Dokumen tersebut membahas tentang aturan dan pedoman pengoperasian pesawat angkat dan angkut seperti forklift secara umum dan khusus. Termasuk definisi, jenis, sumber bahaya, pencegahan kecelakaan, spesifikasi peralatan dan prosedur operasi.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Â
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelabuhan Bondan Winarno
Â
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya di wilayah pelabuhan memerlukan perhatian yang lebih intensif guna meminimalisir terjadinya kecelekaan kerja yang terjadi.
Tujuan jangka panjang dari penerapan K3 agar karyawan tetap tenang dalam melakukan pekerjaannya sekaligus mampu meningkatkan produktivitas. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat, sejahtera, dan bebas dari kecelakaan kerja menuju peningkatan produktivitas.
HIRADC stands for hazard identification risk assessment and determining control
HIRADC is a cool step to start identify hazard, assess risk and determine the control.
Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
HIRADC stands for hazard identification risk assessment and determining control
HIRADC is a cool step to start identify hazard, assess risk and determine the control.
Operator DT wajib melakukan P2H sebelum & sesudah mengoperasikan Unit. P2H dilakukan agar operator dan unit selalu dalam keadaan siap dan aman untuk bekerja. Semoga bermanfaat, terima kasih.
- Mengetahui dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
- Memahami Job Safety Analysis
- Penanggulangan Resiko Kerja
- Penanggulangan Pengawasan yang lemah
- Bagaimana Preventive dari kecelakaan kerja
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Bio Data
1. Nama : HARJUNADI
2. NIP : 19700427 199503 1 003
3. Tempat/Tgl. Lahir : Kediri, 27 April 1970
4. Jabatan : Kabid Pengawasan KK
5. Pendidikan : S1 Teknik Elektro
Univ. Brawijaya
S2 Manaj. SDM Unwim
6. Alamat Rumah : Jl. Swadharma 44 BNI 1946
Terusan Buah Batu
7. Telepon : Hp. 081321677541
R. 7501887
8. Status : Kawin ( 1 istri 3 anak )
9. 10.Alamat Kantor : Disnaker Kab. Bandung
Komplek Pemkab Bandung
3. Pesawat Angkat & Angkut
ï‚— DASAR HUKUM
ï‚— UU No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
(ps.86&87)
ï‚— UU No.1 Th.1970 tentang Keselamatan Kerja (ps.2,3,4
dan 5)
ï‚— Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat
Angkat & Angkut
ï‚— Permenaker No.01/Men/1989 tentang kualifikasi dan
syarat-syarat operator keran angkat.
ï‚—
4. Pengertian
ï‚— Peralatan Angkat adalah alat yang dikonstruksikan
atau dibuat khusus untuk mengangkat naik dan
menurunkan muatan
ï‚— Pesawat Angkat & Angkut adalah suatu pesawat atau
alat yg digunakan unt. Memindahkan, mengangkat
muatan baik bahan atau barang secara vertical dan
atau horizontal dalam jarak yg telah ditentukan.
5. Jenis-jenis Pesawat Angkat &
Angkut
ï‚— Peralatan Angkat
Antara lain : takel, crane, gondola dll
ï‚— Pita Transport
Antara lain : escalator, ban berjalan dan rantai
berjalan (konveyor)
ï‚— Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan
Antara lain : forklift, exavator, kereta gantung, dll
ï‚— Alat angkut jalan rel : lori, lokomotif, dll
6. SUMBER BAHAYA
Sumber bahaya yg terdapat pada pesawat Angkat
& Angkut
ï‚— Kesalahan design, pemasangan, pemakaian, &
perawatan
ï‚— Tidak pernah dilakukan riksa uji ( tidak layak pakai )
ï‚— Daerah lingkungan tidak aman
ï‚— Kesalahan Operator dalam melakukan operasional.
ï‚— Alat pengaman yang tidak berfungsi.
7. Timbulnya Kecelakaan
ï‚— Penggunaan alat tidak sesuai dengan fungsinya
ï‚— Konstruksi tidak kuat/memenuhi syarat
ï‚— Alat pengaman tidak berfungsi
ï‚— Tenaga kerja (operator/pembantu) tidak terampil
ï‚— Lingkungan kerja tidak memenuhi syarat
9. HAL- HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN CARA
PENGOPERASIAN PESAWAT
ANGKAT & ANGKUT
10. Sebelum Mengoperasikan
ï‚— Cocokkan sertifikasi layak pakainya
ï‚— Laksanakan pemeriksaan awal sebelum
dioperasikan
ï‚— Laksanakan pengoperasian dengan benar
oleh operator yang telah memiliki SIO (
20 th keatas dan cukup berpengalaman)
ï‚— dll
11. Sebelum Beroperasi
ï‚— Ijin operasionalnya
ï‚— Periksa lingkungan yang akan ditempuh
( jalan )
ï‚— Cuaca
ï‚— dll
12. Saat Beroperasi
ï‚— Periksa betul gerak pesawat sebelum beroperasi
ï‚— Orang yang memberi aba-2 harus orang yang diberi
tugas
ï‚— Operator dilarang meninggalkan tempat kerjanya,
motor penggerak masih menyala kalau beban masih
tergantung.
