SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
Oleh : HK
1
 Tujuan studi filsafat adalah mengantarkan seseorang ke dalam
dunia filsafat, yatu mengetahui apakah filsafat, maksud dan
tujuannya. Studi filsafat dimaksudkan untuk “pendidikan mental”.
 Tujuan umum filsafat adalah menjadikan manusia yang susila.
Orang yang susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan
sekaligus orang yang bijaksana.
 Tujuan khusus filsafat adalah menjadikan manusia yang berilmu.
Ahli filsafat dipandang sebagai orang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan, yang selalu mencari kebenaran dari semua
problema keilmuan.
 Perbedaan orang yang berfilsafat dengan orang yang tidak
berfilsafat terletak pada sikap seseorang terhadap hidupnya.
 Filsafat mengajarkan tentang kesadaran, kemauan, dan
kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai
makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan untuk
diaplikasikan dalam hidup.
.
2
 Secara Etimologis : kata filsafat berasal dari bahasa Yunani
“Philosophia” yang merupakan penggabungan dua kata yakni
“philos” atau “philein” yang berarti “cinta”, “mencintai”, serta kata
“sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “ hikmat”.
 Secara bahasa “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”.
Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar.
Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya.
 Arti kata ini belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari
kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan
keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan itu.
 Seseorang disebut filosof bila telah mendapat atau meraih
kebijaksanaan, pengertian ini berlaku di Timur (Tiongkok dan
India).
3
 Plato (427 – 347 SM),
memberikan istilah
dialektika (seni
berdikskusi). Jadi filsafat
adalah mengkritik
pendapat-pendapat yang
berlaku. Jadi kearifan atau
pengetahuan intelektual
itu diperoleh melalui
suatu proses pemeriksaan
secara kritis, diskusi dan
penjelasan.
4
 Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat
sebagai ilmu menyelidiki tentang hal
ada sebagai hal ada yang berbeda
dengan bagian-bagiannya yang satu
atau lainnya.
 Ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu
yang pertama dan terakhir, sebab
secara logis disyaratkan adanya ilmu
lain yang juga harus dikuasai,
sehingga untuk memahaminya orang
harus menguasai ilmu yang lain itu.
5
 Sir Francis Bacon (1561 – 1626 M), filsafat adalah
induk agung dari ilmu-ilmu. Filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya.
6
 Rene Descartes (1590 – 1650),
filsafat sebagai kumpulan segala
pegetahuan di mana Tuhan, Alam,
dan Manusia menjadi pokok
penyelidikan
7
 Dalam pengertian filsafat sebagai ilmu mengandung empat
pertanyaan ilmiah : bagaimanakah, mengapakah,
kemanakah, dan apakah.
 Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-2 yang ditangkap
oleh indra. Jawaban yang diperolehnya bersifat deskriptif
(penggambaran)
 Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab (asal
mula) suatu obyek. Jawaban yang diperolehnya bersifat
kausalitas (sebab-akibat).
 Pertanyaan kemana menanyakan apa yang terjadi dimasa
lampau, sekarang dan akan datang. Jawaban yang
diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu : (1)
pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang
(kebiasaan), yang nantinya dapat dijadikan sebagai
pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa 8
 (2) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang
terkandung dalam adat istiadat yang berlaku dalam
masyarakat. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum,
(3) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai
(hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan.
 Pertanyaaan apakah yang menanyakan tentang hakekat
atau inti mutlak dari suatu hal. Hakekat ini sifatnya sangat
dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga
hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban yang diperolah
akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya umum,
universal, abstrak.
 Untuk memperoleh pengetahuan hakekat, haruslah
dilakukan dengan abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal
untuk menghilangkan keadaan, sifat-2 yang secara
kebetulan, sehingga akhirnya tinggal sifat yang harus 9
 Berpikir secara filsafat artinya berpikir yang sangat
mendalam sampai hakekat atau secara menyeluruh, atau
berpikir dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu
pengtahuan.
 Berpikir demikian sebagai upaya untuk berpikir secara
tepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan.
Ada beberapa persyaratan yaitu :
 Harus sistimatis, pemikiran yang sistematis
dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan
yang rasional. Sistematikan pemikiran filosof
dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan,
zamannya, pendifikan.
 Harus konseptual, maksudnya adalah sebagai upaya
untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas),
karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir
tentang hal dan prosesnya. 10
 Harus koheren, koheren atau runtut adalah unsur-unsur
tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
satu sama lain. Koheren memuat suatu kebenaran
logis.
 Harus rasional, maksudnya adalah unsur-unsurnya
berhubungan secara logis. Artinya pemikiran filsafat
harus diuraikan dalam bentuk yang logis.
 Harus sinoptik, sinoptik artinya pemikiran filsafat harus
melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam
kebersamaan secara integral.
 Harus mengarah kepada pandangan dunia, maksudnya
adalah pemikiran filsafat sbagai upaya untuk
memahami semua realitas kehidupan dengan jalan 11
 Filsafat pada hakekatnya bersumber pada kodrat pribadi
manusia. Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada
penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan
hakekat manusia sebagai makhluk monodualisme. Manusia
secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat
sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam
filsafat seperti :
 Manusia dengan unsur raganya melahirkan filsafat biologi.
 Manusia dengan unsur rasanya melahirkan filsafat
keindahan (estetika).
 Manusia dengan unsur monodualismenya melahirkan
filsafat antropologi.
 Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik-
buruk melahirkan filsafat tingkah laku (etika) 12
 Manusia sebagai makhluk yang berakal melahirkan
filsafat berpikir (logika).
 Manusia dengan segala aspek kehidupannya melahirkan
filsafat nilai (aksiologi).
 Manusia dengan dan sebagai warga negara melahirkan
filsafat negara.
 Filsafat sebagai pandangan hidup merupakan suatu
pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
 Pandangan hidup akan tercermin didalam sikap hidup dan
cara hidup. Sikap dan cara hidup akan muncul apabila
manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total.
13
 Obyek materi adalah hal atau bahan yang diselidiki (hal
yang dijadikan sasaran penyelidikan). Sedangkan obyek
forma adalah sudut pandang).
 Obyek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “Ada”
disini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam
kenyataan, pikiran dan kemungkinan. Sedangkan obyek
forma filsafat adalah menyeluruh secara umum.
 Menyeluruh berarti bahwa filsafat dalam memandangnya
dapat mencapai hakekat (mendalam), tidak ada satupun
yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat. Umum
berarti bahwa dalam hal tertentu, hal tersebut dianggap
benar selama tidak merugikan kedudukan filsafat sebagai
ilmu. 14
 Ada beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran
filsafat yaitu :
 Sangat umum/universal.
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum
dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Pemikiran filsafat
tidak bersangkutan dengan obyek khusus, akan tetapi
dengan konsep yang sifatnya umum (tentang manusia,
keadilan, kebebasan).
 Tidak faktual.
Kata lain adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-2
yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada
bukti. Jawaban yang didapat dari dugaan ini sifatnya juga spekulatif.
Bukan berarti pemikiran filsafat tidak ilmiah, tetapi tidak termasuk
dalam kewenangan ilmu khusus. 15
 Bersangkutan dengan nilai.
Filsafat merupakan usaha untuk mencari
pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut
penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian adalah
tentang yang baik dan buruk.
 Berkaitan dengan arti.
Nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang
bernilai tentu didalamnya penuh dengan arti. Agar
filosof dalam mengungkapkan idenya sarat dengan
arti, harus dapat menciptakan kalimat logis dan
bahasa yang tepat.
 Implikatif.
 Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu 16
 Filsafat tentang pengetahuan, terdiri dari :
 Epistemologi
 Logika
 Kritik ilmu-ilmu
 Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri dari :
 Metafisika umum (ontologi)
 Metafisika khusus, terdiri :
 Teologi metafisik
 Antropologi
 Kosmologi
 Filsafat tentang tindakan, terdiri dari :
 Etika
 Estetika
 Sejarah filsafat
17
 Pembagian filsafat secara sistimatis yang didasarkan pada
sistematika yang berlaku didalam kurikulum akademis :
 Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)
 Epistemologi (teori pengetahuan)
 Metodologi (teori tentang metode)
 Logika (teori tentang penyimpulan)
 Etika (filsafat tentang pertimbangan nilai)
 Estetika (filsafat tentang keindahan)
 Sejarah filsafat
 Pembagian filsafat berdasar struktur pengetahuan yang
berkembang sekarang ini, terbagi menjadi tiga bidang,
yaitu filsafat sistematis, filsafat kusus dan filsafat keilmuan.
 Filsafat sistematis, terdiri :
 Metafisika
 Epistemologi 18
 Metodologi
 Logika
 Etika
 Estetika
 Filsafat khusus terdiri :
 Filsafat seni
 Filsafat kebudayaan
 Filsafat Pendidikan
 Filsafat Sejarah
 Filsafat Bahasa
 Filsafat Hukum
 Filsafat Politik
 Filsafat Agama
 Filsafat Nilai
19
