SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
“PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH”
Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes
Disusun Oleh :
Nama: Sofyan Dwi Nugroho
NIM : 16708251021
Prodi : Pendidikana IPA
PRODI PENDIDIKAN SAINS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
KEGIATAN 3
PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH
A. Tujuan
A.1 Tujuan kegiatan :
Mengetahui cara menghitung sel darah merah (eritrosit) dengan menggunakan
metode manual/ kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia.
A.2 Kompetensi khusus:
Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sel darah merah (eritrosit) dengan
menggunakan metode manual/ kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada
manusia.
B. Landasan Teori
Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di
dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.
Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam
transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat
diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit,
secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang.
Gambar 1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi
dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan
hematokrit. Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung jumlah
total eritrosit dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5 juta/mm3.
Hemoglobin (Hb) adalah protein dalam eritrosit yang bertugas mengangkut oksigen.
Hematokrit (Ht) adalah jumlah eritrosit dalam 100 ml darah. Ketiga parameter di atas
biasa digunakan untuk menegakkan adanya anemia
Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan massa eritrosit dengan
akibat oksigenasi jaringan tidak dapat terpenuhi Secara praktis ada 3 parameter untuk
menegakkan adanya anemia yaitu: kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit.
Dari perhitungan ketiga parameter tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata eritrosit. Nilai
rata-rata eritrosit terdiri dari Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular
Hemoglobin (MCH) dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC).
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang diperlukan
oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu pemeriksaan
laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah. Darah mempunyai peran
penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan darah secara tidak langsung dapat
memantau keadaan dalam tubuh. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara
umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi
lengkap.
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah
eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hitung jumlah trombosit dan nilai-
nilai rata-rata eritrosit. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri
dari pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan
hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan hematologi lengkap
penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel yang ada di dalam
darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas tubuh dan sel darah
merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh.
Seiring dengan kemajuan teknologi, alat-alat yang dipakai dalam pemeriksaan
hematologi juga semakin berkembang. Para peneliti mengembangkan alat untuk
menganalisa populasi sel darah secara otomatik. Alat ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan hitung eritrosit, hitung leukosit, Hb, Ht, platelet dan nilai-nilai rata-rata
eritrosit. Metode yang banyak dipakai pada alat-alat untuk pemeriksaan hematologi
adalah metode flow cytometri. Pemeriksaan hematologi dengan metode flow cytometri
sekarang sudah popular dilakukan. Metode flow cytometri memiliki prosedur yang relatif
mudah dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Namun, menurut Perkins
metode ini mempunyai tingkat false positive yang cukup tinggi, yaitu 10-25%.
Pemeriksaan hematologi lain yang cukup sering dilakukan adalah pembuatan
Sediaan Apus Darah Tepi (SADT). SADT atau blood smear adalah salah satu
