Modul Ajar Modul projek - Kearifan Lokal - Kearifan Lokal - Fase D.pptx
1. AKU PENJAGA
MEMAKNAI LAYANG SESAJI
PENYUSUN:
ANDRI HERNANDI
DEPT. PENDIDIKAN
MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA
INDONESIA
TEMA: KEARIFAN LOKAL
PROJEK PENGUATAN PROFIL PANCASILA
BAGI GURU SMP – FASE D
2. PENDAHULUAN
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi
dengan Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan
dan peribadatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta pengamalan budi luhur yang ajarannya
bersumber dari kearifan lokal Bangsa Indonesia.
Kearifan lokal biasanya tercermin dalam nilai-nilai kelompok masyarakat tersebut, seperti pada
nyanyian, pepatah, tarian, atau bahkan semboyan. Nilai-nilai kearifan lokal yang tertanam di dalam
kelompok masyarakat, akan menjadi bagian hidup yang tidak dapat terpisahkan. Kita bisa melihatnya
melalui perilaku sehari-sehari masyarakat tersebut.
Adalah suatu kenyataan mutlak, bahwa masyarakat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
menjelujuri kehidupan bangsa, khususnya di masyarakat adat sebagai suatu tradisi. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya upacara tradisional (turun temurun) dalam kehidupan masyarakat, seperti
: KEHIDUPAN (contoh: Selamatan 7 bulan kandungan (hamil), Kelahiran, Khitanan,Perkawinan,
Kematian : Nyusur tanah, 3 hari, 7 hari, 40 hari, mendak (1 tahun), 1000 hari. Sementara itu untuk
PENGHIDUPAN (contoh: menanam padi, memotong padi,membangun rumah).
Baik yang menyangkut segi penghidupan maupun kehidupan tersebut di atas, leluhur bangsa kita
mempergunakan sebagai KIAS, berupa : Perhiasan dari emas dan/ atau permata (kalau ada), pakaian
baru, kembang-kembangan, daun-daunan dan lain sebagainya. Memang harus diakui hal itu unik,
unik karena sifat khas yang mencolok, sangat berlainan dengan tata cara agama dan ilmu
pengetahuan.
Seandainya setiap kata dan kalimat ditulis dengan huruf serta bahasa yang berlaku pada zaman
leluhur, sudah dapat dipastikan yang dapat membaca dan memahaminya dewasa ini akan amat
kurang sekali. Akan tetapi dalam bentuk KIAS, seseorang yang buta huruf pun akan dapat memahami
KIAS bentuk apa yang dihubungkan dengan maksud upacara, sekalipun maknanya belum dipahami.
Oleh sebab itu dapat dimengerti, apa sebabnya hingga kini hampir semua orang yang teguh kepada
tradisi secara turun temurun dapat melakukannya dengan cermat
3. Dengan mengangkat tema “Kearifan lokal” dan mengacu kepada dimensi Profil
Pelajar Pancasila, Projek “Aku Penjaga Tradisi” ini bertujuan untuk membentuk
peserta didik yang mempunyai kesadaran untuk memahami kehadiran Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan pemahamannya tentang kualitas
atau sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk
Tuhan yang bertanggung jawab yang terdapat nilai-nilai luhur dalam kearifan lokal
terutama saat tradisi kelahiran. Selain itu tujuan projek ini adalah untuk
memahami bahwa kita ada karena ada orang tua yang melahirkan kita atas dasar
kehendak dari Tuhan Yang Maha Esa.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan, siswa mengeksplorasi dan memahami
tradisi layang sesaji serta permasalahan kesalahpahaman tentang layang sesaji,
kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi bahwa dalam layang sesaji
terdapat tata cara ritual yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus dipahami
sehingga siswa dapat menunjukkan rasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan menerima apa yang menjadi kodratnya. Setelah tahap pengenalan, siswa
masuk dalam tahap kontekstualisasi dengan melakukan riset dengan cara
mengidentifikasi sumber-sumber pengetahuan awal tentang layang sesaji dalam
kehidupan di masing-masing komunitas. Selanjutnya siswa masuk ke dalam tahap
aksi, di mana siswa melakukan demonstrasi dan presentasi layang sesaji, dan
diakhir tahapan siswa bersama guru bahkan jika memungkinkan dengan orang tua
serta ketua adat melakukan refleksi bersama memahami hubungan manusia
dengan Tuhan dan alam semesta melalui pemaknaan layang sesaji.
Melalui projek ini, siswa diharapkan dapat mengembangkan Profil Pelajar
Pancasila, terutama dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak
Mulia
Tujuan, Alur,
dan Target
Pencapaian
Projek
Hal yang perlu diperhatikan sebelum
memulai Projek
● Apakah di sekolah tersedia
guru/penyuluh pendidikan
kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa?
● Apakah di sekitar sekolah atau rumah
peserta didik tersedia/dekat dengan
sasana sarasehan (peribadatan)
komunitas penghayat Kepercayaan?
● Apakah komponen layang sesaji
tersedia/dapat disediakan dengan
mudah di wilayah peserta didik
tinggal?
● Apakah terdapat pemuka
adat/sesepuh di wilayah peserta
didik tinggal?
Tips & Alternatif
● Apabila belum ada penyuluh di
wilayah tersebut dapat dibantu oleh
orang tua siswa atau sesepuhnya
● Apabila belum ada sasana sarasehan
bisa dilakukan dirumah saja bersama
orang tua dan sesepuh
● Apabila komponen layang sesaji
belum ada atau tidak lengkap bisa
menggunakan yang ada atau simulasi
● Bila tidak ada pemuka dapat
dibantu oleh orang tua
4. Tahap Pengenalan: Mengenali dan membangun kesadaran siswa untuk memahami makna layang sesaji
1.
Perkenalan: Tradisi Layang Sesaji
manfaat dan permasalahannya
2.
Eksplorasi Tradisi layang
sesaji dan permasalahan
kesalahpahaman
pemanfaatan layang sesaji
3.
Refleksi Awal adanya nilai-nilai
keTuhanan dalam layang sesaji
(Tata cara ritual, rasa bersyukur,
menerima apa yang menjadi
kodrat)
4.
Penyusunan proposal
projek tentang nilai-nilai
luhur dalam layang sesaji
Tahap Kontekstualisasi: mengkontektualisasikan tradisi layang sesaji pada setiap komunitas
5.
