SlideShare a Scribd company logo
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat 
luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan 
berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan 
dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka 
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, 
dan lainnya. Berbagai gerakan reformasi publik (public reform) yang dialami 
negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tekanan 
masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan 
oleh pemerintah. 
Di Indonesia, upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak 
lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui Inpres No. 5 Tahun 1984 
tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di Bidang Usaha. 
Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan 
Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. 
Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan 
mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang 
Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada 
Masyarakat. Pada perkembangan terakhir telah diterbitkan pula Keputusan 
Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan 
Pelayanan Publik.Oleh karena saya membuat makalah ini dengan judul “ Model 
Reformasi Pelayanan Publik ” ,dan diharapkan agar kita lebih memahami tentang 
Model Reformasi Pelayanan Publik tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan 
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki tujuan sebagai 
berikut. 
1. Mengetahui tentang peranan dan kebijakan pelayanan publik kepada masyarakat 
2. Mengetahui tentang perubahan kualitas pelayanan publik pemerintah birokrasi 
1.3 Rumusan Masalah 
Penulis mengambil masalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut. 
1. Bagaimana peranan dan kebijakan pelayanan publik dalam masyarakat 
2. Bagaimanakah kualitas pelayanan publik pemerintah birokrasi kepada 
masyarakat sehingga dapat memuaskan masyarakat tersebut?
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang 
yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Sehingga kiranya 
pelayanan publik memuat hal-hal yang subtansial yang berbeda dengan pelayanan 
yang diberikan oleh swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan 
oleh pemerintah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga 
dapat dibedakan dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta (Ratminto, 2006). 
Sebagai contoh adalah pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang 
diberikan oleh pihak kepolisian dan dimonopoli oleh satu pihak. SIM tidak boleh 
dikeluarkan oleh lembaga lain termasuk swasta. Sehingga pelayanan yang seperti 
itu dengan ciri dimonopoli oleh pemerintah disebut pelayanan publik. 
Namun, dalam perjalanannya ternyata pelayanan publik menemui berbagai 
macam rintangan yang menghadang. Salah satunya adalah paradigma birokrasi 
yang cenderung untuk minta dilayani ketimbang melayani. Hal tersebut 
mengakibatkan berbagai persoalan (Singgih Wiranto,2006) seperti berbelit-belit, 
tidak efektif dan efisien, sulit dipahami , sulit dilaksanakan, tidak akurat, 
tidak transparan, tidak adil, birokratis, tidak profesional, tidak akuntabel, 
keterbatasan teknologi, keterbatasan informasi, kurangnya kepastian hukum, 
KKN, biaya tinggi, polarisasi politis, sentralistik, tidak adanya standar baku dan 
lemahnya kontrol masyarakat. Sedangkan telah terjadi pergeseran paradigma 
pelayanan publik dimana rakyat atau warga Negara adalah focus dari pelayanan. 
Pelayanan publik sendiri terdiri dari berbagai bentuk pelayanan yang 
diberikan oleh Negara. Pelayanan publik dapat berupa pelayanan di bidang barang 
dan jasa (Ratminto,2006). Pelayanan dibidang jasa seperti penyediaan bahan 
baker minyak yang dilakukan oleh Pertamina, dan beras yang diurus oleh Badan 
Usaha Logistik (BULOG). Sedangkan dalam porsi jasa dapat berupa jasa
perizinan dan investasi yang sekarang ini sedang marak untuk dikaji dan 
diperbincangkan oleh berbagai kalangan, baik itu akademisi maupun praktisi. 
Kenapa investasi bisa semakin marak? Mengingat Indonesia adalah Negara 
kaya namun kurang mendapatkan tempat dihati para investor. Hal tersebut 
terbukti dengan peringkat Indonesia yang masih diatas seratus dalam kategori 
pro investasi karena proses yang panjang. 
Dengan diberlakukannya pelayanan satu tempat atau One Stop 
Service (OSS) apakah telah dapat memperbaiki kualitas pelayanan terhadap 
perizinan. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan adanya sistem OSS tersebut 
tidak serta merta masalah pelayanan perizinan yang berbelit-belit dan panjang 
akan terhapus. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan. 
1. terkadang isntitusi-institusi yang digabungkan dalam dalam satu kantor bukan 
berarti pemangkasan birokrasi. Publik harus tetap melalui meja-meja yang “sama” 
dengan sbelumnya. Bedanya jika dulu “meja-meja” lokasinya berbeda sekarang 
“jadi satu kantor “. 
2. Orang-orang yang berada dikantor pelayanan satu atap yang “mewakili” 
institusinya tidak memiliki kewenangan yang cukup untuk menetapkan keputusan 
yang mendesak dalam hal pelayanan. Sehingga lagi-lagi si “publik” harus menunggu 
atasan “pelayan” dikantor tersebut, dalam memeb erikan keputusan. Sehingga 
kantor inipun gagal mencapai tujuan awal yaitu efisiensi (Indiahono,2006). 
Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa OSS saja tanpa memaknainya 
malah akan menambah masalah bagi daerah terutama untuk Banyumas. KPPI 
sendiri adalah sebuah badan untuk meng-acc hal-hal yang telah dibuat oleh dinas 
atau badan lain.sebagai contoh (Suara Merdeka,2005) adalah pada tahun 2005 
Pertumbuhan investasi di Banyumas beberapa tahun terakhir ini tergolong pesat. 
Pada tahun ini sampai Juni lalu, investasi di sektor perdagangan, jasa, dan 
properti dari investor lokal dan luar daerah yang bergulir Rp 64 miliar. 
Angka itu dihitung berdasar pengajuan izin gangguan lingkungan ke Kantor 
Pelayanan Perizinan dan Investasi (KPPI) serta telah mengantongi SIUP dari
Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Koperasi dan UKM. Dengan 
adanya pelayanan yang sangat banyak untuk mendirikan usaha seperti contoh di 
atas dalam hal ini berarti OSS belum bias maksimal mengingat beberapa 
pelayanan masih di urusi oleh dinas/kantor/lembaga lain selain KPPI. 
Persoalan pun bukan hanya itu saja, melainkan masih banyak yang harus 
dibenahi karena untuk menjadi yang terbaik harus dimulai dari kita sendiri dalam 
hal ini inisiatif dari dalam lembaga. Komitmen dari KPPI sendiri menjadi 
sebuah makanan yang harus ditelan dan dicerna. Komitmen tersebut dapat dilihat 
dari kesesuaian antara peraturan dan kondisi lapangan. Banyak dari 
dinas/kantor/lembaga pemerintah yang mengindahkan hal tersebut. Akhirnya 
kepastian waktu penyelesaian dan biaya menjadi tidak jelas. 
