SlideShare a Scribd company logo
OPTIMALISASI
      PERAN DAN FUNGSI CAMAT
DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK

    BAHAN PENATARAN UNTUK DIKLAT
                        APARATUR
                            OLEH :
      PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS
MENGAPA PERLU
         MENINGKATKAN
       PELAYANAN PUBLIK?

(Materi Power Point dari halaman 3 s/d halaman 13 dikutip
 dari ceramah Ketua KPK di Surabaya tanggal 12 Maret 2007
 dengan judul “Pemberantasan Korupsi”).
Korupsi Dilihat Dari :                  • PERC – Annual Graft
                                           Ranking, skor Indonesia 2006
                                           = 8,16.
  • Persepsi Korupsi menurut             • 2004, 2005, dan 2006




                                                                           PERC Ltd.
    pebisnis – gambaran                    terkorup se-Asia.
    pelayanan publik
  • IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN
    hanya sedikit lebih baik dari                              • The World
    Myanmar dan Kamboja.                                         Competitiveness Index
                                                                 2006: Indonesia
                                                                 ranking 60; Malaysia
                                                                 23, Thai 32; Philipina
• Growth Competitiveness               Indikator                 49; Singapura 3.Institute of
                                                                                       Management
  Index  Indonesia
  ranking 50 dengan skor                Korupsi                                        Development
                                                                                       (IMD) Geneva

  4,26.



          • Jumlah hari                             • Indikator Kemudahan
            mendapatkan ijin di                       Melakukan Bisnis 
            Indonesia  contoh                        waktu menunggu
            waktu yang diperlukan                     persetujuan ijin-ijin relatif
            untuk mengurus ijin-ijin                  lebih lama dibanding
            tertentu di Indonesia.                    negara Asia lain.
Indikator Kemudahan
Melakukan Bisnis di Beberapa negara
                               Jumlah        Jumlah           Biaya *      Modal
            Negara            Prosedur        Hari                        Minimum*
   Bangladesh                         8            35              91,0           0,0
   Kamboja                           11            94             480,1         394,0
   China                             12            41              14,5       1.104,2
   Hongkong                           5            11               3,4           0,0
   India                             11            89              49,5           0,0
   Indonesia                         12          151              130,7         125,6
   Korea Selatan                     12            22              17,7         332,0
   Laos                               9          198               18,5          28,5
   Malaysia                           9            30              25,1           0,0
   Filipina                          11            50              19,5           2,2
   Singapura                          7             8               1,2           0,0
   Sri Lanka                          8            50              10,7           0,0
   Taiwan                             8            48               6,3         224,7
   Thailand                           8            33               6,7           0,0
   Vietnam                           11            56              28,6           0,0
   Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita
   Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)
Jumlah Hari Mendapatkan
Izin di Indonesia

   izin keselamatan kerja             16

           izin gangguan                    26

              izin prinsip                  27

               izin lokasi                        34

                     IMB                          35

    izin lingkungan hidup                                   43

                             0   10    20    30        40        50
Growth competitiveness Index (Cont.)

                         Rata-rata hasil survei 
                                 4 faktor utama
                             penghambat peluang
                              bisnis suatu negara
                                     adalah:
                          1. Inefisiensi birokrasi
                                2. Buruknya
                                  infrastruktur
                         3. Regulasi perpajakan
                                 4. Korupsi


                                    ≈
                         Public Service
Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004) di 32 kabupaten/kota
 diurutkan dari yang tertinggi



No      Kabupaten/ Kota       IPK     IPK    No   Kabupaten/ Kota    IPK    IPK 2004
                             2006    2004                           2006
 1   Kota Palangkaraya        6.61     -     17   Kota Medan         4.67      4.09
 2   Kota Pare-pare           5.66     -     18   Kota Palembang     4.60      4.67
 3   Kabupaten Tanah Datar    5.66    4.87   19   Kota Batam         4.51      4.32
 4   Kabupaten Wonosobo       5.66   5.63    20   Kota Tangerang     4.51      4.54
 5   Kota Yogyakarta          5.59    4.51   21   Kota Pekan Baru    4.43      4.37
 6   Kabupaten Solok          5.51    4.70   22   Kota Surabaya      4.40      3.93
 7   Kota Kupang              5.51     -     23   Kota Bekasi        4.27      4.61
 8   Kota Padang              5.39    4.83   24   Kota Larantuka     4.21      -
 9   Kota Semarang            5.28    4.17   25   Kota Tual          4.02      -
10   Kota Ambon               5.28     -     26   DKI Jakarta        4.00      3.87
11   Kota Makassar            5.25    5.31   27   Kota Pontianak     3.95      -
12   Kota Balikpapan          5.10    4.59   28   Kota Cilegon       3.85      5.28
13   Kabupaten Kotabaru       4.94    5.23   29   Kota Denpasar      3.67      4.44
14   Kota Banjarmasin         4.93    5.39   30   Kota Gorontalo     3.44      -
15   Kota Manado              4.87    5.12   31   Kota Mataram       3.42      -
16   Kota Banda Aceh          4.69     -     32   Kota Maumere       3.22      -
Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks
Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi
                               Komitmen                                        Komitmen Kepala
                             Kepala Daerah    IPK                               Daerah dalam      IPK
No      Kabupaten/ Kota          dalam       2006    No     Kabupaten/ Kota     memberantas      2006
                             memberantas                                           korupsi
                                korupsi