 Filsafat Keilmuan terdiri :
 Filsafat Matematika
 Filsafat Biologi
 Filsafat Linguistik
 Filsafat Psikologi
 Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling
tidak kita harus mempelajari lima bidang pokok, yaitu
Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika, dan Sejarah
Filsafat.
1. Metafisika.
Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu
bagian dari persoalan filsafat. Suatu cabang filsafat yang
paling sulit dipahami terutama bagi pemula belajar filsafat. 20
 Membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling
universal;
 Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan;
 Membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat
mendasar;
 Berupaya menyajikan suatu pandangan yang
komprehenship tentang segala sesuatu
 Membicarakan persoalan-2 seperti : hubungan akal
dengan benda, hakekat perubahan, wujud Tuhan,
kehidupan setelah mati.
2. Epistemologi.
Epistemologi lazimnya disebut teori pengetahuan yang
21
Persoalan Epistemologi (teori pengetahuan) berkaitan
erat dengan persoalan Metafisika. Bedanya persoalan
epistemologi berpusat pada apakah yang ada, yang
didalamnya memuat :
 Problem asal pengetahuan
 Apakah sumber-sumber pengetahuan
 Dari mana pengetahuan yang benar, dan bagaimana
kita dapat mengetahui
 Apakah pengetahuan kita itu benar
 Bagaimana membedakan antara kebenaran dan
kekeliruan
3. Logika.
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari
segenap asas, aturan, dan tatacara penalaran yang
betul. Pada mulanya logika sebagai pengetahuan 22
 Logika tradisional dikembangkan menjadi logika
modern, sehingga dewasa ini menjadi bidang
pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi semata-
mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah.
tika.
4. Etika atau filsafat perilaku, sebagai satu cabang
filsafat yang membicarakan “tindakan manusia”, dengan
penekanan yang baik dan yang buruk.
Terdapa dua permasalahan, yaitu yang menyangkut
“tindakan“ dan “baik-buruk”. Dalam pemahaman etika
sebagai pengetahuan norma baik-buruk dalam tindakan
mempunyai persoalan yang luas.
Etika berbeda dengan agama yang didalamnya juga 23
 Etika bersumber pada rasio semata yang lepas dari
sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma Ilahi.
Dengan demikian etika adalah ilmu yang bekerja secara
rasional.
5. Sejarah Filsafat.
Sejarah filsafat adalah laporan suatu peristiwa yang
berkaitan dengan pemikiran filsafat. Memuat berbagai
pemikiran kefilsafatan mulai dari zaman pra-Yunan I
hingga zaman modern.
Dengan mengetahui pemikiran filsafat para ahli pikir
(filosof) akan didapat berbagai ragam pemikiran.
Dalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-2 yang
genius hingga pemikir tersebut dapat mengubah dunia,
yaitu dengan ide-ide yang cemerlang.
24
 Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang
terkait dan reflektif dengan manusia. Ketiganya tidak
dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga
alat dan tenaga utama yang berada di dalam diri
manusia.
 Tiga alat dan tenaga utama manusia yaitu akal pikir, rasa
dan keyakinan, sehingga manusia dapat mencapai
kebahagiaan bagi dirinya.
 Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat
akal pikiran. Agama dapat bergerak dan berkembang
berkat adanya keyakinan.
 Ketika alat dan tenaga utama tidak dapat berhubungan
dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong 25
 Reflektif, karena ilmu, filsafat dan agama baru dapat
dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia,
apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri)
dalam diri manusia.
 Ilmu mendasarkan pada akal pikir lewat pengalaman
dan indra, dan filsafat mendasarkan pada otoritas akal
murni terhadap kenyataan dan pengalaman manusia.,
dan agama mendasarkan pada otoritas wahyu.
 Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan pada agama,
apabila tidak, maka filsafat tidak akan memuat
kebenaran obyektif karena yang memberikan
penerangan adalah akal pikiran.
 Apabila hanya berdasark pada akal pikiran, akan tidak 26
 Dapat menambah ilmu pengetahuan, karena dengan
bertambahnya ilmu bertambah pula cakrawala pemikiran
yang semakin luas. Dengan demikian dapat membantu
penyelesaian masalah secara bijaksana.
 Membawa manusia ke arah kemampuan untuk
merentang kesadaran dalam segala tindakan, sehingga
akan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan
lingkungan, lebih sadar terhadap hak dan kewajiban.
 Kemajuan dan teknologi dan dampak negatif yang
dihasilkan, akan menghasilkan kebigungan, keraguan
(skeptis). Untuk itu sangat diperlukan suatu ilmu yang
sifatnya memberikan pengarahan, dan manusia dibekali
suatu kebijaksanaan yang memuat nilai-nilai kehidupan. 27
 Kegiatan berpikir atau kegiatan kefilsafatan
sesungguhnya berupa “perenungan”. Perenungan untuk
menyusun suatu bagan yang konseptual, tidak boleh
kontradiktif, hubungan bagian yang satu dengan lain
harus logis, harus mampu memberi penjelasan tentang
pandangan dunia.
