SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
OSTEOPOROSIS 
A. Pengertian 
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa 
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang 
yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. 
B. Macam-macam 
1. Osteoporosis primer 
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia 
lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. 
2. Osteoporosis sekunder 
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : 
a Kelainan hepar 
b Kegagalan ginjal kronis 
c Kurang gerak 
d Kebiasaan minum alkohol 
e Pemakai obat-obatan/corticosteroid 
f Kelebihan kafein 
g Merokok 
C. Faktor penyebab 
1. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama 
pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang 
pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, 
tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita 
memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita
kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita 
kulit hitam. 
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang 
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya 
tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya 
terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 
kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis 
dan postmenopausal. 
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang 
disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa 
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, 
paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang 
dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan 
merokok bisa memperburuk keadaan ini. 
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya 
tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki 
kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak 
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. 
D. Gejala 
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis 
senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita 
tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi 
kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. 
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang 
rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri 
timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah 
nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, 
tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau 
beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot 
dan sakit. 
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau 
karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang 
juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan 
pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, 
patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan 
E. Diagnosa 
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan 
berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin 
diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan 
osteoporosis. 
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan 
pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA 
(dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa 
dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk: - wanita yang memiliki 
resiko tinggi menderita osteoporosis - penderita yang diagnosisnya belum pasti - penderita 
yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat. 
F. Pencegahan 
Pencegahan osteoporosi meliputi: - Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan 
tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup - Melakukan olah raga dengan beban - 
Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). 
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum 
tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan 
tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah 
baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum 
tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan 
tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen membantu 
mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan 
progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; 
tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat 
kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat 
menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam 
mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk 
mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau 
bersamaan dengan terapi sulih hormon. 
G. Pengobatan 
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama 
yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah 
yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa 
mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa 
memperlambat atau menghentikan penyakitnya. 
Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis. Alendronat berfungsi: - 
mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause - meningkatakan 
massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul - mengurangi angka kejadian patah 
tulang. Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada 
pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. 
Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah 
meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak 
boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan 
dan lambung tertentu. 
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang 
belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot 
hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa 
mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin 
