1. Dokumen ini menjelaskan tentang perangkat hubung bagi tegangan rendah (PHB TR) yang berfungsi untuk membagi dan mengatur jaringan tegangan rendah ke pelanggan.
2. PHB TR harus dipasang sesuai standar dan prosedur operasi standar, serta memenuhi persyaratan uji jenis dan serah terima.
3. Pemeliharaan yang teratur sangat penting untuk menciptakan jaringan listrik tegangan rendah yang handal.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para konsumen atau pelanggan dengan tegangan 380 V / 220 V
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan Rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para konsumen atau pelanggan dengan tegangan 380 V / 220 V
Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
Jaringan Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan Rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Jaringan distribusi tegangan rendah merupakan bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.. Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai dari sumber yang disebut Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR keluar didistribusikan. Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut Jaringan Distribusi Primer adalah suatu bagian daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 sistem saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV.
Menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Pengertian umum Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V). .
Konstruksi Gardu distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan Pemda setempat.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung disalurkan ke konsumen, atau untuk membagikan dan mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt langsung kepada para pelanggan tegangan rendah
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V)
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah atau biasa disingkat JTR adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat/pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk radial.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Jaringan distribusi tegangan rendah merupakan bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380 Volt.. Jaringan distribusi tegangan rendah dimulai dari sumber yang disebut Gardu Distribusi mulai dari panel hubung bagi TR keluar didistribusikan. Umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan diizinkan ± 5% - 10% dari tegangan operasi.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) atau sering disebut Jaringan Distribusi Primer adalah suatu bagian daripada sistem tenaga listrik antara gardu induk dan gardu distribusi. Dalam penyaluran tenaga listrik pada jaringan distribusi primer menggunakan 3 sistem saluran diantaranya saluran udara (SUTM), saluran kabel udara (SKUTM) dan saluran kabel tanah (SKTM). Adapun standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV.
Menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT.PLN adalah 127/220V dan 220/380V. Pada umumnya radius pelayanan berkisar 350 meter. Di Indonesia (PLN) susut tegangan di izinkan ±5% - 10% dari tegangan operasi.
Pengertian umum Gardu Distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V). .
Konstruksi Gardu distribusi dirancang berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan Pemda setempat.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung disalurkan ke konsumen, atau untuk membagikan dan mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Sistem Distribusi Tegangan Rendah merupakan bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1 Kilo Volt langsung kepada para pelanggan tegangan rendah
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V)
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah atau biasa disingkat JTR adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat/pelanggan listrik. Mengingat ruang lingkup konstruksi jaring distribusi ini langsung berhubungan dan berada pada lingkungan daerah berpenghuni, maka selain harus memenuhi persyaratan kualitas teknis pelayanan juga harus memenuhi persyaratan aman terhadap pengguna dan akrab terhadap lingkungan. Konfigurasi Saluran Udara Tegangan Rendah pada umumnya berbentuk radial.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan
Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu system distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada beban atau konsumen baik konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah.
Pengertian : gardu distribusi adalah bagian peralatan listrik yang menerima daya listrik dari tegangan primer dan mengubah menjadi tegangan sekunder yang langsung di salurkan ke konsumen.
Fungsi : Gardu distribusi peralatan yang berfungsi untuk menurunkan tegangan primer menjadi tegangan sekunder/pelayanan.
