Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet yang diberikan kepada pasien berdasarkan gangguan sistem tubuh dan penyakitnya. Terdapat diet makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, makanan cair jernih, cair penuh, cair kental, serta diet khusus untuk pemeriksaan keseimbangan lemak dan kolonoskopi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet dan hubungannya dengan penyakit. Terdapat diet biasa untuk pasien tanpa gangguan sistem tubuh, diet lunak untuk pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta diet cair untuk pasien yang sulit makan."
Diet demam thypoid bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan makanan lunak rendah serat. Diet ini menyertakan makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, dan cairan serta menghindari makanan yang mengandung banyak serat, gas, dan sulit dicerna.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi yang seimbang untuk anak sekolah, meliputi karakteristik fisik dan psikologis anak pada usia tersebut, kebutuhan gizi harian, jenis menu yang dianjurkan, dan masalah-masalah gizi yang sering dihadapi anak sekolah seperti obesitas, anemia, dan karies gigi."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet dan hubungannya dengan penyakit. Terdapat diet biasa untuk pasien tanpa gangguan sistem tubuh, diet lunak untuk pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta diet cair untuk pasien yang sulit makan."
Diet demam thypoid bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan makanan lunak rendah serat. Diet ini menyertakan makanan yang cukup kalori, protein, vitamin, dan cairan serta menghindari makanan yang mengandung banyak serat, gas, dan sulit dicerna.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi yang seimbang untuk anak sekolah, meliputi karakteristik fisik dan psikologis anak pada usia tersebut, kebutuhan gizi harian, jenis menu yang dianjurkan, dan masalah-masalah gizi yang sering dihadapi anak sekolah seperti obesitas, anemia, dan karies gigi."
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Gerd (Gastroesofageal Reflux Dideade) murupakan penyakit saluran cerna atas, dimana refluks yang tidak normal dari isi lambung ke esofagus yang disebabkan ketidaknormalan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas empat jenis bentuk makanan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit berdasarkan kebutuhan gizi dan kondisi medis, yaitu: makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan cair. Setiap jenis makanan memiliki persyaratan, tujuan pemberian, dan indikasi yang berbeda-beda.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
[Ringkuman]
Modul ini membahas peran zat gizi pada berbagai tingkat usia khususnya ibu hamil dan menyusui. Ia menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil, diagnosis kehamilan, dan kebutuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang meningkat selama kehamilan. Modul ini juga membahas faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan janin, serta penambahan berat
Penjelasan mengenai apa itu vitamin A, fungsi dalam tubuh manusia, serta dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kelebihan dan kekurangan vitamin ini.
Download this file: http://adf.ly/OGMVg
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
Modul ini membahas berbagai jenis diet yang diberikan kepada pasien di rumah sakit sesuai dengan kondisi penyakitnya, meliputi diet makanan biasa, lunak, saring, dan cair. Diet-diet tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan tekstur dan jenis makanan yang dapat dicerna.
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
Form kuesioner frekuensi makanan (FFQ) dirancang untuk menilai asupan makanan tertentu seperti natrium, serat, lemak, dan jajanan anak sekolah. FFQ berisi daftar makanan yang relevan dengan topik beserta pilihan frekuensi dan ukuran porsi konsumsi. Kuesioner diujicobakan kepada beberapa responden untuk menguji validitas dan reliabilitasnya.
Dokumen tersebut membahas tentang monitoring dan evaluasi proses asuhan gizi yang terstandar, meliputi empat langkah utama yaitu tujuan monitoring dan evaluasi untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan, perbedaan domain antara asesmen dan monitoring, hubungan antara pengkajian, diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi gizi, serta komponen monitoring evaluasi gizi yang meliputi monitoring, pengukuran, dan evaluasi.
Gerd (Gastroesofageal Reflux Dideade) murupakan penyakit saluran cerna atas, dimana refluks yang tidak normal dari isi lambung ke esofagus yang disebabkan ketidaknormalan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah.
DIET PADA PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAHpjj_kemenkes
Modul ini membahas diet yang tepat untuk penderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Topik utama meliputi faktor risiko penyakit jantung, diet umum pencegahan, diet dislipidemia, diet jantung, dan diet stroke. Diet disarankan mengurangi lemak jenuh, meningkatkan serat, dan mengendalikan kolesterol serta trigliserida untuk mencegah penyakit tersebut.
