Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
1. 94 pesona.co.id oktober 2016
Banyak faktor penyebab tulang keropos. Salah satunya:
Menurunnya kadar estrogen dalam tubuh. Itu sebabnya,
wanita lebih dulu mengalami osteoporosis.
TEKS: Tenni Purwanti
AWAS
KEROPOS
Di sebuah antrean membayar belanjaan
di kasir supermarket, seorang ibu minta
didahulukan. Umurnya mungkin tidak lebih
dari 60 tahun, belum terlalu tua. Saya mengalah
saja karena keranjang belanja saya tidak berat.
“Tulang saya sakit, tidak tahan berdiri lama-
lama,” ujarnya setengah berbisik malu-malu.
Saya hanya tersenyum saat mempersilakan ia
menyela giliran saya. Masih belum percaya,
saya perhatikan ibu itu saat meninggalkan
kasir. Jalannya memang perlahan-lahan seperti
menahan sakit.
Sakit tulang. Itu istilah yang sering kita
dengar. Apa sebetulnya yang terjadi dengan
tulang yang sakit ini? Kata Prof. Dr. dr. H.
Ichramsjah A. Rachman, SpOG(K) yang
menangani menopause dan osteoporosis di RSIA
Budhi Jaya, Jakarta, memasuki usia menopause,
hormon estrogen dalam tubuh wanita mulai
menurun. Itu sebabnya wanita lebih dulu
berpotensi mengalami osteoporosis daripada
pria. Keluhan yang muncul biasanya susah tidur,
gelisah, gejolak panas, keringat banyak, pemarah,
nyeri tulang belakang, vagina kering, libido
Osteoporosis pada masa menopause dapat disembuhkan dengan Hormone
Replacement Therapy (HRT). Namun karena terapi hormon ini meningkatkan risiko
kanker payudara dan penyakit jantung, maka pengaplikasiannya tidak dianjurkan dalam
waktu lama. Prof. Ichramsjah biasanya memberikan obat fitoestrogen sebagai pengganti
HRT untuk pasiennya. Pengobatan fitoestrogen biasanya terlihat setelah enam bulan.
Fitoestrogen merupakan senyawa kimia yang mirip dengan struktur molekul hormon
estrogen pada tubuh. Fitoestrogen alami terdapat dalam kacang-kacangan, gandum,
sayuran, dan buah-buahan. “Tempe, terutama yang dikukus, adalah sumber fitoestrogen.
Jangan terlalu matang kalau masak tempe,” saran Prof. Ichramsjah.
HEALTH FEATURE-ZN CEK.indd 94 9/19/2016 5:46:51 PM
3. 96 pesona.co.id oktober 2016
menurun, kehilangan massa tulang, dan
osteopenia sampai osteoporosis.
Wanita mulai menopause rata-rata di
usia 45 tahun, sedangkan pria mengalami
andropause rata-rata mulai usia 65
atau 70 tahun. Bagaimana tulang itu
mulai mengeropos, Ichramsjah punya
penjelasannya. “Tulang dibentuk oleh sel
osteoblast selama tiga bulan, dihancurkan
oleh sel osteoclast selama tiga minggu.
Proses ini berjalan terus sepanjang hidup.
Estrogen membantu sel osteoblast. Ketika
estrogen menurun, tulang yang dibentuk
hanya setengah dari yang seharusnya,” jelas
Prof. Ichramsjah.
Osteoporosis adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan
berkurangnya massa tulang dan adanya
perubahan mikroarsitektur jaringan tulang.
Akibatnya, kekuatan tulang menurun,
kerapuhan tulang meningkat, dan bisa
berakibat patah tulang tanpa keluhan.
Tulang mulai tumbuh sejak dalam
kandungan. Pertumbuhan tulang selama
dalam rahim dipengaruhi kalsium dan
hormon plasenta. Itulah sebabnya ibu
hamil perlu mengonsumsi kalsium. Selain
untuk pertumbuhan tulang janin, kalsium
diperlukan untuk penggantian kalsium
tulang ibu yang terpakai selama masa
kehamilan. “Kalsium yang dibutuhkan
janin diambil dari tulang belakang dan
gigi ibunya, maka ibu perlu mendapat
asupan kalsium yang cukup untuk
mengembalikan kalsium yang hilang,” kata
Prof. Ichramsjah.