 Sebagai perangkat berpikir adalah analisis dan sintesis.
Dalam menganalisis dan mensistesis para ahli pikir
menggunakan alat pemikiran berupa logika, deduksi,
analogi dan komparasi.
 Analisis adalah melakukan pemeriksaan secara
konsepsional terhadap makana dan istilah yang
digunakan dalam pernyataan yang kita buat.
28
 Logika adalah ilmu pengetahuan tentang penyimpulan
yang lurus serta menguraikan tentang aturan-aturan untuk
mencapai kesimpulan dari premis-premis.
 Logika Induksi membicarakan penarikan kesimpulan
bukan dari pernyataan yang umum, melainkan dari
pernyataan yang khusus. Kesimpulannya bersifat
probabilitas berdasarkan atas pernyataan yang diajukan.
29
rata-rata 40-60 km/jam. Kedua motor ini juga sama-sama
telah menempuh jarak 5.000 km. Sepeda motor Asri irit
bensinnya.
 Tuti dan Asti masing-masing memiliki sebuah sepeda
motor. Kedua motor itu memiliki merek yang sama.
Karena sepeda motor Tuti irit bensinnya , maka Asti bisa
mengharapkan motornya irut juga bensinnya.
Probabilita kebenaran kesimpulan argumen mana yang
lebih tinggi ?
3. Kekuatan konklusi argumen analogis. Kekuatan disini erat
kaitannya dengan sempit atau luasnya konklusi terhadap
premis.
 Perhatikan contoh tentang Asri dan Dudu. Dikatakan 30
Menghabiskan satu liter untuk 30 Km. Dengan demikian
bisa dikatakan kesimpulan Dudu ini realtif lemah. Tetapi
bila ia berkesimpulan bahwa motornya menghabiskan
bensin sebanyak satu liter untuk 28 Km, dapat dikatakan
kesimpulan Dudu relatif kuat.
4. Jumlah butir ketidaksamaan/disanalogi antara obyek yang
disebutkan dalam premis dengan obyek yang disebutkan
dalam konklusi.
Maksud kriteria ini adalah bahwa semakin banyak butir
disanalogi diantara obyek-obyek yang disebutkan dalam
premis, semakin besar probabilita kebenaran konklusi
suatu argumen analogis.
31
1. Ada 10 orang lulusan SMA X yang kuliah dan telah
berhasil lulus dari tingkat I secara mudah. Ali adalah
lulusan SMA X yang baru akan mengikuti kuliah.
Kemungkinan Ali akan dapat menyelesaikan mata kuliah
dengan mudah.
2. Ada 10 orang lulusan SMA X yang kuliah dan telah
berhasil lulus dari tingkat I secara mudah. Mereka ini
berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial
ekonomi yang berbeda-beda. Ali merupakan lulusan
SMA X yang akan mengikuti kuliah tingkat I.
Kemungkinan, Ali dapat naik ke tingkat II dengan mudah.
 Mana konklusi/kesimpulan yang lebih besar probabilita
kebenarannya ? 32
5. Relevansi ciri-ciri yang sama dari obyek-obyek yang
disebutkan dalam premis (dan dalam kesimpulan).
Dari butr penilaian kedua, dapat disimpulkan bahwa
semakin banyak kesamaan ciri antara sepeda motor Asri
dengan sepeda motor Dudu, semakin besar kemungkinan
kebenaran konklusi Dudu.
 Dalam kaitan dengan butir penilaian kelima, dapat
dikatakan bahwa jumlah ciri kesamaan saja tidak
memadai. Tetapi juga perlu diperhatikan relevan atau
tidaknya ciri kesamaan yang disebutkan.
Contoh : Butir kesamaan antara sepeda motor Asri
dengan Dudu ada 6 buah : (1) warna, (2) bentuk kaca
spion, (3) bentuk sadel, (4) ukuran kunci, (5) model lampu,
(6) ukuran tangki bensin. Sepeda Asri ternyata irit
33
 Berlandaskan pada hal-hal ini, Dudu menyimpulkan bahwa
sepeda motornya irit bensin. Besarkah probabilita
kebenaran kesimpulan Dudu ?
 Mencari mana ciri yang relevan untuk diperhitungkan
dalam suatu argumen analogis tidaklah mudah. Kita harus
terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa yang
menyebabkan apa.
 Untuk soal irit/tidaknya pemakaian bensin, kita harus
terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan irit atau tidaknya pemakaian bensin sepeda
motor.
 Dengan kata lain kita perlu berbekal pengetahuan tentang 34
 Suatu peristiwa/kejadian tidak terjadi begitu saja;
melainkan bertalian dengan peristiwa lain dalam suatu
hubungan kausal (sebab-akibat).
 Dalam pembicaraan sehari-hari, sering kita beranggapan
bahwa sebab itu terjadi mendahului akibat., atau akibat itu
mengikuti sebab.
 Tidak selamanya akibat itu mengikuti sebab, bisa
sebaliknya. Ini terjadi , salah satunya adalah dalam soal
pencapaian tujuan melalui cara tertentu.
 Seringkali keinginan untuk mencapai tujuan tertentu justru
menjadi penyebab dilaksanakannya suatu cara tertentu.
Akibat mengikuti sebab : Tiupan angin Kibaran
bendera
Sebab mengikuti akibat : Belajar giat Nilai
tinggi
35
 Sebab-akibat bisa diartikan juga dalam konteks kondisi
mutlak – kondisi memadai. Dalam konteks kondisi mutlak,
bahwa untuk terjadinya akibat tertentu, mutlak diperlukan
sebab tertentu.
Adanya api - Ledakan di pabrik mesiu.
 Kondisi memadai adalah sebab tertentu yang
keberadaannya saja sudah menjamin terjadinya akibat
tertentu. Pertemuan antara mesiu dan api. Ini bisa
dianggap sebagai kondisi memadai karena
keberadaannya saja sudah memadai untuk menimbulkan
ledakan.
 Tidak selamanya suatu sebab hanya tergolong sebagai
kondisi mutlak dan sebab lainnya sebagai kondisi
memadai. Bisa terjadi suatu sebab sekaligus tergolong 36
37

