SlideShare a Scribd company logo
1 of 80
Download to read offline
KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH
 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN


                  SKRIPSI




                     oleh :
             Nama         : Aprilia Setiarini
             No Mahasiswa : 01312335
             Jurusan      : Akuntansi




           FAKULTAS EKONOMI
      UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
              YOGYAKARTA
                     2006


                        i
KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH
 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN



                         SKRIPSI

   Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir
        Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 (S-1)
          Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
                 Universitas Islam Indonesia
                         Yogyakarta




                           oleh :
                  Nama         : Aprilia Setiarini
                  No Mahasiswa : 01312335
                  Jurusan      : Akuntansi




               FAKULTAS EKONOMI
           UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
                  YOGYAKARTA
                       2006




                             ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME


“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari
terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima
hukuman/sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.”




                                                 Yogyakarta,……………….2006
                                                                        Penyusun,




                                                               (Aprilia Setiarini)




                                        iii
HALAMAN PENGESAHAN


KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH
 TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN


             HASIL PENELITIAN




                  Diajukan oleh:




         Nama                 : Aprilia Setiarini
         No. Mahasiswa        : 01312335
         Jurusan              : Akuntansi




                         Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing,
                         Pada tanggal.....................................,2006
                                                 Dosen Pembimbing,




                              (Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si)




                         iv
BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI

                          SKRIPSI BERJUDUL

    KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS)
PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP
         ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN




                Disusun Oleh : APRILIA SETIARINI
                   Nomor mahasiswa: 01312335



       Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS
                      Pada tanggal :-------------------------




Pembimbing Skripsi/Penguji : Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si
Penguji                    :




                               Mengetahui
                         Dekan Fakultas Ekonomi
                        Universitas Islam Indonesia




                           Drs. Suwarsono, MA




                                    v
HALAMAN PERSEMBAHAN




                                       Kupersembahkan skripsi ini untuk:


  “Bapak dan Ibu-Ku” yang sangat “Kuhormati, Kusayangi, dan Kucintai”
     yang s’lalu mengiringi-Ku dengan Do’a, semangat, dan motivasi serta
berjuang dengan memeras keringat dan air mata hanya untuk ”satu impian
                                                                 mulia”
                        yaitu masa depan yang cerah bagi-Ku (anaknya)


                   ”Adik-adikku” yang sangat ”Kusayangi dan Kucintai”
                 yang selalu mendorong dan memberi semangat untukku.


                                         Saudara dan sahabat-sahabatku


              Akhir kata kupanjatkan Puji Syukur Ku kepada Allah SWT
                                        Dan Nabi Besar Muhammad SAW
                        karna kutahu s’gala kekurangan adalah milikKu
                       dan kesempurnaan adalah MilikNya (Allah SWT)




                                  vi
MOTTO



“Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi
kuat. Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk
kupecahkan. Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk
berfikir. Ketika kumohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya
untuk kuatasi. Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang-
orang bermasalah untuk kutolong. Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah
memberiku kesempatan. Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku
menerima segala yang kubutuhkan”.
(Terjemahan bebas dari History of prayer)


                                                                     Tuhan karuniakanlah diriku
                            ketentraman batin untuk menerima hal-hal yang tidak mungkin kuubah,
                                             keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah
                                             dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya.


Pelajarilah ilmu,
Barang siapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibabdah.
Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya orang yang
tidak tahu, itu sedekah. Memberikan kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan
(Abusy Syaikh Ibnu Hibbah dan Ibu Abdil Baar)
(ilya Al-Ghozali, 1986)

                           Kau memperoleh kekuatan,
                        keberanian dan rasa percaya diri
       dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk
                           menghadapi rasa takutmu
                              (Eleanor Roosevelt)

     Berpikirlah seperti orang yang suka bertindak, dan bertindaklah

                          seperti orang yang suka berpikir.




                                            vii
KATA PENGANTAR


Bismillahirrahmanirrahim,
        Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “KORELASI INVESTMENT
OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK
BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN”.
       Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
universitas Islam Indonesia.
       Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan
bantuan, dukungan, dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak,
maka dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
   1. Bapak Drs.Edy Suandi Hamid, M.Ec selaku Rektor Universitas Islam
       Indonesia, Yogyakarta.
   2. Bapak Drs. Suwarsono, M.A, selaku dekan fakultas Ekonomi Universitas
       Islam Indonesia..
   3. Ibu Dra Noor Endah Cahyawati, M.Si, selaku dosen pembimbing utama
       yang dengan sabar berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan
       petunjuk, bantuan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
   4. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besar ”mbah Amo” yang selalu
       memberikan kasih sayang, nasehat, do’a dan dukungan yang selalu
       menjadi motivasi utama untuk terus berusaha.
   5. Adek-adekku tersayang, dede (cepet lulus ya....moga cita-citamu tercapai,
       kudoakan bisa ke Belanda amien....) acica (belajar yang rajin biar cepet
       ke jogja kaya’ mba yiying ok....!) tante arum (kapan skripsi?)
   6. My lovely friends Butet (makasih atas semua bantuanmu..) Ema (makasih
       note booknya ya....jangan pacaran terus skripsinya dikerjain..) Teteh




                                       viii
(makasih bantuannya ya, jgn lupa undangannya....).Thanks for everything
   sukses buat kalian.
7. My    true    friends   Dayat     ”kai”,   Riza   ”bang’juri”,      oga”oneng”,
   asen”shampoo”, noni, astri, listi, arno dll. Makasih ya kalian telah
   memberi warna dalam hidupku.

8. Kos ”Pondok       Kunthi”       m’heni, m’tari, m’anis (kapan neh nyusul

   M’Lies..?kasih kabar ya....), lina (skripsine piye..? jgn ganti dosen terus
   ya..mantepin satu aja), santul (wah lu ga’ sopan ngeduluin gw...) Joy
   (jadilah cewek sejati....), Endah”gundul” (jangan pacaran terus tar ga’
   panen-panen lho....), m’Indah (tetep semangat and keep smiling....). kos
   lama: m’cipunk (”mantepin di jkt tar aq nyusul”), m’reni, ikajool, m’eno,
   m’ajeng, dian siko’, nani, yeti dll) kapan kos bareng lagi......?
9. Keluarga besar HMI KOMFAK EKONOMI UII, selamat berjuang di
   HMI
10. Temen-temen seperjuangan (Mawar, Nia, Epri) akhirnya kita ujian bareng.
11. Temen-temen yang ga’ jelas (Denny, m’kuncung, m’iman, m’ardi, m’edy)
   kok bisa ya aku kenal ma kalian bener-bener ga’ jelas...
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
   tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
   Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
   oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya
   membangun guna kesempurnaan tulisan ini.




                                                      Yogyakarta, 18 april 2006




                                                               (Aprilia Setiarini)




                                     ix
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL ................................................................................             i
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME.......................                                                iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................                      iv
HALAMAN BERITA ACARA UJIAN...................................................                              v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................                        vi
HALAMAN MOTTO ..............................................................................               vii
KATA PENGANTAR...............................................................................              viii
DAFTAR ISI..............................................................................................   x
DAFTAR TABEL .....................................................................................         xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................              xiv
ABSTRAKSI..............................................................................................    xv


BAB I PEDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang Masalah .................................................................         1
1.2.      Rumusan Masalah Penelitian .........................................................             4
1.3.      Batasan Masalah ............................................................................     5
1.4.      Tujuan Penelitian ...........................................................................    5
1.5.      Manfaat Penelitian ..........................................................................    6
1.6.      Sistematika Pembahasan .................................................................         7


BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS) ......................................                     8
2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS ............................................................            10
2.3 Pengujian Kandungan Informasi ..........................................................               13
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................      20
2.5 Pengembangan Hipotesis .....................................................................           23




                                                         x
BAB III METODE PENELITIAN
3.1    Populasi dan Sampel ......................................................................       27
3.2    Data dan Sumber Data ....................................................................        28
3.3    Periode Pengamatan ........................................................................      29
3.4    Seleksi Perusahaan Tumbuh dan Tidak bertumbuh .......................                            30
3.5    Pengukuran Variabel Penelitian
       3.5.1Variabel Dependen..................................................................         32
       3.5.2 Variabel Independen ..............................................................         34
3.6    Model Analisis ...............................................................................   35
3.7    Pengujian Hipotesis ........................................................................     36


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1    Analisis Deskriptif ..........................................................................   40
4.2    Pengujian Normalitas Data .............................................................          44
4.3    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS
       terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................                      45
4.4    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS
       terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh...............................                         47
4.5    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ
       terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................                      48
4.6    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ
       terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh...............................                         50
4.7    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA
       terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................                      51
4.8    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA
       terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh...............................                         52
4.9    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap
       CAR pada perusahaan Tumbuh ......................................................                54
4.10   Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap
       CAR pada perusahaan tidak Tumbuh .............................................                   55



                                                     xi
4.11 Analisis...............................................................................................      56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1          Kesimpulan. .................................................................................        60
5.2          Keterbatasan Penelitian................................................................              63
5.3          Saran.............................................................................................   63


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................                   65
LAMPIRAN...............................................................................................           66




                                                            xii
DAFTAR TABEL


Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ...........................................................        28
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh....................................                 41
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Tumbuh .........................                     41
Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tumbuh.......................                         44
Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tidak Tumbuh ............                             45
Tabel 4.5 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR
              perusahaan Tumbuh ..................................................................   46
Tabel 4.6 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR
              perusahaan Tidak Tumbuh........................................................        47
Tabel 4.7 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR
              perusahaan Tumbuh ..................................................................   49
Tabel 4.8 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR
              perusahaan Tidak Tumbuh........................................................        50
Tabel 4.9 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR
              perusahaan Tumbuh ..................................................................   51
Tabel 4.10 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR
              perusahaan Tidak Tumbuh........................................................        53
Tabel 4.11 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR
              perusahaan Tumbuh ..................................................................   54
Tabel 4.12 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR
              perusahaan Tidak Tumbuh........................................................        55




                                                    xiii
DAFTAR LAMPIRAN


1. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan Tumbuh) ................................                          66
2. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan tidak bertumbuh) ...................                              70
3. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tumbuh ...........................................                       74
4. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tidak bertumbuh .............................                            78
5. Analisis Deskriptif ................................................................................   82
6. Pengujian Normalitas Data ...................................................................          83
7. Pengujian Korelasi Proksi IOS .............................................................            84




                                                       xiv
KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN
     TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL
                            RETURN PERUSAHAAN


                                   ABSTRAKSI


        Penelitian ini bertujuan menguji korelasi investment opportunity set (IOS)
sebagai proksi pertumbuhan suatu perusahaan terhadap abnormal return
perusahaan. Variabel proksi IOS yang digunakan adalah market to book value of
assets (MKTBKASS), market to book value of equity (MKTBKEQ), ratio of
capital expenditures to book value of asset (CAPBVA), dan rasio EPS/Price. Nilai
masing-masing indikator dianalisis menggunakan common factor analysis.
Faktor-faktor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek
tertentu. Selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh
persen nilai indeks tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga
puluh persen terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh.
Keempat variabel proksi IOS dikorelasi dengan besarnya cumulative abnormal
return menggunakan beta saham yang dikoreksi dengan menggunakan metode
Fowler dan Rourke (1983) dengan menggunakan periode maju empat hari dan
mundur empat hari.
        Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan
cummulative abnormal return, dilakukan pengujian normalitas variable terlebih
dahulu. Pengujian menggunakan one sample kolmogorov smirnov test. Dari hasil
pengujian, variable proksi IOS tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu
pengujian model korelasi menggunakan non parametric correlation model
Kendall’s tau_b. Pemilihan sampel perusahaan secara purposive dan dilakukan
selama lima tahun periode pengamatan yaitu yahun 1999-2003, dan terpilih
sebanyak 160 perusahaan tumbuh dan 160 perusahaan tidak tumbuh.
        Hasil pengujian nonparametris correlation model dengan uji Kendall’s
tau_b menunjukkan bahwa rasio proksi IOS MKTBKASS berkorelasi positif
terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKASS berkorelasi negatif terhadap
CAR perusahaan tidak bertumbuh, MKTBKEQ berkorelasi positif terhadap CAR
perusahaan tumbuh, MKTBKEQ tidak berkorelasi negatif terhadap CAR
perusahaan tidak bertumbuh, CAPBVA tidak berkorelasi positif terhadap CAR
perusahaan tumbuh, CAPBVA berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak
bertumbuh, E/P berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, dan E/P
tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh.

Kata Kunci : Investment Opportunity Set (IOS), Nonparametric Kendall’s tau_b,
one sample kolmogorov smirnov test, abnormal return, dan Cummulative
abnormal Return.




                                         xv
BAB I

                              PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang Masalah

       Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang

diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal

perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat

memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan

kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan

perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang

ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt

dalam Nugroho dan Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang

bertumbuh akan direspon positif oleh pasar.

       Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai aset

perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan

perusahaan. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya

kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung &

Charoenwong dalam Nugroho dan Hartono (2002). Gaver dan Gaver dalam

Fijrijanti dan Hartono (2000), menyatakan kesempatan investasi atau pilihan-

pilihan pertumbuhan (growth options) suatu perusahaan merupakan sesuatu yang

melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Oleh

karena itu, Investment Opportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi.




                                                                          1
Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan

perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai

proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat

digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten.

       Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan

proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai

variabel kebijakan perusahaan. Sami et al. dalam Prasetyo (2000) menunjukkan

bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal

kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek deviden.

       Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisis Perbedaan Perusahaan

Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan

Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi

Investment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari PPE/BVA, P/E, MVE/BE,

MVA/BVA, CAP/MVA dan VAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh

dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon

perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan

kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang

tumbuh dan tidak tumbuh (market debt/equity).

       Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set

Kesempatan Investasi dengan kebijakan dan Deviden Perusahaan, serta

implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proksi IOS yang digunakan dalam

penelitian ini adalah PPE/BVA, MVE/BVE, P/E MVA/BVA,dan CAP/BVA.




                                                                           2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang terceminkan pada perbedaan

reaksi pasar terhadap growth firms dan nongrowth firms.

       Norpratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham

dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hanya MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA

mempunyai hubungan signifikan terhadap CAR, sedangkan EP tidak.

       Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai proksi IOS,

mendorong peneliti mereplikasi penelitian Norpratiwi (2001), untuk menganalisis

hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan

menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, E/P dan CAPBVA. Berbeda

dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membedakan perusahaan sampel

menjadi perusahan tumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat lebih jelas apakah

keempat proksi IOS tersebut berkorelasi terhadap CAR pada masing-masing

kelompok sampel.

       Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, judul penelitian ini:

“KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN

TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN

PERUSAHAAN”.




                                                                             3
1.2      Rumusan Masalah Penelitian


         Pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

      1. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

         korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      2. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki

         korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

      3. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

         korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      4. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki

         korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

      5. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

         korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      6. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki

         korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

      7. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi positif terhadap

         abnormal return perusahaan tumbuh.

      8. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi negatif terhadap

         abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.




                                                                                 4
1.3      Batasan Masalah

         Penelitian ini dibatasi oleh:

      1. Proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan E/P yang termasuk dalam

         proksi yang berbasis pada harga.

      2. Proksi IOS CAPBVA yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada

         investasi.




1.4      Tujuan Penelitian

         Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

      1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

         value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book

         value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.

      3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

         value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book

         value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak

         bertumbuh..

      5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

         expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

         tumbuh.




                                                                                5
6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital

         expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan

         tidak bertumbuh.

      7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

         share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.

      8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per

         share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.




1.5      Manfaat Penelitian

         Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

  1.     Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan IOS dengan

         Abnormal Return perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam

         pengambilan keputusan investasi.

  2.     Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai alternatif

         gabungan proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi

         pertumbuhan perusahaan.

  3. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai hubungan

         proksi Investment Opportunity Set (IOS) terhadap abnormal return.




                                                                                6
1.6      Sistematika Pembahasan

      BAB I:    PENDAHULUAN

                Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang tema yang

                diangkat, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian

                dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.

      BAB II:   KAJIAN PUSTAKA

                Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melandasi

                penelitian ini tentang korelasi antara proksi IOS perusahaan

                tumbuh    dan    tidak   bertumbuh     terhadap   abnormal      return

                perusahaan.

      BAB III: METODE PENELITIAN

                Pada bab ini akan diuraikan tentang metode pengumpulan data,

                variabel penelitian dan teknik analisis data.

      BAB IV: ANALISIS DATA

                Pada bab ini akan menguraikan deskripsi data, prosedur pengujian

                hipotesis dan hasil pengujian hipotesis.

