SlideShare a Scribd company logo
MODUL PELATIHAN
PELATIHAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA
Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Tata Layanan Publik
Tujuan : 1. peserta dapat memahami asas-asas pelayanan publik.
2. peserta dapat memahami ruang lingkup atau jenis-jenis pelayanan
publik.
3. peserta dapat menyebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang
dilakukan di desa.
4. peserta dapat memahami standar pelayanan publik.
5. peserta dapat memahami pengertian Standar Operasional
Prosedur (SOP) pelayanan publik.
6. peserta dapat membuat contoh SOP terhadap pelayanan publik
yang dilakukan di desa.
Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok
Alat/Bahan/Media : LCD Projector, spidol kecil, selotip, kertas plano
Waktu : 90 menit
1
Bahan Bacaan
Bagian 1
Pelayanan Publik
Pelayanan publik yang berkualitas atau sering disebut sebagai pelayanan prima
menjadi titik strategis untuk mewujudkan good governance (tata kelola kepemerintahan
yang baik). Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis
untuk memulai pengembangan good governance (Dwiyanto, 2006), yaitu:
1. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh
pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non pemerintah termasuk dalam
hal ini masyarakat.
2. Berbagi aspek good governance dapat diartikulasikan secara relative mudah dalam
ranah pelayanan publik.
3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Dalam hal ini
Pemerintah sebagai representasi Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar
memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini.
A. Pengertian Pelayanan Publik
Pengertian pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
B. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Asas penyelenggaraan pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu:
1. Kepentingan umum;
Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau
golongan
2. Kepastian hukum;
Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan
3. Kesamaan hak;
Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan
status ekonomi
4. Keseimbangan hak dan kewajiban;
2
Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik
oleh pemberi atau penerima pelayanan
5. Keprofesionalan;
Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas
6. Partisipatif;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat
7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif
Setiap warga Negara berhak memperoleh pelayanan yang adil
8. Keterbukaan;
Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh
informasi mengenai pelayanan yang diinginkan
9. Akuntabilitas;
Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
Pemberian kemudahn terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam
pelayanan
11. Ketepatan waktu;
Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar
pelayanan
12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan;
Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.
C. Ruang Lingkup/Jenis-jenis Pelayanan Publik
Ruang lingkup pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu:
1. Pelayanan Barang Publik
Pelayanan Barang Publik meliputi:
a. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang sebagian atau seluruh danannya bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja
daerah;
Contoh :
- Penyediaan obat flu burung yang pengadaannya menggunakan anggaran
pendapatan dan belanja negara di Departemen Kesehatan.
3
- Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk
memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen
Perhubungan.
- Penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang pengadaannya
menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
b. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suaru badan
usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari
kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan;
Contoh :
- Listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN.
- Air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum.
c. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
negara yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Contoh :
- Kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan
bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di
seluruh Indonesia.
- Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna
mendorong petani berproduksi.
- Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat
tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas.
2. Pelayanan Jasa Publik
Pelayanan jasa publik meliputi:
a. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh
dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Contoh :
- Pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas).
4
- Pelayanan pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi).
- Pelayanan peradilan.
- Pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas).
b. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan
daerah yang dipisahkan.
Contoh ;
- Pelayanan transportasi angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT
(Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati Airlines, PT Persero KAI,
PT (Persero) DAMRI.
- Jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air
minum.
c. Penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah
atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan,
tetapi ketersediannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
Contoh :
- Jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di rumah sakit swasta.
- Jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti
ketentuan penyelenggaraan pendidikan nasional.
- Jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya
ditentukan oleh pemerintah.
3. Pelayanan Administratif
Pelayanan administratif meliputi:
a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur
dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan
perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga
negara.Contoh :
- Pembuatan akte kelahiran.
- Izin mendirikan bangunan.
- Izin usaha.
- Sertifikat tanah.
5
b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh
negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan
berdasarkan perjanjian dengan penerima layanan.
Contoh :
- Urusan perbankan.
- Asuransi kesehatan.
- Pengelolaan kawasan industri.
- Pengelolaan kegiatan sosial.
D. Komponen Standar Pelayanan
Komponen Standar Pelayanan berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009,
sekurang-kurangnya meliputi :
1. Dasar hukum;
2. Persyaratan;
3. Sistem, mekanisme, dan prosedur;
4. Jangka waktu penyelesaian;
5. Biaya/tarif;
6. Produk pelayanan;
7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas;
8. Kompetensi pelaksana;
9. Pengawasan Internal;
10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan;
11. Jumlah pelaksana;
12. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan;
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk
memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan;
14. Evaluasi kinerja pelaksana.
6
Bagian 2
Standar Operasional Prosedur (SOP)
A. Pengertian SOP
Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan – RB) Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana
dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.
Dari definisi tersebut, bisa dirumuskan arti pentingnya SOP bagi suatu
organisasi, yaitu:
1. SOP merupakan petunjuk organisatoris yang menetapkan suatu tindakan baku.
2. SOP ditetapkan untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan, pada
pelaksanaan tugas/pekerjaan.
3. Secara menyeluruh SOP dapat menggambarkan secara detail cara instansi
beropersi atau bekerja.
B. Prinsip Penyusunan SOP
Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Permenpan – RB Nomor 35
Tahun 2012, yaitu:
1. Kemudahan dan kejelasan.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan
diterapkan oleh semua aparatur bahkan bagi seseorang yang sama sekali baru
dalam pelaksanaan tugasnya;
2. Efisiensi dan efektivitas.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling
efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas;
3. Keselarasan.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur
standar lain yang terkait;
4. Keterukuran.
Output dari prosedur-prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas
atau mutu baku tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya;
7
5. Dinamis.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan
dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam
penyelenggaraan administrasi pemerintahan;
6. Berorientasi pada pengguna atau pihak yang dilayani.
Prosedur- prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan
pengguna (customer’s needs) sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
pengguna;
7. Kepatuhan hukum.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku;
8. Kepastian hukum.
Prosedur-prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai
sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk
melindungi aparatur atau pelaksana dari kemungkinan tuntutan hukum.
C. Prinsip Pelaksanaan SOP
Prinsip pelaksanaan SOP menurut Permenpan – RB Nomor 35 Thun 2012, yaitu:
1. Konsisten.
SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun,
dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan;
2. Komitmen.
SOP AP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran
organisasi, dari tingkatan yang paling rendah dan tertinggi;
3. Perbaikan berkelanjutan.
Pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan
untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif;
4. Mengikat.
SOP AP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prosedur standar yang telah ditetapkan;
5. Seluruh unsur memiliki peran penting.
Seluruh aparatur melaksanakan peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang
distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik,
maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada
terganggunya proses penyelenggaraan pemerintahan;
6. Terdokumentasi dengan baik.
8
Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik,
sehingga dapat selalu dijadikan acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang
memerlukan.
D. Format Umum SOP
Sebetulnya tidak ada format SOP yang baku. Format SOP sangat ditentukan oleh
tujuan penyusunannya. Namun secara umum format SOP dapat kita kategorikan ke
dalam empat jenis, yaitu:
1. Langkah sederhana (Simple Steps)
Simple steps adalah bentuk SOP yang paling sederhana. SOP ini biasanya
digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan
memerlukan sedikit keputusan yang bersifat sederhana. Format SOP ini dapat
digunakan dalam situasi yang hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan
prosedur yang telah disusun. Dan biasanya merupakan prosedur rutin dan
sederhana. Dalam simple steps ini kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung
sederhana dengan proses yang pendek yang umumnya kurang dari 10 (sepuluh)
langkah.
Contoh :
9
2. Tahapan berurutan (Hierarchical Steps)
Hierarchical Steps ini merupakan format pengembangan dari simple steps. Format
ini digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 langkah dan
membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit
pengambilan keputusan. Dalam hierarchical steps, langkah-langkah yang telah
diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci.
Contoh :
3. Grafik (Graphic)
Format Grafik (graphic) dipilih, jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan
yang panjang dan spesifik. Dalam format ini proses yang panjang tersebut
dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa
langkah. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur
diperlukan adanya suatu foto atau diagram. Format grafik ini bertujuan untuk
memudahkan dalam memahami prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk
pelaksana eksternal organisasi (pemohon). Salah satu varian dari SOP format ini
