Dokumen tersebut membahas tentang operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik yang mencakup sistem pembangkit, transmisi, distribusi, konsumen, serta jenis pemeliharaan seperti preventif dan korektif guna menjaga kinerja jaringan.
2. ENERGI
Suhu Udara / Suhu Alat Listrik
(Panas/ Dingin)
Mekanik (Gerak, getar, Putar)
Cahaya/ Sinar/ Lampu
Suara/ Bunyi
Kombinasi/ Gabungan dari keempat
tersebut di atas.
Mudah dan cepat disalurkan dari dan pada
jarak yang berjauhan
Mudah didistribusikan untuk area
yang luas
Mudah diubah ke dalam bentuk
energi lain
Bersih (ramah lingkungan)
K
O
N
V
E
R
S
I
K
E
U
N
G
G
U
L
A
N
LISTRIK
1
3. RUMAH TANGGA
(R)
SOSIAL (S)
Rumah untuk tempat tinggal, rumah kontrakan, rumah susun milik
perseorangan, rumah susun milik Perumnas, asrama milik swasta,
asrama mahasiswa, dan lain-lain.
BISNIS (B)
INDUSTRI (I)
Rumah sakit, rumah ibadah, panti sosial, pusat rehabilitasi cacat,
asrama pelajar milik pemerintah, kantor partai politik, kantor LSM,
museum, dan lain-lain.
Usaha jual beli barang, jasa, perhotelan, usaha perbankan,
perdagangan, kantor Firma, CV, PT, atau badan hukum yang bergerak
dalam bidang perdagangan, pergudangan, praktek dokter bersama,
dan lain-lain.
Tenaga listrik untuk kegiatan industri pengolahan, selain untuk
keperluan kegiatan rumah tangga, sosial, bisnis dan publik. Jenis
kegiatan tersebut masuk di dalam International Standard Industrial
Classification of All Economic Activities (ISIC), yang telah disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia, dengan nama Klasifikasi Lapangan Usaha
Indonesia (KLUI).
Tenaga listrik yang digunakan untuk kepentingan umum, kepentingan
Pemerintah atau fasilitas kantor perwakilan asing, dan lain-lain.
PUBLIK (P)
2
5. 4
Sistem Pembangkit :
PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTMH : Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
PLTD : Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga Gas
PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
PLTGU : Pembangkit Listrik Tenaga Gas & Uap
Sistem Transmisi :
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV, 275 KV.
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV & 70 KV.
Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 KV & 70 KV.
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET)/ Gardu Induk/ Gardu Hubung.
Sub Marine Kabel Bawah Laut 20 KV, 70 KV, 150 KV.
Sistem Distribusi :
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV.
Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM) 20 KV.
Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM) 20 KV.
Gardu Distribusi 20 KV/ 220 KV.
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR).
Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR).
Saluran Luar Pelayanan (SLP)/ Saluran Masuk Pelayanan (SMP)/ Sambungan Rumah(SR).
Alat Pembatas dan Pengukur (APP).
Konsumen :
Tegangan Tinggi Industri
Tegangan Menengah Industri & Bisnis
Tegangan Rendah Rumah Sosial & Publik
7. 6
Alat yang dioperasikan mengalami penurunan kondisi
(performance).
Semakin tua umur alat, semakin menurun pula unjuk kerjanya.
Agar alat tetap dalam kondisi ideal, maka perlu pemeliharaan
yang baik.
Bila suatu alat dioperasikan dan dipelihara dengan baik sesuai
petunjuk pabrik, maka kondisinya akan “ideal”.
8. Pemeliharaan Preventif/ Rutin (Sedia Payung Sebelum Hujan) :
Bersifat pencegahan.
Bertujuan mewujudkan jaminan penyaluran, efisiensi, mutu dan
keandalan penyediaan listrik.
Untuk keamanan jaringan maupun personil.
Dilaksanakan dengan jadual yang terencana (telah ditentukan).
Pemeliharaan Korektif/ Khusus (Memadamkan Kebakaran) :
Bersifat represif (dilaksanakan setelah terjadi gangguan).
Tidak dilaksanakan secara rutin dan tidak terencana.
Jaminan penyaluran, efisiensi, mutu dan keandalan penyediaan listrik,
disangsikan.
7
11. P
t
0
P
t
0
BYAR BYAR BYAR
PET PET
ON
LISTRIK BYAR - PET
LISTRIK NYALA TERUS
KONSUMEN SENANG, PLN UNTUNG
KONSUMEN MARAH, PLN BUNTUNG
PREVENTIF
KOREKTIF
10
12. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM).
Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah ( SKUTM).
Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM).
Gardu Distribusi :
Type Portal
Type Cantol
Type Beton
Type Kiosk
Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR).
Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah (SKTR).
Saluran Luar Pelayanan/ Saluran Masuk Pelayanan/ Sambungan
Rumah (SLP/ SMP/ SR).
Alat Pembatas dan Pengukur (APP).
11
14. Bagi peralatan :
Mengurangi tingkat kerusakan/gangguan pada peralatan.
Mempertahankan kemampuan peralatan dan meningkatkan keandalan.
Meningkatkan keandalan ke kondisi ideal.
Mempertahankan efisiensi.
Mempertahankan umur ekonomis sesuai rancangan pabrik.
Bagi Sistem :
Meningkatkan mutu dan keandalan (mudal).
Mengurangi susut distribusi.
Mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan.
Mempertahankan umur ekonomis jaringan.
Terwujudnya sistem ketenagalistrikan yang andal, aman dan akrab
lingkungan.
13
15. Bagi PLN :
Terwujudnya citra PLN yang semakin meningkat.
PLN dipercaya pelanggan.
Terwujudnya ketenangan petugas PLN.
Efisiensi biaya.
14
Bagi Pelanggan :
Tersedianya energi listrik yang mutu dan keandalannya tinggi.
Terpenuhinya kepuasan pelanggan.
Mendukung terwujudnya berbagai aktifitas umat manusia yang
semakin meningkat.
16. 5 %
231 V
-10 %
198 V
> -10 %
Banyaknya Pelanggan n
15
18. Tujuan :
Mencegah/ membatasi kerusakan pada peralatan.
Menjaga keselamatan umum.
Meningkatkan keandalan sistem.
Meningkatkan pelayanan.
Jenis :
Perlindungan terhadap arus lebih.
Perlindungan terhadap tegangan.
Penerapan perlindungan tergantung pada :
Pola/ struktur jaringan.
Sistem pembumian.
Jenis peralatan.
Jenis beban.
Kompromi dari aspek teknis dan ekonomis.
17
19. Perlindungan Arus Lebih :
Pemutus Tenaga (CB).
Pemutus Balik Otomatis (PBO).
Saklar Seksi Otomatis
Pelebur (Fuse)
Perlindungan Tegangan Lebih :
Arrester
Sela Batang
Perbedaan Peralatan Pemutus (CB) dan Pemisah (DS) :
Pemutus (CB) dapat dioperasikan dalam keadaan jaringan
berbeban.
Pemisah (DS) hanya dapat dioperasikan dalam keadaan jaringan
tidak berbeban.
18
20. Susut Penyaluran :
Susut teknis, terjadi pada penyaluran.
Administrasi, misalnya : kesalahan pencatatan meter KwH.
Listrik ilegal : pencurian listrik.
Susut Teknis :
Pada penghantar, disebabkan adanya tahanan dari penghantar tersebut yang
dialiri besaran arus tertentu.
Pada transformator, disebabkan adanya arus pusar pada besi dana adanya
arus yang mengalir melalui belitan-belitannya (rugi besi dan rugi tembaga).
Cara mengurangi susut teknis :
Optimalisasi kapasitas beban.
Optimalisasi kapasitas trafo.
Pemasangan kapasitor shunt.
19
21. Tiang :
Berfungsi untuk penyangga Trafo, LV Panel, beserta semua perlengkapan gardu
distribusi.
Cross Arm :
Berfungsi sebagai dudukan Trafo, LV Panel, Cut Out, Isolator, Lightning Arrester,
dan lain-lain.
Transformator :
Berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik dari tegangan menengah ke
tegangan rendah (20 KV menjadi 380/ 220 Volt) dengan frequensi tetap.
Fuse Cut Out :
Berfungsi sebagai pengaman penyulang bila terjadi gangguan di gardu
distribusi dan melokalisir gangguan di trafo, agar peralatan tersebut tidak
rusak.
Fuse Cut Out dipasang pada sisi tegangan menengah 20 KV.
Lightning Arrester :
Berfungsi sebagai pengaman trafo terhadap tegangan lebih yang disebabkan
oleh sambaran petir dan switching (SPLN SE 002/PST/71).
20
22. NH Fuse :
Berfungsi sebagai pengaman trafo terhadap arus lebih, yang dipasang di sisi
tegangan rendah 22o Volt.