Dokumen tersebut membahas empat jenis bentuk makanan yang diberikan kepada pasien di rumah sakit berdasarkan kebutuhan gizi dan kondisi medis, yaitu: makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan cair. Setiap jenis makanan memiliki persyaratan, tujuan pemberian, dan indikasi yang berbeda-beda.
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI pjj_kemenkes
[Ringkuman]
Modul ini membahas peran zat gizi pada berbagai tingkat usia khususnya ibu hamil dan menyusui. Ia menjelaskan perubahan fisiologi yang terjadi pada ibu hamil, diagnosis kehamilan, dan kebutuhan zat gizi seperti energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang meningkat selama kehamilan. Modul ini juga membahas faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil dan janin, serta penambahan berat
Penjelasan mengenai apa itu vitamin A, fungsi dalam tubuh manusia, serta dampak kesehatan yang ditimbulkan dari kelebihan dan kekurangan vitamin ini.
Download this file: http://adf.ly/OGMVg
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, fungsi, dan jenis-jenis diet. Terdapat empat jenis diet yaitu diet padat, lunak, saring, dan cair yang dibedakan berdasarkan tekstur makanannya. Dokumen juga memberikan contoh menu makanan dan bahan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi untuk masing-masing jenis diet.
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
Modul ini membahas berbagai jenis diet yang diberikan kepada pasien di rumah sakit sesuai dengan kondisi penyakitnya, meliputi diet makanan biasa, lunak, saring, dan cair. Diet-diet tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan tekstur dan jenis makanan yang dapat dicerna.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar dietetik yang mencakup pengertian diet, fungsi makanan dalam perawatan orang sakit, tujuan terapi diet, pengaturan makanan orang sakit, dasar penentuan diet bagi orang sakit, dan standar makanan rumah sakit seperti makanan biasa, lunak, saring, cair, dan lewat pipa.
Makalah ini membahas tentang berbagai jenis makanan khusus untuk pasien, mulai dari makanan berbasis nasi, bubur nasi, makanan lunak hingga formula khusus. Jenis makanan ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan tujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi serta menyesuaikan kemampuan pencernaan. Metode pemberian makanan juga disesuaikan, mulai dari oral hingga enteral dan parenteral.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet khusus dan makanan khusus untuk pasien berdasarkan kondisi medis dan gangguan pencernaan mereka. Termasuk diet rendah kalori, rendah garam, tinggi serat, dan diet khusus untuk penyakit seperti diabetes dan jantung. Juga dibahas tentang makanan biasa, makanan lunak, saring, cair, dan nutrisi enteral dan parenteral.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis diet khusus dan makanan khusus untuk pasien berdasarkan kondisi medis dan gangguan pencernaan mereka. Termasuk diet rendah kalori, rendah garam, tinggi serat, dan diet khusus untuk penyakit seperti diabetes dan jantung. Juga dibahas tentang makanan biasa, makanan lunak, saring, cair, dan nutrisi enteral dan parenteral.
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk berbagai gangguan pada saluran pencernaan, termasuk diet untuk disfagia, hematemisis-melena, penyakit lambung, penyakit usus inflamasi, divertikulosis, dan divertikulitis. Diet-diet tersebut dirancang untuk mengurangi gejala, mencegah komplikasi, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien.
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Diet disarankan untuk menurunkan kadar lemak darah, mengurangi berat badan, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan kondisi medis mereka. Diet dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung gejala pasien dan disarankan mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak tak jenuh, s
Dokumen tersebut membahas tentang pemberian makanan pada bayi dan anak serta diet untuk penyakit saluran pencernaan dan gagal ginjal. Termasuk jenis-jenis makanan yang sesuai untuk bayi dan anak berdasarkan usia, serta diet rendah protein dan jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita gagal ginjal dan penyakit saluran pencernaan."