10
adalah SOP Format Annotated Picture (gambar yang diberi keterangan) yang
biasanya ditujukan untuk pemohon atau pengguna jasa sebuah pelayanan.
4. Diagram Alir (Flowcharts)
Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut
diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan
opsi jawaban (alternatif jawaban) seperti: jawaban “ya” atau “tidak”, “lengkap”
atau “tidak”, “benar” atau “salah”, dsb. yang akan mempengaruhi sub langkah
berikutnya.
Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan
dilaksanakan oleh para pelaksana (pegawai) melalui serangkaian langkah-langkah
sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Penggunaan format ini melibatkan
beberapa simbol yang umum digunakan dalam menggambarkan proses (umumnya
berjumlah 30 simbol). Simbol-simbol tersebut memiliki fungsi yang bersifat khas
(teknis dan khusus) yang pada dasarkan dikembangkan dari simbol dasar
flowcharts (basic symbols of flowcharts) yang terdiri dari 4 (empat) simbol, yaitu
simbol kapsul (terminator), simbol kotak (process), simbol belah ketupat (decision)
dan anak panah (arrow).
Format SOP dalam bentuk flowcharts ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: Linear
Flowcharts (diagram alir linier) dan Branching Flowcharts (diagram alir bercabang).
Linear Flowcharts dapat berbentuk vertikal dan horizontal.
11
Ciri utama dari format linear flowcharts ini adalah ada unsur kegiatan yang
disatukan, yaitu: unsur kegiatan atau unsur pelaksananya dan menuliskan rumusan
kegiatan secara singkat di dalam simbol yang dipakai. SOP format ini umumnya
dipakai pada SOP yang bersifat teknis.
Sedangkan Format Branching Flowcharts memiliki ciri utama dipisahkannya unsur
pelaksana dalam kolom-kolom yang terpisah dari kolom kegiatan dan
menggambarkan prosedur kegiatan dalam bentuk simbol yang dihubungkan
secara bercabang-cabang. Dalam format ini simbol yang digunakan tidak diberi
tulisan rumusan singkat kegiatan. Tulisan hanya diperlukan untuk memberi
penjelasan pada simbol kegiatan yang merupakan pengambilan keputusan (simbol
“decision” atau belah ketupat). SOP format ini umumnya dipergunakan untuk SOP
Administratif.
E. Format SOP Administrasi Pemerintahan (SOP AP)
Format SOP AP yang dipersyaratkan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi memiliki
format yang telah distandarkan tidak seperti format SOP pada umumnya. Adapun
format SOP AP yang dipergunakan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi adalah
sebagai berikut:
1. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts)
Format yang dipergunakan dalam SOP AP adalah format diagram alir bercabang
(branching flowcharts) dan tidak ada format lainnya yang dipakai. Hal ini
diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah
termasuk di dalamnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah memuat
kegiatan yang banyak (lebih dari sepuluh) dan memerlukan pengambilan
keputusan yang banyak. Oleh sebab itu untuk menyamakan format maka seluruh
prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi pemerintahan dibuat dalam
bentuk diagram alir bercabang (branching flowcharts) termasuk juga prosedur
yang singkat (sedikit, kurang dari sepuluh) dengan/atau tanpa pengambilan
keputusan.
2. Menggunakan hanya Lima Simbol Flowcharts
Simbol yang digunakan dalam SOP AP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol, yaitu: 4
(empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts) dan 1 (satu) simbol
penghubung ganti halaman (Off-Page Conector). Kelima simbol yang dipergunakan
tersebut adalah sebagai berikut:
12
a. Simbol Kapsul/Terminator ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan
berakhir;
b. Simbol Kotak/Process ( ) untuk mendeskripsikan proses atau kegiatan
eksekusi;
c. Simbol Belah Ketupat/Decision ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan
pengambilan keputusan;
d. Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( ) untuk mendeskrpsikan arah kegiatan
(arah proses kegiatan);
e. Simbol Segilima/Off-Page Connector ( ) untuk mendeskripsikan hubungan
antar simbol yang berbeda halaman.
Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam penyusunan SOP AP adalah:
1. SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, yaitu kegiatankegiatan yang
dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana (jabatan) dan bersifat makro maupun
mikro dan prosedur yang bersifat teknis yang detail baik yang menyangkut urusan
administrasi maupun urusan teknis;
2. Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan administrasi pemerintahan yaitu kegiatan
eksekusi (process) dan pengambilan keputusan (decision);
3. Simbol lain tidak dipergunakan disebabkan karena prosedur yang dideskripsikan
bersifat umum tidak rinci dan tidak bersifat teknis disamping itu kegiatan yang
dilakukan oleh pelaksana kegiatan sudah langsung operasional tidak bersifat
teknikal (technical procedures) yang berlaku pada peralatan (mesin);
4. Penulisan kegiatan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja tanpa
subyek) dengan demikian banyak simbol yang tidak dipergunakan, seperti: simbol
pendokumentasian, symbol persiapan, simbol penundaan, dan simbol lain yang
sejenis;
5. Penyusunan SOP AP ini hanya memberlakukan penulisan flowcharts secara
vertikal, artinya bahwa branching flowcharts dituliskan secara vertikal sehingga
hanya mengenal penyambungan simbol yang menghubungkan antar halaman
(simbol segilima/off-page connector) dan tidak mengenal symbol lingkaran kecil
penghubung dalam satu halaman.
13
Pertanyaan
1. Sebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa?
2. Buatlah contoh Standar Operasional Prosedur terhadap pelayanan publik yang
dilakukan oleh Pemerintah Desa?
Daftar Pustaka
Dwiyanto, Agus, “Mengapa Pelayanan Publik?” dalam Agus Dwiyanto (Ed.), Mewujudkan
Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2006.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
14

