SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Chapter 2
Propositional Logic dan
Predicate Calculus
Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa mampu merepresentasikan knowledge ke
dalam bentuk propositional logic dan predicate calculus.
• Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang di-
representasikan dalam bentuk propositional logic dan
predicate calculus.
2.1 Propositional Logic
Note:
• Propositional logic merupakan salah satu bentuk (bahasa) repre-
sentasi logika yang paling tua dan paling sederhana.
• Dengan cara ini beberapa fakta dapat digambarkan dan dimanip-
ulasi dengan menggunakan aturan-aturan aljabar Boolean.
• Propositional logic membentuk statement sederhana atau state-
ment yang kompleks dengan menggunakan propositional connec-
16
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
tive, dimana mekanisme ini menentukan kebenaran dari sebuah
statement kompleks dari nilai kebenaran yang direpresentasikan
oleh statement lain yang lebih sederhana.
Beberapa operator penghubung dasar yang seringkali dipakai dalam
propositional logic ditunjukkan dalam Tabel 2.1 sedangkan tabel kebe-
naran untuk masing-masing operator dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Table 2.1: Operator Penghubung
English Name Connective Name Symbol
Conjunction AND ∧
Disjunction OR ∨
Negation Not ∼
Material Implication If-Then →
Material equivalence Equals ↔
Table 2.2: Tabel Kebenaran
p q ∼ p p ∧ q p ∨ q p → q p ↔ q
T T F T T T T
T F F F T F F
F T T F T T F
F F T F F T T
Pemahaman antara operator penghubung dan tabel kebenaran da-
pat dijelaskan dengan menggunakan kalimat sederhana (kecuali operator
implikasi material). Misalnya, seseorang sedang memegang dua buah
benda, pensil dan penghapus. Lalu orang tersebut mengatakan: "saya
sedang memegang pensil dan penghapus". Maka kita tahu bahwa pery-
ataan tersebut adalah BENAR (TRUE). Jika kemudian orang tersebut
17
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
mengatakan: "saya sedang memegang pensil dan tinta", maka kita tahu
bahwa pernyataan tersebut SALAH (FALSE). Tetapi jika ia mengubah
pernyataan menjadi: "saya sedang memegang pensil atau tinta", maka
pernyataan tersebut adalah BENAR (TRUE).
Satu-satunya kaitan antara operator dan tabel kebenaran yang tidak
dapat dijelaskan dengan menggunakan kalimat sederhana adalah imp-
likasi material. Tetapi bukan berarti nilai dari tabel kebenaran tidak be-
nar, karena tabel kebenaran implikasi material telah teruji benar dalam
aljabar boolean. Simaklah kutipan berikut:
"Material implication as you and many others have
noted elsewhere is not the same as what people are talk-
ing about in ordinary speech when they say that one
thing is implied by another".
2.1.1 Arti Dari Operator Penghubung
Hubungan variabel dengan operator penghubung dalam propositional
logic dapat diartikan seperti dalam Tabel 2.3 di bawah ini.
Contoh 1:
Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: Jika Pluto mengi-
tari matahari, maka Pluto adalah planet, jika tidak demikian maka pluto
bukan planet.
pm . . . Pluto mengitari matahari
pp . . . Pluto adalah planet
18
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
Table 2.3: Operator penghubung dan artinya
Operator Arti
p ∧ q p dan q adalah sahih
p dan q keduanya sahih
p dan q adalah sahih pada saat bersamaan
p ∨ q p atau q adalah sahih
p dan/atau q adalah sahih
paling tidak satu dari p dan p adalah sahih
p → q q adalah sahih, jika p sahih
jika p sahih, demikian juga q adalah sahih
jika p sahih, maka q juga sahih
dari p mengikuti q
p adalah syarat cukup untuk q
q adalah syarat perlu untuk p
p ↔ q p sama dengan q
p benar-benar sahih jika q adalah sahih
p hanya sahih jika q adalah sahih
p adalah syarat cukup dan perlu untuk q
p adalah sahih jika dan hanya jika q sahih
Kalimat di atas dapat ditranslasikan ke dalam bentuk yang lain:
Hanya jika Pluto mengitari matahari, maka Pluto adalah planet. Se-
hingga berdasarkan Tabel 2.3, kalimat tersebut dapat diubah ke dalam
bentuk propositional logic:
pm ↔ pp
Contoh 2:
Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: If Romeo jatuh
19
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
cinta AND Juliet menerima cintanya, THEN Cupid sedang beraksi1
.
Contoh 3:
Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: barangsiapa mema-
hami aturan perkuliahan atau memiliki buku pedoman dan melanggar at-
uran tersebut dengan sengaja atau tidak akan mendapat hukuman 2
.
2.2 Predicate Calculus
• Kalkulus predikat, disebut juga logika predikat memberi tambahan
kemampuan untuk merepresentasikan pengetahuan dengan lebih
cermat dan rinci.
• Istilah kalkulus disini berbeda dengan istilah kalkulus dalam bidang
matematika.
• Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu AR-
GUMEN (atau objek) dan PREDIKAT (keterangan).
• Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan.
• Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.
• Dalam suatu kalimat, predikat bisa berupa kata kerja atau bagian
kata kerja.
• Representasi pengetahuan dengan menggunakan predicate calculus
merupakan dasar bagi penulisan bahasa pemrograman PROLOG.
1
r(romeo jatuh cinta),j(juliet menerima cinta),c(cupid sedang beraksi), proposi-
tional logic: r ∧ j → c
2
map(memahami aturan perkuliahan),mbp(memiliki buku pedo-
man),ms(melanggar sengaja ),mts(melanggar tidak sengaja),mh(mendapat huku-
man), propositional logic: (map ∨ mbp) ∧ (ms ∨ mts) → mh
20
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
Misalnya sebuah proposisi:
Rumput berwarna hijau.
Dapat dinyatakan dalam bentuk predicate calculus:
berwarna(rumput, hijau)
Seperti terlihat dalam contoh di atas, dengan menggunakan predicate
calculus statemen/kalimat yang lebih kompleks dapat direpresentasikan
lebih baik daripada menggunakan propositional logic.
Beberapa contoh lain:
Proposition : Manusia menjelajah Mars
Predicate calculus : Jelajah(manusia, mars)
Proposition : Jono menyukai Rebeca
Predicate calculus : suka(jono, rebeca)
Proposition : Rebeca cantik
Predicate calculus : cantik(rebeca)
2.2.1 Variabel
• Dalam predicate calculus huruf dapat digunakan untuk menggan-
tikan argumen.
• Simbol-simbol juga bisa digunakan untuk merancang beberapa ob-
jek atau individu. Contoh: x = Jono, y = Rebeca, maka perny-
ataan Jono menyukai Rebeca dapat ditulis dalam bentuk predicate
calculus: suka(x,y).
• Dalam beberapa hal variabel dibutuhkan agar pengetahuan dapat
diekspresikan dalam kalkulus predikat sehingga nantinya dapat di-
manipulasi dengan mudah dalam proses inferensi.
21
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
2.2.2 Fungsi
• Predicate calculus memperbolehkan penggunaan simbol untuk mewak-
ili fungsi-fungsi.
Contoh: ayah(Jono)=Santoso, ibu(Rebeca)=Rini.
• Fungsi juga dapat digunakan bersamaan dengan predikat.
Contoh:
teman(ayah(Jono),ibu(Rebeca)) = teman(Santoso,Rini)
2.2.3 Operator
Predicate calculus menggunakan operator yang sama seperti operator-
operator yang berlaku pada propositional logic.
Contoh:
Diketahui dua buah statement sebagai berikut:
suka(Jono,Rebeca)
suka(Dani,Rebeca)
Pada 2 predikat diatas, terdapat dua orang menyukai Rebeca. Untuk
memberikan pernyataan adanya kecemburuan di antara mereka, maka:
Jika suka(x,y) AND suka(z,y), maka TIDAK suka(x,z).
atau
suka(x,y) ∧ suka(z,y) → ∼ suka(x,z)
Dalam predicate calculus di atas, pengetahuan yang tersirat adalah :
Jika dua orang pria menyukai wanita yang sama, maka kedua pria itu
pasti tidak saling suka (saling membenci).
22
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
2.3 Quantifier
• Dalam bagian terdahulu, sebuah obyek atau argumen dapat diwak-
ili oleh sebuah variabel, akan tetapi variabel yag telah dibicarakan
hanya mewakili sebuah obyek atau individu atau argumen. Bagaimana
representasi dapat dilakukan apabila terdapat beberapa obyek?
Atau dengan kata lain, bagaimana kuantitas dari sebuh obyek da-
pat dinyatakan?
• Variabel dapat dikuantitaskan dengan dua cara, yaitu:
– Ukuran kuantitas universal ∀, yang berarti untuk semua.
– Ukuran kuantitas eksistensial ∃, yang berarti ada beberapa.
Contoh 1:
Proposisi: Semua planet tata-surya mengelilingi matahari.
Dapat diekspresikan ke dalam bentuk:
∀ X, [planet-tata-surya(X) → mengelilingi(X,matahari)].
Contoh 2:
Proposisi: Asteroid mengelilingi beberapa planet.
Dapat diekspresikan ke dalam bentuk:
∃ Y, [planet(Y) ∧ mengelilingi(asteroid,Y)].
Contoh 3:
Proposisi: Jika rata-rata nilai dari mahasiswa lebih besar dari 80%, maka
mahasiswa akan mendapat nilai huruf A.
Dapat diekspresikan ke dalam bentuk:
∀ Nama, ∀ X, [mahasiswa(Nama) ∧ rata-nilai(Nama,X) ∧
mendapat(X,80) → nilai-huruf(Nama, "A")].
Latihan:
Rubahlah proposisi di bawah ini ke dalam bentuk predicate calculus:
23
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
• Garfield adalah seekor kucing.
• Garfield adalah tokoh kartun.
• Semua kucing adalah binatang.
• Setiap orang menyukai seseorang.
• Semua kucing menyukai atau membenci anjing.
• Seseorang hanya mencoba melukai seseorang yang mereka tidak
suka.
• Garfield mencoba melukai anjing Rover.
2.4 Model-Model Inferensi
Note:
Inti dasar dari predicate calculus sebenarnya adalah kemampuan untuk
melakukan inferensi logis. Pada proses inferensi kebenaran baru dapat
diturunkan dari aksioma-aksioma yang sudah ada. Konsep ini sebe-
narnya merupakan dasar dari sistem berbasis pengetahuan yang akan
kita bicarakan pada Bab selanjutnya. Terdapat beberapa model inferensi
yang secara umum digunakan dalam persoalan-persoalan logika, antara
lain:
Modus Ponens
Seperti dijelaskan di atas, melakukan proses inferensi berarti juga menu-
runkan fakta baru dari beberapa fakta yang sudah ada. Modus Ponens
melakukan inferensi dengan mengikuti aturan sebagai berikut:
