UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI SMAN 1 MADAPANGGA
TAHUN 2014/2015
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI SMAN 1 MADAPANGGA
TAHUN 2014/2015
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Jurnal Tesis Manajemen Pendidikan
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI
DIKLAT PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
PENGGUNAAN METODE DISKUSI
UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN SISWA
Disusun Oleh:
SUYUTI, S.Pd
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AINUL ULUM MOJOAG
Jl. L Sejati No 52 Karobelah Mojoagung,
Telepon (0321) 4891534 / 08510122401
Emai: smpainululum@gmail.com
KATA PENGANTAR
2. Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahuwata ‘ala, atas limpahan r
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Refleksi Hasil Pelaksanaan
Pengembangan Sekolah.
Diklat Penguatan Kepala Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah
mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Kepala Sekolah yang akan m
mutu pendidikan
Penyusun menyadari bahwa dalam mewujudkan pengembangan kompetensi SMP Ainul Ulum
masih memiliki banyak kelemahan dan jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik, saran, dan ma
bersifat membangun dari berbagai pihak yang kompeten sangat kami harapkan.
Akhirnya tak lupa penyusun menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada semua
berperan aktif dalam kegiatan ini baik sebagai panitia, pengajar, peserta maupun tim pendukung d
terimakasih yang tak terhingga. Kiranya dalam mengikuti diklat penguatan kepala sekolah ini kita se
memperoleh berkah, lindungan, dan bantuan dari Allah Subhanahuwata ‘ala.
Mojoagung, 14 Se
Suyuti, S.Pd
A. Latar Belakang
Dewasa, ini telah terjadi pergeseran pola sistem mengajar yaitu dari guru yang mendom
menjadi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Demikian juga dalam rencana pe
kompetensi di sekolah kami, bahwasanya masih ditemukan adanya guru yang masih mengguna
ceramah maka dari itu kami akan memberikan perbaikan dengan diadakannya workshop yang
3. tema metode diskusi. Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mencipta
belajar yang aktif dan kreatif. Kegiatan pembelajaran harus menantang, mendorong eksplor
pengalaman sukses, dan mengembangkan kecakapan berfikir siswa
Instansi pendidikan tanpa adanya seorang kepala sekolah adalah hal yang mustahil
kepala sekolah bukanlah segalanya. Kepala sekolah mempunyai tugas mengkoordinasi,
memberikan pengarahan terhadap bawahannya. Oleh karena itu kepala sekolah ditunt
pengetahuan yang luas terhadap masalah-masalah pendidikan.
Dengan menguasai pengetahuan yang luas tentang pendidikan kepala sekolah dapat de
mencapai visi dan misi yang telah di tetapkan. Kepala Sekolah memiliki peran strategis sebaga
sekolah, ketika perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi persekolahannyap
guna memfasilitasi perwujudan tujuan pendidikan, serta para anggota organisasi, pegawai ata
dipimpin dan dimotivasi untuk mensukseskan pencapaian tujuan, tidak dijamin selamanya ba
kegiatan akan berlangsung sebagaimana yang direncanakan, dan dikelola dengan baik, di antar
pengetahuan tentang manajemen. Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan 5 (lima) dimensi kompeten
kepribadian, (2) manajerial, (3) kewirausahaan, (4) supervisi, dan (5) sosial. Dasar kompetensi
ini akan sangat menentukan kompetensi lainnya, khususnya dalam melaksanakan program
nasional, propinsi, dan kabupaten/kota. Sebagai tambahan pengetahuan dan keilmuan da
perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan, kepala sekolah harus mampu menunjukkan
berdasarkan kebijakan, perencanaan, dan program pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu kepala sekolah, pemerintah mengeluarkan Peratur
Pendidikan Nasional nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekola
Permendiknas ini memuat sistem penyiapan calon kepala sekolah/ madrasah, proses pengangk
sekolah/madrasah, masa tugas, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB), penilaian kin
sekolah/madrasah, mutasi dan pemberhentian tugas guru sebagai kepala sekolah/madrasah.
Menindaklanjuti Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan K
melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) mengadakan
dan latihan calon kepala sekolah. Setelah melalui tahapan seleksi administrasi dan seleksi akade
tersebut dilaksanakan oleh LPPKS melalui kegiatan On The Job Training 1, In Serving Traini
Job Training 2
4. Kegiatan OJT 1 penting bagi peserta diklat calon kepala sekolah untuk mempraktikkan
yang telah dipelajari selama kegiatan in service 1. Dalam OJT 1 dipraktikkan bagaimana men
pengelolaan kurikulum sekolah, pengelolaan keuangan, pembinaan tenaga administras
pengelolaan peserta didik, pengelolaan sarana prasarana sekolah, pengelolaan pendidikan
kependidikan, pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, sistem monitoring dan evaluasi, progra
guru yunior, menyusun perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan rencana tindak ke
berdasarkan AKPK.