More Related Content

What's hot

MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
93220872
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
endahmustika
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
Ashep Ramdhan
 
Filsafat administrasi
Filsafat administrasiFilsafat administrasi
Filsafat administrasi
Andi Irawan
 
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
JARI Indonesia Borneo Barat
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
Erlin Alltid Tufft Västkusten
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikSekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Rusman R. Manik
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanNuzulul Putri
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanNuzulul Putri
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
Eka Saputra
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
unitpublikasi
 
ASN Presentasi
ASN PresentasiASN Presentasi
ASN Presentasi
Ilham Ismail
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Indriyatno Banyumurti
 

What's hot (20)

Pemerintahan desa
Pemerintahan desaPemerintahan desa
Pemerintahan desa
 
MATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB IMATERI MSDM BAB I
MATERI MSDM BAB I
 
Tatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negaraTatanan organisasi pemerintahan negara
Tatanan organisasi pemerintahan negara
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Filsafat administrasi
Filsafat administrasiFilsafat administrasi
Filsafat administrasi
 
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun DesaBuku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
Buku tanya jawab dana desa untuk membangun Desa
 
model model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publikmodel model analisis kebijakan publik
model model analisis kebijakan publik
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan PublikSekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
Sekelumit tentang Konsep Dasar Pelayanan Publik
 
Tipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakanTipe tipe model kebijakan
Tipe tipe model kebijakan
 
Pendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakanPendekatan analisis kebijakan
Pendekatan analisis kebijakan
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
 
PKK 2.ppt
PKK 2.pptPKK 2.ppt
PKK 2.ppt
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publikModul 1 konsep dan studi kebijakan publik
Modul 1 konsep dan studi kebijakan publik
 
ASN Presentasi
ASN PresentasiASN Presentasi
ASN Presentasi
 
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah DaerahPengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
Pengembangan E-Government di Pemerintah Daerah
 

Similar to Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho

MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
DinsosnakertransKota
 
Berorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxBerorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptx
RivaldiLimbanadi
 
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptxTugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
MohammadIqbalMaududi
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Taufiqurokhman1
 
DISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docxDISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docx
AriSyahputra16
 
Aksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiAksi perubahan v vii
Aksi perubahan v vii
ihsanputra3
 
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
LailaMohamad
 
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
pikipardede1
 
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
PrioSambodo3
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
FahreziAchmad
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
ZulFikri45
 
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptxPresentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
HanifGhiyatsRamadhan
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
hadiarnowo
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
NoviaHadrianti
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
NovitaFr1
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
novitasariririn
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
ShintaDevi11
 

Similar to Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho (20)

MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKATMANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN SOSIAL BAGI MASYARAKAT
 
Berorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptxBerorientasi pelayanan-1.pptx
Berorientasi pelayanan-1.pptx
 
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptxTugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
Tugas 30-9 AG 3 2. Pelayanan Publik.pptx
 
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.pptPelayanan Kebijakan Publik.ppt
Pelayanan Kebijakan Publik.ppt
 
DISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docxDISKUSI 3 TAB.docx
DISKUSI 3 TAB.docx
 
Aksi perubahan v vii
Aksi perubahan v viiAksi perubahan v vii
Aksi perubahan v vii
 
konsep-pelayanan-publik
konsep-pelayanan-publikkonsep-pelayanan-publik
konsep-pelayanan-publik
 
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik.ppt
 
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).pptSlide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
Slide-AKT-301-07-02-2017-konsep-pelayanan-publik (3).ppt
 
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
26.11.2021 Bahan Paparan Sosialisasi Pelayanan Publik Menuju Pelayanan Prima....
 
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
Pelayanan Publik Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI Tahun 2024
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptxPresentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
Presentasi Proposal IKM Provinsi Banten 2020 06102020 (1).pptx
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
 
Pelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptxPelayanan Publik.pptx
Pelayanan Publik.pptx
 
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
pembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembelajaranpembe...
 
