SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
MODUL AJAR SEJARAH INDONESIA
A. Informasi Umum
Nama penyusun : Lilik Suharmaji
Asal Instansi : SMA Negeri 8 Yogyakarta
Tahun Penyusunan : 2021
Jenjang sekolah : SMA
Kelas : XI (Sebelas)
Kata Kunci : Pendudukan Jepang di Indonesia
Kode Perangkat : Sej. F. LIS. 11.3
Jumlah Peserta : 36
Moda : Tatap Muka
Alokasi waktu : 2 JP x 8 pertemuan ( 720 menit)
B. Tujuan Pembelajaran
Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran
- Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII
mampu mengembangkan konsep konsep
dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa
sejarah dalam dimensi manusia, ruang, dan
waktu. Melalui literasi, diskusi, dan
penyelidikan (penelitian) berbasis proyek
kolaboratif peserta didik mampu
menjelaskan berbagai peristiwa sejarah
yang terjadi di Indonesia dan dunia
meliputi Kolonialisme dan Perlawanan
Bangsa Indonesia, Pergerakan Kebangsaan
Indonesia, Pendudukan Jepang di
Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan, Pemerintahan Demokrasi
Liberal dan Demokrasi Terpimpin,
- Peserta didik di Kelas XI mampu
menggunakan sumber primer dan
sekunder untuk melakukan penelitian
sejarah nasional dan sejarah lokal secara
diakronis atau sinkronis kemudian
mengomunikasikannya dalam bentuk lisan,
tulisan, dan/atau media lain. Selain itu
mereka juga mampu menggunakan
keterampilan sejarah untuk menganalisis
dan mengevaluasi peristiwa sejarah
11.3. Menjelaskan pendudukan Jepang di Indonesia
- 11.3.1 Menganalisis keterkaitan Restorasi Meiji,
kemajuan industri, perluasan pasar, dengan
keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II
- 11.3.2 Menganalisis keterkaitan antara spionase
Jepang dengan keberhasilan Jepang dalam
mengambil alih wilayah Hindia Belanda
- 11.3.3 Menganalisis keterkaitan strategi Jepang
untuk mendapatkan simpati rakyat dengan
pemerintahan militer Jepang
- 11.3.4 Menjelaskan dampak pendudukan Jepang
di Indonesia
- 11.3.5 Menganalisis keterkaitan strategi politik
Jepang membentuk organisasi kemasyarakatan
dengan persiapan kelengkapan alat negara setelah
kemerdekaan
- 11.3.6 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang
secara kooperatif
- 11.3.7 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang
melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata
-11.3.8 Menganalisis kebijakan Jepang yang
melunak dengan menjelang kekalahan perang
Jepang dengan Sekutu
C. Profil Pelajar Pancasila
D. Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan:
Dengan mempelajari sejarah pendudukan Jepang di Indonesia peserta didik diharapkan
dapat:
1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Selalu bersyukur terhadap karunia Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat yang
diberikan sehingga bangsa Indonesia dapat terelepas dari penjajahan Jepang menuju
Indonesia merdeka.
2. Berkebhinekaan Global
Mengambil pelajaran dari Restorasi Meiji bahwa untuk menjadi negara yang besar harus
berani berubah untuk mengambil nilai-nilai yang positif dari bangsa lain sehingga
terwujud negara yang lebih beradab dan maju.
3. Mandiri
- Mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru secara mandiri
- Meneladani sikap mandiri dan tegas seperti para pendahulu yang menolak budaya
Sekere yang dipaksakan terhadap bangsa Indonesia.
4. Integritas
- Menumbuhkan nilai kejujuran kepada para siswa dalam mengerjakan evaluasi dan
tugas-tugas belajarnya.
- Meneladani para pejuang pergerakan nasional yang sabar, pantang menyerah, rela
berkorban untuk mencapai kemerdekaan.
5. Kritis
- Dapat memetik pelajaran (value) dari budaya Jepang yang tidak mudah menyerah
dalam mencapai cita-cita walaupun banyak hambatan yang menghadang.
6. Kreatif
- Kreatif dalam memilih sumber belajar sebagai bahan diskusi kelompok sehingga
menghasilkan materi hasil diskusi dapat dipertanggungjawabkan.
7. Gotong royong
- Berkolaborasi dalam diskusi kelompok dengan saling menghargai pendapat orang
lain dan tidak memaksakan pendapatnya diterima oleh orang lain.
- Mengambil hikmah bahwa sebuah keberhasilan aktifitas di dunia sebagian besar
didasari karena adanya kolaborasi atau kerjasama
D. Sarana Prasarana
1. Jaringan internet yang memadai
2. Komputer/laptop
3. Perpustakaan, buku-buku sejarah sebagai referensi
4. Peta Indonesia (Tarakan, Kalimantan Timur) sebagai tempat yang harus dikuasai Jepang
terlebih dahulu agar dapat menguasai seluruh kepulauan Indonesia.
E. Target peserta didik
Perangkat ajar ini dapat digunakan untuk peserta didik reguler
F. Jumlah peserta didik
36 peserta didik/kelas
G. Ketersediaan materi:
1. Materi pengayaan
2. Materi remedial
H. Model Pembelajaran:
PJJ daring dan luring
I. Materi ajar, alat dan bahan
1. Materi
Pendudukan Jepang di Indonesia
A. Restorasi Meiji: Awal Modernisasi Jepang Sebelum menjadi negara modern
Jepang merupakan negara feodalis. Mengapa feodalis? Sebab, kekuasaan politik dan
ekonomi dipegang oleh kaisar, shogun (semacam panglima militer), dan daimyo (semacam tuan
tanah/raja lokal). Kekuasaan itu terbentuk secara hierarki dengan puncak kekuasaan di tangan
kaisar, sedangkan kekuasaan pemerintahan dipegang oleh seorang shogun.
Tahun 1639, Shogun Tokugawa menjalankan kebijakan Sakoku (negara tertutup).
Melalui kebijakan ini, orang asing dilarang masuk ke Jepang dan sebaliknya orang Jepang
dilarang berhubungan dengan orang selain Jepang. Namun, pada kenyataannya, Belanda, Cina,
serta Korea tetap berhubungan dengan Jepang.
Mengapa Jepang menerapkan kebijakan Sakoku (tertutup) dengan bangsa lain? Ada dua
alasan. Alasan pertama, pemerintahan Shogun Tokugawa terancam dengan kehadiran misionaris
dari Spanyol dan Portugis yang menyebarkan agama Katolik. Mereka dituduh ikut campur
urusan dalam negeri. Contohnya, ketika perang antar-shogun mereka memperkenalkan senjata
api dan meriam terhadap salah satu shogun, sedangkan senjata orang Jepang berupa pedang
(katana). Penyebaran agama yang dilakukan oleh Spanyol dan Portugis juga dituding
mengancam kebudayaan asli Jepang.
Alasan kedua ialah mempertahankan supremasi Tokugawa atas pesaingnya, Daimyo
Tozama. Daimyo Tozama adalah daimyo di bawah Shogun Tokugawa, tetapi secara ekonomi
lebih sejahtera karena menjalin hubungan dengan bangsa asing. Apabila Daimyo Tozama tetap
bekerja sama dengan bangsa asing, maka dikawatirkan mereka menjadi kuat sehingga
mengancam kekuasaan Tokugawa.
Pada abad ke-19 (1854), kebijakan Sakoku mulai surut. Tahun 1854, kapal perang
Amerika Serikat (kapal hitam) yang dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry menyerang
Jepang sehingga memaksa pemerintahan Shogun Tokugawa menandatangani Konvensi
Kanagawa pada tahun 1854. Konvensi itu pada intinya menyebutkan bahwa Jepang harus
membuka diri dengan bangsa asing sehingga mengakhiri kebijakan tertutup Jepang yang telah
berlangsung 200 tahun.
Meskipun demikian, hasil Konvensi Kanagawa dianggap menjatuhkan harga diri dan
martabat mereka sehingga tersebar sentimen anti-Barat, bahkan terjadi peperangan yang
kemudian dimenangkan oleh Barat. Karena adanya konflik dan rasa tidak puas tersebut, Barat
menganggap Tokugawa adalah pihak yang paling bertanggung jawab. Untuk itu, ke-shogun-an
Tokugawa dihapus dan kekuasaan Jepang sepenuhnya di tangan kaisar, yaitu Kaisar Komei.
Kemajuan Barat dan terbukanya pelabuhan-pelabuhan di Jepang yang semakin ramai
menyadarkan Jepang betapa terbelakangnya mereka dibanding dengan negara-negara Barat
sehingga Jepang bertekad untuk mengejar ketertinggalan. Pada masa pemerintahan Kaisar Meiji
(anak dari Kaisar Komei), kesadaran mengejar ketertinggalan mulai terwujud melalui berbagai
langkah perubahan besar yang dikenal dengan Restorasi Meiji (1868-1912). Kata “Meiji” berarti
“kekuasaan pencerahan”. Pencerahan yang dimaksud adalah kombinasi kemajuan Barat dengan
nilai-nilai tradisional Jepang. Dengan misi inilah Jepang mengutus pejabat untuk belajar ke
Amerika dan Eropa, yang disebut misi Iwakura.