Melindungi trafo terhadap gangguan arus lebih yang disebabkan karena
hubung singkat di jaringan tegangan rendah maupun karena beban lebih.
Grounding untuk Lightning Arrester :
Berfungsi untuk menyalurkan arus listrik ke bumi, yang disebabkan oleh
gangguan tegangan lebih karena sambaran petir maupun switching.
Grounding untuk Transformator :
Berfungsi untuk menghindari terjadinya tegangan lebih pada phasa yang sehat,
jika terjadi gangguan satu phasa ke tanah maupun yang disebabkan oleh beban
tak seimbang pada masing-masing phasa.
Grounding untuk LV Panel :
Berfungsi sebagai pengaman jika terjadi arus bocor pada LV Panel.
LV Panel :
Berfungsi sebagai tempat Sakelar Pemutus Utama, Fuse Jurusan, terminal-
terminal kabel, dan lain-lain.
21
24. Alat Ukur :
Amper Volt Ohm (AVO) Meter (Multy Tester).
Mega Ohm Meter/Megger/Insulation Resistance Tester : 1.000 Volt, 5.000
Volt, 10.000 Volt.
Tang Amper dengan range 1.000 Amper.
Earth Resistance Tester.
Infra Red Detector
Drivelt (Phase Squence Tester).
Dan lain sebagainya.
Alat Keselamatan Kerja (Perlengkapan K3) :
Sabuk Pengaman (Safety Belt).
Topi Pengaman (Safety Helmet).
Sarung Tangan Katun dan Sarung Tangan 20 KV.
Sepatu Kerja/ Sepatu Pengaman (Safety Shoes).
Kotak P3K Lengkap.
Dan lain sebagainya.
23
25. 24
No. Material Satuan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Ground rod 2,5 mm
Ground rod 1,5 mm
Cincin rod
NYA 50 mm2
NYA 70/ 95 mm2
NYA 120/ 150 mm2
BC Draad 50 mm
AAAC 70 mm2
NYAF 50 mm
CCT 6 T 6 (95/ 95 mm)
STT 5 T 5 (70/ 70 mm)
STT 7 T 7 (120/ 120 mm)
STT 8 T 8 (150/ 150 mm)
SAA 5 T 5 (70/70 mm)
SAA 5 T 4 (70/ 50 mm)
SAT 4 (50 mm)
SKT 6 (95 m)
SKT 7 (120 mm)
SKT 8 (150 mm)
SKA 5 (70 mm)
CCO 5 T 5 (70/ 70 mm)
Buah
Buah
Buah
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Meter
Buah
Buah
Buah
BUah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
2
4
6
10
6
6
5
46
2
6
6
4
4
7
6
6
12
12
8
2
7
26. 25
No. Material Satuan Jumlah
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Skakelar Utama 630 A (bila rusak)
Fuse base 400 A
Fuse Holder/ Smeldraad Holder
Smel Draad 80 – 200 A
Fuse Ling 3 – 8 A
Pipa PVC AW ¾ “
Stopping Buckle
Link
Isolasi PVC tape
Isolator Scot 23
Contact Cleaner/ Sakapen
Silikon grees/ Vaseline
Stainless Stel Strap
Semen
Minyak Trafo
Alkohol
Kain Majun
Cat/ Meni Besi (abu-abu)
Thinner
Engsel
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Rol
Rol
Botol
CC
Meter
Kg
Liter
Liter
Kg
Kg
Liter
Buah
1
6
6
6
3
6
10
10
1
1
1
50
15
4
25
1
1
1
1
1
27. Alat Ukur Survey Lapangan :
Melihat secara langsung kondisi gardu distribusi, dengan melakukan
pemeriksaan secara visual, mekanik, elektrikal dan pengukuran (beban,
tegangan) atau pengukuran suhu sambungan (NH Fuse) dengan
menggunakan Infra Red Detector.
Hasil pemeriksaan dan pengukuran dicatat dan dievaluasi sebagai bahan
masukan untuk membuat rencana pemeliharaan, terutama yang
menyangkut kebutuhan material dan perkiraan waktu yang dibutuhkan
untuk pemadaman.
Laporan Hasil Survey Lapangan :
Hasil survey lapangan dilaporkan kepada Pengawas Pekerjaan.
Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran agar sebelum melaksanakan
pekerjaan dapat dipersiapkan segala sesuatu dengan baik, sekaligus untuk
dipersiapkan strategi pelaksanaannya.
