Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kepala sekolah memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pembelajaran dengan menetapkan kebijakan waktu yang ketat dan meningkatkan kapasitas guru; (2) Strategi yang digunakan meliputi peningkatan keterampilan mengajar guru, pemanfaatan sarana pembelajaran, dan kerja sama dengan masyarakat; (3) Kendala utama adalah kedisiplinan guru dan fas
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PLINGGISAN I KECAMATAN KRATON PASURUAN
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI UPT SATUAN PENDIDIKAN SDN PLINGGISAN I KECAMATAN KRATON PASURUAN
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Manajemen Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif Secara Periodik Di SDN Martopuro I Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Manajemen Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Edukatif Kolaboratif Secara Periodik Di SDN Martopuro I Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
Yuniiswanti216@gmail.com
ABTRACT
The results of research conducted show several conslusion, that can
be obtained (1) the principal of school in the delivery of education has a strategy
role as a leader. A school principal is competent in this field and responsible
for all duties. The principal of the school as a letter also acts as a manager,
motivator, admi nistrator, and also supervisor for teachers in solving problems,
theprincipal of the school as a leader continues to improve the skills of the
teacherand self to work and think together. School principal continue to assist
teacher to participate in learning programs. A School Principal implementing a
discipline policy of 15 minutes before learning begins all teachers are already in
school, as well as reading 1 juz Al-Qur'an for those who are late coming to the
school. (2) the strategy undertaken by the principal in improving learning is the
best choise in accordance with the situation and condition of the school he leads.
The strategies set by the principal in improving the quality of learning include :
increase in the teachers teaching skills, utilization of media and educational
facilities, implementation of routine supervision, cooperating with the community
and applying strict tine discipline for teacher and students. (3) the obstacles faced
by the principal of school in improving the quality of learning stem from teacher
discipline problems and the schools educational facilities. It can hinder the
learning process and can lead to decreased quality of education. Because is the
most important factor in improving the quality.
Keyboards : Strategic, Principal, Quality of Learning
ABSTRAK
Hasil Penelitian yang dilakukan menunjukkan beberapa kesimpulan yang didapat yaitu: (1) Kepala
sekolah dalam konteks penyelenggaraan pendidikan mempunyai peran yang strategis sebagai pemimpin.
kepala sekolah sudah berkompetensi dalam bidangnya dan bertanggung jawab terhadap segala tugas-
tugasnya. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan juga bertindak sebagai manajer, motivator,
administrator, dan supervisor bagi guru-guru dalam memecahkan permasalahan. kepala sekolah terus
berusaha meningkatkan kemampuan guru dan staf untuk bekerja dan berpikir bersama. kepala sekolah terus
membantu guru-guru untuk berpartisipasi dalam program pembelajaran. Kepala sekolah menerapkan
kebijakan disiplin waktu 15 menit sebelum jam pembelajaran dimulai seluruh guru sudah berada di
sekolah, serta membaca 1 juz Al-Quran bagi yang terlambat datang ke Sekolah. (2) Strategi yang dilakukan
kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran merupakan pilihan yang terbaik sesuai dengan
situasi dan kondisi Sekolah yang dipimpinnya. Strategi yang ditetapkan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran meliputi: peningkatan kemampuan mengajar guru, pendayagunaan
media dan sarana pendidikan, pelaksanaan supervisi secara rutin,menjalin kerjasama dengan masyarakat
dan penerapan disiplin waktu yang ketat, baik bagi guru maupun siswa. (3) Kendala yang dihadapi
kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran bersumber dari permasalahan kedisiplinan guru
serta fasilitas pendidikan yang dimiliki Sekolah. kedisiplinan guru serta fasilitas dapat menghambat proses
pembelajaran dan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas pendidikan. Karena guru merupakan faktor
yang paling utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Oleh sebab itu strategi yang diterapkan kepala
sekolah di orientasikan kepada mutu guru dan pengoptimalan fasilitas pendidikan untuk menunjang proses
pembelajaran.
Kata Kunci: Strategi, Kepala Sekolah, Mutu Pembelajan.
Jurnal Tesis Manajemen Pendidikan
2. PENDAHULUAN
Kepala Sekolah merupakan jabatan
strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.
Kepala Sekolah yang berada di garda terdepan
untuk menggerakan kegiatan dan menetapkan
terget Sekolah . Keputusan-keputusan penting
yang berdampak besar bagi organisasi (Sekolah )
terlahir darinya. Maka, eksistensi dan fungsi
kepala Sekolah sangat penting untuk dikaji,
dirumuskan, dan dikembangkan guna memenuhi
harapan publik dan guna terwujudnya Sekolah
yang berdaya saing tinggi.
Langkah pertama dalam kegiatan peningkatan
mutu pembelajaran adalah perencanaan mutu
pembelajaran, yaitu proses identifikasi kebutuhan
pelanggan secara objektif dan setepat mungkin.
Standar mutu sangat diperlukan, dengan adanya
standar mutu maka perencanaan, pengendalian
dan peningkatan mutudapat dilaksanakan lebih
efektif dan efesien.
Keberhasilan suatu Sekolah tergantung
kepada strategi kepala Sekolah dalam memimpin
Sekolah tersebut dan kepala Sekolah sebagai
pemimpin suatu lembaga pendidikan harus
menggunanakan sebuah strategi, demi
tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.
Strategi adalah cara atau kemampuan kepala
Sekolah dalam meningkat kan mutu pendidikan
suatu Sekolah . Strategi kepala Sekolah dalam
memahami kondisi Sekolah amat sangat penting
yaitu kemampuan melihat secara tajam apa
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
pelaksanaan pendidikan Sekolah .
