Dokumen tersebut membahas tentang Non Destructive Testing (NDT) khususnya Magnetic Particle Inspection (MPI). Dibahas pula prinsip dasar MPI, proses magnetisasi dan demagnetisasi, jenis-jenis magnet yang digunakan, serta klasifikasi metode MPI seperti dry visible, wet visible, dan wet fluorescent.
1. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Non Destructive Testing (NDT) Adalah Aktivitas tes atau inpeksi terhadap
suatu benda untuk mengetahui adanya defect, retak, atau discontinuity lain
tanpa merusak benda yang kita tes atau inpeksi. Pada dasarnya, test ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan memiliki mutu
yang baik sesuai dengan standar yang berlaku. Non Destructive Testing (NDT)
ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu komponen dalam proses
produksi terutama untuk industri fabrikasi. Dalam aplikasinya NDT
menggunakan bermacam – macam metode yang sekarang terus berkembang
untuk memperoleh cara yang lebih baik. Beberapa metode Non Destructive
Test meliputi : Pengujian Visual, Pengujian dengan Penetrant Testing,
Magnetic Particle Testing, Radiographic Testing, Ultrasonic Testing, Eddy
Current Testing, Acoustic Emission Testing, Leak Test, Proof Test, Magnetic
Test for Delta ferrite.
2.2 Pengertian dan Prinsip dasar Magnetic Particle Inspection
Berikut ini penjelasan dari pengertian dan prinsip dasar magnetic particle
inspection :
A. Pengertian
Magnetic Particle Inspection (MPI) yaitu pengujian tidak merusak
yang dilakukan untuk mengetahui cacat permukaan (Surface) dan
permukaan bawah (Subsurface) pada suatu komponen dari bahan
ferromagnetik.
B. Prinsip dasar
Prinsip nya yaitu memagnetisasi bahan yang akan diuji yaitu dengan
cara mengalirkan arus listrik dalam bahan yang diinspeksi. Adanya cacat
yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran medan
2. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
6
magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material. Cara yang digunakan untuk mendeteksi cacat adanya kebocoran
medan magnet adalah dengan menaburkan partikel magnetik di permukaan.
Partikel - parikel tersebut akan berkumpul pada daerah kebocoran medan
magnet atau arah medan magnet akan berbelok sehingga terjadi kebocoran
fluks magnetik. Bocoran fluks magnetik akan menarik butir - butir
ferromagnetik di permukaan sehingga lokasi cacat dapat ditunjukkan.
Gambar 2.1 Aliran magnet dan pertikel - partikel magnet
(Sumber : Google)
Untuk menciptakan medan magnet pada Magnetic Particle Inspection
digunakan arus listrilk. Ada beberapa jenis arus listrik yang digunakan di
MPI yaitu alternating current (AC) dan direct current. Alternating current
(AC) digunakan untuk mendeteksi diskontinuitas permukaan. Sedangkan
kemampuannya untuk mendeteksi diskontinuitas bawah permukaan terbatas.
Untuk itu digunakan direct current (DC) yang berfungsi untuk mendeteksi
diskontinuitas bagian bawah permukaan yang tidak mampu ditembus oleh
arus AC. Jumlah penetrasi magnet tergantung pada jumlah arus melewati
bagian DC juga terbatas pada bagian - bagian yang sangat besar cross
sectional seberapa efektif akan menarik bagiannya.
2.3 Magnetisasi dan Demagnetisasi pada Magnetic Particle Inspection
Berikut ini penjelasan tentang magnetisasi dan demagnetisasi magnetic
particle inspection :
3. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
7
A. Magnetisasi
Proses yang dilakukan untuk membangkitkan medan magnet pada benda
yang akan di inspeksi. Ada beberapa metode dalam magnetisasi suatu benda
kerja yang akan diuji, yaitu:
1) Magnetisasi Longitudinal yang dihasilkan dari arus listrik yang
dialirkan dalam koil.
2) Magnetisasi Yoke, dengan cara ditempelkan pada material yang akan
dimagnetisasi.