      BAB V:    KESIMPULAN DAN SARAN

                Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari analisis

                penelitian,   keterbatasan   dan    juga   saran-saran   yang     bisa

                dikemukakan oleh peneliti.




                                                                                    7
BAB II

                             KAJIAN PUSTAKA



2.1    Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)

       Myers dalam Smith dan Watts yang dikutip dari Subekti dan Kusuma

(2000), menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil

(asset in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Menurut

Gaver dan Gaver dalam Subekti dan Kusuma (2000) opsi investasi masa depan

tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang

didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan

kemampuan     perusahaan   yang   lebih      dalam   mengeksploitasi   kesempatan

mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam

suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat

tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut para

peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS

sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya.

Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi

pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam

klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh.

       Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur

antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau

diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas,

penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan




                                                                               8
lain-lain. Gaver dan Gaver dalam Pagalung (2000) menyatakan bahwa pilihan

pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel dan tidak hanya berupa projek

baru. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil atau

aktif melakukan penelitian & pengembangan. Perusahaan kecil seringkali

menghadapi keterbatasan atau kesulitan pilihan dalam menentukan dan

menjalankan projek baru, atau kesulitan dalam merestrukturisasi aset yang ada,

sementara perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam

industrinya (Mueller dalam Gaver dan Gaver yang dikutip oleh Nugroho dan

Hartono. 2002). Bahkan perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif

dalam mengeksplorasi kesempatan yang muncul.

       Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh

perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat

berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang

memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan

memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka

perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan

brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang

akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati

(2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment

setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber

daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan

adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas

variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi




                                                                                 9
hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang

diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang

hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam

rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi

secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Nugroho dan

Hartono. 2002).

       Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang

luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat

tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang

akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga

perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam

perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari

berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai

dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan

bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS memiliki hubungan dengan berbagai

variabel kebijakan perusahaan.




2.2    Berbagai Alternatif Proksi IOS

       Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan

keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kususma.

2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prasetyo.2000, menyatakan bahwa

proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:




                                                                              10
1. Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan

   bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga

   pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek

   pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga

   saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih

   tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)

   dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada

   harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang

   dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan

   dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah

   sebagai berikut:

   •   market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989;

       Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991):

   •   Tobin’s Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan Denis

       1994)

   •   ratio of property, plant, and equipment to firm value, PPE (Skinner

       1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan

       Sharma, 2001).

   •   ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan Watts 1992;

       Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999; dan Jones dan

       Sharma, 2001)

   •   market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan Picur

       1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan Hossain 1996; Baber,




                                                                         11
Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999;

       Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999;

       Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan

       Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001; Jones dan

       Sharma 2001)

   •   Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998;

       Chung dan Charoenwong, 1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang

       1996, Cahan dan Hossain 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur

       dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan

       Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan Belkaouli 2001;

       Belkaouli dan Picur 2001, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

2. Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada

   gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara

   positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering

   digunakan oleh peneliti antara lain:

   •   Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999).

   •   Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA, (Jones dan

       Sharma 2001).

   •   Rasio capital expenditure to market value of assets (CAPMVA)

3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan

   proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai

   jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi




                                                                         12
yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan

       aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya:

       •   Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993, Smith dan Watts

           1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang1996, Kallapur dan

           Trombley 1999, About 2001, Jones dan Sharma 2001)

       •   Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley 1999).




2.3    Pengujian Kandungan Informasi

       Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar

terhadap suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi

(information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur

dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat

dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan

memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya suatu pengumuman tidak

mempunyai kandungan informasi, jika tidak memberikan abnormal return kepada

pasar, Hartono (2003).

       Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang

sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return

ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak

normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi



                                                                              13
dengan return ekspektasi, Hartono (2003). Abnormal return dapat dihitung dengan

persamaan sebagai berikut:

                                    ARit = Rit - E (Rit)

Notasi:

ARit        = Abnormal return saham ke-i pada periode jendela ke-t

Rit         = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode jendela ke-t

E (Rit) = Return ekspektasian saham ke-i untuk periode jendela ke-t

           Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang

merupakan selisih harga sekarang relative terhadap harga saham sebelumnya yang

dihitung dengan rumus:


R i, t =
           (Pi, t − Pi, t −1 )
                Pi, t −1

Notasi:

Ri,t = return saham i pada hari t

Pi,t = harga penutupan saham pada hari t

Pi,t-1 = harga penutupan saham i pada hari t-1

           Return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Menurut

Brown dan Warner dalam Hartono (2003) ada tiga model yang digunakan untuk

mengestimasi return ekspektasian, yaitu:

      1. Model Return Rata-Rata Disesuaikan (Mean Adjusted Model)

                      Model ini menganggap bahwa return ekspektasian dari suatu

           saham adalah konstanta yang nilainya sama dengan rata-rata return




                                                                                    14
realisasi sebelumnya selama periode estimasi Hartono (2000). Persamaan

   dalam model ini dapat dibuat sebagai berikut

   Notasi:

                 t2
                ∑ R i, j
       ( )
   E R i, t =
                j= t1
                      T

   E(Ri,t) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

                 periode I

   Ri,t      = Return sesungguhnya saham ke-I pada periode estimasi ke-j

   T         = Lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2

2. Model Pasar (Market Model)

             Model ini menganggap bahwa tingkat pengembalian yang

   diharapkan dan tingkat pengembalian portofolio pasar mempunyai

   hubungan linier. Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa

   besarnya return ekspektasi hanya tergantung pada risiko sistematis saham

   yang bersangkutan (beta saham yaitu seberapa jauh fluktuasi return saham

   dipengaruhi oleh fluktuasi return portofolio pasar (Budiarto, 2002).

             Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua tahap

   (Hartono, 2003), yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan

   menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

   model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi dalam periode

   pengamatan.            Model   return   ekspektasi   dapat   dibentuk   dengna

   menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). Model OLS

   ini dapat dibentuk dengan persamaan:



                                                                              15
E[Ri,t] = αi + βi . Rmt + εi,t

Notasi:

E[Ri,t] = tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada

             periode t

αi     =     intercept untuk saham ke-i,

βi     =     koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i

Rm,t      = tingkat pengembalian indeks pasar pada periode t

εi,t      = kesalahan residu saham ke-I pada periode t

          Hartono (2003) mengemukakan bahwa estimasi beta dengan

menggunakan model OLS pada dasarnya mengandung kelemahan karena

bisa menimbulkan beta yang bias sehingga hasilnya juga kemungkinan

akan bias. Permasalahan beta yang bias ini banyak terjadi pada estimasi

beta saham –saham di pasar modal yang tipis, karena munculnya

perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading).

          Perdagangan yang tidak sinkron dapat disebabkan karena transaksi

perdagangan di pasar sangat jarang terjadi atau beberapa saham tidak

mengalami perdagangan untuk beberapa waktu Budiarto dan Murtanto

(2002). Ketidaksamaan waktu antara return saham dan return pasar dalam

perhitungan beta menyebabkan beta menjadi bias.

          Beberapa metode dapat digunakan untuk mengoreksi bias beta

yang terjadi akibat perdagangan yang tidak sinkron. Metode-metode ini

diantaranya adalah (Hartono, 2003):




                                                                       16
a) Metode Scholes dan William

   Metode ini mengemukakan suatu model koreksi Beta dengan cara

   melakukan beberapa kali regresi untuk mendapatkan Beta dengan

   beberapa led dan lag. Rumus untuk menghitung Beta koreksi Scholes

   dan William adalah sebagai berikut:

      βi − n + ... + β i −2 + β i −1 + β i 0 + β i +1 + β i +2 + ... + β i + n
   β=
                         1 + 2 ρ1 + 2 ρ 2 + ... + 2 ρn

   Dimana, βi adalah beta saham i, βi-n menunjukkan beta lag n, βi adalah

   beta saham i yang dihitung dengan regresi OLS, βi+n menunjukkan beta

   lead n, serta ρ menunjukkan first serial correlation coefficient antara

   rmt dan rmt-1 dalam hal ini rmt dihitung dari rata-rata return seluruh

   saham.

b) Metode Dimson

            Dimson (1979), mengemukakan sebuah metode lain untuk

   mengoreksi bias beta, yang lebih dikenal sebagai metode Aggregate

   Coefficient Model (ACM), karena Beta yang dihasilkan dari metode ini

   merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien beta dari persamaan

   regresi berganda untuk n jumlah periode lag dan lead yang digunakan.

   Rumus yang dipakai untuk mengoreksi bias beta saham i dalam

   metode Dimson dengan n-lag dan n-lead, adalah sebagai berikut:

   Rit = α + β1-n Rmt-n + … + βi-i Rmt-1 + βi0 Rmt + βi+n Rmt+1 + … + βi+n

            Rmt+n + eit




                                                                                 17
Beta saham yang telah dikoreksi berdasarkan metode Dimson

   merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien Beta dalam regresi

   berganda di atas, atau bisa ditulis dalam persamaan seperti berikut ini:

   βi = βi-n + … + βi-i + βi0 + βi+n + … + βi+n

c) Metode Fowler dan Rorke

   Fowler dan Rorke (1983), juga menggunakan metode koreksi bias beta

   yang merupakan pengembangan dan sekaligus koreksi atas metode

   koreksi     bias   beta     yang   dikemukakan      oleh      Dimson   (1979).

   Penjumlahan koefisien-koefisien regresi untuk mengoreksi bias beta

   tanpa mengalihkan terlebih dahulu dengan bobot masing-masing

   (seperti yang digunakan dalam metode Dimson), tetapi akan

   menghasilkan bias Beta. Oleh karena itu, perhitungan beta saham yang

   telah dikoreksi dengan metode Fowler dan Rorke merupakan

   penjumlahan dari hasil perkalian antara sebuah koefisien regresi

   dengan bobotnya masing-masing.

   Rumus untuk menghitung beta dalam metode Fowler dan Rorke,

   misalnya untuk empat lead dan empat lag, adalah sebagai berikut:

   Rit = α + βi-4 Rmt-4 + βi-3 Rmt-3 + βi-2 Rmt-2 + βi-1 Rmt-1 + βi0 Rmt + βi+1

             Rmt+1 + βi+2 Rmt+2 + βi+3 Rmt+3+ βi+4 Rmt+4 + eit

   βi =      w4βi-4 + w3βi-3 + w2β2-2 + w1βi-1 + βi0 + w1βi+1 + w2β2+2 +

             w3β3+3 + w4βi+4

   Sedangkan bobot yang digunakan untuk mengalihkan koefisien-

   koefisien regresi sebanyak n-periode dari rumus sebagai berikut:




                                                                              18
1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + ρ 4
W1 =
       1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + 2ρ 4

        1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + ρ 3 + ρ 4
W2 =
       1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + 2ρ 4

         1 + 2ρ1 + ρ2 + ρ3 + ρ4
W3 =
       1 + 2ρ1 + 2ρ2 + 2ρ3 + 2ρ4

          1 + ρ1 + ρ2 + ρ3 + ρ4
W4 =
       1 + 2ρ1 + 2ρ2 + 2ρ3 + 2ρ4

Pengembangan berbagai metode koreksi bias beta seperti yang telah

dikemukakan tersebut, selanjutnyan mendorong penelitian untuk

membuktikan metode koreksi bias beta manakah yang merupakan

metode koreksi terbaik diantara berbagai metode koreksi bias beta

yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto (1999)

di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan data return harian

dari 77 saham yang terdaftar di BEJ dari tanggal 22 mei 1995 sampai

dengan tanggal 31 mei 1997, penelitian tersebut mencoba untuk

membandingkan metode estimasi beta dengan regresi OLS dengan

ketiga metode koreksi Scholes dan William (1977), Dimson (1979),

dan Fowler & Rorke (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

metode koreksi bias beta yang paling efisien di BEJ adalah metode

Fowler & Rorke empat lead dan empat lag. Hal ini ditunjukkan oleh

nilai rata-rata beta saham yang paling mendekati nilai satu, yaitu

sebesar 1,009.




                                                                 19
3. Model Return Pasar Disesuaikan (Market- Adjusted Model)

                   Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk

         mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat

         tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka peril menggunakan

         periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas

         yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2003).

         Model estimasi return pasar disesuaikan dapat dibentuk denga persamaan

         sebagai berikut:

                                    E(Ri,t) = Rm,t

         Notasi:

         E(Ri,t) = return ekspektasian untuk saham I pada periode ke-t

         Rm,t   = return indeks pasar pada periode ke-t




2.4      Penelitian-Penelitian Terdahulu

         Kallapur dan Trombley (1999) melakukan penelitian dengan judul “The

Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth.”

Sample yang digunakan adalah semua perusahaan yang informasi laporan

keuangan dan nilainya tersedia dalam berkas-berkas Standars and Poor’s

Compustat Primary- Suplementary-Tertiary. Jumlah sample minimumnya 2.945

perusahaan (1978) dan maksimalnya 4.039 perusahaan (1978). Sedangkan data

yang digunakan terdiri dari 14 tahun sample dari tahun 1978-1991. Banyak

jumlah sample dan panjangnya waktu merupakan kelebihan yang telah dilakukan

Kallapur dan Trombley. Hasil analisis univariate variable-variabel perkiraan IOS



                                                                              20
berbasis harga berkorelasi negatif dengan peningkatan angka pembukuan

berikutnya. Hasil ini sesuai dengan yang diperkirakan. Anehnya, rasio perolehan

harga (hanya dihitung dari perusahaan dengan angka pendapatan positif) tidak

menunjukkan korelasi signifikan dengan peningkatan yang dicapai berikutnya.

Hasil ini tidak sesuai dengan yang diperkirakan.

       Subekti dan Kusuma (2000) telah melakukan penelitian dengan judul

“Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan Pendanaan dan

Dividen Perusahaan, serta implikasinya pada perubahan harga saham.”

Karakteristik penelitian ini adalah memperluas topic pembahasan mengenai

implikasinya pada perubahan harga saham. Sample yang digunakan yaitu

perusahaan go public yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1992 atau sebelumnya,

tepatnya 1992-1996 subekti dan Kusuma (2000) menggunakan 5 nilai IOS,

yaitu: PPE/BVA, MVE/BVE, P/E, MVA/BVA, CAP/BVA. Semua nilai IOS

tersebut kemudian dianalisis menggunakan common factor analysis. Indeks factor

yang diperoleh selanjutnya diurutkan mulai dari yang tertinggi sampai pada yang

terrendah. Empat puluh persen indeks tertinggi merupakan kelompok perusahaan

yang tumbuh, sebaliknya empat puluh persen indeks terrendah merupakan

kelompok perusahaan yang tidak tumbuh, sedangkan sample yang indeks

faktornya berada ditengah sebanyak dua puluh persen akan dihilangkan dari

sample karena dianggap kurang ekstrim untuk membedakan klasifikasi

pertumbuhan perusahaan. Sebelum dikorelasikan, rata-rata realisasi pertumbuhan

akan diperingkat dari yang tertinggi sampai yang terrendah berdasarkan peringkat

nilai IOS. Hasilnya mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak efektif




                                                                             21
jika diproksikan dengan satu variable IOS saja. Semakin banyak variable IOS

menunjukkan hasil yang semakin kuat (Sami dkk, 1999, dalam Subekti dan

Kusuma).

       Norpratiwi (2001) menganalisis korelasi investment opportunity set (IOS)

terhadap return saham, dengan sampel 64 perusahaan selama tiga tahun (dari

tahun 1994 sampai tahun 1996). Proksi IOS yang digunakan adalah MKTBKASS,

MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P. Hasilnya menunjukkan bahwa variable proksi

IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai korelasi terhadap

CAR. Tetapi rasio EP tidak memiliki korelasi terhadap CAR.

       Nugroho dan Hartono (2002), melakukan penelitian dengan judul

Gabungan Proksi IOS dan hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan. Proksi

IOS yang digunakan adalah proksi berbasis harga saham (MVE/BE, TOBINQ,

VPPE dan VDEP), proksi berbasis investasi (IONS, CAPBVA dan CAPMVA),

dan proksi berbasis pada varian (VARRET dan BETA). Hasilnya menunjukkan

bahwa hasil uji korelasi pada semua model yang dikembangkan menunjukan hasil

yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa IOS berkorelasi positif

dengan realisasi pertumbuhan, sehingga mampu memberi reaksi dan sinyal ke

pasar modal, khususnya pada peristiwa disekitar tanggal publikasi laporan

keuangan.




                                                                            22
2.5    Pengembangan Hipotesis

1)     Market Value to Book of Assets (MKTBKASS)

       Rasio market value to book of asset merupakan proksi IOS berdasarkan

harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan

berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya.. Bagi

para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi

perusahaan. Indikasi adanya perusahaan yang bertumbuh merupakan informasi

yang dapat digunakan investor untuk memperoleh abnormal return. Semakin

tinggi MKTBKASS semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam

usahanya, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk

bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, return saham meningkat

dan pada akhirnya semakin tinggi pula abnormal return yang diperoleh.

Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif pertama dan kedua dalam

penelitian ini adalah:



HA1: Market Value to Book of Asset berkorelasi positif terhadap abnormal return

      perusahaan tumbuh.

HA2: Market Value to Book of Asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

      perusahaan tidak bertumbuh.



2)      Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ)

       Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan harga.

Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat




                                                                            23
diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga

penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan

pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila

suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan

usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh,

maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada

akhirnya semakin meningkat pula abnormal return yang diperoleh. Dengan

demikian hipotesis alternatif ketiga dan keempat dalam penelitian ini adalah:



HA3: Market Value to Book of Equity berkorelasi positif terhadap abnormal

     return perusahaan tumbuh.

HA4: Market Value to Book of Equity berkorelasi negatif terhadap abnormal

     return perusahaan tidak bertumbuh.



3)     Ratio of Capital Addition to Asset Book Value (CAPBVA)

       Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham

perusahaan.   Dengan     tambahan     modal    saham     ini   perusahaan       dapat

memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya, sehingga

berpotensi sebagai perusahaan bertumbuh. Para investor dapat melihat seberapa

besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagi capital

expenditure dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham,

semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai




                                                                                  24
tambahan investasi, sehingga perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk

dapat bertumbuh. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham

pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan abnormal return

perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif kelima dan

keenam penelitian ini adalah:



HA5: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi positif terhadap abnormal

     return perusahaan tumbuh.

HA6: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi negatif terhadap abnormal

     return perusahaan tadak bertumbuh.



4)     Earning to Share / price ratio (EPS/Price)

       Rasio earning to price atau rasio laba per lembar saham terhadap harga

pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar

earning power yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang stabil akan

memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earning to share/price, sebaliknya

perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning to

share/price yang fluktuatif.

       Bila E/P perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif), dapat

diartikan perusahaan sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi

pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap harga saham,




                                                                            25
dan pada akhirnya abnormal return yang diperoleh akan semakin tinggi. Dengan

demikian hipotesis alternatif ketujuh dan kedelapan dalam penelitian ini adalah



HA7: Earning to Share / price ratio berkorelasi positif terhadap abnormal return

     perusahaan tumbuh.

HA8: Earning to Share / price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return

     perusahaan tidak bertumbuh.




                                                                                  26
BAB III

                              METODE PENELITIAN



3.1      Populasi dan Sampel

         Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEJ antara periode 1999-2003. Metode yang digunakan dalam

pemilihan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan

sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah

sebagai berikut:

1. Perusahaan sampel memiliki umur 5 tahun atau lebih pada tahun 1999. Hal ini

      didasari adanya anggapan bahwa perusahaan yang berusia 5 tahun atau lebih

      umumnya relatif mapan secara financial.

2. Perusahaan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada

      periode 1999-2003.

3. Perusahaan sampel terpilih sebagai growth firms dan nongrowth firms sesuai

      dengan seleksi pertumbuhan perusahaan.



Berdasarkan kriteria diatas, proses pemilihan sampel penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.1 berikut:




                                                                              27
Tabel 3.1

                               Proses pemilihan sampel.

                                                                    Jumlah
  No                           Keterangan
                                                                    Sampel
  1.      Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari            755

          tahun 1999 sampai dengan tahun 2003

  2.      Perusahaan memiliki umur kurang dari 5 tahun               (198)

  3.      Perusahaan sampel tidak memiliki data keuangan             (14)

          lengkap

  4.      Perusahaan    yang     tidak   termasuk    kelompok        (223)

          growth/nongrowth dalam seleksi pertumbuhan

  5.      Perusahaan sampel                                           320




3.2      Data dan Sumber Data

         Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (archival)

yang terdiri dari data perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang

mempunyai kriteria seperti yang telah disebutkan diatas. Data yang diperlukan

dalam penelitian ini antara lain:


1. Data akuntansi berupa laporan keuangan perusahaan sampel, total asset, total

      ekuitas, harga penutupan saham, jumlah lembar saham beredar, fixed asset,

      yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Data tersebut

      digunakan untuk menentukan kelompok growth dan nongrowth firms.




                                                                              28
2. Data tanggal publikasi laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir

      pada 1999-2003, diperoleh dari Bursa Efek Jakarta Fakultas Ekonomi UII.

      Data ini digunakan untuk menentukan Abnormal return diseputar tanggal

      publikasi (periode jendela).

3. Data abnormal return selama empat hari, yaitu hari ke-0 sampai hari ke-3

      sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Data abnormal return yang

      digunakan adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR)

      dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag. Data ini

      diperoleh dari Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi UGM.




3.3      Periode Pengamatan

         Penelitian ini merupakan event study yang melihat reaksi pasar terhadap

adanya publikasi laporan keuangan. Jika pengumuman mengandung informasi

(information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan

adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Pada penelitian ini

reaksi pasar tersebut diukur dengan menggunakan abnormal return sebagai nilai

perubahan harga.

         Untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar terhadap adanya publikasi

laporan keuangan, periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah empat hari yakni hari ke o adalah hari pengumuman peristiwa dan tiga hari

setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Penentuan periode pengamatan

selama empat hari, karena peneliti menganggap bahwa pengumuman laporan



                                                                             29
keuangan merupakan peristiwa yang bersifat rutin (setiap tahun terjadi) sehingga

peristiwa tersebut kemungkinan sudah diantisipasi oleh investor dan nilai

ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor. Disamping itu,

penggunaan       periode   pengamatan   yang   relatif   pendek   bertujuan   untuk

memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi dari peristiwa lain yang terjadi

yang mempengaruhi harga saham seperti, pembagian deviden, penerbitan saham

baru, rencana merger dan berbagai peristiwa lainnya.




3.4       Seleksi Perusahaan Tumbuh dan tidak Bertumbuh

          Sejalan dengan Gaver dan Gaver (1993) dan Sami et al.(1999), penelitian

ini menentukan kelompok growth firms dan non-growth firms dengan empat

proksi, sebagai berikut:

      •   Market-to-book assets (MKTBKASS)

      •   Market-to-book equity (MKTBKEQ)

      •   Earning/ price ratio (EP)

      •   Capital addition to asset book value (CAPBVA)

          Penggunaan ke empat indikator tersebut di disesuaikan dengan

ketersediaan data yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory.

Selanjutnya nilai dari masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

menggunakan commom factor analysis. Jumlah faktor yang dapat digunakan

adalah sesuai dengan jumlah variabel indikator. Akan tetapi jumlah faktor yang

dapat digunakan lebih lanjut adalah faktor-faktor yang mempunyai nilai

eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu (Hair et.al.,1995, p. 364-419) atau



                                                                                30
jumlah eigenvalues-nya sama dengan atau melebihi total communalities dari

semua variabel yang digunakan (Gaver dan Gaver dalam Prasetyo, 2000).

       Common factor analysis adalah model factor yang didasarkan pada suatu

pengurangan matrik korelasi. Communality adalah jumlah varian variable-variabel

asli yang terbagi pada semua variable yang termasuk dalam analisis

       Faktor-faktor yang mempunyai nilai eigenvalues yang sama atau lebih dari

satu dianggap telah mewakili nilai-nilai dari keseluruhan variable. Dalam

penelitian ini jumlah faktor yang digunakan sebanyak dua faktor (yaitu: Faktor 1

dan Factor 2). Skor ke dua factor tersebut kemudian dijumlahkan untuk

memperoleh suatu indeks tertentu. Indeks tersebut selanjutnya diperingkat dari

nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen indeks tertinggi

dikelompokkan sebagai growth firms, dan tiga puluh persen nilai indeks terrendah

dikelompokkan sebagai non-growth firms. Penetapan tiga puluh persen ini adalah

dalam rangka memenuhi jumlah sample agar mencapai (N=30) untuk masing-

masing kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi asumsi central limit

theorem. Alasan menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan

tiga puluh persen terakhir sebagai penetapan perusahaan growth dan non-growth

adalah sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

ekstrim.

       Pengukuran variable proksi IOS sebagai rasio penentu perusahaan

bertumbuh dihitung dengan rumus sebagai berikut:




                                                                             31
•   Market-to-book assets (MKTBKASS)

          = (Total assets - Total Common Equity + Share outstanding x Share

          closing)/Total asets

      •   Market-to-book equity (MKTBKEQ)

          =(Shares outstandingxShare closing price)/Total Common Equity

      •   Earning/price ratio (EP)

      •   The ratio of total capital expediture to book total assets (CAPBVA)

          =Capital expenditure/Total asses




3.5       Pengukuran Variabel Penelitian

3.5.1. Variabel Dependen

          Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumulative

abnormal return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return didalam

periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Hamid dalam Adi prasetyo,

2000) selama periode pengamatan. CAR dapat dibentuk dengan persamaan

sebagai berikut:

                     t
          CARi,t = ∑ AR i, n
                   n=t5


Dimana:

CAR i,t = akumulasi abnormal return saham ke-I pada hari ke-t selama periode

             pengamatan

ARi,n =      abnormal return untuk saham ke-I pada hari ke-n, yaitu lima hari

             setelah publikasi laporan keuangan.



                                                                                32
Abnormal return merupakan selisih return sesungguhnya yang terjadi

dengan return ekspektasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung

abnormal return adalah sebagai berikut:

   1. Menghitung return tiap-tiap saham secara individual

             P − Pt −1
       R it = t
                Pt −1

       Dimana:

       Ri,t   = return saham I pada periode t

       Pt     = harga saham I pada hari t

       Pt-1 = harga saham I pada hari t-1

   2. Menghitung return pasar harian dengan rumus:

                IHSG t − IHSG t −1
       R Mj =
                   IHSG t −1

       Dimana:

       RMj         = return pasar

       IHSGt       = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t

       IHSG t-1    = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t-1

   3. Menghitung return ekspektasi (expected return) dengan menggunakan

       market model. Expected return dapat dihitung dengan rumus:

       E(R)i,t = αi + βi RMt

       Dimana:

       E(R)it     = expected return saham I pada periode t

       αi         = taksiran intercept saham I

       βi         = taksiran slope (resiko)saham I



                                                                         33
RMt       = return pasar pada periode t

   4. Selanjutnya dihitung abnormal return tiap-tiap saham selama event period

       ARi,t = Ri,t - E(Ri,t)

       Dimana:

       ARi,t   = abnormal return sekuritas ke-I pada periode ke-t

       Ri,t    = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada

                   period eke-t

       E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode ke-t

       Dalam penelitian ini data abnormal return model pasar beta koreksi

(ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag

telah dihitung oleh PPA FE UGM, sehingga dalam penelitian ini penulis tidak

menghitung sendiri tetapi mengambil langsung data abnormal return model pasar

beta koreksi dari PPA FE UGM.


3.5.2. Variabel Independen

       Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Investment Opportunity Set (IOS). Akan tetapi karena IOS merupakan sesuatu

yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan untuk

menggantikan IOS. Proksi yang digunakan sebagai surogasi adalah growth firm

dan nongrowth firm. Penjelasan mengenai growth firm dan nongrowth firm telah

diuraikan pada sesi sebelumnya.




                                                                            34
3.6    Model Analisis

       Model analisis korelasi yang disusun variabel dependennya adalah

cumulative abnormal return (CAR) dan variabel independennya adalah rasio

proksi IOS. Pengujian hipotesis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui

signifikansi korelasi antara rasio proksi IOS dengan cumulative abnormal return

(CAR). Rasio proksi IOS yang digunakan sebagai proksi pertumbuhan perusahaan

(growth firm dan nongrowth firm) adalah dengan menggunakan empat indikator,

market to book value of asset ratio (MKTBKASS), market to book value of equity

(MKTBKEQ), ratio of capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) dan

earning price ratio. Nilai masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan

menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian

dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Indeks tersebut selanjutnya

diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks

tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen

terrendah   dikelompokkan     sebagai   perusahaan    tidak   bertumbuh.    Alasan

menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan tiga puluh persen

terakhir sebagai penetapan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh adalah

sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara

ekstrim.

       IOS yang diproksikan dengan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh

kemudian dikorelasi dengan nilai abnormal return setiap perusahaan yang

dihitung dengan menggunakan beta koreksi selama periode jendela (t+3 hari, t=0




                                                                                35
merupakan hari tanggal publikasi laporan keuangan setiap perusahaan setiap

tahun).

          Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan abnormal

return, akan dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian

normalitas setiap variabel menggunakan one sample kolmogorov smirnov test.

Sedangkan metode analisis korelasi yang digunakan adalah nonparametric

correlation Kendall’s tau_b, penggunaan model ini dikarenakan apabila data yang

diperoleh setelah dilakukan uji normalitas one sample kolmogorov smirnov test

untuk variable IOS (rasio MKTBKASS, MKTBKEQ, dan CAPBVA) dan variable

CAR tidak berdistribusi normal. Dari hasil pengujian normalitas data dengan one

sample kolmogorov smirnov test diperoleh bahwa variable proksi IOS yang akan

diuji korelasinya dengan abnormal return tidak berdistribusi normal. Oleh karena

itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric test.




3.7       Pengujian Hipotesis

          Langkah- langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

          1. Menentukan Hipotesis

             Pernyataan hipotesis 1

             Ho1: bo≤ 0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi

                                      positif terhadap abnormal return perusahaan

                                      tumbuh




                                                                               36
Ha1 : b1>0 artinya : market value to book of asset berkorelasi positif

                      terhadap abnormal return perusahaan tumbuh


Pernyataan hipotesis ke 2

Ho2 : b0 ≥0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi

                      negatif terhadap abnormal return perusahaan

                      tidak tumbuh

Ha2 : b1 < 0 artinya : market value to book of asset berkorelasi negatif

                      terhadap abnormal return perusahaan tidak

                      tumbuh


Pernyataan hipotesis ke 3

Ho3 : b0≤0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi

                      positif terhadap abnormal return perusahaan

                      tumbuh

Ha3 : b2 >0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

                      positif terhadap abnormal return perusahaan

                      tumbuh


Pernyataan Hipotesis 4

Ho4 : b0 ≥ 0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi

                      negatif terhadap abnormal return perusahaan

                      tidak tumbuh




                                                                     37
Ha4 : b2 < 0 artinya : market value to book of equity berkorelasi

                       negatif terhadap abnormal return perusahaan

                       tidak tumbuh

Pernyataan Hipotesis 5

Ho5 : b0 ≤ 0 artinya : capital addition to asset book value tidak

                       berkorelasi positif terhadap abnormal return

                       perusahaan tumbuh.

Ha5 : b3 > 0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi

                       positif terhadap abnormal return perusahaan

                       tumbuh.

Pernyataan Hipotesis 6

Ho6 : b0≥0 artinya   : capital addition to asset book value tidak

                       berkorelasi negatif terhadap abnormal return

                       perusahaan tidak tumbuh.

Ha6 : b3<0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi

                       negatif terhadap abnormal return perusahaan

                       tidak tumbuh.

Pernyataan Hipotesis 7

Ho7 : b0≤0 artinya   : earning to share / price ratio tidak berkorelasi

                       positif terhadap abnormal return perusahaan

                       tumbuh

Ha7 : b3>0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi positif

                       terhadap abnormal return perusahaan tumbuh




                                                                    38
Pernyataan Hipotesis 8

   Ho8 : b0≥0 artinya   : earning to share / price ratio tidak berkorelasi

                          negatif terhadap abnormal return perusahaan

                          tidak tumbuh

   Ha8 : b3<0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi negatif

                          terhadap abnormal return perusahaan tidak

                          tumbuh.

2. Menentukan derajat kepercayaan (level of significance) 95% (alpha

   5%)

3. Kriteria pengujian hipotesis 1 sampai dengan 8 yaitu Ho1, Ho3, H05, dan

   H07 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda positif dan H02,

   H04, H06, dan H08 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda

   negatif dengan p value semua koefesien bernilai lebih kecil dari 0,05.




                                                                         39
BAB IV

                      ANALISIS DAN PEMBAHASAN



       Bab ini membahas hasil pengujian mengenai hubungan variable

independen yakni Investment Opportunity Set (IOS) yang disurogasikan dengan

growth firms dan nongrowth firm terhadap variable dependen yakni Cummulative

Abnormal Return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return selama

periode pengamatan. Model abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini

adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode

Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag.

       Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2003. Pemilihan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel

dengan kriteria tertentu. Setelah melewati tahapan proses pemilihan sampel,

jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 320

perusahaan selama periode penelitian yakni pada tahun 1999-2003. Proses

pemilihan sampel dapat dilihat pada bab 3 hal 27-28.