Dalam melaksanakan kepemimipinannya
kepala sekolah harus melakukan pengelolaan
dan pembinaan Sekolah melalui berbagai
kegiatan seperti kegiatan kepemimpinan atau
manajemen dan kepemimpinan yang sangat
tergantung pada kemampuannya. Sehubungan
dengan itu, kepala Sekolah sebagai supervisor
berfungsi untuk mengawasi, membangun,
mengkoreksi dan mencari inisiatif terhadap
jalannya seluruh kegiatan pendidikan yang
dilaksanakan di lingkungan Sekolah .Disamping
itu kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan
berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi
(human relationship) yang harmonis dalam
rangka membina dan mengembangkan kerjasama
antar personal, agar secara serempak bergerak
kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan
melaksanakan tugas masing- masing secara
efisien dan efektif. Oleh sebab itu, segala
penyelenggaraan pendidikan akan mengarah
kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan
yang sangat di pengaruhi oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya secara operasional.
Dalam mengelola pendidikan kepala
Sekolah berperan sebagai pemimpin, manajer,
administrator dan supervisor, sedangkan dalam
pembelajaran kepala Sekolah berperan sebagai
edukator atau pembelajar,karena kepala Sekolah
meskipun mengelola pendidikan juga
melaksanakan tugas pembelajaran. Kepala
Sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal yang
perlu berkaitan dengan penampilan guru,
penguasaan materi/kurikulum, penggunaan
metode mengajar, pendayagunaan
alat/fasilitas pendidikan, penyelenggraan
pembelajaran dan evaluasi serta pelaksanaan
kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Perkembangan zaman yang semakin pesat
telah membawa perubahan pada pola pikir
manusia, termasuk di dalamnya perubahan
paradigma dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Sesuai dengan arahan Dirjen
Dikdasmen, paradigma penting dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan, adalah: (1)
kegiatan pembelajaran akan bergeser dari
schooling ke learning, dari teaching ke learning;
(2) dari pupil atau student ke learner; (3) dari
proses learning bisa terjadi di Sekolah , rumah
maupun kantor untuk membentuk the
learningsociety.
Seiiring dengan berkembangnya teknologi
informasi dan telekomunikasi, tuntutan akan
kualitas sumber daya manusia semakin dirasakan
sangat penting dan dibutuhkan. Berbagai upaya
telah dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia
tersebut terutama melalui pendidikan juga
nampak belum banyak membuahkan hasil yang
optimal.
Era revolusi industri 4.0. atau revolusi
industri dunia ke-empat dimana teknologi telah
menjadi basis dalam kehidupan manusia. Segala
sesuatu menjadi tanpa batas dan tidak terbatas
akibat perkembangan internet dan teknologi
digital. Era industri ini telah mempengaruhi
banyak aspek kehidupan baik di bidang
ekonomi, politik, kebudayaan, seni, bahkan pada
dunia pendidikan.
Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti
akan meneliti lebih lanjut mengenai program
peningkatan mutu pembelajaran yang terdapat
pada lembaga pendidikan yang ada di SDN
Kayukebek I Kabupaten Pasuruan. Oleh karena
itu peneliti mengangkat sebuah judul penelitian
tentang “Strategi Kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran diera
r e v o l u s i i n d u s t r i 4.0 di SDN Kayukebek
3. I Kabupaten Pasuruan. Hal ini berkaitan secara
langsung dengan strategi yang digunakan oleh
kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu atau
kualitas pembelajaran untuk menghadapi era
revolusi industri 4.0 di SDN Kayukebek I
Kabupeten Pasuruan.
METODE
Berdasarkan jenisnya penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk mendsekripsikan bagaimana strategi
kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran untuk menghadapi era 4.0 di
SDN Kayukebek I Kabupaten Pasuruan. Untuk
mencapai tujuan tersebut peneliti harus terjun
langsung ke lapangan untuk memperoleh data
tentang strategi kepala Sekolah, bagaimana
pelaksanaan strategi kepala Sekolah serta
kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala
Sekolah dalam proses pelaksanaan strategi,
sehingga peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif data yang
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan
bukan berupa angka-angka. Data yang
dimaksud berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, rekaman dokumen
pribadi, catatan ataupun dokumen resmi
lainnya.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN
SDN Kayukebek I berdiri pada tanggal 31 Mei
1980 berdasarkan SK Menteri Pendidikan RI
Nomor 17 Tahun 1978. Pada masa awal
berdirinya, SDN Kayukebek I belum memiliki
gedung sendiri. Untuk kegiatan proses belajar
mengajar pada waktu itu menempati gedung
p er ta ni a n hingga akhirnya pada tahun 1987
mampu membangun gedung sendiri di atas tanah
seluas 1.280 M2 yang terletak di dusun
Karangrejo Desa Kayukebek Kecamatan Tutur.
Ketenagaan Sekolah, tenaga edukatif
berpendidikan strata satu (S1),dan strata dua
(S2), sesuai dengan kompetensi mengajar ,
sangat potensial untuk menghantaran peserta
didik menyelesaian pendidikannya di Sekolah.
Adapun pegawai Sekolah Negeri Kayukebek
KabupatenKayukebek berjumlah 12 pegawai
terdiri dari :
Siswa atau yang biasa disebut dengan
peserta didik merupakan salah satu dari
komponen pendidikan yang tidak bisa
ditinggalkan. Karena, tanpa adanya peserta didik
tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat
berjalan. Peserta didik merupakan komponen
SD usiawi yang menempati posisi sentral
dalam proses kegiatan belajar mengajar
(KBM), di dalamproses belajar – mengajar.