Hal seperti itu harus diantisipasi sejak dini mengingat rakyat masih 
membutuhkan pelayanan yang baik yang diberikan oleh pemerintah karena 
pemerintah memonopoli pelayaan yang menyangkut rakyat banyak. Komitmen 
dalam melayani telah berhasil dibuktikan oleh pemerintah Kabupaten Purbalingga 
yang mendapat sertifikasi ISO 9001:2000 yang merupakan manajemen mutu 
pelayanan (Suara Merdeka,2006). Dapatkah pemerintah Banyumas menerapkan 
sistem yang sama atau malah lebih hebat dari Purbalingga? Kita tunggu aksinya. 
Sebuah alternative yang dapat dilakukan untuk berbenah bagi KPPI 
adalah penggunaan sebuah sistem yang menggunakan partisipasi masyarakat 
sehingga pelayanan akan berada pada dua arah. Antara pelanggan dan yang 
melayani. Dalam berbagai referensi sistem itu disebut Citizen 
Charter atau Service Charter. 
Istilah Citizen Charter (CC)atau kontrak pelayanan pertama kali 
diperkenalkan oleh Osborne dan Plastrik (1997). Citizen Charter (CC) adalah 
standar pelayanan yang ditetapkan berdasarkan aspirasi dari pelanggan, dan 
birokrasi berjanji untuk memenuhinya. Citizen Charter (CC) merupakan sebuah 
pendekatan dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang menempatkan 
pengguna layanan atau pelanggan sebagai pusat perhatian. Dalam hal ini,
kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan utama 
dalam proses pelayanan (AG. Subarsono,2006) 
Dengan kontrak pelayanan berarti ada sebuah komitmen antara pelanggan 
dan yang melayani. Dalam hal ini akan ada sebuah kesepakatan baik itu mengenai 
pelayanan, prosedur, waktu penyelesaian, maupun biaya yang ditanggung oleh 
pelanggan. Dengan demikian ada sebuah kesepahaman antara hak dan kewajiban 
dari masing-masing pihak.
BAB III 
PEMBAHASAN 
3.1. Permasalahan Pelayanan Publik 
Permasalahan utama pelayanan publik pada dasarnya adalah berkaitan 
dengan peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas 
sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola 
penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya manusia, dan 
kelembagaan.Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih 
memiliki berbagai kelemahan antara lain: 
a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur 
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan 
tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, 
maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. 
b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada 
masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat. 
c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari 
jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan 
pelayanan tersebut. 
d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya 
sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun 
pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan 
lain yang terkait. 
e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan 
dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan 
penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian 
masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat 
menyelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain pihak kemungkinan masyarakat 
untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka menyelesaikan
masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya, 
berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan. 
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya 
aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/ 
aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, 
tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu 
g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan 
perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan. 
Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utamanya adalah 
berkaitan dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika. Berbagai 
pandangan juga setuju bahwa salah satu dari unsur yang perlu dipertimbangkan 
adalah masalah sistem kompensasi yang tepat. 
Dilihat dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain 
organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan 
kepada masyarakat, penuh dengan hirarki yang membuat pelayanan menjadi 
berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk 
melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi 
penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga 
menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien. 
3.2. Pemecahan Masalah 
Tuntutan masyarakat pada era repormasi terhadap pelayanan publik yang 
berkualitas akan semakin menguat. Oleh karena itu, kredibilitas pemerintah 
sangat ditentukan oleh kemampuannya mengatasi berbagai permasalahan di atas 
sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat 
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dari sisi mikro, hal-hal yang dapat 
diajukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai 
berikut:
1. Penetapan Standar Pelayanan. Standar pelayanan memiliki arti yang sangat 
penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan merupakan suatu komitmen 
penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas 
tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan 
kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang 
dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, 
identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses 
dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak 
hanya akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang harus 
ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung 
terselenggaranya proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan 
standar yang telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah 
informasi mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia 
yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan 
ditanganinya. 
2. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk memastikan bahwa 
proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standard 
Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang 
dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai dengan 
acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten. Disamping itu SOP 
juga bermanfaat dalam hal: 
• Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted. Jika terjadi hal-hal 
tertentu, misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses tertentu 
berhalangan hadir, maka petugas lain dapat menggantikannya.Oleh karena itu 
proses pelayanan dapat berjalan terus; 
• Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan 
peraturan yang berlaku; 
• Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap 
kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan;
• Memberikan informasi yang akurat ketika akan dilakukan perubahan-perubahan 
tertentu dalam prosedur pelayanan; 
• Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan; 
• Memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang akan 
diserahkan kepada petugas tertentu yang akan menangani satu proses pelayanan 
tertentu. Atau dengan kata lain, bahwa semua petugas yang terlibat dalam 
proses pelayanan memiliki uraian tugas dan tangungjawab yang jelas; 
3. Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan 
masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan 
masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara pelayanan 
publik. Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai 
apabila produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi 
kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, survey kepuasan pelanggan 
memiliki arti penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik; 
4. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan. Pengaduan masyarakat merupakan 
satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara pelayanan untuk 
secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan standar 
yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu didisain suatu sistem pengelolaan 
pengaduan yang secara dapat efektif dan efisien mengolah berbagai pengaduan 
masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas pelayanan; 
Sedangkan dari sisi makro, peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan 
melalui pengembangan model-model pelayanan publik. Dalam hal-hal tertentu, 
memang terdapat pelayanan publik yang pengelolaannya dapat dilakukan 
secara privateuntuk menghasilkan kualitas yang baik. Beberapa model yang sudah 
banyak diperkenalkan antara lain:contracting out, dalam hal ini pelayanan publik 
dilaksanakan oleh swasta melalui suatu proses lelang, pemerintah memegang 
peran sebagai pengatur; franchising, dalam hal ini pemerintah menunjuk pihak 
swasta untuk dapat menyediakan pelayanan publik tertentu yang diikuti
dengan price regularity untuk mengatur harga maksimum. Dalam banyak hal 
pemerintah juga dapat melakukan privatisasi. 
Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik juga perlu didukung 
adanya restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas berbagai kompleksitas 
pelayanan publik menjadi lebih sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi 
ladang bagi tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan pelayanan. 
3.3 Salah satu contoh rendahnya kualitas pelayanan public di indonesia 
· Keluhan dan Kritik terhadap Birokrasi 
HASIL PENELITIAN UGM 
Agus Dwiyanto bersama sejumlah dosen Universitas Gadjah Mada bisa di 
bilang mampu mengupas birokrasi Indonesia secara lengkap di bandingkan dengan 
penulis lain di Indonesia. Dalam kesimpulannya mereka menulis antara lain: 
Kinerja pelayanan public di kega provinsi, yaitu daerah istimewa Yogyakarta, 
Sumatra barat, dan Sulawesi selatan sebagaimana di tunjukan oleh penelitian itu 
masih sangat buruk. Kendati penyelenggaraan pelayanan di ketiga daerah itu 
tidak merepresentasikan kinerja pelayanan publik di Indonesia, Karena 
penyelenggaraan pelayanan publik antar povinsi dikabupaten jauh berbeda, 
temuan yang di peroleh penelitian ini setidak-tidaknya memberikan indikasi 
mengenai masih rendahnya kualitas pelayanan public di Indonesia. Penelitian ini 
membuktikan bahwa birokrasi publik di Indonesia belum mampu 
menyelenggarakan pelayanan public yang efisien, adil, responsif, dan akntabel. 
Kenyataan tersebut sungguh memprihatinkan.Maka mereka memberikan 
sejumlah rekomendasi yang dapat dirangkum sebagai berikut: 
1. Perlu dibangun nilai dan budaya baru. 
2. Perlu diciptakan lingkungan baru, terutama berkaitan dengan trasnparasi dan 
pemberantasan KKN.
3. Perlu diterapkan costumer charter dalam birokrasi pelayanan public. 
4. Perlu dipkirkan pengembangan kemitraan antara pemerintahan dan 
masyarakat, termasuk dunia usaha 
5. Perlu dipikirkan “penggunanan mi si birokrasi kriteria untuk menilai tindakan 
seorang pejabat pemerintahan dan birokrasi”. 
Dari uraian di atas jelas bahwa perbaikan kinerja pelayanan public di 
Indonesia memerlukan kebijakan yang holistic. Pemerintah di tuntut keberanian 
dan kemampuannya untuk bias mengembangkan kebijakan reformasi birokrasi 
yang holistic dan melaksanakannya secara konsisten. Hanya dengan cara 
ini,reformasi birokrasi di Indonesia akan dapat menghasilkan sosok birokrasi 
yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kepentingan public dan menghasilkan 
pelayanan public yang efisien,resfonsif,dan akuntabel.
BAB VI 
PENUTUP 
A.Kesimpulan 
Arah baru atau model reformasi birokrasi perlu dirancang untuk 
mendukung demokratisasi dan terbentuknya clean and good governance yaitu 
tumbuhnya pemerintahan yang rasional, melakukan transparansi dalam berbagai 
urusan publik, memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam memberikan 
pelayanan, mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan 
pertanggungjawaban terhadap publik (public accountibility) secara teratur. 
Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik 
daripada yang sudah ada. Reformasi bertujuan mengoreksi dan membaharui 
terus-menerus arah pembangunan bangsa yang selama ini jauh menyimpang, 
kembali ke cita-cita proklamasi. Reformasi birokrasi penting dilakukan agar 
bangsa ini tidak termarginalisasi oleh arus globalisasi. Reformasi ini harus 
dilakukan oleh pejabat tertinggi, seperti presiden dalam suatu negara atau 
menteri/kepala lembaga pada suatu departemen dan kementerian 
negara/lembaga negara, sebagai motor penggerak utama. 
Tujuan reformasi birokrasi: Memperbaiki kinerja birokrasi, Terciptanya good 
governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, 
Pemerintah yang bersih (clean government), bebas KKN, meningkatkan kualitas 
pelayanan terhadap masyarakat. 
B. Saran 
· Penerapan model reformasi pelayan publik dalam sistem Pemerintahan yang 
sekarang diterapkan belum mencapai hasil yang diharapkan. Perilaku birokrasi 
dan kinerja Pemerintah belum dapat mewujudkan keinginan dan pilihan publik 
untuk memperoleh jasa pelayanan yang memuaskan untuk meningkatkan 
kesejahteraan. 
· Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah dalam hal ini dapat 
dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya : perluasan institusional dan 
mekanisme pasar, penerapan manejemen publik modern, dan perluasan makna 
demokrasi.
DAFTAR PUSTAKA 
Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Pelayanan Publik: Apa yang harus dilakukan?, 
Policy Brief. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. 
Atep Adya Brata. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia. 
Lembaga Administrasi Negara. 2003. Jakarta: Penyusunan Standar Pelayanan 
Publik. LAN. 
Ttamin, feisal. reformasi birokrasi. jakarta:blantika,2004 
Dwiyanto, Agus, dkk., reformasi birokrasi public di Indonesia. Yogyakarta: UGM 
press, 2006 
Qodri azizy, abdul. Change management dalam reformasi birokrasi. jakarta: 
gramedia, 2007

