Mur dan baut adalah sambungan yang sering digunakan karena mudah dibuka dan dipasang kembali. Baut memiliki ulir yang berfungsi untuk mengunci baut dan mur. Ada beberapa jenis ulir seperti ulir tunggal, ganda, dan tripal. Sambungan baut memiliki keuntungan seperti mampu menahan beban tinggi, mudah dipasang, dan efisien untuk manufaktur.
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Dokumen tersebut berisi tabel-tabel tentang ukuran ulir baut dan pipa berstandar ISO dan Inch. Tabel-tabel tersebut memberikan informasi tentang diameter nominal, diameter tengah, diameter terkecil, kedalaman ulir, radius ulir, dan parameter-parameter lainnya untuk berbagai ukuran ulir standar.
Mur dan baut adalah sambungan yang sering digunakan karena mudah dibuka dan dipasang kembali. Baut memiliki ulir yang berfungsi untuk mengunci baut dan mur. Ada beberapa jenis ulir seperti ulir tunggal, ganda, dan tripal. Sambungan baut memiliki keuntungan seperti mampu menahan beban tinggi, mudah dipasang, dan efisien untuk manufaktur.
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian lengkung pada bahan. Pengujian lengkung adalah proses pembebanan pada suatu bahan di tengah-tengahnya yang ditahan di dua tumpuan sehingga mengalami deformasi akibat dua gaya berlawanan. Dokumen tersebut juga menjelaskan metode pengujian lengkung tiga titik dan empat titik beserta rumus-rumus yang digunakan untuk menghitung tegangan dan modulus elastisitas.
Dokumen tersebut berisi tabel-tabel tentang ukuran ulir baut dan pipa berstandar ISO dan Inch. Tabel-tabel tersebut memberikan informasi tentang diameter nominal, diameter tengah, diameter terkecil, kedalaman ulir, radius ulir, dan parameter-parameter lainnya untuk berbagai ukuran ulir standar.
Praktikum pengetahuan bahan teknik modul 1 mengenai pengujian NDT dengan metode liquid penetrant inspection yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan retak pada baja ST-37. Prosedur pelaksanaannya meliputi pembersihan sampel, aplikasi cairan penetran dan developer, serta pengamatan hasil untuk mengidentifikasi retak. Praktikum ini memberikan pemahaman tentang proses inspeksi NDT menggunakan metode liquid penetrant inspection.
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)p4n71
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian cacat pada benda kerja menggunakan metode Magnetic Particle Inspection (MPI). Laporan ini menjelaskan teori dasar MPI, jenis-jenis magnet serta prosedur pengujian menggunakan metode MPI Dry Visible, MPI Wet Visible, dan MPI Wet Fluorescent.
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian tarik yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik suatu bahan seperti kekuatan elastis, kekakuan, dan ketangguhan dengan mengukur tegangan dan regangan pada bahan uji. Pengujian ini akan menghasilkan kurva tegangan-regangan dan nilai-nilai sifat mekanik seperti modulus elastisitas, kekuatan tarik, keuletan, dan ketangguhan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang cara menentukan ketebakan pipa sesuai standar ASME B31.1. Data yang dibutuhkan meliputi jenis fluida, suhu operasi, dan tekanan operasi. Rumus utama mempertimbangkan maksimum tekanan operasi, diameter luar pipa, maksimum tegangan yang diizinkan, faktor koefisien, dan faktor las. Contoh soal mendemonstrasikan proses konversi satuan dan penghitungan untuk menentukan schedule pipa
Dokumen tersebut membahas proses blackening, yaitu proses konversi lapisan permukaan logam menjadi lapisan pasif untuk mencegah korosi. Metode blackening meliputi pemanasan dalam uap air, celupan kimia, dan anodizing elektrokimia. Dokumen juga membahas jenis lapisan konversi seperti oksida, kromat, dan fosfat yang dapat digunakan untuk melindungi berbagai jenis logam.
Dokumen tersebut membahas tentang metode pengujian korosi, dimulai dengan pengertian korosi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemudian dibahas tujuan pengujian korosi dan klasifikasi pengujian berdasarkan skalanya, yaitu pengujian laboratorium, pilot plant, pabrik, dan lapangan. Terakhir dijelaskan beberapa metode pengujian korosi seperti spektroskopi impedansi elektrokimia, polarisasi linier, dan
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis besi tuang dan karakteristiknya serta pemanfaatannya dalam dunia teknik. Ada empat jenis besi tuang yang dijelaskan yaitu besi tuang putih, mampu tempa, kelabu dan nodular, yang masing-masing memiliki kandungan karbon dan struktur grafit berbeda serta karakteristik dan aplikasinya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai perawatan prediktif berbasis analisis pelumas melalui kerjasama MASPI dengan Lubrizol.