Berikut ini adalah data – data siswa –
siswi SDN Kayukebek I mulai dari kelas I s/d
VI:
Data siswa SD
Kayukebek I
KELAS JUMLAH
1 24
2 18
3 21
4 25
5 20
6 28
TOTAL 135
Total keseluruhan peserta didik Sekolah Negeri
(SD) Kayukebek mulai dari kelas I s/d kelas VI
tahun akademik 2021/2022 adalah sejumlah
135.
Untuk menunjang proses kegiatan
belajar mengajar sarana dan prasarana yang
ada di Sekolah Negeri Kayukebek bisa
dikatakan lengkap, baik ruang kelas,
perpustakaan, ruang sumber, maupun ruang
lainnya. Tempat duduk dan meja siswa yang
ada di ruang-ruang kelas dalamkondisi baik
serta layak pakai semua.
Dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai instrument utama dalam pengumpulan
data. Peneliti hadir untuk menemukan data yang
bersinggungan langsung ataupun tidak
langsung dengan masalah yang akan diteliti.
Oleh karena itu, penelitian ini
dilaksanakan dengan baik, bersikap selektif,
hati-hati dan sungguh-sungguh dalam
pengambilan data sesuai dengankenyataan di
lapangan, sehingga data yang terkumpul benar-
benar relevan dan terjamin keabsahannya.
Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif sekaligus sebagai perencana,
pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir
data.
Guru PNS 5 orang
Guru ASN/PPPK 3 orang
Pegawai Honorer 4 orang
4. Hasil dari data penelitian bertujuan untuk
memaparkan data yang telah diperoleh selama
dilakukannya penelitian. Peneliti melakukan
wawancara dengan kepala Sekolah, seksi
kurikulum, guru kelas di Sekolah Negeri
Kayukebek sebagai sumber dalam penelitian
ini, sehingga diperoleh informasi mengenai
peningkatan mutu pembelajaran di SDN
Kayukebek I. Selain wawancara peneliti juga
melakukan observasi yang berkaitan dengan
pelaksanaan strategi kepala Sekolah serta
dokumentasi untuk melengkapi hasil data
penelitian.(1) Peran dan Kebijakan Kepala
Sekolah Dalam Meningkatan Mutu
Pembelajaran di SDN Kayukebek I .(2) Kepala
Sekolah mempunyai peran yang sangat vital
dalam peningkatan mutu disuatu lembaga
pendidikan telah memberikan gambaran bahwa
keberhasilan suatu lembaga pendidikan, karena
ia merupakan pemimpin lembaga yang harus
mampu membawa lembaganya kearah
tercapainya tujuan yang ditetapkan, ia harus
mampu membaca situasi dan kondisi
dilingkungan Sekolah guna meningkatkan mutu
lembaga pendidikan. Berikut hasil wawancara
dengan kepala Sekolah yaitu : “Saya sudah
sangat berperan aktif dalam melaksanakan
tugas saya sebagai kepala Sekolah SDN
Kayukebek I ini, semua guru, staff dan
karyawan di Sekolah ini sudah mempercayai
saya sebagai kepala Sekolah, dan bahkan
mereka semua mempertahankan saya untuk
tetap jadi kepala Sekolah di SDN Kayukebek I
ini dikarenakan mereka melihat kinerja saya
sudah memuaskan”.
Dari hasil wawancara di atas, juga
didukung oleh observasi yang peneliti lakukan,
peran kepala Sekolah dalam peningkatan mutu
pendidikan belum berjalan dengan baik, akan
tetapi kepala Sekolah selalu mengadakan rapat
koordinasi dengan para guru dan karyawan
Sekolah dalam hal peningkatan mutu
pembelajaran.
Hasil wawancara tersebut juga
didukung dengan pernyataan lain ketika peneliti
melakukan wawancara dengan salah satu guru
SDN Kayukebek I bisa dikatakan sudah sangat
sesuai dengan prosedurnya Kepala Sekolah
kami kepemimpinannya juga baik, walaupun
masih banyak kekukarangan akan tetapi
beliau tetap selalu berusaha dalam
peningkatan mutu, semua tugas yang dijalankan
semua sesuai dengan prosedur terutama dalam
hal pembelajaran. Kemudian pendapat kepala
Sekolah tentang mutu pembelaran itu sendiri
yaitu : Manejemen peningkatan mutu dalam
sebuah Sekolah adalah suatu metode
peningkatan mutu yang bertumpu pada Sekolah
itu sendiri dan kepala Sekolah harus mampu
mengaplikasi sekumpulan teknik dalam
peningkatan mutu tersebut, serta juga dapat
meningkatkan kapasitas dan kemampuan
organisasi Sekolah guna memenuhi kebutuhan
peserta didik dan masyarakat. Kepala Sekolah
menambahkan dalam Majemen peningkatan
mutu banyak terkandung aspek-aspek yang
antara lain mengendalikan proses yang
berlangsung di Sekolah baik kurikuler maupun
administrasi. Sedangkan waka kurikulum juga
berpendapat tentang mutu pembelajaran yaitu :
Pembelajaran itu sendiri adalah sebuah
proses interaksi antara peserta didik dengan
sumber belajarnya dalam suau lingkungan yang
diSekolah agar tercapai tujuan tertentu yang
telah ditetapkan. Maka, peningkatan mutu
pembelajaran itu yang pertama dilihat dari
peningkatan mutu guru terlebih dahulu,
dikarenakan kami sebagai guru adalah salah
satu kunci keberhasilan proses pendidikan.