Dengan informasi awal yang baik, diharapkan dapat meminimalisir
permasalahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Laporan hasil survey lapangan ini sekaligus dijadikan sebagai data base PLN
sebagai evaluasi terhadap keadaan gardu distribusi dari waktu ke waktu.
26
28. Pemberitahuan Pemadaman ke Pelanggan :
Pada umumnya pelaksanaan pemeliharaan gardu distribusi memerlukan
pemadaman (pembebasan tegangan).
Untuk menghindari timbulnya komplain dari para pelanggan, maka sebelum
pekerjaan pemeliharaan dilaksanakan, perlu adanya pemberitahuan
pemadaman kepada para pelanggan PLN.
Informasi pemadaman dapat dilakukan melalui Media Cetak (Koran) atau
Media Elektronik (Radio). Untuk pelanggan besar dan industri, bila perlu
diberi surat tersendiri secara khusus.
Untuk pelanggan 3 phasa perlu diingatkan agar memasang pengaman phasa
under voltage, untuk mengamankan jika terjadi hilang tegangan 1 phasa.
Persiapan Pelaksanaan :
Dengan dilakukannya persiapan tersebut, maka pelaksanaan pemeliharaan
siap untuk dilakukan.
Sekali lagi agar diperhatikan kesiapan SDM, alat kerja, material kerja, alat
ukur dan alat keselamatan kerja. Semuanya harus telah disiapkan dengan
baik.
27
29. Personil Lapangan :
Para personil yang melaksanakan pekerjaan di lapangan harus memiliki
pengalaman dan kompetensi yang memadai.
Para personil lapangan harus mengetahui secara benar tentang pekerjaan
yang dikerjakan, baik dari tahap demi tahap maupun secara keseluruhan.
Untuk memudahkan dalam melaksanakan pekerjaan, personil lapangan
harus diberi pedoman atau SOP (Standar Operation Procedure), sehingga
dapat dijadikan petunjuk pelaksanaan pekerjaan.
Parameter yang dibandingkan :
Tujuannya adalah untuk mengukur (mengetahui) hasil kerja yang telah
dilakukan, dengan cara membandingkan beberapa parameter kelistrikan,
antara sebelum dilaksanakannya pemeliharaan dibandingkan dengan setelah
dilaksanakannya pemeliharaan.
Beberapa parameter kelistrikan yang perlu dibandingkan antara lain
tegangan, arus, temperatur dan tahanan pembumian.
Pelaksanaan Pemadaman (Pembebasan Tegangan) :
Pemadaman dilaksanakan setelah dipastikan bahwa ijin pemadaman
diperoleh dan persiapan lapangan benar-benar telah lengkap.
28
30. Selanjutnya dilakukan pembebasan beban dan pembebasan tegangan.
Pembebasan beban dapat dilakukan dengan cara melepas saklar utama
(helbom). Jika tidak terpasang helbom, dapat melepas NH Fuse Jurusan,
dimulai dari phasa S, R, T.
Untuk menghindari ketidakseimbangan pada pelanggan 3 phasa, maka pada
saat pelepasan NH Fuse jurusan, dapat dilakukan pelepasan 2 phasa
sekaligus. Sedangkan untuk pembebasan tegangan, dilakukan dengan
melepas Fuse Cut Out (FCO), dimulai dari phasa S, R, T.
Jika sudah bebas tegangan, dilanjutkan pemasangan grounding di jaringan
tegangan rendah.
Prioritas Pelaksanaan Pekerjaan :
Dengan mempertimbangkan waktu pemadaman yang terbatas, maka perlu
dilakukan skala prioritas terhadap bagian-bagian tertentu yang harus
dikerjakan.
Beberapa komponen yang diprioritaskan dikerjakan terlebih dahulu, antara
lain : Trafo. Lightning Arrester, NH Fuse dan lain-lain yang hanya dapat
dikerjakan dengan pembebasan tegangan.
29
31. Fuse Cut Out (FCO) :
Jumper FCO sisi atas harus disesuaikan dengan konduktor SUTM (TC
Alluminium 25 mm2, konektor ke jaringan dengan CCO dan ujung ke
terminal FCO dengan SKAT3).
Jumper FCO bagian bawah yang menuju ke Trafo, diperbaiki/ dipasang
SKT3, bila perlu diganti dengan NYAF 50 mm2.
Lakukan pemeriksaan mur baut pada terminalnya. Jika ada mur baut yang
kendor, harus dikencangkan.