2. Metode perawatan prediktif ditujukan untuk memperpendek downtime dengan melakukan monitoring kondisi sehingga kegagalan dapat terdeteksi dini.
3. Analisis pelumas memberikan informasi mengenai kondisi mesin, pelumas, dan kontaminasi yang dapat digun
Dokumen tersebut memberikan daftar dan penjelasan singkat tentang peralatan-peralatan yang digunakan dalam tambang, mulai dari alat penggalian, pengangkutan, penghancuran, hingga pemisahan bijih. Terdapat 25 item peralatan beserta fungsi dan prinsip kerjanya.
1. Uji tarik digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah secara linier.
2. Uji ini menghasilkan data kekuatan material seperti kekuatan tarik, kuat luluh, keuletan, dan ketangguhan.
3. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, dan unsur paduan.
Kerja bangku adalah pekerjaan dasar yang menggunakan alat-alat sederhana tanpa mesin. Alat utama adalah kikir dan ragum untuk membentuk dan mengikir benda kerja sesuai ukuran.
Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Undang-undang ini mengatur tentang keselamatan kerja di tempat-tempat kerja di Indonesia. Ia menetapkan definisi tempat kerja dan pihak-pihak terkait seperti pengusaha dan pengurus. Undang-undang ini juga menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam berbagai sektor dan kewajiban pihak-pihak terkait untuk mematuhi aturan keselamatan kerja guna mencegah kecelakaan dan menjamin kesehatan pekerja.
Radiografi adalah uji non-pemeriksaan yang menggunakan sinar-X atau sinar gamma untuk mendeteksi cacat di dalam material. Hasil uji ditampilkan pada film atau secara digital, dan dapat menunjukkan struktur internal material dari berbagai sudut pandang. Uji ini sensitif terhadap perubahan ketebalan dan massa jenis material, tetapi memerlukan peralatan keselamatan karena menggunakan radiasi.
Praktikum pengetahuan bahan teknik modul 1 mengenai pengujian NDT dengan metode liquid penetrant inspection yang bertujuan untuk mendeteksi keberadaan retak pada baja ST-37. Prosedur pelaksanaannya meliputi pembersihan sampel, aplikasi cairan penetran dan developer, serta pengamatan hasil untuk mengidentifikasi retak. Praktikum ini memberikan pemahaman tentang proses inspeksi NDT menggunakan metode liquid penetrant inspection.
Laporan NDT, magnetic particle inspection (mpi)p4n71
Laporan praktikum ini membahas tentang pengujian cacat pada benda kerja menggunakan metode Magnetic Particle Inspection (MPI). Laporan ini menjelaskan teori dasar MPI, jenis-jenis magnet serta prosedur pengujian menggunakan metode MPI Dry Visible, MPI Wet Visible, dan MPI Wet Fluorescent.
Dokumen tersebut menjelaskan pengujian tarik yang digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik suatu bahan seperti kekuatan elastis, kekakuan, dan ketangguhan dengan mengukur tegangan dan regangan pada bahan uji. Pengujian ini akan menghasilkan kurva tegangan-regangan dan nilai-nilai sifat mekanik seperti modulus elastisitas, kekuatan tarik, keuletan, dan ketangguhan.
Dokumen ini memberikan panduan tentang cara menentukan ketebakan pipa sesuai standar ASME B31.1. Data yang dibutuhkan meliputi jenis fluida, suhu operasi, dan tekanan operasi. Rumus utama mempertimbangkan maksimum tekanan operasi, diameter luar pipa, maksimum tegangan yang diizinkan, faktor koefisien, dan faktor las. Contoh soal mendemonstrasikan proses konversi satuan dan penghitungan untuk menentukan schedule pipa
Dokumen tersebut membahas proses blackening, yaitu proses konversi lapisan permukaan logam menjadi lapisan pasif untuk mencegah korosi. Metode blackening meliputi pemanasan dalam uap air, celupan kimia, dan anodizing elektrokimia. Dokumen juga membahas jenis lapisan konversi seperti oksida, kromat, dan fosfat yang dapat digunakan untuk melindungi berbagai jenis logam.
Dokumen tersebut membahas tentang metode pengujian korosi, dimulai dengan pengertian korosi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kemudian dibahas tujuan pengujian korosi dan klasifikasi pengujian berdasarkan skalanya, yaitu pengujian laboratorium, pilot plant, pabrik, dan lapangan. Terakhir dijelaskan beberapa metode pengujian korosi seperti spektroskopi impedansi elektrokimia, polarisasi linier, dan
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Dewi Izza
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis besi tuang dan karakteristiknya serta pemanfaatannya dalam dunia teknik. Ada empat jenis besi tuang yang dijelaskan yaitu besi tuang putih, mampu tempa, kelabu dan nodular, yang masing-masing memiliki kandungan karbon dan struktur grafit berbeda serta karakteristik dan aplikasinya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas mengenai perawatan prediktif berbasis analisis pelumas melalui kerjasama MASPI dengan Lubrizol.
