SlideShare a Scribd company logo
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
1. AGNI RUSDI
2. AHMAD WILDAN
3. AINI ALIFIYAH
4. ALMA
ALAMASYIAH
5. ALISA RINI
6. ANITA
LISMAYASARI
7. AURANISSA
EFRIDA
8. CICILIA
ROSWARDANY
JADI, DEFINISI IMPULS
ADALAH
HASIL KALI GAYA ATAU
RESULTAN GAYA DENGAN
SELANG WAKTU
PERHATIKAN
PERISTIWA BERIKUT
:
SEBUAH BOLA
BERGERAK DIPUKUL
DENGAN TONGKAT
BESAR. GAYA PUKUL
TONGKAT DIKALIKAN
DENGAN SELANG
WAKTU SELAMA
GAYA BEKERJA PADA
BOLA IMPULS.
Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu
dikerjakan gaya padabenda tersebut selama selang waktu tertentu.
Dengan rumus :
I = ΣF . Δt
Ket ;
I = Impuls ( Ns )
ΣF = gaya total (N)
Δt = selang waktu (s)
PENERAPAN KONSEP IMPULS
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Sarung Tinju
Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah,
sarung tinju yang dipakai oleh para petinju itu berfungsi untuk
memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju
memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu
kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama,
maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil
gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi
berkurang.
2. Palu atau pemukul
Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi
dibuat dari besi ? tujuannya supaya selang waktu kontak
menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang dihasilkan
lebih besar. Kalau gaya impulsnya besar, maka paku,
misalnya, akan tertanam lebih dalam.
3. Matras
Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para
pejudo. Matras dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu
bekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita tidak terasa sakit ketika
dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau berbenturan
dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu
dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras
maka waktu kontaknya lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang
bekerja juga menjadi lebih kecil.
4. Helm
Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat
lapisan lunak. Seperti gabus atau spons, lapisan lunak tersebut
bertujuan untuk memperlama waktu kontak seandainya kepala anda
terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak
tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun
memakai helm, anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.
Besaran yang dimiliki oleh sebuah benda
atau partikel yang bergerak
Contohnya, sebuah mobil bergerak
dengan laju tertentu kemudian
menabrak sebuah pohon, semakin
cepat mobil itu bergerak maka
kerusakan yang timbul semakin besar.
Atau semakin besar massa mobil
semakin besar pula kerusakan yang
ditimbulkan. Maka mobil dikatakan
memiliki momentum yang besar.
DIRUMUSKAN
:
p = m . v
Ket :
p = momentum ( kg m/s)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
Karena momentum termasuk besaran vektor, maka momentum memiliki sifat seperti halnya
vektor, yaitu dapat dijumlahkan dan dapat diuraikan. Penyelesaian beberapa momentum
menggunakan konsep vektor
LANJUTAN :
Misalkan, ada dua buah vektor momentum p1 dan p2 membentuk
sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus di jumlah
kan dengan cara vektor. Dengan rumus sebagai berikut :
p1
p2
p
α
p = √p1
2 + p2
2 + 2p1p2 cos α
Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan
dengan konsep momentum dan impuls. Di antaranya : tumbukan antara dua
kendaraan. Salah satu penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada
persoalan yang menyangkut tumbukan. Misalnya tumbukan antara partikel-partikel
gas dengan dinding tempat gas berada. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan
sifat-sifat gas dengan menggunakan analisis mekanika.
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna,
tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan lenting sempurna antara dua benda :
Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan
kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan
masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan.
Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2
m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2)
Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai
berikut.
Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2
½ m1v1
2 + ½ m2v2
2 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2
m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2)
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2)
Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1)
v1 + v’1 = v’2 + v2
v1 – v2 = v’2 – v’1
-(v2 – v1) = v’2 – v’1
Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan relatif
benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.
Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan
sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya,
tumbukan antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan
peluru mengeram dalam target. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.
m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2
Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda
, Contoh :
tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik
merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang
bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip
kerja ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut.
a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting.
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’
b. Hukum kekekalan energi mekanik
½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh
Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua,
maka diketahui kecepatan peluru sebelum bersarang dalam balok.
Tumbukan Lenting Sebagian
Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan
lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan.
Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor
tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi
dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan
relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut.
Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting
sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan
untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1).
Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah
menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari
h1.
Coba kita perhatikan gamabr diatas.
Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan
adalah v1 dan sesaat setelah tumbukan v1
. Berdasarkan persamaan gerak jatuh
bebas, besar kecepatan bola memenuhi
persamaan :
Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah
tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 = 0). Jika arah
ke benda diberi harga negatif, maka akan
diperoleh persamaan sebagai berikut.
Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan dari
penerapan Hukum II Newton, yaitu :
F = m .a
F = m . ΔV / Δt
F = m . v2-v1 / Δt
I = F . Δt
I = m . ( v2-v1 / Δt) Δt
I = m (v2-v1)
I = mv2- mv1
I = p2-p1
I = Δp
I = F .Δt = Δp
Dapat disimpulkan Impuls sama
dengan perubahan momentum.
Ini menunjukkan bahwa gaya
yang bekerja pada sebuah benda
sama dengan perubahan
momentum benda persatuan
waktu.
HUKUM KEKEKALAN
MOMENTUM
Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum:
F ΔT = Δp. Saat F = 0, maka ‚Δp = 0 atau p= konstan.
Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya
dari luar, momentum sistem selalu tetap. Hal itulah yang
disebut Hukum Kekekalan Momentum.
Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum
tumbukan):
Σp = p1 + p2
= m1v1 + m2v2
Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah
tumbukan)
Σp’ = p’1 + p’2
= m1v’1 + m2v’2
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan :
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda
benda yang melakukan interaksi , atau resultan gaya dari
luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka
jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan
interaksi selalu sama dengan jumlah momentum benda-
benda setelah mengadakan interaksi .
Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa :
1. Tumbukan benda
2. Interaksi dua benda
3. Peristiwa ledakan
4. Peristiwa tarik-menaik
5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
Contoh Penerapan dalam kehidupan
sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan
momentum :
a.Prinsip Peluncuran Roket.
Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan
bakar sama dengan momentum meluncurnya roket.
b. Senapan/Meriam
Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan
momentum peluru yang lepas dari senapan.
c. Orang melompat dari perahu.
Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan
momentum orang yang melompat kedepan.
d. Ayunan Balistik
Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari
sebuah senapan dan menumbuk balok yang tergantung pada seutas
tali (bandul).
1. Peluru bersarang pada bandul
2. Peluru menembus bandul
CONTOH SOAL
1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang
waktu 0,5 s. Tentukan impuls yang bekerja pada bola biliard
tersebut!
Jawab :
Dik : F = 20N
t = 0,5 s
Dit : I?
 I = F. t
= 20 N . 0,5 s = 10 Ns
2. Sebuah bus bernama 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap
10 m/s. berapa momentum yang dimiliki but tersebut ?
Jawab :
Dik : m= 5 ton x 10000 = 50000 kg
v = 10 m/s
Dit: p ?
 p = m.v
= 50000 kg x 10 m/s
= 500000 kg /s
LATIHAN SOAL
1. Bola bermassa 200 gram dilempar horizontal dengan percepatan 4 m s-1lalu bola
dipukul searah dengan arah bola mula mula. Lamanya bola bersentuhan dengan
pemukul adalah 2 milisekon dan kecepatan bola setelah meninggalkan pemukul
adalah 12 m s-1. besar gaya yang diberikan oleh pemukul pada bola adalah..
2. Bola bermasa 0.2 kg dilempar mendatar dengan kelajuan 10 m s-1 membentur
dinding tembok lalu bola di pantulkan kembali dengan kelajuan yang sama,
perubahan momentum bola adalah..
3. Bola bermassa 15 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu menumbuk lantai
dengan 10 ms-1 lalu terpantul keatas dengan kecepatan 7ms-1, tentukan impuls!
4. Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan
awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut direm dan setelah 10
detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s. Tentukan
a. Momentum awal mobil
b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik)
c. Perubahan momentumnya setelah direm
5. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju benda pada
saat menumbuk lantai sebesai 40 m/s dan bola memantul vertikal ke atas dengan laju 30 m/s.
Sebuah bola yang jatuh dan terpantul kembali
Tentukan:
a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai
b. Momentum bola pada saat memantul kembali
c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai
6. Mobil dengan massa 500 kg bergerak dengan kecepatan tetap v. Energi kinetiknya Ek = 100 000
joule. Tentukan momentum dan kecepatan tersebut v (dengan satuan km/jam).
7. Dua buah bola masing-masing mempunyai massa 2 kg dan 3 kg. Bola pertama bergerak keutara
dengan 4 m/s dan bola kedua kebarat dengan 10 m/s. Berapakah besar momentom total kedua
benda tersebut ?
8. Sebuah bola A sebelum dan sesudah tumbukan adalah pA =p dan p'A = 4p. Momentum B
sebelum dan sesudah tumbukan adalah pB dan p'B. Berapah perubahan momentum bola B ?
9. Sebuah bola pingpong bermassa 0,1 kg dipukul hingga melejit dengan kecepatan 50 m/s
meninggalkan pemukulnya. Jika perbedaan waktu kontak antara pemukul dengan bola 0.002 s,
berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan pada pemukul ?
10. Seorang anak menendang sebongkah batu dalam keadaan diam (massa batu
2 kg) sehingga batu tersebut memperoleh kecepatan sebesar 20 m/s. kaki anak
tersebut menyentuh batu selama 0,01 sekon. Hitung besar gaya yang bekerja
pada batu tersebut, akibat tendangan anak tersebut!
11. Bola bermassa 0,2 kg dengan kelajuan 20 m/s dilempar ke arah pemukul
seperti diperlihatkan gambar di bawah!
Agar bola berbalik arah dengan kelajuan 30 m/s tentukan besar gaya pemukul
jika waktu kontak antara pemukul dan bola 0,001 sekon!
12. Sebuah benda bermassa 1 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti
ditunjukkan grafik berikut!
Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!
13. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola
kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan
lenting sempurna.
Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan
kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan!
14. Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s
menumbuk bola hijau bermassa 1 kg yang diam di atas lantai.
Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan
tidak lenting (sama sekali)!
15. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti
diperlihatkan gambar di bawah!
Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah
sama sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!
THAN
K YOU