 1   Kota Palangkaraya           9.29         6.61   17   Kota Pare-pare                 5.97    5.66

 2   Kota Larantuka              8.60         4.21   18   Kota Tangerang                 5.95    4.51

 3   Kabupaten Wonosobo          8.13         5.66   19   Kota Surabaya                  5.85    4.40

 4   Kota Padang                 7.92         5.39   20   Kota Medan                     5.74    4.67

 5   Kabupaten Tanah Datar       7.74         5.66   21   Kota Denpasar                  5.67    3.67

 6   Kota Manado                 7.44         4.87   22   Kota Tual                      5.63    4.02

 7   Kota Balikpapan             7.19         5.10   23   Kabupaten Kotabaru             5.52    4.94

 8   Kota Gorontalo              7.07         3.44   24   Kota Makassar                  5.43    5.25

 9   Kabupaten Solok             6.98         5.51   25   DKI Jakarta                    5.08    4.00

10   Kota Yogyakarta             6.95         5.59   26   Kota Batam                     5.05    4.51

11   Kota Kupang                 6.89         5.51   27   Kota Maumere                   5.05    3.22

12   Kota Semarang               6.67         5.28   28   Kota Banda Aceh                5.00    4.69

13   Kota Ambon                  6.46         5.28   29   Kota Cilegon                   4.97    3.85

14   Kota Banjarmasin            6.16         4.93   30   Kota Bekasi                    4.68    4.27

15   Kota Pekan Baru             6.13         4.43   31   Kota Pontianak                 3.63    3.95

16   Kota Palembang              6.08         4.60   32   Kota Mataram                   3.13    3.42
Tjd Suap utk dpt          Tjd suap utk       Komitmen Kepala
No       Kabupaten/ Kota          tender            pembayaran atas       Daerah dalam PK           IPK
                                                           tender
 1   Kota Banda Aceh                         4.22                  4.84                    5.00       4.69
 2   Kota Medan                              4.04                  4.23                    5.74       4.67
 3   Kabupaten Solok         2 -----------   5.23                  4.32                    6.98       5.51
 4   Kabupaten Tanah Datar                   4.85                  4.39                    7.74   2---5.66
 5   Kota Padang                             4.02                  4.24                    7.92       5.39
 6   Kota Batam                              4.10                  4.37                    5.05       4.51
 7   Kota Pekan Baru                         3.38                  3.78                    6.13       4.43
 8   Kota Palembang                          3.68                  4.04                    6.08       4.60
 9   DKI Jakarta                             3.35                  3.57                    5.08       4.00
10   Kota Bekasi                             4.17                  3.96                    4.68       4.27
11   Kota Cilegon                            3.14                  3.43                    4.97       3.85
12   Kota Tangerang                          3.69                  3.89                    5.95       4.51
13   Kabupaten Wonosobo                      4.39                  4.47   3 ------------   8.13   2---5.66
14   Kota Semarang                           4.63                  4.54                    6.67       5.28
15   Kota Yogyakarta                         4.74                  5.07                    6.95   3---5.59
16   Kota Surabaya                           3.54                  3.81                    5.85       4.40
17   Kota Pontianak                          3.97                  4.26                    3.63       3.95
18   Kota Palangkaraya       3 -----------   5.15   2 ------------ 5.38   1 ------------   9.29   1---6.61
19   Kabupaten Kotabaru                      4.61                  4.69                    5.52       4.94
20   Kota Banjarmasin                        4.24                  4.39                    6.16       4.93
21   Kota Balikpapan                         4.05                  4.05                    7.19       5.10
22   Kota Manado                             3.85                  3.33                    7.44       4.87
23   Kota Gorontalo                          1.59                  1.67                    7.07       3.44
24   Kota Pare-pare          1 -----------   5.63   1 ------------ 5.39                    5.97   2---5.66
25   Kota Makassar                           5.12   3 ------------ 5.19                    5.43       5.25
26   Kota Denpasar                           2.50                  2.85                    5.67       3.67
27   Kota Mataram                            3.46                  3.68                    3.13       3.42
28   Kota Kupang                             4.85                  4.78                    6.89       5.51
29   Kota Maumere                            1.95                  2.66                    5.05       3.22
30   Kota Larantuka                          1.94                  2.10   2 ------------   8.60       4.21
31   Kota Tual                               3.41                  3.03                    5.63       4.02
32   Kota Ambon                              4.45                  4.92                    6.46       5.28
Evaluasi Institusi Publik
                                                                 mengukur persepsi
 No.                 Institusi                  2004   2006
                                                                  responden terhadap
                                                                  kualitas pelayanan
   1   Dinas Kesehatan - Pemda                  5.54   5.56       institusi publik. Di dalam
   2   Dinas Pendidikan - Pemda                 5.45   5.8
   3   Dinas Tenaga Kerja - Pemda               4.82   5.68       survei ini dibedakan
   4   Dinas Kimpraswil - Pemda                 4.62   5.23       bentuk hubungan antara
   5   Pemda (selain dinas di atas)                    5.15
   6   Institusi untuk pengurusan ijin usaha*   4.79   5.5        institusi publik dengan
   7   Pelayanan Air (PAM)                      4.98   5.54       para pelaku bisnis yang
   8   Pelayanan Listrik (PLN)                  5.06   5.35
   9   Pelayanan Telepon (Telkom)               5.9    6.46
                                                                  menjadi responden,
  10   Pelayanan Pajak                          4.18   5.35       yaitu:
  11   Pelayanan Imigrasi                              5.62
  12   Pelayanan Bea Cukai                      3.93   5.09         pelayanan     publik
  13   BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**           5.82          Service Performance
  14   Polisi                                   3.79   4.7
  15   Peradilan                                3.67   4.29         Index (SPI)
  16   Militer                                  5.35   6.07         interaksi   bisnis
  17   BPN/ Badan Pertanahan Nasional                  5.58
  18   BPOM                                     5.38   6
  19   KPPN                                            6.09
  20   DPRD                                     4.02   4.75
                                                                       Service
Indeks Pelayanan 2004 & 2006                                        Performance
                                                                     Index (SPI)
Inisiatif Melakukan Suap                                                                         sebagian besar
terkait dg penghitungan SPI                                                                      menyuap karena
                                                                                                    diminta.
                                Institusi                                              Diminta            Menawarkan
   No.                                                          Praktik suap


     1      Dinas Kesehatan - Pemda                8%                                    43%                 57%
     2      Dinas Pendidikan - Pemda               21%                                   53%                 47%
     3      Dinas Tenaga Kerja - Pemda             26%                                   84%                 16%
     4      Dinas Kimpraswil - Pemda               34%                                   82%                 18%
     5      Pemda (selain dinas di atas)           38%                                   79%                 21%
     6      Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31%                                   82%                 18%
     7      Pelayanan Air (PAM)                    18%                                   43%                 57%
     8      Pelayanan Listrik (PLN)                25%                                   57%                 43%
     9      Pelayanan Telepon (Telkom)             18%                                   52%                 48%
    10      Pelayanan Pajak                        23%                                   76%                 24%
    11      Pelayanan Imigrasi                     47%                                   90%                 10%
    12      Pelayanan Bea Cukai                    43%                                   95%                  5%
    13      BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10%                                     76%                 24%
    14      Polisi                                 55%                                   78%                 22%
    15      Peradilan                              51%                                  100%                  0%
    16      Militer                                53%                                   80%                 20%
    17      BPN/ Badan Pertanahan Nasional         48%                                   87%                 13%
    18      BPOM                                   16%                                   46%                 54%
    19      KPPN                                   34%                                   86%                 14%
    20      DPRD                                   44%                                   90%                 10%
*) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal,
pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN
OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN
     PELAYANAN PUBLIK?
Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan

  Unsur Perbandingan             UU No. 5/1974                   UU No. 22/1999

 Kedudukan                  Wilayah Administrasi               Lingkungan Kerja
 Kecamatan                  Pemerintahan                       Perangkat Daerah

 Kedudukan Camat Kepala Wilayah                                Perangkat Daerah

 Kewenangan                 Bersifat Atributif                 Bersifat Delegatif
 Camat                      (Psl 80 & 81)                      (Psl 66 (4))




 a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat);
 b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada
    pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi;
 c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit
    yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi
    besangkutan.
Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan

  Unsur Perbandingan       UU No. 22/1999    UU No. 32/2004



 Kedudukan             Lingkungan Kerja     Lingkungan Kerja
 Kecamatan             Perangkat Daerah     Perangkat Daerah


 Kedudukan Camat Perangkat Daerah           Perangkat Daerah



 Kewenangan            Bersifat Delegatif   Bersifat Atributif
 Camat                 (Psl 66 (4))         (pasal 126 ayat 3)
                                            dan Delegatif
                                            (Psl 126 ayat 2)
KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN

  PP No. 41Tahun 2007

                       Unsur Staf (Setda)
     Perangkat Daerah
                        Unsur Pelaksana (Dinas
                        Daerah)
                        Unsur Auxiliary
                        (Lemtekda)
 Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit
 Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan
  langsung di satu wilayah kerja tertentu
 Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan
Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan
  oleh Bupati/Walikota kepada Camat :

  1. Kewenangan Perijinan,
  2. Kewenangan Rekomendasi
  3. Kewenangan Koordinasi
  4. Kewenangan Pembinaan
  5. Kewenangan Pengawasan
  6. Kewenangan Fasilitasi
  7. Kewenangan Penetapan
  8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian
     Informasi
  9. Kewenangan penyelenggaraan
Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin
  Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat

         Bidang      Pem.                Pekerjaan    -- - dst
Jenis                Umum    Pertanian    Umum       s/d 36 bid
Kewenangan
1. Perijinan
2. Rekomendasi
3. Koordinasi
4. Pembinaan
5. Pengawasan
6. Fasilitasi
7. Penetapan
8. Pengumpulan
 &Penyampaian
   Informasi
9. Penyelenggaraan
 Alur Pikir Penataan
  Kelembagaan Kecamatan


    Bupati/
    Walikota                           Dukungan politik




   Delegasi               Susunan             Pemberian
  Kewenangan           Organisasi Yg           Pelayanan         Kepuasan
  Kpd Camat
                       Sesuai dgn          Prima kepada      Masyarakat
                        Kewenangan            Masyarakat



                     Dukungan dengan :
                     Anggaran
                     Personil   yang memadai      , sesuai kemampuan
                     Logistik   keuangan Daerah

Model : Sadu   Wasistiono
ORGANISASI KECAMATAN
1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/Kota.
2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang
   dalam pelaksanaan tugasnya
   memperoleh pelimpahan sebagian
   wewenang bupati atau walikota untuk
   menangani sebagian urusan otonomi
   daerah. KEWENANGAN DELEGATIF
   (pasal 126 ayat 2).
Camat menyelenggarakan tugas umum
  pemerintahan meliputi:
1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman
    dan ketertiban umum;
3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
    perundang-undangan;
4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
    pelayanan umum;
5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan
    pemerintahan di tingkat kecamatan;
6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau
    kelurahan;
7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang
    lingkup tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan
    pemerintahan desa atau kelurahan;
   KEWENANGAN ATRIBUTIF. (Pasal 126
    ayat 3).
APA YANG DIMAKSUD
PELAYANAN PUBLIK?
   Pemerintah adalah “public servant”
   Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum
    dan manajemennya di kalangan pemerintahan
    masih sangat lemah.
   Alasan-alasannya antara lain sbb :
    a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa
       kompetisi tidak akan tercapai efisiensi.
    b. lebih mengandalkan kewenangan daripada
       mekanisme pasar maupun kebutuhan
       konsumen.
    c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap
       pada kegiatan pemerintahan.
d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri
    drpd pandangan konsumen yg dilayaninya.
 e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk
    pemerintahan masih sangat lemah, sehingga
    masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek.

