Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengaruh lingkungan eksternal dan internal terhadap motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Studi kasus dilakukan terhadap siswa SMPN 1 Singosari untuk tahun ajaran 2009/2010.
3. Tujuan layanan bimbingan konseling adalah mengenal latar belakang siswa, diagnosis masalah, dan meningkatkan motivasi serta prestasi belajar siswa.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
The purpose of this study is to describe the planning, process, strategy, supporting and inhibiting aspects, and evaluation to improve the quality of learning through the development of arts and culture-based creativity Methods This study used a qualitative approach with multiple types of cases, its location in the SMP 2 Ngunut and MTsN Ariyojeding Rejotangan, the data in this study are primary and secondary data, engineering data collection by observation or participant observation, in-depth interviews, and documentation. From these results the authors concluded that: (1) Syllabus and lesson plans, which are prepared each semester by the subject teachers of art and culture. (2) Processes in the two institutions are also equally divided into two, with the delivery of content and practice, which in this case were similarly associated with the environment, in order to increase students’ interest and creativity. (3) Pay attention to the material compliance strategy, timing and conditions of the students at that time. (4) Supporting aspects (proper purpose, teachers are creative, active students and spirit, facilities and infrastructure adequate, and the environmental conditions that support time), and the inhibiting aspects (related to the students’ attitude sometimes crowded during the learning process and disturb her during the learning process). (5) Evaluation used in these two institutions, namely: evaluation practice, writing and oral.
PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VI SDN 1...SDN 1 JUGLANGAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan dibawah KKM pada mata pelajran Bahasa Indonesia pokok bahsan pidato persuasif. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Juglangan Kecamatan Panji Kabupaten Situbondo sebanyak 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Hasil penelitian yang didapat adalah peningkatan motivasi siswa dari Siklus I dan Siklus II melalui pengamatan aktivitas siswa. Peningkatan hasil belajar siswa yang dipresentasikan oleh nilai rata-rata hasil belajar siswa dari tes Siklus I sebesar 64,52 % dan Siklus II sebesar 87,10 %. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode role playing dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
The purpose of this study is to describe the planning, process, strategy, supporting and inhibiting aspects, and evaluation to improve the quality of learning through the development of arts and culture-based creativity Methods This study used a qualitative approach with multiple types of cases, its location in the SMP 2 Ngunut and MTsN Ariyojeding Rejotangan, the data in this study are primary and secondary data, engineering data collection by observation or participant observation, in-depth interviews, and documentation. From these results the authors concluded that: (1) Syllabus and lesson plans, which are prepared each semester by the subject teachers of art and culture. (2) Processes in the two institutions are also equally divided into two, with the delivery of content and practice, which in this case were similarly associated with the environment, in order to increase students’ interest and creativity. (3) Pay attention to the material compliance strategy, timing and conditions of the students at that time. (4) Supporting aspects (proper purpose, teachers are creative, active students and spirit, facilities and infrastructure adequate, and the environmental conditions that support time), and the inhibiting aspects (related to the students’ attitude sometimes crowded during the learning process and disturb her during the learning process). (5) Evaluation used in these two institutions, namely: evaluation practice, writing and oral.
The purpose of this study is to: 1) find a picture of the perception of junior high school civics education teachers in implementing Curriculum 2013 in Bondowoso Regency, 2) determine the obstacles and efforts of junior high school civics education teachers to overcome obstacles in the implementation of Curriculum 2013 in Bondowoso Regency. The study uses quantitative descriptive method which is an analysis method of describing or depicting the collected data as it is without making general conclusions. The population in this study is 156 civic education teachers in Junior High School at Bondowoso regency. While the number of samples in this study are 10 respondents. The sampling technique used in this study is random sampling technique which is based on the geographical location and focused on the teachers who have implemented the 2013 Curriculum as the sample. The data analysis technique uses a percentage model while the measurement uses a modified Likert scale. The data analysis results show: (1) the perception of junior high school civics education teacher in Bondowoso Regency in implementing Curriculum 2013; (2) the obstacles and the teachers’ efforts to overcome the obstacles in implementing Curriculum 2013.
Dataset ini merupakan jabaran atau contoh analisis data menggunakan program SPSS 16.0 pada Buku SPSS 16.0 Analisis Data Statistika dan Penelitian. Penulis Buku: Hartono. Tahun Terbit: 2014. Yogyakarta: Zanafa & Pustaka Pelajar
A review of SAGE Handbook of Education for Citizenship and Democracy Chapter 29. Contributors: James Arthur & Ian Davies & Carole Hahn Print Pub.
Date: 2008
Online Publication.
Date: October 01, 2010
Print ISBN: 9781412936217
Online ISBN: 9781849200486
DOI: 10.4135/9781849200486
Print pages: 377-388
Perubahan iklim, tantangan era global, dan terjadinya krisis lingkungan di berbagai belahan dunia, mendorong perlunya dilakukan pembentukan masyarakat sadar lingkungan. Isu-isu global tentang lingkungan sejalan dengan upaya dan tanggung jawab negara untuk melindungi dan mengelola lingkungan. Ada tiga tindakan pokok yang dapat dilakukan oleh negara yaitu: 1) tindakan represif, 2) tindakan preventif, dan 3) tindakan persuasif. Penegakan hukum lingkungan (enforcement of environmental law) diperlukan terkait dengan upaya represif pemerintah dalam merespon isu-isu akan polusi, kerusakan lahan budidaya, pengembangan kawasan perkotaan, kebakaran hutan, dan bahaya kepunahan. Penerapan konstitusi hijau (green constitution) merupakan salah satu upaya preventif pemerintah untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum lingkungan. Konstitusi yang tegas dan jelas mengatur akan pemberdayaan lingkungan akan menjadi titik tolak dari terciptanya produk-produk hukum yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan pemerintah terkait dengan lingkungan. Adapun sebagai upaya persuasif pemerintah, maka pembentukan masyarakat ekologi melalui PPKn di sekolah harapannya dapat menjadi solusi untuk mendorong nilai-nilai kesadaran akan lingkungan. Penerapan konstitusi hijau (green constitution), penegakan hukum lingkungan (enforcement of environmental law), dan pembentukan masyarakat ekologi (ecological citizenship) menjadi hal yang urgen jika pemerintah serius dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya terkait dengan pelestarian lingkungan hidup.