More Related Content

What's hot

GERAK LURUS
GERAK LURUSGERAK LURUS
GERAK LURUS
Resma Puspitasari
 
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 Bandung
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 BandungFisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 Bandung
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 BandungMunadi14
 
Hubungan energi dan momentum relativistik
Hubungan energi dan momentum relativistikHubungan energi dan momentum relativistik
Hubungan energi dan momentum relativistik
SMA Negeri 9 KERINCI
 
PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X
Kartika Suryaningati
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
Puteri01
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
Ramipratama
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
Dedi Wahyudin
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
Sudarwanto Wongsodiharjo
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
ririsarum
 
Momen gaya
Momen gayaMomen gaya
Momen gaya
Yasmin Muntaza
 
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum NewtonFisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
1000 guru
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
 
Gaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum NewtonGaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum Newton
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Bisdev Oeykarisma
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Rezky Amaliah
 
Ayunan sederhana
Ayunan sederhanaAyunan sederhana
Ayunan sederhana
Friskilla Suwita
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Rezki Amaliah
 

What's hot (20)

GLB dan GLBB
GLB dan GLBBGLB dan GLBB
GLB dan GLBB
 
GERAK LURUS
GERAK LURUSGERAK LURUS
GERAK LURUS
 
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 Bandung
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 BandungFisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 Bandung
Fisika Kelas XI dinamika rotasi SMAN 26 Bandung
 
Hubungan energi dan momentum relativistik
Hubungan energi dan momentum relativistikHubungan energi dan momentum relativistik
Hubungan energi dan momentum relativistik
 
PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X PPT Materi gerak lurus kelas X
PPT Materi gerak lurus kelas X
 
Hukum Archimedes
Hukum ArchimedesHukum Archimedes
Hukum Archimedes
 
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
133240237 gaya-konservatif-dan-non-konservatif
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
Kunci dan soal fisika 10 2
Kunci dan soal fisika 10   2Kunci dan soal fisika 10   2
Kunci dan soal fisika 10 2
 
Percobaan hukum hooke
Percobaan hukum hookePercobaan hukum hooke
Percobaan hukum hooke
 
Ppt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi smaPpt usaha dan energi sma
Ppt usaha dan energi sma
 