Gunakan Fuse Link yang sesuai (lihat tabel di bawah ini).
30
No. Daya (KVA) Arus (A) Fuse Link
Type K (A)
No. Daya
(KVA)
Arus
(A)
Fuse Link
Type K (A)
1 1 x 25 1,25 2 9 3 x 50 4,33 5
2 1 x 32 1,6 2 10 3 x 64 5,54 5
3 1 x 37,5 1,88 2 11 50 1,44 2
4 1 x 50 2,5 3 12 100 2,89 3
5 1 x 64 3,2 3 13 160 4,65 5
6 3 x 25 2,17 3 14 200 5,77 6
7 3 x 32 2,77 3 15 250 7,22 6
8 3 x 37,5 3,25 3 16 315 9,09 8
32. Lightning Arrester :
Jika LA masih terpasang sebelum FCO, pindah LA tersebut setelah FCO.
Gunakan kanal NP 8-2.500 mm sebagai dudukan FCO.
Untuk praktisnya pelaksanaan pemeliharaan dan untuk mempercepat
penanganan gangguan SUTM yang disebabkan oleh kegagalan LA, jika perlu
siapkan kanal tersendiri.
Transformator :
Bebaskan trafo dan peralatan lain dari tegangan.
Periksa keadaan trafo secara umum.
Pengambilan minyak trafo dan penambahan kembali sampai batas
standarnya.
Periksa kondisi minyak trafo melalui gelas penduga (jika ada).
Bersihkan bushing trafo (primer dan sekunder) dari kotoran yang menempel.
Kencangkan mur baut pada terminal kabel dan bushing.
Periksa dan bersihkan body (tangki) trafo, jika kemungkinan terjadi
kebocoran atau berkarat, dilas (diperbaiki) dan di cat.
Periksa kedudukan trafo, jangan sampai miring dan jangan sampai mur
bautnya kendor.
Periksa kondisi kran pembuangan minyak trafo.
31
33. Periksa semua kabel penghubung trafo TM/TR, bersihkan dan perbaiki (jika
ada yang rusak).
Periksa kondisi packing, jika ada yang bocor (rembes) agar diperbaiki.
Periksa kondisi silicagel (jika ada). Apabila warnanya telah berubah dari
warna semula, perlu prioritas penggantian.
Periksa kondisi tap changer pada tiap posisi.
Lakukan pengukuran tahanan isolasi. Jika hasil pengukuran di atas 5 Ohm,
tambah ground rod 2,5 meter (diparalel).
Lakukan pemeriksaan ulang terhadap seluruh tahapan di atas.
Pemeriksaan dan Pemeliharaan Trafo :
Pemeriksaan Fisik (keadaan operasi) :
Packing Trafo.
Accessories Trafo.
Name Plate.
Volume minyak pada gelas duga (oillevel).
Bushing primer dan sekunder.
32
34. Pemeriksaan Transformator :
Pemeliharaan level (volume) minyak trafo.
Pemeriksaan temperatur minyak trafo.
Pemeriksaan kekuatan isolasi, viscositas dan kemurnian minyak trafo.
Pemeriksaan breather (silicagel).
Pemeriksaan bagian penjepit dan katup (valve).
Lain-lain.
Kriteria dan Pencemaran Minyak Trafo :
Kriteria Minyak Trafo :
Mempunyai kekuatan isolasi yang besar.
Viscositas (tingkat kekentalan) rendah.
Mempunyai efek pendingin.
Tidak mudah menguap.
Bersih dan bebas dari material isolasi lama.
33
35. Penyebab Pencemaran Minyak Trafo :
Terjadinya penyerapan uap air dari luar.
Adanya material dari luar yang masuk ke dalam tangki trafo.
Timbulnya oksidasi dengan udara luar.
Terjadinya kontak antara metal dengan tangki, sehingga menimbulkan
pencampuran dengan logam tembaga, besi dan larutan vernis.
Cara Menghindari Terjadinya Oksidasi :
Hindarkan hubungan langsung minyak dengan udara luar (untuk mencegah
kontak langsung antara minyak yang panas dalam tangki dengan udara luar,
dipasang/ dibuat Konservator).
Dipasang Dehydrating Breater yang diisi Silicagel.
Tangki di tutup rapat dan diisi dengan Nitrogen.
Tangki ditutup rapat, diisi minyak sampai pada level yang ditentukan.
34
36. Standard Pengetesan Minyak Trafo :
Minyak baru sebelum diolah : 30 KV/2,5 mm.