Melalui tulisan ini, penulis berusaha mengkaji hubungan demokrasi dengan HAM melalui beberapa poin. Pertama, mengulas mengenai demokrasi, hakikat dan pemaknaannya. Kedua, hubungan antara konsep HAM dan demokrasi. Ketiga, perkembangan demokrasi dan HAM. Keempat, kewajiban perlindungan HAM. Kelima, prospek demokratisasi dan pengembangan HAM di Indonesia.
Konflik berskala besar di Indonesia secara statistik bisa dikatakan telah berakhir. Namun, jika meninjau kekerasan yang terjadi di Indonesia selama 5 tahun terakhir, berbagai faktor yang memicu dan mendorong beragam konflik tersebut belum sepenuhnya ditangani dan persoalan konflik lama kerap memicu insiden kekerasan yang baru. Data statistik Conflict and Development Program yang dikembangkan oleh World Bank, mencatat munculnya tren kekerasan baru yang cukup mengkhawatirkan yaitu: 1) kekerasan terkait dengan ketidakpuasan rakyat terhadap demokratisasi dan penyelenggaraan Pemilukada serta, 2) kekerasan rutin baik berupa bentrokan antar kelompok geng (preman), pengeroyokan terhadap pencuri, atau pertikaian masalah lahan yang terjadi di beberapa kawasan di Indonesia. Tren ini berpotensi menciptakan budaya kekerasan, siklus balas dendam, dan menipiskan kepercayaan pada institusi negara.
Pada tulisan ini, penulis berusaha mengkaji pendidikan kewarganegaraan di Australia melalui enam pokok kajian, yaitu: a) tujuan kurikulum, organisasi, dan struktur, b) pendekatan pembelajaran, c) spesialisasi dan pelatihan guru, d) penggunaan buku teks, e) pengaturan penilaian, f) perkembangan pendidikan kewarganegaraan saat ini dan pengembangannya di masa mendatang.
Tulisan ini mengkaji pendidikan politik secara teoritis dan praktis termasuk pengertian dan tujuan pendidikan politik, instrumen pendidikan politik, serta praktik pendidikan politik di Indonesia sejak orde lama hingga berlangsungnya era reformasi.
Islamic banking dispute resolution pursuant to Article 55 paragraph (1) of the Constitution of Islamic Banking through the courts in religious courts (litigation). However, pursuant to Article 55 paragraph (2) and (3), there is another choice outside the court in religious courts, as long as the parties have portend that they agree in the contract and does not conflict with Islamic principles, ie, through the efforts of deliberation, mediation, arbitration sharia (non-litigation), and /or through the courts in the general court. On the one hand, this option refers to the principle of freedom of contract, but on the other hand, the provisions of the court in the judicial selection shall be considered a form of dualism and inconsistency that will create legal uncertainty and disputes over authority between the judiciary.
Mengulas tentang: 1) sistem politik di Indonesia, 2) tipe-tipe, fungsi sistem politik dan pemerintahan, 3) sistem pemerintahan di Indonesia, 4) tipe-tipe sistem pemerintahan, 5) kedudukan sistem politik dan pemerintahan di Indonesia
Pada awalnya fungsi APBD adalah sebagai pedoman pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah untuk satu periode. Sebelum anggaran dijalankan harus mendapat persetujuan dari DPRD sebagai wakil rakyat maka fungsi anggaran juga sebagai alat pengawasan dan pertanggungjawaban terhadap kebijakan publik. Realitasnya, peranan dewan ketika menyusun anggaran dimasa orde baru sangat kecil bahkan tidak ada, apalagi peran masyarakat. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan anggaran
dengan pengawasan keuangan daerah.
Globalisasi ekonomi telah menjadi mainstream yang memengaruhi perkembangan konsep dan praktik perpajakan dan akuntansi. Paradigma lama yang memandang pajak dan akuntansi sebagai domain yang berbeda dan sulit untuk diharmonisasikan tampaknya akan berubah dalam mainstream globalisasi tersebut.
Ketidakmampuan penerapan prinsip good corporate governance (GSC) didemonstrasikan dalam survei dengan konstrain yang diklasifikasikan dalam 3 konstrain yaitu konstrain internal, konstrain eksternal dan konstrain yang berasal dari struktur pemilik. Konstrain internal meliputi komitmen pemimpin dan pekerja, tingkat pemahaman prinsip GCG oleh pemimpin dan pekerja, keefektifan sistem kontrol internal dan formality trap (implementasi CG hanya untuk memenuhi regulasi). Konstrain internal yang disebutkan berkaitan dengan fungsi internal perusahaan. Sebagai sebuah organisasi bisnis, korporasi tidak mampu mencapai tujuan menerapkan GCG dengan sukses bila tidak didukung elemen internal organisasi. Untuk membentuk fungsi internal diperlukan diagnosa korporasi dengan model organisasi. Dalam hal ini, penulis menggunakan beberapa kriteria untuk memilih model yang paling tepat dari 10 model yang ada. Dari beberapa kriteria dapat disimpulkan bahwa Adaptasi Pascal merupakan model yang paling tepat. Model ini dapat menggambarkan hubungan antara kondisi tiap elemen organisasi dengan kesuksesan implementasi prinsip GCG.
Secara periodik kampus dapat mengajak dunia industri masuk kampus dan sebaliknya mahasiswa masuk ke dunia industri (kreatif) dan bisnis. Jadi akan tercapai simbiosis mutualistis yang dibutuhkan kedua belah pihak. Dunia kerja memperkuat keyakinan bahwa pola kerja sama dengan dunia usaha industri suatu yang niscaya diwujudnyatakan. Membentuk karakter entrepeneurial itu membutuhkan medium pembelajaran efektif seperti kegiatan simulasi bisnis yang dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus. Sejatinya jajaran pimpinan perguruan tinggi perlu memahami arti penting latihan/simulasi bisnis yang berlangsung dalam perkuliahan kewirausahaan sebagai bagian dari cara membentuk jiwa entrepreneurship mahasiswa.