       Perhitungan dimulai dengan menentukan variable independent yaitu

menghitung Investment Opportunity Set (IOS), akan tetapi karena IOS merupakan

sesuatu yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan

untuk menggantikan IOS, proksi tersebut adalah MKTBKASS, MKTBKEQ,

CAPBVA dan EP. Kemudian proksi tersebut digunakan untuk menentukan




                                                                          40
growth firm dan nongrowth firm. Langkah selanjutnya adalah mencari variable

dependen yaitu CAR selama tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan.



4.1    Analisis Deskriptif

       Dalam analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi baik untuk Perusahaan Tumbuh

(Tabel 4.1) maupun Perusahaan Tidak Bertumbuh (Tabel 4.2)


                                       Tabel 4.1
                       Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh
                                   Descriptive Statistics

                           N             Minimum        Maximum        Mean       Std. Deviation
  MKTBKASS Tumbuh              160             .43        328.32        5.9247         29.50296
  MKTBKEQ Tumbuh               160          -31.17        685.36      13.3113          73.10399
  CAPBVA Tumbuh                160             .00        687.85        4.9041         54.33269
  EP Tumbuh                    160          -29.76         12.72       -1.3125          4.64030
  CAR Tumbuh                   160        -.49576         .47293     .0033330        .10025130
  Valid N (listwise)           160




                                     Tabel 4.2
                Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Bertumbuh
                                     Descriptive Statistics

                               N           Minimum       Maximum       Mean       Std. Deviation
  MKTBKASS Tidak
                                   160           .33          5.32      1.0396           .66257
  Tumbuh
  MKTBKEQ Tidak Tumbuh             160         -56.89       10.09        -.1405        5.74785
  CAPBVA Tidak Tumbuh              160            .00         .86         .2405         .17978
  EP Tidak Tumbuh                  160          -8.61       20.70         .2893        2.14869
  CAR Tidak Tumbuh                 160       -.84225       .40456    -.0064461       .10862507
  Valid N (listwise)               160




       Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 160 data perusahaan yang

termasuk kategori tumbuh nilai minimum Market to book Value of Asset




                                                                                                   41
(MKTBKASS) sebesar 0,43 dan nilai maksimum sebesar 328,32 dengan rata-rata

5,9247. Sedangkan untuk perusahaan yang termasuk kategori tidak tumbuh, nilai

minimum adalah 0,33 dan nilai maksimum 5,32, dengan rata-rata 1,0396, dengan

standar deviasi sebesar 29,50296 untuk perusahaan tumbuh dan 0,66257 untuk

perusahaan tidak tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa rasio MKTBKASS yang

digunakan untuk pengukuran IOS sebagai kategori perusahaan tumbuh dan tidak

tumbuh termasuk ekstrim, karena rata-rata MKTBKASS perusahaan sampel

memiliki nilai yang jauh berbeda. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang tumbuh cenderung mengandalkan banyaknya asset yang dimiliki

dalam menjalankan usahanya.

       Dilihat dengan rasio Market to book Value of Equity (MKTBKEQ)

diketahui bahwa nilai minimum MKTBKEQ sebesar -31,17 untuk perusahaan

tumbuh dan -56,89 untuk perusahaan tidak tumbuh dengan nilai maksimum yang

jauh berbeda dimana perusahaan yang tumbuh memiliki nilai MKTBKEQ yang

jauh lebih tinggi yaitu sebesar 685,36 sedangkan perusahaan tidak tumbuh hanya

10,09, dengan standar deviasi sebesar 73,10399 untuk perusahaan tumbuh dan

5,74785 untuk perusahaan tidak tumbuh, demikian juga untuk rata-rata

MKTBKEQ tersebut jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (13,3113) dan

perusahaan tidak tumbuh (-0,1405). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

permodalan perusahaan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tidak

tumbuh.

       Untuk rasio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CAPBVA),

diketahui bahwa nilai minimum untuk perusahaan tumbuh sebesar 0,00 dan




                                                                           42
perusahaan tidak tumbuh sebesar 0,00, dengan nilai maksimum yang jauh berbeda

yaitu sebesar 687,85 untuk perusahaan kategori tumbuh dan 0,86 untuk

perusahaan kategori tidak tumbuh, dengan rata-rata yang jauh berbeda juga yaitu

sebesar 4,9041 untuk perusahaan tumbuh dan 0,2405 untuk perusahaan tidak

tumbuh, serta standar deviasi sebesar 54,33269 pada perusahaan tumbuh dan

0,17978 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang tumbuh lebih banyak memanfaatkan tambahan modalnya dalam

melakukan aktivitas investasi produktifnya dibandingkan dengan perusahaan yang

tidak tumbuh.

       Kemudian untuk rasio Earning to Price Ratio (E/P), diketahui bahwa

perusahaan tumbuh memiliki nilai minimum sebesar -29,76 sedangkan

perusahaan tidak tumbuh sebesar -8,61, dengan nilai maksimum antara 12,72

untuk perusahaan tumbuh dan 20,70 untuk perusahaan tidak tumbuh, serta rata-

rata yang jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (-1,3125) dan tidak tumbuh

(0,2893) serta standar deviasi sebesar 4, 64030 pada perusahaan tumbuh dan

2,14869 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

perusahaan tumbuh memiliki earning power yang lebih tinggi dari perusahaan

yang tidak tumbuh.

       Rata-rata CAR selama periode pengamatan adalah bernilai positif untuk

kategori perusahaan tumbuh dan bernilai negatif untuk kategori perusahaan tidak

tumbuh, hal ini menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap

perusahaan yang tumbuh disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan

dibandingkan    dengan   perusahaan   yang   tidak   tumbuh,   sehingga   dapat




                                                                            43
menghasilkan abnormal return kepada pasar. Reaksi pasar yang positif

mengindikasikan adanya perubahan harga saham yang disebabkan karena para

pelaku pasar khususnya investor menggunakan informasi dalam laporan keuangan

untuk menilai pertumbuhan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi.



4.2      Pengujian Normalitas Data

         Pengujian korelasi keempat variable rasio proksi IOS menggunakan

analisis nonparametric correlations. Hal ini dikarenakan hasil pengujian

normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov

menunjukkan bahwa data keempat variable yang diuji korelasinya dengan

abnormal return tidak berdistribusi normal. Tabel berikut ini hasil pengujian

normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov.

                                         Tabel 4.3
                                 Pengujian Normalitas Data
                   One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tumbuh.

                                   One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test



                                       MKTBKASS      MKTBKEQ     CAPBVA       EP        CAR
                                        Tumbuh        Tumbuh     Tumbuh     Tumbuh     Tumbuh
 N                                           160          160        160         160       160
 Normal               Mean
                                           5.9247      13.3113     4.9041    -1.3125    .0033330
 Parameters(a,b)
                      Std. Deviation
                                         29.50296     73.10399   54.33269    4.64030   .10025130
 Most Extreme         Absolute
                                             .453         .445       .513       .273         .284
 Differences
                      Positive               .453         .445       .513       .246         .284
                      Negative               -.426       -.392      -.464      -.273        -.263
 Kolmogorov-Smirnov Z
                                            5.735        5.632      6.484      3.455        3.597
 Asymp. Sig. (2-tailed)
                                             .000         .000       .000       .000         .000

a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.




                                                                                       44
Tabel 4.4
                             Pengujian Normalitas Data
         One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tidak Tumbuh



                                                       MKTBKEQ     CAPBVA
                                        MKTBKASS         Tidak      Tidak     EP Tidak     CAR Tidak
                                       Tidak Tumbuh     Tumbuh     Tumbuh     Tumbuh        Tumbuh
 N                                               160         160        160         160          160
 Normal               Mean
                                              1.0396      -.1405      .2405      .2893     -.0064461
 Parameters(a,b)
                      Std. Deviation
                                              .66257     5.74785     .17978    2.14869     .10862507
 Most Extreme         Absolute
                                                .148        .400       .158        .348         .303
 Differences
                      Positive                  .148        .296       .158        .348         .261
                      Negative                 -.142       -.400      -.093       -.331        -.303
 Kolmogorov-Smirnov Z
                                               1.875       5.061      1.997      4.398         3.832

 Asymp. Sig. (2-tailed)
                                                .002        .000       .001        .000         .000

a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.




         Dari hasil pengujian normalitas data dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi 2tailed keempat variable rasio IOS yaitu MKTBKASS, MKTBKEQ,

CAPBVA dan E/P memiliki nilai signifikansi <0,05, hal ini membuktikan bahwa

data tidak berdistribusi normal.



4.3      Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

         Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

         Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS)

mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin tinggi MKTBKASS maka akan

semakin tinggi nilai IOS perusahaan. Gaver dan Gaver (1993) dalam Agustina M



                                                                                          45
(2001) menemukan bahwa semakin tinggi rasio nilai pasar aktiva terhadap nilai

buku, maka akan semakin tinggi pula nilai IOS. Tabel hasil pengujian

nonparametric correlations Kendall’s_tau b antara MKTBKASS dengan

Cummulative Abnormal Return sebagai berikut:


                                           Tabel 4.5
                       Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b
                                                Correlations

                                                                          MKTBKASS
                                                                           Tumbuh     CAR Tumbuh
  Kendall's tau_b    MKTBKASS Tumbuh            Correlation Coefficient        1.000         .118*
                                                Sig. (1-tailed)                     .        .013
                                                N                                160          160
                     CAR Tumbuh                 Correlation Coefficient         .118*       1.000
                                                Sig. (1-tailed)                 .013             .
                                                N                                160          160
    *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).




        Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

Market to book Value of Asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)

sebagai proksi IOS dengan Cummulative Abnormal Return sebesar 0,118 dan

signifikan pada α = 0,05 serta bernilai positif. Hasil pengujian tersebut

membuktikan bahwa rasio Market to book Value of Asset (MKTBKASS) sebagai

proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap abnormal return perusahaan

tumbuh. Sehingga apabila Cummulative Abnormal Return diproksikan sebagai

sinyal adanya pertumbuhan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa rasio

MKTBKASS sebagai rasio proksi IOS mampu menimbulkan reaksi pasar yang

positif terhadap pengumuman laporan keuangan perusahaan tumbuh sehingga

memberikan abnormal return kepada pasar. Dengan demikian penelitian ini




                                                                                                     46
menerima hipotesis alternatif pertama yang menyatakan bahwa market value to

book of asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.



4.4      Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

         Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

         Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS)

mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat

dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin rendah MKTBKASS maka akan

semakin rendah nilai IOS perusahaan. Gaver and Gaver (1993) juga menemukan

bahwa semakin rendah rasio nilai pasar terhadap nilai bukunya, maka akan

semakin rendah pula nilai IOS. Sehingga dapat dikatakan bahwa MKTBKASS

perusahaan yang tidak tumbuh berkorelasi negatif terhadap cummulatif abnormal

retrun-nya. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut:


                                            Tabel 4.6
                        Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b
                                               Correlations

                                                                          MKTBKASS
                                                                            Tidak       CAR Tidak
                                                                           Tumbuh        Tumbuh
  Kendall's tau_b      MKTBKASS Tidak           Correlation Coefficient        1.000        -.156**
                       Tumbuh                   Sig. (1-tailed)                     .        .002
                                                N                                 160         160
                       CAR Tidak Tumbuh         Correlation Coefficient         -.156**     1.000
                                                Sig. (1-tailed)                  .002            .
                                                N                                 160         160
      **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).




         Dari hasil pengujian berikut dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara

market to book value of asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset)



                                                                                                      47
sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar -0.156 dan

signifikan terhadap α = 0.05 yaitu sebesar 0.002 serta bernilai negatif. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ke dua yang menyatakan

bahwa market value to book of asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return

perusahaan tidak bertumbuh gagal ditolak. Hal ini dibuktikan bahwa rasio

MKTBKASS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan memiliki korelasi negatif

serta signifikan terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Sehingga

apabila cumulative abnormal return diproksikan sebagai adanya perubahan reaksi

pasar, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKASS sebagai rasio proksi

IOS mampu memberi reaksi yang signifikan terhadap pasar dan mampu memberi

informasi kepada investor.



4.5    Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

       Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh.

       Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

mencerminkan adanya peluang investasi bagi suatu perusahaan. Collin and

Kothari (1989) dalam Agustina M (2001) membuktikan bahwa perbedaan nilai

pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang investasi. Proksi

ini dapat menjelaskan pula bahwa besarnya return dari aktiva yang ada dan

investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari

ekuitas yang diinginkan. Table hasil pengujian nonparametric correlation

Kendall’s_ tau antara MKTBKEQ dengan Cummulative abnormal return adalah

sebagai berikut:




                                                                              48
Tabel 4.7
                      Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b
                                              Correlations

                                                                        MKTBKEQ
                                                                         Tumbuh    CAR Tumbuh
  Kendall's tau_b    MKTBKEQ Tumbuh           Correlation Coefficient       1.000         .104*
                                              Sig. (1-tailed)                    .        .025
                                              N                               160          160
                     CAR Tumbuh               Correlation Coefficient        .104*       1.000
                                              Sig. (1-tailed)                .025             .
                                              N                               160          160
    *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).




        Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s_tau b ini dapat

disimpulkan bahwa nilai korelasi antara nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas

sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.104 dan

signifikan pada tingkat α = 0.05 serta bernilai positif. Sehingga korelasi antara

rasio MKTBKEQ terhadap reaksi pasar dapat dijelaskan bahwa korelasi kedua

variable tersebut sebesar 0.104 dan signifikansi marjinal pada tingkat α= 0.05.

Hasil pengujian hipotesis tiga membuktikan bahwa rasio market to book value of

equity (MKTBKEQ) sebagai proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap

abnormal return perusahaan tumbuh, sehingga apabila cummulatif abnormal

return diproksikan sebagai reaksi pasar dan reaksi investor, maka dapat

disimpulkan bahwa rasio MKTBKEQ sebagai rasio proksi IOS mempunyai

korelasi yang positif dengan return pasar dan mampu mempengaruhi kesempatan

adanya perolehan abnormal return. Dengan demikian penelitian ini menerima

hipotesis alternatif ketiga yang menyatakan bahwa market value to book of equity

berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.




                                                                                                  49
4.6     Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book

        Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh.

        Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga

mencerminkan adanya peluang investasi bagi perusahaan,Perusahann yang

bertumbuh akan lebih menggunakan modalnya untuk berinvestasi sehingga

perusahaan akan menjadi lebih berkembang lagi dimasa yang mendatang. Tetapi

tidak demikian bagi perusahaan yang tidak bertumbuh karena equitas yang

dimiliki perusahaan tidak seluruhnya diinvestasikan, tetapi kemungkinan akan

dibagikan kepada para pemegang saham/ pemilik dalam bentuk deviden.