Dokumen tersebut membahas tentang diet untuk penyakit saluran pencernaan atas seperti disfagia, esofagitis, ulkus peptikum, dan gastritis. Diet-diet tersebut dirancang untuk mengurangi risiko aspirasi, mencegah defisiensi zat gizi, dan memberikan istirahat pada saluran pencernaan dengan menyesuaikan bentuk dan jenis makanan sesuai kondisi pasien.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pola makan sehat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu rekomendasi makanan sehat untuk diabetes melitus seperti kacang kenari, kacang polong, cokelat hitam, produk susu olahan, ikan salmon, ikan tuna, oats kaya serat, biji rami, dan selai kacang. Dokumen ini juga menjelaskan tips makan seimbang untuk diabetes melitus seperti membatasi karbohidrat, me
Dokumen tersebut membahas tentang diet untuk beberapa kondisi kehamilan seperti preeklampsia dan diabetes melitus. Tujuan diet preeklampsia adalah mencapai status gizi optimal, menjaga tekanan darah normal, dan mencegah retensi garam. Terdapat 3 jenis diet preeklampsia yang disesuaikan dengan beratnya kondisi. Diet diabetes bertujuan menjaga kadar glukosa darah dengan menyeimbangkan asupan makanan dan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi ibu hamil dan masalah kesehatan yang sering dihadapi, antara lain: (1) kebutuhan gizi ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan janin, (2) status gizi ibu mempengaruhi berat badan bayi, dan (3) gangguan seperti hiperemesis gravidarum, preeklamsia, anemia, konstipasi, hipertensi dan diabetes sering terjadi pada ibu hamil.
Klb 4.5 cara mengisi daftar isi kasus pelayanan kesehatanljjkesehatanpael
Dokumen tersebut memberikan langkah-langkah untuk menemukan dan merekam data kasus penyakit menular di unit pelayanan kesehatan, meliputi menetapkan kriteria kasus, mempersiapkan daftar isian kasus, mengumpulkan data dari register unit pelayanan dan saat pasien berobat, serta contoh daftar isian kasus campak.
Tujuan mempelajari materi ini adalah agar mampu menjelaskan langkah-langkah analisis epidemiologi deskriptif pada KLB penyakit menular. Dokumen ini membahas tentang etiologi, sumber penularan, dan cara mengetahui sumber serta cara penularan suatu KLB melalui pembandingan angka serangan antar kelompok, pelacakan kontak penderita, dan studi analitik membandingkan kelompok terkait dan tidak terkait sumber penularan.
Dokumen tersebut memberikan instruksi langkah demi langkah untuk menginput dan mencari data pasien dalam program epidemiologi lapangan. Langkahnya meliputi memuat file database, menginput 10 rekaman pasien, menavigasi antar rekaman, dan mencari rekaman berdasarkan kriteria tertentu seperti lokasi kejadian.
Latihan ini mengajarkan cara melakukan analisis data dasar di Epi Info seperti membaca file proyek, menampilkan daftar variabel, membuat line listing, mengurutkan line listing berdasarkan variabel tertentu, memilih record berdasarkan kriteria, dan membatalkan pengaturan sort dan select. Langkah-langkahnya meliputi membuka menu Analysis, membaca file proyek, menggunakan perintah Read, Display, List, Sort, Select, dan Cancel Sort serta Cancel Select.
Dokumen ini memberikan instruksi tentang analisis data lanjutan menggunakan perintah ROUTEOUT, FREQ, dan TABLES di Epi Info. Meliputi cara menyimpan hasil analisis ke file HTML khusus, menghitung frekuensi variabel diare dan mual serta menyatukannya dengan variabel lain, dan membuat tabel silang antara variabel sebab dan akibat seperti semur daging dengan mual dan muntah. Tujuannya agar peserta mampu memahami kegunaan perint
Dokumen tersebut membahas konsep dasar keperawatan yang mencakup falsafah dan paradigma keperawatan. Falsafah keperawatan dijelaskan sebagai keyakinan perawat dalam memberikan perawatan berdasarkan nilai-nilai keperawatan, sedangkan paradigma keperawatan didefinisikan sebagai pandangan global yang dianut oleh komunitas keperawatan dalam menghubungkan berbagai teori dan membangun kerangka kerja keperawatan. Dokumen ini juga menjel
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan keperawatan yang mencakup pengertian, tujuan, kegiatan dalam diagnosis keperawatan seperti menentukan prioritas masalah, kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan, dan menetapkan rasional rencana tindakan keperawatan. Dokumen ini memberikan panduan lengkap tentang proses perencanaan keperawatan mulai dari penilaian, diagnosis, perumusan tujuan dan rencana tindakan, hing
Dokumen tersebut membahas tentang konsep proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan digunakan untuk merencanakan pelayanan keperawatan, menangani respon pasien, dan memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas pelayanan dan mengatasi masalah terkait kebutuhan dasar pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
Modul iii gizi kb 1
1. Kebutuhan Gizi pada Pasien dengan
Berbagai Gangguan Sistem Tubuh
Semester 01
Kegiatan Belajar I
JENIS DIET DAN
HUBUNGANNYA DENGAN
PENYAKIT
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Jakarta 2013
Prodi Keperawatan
2. Makanan ini sama dengan sehari-hari yang
beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk,
tekstur, dan aroma yang normal.