Minyak yang telah diolah : 50 KV/2,5 mm.
Minyak yang telah digunakan : 30 KV/2,5 mm.
Catatan : Pemeriksaan tegangan tembus (tahanan isolasi) minyak trafo,
sebaiknya dilaksanakan 3 (tiga) tahun pertama setelah trafo
dioperasikan dan setiap tahun untuk tahun berikutnya.
Low Voltage Panel (LV Panel) :
Membersihkan dan memperbaiki bagian yang kotor atau kropos (di las),
pengecatan kembali sesuai standard yang berlaku.
Perbaikan grendel dan engsel pintu, jika rusak dan tidak bisa diperbaiki,
ganti dengan yang baru. Untuk memudahkan membuka dan menutup pintu
LV Panel, pada engsel/ grendel diberi gemuk (grease).
Periksa sakelar utama, jika perlu kencangkan mur baut.
Beri vaselin pada kontak-kontaknya (pisau-pisau zekering TR).
Periksa NH Fuse, sesuaikan rating arus dengan daya trafo dan arus beban
line (lihat tabel dibawah ini).
35
37. Periksa Fuse Holder, bila rusak lakukan penggantian, kencangkan mur
baut dan beri vaselin putih pada kontaknya dengan terlebih dahulu
dibersihkan dengan contact cleaner.
Periksa sepatu kabel (cabel schoen), jika rusak atau ada bagian yang
terbakar, ganti dengan yang baru. Gunakan sepatu kabel “bimetal”,
apabila penghantar dan terminalnya berbeda jenis, misal : alluminium
dan tembaga.
Periksa kunci HS/ LS, bila kotor/ macet, bersihkan (semprot) dengan
pembersih (contact cleaner).
Periksa grounding body panel, body trafo dan lightning arrester, bila nilai
tahannya lebih dari 5 Ohm, pasang grounding tambahan.
36
No. Daya (KVA) Arus (A) NH Fuse
(A)
No. Daya
(KVA)
Arus
(A)
NH Fuse
(A)
1 1 x 25 113,6 80 9 3 x 50 227,3 160
2 1 x 32 145,5 100 10 3 x 64 290,9 225
3 1 x 37,5 170,5 125 11 50 75,8 60
4 1 x 50 227,3 160 12 100 151,5 125
5 1 x 64 290,9 200 13 160 242,4 200
6 3 x 25 113,6 80 14 200 303 250
7 3 x 32 145,5 100 15 250 378,8 300
8 3 x 37,5 170,5 125 16 315 477,3 400
38. Saluran Udara Tegangan Tendah (SUTR) :
Periksa sambungan out going ke JTR, bila menggunakan percing connector,
ganti dengan joint bimetal (disesuaikan dengan jenis konduktor yang akan
disambung).
Periksa ujung SUTR, bila belum terpasang ground rod, pasang ground rod
1,5 meter.
Sebagai kelengkapan data base jaringan dan pelanggan, gambar SUTR lengkap
dengan tarikan SLP/SMP/SR pada tiap gardu distribusi.
Secara umum pemeliharaan gardu distribusi meliputi :
Perbaikan konfigurasi jaringan.
Perbaikan travers (cross arm) yang miring atau rusak.
Penggantian bushing yang rusak/ cacat/ retak/ pecah.
Perbaikan/ penggantian pengaman arus.
Perbaikan/ penggantian pengaman tegangan.
Penyesuaian posisi tap changer.
37
39. Catatan : 1. Penggantian material harus dilaporkan kepada Pengawas PLN.
2. Jika materialdisediakan oleh Kontraktor, maka harus mendapatkan
persertujuan dari PLN dan harus ada jaminan kualitas, sekurang-
kurangnya 1 tahun.
38
Pemasangan lampu gardu distribusi.
Pemasangan pengaman.
Pemasangan tanda bahaya.
Perbaikan/ penggantian kunci LV Panel.
Penomoran gardu distribusi.
Penyempurnaan pentanahan TM dan TR.
Penyempurnaan sambungan-sambungan.
Pemeriksaan dan perbaikan lingkungan.
40. No. PEMERIKSAAN MINGGU BULAN TAHUN 7 TAHUN
1.
2.
3.
4.
Noise, Suhu/ temperatur
Fisik Trafo, Valve bushing,
Packing Oil Level, Fan,
Bucholz Relay.
Tegangan tembus Oil
Breather. Silica
Gardu/ lingkugan Trafo.