2. Metode perawatan prediktif ditujukan untuk memperpendek downtime dengan melakukan monitoring kondisi sehingga kegagalan dapat terdeteksi dini.
3. Analisis pelumas memberikan informasi mengenai kondisi mesin, pelumas, dan kontaminasi yang dapat digun
Dokumen tersebut memberikan daftar dan penjelasan singkat tentang peralatan-peralatan yang digunakan dalam tambang, mulai dari alat penggalian, pengangkutan, penghancuran, hingga pemisahan bijih. Terdapat 25 item peralatan beserta fungsi dan prinsip kerjanya.
1. Uji tarik digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan memberikan beban gaya yang berlawanan arah secara linier.
2. Uji ini menghasilkan data kekuatan material seperti kekuatan tarik, kuat luluh, keuletan, dan ketangguhan.
3. Faktor yang mempengaruhi kekuatan tarik antara lain kadar karbon, heat treatment, bidang slip, homogenitas, kecepatan pendinginan, dan unsur paduan.
Kerja bangku adalah pekerjaan dasar yang menggunakan alat-alat sederhana tanpa mesin. Alat utama adalah kikir dan ragum untuk membentuk dan mengikir benda kerja sesuai ukuran.
Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Dokumen ini membahas perhitungan laju korosi pada logam. Laju korosi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur dan pH, serta konsentrasi zat kimia. Ada dua metode untuk menghitung laju korosi yaitu kehilangan berat dan elektrokimia. Metode kehilangan berat mengukur penurunan massa logam akibat korosi dalam satuan mil per tahun.
Undang-undang ini mengatur tentang keselamatan kerja di tempat-tempat kerja di Indonesia. Ia menetapkan definisi tempat kerja dan pihak-pihak terkait seperti pengusaha dan pengurus. Undang-undang ini juga menetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam berbagai sektor dan kewajiban pihak-pihak terkait untuk mematuhi aturan keselamatan kerja guna mencegah kecelakaan dan menjamin kesehatan pekerja.
Radiografi adalah uji non-pemeriksaan yang menggunakan sinar-X atau sinar gamma untuk mendeteksi cacat di dalam material. Hasil uji ditampilkan pada film atau secara digital, dan dapat menunjukkan struktur internal material dari berbagai sudut pandang. Uji ini sensitif terhadap perubahan ketebalan dan massa jenis material, tetapi memerlukan peralatan keselamatan karena menggunakan radiasi.
Laporan ini memberikan ringkasan singkat tentang hasil praktikum pengujian non destruktif menggunakan metode ultrasonik. Metode ini digunakan untuk mendeteksi cacat pada spesimen uji dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Hasil pengujian menunjukkan adanya cacat berbentuk tanda tambah dan lingkaran pada spesimen uji."
Laporan praktikum menguji slump beton untuk menentukan kekentalan beton segar. Praktikum mengukur slump sebesar 10,233 cm dengan 3 titik pengukuran. Nilai ini sesuai untuk konstruksi tertentu menurut PBI 71 tetapi tidak untuk konstruksi lainnya.
Analisis Perpatahan Getas (Cleavage Fracture Of Analysis) Dengan Metode Studi...Adolvin Mahadiputra
Makalah ini membahas tentang analisis patah getas pada material keras dengan menggunakan metode studi jurnal, skripsi, dan laporan penelitian. Topik utama yang dibahas meliputi pengertian patah getas, faktor penyebabnya, akibat, dan cara mengurangi terjadinya patah getas. Tujuannya adalah memahami proses patah getas secara mendetail agar dapat meminimalkan kegagalan material akibat beban berulang.
Laporan Praktikum Teknik Las Ari Satriadi Helmi (Teknik Mesin Universitas Ind...Ari Satriadi Helmi
Laporan ini membahas empat teknik pengelasan yang dilakukan dalam praktikum, yaitu SMAW, GTAW, micro friction stir welding, dan brazing. Metode-metode ini diterapkan untuk menyambung logam dan pengalaman serta hasilnya dievaluasi. Micro friction stir welding menggunakan mesin CNC untuk mencapai hasil yang akurat.
Modul ini membahas mengenai prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung dengan teliti serta objektif, termasuk menentukan hasil pengukuran dengan memperhatikan aturan angka penting. Modul ini juga membahas mengenai prinsip-prinsip mekanika benda titik, benda tegar, usaha, kekekalan energi, elastisitas, impuls, momentum dan fluida dalam menentukan besaran-besaran gerak lurus, meling
Dokumen tersebut membahas tentang gaya, momen gaya, dan momen kopel. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa gaya adalah sesuatu yang mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya, dan memiliki besar, arah, serta titik tangkap. Dokumen juga menjelaskan pengertian momen gaya dan momen kopel beserta rumus dan contoh soalnya.