Guru yang baik akan mampu mengoptimalkan
seluruh potensi sumber dan media belajar yang
ada dilingkungannya untuk pembelajaran yang
optimal.
Melihat betapa pentingnya manajemen
peningkatan mutu untuk suatu lembaga
pendidikan hususnya lembaga pendidikan SD
Negeri di masa globalisasi seperti ini agar tetap
terlihat tajinya dan bahkan semakin tinggi
dimasa yang akan datang. Kemudian pendapat
bapak kepala Sekolah tentang pentingnya
Majemen peningkatkan mutu yaitu :
Sangat penting dikarenakan dalam
pengelolaan Sekolah ada hal-hal yang perlu
dilakukan salah satunya adalah meningkatkan
Manajemen pengelolaan. Manajemen adalah
sebuah cara yang dilakukan oleh pimpinan
sebuah lembaga untuk peningkatan kinerja dari
pada guru dalam mencapai tujuan yang
diinginkan oleh sebuah lembaga, dalam hal ini
kepala Sekolah tidak bekerja sendiri tetapi di
bantu oleh empat wakil kepala Sekolah yaitu
waka kurikulum, waka sarana dan prasarana,
waka kesiswaan dan waka hubungan Sekolah
dengan masyarakat atau yang biasa disebut
Humas. Dari pernyataan kepala Sekolah di atas
tersebut, sudah menggambarkan dengan jelas
mutu dan dalam proses pengelolaan
peningkatan mutu tentang pentingnya
manajemen peningkatan mutu dan kepala
Sekolah bekerja sama dengan seksi
kurikulum,sarpras, kesiswaan, dan humas
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapan di
5. SDN Kayukebek I.
Lanjut hasil wawancara peneliti
dengan kepala Sekolah tentang peran
kepala Sekolah dalam meningkatkan
mutu pembelajaran yaitu :
Dalam meningkatkan mutu pembelajaran di
Sekolah ini salah satunya itu diawali dengan
melukakan rapat koordinasi yang dimulai
dengan rapat kecil terlebih dahulu. Rapat kecil
itu di hadirkan oleh empat wakil kepala Sekolah
yaitu Seksi kurikulum,sarana dan
prasarana,kesiswaan dan humas dengan
konsep-konsep yang dilakukan oleh kepala
Sekolah menyampaikan bahwa program-
program yang harus dijalankan. Bidang
kurikulum misalnya kepala Sekolah
memberikan tugas kepada guru yaitu berupa
kurikulum yang harus dijalankan seperti
sekarang yaitu dengan memakai kurikulum
2013, itu sangat ditekankan terlebih dahulu
kepada guru harus bisa menjalankan kurikulum
yang sekarang, dan juga guru-guru harus
diberikan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu.
Selanjutnya kita juga harus melihat struktur-
struktur kurikulum tersebut apa saja, yaitu
berapa mata pelajaran dan berapa jam minimal
seorang guru harus mengajar. Setelah
kepala Sekolah membagikan semua tugas-
tugas guru maka kepala Sekolah mengevaluasi
kegiatan sejauh mana kegiatan tersebut
dijalankan oleh guru-guru tersebut.
Dari pernyataan di atas, juga didukung
oleh observasi yang peneliti lakukan yaitu
kepala Sekolah selalu mengadakan rapat
koordinasi apabila ada kejanggalan dan masalah
dalam hal pembelajaran di SDN Kayukebek I
dalam hal pengajaran yaitu saya menerapkan
kepada seluruh guru SDN Kayukebek I supaya
menerapan disiplin waktu yaitu pada jam 06.15
semua guru sudah harus berada di Sekolah
dikarenakan 15 menit sebelum pembelajaran
dimulai semua guru harus berada di Sekolah.
Bagi guru yang tidak hadir itu harus ada
persetujuan kepala Sekolah harus minta izin
terlebih dahulu kepada kepala Sekolah sebagai
penanggung jawab kegiatan, apabila guru
tersebut sakit itu harus disertai dengan surat
sakit. Jadi setiap guru yang berhalangan hadir
keSekolah itu haknya kita potong dan kita
berikan kepada orang lain. Semua itu adalah
kebijakan bersama yang telah disetujui oleh
guru.
Dari pernyataan di atas juga didukung
oleh observasi yang peneliti lakukan, kepala
Sekolah selalu disiplin waktu datang ke Sekolah
bahkan setengah jam sebelum jam masuk kelas.
Selain itu disiplin waktu juga diterapkan kepada
semua guru-guru, karyawan dan siswa- siswi
SDN Kayukebek I . Pengembangan bakat dan
minat siswa agar mencapai prestasi di Sekolah
tidak hanya dari pembelajaran akademik,
namun bisa juga di dapatkan dari kegiatan
diluar Sekolah. Seperti yang disampaikan
kepala seolah dalam wawancara terkait
pengembangan bakat siswa untuk mencapai
prestasi yaitu : Yang pertama harus dilakukan
oleh kepala Sekolah dalam meningkatkan bakat
siswa yaitu kita harus menyadarkan siswa
terlebih dahulu terhadap pentingnya
pendidikan, yang kedua yaitu kita mengimput
data-data siswa tentang tujuan dia bersekolah
dan tujuan dia setelah lulus dari Sekolah ini.