More Related Content

Similar to TujuanFilsafat

Ayu Rufaida (2205056052.docx
Ayu Rufaida (2205056052.docxAyu Rufaida (2205056052.docx
Ayu Rufaida (2205056052.docxAyuRufaida
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiJulianaRafiati
 
Filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanFilsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanvian rahayu
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafatsayid bukhari
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafatAdrian Hulu
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...triadimurwanto
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxSitiYuliana11
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxbungashoumizahro
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanIthaa Napashaa Part II
 

Similar to TujuanFilsafat (20)

Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Ayu Rufaida (2205056052.docx
Ayu Rufaida (2205056052.docxAyu Rufaida (2205056052.docx
Ayu Rufaida (2205056052.docx
 
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.pptFILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
FILSAFAT DARI SISI EPISTEMILOGI.ppt
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 
Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi Filsafat dan etika komunikasi
Filsafat dan etika komunikasi
 
Tugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiatiTugas mandiri fki juliana rafiati
Tugas mandiri fki juliana rafiati
 
Filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuanFilsafat ilmu pengetahuan
Filsafat ilmu pengetahuan
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
Pengertian filsafat
Pengertian filsafatPengertian filsafat
Pengertian filsafat
 
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
Filsafat ilmu, Kol Inf Triadi Murwanto,S.E.,M.M., Prof Hapzli Ali, Hub Filsaf...
 
