Seorang anak usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas karena demam tinggi. Anak rewel dan tidak bisa tidur sejak malam sebelumnya. anak juga sering batuk disertai flu sejak 3 hari yang lalu. Kadang ia sesak bila batuk. Riwayat imunisasi hanya mendapatkan imunisasi wajib.
3. Seorang anak usia 2 tahun dibawa oleh ibunya ke Puskesmas
karena demam tinggi. Anak rewel dan tidak bisa tidur sejak
malam sebelumnya. anak juga sering batuk disertai flu sejak
3 hari yang lalu. Kadang ia sesak bila batuk. Riwayat
imunisasi hanya mendapatkan imunisasi wajib.
4. •Perangsangan tubuh dengan antigen spesifik untuk menginduksi sistem imun
Imunisasi
•Kenaikan suhu tubuh diatas 37℃ sebagai akibat dari infeksi atau peradangan
Demam
•Ekspirasi eksplosif yang merupakan mekanisme protektif normal untuk melindungi
saluran pernapasan
Batuk
•Perasaan sulit bernapas yang ditandai dengan napas yang penuh dan
menggunakan otot-otot bantu pernapasan
Sesak napas
6. JEL ASK AN ANATOMI
DAN FISIOLOGI
SISTEM PERNAPASAN !
7.
8.
9.
10. 4 peristiwa fungsional utama,yaitu sebagian berikut ;
1) ventilasi paru,yaitu pertukaran gas antara udara dii atmosfer dan alveolus paru.
2) pertukaran gas di dalam paru (difusi oksigen dan karbondioksida antara
alveolus dan darah.
3) transport oksigen dan karbondioksida dari darah dan cairan tubuh kedalam sel
dan sebaliknya,
4) regulasi respirasi.
13. BATUK
Inspirasi
• Terjadi inspirasi dalam untuk meningkatkan volume gas yang
terinhalasi. Teregang otot-otot napas dan semakin meningkat
tekanan positif intratorakal.
Kompresi
• Terjadi penutupan glotis . Tujuan penutupan glotis adalah
mempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal
besar.
Ekspirasi
• Glotis dibuka dan adanya tekanan intratorakal serta intra
abdomen yang tinggi maka terjadilah proses ekspirasi yang cepat
dan singkat (disebut juga ekspulsif).
Relaksasi • Terjadinya relaksasi dari otot-otot respiratorik.
18. Menurut domili (2013), anak usia batita lebih banyak mengalami ISPA dikarenakan
sistem imunitas anak yang masih lemah dan organ pernapasan anak batita belum
mencapai kematangan yang sempurna, sehingga apabila terpajan kuman akan lebih
beresiko terkena penyakit.
Imunisasi dasar lengkap yang diberikan bukan untuk memberikan kekebalan tubuh
terhadap ISPA secara langsung, melainkan hanya untuk mencegah faktor yang dapat
memacu terjadinya ispa.
Menurut utami (2013) walaupun balita telah menerima imunisasi dasar lengkap balita
masih beresiko mengalami ISPA karena terdapat juga beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kejadian ISPA yaitu paparan dari virus, bakteri dan status gizi balita.
19. B A G A I M A N A K A H
P E M E R I KS A A N AW A L YA N G
H A R U S D I L A K U K A N ?
20. Demam Sudah berapa lama?
Apakah ada waktu-waktu tertentu
Terus-menerus atau ada fase dimana demam turun?
Batuk Sejak kapan
Produktif atau tidak
Encer/kental
Warna apa
Disertai sesak atau tidak dan mana yang dominan
batuknya berulang atau tidak
Riwayat
pengobatan
Sudah pernah berobat atau tidak
Sudah berapa kali
Apa obat yang digunakan
Dimana didapatkan
Riwayat
keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini
Riwayat
makanan
Makanan yang dimakan sebelum tibul gejala
Apakah ada alergi tertentu
Riwayat
imunisasi
Jenis imunisasi yang sudah didapat
ANAMNESIS
21. • Bentuk dan ukuran toraks
• Permukaan dada
• Otot pernafasan bantu
• Iga dan ruang antar iga
• Fossa yugularis, intra dan supra klavikularis
• Tipe dan frekuensi pernafasan
INSPEKSI
22. PALPASI
• Posisi mediastinum : trakea dan iktus cordis
• Denyutan, getaran, benjolan, edema, dan
krepitasi
• Nyeri tekan
• Vokal
• Gesekan plera
25. A PA K A H P E N YA K I T-
P E N YA K I T YA N G B E R K A I TA N
D E N G A N G E J A L A ?
26. ETIOLOGY
PNEUMONIA
• Pneumonia dapat
disebabkan oleh
berbagai macam
mikroorganisme
yaitu bakteri, virus,
jamur, dan
protozoa.
ASMA
• Hipereaktivitas
bronkus ditandai
dengan saluran
napas yang sangat
sensitif terhadap
berbagai
rangsangan alergen
atau iritan.
BRONKITIS AKUT
• Faktor lingkungan
meliputi polusi
udara, merokok dan
infeksi.
• Faktor penderita
meliputi usia, jenis
kelamin, kondisi
alergi dan riwayat
penyakit paru yang
sudah ada.
27. GEJALA
PNEUMONIA
• Demam, menggigil,
suhu tubuh kadang-
kadang melebihi 40oc
• Juga disertai batuk,
dengan sputum purulen,
kadang-kadang
berdarah.
• Sakit tenggorok
• Nyeri otot, dan sendi.
