Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi bakteri dari air toilet (WC) dengan melakukan isolasi, pewarnaan, uji katalase, dan uji motilitas.
2. Hasilnya mengidentifikasi dua jenis bakteri yaitu Salmonella sp. dari sampel WC1 dan Shigella sp. dari sampel WC2, keduanya bakteri gram negatif.
3
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"Aji Sanjaya
Pertumbuhan artinya pertambahan substansi hidup yang tidak reversibel biasanya disertai pertambahan ukuran dan pembelahan sel. Pada organisme bersel banyak, ukurannya bertambah sedangkan pada organisme bersel satu jumlah selnya yang bertambah. Meskipn demikian pada organisme yang bersel satu harus dibedakan pertambahn jumlah atau bertambahnya massa sel.
Laporan Fisiologi Tumbuhan II Difusi dan Osmosis (Penentuan Potensial Air Jar...UNESA
Difusi adalah pergerakan molekul melintasi membran semipermiabel dari kompartemen berkonsentrasi tinggi menuju kompartemen berkonsentrasi rendah. Sedangkan osmosis adalah pergerakan cair solven (pelarut) murni (misalnya air) melintasi membran sel dari larutan berkonsentrasi tinggi (pekat) (Tamsuri, 2009: 3-4).
Osmosis sangat ditentukan oleh potensial air. Potensial air adalah energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Potensial air dinyatakan sebagai nol, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah kurang dari nol. Potensial air dapat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, dan partikel-partikel bahan terlarut.
Dalam proses osmosis, potensial osmotik juga berperan penting. Potensial osmotik merupakan potensial yang disebabkan adanya materi yang terlarut. Kontribusi dari potensial air pada zat terlarut disebut dengan potensial osmotik, yang selalu bernilai negatif, karena air sebagai pelarut dalam larutan itu melakukan kerja kurang dari air murni.
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotik. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmotik menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan tumbuhan dalam seri larutan yang telah diketahui potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial tekanan air bernilai positif, negatif, bahkan nol. Tetapi secara umum, nilai potensial tekanan ini bernilai positif, karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan tugor (Advinda, 2018). Nilai potensial air jaringan tumbuhan pada umbi kentang dihitung dengan rumus:
PA = PO + PT → PT = 0
PA = PO → PO = -TO
PA = _ 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang tidak menambah panjang umbi kentang
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
1. Semakin kecil konsentrasi sukrosa, semakin bertambah panjang jaringan tumbuhan pada umbi kentang
2. Konsentrasi larutan sukrosa 0 M dan 0,4 M tidak menyebabkan perubahan panjang irisan jaringan umbi kentang
3. Nilai potensial air jaringan tumbuhan dari konsentrasi larutan sukrosa 0 M adalah 0 atm, dan nilai potensial air dari konsentrasi larutan sukrosa 0,4 M adalah -9,94 atm
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"Aji Sanjaya
Pertumbuhan artinya pertambahan substansi hidup yang tidak reversibel biasanya disertai pertambahan ukuran dan pembelahan sel. Pada organisme bersel banyak, ukurannya bertambah sedangkan pada organisme bersel satu jumlah selnya yang bertambah. Meskipn demikian pada organisme yang bersel satu harus dibedakan pertambahn jumlah atau bertambahnya massa sel.
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang HijauUNESA
Bubur kacang hijau merupakan makanan khas indonesia yang mengandung bahan utama kacang hijau dan santan. Bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka tanpa pemanasan maupun pendinginan dapat memunculkan suatu bakteri. Media yang digunakan pada pertumbuhan bakteri bubur kacang hijau adalah media taoge agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi bakteri yang terkandung dalam bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka selama 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam. Karakterisasi bakteri meliputi penentuan sifat morfologi, pewarnaan bakteri (pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnaan gram), uji katalase untuk menentukan bakteri katalase postif atau negatif dan uji motilitas untuk mengetahui motilitas mikroba.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa DNA pada sampel tumbuhan muda yaitu daun muda jambu biji berhasil diisolasi secara sederhana dengan menggunakan metode sederhana.
Bentuk DNA yang dihasilkan adalah berupa benang-benang transparan.
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
Struktur manajemen quality control di PT. Campina terdiri dari 3 laboratorium yaitu, Mikrobiologi, Fisika Kimia, dan Distribusi.
Kualitas quality control di PT. Campina masih belum berstandar ISO tetapi laboratorium rutin mengikuti Uji Profisiensi Nasional.