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuanFilsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
 
36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf
 

Recently uploaded

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

TujuanFilsafat

  • 2.  Tujuan studi filsafat adalah mengantarkan seseorang ke dalam dunia filsafat, yatu mengetahui apakah filsafat, maksud dan tujuannya. Studi filsafat dimaksudkan untuk “pendidikan mental”.  Tujuan umum filsafat adalah menjadikan manusia yang susila. Orang yang susila dipandang sebagai ahli filsafat, ahli hidup, dan sekaligus orang yang bijaksana.  Tujuan khusus filsafat adalah menjadikan manusia yang berilmu. Ahli filsafat dipandang sebagai orang yang ahli dalam bidang ilmu pengetahuan, yang selalu mencari kebenaran dari semua problema keilmuan.  Perbedaan orang yang berfilsafat dengan orang yang tidak berfilsafat terletak pada sikap seseorang terhadap hidupnya.  Filsafat mengajarkan tentang kesadaran, kemauan, dan kemampuan manusia sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan untuk diaplikasikan dalam hidup. . 2
  • 3.  Secara Etimologis : kata filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang merupakan penggabungan dua kata yakni “philos” atau “philein” yang berarti “cinta”, “mencintai”, serta kata “sophia” yang berarti “kebijaksanaan” atau “ hikmat”.  Secara bahasa “filsafat” memiliki arti “cinta akan kebijaksanaan”. Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar. Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.  Arti kata ini belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filosof untuk memperoleh kearifan itu.  Seseorang disebut filosof bila telah mendapat atau meraih kebijaksanaan, pengertian ini berlaku di Timur (Tiongkok dan India). 3
  • 4.  Plato (427 – 347 SM), memberikan istilah dialektika (seni berdikskusi). Jadi filsafat adalah mengkritik pendapat-pendapat yang berlaku. Jadi kearifan atau pengetahuan intelektual itu diperoleh melalui suatu proses pemeriksaan secara kritis, diskusi dan penjelasan. 4
  • 5.  Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat sebagai ilmu menyelidiki tentang hal ada sebagai hal ada yang berbeda dengan bagian-bagiannya yang satu atau lainnya.  Ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu yang pertama dan terakhir, sebab secara logis disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehingga untuk memahaminya orang harus menguasai ilmu yang lain itu. 5
  • 6.  Sir Francis Bacon (1561 – 1626 M), filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya. 6
  • 7.  Rene Descartes (1590 – 1650), filsafat sebagai kumpulan segala pegetahuan di mana Tuhan, Alam, dan Manusia menjadi pokok penyelidikan 7
  • 8.  Dalam pengertian filsafat sebagai ilmu mengandung empat pertanyaan ilmiah : bagaimanakah, mengapakah, kemanakah, dan apakah.  Pertanyaan bagaimana menanyakan sifat-2 yang ditangkap oleh indra. Jawaban yang diperolehnya bersifat deskriptif (penggambaran)  Pertanyaan mengapa menanyakan tentang sebab (asal mula) suatu obyek. Jawaban yang diperolehnya bersifat kausalitas (sebab-akibat).  Pertanyaan kemana menanyakan apa yang terjadi dimasa lampau, sekarang dan akan datang. Jawaban yang diperoleh ada tiga jenis pengetahuan, yaitu : (1) pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang (kebiasaan), yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman. Ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui apa 8
  • 9.  (2) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang terkandung dalam adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat. Pedoman yang selalu dipakai disebut hukum, (3) pengetahuan yang timbul dari pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadikan pegangan.  Pertanyaaan apakah yang menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal. Hakekat ini sifatnya sangat dalam (radix) dan tidak lagi bersifat empiris sehingga hanya dapat dimengerti oleh akal. Jawaban yang diperolah akan dapat mengetahui hal-hal yang sifatnya umum, universal, abstrak.  Untuk memperoleh pengetahuan hakekat, haruslah dilakukan dengan abstraksi, yaitu suatu perbuatan akal untuk menghilangkan keadaan, sifat-2 yang secara kebetulan, sehingga akhirnya tinggal sifat yang harus 9
  • 10.  Berpikir secara filsafat artinya berpikir yang sangat mendalam sampai hakekat atau secara menyeluruh, atau berpikir dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu pengtahuan.  Berpikir demikian sebagai upaya untuk berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung jawabkan. Ada beberapa persyaratan yaitu :  Harus sistimatis, pemikiran yang sistematis dimaksudkan untuk menyusun suatu pola pengetahuan yang rasional. Sistematikan pemikiran filosof dipengaruhi oleh keadaan dirinya, lingkungan, zamannya, pendifikan.  Harus konseptual, maksudnya adalah sebagai upaya untuk menyusun suatu bagan yang terkonsepsi (jelas), karena berpikir secara filsafat sebenarnya berpikir tentang hal dan prosesnya. 10
  • 11.  Harus koheren, koheren atau runtut adalah unsur-unsur tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan satu sama lain. Koheren memuat suatu kebenaran logis.  Harus rasional, maksudnya adalah unsur-unsurnya berhubungan secara logis. Artinya pemikiran filsafat harus diuraikan dalam bentuk yang logis.  Harus sinoptik, sinoptik artinya pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral.  Harus mengarah kepada pandangan dunia, maksudnya adalah pemikiran filsafat sbagai upaya untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan 11
  • 12.  Filsafat pada hakekatnya bersumber pada kodrat pribadi manusia. Hal ini berarti bahwa filsafat mendasarkan pada penjelmaan manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakekat manusia sebagai makhluk monodualisme. Manusia secara total (menyeluruh) dan sentral didalamnya memuat sekaligus sebagai sumber penjelmaan bermacam-macam filsafat seperti :  Manusia dengan unsur raganya melahirkan filsafat biologi.  Manusia dengan unsur rasanya melahirkan filsafat keindahan (estetika).  Manusia dengan unsur monodualismenya melahirkan filsafat antropologi.  Manusia dengan unsur kehendaknya untuk berbuat baik- buruk melahirkan filsafat tingkah laku (etika) 12