More Related Content

What's hot

SHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
SHORT FUNCTIONAL TEXT PPTSHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
SHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
Benedictus Ajix ajix
 
Proposal kemitraan Sempoa Kreatif
Proposal kemitraan Sempoa KreatifProposal kemitraan Sempoa Kreatif
Proposal kemitraan Sempoa Kreatif
KakOviq Kreatif
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
IsaacHamonangan
 
Contoh judul kp
Contoh judul kpContoh judul kp
Contoh judul kp
susanto .
 
Analisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bosAnalisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bos
Angga Debby Frayudha
 
Presentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumiPresentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumi
Nuryani Meilan II
 
Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2
Marfizal Marfizal
 
descriptive-text smk kelas 10.ppt
descriptive-text smk kelas 10.pptdescriptive-text smk kelas 10.ppt
descriptive-text smk kelas 10.ppt
BungaMawar47
 
objek studi geografi- daen dels tarigan
objek studi geografi- daen dels tariganobjek studi geografi- daen dels tarigan
objek studi geografi- daen dels tarigan
Daen Dels Tarigan
 
Conjunction
ConjunctionConjunction
Conjunction
roughneck7
 
Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
Ahmad Faozi
 
Passive voice.pptx
Passive voice.pptxPassive voice.pptx
Passive voice.pptx
Christine58519
 
Descriptive text
Descriptive textDescriptive text
Descriptive text
martha julia
 
Materi bahasa inggris kelas XI
Materi bahasa inggris kelas XIMateri bahasa inggris kelas XI
Materi bahasa inggris kelas XI
Iin Suin
 
presentasi tentang preposition of place.pptx
presentasi tentang preposition of place.pptxpresentasi tentang preposition of place.pptx
presentasi tentang preposition of place.pptx
RBIMAMJAMISHODIQ
 
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
PROPOSAL  KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANANPROPOSAL  KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
irwansyah budiman
 
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sd
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sdMedia pembelajaran.ppt.bhs inggris sd
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sddry1
 
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptxasking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
zxCrazy1
 
past Pefect tense
past Pefect tensepast Pefect tense
past Pefect tense
Eva Tri Wahyuni
 

What's hot (20)

SHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
SHORT FUNCTIONAL TEXT PPTSHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
SHORT FUNCTIONAL TEXT PPT
 
Proposal kemitraan Sempoa Kreatif
Proposal kemitraan Sempoa KreatifProposal kemitraan Sempoa Kreatif
Proposal kemitraan Sempoa Kreatif
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
 
Contoh judul kp
Contoh judul kpContoh judul kp
Contoh judul kp
 
Analisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bosAnalisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bos
 
Presentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumiPresentasi gempa bumi
Presentasi gempa bumi
 
Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2
 
descriptive-text smk kelas 10.ppt
descriptive-text smk kelas 10.pptdescriptive-text smk kelas 10.ppt
descriptive-text smk kelas 10.ppt
 
objek studi geografi- daen dels tarigan
objek studi geografi- daen dels tariganobjek studi geografi- daen dels tarigan
objek studi geografi- daen dels tarigan
 
Conjunction
ConjunctionConjunction
Conjunction
 
Las asetilin
Las asetilinLas asetilin
Las asetilin
 
Proposal kewirausahaan b
Proposal  kewirausahaan bProposal  kewirausahaan b
Proposal kewirausahaan b
 
Passive voice.pptx
Passive voice.pptxPassive voice.pptx
Passive voice.pptx
 
Descriptive text
Descriptive textDescriptive text
Descriptive text
 
Materi bahasa inggris kelas XI
Materi bahasa inggris kelas XIMateri bahasa inggris kelas XI
Materi bahasa inggris kelas XI
 
presentasi tentang preposition of place.pptx
presentasi tentang preposition of place.pptxpresentasi tentang preposition of place.pptx
presentasi tentang preposition of place.pptx
 