Identifikasi sumber-sumber
pengetahuan tentang layang sesaji
dalam kehidupan di masing-masing
komunitas
6.
Kunjungan ke sasana
sarasehan salah satu
komunitas kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha
Esa
7.
Pengambilan, pengolahan, dan
penyajian data layang sesaji
8.
Asesmen Formatif:
Presentasi Pemaknaan
salah satu tradisi layang
sesaji sesuai karakteristik
wilayah dan komunitas
Tahap Aksi: Pelaksanaan layang sesaji sebagai kegiatan ritual/tradisi
9.
Demonstrasi penyiapan layang sesaji
10.
Presentasi Katalog layang
sesaji
11.
Asesmen Formatif simulasi
demonstrasi penyiapan layang
sesaji
Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut: Membangun kesadaran pribadi dan sesama dalam mensyukuri atas pemberian Tuhan Yang Maha Esa
12.
Asesmen Sumatif: Pembuatan Karya Tulis: : “Aku
Penjaga Tradisi” Memaknai Layang Sesaji
13.
Refleksi internalisasi nilai-nilai Ketuhanan dalam layang
sesaji dalam bentuk jurnal mini yang berisi tentang (tata
cara ritual, curahan rasa bersyukur, menerima apa yang
menjadi kodrat)
Tahapan dalam projek “Aku Penjaga Tradisi”
5. Dimensi, elemen, dan sub elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Profil Pancasila
terkait
Elemen Profil peserta didik
Pancasila
Sub-elemen profil
pelajar Pancasila
Target Pencapaian di akhir Fase D (SMP, 12-15 tahun) Aktivitas terkait
Beriman, Bertakwa Akhlak beragama dan Mengenal dan Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari serta 6,7,8,10,11,12,
13
kepada Tuhan YME, dan berkepercayaan terhadap Mencintai Tuhan Yang mengaitkan pemahamannya tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan
Berakhlak Mulia Tuhan Yang Maha Esa Maha Esa (S.E.1) dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk Tuhan yang
bertanggung jawab.
Pemahaman Agama/
Kepercayaan (S.E.2)
Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama
/kepercayaan dalam konteks Indonesia, membaca kitab suci, serta
6,7,8,10,11,12,
13
memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait hubungan sesama
manusia dan alam semesta.
Pelaksanaan Ritual
Ibadah (S.E.3)
Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan
tuntunan agama/kepercayaan, serta berpartisipasi pada perayaan
1,2,3,6,7,8,9,10,
11,12, 13
hari-hari besar
Akhlak Pribadi Integritas (S.E.4) Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta 3,4,5,8,9,10,11,
memahami konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain 12, 13
6. (Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase
Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia
Mulai berkembang Sedang berkembang Berkembang sesuai harapan Sangat Berkembang
Mengenal dan Mencintai Memahami bahwa dirinya ada Menyadari bahwa dirinya Mengaktualisasikan potensi Mensyukuri kehadiran dirinya
Tuhan Yang Maha Esa atas kehendak Tuhan Yang memiliki potensi diri sebagai diri sebagai karunia Tuhan atas kehendak Tuhan Yang
Maha Esa karunia dari Tuhan Yang Maha yang harus disadari untuk Maha Esa untuk dapat
Esa kepentingan sesama berguna bagi sesama dan
alam semesta
Pemahaman Agama/ Menerima Ajaran Mempraktekan ajaran Menghubungkan ajaran Memaknai ajaran
Kepercayaan Kepercayaan Terhadap Tuhan kepercayaan Terhadap Tuhan Kepercayaan Terhadap Tuhan Kepercayaan Terhadap Tuhan
Yang Maha Esa sebagai Yang Maha Esa di Yang Maha Esa antar sesama Yang Maha Esa terkait
pedoman hidupnya lingkungannya masing-masing dan alam semesta hubungan antar manusia dan
alam semesta
Pelaksanaan Ritual Ibadah Melaksanakan ritual/ibadah Menunjukan kebiasaan untuk Menangkap relasi antara Menunjukkan tindakan
sesuai ajaran Kepercayaan melaksanakan ritual/ibadah pelaksanaan ritual/ibadah disiplin pribadi sebagai
Terhadap Tuhan YME. sesuai ajaran Kepercayaan dengan sikap perilaku perilaku sehari-hari untuk
Terhadap Tuhan YME sehari-hari melaksanakan ibadah secara
rutin dan mandiri.
Integritas Mengetahui adanya Menjelaskan kebenaran dan Menyadari kebenaran dan Menangkap relasi kebenaran
kebenaran dan fakta dalam fakta dalam ajaran fakta ajaran Kepercayaan positif antara ajaran
ajaran kepercayaan terhadap Kepercayaan Terhadap Tuhan Terhadap Tuhan Yang Maha Kepercayaan dengan sistem
Tuhan YME YME Esa memberikan agama/kepercayaan lainnya
7. Relevansi
projek ini
bagi sekolah
Layang sesaji/sesajen merupakan budaya dan tradisi turun temurun yang terdapat di masyarakat nusantara,
khususnya bagi masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat leluhur, tak terkecuali penghayat
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa..
Menurut Koentjaraningrat (1984 : 342) sesaji merupakan salah satu sarana upacara yang tidak bisa ditinggalkan,
dan disebut juga dengan sesajen yang mempunyai makna simbolik tertentu dan dijadikan sebagai media untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjelujur kehidupan bangsa, khususnya di
masyarakat adat sebagai suatu tradisi. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya upacara tradisional (turun
temurun) dalam kehidupan masyarakat, seperti : KEHIDUPAN (contoh: Selamatan 7 bulan kandungan (hamil),
Kelahiran, Khitanan,Perkawinan, Kematian : Nyusur tanah, 3 hari, 7 hari, 40 hari, mendak (1 tahun), 1000 hari.
Sementara itu untuk PENGHIDUPAN (contoh: menanam padi, memotong padi,membangun rumah).
Baik yang menyangkut segi penghidupan maupun kehidupan tersebut di atas, leluhur bangsa kita
mempergunakan sebagai KIAS, berupa : Perhiasan dari emas dan/ atau permata (kalau ada), pakaian baru,
kembang-kembangan, daun-daunan dan lain sebagainya. Memang harus diakui hal itu unik, unik karena sifat
khas yang mencolok, sangat berlainan dengan tata cara agama dan ilmu pengetahuan.