D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium 
dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron. 
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi 
dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki 
dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, 
diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik. 
Osteoporosis 
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoporosis didefinisikan sebagai: 
"Kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah / fraktur akibat 
berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium yang terjadi pada waktu lama." 
Kerangka manusia terdiri dari 206 tulang yang terdiri dari kumpulan jaringan yang 
hidup dan keras yang berfungsi untuk menopang tubuh, mendukung otot, dan melindungi 
organ-organ dalam terhadap cedera. Peran penting lainnya, tulang bertindak sebagai tempat 
persediaan kalsium. Sekitar 2% berat orang dewasa (1,0-1,4 kilogram) terdiri dari kalsium. 
Sekitar 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, 1% sisanya dalam cairan tubuh dan 
jaringan lunak. Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, tingkat kalsium yang konstan harus 
tepat terjaga di dalam plasma darah. Setiap hari tubuh kita menerima dan mengeluarkan 
kalsium. 
Pada orang dewasa yang sehat, perputaran kalsium dari tulang adalah sekitar 500 mg 
(misalnya 500 mg kalsium masuk ke tubuh dan 500 mg yang dilepas oleh tulang setiap 
harinya). Untuk itu,apabila asupan kalsium tidak memadai maka tulang akan melepaskan 
kalsium ke dalam darah. Jika ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan 
jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu lama, maka persediaan 
kalsium di dalam tulang akan menipis yang mengakibatkan rendahnya massa dan kepadatan 
tulang sehingga meningkatkan resiko osteoporosis.
Klasifikasi dan penyebab terjadinya osteoporosis 
1) Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama 
pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang 
pada wanita. 
2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang 
berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya 
tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya 
terjadi pada usia lanjut. 
3) Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang 
disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. 
4) Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya 
tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki 
kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak 
memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. 
Faktor Risiko : Wanita, Usia, Ras, Keturunan penderita osteoporosis, 
Terapi diet penyakit osteoporosis 
Pencegahan osteoporosis melibatkan perubahan kebiasaan dari sejak masih kecil 
sampai remaja dan dewasa muda. Perubahan ini akan membantu dalam menurunkan resiko 
terjadinya osteoporosis di masa tuanya. 
Kebutuhan kalsium: 
Kebutuhan kalsium yang ada disesuaikan dengan usia. 
• Usia 1-3 tahun perlu 500 mg/per hari. 
• Usia 4-8 memerlukan 800 mg/per hari 
• Usia 9-18 perlu 1.300 mg/per hari. 
• Usia 19-50 butuh 1.000 mg/per hari.
• Usia >50 tahun butuh sekitar 1.200 mg/per hari. 
Tujuan diit osteoporosis 
1) Membantu mencegah terjadinya osteoporosis 
2) Membantu mengurangi kerapuhan masa tulang lebih lanjut 
3) Agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya. 
4) Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan. 
5) Meningkatkan asupan kalsium dari makanan. 
Syarat Diet 
1. Meningkatkan asupan kalsium. Kalsium merupakan mineral utama yang diperlukan 
pada waktu pembentukan tulang, dan diperlukan asupan yang cukup untuk 
memaksimalkan kepadatan tulang. 
2. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan 
3. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen laktase 
4. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan pada pasien, 
berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium per hari dan 400 
IU vitamin D per hari bagi wanita 
5. Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam, aerobik, dayung, dll. 
6. Jelaskan kepada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang postif secara dini 
dalam kehidupannya 
7. Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang 
berlebihan; kebiasaan ini dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine.
Bahan makanan sumber kalsium: susu dan produknya, bayam, ikan salmon, tahu, 
kacang almond, brokoli, turkey, jeruk, kailan, roti, pisang, daging sapi. Zat gizi lain yang 
diperlukan untuk membantu meningkatkan kadar kalsium di darah adalah vitamin D. 
Vitamin D mempunyai peran dalam meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan 
juga penyerapan kembali kalsium di ginjal. Selain itu diperlukan fosfor. 
Fosfor merupakan mineral yang diperlukan juga dalam pembentukkan tulang, 
diperlukan asupan yang cukup dari fosfor untuk memaksimalkan massa tulang. Akan tetapi 
konsumsi fosfor terlalu tinggi, misalnya fosfor yang terdapat pada soft drink, dapat 
meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. 
Demikian juga dengan konsumsi protein hewani yang terlalu tinggi, akan meningkatkan 
pengeluaran kalsium melalui urine. Akan tetapi hubungan antara asupan protein dengan 
resiko terjadinya osteoporosis masih belum jelas. 
Protein tetap diperlukan karena protein merupakan komponen penting dari tulang, 
protein juga diperlukan untuk menjaga produksi hormon dan faktor pertumbuhan yang 
diperlukan dalam pembentukkan tulang. Kekurangan protein akan meningkatkan resiko 
terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Protein dari hewani kaya akan sulfur yang 