This document discusses various materials testing methods. It describes mechanical properties testing which involves destructive testing of specimens to determine properties like strength, ductility, and toughness. Common destructive tests mentioned are hardness tests and impact tests like the Charpy and Izod tests. Non-destructive testing methods discussed include dye penetration, magnetic particle, ultrasonic, and radiographic testing. Specific hardness tests covered are Rockwell, Brinell, Vickers, and Shore hardness tests.
Dokumen ini membahas tentang pemeriksaan mikrostruktur bahan dengan metode Non Destructive Test (NDT) khususnya liquid penetrant inspection. Metode ini digunakan untuk mendeteksi cacat permukaan tanpa merusak bahan yang diuji dengan menggunakan proses pencelupan bahan dalam cairan penetran dan pewarna.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis pengujian material, yaitu pengujian dengan merusak (destructive test) dan pengujian tanpa merusak (non-destructive test). Pengujian dengan merusak akan merusak sampel uji untuk mengetahui sifat mekaniknya, sementara pengujian tanpa merusak tidak akan merusak sampel uji untuk mendeteksi cacat menggunakan teknik seperti cairan penetran, partikel magnetik, arus Eddy, sin
Pengujian ketebalan dan kekasaran permukaan dilakukan untuk mengetahui karakteristik material. Alat uji ketebalan (Coating Thickness Gauge TT260) dan kekasaran (Laser Roughness Tester TR240) digunakan untuk mengukur besi, stainless steel, dan aluminium. Hasil pengukuran menunjukkan rata-rata ketebalan lapisan dan nilai kekasaran permukaan masing-masing bahan.
Dokumen tersebut membahas tentang Non Destructive Testing (NDT) yang merupakan metode pengujian bahan atau komponen tanpa merusaknya. Terdapat beberapa metode NDT seperti penetrant test, magnetic particle test, ultrasonic test, dan lain-lain. Setiap metode memiliki prosedur pengujian yang berbeda untuk mendeteksi cacat baik di permukaan maupun dalam bahan.
Dokumen tersebut merangkum materi tentang Non-Destructive Testing (NDT) yang mencakup beberapa metode pengujian tanpa merusak seperti radiografi, ultrasonik, cairan penetran, arus eddy, dan butir magnetik. Metode-metode tersebut digunakan untuk mendeteksi cacat seperti keretakan pada benda tanpa merusaknya.
Dokumen tersebut membahas mengenai evaluasi hasil pengelasan, yang meliputi pemeriksaan visual, pengujian non-destruktif seperti metode penetran dan ultrasonik, serta pengujian destruktif seperti uji tarik dan bending untuk menentukan kualitas hasil pengelasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengujian ultrasonik, yaitu metode inspeksi tanpa merusak untuk mendeteksi cacat pada material dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Dokumen ini menjelaskan prinsip, alat, prosedur kalibrasi dan pemeriksaan pengujian ultrasonik, serta kelebihan dan kekurangannya.
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Abrianto Akuan
Dokumen tersebut memberikan petunjuk praktikum tentang teknik pengecoran logam. Tujuan praktikum adalah membuat cetakan pasir dan produk coran logam serta memahami proses dan keselamatan kerja dalam pengecoran logam. Dokumen ini juga menjelaskan pengujian kadar air, lempung, dan ukuran butir pasir cetak untuk memastikan kualitas cetakan.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum pengujian material yang membahas tentang pengujian kekerasan pada baja. Laporan tersebut menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan pengujian, prosedur pengujian termasuk alat dan bahan yang digunakan, hasil pengukuran kekerasan, analisis data, serta kesimpulan bahwa perlakuan panas mempengaruhi nilai kekerasan baja.
Unit ini menjelaskan proses pra-perawatan yang dilakukan sebelum pelapisan permukaan logam dan non-logam. Mencakup identifikasi jenis material dan kondisi permukaan, serta melaksanakan proses pra-perawatan sesuai prosedur dan memantau parameternya. Unit ini berlaku untuk berbagai jenis proses pelapisan permukaan seperti lapisan basah, serbuk, elektroplating, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Quality Assurance (QA) dalam proses pemrosesan film radiologi, meliputi peralatan, proses, dan parameter yang harus dipantau untuk menjaga kualitas hasil citra. QA proses pemrosesan film merupakan bagian penting dari seluruh kegiatan QA radiologi untuk menjamin pelayanan yang lebih baik bagi pasien dan pekerja kesehatan.