Jika pernyataan p dan (p → q) adalah benar,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa q adalah benar.
24
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
Modus Ponens merupakan dasar bagi sistem berbasis aturan (rule-
based system). Sebagai contoh perhatikan pernyataan di bawah ini:
Jika seseorang rajin belajar maka ia bisa menjadi sarjana
Jika representasikan dalam bentuk predicate calculus, menjadi:
∀ X, [rajin-belajar(X) → jadi-sarjana(X)]
Apabila sebuah fakta (pernyataan) ditemukan dalam database seperti:
rajin-belajar(alex)
maka melalui Modus Ponens, dapat ditarik kesimpulan:
jadi-sarjana(alex)
Modus Tolens
Model inferensi yang lain disebut sebagai Modus Tolens yang dinyatakan
dengan rumusan:
Jika (p → q) adalah benar,
dan q tidak benar, maka p tidak benar.
Sebagai contoh, dengan menggunakan pernyataan pada contoh ter-
dahulu ditemukan sebuah fakta sebagai berikut:
∼ jadi-sarjana(alex)
maka dengan menggunakan Modus Tolens dapat ditarik kesimpulan:
∼ rajin-belajar(alex)
25
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
2.5 Automated Reasoning
Ada tiga macam metoda reasoning yang secara umum digunakan yaitu:
Deduksi (Deduction), Abduksi (Abduction) dan Induksi (Induction).
Deduksi
Deduksi didefinisikan sebagai: reasoning dari fakta yang sudah diketahui
menuju fakta yang belum diketahui, dari hal-hal umum menuju ke hal-hal
spesifik, dari premis menuju ke kesimpulan logis.
Jika obyek A lebih besar dari beberapa obyek B
dan obyek B lebih besar daripada obyek C,
maka obyek A lebih besar daripada obyek C.
Definisi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk predicate calculus
sebagai:
∀ A, ∀ B, ∀ C, [lebih-besar(A,B) ∧ lebih-besar(B,C) →
lebih-besar(A,C)]
Misalkan di dalam sebuah knowledge-based ditemukan fakta-fakta
sebagai berikut:
lebih-besar(bumi,merkurius)
lebih-besar(yupiter,bumi)
maka dengan menggunakan reasoning deduktif dapat ditarik suatu kes-
impulan:
lebih-besar(yupiter,merkurius)
Abduksi
Abduksi adalah metoda reasoning yang sering dipakai untuk memberikan/menghasilkan
penjelasan terhadap fakta. Berbeda dengan metoda deduksi, pada metoda
26
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
ini tidak ada jaminan bahwa kesimpulan yang didapat selalu benar. Se-
bagai contoh, sebuah aturan seperti pada contoh terdahulu dituliskan
sebagai berikut:
∀ X, [rajin-belajar(X) → jadi-sarjana(X)]
Misalkan didapati bahwa Alex telah diwisuda, maka bentuk predicate
calculus nya adalah:
jadi-sarjana(alex)
Dengan menggunakan abduksi dapat disimpulkan bahwa:
rajin-belajar(alex)
Tetapi tidak ada jaminan bahwa kesimpulan tersebut benar. Menjadi
sarjana tidak selalu berarti rajin belajar.
Induksi
Induksi berarti proses reasoning dari fakta-fakta khusus atau kasus-kasus
individual menuju ke kesimpulan secara general. Sebagai contoh:
P(a) adalah benar
P(b) adalah benar
maka dengan induksi dapat disimpulkan bahwa:
∀ X, P(X) adalah benar
Kembali pada contoh terdahulu, misalnya setelah melakukan obser-
vasi berulang-berulang ternyata kita menemukan bahwa hanya maha-
siswa yang belajar dengan rajin menjadi sarjana, maka dengan induksi
dapat ditarik kesimpulan bahwa:
∀ X, [jadi-sarjana(X) → rajin-belajar(X)]
27
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
2.6 Soal-Soal Latihan
1. Diberikan fakta-fakta dari PROLOG sebagai berikut :
job(smith,clerk)
job(dell, stock-person)
job(jones, clerk)
job(putnam, assistant-manager)
job(fishback, clerk)
job(adams, stock-person)
job(philips, manager)
job(stevens, vice-president)
job(johnson, president)
boss(clerk, assistant-manager)
boss(stock-person, assistant-manager)
boss(assistant-manager, manager)
boss(manager, vice-president)
boss(vice-president, president)
Tentukan respons yang diberikan oleh PROLOG terhadap Query
berikut
(a) ?− job(philips, X), boss(X, Y), job(Z, Y).
(b) ?− boss(stock-person, X); boss(clerk, X).
(c) Jawab kembali kedua pertanyaan di atas apabila ditambahkan
Rule : Boss(X, Z) :- boss(X, Y), boss(Y, Z)
Note: dalam PROLOG operator AND (konjungsi) direpresentasikan
dengan tanda komma (,), sedangkan operator OR (disjungsi) direp-
resentasikan dengan tanda titik-koma (;). Sementara itu tanda :=
merupakan representasi dari implikasi material dan tanda ∼ adalah
28
Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus
representasi dari negasi.
2. Rubahlah fakta-fakta di bawah ini ke dalam bentuk predicate calcu-
lus menggunakan hubungan: meninggal(X), sex(X,Y), mengenal(X,Y),
membenci(X,Y), korban(X), pembunuh(X). Lalu dengan menggu-
nakan metoda inferensi tentukan siapa pembunuh dalam kasus ini.
• Korban meninggal.
• Korban adalah perempuan.
• Jono dan Suryo mengenal korban.
• Korban mengenal Toni dan Jono.
• Si pembunuh mengenal korban.
• Susi adalah korban.
• Jono membenci Susi.
• Suryo membenci Toni.
• Toni membenci Jono.
• Korban mengenal seseorang yang membenci pembunuh terse-
but.
29