Sekolah merupakan tempat strategis dalam internalisasi nilai-nilai jati diri bangsa dan pembentukan karakter
moral keindonesiaan, sehingga sekolah diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk melakukan proses
internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai luhur yang terdapat dalam makna sesajen.
8. Cara
Penggunaan
Perangkat
Ajar Projek ini
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMP (Fase D) yang berada di sekolah
penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengusung tema Kearifan Lokal. Di dalam
perangkat ajar untuk projek “Aku Penjaga Tradisi” ini, ada 13 (tiga belas) aktivitas yang saling berkaitan.
Tim penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada kelas 9 dikarenakan tingkat kematangan
berpikir dan bertindak serta usia pra remaja, dimana anak sudah memililki kepekaan intelektual yang
tinggi, dimana mereka sering mengeksplorasi dirinya, rasa ingin tahunnya tinggi, dan sangat berminat
terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Oleh karena itu, aktivitas yang ditawarkan disusun
sedemikian rupa agar siswa tidak hanya mengetahui layang sesaji hanya sebatas pengetahuan saja tetapi
perlu dieksplorasi dalam dirinya dan lingkungan dengan sikap bersyukur dan menerima atas kodratnya
yang Tuhan telah berikan kepada seluruh makhluk hidup.
Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester, dengan total
kurang lebih 79 JP. Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu
yang cukup untuk melakukan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi siswa. Siswa juga
mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-masing aktivitas dengan baik.
Namun demikian, tim penyusun memahami bahwa kondisi tiap sekolah berbeda-beda. Oleh karena itu,
guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan jumlah
aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas diselesaikan dalam waktu singkat
atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar.
Materi ataupun rancangan aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien
sesuai dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri. Kami
juga akan memberikan saran praktis dan alternatif pelaksanaan beberapa aktivitas, serta rekomendasi
aktivitas pengayaan, jika diperlukan.
10. Persiapan
1. Guru mengumpulkan berbagai bahan-bahan mengenai tradisi layang sesaji
2. Guru mengumpulkan bahan-bahan permasalahan kesalahpahaman mengenai kegiatan layang sesaji
3. Guru dapat melihat tentang layang sesaji pada kanal youtube ini :
https://www.youtube.com/watch?v=O2DnOAMy9TU
Pelaksanaan
1. Guru memulai memperkenalkan tema projek berkaitan dengan layang sesaji
2. Guru menanyakan kepada siswa apa yang mereka tahu tentang layang sesaji yang ada di
komunitasnya. Beberapa contoh pertanyaan dapat diajukan berdasarkan literasi Adiksimba:
a) Apa layang sesaji itu? dan Apa contohnya?
b) Apa saja layang sesaji yang kamu ketahui?
c) Dimana layang sesaji itu dilakukan?
d) Siapa saja yang melaksanakan layang sesaji itu?
e) Mengapa layang sesaji itu penting?
f) Nilai-nilai kebaikan apa saja yang terdapat dalam layang sesaji?
g) Bagaimana layang sesaji itu disiapkan?
3. Guru memperkenalkan isu kesalahpahaman mengenai sesaji kepada siswa dengan mengajukan
beberapa pertanyaan:
a) Apa saja yang menjadi isu kesalahpahaman mengenai layang sesaji?
b) Mengapa tradisi layang sesaji terjadi kesalahpahaman?
c) Bagaimana solusi untuk mengurangi kesalahpahaman tradisi layang sesaji?
Tugas
1. Siswa diminta untuk melakukan riset mandiri mengenai layang sesaji dari berbagai komunitas
kepercayaan komunitas dirinya atau di luar komunitas nya.
2. Membuat daftar pertanyaan dengan jawabannya berdasarkan pendapat sendiri mengacu kepada
literasi ADIKSIMBA yang dikomunikasikan dengan orang tua atau pemuka adat/sesepuh mengenai
layang sesaji yang dilakukan di komunitas dirinya atau diluar komunitasnya.
3. Mendiskusikan dengan orang tua/pemuka adat/sesepuh untuk menjawab pertanyaan permasalahan
kesalahpahaman mengenai tradisi layang sesaji yang diajukan oleh guru dituangkan dalam Lembar
Kerja Siswa (LKS)
1.
Perkenalan:
Tradisi
Layang
Sesaji
manfaat dan
permasalahannya
Waktu: 3x@2 JP
Slide presentasi
(2JP), Literasi
Adiksimba (2JP),
LKS (2JP)
Peran Guru:
Fasilitator
Alternatif:
Apabila guru dan siswa
kesulitan mengakses internet,
bisa mencari bahan explorasi
kepada ketua
adat/sesepuh/orang tua
untuk menjelaskan mengenai
layang sesaji beserta
maknanya..
Sub-Elemen yang
disasar:
S.E.3
12. 1.2
[contoh]
Lembar
Kerja Siswa
Nama siswa:
Apa saja yang menjadi isu kesalahpahaman mengenai layang sesaji?
Mengapa tradisi layang sesaji terjadi kesalahpahaman?
Bagaimana solusi untuk mengurangi kesalahpahaman tradisi layang sesaji?
Kelas:
13. 2.
Eksplorasi
Tradisi layang sesaji
dan permasalahan
kesalahpahaman
pemanfaatan layang
sesaji
Pelaksanaan
1. Guru meminta siswa untuk melihat trailer film sajen 2018 pada link dibawah:
https://www.youtube.com/watch?v=FU11f8KOPUw (Catatan: masih mencari
film yang sesuai dengan siswa SMP)
2. Setelah menonton film ini, siswa diminta untuk memberikan pendapat
setelah mendapat pemahaman awal hasil riset mandiri. Adapun guru dapat
memberikan pertanyaan untuk memandu diskusi.
a) Apakah siswa dapat memahami mengenai penggunaan sesaji?
b) Apakah siswa dapat memahami penggunaan sesaji yang keliru?
c) Apakah siswa dapat memberikan pandangan atau pendapat mengenai
penggunaan layang sesaji tersebut?
d) Apakah siswa dapat menjelaskan nilai/makna luhur (kebaikan) dalam
layang sesaji
e) Apakah siswa dapat memberikan solusi untuk memberikan penjelasan
layang sesaji agar tidak terjadi pandangan yang keliru mengenai
layang sesaji?
