SlideShare a Scribd company logo
EFEKTIVITAS 
PELAYANAN 
PUBLIK 
JALAN DI TEMPAT 
OLEH : 
Deddy Pandji Santosa 
1 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
ABSTRAK 
Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan, pelayanan publik yang 
merupakan tugas dari birokrasi pemerintahan belum berjalan secara efektif dan 
efisien pasca reformasi tahun 1998. Reformasi yang terjadi tidak menyentuh kepada 
perubahan di sektor administrasi public terutama reformasi birokrasi, yang terjadi 
hanya reformasi bidang politik saja, sehingga sektor pelayanan public masih 
cenderung jalan di tempat. 
Reformasi pelayanan public diperlukan dalan era globalisasi saat ini, berkaitan 
dengan peningkatan daya saing dalam bidang pelayanan barang dan jasa. 
Reformasi Pelayanan public harus mencakup semua aspek mulai dari berapa waktu 
yang diberikan dan berapa biaya yang dibebankan kepada masyarakat. 
Dengan melalui reformasi birokrasi diharapkan akan meningkatkan kualitas 
pelayanan public terhadap masyarakat 
Kata Kunci : Transparansi, Akuntabilitas, Partisipatif, Kesamaan hak. 
2 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
I. PENDAHULUAN 
1.1 Latar belakang Makalah 
Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi publik 
di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan 
penyelesaian yang komprehensif. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan 
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat 
dipisahkan dari kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu menuntut pelayanan 
publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai 
dengan harapan. Pemerintahan milik masyarakat akan tercipta jika birokrat dapat 
mendefinisikan ulang tugas dan fungsi mereka. 
Masyarakat diberdayakan sehingga mampu mengontrol pelayanan yang 
diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol dari masyarakat pelayanan publik 
akan lebih baik karena mereka akan memiliki komitmen yang lebih baik, lebih 
peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. 
Sebagaimana disampaikan oleh Osborne dan Plastrik ( 2004: 322-323) yang 
menyatakan bahwa : 
Pemerintah milik masyarakat mengalihkan wewenang kontrol yang 
dimilikinya ketangan masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga 
mampu mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan 
adanya kontrol dari masyarakat, pegawai negeri ( dan juga pejabat 
terpilih, politisi ) akan memiliki komitmen yang lebih baik, lebih 
peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. 
Definisi pelayanan publik menurut KepMenPAN no 25 Tahun 2004 adalah : 
Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik 
3 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam rangka 
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan KepMenPAN No 
58 Tahun 2002 mengelompokan tiga jenis pelayanan dari instansi pemerintah serta 
BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri 
dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu (1) Pelayanan 
administratif, (2) Pelayanan barang, (3) Pelayanan jasa. 
Jenis pelayanan administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit 
pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan 
kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa 
dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain. 
Misalnya jenis pelayanan sertifikat tanah, pelayanan IMB, pelayanan administrasi 
kependudukan ( KTP, NTCR, Akte kelahiran, dan akte kematian). Jenis pelayanan 
barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan 
penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan 
penyampaiannya kepada konsumen langsung ( sebagai unit atau individual) dalam 
suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilakan produk akhir 
berwujud benda ( berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai 
tambah secara langsung bagi penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, 
pelayanan air bersih, pelayanan telpon. Jenis pelayanan jasa adalah jenis pelayanan 
yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya. 
Pengoprasiannya berdasarkan suatu system pengoprasian tertentu dan pasti. Produk 
akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara 
langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan 
4 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
angkutan darat, laut dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, 
pelayanan pos dan pelayanan pemadam kebakaran. Ketiga peraturan yang 
dikeluarkan pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara 
tentang pelayanan publik tersebut orientasinya adalah pelanggan atau publik 
( masyarakat) yang dilayani. Hal ini tegas disebutkan dalam isi peraturan tersebut, 
dalam artian bahwa kalau kinerja pelayanan publik instansi pemerintah berdasarkan 
peraturan tersebut orientasinya juga pelanggan, maka perhatian aparatur pelayanan 
publik harus berorientasi kepada publik. 
Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih 
strategis oleh Gaspersz dalam Sinambela dkk ( 2006:6) mengemukakan bahwa pada 
dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok: 
1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan 
langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan 
pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk; 
2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau 
kerusakan. 
Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena 
perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung “berjalan di tempat”. Buruknya 
pelayanan publik di Indonesia sering menjadi variabel penting yang mendorong 
munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Krisis kepercayaan 
masyarakat teraktualisasi dalam bentuk protes dan demonstrasi yang cenderung 
tidak sehat menunjukkan kefrustasian publik terhadap pemerintahnya. Efisiensi dan 
5 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Efektivitas pelayanan Publik belum menunjukkan peningkatan setelah era reformasi, 
masyarakat masih belum terbebaskan dari biaya Siluman, terutama untuk 
mendapatkan surat izin usaha perdagangan, sertifikat tanah, dan semua perizinan 
yang dikeluarkan oleh Kepolisian. Kepolisian merupakan institusi yang paling 
buruk dalam pelayanan publik dibandingkan institusi lainnya. 
Sampai akhir tahun 2010, masyarakat masih belum memiliki kepastian 
dalam hal biaya dan waktu dalam memperoleh pelayanan publik, terutama yang 
diberikan oleh birokrasi pemerintah dan kepolisian. Mekanisme pasar yang didorong 
melalui Kebijakan kompetitif, lebih berhasil dalam menyediakan pelayanan yang 
murah, responsif dan inovatif. Sebaliknya mekanisme administrasi masih mengidap 
penyakit birokrasi, seperti lamban, berbelit-belit dan kurang berkualitas. Secara 
empirik kualitas pelayanan publik yang terjadi selama ini masih rendah dengan 
bercirikan : berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. 
Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan 
sebagai pihak yang melayani bukan yang dilayani. Pelayanan yang harusnya 
ditujukan kepada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat 
terhadap negara, artinya adalah bahwa birokrat sesungguhnya haruslah memberikan 
pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. 
Berdasarkan uraian di atas serta hasil pengamatan dari kelompok III selama 
ini, Kualitas Pelayanan Publik nya ditinjau dari karakteristik; Transparansi belum 
efektif; ditinjau dari karakteristik; akuntabilitas, pelayanan masih sering tidak sesuai 
peraturan perundang-undangan, serta di lihat dari karakteristik lainnya seperti; 
6 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Kondisional; Partisipatif; Persamaan hak; Keseimbangan hak dan kewajiban masih 
belum sesuai dengan harapan masyarakat. 
Redahnya Kualitas Pelayanan Publik menurut karakteristiknya yang selama 
ini diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut : 
Tabel 1.1 Standar kualitas pelayanan publik dan pelaksanaannya 
No Karakteristik 
Kualitas 
Pelayanan publik 
Yang diinginkan sesuai 
standar kualitas pelayanan 
publik 
(das sollen) 
Pelaksanaan 
(das sein) 
1 Transparansi 
1.Pelayanan bersifat terbuka, 
2. Mudah diakses, 
3. Disediakan secara memadai, 
4. Mudah dimengerti 
Pelayanan tertutup, 
berbelit-belit, susah 
diakses, tidak tersedia dan 
tidak memadai 
2 Akuntabilitas 
1.Pelayanan dapat 
dipertanggung jawabkan, 
2.sesuai ketentuan perundang-undangan 
Pelayanan Tidak bisa 
dipertanggung jawabkan. 
Tidak sesuai dengan 
peraturan 
3 Kondisional 
1.Pelayanan sesuai kondisi dan 
kemampuan pemberi dan 
penerima pelayanan 
2.Berpegang pada prinsip 
efisiensi dan efektivitas 
Tidak disesuaikan dengan 
kemampuan pelanggan 
Boros biaya dan waktu, 
tidak efisien dan efektif 
4 Partisipatif 
1.Pelayanan dapat mendorong 
peran serta masyarakat 
2.Memperhatikan aspirasi 
