SlideShare a Scribd company logo
BAB IV
SIFAT MEKANIK LOGAM

Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan
terhadap beban yang bekerja.
•

Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan
kekakuan.

Stress Dan Strain
Stress = tegangan .
Strain = regangan .
Bahan dapat dibebani dengan 3 cara : tarik, tekan, geser (gunting).

tarik

tekan

F

AO

puntir/geser
F

T

Δl/2

P

lO

F
T

θ

l

lO

F

Δl/2
F
F

Uji Tarik
Adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan untuk
mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujiannya, bahan
uji ditarik sampai putus.
2 ¼”
REDUCED SECTION

0,5” dia

¾” dia

GAUGE LENGTH

r=3/8”

2”

ENGINEERING STRAIN :

ENGINEERING STRESS :

( REGANGAN ).

( TEGANGAN TEKNIK )

σ= F

ε = li – lo = Δl
lo

Ao

lo

lo

= panjang mula – mula

li

= panjang akhir

Δl

= pertambahan panjang

ε

F = beban yang diberikan

=%

( lb atau N )
AO = luas penampang bahan
sebelum dibebani
( in2 atau m2 )

σ = psi, MPa.
Uji tekan
bahan uji diberikan gaya tekan. Rumus tegangan dan regangan sama
dengan yang dipakai pada uji tarik, hanya tanda beban negative (tekan). Hasil
uji akan memberikan harga negative.
tegangan geser di rumuskan :

τ = Fas
Ao

Material Teknik

F
Ao

= gaya yang diberikan
= luas bidang permukaan.

35
Regangan Geser
Regangan geser dilambangkan γ merupakan tangen θ.
Torsi
Torsi adalah variasi dari gaya geser murni. Bahan uji diberikan gaya puntir
yang akan menimbulkan gerak putar pada sumbu penggerak atau mesin bor
Deformasi Elastis
besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung
kepada besarnya tegangan. Pada sebagian besar metal, tegangan dan
regangan adalah proporsional dengan hubungan :

σ = E. ε

E = modulus elastistas atau modulus young
( Psi, MPa ).

Dikenal dengan HUKUM HOOKE
Untuk logam harga E : 4,5 X 104 mpa S/D 40,7 X 104 Mpa.
Bahan disebut mengalami DEFORMASI ELASTIS Jika tegangan dan regangan
besarnya proporsional.

TEGANGAN
σ

BEBAN DILEPASKAN

SLOPE = MODULUS ELASTISITAS
DIBEBANI

REGANGAN
Deformasi elastis adalah tidak permanent, artinya jika beban dilepaskan maka
bahan kembali ke bentuk semula.

Material Teknik

36
Deformasi Elastis Non Linear
Modulus elastisitas dicari dengan modulus tangen atau modulus secant

Dalam skala atom, deformasi elastis adalah perubahan jarak antar atom. Jadi
besar modulus elastisitas adalah besarnya tahanan atom-atom yang berikatan

Pada beban geser, tegangan dan regangan bisa dihubungkan dengan
persamaan:

Material Teknik

37
τ=G.γ

τ = Tegangan
γ = Regangan
G = Modulus Geser

Contoh :
Sebuah potongan tembaga yang panjang awalnya 12 inchi (305 mm)
ditarik dengan tegangan 40.000 psi

(276 mpa). Jika deformasi elastis,

berapakah pertambahan panjang? (e = 16 x 106 psi (11 x 104 mpa)).
Jawab :
σ = ε E = Δl . E
lo
Δ l = σ lo
E
σ = 40.000 PSi
lo = 12 Inchi
E = 16 x 106

l = 40.000 x 12
16 x 106
= 0.30 inchi (0.76 mm)

Sifat Elastis Bahan

Jika tegangan pada sumbu z
- arah sb z
- arah sb x

Material Teknik

perpanjangan
perpendekan

38
- arah sb y

perpendekan

Perbandingan antara regangan tegak lurus terhadap regangan aksial disebut
rasio

poisson, ν.

ν = - εx

εz

= -

εy
εz

Bahan isotropik , ν biasanya = 1/4.
Metal dan campurannya, ν = 0.25 s/d 0.35
Modulus geser dan modulus elastik dihubungkan dengan memakai rasio
poisson sbb:
E=2G(1+ν)

Deformasi Plastis
Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan
0.005. Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi
proporsional terhadap regangan. Daerah ini disebut daerah plastis.

