2. REALITAS KEPRIHATINAN
Birokrasi pelayanan publik yang patologis,
• dipengaruhi oleh integritas pelakunya
dipengaruhi oleh integritas pelakunya
• Sumber dari adanya penyelewengan birokrasi
publik karena :
bl k k
o pengabaian batasan konstitusi melalui
pengabaian batasan konstitusi melalui
penyelahgunaan wewenang ,
ok t t t
ketertutupan dari birokrasi, dan terkooptasinya
d i bi k i d t k
t i
birokrasi dengan kekuasaan yang hanya bersifat
pragmatis dan tidak memihak publik.
• Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa
Birokrasi menempatkan diri sebagai penguasa ,
dan bukan sebagai pelayan.
6. METODE PENELITIAN
Inti Masalah
1. bagaimana
kultur
birokrasi
pelayanan
publik di Kota
Kupang
2. Bagaimana
membangun
birokrasi
berintegritas?
Masy pengguna, 9
LSM,
OMBUDSMAN, YLKI
Jenis Penelitian
Kualitatif
DATA : Interpretasi
dari aktor social yang
berinteraksi
KEY
KEY
INFORMAN
Komplain
masyarakat,
y
,
“public face.
Of public
service
birocracy
Implemntasi
pelayanan
publik
berintegritas
dan faktor yg
mempenga
ruhinya
Pengumpulan data :
wawancara
Teknik analisis d
k k
l
data : induktif,
d k f
verstehen
model interaktif :reduksi data,
penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi (Miles,
Huberman)
Dinas PPO,
kesehatan,
kesehatan,
perijinan,
RSU, RSUD
Bagaimana
implementasi
asas‐asas
pelayanan publik
7. Paradigma Penelitian
Paradigma Penelitian
Aspek Ontologis:
REALITAS VIRTUAL INTEGRITAS
Learning from social actor
Aspek epistemologis:
p
p
g
Tidak bebas nilai:
Value bounded:
Transaksional , subjektif
:INTEGRITAS VALUE BOUNDED
OF SOCIAL ACTOR::
Paradigma critical
Aspek Aksiologis
moral budi manusia
to the interests of the powerless
and of “at risk”
at risk
Bottom up views
Aspek Metodologi
Hermeneutikal, dialektikal:
Interpretasi, verstehen
8. TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
Peneliti menempatkan diri sebagai transformative
intellectual, d
i t ll t l dengan tujuan melakukan kritik social,
t j
l k k k itik
i l
transformasi dan mengkaji social empowerment,
memberi rekomendasi pengambil keputusan
dengan i f
d
informasi yang dib t hk kh
i
dibutuhkan khususnya
mengupayakan integritas pelayanan publik.
Diharapkan kesadaran mengenai integritas
pelayanan publik, sehingga memiliki impact pada
social policy
policy.
9. 1.mendeskripsikan fakta empiris implementasi
p
p
p
pelayanan publik yang dikaji dari hasil wawancara.
2.Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
2 Mengevaluasi atau merefleksi fakta empiris
implemnetasi pelayanan publik dengan fakta
integritas.
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
3.Menggambarkan korelasi antara pelayanan publik
yang buruk dengan integritas pelayanan publik.
4Menganalisis factor‐faktor yang mempengaruhi
4M
li i f t f kt
hi
implementasi pelayanan publik yang kurang
berintegritas di Pemerintahan Kota Kupang.
5.Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
5 Memberikan rekomendasi bagi reformasi pelayanan
publik yang lebih accountable dan berintegritas.
10. HASIL PENELITIAN & ANALISIS
Integritas (BAHASA latin dari kata sifat “integer” artinya tidak
rusak,murni, jujur, lurus, dan dapat dipercaya atau diandalkan.
•Integrtas public adalah unsur pokok etika public yang konsepnya
public,
mengacu pada tuntutan perilaku etis..
/tindakan penyelenggara pelayanan public yang sesuai nilai, tujuan demi
mencapai k
i kesejahteraan ,
j ht
•, integritas pelayanan public tidak hanya sekedar perilaku untuk tidak
korupsi, tetapi lebih luas lagi,mengupayakan perwujudan nilai ingeritas
demi perwujudan tujuan terselenggaranya pelayanan public .
KESEJAHTERAAN SOSIAL
PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK KEBUTUHAN
DASAR DAN HAK SIPIL WN. ATAS BARANG PUBLIK, JASA
PUBLIK, LAYANAN ADMINSTRATIF
12. Alur Pikir Terhadap KAJIAN Integritas Pelayanan Publik
Perilaku manusia diawali
dengan proses pemahaman
Pelayanan Publik sbg makna simbolik
dalam suatu interaksi antar actor sosial
Responsivenes
dan efisiensi
Transparansi
p
AKuntabilitas
Kepastian
Hukum
Kekuatan social, budaya, hukum, mental
yang melatar belakangi perilaku Pelayan
Publik/ Rule of The Game
KULTUR PELAYANAN PUBLIK
Implementasi /Wujud
Pelayanan Publik bagi
masyarakat
INTEGRITAS
PELAYANAN PUBLIK
JAMINAN BAGI HAK PUBLIK
Mekanisme
komplain
Adil dan Non
diskriminasi
Partisipasi
masyarakat
13. Cara mengukur integritas public dapat
terungkap dalam
1.visi, perilaku, dan tindakan yang sesuai dengan
nilai‐nilai atau standar etika, artinya jujur dan
sepenuh hati menjalankan pelayanan public.
2.bersikap adil
2.bersikap adil dan responsive terhadap
responsive terhadap
kebutuhan public.