Massa tulang dibentuk sejak dalam
kandungan, lalu balita, masa kanak-kanak
hingga remaja. Pada usia 30 tahunan,
kepadatan tulang mencapai puncaknya.
Tapi di usia 35 sampai 50 tahun, massa
tulang menurun, terutama pada wanita.
Pada usia subur, massa tulang akan
digerogoti karena kehamilan dan menyusui.
Setelah usia 35 tahun, estrogen mulai
berkurang dan menyebabkan wanita
kehilangan jaringan tulang sebanyak dua
hingga tiga persen per tahun sampai ia
menopause (usia 49-51 tahun), dan akan
berlangsung terus sampai lima hingga
10 tahun pasca menopause. Dapat kita
bayangkan betapa banyaknya jaringan
tulang yang hilang bagi perempuan, apalagi
kalau massa tulang dari awal tidak padat.
Masalahnya, osteoporosis hampir
tidak menunjukkan gejala. Karena itu,
Prof. Ichramsjah menyarankan kita
mulai waspada ketika tinggi badan mulai
berkurang 3 cm setiap tahun. Sebetulnya
bukan tinggi badan kita yang berkurang,
tetapi tubuh membungkuk akibat
kepadatan tulang berkurang. “Penderita
osteoporosis rata-rata berusia di atas
50 tahun tetapi sekarang bisa lebih muda,
mulai 45 tahun. Kalau di bawah 45 tahun,
biasanya akibat penyakit lain seperti
diabetes, asma, atau pelari yang berlatih
terlalu keras.”
Pemeriksaan kepadatan tulang bisa
dilakukan di rumah sakit yang memiliki
alat Bone Mineral Densitometry (BMD).
Pemindaian tulang dilakukan dalam
15 menit dan hasilnya bisa ditunggu.
Pasien dapat melihat apakah massa
tulangnya masih dalam kondisi normal,
osteopenia (menuju osteoporosis), atau
sudah osteoporosis. Pemeriksaan dengan
alat ini dapat dilakukan sekali dalam
setahun. Tulang yang dipindai adalah
tulang tangan yang jarang digunakan—
untuk orang normal tangan kiri, untuk
yang kidal tangan kanan—serta pangkal
paha kanan dan tulang belakang.
Jika Anda saat ini telah memasuki
usia menopause, jangan sedih dulu—
menurut Prof. Ichramsjah, wanita yang
rutin berolahraga berisiko lebih rendah
terkena osteoporosis. “Olahraga terbaik
untuk tulang adalah angkat beban dan
senam osteoporosis,” sarannya. Selain itu,
mengonsumsi makanan tinggi kalsium
seperti sayuran hijau, kacang-kacangan,
kedelai dan produk olahannya seperti
tempe dan tahu, ikan seperti teri, sarden
dan makarel kalengan dengan tulangnya,
dan salmon—untuk membantu menjaga
kepadatan tulang. Jangan lupa menjaga
asupan vitamin D dengan rutin terpapar
sinar matahari pagi dan sore.
FOTO:123rfKonsultan:Prof.Dr.dr.H.IchramsjahA.Rachman,SpOG(K).
RSIABudhiJaya,JAKARTA
Faktor yang
menghambat
penyerapan
kalsium
dalam usus*
1
Makanan berserat
yang berlebihan
2
Kombinasi makan dengan
protein tinggi (daging,
kambing, ayam). Untuk
setiap gram protein
hewani, tubuh akan
kehilangan 1 mg kalsium
melalui urin. Protein
meningkatkan derajat
keasaman urin sehingga
membutuhkan kalsium
sebagai pertahanan.
3
Garam (sodium) akan
membuang kalsium
melalui urine (1 gram
sodium menyebabkan
26 gram kalsium hilang).
4
Konsumsi fosfor tinggi
melebihi 1.500 mg (soft
drink, ikan tuna, daging)
5
Kebiasaan merokok,
minum kopi, dan alkohol.
*Berdasarkan buku Pencegahan
Dini Osteoporosis yang ditulis
Dr. Sonja Roesma, SKM., AAK
dan diterbitkan oleh Perwatusi
(Perkumpulan Warga Tulang
Sehat Indonesia)
HEALTH FEATURE-ZN CEK.indd 96 9/19/2016 5:47:00 PM