           B. Hakekat Pelayanan Umum

Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg
   kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya
             masyarakat yg manusiawi.
               (Tjosvold, 1993 : x).
   Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat
    yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi
    organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan
    kapabilitasnya.
   Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987).
   Prinsip “ Close to the customers”
   Semakin maju sebuah negara, akan semakin
    banyak masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.
   Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg
    diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama
    pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa
    pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan
    kepentingan masyarakat.
   Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif
    sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi
    serta mencari dukungan suara.
   Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial
    (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi
    yakni mencari keuntungan.
   Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr
    cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak,
    ataupun ditarik bayaran.
   Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan
    berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling
    terjangkau.
   Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd
    semua warganegara sebenarnya justru tdk adil krn
    kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda-
    beda  no public choice.
   Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah
    paradigma dlm bidang pelayanan yakni :
    paradigma monopoli  paradigma kompetisi
    paradigma”no public choice  paradigma “public
    choice”.
   Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi :
    - membangun kesadaran melayani bagi aparatur;
    - membangun kesadaran masyarakat sbg
      konsumen;
    - menciptakan standar pelayanan umum;
    - memberikan “reward and punishment” yg
      seimbang;
    - mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg
      memberikan pelayanan sejenis.
C. Jenis-jenis Pelayanan Umum
   Pengelompokan jenis pelayanan umum pada
    dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg
    dihasilkan oleh suatu organisasi.

   Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun perbuatan
    yg dpt ditawarkan oleh suatu pihak kpd pihak
    lain, yg pada dasarnya bersifat tidak berwujud
    fisik (intangible) dan tidak menghasilkan
    kepemilikan sesuatu. Produksi jasa dpt
    berhubungan dg produk fisik maupun tidak”.
    (Kotler, 1994).
1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara :
   a. jasa kepada konsumen akhir;
   b. jasa kepada konsumen organisasional.
2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara :
    a. jasa barang sewaan;
    b. jasa barang milik konsumen;
    c. jasa untuk bukan barang.
3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara :
    a. pelayanan profesional;
    b. pelayanan non-profesional.
4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara :
    a. pelayanan komersial;
    b. pelayanan nirlaba.
5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara :
   a. pelayanan yang diatur;
   b. pelayanan yang tidak diatur.

6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi:
   a. pelayanan yang berbasis pada alat;
   b. pelayanan yang berbasis pada orang.

7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan,
   dibedakan menjadi :
   a. pelayanan dengan kontak tinggi;
   b. pelayanan dengan kontak rendah.

(Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
   Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara :
    a. jasa umum;
       (memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan
        yang diharuskan membayar retribusi, melayani
        kepentingan dan kemanfaatan umum)
    b. jasa usaha;
       (jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor
       swasta).
    c. perijinan tertentu.
       (digunakan untuk melindungi kepentingan umum)
       (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000).

-   Fungsi perijinan : - regulasi
                       - budgetair
PELAYANAN UMUM
                         OLEH PEMERINTAH DAN
                          PEMERINTAH DAERAH

- Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga
  negara mempunyai hak untuk memperoleh
  pelayanan setara, sesuai standar yang ditetapkan
  oleh pemerintah.
   muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM)
- Prinsip adil dan “non-diskriminasi”.
- Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”,

  bukan biaya produksi, karena dikompensasi
  melalui pemungutan pajak.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah menurut UU 32/2004
meliputi:
 1.   perencanaan dan pengendalian pembangunan;
 2.   perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata
      ruang;
 3.    penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman
      masyarakat;
 4.   penyediaan sarana dan prasarana umum;
 5.   penanganan bidang kesehatan;
 6.   penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi
      ditambah dengan alokasi sumber daya manusia
      potensial.
 7.   penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi
      ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.
8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi
    yang bersifat lintas kabupaten/kota.
9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan
     menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/
     kota.
10. pengendalian lingkungan hidup;
11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas
     kabupaten/kota.
12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil;
13. pelayanan administrasi umum pemerintahan;
14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi
     yang bersifat lintas kabupaten/kota.
15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi
     yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota.
16.urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan
     perundang-undangan.
   Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5
    Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor
    pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU
    Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan
    masyarakat”.
   Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang
    memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat
    seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu
    memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi
    kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan
    logistik.
   Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf,
    unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf
    adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur
    lini adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional.
    Tugas pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi
    khusus dan bersifat koordinatif.
MODEL PELAYANAN UMUM
               OLEH PEMERINTAH DAERAH
                                                   Dukungan politik

Pemerintah
  Pusat
                                                                Staf
                                                                                      Pelayanan
                                  Organisasi                                                                 Kepuasan
      Transfer     Pemerintah     Pemerintah                   Dinas                 Prima Kepada            Masyarakat
      kewenangan
                     Daerah                                                           Masyarakat
                                    Daerah
                                                              Lemtekda
                     DPRD
Daerah
Otonom             Badan Semi
                    Otonom

                   Masyarakat
                                Keterangan :
                    Daerah
                                                         : Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf)
                                                         : Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini)
                                                         : Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary)


                                Hak cipta : Sadu Wasistiono
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

   Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi
    (lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor
    22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)
   Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah
    daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat,
    bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU
    Nomor 5 Tahun 1974.
   Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung
    dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).
   Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang
    memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front
    line officer).
   Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat
    dengan konsumen (konsep “close to the customers”).
   Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan
    atau “one roof system” yang sesungguhnya.
   Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.
   Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan
    yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.
   Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga
    kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam
    dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek
    keadilan.
   Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit
    yang berhasil memuaskan pelanggan.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN PELAYANAN SATU PINTU
    (ONE STOP SERVICE) ?
PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU
              SATU PINTU (PPTSP)

1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
  NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN
  PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.

2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah
   kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non
   perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari
   tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya
   dokumen dilakukan dalam satu tempat.
    (Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).
3. Tujuan PPTSP adalah :
   a. meningkatkan kualitas pelayanan publik;
   b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat
      untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2).

4. Sasaran PPTSP adalah :
   a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah,
      mudah, transparan, pasti dan terjangkau;
   b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan
      publik. (Pasal 3).
PERKEMBANGAN MODEL PEMBERIAN
PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH

MODEL I : SISTEM TERPENCAR (SPREAD SYSTEM)


   DINAS2




                     MASYARAKAT
MODEL II : SISTEM PELAYANAN SATU ATAP
           (ONE ROOF SYSTEM/ ORS)




DINAS2




                           MASYARAKAT
Unit di Samsat berfungsi mengumpulkan berkas
Penyelesaian perijinan tetap di tangan dinas masing2
MODEL IIIA : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU
            (ONE STOP SERVICE/ OSS)



       Dinas2




    Konsultasi teknis


                         masuk        keluar
                            MASYARAKAT
    Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,
    Dinas memberikan konsultasi teknis
MODEL IIIB : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU
(ONE STOP SERVICE/ OSS) (ADA CABANG ONLINE)



       Dinas2




    Konsultasi teknis
                                               ONLINE

                         masuk        keluar       KEC/
                            MASYARAKAT              DESA
    Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,
    Dinas memberikan konsultasi teknis
KEPUTUSAN
     MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
                   NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004




         PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN
       INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT
UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH
C. Pengertian Umum
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:

1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang
   tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara
   kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
   pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
   membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah.
3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
   Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN.
4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
   oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
   kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan
   ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang
   melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan
   perundangundangan.
6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi
   pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur
   penyelenggara pelayanan publik.
7.    Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian
      masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur
      penyelenggara pelayanan publik.
8.    Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau
      sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik,
      yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat
      yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
9.    Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam
      penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel
      penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja
      unit pelayanan.
10.   Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat
      pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
      pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.
G. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat


     Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam
     Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian
     dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan
     “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar
     pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

1.   Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
     diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur
     pelayanan;
2.   Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif
     yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
     pelayanannya;
3.   Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian
     petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta
     kewenangan dan tanggung jawabnya);
4.   Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
     memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja
     sesuai ketentuan yang berlaku;
5.   Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang
      dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan
      penyelesaian pelayanan;
6.      Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
      ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/
      menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7.     Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat
      diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit
      penyelenggara pelayanan;
8.   Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan
      dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang
      dilayani;
9.   Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku
     petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat
     secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan
     menghormati;
10.   Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
      besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;


11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
    dengan biaya yang telah ditetapkan;


12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
    dengan ketentuan yang telah ditetapkan;


13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
    yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
    kepada penerima pelayanan;


14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit
    penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
    masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-
    esiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
KUNCI KEBERHASILAN
   Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan
    gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang
    telah direncanakan.
   Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama-
    sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa
    perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.
     Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga
    mereka mempunyai daya tolak terhadap perubahan.
    Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya,
    maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.
   Adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak dan
    kewajibannya sebagai warganegara maupun warga daerah
    secara seimbang dan proporsional.
CONTOH KEBERHASILAN
         PELAYANAN SATU PINTU
                (OSS)

                    DI

            KABUPATEN SRAGEN

   (KUNJUNGAN KERJA 7 AGUSTUS 2007)
(Bahan dikutip dari Pemaparan Bupati Sragen)
BADAN PELAYANAN TERPADU
                          SETELAH :
                          •   Waktu, biaya jelas & pasti
SEBELUM :                 •   Dijamin tidak ada pungli
   Waktu & biaya tidak   •   Seluruh ijin diproses
    jelas                      bersamaan, selesai di satu
   Pungli dianggap            tempat, maksimal waktu 10
    hal yang wajar             hari (selesai semua)
   Melalui banyak        •    Mudah, cepat, transparan,
                               nyaman
    instansi &
    berurutan             •    Survey kepuasan pelanggan
                               memperoleh score index 83%
   Pelayanan yang             (sangat memuaskan)
    tidak memuaskan       •    Secara kuantitatif 65 % lebih
                               cepat selesai, 35 % tepat
                               waktu
                                                           53
MEMBANGUN ONE STOP SERVICE