3. Guru menjelaskan kembali tentang berbagai kesalahpahaman kegiatan
layang sesaji yang berdampak pada pandangan keliru dalam aktivitas ritual
masyarakat penghayat kepercayaan.
4. Guru menjelaskan kembali makna layang sesaji yang mempunyai nilai-nilai
luhur (Ketuhanan), kemudian siswa diajak untuk menambahkan dari hasil
riset mandiri siswa.
Waktu: 3 JP
Slide presentasi,
Video
Peran Guru:
Narasumber dan
Fasilitator
TIPS Guru:
Guru/Pendidik/Penyuluh
diharapkan telah membaca
dan memahami makna
layang sesaji. Sumber
bacaan bisa di unduh di
website MLKI:
https://www.mlki.or.id/mo
dul-dan-buku-bahan-ajar/
Alternatif:
Apabila guru dan siswa
kesulitan mengakses internet,
bisa mencari bahan explorasi
kepada ketua
adat/sesepuh/orang tua
untuk menjelaskan mengenai
layang sesaji beserta
maknanya..
14. 3.
Refleksi Awal
adanya nilai-nilai
luhur (kebaikan)
dalam layang sesaji
Waktu: 3 JP
Lembar refleksi,
Peran Guru:
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Dari hasil eksplorasi, ajak siswa untuk mendalami dan memahami makna yang terkandung
dalam layang sesaji sebagai sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.
a) Apakah siswa dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur (keTuhanan)?
b) Apakah siswa melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di tempat peribadatan
(sasana sarasehan).
c) Apakah siswa sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang terdapat
dalam komunitasnya.
d) Apakah siswa sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari makna/nilai-nilai
kebaikan dalam layang sesaji?
e) Apakah menurut siswa, mereka sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan terdekatnya (rumah dan
sekolah)”
2. Setelah siswa mengisi lembar refleksi, guru dapat membaca dan mengidentifikasi
pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki saat ini.
3. Guru dapat mengajak siswa untuk berbagi hasil dari refleksi tersebut, seperti:
a) Hal yang menarik untuk mereka tentang makna layang sesaji
b) Hal yang bisa dilakukan remaja seusia mereka untuk berkontribusi
c) Kendala yang biasa ditemui saat mereka ingin mempertahankan tradisi layang sesaji
15. 3.
[Contoh]
Lembar
Refleksi Awal
adanya nilai-nilai
luhur (kebaikan)
dalam layang sesaji
Nama:
Kelas:
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Aku dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur
(keTuhanan)? (S.E.3)
Aku dapat melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di
tempat peribadatan (sasana sarasehan). (S.E.3)
Aku sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
terdapat dalam komunitasnya. (S.E.2)
Aku sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari
makna/nilai-nilai kebaikan dalam layang sesaji? (S.E.4)
Menurutku, aku sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan
terdekatnya (rumah dan sekolah). (S.E.3)
Hal yang sudah kuketahui tentang makna layang sesaji yang merupakan
kearifan lokal bangsa
Hal yang ingin kupelajari tentang makna layang sesaji yang merupakan
kearifan lokal bangsa
16. 4.
Penyusunan
Proposal
Projek Mandiri
nilai-nilai luhur dalam
layang sesaji
Pelaksanaan
1. berdasarkan hasil refleksi, siswa diminta untuk menyusun proposal
projek secara mandiri untuk mempersiapkan simulasi pelaksanaan
tradisi layang sesaji.
2. Guru menjelaskan sistematika/kerangka proposal projek layang
sesaji berdasarkan panduan kerangka proposal yang diberikan
kepada siswa, yang memuat:
a) Latar belakang (Pengantar, rumusan masalah, pilihan layang
sesaji sesuai minat dan ketertarikan)
b) Tahapan Pelaksanaan layang sesaji (Identifikasi komponen
layang sesaji, prosedur /urutan penyiapan layang sesaji)
c) Perencanaan Projek (Alat dan bahan, usulan
pendamping/mentor, rencana alur kerja)
3. Siswa mengerjakan proposal didampingi oleh guru
4. Guru memberikan tanda-tangan pada halaman/lembar validasi
Waktu: 6-8 JP
Slide Presentasi
Kerangka Proposal
Peran Guru:
Narasumber dan
Fasilitator
Sub-Elemen yang
disasar:
S.E.4
17. 4.1
[Contoh]
Panduan
Kerangka
Proposal:
Tradisi
Layang
Sesaji
Nama siswa: Kelas:
Topik Layang Sesaji :
I. Latar belakang
a. Pengantar Tema (Apa, mengapa tema tersebut dipilih penting, apa alasannya?)
b. Rumusan masalah (deskripsi-batasan lingkup & fokus permasalahan)
c. Minat dan ketertarikan (mengapa tertarik dengan topik yang diangkat)
II. Tahapan pelaksanan
a. Identifikasi komponen layang sesaji
b. identifikasi prosedur/urutan penyiapan layang sesaji
III. Perencanaan Projek
a. Alat dan bahan (beserta estimasi biaya)
b. Usulan mentor (sesepuh/pemuka adat)
c. Rencana Alur Kerja (langkah utama, rincian langkah utama, lini masa pekerjaan)
18. 5.
Identifikasi
sumber-sumber
pengetahuan
tentang layang sesaji
dalam kehidupan di
masing-masing
komunitas
Waktu: 6 JP
Proposal projek,
sumber pustaka
Peran Guru:
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Guru mengajak kepada siswa untuk mencari sumber-sumber pengetahuan baik melalui
Bahan Pustaka (buku ajaran, buku umum, ebook, jurnal, majalah, koran, dll), Internal
website, Poster/booklet/leaflet (printed dan online), Makalah/handout/materi presentasi
dari kegiatan training/sharing/meeting, rekaman audio/video yang berkaitan dengan
tradisi layang sesaji yang dipilih dan diminatinya.
2. Guru membimbing proses pencarian pengetahuan yang benar dan tepat serta
memungkinkan untuk diperoleh secara mudah sesuai dengan tujuan dari proposal projek
layang sesaji pada aktivitas ke 4.
3. Siswa dapat membuat daftar komponen-komponen layang sesaji beserta maknanya
sesuai dengan pemahaman awal siswa.
4. Siswa membuat diagram prosedur/urutan penyiapan layang sesaji dilengkapi dengan
foto/gambar yang ada.
5. Siswa menyempurnakan kembali proposal projek layang sesaji sebagai acuan dalam
pengerjaan projek layang sesaji yang dipilih serta diminati.