                                          Tabel 4.8
                    Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b

                                       Correlations

                                                                     MKTBKEQ
                                                                       Tidak      CAR Tidak
                                                                      Tumbuh       Tumbuh
  Kendall's tau_b   MKTBKEQ Tidak Tumbuh   Correlation Coefficient        1.000        .027
                                           Sig. (1-tailed)                    .        .303
                                           N                                160         160
                    CAR Tidak Tumbuh       Correlation Coefficient         .027       1.000
                                           Sig. (1-tailed)                 .303            .
                                           N                                160         160




        Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s tau b ini dapat

disimpulkan bahwa nilai korelasi antara rasio nilai pasar terhadap nilai buku

ekuitas sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.027 dan

tidak signifikan. Koefesien dari MKTBKEQ bertanda positif dengan α yang lebih

besar dari 0.05 yaitu 0.303 sehingga hasil ini berlawanan dengan hipotesis




                                                                                               50
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return
IOS dan Abnormal Return

More Related Content

What's hot

Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-internationalPortofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-internationalJudianto Nugroho
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionVicky Farahani
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangRyan Gamof
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Nurmansyah Arif W
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaYABES HULU
 
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)pakguruku.site
 
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)Ninnasi Muttaqiin
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Falanni Firyal Fawwaz
 
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3Indah Dwi Lestari
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostPT Lion Air
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Tika Evitasuhri
 

What's hot (20)

Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-internationalPortofolio investasi-bab-20-investasi-international
Portofolio investasi-bab-20-investasi-international
 
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross SectionStandar analisis laporan_keuangan_Cross Section
Standar analisis laporan_keuangan_Cross Section
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
Biaya modal dan Struktur Modal MNC (Multi National Corporate)
 
Kas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosaKas kecil PT larosa
Kas kecil PT larosa
 
Resiko dan Imbal Hasil
Resiko dan Imbal Hasil Resiko dan Imbal Hasil
Resiko dan Imbal Hasil
 
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)
Pengertian, Fungsi & Tujuan Investasi (ppt ekonomi)
 
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
Nilai Waktu dari Uang (Time Value of Money)
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “ PERILAKU DALAM ORGANISASI “ BAB 3
 
Perencanaan Laba
Perencanaan LabaPerencanaan Laba
Perencanaan Laba
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Pusat investasi
Pusat investasiPusat investasi
Pusat investasi
 
Absorption and Variable Cost
Absorption and Variable CostAbsorption and Variable Cost
Absorption and Variable Cost
 
Tugas uas akpri individu donny
Tugas uas akpri individu donnyTugas uas akpri individu donny
Tugas uas akpri individu donny
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (metode harga perolehan)
 

Similar to IOS dan Abnormal Return

Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamyogieardhensa
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkayogieardhensa
 
Ly fairuzah aisyah fsh
Ly fairuzah aisyah fshLy fairuzah aisyah fsh
Ly fairuzah aisyah fshToni Arifin
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiyogieardhensa
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...Operator Warnet Vast Raha
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiyogieardhensa
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...yogieardhensa
 
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-n
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-nPerpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-n
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-nOperator Warnet Vast Raha
 
IRVAN-FITK.docx
IRVAN-FITK.docxIRVAN-FITK.docx
IRVAN-FITK.docxSandiFadil
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahyogieardhensa
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuyogieardhensa
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramancelotehlucu82
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuyogieardhensa
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 

Similar to IOS dan Abnormal Return (20)

Faktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio sahamFaktor price earning ratio saham
Faktor price earning ratio saham
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 
Pma di indonesia
Pma di indonesiaPma di indonesia
Pma di indonesia
 
Analisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangkaAnalisis permintaan deposito berjangka
Analisis permintaan deposito berjangka
 
Faktor alokasi kuk
Faktor alokasi kukFaktor alokasi kuk
Faktor alokasi kuk
 
Ly fairuzah aisyah fsh
Ly fairuzah aisyah fshLy fairuzah aisyah fsh
Ly fairuzah aisyah fsh
 
Analisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasiAnalisis hubungan set kesempatan investasi
Analisis hubungan set kesempatan investasi
 
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
118581569 pengaruh-senam-nifas-terhadap-kecepatan-penurunan-tinggi-fundus-ute...
 
2008050610224801312168
20080506102248013121682008050610224801312168
2008050610224801312168
 
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomiFaktor faktor pertumbuhan ekonomi
Faktor faktor pertumbuhan ekonomi
 
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
Hubungan antara penerapan akuntansi pertanggungjawaban dengan efektivitas pen...
 
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-n
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-nPerpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-n
Perpustakaan umsurabaya -sitiaisjah-261-1-pendahul-n
 
IRVAN-FITK.docx
IRVAN-FITK.docxIRVAN-FITK.docx
IRVAN-FITK.docx
 
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerahPerimbangan keuangan pusat dan daerah
Perimbangan keuangan pusat dan daerah
 
Sk 206112106
Sk 206112106Sk 206112106
Sk 206112106
 
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeuDampak merger & akuisisi thdp lapkeu
Dampak merger & akuisisi thdp lapkeu
 
Pelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuramanPelayanan publik parasuraman
Pelayanan publik parasuraman
 
Mm002064
Mm002064Mm002064
Mm002064
 
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeuFaktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
Faktor faktor kelengkapan pengungkapan lapkeu
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 

More from yogieardhensa

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahyogieardhensa
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahyogieardhensa
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamyogieardhensa
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangyogieardhensa
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimyogieardhensa
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapyogieardhensa
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiyogieardhensa
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansiyogieardhensa
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiyogieardhensa
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdayogieardhensa
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanyogieardhensa
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopyogieardhensa
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahyogieardhensa
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongyogieardhensa
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...yogieardhensa
 

More from yogieardhensa (18)

Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariahSkripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
Skripsi analisis kinerja keuangan pada bank syariah
 
Situs skripsi
Situs skripsiSitus skripsi
Situs skripsi
 
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariahPenyelesaian sengketa ekonomi syariah
Penyelesaian sengketa ekonomi syariah
 
Pengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp sahamPengumuman dividen trhdp saham
Pengumuman dividen trhdp saham
 
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barangPengembangan prototipe sistem pengadaan barang
Pengembangan prototipe sistem pengadaan barang
 
Pengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatimPengeluaran pemda jatim
Pengeluaran pemda jatim
 
Pengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadapPengaruh biaya kualitas terhadap
Pengaruh biaya kualitas terhadap
 
Penerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagaiPenerapan balanced scorecard sebagai
Penerapan balanced scorecard sebagai
 
Pedomanskripsijurakuntansi
PedomanskripsijurakuntansiPedomanskripsijurakuntansi
Pedomanskripsijurakuntansi
 
Nasabahbanksyariah
NasabahbanksyariahNasabahbanksyariah
Nasabahbanksyariah
 
Kinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransiKinerja bank dan asuransi
Kinerja bank dan asuransi
 
Kemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otdaKemampuan keuangan otda
Kemampuan keuangan otda
 
Ipo dan underpriced
Ipo dan underpricedIpo dan underpriced
Ipo dan underpriced
 
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginanFaktor faktor yang mempengaruhi keinginan
Faktor faktor yang mempengaruhi keinginan
 
Faktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shopFaktor pembelian di cofee shop
Faktor pembelian di cofee shop
 
Bagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariahBagi hasil bank syariah
Bagi hasil bank syariah
 
Analisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potongAnalisis pendapatan industri ayam potong
Analisis pendapatan industri ayam potong
 
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
Analisis hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas pad...
 