3. SINGLE LINE DIAGRAM GARDU PORTAL
Pada Gardu Portal terdapat suatu peralatan utama yang berfungsi
untuk membagi dan mengatur jaringan tegangan rendah ke
pelanggan yaitu Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah
PHB TR
Arde
Pentanahan
Pengaman
Lebur
Maint switch
Fuse Cut Out
Jaringan Tegangan
Menengah
Arester
Jaringan Tegangan
Rendah
Transformator
4. Tegangan pengenal : 220/400 V
Frekuensi pengenal : 50 Hz
Tingkat isolasi dasar (puncak) : 6 kV
Arus ketahanan waktu singkat selama 1 detik : PHB 250/400/630 A : 15 kA
PHB 800 A : 20 kA
PHB 1250 A : 25 kA
PHB 2000 A : 35 kA
Nilai pengenal arus busbar : 250/400/630/800/1000/1250/2000 A
Kapasitas pengaman lebur NH Fuse : 25 kA/400 V
Tegangan ketahanan frekuensi daya selama 1 menit : 2,5 Kv
Sistem Pengaman Lebur pada PHB TR
In Pelebur Yang
terpasang
In Pelebur Yang
terpasang
In Pelebur Yang
terpasang
100 kVA 152 A 38 A 25 A 152 A 25 A 25 A 152 A 19 A 25 A
160 kVA 243 A 60 A 63 A 243 A 40 A 63 A 243 A 30 A 63 A
250 kVA 380 A 95 A 100 A 380 A 63 A 63 A 380 A 47 A 63 A
315 kVA 479 A 119 A 125 A 479 A 80 A 63 A 479 A 59 A 63 A
400 kVA 609 A 152 A 160 A 609 A 101 A 125 A 609 A 76 A 100 A
Trafo
PHB TR 4 JURUSAN PHB TR 6 JURUSAN PHB TR 8 JURUSAN
Karakteristik listrik pada PHB TR
5. PERANGKAT HUBUNG BAGI TEGANGAN RENDAH
Perangkat Hubung Bagi Tegangan Rendah
adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih
peralatan switching tegangan rendah dengan
peralatan kontrol, ukur, pengaman, dan
pengaturan yang saling berhubungan.
Keseluruhannya dirakit lengkap dengan sistem
pengawatan dan interkoneksi mekanis serta
bagian-bagian penyangganya.
6. Perangkat Hubung Bagi Tegangan
Rendah Type Gardu Portal
PHB tegangan rendah type gardu portal
harus diperlengkapi dengan kabinet kedap air dan
akan terpasang di luar bangunan sebagai gardu
distribusi pasangan tiang pada ketinggian 120 cm
dari permukaan tanah. Kabinet harus dilengkapi
dengan gantungan pengangkat dan perlengkapan
lain yang sesuai termasuk mur dan baut untuk
pemasangan lengan dan penopang yang terpasang
pada tiang beton atau besi. Konstruksi kabinet harus
memiliki pintu yang di lengkapi engsel di bagian
depan dan harus dikunci dengan dibuat sedemikian
kokoh sehingga kedap air, rayap, dan burung tidak
dapat masuk kedalamnya. Tingkat perlindungan
kabinet minimum IP 33, sesuai IEC 529.
7. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan PHB TR yang benar adalah dengan mengikuti
SOP dan SPLN agar pada saat proses pemasangan tidak terjadi suatu kesalahan yang
tidak di inginkan dan agar tidak menimbulkan terjadinya suatu perbedaan pada
kapasitas transformator.
Perlengkapan yang harus dipersiapkan sebelum memulai pekerjaan yang
di sesuaikan dengan SOP DIS.KON.013 (2) A :
1. Perlengkapan K3 :
1. Helm 2. Sarung
Tangan 3. Sepatu Bersisolasi 4. Rambu Pengaman
8. 2. Alat Bantu :
1. Tool kit
2. Pipa 2 Inchi dengan
panjang 1 m
3. Water pass 4. Meteran
5. Pooler 6. Katrol 7. Gergaji besi 8. Tang Potong
kabel
9. Hand
Press
9. Standing Operation Procedure Pemasangan Perangkat
Hubung Bagi Tegangan Rendah
KODE UNIT : DIS.KON.013 (2) A Mulai Berlaku : 27 Oktober 2003
I. Persyaratan pemasangan
2. Dipasang patok pelindung dari depan/muka panel box
sebanyak 3 buah untuk tiap lokasi panel box
3. Tinggi patok 50 cm diatas permukaan tanah dan 50 cm
ditanam dalam tanah.
4. Patok terbuat dari pipa Galvanis diameter 2 inchi. Pipa
dibuat cembung dan di cat warna kuning dan hitam.
5. Jarak antara Gardu Distribusi ke PHB TR pertama dan
PHB TR yang satu dengan yang lain ±80 m dan jarak
dari Gardu Distribusi ke PHB TR terakhir 400 m
dengan beban max setiap jurusan 200 A.
6. Harus di pasang Arde dengan kawat BC 50 mm2
dengan tahanan max 5 ohm.
1. Ukuran pondasi kotak hubung bagi harus sesuai
dengan ketentuan/standar konstruksi.
10. II. PROSEDUR PEMASANGAN
1. Letakan kotak Hubung Bagi TR pada pondasi yang telah
tersedia.