1. Tataran kebijakan
  •   Membangun komitmen dimulai dari top
      manajer     untuk   menghilangkan     keluhan
      tentang perijinan dengan pola satu pintu (one
      stop service)
  •   Mengkondisikan      kepala    dinas     teknis
      mendukung komitmen tersebut
  •   Melakukan regulasi dengan pemangkasan
      birokrasi
  •   Memberikan kemudahan dan insentif untuk
      pengusaha →misal : SIUP, TDP pengusaha
      pemula gratis
            Komitmen OSS yang kuat
LANJUTAN
2. Tataran organisasi
      Dimulai dengan membentuk UPT dengan kewenangan penuh
       (SK Bupati) → harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda
      Penguatan SOTK dengan Perda
       → masyarakat senang dan puas dengan pola
           pelayanan baru
      Penataan hubungan dengan dinas teknis → tugas substansi
       dinas tidak dihilangkan (SK Bupati tentang Tupoksi )
      Penataan jenis pelayanan
       → Tahun 2002 : 15, 2003 :17, 2004 : 52, 2007 :59 → Peraturan
         Bupati tentang kewenangan
      Penataan Standart Operating Prosedur (SOP)
       →Mudah, cepat, transparan dan pasti
      Penataan SPM



             Sistem OSS akuntabel dan transparan
3. Tataran Operasional
   a. Membangun Paradigma baru
    – Merubah dari dilayani menjadi melayani tulus &
       ikhlas
    – Pelanggan adalah orang terpenting yang harus
       dihormati, dilayani dan dipuaskan keinginannya
    – Membangun tata nilai dan budaya kerja baru
       sebagaimana pelayanan profesional swasta
    – Pengembangan SDM            secara kontinyu dengan
       trainer profesional swasta, yang diukur seberapa
       jauh perubahan sikap perilaku dan kemampuan



            TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA BARU
Sinkronisasi Pelayanan Publik
(lintas sektoral)


     BPS
                                                Imigrasi

                       PUSAT


   Depag                                          Pajak
                       PROVINSI


                        PEMDA
                                                Bea Cukai
    BPN


             Muspida              PLN, Telkom
                                                           57
SRAGEN ONLINE                                                                   SRAGEN
                                                                                            KARANG
                                                                                            MALANG
                                INTRANET/
                                 INTERNET                  SATELITE            KEDAWUNG    SAMBIREJO


                                                                               NGRAMPAL    SIDOHARJO

                                                        High Frequency Radio   GONDANG     SB MACAN
         ISP
                                                                                TANGEN      JENAR


                                                                                 GESI      SUKODONO


                                                           RSPD ROUTER         MONDOKAN     PLUPUH
               SERVER KPT
                                                                                TANON      GEMOLONG


                                                                                PLUPUH       MIRI
    Networks Operating System
          ( N O C ) PDE
                                                                               SB LAWANG    X-JAMBE
                                SERVER BKD
                                         SERVER CAPIL
                                                   SERVER RSU




•    Web line  double control
•    Sistem Jaringan IT – antar dinas/satuan kerja s/d kecamatan ( 2007 sampai ke desa)
•    Online system – laporan dinas (daily report).
•    Fasilitas teleconference, tukar data, internet.
•    Setiap PNS (khususnya yang muda) wajib bisa mengoperasikan komputer.
                                                                                             58
HASIL
Ekonomi
1. Investasi meningkat
                          Tahun       2002    2003     2004     2005     2006
                         Jumlah      592 M   703 M    926 M   955 M     1,2 T
                         investasi


2. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri meningkat
                          Tahun      2002    2003    2004     2005     2006
                         Jumlah      0.785   1.785   4.566    6.794    58.188

3. Perkembangan jumlah perijinan meningkat
                          Tahun      2002    2003    2004     2005     2006
                         Jumlah      2.027   3.170   3.332    4.072    5. 274
                                                                           59
LANJUTAN
 4. Peningkatan Potensi Fiskal (dari urutan 8 terbawah menjadi di atas rata-
    rata nasional) → Tahun 2003 naik 250 %
 5. Penataan PKL dapat berlangsung tertib. Tidak ada pengamen, &
    pengemis di perempatan lampu traffic light.
 6. PDRB Meningkat th. 2002– 2006 sebesar 57.48 %
 7. Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (2004 : 4,53 %, 2005 : 5,06%)
 8. Total swadaya masyarakat 2006 : Rp. 89.575.305.000,-

                                                                                88,384,823,631
        Penerimaan Daerah
(Pendapatan Asli Daerah + Penerimaan Pembiayaan)
                                                               72,767,569,000
                                              60,806,515,000

                                 67,999,230,000



                           22,562,309,000
                14,163,902,000
       7,330,050,000

                                                                                                 60
       2000        2001          2002       2003      2004          2005         2006
INTI KEBERHASILAN

• STRONG AND CLEAN LEADERSHIP
• GOOD RELATIONSHIP
• PUBLIC SUPPORT


Intisari (la crème de la crème) :


              TRUST
SEKIAN
   TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

More Related Content

What's hot

overview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptxoverview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptx
HandiyanJuansah
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Dadang Solihin
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Dadang Solihin
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Dadang Solihin
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Dadang Solihin
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Dadang Solihin
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
noldy HP
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Dadang Solihin
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Adelfios Andyka Fatra
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
Dadang Solihin
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Ulfah Hanum
 
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Dadang Solihin
 
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
BappedaLampungUtara
 
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Massaputro Delly TP
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifBagus ardian
 

What's hot (20)

overview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptxoverview-pka-pkp.pptx
overview-pka-pkp.pptx
 
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD  Penyusunan  RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
Penyusunan RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan MusrenbangPedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
Pedoman Penyusunan RKPD dan Musrenbang
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
 
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANMONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerahPermen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
Permen no.19 th_2016 ttg pedoman pengelolaan barang milik daerah
 
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)  Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah kepada DPRD sesua...
 
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2022
 
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan DaerahPokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Pokok-pokok Pikiran Anggota DPRD dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan PartisipatifPerencanaan Pembangunan Partisipatif
Perencanaan Pembangunan Partisipatif
 

Viewers also liked

Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan PublikOptimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
Dadang Solihin
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
suryokoco suryoputro
 
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
Kecamatan Manding
 
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)Yudhi Aldriand
 
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdfIntisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdfYudhi Aldriand
 
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuInpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handoutPaper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
Fulham Ilham HinggaLepas
 
Permen esdm 17 2014
Permen esdm 17 2014 Permen esdm 17 2014
Permen esdm 17 2014
Arinto Prabowo
 
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaMateri dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaYudhi Aldriand
 
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
93220872
 
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)Yudhi Aldriand
 
Pakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaPakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaYudhi Aldriand
 
Materi polresta bekasi
Materi  polresta bekasiMateri  polresta bekasi
Materi polresta bekasiYudhi Aldriand
 
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...Yudhi Aldriand
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
Ilham Ismail
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Yudhi Aldriand
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Yudhi Aldriand
 
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPDPetunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPDYudhi Aldriand
 

Viewers also liked (20)

Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan PublikOptimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
Optimalisasi Pemerintahan Kecamatan dalam Pelayanan Publik
 
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan DesaPeran Camat Dalam Pemerintahan Desa
Peran Camat Dalam Pemerintahan Desa
 
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
PELAYANAN TERPADU KECAMATAN (PATEN)
 
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)
Kebijakan penilaian prestasi kerja PNS (pp 46 tahun 2011)
 
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdfIntisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
 
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu PintuInpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Inpres nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
 
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handoutPaper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
Paper c. maya indah s. implementasi pelayanan publik_handout
 
Materi Bagian Hukum
Materi Bagian HukumMateri Bagian Hukum
Materi Bagian Hukum
 
Permen esdm 17 2014
Permen esdm 17 2014 Permen esdm 17 2014
Permen esdm 17 2014
 
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset DesaMateri dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
Materi dari dppka (pengelolaan barang milik daerah (aset daerah) dan Aset Desa
 
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
IMPLEMENTASI PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DALAM BIDANG AD...
 
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)Tugas dan Fungsi Kepala Desa  (asda 1 kab. bekasi)
Tugas dan Fungsi Kepala Desa (asda 1 kab. bekasi)
 
Pakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desaPakaian dinas kepala desa
Pakaian dinas kepala desa
 
Materi polresta bekasi
Materi  polresta bekasiMateri  polresta bekasi
Materi polresta bekasi
 
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...
Swakelola menurut perpres 54 tahun 2010 (materi bintek orientasi tata kerja a...
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sesuai Peraturan Mendagri No 7 T...
 