memberikan suasana asam di tubuh, untuk menetralisirnya dikeluarkan kalsium dari tulang. 
Akan tetapi bila asupan kita juga mengandung sayur, buah-buahan dan juga protein nabati, 
makanan tersebut akan memberikan suasana basa sehingga tubuh tidak perlu mengambil 
kalsium dari tulang untuk menetralisirnya. 
Berdasarkan penelitian, asupan yang mengandung kalium, magnesium, buah, sayur, 
dan protein nabati berhubungan dengan Body Mass Density yang tinggi. Akan tetapi hati-hati 
dengan asupan garam yang tinggi, karena akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui 
ginjal. Untuk itu sebaiknya makanan yang kita konsumsi tidak mengandung tinggi garam. 
Selain garam, kafein juga mempunyai efek negatif terhadap kalsium. Hubungan negatif 
antara kafein dengan kehilangan massa tulang terjadi pada wanita yang sudah menopause 
dengan asupan kalsium di bawah 800 mg/hari dan kopi yang dikonsumsi lebih dari 2 cangkir. 
Kafein mempunyai efek meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine dan menghambat 
pernyerapan kalsium di usus. 
Sebagai kesimpulan, nutrisi merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, 
untuk membantu menurunkan resiko terjadinya osteoporosis. Nutrisi yang dikonsumsi
sebaiknya mengandung cukup berbagai zat gizi yang dibutuhkan, baik sumber kalsium, 
protein, vitamin D, kalium, magnesium, fosfor. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya 
mengandung cukup sumber protein baik hewani maupun nabati, sayur dan buah. Sebaiknya 
kita membatasi asupan alkohol, soft drink, makanan yang terlalu asin dan kafein. 
Disarankan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang lengkap, 
cukup asupan protein juga mengkonsumsi makanan yang berasal dari nabati. 
Perbedaan diit ini dengan makanan biasa 
1) Bahan makanan yang digunakan berkalsium tinggi dan makanan sumber vitamin D 
2) Sebagian besar protein yang digunakan golongan nabati 
3) Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium dibatasi 
4) Mengkonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup 
5) Menghindari konsumsi alkohol 
6) Bila terlalu gemuk, jumlah kalori dibatasi 
Bahan makanan sumber Kalsium : 
1) Tinggi ( > 200 mg/100 gr BM ) Saridele bubuk, rebon, teri, udang kering, sarden, 
bayam, keju ) 
2) Sedang ( 100 – 200 mg/100 gr BM ) Brokoli, pecay, kacang ijo, tahu, tempe, susu 
3) Rendah ( 10 – 100 mg / 100 gr BM ) Daging, ayam, hati, telur, ayam
Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan penyakit osteoporosis 
a) Makanan yang dianjurkan 
Sumber hidrat arang :Semua bahan makanan sumber hidrat arang 
Sumber Protein hewani :Ikan teri, ikan sarden, udang rebon kering, telur. 
Susu dan produk susu yang sudah diolah seperti keju dan yoghurt, 
Sumber protein nabati :Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, 
tempe, oncom dan sebagainya 
Lemak :Minyak dalam jumlah terbatas, mentega dan 
margarine 
Sayuran :Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi 
hijau,kacang panjang, pakcoi dan caisim 
Buah :Semua macam buah 
Bumbu :Semua macam bumbu 
Bahan makanan sumber vitamin D 
Susu, produk olahan susu (keju, yoghurt), kedelai, produk olahan kedelai (tahu,tempe), 
ikan, hati. 
b) Bahan makanan yang dibatasi/menghambat penyerapan kalsium 
1. Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol. 
2. Semua daging yang banyak mengandung lemak.
3. Bahan makanan yang berserat tinggi, diduga karena serat menurunkan waktu transit 
makanan didalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk absorpsi 
4. Bahan makanan yang banyak mengandung asam oksalat seperti bayam, kakao, 
kacang panjang, dll. 
5. Bahan makanan yang mengandung asam fitat, yang terdapat dalam sekam serealia 
membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi 
Cara-cara memasak yang baik ialah merebus, mengukus, mengungkep, menumis, 
memanggang atau membakar.Hindarkankanlah makanan yang diolah dengan cara 
menggoreng. 
Menu Osteoporosis 
Menu 1900 kalori 
Protein : 76,21 gr Lemak : 31,3 gr 
Karbohidrat : 446,79 gr 
Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Berat URT 
08.00 Bubur ayam 
Beras giling (jd bubur) 200 gr 2 gls 
Ayam 50 gr 1 ptg 
Telur ayam 25 gr ½ btr 
Wortel 25 gr ¼ gls 
Seledri 5 gr 1 sdt
Snack Nagasari 
Tepung beras 50 gr 8 sdm 
Pisang Ambon 40 gr 1 bh 
Santan 5 gr 1 sdm 
Gula Pasir 20 gr 2 sdm 
13.00 Nasi 
Nasi 100 gr ¾ gls 
Daging bumbu cincang Daging sapi 35 gr 1 ptg 
Sayur asam 
Daun melinjo 15 gr 1 sdm 
Terong 25 gr ¼ gls 
Kacang panjang 25 gr ¼ gls 
Jagung pipil kng 10 gr 1 sdm 
Snack Setup Nenas 
Nenas 100 gr ¼ bh 
Gula Pasir 10 gr 1 sdm 
21.00 
Nasi 
Ikan Bakar 
Jus Pepaya Nasi 100 gr ¾ gls
Gabus 50 gr 1 ptg 
Kecap 2,5 gr 2,5 sdm 
Pepaya 100 gr 1 ptg 
Gula Pair 10 gr 1 sdm 
Snack Buah Pisang Ambon 100 gr 1 bh 
Tumis taoge tabur teri medan 
Bahan : 
2 sdm minyak goreng, 200 g taoge buang ujungnya, 10 g buncis muda, potong 5cm iris 
tipis memanjang, 5 cm pangkal daun bawang iris tipis, 5 butir bawang merah iris tipis, 2 butir 
bawang putih iris tipis, 2 cabai merah buang biji potong serong, 2 cabai Hijau buang biji 
potong serong, 50 g teri kering tawar goreng renyah 
Saus ( aduk rata) : 
1 sdm saus tiram, ½ sdt minyak wijen, ¼ sdt merica bubuk, 1/8 sdt garam, 1/8 sdt gula 
pasir 
Cara : 
- Panaskan minyak goreng, tumis bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai 
hijau hingga harum. Masukkan buncis, tumis hingga empuk. 
- Masukkan saus, taoge, daun bawang. Aduk sebentar hingga taoge masak tp renyah, 
angkat. Taburi teri goreng. 
Untuk 2 porsi 
Nilai Gizi 
Energi : 121 kkal Protein : 11.5 gr
Lemak : 6 gr Karbohidrat : 6.455 gr