More Related Content

What's hot

Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan Topan Helmi Nicholas
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanSherly Uda
 
Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan
Intelegensi Buatan - Representasi PengetahuanIntelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan
Intelegensi Buatan - Representasi PengetahuanIlyas Ilyas Mo
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanLangit Papageno
 
Modul logika-matematika
Modul logika-matematikaModul logika-matematika
Modul logika-matematikaJannah Skylady
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Iii Representasi Pengetahuan
Iii   Representasi PengetahuanIii   Representasi Pengetahuan
Iii Representasi PengetahuanHerman Tolle
 
Pengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaPengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaZezen Wahyudin
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Nurul Mocymocy Nacava
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Review Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningReview Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningHeni Widayani
 
Makalah logika matematika filsafat sains
Makalah logika matematika filsafat sainsMakalah logika matematika filsafat sains
Makalah logika matematika filsafat sainsrukmono budi utomo
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematikaNasifah LasMana
 
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...Emira 'bishae'
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanHerman Tolle
 

What's hot (20)

Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
Pertemuan 5 dan 6 representasi pengetahuan
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan
Intelegensi Buatan - Representasi PengetahuanIntelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan
Intelegensi Buatan - Representasi Pengetahuan
 
Logika Matematika
Logika MatematikaLogika Matematika
Logika Matematika
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Modul logika-matematika
Modul logika-matematikaModul logika-matematika
Modul logika-matematika
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Iii Representasi Pengetahuan
Iii   Representasi PengetahuanIii   Representasi Pengetahuan
Iii Representasi Pengetahuan
 
Pengertian Logika Informatika
Pengertian Logika InformatikaPengertian Logika Informatika
Pengertian Logika Informatika
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
Aamg01 logika-informatika-pendahuluan-burke-daliyo-0708
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Review Mathematical Reasoning
Review Mathematical ReasoningReview Mathematical Reasoning
Review Mathematical Reasoning
 
Makalah logika matematika filsafat sains
Makalah logika matematika filsafat sainsMakalah logika matematika filsafat sains
Makalah logika matematika filsafat sains
 
Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...
Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, Konvers, Invers, Kontrapositif, Pernyata...
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Definisi 1
Definisi 1Definisi 1
Definisi 1
 