3.kompeten untuk menepati j ji akan k
3k
t
t k
ti janji k kewajiban
jib
terhadap tanggung jawab jabatannya demi
kepentingan public karena menghormati h k h k
k
i
bli k
h
i hak‐hak
warga negara
14. • 1.Pejabat Publik harus bertindak sesuai
dengan prinsip‐prinsip dasar yang
g p
pp
p
y g
melegitimasi kekuassaan pemerintah yang
konstitusional dengan menghormati setiap
konstitusional dengan menghormati setiap
warga negara sebagai yang memiliki martabat,
hak asasi, dan kesetaraan di muka hokum.
hak asasi dan kesetaraan di muka hokum
• 2.pejabat public harus menyetujui untuk
menomorduakan keputusan pribadi dengan
menghargai hasil dari proses yang sah secara
menghargai hasil dari proses yang sah secara
hokum dan sesuai dengan pertimbangan
17. dimensi kualitas pelayanan (Menurut
Lenvinne)
1.Responsiveness atau
1.Responsiveness atau responsivitas ini mengukur daya tanggap
providers terhadap harapan, keinginan, dan aspirasi serta
tuntutan customers.
2.Responsibility atau responsibilitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan seberapa proses pemberian pelayanan public itu
public itu
dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan‐ketentuan yang
telah ditetapkan.
3. Accountability atau akuntabilitas adalah suatu ukuran yang
j
p
g
menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian antara
penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran‐ukuran eksternal
yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stake holders, seperti
nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
yang berkembang
masyarakat.
18. Indikator integritas pelayanan publik
yg buruk
1.Ketidakpuasan masyarakat pada output atau hasil
layanan public biaya maupun cara pelayanan
public, biaya, maupun
2. Termarginalisasinya kepentingan rakyat karena
terdiskriminasi dengan kepentingan elite pemerintahan
elite pemerintahan
dan pejabat‐pejabat yang berkaitan. Orientasi
pelayanan ditujukan bukan pada kepentingan masy.
Sistem birokrasi yang profit oriented dan kurang peka
pada pemenuhan kebutuhan social masyarakat
3. Munculnya di k i i i d l
3 M
l
diskriminasi dalam pelayanan public karena
l
bli k
factor koruptif dan kolutif. Hal ini dilandaskan pada
Perilaku negative birokrasi seperti kekakuan,
negative birokrasi
kekakuan,
menempatkan diri sebagai penguasa atau budaya
kekuasaan, rantai birokrasi panjang, suap dan pungli
sebagai sesuatu yang dianggap wajar.
20. Laporan Masyarakat ke Ombudsman NTT Berdasarkan Instansi
p
:
j
januari‐Des
2011
Terlapor
No.
Instansi terlapor
Jumlah
1.
1
Kepolisian
K
li i
54
2.
3
4
5
6
7
8
9
Pemerintah Daerah
TNI
Kejaksaan
Peradilan
BPN
BKN
Kementerian Negara
Komisi-Komisi
Komisi Komisi
51
1
7
11
5
2
11
1
10
11
12
13
14
BUMN/BUMD
Yayasan
LSM
g
Organisasi Profesi
Lain-lain
Jumlah
9
1
1
1
10
165
24. 2. CONFLICT OF INTEREST DLM PERILAKU
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
PENYELENGGARA LAYANAN PUBLIK
Perilaku penyelenggara pelayanan public ini
dipengaruhi / bersumber dari factor internal
maupun factor eksternal. Faktor internal
seperti kebutuhan, motivasi kerja, insentif .
Faktor eksternal seperti tekanan dari atasan
atau bahkan system yang memunculkan
kerentanan rendahnya k l
k
d h
kualitas pelayanan
l
public karena kurang berpihak pada hak‐hak
dasar masyarakat.
25. 3.
3 Konteks norma social dan budaya dan nilai‐
budaya,
nilai organisasi yang dianut.
• Bersifat tertutup terhadap perubahan dan
tuntutan
masyarakat
y
dengan
g
p p
perspekitif
emansipasi
masyarakat birokrasi yang unresponsive dan
tudak
berwawasan hukum demokratis dan
berkeadilan menuju kesejahteraan.
Kurangnya
Integritas dalam etika individual
maupun etika organisasi pelayanan publik.
tik
i i l
blik
27. solusi
• in The contect of accountability of public
administration and sustainable development.
administration and sustainable development
Integrity culture (Pendidikan i t it
I t it
lt
(P didik integritas
dan internalissi nilai
Penguatan
modalitas :
:
transparansi,
akuntabilitas,
responsiveness
The Role of civil
society
LEGAL SUBSTANCE
AND LEGAL
STRCTURE REFROM
(REFORMASI
BIROKRASI DAN
REGULASI
PENGAWASAN :
PENGUATAN
KELEMBAGAANPEN
GAWASAN ,
MEKANISME ,
SANKSI
32. KESIMPULAN
1. Implementasi pelayanan publik di Kota Kupang
:masih adanya sikap secretive ketika berhadapan
dengan masyarakat Wajah pelayanan publik di mata
masyarakat.Wajah
masyarakat Kupang masih diwarnai oleh tuduhan
diskriminatif,, tertutup,
di k i i if
unresponsive THD
i
kebutuhan sosial masy.
2. Akar masalah kurangnya integritas pelayanan
publik terkait dengan fenomena korupsi yang
membudaya dalam birokrasi akibat kultur yang
memarginalkan masyarakat d
i lk
k t dan mengutamakan
t
k
profit oriented demi keuntungan serta timpangnya
struktur politik sehingga rakyat kehilangan kontrol
atas birokrasi.