pemeriksaan untuk mengetahui keadaan populasi sel-sel darah atau kelainan darah.
Lainnya. Pada SADT dapat diketahui morfologi sel-sel darah yaitu ukuran, bentuk, kesan
jumlah, apakah ada sel-sel muda dan sebagainya. SADT dapat digunakan sebagai kontrol
terhadap pemeriksaan hematologi lain seperti nilai rata-rata eritrosit, Hb, dan lain-lain.
Hasil pemeriksaan nilai rata-rata eritrosit dengan flow cytometer apakah sama
atau tidak dengan gambaran populasi eritrosit pada SADT belum diketahui dengan pasti.
Maka dengan penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana kesesuaian hasil
pemeriksaan nilai rata-rata eritrosit dengan flow cytometer dengan gambaran populasi
eritrosit pada SADT. Berbagai jenis anemia juga dapat diketahui lebih pasti melalui
kedua pemeriksaan tersebut.
C. Metode Praktikum
C.1 Jenis kegiatan : Observasi
C.2 Objek pengamatan : Sel darah merah manusia (Eritrosit)
C.3 Alat dan Bahan :
a) Hemacytometer dengan pipet thoma eritrosit
b) Mikroskop
c) Larutan Hayem
d) Sampel Darah
e) Tissue
f) Aquadest
D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memipet darah dengan pipet thoma eritrosit hingga skala 0,5
3. Memipet larutan hayem hingga skala 101
4. Menghomogenkan campuran tersebut dengan membentuk angka 8
5. Membuang 3 sampai 4 tetes campuran tersebut
6. Meletakkan objek gelas pada kamar hitung kemudian larutan tadi diteteskan pada
kamar hitung
7. Mendiamkan objek yang akan diamati beberapa menit
8. Mengamati dibawah mikroskop pada kotak R
E. Hasil Pengamatan
E.1. Data Kelompok
104 113
109
116 107
E.2 Data Kelas
No Kelompok Jumlah Eritrosit Total Jumlah Eritrosit
(dikalikan jumlah pengenceran)
1. Eka, Jumriani dan Erwin 549 5.490.000
2. Bu Ovi dan Bu Clara 424 4.240.000
3. Luh dan Eka Rahma 917 9.170.000
4. Bu eko, Bu Titin dan
Prima
406 4.060.000
5. Lady, Wulan dan Anis 519 5.190.000
6. Bu uswatun, Sofyan dan
Gustin
305 3.050.000
F. Analisis Data
1. Jumlah eritrosit = Ruang I + Ruang II + Ruang III + Ruang IV + Ruang V
= 104 + 113 + 116 + 107 + 109
= 549
2. Kedalaman objek = 10
Pengenceran = 200
Jumlah sampel = 5
Pengenceran: 10 x 200 x 5 = 10.000
3. Jumlah eritrosit total = 549 x 10.000
= 5.490.000
G. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, hal yang dilakukan adalah menghitung jumlah sel darah
merah menggunakan alat yang dinamakan hematositmeter.
Darah hewan mamalia khususnya manusia mengandung komponen: plasma darah
yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat terlarut lainnya sebesar 1% serta
elemen seluar yang terdiri dari eritrosit 99,9%, dan sisanya adalah leukosit. Protein plasma
yang terdapat dalam darah antara lain terdiri atas albumen 60%, globulin 35%, fibrinogen
4% serta protein pengaturseperti enzim, proenzim dan hormon sebanyak kurang lebih 1%.
Zat terlarut lain berupa elektrolit Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, HCO3-, HPO4-, dan SO42-
serta nutrien organik yang penting menghasilkan energi antara lain asam lemak, kolesterol,
glukosa dan asam amino. Selain bahan yang berguna bagi tubuh, ada juga bahan yang
harus dibuang tubuh, antara lain urea, asam urat, kreatinin, bilirubin dan amonia. Fungsi
darah antara lain :
1. alat transportasi yang berkaitan dengan respirasi, ekskresi dan regulasi
2. mengatur keseimbangan antara darah dengan cairan jaringan (osmoregulasi)
3. mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh
4. mengatur suhu tubuh (osmoregulasi)
5. sebagai alat pertahanan tubuh dengan adanya antibodi
6. mencegah pendarahan terus menerus dengan adanya trombosit.
Yang dimaksud hematokrit adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam
darah dalam persen. Nilai ini tergantung pada jenis kelamin. Pada pria dewasa normal
nilainya sekitar +/- 47% dan pada wanita dewasa normal nilainya sekitar 45%. Selain itu
hematokrit tidak merata pada seluruh bagian tubuh, pada limpa sekitar 70% dan pada ginjal
hanya sekitar 20%.
Eritrosit merupakan sel yang hanya terdiri atas membran sel dan sitoplasma.
Bagian inti sel dan organel-organel sel lainnya telah tereduksi. Eritrosit ini berwarna merah
karena didalamnya terdapat hemoglobin yang berperan dalam transportasi oksigen (O2).