Dengan memahami aksara, manusia mampu mengembangkan dirinya dan masyarakat melalui pendidikan, menuju taraf kehidupan yang lebih baik. Selain itu Tinggi rendahnya buta aksara akan menjadi penentu utama tinggi-rendahnya kualitas pembangunan manusia Indonesia atau human development index (HDI). Angka buta aksara menyumbang dua pertiga dalam penentuan HDI, sepertiga dalam pendidikan, dan lainnya ekonomi serta kesehatan.
Persekolahan kita masih diskriminatif. Tak ubahnya seperti sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif dan memihak elite. Pada zaman kolonial, sekolah hanya untuk kalangan bangsawan, ningrat, dan elite. Sebaliknya, orang-orang kecil (kawulo alit) termarginalkan.
2. PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN
INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)
Oleh
Manik Sukoco
106811400216
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
April 2010
3. i
PENGARUH LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN
INTERNAL TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL
BELAJAR SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa SMPN 1 Singosari Tahun Ajaran 2009/2010)
LAPORAN LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Oleh
Manik Sukoco
106811400216
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
April 2010
4. ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan studi kasus kesulitan belajar bidang studi siswa ini telah diperiksa dan
disetujui pada tanggal April 2010
Konselor Guru Pamong
Nunun Widoretno, S.Psi Drs. Budi Irianto
NIP. 197004012008012026 NIP. 195014012028014001
Mengetahui
Kepala Sekolah
SMPN 1 Singosari
Sapto Suparjatno, S. Pd
NIP. 195109191979031007
KATA PENGANTAR
5. iii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kekuatan, sehingga Laporan Studi Kasus Mengenai Kesulitan Belajar
Siswa Bidang PPKN ini dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan. Penyusunan laporan ini merupakan salah satu kegiatan
terbimbing yang harus dikerjakan selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) yang dilaksanakan di SMPN 1 Singosari. Studi kasus ini dilakukan dengan
tujuan supaya mahasiswa PPL mempunyai pengalaman praktis dalam membantu
siswa untuk menyelesaikan masalah studi kasus kesulitan belajar, sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien berkaitan dengan
prestasi yang akan dicapai oleh siswa.
Dengan ini penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait,
yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan perhatian,
bantuan, dan dukungan moral maupun spiritual, yaitu:
1. Bapak Sapto Supatjatmo selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Singosari, yang telah
memberikan informasi dan masukan untuk membantu pengerjaan laporan studi
kasus siswa ini.
2. Bapak Budi Irianto selaku Guru Pamong, yang telah banyak membantu penulis
selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari.
3. Bapak Edi Suhartono, selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing
penulis selama melaksanakan PPL di SMPN 1 Singosari.
4. Ibu Nunun Widoretno selaku Konselor pada tugas studi kasus, yang telah
membantu pelaksanaan studi kasus mulai tahap awal sampai follow up
5. Bapak dan Ibu staf TU di SMPN 1 Singosari
6. iv
6. Siswa kelas VII E yang telah bersedia menjadi klien, sehingga laporan ini bisa
terselesaikan dengan baik
6. Rekan-rekan mahasiswa PPL di SMPN 1 Singosari yang telah bekerja sama
dengan baik, sehingga laporan ini dapat rampung sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para siswa pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa laporan studi kasus ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan laporan studi kasus kesulitan belajar siswa
bidang studi PPKn ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
7. v
Lembar Sampul ............................................................................................... i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi .......................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Pengertian Bimbingan konseling ................................................ 3
1.3 Tujuan Bimbingan konseling....................................................... 5
1.4 Manfaat/Kegunaan Bimbingan konseling.................................... 6
1.5 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 8
1.6 Konfidensial (Kerahasiaan) ........................................................ 9
1.7 Alasan Pilihan Siswa Bermasalah ............................................... 9
BAB II. LAYANAN BIMBINGAN SISWA
2.1 Identifikasi Masalah .................................................................... 11
2.2 Diagnosis...................................................................................... 17
2.3 Prognosa....................................................................................... 18
2.4 Pemberian Bantuan ...................................................................... 20
2.5 Follow Up .................................................................................... 21
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................. 23
3.2 Saran ............................................................................................ 24
Daftar Pustaka.................................................................................................. 25
Lampiran
8. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam perkembangan suatu bangsa, sumber daya manusia (SDM) merupakan hal
yang paling penting selain sumber-sumber daya yang lain. Oleh karena itu suatu bangsa
harus bisa menciptakan bibit-bibit unggul dari sumber daya manusia (SDM) yang ada
demi kemajuan dan kelangsungan bangsa.
SDM yang unggul merupakan sarana untuk menjawab tantangan-tantangan dalam
era globalisasi. Oleh karena itu, pendidikan merupakan faktor utama yang berpengaruh
dalam menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas.
Usaha pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan pendidikan nasional
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dapat kita lihat dari perkembangan-
perkembangan kurikulum yang ada dan dapat pula kita lihat dari kebijakan penetapan
nilai standar Ujian Akhir Nasional (UAN).
Dalam kurikulum KTSP, siswa dituntut aktif dan guru bukan lagi sebagai satu-
satunya pusat informasi. Kurikulum ini bertujuan untuk menjadikan siswa belajar lebih
mandiri dan menjadikan guru sebagai pembimbing, pengarah, dan membantu siswa
dalam meraih prestasi belajar yang optimal.
Jika kita perhatikan lebih teliti, tugas guru tidak hanya sebagai pendidik tetapi
juga manajer pembelajaran, partisipan, pembelajar, dan konselor. Sebagai konselor, guru
harus mampu menciptakan suatu keadaan yang kondusif dalam proses interaksi belajar
mengajar. Selain itu guru diharapkan mampu untuk memahami kondisi setiap siswa dan
membantunya ke arah perkembangan yang optimal. Guru sebagai konselor dapat
9. 2
diwujudkan dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling, karena layanan bimbingan
konseling ini juga tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dengan adanya layanan bimbingan konseling ini, maka guru diharapkan dapat
ikut membantu siswa mengembangkan diri pribadi siswa. Dengan berbekal pengetahuan
tentang bimbingan siswa, diharapkan guru dapat membantu siswa untuk:
1. Mengenal, memahami, dan mengukur kemampuan diri pribadinya maupun antar
kelompok.