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)Badan Permusyawaratan Desa  (BPD)
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
 
Pembentukan BPD
Pembentukan BPDPembentukan BPD
Pembentukan BPD
 
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPDPetunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
Petunjuk Pelaksanaan Pelantikan BPD
 

More from Yudhi Aldriand

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
Yudhi Aldriand
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
Yudhi Aldriand
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Yudhi Aldriand
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
Yudhi Aldriand
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Yudhi Aldriand
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Yudhi Aldriand
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Yudhi Aldriand
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Yudhi Aldriand
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
Yudhi Aldriand
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Yudhi Aldriand
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Yudhi Aldriand
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Yudhi Aldriand
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Yudhi Aldriand
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
Yudhi Aldriand
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
Yudhi Aldriand
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Yudhi Aldriand
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Yudhi Aldriand
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
Yudhi Aldriand
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Yudhi Aldriand
 

More from Yudhi Aldriand (20)

PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
SURAT EDARAN BKN NOMOR 3/SE/VIII/l2019 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERATURAN BKN ...
 
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasiPeraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
Peraturan bkn-no.-5-tahun-2019-tata-cara-pelaksanaan-mutasi
 
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
Permendagri 58 tahun 2019 tentang Mutasi PNS antarKabupaten/Kota Antarprovins...
 
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUB...
 
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
Surat Kepala BKN Nomor :.26-30/V-119-2/99 Tanggal 3 Oktober 2017 Perihal Bata...
 
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
Permendagri No 66 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Permendagri No 82 Tahun 2...
 
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
Permendagri NO.65 th_2017 Tentang Perubahan atas Permendagri No 112 Tahun 201...
 
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
Peran Camat dlm Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016Permendagri no.110 tahun 2016
Permendagri no.110 tahun 2016
 
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
Permenkeu nomor 128 pmk.02-2016 tentang persyaratan dan besar manfaat tabunga...
 
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
Surat kepala-bkn-nomor-k.26-30-v.108-6-99-penjelasan-permasalahan-kepegawaian...
 
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desaPermen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
Permen no.47 th 2016 tentang administrasi pemerintahan desa
 
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desaPermen no.1 th 2016 tentang pengelolaan  aset desa
Permen no.1 th 2016 tentang pengelolaan aset desa
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan PajakUU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
UU no.11 th_2016 Pengampunan Pajak
 
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAWSekilas Info tentang Pilkades PAW
Sekilas Info tentang Pilkades PAW
 
Pemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktuPemilihan kepala desa antarwaktu
Pemilihan kepala desa antarwaktu
 
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan DesaBPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
BPKP Juklak Bimkon Pengelolaan Keuangan Desa
 
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desaPermendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
Permendagri no-112-th-2014-pemilihan-kepala-desa
 