Sebagai kepala Sekolah maupun guru di
Sekolah ini saya harus mengajari mereka
tentang tujuan Sekolah itu apa. Tujuan Sekolah
salah satunya yaitu biar mendapat ilmu agar
bisa terampil di Sekolah maupun dalam
masyarakat, itu dulu yang harus diajari. Apabila
siswa-siswa malas dalam hal belajar, kami
sebagai guru harus siap memberikan
bimbingan-bimbingan, yaitu seperti adanya
bimbingan dan konseling yang juga ada di
Sekolah ini sehingga dengan adanya meningkat
dalam hal belajarnya. Dengan demikian bukan
hanya cukup dengan bimbingan saja akan tetapi
juga dibantu dengan fasilitas-fasilitas yang
memadai di Sekolah, sepertinya adanya media-
media pembelajaran. Kemudian pada sore hari
juga adanya kegiatan ekstrakurikuler, seperti
rebana, pramuka, pencak silat, teater, paduan
suara dan banyak yang lainnya juga sehingga
siswanya dapat meningkatkan bakatnya
melalui kegiatan-kegiatan tersebut, dan juga
bagi siswa-siswa yang kreatif dan berprestasi
diberikan reward supaya minatnya berSekolah
lebih ditingkatkan.
Pernyataan kepala Sekolah di atas juga di
dukung dengan hasil wawancara peneliti dengan
salah satu siswa SDN Kayukebek I tentang peran
kepala Sekolah dalam memotivasi siswa yaitu :
Ada, bapak terkadang apabila ada
senggang waktu selalu berkeliling Sekolah dan
masuk kedalam kelas untuk memberikan kami
motivasi untuk belajar, beliau selalu
mengajarkan apa itu pendidikan dan untuk apa
kita berSekolah. Dalam acara upacara pagi
senin beliau selalu bercerita tentang pendidikan,
dan kami sebagai penurus bangsa depan harus
semangat dalam belajar tidak boleh berputus
asa apabila tidak bisa menguasai pelajaran,
harus terus belajar karena kita semua tidak
bodoh hanya saja yang bodoh-bodoh itu
6. dikarenakan malas, dan banyak hal-hal lain
yang beliau ajarkan untuk kami agar selalu
semangat dalam belajar. Kemudian terkait
dengan persiapan peningkatan mutu
pembelajaran yang ada di SDN Kayukebek I
sebagai mana yang disampaikan oleh kepala
Sekolah dalam sesi wawancara dengan peneliti
yaitu : dalam mempersiapkan peningkatan mutu
pembelajaran di Sekolah ini, saya selaku kepala
Sekolah merancang dua poin khusus yaitu
pertama memebentuk tim khusus dalam
peningkatan mutu, kemudian kedua setalah
melakukan pembentukan tim khusus tersebut
saya melakukan pelatihan terhadap tim khusus
tersebut agar mampu menjalankan tanggung
jawab menjadi tim khusus yang melakukan
inovasi terkait mutu pembelajaran Sekolah.
Pembelajarn yang efektif merupakan
pembelajran yang mampu mencapai tujuan
belajar peserta didik yang diterapkan oleh guru,
baik dari segi kualitas pembelajaran, tingkat
pembelajaran dan waktu pembelajaran yang
diberikan. Sebagai hasil wawancara peneliti
dengan seksi kurikulum SDN Kayukebek I
mengenenai keefektifan pembelajaran yaitu :
dalam mengadakan pembelejaran yang efektif
di Sekolah ini yang paling pertama diperhatikan
yaitu jam masuk mengajar. Semua guru di SDN
Kayukebek I diterapkan untuk di siplin waktu,
15 menit sebelum waktu mengajar guru harus
berada di Sekolah dan itu tidak hanya di
khususkan bagi guru yang mengajar pada jam
pertama, melainkan juga bagi guru yang tidak
mengajar untuk tetap menerapkan disiplin
waktu ke Sekolah.
Pengadaan kegiatan workshop atau
pelatihan terhadap guru di sebuah lembaga
pendidikan sangat diperlukan untuk menambah
ilmu bagi para pendidik. Sebagai hasil
wawancara dengan seorang guru yaitu:
Pernah, malah sering kepala Sekolah
mengadakan workshop ataupun pelatihan,
bahkan sering mengirim guru untuk ikut
pelatihan diluar Sekolah mengenai peningkatan
pembelajaran. Kemudian juga Pelatihan
diadakan hampir dalam setiap semester. Dalam
bulan kemarin kami baru saja mengikuti
pelatihan komputer yang di fasilitasi langsung
oleh kepala Sekolah untuk pembinaan kepada
guru-guru yang kurang paham menggunakan
komputer. Kepala Sekolah mengadakan
pelatihan tersebut dikarenakan pada masa
sekarang teknologi semakin pesat dan kami
sebagai tenaga pendidik sangat menyadari
bahwa sangat penting. Maka sangat
disayangkan apabila masih ada guru yang tidak
paham dalam mengoperasikan teknologi di
masa sekarang.
Peran kepala Sekolah sebagai leader
dalam suatu lembaga pendidikan sangat vital,
dalam mengingatkan rekan kerjanya akan
pentingnya mutu pendidikan dan mutu
pembelajaran untuk lembaga pendidikan.
Lingkungan kerja merupakan salah satu
hal yang penting di perhatikan di dalam suatu
lembaga pendidikan. Kerena lingkungan kerja
merupakan penentu dalam bagus atau tidaknya
kinerja guru di suatu lembaga pendidikan.
Kemudian seorang kepala Sekolah menpunyai
pera yang signifikan dalam membangun
komunikasi yang baik dalam lingkungan kerja.
Keberhasilan suatu Sekolah
tergantung kepada strategi kepala Sekolah
dalam memimpin Sekolah tersebut dan kepala
Sekolah sebagai pemimpin suatu lembaga
pendidikan harus menggunanakan sebuah
strategi untuk mencapai tujuan lembaga
pendidikan yang diinginkan. mengenai strategi
kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran.