2. Memberikan informasi yang diperlukan dalam proses belajar-mengajar
3. Memberikan kesempatan yang memadai agar siswa dapat belajar sesuai dengan
karakteristik pribadinya
4. Membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya
5. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan
Tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk mengadakan
interpretasi dan diagnosa mengenai tingkah laku siswa yang mengalami kesulitan belajar
serta turut meningkatkan motivasi dan kualitas hasil belajar siswa tersebut.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka guru mempunyai dua
peran penting yaitu sebagai pendidik dan juga sebagai konselor bagi siswa-siswanya
dengan harapan tujuan baik dari segi lembaga pendidikan dan masyarakat bisa terwujud.
1.2 Pengertian Bimbingan Konseling
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris “ guidance”
sedangkan konseling berasal dari kata “counseling” yang mengandung dua pengertian
yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Secara harfiah, istilah tersebut berasal dari kata
10. 3
“guide” yang berarti mengarahkan ( to direct ), memandu ( inpilot ), mengelola ( to
manage ), dan menyetir ( to steer )
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengutip beberapa pengertian mengenai
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
Pengertian bimbingan
1. G Mortensen dan Alam M Schmiller dalam Syamsu dan Juntika (2005: 6)
mengartikan bimbingan sebagai “…process of helping an individual to understand
himself and his world” yang berarti bimbingan merupakan proses pemberian
bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.
2. Surya Kartadinata dalam Syamsu dan Juntika (2005: 6) mengartikan sebagai proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan yang optimal
3. Rachman Natawidjaja dalam Syamsu dan Juntika (2005) mengartikan bimbingan
sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
berkesinambungan, supaya individu tersebut bisa memahami dirinya, sehingga ia
sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan
tuntunan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan
pada umumnya.
4. Ngalim Purwanto (1988: 187) mengartikan, bahwa “…guidance is assistance to an
individual of any age to help him manage his own life activities, develop his own
point of view, make his own decisions, and carry his own burdens”. Maksudnya
bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seorang individu dari
setiap umur, untuk menolong dia dalam kegiatan-kegiatan hidupnya,
11. 4
mengembangkan pendirian atau pandangan hidupnya, membuat keputusan-
keputusan, dan memikul beban hidupnya sendiri
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
merupakan usaha untuk membantu individu memahami diri dan lingkungan sekitarnya
baik di lingkungan sekolah, bermain, masyarakat dan keluarga agar individu tersebut
mampu mandiri dan bisa hidup secara wajar.
Pengertian konseling
1. Pietrofesa, dkk dalam Syamsu dan Juntika (2005) mendefinisikan konseling sebagai
suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih
untuk pekerjaannya itu. Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien
mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, serta
tingkah laku atau sikap-sikap baru. Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan
kesukarelaan antara konselor dan klien
2. ASCA (American School Counselor Association) dalam Syamsu dan Juntika (2005)
mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tetap dan bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien,
konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien
dalam mengatasi masalah-masalahnya.
3. Jones dalam Walgito (2004:6) mengemukakan bahwa “Counseling is talking over a
problem with someone. Usually but now always, one of the two fads or experiences
or abilities not possessed to the same degree by the other. The process of counseling
involves a clearing up of the problem by discussion.” yang berarti bahwa dalam
proses konseling terlihat adanya sesuatu masalah yang dialami oleh klien, yaitu
12. 5
orang yang mempunyai masalah dalam proses konseling. Klien perlu mendapatkan
pemecahan dan cara pemecahannya harus sesuai dengan keadaan klien.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa konseling
merupakan proses pemecahan masalah yang dihadapi klien di sini klien mempergunakan
keahliannya untuk membantu klien menemukan solusi dari masalah yang dihadapi, tentu
saja solusi yang diberikan harus sesuai dengan keadaan klien.
Dengan demikian bimbingan konseling merupakan proses mengarahkan,
membimbing siswa yang mempunyai permasalahan baik dalam bidang pendidikan,
ekonomi, sosial, maupun agama, dengan memberikan solusi yang sesuai dengan keadaan
klien, sehingga klien bisa menjalani kehidupannya secara wajar dan mandiri.
1.3 Tujuan Bimbingan Konseling
Kegiatan layanan bimbingan konseling kesulitan belajar bidang studi bertujuan
untuk mengenal latar belakang pribadi dan sosial siswa yang mengalami kesulitan belajar,
khususnya kesulitan belajar bidang studi serta memahami dan menetapkan jenis dan sifat
kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya dan penetapan kemungkinan pemecahannya
baik cara pencegahan maupun pencegahannya.
Tujuan khusus layanan bimbingan siswa dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengenal pribadi siswa yang mempunyai masalah tertentu, sehingga dilakukan
pemecahan masalah dengan baik dan realistis
2. Membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal, yaitu perkembangan yang
sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian tingkat kemampuan
intelektual yang tinggi, melainkan merupakan suatu kondisi dinamis dimana
13. 6
individu mampu mengenal dan memahami diri, berani menerima kenyataan diri
secara objektif, mengarahkan diri sesuai kemampuan, kesempatan, melakukan
pilihan, dan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
3. Mengadakan interpretasi dan diagnosa tentang perbuatan dan tingkah laku siswa
sesuai dengan kesulitan yang dialami
4. Memahami dan menetapkan jenis, sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya
serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara
kualitatif maupun secara preventif berdasarkan data objektif dan selengkap mungkin
5. membantu siswa dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan (sekolah, keluarga,
dan masyarakat)
1.4 Manfaat/Kegunaan Studi Kasus Kesulitan Belajar Bidang Studi
Layanan bimbingan terhadap kesulitan belajar siswa merupakan suatu upaya untuk
membantu siswa dalam mencapai prestasi yang optimal. Hal ini dapat terwujud apabila
ada interaksi antara siswa dengan pemberian layanan tersebut, terutama layanan ini
diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah.
Secara umum kegunaan studi kasus, yaitu untuk memahami, mencegah, dan
memecahkan masalah atau memberi bantuan agar siswa dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya.