Elastis

Plastis

σ

σ

Titik Luluh atas

σy
p

BENTUK

titik luluh bawah

UMUM LOGAM

0.002

BAJA

ε

ε

Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban
dilepaskan.
Pada tinjauan mikro

deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan
atom dengan

atom

tetangganya

dan

membentuk ikatan yang baru dengan atom yang

Material Teknik

39
lainnya. Jika beban di lepaskan, atom ini tidak
kembali keikatan awalnya.

Sifat Sifat Tarik
Luluh dan Kekuatan Luluh
Titik luluh terjadi pada daerah dimana deformasi plastis mudah terjadi pada
logam grafik σ-ε berbelok secara bertahap sehingga titik luluh ditentukan dari
awal perubahan kurva σ-ε

dari linier ke lengkung. Titik ini di sebut batas

proporsional ( titik p pada gambar). Pada kenyataannya titik p ini tidak bisa
ditentukan secara pasti. Kesepakatan di buat dimana di tarik garis lurus paralel,
dengan kurva σ-ε

dengan harga

ε = 0.002. Perpotongan garis ini dengan

kurva σ-ε didefinisikan sebagai kekuatan luluh τy.

Kekuatan Tarik
Setelah titik luluh, tegangan terus naik dengan berlanjutnya deformasi plastis
sampai titik maksimum dan kemudian menurun sampai akhirnya patah.
Kekuatan tarik adalah tegangan maksimum pada

kurva

σ-ε . Hal ini

berhubungan dengan tegangan maksimum yang bisa di tahan struktur pada
kondisi tarik

σ

M

Ts = Kekuatan Tarik

TS

F = Titik Patah
F

ε

Material Teknik

40
Keuletan
Memgukur derajat deformasi plastis pada saat patah. Bahan yang mengalami
sedikit atau tidak sama sekali deformasi plastis di sebut rapuh.

Rapuh

σ

B

ULET
B1

A

C

C

ε

Keuletan bisa di rumuskan sebagai persen perpanjangan atau persen
pengurangan luas.

% EL = ( lF – lO ) x 100

lF = panjang patah

lO

lO = panjang awal

% AR = A – AF

x 100

% EL = % perpanjangan

AO

A0 = luas penampang
mula-mula
AF = luas penampang pada
saat patah

Bahan dianggap rapuh jika regangan pada saat patah kira-kira 5%.

sifat mekanik beberapa logam, dan paduan

LOGAM

KEKUATAN

KEKUATAN

LULUH (PSi (MPa) TARIK (PSi (MPa)
EMAS
ALUMINIUM
TEMBAGA

Material Teknik

400 (28)
10.000 (69)

19.000 (130)
10.000 (69)
29.000(200)

KEULETAN. % EL
(in : 2 INCHI)
45
45
45

41
BESI
NIKEL
TITANIUM
MOLIB DENUM

19.000 (130)
20.000 (138)
35.000 (240)
82.000 (565)

38.000 (262)
70.000 (480)
48.000 (330)
95.000 (655)

45
40
30
35

Resilience
Adalah kapasitas material untuk menyerap energi ketika mengalami
deformasi elastis dan ketika beban dilepaskan, energi ini juga dilepaskan.
Modulus resilience, Ur : adalah energi regang persatuan volume yang
diperlukan sehingga material mendapat tegangan dari kondisi tidak
berbeban ketitik luluh.

εY

σ

Ur = 0 σ dε

σY

Daerah elastis linier :
Ur = ½ σY εY

εY

ε

(J/M

3

)

Ur = ½ σY εY = ½ σY

0.002

σY = σY2
E

2E

Material yang mempunyai sifat resilience adalah material yang mempunyai
tegangan luluh tinggi (σy ) dan modulus elastisitas rendah. Contoh : alloy untuk
pegas.