  • 13.  Manusia sebagai makhluk yang berakal melahirkan filsafat berpikir (logika).  Manusia dengan segala aspek kehidupannya melahirkan filsafat nilai (aksiologi).  Manusia dengan dan sebagai warga negara melahirkan filsafat negara.  Filsafat sebagai pandangan hidup merupakan suatu pandangan hidup yang dijadikan dasar setiap tindakan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.  Pandangan hidup akan tercermin didalam sikap hidup dan cara hidup. Sikap dan cara hidup akan muncul apabila manusia mampu memikirkan dirinya sendiri secara total. 13
  • 14.  Obyek materi adalah hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan sasaran penyelidikan). Sedangkan obyek forma adalah sudut pandang).  Obyek materi filsafat adalah segala sesuatu yang ada. “Ada” disini mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran dan kemungkinan. Sedangkan obyek forma filsafat adalah menyeluruh secara umum.  Menyeluruh berarti bahwa filsafat dalam memandangnya dapat mencapai hakekat (mendalam), tidak ada satupun yang berada di luar jangkauan pembahasan filsafat. Umum berarti bahwa dalam hal tertentu, hal tersebut dianggap benar selama tidak merugikan kedudukan filsafat sebagai ilmu. 14
  • 15.  Ada beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat yaitu :  Sangat umum/universal. Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan obyek khusus, akan tetapi dengan konsep yang sifatnya umum (tentang manusia, keadilan, kebebasan).  Tidak faktual. Kata lain adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-2 yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Jawaban yang didapat dari dugaan ini sifatnya juga spekulatif. Bukan berarti pemikiran filsafat tidak ilmiah, tetapi tidak termasuk dalam kewenangan ilmu khusus. 15
  • 16.  Bersangkutan dengan nilai. Filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian adalah tentang yang baik dan buruk.  Berkaitan dengan arti. Nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang bernilai tentu didalamnya penuh dengan arti. Agar filosof dalam mengungkapkan idenya sarat dengan arti, harus dapat menciptakan kalimat logis dan bahasa yang tepat.  Implikatif.  Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu 16
  • 17.  Filsafat tentang pengetahuan, terdiri dari :  Epistemologi  Logika  Kritik ilmu-ilmu  Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri dari :  Metafisika umum (ontologi)  Metafisika khusus, terdiri :  Teologi metafisik  Antropologi  Kosmologi  Filsafat tentang tindakan, terdiri dari :  Etika  Estetika  Sejarah filsafat 17
  • 18.  Pembagian filsafat secara sistimatis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku didalam kurikulum akademis :  Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)  Epistemologi (teori pengetahuan)  Metodologi (teori tentang metode)  Logika (teori tentang penyimpulan)  Etika (filsafat tentang pertimbangan nilai)  Estetika (filsafat tentang keindahan)  Sejarah filsafat  Pembagian filsafat berdasar struktur pengetahuan yang berkembang sekarang ini, terbagi menjadi tiga bidang, yaitu filsafat sistematis, filsafat kusus dan filsafat keilmuan.  Filsafat sistematis, terdiri :  Metafisika  Epistemologi 18
  • 19.  Metodologi  Logika  Etika  Estetika  Filsafat khusus terdiri :  Filsafat seni  Filsafat kebudayaan  Filsafat Pendidikan  Filsafat Sejarah  Filsafat Bahasa  Filsafat Hukum  Filsafat Politik  Filsafat Agama  Filsafat Nilai 19
  • 20.  Filsafat Keilmuan terdiri :  Filsafat Matematika  Filsafat Biologi  Filsafat Linguistik  Filsafat Psikologi  Dalam studi filsafat untuk memahaminya secara baik paling tidak kita harus mempelajari lima bidang pokok, yaitu Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika, dan Sejarah Filsafat. 1. Metafisika. Metafisika merupakan cabang filsafat yang memuat suatu bagian dari persoalan filsafat. Suatu cabang filsafat yang paling sulit dipahami terutama bagi pemula belajar filsafat. 20
  • 21.  Membicarakan tentang prinsip-prinsip yang paling universal;  Membicarakan sesuatu yang bersifat keluarbiasaan;  Membicarakan karakteristik hal-hal yang sangat mendasar;  Berupaya menyajikan suatu pandangan yang komprehenship tentang segala sesuatu  Membicarakan persoalan-2 seperti : hubungan akal dengan benda, hakekat perubahan, wujud Tuhan, kehidupan setelah mati. 2. Epistemologi. Epistemologi lazimnya disebut teori pengetahuan yang 21
  • 22. Persoalan Epistemologi (teori pengetahuan) berkaitan erat dengan persoalan Metafisika. Bedanya persoalan epistemologi berpusat pada apakah yang ada, yang didalamnya memuat :  Problem asal pengetahuan  Apakah sumber-sumber pengetahuan  Dari mana pengetahuan yang benar, dan bagaimana kita dapat mengetahui  Apakah pengetahuan kita itu benar  Bagaimana membedakan antara kebenaran dan kekeliruan 3. Logika. Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajari segenap asas, aturan, dan tatacara penalaran yang betul. Pada mulanya logika sebagai pengetahuan 22
  • 23.  Logika tradisional dikembangkan menjadi logika modern, sehingga dewasa ini menjadi bidang pengetahuan yang amat luas yang tidak lagi semata- mata bersifat filsafati, tetapi bercorak teknis dan ilmiah. tika. 4. Etika atau filsafat perilaku, sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan “tindakan manusia”, dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapa dua permasalahan, yaitu yang menyangkut “tindakan“ dan “baik-buruk”. Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan norma baik-buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika berbeda dengan agama yang didalamnya juga 23
  • 24.  Etika bersumber pada rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma Ilahi. Dengan demikian etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional. 5. Sejarah Filsafat. Sejarah filsafat adalah laporan suatu peristiwa yang berkaitan dengan pemikiran filsafat. Memuat berbagai pemikiran kefilsafatan mulai dari zaman pra-Yunan I hingga zaman modern. Dengan mengetahui pemikiran filsafat para ahli pikir (filosof) akan didapat berbagai ragam pemikiran. Dalam sejarah filsafat akan diketahui pemikiran-2 yang genius hingga pemikir tersebut dapat mengubah dunia, yaitu dengan ide-ide yang cemerlang. 24
  • 25.  Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada di dalam diri manusia.  Tiga alat dan tenaga utama manusia yaitu akal pikir, rasa dan keyakinan, sehingga manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.  Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat akal pikiran. Agama dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan.  Ketika alat dan tenaga utama tidak dapat berhubungan dengan ilmu, filsafat dan agama apabila tidak didorong 25