Dalam peningkatan mutu pembelajaran
yang pertama adalah meningkatankan mutu
guru, karena guru merupakan salah satu kunci
keberhasilan proses pembejalaran. Untuk
mewujudkan guru yang profesional sehingga
meningkatkan kompetensi dan mutu guru maka
harus adanya program atau pelatihan. di SDN
Kayukebek I ini kemarin juga adanya di adakan
program KKG. Kemudian yang kedua dalam
peningkatan mutu adanya pengembangan dan
sumber belajar, yang ketiga pengelolaan
lingkungan belajar karena siswa tidak akan
memiliki motivasi belajar yang tinggi jika
lingkungan belajar tidak tertata dengan baik.
Kelas- kelas juga harus terkelola dengan baik
dan harus banyak menampilkan informasi yang
bersifat mendidik dan memberikan motivasi
belajar. Dapat di simpulkan bahwa dalam
meningkatkan mutu pembelajaran kepala SDN
Kayukebek I mengambil kebijakan dengan cara
meningkatkan profesionalisme guru terlebih
dahulu. Kemudian untuk adanya sarana dan
prasarana yang lengkap untuk menunjang
peningkatan mutu pembelajaran, karena sarana
dan prasarana yang lengkap menjadi salah satu
kunci terselenggaranya pendidikan dengan
baik. Sebagai hasil wawancara : Sarana dan
prasarana yang ada di SDN Kayukebek I sudah
memadai, tetapi apabila optimal belum bisa
dikatakan optimal karena di ruang lab ipa belum
bisa dikatakan lengkap, masih ada kekurangan
alat untuk praktikum. Di Sekolah kami juga ada
7. lab komputer, perpustakaan, mushallah yang
luas untuk menunjang kegiatan sholat
berjamaah di SDN Kayukebek I,dan lapangan -
untuk kegiatan olahraga siswa.
Lingkungan belajar juga sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar. Dalam
menata ruang kelas juga harus memahami
majamen kelas, disini juga harus kita terapkan
kepada guru-guru yang mengajar di
kelas,sebagai seorang guru menata ruang kelas
agar siswanya belajar dengan nyaman. Saya
disini sebagai kepala Sekolah juga harus terjun
langsung dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk kelancaran belajar mengajar,
yang pertama harus saya lihat itu didalam ruang
kelas. Di ruang kelas harus dilihat yaitu
penerangannya, apakah mendapat cahaya yang
baik. Karena cahaya sangat penting dalam
kelangsungan belajar mengajar. Kedua yaitu
ventilasi dan suhu udaranya, akan tetapi di
Sekolah ini belum untuk mengatur suhu
udaranya. Selanjutnya ruang kelas harus jauh
dari kebisingan. Karena suara bising dapat
mengganggu konsentrasi belajar siswa, dan
juga perlengkapan belajar siswa harus di
kontrol seperti papan tulis, dan lain sebagainnya
yang harus ada dalam ruang kelas. Akan tetapi,
tidak cukup di ruang kelas saja, di luar kelas
juga harus kita lihat seperti adanya tana dan
pohon-pohon pelindung. Dari pernyataan di
atas juga didukung oleh hasil wawancara
dengan salah satu siswa SDN Kayukebek I
yaitu yang menyatakan bahwa “bagi saya ruang
kelas yang seperti ini sudah sangat memadai,
semua jendela di lengkapi dengan gorden
sehingga kami tidak terlalu panas apabila
disinari oleh matahari. Semua ruang kelas juga
dihiasi oleh hiasan-hiasan dinding yang indah
hasil dari karya lukisan siswa. Selain itu, semua
ruang kelas bersin dikarenakan kami tidak
dibenarkan untuk memakai sepatu didalam
kelas. Kami sangat nyaman belajar di ruang
kelas yang bersih seperti ini. Dan juga seluruh
ruang kelas juga di lengkapi dengan proyektor
untuk menunjang proses pembelajaran. dan
untuk kepala Sekolah, beliau selalu terjun ke
ruang kelas untuk mengontrol proses
pembelajaran maupun mengontrol kelengkapan
sarana dan prasarana yang ada di dalam kelas.
Dari pernyataan di atas juga didukung
oleh data hasil observasi peneliti bahawasanya
di setiap kelas SDN Kayukebek I sudah
menggunakan media proyektor untuk
menunjang proses belajar mengajar Kepala
Sekolah sebagai supervisor memiliki beban
serta tanggung jawab memantau, membina dan
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas
maupun di Sekolah. Apabila ada dari diantara
rekan kerja atau bawahannya mempunyai
permasalahan dalam lingkup pekerjaanya
maupun diluar lingkup kerja dan masalah itu
berpengaruh terhadap kinerja seorang.
memecahkan masalah yang dimiliki
bawahannya. Sebagai manaa hasil wawancara
peneliti dengan kepala Sekolah : Peran kepala
Sekolah dalam sebuah lembaga yaitu sebagai
top manajer, apabila ada kendala-kendala yang
dialami oleh guru kepala Sekolah harus bisa
memberikan arahan-arahan terhadap
kelangsungan pendidikan, hal seperti itu sering
dilakukan oleh kepala Sekolah apabila ada
seorang guru yang mempunyai masalah. baik
itu Masalah yang muncul dari siswa maupun
dalam hal sarana dan prasarana yang kurang,
saya langsung memaggilnya keruang kepala
Sekolah untuk memecahkan kendala tersebut.