3) Magnetisasi Siskular yang terdiri dari:
a. Magnetik Tak Langsung, dilakukan dengan mengalirkan arus listrik
ke konduktor sentral. Medan magnet mengenai bahan dan benda
yang dilingkupinya.
b. Magnetisasi Langsung, dilakukan dengan mengalirkan arus listrik
pada bahan yang akan dimagnetisasi.
c. Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetik dililit dengan
logam tembaga kemudian dialiri listrik.
Setelah benda memiliki medan magnet, benda itu harus di
demagnetisasi untuk membalikkan kekeadaan benda semula, yaitu tidak
mengandung medan magnet.
B. Demagnetisasi
Proses penghilangan magnet sisa pada benda uji setelah dilakukan
pengujian. Tujuan dilakukannya prosesdemagnetisasi adalah agar setelah
pengujian benda yang diuji tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
yang berikutnya dilakukan. Demagnetisasi dapat dilakukan menggunakan
arus AC atau DC.Jika menggunakan arus AC, benda uji dimasukkan ke
dalam koil yang dialiri arus AC kemudian diturunkan dengan perlahan -
lahan. Jika menggunakan arus DC maka dengan step down bolak - balik
berulang.
4. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
8
2.4 Jenis – jenis Magnet
Berikut ini jenis – jenis magnet :
1. Magnet permanen
Merupakan bahan-bahan logam tertentu yang jika di magnetisasi maka
bahan logam tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya dalam
jangka waktu yang lama (permanen), Secara umum magnet permanent
terbagi atas 4 jenis, yaitu:
i. Ceramic or Ferrite
Jenis magnet ini dapat ditemukan dimana saja khususnya dalam
bentuk aksesoris rumah tangga, seperti magnet aksesoris kulkas,
mainan anak - anak, white board, jam dinding, dan lain-lain.
Magnet ini kekuatannya relatif kecil dan kemampuan terapinya
sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam terapi
magnet. Harganya murah dan warnanya hitam. magnet ini adalah
magnet paling rendah tingkatannya.
ii. Alnico
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat - alat motor (kipas
angin, speaker, mesin motor), juga sering dijumpai dalam perkakas
rumah tangga, mainan anak-anak,dan lain-lain. Magnet ini juga
sering dijumpai dalam lab sekolahan bahkan juga dapat ditemukan
pada sepatu kuda yang berfungsi untuk meningkatkan daya lari
kuda. Magnet ini kekuatannya relatif sedang dan kemampuan
terapinya sangat lemah dan tidak dianjurkan untuk digunakan dalam
terapi magnet. Harganya murah, magnet ini adalah magnet yang
masih termasuk kategori berenergi rendah.
iii. Samarium Cobalt (SmCo)
Jenis magnet ini dapat ditemukan di dalam alat-alat elektronik
seperti VCD, DVD, VCR Player, Handphone, dan banyak lagi.
Magnet ini kekuatannya relatif kuat dan kemampuan terapinya
biasa saja, jarang digunakan dalam terapi magnet pada umumnya.
5. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
9
Harganya cukup mahal. magnet ini adalah magnet yang termasuk
kategori berenergi sedang.
iv. Neodymium Iron Boron (NdFeB or NIB)
Jenis magnet ini dikenal juga dengan sebutan “King Of Magnet”
yaitu raja dari segala magnet permanent yang kita sebut tadi baik
dari segi kekuatan magnet, daya terapi, harga, dan manfaat dalam
membantu memulihkan kesehatan tubuh manusia. Magnet ini
sangat terkenal diberbagai bidang kesehatan baik secara
fisiotherapy dan pengobatan alternatif, juga digunakan oleh rumah
sakit - rumah sakit (seperti MRI), dan terapi magnet dalam pakar
fisiotherapy. Magnet ini sangat dianjurkan untuk kebutuhan terapi
karena memiliki energi yang sangat kuat.
2. Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan ferromagnetik yang jika
diberikn arus listrik maka bahan tersebut akanmenjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik di hentikan, maka sifat magnet pada bahan tersebut
akan hilang. Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan
menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada motor
listrik, speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya
meninggalkan kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar, lihat gambar 2.2 Sedangkan gambar visual garis gaya
magnet didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat
beraliran listrik, seperti gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 Sifat Elektromagnetik
(Sumber : Google)
6. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
10
2.5 Klasifikasi Metode Magnetic Particle Inspection
Berikut ini klasifikasi metode magnetic particle inspection:
I. Magnetic Particle Inspection metode Dry Visible
Magnetic Particle Inspection Dry Visible atau Partikel magnetik
kering biasanya dapat dibeli dalam banyak warna yaitu merah, hitam,
abu-abu, kuning dan banyak lagi sehingga tingkat tinggi kontras antara
partikel dan bagian yang sedang diperiksa dapat dicapai. Ukuran partikel
magnetik juga sangat penting. Produk Partikel magnetik kering
diproduksi untuk menyertakan berbagai ukuran partikel. Partikel halus
adalah sekitar 50 mm (0,002 inci) dalam ukuran, dan sekitar tiga kali
lebih kecil dengan diameter lebih dari 20 kali lebih ringan dari partikel
kasar (150 mm atau 0.006 inci). Ini membuat mereka lebih sensitif
terhadap bidang kebocoran dari diskontinuitas yang sangat kecil. Namun,
pengujian partikel kering tidak bisa dibuat secara eksklusif dari partikel
- partikel halus. Partikel kasar yang diperlukan untuk menjembatani
diskontinuitas besar dan untuk mengurangi sifat berdebu bubuk itu.
Selain itu, partikel kecil mudah melekat ke permukaan kontaminasi,
seperti sisa - sisa kotoran atau uap air, dan terjebak dalam fitur kekasaran
permukaan. Ini juga harus diakui bahwa partikel halus akan lebih mudah
terpesona oleh angin, karena itu, kondisi berangin dapat mengurangi
sensitivitas inspeksi. Selain itu, reklamasi partikel - partikel kering tidak
dianjurkan karena partikel kecil cenderung ditangkap kembali dan
“pernah digunakan” campuran akan menghasilkan inspeksi yang kurang
sensitif. Bentuk partikel juga berpengaruh. Bentuk yang panjang, partikel
ramping cenderung menyesuaikan diri sepanjang garis gaya magnetik.
Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa jika serbuk kering hanya
terdiri dari bentuk panjang, partikel ramping, proses aplikasi akan kurang
diinginkan. Partikel memanjang berasal dari dispenser di rumpun dan
kurangnya kemampuan untuk mengalir bebas dan membentuk “awan”
yang diinginkan partikel mengambang pada komponen. Oleh karena itu,
partikel bulat ditambahkan yang lebih pendek. Campuran hasil partikel
bulat dan memanjang dalam bubuk kering yang mengalir dengan baik
7. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
11
dan mempertahankan sensitivitas yang baik. Kebanyakan partikel kering
campuran memiliki partikel dengan rasio L / D antara satu dan dua. Salah
satu keuntungan dari inspeksi partikel magnetik ini adalah memiliki
beberapa metode evaluasi yaitu indikasi cacat umumnya menyerupai
cacat sebenarnya. Ini tidak terjadi dengan metode NDT seperti inspeksi
saat ultrasonik dan eddy, di mana sebuah sinyal elektronik harus
ditafsirkan. Ketika pemeriksaan partikel magnetik digunakan, retak pada
permukaan bagian muncul sebagai garis tajam yang mengikuti jalan
retak. Cacat yang ada di bawah permukaan bagian yang kurang
didefinisikan dan lebih sulit untuk dideteksi. Berikut adalah beberapa
contoh indikasi partikel magnetik diproduksi menggunakan dry particle
(partikel kering).
Gambar 2.3 Pengujian logam dengan metode Dry Visible
(Sumber : Google)
II. Magnetic Particle Inspection metode Wet Visible
Partikel digunakan dengan metode basah lebih kecil dalam ukuran
daripada yang digunakan dalam metode kering karena alasan yang
disebutkan di atas. Partikel biasanya 10 mm (0,0004 inci) dan lebih kecil
dan oksida besi sintetis memiliki diameter partikel sekitar 0,1 mm
(0,000004 inci). Ukuran sangat kecil merupakan hasil dari proses yang
digunakan untuk membentuk partikel dan tidak terlalu diinginkan, karena
partikel hampir terlalu halus untuk menyelesaikan keluar dari suspensi.