Bagian dalam Trafo :
Winding Core, Pentanahan
Lead Wire, Tap Cahnger.
39
Jadual pemeriksaan berkala transformator :
41. Konfigurasi standar (LBS/ Saklar utama)
(Koordinasi dengan pelanggan).
Buka LBS 3 phasa.
Buka sekering line.
Buka CO trafo.
Memasang grounding/ dibumikan sisi TR.
Konfigurasi Non Standar (Saklar Tanpa Peredam)
(Koordinasi dengan dengan pelanggan 3 phasa)
Buka sekering line.
Buka saklar pemisah.
Buka CO Trafo.
Memasang grounding/ dibumikan sisi TR.
40
42. Lepas semua grounding yang terpasang.
Lakukan pengecekan secara visual terhadap semua pekerjaan yang telah
diselesaikan, apakah semua peralatan/ material telah terpasang dengan baik dan
harus diyakini semuanya dalam keadaan aman untuk dioperasikan.
Masukkan fuse cut out satu persatu, mulai dari S, R dan T.
Ukur tegangan masuk di LV Panel, antara phasa dengan phasa, phasa dengan
netral. Jika tegangannya menunjukkan nilai normal, lakukan pembebanan trafo.
Masukkan sakelar utama (helbom).
Pembebanan trafo dengan cara memasukkan NH Fuse jurusan, satu per-satu
mulai phasa S, R dan T.
Ukur parameter-parameter tegangan, arus dan temperatur mur baut, NH Fuse,
sambungan (konektor).
Jika semua proses tersebut di atas sudah dilakukan dan menunjukkan hasil yang
baik (tidak ada kelainan), selanjutnya pitu LV Panel dapat ditutup dan dikunci.
Pekerjaan dinyatakan telah selesai dan dibuatkan berita acara.
41
43. Penambahan instalasi pembumian (grounding/ ground rod).
Penggantian joint kabel keluar dengan JTR (padam satu line JTR). Dalam
konteks ini, sebelum pemadaman perlu memberitahukan/ pemberitahuan
kepada pelanggan melalui media massa.
Pengelasan dan pengecatan bagian luar LV Panel.
Jika pekerjaan telah diselesaikan :
Cek kembali hasil pekerjaan secara visual, mekanik dan harus diyakini bahwa
pekerjaan telah baik dan benar.
Jika pekerjaan memerlukan pemadaman salah satu fuse jurusan, pastikan
bahwa line jurusan tersebut sudah aman. Jika telah aman, masukkan NH
Fuse jurusan satu per-satu mulai dari phasa S, R dan T.
Ukur tegangan antara phasa dengan phasa, antara phasa dengan nol. Jika
kondisinya normal, tutup pintu LV Panel kemudian dikunci. Pekerjaan dinyatakan
selesai dan dibuatkan berita acara.
42
44. Pengoperasian Trafo Distribusi terbagi menjadi :
Trafi Distribusi telah selesai dibangun dan siap diopersikan untuk melayani
konsumen.
Trafo Distribusi yang sudah mati (off) karena gangguan atau karena ada
keperluan (pekerjaan/ pemeliharaan).
Tujuan SOP adalah untuk mengantisipasi adanya :
Kesalahan – kesalahan manuver di Gardu Distribusi.
Menghindari kerusakan peralatan.
Kecelakaan manusia.
43
47. CO
LA
CO
LA
Melindungi sistem jaringan
Distribusi
Melindungi trafo.
Bila LA rusak, jaringan
ikut padam.
Mencari letak gangguan
sulit, sehingga konsumen
yang padam banyak & lama.
Melindungi sistem terbatas.
Melindungi trafo.
Bila LA rusak, jaringan
tidak padam.
Tidak sulit mencari letak
gangguan, konsumen yang
padam sedikit.
KONSTRUKSI LAMA KONSTRUKSI BARU
46
48. LA U1 V1 U2 V2
LA U1 V1 U2 V2
LA U1 V1 U2 V2
R S T N
G G
CO CO CO
47
49. Pengambilan Minyak Trafo
HATI-HATI
CARA MENGAMBIL
DAN MEMBAWANYA
Pelaksanaan pemeriksaan :
3 tahun sejak dipasan (dioperasikan).
Setiap setahun sekali, untuk pemerik-
saan berikutnya.
Fungsi minyak trafo :
Mengisolasi tegangan antara lilitan
dengan besi, lilitan dengan bodi dan
antara bagian - bagian bertegangan
lainnya.