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
PROPOSAL  KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANANPROPOSAL  KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN ARENG BATOK KELAPA SEBAGAI BAHAN BAKAR PEDANGAN MAKANAN
 
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sd
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sdMedia pembelajaran.ppt.bhs inggris sd
Media pembelajaran.ppt.bhs inggris sd
 
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptxasking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
asking for and offering help nisaaaaaaaaaaaaaaaaa.pptx
 
past Pefect tense
past Pefect tensepast Pefect tense
past Pefect tense
 

Similar to Makalah pelayanan publik

Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
ZulFikri45
 
Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani
Aries Veronica
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
Mhd Habib
 
Rangkuman asp
Rangkuman aspRangkuman asp
Rangkuman asp
adabijak22
 
Hukum PEMDA
Hukum PEMDAHukum PEMDA
Hukum PEMDA
Rachardy Andriyanto
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
harrywiryatama1
 
Pelayanan Prima.ppt
Pelayanan Prima.pptPelayanan Prima.ppt
Pelayanan Prima.ppt
19MohHidayatullahALA
 
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)Meti Mediya
 
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi NegaraPelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
arifakartikasari
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
Nagara Amarta
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Taufiqurokhman1
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
Sri Nuryanti Yanti
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Researcher Syndicate68
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
karsasuada
 
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
RagaNizarAprileo
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
sitompulniarti
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
IkhsanSriMartadi
 
1. Berorientasi Pelayanan (1).pdf
1. Berorientasi Pelayanan  (1).pdf1. Berorientasi Pelayanan  (1).pdf
1. Berorientasi Pelayanan (1).pdf
AinunDwi4
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
Adhi99
 

Similar to Makalah pelayanan publik (20)

Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani Jurnal Sutinah Andaryani
Jurnal Sutinah Andaryani
 
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
52384 id-reformasi-manajemen-pelayanan-publik-men (1)
 
Rangkuman asp
Rangkuman aspRangkuman asp
Rangkuman asp
 
Hukum PEMDA
Hukum PEMDAHukum PEMDA
Hukum PEMDA
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Pelayanan Prima.ppt
Pelayanan Prima.pptPelayanan Prima.ppt
Pelayanan Prima.ppt
 
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
Ex summary penyederhanaan perijinan (1)
 
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi NegaraPelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
Pelayanan Publik, Ilmu Administrasi Negara
 
Pelayanan publik
Pelayanan publikPelayanan publik
Pelayanan publik
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )Efektivitas  kelembagaan  ptsp (marsono )
Efektivitas kelembagaan ptsp (marsono )
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
 
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
1.B. Bahan Paparan Berorientasi Pelayanan.pdf
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
 
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf1. Berorientasi Pelayanan .pdf
1. Berorientasi Pelayanan .pdf
 
1. Berorientasi Pelayanan (1).pdf
1. Berorientasi Pelayanan  (1).pdf1. Berorientasi Pelayanan  (1).pdf
1. Berorientasi Pelayanan (1).pdf
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 

More from Septian Muna Barakati

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
Septian Muna Barakati
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
Septian Muna Barakati
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
Septian Muna Barakati
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
Septian Muna Barakati
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Septian Muna Barakati
 
E
EE
Faktor
FaktorFaktor
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
Septian Muna Barakati
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
Septian Muna Barakati
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
Septian Muna Barakati
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
Septian Muna Barakati
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
Septian Muna Barakati
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
Septian Muna Barakati
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Makalah pelayanan publik