6. Siswa menjelaskan dan diskusi kembali proposal projek dengan guru
7. Siswa mengembangkan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk persiapan kunjungan
lapangan.
19. 6.
Kunjungan ke
sasana
sarasehan
salah satu komunitas
kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
Waktu: 10 JP
(tergantung jarak
lokasi dari sekolah)
Bahan:
Tranportasi, buku
dan alat tulis,
kamera (HP) untuk
dokumentasi
Peran Guru:
Pendamping dan
Fasilitator
Persiapan sebelum kunjungan
1. Persiapan Jadwal Kunjungan. Guru mempersiapkan
kunjungan ke sasana sarasehan komunitas
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di
daerah sekolah berada.
2. Persetujuan orang tua. Guru meminta izin kepada
pihak orang tua untuk membawa siswa dalam
kunjungan ini. Guru dapat memberi penjelasan
mengenai tujuan positif dari kunjungan ini kepada
orang tua, tetapi tidak memaksakan apabila orang tua
keberatan.
3. Menghubungi Pengurus Sasana Sarasehan
Komunitas Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, dan mengatur jadwal agar selama kunjungan
dapat bertanya kepada pihak yang bersangkutan.
4. Membuat Pertanyaan Wawancara. Sebelum
kunjungan, dengan bimbingan guru, siswa dapat
mempersiapkan list pertanyaan kunci sesuai dengan
tujuan pada proposal projek kepada pengurus
komunitas/pemuka adat/pelaku tradisi yang
bersangkutan. Guru memberi bimbingan metode
observasi dan wawancara yang baik
5. Tata Krama/Etika Kunjungan. Guru berkomunikasi
dengan pengurus untuk menanyakan tentang hal
yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama
kunjungan. Guru dan siswa menetapkan aturan
bersama apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
selama masa kunjungan.
Pelaksanaan
1. Observasi. Siswa mengobservasi kegiatan tradisi layang
sesaji pada komunitas kepercayaan tersebut.
2. Wawancara. Siswa mewawancarai pengurus/pemuka
adat/pelaku tradisi layan sesaji sesuai dengan list
pertanyaan yang sudah dikembangkan oleh siswa
sebelumnya.
3. Taati peraturan. Siswa diminta untuk menaati peraturan
dari tempat yang dikunjungi.
4. Menulis laporan. Siswa diminta untuk membuat laporan
kunjungan (500 kata). Siswa juga dapat memperkaya
laporan ini dengan memasukkan foto-foto kunjungan
mereka.
Tips untuk guru:
Disarankan agar jadwal ini dapat dilakukan dengan format
kombinasi guided tour (dimana siswa melihat-lihat dengan
arahan dari pengurus dan menanyakan ke pengurus secara
langsung mengenai kegiatan tradisi layang sesaji) dan free
time (dimana siswa diberi waktu untuk mengeksplorasi
komponen layang sesaji dan prosedur penyiapan layang
sesaji tersebut dengan pihak pengurus dan guru)
Alternatif:
Jika kunjungan tidak memungkinkan, sekolah dapat
mengundang perwakilan dari pengurus komunitas atau
orang tua siswa untuk datang ke sekolah atau secara
virtual, dan komponen layang sesaji bisa berupa
dokumentasi berupa foto dan video.
20. 6.1
[Contoh]
Lembar
Observasi
Layang Sesaji
1. Deskripsikan apa yang kamu amati meliputi:
a. Tujuan dan manfaat dari layang sesaji
b. Waktu dan tempat pelaksanaan layang sesaji
c. Proses penyiapan layang sesaji
d. Letak dan urutan layang sesaji
e. Tata krama/Etika dalam kegiatan ritual layang sesaji
2. Tulis setiap makna layang sesaji
a. Cari tahu tentang nama bahan/komponen layang sesaji
b. Cari makna layang sesaji tersebut berkaitan dengan nilai-nilai Ketuhanan dan
kemanusiaan
c. Buat katalog layang sesaji
3. Pembahasan
a. Mendiskusikan kehadiran Tuhan dalam makna layang sesaji
b. Mendiskusikan sifat-sifat Tuhan dalam makna layang sesaji
c. Mendiskusikan peran manusia sebagai Mahluk Tuhan dalam makna layang sesaji
d. Mendisusikan hubungan manusia dengan alam semesta dalam makna layang sesaji
e. Mendiskusikan pemahaman keliru tentang layang sesaji
Nama :
Kelas:
Tanggal Observasi :
Tempat Observasi:
Sub-Elemen yang
disasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3
21. 7.
Pengambilan,
pengolahan,
dan penyajian
data layang sesaji
Waktu: 6-8 JP
Proposal projek
Bahan:
kertas dan alat
tulis
Peran Guru:
Narasumber dan
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Sebelum melaporkan dan mempresentasikan hasil kunjungan, guru
membahas tentang proses pengambilan, pengolahan, dan penyajian
data. Beberapa pertanyaan pemantik diskusi yang dapat digunakan:
○ Apakah data yang diambil sudah benar dan tepat sesuai dengan
tujuan yang ada dalam proposal tradisi layang sesaji yang
diusulkan? baik itu secara kelengkapan komponen atau deskripsi
makna layang sesaji?
○ Bagaimana data tersebut diolah menjadi informasi yang sesuai
dengan tujuan dalam proposal projek?
○ Apa yang akan terjadi bila terjadi data komponen atau deskripsi
makna layang sesaji tersebut tidak lengkap atau memadai?
○ Bagaimana caranya agar kita mengetahui apakah data yang kita
gunakan sudah cukup atau belum?
○ Bagaimana cara menyajikan data tersebut sehingga menjadi
informasi yang dapat dipahami secara mudah oleh orang lain?
2. Guru memberikan penjelasan kepada siswa cara mengidentifikasi
kelengkapan data, pengolahan data, dan penyajian data yang dipakai
untuk melaporkan dan mempresentasikan
3. Siswa mempelajari dan menyusun penyajian data baik itu berupa: tabel,
diagram, katalog.
4. Siswa menyiapkan presentasi sebagai bahan laporan dari hasil penelitian
dan kunjungan lapangan
Sub-Elemen yang
disasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3
Tips untuk guru:
Guru dapat berinteraksi
dengan ketua adat, orang tua
dalam proses pengolahan
data hingga penyajian data
22. 8.