Momen gaya
Momen gayaMomen gaya
Momen gaya
 
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum NewtonFisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
Fisika Kelas X: Gaya dan Hukum Newton
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Gaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum NewtonGaya dan Hukum Newton
Gaya dan Hukum Newton
 
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstanGerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
Gerak lurus dengan kecepatan konstan dan percepatan konstan
 
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastianUnit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
Unit 1 dasar pengukuran dan ketidakpastian
 
Ayunan sederhana
Ayunan sederhanaAyunan sederhana
Ayunan sederhana
 
Usaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan DayaUsaha, Energi, dan Daya
Usaha, Energi, dan Daya
 
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
Laporan fisika dasar (gaya gesekan)
 

Similar to Impuls dan Momentum

momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
Randika Sudarma
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
AdiTyaWahyuPutra1
 
Impuls dan momentun
Impuls dan momentunImpuls dan momentun
Impuls dan momentun
ekonurwahyudi
 
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_momentMakalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
bruh97
 
Momentum
MomentumMomentum
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
muhamad khanif
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
Andy Muson
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
PrayitSuprayitno1
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
ElaSiama
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Charis Muhammad
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
Fairuz Hilwa
 
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikMateri Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Charis Muhammad
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
Azmi14015
 
Momentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanMomentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanmuhamad khanif
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentum
Hikmah Jannah
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
Kancana Trends
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
Ig Fandy Jayanto
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan MomentumV3rmilion
 
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdffisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
RaisaLubis1
 

Similar to Impuls dan Momentum (20)

momentum dan impuls
 momentum dan impuls momentum dan impuls
momentum dan impuls
 
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdfFisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
Fisika 7 - Momentum & Impuls.pdf
 
Impuls dan momentun
Impuls dan momentunImpuls dan momentun
Impuls dan momentun
 
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_momentMakalah fisika listrik_impuls_dan_moment
Makalah fisika listrik_impuls_dan_moment
 
MOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUSMOMENTUM DAN IMPLUS
MOMENTUM DAN IMPLUS
 
Momentum
MomentumMomentum
Momentum
 
Media pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukanMedia pembelajaran fisika tumbukan
Media pembelajaran fisika tumbukan
 
Bab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impulsBab 3 momentum dan impuls
Bab 3 momentum dan impuls
 
Momentum 1.ppt
Momentum 1.pptMomentum 1.ppt
Momentum 1.ppt
 
impul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptximpul-momentum-6.pptx
impul-momentum-6.pptx
 
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik MesinMateri perkuliahan Fisika Teknik Mesin
Materi perkuliahan Fisika Teknik Mesin
 
Momentum & impuls
Momentum & impulsMomentum & impuls
Momentum & impuls
 
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika TeknikMateri Perkuliahan Fisika Teknik
Materi Perkuliahan Fisika Teknik
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Momentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukanMomentum linear-dan-tumbukan
Momentum linear-dan-tumbukan
 
Fisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentumFisika impuls dan momentum
Fisika impuls dan momentum
 
Bab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impulsBab 5-momentum-dan-impuls
Bab 5-momentum-dan-impuls
 
Momentum linier
Momentum linierMomentum linier
Momentum linier
 
Impuls dan Momentum
Impuls dan MomentumImpuls dan Momentum
Impuls dan Momentum
 
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdffisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
fisika-impulsmomentum-130427092021-phpapp02 2.pdf
 

More from Mutiara Nanda

PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
Mutiara Nanda
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
Mutiara Nanda
 
Perpindahan Kalor
Perpindahan KalorPerpindahan Kalor
Perpindahan Kalor
Mutiara Nanda
 
Gelombang Mikro
Gelombang MikroGelombang Mikro
Gelombang Mikro
Mutiara Nanda
 
Sinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat OptikSinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat Optik
Mutiara Nanda
 
Sinar Gamma
Sinar GammaSinar Gamma
Sinar Gamma
Mutiara Nanda
 
Fluida Dinamis
Fluida DinamisFluida Dinamis
Fluida Dinamis
Mutiara Nanda
 

More from Mutiara Nanda (14)

PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
PENETAPAN ANALISIS TOTAL SEMEN 2
 
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASARPENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
PENETAPAN KADAR AIR DAN SERAT KASAR
 
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA IKAN ASIN
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT
 
PENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULAPENETAPAN KADAR GULA
PENETAPAN KADAR GULA
 
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASINPENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
PENETAPAN KADAR ABU DAN NaCl PADA IKAN ASIN
 
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
PENETAPAN KADAR BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Perpindahan Kalor
Perpindahan KalorPerpindahan Kalor
Perpindahan Kalor
 
Gelombang Mikro
Gelombang MikroGelombang Mikro
Gelombang Mikro
 
Sinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat OptikSinar Laser dan Serat Optik
Sinar Laser dan Serat Optik
 
Sinar Gamma
Sinar GammaSinar Gamma
Sinar Gamma
 
Fluida Dinamis
Fluida DinamisFluida Dinamis
Fluida Dinamis
 

Recently uploaded

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
SriKuntjoro1
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
niswati10
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 

Recently uploaded (20)

SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptxPPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
PPT KRITERIA KENAIKAN KELAS & KELULUSAN.pptx
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
Pembelajaran Ekosistem Kelas 5 Semester 1
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 

Impuls dan Momentum

  • 1. DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 1. AGNI RUSDI 2. AHMAD WILDAN 3. AINI ALIFIYAH 4. ALMA ALAMASYIAH 5. ALISA RINI 6. ANITA LISMAYASARI 7. AURANISSA EFRIDA 8. CICILIA ROSWARDANY
  • 2. JADI, DEFINISI IMPULS ADALAH HASIL KALI GAYA ATAU RESULTAN GAYA DENGAN SELANG WAKTU PERHATIKAN PERISTIWA BERIKUT : SEBUAH BOLA BERGERAK DIPUKUL DENGAN TONGKAT BESAR. GAYA PUKUL TONGKAT DIKALIKAN DENGAN SELANG WAKTU SELAMA GAYA BEKERJA PADA BOLA IMPULS. Untuk membuat benda yang diam menjadi bergerak, maka perlu dikerjakan gaya padabenda tersebut selama selang waktu tertentu. Dengan rumus : I = ΣF . Δt Ket ; I = Impuls ( Ns ) ΣF = gaya total (N) Δt = selang waktu (s)
  • 3. PENERAPAN KONSEP IMPULS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 1. Sarung Tinju Pernah nonton pertandingan Tinju di TV ? nah, sarung tinju yang dipakai oleh para petinju itu berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls. ketika petinju memukul lawannya, pukulannya tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama. Karena waktu kontak lebih lama, maka gaya impuls yang bekerja juga makin kecil. Makin kecil gaya impuls yang bekerja maka rasa sakit menjadi berkurang. 2. Palu atau pemukul Mengapa palu tidak dibuat dari kayu saja,tetapi dibuat dari besi ? tujuannya supaya selang waktu kontak menjadi lebih singkat, sehingga gaya impuls yang dihasilkan lebih besar. Kalau gaya impulsnya besar, maka paku, misalnya, akan tertanam lebih dalam.
  • 4. 3. Matras Matras sering dipakai ketika olahraga atau biasa dipakai para pejudo. Matras dimanfaatkan untuk memperlama selang waktu bekerjanya gaya impuls, sehingga tubuh kita tidak terasa sakit ketika dibanting. Bayangkanlah ketika dirimu dibanting atau berbenturan dengan lantai? Ini disebabkan karena waktu kontak antara tubuhmu dan lantai sangat singkat. Tapi ketika tubuh dibanting di atas matras maka waktu kontaknya lebih lama, dengan demikian gaya impuls yang bekerja juga menjadi lebih kecil. 4. Helm Kalau anda perhatikan bagian dalam helm, pasti anda akan melihat lapisan lunak. Seperti gabus atau spons, lapisan lunak tersebut bertujuan untuk memperlama waktu kontak seandainya kepala anda terbentur ke aspal ketika terjadi tabrakan. Jika tidak ada lapisan lunak tersebut, gaya impuls akan bekerja lebih cepat sehingga walaupun memakai helm, anda akan pusing-pusing ketika terbentur aspal.