IOS dan Abnormal Return

  • 1. KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SKRIPSI oleh : Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 i
  • 2. KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 (S-1) Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta oleh : Nama : Aprilia Setiarini No Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2006 ii
  • 3. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME “Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman/sangsi apapun sesuai peraturan yang berlaku.” Yogyakarta,……………….2006 Penyusun, (Aprilia Setiarini) iii
  • 4. HALAMAN PENGESAHAN KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN HASIL PENELITIAN Diajukan oleh: Nama : Aprilia Setiarini No. Mahasiswa : 01312335 Jurusan : Akuntansi Telah Disetujui Oleh Dosen Pembimbing, Pada tanggal.....................................,2006 Dosen Pembimbing, (Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si) iv
  • 5. BERITA ACARA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI BERJUDUL KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN Disusun Oleh : APRILIA SETIARINI Nomor mahasiswa: 01312335 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan LULUS Pada tanggal :------------------------- Pembimbing Skripsi/Penguji : Dra. Noor Endah Cahyawati, M.Si Penguji : Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Drs. Suwarsono, MA v
  • 6. HALAMAN PERSEMBAHAN Kupersembahkan skripsi ini untuk: “Bapak dan Ibu-Ku” yang sangat “Kuhormati, Kusayangi, dan Kucintai” yang s’lalu mengiringi-Ku dengan Do’a, semangat, dan motivasi serta berjuang dengan memeras keringat dan air mata hanya untuk ”satu impian mulia” yaitu masa depan yang cerah bagi-Ku (anaknya) ”Adik-adikku” yang sangat ”Kusayangi dan Kucintai” yang selalu mendorong dan memberi semangat untukku. Saudara dan sahabat-sahabatku Akhir kata kupanjatkan Puji Syukur Ku kepada Allah SWT Dan Nabi Besar Muhammad SAW karna kutahu s’gala kekurangan adalah milikKu dan kesempurnaan adalah MilikNya (Allah SWT) vi
  • 7. MOTTO “Ketika kumohon kepada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat. Ketika kumohon kepada Allah kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kupecahkan. Ketika kumohon kepada Allah kesejahteraan, Allah memberiku akal untuk berfikir. Ketika kumohon kepada Allah keberanian, Allah memberiku kondisi bahaya untuk kuatasi. Ketika kumohon kepada Allah sebuah cinta, Allah memberiku orang- orang bermasalah untuk kutolong. Ketika kumohon kepada Allah bantuan, Allah memberiku kesempatan. Aku tidak pernah menerima apa yang kupinta, tapi aku menerima segala yang kubutuhkan”. (Terjemahan bebas dari History of prayer) Tuhan karuniakanlah diriku ketentraman batin untuk menerima hal-hal yang tidak mungkin kuubah, keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya. Pelajarilah ilmu, Barang siapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa. Menuntutnya, itu ibabdah. Mengulang-ulangnya, itu tasbih. Membahasnya, itu jihad. Mengajarkannya orang yang tidak tahu, itu sedekah. Memberikan kepada ahlinya, itu mendekatkan diri kepada Tuhan (Abusy Syaikh Ibnu Hibbah dan Ibu Abdil Baar) (ilya Al-Ghozali, 1986) Kau memperoleh kekuatan, keberanian dan rasa percaya diri dari setiap pengalaman yang membuatmu berhenti sejenak untuk menghadapi rasa takutmu (Eleanor Roosevelt) Berpikirlah seperti orang yang suka bertindak, dan bertindaklah seperti orang yang suka berpikir. vii
  • 8. KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, yang pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi universitas Islam Indonesia. Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini penulis telah mendapatkan bantuan, dukungan, dorongan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada : 1. Bapak Drs.Edy Suandi Hamid, M.Ec selaku Rektor Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Suwarsono, M.A, selaku dekan fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.. 3. Ibu Dra Noor Endah Cahyawati, M.Si, selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk, bantuan dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu tercinta serta keluarga besar ”mbah Amo” yang selalu memberikan kasih sayang, nasehat, do’a dan dukungan yang selalu menjadi motivasi utama untuk terus berusaha. 5. Adek-adekku tersayang, dede (cepet lulus ya....moga cita-citamu tercapai, kudoakan bisa ke Belanda amien....) acica (belajar yang rajin biar cepet ke jogja kaya’ mba yiying ok....!) tante arum (kapan skripsi?) 6. My lovely friends Butet (makasih atas semua bantuanmu..) Ema (makasih note booknya ya....jangan pacaran terus skripsinya dikerjain..) Teteh viii
  • 9. (makasih bantuannya ya, jgn lupa undangannya....).Thanks for everything sukses buat kalian. 7. My true friends Dayat ”kai”, Riza ”bang’juri”, oga”oneng”, asen”shampoo”, noni, astri, listi, arno dll. Makasih ya kalian telah memberi warna dalam hidupku. 8. Kos ”Pondok Kunthi” m’heni, m’tari, m’anis (kapan neh nyusul M’Lies..?kasih kabar ya....), lina (skripsine piye..? jgn ganti dosen terus ya..mantepin satu aja), santul (wah lu ga’ sopan ngeduluin gw...) Joy (jadilah cewek sejati....), Endah”gundul” (jangan pacaran terus tar ga’ panen-panen lho....), m’Indah (tetep semangat and keep smiling....). kos lama: m’cipunk (”mantepin di jkt tar aq nyusul”), m’reni, ikajool, m’eno, m’ajeng, dian siko’, nani, yeti dll) kapan kos bareng lagi......? 9. Keluarga besar HMI KOMFAK EKONOMI UII, selamat berjuang di HMI 10. Temen-temen seperjuangan (Mawar, Nia, Epri) akhirnya kita ujian bareng. 11. Temen-temen yang ga’ jelas (Denny, m’kuncung, m’iman, m’ardi, m’edy) kok bisa ya aku kenal ma kalian bener-bener ga’ jelas... 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna kesempurnaan tulisan ini. Yogyakarta, 18 april 2006 (Aprilia Setiarini) ix
  • 10. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME....................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv HALAMAN BERITA ACARA UJIAN................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi HALAMAN MOTTO .............................................................................. vii KATA PENGANTAR............................................................................... viii DAFTAR ISI.............................................................................................. x DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv ABSTRAKSI.............................................................................................. xv BAB I PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 4 1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 5 1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6 1.6. Sistematika Pembahasan ................................................................. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS) ...................................... 8 2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS ............................................................ 10 2.3 Pengujian Kandungan Informasi .......................................................... 13 2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 20 2.5 Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 23 x
  • 11. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel ...................................................................... 27 3.2 Data dan Sumber Data .................................................................... 28 3.3 Periode Pengamatan ........................................................................ 29 3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan Tidak bertumbuh ....................... 30 3.5 Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1Variabel Dependen.................................................................. 32 3.5.2 Variabel Independen .............................................................. 34 3.6 Model Analisis ............................................................................... 35 3.7 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 36 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif .......................................................................... 40 4.2 Pengujian Normalitas Data ............................................................. 44 4.3 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 45 4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKASS terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 47 4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 48 4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi MKTBKEQ terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 50 4.7 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh........................................ 51 4.8 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi CAPBVA terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh............................... 52 4.9 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap CAR pada perusahaan Tumbuh ...................................................... 54 4.10 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi E/P terhadap CAR pada perusahaan tidak Tumbuh ............................................. 55 xi
  • 12. 4.11 Analisis............................................................................................... 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. ................................................................................. 60 5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................ 63 5.3 Saran............................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65 LAMPIRAN............................................................................................... 66 xii
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Proses Pemilihan Sampel ........................................................... 28 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh.................................... 41 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Tumbuh ......................... 41 Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tumbuh....................... 44 Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Perusahaan Tidak Tumbuh ............ 45 Tabel 4.5 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR perusahaan Tumbuh .................................................................. 46 Tabel 4.6 Hasil Uji Nonparametric MKTBKASS tarhadap CAR perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 47 Tabel 4.7 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR perusahaan Tumbuh .................................................................. 49 Tabel 4.8 Hasil Uji Nonparametric MKTBKEQ tarhadap CAR perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 50 Tabel 4.9 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR perusahaan Tumbuh .................................................................. 51 Tabel 4.10 Hasil Uji Nonparametric CAPBVA tarhadap CAR perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 53 Tabel 4.11 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR perusahaan Tumbuh .................................................................. 54 Tabel 4.12 Hasil Uji Nonparametric E/P tarhadap CAR perusahaan Tidak Tumbuh........................................................ 55 xiii
  • 14. DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan Tumbuh) ................................ 66 2. Daftar perusahaan sampel (Perusahaan tidak bertumbuh) ................... 70 3. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tumbuh ........................................... 74 4. Proksi IOS dan CAR Perusahaan Tidak bertumbuh ............................. 78 5. Analisis Deskriptif ................................................................................ 82 6. Pengujian Normalitas Data ................................................................... 83 7. Pengujian Korelasi Proksi IOS ............................................................. 84 xiv
  • 15. KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan menguji korelasi investment opportunity set (IOS) sebagai proksi pertumbuhan suatu perusahaan terhadap abnormal return perusahaan. Variabel proksi IOS yang digunakan adalah market to book value of assets (MKTBKASS), market to book value of equity (MKTBKEQ), ratio of capital expenditures to book value of asset (CAPBVA), dan rasio EPS/Price. Nilai masing-masing indikator dianalisis menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Keempat variabel proksi IOS dikorelasi dengan besarnya cumulative abnormal return menggunakan beta saham yang dikoreksi dengan menggunakan metode Fowler dan Rourke (1983) dengan menggunakan periode maju empat hari dan mundur empat hari. Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan cummulative abnormal return, dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian menggunakan one sample kolmogorov smirnov test. Dari hasil pengujian, variable proksi IOS tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric correlation model Kendall’s tau_b. Pemilihan sampel perusahaan secara purposive dan dilakukan selama lima tahun periode pengamatan yaitu yahun 1999-2003, dan terpilih sebanyak 160 perusahaan tumbuh dan 160 perusahaan tidak tumbuh. Hasil pengujian nonparametris correlation model dengan uji Kendall’s tau_b menunjukkan bahwa rasio proksi IOS MKTBKASS berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKASS berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, MKTBKEQ berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, MKTBKEQ tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, CAPBVA tidak berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, CAPBVA berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh, E/P berkorelasi positif terhadap CAR perusahaan tumbuh, dan E/P tidak berkorelasi negatif terhadap CAR perusahaan tidak bertumbuh. Kata Kunci : Investment Opportunity Set (IOS), Nonparametric Kendall’s tau_b, one sample kolmogorov smirnov test, abnormal return, dan Cummulative abnormal Return. xv
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt dalam Nugroho dan Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar. Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai aset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung & Charoenwong dalam Nugroho dan Hartono (2002). Gaver dan Gaver dalam Fijrijanti dan Hartono (2000), menyatakan kesempatan investasi atau pilihan- pilihan pertumbuhan (growth options) suatu perusahaan merupakan sesuatu yang melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Oleh karena itu, Investment Opportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi. 1
  • 17. Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten. Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan. Sami et al. dalam Prasetyo (2000) menunjukkan bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek deviden. Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisis Perbedaan Perusahaan Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi Investment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari PPE/BVA, P/E, MVE/BE, MVA/BVA, CAP/MVA dan VAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh (market debt/equity). Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan dan Deviden Perusahaan, serta implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proksi IOS yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPE/BVA, MVE/BVE, P/E MVA/BVA,dan CAP/BVA. 2
  • 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang terceminkan pada perbedaan reaksi pasar terhadap growth firms dan nongrowth firms. Norpratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai hubungan signifikan terhadap CAR, sedangkan EP tidak. Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai proksi IOS, mendorong peneliti mereplikasi penelitian Norpratiwi (2001), untuk menganalisis hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, E/P dan CAPBVA. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membedakan perusahaan sampel menjadi perusahan tumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat lebih jelas apakah keempat proksi IOS tersebut berkorelasi terhadap CAR pada masing-masing kelompok sampel. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, judul penelitian ini: “KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN”. 3
  • 19. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 2. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 3. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 4. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 5. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 6. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 7. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 8. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 4
  • 20. 1.3 Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi oleh: 1. Proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan E/P yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada harga. 2. Proksi IOS CAPBVA yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada investasi. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.. 5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 5
  • 21. 6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan IOS dengan Abnormal Return perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. 2. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai alternatif gabungan proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan perusahaan. 3. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai hubungan proksi Investment Opportunity Set (IOS) terhadap abnormal return. 6
  • 22. 1.6 Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang tema yang diangkat, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II: KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melandasi penelitian ini tentang korelasi antara proksi IOS perusahaan tumbuh dan tidak bertumbuh terhadap abnormal return perusahaan. BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metode pengumpulan data, variabel penelitian dan teknik analisis data. BAB IV: ANALISIS DATA Pada bab ini akan menguraikan deskripsi data, prosedur pengujian hipotesis dan hasil pengujian hipotesis. BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari analisis penelitian, keterbatasan dan juga saran-saran yang bisa dikemukakan oleh peneliti. 7
  • 23. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS) Myers dalam Smith dan Watts yang dikutip dari Subekti dan Kusuma (2000), menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aktiva riil (asset in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Menurut Gaver dan Gaver dalam Subekti dan Kusuma (2000) opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable). Berdasarkan pengertian tersebut para peneliti telah mengembangkan proksi pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya. Selanjutnya IOS ini dijadikan sebagai dasar untuk menentukan klasifikasi pertumbuhan perusahaan dimasa depan apakah suatu perusahaan masuk dalam klasifikasi yang tumbuh atau tidak tumbuh. Karakteristik perusahaan yang mengalami pertumbuhan dapat diukur antara lain dengan peningkatan penjualan, pembuatan produk baru atau diversifikasi produk, perluasan pasar, ekspansi atau peningkatan kapasitas, penambahan aset, mengakuisisi perusahaan lain, investasi jangka panjang, dan 8
  • 24. lain-lain. Gaver dan Gaver dalam Pagalung (2000) menyatakan bahwa pilihan pertumbuhan memiliki pengertian yang fleksibel dan tidak hanya berupa projek baru. Perusahaan yang bertumbuh tidak selalu merupakan perusahaan kecil atau aktif melakukan penelitian & pengembangan. Perusahaan kecil seringkali menghadapi keterbatasan atau kesulitan pilihan dalam menentukan dan menjalankan projek baru, atau kesulitan dalam merestrukturisasi aset yang ada, sementara perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya (Mueller dalam Gaver dan Gaver yang dikutip oleh Nugroho dan Hartono. 2002). Bahkan perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasi kesempatan yang muncul. Nilai pilihan investasi sangat tergantung pada nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan. Kesempatan investasi tidak selalu berujud secara fisik tetapi dapat berupa suatu kesempatan yang bersifat intangible namun memiliki peluang yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Sebagai contoh apabila perusahaan memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian suatu brand name, maka perusahaan harus dapat memanfaatkan setiap celah keunggulan dan kelemahan brand name tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Smith & Watts dan Kester dalam Gaver & Gaver yang dikutip Jati (2003), menyatakan bahwa dalam membuat keputusan investasi dan employment setiap perusahaan dapat menginvestasikan dalam bentuk modal fisik dan sumber daya manusia secara khas. Investasi spesifik perusahaan tersebut mengakibatkan adanya variasi dalam set kesempatan investasi antar perusahaan yang terdiri atas variasi dalam kesempatan investasi yang prospektif serta ekspektasi distribusi 9
  • 25. hasil dari kesempatan investasi tersebut. Perbedaan keputusan investasi yang diambil oleh perusahaan dalam rangka menghadapi perusahaan pesaing yang hendak memasuki pasar serta variasi pilihan-pilihan strategi perusahaan dalam rangka memperoleh keunggulan kompetitif mengakibatkan IOS sangat bervariasi secara cross-sectional antar perusahaan (Gaver & Gaver dalam Nugroho dan Hartono. 2002). Secara umum dapat dikatakan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain. Dari berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS memiliki hubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan. 2.2 Berbagai Alternatif Proksi IOS Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan untuk memahami pemikiran IOS (Myers dalam Subekti dan Kususma. 2000). Kallapur dan Trombley, yang dikutip Prasetyo.2000, menyatakan bahwa proksi-proksi tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: 10
  • 26. 1. Proksi IOS berbasis pada harga, merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relative untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut: • market to book value equity, MKTBKEQ (Collins dan Kothari, 1989; Lewellwn et al., 1987; Chung dan Charoenwong, 1991): • Tobin’s Q (Skinner, 1993; Kallapur dan Trombley 1999; dan Denis 1994) • ratio of property, plant, and equipment to firm value, PPE (Skinner 1993; Ho, Lam, dan Sami 1999; Subekti dan Kusuma 2001; Jones dan Sharma, 2001). • ratio of depreciation to firm value, VDEP (Smith dan Watts 1992; Kallapur dan Trombley 1999; Ho, Lam, dan Sami 1999; dan Jones dan Sharma, 2001) • market to book value of assets, MKTBKASS (Belkaouli dan Picur 1998, Smith dan Watts 1992; Cahan dan Hossain 1996; Baber, 11