Asesmen
Formatif
Presentasi
Pemaknaan
salah satu tradisi
layang sesaji sesuai
karakteristik wilayah
dan komunitas
Waktu: 3 JP
Bahan: Laptop,
Proyektor
Peran Guru:
Moderator
Pelaksanaan
1. Siswa mempresentasikan hasil
temuan mereka dan
menjawab pertanyaan dalam
sesi tanya jawab
2. Guru memberikan umpan
balik tertulis atas presentasi
siswa di akhir sesi sebagai
bagian dari asesmen formatif
(lihat lampiran 8.1)
3. Guru sebagai moderator
dapat meminta setiap
siswa/kelompok untuk
memberikan satu kesimpulan
dari hasil presentasi yang ada
di akhir presentasi
4. Guru menegaskan kembali
pentingnya pemaknaan dalam
tradisi layang sesaji dan
internalisasi nilai-nilai
keTuhanan dalam tradisi
layang sesaji
Poin penilaian presentasi dan Substansi
Kejelasan ide dan
informasi
● Menceritakan informasi, temuan, dan argumen dengan bukti yang kuat
● Penjelasan mudah dimengerti
● Memilih informasi, mengembangkan ide sesuai dengan kebutuhan
● Melengkapi alternatif solusi atau memberikan pandangan lain sebagai pelengkap
Pengaturan informasi ● Memenuhi semua informasi yang diminta (termasuk sumber referensi)
● Memberikan pendahuluan yang menarik, dan kesimpulan yang tajam
● Bisa mengelola waktu presentasi dengan baik
Gestur dan
penyampaian
● Bicara jelas, tidak terlalu cepat/lambat
● Menjaga gestur dengan baik
● Percayadiri
Mengenal dan
Mencintai TuhanYang
Maha Esa
● Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
● Memahami sifat-sifat Tuhan dengan konsep
● Memahami peran manusia sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab.
Pemahaman
Kepercayaan
● Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama /kepercayaan dalam
konteks Indonesia
● Memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait hubungan sesama manusia dan alam
semesta.
Pelaksanaan Ritual
Ibadah
● Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan kepercayaan,
● Berpartisipasi pada perayaan hari-hari besar
Integritas ● Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami
konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain
23. Poin penilaian presentasi Sangat baik Baik Kurang Kurang sekali
Kejelasan ide dan informasi (S.E.4)
Menceritakan informasi, temuan, dan argumen dengan bukti yang kuat
Penjelasan mudah dimengerti
Memilih informasi, mengembangkan ide sesuai dengan kebutuhan
Melengkapi alternatif solusi atau memberikan pandangan lain sebagai pelengkap
Pengaturan informasi (S.E.4)
Memenuhi semua informasi yang diminta (termasuk sumber referensi)
Memberikan pendahuluan yang menarik, dan kesimpulan yang tajam
Bisa mengelola waktu presentasi dengan baik
Gestur dan penyampaian (S.E.4)
Menjaga kontak mata dengan pendengar
Menjaga gestur dengan baik
Percaya diri
Baju rapi
Mengenal dan mencintai Tuhan Yang Maha Esa (S.E.1)
Memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari
Memahami sifat-sifat Tuhan dengan konsep
Memahami peran manusia sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab.
Pemahaman Kepercayaan (S.E.2)
Memahami makna dan fungsi, unsur-unsur utama agama /kepercayaan dalam konteks Indonesia
Memahami ajaran agama/ kepercayaan terkait hubungan sesama manusia dan alam semesta.
Pelaksanaan ritual ibadah (S.E.3)
Melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan kepercayaan,
Berpartisipasi pada perayaan hari-hari besar
Integritas (S.E.4)
Berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensinya
untuk diri sendiri dan orang lain
8.1
[CONTOH}
Lampiran
Asesmen
Formatif
Presentasi
Pemaknaan
salah satu tradisi
layang sesaji sesuai
karakteristik wilayah
dan komunitas
24. 9.
Demonstrasi
penyiapan layang
sesaji
Waktu: 8-10 JP
Bahan: layang
sesaji
Peran Guru:
Moderator dan
Fasilitator
Persiapan sebelum demonstrasi
1. Persiapan bahan layang sesaji, siswa mencari bahan layang
sesaji yang diminati berdasarkan usulan proposal projek
2. Persiapan materi makna layang sesaji, siswa membuat
katalog layang sesaji dengan makna layang sesajinya.
3. Persiapan pakaian ritual, siswa mengenakan pakaian
adat/tradisi yang biasa dipakai ritual tradisi layang sesaji baik
di rumah maupun di sasana sarasehan.
Pelaksanaan Demonstrasi
1. Siswa bekerja mandiri/kelompok untuk mendemonstrasikan
layang sesaji yang diminati sesuai dengan prosedur yang
dibuat berdasarkan usulan pada proposal projek (contoh
urutan: 1. menyiapkan layang sesaji, 2. doa/hening/semedi, 3.
menjelaskan makna layang sesaji, 4. penutup)
2. Guru dapat membantu mengarahkan apabila terdapat
kesulitan dalam kelengkapan materi layang sesaji baik dari sisi
persiapan, ritual, dan penjelasan maknanya.
3. Guru menegaskan kembali makna layang sesaji yang
mempunyai nilai-nilai kebaikan dan tradisi layang sesaji
merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan
Sumber: Anggun Purnawati, Tradisi Merdi Desa, Komunitas
Kepercayaan Kejawen Aboge
Alternatif
Apabila beberapa bahan layang sesaji sulit didapat
dan tidak tersedia, dapat menggunakan sumber
lain dapat berupa foto yang dicetak
Sub-Elemen yang disasar:
S.E.3, S.E.4
25. 9.1
Lampiran
Katalog Layang sesaji
Foto Sesaji Nama Sesaji MaknaSesaji
Kelapa Muda (Dawegan)
Setiap insan hidup di dunia ini harus merasa
bahwa ia masih hijau dan harus belajar untuk
menambah pengetahuan, sebab manusia itu
banyak kekurangannya, dan tiada yang
sempurna.
Kendi diisi air dan diberi pohon
hanjuang
Menanam padi itu pada asasnya diperuntukkan
kesejahteraan hidup jasmaniah dan rohaniah,
bukan saja untuk yang menanam sendiri,
namun untuk semua umat Tuhan yang
memerlukannya agar bermanfaat hidup sesuai
dengan fungsi manusiawinya.