Hemoglobin terdiri atas heme (porfirin tipe III atau protoporfirin III) dan globin yang
berupa protein. Variasi hemoglobin antar hewan dapat dilihat dari : 1. bentuk kristalnya,
2. posisi ikatan absorbsi, 3. kekuatan berikatan dengan oksigen. Sintesa hemoglobin
dimulai pada saat sel darah tingkat eritoblast dan dilanjutkan sampai tingkat normoblast.
Materi selular lainnya yaitu leukosit (sel darah putih).
Hemasitometer terdiri dari gelas objek kamar hitung (counting chamber) dan pipet
pengisap-pengencer Thoma. Pada percobaan ini dijunakan counting chamber jenis
“Improved Neubauer”. Dalam kamar hitung terdapat gelas objek yang tebal. Counting
chamber tipe “Improved Neubauer” mempunyai ukuran 3 mm x 3 mm x 0,1 mm dan terdiri
dari 9 bagian kotak masing-masing dengan luas 1 mm2. Pipet pengisap-pengencer Thoma
terbagi atas 2 bagian yaitu bagian atas yang menggelembung yang berfungsi sebagai
tempat pengocok serta bagian bawah yang berskala. Pipet Thoma ini ada dua macam, yaitu
jenis pertama yang berskala 101 digunakan untuk pengukuran jumlah eritrosit dan jenis
kedua yang berskala 11 digunakan untuk pengukuran jumlah leukosit. Alasan
digunakannya dua ukuran pipet Thoma ini adalah karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak
(5 juta/mm3 darah¬) dibandingkan dengan leukosit yang jumlahnya hanya 8000 sel/mm3
darah.
Pengenceran yang dilakukan pada penghitungan eritrosit menggunakan larutan
Hayem. Larutan ini merupakan larutan yang isotonik dengan sitoplasma eritrosit dan
memiliki kemampuan untuk melisis sel darah putih. Larutan pengencer yang digunakan
pada penghitungan leukosit adalah larutan Turk. Larutan ini merupakan larutan yang
isotonis dengan sitoplasma sel darah putih sekaligus memberikan pewarnaan (ungu muda)
dan dapat menghemolisiskan eritrosit.
Dalam percobaan, setelah darah diencerkan dengan larutan di atas, dilakukan
pengocokan hingga sel-sel darah tadi homogen dalam larutan. Setelah darah tersebut
homogen, 3-5 tetes larutan yang dalam pipet dibuang karena pada beberapa tetes pertama,
larutan yang didapatkan tidak homogen sehingga akan mengacaukan perhitungan.
Kemudian larutan tersebut baru dimasukkan dalam counting chamber. Kamar R yang
ukurannya lebih kecil, yaitu 5 x 0,1 x 0,04 mm3 adalah tempat pengukuran jumlah eritrosit.
Kamar W yang ukurannya lebih besar, yaitu 5 x 0,1 x 1 mm3 untuk mengukur jumlah sel
darah putih. Hal ini karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak dibandingkan leukosit.
Rumus jumlah sel darah dalam satu satuan mm3 ialah sel darah yang terlihat dikalikan
dengan faktor pengenceran dibagi dengan volume counting chamber (dalam mm3)
dikalikan dengan satu mm3. Pada eritrosit, nilai volume counting chamber ialah 0,02 mm3
sedangkan nilai volume counting chamber pada leukosit adalah 0,5 mm3.
Jumlah eritrosit dari beberapa kelompok yang didapatkan yaitu 5.490.000,
4.240.000, 9.170.000, 4.060.000, 5.190.000, dan 3.050.000 sel. Sebagian besar hasil dari
kelompok sesuai dengan jumlah eritrosit normal yaitu sekitar 6,8 juta sel. Namun ada satu
kelompok yang didapatkan hasil kurang dari 6,8 juta sel. Hal ini kemungkinan disebabkan
adanya koagulasi darah sehingga sel-sel darah menggumpal bersatu dan tidak dapat
dihitung.. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sel darah merah :
1. keadaan fisiologis spesies (suhu tubuh, aktivitas spesies sebelum diambil darahnya)
2. perubahan rata-rata pembentukan atau disintegrasi sel darah merah
3. penyakit : anemia, erythopenia, polyeyrthamia.
4. Jenis kelamin
H. Kesimpulan
Hasil perhitungan jumlah eritrosit dari masing-masing kelompok adalah sebagai berikut:
5.490.000, 4.240.000, 9.170.000, 4.060.000, 5.190.000, dan 3.050.000 sel.
I. DAFTAR PUSTAKA
Campbell et all. 2008. Biology Eight Edition. Benjamin Cummings. San Fransisco.
Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hidayanti D. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Prodi Biologi: FMIPA ITS.
Kimball, Jhon W. 1993. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.
LAMPIRAN
Gambar 1. Kamar Hitung Eritrosit
Gambar 2.Sel Darah Merah Diamati Melalui Mikroskop (40 X)