Unit ini menjelaskan tentang inspeksi dan pengujian benda tuang atau tempa. Meliputi evaluasi benda, identifikasi cacat, pengujian mekanis dan tidak merusak, pencatatan hasil, dan tindakan perbaikan. Pengujian dilakukan sesuai prosedur standar untuk mengevaluasi kualitas dan spesifikasi benda.
Laporan ini membahas tiga modul praktikum Pengetahuan Bahan Teknik, yaitu Non Destructive Test menggunakan metode penetran cair pada spesimen baja ST-37, pengukuran laju korosi pada baja SS-400 yang direndam dalam larutan HCl, dan pembuatan fiberglass dengan variasi komposisi resin dan katalis.
Dokumen tersebut membahas tentang Non Destructive Testing (NDT) khususnya Magnetic Particle Inspection (MPI). Dibahas pula prinsip dasar MPI, proses magnetisasi dan demagnetisasi, jenis-jenis magnet yang digunakan, serta klasifikasi metode MPI seperti dry visible, wet visible, dan wet fluorescent.
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingDwi Andriyanto
Laporan ini membahas tentang praktikum biomekanika dan penanganan bahan manual yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa. Tujuan praktikum adalah memahami konsep ergonomi dan biomekanika serta mampu menghitung beban kerja berdasarkan aktivitas. Mahasiswa melakukan pengukuran terhadap operator dan menganalisis gaya serta momen saat mengangkat beban 10 kg. Mereka juga menghitung faktor keselamatan seperti AL, MPL, RWL dan LI untuk men
Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh beban kerja terhadap tubuh dan mengukur konsumsi oksigen dan energi berdasarkan denyut jantung. Mahasiswa melakukan pengukuran denyut jantung saat mengayuh ergometer dan berjalan di treadmill pada kecepatan yang berbeda. Denyut jantung diukur setiap 30 detik selama aktivitas dan pemulihan untuk menentukan konsumsi oksigen dan energi.
Laporan ini membahas tentang praktikum pengujian kekerasan logam yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura. Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metode Rockwell B dan Rockwell C dengan perlakuan panas annealing pada baja. Hasilnya menunjukkan nilai kedalaman yang didapatkan lebih besar menggunakan metode Rockwell C karena proses pendinginan annealing yang menyebabkan baja menjadi lebih lunak. N
Praktikum ini membahas tentang pembuatan fiberglass dari campuran resin dan katalis. Langkah-langkahnya meliputi persiapan cetakan silikon, pembuatan adonan resin dan katalis dengan perbandingan 50:1, menuangkan adonan ke cetakan, dan membiarkannya hingga mengeras selama satu jam. Hasil akhir berupa fiberglass yang dapat dilepaskan dari cetakan.
Makalah Pendapatan Nasional Keseimbangan Empat SektorDwi Andriyanto
Makalah ini membahas tentang pendapatan nasional keseimbangan dalam perekonomian empat sektor, yaitu sektor rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan luar negeri. Pendapatan nasional keseimbangan dicapai ketika tidak ada kekuatan yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam perekonomian. Pendapatan nasional ditentukan dengan menjumlahkan pengeluaran keempat sektor tersebut.
Dokumen ini membahas peran pemerintah dalam ekonomi melalui pengeluaran dan pajak pemerintah, serta investasi swasta dan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) dalam menentukan pendapatan nasional dan keseimbangan ekonomi. Pendapatan nasional dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengeluaran pemerintah, pajak, investasi, dan perdagangan luar negeri, yang masing-masing dapat berupa faktor eksogen atau end
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
1. LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK
Semester Genap 2013/2014
Laboratorium Sistem Manufaktur
Fakultas Teknik
Universitas Trunojoyo Madura
Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, 69162
PBT
2014
PBT 01
NDT (Non Destructive Test)
DISUSUN OLEH :
Dwi Andriyanto 130421100011
M. Khoiruz Zam Zami 130421100100
KELOMPOK 22
2. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 1
RINGKASAN
Andriyanto Dwi, Khoiruz Zam Zami Muhammad. Program Studi Teknik
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura, PBT 01 NDT (Non
Destructive Test), Juni 2014
Pengujian NDT dalam praktikum ini menggunakan metode liquid penetrant
inspection yang merupakan salah satu metode pengujian yang tidak menyebabkan
kerusakan pada benda yang diuji dengan menggunakan cairan penetrant. Mula-
mula kita membersihkan spesimen uji yaitu Baja ST-37 dengan menggunakan
amplas dan cairan cleaner. Setelah itu disemprotkan cairan penetrant, setelah 5-10
menit dan kering kemudian dibersihkan dengan kain lap. Baru kemudian disemprot
dengan cairan developer yang berwarna putih. Setelah kering kita bisa melihat
bagian mana saja yang terdapat cacat atau retak yang ditandai dengan bercak merah
pada spesimen yang diuji.