ï‚— Setiap beban harus memiliki tali sedikitnya Satu.
ï‚— Beban hrs memiliki besaran berat yg tercantum dengan
jelas & operator hrs mengetahui jumlah beban yg akan
diangkat ( termasuk hook, roop, dll )
13. BEBAN ANGKAT
ï‚— Untuk melakukan pengangkatan beban
yang benar sesuai dengan kapasitas alat
angkat, maka operator harus berpedoman
pada daftar beban yang tercantum pada
masing-masing alat
14. F O R K L I F T
ï‚— Kemampuan angkat maksimal forklift
sampai kondisi seimbang (balance) dan
atau kondisi jungkit adalah 100%.
ï‚— Kemampuan seimbang ini tidak diijinkan
untuk dilakukan oleh operator dalam
operasional sehari-hari, kecuali forklift
dalam keadaan diuji untuk mengetahui
kelaikannya dan atau dalam rangka
sertifikasi
15. SAVE WORKING LOAD
ï‚— Dalam pengoperasian pesawat angkat & angkut
sering terjadi hal-hal diluar perhitungan operator,
maka diberikan batasan pengaman (savety
margin) yg diperhitungkan antara 10 – 33,3% oleh
masing-masing pabrik pembuat
ï‚— Dengan kata lain beban kerja aman (Save Working
Load) yg tercantum pada daftar beban forklift
hanya antara 66,7 – 90% dari beban jungkit.
17. Pasal 2
Bahan konstruksi serta
perlengkapan dari pesawat angkat
dan angkut harus cukup kuat, tidak
cacat dan memenuhi syarat.
18. Pasal 3
1) Beban maksimum yang diijinkan dari PA&A harus
ditulis pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca
dengan jelas.
2) Semua PA&A tidak boleh dibebani melebihi beban
maksimum yang diijinkan.
3) Pengangkatan dan penurunan muatan pada PA&A
harus perlahan-lahan
4) Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba dilarang
19. Pasal 4
Setiap PA&A harus dilayani oleh
operator yang mempunyai
kemampuan dan telah memiliki
ketrampilan khusus tentang PA&A.
21. Pasal 8
(1) Garis tengah tromol gulung sekurang-kurangnya berukuran 30 kali
diameter tali baja dan 300 kali diameter kawat baja yang terbesar;
(2) Tromol gulung harus dilengkapi dengan flensa pada setiap ujungnya,
sekurang-kurangnya memproyeksikan 2 ½ kali garis tengah tali baja;
(3) Ujung tali baja pada tromol gulung harus dipasang dengan kuat pada
bagian dalam tromol dan sekurang-kurangnya harus dibelit 2 kali
secara penuh pada tromol saat kait beban berada pada posisi yang
paling rendah.
22. Pasal 9
(1) Tali baja yg digunakan untuk mengangkat harus :
a. Terbuat dari bahan baja yg kuat dan berkualitas
b. Mempunyai faktor pengaman sekurang-kurangnya
3,5 kali beban maksimum.
c. Tidak boleh ada sambungan
d. Tidak boleh ada belitan,kusut dll
23. (2) Tali baja harus diberi pelumas
(3) Tali baja harus diperiksa pada waktu pemasangan
pertama dan setiap hari oleh operator serta sekurang-
kurangnya satu kali dalam seminggu oleh tenaga yg
berkeahlian khusus Pesawat Angkat & Angkut dari
perusahaan.
(4) Tali baja dilarang digunakan jika terdapat yang
putus, aus atau karat (lihat perman)
24. Pasal 11
Rantai harus diganti apabila :
a. Tidak sesuai dengan ketentuan yang direncanakan
b. Salah satu mata rantai mengalami perubahan
panjang lebih dari 5% dari ukuran panjang mata
rantai semula.
c. Pengausan satu sama lainnya melebihi ¼ dari
diameter rantai semula
25. (3) Rantai dilarang :
a.dipukul walaupun untuk maksud meluruskan atau memasang
pada tempatnya;
b. disilang, diplintir, dikusutkan, untuk dibuat simpul;
c.ditarik bila terhimpit beban;
d. dijatuhkan dari suatu ketinggian;
e. diberi beban kejutan;
f. digunakan untuk mengikat muatan.
26. Pasal 14
1) Kait untuk mengangkat beban harus dibuat dari
baja tempa yang dipanaskan dan dipadatkan atau
dari bahan lain yang mempunyai kekuatan yang
sama.
2) Kait harus dilengkapi dengan kunci pengaman.
27. Pasal 16
Semua peralatan angkat harus dilengkapi
dengan rem yang secara efektif dapat
mengerem suatu bobot yang tidak kurang
dari 1 ½ beban yang diijinkan.
28. Pasal 18
Menaikkan, menurunkan dan mengangkat muatan
dengan pesawat angkat pengangkat harus diatur
dengan sandi isyarat yang seragam dan yang benar-
benar dimengerti
29. Pasal 19
1) Apabila lebih dari seorang tenaga kerja yang bekerja
pada peralatan angkat operator harus bekerja
berdasarkan isyarat hanya dari satu orang yang
ditunjuk.