Strategi mempertahankan mutu produk dari PT. Campina adalah dengan mengendalikan kualitas mutu bahan baku, kualitas proses produksi, kualitas barang jadi dan distribusi.
Pemasaran produk di PT. Campina yaitu dengan cara menganalisa produk yang digemari oleh pasar, selalu mencoba menetapkan harga yang ekonomis, penerimaan kunjungan kepabrik untuk melihat proses produksi, dan mendistribusi ke tempat yang strategis dengan persyaratan dan ketentuan.
Penanganan produk out of specification dengan cara yang sama dengan kriteria limbah padat atau cair sehingga dibuang dengan prosedur yang sama.
ISO 17025 adalah perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
Penerapan standar ISO 17025 biasanya dihubungkan dengan proses akreditasi laboratorium.
Indonesia mengadopsi ISO 17025:2005.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
Secara garis besarnya, prinsip berlaboratorium yang ideal dicirikan dengan dimilikinya sarana, metode, peralatan dan kemampuan analisis, serta sistem pengorganisasian.
Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik (Good Laboratory Practices/GLP) adalah sebagai berikut:
1. Bangunan dan Fasilitas
2. Personil
3. Peralatan
4. Pereaksi dan Media Perbenihan
5. Baku Pembanding
6. Penandaan
7. Hewan Pengujian
8. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
9. Catatan Analisis
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dibahas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Untuk mengetahui sel akar bawang merah (Alium cepa L.) yang mengalami poliploidi akibat perendaman kolkisin dari tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa sel akar bawang merah (Alium cepa L.) telah mengalami poliploidi pada hari ketiga yang diinduksi kolkisin berbahan tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Untuk menerapkan hukum Hardy-Weinberg pada berbagai sistem penggolongan darah pada manusia
Untuk menghitung frekuensi alel IA, IB, I0 dari populasi kelas
Pada Kelas Biologi 2017 D:
Golongan darah O memiliki frekuensi tertinggi (48%)
Golongan darah B mendominasi kedua (31%)
Golongan darah A pada urutan ketiga (21%)
Golongan darah AB pada urutan terakhir (0%)
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. menggunakan rumus : Q10 = (A pada (T0+10)°C)/(A pada (T0)°C)
Semakin tinggi suhu, frekuensi denyut jantung Daphnia sp. semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu akan menyebabkan koefisien energi semakin tinggi.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan,
1. Arteri memiliki besar pembuluh yang sangat besar dan kapiler memiliki besar pembuluh yang kecil.
2. Arah aliran yang meninggalkan jantung ke seluruh tubuh adalah arteri dan arteriol, sedangkan yang menuju ke arah jantung adalah vena dan venula. Kapiler memiliki arah dari seluruh tubuh dan jantung.
3. Arteri memiliki kecepatan aliran yang sangat cepat, sedangkan kapiler memiliki kecepatan aliran yang lambat.
4. Jumlah darah yang banyak dapat melewati pembuluh arteri, sedangkan pembuluh kapiler dilewati sedikit darah.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa refleks pupil terhadap intensitas cahaya yaitu semakin terang suatu lingkungan, maka semakin kecil diameter pupil, dan begitu juga sebaliknya. Untuk refleks pupil terhadap akomodasi mata yaitu semakin jauh suatu benda, maka semakin besar diameter pupil dan begitu juga sebaliknya. Dan semakin jauh jarak benda, maka semakin besar bayangan yang jatuh pada bintik buta mata.
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Pada umumnya, metabolisme terdiri dari proses sintesis materi yang biasa disebut anabolisme dan proses pembongkaran materi yang biasa disebut dengan katabolisme. Materi yang direaksikan yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk mengoptimalkan terjadinya reaksi diatas diperlukan adanya senyawa yang berfungsi sebagai katalis. Mineral dan vitamin merupakan katalis reaksi tersebut.
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan kebutuhannya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan nila sangat berkembang pesat di Indonesia. Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Salah satu input yang penting dalam bidudaya ikan adalah pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teripang hitam (Holothuria atra) pada suplemen pakan ikan terhadap upaya peningkatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Pakan yang optimal akan mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu pakan alami yang sering digunakan yaitu teripang. Kualitas pakan yang diberikan pada ikan berhubungan dengan komponen pakan yang terdapat didalamnya diantaranya adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Teripang merupakan salah satu biota laut yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan makanan alami dari laut. Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diberi 3 kali ulangan. Hasil penelitian berupa pembuatan produk suplemen pada pakan ikan yang menggunakan teripang hitam (Holothuria atra) sebagai sumber pakan alami bagi para pembudidaya ikan nila untuk meningkatkan hasil produksi.