3.Memenuhi kebutuhan dan 
harapan masyarakat 
Membuat masyarakat 
apatis. 
Tidak aspiratif. 
Tidak sesuai dengan 
harapan masyarakat. 
1.Tidak diskriminatif baik 
SARA, 
7 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
5 Persamaan hak 2. status sosial Diskriminatif/ Kedekatan 
hubungan/nepotisme 
6 
Keseimbangan 
hak, dan 
kewajiban 1.Pelayanan yang berkeadilan 
Pelayanan mendahulukan 
yang memberi imbalan. 
Sumber: Hasil pengamatan Kelompok III di Pemerintah Kota Bandung Tahun 
2011-2012. 
1.2 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalahnya 
sebagai berikut: 
1. Bagaimana pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung? 
2. Masalah apa saja yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Publik oleh 
Pemerintah Kota Bandung? 
3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam rangka meningkatkan Kualitas 
Pelayanan Publik oleh Pemerinah Kota Bandung? 
1.3 Maksud dan Tujuan Makalah 
1.3.1 Maksud Makalah 
Bertitik tolak dari permasalahan di atas, makalah ini bermaksud untuk 
mengkaji dan menganalisis pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota 
Bandung. 
8 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
1.3.2 Tujuan Makalah 
1. Untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan Pelayanan Publik oleh 
Pemerintah Kota Bandung. 
2. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi pada saat 
Pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 
3. Untuk mengetahui upaya – upaya apa saja yang dilakukan dalam rangka 
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 
1.4 Kerangka Berpikir 
Berdasarkan rumusan masalah, maka kerangka berpikir kelompok III adalah 
mengenai teori tentang variabel Kualitas Pelayanan Publik sebagai berikut: 
1.4.1 Pelayanan Publik 
Jika dihubungkan dengan Administrasi publik, pelayanan adalah kualitas 
pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak definisi 
yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih 
strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik 
langsung dari suatu produk, seperti : 
1. Kinerja ( performance); 
2. Keandalan ( reliability); 
3. Mudah dalam penggunaan ( ease of use); 
4. Estetika ( esthetics), dan sebagainya. 
9 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala 
sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan ( meeting the 
needs of customers). 
Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih 
strategis oleh Gaspersz dalam Sinambela dkk ( 2006:6) mengemukakan bahwa pada 
dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok: 
1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan 
langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan 
pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk; 
2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau 
kerusakan. 
Agar pelayanan yang diberikan berkualitas tentu saja kedua kualitas 
dimaksud harus terpenuhi. Negara berkembang umumnya tidak dapat memenuhi 
kedua kualitas tersebut sehingga pelayanan publiknya menjadi kurang memuaskan. 
Selanjutnya, Fitzsimmons dan Fitzsimmons dalam Sinambela dkk ( 2006:7) 
berpendapat terdapat empat indikator pelayanan publik yaitu: 
1. Reliability, yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar, 
2. Tangibles, yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya 
manusia dan sumber daya lainnya, 
3. Responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen 
dengan cepat, 
4. Assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral 
dalam memberikan pelayanan, dan empati, yang ditandai tingkat 
kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. 
10 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan pelayanan yang sistematis dan 
komprehensif yang lebih dikenal dengan konsep pelayanan prima. Aparat pelayanan 
hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima seperti yang terdapat 
dalam agenda perilaku pelayanan prima sektor publik SESPANAS LAN. Variabel 
dimaksud adalah; 
1. Pemerintah yang bertugas melayani; 
2. Masyarakat yang dilayani pemerintah; 
3. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik; 
4. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih; 
5. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan 
pelayanan; 
6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai standard dan 
asas pelayanan masyarakat; 
7. Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan 
masyarakat; 
8. Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan masyarakat, apakah 
masing-masing telah menjalankan fungsi mereka. 
Variabel pelayanan prima di sektor publik seperti di atas dapat 
diimplementasikan apabila aparat pelayanan berhasil menjadikan kepuasan 
pelanggan sebagai tujuan utamanya. Agar kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan 
utama terpenuhi, aparatur pelayan dituntut untuk mengetahui dengan pasti siapa 
pelanggannya. 
Selain peningkatan kualitas pelayanan melalui pelayanan prima, pelayanan 
yang berkualitas juga dapat dilakukan dengan konsep “layanan sepenuh hati”. Oleh 
karena itu, aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan layanan kepada pelanggan 
11 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
dengan sepenuh hati. Bahkan kepuasan pelangganlah yang dapat dijadikan 
barometer dalam mengukur keberhasilan dalam pelayanan. Paradigma pelayanan 
publik di Indonesia haruslah diubah. Berbagai fenomena pelayanan publik harus 
diperbaiki, sehingga pelayanan publik dapat dioptimalkan. 
1.4.2 Kualitas Pelayanan Publik 
Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, 
melalui kualitas pelayanan prima, menurut Gaspersz dalam Sinambela dkk, 
(2006:6) tercermin dari karakteristik: 
(1) Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan 
dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan 
secara memadai serta mudah dimengerti, 
(2) Akuntabilitas, yaitu pelayanan dapat dipertanggung jawabkan sesuai 
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, 
(3) Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan 
kemapuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang 
pada prinsip efisiensi dan efektifitas, 
(4) Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta 
masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan 
masyarakat, 
(5) Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi 
dilihat dari aspek apapun khususnya sara, status sosial, 
(6) Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang 
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima 
pelayanan publik”. 
Rendahnya Kualitas pelayanan publik dapat dilihat juga dari faktor biaya dan 
waktu seperti yang disampaikan oleh Sinambela ( 2006:28) yang mengatakan 
bahwa: 
12 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Masyarakat masih belum memiliki kepastian dalam hal biaya dan 
waktu dalam memperoleh pelayanan publik, terutama yang diberikan 
oleh birokrasi pemerintah dan kepolisian. Kepastian informasi lebih 
disediakan oleh swasta, bahkan dengan berbagai kemudahan. Gejala 
terakhir ini tidak terlepas dari semakin meningkatkan kompetisi antar 
pelaku implementasi kebijakan. Mekanisme pasar yang didorong 
melalui kebijakan kompetitif, lebih berhasil dalam menyediakan 
pelayanan yang murah, responsive dan inovatif. Sebaliknya mekanisme 
administrative masih mengidap penyakit birokrasi, seperti lamban, 
berbelit-belit, dan kurang berkualitas. 
1.5 Hipotesis Makalah 
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir makalah tersebut, maka 
dapat dirumuskan hipotesis makalah sebagai berikut: 
1. Apabila Pelayanan Publik dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung 
sesuai dengan standar /aturan atau teori-teorinya maka Kualitas Pelayanan 
publik akan meningkat. 
2. Apabila masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Pelayanan 
publik dapat diatasi, maka Kualitas Pelayanan Publik di Pemerintah Kota 
Bandung akan meningkat. 
3. Apabila upaya-upaya yang dilakukan tepat dalam pelaksanaan Pelayanan 
publik, maka Kualitas Pelayanan Publik di Pemerintah Kota Bandung akan 
meningkat. 
1.6 Pembahasan Dan Upaya Penanggulangan 
1.6.1 Pelayanan Publik di Indonesia 
13 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Tidak ada pihak yang dapat memungkiri tentang pesatnya perubahan sistem 
politik di Indonesia terutama sejak tahun 1998. Namun, masalah kebijakan dan 
pelayanan publik juga semakin berkembang menjadi isu sentral yang memerlukan 
penataan sistem administrasi negara dan sistem pembuatan kebijakan publik yang 
lebih partisipatoris. Itulah sebabnya gerakan reformasi menjadi komitmen kolektif 
masyarakat Indonesia untuk mendorong pemerintah menciptakan kebijakan dan 
pelayanan publik yang semakin baik dan memihak kepada kepentingan luas 
masyarakat. Karena setuju atau tidak setuju, hal inilah yang banyak merugikan 