Makanan Biasa
3. misalnya conjungtivitis tanpa demam, penyakit kulit yang
bukan alergi, low back pain, penyakit pada hidung telinga
dan tenggorokan (THT) yang tidak memerlukan operasi
Contoh pasien yang mendapatkan jenis makanan biasa
4. Tujuan diet, adalah memberikan
makanan sesuai kebutuhan gizi untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh.
5. Cukup mineral, vitamin, dan kaya serat,
makanan tidak merangsang saluran cerna,
makanan sehari-hari beraneka ragam dan
bervariasi
Syarat diet pada makanan biasa adalah :
Energi sesuai kebutuhan normal orang
dewasa sehat dalam keadaan istirahat,
Protein 10-15% dari kebutuhan energi
total,
Lemak 10-25% dari kebutuhan energi total,
karbohidrat 60-75% dari kebutuhan energi
total,
6. Indikasi pemberian , diberikan kepada
pasien yang tidak memerlukan diet khusus
yang berhubungan dengan penyakitnya.
7. untuk diet makanan biasa ini adalah makanan yang merangsang,
seperti makanan yang berlemak tinggi, terlalu manis, terlalu
berbumbu, dan minuman yang mengandung alkohol.
Makanan yang tidak dianjurkan
8. ML adalah makanan yang memiliki tekstur
yang mudah dikunyah, ditelan, dan dicerna
dibandingkan dengan Makanan Biasa.
Makanan lunak (ML)
9. Tujuan diet makanan lunak adalah
memberikan makanan dalam bentuk lunak
yang mudah ditelan atau dicerna sesuai
kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.
10. Energi, protein,dan zat gizi lain cukup,
Syarat-syarat diet makanan lunak meliputi :
Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau
lunak, sesuai dengan keadaan penyakit dan
kemampuan makan pasien,
Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3
kali makan lengkap dan 2 kali selingan,
Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak
mengandung bumbu yang tajam
11. Indikasi pemberian makanan lunak ini diberikan
kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien
dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu
tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelan, serta sebagai
perpindahan dan makanan saring ke makanan biasa.
12. terdiri dari makan pagi dengan bubur ayam, telur ½ masak
, jus tomat dan teh. Menu makan siang terdiri dari nasi
tim/bubur, pepes tenggiri, tumis tempe, bening bayam,
pepaya iris, makan malam terdiri dari nasi tim/bubur, bistik
Jerman, tahu isi kukus, sup wortel + buncis, pisang
Menu Makanan Sehari
14. Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras ditim, dibubur, kentang direbus, dipure,
makaroni, soun, mi, misoa direbus, roti; biskuit;
tepung sagu;, tapioka; maizena, hunkwe
dibubur atau dibuat puding; gula; madu
Nasi digoreng,beras ketan, ubi, singkong, tales,
cantel
Sumber protein hewani Daging, ikan, ayam, unggas tidak berlemak
direbus, dikukus, ditim, dipanggang; telur
direbus, diceplok air, diorak-arik; bakso ikan,
sapi atau ayam direbus; susu; milk shake,
yogurt, keju.
