥ Buat semua keluargaku yang udah support aku.

 ♥ My lovely girl yang udah menyayangi aku dan membantu hingga tugas

     akhir ini terselesaikan.

 ♥ Temen- temen kos Thanks yach.
viii


                        KATA PENGANTAR




 Sebuah karya yang diselesaikan dengan segala anugerah yang telah diberikan

kepadaku dan ucap rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tak

lupa penulis ucapkan terima kasih pada Papa, Mama yang telah mendoakan hingga

akhirnya skripsi ini selesai. Judul Skripsi : “ STUDI TENTANG PENANAMAN

MODAL ASING DI INDONESIA Kurun Waktu 1985 – 2005”. Adapun tujuan

penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai

gelar Sarjana Ekonomi, program studi Ilmu Ekonomi Strata 1 pada Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

 Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa

bantuan dan dukungan, baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini, penulis dengan penuh rendah hati ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

     1. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Asmai Ishak,M.Bus.Ph.D , selaku

         pimpinan Fakultas Ekonomi UII.

     2. Ketua jurusan Ilmu Ekonomi, Drs. Jaka Sriyana,M.Si.,Ph.D, yang telah

         memberikan pengarahan kepada penulis
ix

3. Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi, Dra. Diana Wijayanti, yang telah sabar

     dan tulus selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatan hati penulis,

     dan selalu memberikan nasehat dan motivasi yang dapat membangun

     penulis.

4. Dosen Pembimbing skripsi Drs. Nur Feriyanto, M. Si yang telah

     memberikan bimbingan, nasihat, dan waktunya hingga penulis dapat

     menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

5. Seluruh Karyawan Univeritas Islam Indonesia beserta Staf – stafnya yang

     turut serta membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

     langsung.

6. Untuk kedua Orang Tuaku yng telah menyayangiku dan memberikan

     seluruh Cinta kasihnya untukku , fasilitas dan mendoakanku hingga aku

     dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar, trima kasih papa dan

     mama I Love You.

7. My brother yang tersayang, cakep and selalu menjadi motivatorku untuk

     selalu menjadi yang terbaik dan dewasa dalam menghadapi setiap

     permasalahan hidup.

8.   My lovely girl yang udah memberikan kasih sayang dan cinta untukku,

     menemaniku kemanapun aku pergi dan selalu ada untukku setiap saat,

     makasih banyak cinta, you are my soulmate.

9. my prend nyang ada di IE, semua angkatan , khususnya IE ’04, tkhs 4

     everthing Bro.... Cayoooooo. Q-Q.
x

     10. aND!!! semua orang-orang yang telah menyayangiku apa adanya,

        memberiku nasihat, semangat, spirit, motivasi dan Doa..... Thks A lot lah

        pokoknya.

     11. Valens tu, semoga kau menjadi besar, gagah dan tampan, serta berguna

        bagi semua orang, karena kau merupakan penghiburku disaat ku merasa

        sedih dan bosan.

     12. Thanks buat temen-temen KKN unit 78 ku, SeMangat yach.........

     13. Buat temen-temen kos, Bang God thanks ya, and semuanya penghuni kos

        60 B.

       Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.




                                                      Yogyakarta,     Januari 2008

                                                            Penulis



                                                      (Vidi Bagus Priyono)
xi




                                                        DAFTAR ISI



                                                                                                              Halaman

Lambang Universitas Islam Indonesia....................................................                       i

Halaman Judul........................................................................................         ii

Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................                          iv

Halaman Pengesahan Skripsi.................................................................                   v

Halaman Pengesahan Ujian....................................................................                  vi

Motto......................................................................................................   vii

Halaman Persembahan………………………………………………...                                                                      viii

Halaman Kata Pengantar………………………………………………                                                                      ix

Halaman Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….                                                                           1

1.1        Latar Belakang Masalah………………………………………                                                              1

1.2        Perumusan Masalah…………………………………………..                                                                6

1.3        Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………..                                                        6

      1.3.1         Tujuan Penelitian……………………………………….                                                         6

      1.3.2         Manfaat Penelitian………………………………………                                                         7

1.4        Sistematika Penulisan…………………………………………                                                              7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI..................                                                    9

2.1 Kajian Pustaka..........................................................................                  9

2.2 Landasan Teori dan Hipotesis..................................................                            11
xii

     2.2.1 Investasi............................................................................   11

          2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi....................................                      13

          2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)...                                     13

          2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push).............                                   14

     2.2.2 Produk Dometik Bruto...................................................                 14

     2.2.3 Tingkat Suku Bunga…………………………………..                                                       17

          2.2.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga......................                              17

          2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal.................................                           17

          2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil.........................................                      18

          2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga

                     Terhadap Investasi.......................................                     18

     2.2.4 Kurs Valuta Asing………...............................................                     20

2.3 Hipotesis Penelitian...................................................................        22

BAB III METODE PENELITIAN..................................................                        23

3.1 Jenis Data dan Variabel.............................................................           23

3.2 Definisi Variabel........................................................................      23

3.3 Alat Analisis..............................................................................    24

          3.3.1 Pengujian Hepotesa....................................................             26

          3.3.1.1 Uji t-Statistik...........................................................       26

          3.3.1.2 Uji F-Statistik..........................................................        27

          3.3.1.3 Koefisien Determinasi R2.......................................                  27

    3.3.2 Uji Asumsi Klasik............................................................            28

          3.3.2.1 Uji Multikoliniearitas.............................................              28
xiii

     3.3.2.2 Uji Autokolerasi.....................................................   29

     3.3.2.3 Uji Heterokedatisitas...............................................    30

BAB IV HASIL DAN ANALISIS………………………………..                                              31

4.1 Uji Spesifikasi Model…………………………………………                                            31

4.2 Hasil Analisis Regresi………………………………………...                                         33

     4.2.1 Hasil Uji Regresi Secara Parcial T- Statistik

            (t-hitung)…………………………………………….                                             34

     4.2.2 Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik

            (F-hitung)……………………………………………                                              35

     4.2.3 R Square (R2)……………………………………….                                             35

     4.2.4 Interpretasi Hasil Regresi…………………………..                                    36

4.3 Pengujian Asumsi Klasik…………………………………….                                           38

     4.3.1 Heterokedastisitas…………………………………..                                         38

     4.3.2 Autokorelasi………………………………………..                                             40

     4.3.3 Multikoliniearitas…………………………………..                                         41

     4.3.4 Interpretasi Ekonomi Masing-Masing Variable……                             42

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI ………………………..                                             45

5.1 Simpulan……………………………………………………..                                                   45

5.2 Implikasi……………………………………………………..                                                  45

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………                                                      47

LAMPIRAN …………………………………………………….                                                       48
xiv
1




                                    BAB I

                              PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang Masalah

      Investasi, dalam konotasi ekonomi makro, sangat di butuhkan untuk

meningkatkan pendapatan nasional. Jika investasi bertambah, sesuai dengan

mekanisme multiplier effect, maka akibatnya pendapatan nasional akan

bertambah. Dengan bertambahnya investasi, maka produsen akan meningkatkan

jumlah kesempatan kerja sehingga jumlah barang dan jasa yang dihasilkan akan

bertambah pula. Pada gilirannya, masyarakat bisa mengkonsumsi barang dan jasa

dalam jumlah lebih banyak. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat menjadi lebih baik.

      Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika

pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar penurunan

itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. (N. G. Mankiw, 1999 :

425). Selain itu juga, investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan

juga mencerminkan marak lesunya pembangunan-pembangunan ekonomi tidak

akan lepas dari kegiatan investasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

(BUMN),
2




   Koperasi maupun swasta yang akan memberikan berbagai keuntungan,

seperti menciptakan lapangan kerja, pemanfaatan sumber daya ekonomi

seoptimal mungkin serta peningkatan mutu sumber daya manusia, dan lain-lain.

   Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari variabel mikro maupun makro.

Dari sudut pandang variabel makro, variabel tersebut antara lain :

             1. Masalah kesempatan kerja.

             2. Pertumbuhan ekonomi.

             3. Keseimbangan neraca pembayaran.

             4. Kestabilan ekonomi.

   Tidak dapat dipungkiri, bahwa variabel makro tersebut, sangat berpengaruh

terhadap kegiatan investasi, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam

Negeri ( PMDN ), maupun yang berasal dari Penanaman Modal Asing ( PMA ).

Hal ini merupakan suatu yang logis, karena berdasarkan sudut pandang investor,

mereka hanya melakukan investasi yang akan memberikan probabilitas

keuntungan yang paling optimal.

   Pada kasus PMA, apabila kinerja dari variabel makro suatu negara tidak

sesuai yang diharapkan, maka investor akan mengalihkan dana investasinya ke

negara lain yang kinerja variabel makronya lebih baik. Penanaman modal

merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu,

investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan

ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya

pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan.
3




   Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa

berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. sasaran yang

dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga

investor asing. ( Dumairy, 1997 ). Di Indonesia, iklim penanaman modal tidak

henti-hentinya dilakukan perbaikkan oleh pemerintah. Di antara perbaikkan

tersebut   pemerintah merupakan berbagai paket kebijaksanaan, antara lain

dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan, perlunakan syarat-syarat

investasi serta memotivasi investasi dalam sektor-sektor tertentu dan daerah-

daerah tertentu.

   Investasi sangat penting perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan

perekonomian Indonesia. Investasi swasta sangat berperan dalam distribusi

tenaga kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta

kemajuan teknologi. Perkembangan kinerja investasi swasta di Indonesia masih

belum seperti yang diharapkan, kontribusi investasi terus mengalami penurunan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi investasi yaitu ketidakpastian hukum

dalam negara. Hal tersebut tercermin pada indikator risk Indonesia yang

meskipun telah membaik namun secara umum belum kembali ke posisi sebelum

krisis ekonomi terjadi. Hal ini dapat terlihat pada tabel Penanaman Modal Asing

(PMA) Indonesia dari tahun 2000 – 2004 sebagai berikut:
4




                                                  Tabel 1

                          Proyek-Proyek Penanaman Modal Luar Negeri

                      Yang Telah Disetujui Pemerintah Menurut Lokasi

                                           Tahun 2000 - 2004

                                                  (Persen)

    Lokasi          2000                2001                 2002                 2003                 2004
                   Proyek   Investasi   Proyek   Investasi   Proyek   Investasi   Proyek   Investasi   Proyek    Investasi
     Jawa           1196     11053,2     996      5742,2      897      4799,6      794      7451,4      879       8102,4
  Sumatera           161     3072,1      143      2356,7      106      2070,2      111      1541,2      111       1111,7
  Kalimantan         22       208,8      43       246,6       29       2237,0      33       979,5       35        158,3
   Sulawesi          23       74,5       16        81,1       16       420,2       20       391,5       17        363,2
  Bali & Nusa
   Tenggara          136     1614,4      129      524,9       97       208,7       93       3009,0      140       435,3
Maluku & Papua       4        52,6        7       6104,8       6        59,7        9       223,8        8        108,9
     Total          1542     16.075.6   1.334    15.056.3    1.151    9.795.4      1.06    13.596.4     1.19     10.279.8
     Sumber : Statistik Indonesia berbagai edisi, Badan Pusat Statistik (BPS)

             Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat melihat, bagaimana jumlah

     penananman modal asing (PMA) yang telah disetujui pemerintah menurut lokasi.

     Dari tahun 2000 hingga 2004, perkembangan penanaman modal asing di

     Indonesia menampakkan laju yang berbeda baik dari segi jumlah proyek dan

     jumlah investasi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan letak lokasi. Pada tahun

     2000, jumlah penanaman modal asing yang tertinggi terletak pada daerah Jawa

     untuk jumlah proyek sebesar 1196, dan untuk investasi berada pada daerah Bali

     dan Nusa Tenggara, sebesar 1614.4. Pada tahun 2001, jumlah proyek terbesar

     berada pada daerah Jawa, dan untuk jumlah investasi berada pada daerah Maluku

     dan Papua, sebesar 6104.8. Pada tahun 2002, jumlah proyek terbesar berada pada

     daerah Sumatera, sebesar 106, dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada

     daerah Jawa, sebesar 4.799.6.
5




Di tahun 2003, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 794,

untuk jumlah investasi terbesar berada pada darah Jawa, sebesar 7.451.4. Dan

pada tahun 2004, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 879,

dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 8.102.4.

   Fungsi intermediasi perbankan yang belum pulih kembali sepenuhnya

meskipun suku bunga yang ada relatife rendah menjadi salah satu penyebab

masih tersendatnya kegiatan investasi dewasa ini. Investasi asing merupakan

harapan untuk bisa memenuhi target pertumbuhan ekonomi guna memperbaiki

iklim investasi. Indonesia menghadapi berbagai tantangan baik secara internal di

dalam negeri maupun secara eksternal dari negara lain. Di dalam negeri,

tantangan itu antara lain masih belum memadainya ketersediaan sarana dan

prasarana perekonomian yang berupa barang-barang public, serta kurang

terjaminnya kepastian hukum bagi investor yang akan menanamkan modalnya.

Sedangkan tantangan eksternalnya antara lain berupa persaingan iklim investasi

dengan negara lain yang ada di kawasan asia pasifik.

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

menulis suatu penulisan yang berjudul “STUDI PENANAMAN MODAL

ASING DI INDONESIA TAHUN 1985 – 2005” dengan kurun waktu runtut

dari tahun 1985 – 2005 dan menggunakan metode Regresi Sederhana.
6




1.2    Perumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijabarkan, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

      1. Apakah Produk Domestik Bruto (PDB) mempengaruhi Penanaman Modal

         Asing (PMA)?

      2. Apakah Suku Bunga LIBOR mempengaruhi Penanaman Modal Asing

         (PMA)?

      3. Apakah Kurs Valuta Asing Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat

         mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)?



1.3    Tujuan dan Kegunaan Penelitian

        1.3.1 Tujuan Penelitian

       Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa yang

mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia pada tahun 1985 – 2005

dengan menggunakan metode Regresi Sederhana.

         Tujuan rinci dari penelitian ini yaitu:

               1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto Riil

                   terhadap Penanaman Modal Asing.

               2. Untuk menganalisis Suku Bunga LIBOR terhadap Penanaman

                   Modal Asing.

               3. Untuk menganalisis pengaruh Kurs Valuta Asing Rupiah

                   terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap Penanaman Modal

                   Asing.
7




      1.3.2 Manfaat Penelitian

              Manfaat dari penelitian ini adalah:

              1. Sebagai tambahan informasi mengenai hal hal yang berkaitan

                  dengan Penanaman Modal Asing.

              2. Untuk     menambah      pengetahuan   dan   pengalaman   bagi

                  masyarakat, dalam memahami fenomena Penanaman Modal

                  Asing.

              3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh

                  terhadap Penanaman Modal Asing.



1.4   Sistematika Penulisan

 BAB. I : PENDAHULUAN

           Menguraikan gambaran umum dalam penulisan skripsi yang terdiri

           atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

           penelitian.

 BAB. II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

           Bab ini mendokumentasikan dan mengkaji hasil dari penelitian-

           penelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama. Dari proses

           ini, akan ditemukan kelebihan dan kekurangan pada penelitian

           penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005. Dan

           berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai pendekatan

           permasalahan yang akan di teliti.
8




       Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah,

       sehingga hipotesis yang disusun merupakan pernyataan yang

       menjawab pertanyaan pada rumusan masalah.

BAB. III : METODE PENELITIAN

       Dalam bab ini menguraikan metode penelitian mengenai faktor-faktor

       yang mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia pada tahun

       1985-2005.