Isi
IsiIsi
Isi
 

Similar to LOGPROP

Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritKarlFykr
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)taufiq99
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsisipolos
 
Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Rusmianty
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianFahrul Usman
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2Gerrard Making
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxZukét Printing
 
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyaniTugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyanininingwidyastuti
 
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyaniTugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyanidwiharsaya
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfZukét Printing
 
Bab I. Kalimat Deklaratif
Bab I. Kalimat DeklaratifBab I. Kalimat Deklaratif
Bab I. Kalimat DeklaratifMustahal SSi
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 
Logika
LogikaLogika
LogikaAv Ri
 

Similar to LOGPROP (20)

Bab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskritBab 01 logika mtk diskrit
Bab 01 logika mtk diskrit
 
logika_pedikat.ppt
logika_pedikat.pptlogika_pedikat.ppt
logika_pedikat.ppt
 
Matematika Diskrit
Matematika DiskritMatematika Diskrit
Matematika Diskrit
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
 
Slide-GNR105-Pertemuan-2.pptx
Slide-GNR105-Pertemuan-2.pptxSlide-GNR105-Pertemuan-2.pptx
Slide-GNR105-Pertemuan-2.pptx
 
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis FungsiFungsi Relasi dan Jenis Fungsi
Fungsi Relasi dan Jenis Fungsi
 
Integral tentu
Integral tentuIntegral tentu
Integral tentu
 
Fungsi kuadrat
Fungsi kuadratFungsi kuadrat
Fungsi kuadrat
 
Aljabar sma 1
Aljabar sma 1Aljabar sma 1
Aljabar sma 1
 
Logika dan Pembuktian
Logika dan PembuktianLogika dan Pembuktian
Logika dan Pembuktian
 
Pengantar dasar matematika2
 Pengantar dasar matematika2 Pengantar dasar matematika2
Pengantar dasar matematika2
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docxPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.docx
 
Bahasa indonesia
Bahasa indonesiaBahasa indonesia
Bahasa indonesia
 
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyaniTugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
 
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyaniTugas akhir rs11 e irma restiyani
Tugas akhir rs11 e irma restiyani
 
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdfPersamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
Persamaan Linier, Pertidaksamaan Linier, dan Grafik Fungsi Linier.pdf
 
Bab I. Kalimat Deklaratif
Bab I. Kalimat DeklaratifBab I. Kalimat Deklaratif
Bab I. Kalimat Deklaratif
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