Seorang calon Kepala Sekolah perlu mendapatkan pembekalan pada awal masa tugas
Kompetensi Supervisi, Kompetensi supervisi ini sangat strategis bagi seorang kepala sekolah
dalam memahami apa tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah. Tugas dan
supervisi ini adalah untuk memberdayakan sumber daya sekolah termasuk guru. Salah sat
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan tekn
yang tepat yang berdimensi pada kompetensi Kepribadian, Sosial, Manajerial dan Kewirausahaan
B. Tujuan dan Indikator Keberhasilan
I. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kompetensi guru dari metode ceramah menjadi metode diskusi (Small G
Discussion)
2. Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah
II. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pendidikan dan latihan ini adalah untuk :
1. Meningkatkan kompetensi kepala sekolah, yaitu kompetensi manajerial, supervisi akade
kewirausahaan serta kepemimpinan pembelajaran;
2. Mendapatkatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Kepala Sekolah
dikeluarkan oleh Dirjen GTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indon
III. Indikator Keberhasilan
1. Bagi Guru
a) Guru dapat Menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan keaktifan siswa
5. b) Guru dapat melaksanakan metode diskusi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar,
media sosial sebagai media pembelajaran
2. Bagi Siswa
a) Siswa menjadi lebih semangat dan tidak mudah bosan dengan pembelajaran yang be
b) Mendorong siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya
c) Mengambil satu atau lebih alternatif pemecahan masalah.
d) Mendorong siswa memberikan masukan untuk pemecahan masalah.
e) Siswa menjadi paham tentang toleransi pendapat dan juga mendengarkan orang lain.
C. Langkah - Langkah Kegiatan:
1) Sosialisasi
Sosialisasi dan koordinasi dengan warga sekolah (guru, tenaga pendidik, siswa ) secara langs
2) Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah;
1. Menyusun perencanaan secara rinci kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Menyiapkan materi-materi dan panduan dalam kegiatan-kegiatan.
3. Berkordinasi secara aktif dengan kepala sekolah dan teman sejawat dalam pelaksanaan.
4. Dengan sepenuh hati melaksanakan dengan semangat.
5. Menindaklanjuti kegiatan workshop.
6. Calon kepala sekolah melakukan monitoring dalam kegiatan mulai dari perencanaan sa
pelaksanaan untuk mengetahui apakah kegiatan work shop sesuai pelaksanaan atau tidak
3) Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Guru, calon kepala sekolah di sini sebagai nara
dan guru yang berkompetensi dibidangnya sedangkan pesertanya adalah guru-guru SMP Ainul U
Mojoagung. Di sini calon kepala sekolah memberikan penjelasan tentang Peningkatan Kompete
dalam mempergunakan alat media. Dalam kegiatan ini peserta/guru dibagikan lembar copy mate
sampaikan oleh calon kepala sekolah, setelah penjelasan di perkirakan cukup, maka peserta/guru
tugas untuk mengkaji model-model alat media / alat peraga yang di berikan oleh calon kepala se
6. kepada peserta/guru, dengan menggunakan intrumen yang telah di siapkan oleh calon kepala sek
hasil kajian tersebut selanjutnya di analisis bersama-sama oleh calon kepala sekolah dan guru. K
berikutnya peserta/guru di beri tugas untuk merancang sendiri model-model alat media/alat pera
4) Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi di lakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru senior
Berdasarkan hasil monev tersebut adalah;
a)Dilakukan melalui mekanisme tahapan persiapan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanju
a)Di sampaikan dengan menggunakan materi dan instrumen yang relevan
b)Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta
c)Hasil monev diinformasikan kepada cakep untuk memperoleh umpan balik.
d)Kunjungan Kelas untuk melihat hasil metode yang diterapkan
e)Mengevaluasi instrumen perangkat pembelajaran
5) Hasil Kegiatan
Calon Kepala Sekolah Telah berhasil menunjukkan dan menerapkan nilai spiritual dengan baik.
penilaian sosial, kewirausahaan
Kepemimpinan pembelajaran dalam setiap tindakan yang dilakukan guru untuk mendefinisikan ko
pembelajaran matematika bangun datar melalui Work Shop
6) Evaluasi
Mencermati hasil evaluasi terhadap pencapaian indikator keberhasilan program, melaksanakan t
lanjut untuk siklus ke 2, melakukan perubahan dan peningkatan pola pembimbing secara lebih intensi
pemanfaatan tutor sebaya
7) Refleksi
1.Kegiatan Pembelajaran menggunakan multi metode dengan harapan guru lebih profesiona
2.Meningkatkan kompetensi guru yang ada dan memberikan semangat atau dorongan
sasaran
8) Tindak Lanjut
7. 1. Penyusunan program peningkatan mutu / kompetensi guru secara berkala sesuai dengan komp
ingin dicapai
2. Pelaksanaan Pembelajaran multi metode oleh Guru terhadap siswa
D. Sumber Daya
Guru yang berkompeten sebagai Narasumber.
Media sosial dan internet