Kukus membakar kemenyan
Memanjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa supaya memberi berkah atas
segala daya dan upaya manusia, sebab manusia
hanya berusaha dan Tuhanlah yang
menentukannya.
dst. dst. dst.
Nama :
Kelas:
Tradisi Layang Sesaji: Menanam Padi (Contoh)
Katalog Layang sesaji
26. 10.
Presentasi
Katalog layang sesaji
Waktu: 3 JP
Bahan:
Slide Presentasi
Peran Guru:
Moderator dan
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Siswa mempresentasikan hasil temuan siswa berupa katalog
layang sesaji dan menjawab pertanyaan dalam sesi tanya
jawab
2. Guru memberikan apresiasi dan umpan balik atas presentasi
siswa di akhir sesi
3. Guru sebagai moderator dapat meminta siswa/kelompok
untuk memberikan satu kesimpulan dari hasil presentasi yang
ada di akhir presentasi.
4. Guru menegaskan kembali pentingnya pemaknaan dalam
tradisi layang sesaji dan internalisasi nilai-nilai keTuhanan
dalam tradisi layang sesaji.
5. Guru bisa menggunakan kembali CONTOH lampiran asesmen
formatif 8.1
Sub-Elemen yang disasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3, S.E.4
27. Persiapan
1. Guru mempersiapkan ruangan yang dapat memuat
pelaksanaan demonstrasi layang sesaji
Pelaksanaan ritual tradisi layang sesaji
1. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri seperti pada
aktivitas 9, yaitu:
○ Persiapan bahan layang sesaji, siswa mencari bahan
layang sesaji dipilih berdasarkan hasil penelitian
○ Persiapan materi makna layang sesaji, siswa
menyiapkan katalog layang sesaji dengan makna
layang sesajinya yang telah dibuat pada aktivitas ke 10
○ Persiapan pakaian ritual, siswa mengenakan pakaian
adat/tradisi yang biasa dipakai ritual tradisi layang
sesaji baik di rumah maupun di sasana sarasehan.
2. Siswa secara mandiri mendemonstrasikan simulasi
pelaksanaan layang sesaji secara mandiri mulai dari
persiapan, penyajian, pelaksanaan ritual, penjabaran makna,
penutup.
3. Guru melakukan observasi dapat menggunakan contoh
lembar observasi 11.1 berdasarkan:
○ persiapan
○ penyajian
○ sikap pelaksanaan ritual
○ kejelasan makna
11.
Asesmen Formatif
simulasi demonstrasi
penyiapan layang
sesaji
Waktu: 8 JP
Bahan:
Layang sesaji,
katalog,
Peran Guru:
Moderator dan
Fasilitator
Alternatif:
Apabila Guru dari komunitas yang berbeda dengan
siswa maka dapat mengajak orang tua siswa untuk
menyaksikan dan ikut bersama dalam aktivitas
layang sesaji.
Sub-Elemen yang disasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3, S.E.4
28. Kriteria/Aspek
Belum
terlihat
Sudah
terlihat
Mulai
berkembang
Sudah
berkembang
Melakukan persiapan layang sesaji secara mandiri
mulai dari persiapan bahan dan materi (S.E.4)
Menyajikan layang sesaji berdasarkan urutan dan
prosedur yang benar (S.E.3)
Melaksanakan ritual dengan baik dan benar (S.3.3)
menjelaskan makna layang sesaji dengan benar (S.E.1)
Memperlihatkan sikap santun dalam pelaksanaan ritual
(S.E.2)
11.1
[CONTOH]
Cek List Observasi
Simulasi demonstrasi
penyiapan layang
sesaji
29. 12.
Asesmen Sumatif
Pembuatan Karya
Tulis: : “Aku Perjaga
Tradisi” Memaknai
Layang Sesaji
Waktu: 6-8 JP
Bahan:
Proposal Projek,
Katalog,
Dokumentasi,
Peran Guru:
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Siswa diminta untuk membuat Karya Tulis “Aku Penjaga Tradisi”
yang merupakan penjabaran dari proposal layang sesaji pada
aktivitas 4.
2. Guru menjelaskan sistematika/kerangka proposal projek layang
sesaji berdasarkan panduan kerangka proposal (Contoh 12.1
Sistematika Laporan) yang diberikan kepada siswa, yang
memuat:
a. Latar belakang (Pengantar, rumusan masalah, pilihan
layang sesaji sesuai minat dan ketertarikan)
b. Tahapan Pelaksanaan layang sesaji (Identifikasi komponen
layang sesaji, prosedur /urutan penyiapan layang sesaji)
c. Perencanaan Projek (Alat dan bahan, usulan
pendamping/mentor, rencana alur kerja)
d. Hasil dan Pembahasan
e. Penutup
3. Siswa mengerjakan karya tulis didampingi oleh Guru
4. Guru melakukan asesmen sumatif berdasarkan Contoh Rubrik
12.2
Sub-Elemen yang disasar:
S.E.1, S.E.2, S.E.3, S.E.4
30. 12.2
[Contoh]
Sistematika
Karya Tulis
I. Latar belakang
a.
b.
c.
Pengantar Tema (Apa, mengapa tema tersebut dipilih penting, apa alasannya?)
Rumusan masalah (deskripsi-batasan lingkup & fokus permasalahan)
Minat dan ketertarikan (mengapa tertarik dengan topik yang diangkat)
II. Perencanaan Projek
a.
b.
c.
Alat dan bahan (beserta estimasi biaya)
Usulan mentor (sesepuh/pemuka adat)
Rencana Alur Kerja (langkah utama, rincian langkah utama, lini masa pekerjaan)
III. Tahapan pelaksanan
a.
b.
Identifikasi komponen layang sesaji
identifikasi prosedur/urutan penyiapan layang sesaji
IV. Hasil dan Pembahasan
a. Deskripsi hasil (urutan dan proses, katalog pemaknaan, dokumentasi)
b. Analisis tradisi layang sesaji (hubungan antara makna layang sesaji dan nilai-nilai kebaikan dalam ajaran kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa meliputi:
● Analisis kehadiran Tuhan dalam makna layang sesaji
● Analisis sifat-sifat Tuhan dalam makna layang sesaji
● Analisis peran manusia sebagai Makhluk Tuhan dalam makna layang sesaji
● Analisis hubungan manusia dengan alam semesta dalam makna layang sesaji
● Analisis pemahaman keliru tentang layang sesaji
VI. Penutup
a.
b.