Optimalisasi peran & fungsi camat dlm pelayanan publik september 2007

  • 1. OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI CAMAT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK BAHAN PENATARAN UNTUK DIKLAT APARATUR OLEH : PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS
  • 2. MENGAPA PERLU MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK? (Materi Power Point dari halaman 3 s/d halaman 13 dikutip dari ceramah Ketua KPK di Surabaya tanggal 12 Maret 2007 dengan judul “Pemberantasan Korupsi”).
  • 3. Korupsi Dilihat Dari : • PERC – Annual Graft Ranking, skor Indonesia 2006 = 8,16. • Persepsi Korupsi menurut • 2004, 2005, dan 2006 PERC Ltd. pebisnis – gambaran terkorup se-Asia. pelayanan publik • IPK 2006 Ind 2,4, di ASEAN hanya sedikit lebih baik dari • The World Myanmar dan Kamboja. Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 60; Malaysia 23, Thai 32; Philipina • Growth Competitiveness Indikator 49; Singapura 3.Institute of Management Index  Indonesia ranking 50 dengan skor Korupsi Development (IMD) Geneva 4,26. • Jumlah hari • Indikator Kemudahan mendapatkan ijin di Melakukan Bisnis  Indonesia  contoh waktu menunggu waktu yang diperlukan persetujuan ijin-ijin relatif untuk mengurus ijin-ijin lebih lama dibanding tertentu di Indonesia. negara Asia lain.
  • 4. Indikator Kemudahan Melakukan Bisnis di Beberapa negara Jumlah Jumlah Biaya * Modal Negara Prosedur Hari Minimum* Bangladesh 8 35 91,0 0,0 Kamboja 11 94 480,1 394,0 China 12 41 14,5 1.104,2 Hongkong 5 11 3,4 0,0 India 11 89 49,5 0,0 Indonesia 12 151 130,7 125,6 Korea Selatan 12 22 17,7 332,0 Laos 9 198 18,5 28,5 Malaysia 9 30 25,1 0,0 Filipina 11 50 19,5 2,2 Singapura 7 8 1,2 0,0 Sri Lanka 8 50 10,7 0,0 Taiwan 8 48 6,3 224,7 Thailand 8 33 6,7 0,0 Vietnam 11 56 28,6 0,0 Catatan : * sebagai % dari pendapatan per kapita Sumber : World Bank (2005), dikutip dari Purwanto (2006)
  • 5. Jumlah Hari Mendapatkan Izin di Indonesia izin keselamatan kerja 16 izin gangguan 26 izin prinsip 27 izin lokasi 34 IMB 35 izin lingkungan hidup 43 0 10 20 30 40 50
  • 6. Growth competitiveness Index (Cont.) Rata-rata hasil survei  4 faktor utama penghambat peluang bisnis suatu negara adalah: 1. Inefisiensi birokrasi 2. Buruknya infrastruktur 3. Regulasi perpajakan 4. Korupsi ≈ Public Service
  • 7. Indeks Persepsi Korupsi 2006 (& 2004) di 32 kabupaten/kota diurutkan dari yang tertinggi No Kabupaten/ Kota IPK IPK No Kabupaten/ Kota IPK IPK 2004 2006 2004 2006 1 Kota Palangkaraya 6.61 - 17 Kota Medan 4.67 4.09 2 Kota Pare-pare 5.66 - 18 Kota Palembang 4.60 4.67 3 Kabupaten Tanah Datar 5.66 4.87 19 Kota Batam 4.51 4.32 4 Kabupaten Wonosobo 5.66 5.63 20 Kota Tangerang 4.51 4.54 5 Kota Yogyakarta 5.59 4.51 21 Kota Pekan Baru 4.43 4.37 6 Kabupaten Solok 5.51 4.70 22 Kota Surabaya 4.40 3.93 7 Kota Kupang 5.51 - 23 Kota Bekasi 4.27 4.61 8 Kota Padang 5.39 4.83 24 Kota Larantuka 4.21 - 9 Kota Semarang 5.28 4.17 25 Kota Tual 4.02 - 10 Kota Ambon 5.28 - 26 DKI Jakarta 4.00 3.87 11 Kota Makassar 5.25 5.31 27 Kota Pontianak 3.95 - 12 Kota Balikpapan 5.10 4.59 28 Kota Cilegon 3.85 5.28 13 Kabupaten Kotabaru 4.94 5.23 29 Kota Denpasar 3.67 4.44 14 Kota Banjarmasin 4.93 5.39 30 Kota Gorontalo 3.44 - 15 Kota Manado 4.87 5.12 31 Kota Mataram 3.42 - 16 Kota Banda Aceh 4.69 - 32 Kota Maumere 3.22 -
  • 8. Indeks Persepsi Korupsi 2006 dibandingkan dg Indeks Komitmen Kepala Daerah dalam memberantas korupsi Komitmen Komitmen Kepala Kepala Daerah IPK Daerah dalam IPK No Kabupaten/ Kota dalam 2006 No Kabupaten/ Kota memberantas 2006 memberantas korupsi korupsi 1 Kota Palangkaraya 9.29 6.61 17 Kota Pare-pare 5.97 5.66 2 Kota Larantuka 8.60 4.21 18 Kota Tangerang 5.95 4.51 3 Kabupaten Wonosobo 8.13 5.66 19 Kota Surabaya 5.85 4.40 4 Kota Padang 7.92 5.39 20 Kota Medan 5.74 4.67 5 Kabupaten Tanah Datar 7.74 5.66 21 Kota Denpasar 5.67 3.67 6 Kota Manado 7.44 4.87 22 Kota Tual 5.63 4.02 7 Kota Balikpapan 7.19 5.10 23 Kabupaten Kotabaru 5.52 4.94 8 Kota Gorontalo 7.07 3.44 24 Kota Makassar 5.43 5.25 9 Kabupaten Solok 6.98 5.51 25 DKI Jakarta 5.08 4.00 10 Kota Yogyakarta 6.95 5.59 26 Kota Batam 5.05 4.51 11 Kota Kupang 6.89 5.51 27 Kota Maumere 5.05 3.22 12 Kota Semarang 6.67 5.28 28 Kota Banda Aceh 5.00 4.69 13 Kota Ambon 6.46 5.28 29 Kota Cilegon 4.97 3.85 14 Kota Banjarmasin 6.16 4.93 30 Kota Bekasi 4.68 4.27 15 Kota Pekan Baru 6.13 4.43 31 Kota Pontianak 3.63 3.95 16 Kota Palembang 6.08 4.60 32 Kota Mataram 3.13 3.42
  • 9. Tjd Suap utk dpt Tjd suap utk Komitmen Kepala No Kabupaten/ Kota tender pembayaran atas Daerah dalam PK IPK tender 1 Kota Banda Aceh 4.22 4.84 5.00 4.69 2 Kota Medan 4.04 4.23 5.74 4.67 3 Kabupaten Solok 2 ----------- 5.23 4.32 6.98 5.51 4 Kabupaten Tanah Datar 4.85 4.39 7.74 2---5.66 5 Kota Padang 4.02 4.24 7.92 5.39 6 Kota Batam 4.10 4.37 5.05 4.51 7 Kota Pekan Baru 3.38 3.78 6.13 4.43 8 Kota Palembang 3.68 4.04 6.08 4.60 9 DKI Jakarta 3.35 3.57 5.08 4.00 10 Kota Bekasi 4.17 3.96 4.68 4.27 11 Kota Cilegon 3.14 3.43 4.97 3.85 12 Kota Tangerang 3.69 3.89 5.95 4.51 13 Kabupaten Wonosobo 4.39 4.47 3 ------------ 8.13 2---5.66 14 Kota Semarang 4.63 4.54 6.67 5.28 15 Kota Yogyakarta 4.74 5.07 6.95 3---5.59 16 Kota Surabaya 3.54 3.81 5.85 4.40 17 Kota Pontianak 3.97 4.26 3.63 3.95 18 Kota Palangkaraya 3 ----------- 5.15 2 ------------ 5.38 1 ------------ 9.29 1---6.61 19 Kabupaten Kotabaru 4.61 4.69 5.52 4.94 20 Kota Banjarmasin 4.24 4.39 6.16 4.93 21 Kota Balikpapan 4.05 4.05 7.19 5.10 22 Kota Manado 3.85 3.33 7.44 4.87 23 Kota Gorontalo 1.59 1.67 7.07 3.44 24 Kota Pare-pare 1 ----------- 5.63 1 ------------ 5.39 5.97 2---5.66 25 Kota Makassar 5.12 3 ------------ 5.19 5.43 5.25 26 Kota Denpasar 2.50 2.85 5.67 3.67 27 Kota Mataram 3.46 3.68 3.13 3.42 28 Kota Kupang 4.85 4.78 6.89 5.51 29 Kota Maumere 1.95 2.66 5.05 3.22 30 Kota Larantuka 1.94 2.10 2 ------------ 8.60 4.21 31 Kota Tual 3.41 3.03 5.63 4.02 32 Kota Ambon 4.45 4.92 6.46 5.28
  • 10. Evaluasi Institusi Publik  mengukur persepsi No. Institusi 2004 2006 responden terhadap kualitas pelayanan 1 Dinas Kesehatan - Pemda 5.54 5.56 institusi publik. Di dalam 2 Dinas Pendidikan - Pemda 5.45 5.8 3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 4.82 5.68 survei ini dibedakan 4 Dinas Kimpraswil - Pemda 4.62 5.23 bentuk hubungan antara 5 Pemda (selain dinas di atas) 5.15 6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 4.79 5.5 institusi publik dengan 7 Pelayanan Air (PAM) 4.98 5.54 para pelaku bisnis yang 8 Pelayanan Listrik (PLN) 5.06 5.35 9 Pelayanan Telepon (Telkom) 5.9 6.46 menjadi responden, 10 Pelayanan Pajak 4.18 5.35 yaitu: 11 Pelayanan Imigrasi 5.62 12 Pelayanan Bea Cukai 3.93 5.09  pelayanan publik 13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)** 5.82  Service Performance 14 Polisi 3.79 4.7 15 Peradilan 3.67 4.29 Index (SPI) 16 Militer 5.35 6.07  interaksi bisnis 17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional 5.58 18 BPOM 5.38 6 19 KPPN 6.09 20 DPRD 4.02 4.75 Service Indeks Pelayanan 2004 & 2006 Performance Index (SPI)
  • 11. Inisiatif Melakukan Suap sebagian besar terkait dg penghitungan SPI menyuap karena diminta. Institusi Diminta Menawarkan No. Praktik suap 1 Dinas Kesehatan - Pemda 8% 43% 57% 2 Dinas Pendidikan - Pemda 21% 53% 47% 3 Dinas Tenaga Kerja - Pemda 26% 84% 16% 4 Dinas Kimpraswil - Pemda 34% 82% 18% 5 Pemda (selain dinas di atas) 38% 79% 21% 6 Institusi untuk pengurusan ijin usaha* 31% 82% 18% 7 Pelayanan Air (PAM) 18% 43% 57% 8 Pelayanan Listrik (PLN) 25% 57% 43% 9 Pelayanan Telepon (Telkom) 18% 52% 48% 10 Pelayanan Pajak 23% 76% 24% 11 Pelayanan Imigrasi 47% 90% 10% 12 Pelayanan Bea Cukai 43% 95% 5% 13 BUMN/ BUMD lainnya (selain di atas)**10% 76% 24% 14 Polisi 55% 78% 22% 15 Peradilan 51% 100% 0% 16 Militer 53% 80% 20% 17 BPN/ Badan Pertanahan Nasional 48% 87% 13% 18 BPOM 16% 46% 54% 19 KPPN 34% 86% 14% 20 DPRD 44% 90% 10% *) Untuk DKI Jakarta, pengurusan ijin usaha dilakukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk tingkat lokal, pengurusan ijin usaha dilakukan di Pengadilan Negeri.
  • 12. APA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH CAMAT UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK?
  • 13. Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 5/1974 UU No. 22/1999 Kedudukan Wilayah Administrasi Lingkungan Kerja Kecamatan Pemerintahan Perangkat Daerah Kedudukan Camat Kepala Wilayah Perangkat Daerah Kewenangan Bersifat Atributif Bersifat Delegatif Camat (Psl 80 & 81) (Psl 66 (4)) a. Delegasinya dari pejabat (Bupati/Walikota) kepada pejabat (Camat); b. Delegasi dari pejabat kepada pejabat tidak dapat didelegasikan lagi kepada pejabat lainnya tanpa seijin pejabat pemberi delegasi; c. Delegasi dari institusi kepada institusi dapat dilaksanakan oleh pejabat/unit yg ada di dalam institusi ybs sesuai dengan tata laksana bagi organisasi besangkutan.
  • 14. Perubahan Paradigma Camat & Kecamatan Unsur Perbandingan UU No. 22/1999 UU No. 32/2004 Kedudukan Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja Kecamatan Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kedudukan Camat Perangkat Daerah Perangkat Daerah Kewenangan Bersifat Delegatif Bersifat Atributif Camat (Psl 66 (4)) (pasal 126 ayat 3) dan Delegatif (Psl 126 ayat 2)