More Related Content

What's hot

Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
Janex Shikamaru
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Rukmana Suharta
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
Amphie Yuurisman
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
sarahmae26
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Rukmana Suharta
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Dian Khairunnisa
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
dewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Rukmana Suharta
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
Tidar University
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
Feri Chandra
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
dwikartikasari25
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Sumayyah Nida Azizah
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaIrwin Septian
 

What's hot (20)

Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR GENETIKA DAN PEMULIAAN TANAMAN PERSILANGAN MONO...
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
Ppt nematoda.
Ppt nematoda.Ppt nematoda.
Ppt nematoda.
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimPengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Pewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimiaPewarnaan histokimia
Pewarnaan histokimia
 

Similar to 3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah

Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipAsfar Syafar
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
ssuserd986061
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
Sri Rezki Ramadhani
 
Biologi Darah
Biologi DarahBiologi Darah
Biologi DarahVurie Ayu
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahBiologi Faisal
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangNugroho Tristyanto
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangNugroho Tristyanto
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangNugroho Tristyanto
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
hunun
 
Darah
Darah Darah
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Syifa Sahaliya
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
fikri asyura
 
Isi eritrosit
Isi eritrositIsi eritrosit
Isi eritrosit
Afni Ramadhani
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
wa ode leni marlina
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
pjj_kemenkes
 
sistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xisistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xi
mayavivianti
 
Laporan darah
Laporan darahLaporan darah
Laporan darah
Nana
 
Makalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eMakalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eKarla Terematez
 
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Gilang Rizki
 

Similar to 3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah (20)

Makalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darahMakalah pemeriksaan lab darah
Makalah pemeriksaan lab darah
 
Darah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natipDarah i preparat darah natip
Darah i preparat darah natip
 
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJPemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
Pemeriksaan Darah hematologi GAHSHBDHDHHFDJFJ
 
sel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasisel darah pada berbagai konsentrasi
sel darah pada berbagai konsentrasi
 
Biologi Darah
Biologi DarahBiologi Darah
Biologi Darah
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yangPerbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
Perbandingan hasil pemeriksaan kadar hematokrit mikro pada darah yang
 
Kimia klinik
Kimia klinikKimia klinik
Kimia klinik
 
Darah
Darah Darah
Darah
 
Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"Biologi "Sistem Sirkulasi"
Biologi "Sistem Sirkulasi"
 
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi
 
Isi eritrosit
Isi eritrositIsi eritrosit
Isi eritrosit
 
Apusan darah
Apusan darahApusan darah
Apusan darah
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 
sistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xisistem peredaran darah xi
sistem peredaran darah xi
 
Laporan darah
Laporan darahLaporan darah
Laporan darah
 
Makalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1eMakalah biologi kel.7 1e
Makalah biologi kel.7 1e
 
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data KlinikPegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
Pegantar Kuliah Interpretasi Data Klinik
 

More from Sofyan Dwi Nugroho

11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
Sofyan Dwi Nugroho
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
Sofyan Dwi Nugroho
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
Sofyan Dwi Nugroho
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
Sofyan Dwi Nugroho
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
Sofyan Dwi Nugroho
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
Sofyan Dwi Nugroho
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
Sofyan Dwi Nugroho
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
Sofyan Dwi Nugroho
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
Sofyan Dwi Nugroho
 

More from Sofyan Dwi Nugroho (10)

11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
11. laporan praktikum biologi preparat ulas vagina mencit
 
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
10. laporan praktikum biologi preparat squash ujung akar bawang merah
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
8. laporan praktikum biologi respirasi kecambah
 
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
7. laporan praktikum biologi analisis vegetasi di hutan wanagama
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
5. laporan praktikum biologi perambatan bunyi melalui tulang tengkorak
 
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
4. laporan praktikum biologi pengaruh suhu lingkungan ke suhu tubuh
 
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah1. laporan praktikum biologi tekanan darah
1. laporan praktikum biologi tekanan darah
 
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
2. laporan praktikum biologi pengaruh tekanan osmotik terhadap membran eritrosit
 

Recently uploaded

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah

  • 1. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI “PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH” Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017
  • 2. KEGIATAN 3 PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH A. Tujuan A.1 Tujuan kegiatan : Mengetahui cara menghitung sel darah merah (eritrosit) dengan menggunakan metode manual/ kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia. A.2 Kompetensi khusus: Mahasiswa dapat melakukan perhitungan sel darah merah (eritrosit) dengan menggunakan metode manual/ kamar hitung dan jumlah normal eritrosit pada manusia. B. Landasan Teori Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin, yaitu protein yang mengandung besi, berperan dalam transpor oksigen dan karbondioksida di dalam tubuh. Oleh karena itu eritrosit sangat diperlukan dalam proses oksigenasi organ tubuh. Dengan mengetahui keadaan eritrosit, secara tidak langsung dapat diketahui juga keadaan organ tubuh seseorang. Gambar 1. Sel Darah Merah (Eritrosit) Beberapa pemeriksaan yang dapat menggambarkan parameter penting dari fungsi dan struktur eritrosit di dalam tubuh antara lain hitung eritrosit, hemoglobin dan hematokrit. Hitung eritrosit atau red blood cell count (RBC) adalah menghitung jumlah total eritrosit dalam darah. Nilai rujukan normal eritrosit adalah 4-5 juta/mm3. Hemoglobin (Hb) adalah protein dalam eritrosit yang bertugas mengangkut oksigen. Hematokrit (Ht) adalah jumlah eritrosit dalam 100 ml darah. Ketiga parameter di atas biasa digunakan untuk menegakkan adanya anemia