2) Penjaga kait, penjaga rantai, penjaga bandul ataupun
orang lain yang ditunjuk harus kelihatan oleh
operator.
3) Apabila operator menerima isyarat berhenti pesawat
harus segera dihentikan
30. Pasal 20
1) Muatan harus dinaikkan secara vertikal untuk
menghindari ayunan pada waktu diangkat
2) Untuk mengangkat muatan diluar jangkauan
pesawat harus diambil langkah-langkah
pengamanan yang diperlukan dan disaksikan
oleh yang bertanggung jawab
31. Pasal 21
Sebelum memberikan isyarat untuk menaikkan
muatan pemberi isyarat harus yakin bahwa :
a. Semua tali, rantai, bandul atau perlengkapan lainnya
telah dipasang sebagaimana mestinya pada muatan
yang diangkat.
b. Muatan telah dibuat seimbang sebagaimana
mestinya dan tidak akan menyentuh benda
sedemikian rupa sehingga sebagian dari muatan atau
benda akan berpindah.
32. Pasal 22
ï‚— Jika suatu muatn saat diangkat tidak
berjalan sebagaimana mestinya, operator
harus segera membunyikan tanda
peringatan dan menurunkan muatan untuk
diatur kembali
34. Pasal 24
ï‚— Untuk memindahkan muatan berbahaya seperti
logam cair ataupun pengangkatan dengan magnit
melalui tempat-tempat kerja, maka :
a. Sebelumnya harus diberi peringatan secukupnya
agar tenaga kerja mempunyai kesempatan ketempat
yang aman.
b. Jika tenaga kerja tidak dapat meninggalkan
pekerjaan dengan segera, alat harus dihentikan
sampai tenaga kerja meninggalkan daerah yang
berbahaya
36. Pasal 29
Semua peralatan angkat yang
digerakkan dengan tenaga listrik
harus dilengkapi dengan alat batas
otomatis yang dapat menghentikan
motor, bila muatan melebihi posisi
yang diijinkan.
38. Pasal 99
ï‚— Semua peralatan pelayanan pesawat
angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga mempunyai keseragaman dalam
fungsi, gerak dan warnanya.
39. Pasal 100
ï‚— Peralatan pelayanan dimaksud pasal 99
harus cukup baik, tidak berbahaya bagi
operator dalam lingkup geraknya
40. Pasal 101
ï‚— Semua perlengkapan pesawat angkutan
diatas landasan dan diatas permukaan
sebelum digunakan harus diperiksa terlebih
dahulu oleh operator
41. Pasal 102
ï‚— Pesawat angkutan diatas landasan dengan
motor bakar dilarang dijalankan didaerah
yang terdapat bahaya kebakaran dan atau
peledakan dan atau ruangan tertutup
42. Pasal 103
ï‚— Pesawat angkutan diatas landasan sebelum
memuat dan membongkar muatan, rem
harus digunakan jika diatas tanjakan roda
harus diganjal
43. Pasal 104
ï‚— Pesawat angkutan diatas landasan dengan
motor bakar harus dijalankan dengan aman
sesuai dengan kecepatan yang telah
ditentukan ( < 40 km/jam)
44. Pasal 105
ï‚— Lantai kerja yang dilalui pesawat angkutan
landasan harus :
a. Konstruksi cukup kuat dan rata
b. Tidak mempunyai belokan yang tajam, tanjakan
yang terjal
c. Mempunyai tanda-tanda pada kedua sisi
sepanjang jalan
45. Pasal 112
ï‚— Forklift harus dilengkapi dengan atap
pelindung operator dan bagian yang
bergerak atau berputar diberi tutup
pengaman
46. Pasal 113
ï‚— Dalam keadaan jalan garpu harus berjarak
setinggi-tingginya 15 cm dari permukaan
jalan
47. Pasal 114
ï‚— Bila mengendarai forklift dibelakang
kendaraan lain harus berjarak sekurang-
kurangnya 10 meter dari belakang
kendaraan depannya.
48. Pasal 115
ï‚— Dilarang menggunakan forklift untuk
tujuan lain selain untuk mengangkat,
mengangkut dan menumpuk barang.
49. PENGESAHAHAN
ï‚— Setiap pembuatan, peredaran, pemasangan,
pemakaian, perubahan dan atau perbaikan tehnis
pesawat angkat & angkut harus mendapat
pengesahan dari Direktur atau pejabat yang
ditunjuknya ( Disnaker setempat )
Pasal 135 (1)
50. PEMERIKSAAN & PENGUJIAN
ï‚— Setiap pesawat angkat & angkut sebelum dipakai
harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu dengan
standar uji yang telah ditentukan. Ps 138 (1)
ï‚— Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat
dan angkut dilaksanakan selambat-lambatnya 2
(dua) tahun setelah pengujian pertama dan
pemeriksaan an pengujian ulang selanjutnya
dilakanakan 1 (satu) tahun sekali