Sebagai hasil misi Iwakura, Jepang memutuskan untuk mengadopsi sistem politik,
hukum, dan militer dari dunia Barat. Restorasi Meiji kemudian mengubah Kekaisaran Jepang
menjadi negara industri modern sekaligus menjadi kekuatan militer dunia. Berikut ini adalah
beberapa bidang garapan Tenno Meiji yang tercakup dalam gerakan pembaruan itu.
a. Bidang Perindustrian
Dengan mengadopsi teknologi dari Barat, Jepang membangun industri-industri seperti pabrik
senjata, galangan kapal, peleburan besi, dan lain sebagainya. Hasil produksi ini dijual ke pasar
internasional dengan harga relatif murah dibandingkan harga penjualan produk yang sama di
dalam negeri. Kebijakan ini disebut dumping. Hal ini membuat industri dalam negeri Jepang
berkembang pesat.
b. Bidang Perdagangan
Jepang membangun bank-bank yang memungkinkan orang untuk meminjam uang agar
berinvestasi. Jepang membangun pelabuhan-pelabuhan dan kapal-kapal dagang sehingga
perdagangan mengalami kemajuan pesat.
c. Bidang Militer
Jepang gencar membangun angkatan perangnya. Tahun 1873, Jepang menerapkan kebijakan
wajib militer. Jepang juga memesan sebuah kapal perang modern dari Belanda dan untuk
mempelajari ilmu kelautan, Jepang mengirim 16 mahasiswa untuk belajar di Belanda. Jepang
meniru sistem dan strategi dari Jerman dan Inggris. Dalam waktu singkat, Jepang telah
memiliki tentara yang kuat, modern, dan tangguh.
d. Bidang Pendidikan
Jepang menerapkan wajib belajar bagi generasi mudanya. Mereka dididik untuk merasa
memiliki rasa cinta kepada tanah airnya, semangat pantang menyerah dan berani mati
(bushido), serta hormat dan tunduk kepada Kaisar. Pemerintah Jepang juga mengirim
mahasiswa untuk menimba ilmu-ilmu Barat.
e. Bidang Sosial
Menghapus sistem kasta di Jepang. Saat itu, Jepang mempunyai empat kasta. Kasta pertama
adalah kelas kaum terpelajar, kasta kedua adalah petani, kasta ketiga adalah seniman, dan
kasta keempat adalah pedagang. Selain itu, pemerintah juga melarang adat istiadat yang
bersifat feodalis seperti laki-laki memperlihatkan dan memakai kimono, laki-laki
memanjangkan dan mengucir rambut serta ke mana-mana membawa pedang panjang dan
pedang pendek yang menjadi ciri khas kelas samurai.
f. Bidang Hukum
Sistem hukum dan konstitusi mengikuti model Jerman. Sebagai akibat dari industrialisasi itu,
Jepang kemudian menjadi satu-satunya kekuatan besar negara non-Barat di dunia sekaligus
kekuatan utama di Asia Timur dan Asia Tengara dalam waktu 40 tahun.
B. Kemajuan Industri Perluasan Pasar Industri, Dan Keterlibatan Jepang Pada PD II
Jepang sebagai negera industri sebagaimana negara-negara Barat mempunyai tiga
tantangan, yakni 1) pasokan bahan mentah yang stabil, 2) jalur pelayaran yang aman, dan 3)
pasar bagi hasilhasil industrinya. Pada saat yang bersamaan, kepercayaan diri militer Jepang
yang didukung kemajuan ekonomi membangkitkan rasa bangga terhadap negaranya.
Nasionalisme ini berkembang menjadi nasionalisme radikal dalam bentuk keinginan
sebagian warga agar Jepang menjadi negara imperialis. Faktor ekonomi (gold) dan faktor
kejayaan (glory) inilah yang mendorong Jepang menduduki (menjajah) berbagai negara di Asia
termasuk Indonesia menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Pada tahun 1894, Jepang membangun imperium yang sangat luas, meliputi Taiwan,
Korea, Manchuria, serta Cina bagian Utara. Pada tahun 1894 dan 1895, Jepang terlibat perang
dengan Cina (Perang Sino). Perang ini diawali oleh pemberontakan petani terhadap
pemerintahan Korea. Merasa terdesak, pemerintah Korea meminta bantuan kepada Dinasti
Qing dari Cina.
Karena sejak lama Jepang ingin menguasai Korea, maka Jepang memanfaatkan situasi itu
untuk menginvansi Korea. Karena Korea sekutunya Cina, maka Cina protes sehingga antara
Jepang dengan Cina terlibat perang. Perang akhirnya dimenangkan Jepang dan kemudian
membentuk pemerintahan boneka di Seoul. Kekalahan Cina terhadap Jepang ditandai dengan
Perjanjian Shimonoseki yang isinya menyebutkan bahwa Semenanjung Liaodong dan Taiwan
diserahkan kepada Jepang.
Rusia, Jerman, dan Prancis yang semula menduduki Semenanjung Liaodong akhirnya
mundur. Namun, karena Perjanjian Shimonoseki dianggap tidak sah, maka Rusia kembali
menduduki Semenanjung Liaodong yang strategis itu. Untuk pertahanannya, Rusia kemudian
mendirikan Benteng Port Arthur di situ dan menjadikan pangkalan angkatan lautnya di Pasifik.
Tindakan Rusia ini membuat Jepang marah sehingga memicu perang Jepang dengan
Rusia yang bernama “Perang Rusia-Jepang” pada tahun 1894 dan 1895. Dalam perang itu,
tidak terduga Rusia kalah sehingga harus menandatangani Perjanjian Portsmouth yang
diselenggarakan di Amerika Serikat dengan difasilitasi Presiden Roosevelt. Jenderal yang
berjasa dalam kemenangan Jepang atas Rusia adalah Laksamana Togo Heihachiro. Isi
Perjanjian Portsmouth yakni Jepang mendapatkan Pulau Shakalin dan daerah
ManchuriaTindakan Rusia ini membuat Jepang marah sehingga memicu perang Jepang dengan
Rusia yang bernama “Perang Rusia-Jepang” pada tahun 1894 dan 1895. Dalam perang itu,
tidak terduga Rusia kalah sehingga harus menandatangani Perjanjian Portsmouth yang
diselenggarakan di Amerika Serikat dengan difasilitasi Presiden Roosevelt. Jenderal yang
berjasa dalam kemenangan Jepang atas Rusia adalah Laksamana Togo Heihachiro. Isi
Perjanjian Portsmouth yakni Jepang mendapatkan Pulau Shakalin dan daerah Manchuria.
Kemenangan Jepang atas Rusia ini membangkitkan kepercayaan dan harga diri Jepang.
Ternyata, bangsa Asia (ras Mongoloid) dapat mengalahkan bangsa Barat (ras Kaukasoid).
Dampaknya, selain wilayah kekuasaannya semakin luas, juga muncul ambisi tersembunyi yang
tidak hanya ingin menguasai Asia, tetapi juga mengalahkan bangsa-bangsa Barat lainnya.
Ketika Prancis menyerah kepada pasukan Nazi Jerman di Eropa tahun 1941, Jepang
memanfaatkannya dengan menginvansi wilayah jajahan Prancis di Indocina yang meliputi
Kamboja, Laos, dan Vietnam. Pada saat yang bersamaan (tahun 1941), Jerman menginvansi
Rusia. Sebelumnya, pada tahun 1940, terjadi kesepakatan “Pakta Tripartit”, yaitu bersatunya
fasisme Jepang, Italia, dan Jerman dalam “kekuatan poros” yang kemudian hari bersama sama
melawan “kekuatan Sekutu” yang terdiri dari AS, Inggris, dan Prancis dalam Perang Dunia II.
Meski tidak memiliki kepentingan di Indocina (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sikap
agresi Jepang membuat Amerika Serikat menjadi geram. Pada tahun 1941, Amerika membidani
persekutuan yang disebut ABDACOM (America, British, Dutch, Australian Command) untuk
menghadapi keagresifan Jepang. Selain membuat organisasi, Presiden Roosevelt juga
menerapkan embargo baja dan besi tua kepada Jepang yang kemudian diikuti dengan
pembekuan semua aset-aset Jepang.
Embargo baja dan besi tua ini sungguh memukul telak Jepang karena peralatan militernya
semua terbuat dari baja dan besi tua. Seperti belum cukup, Amerika segera mengembargo
minyak bumi terhadap Jepang. Minyak bumi merupakan penopang utama industri-industri
militer Jepang.
Embargo minyak bumi ini membuat industri militer Jepang menjadi kesulitan sehingga
Jepang dihadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Jepang bukannya menyerah dengan
situasi, tetapi semakin berambisi menguasai minyak bumi Asia Selatan (India, Bangladesh,
Pakistan, dan lain-lain) serta Asia Tenggara (Vietnam, Filipina, Indonesia, dan lain-lain) untuk
mengatasi embargo minyak bumi Amerika Serikat.
Sebagian wilayah yang menjadi sasaran Jepang itu merupakan jajahan Belanda, termasuk
Indonesia, sehingga Jepang harus menghadapi kekuatan militer terbesar saat itu, yaitu Amerika
Serikat. Di bawah ABDACOM, Amerika Serikat bertanggung jawab melindungi kepentingan-
kepentingan Belanda di Indonesia. Menyerang Indonesia dianggap menyerang ABDACOM.
Untuk mengatasi kekuatan militer itu, Jepang mengambil keputusan, yakni harus terlebih
dahulu melumpuhkan Amerika Serikat. Sasaran yang paling dekat di Asia adalah pangkalan
angkatan laut Amerika Serikat di Asia Pasifik, yaitu di Pearl Harbour, Hawaii. Maka, secara
mendadak tanpa ultimatum terlebih dahulu, Jepang menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember
1941. Dengan serangan ini, Jepang telah mengawali perang Pasifik.
Setelah menghancurkan Pearl Harbour, Jepang menduduki Filipina pada 10 Desember
1941, Burma pada 16 Desember 1941, dan pada 11 Januari 1942 Jepang mendarat di Indonesia
dengan menguasai Kalimantan lalu menyusul Sumatra dan Jawa. Setelah Jawa dikuasai, Jepang
mengendalikan seluruh wilayah Indonesia dalam waktu singkat. Perang yang dilancarkan
Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Pasifik ini dikenal dengan Perang Asia Timur Raya atau
Perang Pasifik.
C. Spionase Jepang
Mengapa Jepang begitu mudah masuk Indonesia dan menguasai Yogyakarta? Ternyata,
jauh sebelum tahun 1942 Jepang telah mengirimkan perwira-perwiranya di beberapa kota
penting di Indonesia, termasuk Yogyakarta untuk dijadikan sebagai spionase. Perwira yang
dikenal sebagai mata-mata di Yogyakarta adalah Shizukino Yamachi. Tugas Shizukino Yamachi
adalah melakukan penyamaran untuk memata-matai kawasan Yogyakarta, yang nantinya pada
wilayah tersebut akan dilakukan ekspansi besar-besaran oleh tentara Jepang.
Untuk mengelabuhi masyarakat, Shizukino Yamachi mendirikan toko Fuji sebagai toko
kelontong yang berada di daerah pecinan Yogyakarta atau sekarang dikenal Jalan Malioboro.
Shizukino Yamachi mengubah namanya menjadi Tao Ai dan lebih suka memperkenalkan dirinya
kepada orang baru sebagai pedagang dari Cina. Sehari-harinya, Shizukino Yamachi keluar
rumah dari pagi hingga menjelang petang.
Shizukino Yamachi menulis dengan detail segala hal yang ada dan terjadi di Yogyakarta.
Kemudian, segala hasil data pengamatannya dikirimkan ke Jepang, agar mudah melakukan
ekspansi. Data tersebut dikirimkan melalui radio komunikasi dari kamarnya sehingga pintu
kamarnya yang berada di lantai atas selalu tertutup rapat. Shizukino Yamachi sering berkeliling
menggunakan sepeda, berbusana putih dan mengenakan topi bulat. Semua orang tidak mengenal
siapa sesungguhnya Shizukino Yamachi. Dia hanya dikenal sebagai seorang pengusaha yang
baik dan ramah kepada setiap orang.