Hasil pengujian liquid penetrant inspection ini menunjukkan bahwa diperoleh
cacat atau retakan pada benda uji yaitu baja ST-37.
3. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang sudah semakin berkembang ini, kebutuhan akan logam yang
mempunyai kualitas tinggi pada Industri-industri dan perusahaan sangat di
butuhkan untuk pembuatan alat-alat penunjang yang di butuhkan oleh manusia.
Hampir dari semua hal ciptaan manusia di dominasi oleh logam, mulai dari mobil,
sepeda, sepeda motor, jembatan dan lain sebagainya. Tentu saja logam yang di
gunakan bukanlah satu jenis logam saja melainkan dari banyak jenis logam.
Selain pemilihan jenis logam yang di gunakan, produsen-produsen pengguna
logam juga harus memikirkan bagaimana kualitas dari logam tersebut, apakah
logam itu akan mampu menahan beban yang akan diberikan. Oleh karena itu sebuah
logam pasti melalui proses uji kelayakan sebelum di pasarkan. Dalam pengujian
sebuah logam kita harus memahami metode-motode yang di gunakan, salah satunya
dengan cara Non Destructive Test (pengujian tak merusak) yang didalamnya
terdapat metode Liquid Penetrant Inspection. Pengujian ini akan mengetahui cacat
atau tidaknya sebuah logam.
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan suatu komponen dari
bahan logam khususnya baja dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan
menyemprotkan cairan penetrant ke permukaan bahan yang akan diuji kemudian
diberi cairan developer. Cara tersebut digunakan untuk mendeteksi adanya
kecacatan pada pengelasan logam. Kelemahan metode ini hanya bisa diterapkan
untuk material logam yang kasar atau berpori. Selain itu, membutuhkan tingkat
kebersihan yang tinggi.
1.2 Tujuan Praktikum
Serelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengetahui ada atau tidaknya retakan pada suatu benda dengan memanfaatkan
NDT menggunakan metode Liquid Penetrants Inspection.
2. Mengetahui proses inspeksi pengujian NDT menggunakan metode Liquid
Penetrants Inspection.
4. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian NDT
NDT (Non Destructive Test) merupakan salah satu bentuk pengujian yang
dilakukan terhadap material atau benda tanpa menyebabkan perusakan yang
permanen terhadap material atau bendat tersebut. NDT (Non Destructive Test)
dapat digunakan untuk pengujian terhadap material seperti beton, baja, besi, dan
material lainnya (Patil, NR, 2008).
2.2 Macam-macam Metode Pengujian NDT
Macam-macam metode NDT yang telah dikenal yaitu:
a. Eddy Current Testing (ET)
Eddy Current Testing (ET) merupakan metode pengujian NDT yang hanya bisa
diterapkan pada bahan logam saja. Metode ini memanfaatkan prinsip
elektromagnet.
b. Magnetic Particle Testing (MT)
Magnetic Particle Testing (MT) prinsip dari metode ini yaitu memegnetisasi
bahan yang akan diuji. Caranya dengan menaburkan partikel magnetik di
permukaan bahan. Partikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran
magnet.
c. Liquid Penetrant Testing (PT)
Liquid Penetrant Testing (PT) merupakan metode NDT yang paling sederhana.
Untuk melakukannya dengan memberikan cairan berwarna terang pada
permukaan bahan. Selanjutnya cairan penetran pada permukaan material
disingkirkan. Cacat akan nampak jelas apabila perbedaan warna yang cukup
kontras antar warna penetrant dengan latar belakang.
d. Radio Graphic Testing (RT)
Radio Graphic Testing (RT) metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat
pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya sinar
X dipancarkan pada bahan. Dan sebagian sinar akan diserap sehingga
5. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 4
intensitasnya berkurang. Setelah itu direkam menggunakan film yang sensitif.
Jika ada cacat maka intensitas film akan bervariasi.
e. Ultrasonic Testing (UT)
Ultrasonic Testing (UT) prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang
suara. Gelombang ultrasonik yang digunakan berfrekeensi 0,5 – 20 Mhz (Sigma
Epsilon ISSN, 2001).
2.3 Kelebihan dan Kekurangan NDT
Metode pengujian NDT memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.