ASMA
• Tidak ada demam
• Batuk kronik berulang
dan dada terasa
sakit/sesak
• Rasa berat di dada dan
berdahak yang berulang
• Gejala memburuk
terutama pada
malam/dini hari
• Mengi atau batuk
setelah kegiatan fisik
• Respon positif terhadap
pemberian
bronkodilator
BRONKITIS AKUT
• Demam
• Batuk dan produksi
sputum. Dahak
berwarna yang bening,
putih atau hijau-
kekuningan.
• Sesak napas dengan
aktivitas dan mulai
batuk.
• Gejala kelelahan, sakit
tenggorokan , nyeri otot,
hidung tersumbat, dan
sakit kepala dapat
menyertai gejala utama.
29. DEMAM
Pemberian cairan dalam jumlah banyak untuk mencegah dehidrasi dan
beristirahat yang cukup.
Tidak memberikan penderita pakaian panas yang berlebihan saat
menggigil.
Memberikan kompres hangat penderita.
Pemberian parasetamol dengan dosis 50-100 mg/kgbb/3
30. BATUK
Ekspektoran. Digunakan saat pasien memiliki batuk produktif. Adapun obat
golongan ini yang dapat diberikan pada anak tersebut adalah 200-400 mg/
kgbb/3
Mukolitik. Berfungsi untuk mengencerkan sekret. Adapun golongan obat yang
dapat digunakan yaitu bromheksin HCL dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari
SESAK
Untuk gejala sesak diberikan obat golongan ᵝ - 2 agonis seperi salbutamol yaitu
dengan dosis0,02mg/kgbb/x yang diberikan secara inhalasi.
31. B A G A I M A N A T E R A P I
YA N G D I B E R I K A N ?
32. PNEUMONIA
Pneumonia ringan
Anak di rawat jalan
Pemberian antibiotik:
kontrimoksasol (4 mg TMP/kg
BB/kali) 2 kali sehari selama 3
hari atau amoksilin (25 mg/kg
BB/kali) 2 kali sehari selama 3
hari.
Pneumonia berat
Anak dirawat di rumah sakit
Terapi antibiotik, seperti
amoksilin/ampisilin,
kloramfenikol.
Terapi oksigen seperti, pulse
oximetry, nasal prongs
33. ASMA
Asma ringan
Pemberian bronkodilator
cukup dengan agonis beta-
2 (seperti salbutamol,
terbutalin, prokaterol, dan
lain lain) saja karena
penambahan obat lain tidak
menimbulkan perbedaan
yang bermakna.
Asma sedang
Diberikan inhalasi agonis
beta-2
Steroid sistemik, dan
oksigen serta penggantian
cairan bila diperlukan.
Tidak diperlukan
penambahan ipratropium
bromida.
Asma berat
Kombinasi agonis beta-2
dan ipratropium bromida
Pemberian oksigen,
kortikosteroid sistemik,
aminofilin, dan suportif
seperti penggantian cairan,
koreksi asam basa dan
elektrolit
34. BRONKITIS AKUT
Farmakologi
• Bronkodilator yaitu : Simpatomimetika, metilsantin, dan antikolinergik. Contoh : Beta-2
agonis (Simpatomimetika), Metilxantin / Teofilin
• Antibiotik : penicilin, quinolon
Nonfarmakologi
• Pasien harus berhenti merokok
• Kalau timbul kesulitan dalam pernapasan atau dadanya bagian tengah sangat sesak,
biarlah dia menghirup uap air tiga kali sehari.
• Taruhlah kompres uap di atas dada pasien dua kali sehari, dan taruhlah kompres lembab
diatas dada sepanjang malam sambil menjaga tubuhnya jangan sampai kedinginan.
• Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan latihan pernapasan
sesuai yang diajarkan tenaga medis.
• Istirahat yang cukup.
35. A PA K A H T I N D A K A N
P R E V E N T I F YA N G H A R U S
D I L A K U K A N ?
36. Tidak tidur di kamar yang ber AC dan menggunakan baju hangat kalau bisa hingga
sampe leher
Hindari makanan yang merangsang batuk seperti: gorengan, minuman dingin
(es), dll.
Jangan memandikan anak terlalu pagi atau terlalu sore, dan memandikan anak
dengan air hangat
Jaga kebersihan makanan dan biasakan cuci tangan sebelum makan
Hindari merokok dan asap rokok
Hindari kontak langsung dengan pasien yang menderita penyakit saluran pernapasan
dengan menggunakan masker
37. Banyak minum air putih terutama yang hangat
Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seperti buah-buahan segar
terutama yang banyak mengandung vitamin c.
Cukup istirahat, hindari stres, dan melakukan olahraga secara teratur
Pemberian obat yang adekuat
Perlu diadakan konsep ventilasi ruangan yang baik,agar terjadi aliran udara
yang lancer.
Menciptakan lingkungan udara yang bebas polusi
38. REFERENSI
• Buku Ajar Ilmu penyakit dalam Ed. 6 Jilid II. Halaman 1585-1588
• F. Paulsen, J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jakarta : CV EGC.
• Rengganis,Iris. Diagnosis & Tatalaksana Asma Bronkhial. Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta
• Jurnal Kedokteran UNDIP: ASMA.2011
• Mulyani, N.S., & Rinawata, M. 2013. Imunisasi Untuk Anak. Penerbit Nuha Medika.
Yogyakarta
• Repository.usu.ac.id
• Sherwood, Lauralee. 2011.Fisiologi Manusia dari sel ke Sistem Ed.8. EGC. Jakarta