  • 27. Janakiraman, dan Hyon Kang 1996; Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999; Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001, AlNajjar dan Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001; About 2001; Jones dan Sharma 2001) • Earnings to price ratio EP (Kester 1984; Belkaouli dan Picur 1998; Chung dan Charoenwong, 1991, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang 1996, Cahan dan Hossain 1996, Ho, Lam, dan Sami 1999; Kallapur dan Trombley 1999; Gul dan Kealey 1999; Hartono 1999, Adam dan Goyal 2000; Subekti dan Kusuma 2001; AlNajjar dan Belkaouli 2001; Belkaouli dan Picur 2001, About 2001, Jones dan Sharma 2001) 2. Proksi IOS berbasis pada investasi, merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering digunakan oleh peneliti antara lain: • Rasio investment to net sales IONS, (Hartono 1999). • Rasio capital expenditure to book value asset CAPBVA, (Jones dan Sharma 2001). • Rasio capital expenditure to market value of assets (CAPMVA) 3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi 12
  • 28. yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian diantaranya: • Varian return (VARRET), (Gaver dan Gaver 1993, Smith dan Watts 1992, Baber, Janakiraman, dan Hyon Kang1996, Kallapur dan Trombley 1999, About 2001, Jones dan Sharma 2001) • Beta asset BETA, (Skinner 1993, Kallapur dan Trombley 1999). 2.3 Pengujian Kandungan Informasi Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya suatu pengumuman tidak mempunyai kandungan informasi, jika tidak memberikan abnormal return kepada pasar, Hartono (2003). Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi 13
  • 29. dengan return ekspektasi, Hartono (2003). Abnormal return dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: ARit = Rit - E (Rit) Notasi: ARit = Abnormal return saham ke-i pada periode jendela ke-t Rit = Return realisasi yang terjadi untuk saham ke-i pada periode jendela ke-t E (Rit) = Return ekspektasian saham ke-i untuk periode jendela ke-t Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relative terhadap harga saham sebelumnya yang dihitung dengan rumus: R i, t = (Pi, t − Pi, t −1 ) Pi, t −1 Notasi: Ri,t = return saham i pada hari t Pi,t = harga penutupan saham pada hari t Pi,t-1 = harga penutupan saham i pada hari t-1 Return ekspektasian merupakan return yang harus diestimasi. Menurut Brown dan Warner dalam Hartono (2003) ada tiga model yang digunakan untuk mengestimasi return ekspektasian, yaitu: 1. Model Return Rata-Rata Disesuaikan (Mean Adjusted Model) Model ini menganggap bahwa return ekspektasian dari suatu saham adalah konstanta yang nilainya sama dengan rata-rata return 14
  • 30. realisasi sebelumnya selama periode estimasi Hartono (2000). Persamaan dalam model ini dapat dibuat sebagai berikut Notasi: t2 ∑ R i, j ( ) E R i, t = j= t1 T E(Ri,t) = Tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada periode I Ri,t = Return sesungguhnya saham ke-I pada periode estimasi ke-j T = Lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai dengan t2 2. Model Pasar (Market Model) Model ini menganggap bahwa tingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat pengembalian portofolio pasar mempunyai hubungan linier. Disamping itu, model ini mengasumsikan bahwa besarnya return ekspektasi hanya tergantung pada risiko sistematis saham yang bersangkutan (beta saham yaitu seberapa jauh fluktuasi return saham dipengaruhi oleh fluktuasi return portofolio pasar (Budiarto, 2002). Perhitungan return ekspektasi dapat dilakukan dengan dua tahap (Hartono, 2003), yaitu: (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi dalam periode pengamatan. Model return ekspektasi dapat dibentuk dengna menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square). Model OLS ini dapat dibentuk dengan persamaan: 15
  • 31. E[Ri,t] = αi + βi . Rmt + εi,t Notasi: E[Ri,t] = tingkat pengembalian yang diharapkan untuk saham I pada periode t αi = intercept untuk saham ke-i, βi = koefisien slope yang merupakan beta dari saham ke-i Rm,t = tingkat pengembalian indeks pasar pada periode t εi,t = kesalahan residu saham ke-I pada periode t Hartono (2003) mengemukakan bahwa estimasi beta dengan menggunakan model OLS pada dasarnya mengandung kelemahan karena bisa menimbulkan beta yang bias sehingga hasilnya juga kemungkinan akan bias. Permasalahan beta yang bias ini banyak terjadi pada estimasi beta saham –saham di pasar modal yang tipis, karena munculnya perdagangan yang tidak sinkron (non-synchronous trading). Perdagangan yang tidak sinkron dapat disebabkan karena transaksi perdagangan di pasar sangat jarang terjadi atau beberapa saham tidak mengalami perdagangan untuk beberapa waktu Budiarto dan Murtanto (2002). Ketidaksamaan waktu antara return saham dan return pasar dalam perhitungan beta menyebabkan beta menjadi bias. Beberapa metode dapat digunakan untuk mengoreksi bias beta yang terjadi akibat perdagangan yang tidak sinkron. Metode-metode ini diantaranya adalah (Hartono, 2003): 16
  • 32. a) Metode Scholes dan William Metode ini mengemukakan suatu model koreksi Beta dengan cara melakukan beberapa kali regresi untuk mendapatkan Beta dengan beberapa led dan lag. Rumus untuk menghitung Beta koreksi Scholes dan William adalah sebagai berikut: βi − n + ... + β i −2 + β i −1 + β i 0 + β i +1 + β i +2 + ... + β i + n β= 1 + 2 ρ1 + 2 ρ 2 + ... + 2 ρn Dimana, βi adalah beta saham i, βi-n menunjukkan beta lag n, βi adalah beta saham i yang dihitung dengan regresi OLS, βi+n menunjukkan beta lead n, serta ρ menunjukkan first serial correlation coefficient antara rmt dan rmt-1 dalam hal ini rmt dihitung dari rata-rata return seluruh saham. b) Metode Dimson Dimson (1979), mengemukakan sebuah metode lain untuk mengoreksi bias beta, yang lebih dikenal sebagai metode Aggregate Coefficient Model (ACM), karena Beta yang dihasilkan dari metode ini merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien beta dari persamaan regresi berganda untuk n jumlah periode lag dan lead yang digunakan. Rumus yang dipakai untuk mengoreksi bias beta saham i dalam metode Dimson dengan n-lag dan n-lead, adalah sebagai berikut: Rit = α + β1-n Rmt-n + … + βi-i Rmt-1 + βi0 Rmt + βi+n Rmt+1 + … + βi+n Rmt+n + eit 17
  • 33. Beta saham yang telah dikoreksi berdasarkan metode Dimson merupakan penjumlahan dari koefisien-koefisien Beta dalam regresi berganda di atas, atau bisa ditulis dalam persamaan seperti berikut ini: βi = βi-n + … + βi-i + βi0 + βi+n + … + βi+n c) Metode Fowler dan Rorke Fowler dan Rorke (1983), juga menggunakan metode koreksi bias beta yang merupakan pengembangan dan sekaligus koreksi atas metode koreksi bias beta yang dikemukakan oleh Dimson (1979). Penjumlahan koefisien-koefisien regresi untuk mengoreksi bias beta tanpa mengalihkan terlebih dahulu dengan bobot masing-masing (seperti yang digunakan dalam metode Dimson), tetapi akan menghasilkan bias Beta. Oleh karena itu, perhitungan beta saham yang telah dikoreksi dengan metode Fowler dan Rorke merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara sebuah koefisien regresi dengan bobotnya masing-masing. Rumus untuk menghitung beta dalam metode Fowler dan Rorke, misalnya untuk empat lead dan empat lag, adalah sebagai berikut: Rit = α + βi-4 Rmt-4 + βi-3 Rmt-3 + βi-2 Rmt-2 + βi-1 Rmt-1 + βi0 Rmt + βi+1 Rmt+1 + βi+2 Rmt+2 + βi+3 Rmt+3+ βi+4 Rmt+4 + eit βi = w4βi-4 + w3βi-3 + w2β2-2 + w1βi-1 + βi0 + w1βi+1 + w2β2+2 + w3β3+3 + w4βi+4 Sedangkan bobot yang digunakan untuk mengalihkan koefisien- koefisien regresi sebanyak n-periode dari rumus sebagai berikut: 18
  • 34. 1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + ρ 4 W1 = 1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + 2ρ 4 1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + ρ 3 + ρ 4 W2 = 1 + 2ρ1 + 2ρ 2 + 2ρ 3 + 2ρ 4 1 + 2ρ1 + ρ2 + ρ3 + ρ4 W3 = 1 + 2ρ1 + 2ρ2 + 2ρ3 + 2ρ4 1 + ρ1 + ρ2 + ρ3 + ρ4 W4 = 1 + 2ρ1 + 2ρ2 + 2ρ3 + 2ρ4 Pengembangan berbagai metode koreksi bias beta seperti yang telah dikemukakan tersebut, selanjutnyan mendorong penelitian untuk membuktikan metode koreksi bias beta manakah yang merupakan metode koreksi terbaik diantara berbagai metode koreksi bias beta yang ada. Penelitian yang dilakukan oleh Hartono dan Surianto (1999) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan data return harian dari 77 saham yang terdaftar di BEJ dari tanggal 22 mei 1995 sampai dengan tanggal 31 mei 1997, penelitian tersebut mencoba untuk membandingkan metode estimasi beta dengan regresi OLS dengan ketiga metode koreksi Scholes dan William (1977), Dimson (1979), dan Fowler & Rorke (1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode koreksi bias beta yang paling efisien di BEJ adalah metode Fowler & Rorke empat lead dan empat lag. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata beta saham yang paling mendekati nilai satu, yaitu sebesar 1,009. 19
  • 35. 3. Model Return Pasar Disesuaikan (Market- Adjusted Model) Model ini menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka peril menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar (Hartono, 2003). Model estimasi return pasar disesuaikan dapat dibentuk denga persamaan sebagai berikut: E(Ri,t) = Rm,t Notasi: E(Ri,t) = return ekspektasian untuk saham I pada periode ke-t Rm,t = return indeks pasar pada periode ke-t 2.4 Penelitian-Penelitian Terdahulu Kallapur dan Trombley (1999) melakukan penelitian dengan judul “The Association between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth.” Sample yang digunakan adalah semua perusahaan yang informasi laporan keuangan dan nilainya tersedia dalam berkas-berkas Standars and Poor’s Compustat Primary- Suplementary-Tertiary. Jumlah sample minimumnya 2.945 perusahaan (1978) dan maksimalnya 4.039 perusahaan (1978). Sedangkan data yang digunakan terdiri dari 14 tahun sample dari tahun 1978-1991. Banyak jumlah sample dan panjangnya waktu merupakan kelebihan yang telah dilakukan Kallapur dan Trombley. Hasil analisis univariate variable-variabel perkiraan IOS 20
  • 36. berbasis harga berkorelasi negatif dengan peningkatan angka pembukuan berikutnya. Hasil ini sesuai dengan yang diperkirakan. Anehnya, rasio perolehan harga (hanya dihitung dari perusahaan dengan angka pendapatan positif) tidak menunjukkan korelasi signifikan dengan peningkatan yang dicapai berikutnya. Hasil ini tidak sesuai dengan yang diperkirakan. Subekti dan Kusuma (2000) telah melakukan penelitian dengan judul “Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan, serta implikasinya pada perubahan harga saham.” Karakteristik penelitian ini adalah memperluas topic pembahasan mengenai implikasinya pada perubahan harga saham. Sample yang digunakan yaitu perusahaan go public yang terdaftar di BEJ sejak tahun 1992 atau sebelumnya, tepatnya 1992-1996 subekti dan Kusuma (2000) menggunakan 5 nilai IOS, yaitu: PPE/BVA, MVE/BVE, P/E, MVA/BVA, CAP/BVA. Semua nilai IOS tersebut kemudian dianalisis menggunakan common factor analysis. Indeks factor yang diperoleh selanjutnya diurutkan mulai dari yang tertinggi sampai pada yang terrendah. Empat puluh persen indeks tertinggi merupakan kelompok perusahaan yang tumbuh, sebaliknya empat puluh persen indeks terrendah merupakan kelompok perusahaan yang tidak tumbuh, sedangkan sample yang indeks faktornya berada ditengah sebanyak dua puluh persen akan dihilangkan dari sample karena dianggap kurang ekstrim untuk membedakan klasifikasi pertumbuhan perusahaan. Sebelum dikorelasikan, rata-rata realisasi pertumbuhan akan diperingkat dari yang tertinggi sampai yang terrendah berdasarkan peringkat nilai IOS. Hasilnya mengindikasikan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak efektif 21
  • 37. jika diproksikan dengan satu variable IOS saja. Semakin banyak variable IOS menunjukkan hasil yang semakin kuat (Sami dkk, 1999, dalam Subekti dan Kusuma). Norpratiwi (2001) menganalisis korelasi investment opportunity set (IOS) terhadap return saham, dengan sampel 64 perusahaan selama tiga tahun (dari tahun 1994 sampai tahun 1996). Proksi IOS yang digunakan adalah MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P. Hasilnya menunjukkan bahwa variable proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai korelasi terhadap CAR. Tetapi rasio EP tidak memiliki korelasi terhadap CAR. Nugroho dan Hartono (2002), melakukan penelitian dengan judul Gabungan Proksi IOS dan hubungannya terhadap Realisasi Pertumbuhan. Proksi IOS yang digunakan adalah proksi berbasis harga saham (MVE/BE, TOBINQ, VPPE dan VDEP), proksi berbasis investasi (IONS, CAPBVA dan CAPMVA), dan proksi berbasis pada varian (VARRET dan BETA). Hasilnya menunjukkan bahwa hasil uji korelasi pada semua model yang dikembangkan menunjukan hasil yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu bahwa IOS berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan, sehingga mampu memberi reaksi dan sinyal ke pasar modal, khususnya pada peristiwa disekitar tanggal publikasi laporan keuangan. 22
  • 38. 2.5 Pengembangan Hipotesis 1) Market Value to Book of Assets (MKTBKASS) Rasio market value to book of asset merupakan proksi IOS berdasarkan harga. Proksi ini digunakan untuk mengukur prospek pertumbuhan perusahaan berdasarkan banyaknya asset yang digunakan dalam menjalankan usahanya.. Bagi para investor, proksi ini menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian kondisi perusahaan. Indikasi adanya perusahaan yang bertumbuh merupakan informasi yang dapat digunakan investor untuk memperoleh abnormal return. Semakin tinggi MKTBKASS semakin besar asset yang digunakan perusahaan dalam usahanya, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, sehingga harga sahamnya akan meningkat, return saham meningkat dan pada akhirnya semakin tinggi pula abnormal return yang diperoleh. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif pertama dan kedua dalam penelitian ini adalah: HA1: Market Value to Book of Asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. HA2: Market Value to Book of Asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 2) Market Value to Book of Equity (MKTBKEQ) Rasio market value to book of equity merupakan proksi berdasarkan harga. Proksi ini menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Rasio ini dapat 23
  • 39. diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham beredar dengan harga penutupan saham terhadap total ekuitas. Bagi para investor yang akan melakukan pembelian saham perusahaan, penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan perusahaan tersebut untuk bertumbuh, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkat pula abnormal return yang diperoleh. Dengan demikian hipotesis alternatif ketiga dan keempat dalam penelitian ini adalah: HA3: Market Value to Book of Equity berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. HA4: Market Value to Book of Equity berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 3) Ratio of Capital Addition to Asset Book Value (CAPBVA) Rasio ini digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham perusahaan. Dengan tambahan modal saham ini perusahaan dapat memanfaatkannya untuk tambahan investasi aktiva produktifnya, sehingga berpotensi sebagai perusahaan bertumbuh. Para investor dapat melihat seberapa besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagi capital expenditure dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai 24
  • 40. tambahan investasi, sehingga perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk dapat bertumbuh. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan abnormal return perusahaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis alternatif kelima dan keenam penelitian ini adalah: HA5: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. HA6: Capital Addition to Asset Book Value berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tadak bertumbuh. 4) Earning to Share / price ratio (EPS/Price) Rasio earning to price atau rasio laba per lembar saham terhadap harga pasar saham merupakan ukuran IOS untuk menggambarkan seberapa besar earning power yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang stabil akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan earning to share/price, sebaliknya perusahaan yang tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan earning to share/price yang fluktuatif. Bila E/P perusahaan naik secara konsisten (tidak fluktuatif), dapat diartikan perusahaan sedang tumbuh. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan maka semakin menarik investasi pada perusahaan tersebut. Hal ini akan berdampak positif terhadap harga saham, 25
  • 41. dan pada akhirnya abnormal return yang diperoleh akan semakin tinggi. Dengan demikian hipotesis alternatif ketujuh dan kedelapan dalam penelitian ini adalah HA7: Earning to Share / price ratio berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. HA8: Earning to Share / price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh. 26
  • 42. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ antara periode 1999-2003. Metode yang digunakan dalam pemilihan sample pada penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sampel memiliki umur 5 tahun atau lebih pada tahun 1999. Hal ini didasari adanya anggapan bahwa perusahaan yang berusia 5 tahun atau lebih umumnya relatif mapan secara financial. 2. Perusahaan sampel mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap pada periode 1999-2003. 3. Perusahaan sampel terpilih sebagai growth firms dan nongrowth firms sesuai dengan seleksi pertumbuhan perusahaan. Berdasarkan kriteria diatas, proses pemilihan sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut: 27
  • 43. Tabel 3.1 Proses pemilihan sampel. Jumlah No Keterangan Sampel 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari 755 tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 2. Perusahaan memiliki umur kurang dari 5 tahun (198) 3. Perusahaan sampel tidak memiliki data keuangan (14) lengkap 4. Perusahaan yang tidak termasuk kelompok (223) growth/nongrowth dalam seleksi pertumbuhan 5. Perusahaan sampel 320 3.2 Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder (archival) yang terdiri dari data perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang mempunyai kriteria seperti yang telah disebutkan diatas. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Data akuntansi berupa laporan keuangan perusahaan sampel, total asset, total ekuitas, harga penutupan saham, jumlah lembar saham beredar, fixed asset, yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Data tersebut digunakan untuk menentukan kelompok growth dan nongrowth firms. 28
  • 44. 2. Data tanggal publikasi laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir pada 1999-2003, diperoleh dari Bursa Efek Jakarta Fakultas Ekonomi UII. Data ini digunakan untuk menentukan Abnormal return diseputar tanggal publikasi (periode jendela). 3. Data abnormal return selama empat hari, yaitu hari ke-0 sampai hari ke-3 sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Data abnormal return yang digunakan adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag. Data ini diperoleh dari Pusat Pengembangan Akuntansi Fakultas Ekonomi UGM. 3.3 Periode Pengamatan Penelitian ini merupakan event study yang melihat reaksi pasar terhadap adanya publikasi laporan keuangan. Jika pengumuman mengandung informasi (information content), maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Pada penelitian ini reaksi pasar tersebut diukur dengan menggunakan abnormal return sebagai nilai perubahan harga. Untuk mengetahui kecepatan reaksi pasar terhadap adanya publikasi laporan keuangan, periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat hari yakni hari ke o adalah hari pengumuman peristiwa dan tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Penentuan periode pengamatan selama empat hari, karena peneliti menganggap bahwa pengumuman laporan 29
  • 45. keuangan merupakan peristiwa yang bersifat rutin (setiap tahun terjadi) sehingga peristiwa tersebut kemungkinan sudah diantisipasi oleh investor dan nilai ekonomisnya dapat ditentukan dengan mudah oleh investor. Disamping itu, penggunaan periode pengamatan yang relatif pendek bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kontaminasi dari peristiwa lain yang terjadi yang mempengaruhi harga saham seperti, pembagian deviden, penerbitan saham baru, rencana merger dan berbagai peristiwa lainnya. 3.4 Seleksi Perusahaan Tumbuh dan tidak Bertumbuh Sejalan dengan Gaver dan Gaver (1993) dan Sami et al.(1999), penelitian ini menentukan kelompok growth firms dan non-growth firms dengan empat proksi, sebagai berikut: • Market-to-book assets (MKTBKASS) • Market-to-book equity (MKTBKEQ) • Earning/ price ratio (EP) • Capital addition to asset book value (CAPBVA) Penggunaan ke empat indikator tersebut di disesuaikan dengan ketersediaan data yang dimuat dalam Indonesian Capital Market Directory. Selanjutnya nilai dari masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan commom factor analysis. Jumlah faktor yang dapat digunakan adalah sesuai dengan jumlah variabel indikator. Akan tetapi jumlah faktor yang dapat digunakan lebih lanjut adalah faktor-faktor yang mempunyai nilai eigenvalues sama dengan atau lebih dari satu (Hair et.al.,1995, p. 364-419) atau 30
  • 46. jumlah eigenvalues-nya sama dengan atau melebihi total communalities dari semua variabel yang digunakan (Gaver dan Gaver dalam Prasetyo, 2000). Common factor analysis adalah model factor yang didasarkan pada suatu pengurangan matrik korelasi. Communality adalah jumlah varian variable-variabel asli yang terbagi pada semua variable yang termasuk dalam analisis Faktor-faktor yang mempunyai nilai eigenvalues yang sama atau lebih dari satu dianggap telah mewakili nilai-nilai dari keseluruhan variable. Dalam penelitian ini jumlah faktor yang digunakan sebanyak dua faktor (yaitu: Faktor 1 dan Factor 2). Skor ke dua factor tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh suatu indeks tertentu. Indeks tersebut selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen indeks tertinggi dikelompokkan sebagai growth firms, dan tiga puluh persen nilai indeks terrendah dikelompokkan sebagai non-growth firms. Penetapan tiga puluh persen ini adalah dalam rangka memenuhi jumlah sample agar mencapai (N=30) untuk masing- masing kelompok. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi asumsi central limit theorem. Alasan menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan tiga puluh persen terakhir sebagai penetapan perusahaan growth dan non-growth adalah sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara ekstrim. Pengukuran variable proksi IOS sebagai rasio penentu perusahaan bertumbuh dihitung dengan rumus sebagai berikut: 31
