3. Pelayaran di kepulauan Nusantara
Teknologi Perkapalan Sistem Angin Teknologi Kompas
Perahu bercadik
dan perahu tidak
bercadik
Perahu
Lesung
Kapal Jung
4. 1. Pelayaran di Kepulauan Nusantara
aktivitas pelayaran di Indonesia :
a. Teknologi perkapalan
Kemampuan membuat kapal sudah
dimiliki masyarakat Nusantara sejak masa
praaksara dan terus berkembang pada
masa Hindu-Budha. Bukti yang
menunjukkan kemampuan masyarakat
dalam membuat kapal adalah prasasti
Bebetin yang berangka tahun 818 Saka
5. Bukti kemajuan teknologi perkapalan di
Indonesia juga di tunjukkan oleh relief
kapal tersebut menimbulkan asumsi
bahwa masyarakat Indonesia memiliki
kedekatan dengan budaya maritim. Para
ahli sejarah meyakini pada masa Hindu-
Buddha masyarakat Indonesia telah
mengenal tiga jenis kapal, yaitu perahu
lesung, perahu bercadik, dan perahu tidak
bercadik.
8. Selain ketiga kapal tersebut
juga ada kapal berukuran
besar dari Indonesia yang di
kenal oleh para pedagang
Cina yaitu kapal Jung. Kapal
ini menguasai perairan
Indonesia pada abad XIII-
XIV Masehi. Kapal ini di buat
di sepanjang pantai utara
jawa dan pantai Kalimantan
bagian selatan.Jung di buat dengan kayu jati dan kayu besi dengan
jalinan papan kayu tanpa menggunakan paku dan besi.
Jung di gunakan untuk mengangkut barang dagangan
seberat 350-500 ton beserta ratusan penumpang. Kapal
ini merupakan bukti kemampuan Indonesia di bidang
pelayaran dan teknologi perkapalan.
9. b. Sistem Angin
Sistem angin wilayah Nusantara
memungkinkan pengembangan jalur
pelayaran dari barat ke timur dan
sebaliknya secara teratur dengan
pola tetap. Selain sistem angin barat
dan timur, kegiatan pelayaran di
dukung oleh pengetahuan tentang
jenis-jenis angin.
10. Jenis- jenis angin yang dimanfaatkan untuk kegiatan
pelayaran sebagai berikut :
1) Angin Darat dan Angin Laut
Angin darat adalah angin yang berhembus dari arah
darat ke laut pada malam hari. Angin ini
dimanfaatkan oleh pedagang untuk bepergian dari
darat menuju lautan. Sedangkan angin laut adalah
angin yang berembus dari laut ke darat pada
siang hari. Angin ini dimanfaatkan para
pedagang untuk kembali ke darat pada siang
hari.
2) Angin Monsun
Angin monsun berembus secara periodik dan
berganti arah secara berlawanan setiap
setengah tahun. Angin monsun di bedakan
11. a. Angin Monsun Barat
Angin monsun barat berembus dari Benua Asia ke
Benua Australia. Angin ini bertiup pada bulan
Oktober-April. Angin ini di manfaatkan para pedagang
India untuk berangkat menuju Indonesia.
b. Angin Monsun Timur
Angin Monsun Timur beriup dari Benua Australia ke
Benua Asia. Angin ini berembus pada bulan April-
Oktober. Angin ini dimanfaatkan pedagang India
untuk kembali ke daerah asalnya.
Keberadaan angin monsun menyebabkan wilayah
Indonesia memiliki kedudukan istimewa sebagai
pusat perdagangan.
12. c. Teknologi Kompas
Pelayaran di wilayah Nusantara pada awalnya hanya di
dukung dengan teknologi dan pengetahuan sederhana.
Perahu sampan yang merupakan bentuk awal kapal
modern hanya di pakai sebagai alat transportasi sungai.
Pada tahap ini masyarakat di wilayah Nusantara belum
mengenal sistem angin dan teknologi lain pendukung
pelayaran.
Pada mulanya penunjuk arah dalam pelayaran kuno
menggunakan pengetahuan rasi bintang, bentuk awan,
pantulan sinar matahari, warna atau jenis air laut, kuat arus
dsb.
Selanjutnya, manusia berhasil menciptakan alat yang
sekarang dikenal dengan nama kompas. Kompas
merupakan alat navigasi untuk menentukan arah berupa
sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas
menyelaraskan dengan medan magnet bumi secara
akurat.
Penumuan kompas merupakan revolusi besar alam
sejarah pelayaran di dunia. Kompas memberikan rujukan
arah tertentu sehingga sangat membantu dalam bidang
navigasi. Selain kompas mereka juga menggunakan