Ketangguhan ( Toughness ).
Adalah kemampuan bahan untuk menyerap energi sampai patah.
Satuan ketangguhan = satuan resilience
bahan ulet

bahan tangguh

bahan getas

bahan tidak tangguh

Tengangan dan Regangan Sebenarnya
Tegangan dan regangan sebenarnya diukur berdasarkan luas penampang
sebenarnya pada saat diberikan beban

Material Teknik

42
σT = F

σt = tegangan sebenarnya

Ai

(true stress)
Ai = luas penampang pada saat dibebani

εT = ln li

ετ = regangan sebenarnya

lo

li = panjang bahan yang pada
saat diberi beban

Jika tidak ada perubahan volume :
Ai li = AoLo

σT = σ ( 1 + ε )

εT = ln ( 1 + ε )

σ
True
M’

Corrected

M
Engineering

ε
Untuk beberapa logam dan paduan, tegangan sebenarnya pada kurva σ-ε
pada daerah mulai terjadinya deformasi plastis ke kondisi terjadinya necking
(pengecilan penampang) dirumuskan :

σ T = K εT

Material Teknik

n

K , n = KONSTAN
n<1

43
Harga n Dan K Untuk berbagai paduan
BAHAN

K
n

•
•
•
•
•
•
•

Baja karbon rendah
(Dianil)
Baja campuran
(Tipe 4340, Dianil)
Stainless steel
(Tipe 304, Dianil)
Alumunium (Dianil)
Alumunium paduan
(Tipe 2024, Perluasan
Panas)
Tembaga (Dianil)
Perunggu
(70-Cu-30 Zn Dianil)

Psi

Mpa

0,26

77.000

530

0,15

93.000

640

0,45

185.000

1275

0,20
0,16

26.000
100.000

180
690

0,54
0,49

46.000
130.000

315
895

Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah mengukur ketahanan material terhadap deformasi plastis
yang terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan).
Macam- macam uji kekerasan :
•

Uji kekerasan rockwell

•

Uji kekerasan brinell

•

Uji kekerasan vicker

•

Uji kekerasan kwoop

Uji kekerasan rockwell
metode yang paling umum digunakan karena simple dan tidak
menghendaki keahlian khusus. Digunakan kombinasi variasi indenter dan
beban untuk bahan metal dan campuran mulai dari bahan lunak sampai keras.
Indenter : - bola baja keras
ukuran 1/16 , 1/8 , 1/4 , 1/2 inci (1,588; 3,175; 6,350;
12,70 mm)
- intan kerucut

Material Teknik

44
Hardness number (nomor kekerasan) ditentukan oleh perbedaan kedalaman
penetrsi indenter, dengan cara memberi beban minor diikuti beban major yang
lebih besar.
Berdasarkan besar beban minor dan major, uji kekerasan rockwell dibedakan
atas 2 :
- rockwell
- rockwell superficial

bahan tipis

Uji kekerasan rockwell : - beban minor : 10 kg
- beban major : 60, 100, 150 kg
Uji kekerasan rockwell superficial :
- beban minor

: 3 kg

- beban major

: 15, 30, 45, kg

Skala kekerasan :
- Rockwell
SIMBOL

INDENTER

A
B
C
D
E
F
G
H
K

INTAN
BOLA 1/16 INCHI
INTAN
INTAN
BOLA 1/8 INCHI
BOLA 1/16 INCHI
BOLA 1/16 INCHI
BOLA 1/8 INCHI
BOLA 1/8 INCHI

BEBAN MAJOR
(KG)
60
100
150
100
100
60
150
60
150

- rockwell Superficial
SIMBOL
15 N
30 N
45 N
15 T
30 T
45 T
15 W
30 W
45 W

Material Teknik

INDENTER
INTAN
INTAN
INTAN
BOLA 1/16
BOLA 1/16
BOLA 1/16
BOLA 1/8
BOLA 1/8
BOLA 1/8

INCHI
INCHI
INCHI
INCHI
INCHI
INCHI

BEBAN MAJOR
(KG)
15
30
45
15
30
45
15
30
45

45
Contoh :

- skala 80 hrb

:

kekerasan rockwell 80 skala B.

- skala 60 hr 30 w

:

kekerasan superficial 60
pada skala 30 W.

maksimum skala

: 130

jika skala kekerasan < 20 atau > 100

hasil kurang teliti

gunakan skala dibawahnya atau diatasnya.

Uji Kekerasan Brinell
Indenter

:

- bola baja keras ; diameter 10 mm (0,394”)
-

Beban

Tungten carbide ; diameter 10 mm (0.394”)

: 500 - 3000 kg, step 500 kg

Angka kekerasan brinell adalah fungsi beban dan diameter lobang hasil.