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara, maka pemerintah memiliki fungsi memberikan berbagai pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat, mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, utlilitas, dan lainnya. Berbagai gerakan reformasi publik (public reform) yang dialami negara-negara maju pada awal tahun 1990-an banyak diilhami oleh tekanan masyarakat akan perlunya peningkatan kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah. Di Indonesia, upaya memperbaiki pelayanan sebenarnya juga telah sejak lama dilaksanakan oleh pemerintah, antara lain melalui Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di Bidang Usaha. Upaya ini dilanjutkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81/1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum. Untuk lebih mendorong komitmen aparatur pemerintah terhadap peningkatan mutu pelayanan, maka telah diterbitkan pula Inpres No. 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah Kepada Masyarakat. Pada perkembangan terakhir telah diterbitkan pula Keputusan Menpan No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.Oleh karena saya membuat makalah ini dengan judul “ Model Reformasi Pelayanan Publik ” ,dan diharapkan agar kita lebih memahami tentang Model Reformasi Pelayanan Publik tersebut.
  • 2. 1.2 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memiliki tujuan sebagai berikut. 1. Mengetahui tentang peranan dan kebijakan pelayanan publik kepada masyarakat 2. Mengetahui tentang perubahan kualitas pelayanan publik pemerintah birokrasi 1.3 Rumusan Masalah Penulis mengambil masalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana peranan dan kebijakan pelayanan publik dalam masyarakat 2. Bagaimanakah kualitas pelayanan publik pemerintah birokrasi kepada masyarakat sehingga dapat memuaskan masyarakat tersebut?
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pelayanan publik diibaratkan sebagai sebuah proses, dimana ada orang yang dilayani, melayani, dan jenis dari pelayanan yang diberikan. Sehingga kiranya pelayanan publik memuat hal-hal yang subtansial yang berbeda dengan pelayanan yang diberikan oleh swasta. Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat, sehingga dapat dibedakan dengan pelayanan yang dilakukan oleh swasta (Ratminto, 2006). Sebagai contoh adalah pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) yang diberikan oleh pihak kepolisian dan dimonopoli oleh satu pihak. SIM tidak boleh dikeluarkan oleh lembaga lain termasuk swasta. Sehingga pelayanan yang seperti itu dengan ciri dimonopoli oleh pemerintah disebut pelayanan publik. Namun, dalam perjalanannya ternyata pelayanan publik menemui berbagai macam rintangan yang menghadang. Salah satunya adalah paradigma birokrasi yang cenderung untuk minta dilayani ketimbang melayani. Hal tersebut mengakibatkan berbagai persoalan (Singgih Wiranto,2006) seperti berbelit-belit, tidak efektif dan efisien, sulit dipahami , sulit dilaksanakan, tidak akurat, tidak transparan, tidak adil, birokratis, tidak profesional, tidak akuntabel, keterbatasan teknologi, keterbatasan informasi, kurangnya kepastian hukum, KKN, biaya tinggi, polarisasi politis, sentralistik, tidak adanya standar baku dan lemahnya kontrol masyarakat. Sedangkan telah terjadi pergeseran paradigma pelayanan publik dimana rakyat atau warga Negara adalah focus dari pelayanan. Pelayanan publik sendiri terdiri dari berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh Negara. Pelayanan publik dapat berupa pelayanan di bidang barang dan jasa (Ratminto,2006). Pelayanan dibidang jasa seperti penyediaan bahan baker minyak yang dilakukan oleh Pertamina, dan beras yang diurus oleh Badan Usaha Logistik (BULOG). Sedangkan dalam porsi jasa dapat berupa jasa
  • 4. perizinan dan investasi yang sekarang ini sedang marak untuk dikaji dan diperbincangkan oleh berbagai kalangan, baik itu akademisi maupun praktisi. Kenapa investasi bisa semakin marak? Mengingat Indonesia adalah Negara kaya namun kurang mendapatkan tempat dihati para investor. Hal tersebut terbukti dengan peringkat Indonesia yang masih diatas seratus dalam kategori pro investasi karena proses yang panjang. Dengan diberlakukannya pelayanan satu tempat atau One Stop Service (OSS) apakah telah dapat memperbaiki kualitas pelayanan terhadap perizinan. Seperti yang kita ketahui bahwa dengan adanya sistem OSS tersebut tidak serta merta masalah pelayanan perizinan yang berbelit-belit dan panjang akan terhapus. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan. 1. terkadang isntitusi-institusi yang digabungkan dalam dalam satu kantor bukan berarti pemangkasan birokrasi. Publik harus tetap melalui meja-meja yang “sama” dengan sbelumnya. Bedanya jika dulu “meja-meja” lokasinya berbeda sekarang “jadi satu kantor “. 2. Orang-orang yang berada dikantor pelayanan satu atap yang “mewakili” institusinya tidak memiliki kewenangan yang cukup untuk menetapkan keputusan yang mendesak dalam hal pelayanan. Sehingga lagi-lagi si “publik” harus menunggu atasan “pelayan” dikantor tersebut, dalam memeb erikan keputusan. Sehingga kantor inipun gagal mencapai tujuan awal yaitu efisiensi (Indiahono,2006). Dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa OSS saja tanpa memaknainya malah akan menambah masalah bagi daerah terutama untuk Banyumas. KPPI sendiri adalah sebuah badan untuk meng-acc hal-hal yang telah dibuat oleh dinas atau badan lain.sebagai contoh (Suara Merdeka,2005) adalah pada tahun 2005 Pertumbuhan investasi di Banyumas beberapa tahun terakhir ini tergolong pesat. Pada tahun ini sampai Juni lalu, investasi di sektor perdagangan, jasa, dan properti dari investor lokal dan luar daerah yang bergulir Rp 64 miliar. Angka itu dihitung berdasar pengajuan izin gangguan lingkungan ke Kantor Pelayanan Perizinan dan Investasi (KPPI) serta telah mengantongi SIUP dari