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
Ilmu pengetahuan dan budaya memiliki hubungan yang saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Ilmu dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Ilmu pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya menjadi bagian dari kebudayaan. Dengan berkembangan Ilmu pengetahuan alam, tentunya kebudayaan nasional juga akan mengalami pergeseran dari suatu yang tradisional kini berubah menjadi hal yang modern.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Water Closet (WC)
1. 1
ISOLASI DAN KARAKTERISASI BAKTERI WATER CLOSET (WC)
Biologi 2017 D
Jurusan Biologi-Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Ketintang, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60231
ABSTRAK
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang renik yang tidak dapat
diamati dengan mata telanjang. Pengamatan terhadap mikroorganisme dapat
dilakukian dengan membuat biakan murni lalu diamati. Biakan murni diambil dari
sampel air WC yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara isolasi dan
karakterisasi bakteri. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental
dengan mengisolasi bakteri dengan metode Pour Platre Method dan
mengkatarakterisasi bakteri murni dengan pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif, pewarnaan gram, uji katalase, dan uji motilitas. Pada karakterisasi diambil
2 macam bakteri yaitu bakteri WC1 dan WC2 yang keduanya merupakan bakteri
gram negatif. Bakteri WC1 merupakan bakteri Salmonella, sedangkan bakteri
WC2 ditemukan bakteri Shigella.
Kata Kunci: Air WC, Bakteri, Isolasi, Karakterisasi
ABSTRACT
Microorganisms are microscopic living things that cannot be observed
with the naked eye. Observations of microorganisms can be carried out by making
pure cultures and then observed. Pure culture is taken from toilet water samples
which aim to know and understand the ways of isolating and characterizing
bacteria. The method used is the experimental method by isolating bacteria by the
method of Pour Platre Method and characterizing pure bacteria with simple
coloring, negative coloring, gram staining, catalase test, and motility test. In the
characterization, 2 types of bacteria were taken, namely WC1 and WC2 bacteria,
both of which are gram-negative bacteria. WC1 bacteria are Salmonella bacteria,
while WC2 bacteria are found by Shigella bacteria.
Keywords: WC Water, Bacteria, Isolation, Characterization
PENDAHULUAN
Air Water Closet (WC)
adalah limbah cair yang di dalamnya
terkandung mikroba. Mikroba
memiliki sifat-sifat pertumbuhan,
morfologi, dan sifat fisiologi yang
dapat dipelajari dengan isolasi
terlebih dahulu. Isolasi merupakan
metode untuk memisahkan mikroba
dari populasi campuran sehingga
memudahkan dalam proses
pengidentifikasian (Dwidjoseputro,
1998). Karakterisasi adalah kegiatan
untuk mengobservasi bakteri maupun
isolat. Dalam kegiatan karakterisasi
dapat dilakukan berdasarkan atas
sitologi (bentuk sel, gerak atau
motilitas, sifat gram), sifat morfologi
dan sifat fisiologi. Sifat morfologi
mencakup sifat koloni, seperti
ukuran, bentuk warna, tepian,
elevasi, pigmen, karakeristik optik
dan permukaan.
2. 2
Prinsip pewarnaan gram
adalah kemampuan dinding sel
terhadap zat warna dasar (kristal
violet) setelah pencucian alkohol
96%. Bakteri gram positif terlihat
berwarna ungu karena dinding selnya
mengikat kristal violet lebih kuat,
sedangkan sel gram negatif
mengandung lebih banyak lipid
sehingga pori-pori mudah membesar
dan kristal violet mudah larut saat
pencucian alkohol (Pelczar & Chan
2008). Uji motilitas berperan dalam
mengetahui pergerakan bakteri.
Bakteri yang dinyatakan positif motil
atau bergerak akan ditunjukan
dengan adanya kekeruhan pada
media uji yang menunjukan
pertumbuhan koloni (Aksoy et al,
2008). Uji katalase digunakan untuk
mengetahui aktivitas katalase pada
sampel bakteri. Enzim katalase
berperan dalam memecah H2O2
(Hidrogen Peroksida) menjadi H2O
dan O2. Hasil uji katalase positif
ditandai dengan adanya gelembung-
gelembung oksigen.