  • 26.  Reflektif, karena ilmu, filsafat dan agama baru dapat dirasakan faedahnya dalam kehidupan manusia, apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri manusia.  Ilmu mendasarkan pada akal pikir lewat pengalaman dan indra, dan filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni terhadap kenyataan dan pengalaman manusia., dan agama mendasarkan pada otoritas wahyu.  Filsafat yang sejati haruslah berdasarkan pada agama, apabila tidak, maka filsafat tidak akan memuat kebenaran obyektif karena yang memberikan penerangan adalah akal pikiran.  Apabila hanya berdasark pada akal pikiran, akan tidak 26
  • 27.  Dapat menambah ilmu pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu bertambah pula cakrawala pemikiran yang semakin luas. Dengan demikian dapat membantu penyelesaian masalah secara bijaksana.  Membawa manusia ke arah kemampuan untuk merentang kesadaran dalam segala tindakan, sehingga akan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, lebih sadar terhadap hak dan kewajiban.  Kemajuan dan teknologi dan dampak negatif yang dihasilkan, akan menghasilkan kebigungan, keraguan (skeptis). Untuk itu sangat diperlukan suatu ilmu yang sifatnya memberikan pengarahan, dan manusia dibekali suatu kebijaksanaan yang memuat nilai-nilai kehidupan. 27
  • 28.  Kegiatan berpikir atau kegiatan kefilsafatan sesungguhnya berupa “perenungan”. Perenungan untuk menyusun suatu bagan yang konseptual, tidak boleh kontradiktif, hubungan bagian yang satu dengan lain harus logis, harus mampu memberi penjelasan tentang pandangan dunia.  Sebagai perangkat berpikir adalah analisis dan sintesis. Dalam menganalisis dan mensistesis para ahli pikir menggunakan alat pemikiran berupa logika, deduksi, analogi dan komparasi.  Analisis adalah melakukan pemeriksaan secara konsepsional terhadap makana dan istilah yang digunakan dalam pernyataan yang kita buat. 28
  • 29.  Logika adalah ilmu pengetahuan tentang penyimpulan yang lurus serta menguraikan tentang aturan-aturan untuk mencapai kesimpulan dari premis-premis.  Logika Induksi membicarakan penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan yang umum, melainkan dari pernyataan yang khusus. Kesimpulannya bersifat probabilitas berdasarkan atas pernyataan yang diajukan. 29
  • 30. rata-rata 40-60 km/jam. Kedua motor ini juga sama-sama telah menempuh jarak 5.000 km. Sepeda motor Asri irit bensinnya.  Tuti dan Asti masing-masing memiliki sebuah sepeda motor. Kedua motor itu memiliki merek yang sama. Karena sepeda motor Tuti irit bensinnya , maka Asti bisa mengharapkan motornya irut juga bensinnya. Probabilita kebenaran kesimpulan argumen mana yang lebih tinggi ? 3. Kekuatan konklusi argumen analogis. Kekuatan disini erat kaitannya dengan sempit atau luasnya konklusi terhadap premis.  Perhatikan contoh tentang Asri dan Dudu. Dikatakan 30
  • 31. Menghabiskan satu liter untuk 30 Km. Dengan demikian bisa dikatakan kesimpulan Dudu ini realtif lemah. Tetapi bila ia berkesimpulan bahwa motornya menghabiskan bensin sebanyak satu liter untuk 28 Km, dapat dikatakan kesimpulan Dudu relatif kuat. 4. Jumlah butir ketidaksamaan/disanalogi antara obyek yang disebutkan dalam premis dengan obyek yang disebutkan dalam konklusi. Maksud kriteria ini adalah bahwa semakin banyak butir disanalogi diantara obyek-obyek yang disebutkan dalam premis, semakin besar probabilita kebenaran konklusi suatu argumen analogis. 31
  • 32. 1. Ada 10 orang lulusan SMA X yang kuliah dan telah berhasil lulus dari tingkat I secara mudah. Ali adalah lulusan SMA X yang baru akan mengikuti kuliah. Kemungkinan Ali akan dapat menyelesaikan mata kuliah dengan mudah. 2. Ada 10 orang lulusan SMA X yang kuliah dan telah berhasil lulus dari tingkat I secara mudah. Mereka ini berasal dari keluarga dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda-beda. Ali merupakan lulusan SMA X yang akan mengikuti kuliah tingkat I. Kemungkinan, Ali dapat naik ke tingkat II dengan mudah.  Mana konklusi/kesimpulan yang lebih besar probabilita kebenarannya ? 32
  • 33. 5. Relevansi ciri-ciri yang sama dari obyek-obyek yang disebutkan dalam premis (dan dalam kesimpulan). Dari butr penilaian kedua, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kesamaan ciri antara sepeda motor Asri dengan sepeda motor Dudu, semakin besar kemungkinan kebenaran konklusi Dudu.  Dalam kaitan dengan butir penilaian kelima, dapat dikatakan bahwa jumlah ciri kesamaan saja tidak memadai. Tetapi juga perlu diperhatikan relevan atau tidaknya ciri kesamaan yang disebutkan. Contoh : Butir kesamaan antara sepeda motor Asri dengan Dudu ada 6 buah : (1) warna, (2) bentuk kaca spion, (3) bentuk sadel, (4) ukuran kunci, (5) model lampu, (6) ukuran tangki bensin. Sepeda Asri ternyata irit 33
  • 34.  Berlandaskan pada hal-hal ini, Dudu menyimpulkan bahwa sepeda motornya irit bensin. Besarkah probabilita kebenaran kesimpulan Dudu ?  Mencari mana ciri yang relevan untuk diperhitungkan dalam suatu argumen analogis tidaklah mudah. Kita harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa yang menyebabkan apa.  Untuk soal irit/tidaknya pemakaian bensin, kita harus terlebih dahulu mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan irit atau tidaknya pemakaian bensin sepeda motor.  Dengan kata lain kita perlu berbekal pengetahuan tentang 34
  • 35.  Suatu peristiwa/kejadian tidak terjadi begitu saja; melainkan bertalian dengan peristiwa lain dalam suatu hubungan kausal (sebab-akibat).  Dalam pembicaraan sehari-hari, sering kita beranggapan bahwa sebab itu terjadi mendahului akibat., atau akibat itu mengikuti sebab.  Tidak selamanya akibat itu mengikuti sebab, bisa sebaliknya. Ini terjadi , salah satunya adalah dalam soal pencapaian tujuan melalui cara tertentu.  Seringkali keinginan untuk mencapai tujuan tertentu justru menjadi penyebab dilaksanakannya suatu cara tertentu. Akibat mengikuti sebab : Tiupan angin Kibaran bendera Sebab mengikuti akibat : Belajar giat Nilai tinggi 35
  • 36.  Sebab-akibat bisa diartikan juga dalam konteks kondisi mutlak – kondisi memadai. Dalam konteks kondisi mutlak, bahwa untuk terjadinya akibat tertentu, mutlak diperlukan sebab tertentu. Adanya api - Ledakan di pabrik mesiu.  Kondisi memadai adalah sebab tertentu yang keberadaannya saja sudah menjamin terjadinya akibat tertentu. Pertemuan antara mesiu dan api. Ini bisa dianggap sebagai kondisi memadai karena keberadaannya saja sudah memadai untuk menimbulkan ledakan.  Tidak selamanya suatu sebab hanya tergolong sebagai kondisi mutlak dan sebab lainnya sebagai kondisi memadai. Bisa terjadi suatu sebab sekaligus tergolong 36
  • 37. 37