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
04 okt, sambutan pembukaan sosialisasi pp 94 tahun 2021 tentang disiplin pns
 
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA Makalah pelayanan publik STIP WUNA
Makalah pelayanan publik STIP WUNA
 
Makalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publikMakalah pelayanan publik
Makalah pelayanan publik
 

More from Gedhe Foundation

Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Gedhe Foundation
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
Gedhe Foundation
 
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Gedhe Foundation
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Gedhe Foundation
 
PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015 PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015
Gedhe Foundation
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
Gedhe Foundation
 
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan HutanPresentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Gedhe Foundation
 
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Gedhe Foundation
 
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
Lakpesdam nu  pemkab bulukumbaLakpesdam nu  pemkab bulukumba
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
Gedhe Foundation
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Gedhe Foundation
 
Materi lok nas wvi
Materi lok nas wviMateri lok nas wvi
Materi lok nas wvi
Gedhe Foundation
 
Insist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation templateInsist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation template
Gedhe Foundation
 
Presentasi lobar
Presentasi lobarPresentasi lobar
Presentasi lobar
Gedhe Foundation
 
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalamKtp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
Gedhe Foundation
 
Presentasi indramayu
Presentasi indramayuPresentasi indramayu
Presentasi indramayu
Gedhe Foundation
 
Bappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahBappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriah
Gedhe Foundation
 
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutPengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Gedhe Foundation
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Gedhe Foundation
 
Social accountability and public service
Social accountability and public serviceSocial accountability and public service
Social accountability and public service
Gedhe Foundation
 

More from Gedhe Foundation (20)

Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
Katalog Inovasi Desa: Desa Warungbanten Berinovasi Libatkan Perempuan Adat da...
 
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
RPJMD Kabupaten Banyumas 2013 2018
 
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
Putusan Pengadilan untuk Kasus ITE
 
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan...
 
PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015 PP No 47 Tahun 2015
PP No 47 Tahun 2015
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
 
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan HutanPresentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
Presentasi BPN tentang Penyelesaian Penguasaan Hak Masyarakat di Kawasan Hutan
 
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
Peraturan bersama empat menteri untuk selesaikan masalah pertanahan di kawasa...
 
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
Lakpesdam nu  pemkab bulukumbaLakpesdam nu  pemkab bulukumba
Lakpesdam nu pemkab bulukumba
 
Fakta
FaktaFakta
Fakta
 
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timurPresentasi bappeda mamuju   yasmib sulawesi wilayah timur
Presentasi bappeda mamuju yasmib sulawesi wilayah timur
 
Materi lok nas wvi
Materi lok nas wviMateri lok nas wvi
Materi lok nas wvi
 
Insist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation templateInsist bappenas cso workshop presentation template
Insist bappenas cso workshop presentation template
 
Presentasi lobar
Presentasi lobarPresentasi lobar
Presentasi lobar
 
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalamKtp dan bpjs untuk suku anak dalam
Ktp dan bpjs untuk suku anak dalam
 
Presentasi indramayu
Presentasi indramayuPresentasi indramayu
Presentasi indramayu
 
Bappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriahBappenas cso workshop bener meriah
Bappenas cso workshop bener meriah
 
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutPengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
Social accountability and public service
Social accountability and public serviceSocial accountability and public service
Social accountability and public service
 

Recently uploaded

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 

Recently uploaded (20)

SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 

Modul Penyelenggaraan Pelayanan Publik di Desa karya Bayu Setyo Nugroho

  • 1. MODUL PELATIHAN PELATIHAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DESA Pokok Bahasan : Penyelenggaraan Tata Layanan Publik Tujuan : 1. peserta dapat memahami asas-asas pelayanan publik. 2. peserta dapat memahami ruang lingkup atau jenis-jenis pelayanan publik. 3. peserta dapat menyebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa. 4. peserta dapat memahami standar pelayanan publik. 5. peserta dapat memahami pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan publik. 6. peserta dapat membuat contoh SOP terhadap pelayanan publik yang dilakukan di desa. Metode : Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok Alat/Bahan/Media : LCD Projector, spidol kecil, selotip, kertas plano Waktu : 90 menit 1
  • 2. Bahan Bacaan Bagian 1 Pelayanan Publik Pelayanan publik yang berkualitas atau sering disebut sebagai pelayanan prima menjadi titik strategis untuk mewujudkan good governance (tata kelola kepemerintahan yang baik). Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan good governance (Dwiyanto, 2006), yaitu: 1. Pelayanan publik selama ini menjadi ranah dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah berinteraksi dengan lembaga-lembaga non pemerintah termasuk dalam hal ini masyarakat. 2. Berbagi aspek good governance dapat diartikulasikan secara relative mudah dalam ranah pelayanan publik. 3. Pelayanan publik melibatkan kepentingan semua unsur governance. Dalam hal ini Pemerintah sebagai representasi Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini. A. Pengertian Pelayanan Publik Pengertian pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. B. Asas Penyelenggaraan Pelayanan Publik Asas penyelenggaraan pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu: 1. Kepentingan umum; Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan/atau golongan 2. Kepastian hukum; Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan 3. Kesamaan hak; Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi 4. Keseimbangan hak dan kewajiban; 2
  • 3. Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi atau penerima pelayanan 5. Keprofesionalan; Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas 6. Partisipatif; Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat 7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif Setiap warga Negara berhak memperoleh pelayanan yang adil 8. Keterbukaan; Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan 9. Akuntabilitas; Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan 10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan; Pemberian kemudahn terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan 11. Ketepatan waktu; Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan 12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan; Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau. C. Ruang Lingkup/Jenis-jenis Pelayanan Publik Ruang lingkup pelayanan publik menurut UU Nomor 25 Tahun 2009, yaitu: 1. Pelayanan Barang Publik Pelayanan Barang Publik meliputi: a. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh danannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah; Contoh : - Penyediaan obat flu burung yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen Kesehatan. 3
  • 4. - Kapal penumpang yang dikelola oleh PT (Persero) PELNI untuk memperlancar pelayanan perhubungan antar pulau yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara di Departemen Perhubungan. - Penyediaan infrastruktur transportasi perkotaan yang pengadaannya menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah. b. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suaru badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan; Contoh : - Listrik hasil pengelolaan PT (Persero) PLN. - Air bersih hasil pengelolaan perusahaan daerah air minum. c. Pengadaan dan penyaluran barang publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan negara yang dipisahkan, tetapi ketersediaannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Contoh : - Kebijakan menugaskan PT (Persero) Pertamina dalam menyalurkan bahan bakar minyak jenis premium dengan harga yang sama untuk eceran di seluruh Indonesia. - Kebijakan memberikan subsidi agar harga pupuk dijual lebih murah guna mendorong petani berproduksi. - Kebijakan pengadaan tabung gas tiga kilo gram untuk kelompok masyarakat tertentu dalam rangka konversi minyak tanah ke gas. 2. Pelayanan Jasa Publik Pelayanan jasa publik meliputi: a. Penyediaan jasa publik oleh instansi pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Contoh : - Pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas). 4
  • 5. - Pelayanan pendidikan (SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi). - Pelayanan peradilan. - Pelayanan kelalulintasan (lampu lalu lintas). b. Penyediaan jasa publik oleh suatu badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan. Contoh ; - Pelayanan transportasi angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT (Persero) Garuda Indonesia, PT (Persero) Merpati Airlines, PT Persero KAI, PT (Persero) DAMRI. - Jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan daerah air minum. c. Penyediaan jasa publik yang pembiayaannya tidak bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan belanja daerah atau badan usaha yang modal pendiriannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari kekayaan negara dan/atau kekayaan daerah yang dipisahkan, tetapi ketersediannya menjadi misi negara yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Contoh : - Jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di rumah sakit swasta. - Jasa penyelenggaraan pendidikan oleh pihak swasta harus mengikuti ketentuan penyelenggaraan pendidikan nasional. - Jasa pelayanan angkutan bus antarkota atau dalam kota, rute dan tarifnya ditentukan oleh pemerintah. 3. Pelayanan Administratif Pelayanan administratif meliputi: a. Tindakan administratif pemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan perlindungan pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda warga negara.Contoh : - Pembuatan akte kelahiran. - Izin mendirikan bangunan. - Izin usaha. - Sertifikat tanah. 5