BAB. IV : HASIL DAN ANALISIS

       Bab ini berisi mengenai keadaan data dan menganalisa masalah yang

       akan diteliti dengan teknik yang telah ditentukan.

BAB. V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

       Penelitian ini akan diakhiri dengan mengemukakan kesimpulan hasil

       analisa dan implikasi yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan

       penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005.
9




                                   BAB II

                KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI



2.1      Kajian Pustaka

      Pada penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing

di Indonesia pada tahun 1985 – 2005 ini, mengacu pada penelitian sebelumnya

yang telah dilakukan oleh :

         1. Indah Ambarsari dan Didit Purnomo yang mengangkat judul ”Studi

            Penanaman Modal Asing di Indonesia”. Dengan menggunakan

            metode penurunan ECM. Variabel yang digunakan yaitu Penanaman

            Modal Asing sebagai variabel dependen dan Kurs Valuta Asing, Suku

            Bunga Internasional. Suku Bunga Deposito dan Produk Domestik

            Bruto sebagai variabel independen. Kesimpulannya, Variabel Kurs

            baik dalam jangka panjang maupun pendek berpengaruh positif

            terhadap

            Penanaman Modal Asing. Variabel Suku Bunga Internasional

            berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing. Variabel

            Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap Penanaman

            Modal Asing. Dan Variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh

            positif terhadap Penanaman Modal Asing.
10




       2. Agung Prasetyoningsuryo yang mengangkat judul ” Analisis Faktor-

           faktor yang mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia ”. Dengan

           menggunakan metode regresi sederhana. Variabel Investasi Swasta

           sebagai variabel dependen, dan Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga

           Kredit, dan Inflasi sebagai variabel independen. Kesimpulannya, dari

           ketiga hipotesis yang digunakan sebagai pedoman penelitiannya,

           tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

           ternyata ketiga variabel independennya signifikan, yaitu Jumlah Uang

           Beredar berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta. Sedangkan

           tingkat Suku Bunga Kredit dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap

           Investasi Swasta. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t-

           hitung dan t-tabel.

   Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah, sama-sama

menggunakan variabel Investasi sebagai variabel dependen.

Untuk metode penelitian, penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Agung Prasetyoningsuryo, yaitu sama-sama menggunakan metode regresi

sederhana. Untuk variabel independen, penelitian ini sama-sama menggunakan

variabel Produk Domestik Bruto, Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing

dengan penelitian terdahulu.
11




      Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada metode

penelitian yang digunakan oleh Indah Ambarsari dan Didit Purnomo, yaitu

metode ECM sedangkan untuk penelitian ini menggunakan metode Regresi

Sederhana. Untuk penggunaan variabel independen, penelitian ini tidak

menggunakan Suku Bunga Intrenasional yang ternyata digunakan pada penelitian

Indah Ambarsari dan Didit Purnomo. Sedangkan pada penelitian ini tidak

menggunakan menggunakan Jumlah Uang beredar sebagai variabel independen,

yang ternyata digunakan oleh Agung Prasetyoningsuryo.



2.2    Landasan Teori

  2.2.1 Investasi

               Penanaman Modal merupakan langkah awal kegiatan produksi.

       Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan

       langkah awal kegiatan pembangunan. Dinamika penanaman modal

       mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan

       marak lesunya pembangunan. (Dumairy, 1996 : 132).

               Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan

       penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang

       modal    dan   perlengkapan-perlengkapan   produksi   untuk   menambah

       kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

       perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).
12




          Investasi pada hakekatnya merupakan penanaman sejumlah dana

pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

mendatang. (Abdul Halim, 2003 :2).

          Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau

mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini

terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor, barang tahan lama lainnya

yang dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital

adalah rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau

dipakai pada tahun yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah

pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994 :

79-80).

          Didalam neraca nasional atau struktur PDB menurut penggunaan

investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal atau kapital tetap

domestik (domestic fixed capital formation). Menurut definisi BPS,

pembentukan modal tetap adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan

atau pembelian-pembelian barang-barang (bukan barang-barang konsumsi)

baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari

luar negeri. (Sigit Purnomo, 2004 :1).

          Investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan

investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil hádala investasi

terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal) yang akan

digunakan untuk proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah
13




investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi

dan lain sebagainya. (Guritno Mangkoesoebroto, Algifari, 1991 : 75).

       Pengertian investasi mempunyai cakupan pengertian yang luas.

Secara garis besarnya investasi menurut jenisnya digolongkan menjadi 3

jenis, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah, investasi oleh masyarakat

atau swasta dan yang dilakukan oleh rumah tangga.



    2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi

            Dalam       hubungannya      dengan       tingkat   investasi   yang

     diusahakan, ada dua teori yaitu teori gradualist dan teori big push.

     (Irawan, M Suparmoko, 1995 : 94-95).



       2.2.2.2.1    Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist).

                   Teori ini berpendapat bahwa negara yang terbelakang

                   sebaiknya jangan mengadakan industrialisasi cepat-cepat,

                   sebab resiko dan kekeliruan-kekeliruan akan terlalu besar

                   untuk dipikul negara yang miskin. Pemilihan teknik-teknik

                   produksi dan investasi didasarkan pada biaya-biaya relatif

                   daripada faktor-faktor produksi.

                   Mengusahakan untuk memajukan industri-industri kecil,

                   pembangunan masyarakat desa dan lain-lain semacam ini

                   yang menggunakan kelebihan tenaga buruh. Kegiatan yang

                   membutuhkan kapital yang banyak akan diusahakan bila
14




                     keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnya padat

                     karya (labor intensive).



         2.2.2.2.2    Teori Dorongan Besar (Big Push).

                     Teori ini secara singkat mengatakan bahwa bila hanya ada

                     sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini

                     hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja, yang

                     nantinya     akan   menghambat   kenaikkan    pendapatan

                     perkapita. Usaha dilakukan secara besar-besaran untuk

                     mengatasi perubahan-perubahan penduduk. Konsentrasi

                     pada investasi yang selanjutnya mengahasilkan alat-alat

                     kapital    untuk    mempertahankan   dan     pertumbuhan

                     outputnya.



2.2.2 Produk Domestik Bruto

           Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional ada 2 konsep

  yang digunakan yaitu konsep kewilayahan dan konsep kewarganegaraan.

  Pendapatan nasional menurut konsep kewilayahan, menghitung besarnya

  nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang ada di wilayah

  suatu negara, meliputi kegiatan produksi barang dan jasa oleh warga negara

  tersebut dan yang dihasilkan oleh warga negara asing. Besarnya

  perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewilayahan

  ini disebut dengan angks GDP (Gross Domestic Product). GDP nominal
15




mengukur nilai barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga

pasar pada periode dasar (Ahmad Jamli, 1996/b).

         Investasi merupakan fungsi pendapatan nasional seperti terlihat

pada gambar 2.4. Dari gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa semakin

tinggi tingkat pendapatan nasional semakin besar pula pengeluaran investasi

yang dilaksanakan oleh masyarakat perekonomian tersebut.

Misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi investasi I = 40 + 0,1Y,

maka pada tingkat pendapatan nasional sebesar 100, besar pengeluaran

investasi sebesar 50, sedangkan apabila tingkat pendapatan nasional naik

menjadi 200, besarnya pengeluaran investasi akan meningkat menjadi 60.



  140

  120

  100

   80

   60

   40

   20

     0                   100                 200

         Pendapatan Nasional (dalam miliar rupiah) per tahun

 Gambar 2.4. Pengeluaran Investasi sebagai Fungsi Pendapatan Nasional
16




         Pendapatan nasional mempunyai hubungan yang positif dengan

pengeluaran investasi. Produsen dengan mendasarkan pada asumsi

rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi selama proyek investasi

tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Salah satu faktor

yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan akan mendatangkan

keuntungan adalah adanya permintaan yang akan barang atau jasa yang

akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang cukup memadai.

         Meningkatnya tingkat pendapatan nasional mempunyai tendensi

mengakibatkan meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa.

Dengan demikian meningkatnya tingkat pendapatan nasional menyebabkan

meningkatnya proyek-proyek investasi yang dilaksanakan oleh masyarakat.

Pada dasarnya analisis pendapatan nasional model dimana pengeluaran

investasi merupakan fungsi tingkat pendapatan nasional tidak berbeda

dengan analisa pendapatan nasional dimana pengeluaran              investasi

diperlakukan sebagai variabel eksogen, yang berarti bahwa untuk

menemukan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium syaratnya sama, yaitu

: S = 1. perbedaannya adalah I merupakan fungsi Y, dengan persamaan

fungsi sebagai berikut:

                          I = I0 + α Y



      Dimana :

         I                : jumlah pengeluaran investasi dalam masyarakat.
17




           Io             :jumlah   pengeluaran      investasi   pada   tingkat

                          pendapatan    nasional sebesar nol.

                ΔI
           α=             : marginal propensity to invest
                ΔY



2.2.3 Tingkat Suku Bunga

      2.2.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga

           Pengertian dasar dari tingkat bunga, yaitu sebagai harga dari

  penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga

  sebagai ”harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar

  apabila terjadi ”pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah

  nanti (misalnya setauhn lagi). (Boediyono, 1994 : 75-76).



      2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal

           Tingkat bunga nominal (nominal rate of interest) merupakan

  tingkat bunga yang harus dibayar debitur kepada kreditur disamping

  pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo.

   Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur-unsur

  tingkat bunga, yaitu tingkat bunga ”murni” (pure interest rate), premi

  resiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan premi untuk

  inflasi yang diharapkan. (Boediyono, 1990 : 88).

             Tingkat bunga sebagai suatu ”harga” dipengaruhi oleh banyak

  faktor dengan banyak ”harga” barang-barang lain, tingkat bunga sangat di

  pengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, terutama yang berkaitan dengan
18




perubahan      perkiraan   atau    harapan   orang   (expectation)   mengenai

perkembangan ekonomi di waktu mendatang.

    2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil

            Tingkat bunga riil (real rate of interest) adalah tingkat bunga

nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. Dengan

formulasi sebagai berikut : (Boediono, 1990 :83).

                   Rr = Rn-Ri

 Keterangan :       Rr     = tingkat bunga riil

                    Rn     = tingkat bunga nominal

                    Ri     = laju inflasi

Ri adalah simbol untul laju inflasi yang benar-benar terjadi selama periode

tertentu, sedangkan Ri adalah untuk laju inflasi yang diharapkan terjadi

selama periode yang sama (dan laju inflasi yang diharapkan ini menambah

tingkat bunga sebagai unsur-unsur ”premi inflasi”).

  2.2.3.4      Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga Terhadap

             Investasi

                    Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat

         diasumsikan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi

         pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti.

         Para penabung dan investor bertemu di pasar leonable funds dari

            proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan menghasilkan

            tingkat bunga keseimbangan dimana (Boediyono, 1985) : S = 1
19




   Tingkat
   Bunga
        R




             0             F         Dana Investasi
                                     (Loanable Funds)
        faktor penentu utama dalam kurva S adalah Rate of Time

Preference para penabung dan faktor penentu utama kurva I adalah

Marginal Product of Capital (MPC). Tingkat bunga berubah

apabila kedua faktor penentu utama tersebut berubah, pada satu

pihak disebabkan oleh perubahan penilaian subyektif ( mengenai

rupiah sekarang dibandingkan rupiah yang akan datang), pada

pihak        yang    lai       disebabkan    oleh      pengaruh

teknologi.(Soediyono,1985).

         Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya

pengeluaran investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan

sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan

kesimpulan yang sam, yaitu bahwa investasi merupakan fungsi

                       ΔI
tingkat bunga dengan      < 0 ,dalam arti bahwa meningkatnya
                       Δr

tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya pengeluaran

investasi.

Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga mengakibatkan

bertambahnya pengeluaran investasi.
20




                   Misal, pada tingkat bunga sebesar 30% pengeluaran

           investasi sebesar 20 miliar rupiah per tahun. Apabila tingkat suku

           bunga menurun jadi 25% maka besarnya pengeluaran investasi

           dalam perekonomian meningkat menjadi 30 miliar rupiah.



2.2.4 Kurs atau Nilai Tukar

         Kurs atau Nilai Tukar mata uang (exchange rate) merupakan harga

  suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu

  harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya

  yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro

  ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan

  perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita untuk

  membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs menunjukkan

  banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit

  valuta asing tertentu. (Salvatore, 1997 : 10).

           Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal

  dan kurs riil. Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif

  dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan

  yen Jepang adalah 120 yen per dollar, maka orang Amerika yang ingin

  mendapatkan yen akan mendapatkan dollar dan akan membayar 120 yen

  untuk setiap dollar yang dibelinya. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-

  barang kedua negara. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade. Kurs

  riil diantara kedua negara, jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri
21




relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal, jika kurs riil

rendah, barang-barang luar negara relatif mahal, dan barang-barang

domestik relatif murah. (Mankiw, 2000 : 192).

         Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam pengerahan valas kurs

terbagi menjadi dua yaitu, kurs spot (spot exchange rate) dan kurs forward

(forward exchange rate). Kurs spot adalah kurs valas yang terlaksana dalam

dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi. Periode selama dua hari

dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua pihak

guna   mengadakan     pengaturan    dan    memberikan     intruksi-intruksi

pembayaran pasar dimana transaksi spot dilakukan disebut spot market.

Sementara kurs forward merupakan suatu penetapan kurs yang dilakukan

pada saat ekarang namun berlaku beberapa waktu kemudian (waktu yang

akan datang). Pasar yang digunakan untuk transaksi penjualan dan

pembelian dengan kurs forward disebut forward market.

Biasanya kurun waktu dalam kurs forward adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan

yang sering digunakan adalah periode 3 bulan. Periode yang lebih lama

tidak digunakan karena ketidakpastian kurs di masa mendatang. (Salvatore,

1997 : 17-18).

         Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai

tukar (depresiasi) terhadap mata uang lainnya atau sebaliknya mengalami

kenaikan nilai tukar (apresiasi), maka kalangan keuangan Internasional

lebih suka menggunakan indikator kurs efektif (effective exchange rate)

adalah rata-rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari
22




    sejumlah negara lain yang menjadi mitra-mitra dagang terpentingnya. Jadi,

    faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang antar

    satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang yang

    terbesar. (Salvatore, 1997 :13).



2.3 HIPOTESIS PENELITIAN

 1. Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Penanaman Modal Asing.

 2. Diduga Suku Bunga LIBOR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Penanaman Modal Asing.

 3. Diduga Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Penanaman Modal Asing.
23




                                    BAB III

                            METODE PENELITIAN



3.1 Jenis Data dan Variabel

       Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan

data sekunder , yaitu data yang tersedia dan bersifat runtut waaktu dari tahun

1985-2005.

       A. Variabel Dependen, yaitu data mengenai Penanaman Modal Asing di

          Indonesia pada Tahun 1985 - 2005.

       B. Variable Independen, yaitu data mengenai, Produk Domestik Bruto

          (PDB), Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing di Indonesia pada

          Tahun 1985 -2005.



3.2 Definisi Variabel

   1. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan Investasi yang dilakukan di

       Indonesia oleh pemilik-pemilik Modal dari Luar Negeri (PMA) untuk

       mendapatkan suatu keuntungan. (Juta USD).

   2. Produk Domestik Bruto merupakan pertumbuhan ekonomi atau

       pertumbuhan produk nasional. (Milliar Rupiah).