Namun, karena magnetisme sisa sedikit, partikel oksida yang hadir
sebagian besar dalam kelompok yang menyelesaikan keluar dari suspensi
jauh lebih cepat dibandingkan dengan partikel individu. Hal ini
memungkinkan untuk melihat dan mengukur konsentrasi partikel untuk
8. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
12
tujuan pengendalian proses. partikel basah juga merupakan campuran
ramping panjang dan partikel bulat. Solusi pembawa dapat air atau
berbasis minyak. pembawa air berbasis bentuk indikasi lebih cepat,
umumnya lebih murah, hadiah kecil atau tidak ada bahaya kebakaran,
tidak mengeluarkan asap petrokimia, dan lebih mudah untuk
membersihkan dari bagian tersebut. solusi berbasis air biasanya
dirumuskan dengan inhibitor korosi untuk menawarkan beberapa
perlindungan korosi. Namun, solusi carrier berbasis minyak menawarkan
perlindungan embrittlement unggul korosi dan hidrogen untuk bahan-
bahan yang rentan terhadap serangan oleh mekanisme ini.
Gambar 2.4 Pengujian logam dengan metode Wet Visible
(Sumber : Google)
III. Magnetic Particle Inspection metode Wet Fluorescent
Pengujian logam dengan metode Magnetic Particle Inspection Wet
Fluorescent pada dasarnya hampir sama dengan metode wet visible,
hanya metode ini menggunakan serbuk maget yang akan terlihat dengan
sinar UV (20 Lux) dan Black light (1000 Lux).
Gambar 2.4 Pengujian logam dengan metode Wet Fluorescent
(Sumber : Google)
9. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
13
2.6 Keuntungan dan Kekurangan Magnetic Particle Inspection
Berikut ini keuntungan dan kekurangan pada magnetic particle inspection:
a) Keuntungan
Biaya yang murah
Dapat mendeteksi flaw yang ada pada subsurface dan permukaan
Alat yang mudah dibawa, pengujian yang mudah
Dapat menguji material yang luas secara langsung.
b) Kekurangan
Hanya dapat menguji material yang bersifat ferromagnetic
Permukaan benda harus halus
Tidak dapat menguji pada material yang telah dilapisi cat
2.7 Pengertian Fly Wheel
Fly wheel (Roda Gila) adalah perangkat mekanik berputar yang digunakan
untuk menyimpan energi rotasi. Fly wheel memiliki momen inersia yang
signifikan, dan dengan demikian menahan perubahan kecepatan rotasi. Jumlah
energi yang tersimpan dalam fly wheel adalah sebanding dengan kuadrat
kecepatan rotasi. Energi ditransfer ke fly wheel dengan menggunakan torsi,
sehingga meningkatkan kecepatan rotasi, dan karenanya energi dapat
tersimpan. Sebaliknya, fly wheel melepaskan energi yang tersimpan dengan
melakukan torsi ke beban mekanik, sehingga mengurangi kecepatan rotasi.
2.8 Fungsi dan Penggunaan Secara Umum pada Fly Wheel
1) Fungsi Fly Wheel ialah untuk mempertahankan putaran mesin dan
memungkinkan mesin bekerja (berputar) dengan lembut walaupun tenaga
yang dihasilkan oleh mesin tidak konstan (stabil).
2) Penggunaan secara umum pada Fly Wheel:
Menyediakan energi yang terus menerus ketika sumber energi terputus.
Misalnya, flywheel yang digunakan dalam mesin piston (piston engine
/ reciprocating engine), karena sumber energi berupa torsi dari mesin,
berselang (tidak konstan).
10. PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. Mitsuba Indonesia Tangerang Plant Jatiuwung
14
Memberikan energi pada tingkat di luar kemampuan sumber energi yang
terus menerus. Hal ini dicapai dengan mengumpulkan energi dalam
flywheel dari waktu ke waktu dan kemudian melepaskan energi dengan
cepat, dengan tingkat yang melebihi kemampuan sumber energi.
Mengontrol orientasi dari sebuah sistem mekanik. Dalam aplikasi
tersebut, momentum sudut dari flywheel sengaja ditransfer ke beban
ketika energi ditransfer ke atau dari flywheel.