Volvulus sigmoid

1. Oleh :
Rindang Cahyani Putri H. Abas
111 2018 2125
Pembimbing
dr. Masati Muhiddin, Sp.Rad, M.Kes
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN RADIOLOGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
Referat

2. • Volvulus : terjadi ketika usus melilit sumbu
mesenteriknya, dapat menyebabkan obstruksi parsial
atau komplet dan insufisiensi vaskular.
• Kolon sigmoid adalah bagian yang paling sering
terkena.
• Volvulus sigmoid (SV) menjadi penyebab 2%-5% dari
obstruksi kolon di negara-negara Barat dan 20%- 50%
sebagai obstruksi di negara-negara Timur.
• Insiden SV di Amerika Serikat adalah 1,67 per 100.000
orang per tahun.5

3. • Gejala klinis pada volvulus tidak spesifik, dibutuhkan
konsul radiologist sebagai evaluasi dalam menunjang
diagnosis volvulus.2
• Keterlambatan diagnosis dapat menyebabkan beberapa
komplikasi, seperti iskemik usus dan infark.
• Diagnosis yang cepat sangat penting untuk menghindari
komplikasi volvulus yang berkepanjangan

4. Volvulus sigmoid didefinisikan sebagai terputarnya
(torsi) kolon sigmoid di sekitar sumbu mesenterik
yang mengarah ke obstruksi akut usus besar. Jika
tidak ditangani segera akan menimbulkan komplikasi
berat, seperti iskemik usus, gangrene, dan perforasi
usus.7
Gambar 1. Volvulus sigmoid

5. • Berdasarkan beberapa laporan, di Amerika, 3-5% obstruksi colon disebabkan oleh
volvulus dimana 61% kasus adalah colon sigmoid, 3% caecum dan 5% colon
transversa.10
• Volvulus sigmoid terjadi pada kelompok umur 21-30 tahun, 31-40 tahun, dan 41-50 tahun
dengan persentase sebesar 52,5%. Frekuensi paling besar adalah pada kelompok umur
51-60 tahun dengan persentase sebesar 25%. Namun kejadiannya cukup jarang terjadi
pada kisaran umur di bawah 20 tahun dan di atas 70 tahun.3
• Rasio laki-laki : perempuan dengan volvulus sigmoid bervariasi. Namun pada sebagian
besar penelitian menunjukkan bahwa insidensi pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan
perempuan.3,10

6. Gaster volvulus
• Trias klinis : (triad Borchardt) yang terdiri dari nyeri
epigastrium mendadak, muntah yang tidak dapat diatasi,
dan ketidakmampuan masuknya pipa nasogastrik ke dalam
lambung
Midgut volvulus
• Paling umum terjadi pada anak-anak; 60% -80% dari
mereka yang terkena ditandai dengan muntah-muntah pada
satu bulan pertama kehidupan.2
Caecal volvulus
• Biasanya terjadi anomali kongenital pada fiksasi kolon
termasuk diantaranya fiksasi abnormal kolon bagian kanan
ke retroperitoneum dan motilitas abnormal kolon kanan.
Transversal volvulus
• Kolon transversal adalah kejadian yang paling langka (<5%
-10% kasus) pada kasus volvulus, tetapi dikaitkan dengan
mortalitas tertinggi.

7. Bawaan:
• Idiopatik, perlekatan sempit mesentery sigmoid, loop panjang kolon
sigmoid, dolichomesentery, penyakit Hirschprung, pseudo megacolon.3
Faktor-faktor yang didapat dan predisposisi:
• Adhesi pasca-operasi, konstipasi kronis, diet tinggi serat, usia tua dan
obat-obatan seperti anti-kolinergik, ganglion blocker, obat
antiparkinson, dan obat penenang juga dikatakan menghasilkan
megakolon atau sindrom megakolon.3
Etiologi multifaktorial dan kontroversial

8. • Dua masalah penting dalam patofisiologi volvulus adalah obstruksi lumen
dan oklusi vascular.
• Mekanisme obstruksi dan infeksi bakteri menyebabkan distensi twisted-
loop dan proximal colon. Peningkatan tekanan intrakolon menurunkan
perfusi kapiler.
• Mekanisme oklusi dan thrombosis pembuluh darah berkontribusi dalam
terjadinya iskemik, dan akhirnya menyebabkan gangrene pada colon.
Peningkatan tekanan intra-abdominal menyebabkan kompartemen
syndrome abdomen. Hipertropi dinding kolon, penebalan arteri
mesenterica, penonjolan pembuluh darah, hilangnya haustrasi.

9. Nyeri
abdomen
Konstipasi
Distensi
abdomen
Gambar 4. Gejala yang sering ditemukan pada kasus volvulus sigmoid
(Sumber : Bantu Rajsiddharth, 2016)

10. Laboratorium
• Berguna untuk persiapan
operasi.
• Mengkonfirmasi adanya
komplikasi dari volvulus.
• Analisa gas darah menunjukkan
abnormalitas pada pasien
dengan alkalosis metabolik bila
muntah berat, dan asidosis
metabolik bila ada tanda - tanda
syok dan dehidrasi.
Radiologi
• Foto polos
• Barium enema
• CT-scan

11. Gejala yang khas adalah sakit perut mendadak dan distensi
abdomen diikuti oleh konstipasi.
Temuan lain pada pemeriksaan fisis yaitu bunyi usus abnormal,
perkusi timpani, massa perut teraba, rektum kosong, dan gejala
dehidrasi.
Diagnosis volvulus sigmoid ditegakkan berdasarkan
temuan klinis dan radiologis.

12. Radiografi polos bersifat diagnostik pada 57% -90% pasien.
Gambar 6. Air fluid level
Gambar 7. Coffee bean sign

13. Gambar 8. Bird beak sign
Gambar 9. Whirl sign

14. • Megakolon toksik adalah penyakit yang jarang ditemukan namun dapat mengancam
jiwa, didefinisikan sebagai dilatasi berat pada usus yang berhubungan dengan
kolitis15
• Pasien dengan kondisi ini memiliki gejala dengan konstipasi berulang, nyeri perut,
distensi yang dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja.
• Diagnosis megakolon toksik dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan radiologi serta laboratorium.
• Diagnosis kelainan ini dapat ditegakkan dari pemeriksaan radiologi foto polos abdomen yaitu
dilatasi kolon lebih dari sama dengan 6 cm.
• Temuan laboratorium pada pasien megakolon toksik yaitu temuan akibat respon inflamatorik
sistemik meliputi leukositosis, peningkatan rasio sedimentasi eritrosit atau C-reactive protein,
dan hipoalbuminemia. Hipokalemia dan hipomagenesemia sering dijumpai dan dapat
memperburuk kondisi pasien.18,19

15. • Penatalaksanaan volvulus sigmoid sesuai
dengan derajat gejala perut yang ditimbulkan
dan keparahan iskemia usus.
• Dalam kasus tanpa disertai sakit perut yang
parah atau nekrosis usus yang parah, diberikan
terapi rehidrasi dengan puasa, detorsion
endoskopi yang fleksibel, atau intubasi dengan
tabung endoskopi.
Gambar 10. Algoritma tatalaksana volvulus kolon

16. • Volvulus sigmoid memiliki prognosis yang buruk
• Penundaan operasi akan meningkatkan angka mortalitas.
• Pada pasien dengan nekrosis saluran cerna, reseksi dapat
meningkatkan angka mortalitas. Angka kejadian kekambuhan juga
banyak dilaporkan pada tindakan sekopeksi dan sigmoidopeksi
serta tindakan dekompresi tanpa tindakan operatif.6