Daging dan ayam berlemak dan berurat banyak,
daging ayam, ikan dan telur digoreng; ikan
banyak duri
Sumber protein nabati Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis,
dipanggang, kacang hijau direbus; susu kedelai
Tempe, tahu, dan kacang-kacangan digoreng;
kacang merah
Sayuran Sayuran tidak banyak serat dan dimasak seperti
daun bayam, kangkung, kacang panjang muda,
buncis muda, oyong muda dikupas, labu siam,
labu kuning, labu air, tomat, dan wortel
Sayuran banyak serat seperti daun singkong,
daun katuk,daun melinjo, nangka muda,
keluwih, genjer, pare, krokot, rebung; sayuran
yang menimbulkan gas seperti kol, sawi, lobak;
sayuran mentah
Buah-buahan Buah segar dihaluskan tanpa kulit seperti pisang
masak, pepaya, jeruk manis dan jus buah.
Buah banyak serat dan menimbulkan gas seperti
nenas, nangka masak, durian, buah utuh, buah
kering
Bumbu-bumbu Dalam jumlah terbatas : garam, gula, pala, kayu
manis, asam, saos tomat, cuka, kecap
Cabe dan merica
Minuman Sirop, teh dan kopi encer, jus sayuran dan jus
buah, air putih masak
Minuman beralkohol dan soda seperti bir, coca
cola, teh dan kopi kental,dll
Selingan Es krim, puding Kue kacang, kue kenari, buah kering, kue terlalu
manis dan berlemak
15. Makanan semi padat yang mempunyai
tekstur lebih halus daripada makanan
lunak sehingga lebih mudah ditelan dan
dicerna.
Makanan saring
16. memberikan makanan dalam bentuk semi
padat dengan jumlah yang mendekati
kebutuhan gizi pasien untuk jangka waktu
pendek sebagai proses adaptasi terhadap
bentuk makanan yang lebih padat.
Tujuan Diet
17. Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama
1-3 hari, karena kurang memenuhi kebutuhan gizi,
terutama energi dan tiamin
Syarat Diet Makanan Saring
Rendah serat, diberikan dalam bentuk
disaring atau diblender
Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu
6-8 kali sehari
18. Indikasi pemberian makanan saring adalah pada
pasien sesuadah mengalami operasi tertentu, pada
pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna,
serta kepada pasien dengan kesulitan mengunyah
dan menelan, atau sebagai perpindahan dari
Makanan Cair Kental ke Makanan Lunak.
19. Pagi pasien diberi bubur sumsum, telur ½ masak susu
dan jus tomat, pukul 10.00 diberikan selingan bubur
kacang hijau halus, siang pasien diberikan bubur tepung
beras, semur daging, tim tahu, jus pepaya, dilanjutkan
puding maizena pada pukul 16.00.
Contoh Menu Makanan Saring
21. makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan ini diberikan pada
pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan
yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, mual dan muntah, pasca
perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah.
Makanan cair
23. Makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa
(residu) minimal dan tembus pandang bila
diletakkan pada wadah bening.
Makanan cair jernih
24. 2) mencegah dehidrasi dan
menghilangkan rasa haus.
Tujuan diet Makanan cair jernih
1) memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi
kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya
sedikit meninggalkan sisa,
25. Makanan disajikan dalam bentuk cair jernih
Syarat diet makanan cair jernih
Bahan makanan hanya terdiri dari sumber
karbohidrat,
Tidak merangsang saluran cerna dan
mudah diserap,
Sangat rendah sisa,
Diberikan hanya 1-2 hari saja,
Diberikan dalam porsi kecil dan sering.
26. makanan berbentuk cair atau semi cair
pada suhu ruang dengan kandungan serat
minimal dan tidak tembus pandang.
Makanan Cair Penuh
27. 1) Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang
memenuhi kebutuhan gizi.
2) Meringankan kerja saluran cerna.
Tujuan diet pada makanan ini
28. Tidak merangsang saluran cerna,
Syarat diet Makanan Cair Penuh
Bila diberikan lebih dari 3 hari harus dapat
memenuhi kebutuhan energi dan protein,
Kandungan energi minimal 1 kkal/ml, konsentrasi
cairan dapat diberikan bertahap,
Berdasarkan masalah pasien, dapat diberikan
formula rendah atau bebas laktosa, formula tanpa
susu dan sebagainya,
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
dapat diberikan tambahan ferosulfat, vitamin B
kompleks, dan vitamin C,
Sebaiknya osmolaritas < 400 Mosml
30. 1) FRS dengan susu (whole/skim) diberikan
pada pasien dengan lambung, usus halus
dan kolon bekerja normal,
2) FRS blender, makanan ini memerlukan
tambahan makanan berserat
3) FRS rendah laktosa, diindikasikan pada
pasien yang intolerans terhadap glukosa
4) FRS tanpa susu untuk pasien yang tidak
tahan protein susu.