Bukan saja dalam hal pembelajaran, tetapi
dalam hal masalah pribadi misalnya masalah
kelurga itu juga saya pernah menjadi konsultan
bagi guru, dikarenakan apabila seorang guru
mempunyai masalah keluarga maka nantik akan
berimbas pula dalam proses pembelajaran, dan
proses pembelajaran pun akan terhambat pula.
Kemudian berlanjut pada hasil
wawancara peneliti dengan salah satu guru
SDN Kayukebek I tentang peningkatan SDM
guru melalui pendidikan lanjutan Tidak ada
pendidikan lanjutan yang langsung difasilitasi
oleh kepala Sekolah, dikarenakan guru-guru
yang bekerja disini rata-rata lulusan sarjana,
tetapi ada juga beberapa guru yang sudah lama
bekerja dengan lulusan D3, itu tidak termasuk
guru yang mengajar tetapi hanya saja guru yang
bekerja dibagian tata usaha. Jadi, guru-guru
yang bekerja disini sudah berkompetensi dalam
bidangnya. Maka dari itu tidak ada pendidikan
lanjutan lagi.
Di lanjut pada data hasil wawancara
peneliti tentang peran kepala Sekolah dalam
penyusunan RPP yaitu : Dalam pembuatan RPP
guru ada pelatihan tersendiri oleh ahlinya, guru
diberikan bimbingan teknis dan pelatihan-
pelatihan oleh tutor dari jakarta, dari
kementrian, dan dari kebupaten. Prosedur yang
pertama yaitu RPP dibuat oleh guru, kemuadian
diperiksa oleh waka kurikulum dan apabila
sudah benar itu langsung diserahkan kepada
kepala Sekolah. Kepala Sekolah juga mengecek
kembali RPP tersebut apabila sudah benar-
benar fix itu dikembalikan lagi kepada guru
untuk menjadi pedoman dalam mengajar.
Pernyataan kepala Sekolah di atas di dukung
8. dengan hasil wawancara peneliti dengan waka
kurikulum mengenai pembuatan RPP.
kepala Sekolah selalu berperan dalam
pemeriksaan RPP guru. kepala Sekolah selalu
memberikan pengawasan yang tepat dalam
pembuatan RPP, dikarenakan RPP merupakan
pedoman SD mengajar guru. Maka apabila RPP
dibuat tidak benar atau suka-suka guru dan tidak
adanya pemeriksaan yang baik dari kepala
Sekolah, bagai dengan anak didik kami mereka
tidak akan terarah, dan mereka belajar tidak
akan sesuia kurikulum yang dipakai. Dari
pernyataan di atas juga didukung oleh hasil
obeservasi yang dilakukan peneliti, kepala
Sekolah selalu mengevaluasi RPP yang telah
dibuat oleh guru untuk menjadi pedoSD dalam
mengajar. Evaluasi RPP oleh kepala Sekolah
sangatlah penting dikarenakan dapat membantu
guru untuk mencapai tujuan kurikuler dalam
pendidikan. Pelaksanaan supervisi yang
dilakukan kepala Sekolah sangatlah penting
untuk memonitoring pelaksaan memberi arahan
dalam proses pembelajaran yang di lakukan
oleh seorang guru. Sebagai mana hasil
wawancara peneliti dengan kepala Sekolah :
saya melakukan supervisi seminggu sekali
dikarenakan banyak guru dan banyak mata
pelajaran, dan ditargetkan dalam setahun semua
guru harus disupervisi. Supervisi itu bisa
dilakukan oleh kepala Sekolah dan bisa
dilakukan oleh wakil kepala Sekolah yang
sudah berkompeten dalam bidang tersebut.
Saya sendiri sering melakukan supervisi dengan
masuk ke kelas langsung dan dalam ruang-
ruang guru untuk menyampaikan teknik
ketepatan mengajar, materi yang dipergunakan
juga harus sesuai dengan mata pelajaran,
alokasi waktu, sistem penilaian yang menjadi
acuan. Itu semua tugas saya sebagai kepala
Sekolah untuk menyampaikan kepada guru.
Apabila ada guru yang kurang berkompeten
dalam menggunakan kurikukum yang kita pakai
sekarang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data yang telah peneliti paparkan, terkait
Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
mutuPembelajaran menghadapi era 4.0 di
SDN Kayukebek I. Adapun kesimpulannya
sebagai berikut: (1)Peran dan Kebijakan Kepala
Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran di Sekolah Negeri Kayukebek I.
Kepala Sekolah dalam konteks
penyelenggaraan pendidikan mempunyai peran
yang strategis sebagai pemimpin. kepala
Sekolah sudah berkompetensi dalam bidangnya
dan bertanggung jawab terhadap segala tugas-
tugasnya. Kepala Sekolah sebagai pemimpin
pendidikan juga bertindak sebagai manajer,
motivator, administrator, dan supervisor bagi
guru-guru dalam memecahkan permasalahan,
kepala Sekolah terus berusaha meningkatkan
kemampuan guru dan staf untuk bekerja dan
berpikir bersama. kepala Sekolah terus
membantu guru-guru untuk berpartisipasi
dalam program pembelajaran. Kepala Sekolah
menerapkan kebijakan disiplin waktu 15 menit
sebelum jam pembelajaran dimulai seluruh
guru sudah berada di Sekolah, serta
mengkhatamkan 1 juz Al- Quran bagi yang
terlambat datang sekolah.(2) Strategi Kepala
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di SDN Kayukebek I. Strategi
yang dilakukan kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran merupakan
pilihan yang terbaik sesuai dengan situasi dan
kondisi Sekolah yang dipimpinnya. Strategi
yang ditetapkan oleh kepala Sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran meliputi:
peningkatan kemampuan mengajar guru,
pendayagunaan media dan sarana pendidikan,
pelaksanaan supervisi secara rutin, menjalin
kerjasama dengan masyarakat dan penerapan
disiplin waktu yang ketat, baik bagi guru
maupun siswa.(3) Kendala yang di hadapi
Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran di era 4.0 di SDN Kayukebek I.
