SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
1
ILMU BEDAH
Disusun Oleh
KELOMPOK V
1. SUTRIANI
2. WA ODE PINA
3. WA ODE FINARNI
4. WA ODE KARNIATI
5. WA ODE MURNIA
6. WA ODE SAMSIAH
7. WA ODE SITI MUSRINA M
8. WA ODE SITI RATNA GAMPI
9. YETTI SILVIYANDRI
10. YUSNANI
11. ZAMILAN
PK.M. 07. 041
PK.M. 07. 042
PK.M. 07. 043
PK.M. 07. 044
PK.M. 07. 045
PK.M. 07. 046
PK.M. 07. 047
PK.M. 07. 048
PK.M. 07. 049
PK.M. 07. 050
PK.M. 07. 051
PROGRAM KHUSUS AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
T.A 2009
2
OSTEOPOROSIS
1. Pengertian
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total.
Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi
tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan
penurunan massa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan
mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stress yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal. Osteoporosis sering mengkibatkan
fraktur kompresi vetebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan
daerah trokhanter dan patah tulang colles pada pergelangan tangan. Fraktur
kompresi ganda vertebra mengkibatkan deformitas skelet (Mansjoer, 2000).
Osteoporosis atau keropos tulang merupakan penyakit silent epidemic, yang
berarti pengeroposan tulang tersebut berlangsung secara diam-diam dan terus
menerus. Tidak ada gejala apapun yang mengakibatkan penderitanya waspada,
hingga pada suatu saat apabila penderitanya terjatuh maka tulangnya menjadi
sedemikian mudah retak. Akibatnya banyak penderita yang terhenti aktifitasnya
sama sekali atau bahkan meninggal dunia. Disamping itu biaya pengobatan dan
perawatannya menelan biaya yang sangat mahal (Elizabeth,2000).
Jumlah penderita patah tulang akibat osteoporosis sangat banyak yakni 1,3
juta pada tahun 1990. Bahkan diperkirakan mencapai 4,5 juta pada tahun 2050.
US Department of Health and Human Services pada tahun 2004 melaporkan
bahwa hingga tahun 2020 bila tidak ada penangan serius diperkirakan setengah
dari jumlah penduduk AS akan terkena osteoporosis. Di Indonesia, hasil analisa
Depkes di 14 propinsi sebagaimana dimuat oleh IDI Online melaporkan bahwa
penderita osteoporosis telah mencapai sekitar 19,7 persen dari jumlah lansia
yang ada. Oleh karena itu tanggal 20 September hingga 20 Oktober 2005
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan sebagai Bulan Osteoporosis Nasional
(http://nusaindah.tripot.com/kesehatan.html, 2009).
3
2. Klasifikasi osteoporosis
Ada ua bentuk osteoporosis yaitu :
- Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang terjadi, ada kaitannya dengan
umur penderita, jenis kelaminnya (berkaitan dengan hormonnya) artinya bila
seseorang bertambaha usianya maka angka kejadian osteoporosis semakin
tinggi. Begitu juga dengan para wanita yang mengalami menopause
sehubungan dengan kadar hormone estrogen yang menurun
- Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit
kronis lain seperti ginjal, gangguan hormone, penyakit hati kronis, penyakit
gula.
3. Etiologi
Kecepatan pembentukan tulang berkurang secara progresif seiring dengan
penuaan seseorang, yang dimulai pada usia sekitar 30 atau 40 tahun. Apabila
tulang semakin padat sebelum usia tersebut, semakin kecil kemungkinan timbul
osteoporosis. Pada orang yang berusia 70 atau 80 tahun osteoporosis adalah
penyakit yang sering ditemukan.
Timbulnya osteoporosis pada wanita berusia lanjut tampaknya terutama
disebabkan oleh turunnya kadar estrogen pascamenopaus. Estrogen
merangsang aktivitas osteoblas dan menghambat efek stimulasi hormone
paratiroid pada osteoklas. Dengan demikian, berkurangnya estrogen
menyebabkan pergeseran kea rah aktivitas osteoklas. Wanita kurus dan wanita
yang merokok lebih rentan terhadap osteoporosis karena sebelum menopaus
tulang mereka kurang padat dibandingkan tulang wanita gemuk yang tidak
merokok. Pria berusia lanjut lebih kecil resikonya mengalami osteoporosis karena
merekan biasanya memiliki tulang yang lebih padat (sekitar 30% lebih padat) dari
pada wanita, dan kadar testosterone tetap tinggi sampai usia mencapai 80 tahun.
Selain faktor diatas terdapat beberapa keadaan yang mempengaruhi atau
memperberat keadaan osteoporosis seperti kurang atau tidak perna berolahraga,
merokok, makanan yang tidak mengandung vitamin D (Brunner & Suddarth,
2001).
4
4. Manifestasi Klinis
Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala klinis sampai terjadi patah
tulang. Nyeri dan deformitas biasanya engertai patah tulang. Dengan melemah
dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang atau timbul
kofosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-kadang disebut dowagers hump)
Gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti patah tulang,
punggung yang semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan, nyeri punggung.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur, maka
akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Hancurnya tulang belakang
menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa
mengalami hancur secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri
timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang
akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah
tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara
bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan.
Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang, yang menyebabkan ketegangan otot dan
sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang
ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah
tulang panggul. Hal sering juga terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di
daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur
Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis patah tulang cenderung
menyembuh secara perlahan (Brunner & Suddarth, 2001).
5. Diagnosa osteoporosis
Pada seorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih
lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya penyebab
osteoporosis yang bisa diatasi (Mansjoer, 2000).
5
6. Komplikasi
Fraktur tulang panggul, pergelangan tangan, kolumna vertebralis dan paha.
7. Pemeriksaan penunjang
Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis dengan
pemeriksaan :
- Densitometer (lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray
absorptiometry). Pemeriksaan ini merupakan gold standard diagnose
osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini aman dan tidak menimbulkan
nyeri serta bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk
wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis, penderita yang
diagnosisnya belum pasti, penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya
harus dinilai akuran.
- Densitometer-USG
Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit
osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1
berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia
(penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang).
Keuntungannya adalah kepraktisan dan harga pemeriksaan yang lebih murah
- Sinar x
Untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah
- Pemeriksaan laboratorium
Untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin. Proses pengeroposan tulang dapat
diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia contohnya (c-telopeptide).
Merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam
sirkulasi darah sehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses
pengeroposan tulang.
Proses pembentukan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda
bioklimia N-MID-Osteocalcin. Osteocalcin merupakan protein spesifik tulang
sehingga pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai penanda biokimia
pembentukan tulang dan juga untuk menentukan kecepatan turnover tulang pada
beberapa penyakit tulang lainnya (Mansjoer, 2000).
6
8. Penatalaksanaan
 Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anak-anak dan remaja yaitu
kebiasaan berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat tualng
 Olahraga beban, bahkan pada usia sangat lanjut (>80 tahun), telah dibuktikan
dapat meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot, dan memperbaiki daya
tahan fisik dan keseimbangan
 Terapi estrogen-prosgesteron pengganti selama dan setelah menopaus dapat
mengurangi pembentukan osteoporosis pada wanita. Kontraindikasi terapi
penggantian estrogen adalah riwayat kanker payudara pada individu atau
keluarga atau riwayat individu mengidap pembentukan bekuan darah
 Terapi testosterone dapat mengurangi osteoporosis pada pria
 Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi
pembentukan osteoporosis baik pada pria maupun wanita
 Merokok harus dihindari (Elizabeth, 2000).
7
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, EGC:
Jakarta.
Elizabeth, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 4. EGC; Jakarta.
Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; Jakarta.
Http://Nusaindah.Tripot.Com/kesehatan.html, 2009.
8
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, EGC:
Jakarta.
Doenges, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC; Jakarta.
Elizabeth, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 4. EGC; Jakarta.
Gale, D & Carette., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta.
Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; Jakarta.

