1. Posisi pertama dapat mempengaruhi tingkat penerimaan dan respon emosional terhadap sampel, dengan sampel pertama mendapatkan skor tertinggi.
2. Sampel dummy digunakan untuk membandingkan dengan sampel berikutnya dan menghilangkan efek posisi pertama.
3. Penelitian menunjukkan bahwa menghapus data sampel dummy dapat mengurangi pengaruh posisi pertama.
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
EFEK POSISI PERTAMA TERHADAP RESPON EMOSIONAL
1. “PENGARUH EFEK POSISI PERTAMA
TERHADAP RESPON EMOSIONAL”
ILMU SENSORI TERPADU DAN STUDI KONSUMEN
Laila Yum Wahibah
166100100111022
2. Kemungkinan posisi pertama dapat mempengaruhi tingkat
penerimaan secara keseluruhan
Sampel yang disajikan pertama memiliki skor tertinggi
Konsumen tanpa pelatihan : tidak tahu cara memberikan skor
dengan benar
Kemungkinan konsumen menggunakan sampel pertama untuk
membiasakan diri dengan skala prosedur
LATAR BELAKANG
3. SAMPEL DUMMY
Sampel dummy adalah sampel yang digunakan sebagai titik
acuan untuk membandingkan dengan sampel selanjutnya
Sampel dummy digunakan, dinilai terlebih dahulu dan
catatannya dihilangkan dari penelitian
4. TUJUAN
• Menganalisa posisi pertama terhadap respon emosional
pada sampel coklat dan bir, kosakata emosional
(EsSense profile dan consumer-led lexicon) dan jenis
skala
• Mengetahui apakah sampel dummy dapat mengurangi
efek posisi pertama dengan pendekatan alternatif
dengan menghapus analisa statistik dari sampel produk
pertama
5. Emosi:reaksipadaseseorang/peristiwa,disebabkanolehperistiwayangcepatdatingdancepatpergi
Apa beda emosi dengan mood ?
Emosi : reaksi pada seseorang/peristiwa, disebabkan
oleh peristiwa yang cepat datang dan cepat pergi
Dihasilkan oleh phylogenetical system serebral kuno
Terjadi secara singkat dan intens pada suatu reaksi
fisiologus dan mental
Suasana hati (mood) : perasaan kurang intens jika
dibandingkan dengan emosi
Muncul tanpa ada peristiwa spesifik
Dapat berlangsung lebih lama dari emosi dan tidak
focus pada rujukan
6. Respon Emosional
Antomic measure : tindakan otomatis, secara tersirat, dihasilkan dari
reaksi fisiologis (denyut jantung) atau ekspresi wajah (elektromiografi)
Brain imaging : pencitraan otak EEG (elektroensefalogram) dan fMRI
(fungsional magnetic resonance imaging)
Self reported measures : responden diminta melaporkan secara
langsung perilaku atau niat sendiri
Teknik visual
Teknik verbal
EEG fMRI
7. TEKNIK VISUAL DAN VERBAL
SAM (Self Assessment
Manikin)
PrEmo (Product Emotion Measure) Lexicon
8. METODOLOGI
• Studi 1 : Menyelidiki efek posisi pertama pada emosi
menanggapi coklat, dan menerapkan terjemahan Bahasa
Spanyol dari profil EsSense. Skala : rating 5 point (1 : tidak
sama sekali ; 5 : sangat)
• Studi 2 : Menyelidiki efek posisi pertama pada respon
emosional untuk bir, menerapkan emosional lexicon pada
konsumen. Skala (skala garis 15 cm)
9. TES KONSUMEN
• Pertama : (n = 84, 48% pria) berusia 18-70 tahun. Konsumen menghadiri
1 sesi evaluasi (15-20 menit), disajikan coklat (C1 dan C2) dengan desain
monadic sekuensial.
• Kedua : (n= 138, 53% laki-laki). Konsumen diharuskan mengkonsumsi bir
setidaknya 1x sebulan. Konsumen menghadiri 1 sesi evaluasi (20-30
menit) disajikan sampel 15 ml 4 bir (B1-B4). Selain itu, sampel kedua bir
B2 disajikan sebagai sampel dummy, dan selalu bertugas di posisi
pertama.
10. Mengukur Respon Emosional
• 1: lexicon diterjemahkan dalam Bahasa Spanyol (38 kosakata) >
konsumen menilai skala 9 hedonic (tidak suka, sangat sangat) >
respon emosional (skala 5; 1 = ‘tidak sama sekali’, untuk 5 =’sangat’).
• 2 : Lexicon > Rating respon emosional dengan 12 garis secara kontinu
dengan skala garis yang dikaitkan dengan emosi > Konsumen >
kosakata emosi & memberikan nilai (sangat rendah - sangat tinggi
dengan skala garis 15 cm, dengan lingkar 0,5 cm) dideskripsikan >
dikonversi > 0 -100 oleh perangkat lunak FIZZ.
11. Perbandingan antara peringkat bir yang sama
tergantung pada posisi
Desain eksperimen : setiap konsumen mencicipi sampel bir B2 2x:
pertama sebagai sampel dummy (selalu pada posisi pertama)
kedua dalam posisi apapun (seimbang antara semua konsumen).
Tujuannya : menganalisis variasi dua arah campuran (posisi sebagai fixed efek
dan konsumen sebagai efek acak) dilakukan dengan hanya skoring B2.
12. Efektifitas pengambilan data sampel dummy
• Posisi pertama (sampel dummy) dihapus untuk mengetahui
pengaruhnya > di uji model set data bir (sampel dummy, posisi
P1 sampai P5).
• Kemudian sampel dummy dihapus dan dianalisis serupa dengan
(posisi P2 sampai P5), untuk memeriksa apakah efek posisi
berpengaruh signifikan jika dihilangkan.
13. HASIL PENELITIAN
• Saat bir B2 dinilai pada posisi pertama
peringkat penerimaan dan emosional
secara keseluruhan menghasilkan
respon untuk kesenangan, klasik,
menyenangkan dan kegembiraan lebih
tinggi.
• Sedangkan penilaian sampel dummy
untuk kategori emosi jijik, kekecewaan,
ketidakpuasan lebih rendah
Rata-rata profil emosi untuk sampel
bir B2 bergantung pada posisi
14. Efektivitas Data Dummy
Kesimpulan : efek poisisi untuk kategori
akseptabilitas dan emosi secara keseluruhan
seperti kesenangan, klasik, menyenangkan, jijik,
kekecewaan dan ketidakpuasan adalah efek dari
posisi pertama.
15. SAMPEL DUMMY
sampel dummy dalam penelitian dapat bersifat intermediet,
sehingga produk mencapai nilai lebih tinggi dan bisa
menutupi posisi pertama.
menghapus data sampel dummy secara efektif dapat
menekan efek posisi pertama.
hasil uji post hoc Tukey’s dan sampel terakhir : memiliki
penerimaan dengan skor lebih tinggi dari sampel lainnya
intensitas kategori emosi sepertinya dipengaruhi oleh efek
posisi terakhir bukan dari posisi pertama.
16. KESIMPULAN
• konsumen lebih memilih atau memiliki kecenderungan terhadap sampel pertama
dibandingkan dengan sampel berikutnya, tidak peduli terhadap produk, emoticon lexicon atau
jenis skala.
• Selain itu dalam penelitian ini dapat membuktikan bahwa penempatan sampel dummy
sebelum set produk yang akan mengevaluasi penghilangan posisi pertama dari data
eksperimen.
• Secara keseluruhan, kami merekomendasikan penggunaan sampel dummy untuk
mengevaluasi respon emosional.