  • 15. KEDUDUKAN ORGANISASIONAL KECAMATAN  PP No. 41Tahun 2007  Unsur Staf (Setda) Perangkat Daerah Unsur Pelaksana (Dinas Daerah) Unsur Auxiliary (Lemtekda)  Kecamatan tidak disebutkan secara eksplisit  Dilihat dari karakteristiknya, memberikan pelayanan langsung di satu wilayah kerja tertentu  Kecamatan merupakan unsur lini kewilayahan
  • 16. Jenis-jenis kewenangan yang Dapat didelegasikan oleh Bupati/Walikota kepada Camat : 1. Kewenangan Perijinan, 2. Kewenangan Rekomendasi 3. Kewenangan Koordinasi 4. Kewenangan Pembinaan 5. Kewenangan Pengawasan 6. Kewenangan Fasilitasi 7. Kewenangan Penetapan 8. Kewenangan Pengumpulan & Penyampaian Informasi 9. Kewenangan penyelenggaraan
  • 17. Matriks Identifikasi Kewenangan yg Mungkin Dilimpahkan dari Bupati/Walikota kpd Camat Bidang Pem. Pekerjaan -- - dst Jenis Umum Pertanian Umum s/d 36 bid Kewenangan 1. Perijinan 2. Rekomendasi 3. Koordinasi 4. Pembinaan 5. Pengawasan 6. Fasilitasi 7. Penetapan 8. Pengumpulan &Penyampaian Informasi 9. Penyelenggaraan
  • 18.  Alur Pikir Penataan Kelembagaan Kecamatan Bupati/ Walikota Dukungan politik Delegasi Susunan Pemberian Kewenangan Organisasi Yg Pelayanan Kepuasan Kpd Camat  Sesuai dgn  Prima kepada  Masyarakat Kewenangan Masyarakat Dukungan dengan : Anggaran Personil yang memadai , sesuai kemampuan Logistik keuangan Daerah Model : Sadu Wasistiono
  • 19. ORGANISASI KECAMATAN 1. Kecamatan dibentuk di wilayah Kab/Kota. 2. Kecamatan dipimpin oleh camat yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan sebagian wewenang bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. KEWENANGAN DELEGATIF (pasal 126 ayat 2).
  • 20. Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi: 1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; 2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; 3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; 4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; 5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; 6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; 7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yg belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan;  KEWENANGAN ATRIBUTIF. (Pasal 126 ayat 3).
  • 22. Pemerintah adalah “public servant”  Kesadaran ttg arti pentingnya pelayanan umum dan manajemennya di kalangan pemerintahan masih sangat lemah.  Alasan-alasannya antara lain sbb : a. kegiatan pemerintah bersifat monopoli, tanpa kompetisi tidak akan tercapai efisiensi. b. lebih mengandalkan kewenangan daripada mekanisme pasar maupun kebutuhan konsumen. c. belum adanya akuntabilitas secara lengkap pada kegiatan pemerintahan.
  • 23. d. lebih mengutamakan pandangan diri sendiri drpd pandangan konsumen yg dilayaninya. e. kesadaran masyarakat sbg konsumen produk pemerintahan masih sangat lemah, sehingga masyarakat lebih banyak berposisi sbg obyek. B. Hakekat Pelayanan Umum Melayani masyarakat baik sbg kewajiban maupun sbg kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yg manusiawi. (Tjosvold, 1993 : x).
  • 24. Bagi organisasi, melayani konsumen mrpkan “saat yg menentukan” (moment of thruths), peluang bagi organisasi utk menunjukkan kredibilitas dan kapabilitasnya.  Abad ke-21 adalah “abad pelanggan”(Carlzon, 1987).  Prinsip “ Close to the customers”  Semakin maju sebuah negara, akan semakin banyak masyarakatnya yg bekerja di sektor jasa.  Pelayanan umum adalah pemberian jasa baik yg diberikan oleh pemerintah, swasta atas nama pemerintah, atau swasta, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
  • 25. Pelayanan umum oleh instansi pemerintah bermotif sosial dan politik yakni utk menjalankan visi & misi serta mencari dukungan suara.  Pelayanan umum oleh swasta dpt bermotif sosial (volunteer), tetapi lebih banyak bermotif ekonomi yakni mencari keuntungan.  Pelayanan umum kpd masyarakat dpt diberikan scr cuma-cuma sbg kompensasi dr pembayaran pajak, ataupun ditarik bayaran.  Tarif pelayanan umum oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan harga produksi atau tarif yg paling terjangkau.  Pemberian pelayanan umum scr seragam kpd semua warganegara sebenarnya justru tdk adil krn kebutuhan & kepentingan masyarakat berbeda- beda  no public choice.
  • 26. Sdh saatnya instansi pemerintah mengubah paradigma dlm bidang pelayanan yakni : paradigma monopoli  paradigma kompetisi paradigma”no public choice  paradigma “public choice”.  Langkah-langkah strategis yg dpt dilakukan yi : - membangun kesadaran melayani bagi aparatur; - membangun kesadaran masyarakat sbg konsumen; - menciptakan standar pelayanan umum; - memberikan “reward and punishment” yg seimbang; - mengadakan kompetisi pelayanan utk instansi yg memberikan pelayanan sejenis.
  • 27. C. Jenis-jenis Pelayanan Umum  Pengelompokan jenis pelayanan umum pada dasarnya dilakukan dgn melihat jenis jasa yg dihasilkan oleh suatu organisasi.  Jasa adalah “ setiap tindakan ataupun perbuatan yg dpt ditawarkan oleh suatu pihak kpd pihak lain, yg pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa dpt berhubungan dg produk fisik maupun tidak”. (Kotler, 1994).
  • 28. 1. Dilihat dari pangsa pasarnya, dibedakan antara : a. jasa kepada konsumen akhir; b. jasa kepada konsumen organisasional. 2. Dilihat dari tingkat keberwujudan, dibedakan antara : a. jasa barang sewaan; b. jasa barang milik konsumen; c. jasa untuk bukan barang. 3. Dilihat dari ketrampilan penyedia jasa, dibedakan antara : a. pelayanan profesional; b. pelayanan non-profesional. 4. Dilihat dari tujuan organisasi, dibedakan antara : a. pelayanan komersial; b. pelayanan nirlaba.
  • 29. 5. Dilihat dari pengaturannya, dibedakan antara : a. pelayanan yang diatur; b. pelayanan yang tidak diatur. 6. Dilihat dari tingkat intensitas karyawan, dibedakan menjadi: a. pelayanan yang berbasis pada alat; b. pelayanan yang berbasis pada orang. 7. Dilihat dari tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan, dibedakan menjadi : a. pelayanan dengan kontak tinggi; b. pelayanan dengan kontak rendah. (Sumber : Tjiptono, 1996 : 8-13).
  • 30. Dikaitkan dengan obyek retribusi, dibedakan antara : a. jasa umum; (memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, melayani kepentingan dan kemanfaatan umum) b. jasa usaha; (jasa komersial yang seharusnya disediakan oleh sektor swasta). c. perijinan tertentu. (digunakan untuk melindungi kepentingan umum) (Pasal 18 UU Nomor 34 Tahun 2000). - Fungsi perijinan : - regulasi - budgetair
  • 31. PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH - Prinsip “equal treatment”, dalam arti semua warga negara mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan setara, sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah.  muncul Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Prinsip adil dan “non-diskriminasi”. - Prinsip menghitung “ biaya yang terjangkau”, bukan biaya produksi, karena dikompensasi melalui pemungutan pajak.
  • 32. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah menurut UU 32/2004 meliputi: 1. perencanaan dan pengendalian pembangunan; 2. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang; 3. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 4. penyediaan sarana dan prasarana umum; 5. penanganan bidang kesehatan; 6. penyelenggaraan pendidikan; untuk Propinsi ditambah dengan alokasi sumber daya manusia potensial. 7. penanggulangan masalah sosial; untuk Propinsi ditambah yang bersifat lintas kabupaten/kota.
  • 33. 8. pelayanan bidang ketenagakerjaan; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 9. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/ kota. 10. pengendalian lingkungan hidup; 11. pelayanan pertanahan;utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 12. pelayanan kependudukan, dan catatan sipil; 13. pelayanan administrasi umum pemerintahan; 14. pelayanan administrasi penanaman modal ; utk Propinsi yang bersifat lintas kabupaten/kota. 15. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya; utk Propinsi yang belum dapat diselenggarakan oleh kabupaten/kota. 16.urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
  • 34. Fungsi utama Pemerintah Daerah pada masa UU Nomor 5 Tahun 1974 semula adalah sebagai promotor pembangunan, pada masa UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004 telah berubah menjadi “pelayan masyarakat”.  Konsekuensi logisnya, unit-unit pemerintahann yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat seperti dinas daerah, kecamatan, kelurahan perlu memperoleh perhatiann yang lebih besar baik dari segi kewenangan, personil, pembiayaan maupun dukungan logistik.  Perlu ada pembagian fungsi yang jelas antara unsur staf, unsur lini, serta unsur penunjang. Tugas pokok unsur staf adalah melayani kedalam dan berpikir. Tugas pokok unsur lini adalah pelayanan langsung dan bersifat operasional. Tugas pokok unsur penunjang adalah menjalankan fungsi khusus dan bersifat koordinatif.
  • 35. MODEL PELAYANAN UMUM OLEH PEMERINTAH DAERAH Dukungan politik Pemerintah Pusat Staf Pelayanan Organisasi Kepuasan Transfer Pemerintah Pemerintah Dinas Prima Kepada Masyarakat kewenangan Daerah Masyarakat Daerah Lemtekda DPRD Daerah Otonom Badan Semi Otonom Masyarakat Keterangan : Daerah : Pelayanan langsung kepada masyarakat sangat terbatas (Unsur staf) : Pelayanan langsung kepada masyarakat luas (Unsur lini) : Pelayanan langsung kepada masyarakat relatif terbatas (Auxiliary) Hak cipta : Sadu Wasistiono