Diantaranya sebagai berikut:
2.3.1 Kelebihan
Kelebihan dari metode pengujian NDT ini:
a. Eddy Current Testing (ET)
Kelebihan : dapat mendeteksi kerusakan/cacat di atas dan di bawah permukaan
material, hasil seketika langsung dapat diamati pada kerusakaan/cacat yang
kecil.
b. Magnetic Particle Testing (MT)
Kelebihan : tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk pengujian
kerusakan/cacat yang kecil, untuk pengujian di atas dan di bawah permukaan
material relatif cepat.
c. Liquid Penetrant Testing (PT)
Kelebihan : tidak membutuhkan biaya yang mahal, peka terhadap
kerusakan/cacat yang kecil, tidak membutuhkan waktu yang lama (± 30 menit).
d. Radio Graphic Testing (RT)
Kelebihan : bisa menguji pada bagian material yang tersembunyi.
e. Ultrasonic Testing (UT)
Kelebihan : tidak membutuhkan biaya mahal, peka terhadap kerusakan/cacat
yang kecil, hasil dengan cepat didapatkan, membutuhkan persiapan yang sedikit.
6. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 5
2.3.2 Kekurangan
Kekurangan dari pengujian metode NDT ini:
a. Eddy Current Testing (ET)
Kekurangan : permukaan yang akan diuji harus dapat diakses secara langsung,
butuh waktu yang lama untuk mengamati kerusakan/cacat yang besar.
b. Magnetic Particle Testing (MT)
Kekurangan : membutuhkan banyak persiapan, hanya bisa digunakan untuk
permukaan material yang kasar dan harus dapat diakses langsung, material
mengalami kerusakan magnetik setelah pengujian.
c. Liquid Penetrant Testing (PT)
Kekurangan : permukaan material harus kasar atau berpori, membutuhkan
tingkat kebersihan yang tinggi.
d. Radio Graphic Testing (RT)
Kekurangan : membutuhkan biaya keselamatan yang mahal, dibutuhkan tingkat
pengalaman dan keterampilan yang tinggi.
e. Ultrasonic Testing (UT)
Kekurangan : permukaan material harus dapat diakses untuk memeriksa
permukaan material yang kasar, tingkat keterampilan yang dibuthkan tinggi
(Engineers Edge, LLC All rights reserved, 2000 – 2014).
2.4 Pengertian Baja ST-37
Baja ST-37 termasuk dalam golongan baja karbon rendah. Dimana baja karbon
rendah ini prosentase unsur karbonnya di bawah 0,25 %. Sedangkan unsur
pembentuk lainnya seperti Mn tidak lebih dari 0,8 %, Si tidak lebih dari 0,5 %,
termasuk unsur Cu yang tidak lebih dari 0,6 % (Ahmad Supriyadi dan Sri Mulyati,
2008).
7. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pratikum Non Destructive Test
adalah sebagai berikut:
a. Benda uji Baja ST-37.
b. Cairan Cleaner (pembersih).
c. Liquid Penetrant (cairan penetran).
d. Cairan Developer.
3.2 Alat
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pratikum Non Destructive Test
adalah sebagai berikut:
a. Kertas gosok.
b. Kain lap halus.
c. Pembersih (cleaner).
d. Jangka sorong.
e. Kamera.
3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Prosedur praktikum Non Destructive Test adalah sebagai berikut:
a. Mengukur benda uji baja ST-37 dengan jangka sorong.
b. Membersihkan bagian karat pada permukaan benda dengan kertas gosok.
c. Membersihkan bagian permukaan benda menggunakan kain lap.
d. Membersihkan permukaan benda dengan menyemprotkan cleaner.
e. Membersihkan cleaner dengan kain pada permukaan benda kerja sampai
mengkilap dan ditunggu sampai kering.
f. Menyemprotkan cairan penetrant pada daerah yang diselidiki dan
membiarkannya selama 5-10 menit.
g. Menghapus penetrant dari permukaan benda kerja dengan kain.
8. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 7
h. Menyemprotkan cairan developer pada permukaan benda kerja,
membiarkannya beberapa saat.
i. Mengamati garis-garis merah atau bercak-bercak merah maka pada garis-garis
atau bercak-bercak inilah terdapat keretakan.
j. Gambarkan hasil pengamatan yang diperoleh.
9. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 8
3.4 Flowchart Pelaksanaan Praktikum
Berikut prosedur yang dilakukan pada praktikum ini dalam bentuk flowchart.
Gambar 1.3.1 Flowchart Pelaksanaan Praktikum
Persiapan alat dan bahan baja ST-37
Membersihkan permukaan benda dengan kertas gosok
kemudian difoto
Menyemprotkan cairan cleaner dan kemudian difoto
Membersihkan dengan kain lap dan ditunggu hingga
kering
Menyemprotkan cairan penetrant dan tunggu sekitar 5-
10 menit dan difoto
Menghapus penetrant dengan kain lap
Menyemprotkan developer dan ditunggu beberapa saat
Membersihkan benda dengan kain lap
Mengamati garis atau bercak
Membersihkan tempat praktikum
Hasil cacat pada baja ST-37
mulai
selesai
10. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 9
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambar Autocad Benda Kerja 2D dan 3D
Setelah melakukan percobaan Non Destructive Test, akan dianalisa benda kerja
yang diujikan yaitu spesimen baja ST-37 dalam gambar 2 dimensi dan 3 dimensi.