LOGPROP

  • 1. Chapter 2 Propositional Logic dan Predicate Calculus Tujuan Instruksional Khusus • Mahasiswa mampu merepresentasikan knowledge ke dalam bentuk propositional logic dan predicate calculus. • Mahasiswa mampu menganalisis permasalahan yang di- representasikan dalam bentuk propositional logic dan predicate calculus. 2.1 Propositional Logic Note: • Propositional logic merupakan salah satu bentuk (bahasa) repre- sentasi logika yang paling tua dan paling sederhana. • Dengan cara ini beberapa fakta dapat digambarkan dan dimanip- ulasi dengan menggunakan aturan-aturan aljabar Boolean. • Propositional logic membentuk statement sederhana atau state- ment yang kompleks dengan menggunakan propositional connec- 16
  • 2. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus tive, dimana mekanisme ini menentukan kebenaran dari sebuah statement kompleks dari nilai kebenaran yang direpresentasikan oleh statement lain yang lebih sederhana. Beberapa operator penghubung dasar yang seringkali dipakai dalam propositional logic ditunjukkan dalam Tabel 2.1 sedangkan tabel kebe- naran untuk masing-masing operator dapat dilihat pada Tabel 2.2. Table 2.1: Operator Penghubung English Name Connective Name Symbol Conjunction AND ∧ Disjunction OR ∨ Negation Not ∼ Material Implication If-Then → Material equivalence Equals ↔ Table 2.2: Tabel Kebenaran p q ∼ p p ∧ q p ∨ q p → q p ↔ q T T F T T T T T F F F T F F F T T F T T F F F T F F T T Pemahaman antara operator penghubung dan tabel kebenaran da- pat dijelaskan dengan menggunakan kalimat sederhana (kecuali operator implikasi material). Misalnya, seseorang sedang memegang dua buah benda, pensil dan penghapus. Lalu orang tersebut mengatakan: "saya sedang memegang pensil dan penghapus". Maka kita tahu bahwa pery- ataan tersebut adalah BENAR (TRUE). Jika kemudian orang tersebut 17
  • 3. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus mengatakan: "saya sedang memegang pensil dan tinta", maka kita tahu bahwa pernyataan tersebut SALAH (FALSE). Tetapi jika ia mengubah pernyataan menjadi: "saya sedang memegang pensil atau tinta", maka pernyataan tersebut adalah BENAR (TRUE). Satu-satunya kaitan antara operator dan tabel kebenaran yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan kalimat sederhana adalah imp- likasi material. Tetapi bukan berarti nilai dari tabel kebenaran tidak be- nar, karena tabel kebenaran implikasi material telah teruji benar dalam aljabar boolean. Simaklah kutipan berikut: "Material implication as you and many others have noted elsewhere is not the same as what people are talk- ing about in ordinary speech when they say that one thing is implied by another". 2.1.1 Arti Dari Operator Penghubung Hubungan variabel dengan operator penghubung dalam propositional logic dapat diartikan seperti dalam Tabel 2.3 di bawah ini. Contoh 1: Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: Jika Pluto mengi- tari matahari, maka Pluto adalah planet, jika tidak demikian maka pluto bukan planet. pm . . . Pluto mengitari matahari pp . . . Pluto adalah planet 18
  • 4. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus Table 2.3: Operator penghubung dan artinya Operator Arti p ∧ q p dan q adalah sahih p dan q keduanya sahih p dan q adalah sahih pada saat bersamaan p ∨ q p atau q adalah sahih p dan/atau q adalah sahih paling tidak satu dari p dan p adalah sahih p → q q adalah sahih, jika p sahih jika p sahih, demikian juga q adalah sahih jika p sahih, maka q juga sahih dari p mengikuti q p adalah syarat cukup untuk q q adalah syarat perlu untuk p p ↔ q p sama dengan q p benar-benar sahih jika q adalah sahih p hanya sahih jika q adalah sahih p adalah syarat cukup dan perlu untuk q p adalah sahih jika dan hanya jika q sahih Kalimat di atas dapat ditranslasikan ke dalam bentuk yang lain: Hanya jika Pluto mengitari matahari, maka Pluto adalah planet. Se- hingga berdasarkan Tabel 2.3, kalimat tersebut dapat diubah ke dalam bentuk propositional logic: pm ↔ pp Contoh 2: Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: If Romeo jatuh 19
  • 5. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus cinta AND Juliet menerima cintanya, THEN Cupid sedang beraksi1 . Contoh 3: Tentukan bentuk propositional logic dari kalimat ini: barangsiapa mema- hami aturan perkuliahan atau memiliki buku pedoman dan melanggar at- uran tersebut dengan sengaja atau tidak akan mendapat hukuman 2 . 2.2 Predicate Calculus • Kalkulus predikat, disebut juga logika predikat memberi tambahan kemampuan untuk merepresentasikan pengetahuan dengan lebih cermat dan rinci. • Istilah kalkulus disini berbeda dengan istilah kalkulus dalam bidang matematika. • Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu AR- GUMEN (atau objek) dan PREDIKAT (keterangan). • Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. • Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat. • Dalam suatu kalimat, predikat bisa berupa kata kerja atau bagian kata kerja. • Representasi pengetahuan dengan menggunakan predicate calculus merupakan dasar bagi penulisan bahasa pemrograman PROLOG. 1 r(romeo jatuh cinta),j(juliet menerima cinta),c(cupid sedang beraksi), proposi- tional logic: r ∧ j → c 2 map(memahami aturan perkuliahan),mbp(memiliki buku pedo- man),ms(melanggar sengaja ),mts(melanggar tidak sengaja),mh(mendapat huku- man), propositional logic: (map ∨ mbp) ∧ (ms ∨ mts) → mh 20