  • 3. Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan massa eritrosit dengan akibat oksigenasi jaringan tidak dapat terpenuhi Secara praktis ada 3 parameter untuk menegakkan adanya anemia yaitu: kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit. Dari perhitungan ketiga parameter tersebut dapat diperoleh nilai rata-rata eritrosit. Nilai rata-rata eritrosit terdiri dari Mean Corpuscular Volume (MCV), Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC). Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan penunjang yang diperlukan oleh dokter untuk membantu menegakkan diagnosis. Salah satu pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan darah. Darah mempunyai peran penting dalam tubuh manusia. Hasil pemeriksaan darah secara tidak langsung dapat memantau keadaan dalam tubuh. Pemeriksaan darah atau pemeriksaan hematologi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu pemeriksaan hematologi rutin dan hematologi lengkap. Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari hemoglobin, hematokrit, hitung jumlah eritrosit, hitung jumlah leukosit, hitung jenis leukosit, hitung jumlah trombosit dan nilai- nilai rata-rata eritrosit. Pemeriksaan hematologi lengkap (complete blood count) terdiri dari pemeriksaan darah rutin ditambah pemeriksaan morfologi sel (ukuran, kandungan hemoglobin, anisositosis, poikilositosis, polikromasi). Pemeriksaan hematologi lengkap penting untuk mengetahui morfologi dan fungsi dari berbagai sel yang ada di dalam darah, contohnya sel darah putih yang berperan dalam imunitas tubuh dan sel darah merah yang berperan dalam oksigenasi tubuh. Seiring dengan kemajuan teknologi, alat-alat yang dipakai dalam pemeriksaan hematologi juga semakin berkembang. Para peneliti mengembangkan alat untuk menganalisa populasi sel darah secara otomatik. Alat ini dapat digunakan untuk pemeriksaan hitung eritrosit, hitung leukosit, Hb, Ht, platelet dan nilai-nilai rata-rata eritrosit. Metode yang banyak dipakai pada alat-alat untuk pemeriksaan hematologi adalah metode flow cytometri. Pemeriksaan hematologi dengan metode flow cytometri sekarang sudah popular dilakukan. Metode flow cytometri memiliki prosedur yang relatif mudah dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat. Namun, menurut Perkins metode ini mempunyai tingkat false positive yang cukup tinggi, yaitu 10-25%. Pemeriksaan hematologi lain yang cukup sering dilakukan adalah pembuatan Sediaan Apus Darah Tepi (SADT). SADT atau blood smear adalah salah satu pemeriksaan untuk mengetahui keadaan populasi sel-sel darah atau kelainan darah. Lainnya. Pada SADT dapat diketahui morfologi sel-sel darah yaitu ukuran, bentuk, kesan
  • 4. jumlah, apakah ada sel-sel muda dan sebagainya. SADT dapat digunakan sebagai kontrol terhadap pemeriksaan hematologi lain seperti nilai rata-rata eritrosit, Hb, dan lain-lain. Hasil pemeriksaan nilai rata-rata eritrosit dengan flow cytometer apakah sama atau tidak dengan gambaran populasi eritrosit pada SADT belum diketahui dengan pasti. Maka dengan penelitian ini penulis ingin mengetahui sejauh mana kesesuaian hasil pemeriksaan nilai rata-rata eritrosit dengan flow cytometer dengan gambaran populasi eritrosit pada SADT. Berbagai jenis anemia juga dapat diketahui lebih pasti melalui kedua pemeriksaan tersebut. C. Metode Praktikum C.1 Jenis kegiatan : Observasi C.2 Objek pengamatan : Sel darah merah manusia (Eritrosit) C.3 Alat dan Bahan : a) Hemacytometer dengan pipet thoma eritrosit b) Mikroskop c) Larutan Hayem d) Sampel Darah e) Tissue f) Aquadest D. Prosedur Percobaan 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Memipet darah dengan pipet thoma eritrosit hingga skala 0,5 3. Memipet larutan hayem hingga skala 101 4. Menghomogenkan campuran tersebut dengan membentuk angka 8 5. Membuang 3 sampai 4 tetes campuran tersebut 6. Meletakkan objek gelas pada kamar hitung kemudian larutan tadi diteteskan pada kamar hitung 7. Mendiamkan objek yang akan diamati beberapa menit 8. Mengamati dibawah mikroskop pada kotak R