2. Pada keempat sisi di baut pada angkur yang tersedia
dengan posisi tegak lurus dan lobang PHB masuk pada
angkur yang tersedia.
2.5 0.37
3 0.65
4 1.53
5 3
6 5.2
7 12
10 24
12 42
14 66
16 98
20 190
24 330
30 650
Diameter ulir
(mm)
TORSI
(Nm)
3. Besarnya Torsi pada saat pengencangan Mur dan Baut
4. Sambungkan kawat pentanahan dan batang pentanahan
ke baut pentanahan yang tersedia pada kotak hubung
bagi dengan kunci sock/kunci ring.
11. 5. Sambungan SKTR dari Transformator ke PHB
TR pertama dan PHB TR berikutnya dengan
menggunakan terminasi (Sepatu Kabel).
6. Kabel dari Gardu Distribusi ke PHB TR adalah
kabel NYFGBY 4x95 mm2 atau NYY 1 x (50
mm2, 70 mm2, 95 mm2, 120 mm2, 150 mm2, 185
mm2, 240 mm2, 300 mm2) dan kabel antara PHB
TR ke konsumen disesuaikan dengan standar
Konstruksi (4x10 mm2, 4x16 mm2, 4x25 mm2)
sesuai daya terpasang pada konsumen.
7. Dalam satu kavlink tidak diperkenankan adanya
penyambungan campuran antara SL kabel tanah
dan SL kabel udara.
8. PHB TR yang akan di pasang harus memenuhi
syarat penyambungan :
Sistem SL 1 Fasa max 12 konsumen
Sistem SL 3 Fasa max 8 konsumen
9. Bersihkan kembali seluruh komponen yang
ada di dalam kotak hubung bagi TR.
10. Tutup kembali kotak hubung bagi.
12. III. Pemeriksaan
Setelah pemasangan selesai dilakukan, maka harus diadakan
pengecekan secara fisik sebagai berikut :
1. Posisi Kotak Hubung Bagi tetap tegak
dan kokoh.
2. Fungsi sakelar utama dapat bekerja
dengan baik.
3. Busbar/baut di cek apakah ada yang
kendur/perlu di kencangkan kembali.
13. PENGUJIAN
Metode uji dan kriteria penerimaan perangkat hubung bagi di atur dalam SPLN 118-3-1:1996
Uji Jenis :
1. Pemeriksaan sifat tampak
2. Pengukuran jarak bebas dan jarak utama
3. Pengukuran tahanan sirkit utama
4. Uji kenaikan suhu
Uji Serah Terima adalah pengujian yang dilakukan terhadap sejumlah barang (kelompok)
untuk menentukan apakah kelompok tersebut diterima atau ditolak karena tidak memenuhi
kriteria yang sebelumnya ditetapkan.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji kembali hal-hal yang seharusnya telah dilakukan
oleh pabrikan pada waktu pengujian rutin.
14. Setelah uji terima di lakukan maka di lampirkan dalam surat Berita Acara
Serah Terima Operasi Pengusahaan
15. Kesimpulan
1. Semua peralatan harus memenuhi SPLN dan SNI.
2. Dalam pelaksanaan pemasangan PHB TR harus mengikuti SOP dan SPLN.
3. Suhu udara disekitar tidak melebihi +400 C dan rata-ratanya dalam 24 jam tidak
melebihi 350 C. Dan batas suhu udara di sekitar terendah adalah – 50 C.
4. Untuk bagian kerangka harus dilapisi dengan cat antikarat (Zinc Chromate atau Red
Lead) dua lapis atau dengan galvanis celup panas (hotdip galvanizing). Dengan
ketebalan lapisan min 500 grm per mm2 atau dengan ketebalan ±70 mikron.
5. Hubungan instalasi pembumian harus menggunakan kabel BC 1x50 mm2 dan
elektroda dengan kedalaman 3-6 m dan dengan nilai tahanan max 5 ohm.
Saran
Untuk pemasangan PHB TR harus disesuaikan dengan kapasitas trafo, dan untuk
lebih meningkatkan kualitas jaringan listrik tegangan rendah sehingga menjadi yang
lebih baik dan sangat perlu diadakan pemeliharaan yang lebih teratur lagi, sehingga
dapat tercipta jaringan listrik yang lebih handal dan dapat mengurangi SAIDI dan
SAIFI.