Adapun gambar 2 dan 3 dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 1.4.2 Gambar Autocad 2 Dimensi
11. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 10
Gambar 1.4.3 Gambar Autocad 3 Dimensi
12. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 11
4.2 Gambar Dokumentasi Tiap Proses dan Analisa Kecacatan
Berikut ini adalah hasil dokumentasi dari percobaan yang telah dilakukan
beserta analisisnya:
Gambar 1.4.4 Benda Uji Baja
Gambar tersebut merupakan penampang dari 2 kepingan baja yang sudah dilas
menjadi satu dan akan digunakan dalam pengujian Liquid Penetrant Inspection.
Gambar 1.4.5 Benda Uji Baja Setelah Pengamplasan
Gambar tersebut merupakan penampang dari material setelah mengalami
proses pengamplasan menggunakan kertas gosok yang terbukti benda tersebut lebih
besih dari sebelumnya.
13. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 12
Gambar 1.4.6 Benda Uji Baja Setelah Pemberian Cleaner
Gambar tersebut merupakan penampang dari material setelah pemberian
cairan cleaner, dengan cairan tersebut benda yang akan diuji akan bersih sehingga
memudahkan dalam cairan penetrant untuk meresap ke pori-pori logam.
Gambar 1.4.7 Benda Uji Baja Setelah Pemberian Penetrant
Gambar tersebut merupakan penampang dari material setelah pemberian cairan
penetrant (cairan yang berwarna merah). Cairan ini berfungsi untuk memberikan
14. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 13
warna pembeda bagian material yang cacat dan yang tidak. Dan ditunggu ± 8 menit,
sampai cairan meresap dan kering.
Gambar 1.4.8 Benda Uji Baja Setelah Dibersihkan dari Cairan Penetrant
Gambar tersebut merupakan penampang dari material setelah dibersihkan dari
cairan penetrant mengguanakan kain lap. Pembersihan tersebut bertujuan agar
cairan developer yang akan diberikan sesudahnya bisa terlihat dengan jelas dan
tidak bercampur.
Gambar 1.4.9 Benda Uji Baja Setelah Pemberian Cairan Developer
15. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 14
Gambar tersebut merupakan penampang dari material setelah pemberian cairan
developer setelah ditunggu ± 15 menit.Setelah pemberian cairan tersebut terbukti
terdapat bercak merah yang menandakan adanya cacat dalam pengelasan pada
material tersebut.
16. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian dan didapatkan adanya retakan atau cacat
pengelasan, berikut kesimpulannya:
a. Material tersebut sudah tidak layak digunakan karena cacat tersebut berukuran
1,54 cm. Tetapi cacat pada pengelasan tidak memiliki ukuran yang pasti. Jadi
apabila ada suatu material yang mengalami kecacatan sekecil apapun, material
itu sudah tidak layak pakai. Contohnya seperti pada pipa gas PGN. Apabila
pengelasan pada pipa tersebut dan terjadi kecacatan, dampak yang dihasilkan
akan sangat berbahaya, pipa tersebut dapat meledak dengan sedikit percikan api.
b. Dengan menguji menggunakan metode Liquid Penetrant Inseption kami telah
mengetahui langkah kerja dan prosedur dalam melakukan metode tersebut
dengan baik untuk mencari kecacatan pengelasan pada benda uji.
5.2 Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya semua hal yang dibutuhkan dalam
praktikum dapat dilaksanakan dengan lebih baik, termasuk di dalamnya dari segi
ruangan (pencahayaan kurang), sehingga sulit dalam mengukur benda
menggunakan jangka sorong.
17. Praktikum Pengetahuan Bahan Teknik- Modul 1- NDT
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR 16
DAFTAR PUSTAKA
Engineers Edge, LLC All rifgts reserved. (2000-2014). Advantages and
Disadvantages of Selected Non-Destructive Inspection Methods (NDI).
Patil, NR. (2008). Non Destructive Testing (NDT) Advantages and Limitations.
SRES College of Engineering, Kopargaon, Maharasthra , 423 – 603.
Setjo, Reaningsih, Triyadi, Ari, dan Haryanto, Mudi, (2001). Pengujian Rotor Dan
Blade Dengan Metode NDT. ISSN, 0853-9-13.
Supriyadi, Ahmad dan Mulyati, Sri. (2008). Metode Peningkatan Tegangan Tarik
dan Kekerasan Pada Baja Karbon Rendah Melalui Baja Fasa Ganda.