Di pertengahan tahun 1939, Shizukino Yamachi mendadak pergi dan hilang begitu saja.
Pada 6 Maret 1942, tentara Jepang telah memasuki Kota Yogyakarta. Mereka datang dari arah
Jalan Solo menuju ke barat, setelah sampai di perempatan tugu, mereka berbelok ke selatan
menuju Jalan Malioboro dan Gedung Agung. Iring-iringan pasukan disambut oleh warga tanpa
ketakutan, bahkan warga bersorak sorai dengan melambailambaikan bendera merah putih. Para
pasukan Jepang datang dengan mengaku sebagai saudara tua.
Untuk menarik simpati khususnya kepada rakyat Yogyakarta, serdadu Jepang
menyerukan “Nipon Indonesia sama-sama”, mengumandangkan lagu Indonesia Raya, serta
secara demonstratif membawa potret ratu Belanda yang ditusuk-tusuk dengan bayonet. Ketika
peristiwa ini berlangsung, Shizukino Yamachi berada di kendaraan jeep paling depan diikuti
kendaraan truk, sepeda, dan bahkan ada yang berjalan kaki. Setelah diketahui, ternyata Shizukino
Yamachi merupakan salah satu perwira komandan divisi Angkatan Darat Jepang.
D. Jepang Mengambil Alih Wilayah Hindia Belanda
Serangan Jepang pertama terjadi pada 11 Januari 1942 dengan Salam Historia Mengapa
Thailand menjadi negara Asia yang tidak dijajah Jepang? Pada Perang Dunia II, Thailand
“membantu” Jepang melawan Sekutu dengan cara memberikan wilayah negaranya sebagai
tempat akomodasi tentara Jepang.
Namun, seusai perang dan Jepang kalah perang melawan Sekutu, Thailand memutuskan
untuk menjadi sekutu Amerika Serikat. Thailand juga merupakan negara yang tidak pernah
dijajah bangsa Barat (Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Portugal). mendarat di Tarakan
(Kalimantan Timur). Pada bulan Februari, Jepang menduduki Pontianak, Banjarmasin,
Makassar, Palembang, dan Bali. Mengapa Jepang mendarat pertama kali di Tarakan dan
kemudian menguasai Tarakan? Sebagaimana dibahas dalam pokok bahasan terdahulu, Jepang
sangat kesulitan dalam mengoperasikan industri-industrinya, termasuk mesin-mesin perangnya,
setelah Amerika Serikat mengembargo minyak bumi.
Tarakan adalah salah satu daerah yang terdapat sumber-sumber minyak di Indonesia.
Dengan menguasai Tarakan, berarti menguasai sumber minyak sehingga dengan demikian untuk
menguasai daerah lain di Indonesia lebih mudah dan untuk menghadapi Sekutu juga lebih siap.
Di Jawa, Jepang pertama kali mendarat di Banten, kemudian Indramayu, Rembang, Tuban, dan
Surabaya. Sejak Maret 1942, Indonesia menjadi kekuasaan Jepang. Tujuan Jepang menyerang
dan menduduki Hindia Belanda (Indonesia) adalah untuk menguasai sumber-sumber alam,
terutama minyak bumi, guna mendukung industri dan kampanye perang Jepang. Gubernur
Jenderal Belanda, Tjarda van Strarkenborgh, tidak berdaya menghadapi serangan kilat Jepang
sehingga terpaksa menyerah tanpa syarat kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati,
Subang, Jawa Barat, 8 Maret 1942.
Mengapa Jepang begitu mudah mengalahkan Belanda sedangkan peralatan militer
Belanda juga sangat modern untuk saat itu? Jepang, sebelum menyerang Hindia Belanda,
ternyata sudah jauh hari memperhitungkan penyerangan itu. Beberapa tahun sebelum 1942, para
perwira Jepang sudah menyelidiki daerah-daerah yang menjadi titik kelemahan dan kekuatan
Belanda. Di Jawa, daerah Banten, Indramayu, Rembang, Tuban, dan Surabaya adalah daerah
strategis. Apabila menguasai daerah itu, maka Jepang dengan mudah akan dapat memaksa
Belanda menyerah.
E. Strategi Jepang Untuk Mendapatkan Simpati Rakyat
Kedatangan Jepang disambut baik oleh Sukarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka
optimistis bahwa kedatangan Jepang akan membawa kemerdekaan. Dasarnya adalah hal-hal
berikut ini. 129
a. Menyerahnya Belanda dianggap sebagai akhir penjajahan Belanda. Dengan kekalahan
Belanda, maka berarti dimulainya era baru ketika bangsa-bangsa Asia bebas merdeka dan
menentukan nasibnya sendiri dengan dipelopori oleh Jepang. Keyakinan itu bertambah tebal
setelah Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia.
b. Jepang berjanji jika Perang Pasifik dimenangkan, maka bangsabangsa di Asia akan
mendapatkan kemerdekaan.
c. Jepang bersifat simpatik kepada aktivis pergerakan kemerdekaan, misalnya membebaskan
tokoh-tokoh yang ditahan dan diasingkan kolonial Belanda seperti Sukarno, Hatta, Syahrir,
dan lain-lain.
d. Jepang menjanjikan kepada bangsa Indonesia untuk memberikan kemudahan-kemudahan yang
tidak pernah diberikan oleh kolonial Belanda, misalnya mengibarkan bendera Merah Putih
berdampingan dengan bendera Hinomaru Jepang, menggunakan bahasa Indonesia dalam
percakapan sehari-hari, kebebasan beribadah sesuai keyakinan, dan membolehkan
menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang
“Kimigayo”.
F. Pemerintahan Militer Jepang
Setelah menguasai Indonesia, Jepang memerintah dengan sistem pemerintahan militer
dengan membagi menjadi tiga daerah militer yang dikendalikan oleh angkatan darat (rigukun)
dan angkatan laut (kaigun). Ketiga daerah tersebut di bawah komando panglima besar tentara
Jepang yang bertempat di Saigon (Vietnam). Ketiga daerah tersebut meliputi:
a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusat di Batavia di bawah kendali angkatan laut (kaigun).
b. Daerah Sumatra dan Semenanjung Melayu dengan pusat di Singapura di bawah kendali
angkatan darat (rigukun).
c. Daerah Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua di bawah kendali
angkatan laut (kaigun).
Selain memerintah dengan sistem militer, Jepang dalam rangka mengawasi masyarakat
dan membangun gerakan pertahanan masyarakat menggunakan sistem Tonarigumi yang
sekarang lebih dikenal sistem Rukun Tetangga (RT).
Dalam bidang politik, Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat
Jawa) sebagai lembaga yang bertugas mengumpulkan dana, misalnya dalam bentuk uang, beras,
ternak, logam mulia, kayu jati, dan sebagainya. Dalam usaha mendapatkan tenaga kerja, Jepang
membentuk Romukyokai (panitia pengerah romusha) untuk dipekerjakan dalam proyek
pembangunan jalan raya, pelabuhan, dan lapangan udara.
Pada awalnya, romusha ini mendapatkan upah. Namun, pada perkembangan selanjutnya
para pekerja ini tanpa diupah oleh pemerintah Jepang. Dalam sistem pertahanan menghadapi
Sekutu dan usaha melanggengkan kekuasaannya, di Indonesia dibentuk lembaga-lembaga
semimiliter dan militer. Organisasi-organisasi buatan Jepang itu misalnya Keibodan (barisan
pembantu polisi), Seinendan (barisan pemuda), Fujinkai (barisan wanita), Heiho (barisan
cadangan prajurit), PETA (pembela tanah air), Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai
(Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa), Jibakutai (pasukan berani mati), Kempetai (barisan polisi
rahasia), dan Gakukotai (laskar pelajar).
G. Dampak pendudukna Jepang Di Indonesia
Masa pendudukan Jepang membawa dampak yang luar biasa terhadap bangsa Indonesia, baik
dampak secara politik, ekonomi, dan sosial budaya. Untuk lebih jelasnya, berikut paparannya.
1. Bidang Politik
Setelah Jepang berkuasa di Indonesia, organisasi kemasyarakatan baik itu organisasi
politik, sosial, maupun keagamaan dibubarkan dan menggantikannya dengan organisasi
bentukan Jepang. Satu-satunya organisasi yang dibiarkan oleh Jepang adalah Majelis Islam
A’la Indonesia (MIAI) yang berdiri sejak pemerintahan kolonial Belanda. Organisasi ini
mendapat simpati masyarakat sehingga berkembang dengan cepat. Karena organisasi ini
mengkhawatirkan Jepang, maka pada tahun 1943 MIAI dibubarkan dan menggantikannya
dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dengan K.H. Hasyim Asy’ari sebagai
ketuanya.
Untuk menekan tokoh pergerakan yang tidak kooperatif terhadap Jepang, dilakukan
pengawasan yang ketat dengan menyebar polisi rahasia yang sangat ditakuti, yakni Kempetai.
Jepang tidak segan-segan menangkap, menginterogasi, bahkan menghukum mati orang yang
dianggap bersalah tanpa proses pengadilan.
Di samping cara-cara represif, Jepang juga menerapkan caracara yang diharapkan
mengundang simpati, misalnya:
a. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan melarang keras penggunaan
bahasa Belanda.
b. Membentuk kerja sama dengan para nasionalis serta membentuk gerakan 3A (Nipon
cahaya Asia, Nipon pelindung Asia, Nipon pemimpin Asia) dengan menunjuk Mr.
Syamsuddin sebagai ketuanya. Tujuan gerakan bentukan Jepang ini adalah menarik simpati
rakyat Indonesia agar membantu Jepang menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya.
Gerakan ini akhirnya tidak mendapat simpati rakyat karena pada kenyataannya Jepang
terlalu kejam bagi rakyat Indonesia.
c. Membentuk organisasi yang bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan menunjuk
Sukarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur sebagai pemimpinnya.
Tujuan organisasi ini adalah memusatkan segala potensi rakyat Indonesia untuk membantu
Jepang melawan tentara Sekutu. Namun, organisasi ini dimanfaatkan pimpinannya untuk
membangkitkan nasionalisme yang sempat pudar. Karena organisasi ini ternyata lebih
menguntungkan Indonesia daripada kepentingan Jepang, maka akhirnya Putera
dibubarkan.
d. Membentuk Badan Pertimbangan Pusat yang kemudian disebut Cuo Sangi In (pada zaman
kolonial Belanda disebut Volksraad). Badan ini bertugas memberikan usul atau saran-saran
terhadap Jepang tentang masalah-masalah politik. Jepang menunjuk Sukarno sebagai
ketuanya.
e. Membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) sebagai lembaga yang bertugas
mengumpulkan dana, misalnya dalam bentuk uang, beras, ternak, logam mulia, kayu jati,
dan sebagainya. Jepang menunjuk gunseikan atau seorang kepala pemerintahan sebagai
ketuanya. Seperti organisasi lain bentukan Jepang, organisasi ini tidak mendapat sambutan
rakyat, terutama di luar Pulau Jawa.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Jepang menginginkan Indonesia sebagai tempat eksploitasi
segala sumber daya, baik itu pangan, sandang, logam, dan minyak demi kepentingan perang,
sebagaimana tampak dalam hal-hal berikut ini.
a. Menyita Aset Ekonomi
Jepang menyita aset hasil perkebunan (teh, kopi, karet, tebu), pabrik, bank, dan
perusahaan-perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkalai karena
pemerintah Jepang fokus pada ekonomi perang dan industri perang. Dampaknya, kelaparan
rakyat dan kemiskinan di mana-mana.
Kebijakan Jepang di antaranya juga adanya ekonomi perang. Ekonomi perang
adalah semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang.
Bagi Jepang, Indonesia merupakan negara yang sangat menarik perhatian karena
merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil bumi, pertanian, tambang, dan lain
sebagainya.
Kekayaan Indonesia tersebut sangat cocok untuk keperluan industri Jepang. Setelah
berhasil menguasai Indonesia, Jepang mengambil kebijakan dalam ekonomi yang sering
disebut Self Help, yaitu hasil perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk
mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang, contohnya sebagai berikut. 1) Jepang
memerintahkan menanam padi karena beras adalah sumber energi tentara Jepang. 2)
Jepang memerintahkan menanam jarak karena getah jarak dijadikan pelumas mesin-mesin
industri alat perang Jepang termasuk pesawat tempur. 3) Jepang memerintahkan menanam
tanaman kina karena menjadi obat antimalaria. Penyakit malaria sangat melemahkan
kemampuan bertempur pasukan Jepang.
b. Pengawasan Ketat di Bidang Ekonomi
Jepang melakukan pengawasan ekonomi secara ketat. Pengawasan tersebut antara lain
penggunaan dan penyediaan barang serta pengendalian harga untuk mencegah
meningkatkan harga barang. Jika ada yang melanggar, akan dikenai sanksi sangat berat.
c. Kebijakan Self-sufficiency
Kebijakan self-sufficiency yaitu pemerintah Jepang mengharuskan pada wilayah-wilayah
yang ada di bawah pemerintah Jepang harus memenuhi kebutuhannya sendiri.
d. Memberlakukan Setoran Wajib, Romusha
Pada tahun 1944, Jepang dalam ambisi perangnya semakin terdesak dan kalah di berbagai
front sehingga kebutuhan bahanbahan pangan semakin meningkat. Untuk mengatasinya,
Jepang membuat aturan agar rakyat menyerahkan bahan pangan dan barang secara besar-
besaran melalui organisasi bentukan Jepang yang bernama Jawa Hokokai (Himpunan
Kebaktian Rakyat Jawa) dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian). Setiap rakyat harus
menyerahkan bahan makanan 30 persen untuk pemerintah Jepang, 30 persen untuk
lumbung desa (simpanan), dan 40 persen menjadi hak miliknya.
Kewajiban yang memberatkan itu membuat rakyat menderita dan kekurangan pangan
sehingga rakyat makan makanan yang tidak biasa seperti umbi-umbian hutan, bekicot, dan
sebagainya. Karena sandang juga langka, rakyat terpaksa memakai pakaian dengan bahan
dasar karung goni. Keadaan itu diperparah dengan kewajiban romusha atau kerja paksa.
Banyak rakyat meninggal di tempat kerja atau ditembak mati karena melarikan diri dari
kewajiban romusha.
3. Bidang Sosial
a. Romusha
Penerapan romusha pada awalnya secara sukarela dari rakyat karena mendapat upah
dari pemerintah Jepang. Namun, lambat laun romusha menjadi kerja paksa yang tidak ada
lagi sistem pengupahan. Banyak pemuda desa dan laki-laki desa lainnya yang dipaksa kerja
romusha sehingga mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak tergarap. Mereka
dimobilisasi tidak saja untuk membangun jalan, bandara, dan pelabuhan di dalam negeri,
tetapi juga di luar negeri seperti Burma, Thailand, Vietnam, dan Malaysia.
b. Jugun Ianfu
Selain memobilisasi para pemuda desa untuk romusha, pemerintah Jepang juga
merekrut wanita-wanita desa untuk dijadikan perempuan penghibur tentara Jepang atau
yang dikenal dengan Jugun Ianfu. Para wanita itu awalnya direkrut dijanjikan dididik
menjadi perawat kesehatan, tetapi pada kenyataanya mereka dijadikan sebagai wanita
penghibur.
c. Pendidikan
Pada masa Jepang, sistem pendidikan lebih buruk daripada masa kolonial Belanda.
Jumlah sekolah menurun drastis dan jumlah warga buta aksara semakin banyak. Sistem
pembelajaran dan kurikulum dijadikan untuk kepentingan perang. Pelajar diindoktrinasi
dengan slogan Hakko Ichiu (delapan penjuru dunia di bawah satu atap). Slogan ini terus
diterapkan sebagai alat propaganda Jepang bahwa Jepang pemimpin dunia dan alat
pembenaran Jepang selalu menginvansi negara lain selama Perang Dunia II.
d. Bahasa dan Stratifikasi Sosial
Ada sisi positif dalam diri Jepang. Pertama, dalam bidang bahasa, karena bahasa
Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar. Bahasa Indonesia juga dijadikan
sebagai pelajaran wajib. Kedua, dalam penjajahan Jepang ini, stratifikasi sosial golongan
bumiputra (inlander, zaman Belanda) ditempatkan di atas golongan Eropa dan golongan
Timur Asing kecuali Jepang. Jepang ingin mengambil hati rakyat dalam usaha menghadapi
Sekutu dalam Perang Pasifik.
4. Bidang Kebudayaan
Sebagai negara fasis, Jepang memang mendidik warga negaranya dengan sangat ketat.
Semua urusan warga negaranya harus taat pada aturan yang ditetapkan oleh negara. Walaupun
menjadi negara modern akibat Restorasi Meiji, Jepang tetap sangat menghormati kaisarnya.
Sebab bagi mereka, kaisar dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari.
Oleh karena itu, dalam tradisi Jepang, mereka memberi hormat ke arah matahari terbit
dengan cara membungkukkan punggung dalam-dalam (disebut dengan Seikerei) sebagai simbol
penghormatan terhadap kaisar.
Kebiasaan Jepang itu dipaksakan kepada setiap negara jajahannya, termasuk di Indonesia
sehingga menimbulkan rasa tidak suka terhadap Jepang. Perilaku seperti itu bertentangan
dengan agama karena dianggap sebagai Syrik (menyekutukan Tuhan). Perlawanan K.H. Zainal
Mustafa di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tahun 1944 sebagai bukti bahwa Jepang tidak bisa
memaksa begitu saja budayanya kepada tanah jajahan.
Dalam usaha mengendalikan kebudayaan, Jepang membentuk organisasi yang bernama
Keimin Bunkei Shidoso (pusat kebudayaan). Keimin Bunkei Shidoso dijadikan sebagai wadah
perkembangan kesenian Indonesia. Lembaga ini juga dimanfaatkan Jepang untuk mengawasi
dan mengarahkan seniman-seniman Indonesia agar karyanya tidak menyimpang dari
kepentingan Jepang. Jika ada seniman yang berani mengkritik Jepang, maka seniman itu
ditangkap dan dipenjarakan. Contohnya, Chairil Anwar dijebloskan ke penjara karena karya
sastranya yang berjudul Siap Sedia.
H.Strategi Politik Jepang Membentuk Organisasi Kemasyarakatan
1. Organisasi sosial kemasyarakatan
a. Gerakan 3A
Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia dalam perang Asia Timur Raya atau
Perang Pasifik, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan 3A
(Nipon cahaya Asia, Nipon pelindung Asia, Nipon pemimpin Asia). Perkumpulan ini
dibentuk pada 29 Maret 1942. Jepang berusaha agar gerakan ini menjadi alat propaganda
yang efektif untuk memenangkan perang dengan Sekutu. Oleh karena itu, di berbagai
daerah dibentuk berbagai komite-komite.
Ternyata, sekalipun dengan berbagai upaya, gerakan ini kurang mendapat simpati rakyat
karena ternyata Jepang sudah mulai menampakkan sifat-sifat penjajahannya. Pada
Desember 1942, Gerakan 3A dinyatakan gagal dan dibubarkan.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Karena Gerakan 3A gagal, kemudian Jepang mengajak para tokoh pergerakan untuk
bekerja sama. Jepang kemudian mendirikan organisasi pemuda yang dipimpin oleh
Sukardjo Wiryopranoto. Karena lambat laun organisasi ini tidak mendapat sambutan rakyat,
akhirnya Jepang membubarkannya.
Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya, karena
Jepang sudah banyak berubah. Misalnya, melarang pengibaran bendera Merah Putih yang
berdampingan dengan bendera Hinomaru serta mengganti lagu “Indonsia Raya” dengan
lagu “Kimigayo”.
Jepang ketika perang dengan sekutu mulai menampakkan kekalahan di mana-mana
sehingga rakyat Indonesia mulai tidak percaya dengan Jepang. Untuk memulihkan keadaan
itu, Jepang harus bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, misalnya
Sukarno dan Moh. Hatta. Karena Sukarno masih ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda
di Padang, maka Jepang membebaskannya.
Jepang kemudian membentuk organisasi massa yang dapat diharapkan bekerja sama
untuk menggerakkan rakyat. Pada Desember 1942, Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan
Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru. Gerakan itu bernama Pusat
Tenaga Rakyat (Putera) yang kemudian berdiri pada 16 April 1943. Tokoh-tokoh nasionalis
ini terkenal dengan sebutan empat serangkai.
Putera diketuai oleh Sukarno. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan
menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan kolonial Belanda. Jepang
menginginkan Putera bekerja untuk menggali potensi masyarakat guna membantu Jepang
dalam perang. Di samping bertugas sebagai propaganda perang, Putera juga bertugas
memperbaiki bidang sosial dan ekonomi.
Putera kemudian membentuk organisasi sampai ke tingkat daerah-daerah dan pimpinan
pusat tetap dipegang oleh empat serangkai sehingga dalam waktu singkat Putera
berkembang sangat pesat. Melalui rapat-rapat, para tokoh nasionalis memanfaatkan Putera
untuk menyiapkan Indonesia merdeka. Rupanya, Jepang mulai sadar bahwa Putera
dimanfaatkan oleh para nasonalis bukan untuk kepentingan Jepang sehingga pada tahun
1944 Putera dibubarkan Jepang.
c. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia)
Berbeda dengan pemerintah kolonial Belanda yang anti organisasi Islam, Jepang lebih
bersahabat terhadap umat Islam. Jepang mendekati umat Islam karena Jepang
menginginkan agar umat Islam di Indonesia membantu Jepang melawan Sekutu. Oleh
karena itu, organisasi Islam yang bernama MIAI yang cukup berpengaruh pada masa
pemerintahan Belanda dan dibubarkan Belanda mulai dihidupkan kembali oleh Jepang.
Tanggal 4 September 1942, MIAI diizinkan aktif kembali. Dengan demikian, MIAI dapat
dimobilisasi untuk keperluan Jepang.
MIAI berkembang sangat pesat karena merupakan tempat bersilaturahmi antar sesama
para tokoh Islam untuk menuju Indonesia merdeka. Arah perkembangan MIAI mulai
dipahami oleh Jepang. MIAI dianggap tidak memberi kontribusi terhadap Jepang dan itu
berarti tidak sesuai dengan harapan Jepang. Maka, pada November 1943, MIAI dibubarkan
Jepang. Sebagai penggantinya, Jepang membentuk organisasi Islam baru yang bernama
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Tugas dari Masyumi adalah dapat
mengumpulkan dana dan dapat menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan
Perang Asia Timur Raya.
Masyumi diketuai oleh Hasyim Asy’ari dan wakil ketuanya dijabat oleh Mas Mansur dan
Wahid Hasyim, sedangkan penasihatnya adalah Ki Bagus Hadikusumo. Masyumi sebagai
Gambar 4.d. K.H. Hasyim Asy’ari. Seorang ulama yang diberi kepercayaan Jepang
memimpin Masyumi. 140 organisasi induk umat Islam, anggotanya sebagian besar dari
para ulama. Dengan kata lain, ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan politik.
Organisasi Islam ini berkembang sangat pesat dan di setiap karesidenan ada cabangnya.
Masyumi dalam perkembangannya menjadi tempat penampungan berkeluh kesah rakyat.
Masyumi berkembang menjadi organisasi yang pro dengan rakyat sehingga tidak heran
bila Masyumi menentang keras kebijakan romusha. Bahkan, Masyumi menolak permintaan
Jepang agar organisasi bentukan Jepang ini menggerakan romusha. Dengan demikian,
Masyumi telah membentuk dirinya menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat.
d. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
Pada tahun 1944, dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang terus mengalami kekalahan di
mana-mana sehingga kondisi ini sangat mengkhawatirkan keberadaan Jepang di Indonesia.
Untuk itu, panglima ke-16, Jenderal Kumakici Harada membentuk oganisasi baru yang
bernama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa). Organisasi ini dibentuk
karena Jepang membutuhkan bantuan segenap rakyat secara lahir batin, yakni rakyat
memberikan darmanya kepada pemerintah Jepang demi kemenangan perang.
Agar pengalaman yang sudah terjadi tidak terulang, yakni pimpinan organisasi
membelokkan organisasi sehingga tidak sesuai harapan Jepang, maka Jawa Hokokai
dipimpin langsung oleh orang Jepang, yakni gunseikan. Sedangkan penasehatnya boleh
orang Indonesia, yakni Sukarno dan Hasyim Asy’ari.
Organisasi ini sampai ke tingkat RT (rukun tetangga). Di tingkat daerah (syu/shu)
dipimpin oleh syucokan dan seterusnya sampai ke tingkat daerah ku oleh kuco, bahkan
sampai ke gumi di bawah pimpinan gumico. Dengan demikian, Jawa Hokokai memiliki
alat sampai ke desa-desa, dukuh, bahkan sampai RT (gumi atau tonari gumi). Tonari gumi
dibentuk untuk memobilisasi seluruh penduduk dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 10 sampai 20 keluarga. Para kepala desa atau kepala dukuh atau ketua RT bertanggung
jawab atas kelompoknya masing-masing. Program kegiatan Jawa Hokokai adalah sebagai
berikut. 1) Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah
Jepang. 2) Memimpin rakyat berdasarkan semangat kekeluargaan. 3) Memperkukuh
pembelaan tanah air.
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggotaanggotanya atas bermacam-
macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya. Misalnya, Kyoiku
Hokokai (kebaktian para guru), Isi Hokokai (kebaktian para dokter), dan sebagainya.
Dalam perkembangannnya, Jawa Hokokai memobilisasi potensi rakyat untuk kemenangan
perang Jepang, misalnya dalam bidang ekonomi dengan cara penarikan hasil bumi untuk
keperluan perang.
2. Organisasi Semimiliter dan Militer
Dalam memerintah Indonesia, Jepang menerapkan pemerintahan militer. Untuk
itu, Jepang mengambil kebijakan membuat organisasi yang bersifat semimiliter dan
militer. Para pemuda dilatih Jepang untuk disiplin dan memiliki semangat juang yang
tinggi (seishin) dan berjiwa kesatria (bushido). Untuk lebih jelasnya, berikut ulasannya.
a. Organisasi Semimiliter
1) Seinendan
Seinendan (korps pemuda) adalah sebuah organisasi yang mewadahi para
pemuda yang berusia 14 sampai 22 tahun. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan
menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
Kepentingannya bagi Jepang ialah menjadi tenaga cadangan dalam menghadapi
perang Asia Timur Raya. Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang
mengamankan garis belakang. Pengorganisasian Seinendan diserahkan kepada
penguasa setempat, misalnya di tingkat syu/shu (keresidenan) ketuanya syucokan
sendiri. Begitu juga di tingkat daerah ken (kabupaten), ketuanya kenco sendiri, dan
seterusnya sampai ke tingkat gun (kawedanan), son (kecamatan), aza (dusun), dan
gumi (RT). Tokoh-tokoh yang pernah mencicipi pendidikan Seinendan adalah
Sukarni dan Latief Hendraningrat.
2) Keibodan
Keibodan (korps kewaspadaan) anggotanya berusia 25 sampai 35 tahun.
Tujuannya untuk membantu tugas polisi Jepang dalam menjaga keamanan dan
ketertiban. Untuk itu, mereka dilatih kemiliteran. Pembina Keibodan adalah
Departemen Kepolisian (Keimubu) dan di daerah syu (keresidenan) dibina oleh
bagian kepolisian (Keisatsubu). Di kalangan orang Cina juga dibentuk Keibodan
yang diamakan Kakyo Keibotai. Organisasi keibodan juga dibentuk di
daerahdaerah seluruh Indonesia meskipun namanya berbedabeda. Misalnya
Keibodan di Sumatra disebut Bogodan atau di Kalimantan disebut Borneo Konan
Kokokudan. Ketika situasi perang semakin memanas, Jepang melatih Fujinkai
(perkumpulan wanita) dengan diberi latihan militer sederhana. Bahkan, pada tahun
1944 dibentuk Pasukan Srikandi. Organisasi sejenis juga dibentuk untuk usia murid
SD yang disebut Seinentai (barisan murid sekolah dasar). Kemudian, untuk murid
SMP dibentuk Gakukotai (barisan murid sekolah lanjutan).
3) Barisan Pelopor
Jepang membentuk Chuo Sangi in (semacam DPR). Salah satu keputusan
lembaga itu adalah merumuskan cara untuk menumbuhkan keadaran di kalangan
rakyat untuk 143 membela tanah air dari serangan musuh. Sebagai bentuk nyata
dari keputusan itu, Jepang pada 1 November 1944 membetuk organisasi baru yang
bernama Barisan Pelopor. Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran
rakyat untuk berkembang sehingga jika tanah airnya diserang musuh, maka rakyat
siap membantu Jepang mempertahankan tanah airnya.
Organisasi ini dipimpin oleh Sukarno yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo. Barisan pelopor berkembang pesat
hanya di perkotaan. Organisasi ini mengadakan pelatihan militer bagi angotanya
meskipun hanya menggunakan senapan dari kayu dan bambu runcing. Anggotanya
sangat heterogen karena ada yang terpelajar, berpendidikan rendah, bahkan tidak
pernah mengenyam pendidikan sekalipun.
Tokoh yang pernah menjadi anggotanya adalah Supeno, D.N. Aidit, Johar Nur,
dan Asmara Hadi. Dengan adanya organisasi ini, nasionalisme dan rasa persaudaran
di lingkungan rakyat Indonesia semakin berkobar. Organisasi ini di bawah naungan
Jawa Hokokai.
4) Hizbullah
Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kaiso mengeluarkan
pernyataan tentang pemberian kemerdekaan untuk Indonesia karena kekalahan
Jepang ada di mana-mana sehingga Jepang mengalami berbagai kesulitan. Cara
yang ditempuhnya menambah kekuatan yang sudah ada, yakni membentuk pasukan
cadangan khusus dari pemuda-pemuda Islam sebanyak 40.000 orang.
Bagi Jepang, dibentuknya pasukan khusus Islam ini digunakan untuk
membantu dalam pemenangan perang Jepang. Tokoh-tokoh Masyumi menyambut
antusias pembentukan pasukan khusus Islam ini dan tentu saja sambutan itu
disambut gembira pemerintah Jepang.
Tujuan Masyumi membentuk organisasi ini adalah untuk persiapan menuju
cita-cita kemerdekaan Indonesia. Maka, pada 15 Desember 1944, Jepang
membentuk organisasi 144 baru berupa pasukan sukarelawan Islam yang
dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaykio
Seinin Teishinti. Tugas pokok Hizbullah adalah sebagai berikut.
1. Sebagai tentara cadangan. • Melatih diri baik jasmani maupun rohani dengan
giat. • Membantu tentara Dai Nippon. • Menjaga bahaya udara dan mengintai
mata-mata musuh. • Menggiatkan usaha-usaha untuk kepentingan tugas perang.
2. Sebagai pemuda Islam dengan tugas berikut. • Menyiarkan agama Islam. •
Memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama Islam. • Membela agama
dan umat Islam Indonesia.
Agar organisasi berjalan lancar, maka dibentuk pengurus pusat Hizbullah
dengan ketuanya K.H. Zainul Arifin, wakil ketuanya Moh. Roem, dan anggota
pengurusnya antara lain Prawoto Mangunsasmito, Kia Zarkasi, dan Anwar
Cokroaminito.
Para pelatihnya berasal dari komandan-komandan Peta dan di bawah
pengawasan perwira Jepang. Kapten Yanagawa Moichiro, yakni seorang perwira
Jepang, akhirnya memeluk Islam dan menikahi gadis dari Tasik. Dalam pelatihan,
selain keterampilan militer juga kerohanian.
Keterampilan fisik militer dilatih oleh para komandan Peta, sedangkan bidang
mental kerohanian dilatih oleh K.H. Mustafa Kamil (bidang kekebalan), K.H.
Mawardi (bidang Tauhid), K.H. Abdul Halim (bidang politik), dan K.H. Tohir
(bidang sejarah). Pelatihan Hizbullah di Cibarusa itu ternyata membentuk kader
pejuang yang militan serta menumbuhkan semangat nasionalisme para kader
Hizbullah.
Setelah pelatihan di Cibarusa itu mereka kembali ke daerah masing-masing
dan membentuk Hizbullah di daerah sehingga Hizbullah berkembang dengan pesat.
Para Hizbullah menyadari bahwa Tanah Jawa adalah pusat pemerintahan. Jika
musuh sewaktu-waktu menyerang, maka Hizbullah akan mempertahankan dengan
penuh semangat. Semangat itu tentunya bukan karena membantu Jepang, tetapi
demi tanah air Indonesia. Jika barisan pelopor di bawah naungan Jawa Hokokai,
maka Hizbullah di bawah naungan Masyumi.
b. Organisasi Militer
1) Heiho
Heiho (pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan
di organisasi militer, baik angkatan darat maupun laut. Tujuan dari dibentuknya Heiho
adalah membantu tentara Jepang. Anggotanya 42.000 orang, tetapi mereka tidak sampai
berpangkat perwira karena perwira hanya untuk orang Jepang.
Syarat untuk menjadi tentara Heiho antara lain 1) usia 18 sampai 25 tahun, 2)
berbadan sehat, 3) berkelakuan baik, dan 4) berpendidikan minimal sekolah dasar.
Adapun kegiatan pelatihan tentara Heiho adalah membangun kubu-kubu pertahanan,
menjaga kamp tahanan, dan membantu perang tentara Jepang di medan perang.
Contohnya, banyak anggota Heiho yang diterjukan di peperangan melawan tentara
Sekutu di Kalimantan, Papua, bahkan ada yang sampai ke Burma.
Dalam organisasinya, tentara Heiho sudah dibagi-bagi menjadi kesatuan menurut
daerahnya. Di Jawa menjadi bagian tentara Jepang ke-16 dan di Sumatra menjadi bagian
dari tentara Jepang ke-25. Selain itu, tentara Heiho juga sudah dibagi menjadi beberapa
angkatan, misalnya angkat darat, laut, dan kepolisian (kempeitei). Keterampilan khusus
juga diberikan, misalnya bagian senjata antipesawat terbang, tank, artileri, dan
pengemudi mesin perang.
2) Peta
Heiho sebagai bagian dari pasukan Jepang untuk menghadapi serangan Sekutu
dipandang belum memadai. Oleh sebab itu, dibentuklah organisasi militer lain yang
bernama Peta (Pembela Tanah Air). Para anggota Peta mendapat pelatihan militer karena
organisasi ini organisasi militer.
Semula, yang ditugasi melatih anggota Peta adalah seksi khusus dari bagian
inteligen yang disebut Tokubetsu Han. Bahkan, sebelum ada perintah melatih Peta,
Tokubetsu Han sudah melatih pemuda Indonesia untuk menjadi inteligen yang dipimpin
oleh Yanagawa.
Pelatihan pertama berlokasi di Tangerang dengan anggota 40 orang dari seluruh
Jawa. Baru pada pelatihan tahap kedua, Jenderal Kumaikici Harada panglima tentara
Jepang memerintahkan untuk membentuk Peta dan melatih Peta. Pada 3 Oktober 1943,
secara resmi Peta didirikan dan anggota Peta berasal dari berbagai golongan, termasuk
dari Seinendan.
Dalam Peta sudah dikenalkan pangkat, misalnya daidanco (komandan batalion),
cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu),
dan giyuhei (prajurit sukarela). Untuk mencapai tingkat perwira Peta, para anggota harus
melalui pendidikan khusus. Pertama kali pendidikan dilaksanakan di Bogor dan setelah
mereka lulus pelatihan ditempatkan di berbagai daidanco (komandan batalion) yang
tersebar di Jawa, Madura, dan Bali.
Dalam organisasi, Peta tidak seperti Heiho yang ditempatkan pada struktur
organisasi tentara Jepang. Peta dibentuk sebagai pasukan gerilya yang melawan apabila
terjadi serangan dari pihak musuh. Tegasnya, Peta dibentuk untuk mempertahankan tanah
air Indonesia dari serangan Sekutu.
Dalam kedudukan struktur organisasi, Peta memiliki kedudukan yang lebih
bebas/fleksibel dan dalam hal kepangkatan ada orang Indonesia yang sampai mencapai
perwira. Untuk itulah banyak orang yang tertarik untuk menjadi anggota Peta. Sampai
pada akhir pemerintahan Jepang, anggota Peta sudah mencapai 37.000 orang di Jawa dan
Sumatra mencapai 20.000 orang.
Di Sumatra, nama yang terkenal bukan Peta, tetapi Giyugun (prajurit-prajurit
sukarela). Orang-orang Peta inilah yang kemudian hari sangat berperan dalam
ketentaraan setelah Indonesia merdeka. Tokoh terkenal Peta adalah Supriyadi dan
Sudirman.
I. Perlawanan Terhadap Jepang Secara Kooperatif (kerjasama)
Perjuangan secara kooperatif dilakukan oleh tokoh-tokoh nasionalis yang duduk di
organisasi-organisasi bentukan Jepang. Melalui organisasi ini, mereka dengan rapi melakukan
koordinasi-koordinasi agar rakyat bersatu untuk Indonesia merdeka. Dengan organisasi
bentukan Jepang seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Sukarno, Hatta, Mas Mansur, dan Ki
hadjar Dewantara membentuk empat serangkai untuk membangkitkan semangat nasionalisme
bangsa Indonesia yang sempat luntur akibat tekanan dari kolonial Belanda.
Sukarno dengan tidak ragu-ragu juga bekerja sama dengan Jepang agar perjuangan untuk
Indonesia merdeka segera terwujud. Sikap Sukarno ini dimanfaatkan oleh pemerintah Jepang
sebagai alat untuk memobilisasi rakyat karena Sukarno dianggap Jepang sebagai tokoh yang
paling berpengaruh terhadap rakyat. Akhirnya, antara Sukarno dengan Jepang saling
memanfaatkan.
Sikap Sukarno itu pernah dikecam keras oleh tokoh nasionalis lainnya, misalnya ketika
Sukarno mendukung penerapan romusha dan bahkan ikut terlibat memobilisasi rakyat agar
ikut romusha yang mengakibatkan mereka mati kelaparan, menderita penyakit dan meninggal,
serta ditembak Jepang karena lari dari romusha. Karena kecaman keras dari beberapa pihak,
Sukarno pernah berujar, “Aku telah mengorbankan hidupku untuk tanah ini … tidak jadi soal
kalau ada yang menyebutku kolaborator Jepang … halamanhalaman dari revolusi Indonesia
akan ditulis dengan darah Sukarno …. Sejarahlah yang akan membersihkan namaku ….”
Untuk kepentingan Indonesia merdeka, Sukarno juga terlibat dalam persiapan
kemerdekaan seperti BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Coosakai dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai
J. Perlawanan Terhadap Jepang Melalui bawah tanah
Gerakan bawah tanah di Indonesia tidak seperti gerakan bawah tanah di Eropa yang
mengangkat senjata secara sembunyi-sembunyi. Gerakan bawah tanah di Indonesia artinya
perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Mereka, di balik kepatuhan terhadap
Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang menggerakkan rakyat untuk Indonesia merdeka.
Walaupun akhirnya gerakan mereka diketahui Jepang dan organisasi yang mereka jalankan
dibubarkan, tetapi peranan mereka sangat penting bagi Indonesia merdeka. Untuk lebih
jelasnya, berikut ulasan tokoh-tokoh yang melakukan perjuangan bawah tanah.
a. Kelompok Sukarni
Sukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman kolonial Belanda. Pada zaman pendudukan
Jepang, Sukarni bersama Muhammad Yamin bekerja di Sendenbu (Barisan Propaganda
Jepang). Sukarni juga menghimpun tokoh-tokoh pergerakan seperti Adam Malik,
Kusnaini, dan Pandu Wiguna untuk terus mengobarkan perjuangan dan menggelorakan
paham nasionalisme. Untuk menyamarkan gerakannya, Sukarni mendirikan asrama politik
yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia” sehingga dapat mengumpulkan tokoh-tokoh
penting seperti Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya. Keempat tokoh itu bertugas
mendidik para pemuda tentang politik dan pengetahuan umum.
b. Kelompok Ahmad Subarjo
Pada masa pendudukan Jepang, Ahmad Subarjo bertugas sebagai Kepala Biro Riset
Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Di samping bekerja di
lembaga itu, Ahmad Subarjo menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang bekerja di
angkatan laut Jepang dengan mendirikan asrama pemuda yang bernama “Asrama
Indonesia Merdeka”. Di asrama itu, Ahmad Subarjo menanamkan jiwa nasionalisme di
kalangan pemuda Indonesia.
c. Kelompok Sutan Syahrir
Sutan Syahrir sangat yakin bahwa Jepang tidak akan menang perang melawan Sekutu.
Untuk itu, menurut Syahrir, Indonesia harus segera merebut kemerdekaan pada saat yang
paling tepat. Syahrir membuat jaringan-jaringan para pemuda yang mempunyai semangat
nasionalisme tinggi, yakni para mahasiswa progresif. Ketika mendengar lewat radio bahwa
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Syahrir beserta pemuda lainnya mendesak
kepada Sukarno dan Hatta untuk memproklamasikan pada 15 Agustus 1945. Karena
Sukarno belum mendengar secara langsung penyerahan Jepang, maka Sukarno belum
merespons secara positif. Lagi pula, Sukarno yang saat itu sebagai ketua PPKI dalam
membuat keputusan harus sesuai prosedur, yakni adanya kesepakatan dari para anggota
untuk Indonesia merdeka.
K. Perlawanan Terhadap Jepang Melalui Bersenjata
Selain perlawanan dengan cara kooperatif dan gerakan bawah tanah, para tokoh
pergerakan juga melakukan perlawanan dengan cara mengangkat senjata. Berikut tokoh-tokoh
yang melakukan perlawanan secara fisik.
a. Perlawanan Rakyat Desa Sukamanah di Tasikmalaya
Perlawanan ini diawali dengan penolakan para santri di Pondok Pesantren Sukamanah
Singaparma yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa. Mereka menolak seikerei (sikap
menghormati Tenno Haika dengan membungkukkan badan 90 derajat ke arah matahari
terbit). Kewajiban seikerei ini menyinggung umat Islam karena termasuk perbuatan syrik
yakni menyekutukan Tuhan. Selain alasan seikerei, K.H. Zaenal Mustafa juga sudah tidak
tahan melihat penderitaan rakyat akibat penerapan romusha. Tanggal 25 Februari 1944,
Kiai Zaenal memimpin perlawanan tetapi dapat dipadamkan pemerintah Jepang karena
persenjataan yang tidak memadai. Banyak pengikut Kiai Zaenal yang terbunuh dan Kiai
Zaenal sendiri tertangkap pada 25 Oktober 1944 hingga akhirnya dihukum mati Jepang.
b. Perlawanan Rakyat Indramayu
Peristiwa Indramayu terjadi pada April 1944. Pencetusnya adalah karena Jepang
mewajibkan kepada rakyat untuk menyetorkan sebagian hasil panen padi dan pelaksanaan
romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat. April 1944, mereka melakukan
perlawanan di daerah Karangapel. Karena sifatnya spontan, maka perlawanan ini dapat
dipadamkan pemerintah Jepang.
c. Perlawanan Rakyat Aceh
Perlawanan Aceh terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil.
Pemicunya karena tindakan sewenang-wenang Jepang terhadap rakyat Aceh. Usaha
perundingan tidak berhasil sehingga Jepang menyerang di Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil
ditembak bersama pengikutnya ketika melarikan diri dari kepungan Jepang. Informasi yang
didapat dalam pertempuran itu, 90 serdadu Jepang tewas dan 3.000 rakyat Cot Plieng
gugur di medan laga.
d. Perlawanan Peta di Blitar
Perlawanan dilakukan oleh Peta (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi militer bentukan
Jepang. Pemicunya adalah persoalan pengumpulan hasil panen padi yang diwajibkan
Jepang kepada rakyat, romusha yang menyebabkan penderitaan rakyat, dan pelatihan
Heiho yang keras di luar batas kemanusiaan. Alasan lain yang terungkap bahwa dalam
Peta, pelatih militer Jepang bersikap angkuh dan selalu memandang rendah prajurit-prajurit
Indonesia. Perlawanan dipimpin oleh anggota Peta komandan pleton (shodanco) yang
bernama Supriyadi pada 14 November 1944 di Blitar.
Perlawanan ini termasuk perlawanan yang terbesar dalam masa pendudukan Jepang di
Indonesia. Meskipun perlawanan dapat dipatahkan dan pengikut Supriyadi dapat ditangkap,
dilucuti, dan dihukum mati, tetapi perlawanan ini dapat membangkitkan semangat nasionalisme
bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan.
Setelah perlawanan itu selesai, orang tidak tahu lagi di mana Shodancho Supriyadi
berada. Jika Supriyadi ikut diadili oleh Mahkamah Militer Jepang dan mati dieksekusi, tidak
ada saksi maupun catatannya. Kalau Supriyadi mati karena alasan lain, tidak jelas di mana
makamnya.
Sebaliknya, jika Supriyadi berhasil melarikan diri dan selamat, juga tidak seorang pun
mengetahui di mana Supriyadi berada sehingga sampai sekarang keberadaan Supriyadi masih
misterius.
L. Kebijakan Jepang yang Melunak Karena Kalah Perang
1944, posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak. Sekutu di bawah pimpinan
Jenderal Douglas Mac Arthur dengan strategi militernya berhasil merebut pulau demi pulau
yang dikuasai Jepang sehingga Sekutu berhasil mendekati negara tersebut. Melihat situasi yang
Salam Historia Pemberontakan Peta di Blitar ternyata jauh sebelum kejadian Sukarno sudah
mengetahui rencana itu. Supriyadi dan kawan-kawan datang menemui Sukarno ketika Sukarno
berkunjung ke Blitar. Supriyadi meminta restu kepada Sukarno akan melakukan
pemberontakan. Ujar Sukarno, “Pertimbangkanlah masak-masak untung ruginya melakukan
pemberontakan. Saudara masih terlalu lemah dalam kekuatan militer untuk melakukan gerakan
semacam itu pada waktu sekarang.” Sukarno melanjutkan kata, “Kalaulah Saudara sekalian
gagal dalam usaha ini, hendaknya sudah siap memikul akibatnya, Jepang akan menembak mati
Saudara-saudara semua.” Begitulah, walaupun Sukarno sudah memperingatkan, Supriyadi dan
kawan-kawan tetap melakukan pemberontakan. Akhirnya, ramalan Sukarno tepat, mereka tidak
mampu melawan militer Jepang. serbasulit, Jepang kembali berjanji memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia.
Tanggal 7 September 1944, dalam sidang istimewa parlemen Jepang, Perdana Menteri
Kuniaki Koiso mengumumkan sikap pemerintah Jepang bahwa daerah Hindia Timur
(Indonesia) akan diperkenankan merdeka. Untuk membuktikan kesungguhannya, pada 1 Maret
1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada sebagai panglima tentara Jepang di Jawa
mengumumkan dibentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Coosakai.
Badan ini bertugas menyelidiki berbagai hal terkait aspek politik, ekonomi,
pemerintahan, dan lain sebagainya yang diperlukan bagi pembentukan sebuah negara merdeka.
Badan ini diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya R.P. Soeroso. Anggota
BPUPKI berjumlah 60 orang, di antaranya masuk juga wakil dari Tionghoa, Arab, bahkan
peranakan Belanda dan tujuh orang sebagai anggota istimewa dari Jepang.
Tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, BPUPKI bersidang untuk pertama kalinya. Dalam
sidang tersebut, pada hari terakhir, yakni 1 Juni 1945, Sukarno mengusulkan rumusan dasar
negara yaitu: 1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut ahli bahasa, rumusan ini kemudian diberi nama Pancasila. Meskipun demikian,
sampai sidang terakhir belum diperoleh kata sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar
negara. Oleh karena itu, BPUPKI kemudian membentuk panitia kecil yang terdiri dari sembilan
orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugasnya adalah merumuskan dasar negara serta
tujuan atau asas yang digunakan oleh negara Indonesia yang akan lahir.
Pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil menyusun dokumen penting yang sampai
sekarang digunakan, yakni preambule yang berisi asas Gambar 4.f. Pancasila. Dasar negara
yang merupakan hasil dari nilainilai yang digali Sukarno dari tradisi, adat istiadat, dan budaya
Indonesia. 154 dan tujuan negara Indonesia merdeka. Rumusan itu dikenal sebagai Piagam
Jakarta karena penandatanganannya bertepatan dengan ulang tahun Jakarta.
Isi dari Piagam Jakarta itu adalah: 1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat
Islam bagi para pemeluk-pemeluknya, 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3). Persatuan
Indonesia. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya, pada 14 Juli 1945, selaku panitia hukum dasar, Sukarno mengajukan
rancangan dari isi hukum dasar tersebut yang terdiri dari tiga bagian yang meliputi: 1.
Pernyataan Indonesia merdeka. 2. Pembukaaan Undang-undang Dasar. 3. Batang tubuh
Undang-undang Dasar. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka diambil dari tiga kalimat
awal alinea pertama dan rancangan pembukaan UUD, sedangkan rancangan pembukaan UUD
diambil dari Piagam Jakarta. Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, badan ini dibubarkan
pada 7 Agustus 1945 dan digantikan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
atau Dokuritsu Junbi Inkai. Anggotanya dipilih langsung oleh Marsekal Terauchi, penguasa
tertinggi Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yang bermarkas di Vietnam.
Badan ini berangotakan 21 orang yang terdiri dari 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari
Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda Kecil, 1 orang
dari Maluku, dan 1 orang dari perwakilan Tionghoa. Anggota tanpa sepengetahuan Jepang
ditambah 6 orang di antaranya Sukarno (ketua), Moh. Hatta (wakil ketua), Soepomo (anggota),
dan Radjiman Wedyodiningrat (anggota).
Badan ini kemudian ditetapkan pada 9 Agustus 1945. Marsekal Terauchi kemudian
mengundang tiga tokoh yang tergabung dalam PPKI, yakni Sukarno, Hatta, dan Radjiman
Wedyodiningrat untuk datang ke markas pusat Jepang di Asia Tenggara, yaitu di Dalat,
Vietnam Selatan. Dalam pertemuan itu, penguasa tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara
mengatakan akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada 24 Agustus 1945
dengan wilayah meliputi seluruh wilayah bekas Hindia Belanda
2. Alat dan bahan
- Komputer/laptop
- Internet
- Power Point
J. Kegiatan pembelajaran Utama:
Pengaturan Peserta Didik Metode
Berkelompok - Diskusi kelompok
- Presentasi
- Ceramah
- Debat
- Bermain peran
K. Asesmen:
Individu Berkelompok
- Test tertulis PG atau Essay
- Sikap peserta didik selama
mengikuti kegiatan pembelajaran
- Diskusi kelompok
- Presentasi
- Produk hasil diskusi kelompok dalam
bentuk tulisan/tulisan/ media lain)
L. Persiapan Pembelajaran:
No Langkah Persiapan Pembelajaran Waktu
1 Membuat maind maping materi pendudukan Jepang di
Indonesia
15 menit
2 Mencari informasi materi dan membuat pemaparan power
point
90 menit
3 Membuat tekhnis diskusi kelompok 15 menit
4 Membuat assesmen 30 menit
M. Urutan kegiatan pembelajaran dalam 1 sesi pembelajaran:
Pertemuan ke-1
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa bersama-sama dipimpin
salah satu peserta didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi tentang pembelajaran
hari ini
10 menit
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Jepang ingin
menguasai Asia Pasifik sehingga
terlibat langsung dengan Perang
Dunia II?
- Menyajikan informasi awal materi
tentang keterkaitan Restorasi Meiji,
kemajuan industri, perluasan pasar,
dengan keterlibatan Jepang dalam
Perang Dunia II dengan media
power point.
- Guru menggunakan metode
diskuasi kelompok untuk
membahas keberhasilan restorasi
Meiji dengan perluasan pasar
sehingga terlibat dalam Perang
Dunia II.