   3. Suku Bunga LIBOR merupakan tingkat bunga nominal (Persen).

   4. Kurs Valuta Asing merupakan harga satuan mata uang terhadap mata

       uang lainnya. (Rp/Dollar).
24




3.3   Alat Analisis

       Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dan

kuantitatif, yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dan menganalisis data dan

hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus perhitungan

yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti.

      Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

berganda yang menggunakan metode OLS (Ordinary least square) untuk

mengetahui hubungan penanaman modal asing dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dinyatakan dalam persamaan matematis yang memiliki

hubungan secara fungsional dengan formulasi sebagai berikut :

                                Y= f (X1,X2,X3,).

Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing (Juta USD).

             X1 adalah Produk Domestik Bruto (Miliar Rp)

             X2 adalah Suku Bunga LIBOR (Persen)

             X3 adalah Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)



Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,

dirumuskan sebagai berikut :

                      Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei

Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing.

             b0 adalah Konstanta.

             b1,b2,b3, adalah koefisien regresi.
25




              X1 adalah besarnya Produk Domestik Bruto.

              X2 adalah besarnya Suku Bunga LIBOR.

              X3 adalah besarnya Kurs Valuta Asing.

              ei adalah error term.



     Bentuk secara umum dari metode ekonometrika yang di pergunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

       Linear              Y = α 0 + α 1 X1 + α 2 X2 - α 3 X3 + e

       Log Linear         lnY = α 0 + α 1 ln X1 + α 2 ln X2 - α 3 ln X3 + e

       Dimana :

       Y                 = Penanaman Modal Asing (Juta USD)

       α0                = Konstanta

       α 1, α 2, α 3,    = Koefisien Regresi

       e                 = Variabel Pengganggu

       X1                = Produk Domestik Bruto (Miliar rupiah)

       X2                = Suku Bunga LIBOR (Persen)

       X3                = Kurs Valuta Asing(Rp/Dollar)

       Dari hasil analisis regresi linear tersebut akan diperoleh koefisien regresi

linear dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisien regresi yang

akan diperoleh dengan menggunakan bantuan alat analisis E-views.
26




3.3. 1   Pengujian Hipotesa

          Untuk menguji bisa atau tidak model regresi tersebut di gunakan dan

 untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian

 statistik, antara lain :

  3.3. 1.1 Uji t-Statistik

                  Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel

          independent secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui

          signifikasi dan pengaruh variabel independent secara individu terhadap

          variasi terhadap variabel independent lainnya. Pengujiannya adalah

          sebagai berikut :

                            αi
          t-hitung =
                        SE (αi)


          Dengan α = 5%, maka hipotesis yang digunakan :

          Ho : αi < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel

                                       dependent.

          Hi ; αi > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel

                                       dependent.

                    ◊    Apabila probabilitas < dari 0.05, maka dapat dikatakan

                         signifikan.

          Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan

  probabilitas.
27




3.3. 1.2 Uji F-Statistik

         Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel-variabel

 independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh

 variabel independent secara individu terhadap variabel dependent.

 Perhitungannya adalah sebagai berikut :

                  R2 / (K – 1 )
   F-hitung =
                 (1 – R2 )/(n – K)

   Hipotesis yang digunakan :

   Ho : α1 = α 2 = α 3 = 0 , maka variabel independent secara bersama-sama

   tidak mempengaruhi variabel dependent.

   Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ 0 , maka variabel independent secara bersama-

   sama mempengaruhi variabel dependent.

            ◊   Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05 , maka bisa

                dikatakan signifikan.




         Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan

   menggunakan probabilitas.



         3.3. 2 Koefisien Determinasi R2

         Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam

 mempengaruhi variabel dependent. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 ( 0 ≤ R2
28




     ≤ 1 ). Semakin besar nila R2, maka semakin besar variasi variabel

     dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent.

     Sebaliknya, makin kecil nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel

     dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent.

       Sifat dari koefisien determinasi adalah :

                 ◊   R2 merupakan besaran yang non negatif.

                 ◊   Batasnya adalah ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). (Damodar Gujarati)

             Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel-

   variabel independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai R2

   maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi.



   3.3.2       Uji Asumsi Klasik

    Pada prakteknya, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi

digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah

tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu

ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

(Mudrajad Kuncoro, 2001 ; 105).

Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan

menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan f-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid

dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.

           3.3. 2.1 Uji Multikolinearitas

               Multikolineritas adalah tidak adanya hubungan hubungan linear

       antar variabel independent dalam suatu model regresi. Suatu model
29




regresi dikatakan terkena multikolinearitas bila terjadi hubungan linear

yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua varibel bebas dari

suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependentnya. (

Maddala, 1992: 269-270 ).

       Untuk    mendeteksi     adanya   multikolinearitas   dapat   dengan

membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) dengan nilai

koefisien determinasi majemuk (R2), jika r2 lebih kecil dari nilai R2 maka

tidak terdapat multikolinearitas.

       Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu

dengan menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari

0.85 maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila

hubungan variabel di atas 0.85 maka terdapat multikolinearitas.

   3.3. 2.2 Uji Autokorelasi

       Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtut waktu

atau time series) atau ruang (seperti dalam data lintas sektoral atau cross

section).

       Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh

Bruesch-godfrey,dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji

autokorelasi yang paling akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika

sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100).
30




Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi

Serial Correlation LM Test Lag.

       Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji

hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan

pedoman :

         ◊   Apabila X2 hitung (obs R-Squared) > X2 tabel, maka

             menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan adanya

             autokorelasi.

         ◊   Apabila X2 hitung (obs R-Squared) < X2 tabel, maka

             menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak

             ada autokorelasi.

   3.3. 2.3 Uji Heterokedasitisitas

       Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara

meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas

kuadrat dan perkalian variabel bebas.

       Pedoman dalam penggunaan model white test adalah jika nilai

Chi-Square hitung (n. R2) lebih besar dari nilai X2 kritis dengan derajat

kepercayaan tertentu (α) maka ada heterokedasitisitas dan sebaliknya jika

Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai X2 menunjukan tidak adanya

heterokedasitisitas.
31




                                          BAB IV

                                    HASIL DAN ANALISIS



       Semua data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data antar

tempat atau ruang (Time Series), dimana data yang dikumpulkan dalam kurun

waktu tertentu dari suatu sample. Dalam penelitiaan ini data yang digunakan

adalah data pada tahun 1985-2005.

       Variabel dependent yang digunakan adalah Penanaman Modal Asing

Indonesia dari tahun 1985-2005, sedangkan variabel independent yang digunakan

adalah X1 : Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah), X2 : Suku Bunga LIBOR

(Persen), X3 : Kurs (Rp/Dollar).



4.1.   Uji Spesifikasi Model

       Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu

fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier

dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji

tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji MacKinnon,

White, Davidson (MWD test).
32




                             Tabel 4.1

                 MWD untuk regresi Linier

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/28/07 Time: 21:37
Sample: 1985 2005
Included observations: 21
       Variable          Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
           C             -18660.29      8408.553 -2.219203             0.0413
           X1             0.088245      0.012912       6.834052        0.0000
           X2             2154.510      906.3364       2.377164        0.0303
           X3            -1.625591      0.535233 -3.037166             0.0078
           Z1             3860.067      2007.987      1.922357         0.0726
R-squared                 0.778484     Mean dependent var            12400.40
Adjusted R-squared        0.723105     S.D. dependent var            11127.97
S.E. of regression        5855.636     Akaike info criterion         20.39245
Sum squared resid         5.49E+08     Schwarz criterion             20.64115
Log likelihood           -209.1208     F-statistic                   14.05735
Durbin-Watson stat        0.852930     Prob(F-statistic)             0.000042
  Sumber : BPS dan BI, data diolah



                            Tabel 4.2

               MWD untuk regresi Log linier

Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/29/07 Time: 10:39
Sample: 1985 2005
Included observations: 21
       Variable          Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
           C              -14.09167     2.735135 -5.152092              0.0001
       LOG(X1)             1.755314     0.176060       9.969966         0.0000
       LOG(X2)             0.578060     0.396461       1.458050         0.1642
       LOG(X3)             0.018090     0.299793       0.060342         0.9526
           Z2             -5.53E-05     2.62E-05 -2.111669              0.0508
R-squared                  0.925397    Mean dependent var            8.436225
Adjusted R-squared         0.906746    S.D. dependent var            2.193882
S.E. of regression         0.669956    Akaike info criterion         2.241048
Sum squared resid          7.181465    Schwarz criterion             2.489744
Log likelihood            -18.53101    F-statistic                   49.61712
Durbin-Watson stat         0.859996    Prob(F-statistic)             0.000000
 Sumber : BPS dan BI, data diolah
33




       Dari hasil uji MWD di atas, kita mendapatkan hasil berupa :

       t-Statistik Z1    = 1,922357, probabilitas = 0,0726. Berarti dapat

       disimpulkan bahwa Z1 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan

       menerima hipotesis nul bahwa model yang benar adalah linear.

       t-Statistik Z2    = -2.11669, probabilitas = 0.0508. Berarti dapat

       disimpulkan bahwa Z2 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan

       menerima hipotesis alternatif bahwa model yang benar adalah log linear.

       Berdasarkan hasil uji MWD diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa

model yang kita gunakan adalah dapat menggunakan model linear dan dapat pula

menggunakan model log linear. Dan disini peneliti memilih untuk menggunakan

model linear



4.2. Hasil Analisis Regresi

       Hasil regresi meliputi penyajian hasil regresi hubungan antara variabel

dependent (yang di pengaruhi) dengan variabel independent (yang mempengaruhi

), secara statistik langkah analisis yang dilakukan adalah meliputi variabel-

variabel independent secara individu, secara serentak dan asumsi klasik.
34




                                         Tabel 4.3

        Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik

                     Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia

                                periode tahun 1985-2005

             Dependent Variable: Y
             Method: Least Squares
             Date: 11/28/07 Time: 13:34
             Sample: 1985 2005
             Included observations: 21
                    Variable          Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
                        C             -18605.71      9050.600 -2.055744             0.0555
                        X1             0.089885      0.013868       6.481369        0.0000
                        X2             2165.058      975.5287       2.219369        0.0404
                        X3            -1.748952      0.571949 -3.057882             0.0071
             R-squared                 0.727321     Mean dependent var            12400.40
             Adjusted R-squared        0.679201     S.D. dependent var            11127.97
             S.E. of regression        6302.787     Akaike info criterion         20.50501
             Sum squared resid         6.75E+08     Schwarz criterion             20.70397
             Log likelihood           -211.3027     F-statistic                   15.11478
             Durbin-Watson stat        1.132758     Prob(F-statistic)             0.000048
              Sumber : BPS dan BI, data diolah

      Hasil regresi yang ditampilkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa

persamaan regresi berganda antara Penanaman Modal Asing dengan Produk

Domestik Bruto, LIBOR, dan Kurs adalah :



        4.2. 1 Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik ( t-hitung )

        Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa :

               ◊    α1 ( Produk Domestik Bruto ) signifikan pada tingkat α <

                    0.05 yang berarti α1 ( Produk Domestik Bruto ) berpengaruh

                    terhadap Penanaman Modal Asing.
35




       ◊   α2 ( LIBOR ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti

           α2 ( LIBOR ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal

           Asing.

       ◊   α3 ( Kurs ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α3 (

           Kurs ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.



4.2.2.Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik (F-hitung)

     F-statistik    menggambarkan    hasil   analisa   regresi   variabel

independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Dari

hasil analisa menunjukkan bahwa F-hitung ( F-statistik ) sebesar

15.11478 dan dengan probabilitas 0,000048, dengan tingkat α = 0.05,

dapat dilihat bahwa probabilitasnya lebih kecil dari α yaitu 0.000048 <

0.05, dengan demikian variabel independent secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent ( Penanaman

Modal Asing ).

4.2.3.R Square (R2 )

     Dari hasil regresi diatas, dapat diketahui bahwa R Square sebesar

0,73, ini menunjukan bahwa sebesar 73 % variabel independent yang

berupa produk domestik bruto, libor, dan kurs mampu menjelaskan

variable dependent ( penanaman modal asing ).
36




            Dapat juga dikatakan bahwa variable-variabel independent

   tersebut mempunyai pengaruh sebesar 73 % terhadap variable penanaman

   modal asing, sedangkan sisanya sebesar 27 % dijelaskan oleh variable-

   variabel lain selain ke empat variable indepemdent tersebut ( dijelaskan

   oleh variable lainnya yang tidak termasuk dalam model ).



       4.2.4.Interprestasi Hasil Regresi

            Dari hasil regresi yang telah dilakukan, maka dapat dituliskan

       hasil persamaan regresi :

   Y        = -18605.71 + 0.089885 X1 + 2165.058 X2 + -1.748952 X3

              (-2.055744) (6.481369) (2.219369)       (-3.057882)

   R2       = 0.73

   F-Hit = 15,11

   Dari hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Variabel pertama      menjelaskan bahwa produk domestik bruto ( X1 )

   sebesar 0.089. Hal ini berarti parameter untuk produk domestik bruto (

   X1 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman

   modal asing. Ini berarti jika produk domestik bruto ( X1 ) naik 1 miliar

   rupiah, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing

   sebesar 0.089 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (ceteris

   paribus ).
37




2. Variabel kedua menjelaskan bahwa LIBOR ( X2 ) sebesar 2165.058. Hal

   ini berarti parameter untuk LIBOR ( X2 ) adalah positif serta signifikan

   dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR

   ( X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman

   modal asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang

   lain tetap (cateris paribus ).

3. Variabel ketiga menjelaskan bahwa Kurs ( X3 ) sebesar -1.748952 . Hal ini

   berarti parameter untuk Kurs ( X3 ) adalah positif serta signifikan dan

   berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika Kurs ( X3 )

   naik 1 rupiah/dollar, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman

   modal asing sebesar -1.748952 Juta USD, dengan asumsi variabel yang

   lain tetap (cateris paribus ).

4. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dapat

   menjelaskan variabel dependen sebesar 73 % dan sisanya 27 % di

   jelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

5. Secara bersama-sama variabel independent mampu menjelaskan variabel

   dependent.
38




4.3.   Pengujian Asumsi Klasik

       Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi mengenai ada tidaknya

multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam hasil estimasi.

       Dengan terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas

akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan F-stat) yang dilakukan menjadi

tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh.



       4.3.1.Heterokedasitisitas

             Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak

       memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas

       dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara

       meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas

       kuadrat dan perkalian variabel bebas.

             Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R square

       ( Gujarati, 1995, hal.379 ). Untuk mengetahui ada atau tidaknya

       heterokedasitisitas digunakan white heterokedasiticity baik dengan

       menggunakan cross term maupun no cross term yang hasilnya dapat

       dilihat pada tampilan di bawah ini.
39




                                         Tabel 4.4

                   Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term

              White Heteroskedasticity Test:
              F-statistic             1.790064     Probability                   0.173091
              Obs*R-squared           9.116594     Probability                   0.167126

              Test Equation:
              Dependent Variable: RESID^2
              Method: Least Squares
              Date: 11/29/07 Time: 10:47
              Sample: 1985 2005
              Included observations: 21
                     Variable        Coefficient   Std. Error      t-Statistic        Prob.
                         C           -36046434     83019078 -0.434195               0.6708
                         X1            492.9881     340.8103       1.446518         0.1700
                        X1^2          -0.000368     0.000763 -0.482144              0.6372
                         X2           -5586729.    25116111 -0.222436               0.8272
                        X2^2           1523212.     2406488.       0.632961         0.5370
                         X3           -17636.72     28522.04 -0.618354              0.5463
                        X3^2           0.636978     2.383573       0.267237          0.7932
              R-squared                0.434124    Mean dependent var            32158436
              Adjusted R-squared       0.191605    S.D. dependent var            54656540
              S.E. of regression      49142125     Akaike info criterion         38.51953
              Sum squared resid        3.38E+16    Schwarz criterion              38.86771
              Log likelihood          -397.4551    F-statistic                    1.790064
              Durbin-Watson stat       3.162050    Prob(F-statistic)              0.173091
              Sumber : BPS dan BI, data diolah



       Dari hasil uji heterokedasitisitas dengan menggunakan uji white test yang

menggunakan cross term, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ( Obs R-Squared

= X2-hitung ) = 9.116594 < 12.5916 ( X2-tabel ) = , dengan df = 6 dan α = 0.05,

dengan demikian hasil uji heterokedasitisitas ( cross term ) tidak terdapat adanya

penyakit asumsi klasik.
40




       4.3.2. Autokorelasi

       Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan

residual yang lain.

       Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji

Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-

godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling

akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah

yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya,

dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag.

       Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji serial

correlation LM test dengan menggunakan lag 1, yang hasilnya dapat dilihat

dibawah ini :
41




                                  Tabel 4.5

                           Hasil Uji Autokorelasi

       Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
       F-statistic             1.797440 Probability                     0.199634
       Obs*R-squared           4.059854 Probability                     0.131345

       Test Equation:
       Dependent Variable: RESID
       Method: Least Squares
       Date: 11/29/07 Time: 10:50
       Presample missing value lagged residuals set to zero.
              Variable         Coefficient     Std. Error t-Statistic        Prob.
                  C             1687.155       9866.209   0.171003         0.8665
                  X1            3.51E-05       0.013419   0.002613          0.9979
                  X2           -192.5611       1073.397 -0.179394          0.8600
                  X3           -0.142974       0.602668 -0.237235          0.8157
             RESID(-1)          0.472893       0.259161   1.824704          0.0880
             RESID(-2)         -0.061700       0.303018 -0.203619           0.8414
       R-squared                0.193326 Mean dependent var             -2.77E-12
       Adjusted R-squared      -0.075565 S.D. dependent var              5810.883
       S.E. of regression       6026.434 Akaike info criterion           20.48065
       Sum squared resid        5.45E+08 Schwarz criterion               20.77909
       Log likelihood          -209.0469 F-statistic                     0.718976
       Durbin-Watson stat       2.029050 Prob(F-statistic)               0.619213
              Sumber : BPS dan BI, data diolah



       Berdasarkan nilai probabilitas Chi squares sebesar 4.059854 <

 11,0705 nilai Obs*R-squared, maka dapat dipastikan tidak adanya

 gejala autokorelasi.



4.3.3. Multikolinearitas

       Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel-

variabel independent atau variabel independent yang satu fungsi dari

variabel independent yang lain.
42




        Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas, di gunakan

 uji correlation yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini :

                                  Tabel 4.6

                        Hasil Uji Multikolinearitas

            LOG(X1)      1.000000       -0.578351      0.666077
            LOG(X2)     -0.578351        1.000000     -0.642876
            LOG(X3)      0.666077       -0.642876      1.000000
              Sumber : BPS dan BI, data diolah

                Dari uji multikolinearitas tersebut diatas menunjukkan

        bahwa apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa pertumbuhan

        ekonomi tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik.

                Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat diambil

        kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena tidak ada

        satupun nilai r2 yang lebih besar daripada R2 .



 4.3.4. Interpretasi Ekonomi Masing-masing variabel

1.   Analisis PDB terhadap Penanaman Modal Asing

 Pada analisis ini, Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan

 signifikan terhadap Penanaman Modal Asing, hal ini dapat dilihat dari

 tingkat probabilitas PDB < 0,05%. Pendapatan nasional mempunyai

 hubungan yang positif dengan pengeluaran investasi. Produsen dengan

 mendasarkan pada asumsi rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi

 selama proyek investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan

 keuntungan.
43




Salah satu faktor yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan

akan mendatangkan keuntungan adalah adanya permintaan yang akan

barang atau jasa yang akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang

cukup memadai.

2.   Analisa LIBOR tehadap Penanaman Modal Asing

Variabel LIBOR pada penelitian ini adalah positif serta signifikan dan

berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR (

X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal

asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap

(cateris paribus ).

3.   Analisis Kurs terhadap Penanaman Modal Asing

Variabel Kurs berpengaruh positif pada tingkat Penanaman Modal Asing,

hal ini dikarenakan variabel Kurs < 0,05%. Selain itu, Kurs merupakan

salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat

pengaruhnya yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-

variabel makro ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral

dalam hubungan perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan

kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs

menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk

membeli satu unit valuta asing tertentu.
44




Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya pengeluaran

investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan sederhana maupun

pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sam, yaitu

                                                        ΔI
bahwa investasi merupakan fungsi tingkat bunga dengan      < 0 ,dalam arti
                                                        Δr

bahwa meningkatnya tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya

pengeluaran investasi. Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga

mengakibatkan bertambahnya pengeluaran investasi.
45




                                       BAB V

                        SIMPULAN DAN IMPLIKASI



5.1    SIMPULAN

       Atas dasar persamaan hasil estimasi yang telah dilakukan, dapat

  diambil kesimpulan sebagai berikut :

      1. Regresi lolos uji asumsi klasik karena variabel Produk Domestik

         Bruto ( PDB ), Tingkat Suku Bunga LIBOR dan Kurs Valuta

         Asing      tidak   terdapat   Autokorelasi,    Multikolinieritas,   dan

         Heterokedastisitas.

      2. Variabel Produk Domestik Bruto, mempunyai pengaruh positif

         dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia

         sebesar 0,089885 milliar rupiah.

      3. Variabel Tingkat       Suku Bunga LIBOR, adalah positif serta

         signifikan terhadap Penanaman Modal Asing sebesar 2165.058

         persen.

      4. Variabel Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan

         terhadap      Penanaman       Modal    Asing      sebesar    -1.748952

         Rupiah/Dollar



5.2    IMPLIKASI

      1. Untuk meningkatkan jumlah investasi asing maka perlu adanya

         intervensi pemerintah dalam rangka meningkatkan Produk
46




   Domestik Bruto (PDB) melalui kebijakan moneter, karena PDB

   merupakan Variabel yang mempengaruhi investasi asing di

   Indonesia.

2. Perlu penelitian-penelitian lanjutan untuk mengetahui beberapa

   variabel yang di duga mempunyai pengaruh ( signifikan ) di luar

   variabel – variabel yang di teliti dalam penelitian ini.
47




                                 Daftar Pustaka



Bank Indonesia, Indiketor Ekonomi dan Moneter Internasional, berbagai edisi.

Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi, berbagai edisi.

Boediono,1990, Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi),
       BFE,       Yogyakarta.



---------, Ekonomi Moneter, Yogyakarta, BFE, 1988.

Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, cetakan 1, Erlangga, Jakarta.

Irawan. M. Suparmoko, 1995, Ekonomika Pembangunan, BFE, Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi, terjemahan Imam Nurmawan,
       Edisi 4, Erlangga, Jakarta.


M. Suparmoko, 1994, Pengantar Ekonomika Makro, BFE, Yogyakarta.

Sadono Sukirno, 1997,       Pengantar Teori Makroekonomi, PT Raja Grafindo
       Persada, Jakarta.



Salvatore, Domonick, 1997, Ekonomi Iternasional, Terjemahan Munandar,
       Erlangga, Jakarta.


Sigit Pranowo, 2004, Gambaran Tabungan dan Investasi Propinsi Daerah
       Istimewa Yogyakarta, BPS, Yogyakarta.
48
49




     ♥ DATA PMA, PDB, KURS DAN LIBOR Indonesia Periode 1985-2005

   obs        Y                 X1         X2         X3
  1985     14.57000          20056.46   9.110000    1125.000
  1986     80.07000          21249.82   6.950000    1641.000
  1987     123.9700          22261.31   7.610000    1650.000
  1988     442.5900          23601.44   8.410000    1729.000
  1989     592.0200          25359.75   9.310000    1796.000
  1990     8750.100          271958.0   8.450000    1901.000
  1991     8778.000          290859.1   6.290000    1992.000
  1992     10323.20          309640.8   4.200000    2062.000
  1993     8144.200          329775.8   3.640000    2110.000
  1994     23724.40          354640.8   5.590000    2200.000
  1995     39914.70          383792.3   6.240000    2308.000
  1996     29931.40          413797.9   5.780000    2383.000
  1997     33832.50          434095.5   6.080000    4650.000
  1998     13563.10          374718.7   5.530000    8025.000
  1999     10890.60          376900.0   5.710000    7100.000
  2000     15420.00          397700.0   6.840000    9595.000
  2001     9027.500          411100.0   3.850000    10400.00
  2002     9789.100          426700.0   2.210000    8950.000
  2003     13207.20          447097.8   1.350000    8465.000
  2004     10279.80          469678.3   2.120000    9290.000
  2005     13579.30          495963.0   4.020000    9830.000
Sumber:BPS dan BI , data diolah

Keterangan:

Y                 = Penanaman Modal Asing (Juta USD)

X1               = Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah)

X2               = Suku Bunga LIBOR. (Persen)

X3               = Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)
50




                 MWD untuk regresi Linier

Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/28/07 Time: 21:37
Sample: 1985 2005
Included observations: 21
       Variable          Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
           C             -18660.29      8408.553 -2.219203             0.0413
           X1             0.088245      0.012912       6.834052        0.0000
           X2             2154.510      906.3364       2.377164        0.0303
           X3            -1.625591      0.535233 -3.037166             0.0078
           Z1             3860.067      2007.987      1.922357         0.0726
R-squared                 0.778484     Mean dependent var            12400.40
Adjusted R-squared        0.723105     S.D. dependent var            11127.97
S.E. of regression        5855.636     Akaike info criterion         20.39245
Sum squared resid         5.49E+08     Schwarz criterion             20.64115
Log likelihood           -209.1208     F-statistic                   14.05735
Durbin-Watson stat        0.852930     Prob(F-statistic)             0.000042
  Sumber : BPS dan BI, data diolah




               MWD untuk regresi Log linier

Dependent Variable: LOG(Y)
Method: Least Squares
Date: 11/29/07 Time: 10:39
Sample: 1985 2005
Included observations: 21
       Variable          Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
           C              -14.09167     2.735135 -5.152092              0.0001
       LOG(X1)             1.755314     0.176060       9.969966         0.0000
       LOG(X2)             0.578060     0.396461       1.458050         0.1642
       LOG(X3)             0.018090     0.299793       0.060342         0.9526
           Z2             -5.53E-05     2.62E-05 -2.111669              0.0508
R-squared                  0.925397    Mean dependent var            8.436225
Adjusted R-squared         0.906746    S.D. dependent var            2.193882
S.E. of regression         0.669956    Akaike info criterion         2.241048
Sum squared resid          7.181465    Schwarz criterion             2.489744
Log likelihood            -18.53101    F-statistic                   49.61712
Durbin-Watson stat         0.859996    Prob(F-statistic)             0.000000
 Sumber : BPS dan BI, data diolah
51




Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik

          Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia

                     periode tahun 1985-2005

   Dependent Variable: Y
   Method: Least Squares
   Date: 11/28/07 Time: 13:34
   Sample: 1985 2005
   Included observations: 21
          Variable        Coefficient   Std. Error      t-Statistic       Prob.
              C            -18605.71     9050.600 -2.055744             0.0555
              X1            0.089885     0.013868       6.481369        0.0000
              X2            2165.058     975.5287       2.219369        0.0404
              X3           -1.748952     0.571949 -3.057882             0.0071
   R-squared                0.727321    Mean dependent var            12400.40
   Adjusted R-squared       0.679201    S.D. dependent var            11127.97
   S.E. of regression       6302.787    Akaike info criterion         20.50501
   Sum squared resid        6.75E+08    Schwarz criterion             20.70397
   Log likelihood          -211.3027    F-statistic                   15.11478
   Durbin-Watson stat       1.132758    Prob(F-statistic)             0.000048



                      Hasil Uji Autokorelasi

   Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
   F-statistic             1.797440 Probability                       0.199634
   Obs*R-squared           4.059854 Probability                       0.131345

   Test Equation:
   Dependent Variable: RESID
   Method: Least Squares
   Date: 11/29/07 Time: 10:50
   Presample missing value lagged residuals set to zero.
          Variable         Coefficient     Std. Error t-Statistic          Prob.
              C             1687.155       9866.209   0.171003           0.8665
              X1            3.51E-05       0.013419   0.002613            0.9979
              X2           -192.5611       1073.397 -0.179394            0.8600
              X3           -0.142974       0.602668 -0.237235            0.8157
         RESID(-1)          0.472893       0.259161   1.824704            0.0880
         RESID(-2)         -0.061700       0.303018 -0.203619             0.8414
   R-squared                0.193326 Mean dependent var               -2.77E-12
   Adjusted R-squared      -0.075565 S.D. dependent var                5810.883
   S.E. of regression       6026.434 Akaike info criterion             20.48065
   Sum squared resid        5.45E+08 Schwarz criterion                 20.77909
   Log likelihood          -209.0469 F-statistic                       0.718976
   Durbin-Watson stat       2.029050 Prob(F-statistic)                 0.619213
          Sumber : BPS dan BI, data diolah
52




     Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term

White Heteroskedasticity Test:
F-statistic             1.790064     Probability                   0.173091
Obs*R-squared           9.116594     Probability                   0.167126

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/29/07 Time: 10:47
Sample: 1985 2005
Included observations: 21
       Variable        Coefficient   Std. Error      t-Statistic        Prob.
           C           -36046434     83019078 -0.434195               0.6708
           X1            492.9881     340.8103       1.446518         0.1700
          X1^2          -0.000368     0.000763 -0.482144              0.6372
           X2           -5586729.    25116111 -0.222436               0.8272
          X2^2           1523212.     2406488.       0.632961         0.5370
           X3           -17636.72     28522.04 -0.618354              0.5463
          X3^2           0.636978     2.383573       0.267237          0.7932
R-squared                0.434124    Mean dependent var            32158436
Adjusted R-squared       0.191605    S.D. dependent var            54656540
S.E. of regression      49142125     Akaike info criterion         38.51953
Sum squared resid        3.38E+16    Schwarz criterion              38.86771
Log likelihood          -397.4551    F-statistic                    1.790064
Durbin-Watson stat       3.162050    Prob(F-statistic)              0.173091
Sumber : BPS dan BI, data diolah

More Related Content

What's hot

Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisNyayu Husnul Chotimah
 
Make a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawMake a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawibuwidi
 
Ipa kls 5 sd (maryanto)
Ipa kls 5 sd (maryanto)Ipa kls 5 sd (maryanto)
Ipa kls 5 sd (maryanto)MOH. SHOFI'I
 
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy sekolah maya
 
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur Rochimah
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur RochimahBuku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur Rochimah
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur RochimahRian Maulana
 
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5Fullbook ipa sd_mi_kelas_5
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5MTs DARUSSALAM
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...rara_saraswati
 
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOprimagraphology consulting
 
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur Rochmah
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur RochmahBuku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur Rochmah
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur RochmahRian Maulana
 
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammad
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammadSMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammad
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammadsekolah maya
 
Bab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaBab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaDewi Yama
 
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066IAIN Pekalongan
 
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...Deewani P Sumbadra
 
Kelas09 siip
Kelas09 siipKelas09 siip
Kelas09 siiphalo_halo
 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaAnanda Fadhil
 
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoBuku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoRian Maulana
 

What's hot (17)

61511306200908101
6151130620090810161511306200908101
61511306200908101
 
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi MatematisSkripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
Skripsi MPG, Pemecahan Masalah, dan Disposisi Matematis
 
Make a match vs jigsaw
Make a match vs jigsawMake a match vs jigsaw
Make a match vs jigsaw
 
Ipa kls 5 sd (maryanto)
Ipa kls 5 sd (maryanto)Ipa kls 5 sd (maryanto)
Ipa kls 5 sd (maryanto)
 
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
SMK-MAK kelas10 smk kesekretarisan sheddy
 
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur Rochimah
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur RochimahBuku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur Rochimah
Buku Biologi SMA Kelas XII [BSE] 2009 – Siti Nur Rochimah
 
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5Fullbook ipa sd_mi_kelas_5
Fullbook ipa sd_mi_kelas_5
 
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
Penjasorkes sekolah dasar_mi_kelas_ii_kelas_2_agus_suyanto_endang_widiharti_j...
 