  • 47. Market-to-book assets (MKTBKASS) = (Total assets - Total Common Equity + Share outstanding x Share closing)/Total asets • Market-to-book equity (MKTBKEQ) =(Shares outstandingxShare closing price)/Total Common Equity • Earning/price ratio (EP) • The ratio of total capital expediture to book total assets (CAPBVA) =Capital expenditure/Total asses 3.5 Pengukuran Variabel Penelitian 3.5.1. Variabel Dependen Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cumulative abnormal return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return didalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas (Hamid dalam Adi prasetyo, 2000) selama periode pengamatan. CAR dapat dibentuk dengan persamaan sebagai berikut: t CARi,t = ∑ AR i, n n=t5 Dimana: CAR i,t = akumulasi abnormal return saham ke-I pada hari ke-t selama periode pengamatan ARi,n = abnormal return untuk saham ke-I pada hari ke-n, yaitu lima hari setelah publikasi laporan keuangan. 32
  • 48. Abnormal return merupakan selisih return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung abnormal return adalah sebagai berikut: 1. Menghitung return tiap-tiap saham secara individual P − Pt −1 R it = t Pt −1 Dimana: Ri,t = return saham I pada periode t Pt = harga saham I pada hari t Pt-1 = harga saham I pada hari t-1 2. Menghitung return pasar harian dengan rumus: IHSG t − IHSG t −1 R Mj = IHSG t −1 Dimana: RMj = return pasar IHSGt = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t IHSG t-1 = indeks harga saham gabungan harian pada waktu t-1 3. Menghitung return ekspektasi (expected return) dengan menggunakan market model. Expected return dapat dihitung dengan rumus: E(R)i,t = αi + βi RMt Dimana: E(R)it = expected return saham I pada periode t αi = taksiran intercept saham I βi = taksiran slope (resiko)saham I 33
  • 49. RMt = return pasar pada periode t 4. Selanjutnya dihitung abnormal return tiap-tiap saham selama event period ARi,t = Ri,t - E(Ri,t) Dimana: ARi,t = abnormal return sekuritas ke-I pada periode ke-t Ri,t = return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-I pada period eke-t E(Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-I untuk periode ke-t Dalam penelitian ini data abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag telah dihitung oleh PPA FE UGM, sehingga dalam penelitian ini penulis tidak menghitung sendiri tetapi mengambil langsung data abnormal return model pasar beta koreksi dari PPA FE UGM. 3.5.2. Variabel Independen Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Investment Opportunity Set (IOS). Akan tetapi karena IOS merupakan sesuatu yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan untuk menggantikan IOS. Proksi yang digunakan sebagai surogasi adalah growth firm dan nongrowth firm. Penjelasan mengenai growth firm dan nongrowth firm telah diuraikan pada sesi sebelumnya. 34
  • 50. 3.6 Model Analisis Model analisis korelasi yang disusun variabel dependennya adalah cumulative abnormal return (CAR) dan variabel independennya adalah rasio proksi IOS. Pengujian hipotesis yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi antara rasio proksi IOS dengan cumulative abnormal return (CAR). Rasio proksi IOS yang digunakan sebagai proksi pertumbuhan perusahaan (growth firm dan nongrowth firm) adalah dengan menggunakan empat indikator, market to book value of asset ratio (MKTBKASS), market to book value of equity (MKTBKEQ), ratio of capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) dan earning price ratio. Nilai masing-masing indikator tersebut dianalisis dengan menggunakan common factor analysis. Faktor-faktor tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan suatu indek tertentu. Indeks tersebut selanjutnya diperingkat dari nilai terrendah ke nilai tertinggi. Tiga puluh persen nilai indeks tertinggi dikelompokkan sebagai perusahaan tumbuh dan tiga puluh persen terrendah dikelompokkan sebagai perusahaan tidak bertumbuh. Alasan menggunakan nilai indeks tiga puluh persen pertama melawan tiga puluh persen terakhir sebagai penetapan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh adalah sebagai perwujudan bahwa kedua jenis perusahaan tersebut berbeda secara ekstrim. IOS yang diproksikan dengan perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh kemudian dikorelasi dengan nilai abnormal return setiap perusahaan yang dihitung dengan menggunakan beta koreksi selama periode jendela (t+3 hari, t=0 35
  • 51. merupakan hari tanggal publikasi laporan keuangan setiap perusahaan setiap tahun). Sebelum dilakukan pengujian korelasi antara nilai IOS dengan abnormal return, akan dilakukan pengujian normalitas variable terlebih dahulu. Pengujian normalitas setiap variabel menggunakan one sample kolmogorov smirnov test. Sedangkan metode analisis korelasi yang digunakan adalah nonparametric correlation Kendall’s tau_b, penggunaan model ini dikarenakan apabila data yang diperoleh setelah dilakukan uji normalitas one sample kolmogorov smirnov test untuk variable IOS (rasio MKTBKASS, MKTBKEQ, dan CAPBVA) dan variable CAR tidak berdistribusi normal. Dari hasil pengujian normalitas data dengan one sample kolmogorov smirnov test diperoleh bahwa variable proksi IOS yang akan diuji korelasinya dengan abnormal return tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu pengujian model korelasi menggunakan non parametric test. 3.7 Pengujian Hipotesis Langkah- langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis Pernyataan hipotesis 1 Ho1: bo≤ 0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh 36
  • 52. Ha1 : b1>0 artinya : market value to book of asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh Pernyataan hipotesis ke 2 Ho2 : b0 ≥0 artinya : market value to book of asset tidak berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh Ha2 : b1 < 0 artinya : market value to book of asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh Pernyataan hipotesis ke 3 Ho3 : b0≤0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh Ha3 : b2 >0 artinya : market value to book of equity berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh Pernyataan Hipotesis 4 Ho4 : b0 ≥ 0 artinya : market value to book of equity tidak berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh 37
  • 53. Ha4 : b2 < 0 artinya : market value to book of equity berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh Pernyataan Hipotesis 5 Ho5 : b0 ≤ 0 artinya : capital addition to asset book value tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Ha5 : b3 > 0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Pernyataan Hipotesis 6 Ho6 : b0≥0 artinya : capital addition to asset book value tidak berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Ha6 : b3<0 artinya : capital addition to asset book value berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Pernyataan Hipotesis 7 Ho7 : b0≤0 artinya : earning to share / price ratio tidak berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh Ha7 : b3>0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh 38
  • 54. Pernyataan Hipotesis 8 Ho8 : b0≥0 artinya : earning to share / price ratio tidak berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh Ha8 : b3<0 artinya : earning to share / price ratio berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. 2. Menentukan derajat kepercayaan (level of significance) 95% (alpha 5%) 3. Kriteria pengujian hipotesis 1 sampai dengan 8 yaitu Ho1, Ho3, H05, dan H07 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda positif dan H02, H04, H06, dan H08 ditolak apabila koefesien b1, b2, b3 dan b4 bertanda negatif dengan p value semua koefesien bernilai lebih kecil dari 0,05. 39
  • 55. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil pengujian mengenai hubungan variable independen yakni Investment Opportunity Set (IOS) yang disurogasikan dengan growth firms dan nongrowth firm terhadap variable dependen yakni Cummulative Abnormal Return (CAR). CAR merupakan penjumlahan abnormal return selama periode pengamatan. Model abnormal return yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal return model pasar beta koreksi (ARPKOR) dengan metode Fowler and Rorke periode empat lead dan empat lag. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1999-2003. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Setelah melewati tahapan proses pemilihan sampel, jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 320 perusahaan selama periode penelitian yakni pada tahun 1999-2003. Proses pemilihan sampel dapat dilihat pada bab 3 hal 27-28. Perhitungan dimulai dengan menentukan variable independent yaitu menghitung Investment Opportunity Set (IOS), akan tetapi karena IOS merupakan sesuatu yang unobservable, maka diperlukan proksi-proksi yang dapat digunakan untuk menggantikan IOS, proksi tersebut adalah MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Kemudian proksi tersebut digunakan untuk menentukan 40
  • 56. growth firm dan nongrowth firm. Langkah selanjutnya adalah mencari variable dependen yaitu CAR selama tiga hari setelah tanggal publikasi laporan keuangan. 4.1 Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata serta standar deviasi baik untuk Perusahaan Tumbuh (Tabel 4.1) maupun Perusahaan Tidak Bertumbuh (Tabel 4.2) Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Perusahaan Tumbuh Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation MKTBKASS Tumbuh 160 .43 328.32 5.9247 29.50296 MKTBKEQ Tumbuh 160 -31.17 685.36 13.3113 73.10399 CAPBVA Tumbuh 160 .00 687.85 4.9041 54.33269 EP Tumbuh 160 -29.76 12.72 -1.3125 4.64030 CAR Tumbuh 160 -.49576 .47293 .0033330 .10025130 Valid N (listwise) 160 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Perusahaan Tidak Bertumbuh Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation MKTBKASS Tidak 160 .33 5.32 1.0396 .66257 Tumbuh MKTBKEQ Tidak Tumbuh 160 -56.89 10.09 -.1405 5.74785 CAPBVA Tidak Tumbuh 160 .00 .86 .2405 .17978 EP Tidak Tumbuh 160 -8.61 20.70 .2893 2.14869 CAR Tidak Tumbuh 160 -.84225 .40456 -.0064461 .10862507 Valid N (listwise) 160 Berdasarkan data pada tabel diatas, dari 160 data perusahaan yang termasuk kategori tumbuh nilai minimum Market to book Value of Asset 41
  • 57. (MKTBKASS) sebesar 0,43 dan nilai maksimum sebesar 328,32 dengan rata-rata 5,9247. Sedangkan untuk perusahaan yang termasuk kategori tidak tumbuh, nilai minimum adalah 0,33 dan nilai maksimum 5,32, dengan rata-rata 1,0396, dengan standar deviasi sebesar 29,50296 untuk perusahaan tumbuh dan 0,66257 untuk perusahaan tidak tumbuh. Hal ini menunjukkan bahwa rasio MKTBKASS yang digunakan untuk pengukuran IOS sebagai kategori perusahaan tumbuh dan tidak tumbuh termasuk ekstrim, karena rata-rata MKTBKASS perusahaan sampel memiliki nilai yang jauh berbeda. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa perusahaan yang tumbuh cenderung mengandalkan banyaknya asset yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. Dilihat dengan rasio Market to book Value of Equity (MKTBKEQ) diketahui bahwa nilai minimum MKTBKEQ sebesar -31,17 untuk perusahaan tumbuh dan -56,89 untuk perusahaan tidak tumbuh dengan nilai maksimum yang jauh berbeda dimana perusahaan yang tumbuh memiliki nilai MKTBKEQ yang jauh lebih tinggi yaitu sebesar 685,36 sedangkan perusahaan tidak tumbuh hanya 10,09, dengan standar deviasi sebesar 73,10399 untuk perusahaan tumbuh dan 5,74785 untuk perusahaan tidak tumbuh, demikian juga untuk rata-rata MKTBKEQ tersebut jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (13,3113) dan perusahaan tidak tumbuh (-0,1405). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa permodalan perusahaan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perusahaan tidak tumbuh. Untuk rasio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CAPBVA), diketahui bahwa nilai minimum untuk perusahaan tumbuh sebesar 0,00 dan 42
  • 58. perusahaan tidak tumbuh sebesar 0,00, dengan nilai maksimum yang jauh berbeda yaitu sebesar 687,85 untuk perusahaan kategori tumbuh dan 0,86 untuk perusahaan kategori tidak tumbuh, dengan rata-rata yang jauh berbeda juga yaitu sebesar 4,9041 untuk perusahaan tumbuh dan 0,2405 untuk perusahaan tidak tumbuh, serta standar deviasi sebesar 54,33269 pada perusahaan tumbuh dan 0,17978 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan yang tumbuh lebih banyak memanfaatkan tambahan modalnya dalam melakukan aktivitas investasi produktifnya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh. Kemudian untuk rasio Earning to Price Ratio (E/P), diketahui bahwa perusahaan tumbuh memiliki nilai minimum sebesar -29,76 sedangkan perusahaan tidak tumbuh sebesar -8,61, dengan nilai maksimum antara 12,72 untuk perusahaan tumbuh dan 20,70 untuk perusahaan tidak tumbuh, serta rata- rata yang jauh berbeda antara perusahaan tumbuh (-1,3125) dan tidak tumbuh (0,2893) serta standar deviasi sebesar 4, 64030 pada perusahaan tumbuh dan 2,14869 pada perusahaan tidak tumbuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan tumbuh memiliki earning power yang lebih tinggi dari perusahaan yang tidak tumbuh. Rata-rata CAR selama periode pengamatan adalah bernilai positif untuk kategori perusahaan tumbuh dan bernilai negatif untuk kategori perusahaan tidak tumbuh, hal ini menunjukkan bahwa adanya reaksi pasar yang positif terhadap perusahaan yang tumbuh disekitar tanggal pengumuman laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh, sehingga dapat 43
  • 59. menghasilkan abnormal return kepada pasar. Reaksi pasar yang positif mengindikasikan adanya perubahan harga saham yang disebabkan karena para pelaku pasar khususnya investor menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk menilai pertumbuhan perusahaan dalam pengambilan keputusan investasi. 4.2 Pengujian Normalitas Data Pengujian korelasi keempat variable rasio proksi IOS menggunakan analisis nonparametric correlations. Hal ini dikarenakan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov menunjukkan bahwa data keempat variable yang diuji korelasinya dengan abnormal return tidak berdistribusi normal. Tabel berikut ini hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan one sample kolmogorov smirnov. Tabel 4.3 Pengujian Normalitas Data One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tumbuh. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MKTBKASS MKTBKEQ CAPBVA EP CAR Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh N 160 160 160 160 160 Normal Mean 5.9247 13.3113 4.9041 -1.3125 .0033330 Parameters(a,b) Std. Deviation 29.50296 73.10399 54.33269 4.64030 .10025130 Most Extreme Absolute .453 .445 .513 .273 .284 Differences Positive .453 .445 .513 .246 .284 Negative -.426 -.392 -.464 -.273 -.263 Kolmogorov-Smirnov Z 5.735 5.632 6.484 3.455 3.597 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. 44
  • 60. Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perusahaan Tidak Tumbuh MKTBKEQ CAPBVA MKTBKASS Tidak Tidak EP Tidak CAR Tidak Tidak Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh N 160 160 160 160 160 Normal Mean 1.0396 -.1405 .2405 .2893 -.0064461 Parameters(a,b) Std. Deviation .66257 5.74785 .17978 2.14869 .10862507 Most Extreme Absolute .148 .400 .158 .348 .303 Differences Positive .148 .296 .158 .348 .261 Negative -.142 -.400 -.093 -.331 -.303 Kolmogorov-Smirnov Z 1.875 5.061 1.997 4.398 3.832 Asymp. Sig. (2-tailed) .002 .000 .001 .000 .000 a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Dari hasil pengujian normalitas data dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 2tailed keempat variable rasio IOS yaitu MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan E/P memiliki nilai signifikansi <0,05, hal ini membuktikan bahwa data tidak berdistribusi normal. 4.3 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh. Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS) mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin tinggi MKTBKASS maka akan semakin tinggi nilai IOS perusahaan. Gaver dan Gaver (1993) dalam Agustina M 45
  • 61. (2001) menemukan bahwa semakin tinggi rasio nilai pasar aktiva terhadap nilai buku, maka akan semakin tinggi pula nilai IOS. Tabel hasil pengujian nonparametric correlations Kendall’s_tau b antara MKTBKASS dengan Cummulative Abnormal Return sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations MKTBKASS Tumbuh CAR Tumbuh Kendall's tau_b MKTBKASS Tumbuh Correlation Coefficient 1.000 .118* Sig. (1-tailed) . .013 N 160 160 CAR Tumbuh Correlation Coefficient .118* 1.000 Sig. (1-tailed) .013 . N 160 160 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara Market to book Value of Asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset) sebagai proksi IOS dengan Cummulative Abnormal Return sebesar 0,118 dan signifikan pada α = 0,05 serta bernilai positif. Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa rasio Market to book Value of Asset (MKTBKASS) sebagai proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. Sehingga apabila Cummulative Abnormal Return diproksikan sebagai sinyal adanya pertumbuhan perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKASS sebagai rasio proksi IOS mampu menimbulkan reaksi pasar yang positif terhadap pengumuman laporan keuangan perusahaan tumbuh sehingga memberikan abnormal return kepada pasar. Dengan demikian penelitian ini 46
  • 62. menerima hipotesis alternatif pertama yang menyatakan bahwa market value to book of asset berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 4.4 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book Value of Asset Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh. Rasio antara nilai pasar terhadap nilai buku asset (MKTBKASS) mencerminkan peluang investasi yang dimiliki perusahaan. Hal ini dapat dijelaskan melalui hubungan bahwa semakin rendah MKTBKASS maka akan semakin rendah nilai IOS perusahaan. Gaver and Gaver (1993) juga menemukan bahwa semakin rendah rasio nilai pasar terhadap nilai bukunya, maka akan semakin rendah pula nilai IOS. Sehingga dapat dikatakan bahwa MKTBKASS perusahaan yang tidak tumbuh berkorelasi negatif terhadap cummulatif abnormal retrun-nya. Hasil pengujian dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations MKTBKASS Tidak CAR Tidak Tumbuh Tumbuh Kendall's tau_b MKTBKASS Tidak Correlation Coefficient 1.000 -.156** Tumbuh Sig. (1-tailed) . .002 N 160 160 CAR Tidak Tumbuh Correlation Coefficient -.156** 1.000 Sig. (1-tailed) .002 . N 160 160 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Dari hasil pengujian berikut dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara market to book value of asset ratio (rasio nilai pasar terhadap nilai buku asset) 47
  • 63. sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar -0.156 dan signifikan terhadap α = 0.05 yaitu sebesar 0.002 serta bernilai negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif yang ke dua yang menyatakan bahwa market value to book of asset berkorelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh gagal ditolak. Hal ini dibuktikan bahwa rasio MKTBKASS sebagai proksi pertumbuhan perusahaan memiliki korelasi negatif serta signifikan terhadap abnormal return perusahaan tidak tumbuh. Sehingga apabila cumulative abnormal return diproksikan sebagai adanya perubahan reaksi pasar, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKASS sebagai rasio proksi IOS mampu memberi reaksi yang signifikan terhadap pasar dan mampu memberi informasi kepada investor. 4.5 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tumbuh. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga mencerminkan adanya peluang investasi bagi suatu perusahaan. Collin and Kothari (1989) dalam Agustina M (2001) membuktikan bahwa perbedaan nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku merupakan cerminan peluang investasi. Proksi ini dapat menjelaskan pula bahwa besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan di masa yang akan datang dapat melebihi return dari ekuitas yang diinginkan. Table hasil pengujian nonparametric correlation Kendall’s_ tau antara MKTBKEQ dengan Cummulative abnormal return adalah sebagai berikut: 48
  • 64. Tabel 4.7 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations MKTBKEQ Tumbuh CAR Tumbuh Kendall's tau_b MKTBKEQ Tumbuh Correlation Coefficient 1.000 .104* Sig. (1-tailed) . .025 N 160 160 CAR Tumbuh Correlation Coefficient .104* 1.000 Sig. (1-tailed) .025 . N 160 160 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s_tau b ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.104 dan signifikan pada tingkat α = 0.05 serta bernilai positif. Sehingga korelasi antara rasio MKTBKEQ terhadap reaksi pasar dapat dijelaskan bahwa korelasi kedua variable tersebut sebesar 0.104 dan signifikansi marjinal pada tingkat α= 0.05. Hasil pengujian hipotesis tiga membuktikan bahwa rasio market to book value of equity (MKTBKEQ) sebagai proksi IOS memiliki korelasi yang positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh, sehingga apabila cummulatif abnormal return diproksikan sebagai reaksi pasar dan reaksi investor, maka dapat disimpulkan bahwa rasio MKTBKEQ sebagai rasio proksi IOS mempunyai korelasi yang positif dengan return pasar dan mampu mempengaruhi kesempatan adanya perolehan abnormal return. Dengan demikian penelitian ini menerima hipotesis alternatif ketiga yang menyatakan bahwa market value to book of equity berkorelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 49
  • 65. 4.6 Pengujian Korelasi Signifikansi Rasio Proksi IOS Market to book Value of Equity Terhadap CAR Pada Perusahaan Tidak Tumbuh. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas (MKTBKEQ) juga mencerminkan adanya peluang investasi bagi perusahaan,Perusahann yang bertumbuh akan lebih menggunakan modalnya untuk berinvestasi sehingga perusahaan akan menjadi lebih berkembang lagi dimasa yang mendatang. Tetapi tidak demikian bagi perusahaan yang tidak bertumbuh karena equitas yang dimiliki perusahaan tidak seluruhnya diinvestasikan, tetapi kemungkinan akan dibagikan kepada para pemegang saham/ pemilik dalam bentuk deviden. Tabel 4.8 Hasil UJi Nonparametric Correlation Kendall’s_tau b Correlations MKTBKEQ Tidak CAR Tidak Tumbuh Tumbuh Kendall's tau_b MKTBKEQ Tidak Tumbuh Correlation Coefficient 1.000 .027 Sig. (1-tailed) . .303 N 160 160 CAR Tidak Tumbuh Correlation Coefficient .027 1.000 Sig. (1-tailed) .303 . N 160 160 Dari hasil pengujian nonparametric correlation kendall’s tau b ini dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi antara rasio nilai pasar terhadap nilai buku ekuitas sebagai proksi IOS dengan cumulative abnormal return sebesar 0.027 dan tidak signifikan. Koefesien dari MKTBKEQ bertanda positif dengan α yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.303 sehingga hasil ini berlawanan dengan hipotesis 50