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas DewasaNutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Dewasa
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Kasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasisKasus k empedu kolelitiasis
Kasus k empedu kolelitiasis
 
Makalah isu mutakhir gizi
Makalah isu mutakhir giziMakalah isu mutakhir gizi
Makalah isu mutakhir gizi
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
 
Kasus anemia
Kasus anemiaKasus anemia
Kasus anemia
 
Kasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawahKasus saluran cerna bawah
Kasus saluran cerna bawah
 
Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati Asuhan gizi sirosis hati
Asuhan gizi sirosis hati
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
 
Kasus dislipidemia
Kasus dislipidemiaKasus dislipidemia
Kasus dislipidemia
 
Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
 
MODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.pptMODIFIKASI RESEP.ppt
MODIFIKASI RESEP.ppt
 
Menghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan giziMenghitung kebutuhan gizi
Menghitung kebutuhan gizi
 
STUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERISTUDI KASUS MIOMA UTERI
STUDI KASUS MIOMA UTERI
 
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDSNutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
Nutrition Care Procces (NCP) HIV AIDS
 
Bahan makan penukar
Bahan makan penukarBahan makan penukar
Bahan makan penukar
 
Kasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhfKasus infeksi dhf
Kasus infeksi dhf
 
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASIDIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
DIET PADA IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI
 

Viewers also liked (20)

Sistem Gerak (BIOLOGI)
Sistem Gerak (BIOLOGI)Sistem Gerak (BIOLOGI)
Sistem Gerak (BIOLOGI)
 
Ppt tutorial
Ppt tutorialPpt tutorial
Ppt tutorial
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
 
Pleno osteoporosis
Pleno osteoporosisPleno osteoporosis
Pleno osteoporosis
 
OSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSISOSTEOPOROSIS
OSTEOPOROSIS
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
PENYAKIT OSTEOPOROSIS
PENYAKIT OSTEOPOROSISPENYAKIT OSTEOPOROSIS
PENYAKIT OSTEOPOROSIS
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
FLiPCHART OSTEOPOROSiS
FLiPCHART OSTEOPOROSiSFLiPCHART OSTEOPOROSiS
FLiPCHART OSTEOPOROSiS
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuranReumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
Reumatik, asam urat. keropos tulang dan pengapuran
 
Osteoporosis Seminar
Osteoporosis Seminar Osteoporosis Seminar
Osteoporosis Seminar
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis.ppt
Osteoporosis.pptOsteoporosis.ppt
Osteoporosis.ppt
 

Similar to OSTEOPOROSIS

Similar to OSTEOPOROSIS (20)

Askep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansiaAskep osteoporosis pd lansia
Askep osteoporosis pd lansia
 
Terapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosisTerapi hormon osteoporosis
Terapi hormon osteoporosis
 
Kelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cordKelainan metabolik pada spinal cord
Kelainan metabolik pada spinal cord
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
Osteoporosis (Sejenis Makalah/Karya Tulis Ilmiah)
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Makalah osteoporosis
Makalah   osteoporosisMakalah   osteoporosis
Makalah osteoporosis
 
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan pada klien osteoporosis AKPER PEMKAB MUNA
 
Still askep
Still askepStill askep
Still askep
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
3 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-5243 askep-osteoporosis-42-524
3 askep-osteoporosis-42-524
 
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.pptPenyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
Penyakit_tulang_dan_sendi_pada_usia_lanj.ppt
 
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalanOsteoporosis terhadap-pola-jalan
Osteoporosis terhadap-pola-jalan
 