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONOILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SD & MI KELAS 4 -- CHOIRUL AMIN & AMIN PRIYONO
 
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur Rochmah
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur RochmahBuku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur Rochmah
Buku Biologi SMA Kelas XI [BSE] 2009 – Siti Nur Rochmah
 
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammad
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammadSMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammad
SMP-MTs kelas07 ctl ips sugiharsono wayan teguh enoh muhammad
 
Bab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaBab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustaka
 
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
Kelas1 senang belajar_pendidikan_jasmani_olahraga_dan_kesehatan_1066
 
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...
Makalah Hubungan Sosialisasi, Kepribadian, dan Kebudayaan “ Mengintip Tabiat ...
 
Kelas09 siip
Kelas09 siipKelas09 siip
Kelas09 siip
 
Bab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustakaBab i, v, daftar pustaka
Bab i, v, daftar pustaka
 
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI SuwarnoBuku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
Buku Biologi SMA Kelas XI Suwarno
 

Similar to Pma di indonesia

Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanyogieardhensa
 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-gururikosmith
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3Diana Amelia Bagti
 
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdf
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdfPTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdf
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdfasmidah93
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitsekolah maya
 
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)Yayu Ferdian
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
 
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMAFendy Prasetyo
 
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]radar radius
 
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatahandiminto
 

Similar to Pma di indonesia (20)

Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
1947 h-2011
1947 h-20111947 h-2011
1947 h-2011
 
Ios dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaanIos dan pertumbuhan perusahaan
Ios dan pertumbuhan perusahaan
 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
PENULISANKARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Darjito 3
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
Skripsi
SkripsiSkripsi
Skripsi
 
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdf
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdfPTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdf
PTK PJOK pasiing bawah BOLA VOLY KELAS IX.pdf
 
Halaman depan
Halaman depanHalaman depan
Halaman depan
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
 
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)Tugas softskill 2   bab ii (wawasan nusantara)
Tugas softskill 2 bab ii (wawasan nusantara)
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
 
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMABuku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
Buku Fisika (Kurikulum 2013) Kelas 10 SMA
 
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]
Kelas 10 fisika_setya_nurachmandani[1]
 
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
2008072 6130010kelas08 ips-sanusi-fatah
 
Matematika kelas 2 - tri dayat
Matematika kelas 2  - tri dayatMatematika kelas 2  - tri dayat
Matematika kelas 2 - tri dayat
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuyogieardhensa
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahyogieardhensa
 

More from yogieardhensa (20)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariah
 