  • 5. E. Hasil Pengamatan E.1. Data Kelompok 104 113 109 116 107 E.2 Data Kelas No Kelompok Jumlah Eritrosit Total Jumlah Eritrosit (dikalikan jumlah pengenceran) 1. Eka, Jumriani dan Erwin 549 5.490.000 2. Bu Ovi dan Bu Clara 424 4.240.000 3. Luh dan Eka Rahma 917 9.170.000 4. Bu eko, Bu Titin dan Prima 406 4.060.000 5. Lady, Wulan dan Anis 519 5.190.000 6. Bu uswatun, Sofyan dan Gustin 305 3.050.000 F. Analisis Data 1. Jumlah eritrosit = Ruang I + Ruang II + Ruang III + Ruang IV + Ruang V = 104 + 113 + 116 + 107 + 109 = 549 2. Kedalaman objek = 10 Pengenceran = 200 Jumlah sampel = 5 Pengenceran: 10 x 200 x 5 = 10.000 3. Jumlah eritrosit total = 549 x 10.000 = 5.490.000
  • 6. G. Pembahasan Pada percobaan kali ini, hal yang dilakukan adalah menghitung jumlah sel darah merah menggunakan alat yang dinamakan hematositmeter. Darah hewan mamalia khususnya manusia mengandung komponen: plasma darah yang terdiri atas 92% air, protein plasma 7% dan zat terlarut lainnya sebesar 1% serta elemen seluar yang terdiri dari eritrosit 99,9%, dan sisanya adalah leukosit. Protein plasma yang terdapat dalam darah antara lain terdiri atas albumen 60%, globulin 35%, fibrinogen 4% serta protein pengaturseperti enzim, proenzim dan hormon sebanyak kurang lebih 1%. Zat terlarut lain berupa elektrolit Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, HCO3-, HPO4-, dan SO42- serta nutrien organik yang penting menghasilkan energi antara lain asam lemak, kolesterol, glukosa dan asam amino. Selain bahan yang berguna bagi tubuh, ada juga bahan yang harus dibuang tubuh, antara lain urea, asam urat, kreatinin, bilirubin dan amonia. Fungsi darah antara lain : 1. alat transportasi yang berkaitan dengan respirasi, ekskresi dan regulasi 2. mengatur keseimbangan antara darah dengan cairan jaringan (osmoregulasi) 3. mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh 4. mengatur suhu tubuh (osmoregulasi) 5. sebagai alat pertahanan tubuh dengan adanya antibodi 6. mencegah pendarahan terus menerus dengan adanya trombosit. Yang dimaksud hematokrit adalah jumlah sel darah merah yang terdapat dalam darah dalam persen. Nilai ini tergantung pada jenis kelamin. Pada pria dewasa normal nilainya sekitar +/- 47% dan pada wanita dewasa normal nilainya sekitar 45%. Selain itu hematokrit tidak merata pada seluruh bagian tubuh, pada limpa sekitar 70% dan pada ginjal hanya sekitar 20%. Eritrosit merupakan sel yang hanya terdiri atas membran sel dan sitoplasma. Bagian inti sel dan organel-organel sel lainnya telah tereduksi. Eritrosit ini berwarna merah karena didalamnya terdapat hemoglobin yang berperan dalam transportasi oksigen (O2). Hemoglobin terdiri atas heme (porfirin tipe III atau protoporfirin III) dan globin yang berupa protein. Variasi hemoglobin antar hewan dapat dilihat dari : 1. bentuk kristalnya, 2. posisi ikatan absorbsi, 3. kekuatan berikatan dengan oksigen. Sintesa hemoglobin dimulai pada saat sel darah tingkat eritoblast dan dilanjutkan sampai tingkat normoblast. Materi selular lainnya yaitu leukosit (sel darah putih). Hemasitometer terdiri dari gelas objek kamar hitung (counting chamber) dan pipet pengisap-pengencer Thoma. Pada percobaan ini dijunakan counting chamber jenis