  • 5. Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Koperasi dan UKM. Dengan adanya pelayanan yang sangat banyak untuk mendirikan usaha seperti contoh di atas dalam hal ini berarti OSS belum bias maksimal mengingat beberapa pelayanan masih di urusi oleh dinas/kantor/lembaga lain selain KPPI. Persoalan pun bukan hanya itu saja, melainkan masih banyak yang harus dibenahi karena untuk menjadi yang terbaik harus dimulai dari kita sendiri dalam hal ini inisiatif dari dalam lembaga. Komitmen dari KPPI sendiri menjadi sebuah makanan yang harus ditelan dan dicerna. Komitmen tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara peraturan dan kondisi lapangan. Banyak dari dinas/kantor/lembaga pemerintah yang mengindahkan hal tersebut. Akhirnya kepastian waktu penyelesaian dan biaya menjadi tidak jelas. Hal seperti itu harus diantisipasi sejak dini mengingat rakyat masih membutuhkan pelayanan yang baik yang diberikan oleh pemerintah karena pemerintah memonopoli pelayaan yang menyangkut rakyat banyak. Komitmen dalam melayani telah berhasil dibuktikan oleh pemerintah Kabupaten Purbalingga yang mendapat sertifikasi ISO 9001:2000 yang merupakan manajemen mutu pelayanan (Suara Merdeka,2006). Dapatkah pemerintah Banyumas menerapkan sistem yang sama atau malah lebih hebat dari Purbalingga? Kita tunggu aksinya. Sebuah alternative yang dapat dilakukan untuk berbenah bagi KPPI adalah penggunaan sebuah sistem yang menggunakan partisipasi masyarakat sehingga pelayanan akan berada pada dua arah. Antara pelanggan dan yang melayani. Dalam berbagai referensi sistem itu disebut Citizen Charter atau Service Charter. Istilah Citizen Charter (CC)atau kontrak pelayanan pertama kali diperkenalkan oleh Osborne dan Plastrik (1997). Citizen Charter (CC) adalah standar pelayanan yang ditetapkan berdasarkan aspirasi dari pelanggan, dan birokrasi berjanji untuk memenuhinya. Citizen Charter (CC) merupakan sebuah pendekatan dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang menempatkan pengguna layanan atau pelanggan sebagai pusat perhatian. Dalam hal ini,
  • 6. kebutuhan dan kepentingan pengguna layanan harus menjadi pertimbangan utama dalam proses pelayanan (AG. Subarsono,2006) Dengan kontrak pelayanan berarti ada sebuah komitmen antara pelanggan dan yang melayani. Dalam hal ini akan ada sebuah kesepakatan baik itu mengenai pelayanan, prosedur, waktu penyelesaian, maupun biaya yang ditanggung oleh pelanggan. Dengan demikian ada sebuah kesepahaman antara hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.
  • 7. BAB III PEMBAHASAN 3.1. Permasalahan Pelayanan Publik Permasalahan utama pelayanan publik pada dasarnya adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas pelayanan itu sendiri. Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu bagaimana pola penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya manusia, dan kelembagaan.Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik masih memiliki berbagai kelemahan antara lain: a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat. c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut. d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang terkait. e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat menyelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain pihak kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka menyelesaikan
  • 8. masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat sulit. Akibatnya, berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan. f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan perijinan) seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan. Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utamanya adalah berkaitan dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika. Berbagai pandangan juga setuju bahwa salah satu dari unsur yang perlu dipertimbangkan adalah masalah sistem kompensasi yang tepat. Dilihat dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hirarki yang membuat pelayanan menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien. 3.2. Pemecahan Masalah Tuntutan masyarakat pada era repormasi terhadap pelayanan publik yang berkualitas akan semakin menguat. Oleh karena itu, kredibilitas pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuannya mengatasi berbagai permasalahan di atas sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang memuaskan masyarakat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Dari sisi mikro, hal-hal yang dapat diajukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
  • 9. 1. Penetapan Standar Pelayanan. Standar pelayanan memiliki arti yang sangat penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan yang dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Proses ini tidak hanya akan memberikan informasi mengenai standar pelayanan yang harus ditetapkan, tetapi juga informasi mengenai kelembagaan yang mampu mendukung terselenggaranya proses manajemen yang menghasilkan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Informasi lain yang juga dihasilkan adalah informasi mengenai kuantitas dan kompetensi-kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan serta distribusinya beban tugas pelayanan yang akan ditanganinya. 2. Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP). Untuk memastikan bahwa proses pelayanan dapat berjalan secara konsisten diperlukan adanya Standard Operating Procedures. Dengan adanya SOP, maka proses pengolahan yang dilakukan secara internal dalam unit pelayanan dapat berjalan sesuai dengan acuan yang jelas, sehingga dapat berjalan secara konsisten. Disamping itu SOP juga bermanfaat dalam hal: • Untuk memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted. Jika terjadi hal-hal tertentu, misalkan petugas yang diberi tugas menangani satu proses tertentu berhalangan hadir, maka petugas lain dapat menggantikannya.Oleh karena itu proses pelayanan dapat berjalan terus; • Untuk memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku; • Memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan;