HB =

2P
π D [D - (D2 - d2)1/2 ]

P
D
d

= BEBAN
= diameter inderter
= diameter lubang

Uji kekerasan Mikro Knoop dan Vickers
Indeter

: intan piramid

Beban

: 1 - 1000 gr

Hasil test berupa lekukan diperiksa dengan mikroskop
HK

= hardness numberknoop (KHN)

HV

= hardness number vickers (VHN)

Knoop dan Vickers digunakan untuk uji kekerasan
mikro

daerah kecil dr spesimen
uji bahan getas : keramik.

Safety Factor (Factor Keamanan).
Pada kenyataanya bahan teknik mempunyai sifat mekanik yang variabel,
disamping itu pada aplikasi sering beban pada bahan tidak pasti, sehingga
pehitungan tegangan hanya pendekatan.
karena itu kelonggaran disain harus dibuat untuk mencegah kegagalan yang
tidak diharapkan untuk itu digunakan istilah “tegangan aman” atau “tegangan
kerja”.

Material Teknik

46
σw = σy
N

σw

= tegangan kerja

σy

= tegangan luluh

N

= faktor keamanan
N biasanya 1,2 S/D 4,0

Material Teknik

47
Material Teknik

48
Material Teknik

49

More Related Content

What's hot

Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
Khairul Fadli
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Ilham A
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
555
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
Rumah Belajar
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Ali Hasimi Pane
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
tanalialayubi
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
tekpal14
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
Hettyk Sari
 
Fisika industri 10
Fisika industri 10Fisika industri 10
Fisika industri 10
Marfizal Marfizal
 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1
Delmaqo Delmaqo
 
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan AksialSoal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Toro Jr.
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Dewi Izza
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
Wildan Noer Fargiant
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaRock Sandy
 
(2)analisa tegangan
(2)analisa tegangan(2)analisa tegangan
(2)analisa tegangan
Pindraswarti Sp
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
ichsan_madya
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Charis Muhammad
 

What's hot (20)

Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Bab 10 spring arif hary
Bab 10 spring  arif hary Bab 10 spring  arif hary
Bab 10 spring arif hary
 
2.1,9.14 contoh soal 1
2.1,9.14  contoh soal 12.1,9.14  contoh soal 1
2.1,9.14 contoh soal 1
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Mekanika Fluida
Mekanika FluidaMekanika Fluida
Mekanika Fluida
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGANMEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
MEKANIKA TEKNIK - TEGANGAN
 
Fisika industri 10
Fisika industri 10Fisika industri 10
Fisika industri 10
 
ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1ROTASI. Fisika Teknik 1
ROTASI. Fisika Teknik 1
 
Isi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarikIsi makalah uji kuat tarik
Isi makalah uji kuat tarik
 
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan AksialSoal-soal Tentang Pembebanan Aksial
Soal-soal Tentang Pembebanan Aksial
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Analisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluidaAnalisis momentum aliran fluida
Analisis momentum aliran fluida
 
(2)analisa tegangan
(2)analisa tegangan(2)analisa tegangan
(2)analisa tegangan
 
Mekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahanMekanisme penguatan bahan
Mekanisme penguatan bahan
 
Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2Elemen Mesin 1 - Keling 2
Elemen Mesin 1 - Keling 2
 

Viewers also liked

Team member information pictures included
Team member information pictures includedTeam member information pictures included
Team member information pictures includedSarn Freiner
 
Life with Alzheimer's
Life with Alzheimer'sLife with Alzheimer's
Life with Alzheimer's
CareFamily
 
Ld pp open_door
Ld pp open_doorLd pp open_door
Ld pp open_doordbaylis97
 
Oracle Postcards
Oracle PostcardsOracle Postcards
Oracle Postcards
pdickens
 
Nvc investment pitch deck v1.0
Nvc investment pitch deck v1.0Nvc investment pitch deck v1.0
Nvc investment pitch deck v1.0cbrimmage
 
Scaffold reading presentation
Scaffold reading presentationScaffold reading presentation
Scaffold reading presentation
Touché Tanner
 
theories of selling
theories of sellingtheories of selling
theories of selling
sai precious
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
Cindy Dzakaul Qodi
 
Cash management hi fi
Cash management hi fiCash management hi fi
Cash management hi fisai precious
 
technology diffusion
technology diffusiontechnology diffusion
technology diffusionsai precious
 
Time gating
Time gatingTime gating
Time gating
John Mower
 
supply chain mgmt
supply chain mgmtsupply chain mgmt
supply chain mgmt
sai precious
 
3G wireless networking
3G wireless networking3G wireless networking
3G wireless networking
RaSh KhAn
 

Viewers also liked (17)

