1. DISUSUN OLEH
Eko Haris Siswanto
PT Perusahaan Gas Negara
Syahrul Mawardi
PT Colas Rail
Dalvin Pratama Ady Negara
PT Reka Solusi Arthamedia
Dicky Hermawan
PT Pahala Bahari Nusantara
Zimi Gusman
PT Berca Hardayaperkasa
LAPORAN KERJA PRAKTIK KELOMPOK 2
2. Berdasarkan UU No.1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja dan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja no 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja , bahwa
Perencanaan, Pemasangan, Perubahan, dan
Pemeliharaan dilakukan oleh Ahli K3 Listrik di
Perusahaan dan untuk perusahaan yang memiliki
pembangkit listrik lebih dari 200 (dua ratus) kilo volt-
ampere wajib memiliki Ahli K3 bidang Listrik.
Ahli K3 Listrik bertujuan untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang
lain yang berada di dalam lingkungan tempat kerja dari
potensi bahaya listrik dan Menciptakan instalasi listrik
yang aman, handal dan memberikan keselamatan
bangunan beserta isinya.
LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No 12 Tahun 2015
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
Undang – Undang No 1 Tahun 1970
Keselamatan Kerja
3. TUJUAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Mempraktekkan
Pemeriksaan dan Pengujian
(Riksa Uji) K3 Listrik
Mempraktekkan
Audit K3 Listrik
Memastikan potensi
bahaya di Lingkungan
kerja terindentifikasi
agar terhindar unsafe
action dan unsafe
condition yang dapat
mengakibatkan
kecelakaan kerja.
Menambah
wawasan dan
pemahaman
terhadap K3 Listrik.
5. Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merupakan lembaga pendidikan tinggi Diploma III yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan SDM
profesional di industri, baik industri jasa maupun industri manufaktur. Pembelajaran di PNJ mengaplikasikan Kurikulum Nasional (Kurnas)
pendidikan profesional secara bertanggung jawab dengan didukung oleh dosen-dosen profesional. Sistemnya adalah dengan
mempertemukan ilmu dan teknologi sesuai komposisi teori 55% dan praktek 45% yang diaplikasikan secara harmonis untuk menghasilkan
lulusan yang profesional dan memenuhi kualifikasi industri.
Pada saat ini Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) yang merupakan pendidikan tinggi vokasi mempunyai tujuh jurusan dan 34 program studi
dengan jenjang Diploma (A.Md.) dan Sarjana Terapan (S.Tr.). Pada tahun 2016, Jurusan Teknik Elektro telah membuka Program Magister
Terapan Teknik Elektro (MTTE) dengan gelar M.Tr.
PROFIL LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
6. DASAR HUKUM
1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1 huruf q yang berbunyi “Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya“
2. Permenaker No.5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Kerja.
3. Permenaker No.31 tahun 2015 tentang Perubahan atas Permenaker No.2 tahun 1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.
4. Permenaker No. 08 tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri
5. Permenaker No.33 tahun 2015 tentang Perubahan Permenaker No.12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja.
6. SKepDirJen PPK&K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan Kelompok Inti no.17 adalah Praktek, oleh karena itu
dilaksanakan Praktek Kerja Lapangan pada saat Pembinaan Calon Ahli K3 Listrik
7. PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) tahun 2011
7. 1. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
Riksa Uji yang dilakukan pada Panel Hubung Bagi (PHB) di Lab Elektronika PNJ, didapatkan beberapa hal positif yang sudah
sesuai dengan PUIL, yaitu antara lain:
1. Ketersediaan SLD pada panel.
2. Perlengkapan panel bagian luar berfungsi dengan baik, terutama bagian lampu penanda dan alat ukur yang terpasang.
3. Perlengkapan panel bagian dalam terpasang dengan baik dan rapi, akan tetapi pada bagian outgoing panel kabel tidak
disusun secara rapi.
4. Koneksi dengan kotak kontak terhubung dengan baik.
PRAKTIK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)
Berdasarkan PUIL 2011 511.3.2
8. 1. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
PRAKTIK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)
Riksa Uji juga dilakukan pengukuran tegangan dan urutan fasa, berikut hasilnya :
Fasa In (V) Out (V)
R - S 397,3 397
R - T 398,2 397,6
S - T 394,9 394,9
R - N 228,7 228,6
S - N 229,1 229,2
T - N 229,2 229,3
Pengukuran Tegangan : Pengukuran Urutan Fasa :
Pengujian urutan fasa menggunakan peralatan merk
HIOKI dengan hasil urutan fasa sudah sesuai dengan R-S-T,
pengukuran ini sangat penting, terutama pada beban
motor, apabila fasa tidak berurutan maka putaran motor
akan terbalik.
Hasil pengukuran tegangan di atas masih masuk dalam
batas normal dimana batas toleransi untuk tegangan
rendah adalah ±10% atau antara 198V – 242V dan 360V –
440V
Berdasarkan PUIL 2011 511.3.2
9. 2. Gardu Distribusi Pasang Luar
PRAKTIK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)
Riksa Uji yang dilakukan pada
Gardu Distribusi Pasang Luar di PNJ,
didapatkan beberapa hal positif
yang sudah sesuai dengan
PUIL/SPLN, yaitu antara lain:
1. SUTM secara umum sudah
sesuai pemasangannya, dimana
semua proteksi (Fuse Cut Out
dan Lightning Arrester) sudah
terpasang dengan baik dan
kapasitas transformator sudah
sesuai dengan kebutuhan.
2. Tiang penyangga yang
digunakan pada gardu jenis
portal ini adalah 2 tiang.
Berdasarkan Permen ESDM No 2 Tahun 2019 Lampiran II
10. IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA LISTRIK
TEMUAN REKOMENDASI
Kondisi lingkungan sekitar
panel masih terdapat
peralatan lain sehingga
tidak leluasa pada saat
melakukan pemeriksaan.
Perlu dikondisikan untuk
area sekitar panel dalam
keadaan tidak terhalang
oleh peralatan lain.
Ketinggian panel adalah
108cm
Perlu ditambahkan
ketinggiannya minimal
120cm dari lantai
Informasi nama panel
dan tagging perlengkapan
yang ada didalam panel
masih belum terpasang,
sehingga nantinya akan
kesulitan apabila ada
pekerja baru yang akan
mengoperasikan panel
tersebut
Perlu diberikan nama
panel dan tagging/label
pada peralatan dalam
panel untuk
mempermudah
pemeliharaan dan
pengoperasian
1. Perlengkapan Hubung Bagi (PHB)
Berdasarkan PUIL 2011 511.3.2
11. 2. Gardu Distribusi Pasang Luar
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA LISTRIK
TEMUAN REKOMENDASI
Kabel SKTM tidak terproteksi
dari gangguan mekanis
Perlu dipasang pipa proteksi
sebagai pelindung dari
benturan mekanis
Tinggi pemasangan
transformastor masih dibawah
standar (9 meter)
Perlu ditambahkan
ketinggiannya minimal 9 meter
Ketinggian panel tegangan
rendah masih kurang dari
120cm
Perlu ditambahkan
ketinggiannya minimal 120cm
dari tanah.
Penandaan warna kabel masih
tidak sesuai dengan standar
Perlu diberi penanda warna
sesuai dengan warna standar
kabel sebagai identitas kabel
Nilai grounding body trafo
melebihi standar yaitu 5ohm
Perlu dilakukan pengecekan
koneksi grounding atau
menambahkan titik grounding
baru yang kemudian dipasang
secara paralel Berdasarkan Permen ESDM No 2 Tahun 2019 Lampiran II
12. PENUTUP
1. Kesimpulan
• Sebagian besar panel dan perlengkapan dalam panel tidak memiliki label/tagging, sehingga akan
menjadi masalah apabila ada pekerja baru yang akan mengoperasikannya.
• Ketinggian panel distribusi tegangan rendah masih belum sesuai dengan standar (< 120cm)
• Sebagian besar warna kabel tidak sesuai standar, akan tetapi masih ada beberapa yang menggunakan
label warna yang sesuai.
• Sebagian besar panel tidak menggunakan Cabel Gland sehingga dalam panel kotor dan berpotensi
terjadi hubung singkat apabila ada hewan masuk.
2. Saran
• Pemberian label/tagging pada seluruh panel dan perlengkapan didalamnya disesuaikan dengan SLD
yang ada untuk mempermudah pemeliharaan dan pengoperasian
• Beri Alat Pemadam Api Ringan untuk setiap area yang memiliki potensi terjadinya kebakaran karena
untuk pengendalian api mula.
• Pemberian label warna (selongsong warna) pada kabel yang sesuai dengan standar
• Rutin membersihkan dalam panel agar tidak ada kotoran yang menumpuk dalam panel.