  • 10. • Memberikan informasi yang akurat ketika akan dilakukan perubahan-perubahan tertentu dalam prosedur pelayanan; • Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan; • Memberikan informasi yang jelas mengenai tugas dan kewenangan yang akan diserahkan kepada petugas tertentu yang akan menangani satu proses pelayanan tertentu. Atau dengan kata lain, bahwa semua petugas yang terlibat dalam proses pelayanan memiliki uraian tugas dan tangungjawab yang jelas; 3. Pengembangan Survey Kepuasan Pelanggan. Untuk menjaga kepuasan masyarakat, maka perlu dikembangkan suatu mekanisme penilaian kepuasan masyarakat atas pelayanan yang telah diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dalam konsep manajemen pelayanan, kepuasan pelanggan dapat dicapai apabila produk pelayanan yang diberikan oleh penyedia pelayanan memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Oleh karena itu, survey kepuasan pelanggan memiliki arti penting dalam upaya peningkatan pelayanan publik; 4. Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan. Pengaduan masyarakat merupakan satu sumber informasi bagi upaya-upaya pihak penyelenggara pelayanan untuk secara konsisten menjaga pelayanan yang dihasilkannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu didisain suatu sistem pengelolaan pengaduan yang secara dapat efektif dan efisien mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikan kualitas pelayanan; Sedangkan dari sisi makro, peningkatan kualitas pelayanan publik dapat dilakukan melalui pengembangan model-model pelayanan publik. Dalam hal-hal tertentu, memang terdapat pelayanan publik yang pengelolaannya dapat dilakukan secara privateuntuk menghasilkan kualitas yang baik. Beberapa model yang sudah banyak diperkenalkan antara lain:contracting out, dalam hal ini pelayanan publik dilaksanakan oleh swasta melalui suatu proses lelang, pemerintah memegang peran sebagai pengatur; franchising, dalam hal ini pemerintah menunjuk pihak swasta untuk dapat menyediakan pelayanan publik tertentu yang diikuti
  • 11. dengan price regularity untuk mengatur harga maksimum. Dalam banyak hal pemerintah juga dapat melakukan privatisasi. Disamping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik juga perlu didukung adanya restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas berbagai kompleksitas pelayanan publik menjadi lebih sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi ladang bagi tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan pelayanan. 3.3 Salah satu contoh rendahnya kualitas pelayanan public di indonesia · Keluhan dan Kritik terhadap Birokrasi HASIL PENELITIAN UGM Agus Dwiyanto bersama sejumlah dosen Universitas Gadjah Mada bisa di bilang mampu mengupas birokrasi Indonesia secara lengkap di bandingkan dengan penulis lain di Indonesia. Dalam kesimpulannya mereka menulis antara lain: Kinerja pelayanan public di kega provinsi, yaitu daerah istimewa Yogyakarta, Sumatra barat, dan Sulawesi selatan sebagaimana di tunjukan oleh penelitian itu masih sangat buruk. Kendati penyelenggaraan pelayanan di ketiga daerah itu tidak merepresentasikan kinerja pelayanan publik di Indonesia, Karena penyelenggaraan pelayanan publik antar povinsi dikabupaten jauh berbeda, temuan yang di peroleh penelitian ini setidak-tidaknya memberikan indikasi mengenai masih rendahnya kualitas pelayanan public di Indonesia. Penelitian ini membuktikan bahwa birokrasi publik di Indonesia belum mampu menyelenggarakan pelayanan public yang efisien, adil, responsif, dan akntabel. Kenyataan tersebut sungguh memprihatinkan.Maka mereka memberikan sejumlah rekomendasi yang dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Perlu dibangun nilai dan budaya baru. 2. Perlu diciptakan lingkungan baru, terutama berkaitan dengan trasnparasi dan pemberantasan KKN.
  • 12. 3. Perlu diterapkan costumer charter dalam birokrasi pelayanan public. 4. Perlu dipkirkan pengembangan kemitraan antara pemerintahan dan masyarakat, termasuk dunia usaha 5. Perlu dipikirkan “penggunanan mi si birokrasi kriteria untuk menilai tindakan seorang pejabat pemerintahan dan birokrasi”. Dari uraian di atas jelas bahwa perbaikan kinerja pelayanan public di Indonesia memerlukan kebijakan yang holistic. Pemerintah di tuntut keberanian dan kemampuannya untuk bias mengembangkan kebijakan reformasi birokrasi yang holistic dan melaksanakannya secara konsisten. Hanya dengan cara ini,reformasi birokrasi di Indonesia akan dapat menghasilkan sosok birokrasi yang benar-benar mengabdikan dirinya pada kepentingan public dan menghasilkan pelayanan public yang efisien,resfonsif,dan akuntabel.
  • 13. BAB VI PENUTUP A.Kesimpulan Arah baru atau model reformasi birokrasi perlu dirancang untuk mendukung demokratisasi dan terbentuknya clean and good governance yaitu tumbuhnya pemerintahan yang rasional, melakukan transparansi dalam berbagai urusan publik, memiliki sikap kompetisi antar departemen dalam memberikan pelayanan, mendorong tegaknya hukum dan bersedia memberikan pertanggungjawaban terhadap publik (public accountibility) secara teratur. Reformasi adalah mengubah atau membuat sesuatu menjadi lebih baik daripada yang sudah ada. Reformasi bertujuan mengoreksi dan membaharui terus-menerus arah pembangunan bangsa yang selama ini jauh menyimpang, kembali ke cita-cita proklamasi. Reformasi birokrasi penting dilakukan agar bangsa ini tidak termarginalisasi oleh arus globalisasi. Reformasi ini harus dilakukan oleh pejabat tertinggi, seperti presiden dalam suatu negara atau menteri/kepala lembaga pada suatu departemen dan kementerian negara/lembaga negara, sebagai motor penggerak utama. Tujuan reformasi birokrasi: Memperbaiki kinerja birokrasi, Terciptanya good governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, Pemerintah yang bersih (clean government), bebas KKN, meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. B. Saran · Penerapan model reformasi pelayan publik dalam sistem Pemerintahan yang sekarang diterapkan belum mencapai hasil yang diharapkan. Perilaku birokrasi dan kinerja Pemerintah belum dapat mewujudkan keinginan dan pilihan publik untuk memperoleh jasa pelayanan yang memuaskan untuk meningkatkan kesejahteraan. · Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah dalam hal ini dapat dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya : perluasan institusional dan mekanisme pasar, penerapan manejemen publik modern, dan perluasan makna demokrasi.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, Agus. 2003. Reformasi Pelayanan Publik: Apa yang harus dilakukan?, Policy Brief. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. Atep Adya Brata. 2003. Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Gramedia. Lembaga Administrasi Negara. 2003. Jakarta: Penyusunan Standar Pelayanan Publik. LAN. Ttamin, feisal. reformasi birokrasi. jakarta:blantika,2004 Dwiyanto, Agus, dkk., reformasi birokrasi public di Indonesia. Yogyakarta: UGM press, 2006 Qodri azizy, abdul. Change management dalam reformasi birokrasi. jakarta: gramedia, 2007