Tujuan dilakukannya
penelitian ini pada karakterisasi
mikrobia, pewarnaan, uji katalase
dan uji motilitas untuk
mengkarakterisasi suatu biakan
murni bakteri hasil isolasi dilakukan
dengan menentukan morfologi
koloni, memahami prosedur
pewarnaan, mengamati bentuk sel
bakteri, mengetahui dasar kimiawi
pewarnaan gram, membedakan
bakteri gram positif dan gram
negatif, memahami prosedur uji
katalase, membedakan bakteri
katalase positif dan katalase negatif,
memahami prosedur uji motilitas dan
mengamati motilitas mikroba.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode eksperimental yang
dilaksanakan pada 10 September
2018. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Surabaya.
Alat yang dibutuhkan untuk
melihat karakteristik koloni bakteri
hanyalah dengan mata telanjang dan
penggaris, lalu diamati morfologinya
dan diukur diameternya. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu bakteri
air Water Closet (WC) pada cawan
petri. Kemudian karakterisasi
bakteri, meliputi pewarnaan bakteri
(pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif, pewarnaan gram), uji
katalase dan uji motilitas. Alat yang
digunakan dalam karakterisasi
bakteri yaitu lampu spiritus, jarum
inokulasi (ose), staining tray
(nampan untuk pewarnaan,
mikroskop, kertas lensa, kertas
bibulous, botol semprot, kaca benda,
botol semprot, botol untuk zat warna,
kertas hisap, pipet tetes, kaca benda
(cekung), kaca penutup. Bahan yang
digunakan yaitu biakan Escherichia
coli, methylene blue, crystal violet,
carbol fuchsin, larutan 10 g nigrosin
dalam 100 ml aquades, alcohol,
minyak imersi, gram`s- iodine, ethyl
alcohol 95%, safranin, H2O2 3% .
Pewarnaan sederhana
dilakukan dengan cara aseptis, kaca
benda ditetesi setetes aquades steril,
lalu ambil satu ose biakan bakteri
3. 3
dan suspensikan, kemudian kering
anginkan lalu lakukan fiksasi, setelah
dingin preparat ditetesi 1-2 tetes
methylene blue, biarkan 1-2 menit,
cuci dengan air mengalir, kering
anginkan, lalu amati dengan
mikroskop. Pewarnaan negatif
dilakukan secara aseptik, ambil 2
kaca benda, biakan bakteri diambil
diletakkan di atas kaca benda dekat
ujung kanan kaca benda, ditetesi 1
tetes tinta bak diatas bikan bakteri,
disuspensikan, letakkan kaca benda
dengan sudut 45º, dorong
menggunakan kaca benda yang
kedua menuju ke ujung kiri kaca
benda setipis mungkin, preparat
dikeringkan lalu amati dengan
mikroskop. Pewarnaan gram
dilakukan secara aseptik, kaca benda
ditetesi 1 tetes aquades, suspensikan
dengan biakan bakteri menggunakan
ose,campur dan ratakan, lakukan
fiksasi, tetesi preparat dengan crystal
violet, dibiarkan 1 menit, cuci
dengan air mengalir,tetesi preparat
dengan gram`s iodine mordant,
dibiarkan 1 menit, cuci dengan air
mengalir, dekolorisasi dengan ethyl
alcohol 95%, tambahkan reagen
setetes demi setetes sampai crystal
violet tercuci dari preparat, cuci
dengan air mengalir, tetesi safranin,
biarkan 1 menit, cuci dengan air
mengalir, kering anginkan lalu amati
dengan mikroskop. Uji katalase
dilakukan secara aseptik, biakan
diambil, diletakkan di tengah kaca
benda, ditetesi H2O2 3%, amati
dengan mikroskop, diperhatikan
terbentuknya gelembung O2. Uji
motilitas dilakukan secara aseptik,
air diteteskan pada gelas penutup,
ditambahkan bakteri, gelas penutup
diletakkan diatas gelas benda
cekung, tepi cekungan diolesi
parafin, amati dengan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi dan Pewarnaan
Berdasarkan pengamatan
karakterisasi koloni bakteri pada
sampel air WC1 dan air WC2 yang
telah dilakukan, didapatkan hasil
pengamatan morfologi yang
disajikan pada tabel 1, tabel 2, dan
tabel 3.
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Karakteristik
Optik
Krakteristik
Permukaan
Pigmentasi
10-1
WC1 Translucent
Halus
mengkilap
Merah
muda
10-2
10-3
10-1
WC2 Transparent
Halus
mengkilap
Merah
muda
10-2
10-3
4. 4
Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Ukuran
(diameter)
Bentuk Elevasi
10-1
WC1 0,7 cm Circuler Convex10-2
10-3
10-1
WC2 0,65 cm Irreguler Umbonate10-2
10-3
Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi koloni
Sampel Gambar
Kode
Koloni
Bentuk
Tepian
10-1
WC1 Entire10-2
10-3
10-1
WC2 Entire10-2
10-3
Bakteri WC1 memiliki
karakteristik morfologi koloni yakni
karakteristik optik translucent,
karakteristik permukaan halus
mengkilap, pigmentasi merah muda,
ukuran 0,7 cm, bentuk circuler,
elevasi convex, dan bentuk tepian
entire. Bakteri WC2 memiliki
karakteristik morfologi koloni yakni
karakteristik optik transparent,
karakteristik permukaan halus
mengkilap, pigmentasi merah muda,
ukuran 0,65 cm, bentuk irrenguler,
elevasi umbonate, dan bentuk tepian
entire.
Tabel 4. Hasil karakterisasi sel bakteri sampel air WC
Kode
Bakteri
Pewarnaan Sederhana Pewarnaan Negatif Pewarnaan Gram
WC1
5. 5
Kode
Bakteri
Pewarnaan Sederhana Pewarnaan Negatif Pewarnaan Gram
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Biru
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Transparan
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Merah
Gram (+)/(-): Gram negatif
WC2
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Biru
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Transparan
Bentuk sel: Bacil
Susunan sel: Monobacillus
Warna sel: Merah
Gram (+)/(-): Gram negatif
Karakterisasi
mikroorganisme yakni bakteri
dilakukan dengan cara pewarnaan
sederhana, pewarnaan negatif, dan
pewarnaan gram tujuan agar dapat
mengamati bentuk sel mikrobia atau
menentukan morfologi sel mikrobia
pada biakan murni bakteri hasil
isolasi. Agar dapat mengamati
bentuk sel dan mengarakterisasi
suatu mikrobia maka terdapat
beberapa tahap uji pewarnaan, yakni
pewarnaan sederhana, pewarnaan
negatif dan pewarnaan gram.
Pada pewarnaan sederhana
menggunakan zat warna (methylene
blue) berfungsi untuk memberikan
warna pada bakteri agar mudah
diamati dengan mikroskop,
pewarnaan negatif menggunakan
tinta bak (tinta cina), tinta cina atau
nigrosin merupakan jenis pewarna
asam dan bermuatan negatif. Tinta
cina tidak akan bisa berikatan dengan
dinding sel dari bakteri karena sama-
sama bermuatan negatif, sehingga
tinta cina hanya akan mewarnai
permukaan preparat atau dengan kata
lain membuat gelap latar belakang
dari bakteri. Prinsip dari pengecatan
negatif adalah membuat kontras latar
belakang objek sehingga objek yang
transparan dan tidak terwarnai
menjadi lebih jelas terlihat (Benson,
2001; Harley & Prescott, 2002;
Tortora dkk., 2010). Sedangkan pada
pewarnaan gram menggunakan
beberapa zat warna seperti (crystal
violet, iodine dan safranin)
pemberian crystal sel akan
membentuk kompleks CV-1yang
akan berikatan dengan Mg-RNA
komponen dinding sel, membentuk
komplek Mg-RNA-CV-1yang tidak
larut dalam alkohol. Pemberian
iodine untuk memperkuat ikatan
primer, hasil ikatan komplek crystal
violet-iodine (CV-1) akan mewarnai
6. 6
sel secara intensif. Pemberian
alkohol sebagai pelarut lemak dan
agen dehidrasi protein. Pemberian
safranin pada sel gram negatif
setelah didekolorisasi pewarna
safranin akan deserap sehingga sel
berwarna merah sedangkan pada sel
gram positif pewarna safranin tidak
diserap sehingga sel akan berwarna
biru keunguan (Asri,dkk. 2016).
Pada sampel kode bakteri
WC1 dengan pewarnaan sederhana
sederhana ditemukan bakteri
Salmonella, monobacillus ditandai
dengan sel berwarna biru, pada
pewarnaan negatif ditemukan bakteri
Salmonella, monobacillus dengan sel
berwarna transaparan. Sedangkan,
pada pewarnaan gram ditemukan
bakteri Salmonella, monobacillus
ditandai dengan sel bewarna merah
yang mana merupakan bakteri gram
negatif.