Kesimpulan (kalimat rumusan masalah, deskripsi hasil, analisis
Ucapan terima kasih
31. 12.2
[Rubrik]
Peniliaian
Karya Tulis
Aspek Indikator Asesmen
Sangat
baik
Baik Kurang
Kurang
sekali
Teknis Kerangka karya tulis (S.E.4)
Kelengkapan karya tulis (S.E.4)
Konten Mengaktualisasikan potensi diri sebagai karunia Tuhan yang harus disadari
untuk kepentingan sesama (S.E.1)
Menghubungkan ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa antar
sesama dan alam semesta (S.E.2)
Menangkap relasi antara pelaksanaan ritual/ibadah dengan sikap perilaku
sehari-hari (S.E.3)
Menyadari kebenaran dan fakta ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa memberikan (S.E.4)
32. 13.
Refleksi
internalisasi nilai-nilai
Ketuhanan dalam
layang sesaji dalam
bentuk jurnal mini
yang berisi tentang
(tata cara ritual,
curahan rasa
bersyukur, menerima
apa yang menjadi
kodrat)
Waktu: 3 JP
Bahan:
Lembar Refleksi,
Peran Guru:
Fasilitator
Pelaksanaan
1. Dari hasil karya tulis, ajak siswa untuk mendalami dan memahami makna yang terkandung
dalam layang sesaji sebagai sebuah kearifan lokal yang harus dilestarikan.
a) Apakah siswa dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur (keTuhanan)?
b) Apakah siswa melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di tempat peribadatan
(sasana sarasehan).
c) Apakah siswa sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang terdapat
dalam komunitasnya.
d) Apakah siswa sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari makna/nilai-nilai
kebaikan dalam layang sesaji?
e) Apakah menurut siswa, mereka sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan terdekatnya (rumah dan
sekolah)”
2. Guru dapat mengajak siswa untuk berbagi hasil dari refleksi tersebut, seperti:
a) Hal yang menarik untuk mereka tentang makna layang sesaji
b) Hal yang bisa dilakukan remaja seusia mereka untuk berkontribusi
c) Kendala yang biasa ditemui saat mereka ingin mempertahankan tradisi layang sesaji
3. Guru terus mengajak melakukan refleksi terhadap arti penting makna layang sesaji yang
merupakan nilai-nilai luhur yang perlu dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan bangsa
Indonesia (terlampir contoh lembar refleksi yang dapat digunakan)
33. 13.1
[Contoh]
Lembar
Refleksi
Internalisasi nilai-nilai
Ketuhanan dalam
layang sesaji dalam
bentuk jurnal mini
yang berisi tentang
(tata cara ritual,
curahan rasa
bersyukur, menerima
apa yang menjadi
kodrat)
Nama:
Kelas:
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
Aku dapat memahami makna sesaji yang memuat nilai-nilai luhur
(keTuhanan)? (S.E.1)
Aku dapat melakukan tradisi ritual layang sesaji di rumah atau di
tempat peribadatan (sasana sarasehan). (sub-elemen: Pelaksanaan
ritual ibadah) (S.E.3)
Aku sudah mampu untuk menjelaskan makna dari layang sesaji yang
terdapat dalam komunitasnya. (S.E.2)
Aku sudah melakukan perilaku kebaikan yang bersumber dari
makna/nilai-nilai kebaikan dalam layang sesaji? (S.E.3)
Menurutku, aku sudah mampu berkontribusi untuk menyelesaikan
permasalahan kesalahpahaman layang sesaji di lingkungan
terdekatnya (rumah dan sekolah)” (S.E.4)
Hal yang sudah kuketahui tentang makna layang sesaji yang merupakan
kearifan lokal bangsa (S.E.1, S.E.2, S.E.3,S.E.4)
Hal yang ingin kupelajari tentang makna layang sesaji yang merupakan
kearifan lokal bangsa ((S.E.1, S.E.2, S.E.3,S.E.4))
34. I.
Daftar Pustaka 1. Setiyadi, T. (2015) , Makna Simbol Selamatan Kematian pada Masyarakat Jawa, Lentera Ilmu
2. Kemdikbud, (2021), Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA)
3. Giri, W., (2012), Buku Sajen dan Ritual Orang Jawa, Media Pressindo.
4. Koentjaraningrat (1984), Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan.
35. II.
Glosarium
Sesajen Sesajen dalam konteks beberapa bahasa di Indonesia, seperti Sajen, Sesaji, Sajian (Bahasa Indonesia), Parawanten (Bahasa
Sunda), Banten atau Bebanten (Bali)
Kias makna yang memiliki arti yang tidak sebenarnya, dimana seseorang harus menerka maksud dari kata tersebut
Ritual Ritual adalah hal-hal yang dilakukan dalam rangka mengadakan sebuah upacara. Pada dasarnya, ritual adalah hal yang
dilakukan secara berulang- ulang sebagai suatu kebiasaan.
Konteksualisasi Proses atau upaya untuk memberikan pemahaman atau pandangan untuk mendekatkan kepada realitas keadaan atau
karakteristik wilayah
Demonstrasi metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan sesuatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan materi pembelajaran
Eksplorasi kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru.
Refleksi kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan oleh guru untuk siswa dan
oleh siswa untuk guru untuk mengekspresikan kesan konstruksif, pesan, harapan, dan kritik terhadap proses pembelajaran
Asesmen upaya untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja
mahasiswa, kelas/mata kuliah, atau program studi dibandingkan terhadap tujuan/kriteria/capaian pembelajaran tertentu
ASesmen
formatif
sebuah penilaian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai proses pembelajaran yang sudah dilakukan
Asesmen
Sumatif
penilaian yang dilakukan pada akhir sebuah unit instruksi atau satu capaian belajar yang bertujuan untuk memberikan nilai (
grade ) pada hasil belajar peserta didik.
36. Mulai berkembang Sedang berkembang
Berkembang sesuai
harapan
Sangat Berkembang
Mengenal dan
Mencintai Tuhan Yang
Maha Esa
Pemahaman Agama/
Kepercayaan
Pelaksanaan Ritual
Ibadah
Integritas
III.
Rapor
Rujukan detil bisa dilihat pada (Referensi) Perkembangan Sub-elemen Antarfase