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasaPenyakit sistem musculoskeletal pasa
Penyakit sistem musculoskeletal pasa
 
Osteoporosis
Osteoporosis Osteoporosis
Osteoporosis
 
Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1Osteoporosis Dan Wanita1
Osteoporosis Dan Wanita1
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

OSTEOPOROSIS

  • 1. OSTEOPOROSIS A. Pengertian Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. B. Macam-macam 1. Osteoporosis primer Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. 2. Osteoporosis sekunder Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : a Kelainan hepar b Kegagalan ginjal kronis c Kurang gerak d Kebiasaan minum alkohol e Pemakai obat-obatan/corticosteroid f Kelebihan kafein g Merokok C. Faktor penyebab 1. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita
  • 2. kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam. 2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. 3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini. 4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. D. Gejala Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk. Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan
  • 3. yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit. Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan E. Diagnosa Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis. Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk: - wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis - penderita yang diagnosisnya belum pasti - penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat. F. Pencegahan Pencegahan osteoporosi meliputi: - Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup - Melakukan olah raga dengan beban - Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu). Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
  • 4. Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon. G. Pengobatan Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis. Alendronat berfungsi: - mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause - meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul - mengurangi angka kejadian patah tulang. Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
  • 5. Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron. Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik. Osteoporosis Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoporosis didefinisikan sebagai: "Kondisi dimana tulang menjadi tipis, rapuh, keropos dan mudah patah / fraktur akibat berkurangnya massa tulang, khususnya kalsium yang terjadi pada waktu lama." Kerangka manusia terdiri dari 206 tulang yang terdiri dari kumpulan jaringan yang hidup dan keras yang berfungsi untuk menopang tubuh, mendukung otot, dan melindungi organ-organ dalam terhadap cedera. Peran penting lainnya, tulang bertindak sebagai tempat persediaan kalsium. Sekitar 2% berat orang dewasa (1,0-1,4 kilogram) terdiri dari kalsium. Sekitar 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi, 1% sisanya dalam cairan tubuh dan jaringan lunak. Agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, tingkat kalsium yang konstan harus tepat terjaga di dalam plasma darah. Setiap hari tubuh kita menerima dan mengeluarkan kalsium. Pada orang dewasa yang sehat, perputaran kalsium dari tulang adalah sekitar 500 mg (misalnya 500 mg kalsium masuk ke tubuh dan 500 mg yang dilepas oleh tulang setiap harinya). Untuk itu,apabila asupan kalsium tidak memadai maka tulang akan melepaskan kalsium ke dalam darah. Jika ketidakseimbangan antara jumlah kalsium yang diserap dan jumlah kalsium yang dilepas terus berlanjut dalam jangka waktu lama, maka persediaan kalsium di dalam tulang akan menipis yang mengakibatkan rendahnya massa dan kepadatan tulang sehingga meningkatkan resiko osteoporosis.
  • 6. Klasifikasi dan penyebab terjadinya osteoporosis 1) Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. 2) Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. 3) Osteoporosis sekunder dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. 4) Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang. Faktor Risiko : Wanita, Usia, Ras, Keturunan penderita osteoporosis, Terapi diet penyakit osteoporosis Pencegahan osteoporosis melibatkan perubahan kebiasaan dari sejak masih kecil sampai remaja dan dewasa muda. Perubahan ini akan membantu dalam menurunkan resiko terjadinya osteoporosis di masa tuanya. Kebutuhan kalsium: Kebutuhan kalsium yang ada disesuaikan dengan usia. • Usia 1-3 tahun perlu 500 mg/per hari. • Usia 4-8 memerlukan 800 mg/per hari • Usia 9-18 perlu 1.300 mg/per hari. • Usia 19-50 butuh 1.000 mg/per hari.
  • 7. • Usia >50 tahun butuh sekitar 1.200 mg/per hari. Tujuan diit osteoporosis 1) Membantu mencegah terjadinya osteoporosis 2) Membantu mengurangi kerapuhan masa tulang lebih lanjut 3) Agar dapat melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya. 4) Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan. 5) Meningkatkan asupan kalsium dari makanan. Syarat Diet 1. Meningkatkan asupan kalsium. Kalsium merupakan mineral utama yang diperlukan pada waktu pembentukan tulang, dan diperlukan asupan yang cukup untuk memaksimalkan kepadatan tulang. 2. Meningkatkan asupan vitamin D dari makanan 3. Jika terdapat intoleransi laktosa, pertimbangkan pemberian suplemen laktase 4. Jika diet tetap tidak memadai kendati sudah diberikan penyuluhan pada pasien, berikan suplemen untuk memenuhi kebutuhan 1200-1500 kalsium per hari dan 400 IU vitamin D per hari bagi wanita 5. Tingkatkan olahraga seperti renang, jalan, senam, aerobik, dayung, dll. 6. Jelaskan kepada pasien mengenai manfaat perubahan diet yang postif secara dini dalam kehidupannya 7. Anjurkan untuk mengurangi kebiasaan minum kopi dan makan protein yang berlebihan; kebiasaan ini dapat meningkatkan kehilangan kalsium dalam urine.
  • 8. Bahan makanan sumber kalsium: susu dan produknya, bayam, ikan salmon, tahu, kacang almond, brokoli, turkey, jeruk, kailan, roti, pisang, daging sapi. Zat gizi lain yang diperlukan untuk membantu meningkatkan kadar kalsium di darah adalah vitamin D. Vitamin D mempunyai peran dalam meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan juga penyerapan kembali kalsium di ginjal. Selain itu diperlukan fosfor. Fosfor merupakan mineral yang diperlukan juga dalam pembentukkan tulang, diperlukan asupan yang cukup dari fosfor untuk memaksimalkan massa tulang. Akan tetapi konsumsi fosfor terlalu tinggi, misalnya fosfor yang terdapat pada soft drink, dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. Demikian juga dengan konsumsi protein hewani yang terlalu tinggi, akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine. Akan tetapi hubungan antara asupan protein dengan resiko terjadinya osteoporosis masih belum jelas. Protein tetap diperlukan karena protein merupakan komponen penting dari tulang, protein juga diperlukan untuk menjaga produksi hormon dan faktor pertumbuhan yang diperlukan dalam pembentukkan tulang. Kekurangan protein akan meningkatkan resiko terjadinya patah tulang karena osteoporosis. Protein dari hewani kaya akan sulfur yang memberikan suasana asam di tubuh, untuk menetralisirnya dikeluarkan kalsium dari tulang. Akan tetapi bila asupan kita juga mengandung sayur, buah-buahan dan juga protein nabati, makanan tersebut akan memberikan suasana basa sehingga tubuh tidak perlu mengambil kalsium dari tulang untuk menetralisirnya. Berdasarkan penelitian, asupan yang mengandung kalium, magnesium, buah, sayur, dan protein nabati berhubungan dengan Body Mass Density yang tinggi. Akan tetapi hati-hati dengan asupan garam yang tinggi, karena akan meningkatkan pengeluaran kalsium melalui ginjal. Untuk itu sebaiknya makanan yang kita konsumsi tidak mengandung tinggi garam. Selain garam, kafein juga mempunyai efek negatif terhadap kalsium. Hubungan negatif antara kafein dengan kehilangan massa tulang terjadi pada wanita yang sudah menopause dengan asupan kalsium di bawah 800 mg/hari dan kopi yang dikonsumsi lebih dari 2 cangkir. Kafein mempunyai efek meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urine dan menghambat pernyerapan kalsium di usus. Sebagai kesimpulan, nutrisi merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, untuk membantu menurunkan resiko terjadinya osteoporosis. Nutrisi yang dikonsumsi