Adapun kegunaan studi kasus secara terperinci sebagai berikut :
1. Bagi Penulis (Praktikan)
Kegiatan studi kasus mempunyai arti penting, yaitu menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam mengidentifikasi masalah sampai memberikan alternatif
14. 7
pemecahan masalah dalam bidang bimbingan siswa, sehingga penulis sebelum
masuk ke lapangan dapat dengan mudah memahami khususnya siswa yang sedang
mempunyai masalah atau bahkan sedang bermasalah khususnya dalam dunia
pendidikan.
2. Bagi Sekolah
Dengan adanya studi kasus, ini dapat dijadikan pertimbangan dalam usaha
membantu klien yang bermasalah khususnya klien.
3. Bagi Klien (siswa yang berkasus)
Hasil dapat digunakan untuk mengenal, menyikapi dirinya dengan baik, membantu
dan mengidentifikasi masalah, dan upaya pemecahannya serta meningkatkan prestasi
belajar dan rasa sosialisasi dengan lingkungan di sekolah, rumah, dan masyarakat.
4. Bagi Orang Tua Klien
Studi kasus ini akan memberikan informasi tentang keadaan belajar putra-putrinya
serta permasalahannya, sehingga orang tua dapat mengenal putra-putrinya dan
mengetahui kemampuan putra-putrinya secara lebih baik serta dapat membantu
mengarahkan dalam belajar.
5. Bagi Wali Kelas
Dapat memberikan informasi sebagai bahan masukan untuk membantu anak
didiknya dalam memecahkan dan menentukan cara-cara dalam meningkatkan
prestasi anak didiknya.
6. Bagi Guru Bidang Studi
Menambah informasi dalam mengenal kondisi siswa, sehingga dapat merencanakan
kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa agar memperoleh hasil yang
15. 8
diharapkan semua pihak.
1.5 Metode pengumpulan data
Dalam memperoleh data atau informasi tentang klien, penulis menggunakan
beberapa metode untuk menjamin keabsahan data sehingga bisa diperoleh hasil yang
maksimal. Adapun metode pengumpulan yang digunakan penulis adalah sebagai
berikut:
1. Observasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung tingkah laku siswa atau siswi yang bersangkutan selama berada di
dalam kelas dalam kegiatan belajar-mengajar.
2. Wawancara, merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan
komunikasi langsung dengan siswa (face to face). Selain wawancara dengan klien
sendiri, juga dilakukan wawancara kepada wali kelas untuk mendukung data yang
diberikan oleh siswa (klien)
3. Angket (kuesioner) dan Daftar Cek Masalah (DCM), merupakan teknik
pengumpulan data dengan jalan memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada
siswa yang bersangkutan (klien)
4. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data yang berupa data-data tertulis
yang menyangkut dari siswa (klien)
1.6 Konfidensialitas
Sesuai dengan kode etik bimbingan dan penyuluhan, bahwa seorang konselor
harus dapat memegang atau menyimpan rahasia dengan sebaik-baiknya (Walgito,
16. 9
1985:34). Berhubungan dengan hal tersebut, maka guru praktikan harus bertanggung
jawab menjaga kerahasiaan tentang diri pribadi klien yang menyangkut nama klien, nama
orangtua, dan alamat tempat tinggal klien dengan cara menuliskan data-data tersebut
secara fiktif. Jadi jika data yang ada pada laporan layanan bimbingan ini ada kesamaan
dengan subjek lain, maka hal itu dianggap suatu kebetulan.
1.7 Alasan memilih klien
Setelah melakukan observasi selama enam minggu, alasan memilih klien ini
adalah:
1. Klien mempunyai masalah dalam keluarga
2. Klien sulit menerima pelajaran
3. Klien sering tidak mendengarkan penjelasan guru
4. Klien sering tidak mengerjakan tugas
5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti ujian
remidi.
6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran
17. 10
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk dapat mencapai tujuan kegiatan layanan bimbingan kesulitan belajar bidang
studi akuntansi ini, harus melalui langkah-langkah berikut ini:
1. Identifikasi masalah
2. Diagnosa
3. Prognosa
4. Pemberian bantuan
5. Follow up/ tindak lanjut
2.1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah adalah proses mencari sumber masalah yang menyebabkan
siswa mengalami kesulitan belajar di bidang studi PPKn. Sumber masalah tersebut bisa
ditemukan dengan menganalisis data-data yang berhasil dikumpulkan dari observasi,
wawancara, angket, dan dokumen-dokumen terkait.
Berikut ini adalah rincian data tentang diri siswa yang mengalami kesulitan
belajar PPKn.
2.1.1 Observasi
Data yang berhasil dikumpulkan selama observasi di kelas dalam kegiatan belajar
mengajar adalah sebagai berikut:
1. Klien sering tidak bisa konsentrasi dalam menerima pelajaran
18. 11
2. Klien sering tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan
hanya sebagian yang dikerjakan
3. Klien kurang aktif dalam diskusi kelompok
4. Klien sering ketinggalan dalam pelajaran
5. Klien mendapatkan nilai ujian yang sangat kurang walaupun sudah mengikuti
ujian remidi.
6. Klien suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran.
7. Klien suka mengganggu siswa yang lain.
2.1.2 Angket
a. Identitas klien
Nama lengkap
Nama panggilan : Putra Doni (fiktif)
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat tanggal lahir : Malang, 4 April 1997
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Anak ke : 3 dari 5 bersaudara
Alamat : Jl. Veteran 60, Malang (fiktif)
Saudara kandung
Laki-laki : 1
Perempuan : 3
19. 12
Sekarang tinggal bersama : ayah dan ibu kandung
b. Keadaan orang tua
Nama ayah : Suparjo (fiktif)
Pekerjaan ayah : Pengusaha
Nama ibu : Sulastri (fiktif)
Pekerjaan ibu: : Ibu rumah tangga
Alamat orang tua : Jln Veteran 60, Malang (fiktif)
c. Kebiasaan belajar
1. Setiap hari mulai pukul 15.00 s/d 17.00 bersama guru les. Malam jam 19.00
s/d 20.00
2. Belajar di tempat tersendiri
3. Kesulitan belajar dibantu dengan guru les
4. Pada waktu belajar klien sering mendapatkan gangguan dari adik, kakak,
teman, lainnya.
d. Transportasi dari rumah ke sekolah
1. Jarak rumah klien dengan sekolah sekitar 1,5-2 km
2. Klien diantar dengan sepeda motor
3. Perjalanan ke sekolah memerlukan waktu kurang lebih 10 menit
e. Sikap terhadap pelajaran
1. Klien lebih suka pelajaran IPA
2. Klien tidak menyukai pelajaran Matematika.
3. Klien tidak menyukai pelajaran yang berhubungan dengan karang-
mengarang.