Pma di indonesia

  • 1. i Studi Tentang Penanaman Modal Asing Di Indonesia periode 1985-2005 SKRIPSI Oleh : Vidi Bagus Priyono 04313081 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
  • 2. ii Studi Tentang Penanaman Modal Asing Di Indonesia periode 1985-2005 SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Disusun Oleh : Nama : Vidi Bagus Priyono Nomor Mahasiswa : 04313081 Program Studi :Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2008
  • 3. iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ”Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis dengan sungguh-sungguh dan tidak ada bagian yang merupakan penjiplakan karya orang lain seperti dimaksud dalam buku pedoman penyusunan skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi FE UII. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka Saya sanggup menerima hukuman/sanksi apapun sesuai peraturan yang berlaku”. Yogyakarta, Januari 2008 Penulis, Vidi Bagus Priyono
  • 4. iv PENGESAHAN Studi Tentang Penanaman Modal Asing Di Indonesia periode 1985-2005 Nama : Vidi Bagus Priyono Nomor Mahasiswa : 04313081 Program Studi : Ilmu Ekonomi Yogyakarta, Januari 2008 Telah disetujui dan disahkan oleh Dosen Pembimbing, (Drs. Nur Feriyanto, M.Si)
  • 5. v PENGESAHAN UJIAN Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana jenjang Strata 1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Nama : Vidi Bagus Priyono Nomor Mahasiswa : 04313081 Jurusan : Ilmu Ekonomi Yogyakarta, Januari 2008 Disahkan Oleh, Pembimbing Skripsi : Drs. Nur Feriyanto, M.Si. .......... Penguji I : Drs. Suharto, M.Si .......... Penguji II : Drs. Akhsyim Afandi, MA, Ph.D .......... Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Asmai Ishak, M.Bus.Ph.D.
  • 6. vi MOTTO Jadikanlah sabar, shalat 5 waktu, dzikir dan doamu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT menyertai setiap langkah orang yang beriman. (Qs. Al Baqarah: 153) Jangan kuatirkan kegagalan yang mungkin terjadi, tetapi kuatirkanlah kesempatan yang hilang ketika engkau sama sekali tidak mencobanya, karena kegagalan adalah keseuksesan yang tertunda. (Hary Gray) Memaafkan berarti menerima situasi yang menyakitkan dan melanjutkan dengan kebahagiaanmu sendiri. (Amanda Ford) Keluarga adalah salah satu karya besar alami. (George Santayana)
  • 7. vii PERSEMBAHAN Ku persembahkan karya tulis ini kepada : ALLAH SWT, Penguasa Alam, Raha segala makhluk, pemilik segala misteri dan kegaiban, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Terimakasih atas segala kenikmatan yang Engkau berikan kepada Hambamu selama ini. ♥ Buat papa dan mama yang udah ngasih fasilitas dan doanya sampai aku bisa nyelesain tugas akhir ini. ♥ Buat my brother yang udah ngasih dukungan selama ini. ♥ Buat semua keluargaku yang udah support aku. ♥ My lovely girl yang udah menyayangi aku dan membantu hingga tugas akhir ini terselesaikan. ♥ Temen- temen kos Thanks yach.
  • 8. viii KATA PENGANTAR Sebuah karya yang diselesaikan dengan segala anugerah yang telah diberikan kepadaku dan ucap rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tak lupa penulis ucapkan terima kasih pada Papa, Mama yang telah mendoakan hingga akhirnya skripsi ini selesai. Judul Skripsi : “ STUDI TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA Kurun Waktu 1985 – 2005”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi, program studi Ilmu Ekonomi Strata 1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud tanpa bantuan dan dukungan, baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan penuh rendah hati ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. Asmai Ishak,M.Bus.Ph.D , selaku pimpinan Fakultas Ekonomi UII. 2. Ketua jurusan Ilmu Ekonomi, Drs. Jaka Sriyana,M.Si.,Ph.D, yang telah memberikan pengarahan kepada penulis
  • 9. ix 3. Sekretaris jurusan Ilmu Ekonomi, Dra. Diana Wijayanti, yang telah sabar dan tulus selalu mendengarkan keluh kesah serta curhatan hati penulis, dan selalu memberikan nasehat dan motivasi yang dapat membangun penulis. 4. Dosen Pembimbing skripsi Drs. Nur Feriyanto, M. Si yang telah memberikan bimbingan, nasihat, dan waktunya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 5. Seluruh Karyawan Univeritas Islam Indonesia beserta Staf – stafnya yang turut serta membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. 6. Untuk kedua Orang Tuaku yng telah menyayangiku dan memberikan seluruh Cinta kasihnya untukku , fasilitas dan mendoakanku hingga aku dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar, trima kasih papa dan mama I Love You. 7. My brother yang tersayang, cakep and selalu menjadi motivatorku untuk selalu menjadi yang terbaik dan dewasa dalam menghadapi setiap permasalahan hidup. 8. My lovely girl yang udah memberikan kasih sayang dan cinta untukku, menemaniku kemanapun aku pergi dan selalu ada untukku setiap saat, makasih banyak cinta, you are my soulmate. 9. my prend nyang ada di IE, semua angkatan , khususnya IE ’04, tkhs 4 everthing Bro.... Cayoooooo. Q-Q.
  • 10. x 10. aND!!! semua orang-orang yang telah menyayangiku apa adanya, memberiku nasihat, semangat, spirit, motivasi dan Doa..... Thks A lot lah pokoknya. 11. Valens tu, semoga kau menjadi besar, gagah dan tampan, serta berguna bagi semua orang, karena kau merupakan penghiburku disaat ku merasa sedih dan bosan. 12. Thanks buat temen-temen KKN unit 78 ku, SeMangat yach......... 13. Buat temen-temen kos, Bang God thanks ya, and semuanya penghuni kos 60 B. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca sekalian. Yogyakarta, Januari 2008 Penulis (Vidi Bagus Priyono)
  • 11. xi DAFTAR ISI Halaman Lambang Universitas Islam Indonesia.................................................... i Halaman Judul........................................................................................ ii Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme................................................ iv Halaman Pengesahan Skripsi................................................................. v Halaman Pengesahan Ujian.................................................................... vi Motto...................................................................................................... vii Halaman Persembahan………………………………………………... viii Halaman Kata Pengantar……………………………………………… ix Halaman Daftar isi BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………… 1 1.2 Perumusan Masalah………………………………………….. 6 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………….. 6 1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………. 6 1.3.2 Manfaat Penelitian……………………………………… 7 1.4 Sistematika Penulisan………………………………………… 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI.................. 9 2.1 Kajian Pustaka.......................................................................... 9 2.2 Landasan Teori dan Hipotesis.................................................. 11
  • 12. xii 2.2.1 Investasi............................................................................ 11 2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi.................................... 13 2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)... 13 2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push)............. 14 2.2.2 Produk Dometik Bruto................................................... 14 2.2.3 Tingkat Suku Bunga………………………………….. 17 2.2.2.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga...................... 17 2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal................................. 17 2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil......................................... 18 2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga Terhadap Investasi....................................... 18 2.2.4 Kurs Valuta Asing………............................................... 20 2.3 Hipotesis Penelitian................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN.................................................. 23 3.1 Jenis Data dan Variabel............................................................. 23 3.2 Definisi Variabel........................................................................ 23 3.3 Alat Analisis.............................................................................. 24 3.3.1 Pengujian Hepotesa.................................................... 26 3.3.1.1 Uji t-Statistik........................................................... 26 3.3.1.2 Uji F-Statistik.......................................................... 27 3.3.1.3 Koefisien Determinasi R2....................................... 27 3.3.2 Uji Asumsi Klasik............................................................ 28 3.3.2.1 Uji Multikoliniearitas............................................. 28
  • 13. xiii 3.3.2.2 Uji Autokolerasi..................................................... 29 3.3.2.3 Uji Heterokedatisitas............................................... 30 BAB IV HASIL DAN ANALISIS……………………………….. 31 4.1 Uji Spesifikasi Model………………………………………… 31 4.2 Hasil Analisis Regresi………………………………………... 33 4.2.1 Hasil Uji Regresi Secara Parcial T- Statistik (t-hitung)……………………………………………. 34 4.2.2 Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik (F-hitung)…………………………………………… 35 4.2.3 R Square (R2)………………………………………. 35 4.2.4 Interpretasi Hasil Regresi………………………….. 36 4.3 Pengujian Asumsi Klasik……………………………………. 38 4.3.1 Heterokedastisitas………………………………….. 38 4.3.2 Autokorelasi……………………………………….. 40 4.3.3 Multikoliniearitas………………………………….. 41 4.3.4 Interpretasi Ekonomi Masing-Masing Variable…… 42 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI ……………………….. 45 5.1 Simpulan…………………………………………………….. 45 5.2 Implikasi…………………………………………………….. 45 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 47 LAMPIRAN ……………………………………………………. 48
  • 14. xiv
  • 15. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi, dalam konotasi ekonomi makro, sangat di butuhkan untuk meningkatkan pendapatan nasional. Jika investasi bertambah, sesuai dengan mekanisme multiplier effect, maka akibatnya pendapatan nasional akan bertambah. Dengan bertambahnya investasi, maka produsen akan meningkatkan jumlah kesempatan kerja sehingga jumlah barang dan jasa yang dihasilkan akan bertambah pula. Pada gilirannya, masyarakat bisa mengkonsumsi barang dan jasa dalam jumlah lebih banyak. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat menjadi lebih baik. Investasi merupakan unsur GDP yang paling sering berubah ketika pengeluaran atas barang dan jasa turun selama resesi, sebagian besar penurunan itu berkaitan dengan anjloknya pengeluaran investasi. (N. G. Mankiw, 1999 : 425). Selain itu juga, investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan juga mencerminkan marak lesunya pembangunan-pembangunan ekonomi tidak akan lepas dari kegiatan investasi, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah (BUMN),
  • 16. 2 Koperasi maupun swasta yang akan memberikan berbagai keuntungan, seperti menciptakan lapangan kerja, pemanfaatan sumber daya ekonomi seoptimal mungkin serta peningkatan mutu sumber daya manusia, dan lain-lain. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari variabel mikro maupun makro. Dari sudut pandang variabel makro, variabel tersebut antara lain : 1. Masalah kesempatan kerja. 2. Pertumbuhan ekonomi. 3. Keseimbangan neraca pembayaran. 4. Kestabilan ekonomi. Tidak dapat dipungkiri, bahwa variabel makro tersebut, sangat berpengaruh terhadap kegiatan investasi, baik yang berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri ( PMDN ), maupun yang berasal dari Penanaman Modal Asing ( PMA ). Hal ini merupakan suatu yang logis, karena berdasarkan sudut pandang investor, mereka hanya melakukan investasi yang akan memberikan probabilitas keuntungan yang paling optimal. Pada kasus PMA, apabila kinerja dari variabel makro suatu negara tidak sesuai yang diharapkan, maka investor akan mengalihkan dana investasinya ke negara lain yang kinerja variabel makronya lebih baik. Penanaman modal merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi dan mencerminkan marak lesunya pembangunan.
  • 17. 3 Dalam upaya menumbuhkan perekonomian, setiap negara senantiasa berusaha menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat atau kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing. ( Dumairy, 1997 ). Di Indonesia, iklim penanaman modal tidak henti-hentinya dilakukan perbaikkan oleh pemerintah. Di antara perbaikkan tersebut pemerintah merupakan berbagai paket kebijaksanaan, antara lain dilakukan penyederhanaan mekanisme perijinan, perlunakan syarat-syarat investasi serta memotivasi investasi dalam sektor-sektor tertentu dan daerah- daerah tertentu. Investasi sangat penting perannya dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Investasi swasta sangat berperan dalam distribusi tenaga kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta kemajuan teknologi. Perkembangan kinerja investasi swasta di Indonesia masih belum seperti yang diharapkan, kontribusi investasi terus mengalami penurunan. Salah satu faktor yang mempengaruhi investasi yaitu ketidakpastian hukum dalam negara. Hal tersebut tercermin pada indikator risk Indonesia yang meskipun telah membaik namun secara umum belum kembali ke posisi sebelum krisis ekonomi terjadi. Hal ini dapat terlihat pada tabel Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia dari tahun 2000 – 2004 sebagai berikut:
  • 18. 4 Tabel 1 Proyek-Proyek Penanaman Modal Luar Negeri Yang Telah Disetujui Pemerintah Menurut Lokasi Tahun 2000 - 2004 (Persen) Lokasi 2000 2001 2002 2003 2004 Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Proyek Investasi Jawa 1196 11053,2 996 5742,2 897 4799,6 794 7451,4 879 8102,4 Sumatera 161 3072,1 143 2356,7 106 2070,2 111 1541,2 111 1111,7 Kalimantan 22 208,8 43 246,6 29 2237,0 33 979,5 35 158,3 Sulawesi 23 74,5 16 81,1 16 420,2 20 391,5 17 363,2 Bali & Nusa Tenggara 136 1614,4 129 524,9 97 208,7 93 3009,0 140 435,3 Maluku & Papua 4 52,6 7 6104,8 6 59,7 9 223,8 8 108,9 Total 1542 16.075.6 1.334 15.056.3 1.151 9.795.4 1.06 13.596.4 1.19 10.279.8 Sumber : Statistik Indonesia berbagai edisi, Badan Pusat Statistik (BPS) Berdasarkan tabel di atas, maka kita dapat melihat, bagaimana jumlah penananman modal asing (PMA) yang telah disetujui pemerintah menurut lokasi. Dari tahun 2000 hingga 2004, perkembangan penanaman modal asing di Indonesia menampakkan laju yang berbeda baik dari segi jumlah proyek dan jumlah investasi, hal ini dikarenakan adanya perbedaan letak lokasi. Pada tahun 2000, jumlah penanaman modal asing yang tertinggi terletak pada daerah Jawa untuk jumlah proyek sebesar 1196, dan untuk investasi berada pada daerah Bali dan Nusa Tenggara, sebesar 1614.4. Pada tahun 2001, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, dan untuk jumlah investasi berada pada daerah Maluku dan Papua, sebesar 6104.8. Pada tahun 2002, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Sumatera, sebesar 106, dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 4.799.6.
  • 19. 5 Di tahun 2003, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 794, untuk jumlah investasi terbesar berada pada darah Jawa, sebesar 7.451.4. Dan pada tahun 2004, jumlah proyek terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 879, dan untuk jumlah investasi terbesar berada pada daerah Jawa, sebesar 8.102.4. Fungsi intermediasi perbankan yang belum pulih kembali sepenuhnya meskipun suku bunga yang ada relatife rendah menjadi salah satu penyebab masih tersendatnya kegiatan investasi dewasa ini. Investasi asing merupakan harapan untuk bisa memenuhi target pertumbuhan ekonomi guna memperbaiki iklim investasi. Indonesia menghadapi berbagai tantangan baik secara internal di dalam negeri maupun secara eksternal dari negara lain. Di dalam negeri, tantangan itu antara lain masih belum memadainya ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian yang berupa barang-barang public, serta kurang terjaminnya kepastian hukum bagi investor yang akan menanamkan modalnya. Sedangkan tantangan eksternalnya antara lain berupa persaingan iklim investasi dengan negara lain yang ada di kawasan asia pasifik. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menulis suatu penulisan yang berjudul “STUDI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1985 – 2005” dengan kurun waktu runtut dari tahun 1985 – 2005 dan menggunakan metode Regresi Sederhana.
  • 20. 6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dijabarkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Produk Domestik Bruto (PDB) mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)? 2. Apakah Suku Bunga LIBOR mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)? 3. Apakah Kurs Valuta Asing Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat mempengaruhi Penanaman Modal Asing (PMA)? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia pada tahun 1985 – 2005 dengan menggunakan metode Regresi Sederhana. Tujuan rinci dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto Riil terhadap Penanaman Modal Asing. 2. Untuk menganalisis Suku Bunga LIBOR terhadap Penanaman Modal Asing. 3. Untuk menganalisis pengaruh Kurs Valuta Asing Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap Penanaman Modal Asing.
  • 21. 7 1.3.2 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai tambahan informasi mengenai hal hal yang berkaitan dengan Penanaman Modal Asing. 2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi masyarakat, dalam memahami fenomena Penanaman Modal Asing. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing. 1.4 Sistematika Penulisan BAB. I : PENDAHULUAN Menguraikan gambaran umum dalam penulisan skripsi yang terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan penelitian. BAB. II : KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Bab ini mendokumentasikan dan mengkaji hasil dari penelitian- penelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama. Dari proses ini, akan ditemukan kelebihan dan kekurangan pada penelitian penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005. Dan berisi mengenai teori-teori yang digunakan sebagai pendekatan permasalahan yang akan di teliti.
  • 22. 8 Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah, sehingga hipotesis yang disusun merupakan pernyataan yang menjawab pertanyaan pada rumusan masalah. BAB. III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan metode penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005. BAB. IV : HASIL DAN ANALISIS Bab ini berisi mengenai keadaan data dan menganalisa masalah yang akan diteliti dengan teknik yang telah ditentukan. BAB. V : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI Penelitian ini akan diakhiri dengan mengemukakan kesimpulan hasil analisa dan implikasi yang bisa bermanfaat bagi kelangsungan penanaman modal asing di Indonesia pada tahun 1985-2005.
  • 23. 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pada penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Indonesia pada tahun 1985 – 2005 ini, mengacu pada penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh : 1. Indah Ambarsari dan Didit Purnomo yang mengangkat judul ”Studi Penanaman Modal Asing di Indonesia”. Dengan menggunakan metode penurunan ECM. Variabel yang digunakan yaitu Penanaman Modal Asing sebagai variabel dependen dan Kurs Valuta Asing, Suku Bunga Internasional. Suku Bunga Deposito dan Produk Domestik Bruto sebagai variabel independen. Kesimpulannya, Variabel Kurs baik dalam jangka panjang maupun pendek berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing. Variabel Suku Bunga Internasional berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing. Variabel Suku Bunga Deposito berpengaruh negatif terhadap Penanaman Modal Asing. Dan Variabel Produk Domestik Bruto berpengaruh positif terhadap Penanaman Modal Asing.
  • 24. 10 2. Agung Prasetyoningsuryo yang mengangkat judul ” Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi Investasi Swasta di Indonesia ”. Dengan menggunakan metode regresi sederhana. Variabel Investasi Swasta sebagai variabel dependen, dan Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga Kredit, dan Inflasi sebagai variabel independen. Kesimpulannya, dari ketiga hipotesis yang digunakan sebagai pedoman penelitiannya, tentang pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ternyata ketiga variabel independennya signifikan, yaitu Jumlah Uang Beredar berpengaruh positif terhadap Investasi Swasta. Sedangkan tingkat Suku Bunga Kredit dan Inflasi berpengaruh negatif terhadap Investasi Swasta. Hal ini dapat dilihat dari hasil perbandingan antara t- hitung dan t-tabel. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah, sama-sama menggunakan variabel Investasi sebagai variabel dependen. Untuk metode penelitian, penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Prasetyoningsuryo, yaitu sama-sama menggunakan metode regresi sederhana. Untuk variabel independen, penelitian ini sama-sama menggunakan variabel Produk Domestik Bruto, Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing dengan penelitian terdahulu.