  • 36. LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK  Membangun budaya melayani di kalangan birokrasi (lihat semangat yang terkandung di dalam UU Nomor 22/1999 maupun UU Nomor 32/2004)  Membangun keasadaran bahwa fungsi utama pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan pada masyarakat, bukan lagi sebagai promotor pembangunan spt pada era UU Nomor 5 Tahun 1974.  Memperkuat unit-unit organisasi yang berhadapan langsung dengan masyarakat (dinas, kecamatan, kelurahan).  Memperkuat dan meningkatkan kualitas orang-orang yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat (front line officer).
  • 37. Mengembangkan unit-unit organisasi pelayanan agar dekat dengan konsumen (konsep “close to the customers”).  Mengembangkan sistem pelayanan “one stop service” dan atau “one roof system” yang sesungguhnya.  Mengadakan survey kepuasan pelanggan secara periodik.  Mengadakan lomba diantara unit-unit pemberian pelayanan yang sejenis dengan penilai dari masyarakat yang dilayani.  Mengembangkan pendekatan “public choice” sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam dapat terpenuhi dengan tetap mempertimbangkan aspek keadilan.  Mengembangkan sistem insentif yang menarik bagi unit-unit yang berhasil memuaskan pelanggan.
  • 38. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE) ?
  • 39. PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PPTSP) 1. DASAR HUKUM : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU. 2. PENGERTIAN : Penyelengaraan PPTSP adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. (Pasal 1 butir 11 Permendagri No 24/2006).
  • 40. 3. Tujuan PPTSP adalah : a. meningkatkan kualitas pelayanan publik; b. memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik. (Pasal 2). 4. Sasaran PPTSP adalah : a. terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti dan terjangkau; b. meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik. (Pasal 3).
  • 41. PERKEMBANGAN MODEL PEMBERIAN PELAYANAN PUBLIK OLEH PEMERINTAH MODEL I : SISTEM TERPENCAR (SPREAD SYSTEM) DINAS2 MASYARAKAT
  • 42. MODEL II : SISTEM PELAYANAN SATU ATAP (ONE ROOF SYSTEM/ ORS) DINAS2 MASYARAKAT Unit di Samsat berfungsi mengumpulkan berkas Penyelesaian perijinan tetap di tangan dinas masing2
  • 43. MODEL IIIA : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE/ OSS) Dinas2 Konsultasi teknis masuk keluar MASYARAKAT  Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,  Dinas memberikan konsultasi teknis
  • 44. MODEL IIIB : SISTEM PELAYANAN SATU PINTU (ONE STOP SERVICE/ OSS) (ADA CABANG ONLINE) Dinas2 Konsultasi teknis ONLINE masuk keluar KEC/ MASYARAKAT DESA  Ijin diberikan oleh Kepala Unit OSS,  Dinas memberikan konsultasi teknis
  • 45. KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : KEP/25/M.PAN/2/2004 PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH
  • 46. C. Pengertian Umum Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan: 1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. 2. Penyelenggara pelayanan publik adalah instansi pemerintah. 3. Instansi Pemerintah adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN. 4. Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. 5. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundangundangan. 6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.
  • 47. 7. Kepuasan pelayanan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik. 8. Biaya pelayanan publik adalah segala biaya (dengan nama atau sebutan apapun) sebagai imbal jasa atas pemberian pelayanan publik, yang besaran dan tatacara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk mengetahui kinerja unit pelayanan. 10. Responden adalah penerima pelayanan publik yang pada saat pencacahan sedang berada di lokasi unit pelayanan, atau yang pernah menerima pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan.
  • 48. G. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut: 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya); 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
  • 49. 5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani; 9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
  • 50. 10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; 12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko- esiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
  • 51. KUNCI KEBERHASILAN  Adanya kepemimpinan visioner yang mampu menawarkan gagasan baru dan konsisten mengawal perubahan yang telah direncanakan.  Adanya dukungan yang kuat dari birokrasi untuk sama- sama berubah. Harus pula adanya keyakinan bahwa perubahan yang terjadi akan menguntungkan semua pihak.  Pada dasarnya orang tidak suka perubahan, sehingga mereka mempunyai daya tolak terhadap perubahan. Semakin besar perubahan mengganggu kepentingannya, maka semakin besar daya tolaknya terhadap perubahan.  Adanya kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warganegara maupun warga daerah secara seimbang dan proporsional.
  • 52. CONTOH KEBERHASILAN PELAYANAN SATU PINTU (OSS) DI KABUPATEN SRAGEN (KUNJUNGAN KERJA 7 AGUSTUS 2007) (Bahan dikutip dari Pemaparan Bupati Sragen)
  • 53. BADAN PELAYANAN TERPADU SETELAH : • Waktu, biaya jelas & pasti SEBELUM : • Dijamin tidak ada pungli  Waktu & biaya tidak • Seluruh ijin diproses jelas bersamaan, selesai di satu  Pungli dianggap tempat, maksimal waktu 10 hal yang wajar hari (selesai semua)  Melalui banyak • Mudah, cepat, transparan, nyaman instansi & berurutan • Survey kepuasan pelanggan memperoleh score index 83%  Pelayanan yang (sangat memuaskan) tidak memuaskan • Secara kuantitatif 65 % lebih cepat selesai, 35 % tepat waktu 53
  • 54. MEMBANGUN ONE STOP SERVICE 1. Tataran kebijakan • Membangun komitmen dimulai dari top manajer untuk menghilangkan keluhan tentang perijinan dengan pola satu pintu (one stop service) • Mengkondisikan kepala dinas teknis mendukung komitmen tersebut • Melakukan regulasi dengan pemangkasan birokrasi • Memberikan kemudahan dan insentif untuk pengusaha →misal : SIUP, TDP pengusaha pemula gratis Komitmen OSS yang kuat
  • 55. LANJUTAN 2. Tataran organisasi  Dimulai dengan membentuk UPT dengan kewenangan penuh (SK Bupati) → harus cepat dan tidak bisa ditunda-tunda  Penguatan SOTK dengan Perda → masyarakat senang dan puas dengan pola pelayanan baru  Penataan hubungan dengan dinas teknis → tugas substansi dinas tidak dihilangkan (SK Bupati tentang Tupoksi )  Penataan jenis pelayanan → Tahun 2002 : 15, 2003 :17, 2004 : 52, 2007 :59 → Peraturan Bupati tentang kewenangan  Penataan Standart Operating Prosedur (SOP) →Mudah, cepat, transparan dan pasti  Penataan SPM Sistem OSS akuntabel dan transparan
  • 56. 3. Tataran Operasional a. Membangun Paradigma baru – Merubah dari dilayani menjadi melayani tulus & ikhlas – Pelanggan adalah orang terpenting yang harus dihormati, dilayani dan dipuaskan keinginannya – Membangun tata nilai dan budaya kerja baru sebagaimana pelayanan profesional swasta – Pengembangan SDM secara kontinyu dengan trainer profesional swasta, yang diukur seberapa jauh perubahan sikap perilaku dan kemampuan TATA NILAI DAN BUDAYA KERJA BARU
  • 57. Sinkronisasi Pelayanan Publik (lintas sektoral) BPS Imigrasi PUSAT Depag Pajak PROVINSI PEMDA Bea Cukai BPN Muspida PLN, Telkom 57
  • 58. SRAGEN ONLINE SRAGEN KARANG MALANG INTRANET/ INTERNET SATELITE KEDAWUNG SAMBIREJO NGRAMPAL SIDOHARJO High Frequency Radio GONDANG SB MACAN ISP TANGEN JENAR GESI SUKODONO RSPD ROUTER MONDOKAN PLUPUH SERVER KPT TANON GEMOLONG PLUPUH MIRI Networks Operating System ( N O C ) PDE SB LAWANG X-JAMBE SERVER BKD SERVER CAPIL SERVER RSU • Web line  double control • Sistem Jaringan IT – antar dinas/satuan kerja s/d kecamatan ( 2007 sampai ke desa) • Online system – laporan dinas (daily report). • Fasilitas teleconference, tukar data, internet. • Setiap PNS (khususnya yang muda) wajib bisa mengoperasikan komputer. 58
  • 59. HASIL Ekonomi 1. Investasi meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 592 M 703 M 926 M 955 M 1,2 T investasi 2. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 0.785 1.785 4.566 6.794 58.188 3. Perkembangan jumlah perijinan meningkat Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah 2.027 3.170 3.332 4.072 5. 274 59
  • 60. LANJUTAN 4. Peningkatan Potensi Fiskal (dari urutan 8 terbawah menjadi di atas rata- rata nasional) → Tahun 2003 naik 250 % 5. Penataan PKL dapat berlangsung tertib. Tidak ada pengamen, & pengemis di perempatan lampu traffic light. 6. PDRB Meningkat th. 2002– 2006 sebesar 57.48 % 7. Pertumbuhan Ekonomi Meningkat (2004 : 4,53 %, 2005 : 5,06%) 8. Total swadaya masyarakat 2006 : Rp. 89.575.305.000,- 88,384,823,631 Penerimaan Daerah (Pendapatan Asli Daerah + Penerimaan Pembiayaan) 72,767,569,000 60,806,515,000 67,999,230,000 22,562,309,000 14,163,902,000 7,330,050,000 60 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
  • 61. INTI KEBERHASILAN • STRONG AND CLEAN LEADERSHIP • GOOD RELATIONSHIP • PUBLIC SUPPORT Intisari (la crème de la crème) : TRUST
  • 62. SEKIAN TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA