Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Jaringan distribusi adalah suatu saluran/ jaringan yang menghubungkan dari sumber daya listrik besar (gardu induk) dengan para konsumen/pemakai listrik baik itu pabrik,industri,atau rumah tangga.
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konstruksi yang terpasang di lapangan.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Didalam penyalurannya pada jaringan distribusi primer menggunakan saluran kawat udara, kabel udara (areal cable) dan sistem kabel tanah dimana penggunaannya sesuai dengan tingkat keandalan yang dibutuhkan
Jaringan distribusi adalah suatu saluran/ jaringan yang menghubungkan dari sumber daya listrik besar (gardu induk) dengan para konsumen/pemakai listrik baik itu pabrik,industri,atau rumah tangga.
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.
Dalam pembahasan ini difokuskan pada masalah gardu induk yang pada umumnya terpasang di Indonesia, pembahasannya bersifat praktis (terapan) sesuai konstruksi yang terpasang di lapangan.
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. A. Mendeskripsikan pengertian PUIL untuk instalasi
penerangan
B. Mendeskripsikan fungsi dan tujuan dari PUIL untuk
instalasi penerangan
C. Mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan karena
instalasi penerangan tidak sesuai PUIL
D. Menganalisis perbedaan instalasi penerangan 1 fasa
dan 3 fasa
E. Mengidentifikasi ketentuan-ketentuan komponen-
instalasi penerangan 3 fasa yang sesuai dengan PUIL
F. Mendeskripsikan prosedur pemasangan instalsi
penerangan 3 fasa sesuai dengan PUIL
3. BEBAN LISTRIK ADALAH SUATU PERALATAN YANG
TERKONEKSI DEGAN SISTEM DAYA SEHINGGA
MENGKONSUMSI ENERGI LISTRIK.
BEBAN LISTRIK DAPAT BERUPA KOMPONEN-
KOMPONEN ELRKTRONIK (INDUKTOR, RESISTOR,
DSB), PESAWAT ELEKTRONIK (RADIO, TELEVISI,
DSB), ATAUPUN PESAWAT LISTRIK (LAMPU,
SETRIKA LISTRIK, POMPA AIR, DSB)
4. INSTALASI 1 FASA instalasi listrik yang
menggunakan dua kawat penghantar yaitu 1
kawat phasa dan 1 kawat 0 (netral).
INSTALASI 3 FASA
Listrik 3 phasa adalah instalasi listrik yang
menggunakan tiga kawat phasa dan satu
kawat 0 (netral) atau kawat ground.
5. listrik 3 phasa yang banyak digunakan
Industri atau pabrik bertegangan 380V.
Ada 2 macam tegangan listrik dalam sistem
3 phasa ini, yaitu :
Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to
phase atau ada juga yang menggunakan
istilah Voltage line to line).
Tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage
phase to netral atau Voltage line to netral).
6. Pada PUIL tahun1964, 1977 dan 1987
kepanjangan dari PUIL adalah
Peraturan Umum Instalasi Listrik,
2000, direvisi menjadi Persyaratan Umum
Instalasi Listrik
Standar Internasional;
IEC (International Electrotechnical Commission)
NEC (National Electric Code)
VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)
SAA (Standards Association Australia).
7. Bagian 1 dan Bagian 2 tentang Pendahuluan dan Persyaratan dasar
Bagian 3 tentang Proteksi untuk keselamatan
Bagian 4 tentang Perancangan instalasi listrik,
Bagian 5 tentang Perlengkapan Listrik
Bagian 6 tentang Perlengkapan hubung bagi dan kendali (PHB) serta
komponennya
Bagian 7 tentang Penghantar dan pemasangannya
Bagian 8 tentang Ketentuan untuk berbagai ruang dan instalasi
khusus
Bagian 9 meliputi Pengusahaan instalasi listrik
8. 1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik.
2. Terjamin keselamatan manusia.
3. Terjamin keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya.
4. Terjamin keamanan gedung serta isinya terhadap
kebakaran akibat listrik.
5. Terjamin perlindungan lingkungan.
6. Tercapai tujuan pencahayaan, yaitu terwujudnya
interior yang efisien dan nyama
9.
10. 1. Semua kabel yang digunakan harus dibuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya,
serta telah diperiksa dan diuji.
2. Kabel yang dipasang :
a. Harus memiliki standar atau tanda sertifikasi (SNI atau
standar lain yang diberlakukan) dan tanda pengenal lain
dipermukaannya, sepanjang kabel tersebut sesuai dengan
ketentuan standar.
b. Tidak cacat dan tidak rusak.
3. Jenis kabel yang dipilih dan dipasang harus sesuai dengan
penggunaannya, sebagaimana disebut dalamrancangan
instalasi dan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000 :
a. Kabel instalasi dalamgedung memiliki warna selubung
putih/
abu-abu.
b. Kabel tanah tegangan pengenal 600 sampai 1000 Volt,
memiliki warna selubung hitam.
11. c. Kabel udara tegangan pengenal 600 Volt sampai
1000Volt, memiliki warna selubung hitam.
d. Kabel tegangan menengah/ tinggi tegangan pengenal
di atas 1000 Volt, memiliki warna selubung merah.
4. Kabel yang dipilih dan dipasang harus memiliki ukuran
memenuhi persyaratan sesuai dengan beban,
sebagaimana tersebut dalam rancangan instalasi.
5. Kabel yang akan dipasang harus dipilih sedemikian,
sehingga jumlah dan warna isolasinya sesuai dengan
rancangan instalasi dan persyaratan PUIL 2000, yaitu :
a. Warna biru untuk penghantar netral.
b. Warna loreng untuk penghantar pembumian.
c. Warna merah untuk fasa R.
d. Warna kuning untuk fasa S.
e. Warna hitam untuk fasa T.
12. KETENTUAN PUIL UNTUK FITING
LAMPU:
FITING LAMPU DIPASANG
DENGAN CARA
MENGHUBUNGKAN KONTAK
DASARNYA PADA
PENGHNATAR FASA DAN
KONTAK LUARNYA PADA
PENGHANTAR NETRAL
13. KETENTUAN PUIL UNTUK KOTAK
KONTAK
1. Kotak kontak untuk fasa tunggal, baik
yang berkutub dua maupun tiga harus
dipasang sehingga kutub netralnya
ada disebelah kanan atau disebalah
bawah kutub tegangan
2. Tinggi pemasangan dari lantai yakni
berjarak 1,5 m dari lantai
14.
15. 1. Penataan PHB.
2. Ruang pelayanan. lorong, dan emper untuk lalu
lintas.
3. Penandaan.
4. Pemasangan sakelar masuk.
5. Pemasangan sakelar keluar pada sirkit keluar
PHB pada kondisi tertentu.
6. Pengelompokan perlengkapan sirkit.
7. Penempatan pengaman lebur, sakelar dan rel.
8. Pemasangan pemisah.
9. Jarak udara minimum.
16. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PEMASANGAN INSTALASI FASA
A. Urutan Fasa R, S, T dipasang tidak boleh
terbalik.
B. Pembagian Jumlah beban tiap fasa harus
seimbang
C. Pemasangan gawai pengaman tidak boleh
melebihi KHA kabel yang diamankan
17.
18.
19. 1. Kabel SR 4x16 mm milik PLN memiliki ciri atau kode khusus
sebagai penentu RST dan N. Jika di raba dengan jari kabel SR
memiliki sirip/ garis halus di sepanjang kabel. Kabel SR (satu
garis adalah R, dengan ciri dua sirip adalah S, dengan ciri tiga
garis adalah T dan polos tanpa ada garis pada kulit kabel
adalah N)
2. Pasangkan sepatu kabel pada ke empat ujung kabel SR dan
bautkan ke masing masing Plat Konduktor pada Panel Listrik 3
phase.
3. Pasangkan kabel RSTN dari plat konduktor sebagai Input
arus listrik tiga phase ke stand meter atau meteran listrik.
4.Lubang Ganjil pada KWH 3 phasa adalah Input (Arus Masuk)
dan Lubang Genap adalah Output (Arus Keluar).
20. 5. Kabel Output RST dari kwh di hubungkan pada MCB 3 Phase
sebelum akhirnya di aplikasikan ke instalasi gedung/Panel
Listrik dalam Gedung.
6. Output N (Netral) di hubungkan ke Plat Konduktor sebelum di
hubungkan ke panel dalam gedung.
7. Plate konduktor itu sendiri di fungsikan sebagai penghantar
arus listrik yang aman dan tahan terhadap panas.
8. Terakhir Pasangkan Modem kwh 3 phase sesuai petujuk
gambar yang tertera pada kotak pembungkus modem. Jenis
modem yang berbeda biasanya juga berbeda cara koneksinya.
Rangkaian modem kwh di atas hanya sebagi contoh saja.
Modem itu sendiri di fungsikan sebagai pembaca dan pengirim
data kinerja kwh ke kantor PLN.
21. A. Kabel
Sebagai penghantar digunakan kabel berisolasi ganda
(misalnya NYM) yang terdiri atas dua atau tiga inti
tembaga pejal dengan penampang tiap intinya
minimum 1,5 mm2.
Kabel dicabangkan dalam kotak pencabangan dengan
penyambungan yang baik.
Kabel lampu tidak boleh lebih kecil dari 0,5mm2.
Kabel Listrik berpenghantar tembaga dan berisolasi
PVC yang terpasang secara permanen di dalam
rumah harus dengan ukuran minimal 2,5 mm2,
berapapun jumlah daya listrik yang terpasang dan
hanya boleh dialiri listrik maksimal 10 A
22. Lampu
Armatur penerangan, fiting lampu, lampu, dan roset harus dibuat
sedemikian rupa sehingga semua bagian yang bertegangan dan bagian yang
terbuat dari logam, pada waktu pemasangan atau penggantian lampu, atau
dalam keadaan lampu terpasang, teramankan dengan baik dari
kemungkinan sentuhan.
Seluruh bagian luar fiting lampu yang dipasang dalam ruang berdebu,
lembab, sangat panas, berisi bahan mudah terbakar, atau mengandung
bahan korosi, harus terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang
sederajat. Terlepas dari keadaan ruang seperti disebutkan di atas, bagian
luar fiting lampu yang bertegangan lebih dari 300 V ke bumi, harus selalu
terbuat dari bahan porselin atau bahan isolasi lain yang sederajat.
Armatur penerangan yang dipasang dekat atau di atas bahan yang mudah
terbakar harus dibuat, dipasang atau terlindung sedemikian rupa sehingga
bagian yang bersuhu lebih dari 90 tidak berhubungan dengan bahan yang
mudah terbakar itu.
Lampu dalam ruang yang mengandung bahan atau debu yang mudah
terbakar atau meledak harus dipasang dalam armatur penerangan yang
kedap debu.
Lampu untuk penerangan luar dan dalam ruang dengan tetes air harus
kedap tetesan atau dipasang dalam armatur penerangan yang kedap
tetesan.
23. Perkawatan pada atau di dalam armatur harus terpasang
dengan rapi. Diameter kawat harus minimum 0,75 mm2
dan sedemikian rupa sehingga kabel bebas dari gaya tarik
dan kerusakan mekanik yang mungkin terjadi. Perkawatan
yang berlebihan harus dihindarkan. Kabel harus dipasang
sedemikian rupa sehingga bebas dari pengaruh suhu yang
melebihi kemampuannya.
Armatur harus terbuat dari logam, atau bahan lain yang
diizinkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga terjamin
kekuatan dan kekokohan mekaniknya. Pipa dan tempat
masuknya harus dibuat sedemikian rupa sehingga kabel
dapat dengan mudah dipasang dan dikeluarkan tanpa ada
kemungkinan terjadinya kerusakan pada bahan isolasi
atau putusnya hubungan kabel.
Konstruksi rumah armatur yang tertanam tidak boleh
menggunakan solder.
Lampu randah dan lampu lantai boleh dihubungkan
dengan kabel berselubung karet yang diizinkan
bila pengawatannya ditempatkan bebas dari panas lampu.
24. Stop kontak
Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai,
apabila kurang dari 150 cm harus dilengkapi
tutup.
Mudah dicapai tangan.
Di pasang sedemikian rupa, sehingga
penghantar netralnya berada disebelah kanan
atau di sebelah bawah.
25. Saklar
Tinggi pemasangan ± 150 cm di atas lantai.
Dekat dengan pintu dan mudah dicapai
tangan/sesuai kondisi tempat.
Arah posisi kontak (tuas) saklar seragam bila
pemasangan lebih dari satu.