  • 25. 11 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, terletak pada metode penelitian yang digunakan oleh Indah Ambarsari dan Didit Purnomo, yaitu metode ECM sedangkan untuk penelitian ini menggunakan metode Regresi Sederhana. Untuk penggunaan variabel independen, penelitian ini tidak menggunakan Suku Bunga Intrenasional yang ternyata digunakan pada penelitian Indah Ambarsari dan Didit Purnomo. Sedangkan pada penelitian ini tidak menggunakan menggunakan Jumlah Uang beredar sebagai variabel independen, yang ternyata digunakan oleh Agung Prasetyoningsuryo. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Investasi Penanaman Modal merupakan langkah awal kegiatan produksi. Dengan posisi semacam itu, investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan. Dinamika penanaman modal mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan marak lesunya pembangunan. (Dumairy, 1996 : 132). Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).
  • 26. 12 Investasi pada hakekatnya merupakan penanaman sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. (Abdul Halim, 2003 :2). Investasi adalah pengeluaran yang ditujukan untuk menambah atau mempertahankan persediaan kapital (capital stock). Persediaan kapital ini terdiri dari pabrik-pabrik, mesin-mesin kantor, barang tahan lama lainnya yang dipakai dalam proses produksi. Termasuk dalam persediaan kapital adalah rumah-rumah dan persediaan barang-barang yang belum dijual atau dipakai pada tahun yang bersangkutan (inventory). Jadi investasi adalah pengeluaran yang menambah persediaan kapital. (M. Suparmoko, 1994 : 79-80). Didalam neraca nasional atau struktur PDB menurut penggunaan investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal atau kapital tetap domestik (domestic fixed capital formation). Menurut definisi BPS, pembentukan modal tetap adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan atau pembelian-pembelian barang-barang (bukan barang-barang konsumsi) baik dari dalam negeri maupun impor, termasuk barang modal bekas dari luar negeri. (Sigit Purnomo, 2004 :1). Investasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu investasi riil dan investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil hádala investasi terhadap barang-barang yang tahan lama (barang-barang modal) yang akan digunakan untuk proses produksi. Sedangkan investasi finansial adalah
  • 27. 13 investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi dan lain sebagainya. (Guritno Mangkoesoebroto, Algifari, 1991 : 75). Pengertian investasi mempunyai cakupan pengertian yang luas. Secara garis besarnya investasi menurut jenisnya digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu investasi yang dilakukan pemerintah, investasi oleh masyarakat atau swasta dan yang dilakukan oleh rumah tangga. 2.2.2.1 Teori Tingkat Investasi Dalam hubungannya dengan tingkat investasi yang diusahakan, ada dua teori yaitu teori gradualist dan teori big push. (Irawan, M Suparmoko, 1995 : 94-95). 2.2.2.2.1 Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist). Teori ini berpendapat bahwa negara yang terbelakang sebaiknya jangan mengadakan industrialisasi cepat-cepat, sebab resiko dan kekeliruan-kekeliruan akan terlalu besar untuk dipikul negara yang miskin. Pemilihan teknik-teknik produksi dan investasi didasarkan pada biaya-biaya relatif daripada faktor-faktor produksi. Mengusahakan untuk memajukan industri-industri kecil, pembangunan masyarakat desa dan lain-lain semacam ini yang menggunakan kelebihan tenaga buruh. Kegiatan yang membutuhkan kapital yang banyak akan diusahakan bila
  • 28. 14 keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnya padat karya (labor intensive). 2.2.2.2.2 Teori Dorongan Besar (Big Push). Teori ini secara singkat mengatakan bahwa bila hanya ada sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini hanya mendorong pertumbuhan penduduk saja, yang nantinya akan menghambat kenaikkan pendapatan perkapita. Usaha dilakukan secara besar-besaran untuk mengatasi perubahan-perubahan penduduk. Konsentrasi pada investasi yang selanjutnya mengahasilkan alat-alat kapital untuk mempertahankan dan pertumbuhan outputnya. 2.2.2 Produk Domestik Bruto Dalam melakukan perhitungan pendapatan nasional ada 2 konsep yang digunakan yaitu konsep kewilayahan dan konsep kewarganegaraan. Pendapatan nasional menurut konsep kewilayahan, menghitung besarnya nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk yang ada di wilayah suatu negara, meliputi kegiatan produksi barang dan jasa oleh warga negara tersebut dan yang dihasilkan oleh warga negara asing. Besarnya perhitungan pendapatan nasional yang menggunakan konsep kewilayahan ini disebut dengan angks GDP (Gross Domestic Product). GDP nominal
  • 29. 15 mengukur nilai barang dan jasa dalam suatu periode tertentu menurut harga pasar pada periode dasar (Ahmad Jamli, 1996/b). Investasi merupakan fungsi pendapatan nasional seperti terlihat pada gambar 2.4. Dari gambar tersebut terlihat dengan jelas bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan nasional semakin besar pula pengeluaran investasi yang dilaksanakan oleh masyarakat perekonomian tersebut. Misalnya sebuah perekonomian mempunyai fungsi investasi I = 40 + 0,1Y, maka pada tingkat pendapatan nasional sebesar 100, besar pengeluaran investasi sebesar 50, sedangkan apabila tingkat pendapatan nasional naik menjadi 200, besarnya pengeluaran investasi akan meningkat menjadi 60. 140 120 100 80 60 40 20 0 100 200 Pendapatan Nasional (dalam miliar rupiah) per tahun Gambar 2.4. Pengeluaran Investasi sebagai Fungsi Pendapatan Nasional
  • 30. 16 Pendapatan nasional mempunyai hubungan yang positif dengan pengeluaran investasi. Produsen dengan mendasarkan pada asumsi rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi selama proyek investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan. Salah satu faktor yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan akan mendatangkan keuntungan adalah adanya permintaan yang akan barang atau jasa yang akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang cukup memadai. Meningkatnya tingkat pendapatan nasional mempunyai tendensi mengakibatkan meningkatnya permintaan akan barang-barang dan jasa-jasa. Dengan demikian meningkatnya tingkat pendapatan nasional menyebabkan meningkatnya proyek-proyek investasi yang dilaksanakan oleh masyarakat. Pada dasarnya analisis pendapatan nasional model dimana pengeluaran investasi merupakan fungsi tingkat pendapatan nasional tidak berbeda dengan analisa pendapatan nasional dimana pengeluaran investasi diperlakukan sebagai variabel eksogen, yang berarti bahwa untuk menemukan tingkat pendapatan nasional ekuilibrium syaratnya sama, yaitu : S = 1. perbedaannya adalah I merupakan fungsi Y, dengan persamaan fungsi sebagai berikut: I = I0 + α Y Dimana : I : jumlah pengeluaran investasi dalam masyarakat.
  • 31. 17 Io :jumlah pengeluaran investasi pada tingkat pendapatan nasional sebesar nol. ΔI α= : marginal propensity to invest ΔY 2.2.3 Tingkat Suku Bunga 2.2.3.1 Pengertian Tingkat Suku Bunga Pengertian dasar dari tingkat bunga, yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat bunga sebagai ”harga” ini bisa juga dinyatakan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi ”pertukaran” antara satu rupiah sekarang dan satu rupiah nanti (misalnya setauhn lagi). (Boediyono, 1994 : 75-76). 2.2.3.2 Tingkat Bunga Nominal Tingkat bunga nominal (nominal rate of interest) merupakan tingkat bunga yang harus dibayar debitur kepada kreditur disamping pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo. Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur-unsur tingkat bunga, yaitu tingkat bunga ”murni” (pure interest rate), premi resiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan premi untuk inflasi yang diharapkan. (Boediyono, 1990 : 88). Tingkat bunga sebagai suatu ”harga” dipengaruhi oleh banyak faktor dengan banyak ”harga” barang-barang lain, tingkat bunga sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor subyektif, terutama yang berkaitan dengan
  • 32. 18 perubahan perkiraan atau harapan orang (expectation) mengenai perkembangan ekonomi di waktu mendatang. 2.2.3.3 Tingkat Bunga Riil Tingkat bunga riil (real rate of interest) adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama. Dengan formulasi sebagai berikut : (Boediono, 1990 :83). Rr = Rn-Ri Keterangan : Rr = tingkat bunga riil Rn = tingkat bunga nominal Ri = laju inflasi Ri adalah simbol untul laju inflasi yang benar-benar terjadi selama periode tertentu, sedangkan Ri adalah untuk laju inflasi yang diharapkan terjadi selama periode yang sama (dan laju inflasi yang diharapkan ini menambah tingkat bunga sebagai unsur-unsur ”premi inflasi”). 2.2.3.4 Pengaruh Variabel Tingkat Suku Bunga Terhadap Investasi Pengertian tingkat suku bunga sebagai harga dapat diasumsikan sebagai harga yang harus dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu rupiah sekarang dengan satu rupiah nanti. Para penabung dan investor bertemu di pasar leonable funds dari proses tawar menawar antara mereka akhirnya akan menghasilkan tingkat bunga keseimbangan dimana (Boediyono, 1985) : S = 1
  • 33. 19 Tingkat Bunga R 0 F Dana Investasi (Loanable Funds) faktor penentu utama dalam kurva S adalah Rate of Time Preference para penabung dan faktor penentu utama kurva I adalah Marginal Product of Capital (MPC). Tingkat bunga berubah apabila kedua faktor penentu utama tersebut berubah, pada satu pihak disebabkan oleh perubahan penilaian subyektif ( mengenai rupiah sekarang dibandingkan rupiah yang akan datang), pada pihak yang lai disebabkan oleh pengaruh teknologi.(Soediyono,1985). Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya pengeluaran investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sam, yaitu bahwa investasi merupakan fungsi ΔI tingkat bunga dengan < 0 ,dalam arti bahwa meningkatnya Δr tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya pengeluaran investasi. Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga mengakibatkan bertambahnya pengeluaran investasi.
  • 34. 20 Misal, pada tingkat bunga sebesar 30% pengeluaran investasi sebesar 20 miliar rupiah per tahun. Apabila tingkat suku bunga menurun jadi 25% maka besarnya pengeluaran investasi dalam perekonomian meningkat menjadi 30 miliar rupiah. 2.2.4 Kurs atau Nilai Tukar Kurs atau Nilai Tukar mata uang (exchange rate) merupakan harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. (Salvatore, 1997 : 10). Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu kurs nominal dan kurs riil. Kurs Nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dollar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per dollar, maka orang Amerika yang ingin mendapatkan yen akan mendapatkan dollar dan akan membayar 120 yen untuk setiap dollar yang dibelinya. Kurs riil adalah harga relatif dari barang- barang kedua negara. Kurs riil kadang-kadang disebut terms of trade. Kurs riil diantara kedua negara, jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri
  • 35. 21 relatif murah, dan barang-barang domestik relatif mahal, jika kurs riil rendah, barang-barang luar negara relatif mahal, dan barang-barang domestik relatif murah. (Mankiw, 2000 : 192). Berdasarkan waktu yang dibutuhkan dalam pengerahan valas kurs terbagi menjadi dua yaitu, kurs spot (spot exchange rate) dan kurs forward (forward exchange rate). Kurs spot adalah kurs valas yang terlaksana dalam dua hari kerja setelah disepakatinya transaksi. Periode selama dua hari dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua pihak guna mengadakan pengaturan dan memberikan intruksi-intruksi pembayaran pasar dimana transaksi spot dilakukan disebut spot market. Sementara kurs forward merupakan suatu penetapan kurs yang dilakukan pada saat ekarang namun berlaku beberapa waktu kemudian (waktu yang akan datang). Pasar yang digunakan untuk transaksi penjualan dan pembelian dengan kurs forward disebut forward market. Biasanya kurun waktu dalam kurs forward adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan yang sering digunakan adalah periode 3 bulan. Periode yang lebih lama tidak digunakan karena ketidakpastian kurs di masa mendatang. (Salvatore, 1997 : 17-18). Setiap mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai tukar (depresiasi) terhadap mata uang lainnya atau sebaliknya mengalami kenaikan nilai tukar (apresiasi), maka kalangan keuangan Internasional lebih suka menggunakan indikator kurs efektif (effective exchange rate) adalah rata-rata kurs antara mata uang domestik dengan mata uang dari
  • 36. 22 sejumlah negara lain yang menjadi mitra-mitra dagang terpentingnya. Jadi, faktor yang diutamakan adalah arti penting relatif hubungan dagang antar satu negara dengan sejumlah negara lain yang menjadi mitra dagang yang terbesar. (Salvatore, 1997 :13). 2.3 HIPOTESIS PENELITIAN 1. Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing. 2. Diduga Suku Bunga LIBOR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing. 3. Diduga Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing.
  • 37. 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Variabel Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder , yaitu data yang tersedia dan bersifat runtut waaktu dari tahun 1985-2005. A. Variabel Dependen, yaitu data mengenai Penanaman Modal Asing di Indonesia pada Tahun 1985 - 2005. B. Variable Independen, yaitu data mengenai, Produk Domestik Bruto (PDB), Suku Bunga LIBOR, dan Kurs Valuta Asing di Indonesia pada Tahun 1985 -2005. 3.2 Definisi Variabel 1. Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan Investasi yang dilakukan di Indonesia oleh pemilik-pemilik Modal dari Luar Negeri (PMA) untuk mendapatkan suatu keuntungan. (Juta USD). 2. Produk Domestik Bruto merupakan pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan produk nasional. (Milliar Rupiah). 3. Suku Bunga LIBOR merupakan tingkat bunga nominal (Persen). 4. Kurs Valuta Asing merupakan harga satuan mata uang terhadap mata uang lainnya. (Rp/Dollar).
  • 38. 24 3.3 Alat Analisis Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif, yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dan menganalisis data dan hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus perhitungan yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang menggunakan metode OLS (Ordinary least square) untuk mengetahui hubungan penanaman modal asing dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya dinyatakan dalam persamaan matematis yang memiliki hubungan secara fungsional dengan formulasi sebagai berikut : Y= f (X1,X2,X3,). Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing (Juta USD). X1 adalah Produk Domestik Bruto (Miliar Rp) X2 adalah Suku Bunga LIBOR (Persen) X3 adalah Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar) Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah regresi linier untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dirumuskan sebagai berikut : Y= b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ei Keterangan : Y adalah Penanaman Modal Asing. b0 adalah Konstanta. b1,b2,b3, adalah koefisien regresi.
  • 39. 25 X1 adalah besarnya Produk Domestik Bruto. X2 adalah besarnya Suku Bunga LIBOR. X3 adalah besarnya Kurs Valuta Asing. ei adalah error term. Bentuk secara umum dari metode ekonometrika yang di pergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Linear Y = α 0 + α 1 X1 + α 2 X2 - α 3 X3 + e Log Linear lnY = α 0 + α 1 ln X1 + α 2 ln X2 - α 3 ln X3 + e Dimana : Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD) α0 = Konstanta α 1, α 2, α 3, = Koefisien Regresi e = Variabel Pengganggu X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar rupiah) X2 = Suku Bunga LIBOR (Persen) X3 = Kurs Valuta Asing(Rp/Dollar) Dari hasil analisis regresi linear tersebut akan diperoleh koefisien regresi linear dari masing-masing variabel. Untuk menguji setiap koefisien regresi yang akan diperoleh dengan menggunakan bantuan alat analisis E-views.
  • 40. 26 3.3. 1 Pengujian Hipotesa Untuk menguji bisa atau tidak model regresi tersebut di gunakan dan untuk menguji kebenaran hipotesis yang dilakukan, maka diperlukan pengujian statistik, antara lain : 3.3. 1.1 Uji t-Statistik Hal ini dilakukan dengan cara pengujian variabel-variabel independent secara parsial (individu), digunakan untuk mengetahui signifikasi dan pengaruh variabel independent secara individu terhadap variasi terhadap variabel independent lainnya. Pengujiannya adalah sebagai berikut : αi t-hitung = SE (αi) Dengan α = 5%, maka hipotesis yang digunakan : Ho : αi < 0 ; berarti variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent. Hi ; αi > 0 ; berarti variabel independent mempengaruhi variabel dependent. ◊ Apabila probabilitas < dari 0.05, maka dapat dikatakan signifikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan probabilitas.
  • 41. 27 3.3. 1.2 Uji F-Statistik Hal ini dilakukan dengan cara pengujian terhadap variabel-variabel independent secara bersama-sama yang dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independent secara individu terhadap variabel dependent. Perhitungannya adalah sebagai berikut : R2 / (K – 1 ) F-hitung = (1 – R2 )/(n – K) Hipotesis yang digunakan : Ho : α1 = α 2 = α 3 = 0 , maka variabel independent secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependent. Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ 0 , maka variabel independent secara bersama- sama mempengaruhi variabel dependent. ◊ Apabila probabilitas (F-Statistik) < dari 0.05 , maka bisa dikatakan signifikan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil keputusan dengan menggunakan probabilitas. 3.3. 2 Koefisien Determinasi R2 Nilai R2 menunjukan besarnya variabel-variabel independent dalam mempengaruhi variabel dependent. Nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 ( 0 ≤ R2
  • 42. 28 ≤ 1 ). Semakin besar nila R2, maka semakin besar variasi variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independent. Sebaliknya, makin kecil nilai R2, maka semakin kecil variasi variabel dependent yang dapat di jelaskan oleh variasi variabel independent. Sifat dari koefisien determinasi adalah : ◊ R2 merupakan besaran yang non negatif. ◊ Batasnya adalah ( 0 ≤ R2 ≤ 1 ). (Damodar Gujarati) Apabila R2 bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel- variabel independent dengan variabel dependent. Semakin besar nilai R2 maka semakin tepat garis regresi dalam menggambarkan nilai-nilai observasi. 3.3.2 Uji Asumsi Klasik Pada prakteknya, beberapa masalah sering muncul pada saat analisis regresi digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan sejumlah data. Masalah tersebut dalam buku ekonometrika termasuk dalam pengujian asumsi klasik yaitu ada tidaknya masalah heterokedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. (Mudrajad Kuncoro, 2001 ; 105). Terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan f-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. 3.3. 2.1 Uji Multikolinearitas Multikolineritas adalah tidak adanya hubungan hubungan linear antar variabel independent dalam suatu model regresi. Suatu model
  • 43. 29 regresi dikatakan terkena multikolinearitas bila terjadi hubungan linear yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua varibel bebas dari suatu model regresi. Akibatnya akan kesulitan untuk dapat melihat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependentnya. ( Maddala, 1992: 269-270 ). Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dengan membandingkan nilai koefisien determinasi parsial (r2) dengan nilai koefisien determinasi majemuk (R2), jika r2 lebih kecil dari nilai R2 maka tidak terdapat multikolinearitas. Cara lain untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menggunakan korelasi antar variabel dimana apabila kurang dari 0.85 maka tidak terdapat multikolinearitas dan sebaliknya apabila hubungan variabel di atas 0.85 maka terdapat multikolinearitas. 3.3. 2.2 Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data runtut waktu atau time series) atau ruang (seperti dalam data lintas sektoral atau cross section). Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch-godfrey,dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100).
  • 44. 30 Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag. Dalam penelitian ini pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi, dengan pedoman : ◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) > X2 tabel, maka menolak hipotesis nol (Ho) yang mengatakan adanya autokorelasi. ◊ Apabila X2 hitung (obs R-Squared) < X2 tabel, maka menerima hipotesis nol (Ho) yang mengatakan bahwa tidak ada autokorelasi. 3.3. 2.3 Uji Heterokedasitisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Pedoman dalam penggunaan model white test adalah jika nilai Chi-Square hitung (n. R2) lebih besar dari nilai X2 kritis dengan derajat kepercayaan tertentu (α) maka ada heterokedasitisitas dan sebaliknya jika Chi-Square hitung lebih kecil dari nilai X2 menunjukan tidak adanya heterokedasitisitas.