publik selama pemerintahan orde baru, bahkan hingga sekarang. Untuk itu salah satu 
dimensi dari keinginan perubahan itu adalah pemihakan pemerintah kepada 
kepentingan publik melalui pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik yang lebih 
menguntungkan. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi wajar dari rendahnya 
partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Oleh karena itu 
keinginan politik ( political will) dari pemerintah nasional untuk menciptakan 
otonomi daerah perlu didukung. Karena dikhawatirkan dengan tidak adanya 
kewenangan pemerintah di daerah dalam menentukan kebijakan untuk pelayanan 
publik di daerahnya adalah salah satu penyebab kurang efisien dan efektifnya fungsi 
birokrasi pemerintahan. 
Sampai saat ini pelayanan birokrasi pemerintahan kita masih kurang 
produktif dan jauh dari harapan publik. Tugas pemerintahan yang dijalankan oleh 
para birokrat lebih banyak dilakukan sesuai dengan jalan pikiran dan keinginan 
sendiri. Kondisi yang memungkinkan terciptanya iklim birokrasi dan aparatur 
Negara yang mengabdi pada rakyat ( public servant) harus terus diupayakan dan 
14 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
dioptimalkan, sebab birokrasi pemerintahan kita masih terkesan prosedural, lamban/ 
tidak tepat waktu atau waktu penyelesaian yang tidak jelas, tidak produktif, berbiaya 
tinggi dan melalaikan kepentingan publik. Selama campur tangan pemerintah 
( birokrasi) terlalu luas dalam sektor kehidupan publik, dipastikan pelayanan 
birokrasi akan semakin kompleks ( over administration) dan kemungkinan aktivitas 
kegiatan publik juga akan berbiaya tinggi, utamanya dalam sektor kegiatan ekonomi. 
Karena pengalaman menunjukkan bahwa, orientasi birokrasi dalam arti red tape, 
banyak meja yang harus dilalui untuk pelayanan jasa adalah inefisiensi dalam 
kegiatan publik, serta pada dasarnya pemerintah belum memiliki standar pelayanan 
yang baik. Kondisi ini masih menggejala di banyak sektor pelayanan birokrasi 
pemerintahan. Hal ini yang tidak dapat dibiarkan karena dapat menyumbang pada 
ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintahan. Lebih luas lagi, investasi akan 
semakin berkurang. 
Namun walaupun paradigma didalam Pembuatan Kebijakan oleh 
Pemerintah sudah melalui proses yang benar, tetapi pada tahap pelaksanaan masih 
banyak yang tidak menggunakan cara-cara sesuai dengan teorinya, misalnya sebagai 
contoh, masih banyak proses pembuatan/perumusan Kebijakan atau pembuatan 
peraturan-peraturan baik berupa perundang-undangan maupun berupa peraturan-peraturan 
daerah pada saat perumusannya tidak melibatkan unsur partisipasi 
masyarakat atau kelompok profesional, selanjutnya setelah Kebijakan dibuat tahap 
sosialisainya juga kadang diabaikan sehingga pada saat Kebijakan tersebut akan di 
Implementasikan tidak kurang-kurangnya menimbulkan gejolak dan aksi penolakan 
dari mayarakat profesi pada khususnya. Kebijakan yang telah dibuat oleh 
15 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
pemerintah terkadang tidak terlalu berfihak kepada masyarakat, lebih berfihak 
kepada kepentingan kelompok atau golongan tertentu, sehingga Kebijakan tersebut 
tidak bisa di laksanakan karena memang sejak awalnya Kebijakan itu sendiri sudah 
jelek. Pada tahap Implementasi juga terkadang masih terdapat hambatan-hambatan 
baik dari masyarakat yang menolak adanya Kebijakan tersebut ( Bad Policy) 
maupun dari Implementatornya, karena memang dari mereka (birokrasi) tidak ada 
keinginan untuk melaksanakannya ( Bed Implementation), belum lagi apabila 
menemukan hal-hal yang memang menjadikan Kebijakan tersebut susah untuk di 
Implementasikan karena berbagai hal yang terjadi pada pihak implementator 
( Implementation Gap). 
1.6.2 Upaya Penanggulangan 
Upaya yang paling penting yang harus diperbaiki adalah kemampuan dan 
keseriusan pemerintah untuk mengubah mentalitas birokrat dari orientasi penguasa 
menjadi berbuat melayani kepentingan masyarakat secara jujur dan adil. 
Restrukturisasi kelembagaan dalam format administrasi negara yang tepat 
merupakan kondisi yang perlu dalam rangka makin menampilkan sistem pembuatan 
kebijakan dan pelayanan publik yang efisien dan efektif. Untuk itu, konsepsi dari 
administrasi negara yang menegaskan mengenai penciptaan pemerataan pelayanan 
semakin diperlukan dalam penyelenggaraan negara. Disamping itu pemerintah harus 
memiliki standar yang jelas mengenai pelayanan minimum terutama yang berkaitan 
dengan masalah waktu dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Bahkan 
administrasi negara baru, meyakini bahwa pemerintah merupakan ancaman 
potensial yang dapat menyebabkan terjadinya sumber inefisiensi ekonomi dalam 
16 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Masalah ini dapat diatasi jika proses perumusan 
dan pembuatan kebijakan dapat menghadirkan keterlibatan publik yang 
dilaksanakan secara intensif. 
1.7 Simpulan 
1. Kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota 
Bandung masih rendah, hal ini dapat dilihat dari faktor waktu yang masih 
lambat dan juga prosesnya yang berbelit-belit dikarenakan belum memiliki 
standar pelayanan minimum. 
2. Masalah-masalah yang dihadapi serta hambatan yang terdapat di dalam 
pelaksanaan pelayanan publik belum dapat diatasi sepenuhnya. 
3. Upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka 
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat ialah dengan merubah 
perilaku birokrat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusianya 
belum dilaksanakan secara optimal. 
17 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
DAFTAR PUSTAKA 
Fathoni, Abdurrahmat; 2006; Manajemen Sumber Daya Manusia; PT. Rineka 
Cipta. Jakarta. 
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi : 
Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Erlangga. Jakarta. 
Hidayat, L Misbah;2007; Reformasi Administrasi, Kajian Komparatif, 
____________Pemerintahan Tiga Presiden PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 
_______________;2005a; Teori Sosial ; Puspaga , Bandung. 
_______________;2005b; Teori Dan Isu Pembangunan, Puspaga, Bandung. 
Islamy, M. irfan; 2004; Prinsip Prinsip Perumusan Kebijakan Negara; Bumi Aksara. 
Jakarta. 
Kansil and Kansil. Christine 2005: Sistem Pemerintahan Indonesia. Bumi Aksara 
Jakarta 
Lembaga Administrasi Negara, 1996. Sistem Administrasi Negara Republik 
Indonesia, Jilid I dan II PT. Gunung Agung, Jakarta. 
Mangkunegara, Anwar Prabu; 2005; Manajemen Sumber Daya Manusia 
Perusahaan ; PT.Remaja Rosdakarya.Bandung. 
Ndraha, Talizduhu; 1989. Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia. Bina 
Aksara, Jakarta. 
_______________ ; 2003; Kebernology ( Ilmu Pemerintahan Baru); PT. Rineka 
Cipta, Jakarta. 
_______________;2005; Teori Budaya Organisasi; PT Rineka Cipta Jakarta 
Nugroho.D. Riant; 2004; Kebijakan Publik ( Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi 
; PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 
18 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
Osborne, David dan Peter Plastrik; 2001; Memangkas Birokrasi ; PPM, Revisi oleh 
CV Teruna Grafi. Jakarta. 
Osborne dan Ted Gaebler;1999; Mewirausahakan Birokrasi; PT. Pustaka Binaman 
Presindo.; Jakarta. 
Pasolong, Harbani;2007; Teori Administrasi Publik;Alfabeta, Bandung. 
Robbins, Stephen P;2003; Perilaku Organisasi; Alih Bahasa Tim Indeks; PT Indeks 
Kelompok Gramedia Jakarta. 
_________________: 2001; Organizational Behavior : Concepts, Controversies, 
Application ( 9th Edition). New Jersey; Prentice- Hall. Inc. 
Rosyidi, Ero. 1994. Kebijaksanaan Pemerintahan Daerah, CV. Diponegoro, 
Bandung. 
Sedarmayanti,2007; Manajemen Sumber Daya Manusia; PT Refika 
Aditama.Bandung 
Siagian, Sondang P; 1998; Manajemen Abad 21; Bumi Aksara; Jakarta 
_______________; 2003 Teori & Praktek Kepemimpinan ; PT Rineka Cipta, 
Jakarta. 
________________;2005; Manajemen Sumber Daya Manusia; Bumi Aksara, 
Jakarta. 
________________;2005 ; Administrasi Pembangunan, Bumi Aksara Jakarta. 
Simon, Herbert A; 2004; Administrative Behaviour; PT Bumi Aksara, Jakarta. 
Sinambela, Lijan Poltak; 2006; Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan dan 
Implementasi;PT Bumi Aksara, Jakarta. 
Supriatna, Tjahya. 1996. Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah, Bumi 
Aksara, Jakarta. 
Thoha, Miftah;2005; Dimensi dimensi Prima Imu Administrasi Negara ; PT Raja 
Grafindo Persada, Jakarta. 
___________________;2007; Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya; 
PT Raja Grapindo Persada, Jakarta. 
Turmudzi, Didi : 2009 ; Kearifan Budaya dan Politik Sunda. Menggali Potensi 
Lokal Mengangkat Harkat Bangsa. Universitas Pasundan Bandung. 
19 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT
20 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN 
DI TEMPAT