  • 5. Besaran yang dimiliki oleh sebuah benda atau partikel yang bergerak Contohnya, sebuah mobil bergerak dengan laju tertentu kemudian menabrak sebuah pohon, semakin cepat mobil itu bergerak maka kerusakan yang timbul semakin besar. Atau semakin besar massa mobil semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan. Maka mobil dikatakan memiliki momentum yang besar. DIRUMUSKAN : p = m . v Ket : p = momentum ( kg m/s) m = massa (kg) v = kecepatan (m/s) Karena momentum termasuk besaran vektor, maka momentum memiliki sifat seperti halnya vektor, yaitu dapat dijumlahkan dan dapat diuraikan. Penyelesaian beberapa momentum menggunakan konsep vektor
  • 6. LANJUTAN : Misalkan, ada dua buah vektor momentum p1 dan p2 membentuk sudut α, maka jumlah momentum kedua vektor harus di jumlah kan dengan cara vektor. Dengan rumus sebagai berikut : p1 p2 p α p = √p1 2 + p2 2 + 2p1p2 cos α
  • 7. Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijelaskan dengan konsep momentum dan impuls. Di antaranya : tumbukan antara dua kendaraan. Salah satu penggunaan konsep momentum yang penting adalah pada persoalan yang menyangkut tumbukan. Misalnya tumbukan antara partikel-partikel gas dengan dinding tempat gas berada. Hal ini dapat digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat gas dengan menggunakan analisis mekanika. Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan, tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.
  • 8. Tumbukan Lenting Sempurna Tumbukan lenting sempurna antara dua benda : Dua buah benda memiliki massa masing-masing m1 dan m2 bergerak saling mendekati dengan kecepatan sebesar v1 dan v2 sepanjang lintasan yang lurus. Setelah keduanya bertumbukan masing-masing bergerak dengan kecepatan sebesar v’1 dan v’2 dengan arah saling berlawanan. Berdasarkan hukum kekekalan momentum dapat ditulis sebagai berikut. m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2 m1v1 – m1v’1 = m2v’2 – m2v2 m1(v1 – v’1) = m (v’2 – v2) Sedangkan berdasarkan hukum kekekalan energi kinetik, diperoleh persamaan sebagai berikut. Ek1 + Ek2 = E’k1 + E’k2 ½ m1v1 2 + ½ m2v2 2 = ½ m1(v1)2 + ½ m2(v2)2 m1((v’1)2 – (v1)2) = m2((v’2)2 – (v2)2) m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m (v’2 + v2)(v’2 – v2) Jika persamaan di atas saling disubtitusikan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut. m1(v1 + v’1)(v1 – v’1) = m1(v’2 + v2)(v1 – v’1) v1 + v’1 = v’2 + v2 v1 – v2 = v’2 – v’1 -(v2 – v1) = v’2 – v’1 Persamaan di atas menunjukan bahwa pada tumbukan lenting sempurna kecepatan relatif benda sebelum dan sesudah tumbukan besarnya tetap tetapi arahnya berlawanan.
  • 9. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Pada tumbukan jenis ini, kecepatan benda-benda sesudah tumbukan sama besar (benda yang bertumbukan saling melekat). Misalnya, tumbukan antara peluru dengan sebuah target di mana setelah tumbukan peluru mengeram dalam target. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. m1v1 + m2v2 = m1v’1 + m2v’2 Jika v’1 = v’2 = v’, maka m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’ Tumbukan tidak lenting sama sekali yang terjadi antara dua benda , Contoh : tumbukan tidak lenting sama sekali adalah ayunan balistik. Ayunan balistik merupakan seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur benda yang bergerak dengan keceptan cukup besar, misalnya kecepatan peluru. Prinsip kerja ayunan balistik berdasarkan hal-hal berikut. a. Penerapan sifat tumbukan tidak lenting. m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’ m1v1 + 0 = (m1 + m2) v’
  • 10. b. Hukum kekekalan energi mekanik ½ (m1 + m2)(v’)2 = (m1 + m2)gh Jika persamaan pertama disubtitusikan ke dalam persamaan kedua, maka diketahui kecepatan peluru sebelum bersarang dalam balok.