20. 13
2.1.3 Data Checklist
Berdasarkan data checklist diperoleh data sebagai berikut:
1. Kesehatan:
Sering merasa lelah tak bersemangat
Sering sukar tidur
2. Rumah dan keluarga:
Mudah merasa gembira, sedih, kecewa, cemas, marah, dll
Takut membuat kesalahan
Orang tua kurang memperhatikan saya
Kurang percaya diri
Orang tua saya sering pergi
3. Keadaan kehidupan:
Saya tidak puas dengan keadaan diri sekarang
Sukar menerima kekalahan
Terlalu banyak saudara yang harus dibiayai orang tua
4. Agama dan Moral:
Sulit untuk melakukan ibadah secara teratur
Bingung tentang makna agama
Ingin lebih dekat dengan Tuhan
Ingin lebih mengenal kitab suci/ Al-Quran
Takut hukuman Tuhan
Tergoda untuk mencontek saat ulangan
21. 14
Suka mempermainkan orang lain
5. Hubungan sosial:
Tak senang bermain-main ke rumah teman
Lebih senang menjadi anggota daripada ketua
Bersifat pemalu
Sering ingin marah
Kurang dapat mengeluarkan isi hati
6. Penyesuaian terhadap sekolah:
Tidak kerasan di dalam kelas
Hanya beberapa pelajaran yang disukai
Tidak senang dengan salah satu guru
7. Kebiasaan belajar:
Belajar tidak teratur waktunya
Sulit memahami pelajaran yang dipelajari
Merasa bahwa yang dipelajari mudah hilang
Pada waktu ulangan sering merasa bingung/ takut
Kurang teliti dalam mengerjakan ulangan
Sering merasa putus asa saat ulangan
Belajar dengan cara membayangkan kembali apa yang telah diterapkan
Hasil ulangan tidak sesuai dengan yang dibayangkan sebelumnya.
Tidak tahu cara belajar yang efisien
8. Masa depan berhubungan dengan karier:
22. 15
Ingin berdiri sendiri
9. Penggunaan waktu:
Lebih senang di rumah daripada kegiatan menyalurkan hobby
10. Berhubungan dengan kurikulum:
Sering mendapatkan angka rendah
Lebih senang pulang sore
Tidak senang belajar bersama
11. Masalah asmara:
Memikirkan terlalu pagi adalah terlalu pagi buat saya
Saya mulai tertarik dengan lawan jenis
2.1.4 Wawancara
Dari wawancara yang dilakukan dengan klien diperoleh data bahwa memiliki 4
orang saudara. Satu orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Saudara laki-laki klien
mempunyai sifat yang keras dan tidak mau mengalah, terkadang klien merasa kalah dan
mengalah. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, klien mendapatkan secukupnya
dari orang tua karena ayah klien bekerja sebagai pengusaha di Malang tetapi ibu klien
hanya sebagai ibu rumah tangga. Tiap harinya, klien hanya tinggal dengan ibu dan adik
saudara-saudara klien karena kesibukan ayah klien pulang hanya waktu tertentu. Oleh
karena itu, klien kurang mendapat perhatian dan kasih saying dari bapak klien, ibu klien
juga sering pergi keluar karena kesibukan arisan, pengajian, pertemuan, dll.
Sebenarnya, klien adalah anak yang ceria tetapi di rumah jarang merasa gembira.
Dalam hal pelajaran, klien termasuk anak yang malas dan lebih memilih untuk bermain
23. 16
bersama teman-temannya. Orang tua klien, meskipun kurang perhatian dan jarang di
rumah tetapi mereka berulang kali mendatangkan tentor atau guru privat dari LBB, dsb
ke rumah tetapi tidak dapat menangani klien dengan alasan gurunya yang judes, tidak
enak, tua, dll. Sampai akhirnya guru-guru privat tersebut tidak kuat dan tidak
mneruskan lagi. Kebiasaan yang tidak dapat klien tinggalkan sampai sekarang adalah
saat belajar atau mengerjakan soal, klien harus dengan mendengarkan musik karena
dengan begitu klien dapat mengerjakan soal atau mempelajari materi.
Untuk kendala klien dalam mengikuti proses belajar-mengajar adalah:
o Cara guru mengajar dipandang klien kurang bisa dimengerti
o Teman sebangku klien kurang bisa membantu kesulitan klien dalam belajar
disekolah.
o Sering tidak biasa berkonsentrasi dalam menerima pelajaran
o Sering tidak mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan hanya
sebagian yang dikerjakan
o Kurang aktif dalam diskusi kelompok
o Suka mencari kesibukan sendiri saat pelajaran
2.1.4 Dokumentasi
Berdasarkan dari data nilai untuk tugas dan ulangan harian yang ada pada mata
pelajaran akuntansi klien sering mendapatkan angka rendah dibandingkan teman-teman
klien yang lain.
24. 17
2.2 Diagnosa
Diagnosa adalah suatu langkah yang ditempuh untuk mencari dan menentukan
faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah. Tujuan diagnosa adalah
mengetahui letak masalah, jenis masalah, dan latar belakang penyebab kesulitan
belajar. Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka kesimpulan diagnosa adalah
sebagai berikut:
2.2.1 Letak masalah
Letak masalah adalah rendahnya prestasi belajar klien, hal ini dapat dilihat
dari nilai ulangan harian klien yang mendapatkan nilai jauh di bawah rata-rata
yaitu 60.