  • 9. sebaiknya mengandung cukup berbagai zat gizi yang dibutuhkan, baik sumber kalsium, protein, vitamin D, kalium, magnesium, fosfor. Makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung cukup sumber protein baik hewani maupun nabati, sayur dan buah. Sebaiknya kita membatasi asupan alkohol, soft drink, makanan yang terlalu asin dan kafein. Disarankan untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang lengkap, cukup asupan protein juga mengkonsumsi makanan yang berasal dari nabati. Perbedaan diit ini dengan makanan biasa 1) Bahan makanan yang digunakan berkalsium tinggi dan makanan sumber vitamin D 2) Sebagian besar protein yang digunakan golongan nabati 3) Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium dibatasi 4) Mengkonsumsi sayur dan buah dalam jumlah cukup 5) Menghindari konsumsi alkohol 6) Bila terlalu gemuk, jumlah kalori dibatasi Bahan makanan sumber Kalsium : 1) Tinggi ( > 200 mg/100 gr BM ) Saridele bubuk, rebon, teri, udang kering, sarden, bayam, keju ) 2) Sedang ( 100 – 200 mg/100 gr BM ) Brokoli, pecay, kacang ijo, tahu, tempe, susu 3) Rendah ( 10 – 100 mg / 100 gr BM ) Daging, ayam, hati, telur, ayam
  • 10. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan penyakit osteoporosis a) Makanan yang dianjurkan Sumber hidrat arang :Semua bahan makanan sumber hidrat arang Sumber Protein hewani :Ikan teri, ikan sarden, udang rebon kering, telur. Susu dan produk susu yang sudah diolah seperti keju dan yoghurt, Sumber protein nabati :Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu, tempe, oncom dan sebagainya Lemak :Minyak dalam jumlah terbatas, mentega dan margarine Sayuran :Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, sawi hijau,kacang panjang, pakcoi dan caisim Buah :Semua macam buah Bumbu :Semua macam bumbu Bahan makanan sumber vitamin D Susu, produk olahan susu (keju, yoghurt), kedelai, produk olahan kedelai (tahu,tempe), ikan, hati. b) Bahan makanan yang dibatasi/menghambat penyerapan kalsium 1. Kopi, teh kental, minuman yang mengandung soda dan alcohol. 2. Semua daging yang banyak mengandung lemak.
  • 11. 3. Bahan makanan yang berserat tinggi, diduga karena serat menurunkan waktu transit makanan didalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk absorpsi 4. Bahan makanan yang banyak mengandung asam oksalat seperti bayam, kakao, kacang panjang, dll. 5. Bahan makanan yang mengandung asam fitat, yang terdapat dalam sekam serealia membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak dapat diabsorpsi Cara-cara memasak yang baik ialah merebus, mengukus, mengungkep, menumis, memanggang atau membakar.Hindarkankanlah makanan yang diolah dengan cara menggoreng. Menu Osteoporosis Menu 1900 kalori Protein : 76,21 gr Lemak : 31,3 gr Karbohidrat : 446,79 gr Waktu Jenis Makanan Bahan Makanan Berat URT 08.00 Bubur ayam Beras giling (jd bubur) 200 gr 2 gls Ayam 50 gr 1 ptg Telur ayam 25 gr ½ btr Wortel 25 gr ¼ gls Seledri 5 gr 1 sdt
  • 12. Snack Nagasari Tepung beras 50 gr 8 sdm Pisang Ambon 40 gr 1 bh Santan 5 gr 1 sdm Gula Pasir 20 gr 2 sdm 13.00 Nasi Nasi 100 gr ¾ gls Daging bumbu cincang Daging sapi 35 gr 1 ptg Sayur asam Daun melinjo 15 gr 1 sdm Terong 25 gr ¼ gls Kacang panjang 25 gr ¼ gls Jagung pipil kng 10 gr 1 sdm Snack Setup Nenas Nenas 100 gr ¼ bh Gula Pasir 10 gr 1 sdm 21.00 Nasi Ikan Bakar Jus Pepaya Nasi 100 gr ¾ gls
  • 13. Gabus 50 gr 1 ptg Kecap 2,5 gr 2,5 sdm Pepaya 100 gr 1 ptg Gula Pair 10 gr 1 sdm Snack Buah Pisang Ambon 100 gr 1 bh Tumis taoge tabur teri medan Bahan : 2 sdm minyak goreng, 200 g taoge buang ujungnya, 10 g buncis muda, potong 5cm iris tipis memanjang, 5 cm pangkal daun bawang iris tipis, 5 butir bawang merah iris tipis, 2 butir bawang putih iris tipis, 2 cabai merah buang biji potong serong, 2 cabai Hijau buang biji potong serong, 50 g teri kering tawar goreng renyah Saus ( aduk rata) : 1 sdm saus tiram, ½ sdt minyak wijen, ¼ sdt merica bubuk, 1/8 sdt garam, 1/8 sdt gula pasir Cara : - Panaskan minyak goreng, tumis bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai hijau hingga harum. Masukkan buncis, tumis hingga empuk. - Masukkan saus, taoge, daun bawang. Aduk sebentar hingga taoge masak tp renyah, angkat. Taburi teri goreng. Untuk 2 porsi Nilai Gizi Energi : 121 kkal Protein : 11.5 gr
  • 14. Lemak : 6 gr Karbohidrat : 6.455 gr