FLT 001
FLT 001FLT 001
FLT 001
 
Jikopr
JikoprJikopr
Jikopr
 
Team member information pictures included
Team member information pictures includedTeam member information pictures included
Team member information pictures included
 
Life with Alzheimer's
Life with Alzheimer'sLife with Alzheimer's
Life with Alzheimer's
 
Debentures ppt
Debentures pptDebentures ppt
Debentures ppt
 
Ld pp open_door
Ld pp open_doorLd pp open_door
Ld pp open_door
 
Oracle Postcards
Oracle PostcardsOracle Postcards
Oracle Postcards
 
Nvc investment pitch deck v1.0
Nvc investment pitch deck v1.0Nvc investment pitch deck v1.0
Nvc investment pitch deck v1.0
 
Scaffold reading presentation
Scaffold reading presentationScaffold reading presentation
Scaffold reading presentation
 
theories of selling
theories of sellingtheories of selling
theories of selling
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
I.d.b.i & g.i.c
I.d.b.i & g.i.c I.d.b.i & g.i.c
I.d.b.i & g.i.c
 
Cash management hi fi
Cash management hi fiCash management hi fi
Cash management hi fi
 
technology diffusion
technology diffusiontechnology diffusion
technology diffusion
 
Time gating
Time gatingTime gating
Time gating
 
supply chain mgmt
supply chain mgmtsupply chain mgmt
supply chain mgmt
 
3G wireless networking
3G wireless networking3G wireless networking
3G wireless networking
 

Similar to Bab4 mt uji tarik

3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
RismanYusuf1
 
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptxSifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
NabilRamadhan13
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
bagus281236
 
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.pptUji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
NabilRamadhan13
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
umammuhammad27
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untag
wennma
 
Fisika Teknik.pdf
Fisika Teknik.pdfFisika Teknik.pdf
Fisika Teknik.pdf
norminadewipolitala
 
Bahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitasBahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitas
eli priyatna laidan
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngFransiska Puteri
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
Satriyo Panuju
 
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdfFISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
muhammad azhar hadi
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Ananta Satria Ramadhan
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
indra mawan
 
Elastisitas.pdf
Elastisitas.pdfElastisitas.pdf
Elastisitas.pdf
ssuserd4b12d1
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sarah Maulina
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
ParyantoDwiSetyawan
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
Badrul Qomar
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
RachmadiAdy Hatedeui
 

Similar to Bab4 mt uji tarik (20)

3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf3+Kegiatan+belajar+3.pdf
3+Kegiatan+belajar+3.pdf
 
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptxSifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
Sifat mekanik bahanhbvvhhhehjdbdbbebs.pptx
 
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptxPertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
Pertemuan_ke_5_Tegangan_dan_Regangan.pptx
 
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.pptUji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
Uji Tarikheueheuiehheujeheihrhjwjwjwj.ppt
 
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
1 b 11170163000059_laporan_modulus young dan ayunan puntir.docx
 
Praktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untagPraktikum material teknik_untag
Praktikum material teknik_untag
 
Material teknik dan proses
Material teknik dan prosesMaterial teknik dan proses
Material teknik dan proses
 
Fisika Teknik.pdf
Fisika Teknik.pdfFisika Teknik.pdf
Fisika Teknik.pdf
 
Bahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitasBahan ajar fisika elastisitas
Bahan ajar fisika elastisitas
 
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus youngITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
ITP UNS SEMESTER 1 Laporan Fisika Modulus young
 
Elastisitas
ElastisitasElastisitas
Elastisitas
 
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdfFISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
FISIKA-elastisitas dan hukum Hooke.pdf
 
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
Elastisitas Zat Padat (X MIA B 105 Jakarta)
 
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
Translate Bab 8 mechanics metallurgy Dieter (8.1-8.5)
 
Sifat zat mekanik
Sifat zat mekanikSifat zat mekanik
Sifat zat mekanik
 
Elastisitas.pdf
Elastisitas.pdfElastisitas.pdf
Elastisitas.pdf
 
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat  baru by Sarah MaulinaSifat mekanika zat  baru by Sarah Maulina
Sifat mekanika zat baru by Sarah Maulina
 
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.pptBab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
Bab C3-Sifat-sifat mekanik logam/metal.ppt
 
Laporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarikLaporan pendahuluan tarik
Laporan pendahuluan tarik
 