  • 6. b. Tindakan administratif oleh instansi nonpemerintah yang diwajibkan oleh negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian dengan penerima layanan. Contoh : - Urusan perbankan. - Asuransi kesehatan. - Pengelolaan kawasan industri. - Pengelolaan kegiatan sosial. D. Komponen Standar Pelayanan Komponen Standar Pelayanan berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2009, sekurang-kurangnya meliputi : 1. Dasar hukum; 2. Persyaratan; 3. Sistem, mekanisme, dan prosedur; 4. Jangka waktu penyelesaian; 5. Biaya/tarif; 6. Produk pelayanan; 7. Sarana, prasarana, dan/atau fasilitas; 8. Kompetensi pelaksana; 9. Pengawasan Internal; 10. Penanganan pengaduan, saran, dan masukan; 11. Jumlah pelaksana; 12. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; 13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; 14. Evaluasi kinerja pelaksana. 6
  • 7. Bagian 2 Standar Operasional Prosedur (SOP) A. Pengertian SOP Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan – RB) Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Dari definisi tersebut, bisa dirumuskan arti pentingnya SOP bagi suatu organisasi, yaitu: 1. SOP merupakan petunjuk organisatoris yang menetapkan suatu tindakan baku. 2. SOP ditetapkan untuk menghindari miskomunikasi, konflik dan permasalahan, pada pelaksanaan tugas/pekerjaan. 3. Secara menyeluruh SOP dapat menggambarkan secara detail cara instansi beropersi atau bekerja. B. Prinsip Penyusunan SOP Pengertian Standar Opersional Prosedur (SOP) menurut Permenpan – RB Nomor 35 Tahun 2012, yaitu: 1. Kemudahan dan kejelasan. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dapat dengan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua aparatur bahkan bagi seseorang yang sama sekali baru dalam pelaksanaan tugasnya; 2. Efisiensi dan efektivitas. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus merupakan prosedur yang paling efisien dan efektif dalam proses pelaksanaan tugas; 3. Keselarasan. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus selaras dengan prosedur-prosedur standar lain yang terkait; 4. Keterukuran. Output dari prosedur-prosedur yang distandarkan mengandung standar kualitas atau mutu baku tertentu yang dapat diukur pencapaian keberhasilannya; 7
  • 8. 5. Dinamis. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus dengan cepat dapat disesuaikan dengan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan yang berkembang dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan; 6. Berorientasi pada pengguna atau pihak yang dilayani. Prosedur- prosedur yang distandarkan harus mempertimbangkan kebutuhan pengguna (customer’s needs) sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna; 7. Kepatuhan hukum. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus memenuhi ketentuan dan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku; 8. Kepastian hukum. Prosedur-prosedur yang distandarkan harus ditetapkan oleh pimpinan sebagai sebuah produk hukum yang ditaati, dilaksanakan dan menjadi instrumen untuk melindungi aparatur atau pelaksana dari kemungkinan tuntutan hukum. C. Prinsip Pelaksanaan SOP Prinsip pelaksanaan SOP menurut Permenpan – RB Nomor 35 Thun 2012, yaitu: 1. Konsisten. SOP AP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun, dan dalam kondisi yang relatif sama oleh seluruh jajaran organisasi pemerintahan; 2. Komitmen. SOP AP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi, dari tingkatan yang paling rendah dan tertinggi; 3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP AP harus terbuka terhadap penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien dan efektif; 4. Mengikat. SOP AP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan; 5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh aparatur melaksanakan peran-peran tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika aparatur tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada terganggunya proses penyelenggaraan pemerintahan; 6. Terdokumentasi dengan baik. 8
  • 9. Seluruh prosedur yang telah distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan acuan atau referensi bagi setiap pihak-pihak yang memerlukan. D. Format Umum SOP Sebetulnya tidak ada format SOP yang baku. Format SOP sangat ditentukan oleh tujuan penyusunannya. Namun secara umum format SOP dapat kita kategorikan ke dalam empat jenis, yaitu: 1. Langkah sederhana (Simple Steps) Simple steps adalah bentuk SOP yang paling sederhana. SOP ini biasanya digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit keputusan yang bersifat sederhana. Format SOP ini dapat digunakan dalam situasi yang hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun. Dan biasanya merupakan prosedur rutin dan sederhana. Dalam simple steps ini kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung sederhana dengan proses yang pendek yang umumnya kurang dari 10 (sepuluh) langkah. Contoh : 9
  • 10. 2. Tahapan berurutan (Hierarchical Steps) Hierarchical Steps ini merupakan format pengembangan dari simple steps. Format ini digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Dalam hierarchical steps, langkah-langkah yang telah diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci. Contoh : 3. Grafik (Graphic) Format Grafik (graphic) dipilih, jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang panjang dan spesifik. Dalam format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu foto atau diagram. Format grafik ini bertujuan untuk memudahkan dalam memahami prosedur yang ada dan biasanya ditujukan untuk pelaksana eksternal organisasi (pemohon). Salah satu varian dari SOP format ini 10