Formula
Sakit
Rumah
31. Sekarang tentang FK, terdapat 10 jenis
formula komersial yaitu sebagai berikut :
FormulaKomersial
32. No Jenis FK Indikasi Pemberian
1 rendah/bebas laktosa Tidak tahan terhadap laktosa
2 MCT (Medium Chain Triglycerida) Malabsobsi lemak
3 dengan BCAA (Branched Chain Amino
Acid)
Sirosis hati
4 Protein tinggi Katabolisme meningkat
5 Protein rendah Gagal ginjal
6 Protein terhidrolisa Alergi protein
7 Tanpa susu Tidak tahan terhadap protein
susu
8 Dengan serat Perlu suplemen serat
9 Rendah sisa Reseksi usus
10 Indeks glikemik rendah Diabetes Mellitus
33. Makanan Makanan yang mempunyai konsistensi kental atau
semipadat pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan
proses mengunyah dan mudah ditelan.
Kental
Cair
34. Memberikan makanan yang tidak
membutuhkan proses mengunyah, mudah
ditelan, dan mencegah terjadinya aspirasi,
yang memenuhi kebutuhan gizi
Tujuan Diet makanan cair kental
“
“
35. Mudah ditelan dan tidak merangsang
saluran cerna
Syarat diet makanan cair kental
Cukup energi protein
Diberikan bertahap menuju ke makanan
lunak
Porsi diberikan kecil dan sering ( setiap 2-3 jam)
36. Menuliskan jenis makanan yang
dibutuhkan misalnya Makanan Cair Jernih
(MCJ), Makanan Cair Penuh Oral/Enteral
(MCPO/MCPE), atau Makanan Cair Kental
(MCK).
Cara Memesan Makanan
37. Diet ini digunakan untuk mengetahui pengeluaran lemak dalam fases (steatorea).
Diagnosis steatorea dibuat apabila terdapat lebih dari 5 gram lemak dalam feses
sehari ( 15 gram/3 hari ).
Diet untuk Pemeriksaan Keseimbangan
Lemak
38. Sumber protein hewani meliputi
susu rendah lemak, susu skrim, sarden.
Bahan Makanan Yang Tidak Boleh Diberikan
42. Energi dan protein sesuai dengan kebutuhan
atau sedikit ai atas kebutuhan basal
Syarat-syarat diet untuk pemeriksaan kolonoskopi
Rendah sisa agar kolon menjadi bersih
Banyak minum untuk melancarkan defekasi
Diberikan 2-3 hari sebelum tindakan kolonoskopi
43. Bahan Makanan Berat(g)
Tepung beras 100
Gua merah 60
Gula pasir 80
Susu bubuk rendah sisa 150
Bahan Makanan Sehari untuk diet ini
adalah sebagai berikut :
44. Sedangkan nilai gizi nya seperti Energi 1700 kkal, Lemak 21 g, Protein 38g , dan Karbohidrat
340 g. Dalam sehari diet dapat dibagi dalam menu sebagai berikut :
Waktu Menu Bahan Makanan Berat (g)
Pukul 07.00 Bubur sumsum tanpa santan Tepung beras 30
Saus gula merah Gula merah 20
Teh manis Gula pasir 20
Air putih Sekehendak
Pukul 10.00 Enteral komersial sustacal 50
Air putih
Sekehendak
Pukul 13.00 Bubur sumsum tanpa santan Tepung beras 35
Saus gula merah Gula merah 20
Teh manis Gula pasir 20
Air putih
Sekehendak
Pukul 16.00 Enteral komersial sustacal
Air Putih 50
Sekehendak
Pukul 18.00 Bubur sumsum tanpa santan Tepung beras 35
Saus gula merah Gula merah 20
Teh manis Gula pasir 20
Air putih
Sekehendak
Pukul 20.00 Enteral komersial Sustacal 50
Teh manis Gula pasir 20
Air putih Sekehendak