More Related Content

What's hot

Kuesioner skl-gabungan-dikonversi
Kuesioner skl-gabungan-dikonversiKuesioner skl-gabungan-dikonversi
Kuesioner skl-gabungan-dikonversi
WulanWijaya5
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
Septian Muna Barakati
 
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
Jimmy L
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
93220872
 
Kinerja pelayanan publik
Kinerja pelayanan publikKinerja pelayanan publik
Kinerja pelayanan publikAria Suyudi
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Researcher Syndicate68
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
Hafida Siti
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Aulia Nofrianti
 
Ppt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaanPpt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaan
yunia mufattiro
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologi
Kim Bhie SJs
 
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIKPenyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Dadang Solihin
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Gedhe Foundation
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaanAdii Baweel
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
Yulia Fauzi
 
Makalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publikMakalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publik
Grace Timisela-Salampessy
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Nindra Ayu
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Ella Banurea
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
ilmanafia13
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
MuhammadIqbal169
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
mansur p5
 

What's hot (20)

Kuesioner skl-gabungan-dikonversi
Kuesioner skl-gabungan-dikonversiKuesioner skl-gabungan-dikonversi
Kuesioner skl-gabungan-dikonversi
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
UU Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana diubah UU Nomor 10 Tahun ...
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Kinerja pelayanan publik
Kinerja pelayanan publikKinerja pelayanan publik
Kinerja pelayanan publik
 
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah  dinamika dan probl...
Pelayanan publik di era desentralisasi dan otonomi daerah dinamika dan probl...
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Ppt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaanPpt ekonomi perkotaan
Ppt ekonomi perkotaan
 
Ukuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologiUkuran-ukuran epidemiologi
Ukuran-ukuran epidemiologi
 
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIKPenyusunan  Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
Penyusunan Rencana Strategis Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian PTIK
 
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo NugrohoModul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
 
Makalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publikMakalah Pelayanan publik
Makalah Pelayanan publik
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
Sistem Pembiayaan Kesehatan di Korea Selatan - Health Financing System in Sou...
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negaraKedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
Kedudukan dan fungsi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara
 
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
Outline penelitian ( ikip pgri pontianak ).
 