  • 6. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus Misalnya sebuah proposisi: Rumput berwarna hijau. Dapat dinyatakan dalam bentuk predicate calculus: berwarna(rumput, hijau) Seperti terlihat dalam contoh di atas, dengan menggunakan predicate calculus statemen/kalimat yang lebih kompleks dapat direpresentasikan lebih baik daripada menggunakan propositional logic. Beberapa contoh lain: Proposition : Manusia menjelajah Mars Predicate calculus : Jelajah(manusia, mars) Proposition : Jono menyukai Rebeca Predicate calculus : suka(jono, rebeca) Proposition : Rebeca cantik Predicate calculus : cantik(rebeca) 2.2.1 Variabel • Dalam predicate calculus huruf dapat digunakan untuk menggan- tikan argumen. • Simbol-simbol juga bisa digunakan untuk merancang beberapa ob- jek atau individu. Contoh: x = Jono, y = Rebeca, maka perny- ataan Jono menyukai Rebeca dapat ditulis dalam bentuk predicate calculus: suka(x,y). • Dalam beberapa hal variabel dibutuhkan agar pengetahuan dapat diekspresikan dalam kalkulus predikat sehingga nantinya dapat di- manipulasi dengan mudah dalam proses inferensi. 21
  • 7. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus 2.2.2 Fungsi • Predicate calculus memperbolehkan penggunaan simbol untuk mewak- ili fungsi-fungsi. Contoh: ayah(Jono)=Santoso, ibu(Rebeca)=Rini. • Fungsi juga dapat digunakan bersamaan dengan predikat. Contoh: teman(ayah(Jono),ibu(Rebeca)) = teman(Santoso,Rini) 2.2.3 Operator Predicate calculus menggunakan operator yang sama seperti operator- operator yang berlaku pada propositional logic. Contoh: Diketahui dua buah statement sebagai berikut: suka(Jono,Rebeca) suka(Dani,Rebeca) Pada 2 predikat diatas, terdapat dua orang menyukai Rebeca. Untuk memberikan pernyataan adanya kecemburuan di antara mereka, maka: Jika suka(x,y) AND suka(z,y), maka TIDAK suka(x,z). atau suka(x,y) ∧ suka(z,y) → ∼ suka(x,z) Dalam predicate calculus di atas, pengetahuan yang tersirat adalah : Jika dua orang pria menyukai wanita yang sama, maka kedua pria itu pasti tidak saling suka (saling membenci). 22
  • 8. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus 2.3 Quantifier • Dalam bagian terdahulu, sebuah obyek atau argumen dapat diwak- ili oleh sebuah variabel, akan tetapi variabel yag telah dibicarakan hanya mewakili sebuah obyek atau individu atau argumen. Bagaimana representasi dapat dilakukan apabila terdapat beberapa obyek? Atau dengan kata lain, bagaimana kuantitas dari sebuh obyek da- pat dinyatakan? • Variabel dapat dikuantitaskan dengan dua cara, yaitu: – Ukuran kuantitas universal ∀, yang berarti untuk semua. – Ukuran kuantitas eksistensial ∃, yang berarti ada beberapa. Contoh 1: Proposisi: Semua planet tata-surya mengelilingi matahari. Dapat diekspresikan ke dalam bentuk: ∀ X, [planet-tata-surya(X) → mengelilingi(X,matahari)]. Contoh 2: Proposisi: Asteroid mengelilingi beberapa planet. Dapat diekspresikan ke dalam bentuk: ∃ Y, [planet(Y) ∧ mengelilingi(asteroid,Y)]. Contoh 3: Proposisi: Jika rata-rata nilai dari mahasiswa lebih besar dari 80%, maka mahasiswa akan mendapat nilai huruf A. Dapat diekspresikan ke dalam bentuk: ∀ Nama, ∀ X, [mahasiswa(Nama) ∧ rata-nilai(Nama,X) ∧ mendapat(X,80) → nilai-huruf(Nama, "A")]. Latihan: Rubahlah proposisi di bawah ini ke dalam bentuk predicate calculus: 23
  • 9. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus • Garfield adalah seekor kucing. • Garfield adalah tokoh kartun. • Semua kucing adalah binatang. • Setiap orang menyukai seseorang. • Semua kucing menyukai atau membenci anjing. • Seseorang hanya mencoba melukai seseorang yang mereka tidak suka. • Garfield mencoba melukai anjing Rover. 2.4 Model-Model Inferensi Note: Inti dasar dari predicate calculus sebenarnya adalah kemampuan untuk melakukan inferensi logis. Pada proses inferensi kebenaran baru dapat diturunkan dari aksioma-aksioma yang sudah ada. Konsep ini sebe- narnya merupakan dasar dari sistem berbasis pengetahuan yang akan kita bicarakan pada Bab selanjutnya. Terdapat beberapa model inferensi yang secara umum digunakan dalam persoalan-persoalan logika, antara lain: Modus Ponens Seperti dijelaskan di atas, melakukan proses inferensi berarti juga menu- runkan fakta baru dari beberapa fakta yang sudah ada. Modus Ponens melakukan inferensi dengan mengikuti aturan sebagai berikut: Jika pernyataan p dan (p → q) adalah benar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa q adalah benar. 24