  • 11. Tumbukan Lenting Sebagian Kebanyakan benda-benda yang ada di alam mengalami tumbukan lenting sebagian, di mana energi kinetik berkurang selama tumbukan. Oleh karena itu, hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku. Besarnya kecepatan relatif juga berkurang dengan suatu faktor tertentu yang disebut koefisien restitusi. Bila koefisien restitusi dinyatakan dengan huruf e, maka derajat berkurangnya kecepatan relatif benda setelah tumbukan dirumuskan sebagai berikut. Nilai restitusi berkisar antara 0 dan 1 (0 ≤ e ≤ 1 ). Untuk tumbukan lenting sempurna, nilai e = 1. Untuk tumbukan tidak lenting nilai e = 0. Sedangkan untuk tumbukan lenting sebagian mempunyai nilai e antara 0 dan 1 (0 < e < 1). Misalnya, sebuah bola tenis dilepas dari ketinggian h1 di atas lantai. Setelah menumbuk lantai bola akan terpental setinggi h2, nilai h2 selalu lebih kecil dari h1.
  • 12. Coba kita perhatikan gamabr diatas. Kecepatan bola sesaat sebelum tumbukan adalah v1 dan sesaat setelah tumbukan v1 . Berdasarkan persamaan gerak jatuh bebas, besar kecepatan bola memenuhi persamaan : Untuk kecepatan lantai sebelum dan sesudah tumbukan sama dengan nol (v2 = v’2 = 0). Jika arah ke benda diberi harga negatif, maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut.
  • 13. Hubungan antara impuls dan momentum dijelaskan dari penerapan Hukum II Newton, yaitu : F = m .a F = m . ΔV / Δt F = m . v2-v1 / Δt I = F . Δt I = m . ( v2-v1 / Δt) Δt I = m (v2-v1) I = mv2- mv1 I = p2-p1 I = Δp I = F .Δt = Δp Dapat disimpulkan Impuls sama dengan perubahan momentum. Ini menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan perubahan momentum benda persatuan waktu.
  • 14. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM Besar Impuls dinyatakan sebagai perubahan momentum: F ΔT = Δp. Saat F = 0, maka ‚Δp = 0 atau p= konstan. Dapat disimpulkan jika suatu sistem tidak mendapat gaya dari luar, momentum sistem selalu tetap. Hal itulah yang disebut Hukum Kekekalan Momentum. Jumlah Momentum awal kedua benda (sebelum tumbukan): Σp = p1 + p2 = m1v1 + m2v2 Jumlah Momentum akhir kedua benda (sesudah tumbukan) Σp’ = p’1 + p’2 = m1v’1 + m2v’2
  • 15. Hukum Kekekalan Momentum menyatakan : Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda benda yang melakukan interaksi , atau resultan gaya dari luar yang bekerja pada benda-benda adalah nol, maka jumlah momentum benda-benda sebelum mengadakan interaksi selalu sama dengan jumlah momentum benda- benda setelah mengadakan interaksi . Hukum kekekalan Momentum berlaku pada peristiwa : 1. Tumbukan benda 2. Interaksi dua benda 3. Peristiwa ledakan 4. Peristiwa tarik-menaik 5. Peristiwa jalannya roket maupun jet
  • 16. Contoh Penerapan dalam kehidupan sehari-hari konsep dari Hukum Kekekalan momentum : a.Prinsip Peluncuran Roket. Besar momentum yang dihasilkan gaya dorong oleh bahan bakar sama dengan momentum meluncurnya roket. b. Senapan/Meriam Momentum senapan mundur ke belakang sama dengan momentum peluru yang lepas dari senapan. c. Orang melompat dari perahu. Momentum perahu mundur ke belakang sama dengan momentum orang yang melompat kedepan. d. Ayunan Balistik Untuk menghitung kecepatan peluru yang melesat dari sebuah senapan dan menumbuk balok yang tergantung pada seutas tali (bandul). 1. Peluru bersarang pada bandul 2. Peluru menembus bandul
  • 17. CONTOH SOAL 1. Sebuah bola biliard dipukul dengan gaya 20 N dalam selang waktu 0,5 s. Tentukan impuls yang bekerja pada bola biliard tersebut! Jawab : Dik : F = 20N t = 0,5 s Dit : I?  I = F. t = 20 N . 0,5 s = 10 Ns 2. Sebuah bus bernama 5 ton bergerak dengan kecepatan tetap 10 m/s. berapa momentum yang dimiliki but tersebut ? Jawab : Dik : m= 5 ton x 10000 = 50000 kg v = 10 m/s Dit: p ?  p = m.v = 50000 kg x 10 m/s = 500000 kg /s