  • 11. adalah SOP Format Annotated Picture (gambar yang diberi keterangan) yang biasanya ditujukan untuk pemohon atau pengguna jasa sebuah pelayanan. 4. Diagram Alir (Flowcharts) Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang banyak (kompleks) dan membutuhkan opsi jawaban (alternatif jawaban) seperti: jawaban “ya” atau “tidak”, “lengkap” atau “tidak”, “benar” atau “salah”, dsb. yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaksana (pegawai) melalui serangkaian langkah-langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Penggunaan format ini melibatkan beberapa simbol yang umum digunakan dalam menggambarkan proses (umumnya berjumlah 30 simbol). Simbol-simbol tersebut memiliki fungsi yang bersifat khas (teknis dan khusus) yang pada dasarkan dikembangkan dari simbol dasar flowcharts (basic symbols of flowcharts) yang terdiri dari 4 (empat) simbol, yaitu simbol kapsul (terminator), simbol kotak (process), simbol belah ketupat (decision) dan anak panah (arrow). Format SOP dalam bentuk flowcharts ini terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: Linear Flowcharts (diagram alir linier) dan Branching Flowcharts (diagram alir bercabang). Linear Flowcharts dapat berbentuk vertikal dan horizontal. 11
  • 12. Ciri utama dari format linear flowcharts ini adalah ada unsur kegiatan yang disatukan, yaitu: unsur kegiatan atau unsur pelaksananya dan menuliskan rumusan kegiatan secara singkat di dalam simbol yang dipakai. SOP format ini umumnya dipakai pada SOP yang bersifat teknis. Sedangkan Format Branching Flowcharts memiliki ciri utama dipisahkannya unsur pelaksana dalam kolom-kolom yang terpisah dari kolom kegiatan dan menggambarkan prosedur kegiatan dalam bentuk simbol yang dihubungkan secara bercabang-cabang. Dalam format ini simbol yang digunakan tidak diberi tulisan rumusan singkat kegiatan. Tulisan hanya diperlukan untuk memberi penjelasan pada simbol kegiatan yang merupakan pengambilan keputusan (simbol “decision” atau belah ketupat). SOP format ini umumnya dipergunakan untuk SOP Administratif. E. Format SOP Administrasi Pemerintahan (SOP AP) Format SOP AP yang dipersyaratkan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi memiliki format yang telah distandarkan tidak seperti format SOP pada umumnya. Adapun format SOP AP yang dipergunakan dalam Kebijakan Reformasi Birokrasi adalah sebagai berikut: 1. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts) Format yang dipergunakan dalam SOP AP adalah format diagram alir bercabang (branching flowcharts) dan tidak ada format lainnya yang dipakai. Hal ini diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah termasuk di dalamnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah memuat kegiatan yang banyak (lebih dari sepuluh) dan memerlukan pengambilan keputusan yang banyak. Oleh sebab itu untuk menyamakan format maka seluruh prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi administrasi pemerintahan dibuat dalam bentuk diagram alir bercabang (branching flowcharts) termasuk juga prosedur yang singkat (sedikit, kurang dari sepuluh) dengan/atau tanpa pengambilan keputusan. 2. Menggunakan hanya Lima Simbol Flowcharts Simbol yang digunakan dalam SOP AP hanya terdiri dari 5 (lima) simbol, yaitu: 4 (empat) simbol dasar flowcharts (Basic Symbol of Flowcharts) dan 1 (satu) simbol penghubung ganti halaman (Off-Page Conector). Kelima simbol yang dipergunakan tersebut adalah sebagai berikut: 12
  • 13. a. Simbol Kapsul/Terminator ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan mulai dan berakhir; b. Simbol Kotak/Process ( ) untuk mendeskripsikan proses atau kegiatan eksekusi; c. Simbol Belah Ketupat/Decision ( ) untuk mendeskripsikan kegiatan pengambilan keputusan; d. Simbol Anak Panah/Panah/Arrow ( ) untuk mendeskrpsikan arah kegiatan (arah proses kegiatan); e. Simbol Segilima/Off-Page Connector ( ) untuk mendeskripsikan hubungan antar simbol yang berbeda halaman. Dasar penggunaan 5 (lima) simbol dalam penyusunan SOP AP adalah: 1. SOP AP mendeskripsikan prosedur administratif, yaitu kegiatankegiatan yang dilaksanakan oleh lebih dari satu pelaksana (jabatan) dan bersifat makro maupun mikro dan prosedur yang bersifat teknis yang detail baik yang menyangkut urusan administrasi maupun urusan teknis; 2. Hanya ada dua alternatif sifat kegiatan administrasi pemerintahan yaitu kegiatan eksekusi (process) dan pengambilan keputusan (decision); 3. Simbol lain tidak dipergunakan disebabkan karena prosedur yang dideskripsikan bersifat umum tidak rinci dan tidak bersifat teknis disamping itu kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan sudah langsung operasional tidak bersifat teknikal (technical procedures) yang berlaku pada peralatan (mesin); 4. Penulisan kegiatan dalam prosedur bersifat aktif (menggunakan kata kerja tanpa subyek) dengan demikian banyak simbol yang tidak dipergunakan, seperti: simbol pendokumentasian, symbol persiapan, simbol penundaan, dan simbol lain yang sejenis; 5. Penyusunan SOP AP ini hanya memberlakukan penulisan flowcharts secara vertikal, artinya bahwa branching flowcharts dituliskan secara vertikal sehingga hanya mengenal penyambungan simbol yang menghubungkan antar halaman (simbol segilima/off-page connector) dan tidak mengenal symbol lingkaran kecil penghubung dalam satu halaman. 13
  • 14. Pertanyaan 1. Sebutkan contoh-contoh pelayanan publik yang dilakukan di desa? 2. Buatlah contoh Standar Operasional Prosedur terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah Desa? Daftar Pustaka Dwiyanto, Agus, “Mengapa Pelayanan Publik?” dalam Agus Dwiyanto (Ed.), Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. 14