Viewers also liked

1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...pjj_kemenkes
 
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
BungaDessytaPrameswari
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
Muhammad Khamdan
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Yabniel Lit Jingga
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Dadang Solihin
 

Viewers also liked (6)

54997172 etika-organisasi-pemerintah
54997172 etika-organisasi-pemerintah54997172 etika-organisasi-pemerintah
54997172 etika-organisasi-pemerintah
 
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...1	Aspek Hukum Praktik Keperawatan			 2	Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
1 Aspek Hukum Praktik Keperawatan 2 Politik dan Kebijakan dalam Kesehatan ...
 
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
 
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
Kebijakan kesehatan di indonesia(1)
 
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi InformasiInovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
Inovasi Pelayanan Publik berbasis Teknologi Informasi
 

Similar to Pelayanan publik

MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.docMASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
syakurabdul2
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
Mhd Habib
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
harrywiryatama1
 
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi NegaraPelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
arifakartikasari
 
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
agus laogi
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publikAlfajar A
 
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptxMateri Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
FrengkyBerutu1
 
Rekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasiRekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasi
Bambang Wicaksono Triantoro
 
2480-7198-1-PB.pdf
2480-7198-1-PB.pdf2480-7198-1-PB.pdf
2480-7198-1-PB.pdf
RahmatR8
 
Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013
Ista Istanti
 
Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani
Aries Veronica
 
Rangkuman asp
Rangkuman aspRangkuman asp
Rangkuman asp
adabijak22
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1
Dewi Abiz
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Excruciate Limited
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
Septian Muna Barakati
 
inovasi birokrasi
inovasi birokrasiinovasi birokrasi
inovasi birokrasi
numbelz
 
Tugas Pelayanan Publik
Tugas Pelayanan PublikTugas Pelayanan Publik
Tugas Pelayanan Publik
harrywiryatama1
 

Similar to Pelayanan publik (20)

MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.docMASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
MASALAH PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK.doc
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi NegaraPelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
 
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
Modul 11 pelayanan publik bidang kesehatan (update 180918)
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
Manajemen publik
Manajemen publikManajemen publik
Manajemen publik
 
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptxMateri Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
Materi Teori Pemerintahan Pertemuan 7.pptx
 
Rekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasiRekonstruksi kultural birokrasi
Rekonstruksi kultural birokrasi
 
2480-7198-1-PB.pdf
2480-7198-1-PB.pdf2480-7198-1-PB.pdf
2480-7198-1-PB.pdf
 
Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013Hasil ikm kab_kp_2013
Hasil ikm kab_kp_2013
 
Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani
 
Rangkuman asp
Rangkuman aspRangkuman asp
Rangkuman asp
 
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1Madekarapesinunpadbab1
Madekarapesinunpadbab1
 
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
Proposal Pendahuluan PENGARUH KEPUASAN PEGAWAI MASYARAKAT TERHADAP KINERJA PE...
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 
inovasi birokrasi
inovasi birokrasiinovasi birokrasi
inovasi birokrasi
 
Tugas Pelayanan Publik
Tugas Pelayanan PublikTugas Pelayanan Publik
Tugas Pelayanan Publik
 

Recently uploaded

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
moh3315
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
arielardinda2
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
 

Recently uploaded (20)

Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docxLAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
LAPORAN WALI KELAS Wahyu Widayati, S.Pd.docx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptxFisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
Fisiologi Fonasi dan Saluran Napas Atas.pptx
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
 