  • 18. LATIHAN SOAL 1. Bola bermassa 200 gram dilempar horizontal dengan percepatan 4 m s-1lalu bola dipukul searah dengan arah bola mula mula. Lamanya bola bersentuhan dengan pemukul adalah 2 milisekon dan kecepatan bola setelah meninggalkan pemukul adalah 12 m s-1. besar gaya yang diberikan oleh pemukul pada bola adalah.. 2. Bola bermasa 0.2 kg dilempar mendatar dengan kelajuan 10 m s-1 membentur dinding tembok lalu bola di pantulkan kembali dengan kelajuan yang sama, perubahan momentum bola adalah.. 3. Bola bermassa 15 gram jatuh bebas dari ketinggian tertentu menumbuk lantai dengan 10 ms-1 lalu terpantul keatas dengan kecepatan 7ms-1, tentukan impuls! 4. Sebuah mobil dengan massa 2000 kg, mula-mula bergerak lurus dengan kecepatan awal 20 m/s ke utara. Setelah beberapa saat, mobil tersebut direm dan setelah 10 detik kecepatannya berkurang menjadi 5 m/s. Tentukan a. Momentum awal mobil b. Momentum mobil setelah direm. (setelah 10 detik) c. Perubahan momentumnya setelah direm
  • 19. 5. Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju benda pada saat menumbuk lantai sebesai 40 m/s dan bola memantul vertikal ke atas dengan laju 30 m/s. Sebuah bola yang jatuh dan terpantul kembali Tentukan: a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai b. Momentum bola pada saat memantul kembali c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai 6. Mobil dengan massa 500 kg bergerak dengan kecepatan tetap v. Energi kinetiknya Ek = 100 000 joule. Tentukan momentum dan kecepatan tersebut v (dengan satuan km/jam). 7. Dua buah bola masing-masing mempunyai massa 2 kg dan 3 kg. Bola pertama bergerak keutara dengan 4 m/s dan bola kedua kebarat dengan 10 m/s. Berapakah besar momentom total kedua benda tersebut ? 8. Sebuah bola A sebelum dan sesudah tumbukan adalah pA =p dan p'A = 4p. Momentum B sebelum dan sesudah tumbukan adalah pB dan p'B. Berapah perubahan momentum bola B ? 9. Sebuah bola pingpong bermassa 0,1 kg dipukul hingga melejit dengan kecepatan 50 m/s meninggalkan pemukulnya. Jika perbedaan waktu kontak antara pemukul dengan bola 0.002 s, berapakah gaya rata-rata yang dikerjakan pada pemukul ?
  • 20. 10. Seorang anak menendang sebongkah batu dalam keadaan diam (massa batu 2 kg) sehingga batu tersebut memperoleh kecepatan sebesar 20 m/s. kaki anak tersebut menyentuh batu selama 0,01 sekon. Hitung besar gaya yang bekerja pada batu tersebut, akibat tendangan anak tersebut! 11. Bola bermassa 0,2 kg dengan kelajuan 20 m/s dilempar ke arah pemukul seperti diperlihatkan gambar di bawah! Agar bola berbalik arah dengan kelajuan 30 m/s tentukan besar gaya pemukul jika waktu kontak antara pemukul dan bola 0,001 sekon! 12. Sebuah benda bermassa 1 kg dipengaruhi gaya selama 20 sekon seperti ditunjukkan grafik berikut! Jika kelajuan awal benda 50 m/s tentukan kelajuan benda saat detik ke 15!
  • 21. 13. Bola pertama bergerak ke arah kanan dengan kelajuan 20 m/s mengejar bola kedua yang bergerak dengan kelajuan 10 m/s ke kanan sehingga terjadi tumbukan lenting sempurna. Jika massa kedua bola adalah sama, masing-masing sebesar 1 kg, tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan! 14. Bola merah bermassa 1 kg bergerak ke kanan dengan kelajuan 20 m/s menumbuk bola hijau bermassa 1 kg yang diam di atas lantai. Tentukan kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan jika terjadi tumbukan tidak lenting (sama sekali)! 15. Bola hitam dan bola hijau saling mendekat dan bertumbukan seperti diperlihatkan gambar di bawah! Jika koefisien restituti tumbukan adalah 0,5 dan massa masing-masing bola adalah sama sebesar 1 kg, tentukan kelajuan kedua bola setelah tumbukan!