More Related Content

What's hot

What's hot (14)

Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalanOsteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
 
FLiPCHART OSTEOPOROSiS
FLiPCHART OSTEOPOROSiSFLiPCHART OSTEOPOROSiS
FLiPCHART OSTEOPOROSiS
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Ppt tutorial
Ppt tutorialPpt tutorial
Ppt tutorial
 
Bab 1 simple bone
Bab 1 simple boneBab 1 simple bone
Bab 1 simple bone
 
Pleno osteoporosis
Pleno osteoporosisPleno osteoporosis
Pleno osteoporosis
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Powerpoint Osteoporosis PPTM
Powerpoint Osteoporosis PPTMPowerpoint Osteoporosis PPTM
Powerpoint Osteoporosis PPTM
 
Terapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosisTerapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosis
 
OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSISOSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 

Similar to JUDUL

Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosisWarnet Raha
 
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.pptPenyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.pptTiaramaghfiratinJann
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaSeptian Muna Barakati
 
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...evinur12
 
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Tenni Purwanti
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1UDE-NEWS
 
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxEdukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxAliAbdullah291997
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAnickitakita
 
Sistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSalam Asker
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tikrizkiadi
 

Similar to JUDUL (20)

Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.pptPenyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
Gaya_Hidup_Sehat_Cegah_Osteoporosis_Melalui_Aktivitas_Fisik_dan_Nutrisi_Untuk...
 
Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
Osteoporosis - Mengapa Lebih Banyak Diderita Wanita?
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada dengan osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
 
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptxEdukasi Awam Osteoporosis.pptx
Edukasi Awam Osteoporosis.pptx
 
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIAKelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
Kelainan pada ORGAN TUBUH MANUSIA
 
Sistem Gerak Manusia
Sistem Gerak ManusiaSistem Gerak Manusia
Sistem Gerak Manusia
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 
Tulang.pptx tik
Tulang.pptx tikTulang.pptx tik
Tulang.pptx tik
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

JUDUL

  • 1. 1 ILMU BEDAH Disusun Oleh KELOMPOK V 1. SUTRIANI 2. WA ODE PINA 3. WA ODE FINARNI 4. WA ODE KARNIATI 5. WA ODE MURNIA 6. WA ODE SAMSIAH 7. WA ODE SITI MUSRINA M 8. WA ODE SITI RATNA GAMPI 9. YETTI SILVIYANDRI 10. YUSNANI 11. ZAMILAN PK.M. 07. 041 PK.M. 07. 042 PK.M. 07. 043 PK.M. 07. 044 PK.M. 07. 045 PK.M. 07. 046 PK.M. 07. 047 PK.M. 07. 048 PK.M. 07. 049 PK.M. 07. 050 PK.M. 07. 051 PROGRAM KHUSUS AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA T.A 2009
  • 2. 2 OSTEOPOROSIS 1. Pengertian Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan penurunan massa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stress yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal. Osteoporosis sering mengkibatkan fraktur kompresi vetebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter dan patah tulang colles pada pergelangan tangan. Fraktur kompresi ganda vertebra mengkibatkan deformitas skelet (Mansjoer, 2000). Osteoporosis atau keropos tulang merupakan penyakit silent epidemic, yang berarti pengeroposan tulang tersebut berlangsung secara diam-diam dan terus menerus. Tidak ada gejala apapun yang mengakibatkan penderitanya waspada, hingga pada suatu saat apabila penderitanya terjatuh maka tulangnya menjadi sedemikian mudah retak. Akibatnya banyak penderita yang terhenti aktifitasnya sama sekali atau bahkan meninggal dunia. Disamping itu biaya pengobatan dan perawatannya menelan biaya yang sangat mahal (Elizabeth,2000). Jumlah penderita patah tulang akibat osteoporosis sangat banyak yakni 1,3 juta pada tahun 1990. Bahkan diperkirakan mencapai 4,5 juta pada tahun 2050. US Department of Health and Human Services pada tahun 2004 melaporkan bahwa hingga tahun 2020 bila tidak ada penangan serius diperkirakan setengah dari jumlah penduduk AS akan terkena osteoporosis. Di Indonesia, hasil analisa Depkes di 14 propinsi sebagaimana dimuat oleh IDI Online melaporkan bahwa penderita osteoporosis telah mencapai sekitar 19,7 persen dari jumlah lansia yang ada. Oleh karena itu tanggal 20 September hingga 20 Oktober 2005 dicanangkan oleh Menteri Kesehatan sebagai Bulan Osteoporosis Nasional (http://nusaindah.tripot.com/kesehatan.html, 2009).
  • 3. 3 2. Klasifikasi osteoporosis Ada ua bentuk osteoporosis yaitu : - Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang terjadi, ada kaitannya dengan umur penderita, jenis kelaminnya (berkaitan dengan hormonnya) artinya bila seseorang bertambaha usianya maka angka kejadian osteoporosis semakin tinggi. Begitu juga dengan para wanita yang mengalami menopause sehubungan dengan kadar hormone estrogen yang menurun - Osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit kronis lain seperti ginjal, gangguan hormone, penyakit hati kronis, penyakit gula. 3. Etiologi Kecepatan pembentukan tulang berkurang secara progresif seiring dengan penuaan seseorang, yang dimulai pada usia sekitar 30 atau 40 tahun. Apabila tulang semakin padat sebelum usia tersebut, semakin kecil kemungkinan timbul osteoporosis. Pada orang yang berusia 70 atau 80 tahun osteoporosis adalah penyakit yang sering ditemukan. Timbulnya osteoporosis pada wanita berusia lanjut tampaknya terutama disebabkan oleh turunnya kadar estrogen pascamenopaus. Estrogen merangsang aktivitas osteoblas dan menghambat efek stimulasi hormone paratiroid pada osteoklas. Dengan demikian, berkurangnya estrogen menyebabkan pergeseran kea rah aktivitas osteoklas. Wanita kurus dan wanita yang merokok lebih rentan terhadap osteoporosis karena sebelum menopaus tulang mereka kurang padat dibandingkan tulang wanita gemuk yang tidak merokok. Pria berusia lanjut lebih kecil resikonya mengalami osteoporosis karena merekan biasanya memiliki tulang yang lebih padat (sekitar 30% lebih padat) dari pada wanita, dan kadar testosterone tetap tinggi sampai usia mencapai 80 tahun. Selain faktor diatas terdapat beberapa keadaan yang mempengaruhi atau memperberat keadaan osteoporosis seperti kurang atau tidak perna berolahraga, merokok, makanan yang tidak mengandung vitamin D (Brunner & Suddarth, 2001).