  • 10. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus Modus Ponens merupakan dasar bagi sistem berbasis aturan (rule- based system). Sebagai contoh perhatikan pernyataan di bawah ini: Jika seseorang rajin belajar maka ia bisa menjadi sarjana Jika representasikan dalam bentuk predicate calculus, menjadi: ∀ X, [rajin-belajar(X) → jadi-sarjana(X)] Apabila sebuah fakta (pernyataan) ditemukan dalam database seperti: rajin-belajar(alex) maka melalui Modus Ponens, dapat ditarik kesimpulan: jadi-sarjana(alex) Modus Tolens Model inferensi yang lain disebut sebagai Modus Tolens yang dinyatakan dengan rumusan: Jika (p → q) adalah benar, dan q tidak benar, maka p tidak benar. Sebagai contoh, dengan menggunakan pernyataan pada contoh ter- dahulu ditemukan sebuah fakta sebagai berikut: ∼ jadi-sarjana(alex) maka dengan menggunakan Modus Tolens dapat ditarik kesimpulan: ∼ rajin-belajar(alex) 25
  • 11. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus 2.5 Automated Reasoning Ada tiga macam metoda reasoning yang secara umum digunakan yaitu: Deduksi (Deduction), Abduksi (Abduction) dan Induksi (Induction). Deduksi Deduksi didefinisikan sebagai: reasoning dari fakta yang sudah diketahui menuju fakta yang belum diketahui, dari hal-hal umum menuju ke hal-hal spesifik, dari premis menuju ke kesimpulan logis. Jika obyek A lebih besar dari beberapa obyek B dan obyek B lebih besar daripada obyek C, maka obyek A lebih besar daripada obyek C. Definisi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk predicate calculus sebagai: ∀ A, ∀ B, ∀ C, [lebih-besar(A,B) ∧ lebih-besar(B,C) → lebih-besar(A,C)] Misalkan di dalam sebuah knowledge-based ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: lebih-besar(bumi,merkurius) lebih-besar(yupiter,bumi) maka dengan menggunakan reasoning deduktif dapat ditarik suatu kes- impulan: lebih-besar(yupiter,merkurius) Abduksi Abduksi adalah metoda reasoning yang sering dipakai untuk memberikan/menghasilkan penjelasan terhadap fakta. Berbeda dengan metoda deduksi, pada metoda 26
  • 12. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus ini tidak ada jaminan bahwa kesimpulan yang didapat selalu benar. Se- bagai contoh, sebuah aturan seperti pada contoh terdahulu dituliskan sebagai berikut: ∀ X, [rajin-belajar(X) → jadi-sarjana(X)] Misalkan didapati bahwa Alex telah diwisuda, maka bentuk predicate calculus nya adalah: jadi-sarjana(alex) Dengan menggunakan abduksi dapat disimpulkan bahwa: rajin-belajar(alex) Tetapi tidak ada jaminan bahwa kesimpulan tersebut benar. Menjadi sarjana tidak selalu berarti rajin belajar. Induksi Induksi berarti proses reasoning dari fakta-fakta khusus atau kasus-kasus individual menuju ke kesimpulan secara general. Sebagai contoh: P(a) adalah benar P(b) adalah benar maka dengan induksi dapat disimpulkan bahwa: ∀ X, P(X) adalah benar Kembali pada contoh terdahulu, misalnya setelah melakukan obser- vasi berulang-berulang ternyata kita menemukan bahwa hanya maha- siswa yang belajar dengan rajin menjadi sarjana, maka dengan induksi dapat ditarik kesimpulan bahwa: ∀ X, [jadi-sarjana(X) → rajin-belajar(X)] 27
  • 13. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus 2.6 Soal-Soal Latihan 1. Diberikan fakta-fakta dari PROLOG sebagai berikut : job(smith,clerk) job(dell, stock-person) job(jones, clerk) job(putnam, assistant-manager) job(fishback, clerk) job(adams, stock-person) job(philips, manager) job(stevens, vice-president) job(johnson, president) boss(clerk, assistant-manager) boss(stock-person, assistant-manager) boss(assistant-manager, manager) boss(manager, vice-president) boss(vice-president, president) Tentukan respons yang diberikan oleh PROLOG terhadap Query berikut (a) ?− job(philips, X), boss(X, Y), job(Z, Y). (b) ?− boss(stock-person, X); boss(clerk, X). (c) Jawab kembali kedua pertanyaan di atas apabila ditambahkan Rule : Boss(X, Z) :- boss(X, Y), boss(Y, Z) Note: dalam PROLOG operator AND (konjungsi) direpresentasikan dengan tanda komma (,), sedangkan operator OR (disjungsi) direp- resentasikan dengan tanda titik-koma (;). Sementara itu tanda := merupakan representasi dari implikasi material dan tanda ∼ adalah 28
  • 14. Chapter 2. Propositional Logic dan Predicate Calculus representasi dari negasi. 2. Rubahlah fakta-fakta di bawah ini ke dalam bentuk predicate calcu- lus menggunakan hubungan: meninggal(X), sex(X,Y), mengenal(X,Y), membenci(X,Y), korban(X), pembunuh(X). Lalu dengan menggu- nakan metoda inferensi tentukan siapa pembunuh dalam kasus ini. • Korban meninggal. • Korban adalah perempuan. • Jono dan Suryo mengenal korban. • Korban mengenal Toni dan Jono. • Si pembunuh mengenal korban. • Susi adalah korban. • Jono membenci Susi. • Suryo membenci Toni. • Toni membenci Jono. • Korban mengenal seseorang yang membenci pembunuh terse- but. 29