Tugas pengujian material
Tugas pengujian materialTugas pengujian material
Tugas pengujian material
 

Bab4 mt uji tarik

  • 1. BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. • Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan. Stress Dan Strain Stress = tegangan . Strain = regangan . Bahan dapat dibebani dengan 3 cara : tarik, tekan, geser (gunting). tarik tekan F AO puntir/geser F T Δl/2 P lO F T θ l lO F Δl/2 F F Uji Tarik Adalah salah satu uji stress-strain mekanik yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya tarik. Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus.
  • 2. 2 ¼” REDUCED SECTION 0,5” dia ¾” dia GAUGE LENGTH r=3/8” 2” ENGINEERING STRAIN : ENGINEERING STRESS : ( REGANGAN ). ( TEGANGAN TEKNIK ) σ= F ε = li – lo = Δl lo Ao lo lo = panjang mula – mula li = panjang akhir Δl = pertambahan panjang ε F = beban yang diberikan =% ( lb atau N ) AO = luas penampang bahan sebelum dibebani ( in2 atau m2 ) σ = psi, MPa. Uji tekan bahan uji diberikan gaya tekan. Rumus tegangan dan regangan sama dengan yang dipakai pada uji tarik, hanya tanda beban negative (tekan). Hasil uji akan memberikan harga negative. tegangan geser di rumuskan : τ = Fas Ao Material Teknik F Ao = gaya yang diberikan = luas bidang permukaan. 35
  • 3. Regangan Geser Regangan geser dilambangkan γ merupakan tangen θ. Torsi Torsi adalah variasi dari gaya geser murni. Bahan uji diberikan gaya puntir yang akan menimbulkan gerak putar pada sumbu penggerak atau mesin bor Deformasi Elastis besarnya bahan mengalami deformasi atau regangan bergantung kepada besarnya tegangan. Pada sebagian besar metal, tegangan dan regangan adalah proporsional dengan hubungan : σ = E. ε E = modulus elastistas atau modulus young ( Psi, MPa ). Dikenal dengan HUKUM HOOKE Untuk logam harga E : 4,5 X 104 mpa S/D 40,7 X 104 Mpa. Bahan disebut mengalami DEFORMASI ELASTIS Jika tegangan dan regangan besarnya proporsional. TEGANGAN σ BEBAN DILEPASKAN SLOPE = MODULUS ELASTISITAS DIBEBANI REGANGAN Deformasi elastis adalah tidak permanent, artinya jika beban dilepaskan maka bahan kembali ke bentuk semula. Material Teknik 36
  • 4. Deformasi Elastis Non Linear Modulus elastisitas dicari dengan modulus tangen atau modulus secant Dalam skala atom, deformasi elastis adalah perubahan jarak antar atom. Jadi besar modulus elastisitas adalah besarnya tahanan atom-atom yang berikatan Pada beban geser, tegangan dan regangan bisa dihubungkan dengan persamaan: Material Teknik 37
  • 5. τ=G.γ τ = Tegangan γ = Regangan G = Modulus Geser Contoh : Sebuah potongan tembaga yang panjang awalnya 12 inchi (305 mm) ditarik dengan tegangan 40.000 psi (276 mpa). Jika deformasi elastis, berapakah pertambahan panjang? (e = 16 x 106 psi (11 x 104 mpa)). Jawab : σ = ε E = Δl . E lo Δ l = σ lo E σ = 40.000 PSi lo = 12 Inchi E = 16 x 106 l = 40.000 x 12 16 x 106 = 0.30 inchi (0.76 mm) Sifat Elastis Bahan Jika tegangan pada sumbu z - arah sb z - arah sb x Material Teknik perpanjangan perpendekan 38
  • 6. - arah sb y perpendekan Perbandingan antara regangan tegak lurus terhadap regangan aksial disebut rasio poisson, ν. ν = - εx εz = - εy εz Bahan isotropik , ν biasanya = 1/4. Metal dan campurannya, ν = 0.25 s/d 0.35 Modulus geser dan modulus elastik dihubungkan dengan memakai rasio poisson sbb: E=2G(1+ν) Deformasi Plastis Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005. Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi proporsional terhadap regangan. Daerah ini disebut daerah plastis. Elastis Plastis σ σ Titik Luluh atas σy p BENTUK titik luluh bawah UMUM LOGAM 0.002 BAJA ε ε Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan. Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yang Material Teknik 39
  • 7. lainnya. Jika beban di lepaskan, atom ini tidak kembali keikatan awalnya. Sifat Sifat Tarik Luluh dan Kekuatan Luluh Titik luluh terjadi pada daerah dimana deformasi plastis mudah terjadi pada logam grafik σ-ε berbelok secara bertahap sehingga titik luluh ditentukan dari awal perubahan kurva σ-ε dari linier ke lengkung. Titik ini di sebut batas proporsional ( titik p pada gambar). Pada kenyataannya titik p ini tidak bisa ditentukan secara pasti. Kesepakatan di buat dimana di tarik garis lurus paralel, dengan kurva σ-ε dengan harga ε = 0.002. Perpotongan garis ini dengan kurva σ-ε didefinisikan sebagai kekuatan luluh τy. Kekuatan Tarik Setelah titik luluh, tegangan terus naik dengan berlanjutnya deformasi plastis sampai titik maksimum dan kemudian menurun sampai akhirnya patah. Kekuatan tarik adalah tegangan maksimum pada kurva σ-ε . Hal ini berhubungan dengan tegangan maksimum yang bisa di tahan struktur pada kondisi tarik σ M Ts = Kekuatan Tarik TS F = Titik Patah F ε Material Teknik 40
  • 8. Keuletan Memgukur derajat deformasi plastis pada saat patah. Bahan yang mengalami sedikit atau tidak sama sekali deformasi plastis di sebut rapuh. Rapuh σ B ULET B1 A C C ε Keuletan bisa di rumuskan sebagai persen perpanjangan atau persen pengurangan luas. % EL = ( lF – lO ) x 100 lF = panjang patah lO lO = panjang awal % AR = A – AF x 100 % EL = % perpanjangan AO A0 = luas penampang mula-mula AF = luas penampang pada saat patah Bahan dianggap rapuh jika regangan pada saat patah kira-kira 5%. sifat mekanik beberapa logam, dan paduan LOGAM KEKUATAN KEKUATAN LULUH (PSi (MPa) TARIK (PSi (MPa) EMAS ALUMINIUM TEMBAGA Material Teknik 400 (28) 10.000 (69) 19.000 (130) 10.000 (69) 29.000(200) KEULETAN. % EL (in : 2 INCHI) 45 45 45 41
  • 9. BESI NIKEL TITANIUM MOLIB DENUM 19.000 (130) 20.000 (138) 35.000 (240) 82.000 (565) 38.000 (262) 70.000 (480) 48.000 (330) 95.000 (655) 45 40 30 35 Resilience Adalah kapasitas material untuk menyerap energi ketika mengalami deformasi elastis dan ketika beban dilepaskan, energi ini juga dilepaskan. Modulus resilience, Ur : adalah energi regang persatuan volume yang diperlukan sehingga material mendapat tegangan dari kondisi tidak berbeban ketitik luluh. εY σ Ur = 0 σ dε σY Daerah elastis linier : Ur = ½ σY εY εY ε (J/M 3 ) Ur = ½ σY εY = ½ σY 0.002 σY = σY2 E 2E Material yang mempunyai sifat resilience adalah material yang mempunyai tegangan luluh tinggi (σy ) dan modulus elastisitas rendah. Contoh : alloy untuk pegas. Ketangguhan ( Toughness ). Adalah kemampuan bahan untuk menyerap energi sampai patah. Satuan ketangguhan = satuan resilience bahan ulet bahan tangguh bahan getas bahan tidak tangguh Tengangan dan Regangan Sebenarnya Tegangan dan regangan sebenarnya diukur berdasarkan luas penampang sebenarnya pada saat diberikan beban Material Teknik 42
  • 10. σT = F σt = tegangan sebenarnya Ai (true stress) Ai = luas penampang pada saat dibebani εT = ln li ετ = regangan sebenarnya lo li = panjang bahan yang pada saat diberi beban Jika tidak ada perubahan volume : Ai li = AoLo σT = σ ( 1 + ε ) εT = ln ( 1 + ε ) σ True M’ Corrected M Engineering ε Untuk beberapa logam dan paduan, tegangan sebenarnya pada kurva σ-ε pada daerah mulai terjadinya deformasi plastis ke kondisi terjadinya necking (pengecilan penampang) dirumuskan : σ T = K εT Material Teknik n K , n = KONSTAN n<1 43
  • 11. Harga n Dan K Untuk berbagai paduan BAHAN K n • • • • • • • Baja karbon rendah (Dianil) Baja campuran (Tipe 4340, Dianil) Stainless steel (Tipe 304, Dianil) Alumunium (Dianil) Alumunium paduan (Tipe 2024, Perluasan Panas) Tembaga (Dianil) Perunggu (70-Cu-30 Zn Dianil) Psi Mpa 0,26 77.000 530 0,15 93.000 640 0,45 185.000 1275 0,20 0,16 26.000 100.000 180 690 0,54 0,49 46.000 130.000 315 895 Kekerasan (hardness) Kekerasan adalah mengukur ketahanan material terhadap deformasi plastis yang terlokalisasi (lengkungan kecil atau goresan). Macam- macam uji kekerasan : • Uji kekerasan rockwell • Uji kekerasan brinell • Uji kekerasan vicker • Uji kekerasan kwoop Uji kekerasan rockwell metode yang paling umum digunakan karena simple dan tidak menghendaki keahlian khusus. Digunakan kombinasi variasi indenter dan beban untuk bahan metal dan campuran mulai dari bahan lunak sampai keras. Indenter : - bola baja keras ukuran 1/16 , 1/8 , 1/4 , 1/2 inci (1,588; 3,175; 6,350; 12,70 mm) - intan kerucut Material Teknik 44
  • 12. Hardness number (nomor kekerasan) ditentukan oleh perbedaan kedalaman penetrsi indenter, dengan cara memberi beban minor diikuti beban major yang lebih besar. Berdasarkan besar beban minor dan major, uji kekerasan rockwell dibedakan atas 2 : - rockwell - rockwell superficial bahan tipis Uji kekerasan rockwell : - beban minor : 10 kg - beban major : 60, 100, 150 kg Uji kekerasan rockwell superficial : - beban minor : 3 kg - beban major : 15, 30, 45, kg Skala kekerasan : - Rockwell SIMBOL INDENTER A B C D E F G H K INTAN BOLA 1/16 INCHI INTAN INTAN BOLA 1/8 INCHI BOLA 1/16 INCHI BOLA 1/16 INCHI BOLA 1/8 INCHI BOLA 1/8 INCHI BEBAN MAJOR (KG) 60 100 150 100 100 60 150 60 150 - rockwell Superficial SIMBOL 15 N 30 N 45 N 15 T 30 T 45 T 15 W 30 W 45 W Material Teknik INDENTER INTAN INTAN INTAN BOLA 1/16 BOLA 1/16 BOLA 1/16 BOLA 1/8 BOLA 1/8 BOLA 1/8 INCHI INCHI INCHI INCHI INCHI INCHI BEBAN MAJOR (KG) 15 30 45 15 30 45 15 30 45 45
  • 13. Contoh : - skala 80 hrb : kekerasan rockwell 80 skala B. - skala 60 hr 30 w : kekerasan superficial 60 pada skala 30 W. maksimum skala : 130 jika skala kekerasan < 20 atau > 100 hasil kurang teliti gunakan skala dibawahnya atau diatasnya. Uji Kekerasan Brinell Indenter : - bola baja keras ; diameter 10 mm (0,394”) - Beban Tungten carbide ; diameter 10 mm (0.394”) : 500 - 3000 kg, step 500 kg Angka kekerasan brinell adalah fungsi beban dan diameter lobang hasil. HB = 2P π D [D - (D2 - d2)1/2 ] P D d = BEBAN = diameter inderter = diameter lubang Uji kekerasan Mikro Knoop dan Vickers Indeter : intan piramid Beban : 1 - 1000 gr Hasil test berupa lekukan diperiksa dengan mikroskop HK = hardness numberknoop (KHN) HV = hardness number vickers (VHN) Knoop dan Vickers digunakan untuk uji kekerasan mikro daerah kecil dr spesimen uji bahan getas : keramik. Safety Factor (Factor Keamanan). Pada kenyataanya bahan teknik mempunyai sifat mekanik yang variabel, disamping itu pada aplikasi sering beban pada bahan tidak pasti, sehingga pehitungan tegangan hanya pendekatan. karena itu kelonggaran disain harus dibuat untuk mencegah kegagalan yang tidak diharapkan untuk itu digunakan istilah “tegangan aman” atau “tegangan kerja”. Material Teknik 46
  • 14. σw = σy N σw = tegangan kerja σy = tegangan luluh N = faktor keamanan N biasanya 1,2 S/D 4,0 Material Teknik 47