2.2.2 Jenis masalah
Dari berbagai metode pengumpulan data, dapat disimpulkan bahwa klien
memiliki beberapa jenis masalah yang paling dominan yaitu:
a. Adanya masalah dalam keluarga yaitu kurang mendapat perhatian dan
masalah ekonomi
b. Adanya masalah dalam belajar yaitu belajar yang tidak teratur waktunya
2.2.3 Latar belakang masalah
a. Pada masalah keluarga, klien kurang mendapatkan perhatian karena orang
tua klien jarang di rumah dengan kesibukan masing-masing. Ayah klien
yang bekerja di luar kota sehingga jarang pulang dan ibu klien sibuk
dengan urusan di luar rumah.
25. 18
b. Pada masalah ekonomi, klien kurang mendapat uang saku untuk membeli
sesuatu yang dia inginkan karena banyaknya saudara yang harus dibiayai
orang tua
c. Pada masalah belajar, klien tidak teratur jam belajarnya karena sering
pulang ke rumah sore hari dan kurang adanya semangat belajar serta
adanya kelemahan yaitu tidak dapat belajar atau mengerjakan soal jika
tidak dengan mendengarkan musik.
2.3 Prognosa
Prognosa adalah meramalkan kemungkinan yang terjadi bila klien tidak segera
mendapatkan bantuan dalam memecahkan kesulitan yang dihadapi dan kemungkinan
yang terjadi jika klien dapat segera diberikan bantuan, mulai dari kemungkinan paling
ringan sampai paling berat.
2.3.1 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien tidak segera mendapatkan
bantuan
Dampak ringan
a. Dapat terjerumus ke hal-hal yang negatif jika masih kurangnya perhatian dari
orang tua
b. Hasil ulangan klien sering kali mendapat nilai terendah karena waktu belajar
yang tidak teratur dan dapat menyebabkan ketergantungan pada musik saat
belajar
c. Konsentrasi semakin menurun
Dampak berat
26. 19
a. Dapat mengkonsumsi narkoba dan terjerumus pada pergaulan bebas serta
membantah pada orang tua
b. Jika tidak segera dibantu bisa tidak naik kelas dan bermasalah dengan guru
2.3.2 Prediksi kemungkinan yang akan terjadi jika klien segera mendapatkan bantuan
a. Klien bisa menjalani hari-harinya dengan bahagia, tidak menjadi anak yang
nakal dan brutal karena mendapat perhatian penuh dari orang tua
b. Klien bisa mengerjakan soal-soal dengan lebih mudah , semangat belajar pun
menjadi meningkat dan waktu belajar teratur
c. Klien dapat berteman baik dengan lawan jenis dan dapat menjadi motivasi
dalam belajar
Rencana pemberian bantuan
Untuk membantu permasalahan klien, berikut ini rencana-rencana pemberian
bantuan yang bisa diberikan:
a. Memberikan perhatian penuh pada klien, sesekali berkunjung ke rumah klien
dan menemani klien sharing di rumah, menghubungi lewat telepon atau sms
untuk memantau perkembangan klien, mengarahkan untuk mengisi hari-hari
di rumah dengan kegiatan yang menyenangkan agar klien tidak bosan di
rumah.
b. Memberikan cara belajar dan konsentrasi yang baik dalam menhadapi
pelajaran di kelas, dengan mematikan handphone yang dimiliki klien,
mengganti teman sebangku klien yang lebih rajin dan membimbing,
mengajak belajar di luar kelas (misalnya: di rumah klien) secara intensif
27. 20
dengan memberikan cara-cara praktis belajar akuntansi dan meperbaiki
catatan klien, misal: membuat ringkasan pada kertas-kertas berwarna tentang
pokok bahasan PPKn agar lebih mudah dipahami.
2.4 Pemberian bantuan
Pemberian bantuan adalah suatu langkah tindak lanjut dari kegiatan prognosa
yang bertujuan memberikan alternatif terhadap klien untuk mengatasi kesulitan yang
dialami, sehingga keberhasilan dalam belajarpun bisa tercapai.
Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai wujud pemberian bantuan adalah
sebagai berikut:
a. Menghindari hal-hal yang negatif :
Isilah hari-hari dengan kegiatan yang bermanfaat, misalnya dengan mengikuti
ekstra kulikuler dan kegiatan di luar sekolah lainnya
Jangan bergaul dengan kelompok remaja yang bebas dan terjerumus ke hal-hal
negatif
Pulang ke sekolah tepat pada waktunya dan tidak bermain-main di luar rumah
tanpa seijin orang tua
Berusaha mentaati perintah orang tua
b. Cara belajar yang baik :
Belajarlah setiap hari dengan teratur, dengan mengulang pelajaran di sekolah dan
mempersiapkan pelajaran untuk esok hari
Buatlah jadwal harian agar semua kegiatan anda terencana dan teratur dan
laksanakan jadwal yang telah dibuat secara konsisten
28. 21
Untuk mata pelajaran akuntansi perbanyaklah latihan-latihan soal daripada
membaca teori dan membuat ringkasan pada kertas berwarna agar lebih menarik
Jangan menggunakan sistem menghafal dalam membuat ayat-ayat jurnal dalam
akuntansi tetapi pahamilah intinya
Jika sulit menghafal mata pelajaran yang bersifat teori buatlah singkatan yang
menurut anda mudah diingat
2.5 Follow up
Bantuan yang telah diberikan kepada klien tidak akan berhasil tanpa tindak lanjut
atau follow-up. Follow-up merupakan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan bantuan yang telah diberikan kepada siswa dan perkembangan siswa ke
depan. Untuk mencapai keberhasilan bantuan yang diberikan memerlukan waktu cukup
lama, untuk itu perlu diadakan kerjasama dengan pihak lain, yaitu konselor, guru wali
kelas dan juga guru pengajar. Melalui kegiatan tindak lanjut dan dari pemberian bantuan
diharapkan klien dengan cepat dapat mengatasi masalahnya dan dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
Oleh karena terbatasnya waktu PPL maka penulis tidak bisa melaksanakan follow
up secara keseluruhan, penulis hanya bisa memantau bahwa klien sudah mengalami
perbaikan sikap pada saat pelajaran, lebih konsentrasi.