Pelayanan publik

  • 1. EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT OLEH : Deddy Pandji Santosa 1 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 2. ABSTRAK Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan, pelayanan publik yang merupakan tugas dari birokrasi pemerintahan belum berjalan secara efektif dan efisien pasca reformasi tahun 1998. Reformasi yang terjadi tidak menyentuh kepada perubahan di sektor administrasi public terutama reformasi birokrasi, yang terjadi hanya reformasi bidang politik saja, sehingga sektor pelayanan public masih cenderung jalan di tempat. Reformasi pelayanan public diperlukan dalan era globalisasi saat ini, berkaitan dengan peningkatan daya saing dalam bidang pelayanan barang dan jasa. Reformasi Pelayanan public harus mencakup semua aspek mulai dari berapa waktu yang diberikan dan berapa biaya yang dibebankan kepada masyarakat. Dengan melalui reformasi birokrasi diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan public terhadap masyarakat Kata Kunci : Transparansi, Akuntabilitas, Partisipatif, Kesamaan hak. 2 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 3. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Makalah Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi publik di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Masyarakat setiap waktu menuntut pelayanan publik yang berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan tersebut sering tidak sesuai dengan harapan. Pemerintahan milik masyarakat akan tercipta jika birokrat dapat mendefinisikan ulang tugas dan fungsi mereka. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol dari masyarakat pelayanan publik akan lebih baik karena mereka akan memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Sebagaimana disampaikan oleh Osborne dan Plastrik ( 2004: 322-323) yang menyatakan bahwa : Pemerintah milik masyarakat mengalihkan wewenang kontrol yang dimilikinya ketangan masyarakat. Masyarakat diberdayakan sehingga mampu mengontrol pelayanan yang diberikan oleh birokrasi. Dengan adanya kontrol dari masyarakat, pegawai negeri ( dan juga pejabat terpilih, politisi ) akan memiliki komitmen yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Definisi pelayanan publik menurut KepMenPAN no 25 Tahun 2004 adalah : Segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik 3 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 4. sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima layanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan KepMenPAN No 58 Tahun 2002 mengelompokan tiga jenis pelayanan dari instansi pemerintah serta BUMN/BUMD. Pengelompokan jenis pelayanan tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu (1) Pelayanan administratif, (2) Pelayanan barang, (3) Pelayanan jasa. Jenis pelayanan administratif adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen, misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, keterangan dan lain-lain. Misalnya jenis pelayanan sertifikat tanah, pelayanan IMB, pelayanan administrasi kependudukan ( KTP, NTCR, Akte kelahiran, dan akte kematian). Jenis pelayanan barang adalah pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung ( sebagai unit atau individual) dalam suatu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilakan produk akhir berwujud benda ( berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penggunanya. Misalnya jenis pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telpon. Jenis pelayanan jasa adalah jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoprasiannya berdasarkan suatu system pengoprasian tertentu dan pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan 4 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 5. angkutan darat, laut dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos dan pelayanan pemadam kebakaran. Ketiga peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara tentang pelayanan publik tersebut orientasinya adalah pelanggan atau publik ( masyarakat) yang dilayani. Hal ini tegas disebutkan dalam isi peraturan tersebut, dalam artian bahwa kalau kinerja pelayanan publik instansi pemerintah berdasarkan peraturan tersebut orientasinya juga pelanggan, maka perhatian aparatur pelayanan publik harus berorientasi kepada publik. Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gaspersz dalam Sinambela dkk ( 2006:6) mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok: 1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk; 2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Pelayanan publik menjadi isu kebijakan yang semakin strategis karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung “berjalan di tempat”. Buruknya pelayanan publik di Indonesia sering menjadi variabel penting yang mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Krisis kepercayaan masyarakat teraktualisasi dalam bentuk protes dan demonstrasi yang cenderung tidak sehat menunjukkan kefrustasian publik terhadap pemerintahnya. Efisiensi dan 5 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 6. Efektivitas pelayanan Publik belum menunjukkan peningkatan setelah era reformasi, masyarakat masih belum terbebaskan dari biaya Siluman, terutama untuk mendapatkan surat izin usaha perdagangan, sertifikat tanah, dan semua perizinan yang dikeluarkan oleh Kepolisian. Kepolisian merupakan institusi yang paling buruk dalam pelayanan publik dibandingkan institusi lainnya. Sampai akhir tahun 2010, masyarakat masih belum memiliki kepastian dalam hal biaya dan waktu dalam memperoleh pelayanan publik, terutama yang diberikan oleh birokrasi pemerintah dan kepolisian. Mekanisme pasar yang didorong melalui Kebijakan kompetitif, lebih berhasil dalam menyediakan pelayanan yang murah, responsif dan inovatif. Sebaliknya mekanisme administrasi masih mengidap penyakit birokrasi, seperti lamban, berbelit-belit dan kurang berkualitas. Secara empirik kualitas pelayanan publik yang terjadi selama ini masih rendah dengan bercirikan : berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani bukan yang dilayani. Pelayanan yang harusnya ditujukan kepada masyarakat umum kadang dibalik menjadi pelayanan masyarakat terhadap negara, artinya adalah bahwa birokrat sesungguhnya haruslah memberikan pelayanan terbaiknya kepada masyarakat. Berdasarkan uraian di atas serta hasil pengamatan dari kelompok III selama ini, Kualitas Pelayanan Publik nya ditinjau dari karakteristik; Transparansi belum efektif; ditinjau dari karakteristik; akuntabilitas, pelayanan masih sering tidak sesuai peraturan perundang-undangan, serta di lihat dari karakteristik lainnya seperti; 6 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 7. Kondisional; Partisipatif; Persamaan hak; Keseimbangan hak dan kewajiban masih belum sesuai dengan harapan masyarakat. Redahnya Kualitas Pelayanan Publik menurut karakteristiknya yang selama ini diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.1 Standar kualitas pelayanan publik dan pelaksanaannya No Karakteristik Kualitas Pelayanan publik Yang diinginkan sesuai standar kualitas pelayanan publik (das sollen) Pelaksanaan (das sein) 1 Transparansi 1.Pelayanan bersifat terbuka, 2. Mudah diakses, 3. Disediakan secara memadai, 4. Mudah dimengerti Pelayanan tertutup, berbelit-belit, susah diakses, tidak tersedia dan tidak memadai 2 Akuntabilitas 1.Pelayanan dapat dipertanggung jawabkan, 2.sesuai ketentuan perundang-undangan Pelayanan Tidak bisa dipertanggung jawabkan. Tidak sesuai dengan peraturan 3 Kondisional 1.Pelayanan sesuai kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan 2.Berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas Tidak disesuaikan dengan kemampuan pelanggan Boros biaya dan waktu, tidak efisien dan efektif 4 Partisipatif 1.Pelayanan dapat mendorong peran serta masyarakat 2.Memperhatikan aspirasi 3.Memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat Membuat masyarakat apatis. Tidak aspiratif. Tidak sesuai dengan harapan masyarakat. 1.Tidak diskriminatif baik SARA, 7 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 8. 