Memindahkan panas yang ditimbul
kan oleh besi/ core dan lilitan
ke peralatan pendingin.
48
54. Pemeriksaan LV panel dengan
alat infra red merupakan
salah satu cara untuk
mengetahui/ mendeteksi
komponen yg panas.
Sehingga dlm pelaksanaan
pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik dan sempurna.
53
56. Membersihkan kerak-kerak
pada sambungan–sambungan
di rel TR.
Penggantian sepatu kabel
dengan bimetal, bila bahannya
lain.
Pengencangan mur baut pada
sambungan
Pengecatan LV panel .
55
PERHATIAN :
GUNAKAN PERALATAN KERJA
DAN PERLENGKAPAN K3
YANG SESUAI
60. PANJANG
2,5 m
C.CLAMP CU
DI PRES / DES
RING CLAMP
DI BAUT
PANJANG CU 15 cm
DIA METER
CU 50 mm2
PRAL LALU
DI PERTIN
DIA METER
16 mm2
PERBAIKAN DAN PENGGANTIAN
KONDUKTOR GROUNDING YANG RUSAK
Ǿ16 mm
Ǿ13 mm
PANJANG
250 mm
BAHAN BETON
Yzer dilapisi
CU 2,8 micron
59
67. 66
Jaringan distribusi merupakan ujung akhir pada sistem tenaga listrik, yang
langsung melayani pelanggan listrik PLN.
Agar terwujud mutu dan keandalan (Mudal) yang baik, dalam pengoperasian
dan pemeliharaannya harus dilakukan dengan baik.
Aspek manajemen yang perlu diperhatikan dan dipenuhi, adalah :
Kemampuan dalam mengidentifikasi kondisi jaring distribusi.
Kemampuan dalam menginventarisasi kondisi dan gangguan yang timbul
pada jaring distribusi.
Responsifitas dalam menangani (mengatasi) timbulnya gangguan dan
pemeliharaan secara benar.
Harus mampu mengkoordinasikan dengan baik pada saat melakukan
pekerjaan pemeliharaan, karena pada umumnya memerlukan pemadaman
dan waktu yang tersedia untuk melaksanakan pekerjaaan terbatas.
Mampu melakukan prioritas pekerjaan, berdasarkan situasi dan kondisi yang
ada di lapangan.
Koordinasi secara komprehensif terhadap pengoperasian dan pemeliharaan
jaring distribusi, mulai dari awal sampai dengan akhir pekerjaan.
68. 67
Para pekerja lapangan harus memiliki pengetahuan (Knowledge), keterampilan
(Skill) dan sikap kerja (Attitude) yang memadai, sesuai dengan tantangan
pekerjaan yang dihadapi.
Kontraktor harus memiliki Penanggung Jawab Teknik yang bersertifikat
Keahlian, sekurang-kurangnya Kualifikasi Ahli Madya.
Para tenaga kerja lapangan harus memiliki sertifikat keahlian dan/ atau
keterampilan sesuai dengan klasifikasi dan kualifikasi pekerjaan yang ditangani.
Personil pelaksana pekerjaan dari Kontraktor dan personil pengawas pekerjaan
dari PLN, harus memiliki persepsi yang sama terhadap pekerjaan yang ditangani
sehingga menunjang kelancaran pekerjaan di lapangan.
Para tenaga kerja lapangan harus memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi,
menginventarisasi dan melaksanakan pekerjaan secara baik, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
69. 68
Mengingat pada umumnya pekerjaan ini berhubungan dengan instalasi listrik
dalam keadaan bertegangan, maka masalah keselamatan kerja harus
diperhatikan dengan baik.
Harus dipenuhi dengan baik standard operation procedure (SOP) dalam
melaksanakan pekerjaan di instalasi yang dalam keadaan bertegangan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dan dipenuhi, antara lain :
Siapkan semua peralatan/ material kerja secara lengkap.
Siapkan semua perlengkapan (peralatan) kerja dan keselamatan kerja secara
lengkap.
Siapkan para pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan dalam keadaan
sehat jasmani dan rokhani, dengan jumlah tenaga kerja yang proporsional
dengan pekerjaan yang akan ditangani.
Mulailah bekerja dan ikutilah SOP dengan disiplin, sejak mulai pekerjaan
sampai dengan energizing kembali.
Koordinasikan dengan semua pihak terkait, untuk meminimalisir masalah
yang mungkin timbul.