  • 45. 31 BAB IV HASIL DAN ANALISIS Semua data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data antar tempat atau ruang (Time Series), dimana data yang dikumpulkan dalam kurun waktu tertentu dari suatu sample. Dalam penelitiaan ini data yang digunakan adalah data pada tahun 1985-2005. Variabel dependent yang digunakan adalah Penanaman Modal Asing Indonesia dari tahun 1985-2005, sedangkan variabel independent yang digunakan adalah X1 : Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah), X2 : Suku Bunga LIBOR (Persen), X3 : Kurs (Rp/Dollar). 4.1. Uji Spesifikasi Model Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji tersebut. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan menggunakan uji MacKinnon, White, Davidson (MWD test).
  • 46. 32 Tabel 4.1 MWD untuk regresi Linier Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413 X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000 X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303 X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078 Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726 R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40 Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97 S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245 Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115 Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735 Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah Tabel 4.2 MWD untuk regresi Log linier Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001 LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000 LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642 LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526 Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508 R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225 Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882 S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048 Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744 Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712 Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : BPS dan BI, data diolah
  • 47. 33 Dari hasil uji MWD di atas, kita mendapatkan hasil berupa : t-Statistik Z1 = 1,922357, probabilitas = 0,0726. Berarti dapat disimpulkan bahwa Z1 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan menerima hipotesis nul bahwa model yang benar adalah linear. t-Statistik Z2 = -2.11669, probabilitas = 0.0508. Berarti dapat disimpulkan bahwa Z2 tidak signifikan pada tingkat α < 0.05. Dan menerima hipotesis alternatif bahwa model yang benar adalah log linear. Berdasarkan hasil uji MWD diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa model yang kita gunakan adalah dapat menggunakan model linear dan dapat pula menggunakan model log linear. Dan disini peneliti memilih untuk menggunakan model linear 4.2. Hasil Analisis Regresi Hasil regresi meliputi penyajian hasil regresi hubungan antara variabel dependent (yang di pengaruhi) dengan variabel independent (yang mempengaruhi ), secara statistik langkah analisis yang dilakukan adalah meliputi variabel- variabel independent secara individu, secara serentak dan asumsi klasik.
  • 48. 34 Tabel 4.3 Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia periode tahun 1985-2005 Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555 X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000 X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404 X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071 R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40 Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97 S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501 Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397 Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478 Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048 Sumber : BPS dan BI, data diolah Hasil regresi yang ditampilkan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda antara Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik Bruto, LIBOR, dan Kurs adalah : 4.2. 1 Hasil Uji Regresi Secara Parsial T-Statistik ( t-hitung ) Dari hasil tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa : ◊ α1 ( Produk Domestik Bruto ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α1 ( Produk Domestik Bruto ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing.
  • 49. 35 ◊ α2 ( LIBOR ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α2 ( LIBOR ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing. ◊ α3 ( Kurs ) signifikan pada tingkat α < 0.05 yang berarti α3 ( Kurs ) berpengaruh terhadap Penanaman Modal Asing. 4.2.2.Hasil Uji Regresi Secara Keseluruhan F-Statistik (F-hitung) F-statistik menggambarkan hasil analisa regresi variabel independent secara bersama-sama terhadap variabel dependent. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa F-hitung ( F-statistik ) sebesar 15.11478 dan dengan probabilitas 0,000048, dengan tingkat α = 0.05, dapat dilihat bahwa probabilitasnya lebih kecil dari α yaitu 0.000048 < 0.05, dengan demikian variabel independent secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependent ( Penanaman Modal Asing ). 4.2.3.R Square (R2 ) Dari hasil regresi diatas, dapat diketahui bahwa R Square sebesar 0,73, ini menunjukan bahwa sebesar 73 % variabel independent yang berupa produk domestik bruto, libor, dan kurs mampu menjelaskan variable dependent ( penanaman modal asing ).
  • 50. 36 Dapat juga dikatakan bahwa variable-variabel independent tersebut mempunyai pengaruh sebesar 73 % terhadap variable penanaman modal asing, sedangkan sisanya sebesar 27 % dijelaskan oleh variable- variabel lain selain ke empat variable indepemdent tersebut ( dijelaskan oleh variable lainnya yang tidak termasuk dalam model ). 4.2.4.Interprestasi Hasil Regresi Dari hasil regresi yang telah dilakukan, maka dapat dituliskan hasil persamaan regresi : Y = -18605.71 + 0.089885 X1 + 2165.058 X2 + -1.748952 X3 (-2.055744) (6.481369) (2.219369) (-3.057882) R2 = 0.73 F-Hit = 15,11 Dari hasil persamaan regresi diatas, dapat dijelaskan bahwa : 1. Variabel pertama menjelaskan bahwa produk domestik bruto ( X1 ) sebesar 0.089. Hal ini berarti parameter untuk produk domestik bruto ( X1 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika produk domestik bruto ( X1 ) naik 1 miliar rupiah, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing sebesar 0.089 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (ceteris paribus ).
  • 51. 37 2. Variabel kedua menjelaskan bahwa LIBOR ( X2 ) sebesar 2165.058. Hal ini berarti parameter untuk LIBOR ( X2 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR ( X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (cateris paribus ). 3. Variabel ketiga menjelaskan bahwa Kurs ( X3 ) sebesar -1.748952 . Hal ini berarti parameter untuk Kurs ( X3 ) adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika Kurs ( X3 ) naik 1 rupiah/dollar, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing sebesar -1.748952 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (cateris paribus ). 4. Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 73 % dan sisanya 27 % di jelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. 5. Secara bersama-sama variabel independent mampu menjelaskan variabel dependent.
  • 52. 38 4.3. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi mengenai ada tidaknya multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi dalam hasil estimasi. Dengan terjadinya penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut diatas akan menyebabkan uji statistik (uji t-stat dan F-stat) yang dilakukan menjadi tidak valid dan secara statistik akan mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. 4.3.1.Heterokedasitisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama. Pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan White Test, yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat ( Ui2 ) dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2, di mana χ2 = Obs*R square ( Gujarati, 1995, hal.379 ). Untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedasitisitas digunakan white heterokedasiticity baik dengan menggunakan cross term maupun no cross term yang hasilnya dapat dilihat pada tampilan di bawah ini.
  • 53. 39 Tabel 4.4 Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091 Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708 X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700 X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372 X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272 X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370 X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463 X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932 R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436 Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540 S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953 Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771 Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064 Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091 Sumber : BPS dan BI, data diolah Dari hasil uji heterokedasitisitas dengan menggunakan uji white test yang menggunakan cross term, maka dapat disimpulkan bahwa nilai ( Obs R-Squared = X2-hitung ) = 9.116594 < 12.5916 ( X2-tabel ) = , dengan df = 6 dan α = 0.05, dengan demikian hasil uji heterokedasitisitas ( cross term ) tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik.
  • 54. 40 4.3.2. Autokorelasi Secara harfiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson atau dengan uji LM Test yang dikembangkan oleh Bruesch- godfrey, dimana uji LM Test bisa dikatakan sebagai uji autokorelasi yang paling akurat ( Kuncoro, 2001, 107), apalagi jika sampel yang digunakan dalam jumlah yang besar (misalnya diatas 100). Uji ini dilakukan dengan memasukkan lagnya, dari hasil uji autokorelasi Serial Correlation LM Test Lag. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji serial correlation LM test dengan menggunakan lag 1, yang hasilnya dapat dilihat dibawah ini :
  • 55. 41 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634 Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665 X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979 X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600 X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157 RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880 RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414 R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12 Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883 S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065 Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909 Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976 Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213 Sumber : BPS dan BI, data diolah Berdasarkan nilai probabilitas Chi squares sebesar 4.059854 < 11,0705 nilai Obs*R-squared, maka dapat dipastikan tidak adanya gejala autokorelasi. 4.3.3. Multikolinearitas Multikolinieritas adalah hubungan yang terjadi diantara variabel- variabel independent atau variabel independent yang satu fungsi dari variabel independent yang lain.
  • 56. 42 Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinearitas, di gunakan uji correlation yang hasilnya dapat dilihat di bawah ini : Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas LOG(X1) 1.000000 -0.578351 0.666077 LOG(X2) -0.578351 1.000000 -0.642876 LOG(X3) 0.666077 -0.642876 1.000000 Sumber : BPS dan BI, data diolah Dari uji multikolinearitas tersebut diatas menunjukkan bahwa apabila hasilnya < 0.85 yang berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak terdapat adanya penyakit asumsi klasik. Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinieritas, karena tidak ada satupun nilai r2 yang lebih besar daripada R2 . 4.3.4. Interpretasi Ekonomi Masing-masing variabel 1. Analisis PDB terhadap Penanaman Modal Asing Pada analisis ini, Produk Domestik Bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing, hal ini dapat dilihat dari tingkat probabilitas PDB < 0,05%. Pendapatan nasional mempunyai hubungan yang positif dengan pengeluaran investasi. Produsen dengan mendasarkan pada asumsi rasionalitas, hanya akan mengadakan investasi selama proyek investasi tersebut diperkirakan akan mendatangkan keuntungan.
  • 57. 43 Salah satu faktor yang menyebabkan proyek investasi dapat diperkirakan akan mendatangkan keuntungan adalah adanya permintaan yang akan barang atau jasa yang akan dihasilkan oleh proyek investasi tersebut yang cukup memadai. 2. Analisa LIBOR tehadap Penanaman Modal Asing Variabel LIBOR pada penelitian ini adalah positif serta signifikan dan berpengaruh terhadap penanaman modal asing. Ini berarti jika LIBOR ( X2 ) naik 1 persen, maka akan mengakibatkan naiknya penanaman modal asing sebesar 2165.058 Juta USD, dengan asumsi variabel yang lain tetap (cateris paribus ). 3. Analisis Kurs terhadap Penanaman Modal Asing Variabel Kurs berpengaruh positif pada tingkat Penanaman Modal Asing, hal ini dikarenakan variabel Kurs < 0,05%. Selain itu, Kurs merupakan salah satu harga yang penting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruhnya yang begitu besar bagi transaksi berjalan maupun variabel- variabel makro ekonomi yang lainnya. Kurs memainkan peranan sentral dalam hubungan perdagangan Internasional, karena kurs memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu.
  • 58. 44 Pengaruh besarnya tingkat suku bunga terhadap besarnya pengeluaran investasi masyarakat, baik menggunakan pendekatan sederhana maupun pendekatan yang lebih umum menghasilkan kesimpulan yang sam, yaitu ΔI bahwa investasi merupakan fungsi tingkat bunga dengan < 0 ,dalam arti Δr bahwa meningkatnya tingkat bunga (r) mengakibatkan berkurangnya pengeluaran investasi. Dan sebaliknya, menurunnya tingkat bunga mengakibatkan bertambahnya pengeluaran investasi.
  • 59. 45 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 SIMPULAN Atas dasar persamaan hasil estimasi yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Regresi lolos uji asumsi klasik karena variabel Produk Domestik Bruto ( PDB ), Tingkat Suku Bunga LIBOR dan Kurs Valuta Asing tidak terdapat Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heterokedastisitas. 2. Variabel Produk Domestik Bruto, mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing di Indonesia sebesar 0,089885 milliar rupiah. 3. Variabel Tingkat Suku Bunga LIBOR, adalah positif serta signifikan terhadap Penanaman Modal Asing sebesar 2165.058 persen. 4. Variabel Kurs Valuta Asing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penanaman Modal Asing sebesar -1.748952 Rupiah/Dollar 5.2 IMPLIKASI 1. Untuk meningkatkan jumlah investasi asing maka perlu adanya intervensi pemerintah dalam rangka meningkatkan Produk
  • 60. 46 Domestik Bruto (PDB) melalui kebijakan moneter, karena PDB merupakan Variabel yang mempengaruhi investasi asing di Indonesia. 2. Perlu penelitian-penelitian lanjutan untuk mengetahui beberapa variabel yang di duga mempunyai pengaruh ( signifikan ) di luar variabel – variabel yang di teliti dalam penelitian ini.
  • 61. 47 Daftar Pustaka Bank Indonesia, Indiketor Ekonomi dan Moneter Internasional, berbagai edisi. Badan Pusat Statistik, Indikator Ekonomi, berbagai edisi. Boediono,1990, Ekonomi Moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi), BFE, Yogyakarta. ---------, Ekonomi Moneter, Yogyakarta, BFE, 1988. Dumairy, 1997, Perekonomian Indonesia, cetakan 1, Erlangga, Jakarta. Irawan. M. Suparmoko, 1995, Ekonomika Pembangunan, BFE, Yogyakarta. Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi, terjemahan Imam Nurmawan, Edisi 4, Erlangga, Jakarta. M. Suparmoko, 1994, Pengantar Ekonomika Makro, BFE, Yogyakarta. Sadono Sukirno, 1997, Pengantar Teori Makroekonomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Salvatore, Domonick, 1997, Ekonomi Iternasional, Terjemahan Munandar, Erlangga, Jakarta. Sigit Pranowo, 2004, Gambaran Tabungan dan Investasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, BPS, Yogyakarta.
  • 62. 48
  • 63. 49 ♥ DATA PMA, PDB, KURS DAN LIBOR Indonesia Periode 1985-2005 obs Y X1 X2 X3 1985 14.57000 20056.46 9.110000 1125.000 1986 80.07000 21249.82 6.950000 1641.000 1987 123.9700 22261.31 7.610000 1650.000 1988 442.5900 23601.44 8.410000 1729.000 1989 592.0200 25359.75 9.310000 1796.000 1990 8750.100 271958.0 8.450000 1901.000 1991 8778.000 290859.1 6.290000 1992.000 1992 10323.20 309640.8 4.200000 2062.000 1993 8144.200 329775.8 3.640000 2110.000 1994 23724.40 354640.8 5.590000 2200.000 1995 39914.70 383792.3 6.240000 2308.000 1996 29931.40 413797.9 5.780000 2383.000 1997 33832.50 434095.5 6.080000 4650.000 1998 13563.10 374718.7 5.530000 8025.000 1999 10890.60 376900.0 5.710000 7100.000 2000 15420.00 397700.0 6.840000 9595.000 2001 9027.500 411100.0 3.850000 10400.00 2002 9789.100 426700.0 2.210000 8950.000 2003 13207.20 447097.8 1.350000 8465.000 2004 10279.80 469678.3 2.120000 9290.000 2005 13579.30 495963.0 4.020000 9830.000 Sumber:BPS dan BI , data diolah Keterangan: Y = Penanaman Modal Asing (Juta USD) X1 = Produk Domestik Bruto (Miliar Rupiah) X2 = Suku Bunga LIBOR. (Persen) X3 = Kurs Valuta Asing (Rp/Dollar)
  • 64. 50 MWD untuk regresi Linier Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 21:37 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18660.29 8408.553 -2.219203 0.0413 X1 0.088245 0.012912 6.834052 0.0000 X2 2154.510 906.3364 2.377164 0.0303 X3 -1.625591 0.535233 -3.037166 0.0078 Z1 3860.067 2007.987 1.922357 0.0726 R-squared 0.778484 Mean dependent var 12400.40 Adjusted R-squared 0.723105 S.D. dependent var 11127.97 S.E. of regression 5855.636 Akaike info criterion 20.39245 Sum squared resid 5.49E+08 Schwarz criterion 20.64115 Log likelihood -209.1208 F-statistic 14.05735 Durbin-Watson stat 0.852930 Prob(F-statistic) 0.000042 Sumber : BPS dan BI, data diolah MWD untuk regresi Log linier Dependent Variable: LOG(Y) Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:39 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -14.09167 2.735135 -5.152092 0.0001 LOG(X1) 1.755314 0.176060 9.969966 0.0000 LOG(X2) 0.578060 0.396461 1.458050 0.1642 LOG(X3) 0.018090 0.299793 0.060342 0.9526 Z2 -5.53E-05 2.62E-05 -2.111669 0.0508 R-squared 0.925397 Mean dependent var 8.436225 Adjusted R-squared 0.906746 S.D. dependent var 2.193882 S.E. of regression 0.669956 Akaike info criterion 2.241048 Sum squared resid 7.181465 Schwarz criterion 2.489744 Log likelihood -18.53101 F-statistic 49.61712 Durbin-Watson stat 0.859996 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : BPS dan BI, data diolah
  • 65. 51 Hasil Regresi Penanaman Modal Asing dengan Produk Domestik Bruto, Libor, dan Kurs di Indonesia periode tahun 1985-2005 Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 11/28/07 Time: 13:34 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -18605.71 9050.600 -2.055744 0.0555 X1 0.089885 0.013868 6.481369 0.0000 X2 2165.058 975.5287 2.219369 0.0404 X3 -1.748952 0.571949 -3.057882 0.0071 R-squared 0.727321 Mean dependent var 12400.40 Adjusted R-squared 0.679201 S.D. dependent var 11127.97 S.E. of regression 6302.787 Akaike info criterion 20.50501 Sum squared resid 6.75E+08 Schwarz criterion 20.70397 Log likelihood -211.3027 F-statistic 15.11478 Durbin-Watson stat 1.132758 Prob(F-statistic) 0.000048 Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 1.797440 Probability 0.199634 Obs*R-squared 4.059854 Probability 0.131345 Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:50 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1687.155 9866.209 0.171003 0.8665 X1 3.51E-05 0.013419 0.002613 0.9979 X2 -192.5611 1073.397 -0.179394 0.8600 X3 -0.142974 0.602668 -0.237235 0.8157 RESID(-1) 0.472893 0.259161 1.824704 0.0880 RESID(-2) -0.061700 0.303018 -0.203619 0.8414 R-squared 0.193326 Mean dependent var -2.77E-12 Adjusted R-squared -0.075565 S.D. dependent var 5810.883 S.E. of regression 6026.434 Akaike info criterion 20.48065 Sum squared resid 5.45E+08 Schwarz criterion 20.77909 Log likelihood -209.0469 F-statistic 0.718976 Durbin-Watson stat 2.029050 Prob(F-statistic) 0.619213 Sumber : BPS dan BI, data diolah
  • 66. 52 Hasil Uji White Heterokedasitisitas Cross Term White Heteroskedasticity Test: F-statistic 1.790064 Probability 0.173091 Obs*R-squared 9.116594 Probability 0.167126 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 11/29/07 Time: 10:47 Sample: 1985 2005 Included observations: 21 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36046434 83019078 -0.434195 0.6708 X1 492.9881 340.8103 1.446518 0.1700 X1^2 -0.000368 0.000763 -0.482144 0.6372 X2 -5586729. 25116111 -0.222436 0.8272 X2^2 1523212. 2406488. 0.632961 0.5370 X3 -17636.72 28522.04 -0.618354 0.5463 X3^2 0.636978 2.383573 0.267237 0.7932 R-squared 0.434124 Mean dependent var 32158436 Adjusted R-squared 0.191605 S.D. dependent var 54656540 S.E. of regression 49142125 Akaike info criterion 38.51953 Sum squared resid 3.38E+16 Schwarz criterion 38.86771 Log likelihood -397.4551 F-statistic 1.790064 Durbin-Watson stat 3.162050 Prob(F-statistic) 0.173091 Sumber : BPS dan BI, data diolah