  • 7. “Improved Neubauer”. Dalam kamar hitung terdapat gelas objek yang tebal. Counting chamber tipe “Improved Neubauer” mempunyai ukuran 3 mm x 3 mm x 0,1 mm dan terdiri dari 9 bagian kotak masing-masing dengan luas 1 mm2. Pipet pengisap-pengencer Thoma terbagi atas 2 bagian yaitu bagian atas yang menggelembung yang berfungsi sebagai tempat pengocok serta bagian bawah yang berskala. Pipet Thoma ini ada dua macam, yaitu jenis pertama yang berskala 101 digunakan untuk pengukuran jumlah eritrosit dan jenis kedua yang berskala 11 digunakan untuk pengukuran jumlah leukosit. Alasan digunakannya dua ukuran pipet Thoma ini adalah karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak (5 juta/mm3 darah¬) dibandingkan dengan leukosit yang jumlahnya hanya 8000 sel/mm3 darah. Pengenceran yang dilakukan pada penghitungan eritrosit menggunakan larutan Hayem. Larutan ini merupakan larutan yang isotonik dengan sitoplasma eritrosit dan memiliki kemampuan untuk melisis sel darah putih. Larutan pengencer yang digunakan pada penghitungan leukosit adalah larutan Turk. Larutan ini merupakan larutan yang isotonis dengan sitoplasma sel darah putih sekaligus memberikan pewarnaan (ungu muda) dan dapat menghemolisiskan eritrosit. Dalam percobaan, setelah darah diencerkan dengan larutan di atas, dilakukan pengocokan hingga sel-sel darah tadi homogen dalam larutan. Setelah darah tersebut homogen, 3-5 tetes larutan yang dalam pipet dibuang karena pada beberapa tetes pertama, larutan yang didapatkan tidak homogen sehingga akan mengacaukan perhitungan. Kemudian larutan tersebut baru dimasukkan dalam counting chamber. Kamar R yang ukurannya lebih kecil, yaitu 5 x 0,1 x 0,04 mm3 adalah tempat pengukuran jumlah eritrosit. Kamar W yang ukurannya lebih besar, yaitu 5 x 0,1 x 1 mm3 untuk mengukur jumlah sel darah putih. Hal ini karena jumlah eritrosit jauh lebih banyak dibandingkan leukosit. Rumus jumlah sel darah dalam satu satuan mm3 ialah sel darah yang terlihat dikalikan dengan faktor pengenceran dibagi dengan volume counting chamber (dalam mm3) dikalikan dengan satu mm3. Pada eritrosit, nilai volume counting chamber ialah 0,02 mm3 sedangkan nilai volume counting chamber pada leukosit adalah 0,5 mm3. Jumlah eritrosit dari beberapa kelompok yang didapatkan yaitu 5.490.000, 4.240.000, 9.170.000, 4.060.000, 5.190.000, dan 3.050.000 sel. Sebagian besar hasil dari kelompok sesuai dengan jumlah eritrosit normal yaitu sekitar 6,8 juta sel. Namun ada satu kelompok yang didapatkan hasil kurang dari 6,8 juta sel. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya koagulasi darah sehingga sel-sel darah menggumpal bersatu dan tidak dapat dihitung.. Faktor yang dapat mempengaruhi jumlah sel darah merah :
  • 8. 1. keadaan fisiologis spesies (suhu tubuh, aktivitas spesies sebelum diambil darahnya) 2. perubahan rata-rata pembentukan atau disintegrasi sel darah merah 3. penyakit : anemia, erythopenia, polyeyrthamia. 4. Jenis kelamin H. Kesimpulan Hasil perhitungan jumlah eritrosit dari masing-masing kelompok adalah sebagai berikut: 5.490.000, 4.240.000, 9.170.000, 4.060.000, 5.190.000, dan 3.050.000 sel. I. DAFTAR PUSTAKA Campbell et all. 2008. Biology Eight Edition. Benjamin Cummings. San Fransisco. Guyton dan Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC Hidayanti D. 2006. Modul Ajar Fisiologi Hewan. Prodi Biologi: FMIPA ITS. Kimball, Jhon W. 1993. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Kedokteran EGC.
  • 9. LAMPIRAN Gambar 1. Kamar Hitung Eritrosit Gambar 2.Sel Darah Merah Diamati Melalui Mikroskop (40 X)