Langkah-langkah follow up yang perlu dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Pihak sekolah khususnya guru mata diklat serta guru pembimbing sangat dituntut
peranannya dan tanggung jawabnya dalam perkembangan keberhasilan siswa dan
29. 22
senantiasa memberikan perhatian terhadap masalah belajar siswa, dengan
menggunakan variasi dalam mengajar sepcrti menggunakan media peta konsep dalam
menerangkan pelajaran atau materi dan masalah di luar sekolah yang mempengaruhi
belajar siswa
2. Mengadakan monitoring secara berkelanjutan terhadap perkembangan dan
keberhasilan pemecahan masalah serta menumbuhkan kepercayaan diri pada klien
yang akhirnya lebih mengarahkan klien ke masa depan yang lebih mantap.
3. Tindak lanjut yang berikutnya adalah dengan cara memanfaatkan pihak-pihak yang
benar-benar kompeten yaitu guru bimbingan dan konseling yang mcmiliki pengaruh
pada klien sehingga keberadaan mereka dapat mengarahkan klien agar belajar lebih
giat dan dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk belajar demi
peningkatan bakat, minat serta kemampuan klien.
4. Melibatkan orang tua klien dalam memecahkan pemasalahan yang dihadapi, orang tua
diharapkan untuk ikut berperan serta dalam mengawasi kegiatan kegiatan belajar
klien.
30. 23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas tentang layanan bimbingan siswa, maka penulis
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bimbingan dan konseling merupakan program yang diperuntukkan untuk siswa
dalam hal membantu permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa baik
masalah pendidikan maupun di luar pendidikan dengan tujuan siswa bisa mencapai
prestasi yang maksimal dengan teratasinya permasalahan-permasalahan yang ada
pada diri siswa.
2. Kondisi keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa peserta didik
dalam mencapai prestasi belajar
3. Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah merupakan tanggung jawab semua
pihak, karena itu kerjasama dari pihak orang tua dan pihak sekolah sangat
dibutuhkan
4. Supaya tujuan kegiatan belajar-mengajar berhasil dengan baik, guru harus bisa
memahami anak didiknya baik tingkah laku maupun tingkat kemampuannya dalam
menerima pelajaran
5. Dalam usaha memberi bantuan, bantuan yang diberikan harus tepat, terencana, terus
menerus serta menyeluruh sampai kesulitan tersebut teratasi
31. 24
6. Pemantauan keberhasilan pemberian bantuan perlu dilaksanakan untuk mengetahui
keberhasilan layanan bimbingan siswa dan usaha-usaha pemberian bantuan yang
telah dilaksanakan.
3.2 Saran-saran
Dari kegiatan-kegiatan selama PPL saran-saran yang bisa diberikan untuk
kemajuan sekolah adalah sebagai berikut:
Mohon kerjasama yang lebih baik antara kepala sekolah, guru-guru dan guru-guru
PPL berikutnya
Mohon ditingkatkan kedisiplinan pada setiap individu siswa dalam hal berseragam.
Mohon ditingkatkan kedisiplinan di ruang kelas. Terutama pada anak kelas VII
yang masih terpengaruh kebiasaan saat Sekolah Dasar.
32. 25
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Nur. 2006. Makalah: Studi Kasus Belajar pada Mata Pelajaran Disajikan pada
Semiloka Pembimbingan dan Penilaian PPL. Malang: UM
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Tim Dosen Jurusan AP FIP IKIP Malang. 2005. Manajemen Layanan Khusus di Lembaga
Pendidikan. Malang: UM
UPT PPL UM. 2007/2008. Petunjuk Pelaksanaan PPL Keguruan UM. UM: Press
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: PT ANDI
Willis, Sofyan. 2004. Konseling Individual ( Teori dan Praktik ). Bandung: Alfabeta
Winkel. 1976. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia.
Yusuf, Syamsu, dan Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
34. 27
REKAMAN KONSELING
1. Nama Siswa : Kelas : Tahun :
2. Alasan diberiksn konseling :
3. Masalah yang diutarakan klien :
4. Identifikasi masalah :
5. Diagnosa :
6. Prognosa :
7. Bantuan yang diberikanpada klien :
8. Tindak lanjut :
Malang,……………..
Yang memberikan konseling
…………………………
35. 28
ANGKET STUDI KASUS
Nama Siswa :
Tempat & Tgl lahir :
Alamat :
Nama Ayah :
Pekerjaan Ayah :
Nama Ibu :
Pekerjaan Ibu :
Alamat orang tua :
Nama Wali (bagi yang dibiayai wali) : Hubungan :
Pekerjaan :
Alamat wali :
Jumlah Saudara kandung………..Laki-laki …………..Perempuan………..
No Nama Sekolah/kerja Keterangan
Bagi yang punya saudara tiri /angkat jumlah……laki-laki……perempuan…….
Penyakit yang sering dirasakan sekarang ini ialah :
Lulus SD th……..di SDN……….Lulus SLTP th…….SMP…………..
Kegiatan yang Anda lakukan di luar sekolah :
Ekstra kulikuler yang diikuti : ……………seminggu………….kali
: ……………seminggu………….kali
Kegiatan ekstra di rumah : ……………seminggu………….kali
: …………….seminggu………….kali
Keterangan khusus
Belajar di rumah di lakukan setiap harinya jam…….s/d….. dan jam……s/d……
Apakah ada ruang tersendiri untuk belajar di rumah….dengan penerangan lampu..
Kalau ada kesulitan belajar dibahas dengan…….
Menurut Anda bagaimana perhatian orang tua terhahadap belajar Anda………..
Kalau diminta keperluan sekolah Anda bagaimana reaksi orang tua cepat/memunda/masa
bodoh……
Teman dekat Anda di sekolah : Nama….kelas…..alasan dekat……..
Teman dekat Anda di sekolah : Nama….sek/bekerja :………
Kalau Anda punya kesulitan pertama kali curhat kepada…………alasan……
Ke sekolah Anda naik………..berapa kali ganti angkot……..
Jarak sekolah Anda ke sekolah kira-kira memerlukan waktu……
Saran yang akan Anda sampaikan pada sekolah……………........