  • 4. 4 4. Manifestasi Klinis Osteoporosis mungkin tidak memberikan gejala klinis sampai terjadi patah tulang. Nyeri dan deformitas biasanya engertai patah tulang. Dengan melemah dan kolapsnya korpus vertebra, tinggi seseorang dapat berkurang atau timbul kofosis dan individu menjadi bungkuk (kadang-kadang disebut dowagers hump) Gejala baru timbul pada tahap osteoporosis lanjut, seperti patah tulang, punggung yang semakin membungkuk, hilangnya tinggi badan, nyeri punggung. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Hancurnya tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami hancur secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang, yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Hal sering juga terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan (Brunner & Suddarth, 2001). 5. Diagnosa osteoporosis Pada seorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya penyebab osteoporosis yang bisa diatasi (Mansjoer, 2000).
  • 5. 5 6. Komplikasi Fraktur tulang panggul, pergelangan tangan, kolumna vertebralis dan paha. 7. Pemeriksaan penunjang Di Indonesia dikenal 3 cara penegakan diagnosa penyakit osteoporosis dengan pemeriksaan : - Densitometer (lunar) menggunakan teknologi DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini merupakan gold standard diagnose osteoporosis. Pemeriksaan kepadatan tulang ini aman dan tidak menimbulkan nyeri serta bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis, penderita yang diagnosisnya belum pasti, penderita yang hasil pengobatan osteoporosisnya harus dinilai akuran. - Densitometer-USG Pemeriksaan ini lebih tepat disebut sebagai screening awal penyakit osteoporosis. Hasilnya pun hanya ditandai dengan nilai T dimana nilai lebih -1 berarti kepadatan tulang masih baik, nilai antara -1 dan -2,5 berarti osteopenia (penipisan tulang), nilai kurang dari -2,5 berarti osteoporosis (keropos tulang). Keuntungannya adalah kepraktisan dan harga pemeriksaan yang lebih murah - Sinar x Untuk menunjukkan degenerasi tipikal dalam tulang punggung bagian bawah - Pemeriksaan laboratorium Untuk osteocalcin dan dioksipiridinolin. Proses pengeroposan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda biokimia contohnya (c-telopeptide). Merupakan hasil penguraian kolagen tulang yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga spesifik dalam menilai kecepatan proses pengeroposan tulang. Proses pembentukan tulang dapat diketahui dengan memeriksakan penanda bioklimia N-MID-Osteocalcin. Osteocalcin merupakan protein spesifik tulang sehingga pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai penanda biokimia pembentukan tulang dan juga untuk menentukan kecepatan turnover tulang pada beberapa penyakit tulang lainnya (Mansjoer, 2000).
  • 6. 6 8. Penatalaksanaan  Pencegahan osteoporosis dimulai sejak masa anak-anak dan remaja yaitu kebiasaan berolahraga dan nutrisi yang adekuat untuk memperkuat tualng  Olahraga beban, bahkan pada usia sangat lanjut (>80 tahun), telah dibuktikan dapat meningkatkan kepadatan tulang dan massa otot, dan memperbaiki daya tahan fisik dan keseimbangan  Terapi estrogen-prosgesteron pengganti selama dan setelah menopaus dapat mengurangi pembentukan osteoporosis pada wanita. Kontraindikasi terapi penggantian estrogen adalah riwayat kanker payudara pada individu atau keluarga atau riwayat individu mengidap pembentukan bekuan darah  Terapi testosterone dapat mengurangi osteoporosis pada pria  Suplemen kalsium dan vitamin D melalui makanan dapat mengurangi pembentukan osteoporosis baik pada pria maupun wanita  Merokok harus dihindari (Elizabeth, 2000).
  • 7. 7 DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, EGC: Jakarta. Elizabeth, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 4. EGC; Jakarta. Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; Jakarta. Http://Nusaindah.Tripot.Com/kesehatan.html, 2009.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, EGC: Jakarta. Doenges, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC; Jakarta. Elizabeth, 2000. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 4. EGC; Jakarta. Gale, D & Carette., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi, EGC, Jakarta. Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius; Jakarta.