Kendala yang dihadapi kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran
bersumber dari permasalahan kedisiplinan guru
serta fasilitas pendidikan yang dimiliki
Sekolah. kedisiplinan guru serta fasilitas dapat
menghambat proses pembelajaran dan dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas
pendidikan. Karena guru merupakan faktor
yang paling utama dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Oleh sebab itu strategi yang
diterapkan kepala Sekolah di orientasikan
kepada mutu guru dan pengoptimalan fasilitas
pendidikan untuk menunjang proses
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Afif Faisal, Strategi Menurut Para Ahli,
(Bandung:Angkasa,
1984)
Asmani jamal ma'mur, tips menjadi kepala
Sekolah profesional,
(jogjakarta: Diva press,
9. 2012)
Daryanto, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Pembelajaran
(Yogyakarta: Gava
Media, 2011)
Dirjen Dikdasmen, Pengarahan Dirjen
Dikdasmen tentang
Pergeseran Paradigma
Peningkatan Kualitas
Pendidikan, (Jakarta:
2000)
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi
Belajar,(Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002)
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional
dalam Rangka
Menyukseskan MBS dan
KBK, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,
2003)
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah
Profesional, dalam
konteks Mensukseskan
MBS dan KBK ( Bandung:
Remaja Rosdakarya,
2005)
Erry H. Makawimbang, Kepemimpinan
Pendidikan yang Bermutu
(Bandung:Alfabeta, 2012)
Fattah Nanang, Landasan Manajemen
Pendidikan (Bandung:
PT. RemajaRosdakarya,
2009)
Hasan Tholib, Teori dan Aplikasi Administrasi
Pendidikan, (Jakarta:
Studia Press,2004)
Hasil Observasi sementara di Lokasi MAN
Bondowoso, 09 januari
2020
http://fakhirahumar.blogspot.com/2018/07/maka
lah-tentang-revolusi-
industri-40.html
Imron Ali. Iin. Kompetensi Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah
dalam Supervisi
Pendidikan. (Jakarta,
Bumi Aksara)
Jamal Ma'mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen
Sekolah (Jogjakarta:
DivaPress, 2012)
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan
Pendidikan yang
Bermutu (Bandung:
Alfabeta, 2012)
Lexy J. Moleong, Metode penelitian Kualitatif
(Bandung; Remaja
Rosdakarya,2001)
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian
Kualitatif (Bandung;
PT.Remaja
Rosdakarya,2007)
Luk-luk Nur Munfidah, Supervisi Pendidikan
(Yogyakarta: Teras,
2009)
Mufarokah Anissatul, Strategi Belajar
Mengajar,(Yogyakarta:
Teras, 2009) Muhaimin,
Paradigma Pendidikan
Islam, “ Upaya
Mengefektifkan
Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012)
Muhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan (Jakarta:
GaungPersada Pers
Mujib Fathul, Diktat Manajemen Lembaga
Pendidikan Islam,
(STAIN
TULUNGAGUNG,
2008)
Mulyadi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan
Budaya Mutu,
(Malang:UIN-Maliki
Press,2010)
Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan
Kepala Sekolah,
(Jakarta, Bumi
Aksara,2013)
Musfah Jejen, Peningkatan Kompetensi Guru,
(Jakarta:Kencana,2011)
Nasution, Metode Research, (Penelitian Ilmiah).
(Jakarta : PT. Bumi
Aksara,2003)
Nata Abudin, Manajemen Pendidikan:
Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta:
Prenada Media, 2003)
Nawawi Hadari, Administrasi Pendidikan,
(Jakarta: PT.Toko
Gunung Agung,1997)
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2017
Purwanto Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Tehnik
10. Evaluasi Pengerjaan
(Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2006)
Rosdijati Nani, Strategi Kepala Sekolah dalam
Meningkatkan Mutu
Pembelajaran,2015.
Diakses pada tanggal 14
februari 2020
darisitus:http://www.lp
mjateng.go.id/web/
arsip/karya/tulis/ilmiah.
Sagala Syaiful, Supervisi Pembelajaran dalam
Profesi Pendidikan
(Bandung: Alfabeta,
2010)
Sanjaya Wina, Media Komunikasi Pembelajaran,
(Jakarta:Kencana, 2012)
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar
Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008)
Soetopo Hendiyat, Kepemimpinan dan Supervisi
Pendidikan
(Malang:Bina
Aksara,1982)
Sondang P. Siagian, Manajemen Stategik
(Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif,
(Bandung: CV Alfabeta,
2010)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif R & D
(Bandung: Alfabet,
2015) Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D,
(Bandung : Alfabeta,
2011)
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktik,
Edisi Revisi
(Jakarta: PT Rineka
Cipta 2006)
Tony Bush dan Marianne Coleman,
Manajemen Strategi
Kepemimpinan
Pendidikan, terjemahan.
Fahrurrozi,
(Yogyakarta: Ircisod,
2008)
Usman Husaini, Manajemen teori Praktik &
Riset Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara,
2008)
Wahidmurni, Cara Mudah Menulis Proposal
dan Laporan Penelitian
Lapangan.(Malang, UM
Press, 2008)
Zamroni, Meningkatkan Mutu Sekolah, (Jakarta :
PSAP Muhamadiyah,
2007)