Pada sampel kode bakteri
WC2 dengan pewarnaan sederhana
ditemukan bakteri Shigella,
monobacillus ditandai dengan sel
berwarna biru, pada pewarnaan
negatif ditemukan bakteri Shigella,
monobacillus dengan sel berwarna
transparan. Sedangkan, pada
pewarnaan gram ditemukan
berwarna merah yang merupakan
bakteri gram negatif.
Uji Katalase dan Uji Motilitas
Uji katalase dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya enzim
katalase pada bakteri dengan
menambahkan larutan hidrogen
peroksida (H2O2) ke dalam bakteri
piaraan. Apabila baktei
menghasilkan oksigen (O2) saat
ditetesi hidrogen peroksida (H2O2),
maka bakteri tersebut merupakan
bakteri katalase (+). Uji motilitas
dilakukan untuk mengetahui bakteri
tersebut termasuk bakteri motil atau
non motil. Hasil uji katalasae dan
motolitas bakteri dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Hasil uji katalase dan motilitas bakteri
No. Bakteri Uji Katalase Uji Motilitas
1. WC1 Positif (+) Non Motil
2. WC2 Positif (+) Motil
Pada uji katalase dengan
sampel kode bakteri WC1 dan WC2
diperoleh bakteri bersifat positif
ditandai dengan terbentuknya
gelembung gas O2 (oksigen) setelah
ditetesi H2O2 yang mana bakteri
tersebut mampu menghasilkan enzim
katalase (katalase +). Karena
terbentuk gelembung gas O2 maka
terjadi pemecahana H2O2 oleh enzim
katalase yang dihasilkan oleh bakteri
itu sendiri yang mana oleh enzim
7. 7
katalase, H2O2 diurai dengan reaksi
sebagai berikut :
2H2O enzim katalase 2H2O O2
Pada uji motilitas dengan
metode “preparat basah tetes
gantung” dengan tujuan guna
mengetahui ada atau tidaknya
pergerakan mikroba. Pada sampel
kode bakteri WC1 dan WC2
didapatkan hasil bakteri bersifat non-
motil ditandai karena tidak adanya
pergerakan mikroba.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan
karakterisasi bakteri pada sampel air
WC. Bakteri WC1 dan WC2
memiliki karakteristik yang sama
yakni bentuk sel bacillus, susunan sel
monobacillus, gram negatif, katalase
positif, dan motil. Bakteri WC1
merupakan bakteri Salmonella,
sedangkan bakteri WC2 ditemukan
bakteri Shigella.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,1989, Bakteriologi Klinik,
Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Depertamen
Kesehatan RI, Jakarta.
Asri, Mahanani Tri, dkk. 2016.
Petunjuk Praktikum
Mikrobiologi Dasar.
Surabaya: Unesa Press
Benson. 2001. Microbial Application
Lab Manual, 8th ed.
California: The McGraw-Hill
Companies.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar- Dasar
Mikrobiologi. Jakarta:
Djambatan.
Etjang, dr. indan, 2003, Mikrobiologi
dan Parasitologi untuk Akper,
Citra Adityabakti, Bandung.
F. Brooks, Ge, Jenet. S. Butet, L.
Nicholas Ornstun, 1996,
Mikrobiologi Kedokteran,
EGC, Jakarta
Aksoy, H. M. and S. K. Ozman-
Sullivan. 2008. Isolation of
Bacillus megaterium from
Aphis pomi (Homoptera:
Aphididae) and assessment of
its pathogenicity. Journal
of Plant Pathology 90;
4490452.
Michael J. Pelczar, Jr, E.C.S. Chan,
1988, Dasar-dasar
Mikrobiologi, Universitas
Indonesia (VI-press), Jakarta.
Pelczar, Michael J dan Chan, E. C. S.
2008. Dasar- Dasar
Mikrobiologi Jilid I. Jakarta:
UI Press.
Prescott, L.M. 2002. Prescott-
Harley-Klein: Microbiology
5th Edition. USA: The
McGrawth-Hill Companies.
Tortora, G. J., Funke, B. R. & Case,
C. L. 2010. Microbiology an
introduction 10th edition.
Pearson edition, Inc..
Publishing as Pearson
Benjamins Cummings. San
Francisco, 1301 Sansome.