5 Persamaan hak 2. status sosial Diskriminatif/ Kedekatan hubungan/nepotisme 6 Keseimbangan hak, dan kewajiban 1.Pelayanan yang berkeadilan Pelayanan mendahulukan yang memberi imbalan. Sumber: Hasil pengamatan Kelompok III di Pemerintah Kota Bandung Tahun 2011-2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung? 2. Masalah apa saja yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung? 3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan dalam rangka meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik oleh Pemerinah Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Makalah 1.3.1 Maksud Makalah Bertitik tolak dari permasalahan di atas, makalah ini bermaksud untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 8 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 9. 1.3.2 Tujuan Makalah 1. Untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui masalah-masalah apa saja yang dihadapi pada saat Pelaksanaan Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 3. Untuk mengetahui upaya – upaya apa saja yang dilakukan dalam rangka Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik oleh Pemerintah Kota Bandung. 1.4 Kerangka Berpikir Berdasarkan rumusan masalah, maka kerangka berpikir kelompok III adalah mengenai teori tentang variabel Kualitas Pelayanan Publik sebagai berikut: 1.4.1 Pelayanan Publik Jika dihubungkan dengan Administrasi publik, pelayanan adalah kualitas pelayanan birokrat terhadap masyarakat. Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti : 1. Kinerja ( performance); 2. Keandalan ( reliability); 3. Mudah dalam penggunaan ( ease of use); 4. Estetika ( esthetics), dan sebagainya. 9 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 10. Adapun dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan ( meeting the needs of customers). Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gaspersz dalam Sinambela dkk ( 2006:6) mengemukakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok: 1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan kepuasan atas penggunaan produk; 2. Kualitas terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Agar pelayanan yang diberikan berkualitas tentu saja kedua kualitas dimaksud harus terpenuhi. Negara berkembang umumnya tidak dapat memenuhi kedua kualitas tersebut sehingga pelayanan publiknya menjadi kurang memuaskan. Selanjutnya, Fitzsimmons dan Fitzsimmons dalam Sinambela dkk ( 2006:7) berpendapat terdapat empat indikator pelayanan publik yaitu: 1. Reliability, yang ditandai pemberian pelayanan yang tepat dan benar, 2. Tangibles, yang ditandai dengan penyediaan yang memadai sumber daya manusia dan sumber daya lainnya, 3. Responsiveness, yang ditandai dengan keinginan melayani konsumen dengan cepat, 4. Assurance, yang ditandai tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam memberikan pelayanan, dan empati, yang ditandai tingkat kemauan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen. 10 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 11. Kualitas pelayanan berhubungan erat dengan pelayanan yang sistematis dan komprehensif yang lebih dikenal dengan konsep pelayanan prima. Aparat pelayanan hendaknya memahami variabel-variabel pelayanan prima seperti yang terdapat dalam agenda perilaku pelayanan prima sektor publik SESPANAS LAN. Variabel dimaksud adalah; 1. Pemerintah yang bertugas melayani; 2. Masyarakat yang dilayani pemerintah; 3. Kebijaksanaan yang dijadikan landasan pelayanan publik; 4. Peralatan atau sarana pelayanan yang canggih; 5. Resources yang tersedia untuk diracik dalam bentuk kegiatan pelayanan; 6. Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat sesuai standard dan asas pelayanan masyarakat; 7. Manajemen dan kepemimpinan serta organisasi pelayanan masyarakat; 8. Perilaku pejabat yang terlibat dalam pelayanan masyarakat, apakah masing-masing telah menjalankan fungsi mereka. Variabel pelayanan prima di sektor publik seperti di atas dapat diimplementasikan apabila aparat pelayanan berhasil menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya. Agar kepuasan pelanggan yang menjadi tujuan utama terpenuhi, aparatur pelayan dituntut untuk mengetahui dengan pasti siapa pelanggannya. Selain peningkatan kualitas pelayanan melalui pelayanan prima, pelayanan yang berkualitas juga dapat dilakukan dengan konsep “layanan sepenuh hati”. Oleh karena itu, aparatur pelayanan dituntut untuk memberikan layanan kepada pelanggan 11 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 12. dengan sepenuh hati. Bahkan kepuasan pelangganlah yang dapat dijadikan barometer dalam mengukur keberhasilan dalam pelayanan. Paradigma pelayanan publik di Indonesia haruslah diubah. Berbagai fenomena pelayanan publik harus diperbaiki, sehingga pelayanan publik dapat dioptimalkan. 1.4.2 Kualitas Pelayanan Publik Tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat, melalui kualitas pelayanan prima, menurut Gaspersz dalam Sinambela dkk, (2006:6) tercermin dari karakteristik: (1) Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti, (2) Akuntabilitas, yaitu pelayanan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, (3) Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemapuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas, (4) Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat, (5) Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya sara, status sosial, (6) Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik”. Rendahnya Kualitas pelayanan publik dapat dilihat juga dari faktor biaya dan waktu seperti yang disampaikan oleh Sinambela ( 2006:28) yang mengatakan bahwa: 12 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 13. Masyarakat masih belum memiliki kepastian dalam hal biaya dan waktu dalam memperoleh pelayanan publik, terutama yang diberikan oleh birokrasi pemerintah dan kepolisian. Kepastian informasi lebih disediakan oleh swasta, bahkan dengan berbagai kemudahan. Gejala terakhir ini tidak terlepas dari semakin meningkatkan kompetisi antar pelaku implementasi kebijakan. Mekanisme pasar yang didorong melalui kebijakan kompetitif, lebih berhasil dalam menyediakan pelayanan yang murah, responsive dan inovatif. Sebaliknya mekanisme administrative masih mengidap penyakit birokrasi, seperti lamban, berbelit-belit, dan kurang berkualitas. 1.5 Hipotesis Makalah Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir makalah tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis makalah sebagai berikut: 1. Apabila Pelayanan Publik dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung sesuai dengan standar /aturan atau teori-teorinya maka Kualitas Pelayanan publik akan meningkat. 2. Apabila masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan Pelayanan publik dapat diatasi, maka Kualitas Pelayanan Publik di Pemerintah Kota Bandung akan meningkat. 3. Apabila upaya-upaya yang dilakukan tepat dalam pelaksanaan Pelayanan publik, maka Kualitas Pelayanan Publik di Pemerintah Kota Bandung akan meningkat. 1.6 Pembahasan Dan Upaya Penanggulangan 1.6.1 Pelayanan Publik di Indonesia 13 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 14. Tidak ada pihak yang dapat memungkiri tentang pesatnya perubahan sistem politik di Indonesia terutama sejak tahun 1998. Namun, masalah kebijakan dan pelayanan publik juga semakin berkembang menjadi isu sentral yang memerlukan penataan sistem administrasi negara dan sistem pembuatan kebijakan publik yang lebih partisipatoris. Itulah sebabnya gerakan reformasi menjadi komitmen kolektif masyarakat Indonesia untuk mendorong pemerintah menciptakan kebijakan dan pelayanan publik yang semakin baik dan memihak kepada kepentingan luas masyarakat. Karena setuju atau tidak setuju, hal inilah yang banyak merugikan publik selama pemerintahan orde baru, bahkan hingga sekarang. Untuk itu salah satu dimensi dari keinginan perubahan itu adalah pemihakan pemerintah kepada kepentingan publik melalui pengelolaan kebijakan dan pelayanan publik yang lebih menguntungkan. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi wajar dari rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan publik. Oleh karena itu keinginan politik ( political will) dari pemerintah nasional untuk menciptakan otonomi daerah perlu didukung. Karena dikhawatirkan dengan tidak adanya kewenangan pemerintah di daerah dalam menentukan kebijakan untuk pelayanan publik di daerahnya adalah salah satu penyebab kurang efisien dan efektifnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sampai saat ini pelayanan birokrasi pemerintahan kita masih kurang produktif dan jauh dari harapan publik. Tugas pemerintahan yang dijalankan oleh para birokrat lebih banyak dilakukan sesuai dengan jalan pikiran dan keinginan sendiri. Kondisi yang memungkinkan terciptanya iklim birokrasi dan aparatur Negara yang mengabdi pada rakyat ( public servant) harus terus diupayakan dan 14 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 15. dioptimalkan, sebab birokrasi pemerintahan kita masih terkesan prosedural, lamban/ tidak tepat waktu atau waktu penyelesaian yang tidak jelas, tidak produktif, berbiaya tinggi dan melalaikan kepentingan publik. Selama campur tangan pemerintah ( birokrasi) terlalu luas dalam sektor kehidupan publik, dipastikan pelayanan birokrasi akan semakin kompleks ( over administration) dan kemungkinan aktivitas kegiatan publik juga akan berbiaya tinggi, utamanya dalam sektor kegiatan ekonomi. Karena pengalaman menunjukkan bahwa, orientasi birokrasi dalam arti red tape, banyak meja yang harus dilalui untuk pelayanan jasa adalah inefisiensi dalam kegiatan publik, serta pada dasarnya pemerintah belum memiliki standar pelayanan yang baik. Kondisi ini masih menggejala di banyak sektor pelayanan birokrasi pemerintahan. Hal ini yang tidak dapat dibiarkan karena dapat menyumbang pada ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintahan. Lebih luas lagi, investasi akan semakin berkurang. Namun walaupun paradigma didalam Pembuatan Kebijakan oleh Pemerintah sudah melalui proses yang benar, tetapi pada tahap pelaksanaan masih banyak yang tidak menggunakan cara-cara sesuai dengan teorinya, misalnya sebagai contoh, masih banyak proses pembuatan/perumusan Kebijakan atau pembuatan peraturan-peraturan baik berupa perundang-undangan maupun berupa peraturan-peraturan daerah pada saat perumusannya tidak melibatkan unsur partisipasi masyarakat atau kelompok profesional, selanjutnya setelah Kebijakan dibuat tahap sosialisainya juga kadang diabaikan sehingga pada saat Kebijakan tersebut akan di Implementasikan tidak kurang-kurangnya menimbulkan gejolak dan aksi penolakan dari mayarakat profesi pada khususnya. Kebijakan yang telah dibuat oleh 15 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 16. pemerintah terkadang tidak terlalu berfihak kepada masyarakat, lebih berfihak kepada kepentingan kelompok atau golongan tertentu, sehingga Kebijakan tersebut tidak bisa di laksanakan karena memang sejak awalnya Kebijakan itu sendiri sudah jelek. Pada tahap Implementasi juga terkadang masih terdapat hambatan-hambatan baik dari masyarakat yang menolak adanya Kebijakan tersebut ( Bad Policy) maupun dari Implementatornya, karena memang dari mereka (birokrasi) tidak ada keinginan untuk melaksanakannya ( Bed Implementation), belum lagi apabila menemukan hal-hal yang memang menjadikan Kebijakan tersebut susah untuk di Implementasikan karena berbagai hal yang terjadi pada pihak implementator ( Implementation Gap). 1.6.2 Upaya Penanggulangan Upaya yang paling penting yang harus diperbaiki adalah kemampuan dan keseriusan pemerintah untuk mengubah mentalitas birokrat dari orientasi penguasa menjadi berbuat melayani kepentingan masyarakat secara jujur dan adil. Restrukturisasi kelembagaan dalam format administrasi negara yang tepat merupakan kondisi yang perlu dalam rangka makin menampilkan sistem pembuatan kebijakan dan pelayanan publik yang efisien dan efektif. Untuk itu, konsepsi dari administrasi negara yang menegaskan mengenai penciptaan pemerataan pelayanan semakin diperlukan dalam penyelenggaraan negara. Disamping itu pemerintah harus memiliki standar yang jelas mengenai pelayanan minimum terutama yang berkaitan dengan masalah waktu dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Bahkan administrasi negara baru, meyakini bahwa pemerintah merupakan ancaman potensial yang dapat menyebabkan terjadinya sumber inefisiensi ekonomi dalam 16 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 17. pelaksanaan kegiatan pemerintahan. Masalah ini dapat diatasi jika proses perumusan dan pembuatan kebijakan dapat menghadirkan keterlibatan publik yang dilaksanakan secara intensif. 1.7 Simpulan 1. Kualitas pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung masih rendah, hal ini dapat dilihat dari faktor waktu yang masih lambat dan juga prosesnya yang berbelit-belit dikarenakan belum memiliki standar pelayanan minimum. 2. Masalah-masalah yang dihadapi serta hambatan yang terdapat di dalam pelaksanaan pelayanan publik belum dapat diatasi sepenuhnya. 3. Upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat ialah dengan merubah perilaku birokrat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusianya belum dilaksanakan secara optimal. 17 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Fathoni, Abdurrahmat; 2006; Manajemen Sumber Daya Manusia; PT. Rineka Cipta. Jakarta. Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1995. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Erlangga. Jakarta. Hidayat, L Misbah;2007; Reformasi Administrasi, Kajian Komparatif, ____________Pemerintahan Tiga Presiden PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. _______________;2005a; Teori Sosial ; Puspaga , Bandung. _______________;2005b; Teori Dan Isu Pembangunan, Puspaga, Bandung. Islamy, M. irfan; 2004; Prinsip Prinsip Perumusan Kebijakan Negara; Bumi Aksara. Jakarta. Kansil and Kansil. Christine 2005: Sistem Pemerintahan Indonesia. Bumi Aksara Jakarta Lembaga Administrasi Negara, 1996. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jilid I dan II PT. Gunung Agung, Jakarta. Mangkunegara, Anwar Prabu; 2005; Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan ; PT.Remaja Rosdakarya.Bandung. Ndraha, Talizduhu; 1989. Konsep Administrasi dan Administrasi di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta. _______________ ; 2003; Kebernology ( Ilmu Pemerintahan Baru); PT. Rineka Cipta, Jakarta. _______________;2005; Teori Budaya Organisasi; PT Rineka Cipta Jakarta Nugroho.D. Riant; 2004; Kebijakan Publik ( Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi ; PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 18 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 19. Osborne, David dan Peter Plastrik; 2001; Memangkas Birokrasi ; PPM, Revisi oleh CV Teruna Grafi. Jakarta. Osborne dan Ted Gaebler;1999; Mewirausahakan Birokrasi; PT. Pustaka Binaman Presindo.; Jakarta. Pasolong, Harbani;2007; Teori Administrasi Publik;Alfabeta, Bandung. Robbins, Stephen P;2003; Perilaku Organisasi; Alih Bahasa Tim Indeks; PT Indeks Kelompok Gramedia Jakarta. _________________: 2001; Organizational Behavior : Concepts, Controversies, Application ( 9th Edition). New Jersey; Prentice- Hall. Inc. Rosyidi, Ero. 1994. Kebijaksanaan Pemerintahan Daerah, CV. Diponegoro, Bandung. Sedarmayanti,2007; Manajemen Sumber Daya Manusia; PT Refika Aditama.Bandung Siagian, Sondang P; 1998; Manajemen Abad 21; Bumi Aksara; Jakarta _______________; 2003 Teori & Praktek Kepemimpinan ; PT Rineka Cipta, Jakarta. ________________;2005; Manajemen Sumber Daya Manusia; Bumi Aksara, Jakarta. ________________;2005 ; Administrasi Pembangunan, Bumi Aksara Jakarta. Simon, Herbert A; 2004; Administrative Behaviour; PT Bumi Aksara, Jakarta. Sinambela, Lijan Poltak; 2006; Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan dan Implementasi;PT Bumi Aksara, Jakarta. Supriatna, Tjahya. 1996. Sistem Administrasi Pemerintahan di Daerah, Bumi Aksara, Jakarta. Thoha, Miftah;2005; Dimensi dimensi Prima Imu Administrasi Negara ; PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. ___________________;2007; Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya; PT Raja Grapindo Persada, Jakarta. Turmudzi, Didi : 2009 ; Kearifan Budaya dan Politik Sunda. Menggali Potensi Lokal Mengangkat Harkat Bangsa. Universitas Pasundan Bandung. 19 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT
  • 20. 20 DR. H. Deddy Pandji Santosa,S.Sos.,M.Si | EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK JALAN DI TEMPAT