- Presentasi di depan kelas setelah
selesai diskusi kelompok
70 menit
Penutup - Kesimpulan tentang materi hari itu
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi tentang kelebihan dan
kelemahan pembelajaran hari ini
10 menit
Pertemuan ke-2
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik 10 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
- Berdoa bersama-sama dipimpin
salah satu peserta didik
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi tentang pembelajaran
hari ini
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Jepang begitu
mudah memenangkan perang
terhadap Belanda sehingga
Indonesia dapat dikuasainya?
- Menyajikan informasi awal untuk
membuka wawasan tentang
keterkaitan antara spionase Jepang
dengan keberhasilan Jepang dalam
mengambil alih wilayah Hindia
Belanda dengan media power point
- Guru menggunakan metode diskusi
kelompok untuk membahas peranan
spionase Jepang untuk
memenangkan perang dengan
Belanda merebut Indonesia.
- Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas
70 menit
Penutup - Kesimpulan tentang materi hari itu
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi tentang kelebihan dan
kelemahan pembelajaran hari ini
10 menit
Pertemuan ke-3
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi tentang kehadiran peserta
didik hari ini
- Berdoa secara bersama-sama
sesuai agama dipimpin satu orang
peserta didik
10 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
- Kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi tentang materi yang
dipelajari hari ini
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa diawal
pendudukan Jepang mereka
membolehkan menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya
bersanding dengan menyanyikan
lagu kebangsaan Jepang Kimigayo?
- Guru menyajikan informasi tentang
keterkaitan strategi Jepang untuk
mendapatkan simpati rakyat dengan
pemerintahan militer Jepang dengan
media power point
- Guru menggunakan metode debat.
Kelompok satu membahas perlunya
Lagu kebangsaan Indonesia Raya
bersanding dengan lagu Kimigayo.
Sedangkan kelompok lain
membahas tidak perlu menyanyikan
lagu kebangsaan bersama-sama.
Lebih baik yang dinyanyikan lagu
Indonesia Raya saja
70 menit
Penutup - Menyimpulkan hasil debat hari ini
- Refleksi kekurangan dan kelebihan
pembelajaran hari ini
10 menit
Pertemuan ke-4
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa sesuai agama dan
keyakinan
- Mengingatkan kembali
kesepakatan aturan dalam kegiatan
pembelajaran pada hari ini
10 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Jepang
mengharuskan kerja romusha
terhadap rakyat Indonesia?
- Guru menyajikan informasi awal
sebagai pembuka wawasan tentang
dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
- Guru menggunakan metode diskusi
kelompok untuk membahas
dampak pendudukan Jepang di
Indonesia
- Peserta didik mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan
kelas
70 menit
Penutup - Penguatan dari guru tentang materi
yang baru saja didiskusikan
- Kesimpulan secara bersama-sama
antara guru dan peserta didik
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi terhadap kelebihan dan
kekurangan pembelajaran hari ini
10 menit
Pertemuan ke-5
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa berdasarkan agama dan
keyakinan masing-masing
dipimpin salah satu orang peserta
didik
- Mengingatkan kembali
kesepakatan aturan dalam kegiatan
pembelajaran pada hari ini
- Apersepsi untuk menjelaskan
pentingnya pokok bahasan hari ini
bagi kehidupan peserta didik
10 menit
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Jepang
membentuk pasukan Peta yang
serdadunya dari warga pribumi?
70 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
- Guru menyajikan informasi awal
sebagai pembuka wawasan tentang
keterkaitan strategi politik Jepang
membentuk organisasi
kemasyarakatan dengan persiapan
kelengkapan alat negara setelah
kemerdekaan
- Guru menggunakan metode belajar
bermain peran tentang
perbincangan Sukarno dengan
Supriyadi sebelum pemberontakan
Peta dan jalannya pemberontakan
Peta di Blitar
Penutup - Penguatan dari guru tentang materi
yang baru saja dipelajari
- Kesimpulan secara bersama-sama
antara guru dan peserta didik
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi terhadap kekurangan dan
kelebihan pembelajaran hari ini
10 menit
Pertemuan ke-6
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa berdasarkan agama dan
keyakinan masing-masing
dipimpin salah satu orang peserta
didik
- Mengingatkan Kembali
kesepakatan aturan dalam kegiatan
pembelajaran pada hari ini
- Apersepsi untuk menjelaskan arti
pentingnya pembelajaran hari ini
bagi nilai-nilai kehidupan
10 menit
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Sukarno
terlibat dalam pembentukan
BPUPKI dan PPKI?
- Guru menyajikan informasi awal
sebagai pembuka wawasan tentang
perlawanan terhadap Jepang secara
kooperatif
70 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
- Guru menerapkan metode diskusi
kelompok untuk membahas
perlawanan terhadap Jepang secara
kooperatif
- Peserta didik mendesiminasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan
kelas
Penutup - Penguatan dari guru tentang materi
yang baru saja didiskusikan
- Kesimpulan antara guru dan
peserta didik tentang materi yang
dibahas
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi dari proses pembelajaran
hari ini
10 menit
Pertemuan ke-7
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa berdasarkan agama dan
keyakinan masing-masing
dipimpin salah satu orang peserta
didik
- Guru memberikan informasi
tentang kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi untuk menjelaskan arti
pentingnya pembelajaran hari ini
bagi nilai-nilai kehidupan
10 menit
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa K.H. Zaenal
Mustofa dari Tasikmalaya
melakukan perlawanan terhadap
Jepang?
- Guru menyajikan informasi awal
tentang perlawanan terhadap
Jepang melalui perjuangan bawah
tanah dan bersenjata
70 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
- Guru menerapkan metode diskusi
kelompok untuk membahas
perlawanan terhadap Jepang
melalui perjuangan bawah tanah
dan bersenjata
- Peserta didik mempresentasikan
dikusi kelompoknya di depan kelas
Penutup - Penguatan dari guru tentang materi
yang baru saja didiskusikan
- Kesimpulan bersama-sama antara
guru dan peserta didik pelajaran
hari ini
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi dari proses pembelajaran
hari ini
10 menit
Pertemuan ke-8
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik
- Berdoa berdasarkan agama dan
keyakinan masing-masing
dipimpin salah satu orang peserta
didik
- Guru memberikan informasi
tentang kesepakatan aturan dalam
kegiatan pembelajaran pada hari
ini
- Apersepsi untuk menjelaskan arti
pentingnya pembelajaran hari ini
bagi nilai-nilai kehidupan
10 menit
Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan
pemantik: Mengapa Jepang
mengundang Sukarno, Hatta dan
Rajiman Wedyodiningrat ke Dalat
markas tentara Jepang di Asia
Tenggara pada 9 Agustus 1945?
- Guru menyajikan informasi awal
tentang kebijakan Jepang yang
melunak dengan menjelang
kekalahan perang Jepang dengan
70 menit
No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu
Sekutu
- Guru menggunakan metode debat
dengan membentuk tiga kelompok.
kelompok pertama membahas
tentang pentingnya perjuangan
dengan cara kerjasama, kelompok
kedua membahas pentingnya
perjuangan bawah tanah/ rahasia
dan kelompok ketiga membahas
pentingnya perjuangan dengan
cara bersenjata/ kekerasan.
Penutup - Penguatan dari guru tentang materi
yang baru saja didebatkan
- Kesimpulan bersama-sama antara
guru dan peserta didik dalam
pelajaran hari ini
- Evaluasi kegiatan pembelajaran
hari ini
- Refleksi dari proses pembelajaran
hari ini
10 menit
N. Refleksi guru
- Apakah guru sudah memberikan perhatian kepada peserta didik yang belum aktif dalam
diskusi?
- Dibutuhkan penanaman karakter kepada peserta didik yang ada di setiap materi ajar.
- Kesulitan apa yang dialami guru selama proses pembelajaran?
- Perlu adanya langkah nyata dari guru untuk memperbaiki proses belajar.
- Apakah peserta didik yang mengikuti pelajaran sudah semua memahami materi
pelajaran?
O. Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan asesmennya (asesmen
formatif)
1. Penilain Individu
a. Penilaian Tertulis
Kisi-kisi Soal:
CP ATP Indikator Soal Nonor
Soal/Bentuk
Soal
CP ATP Indikator Soal Nonor
Soal/Bentuk
Soal
- Pada Fase F,
peserta didik di
Kelas XI dan XII
mampu
mengembangkan
konsep-konsep
dasar sejarah untuk
mengkaji peristiwa
sejarah dalam
dimensi manusia,
ruang, dan waktu.
Melalui literasi,
diskusi, dan
penyelidikan
(penelitian)
berbasis proyek
kolaboratif peserta
didik mampu
menjelaskan
berbagai peristiwa
sejarah yang
terjadi di Indonesia
dan dunia meliputi
Pemerintahan Orde
Baru,
Pemerintahan
Reformasi, serta
Revolusi Besar
Dunia, Perang
Dunia I dan II,
Perang Dingin, dan
Peristiwa
Kontemporer
Dunia sampai
abad-21.
- Peserta didik di
Kelas XII mampu
menggunakan
sumber sekunder
dan sumber primer
untuk melakukan
penelitian sejarah
nasional, sejarah
dunia, dan/atau
sejarah tematis
- 11.3.1 Menganalisis
keterkaitan Restorasi
Meiji, kemajuan
industri, perluasan
pasar, dengan
keterlibatan Jepang
dalam Perang Dunia II
Disajikan beberapa
pernyataan, peserta
didik dapat
mengidentiffikasi
bidang garapan
Restorasi Meiji
1 /PG
- 11.3.2 Menganalisis
keterkaitan antara
spionase (mata-mata)
Jepang dengan
keberhasilan Jepang
dalam mengambil alih
wilayah Hindia Belanda
Disajikan ilustrasi
tentang spionase
Jepang di Indonesia
peserta didik dapat
menentukan sebab-
sebab Jepang
menggunakan mata-
mata (spionase)
sebelum merebut
Indonesia dari
kekuasaan Belanda.
2/PG
- 11.3.3 Menganalisis
keterkaitan strategi
Jepang untuk
mendapatkan simpati
rakyat dengan
pemerintahan militer
Jepang
Peserta didik dapat
mengkaji alasan
Jepang membolehkan
menyanyikan lagu
Indonesia Raya
bersanding dengan
lagu Kimigayo
3/PG
(soal HOTS)
- 11.3.4 Menjelaskan
dampak pendudukan
Jepang di Indonesia
Disajikan beberapa
gambar tentang
tanaman-tanaman
yang di tanam di
Indonesia peserta
didik dapat
mengidentifikasi
tanaman yang
diwajibkan Jepang
untuk menunjang
kemenangan Jepang
dalam Perang Pasifik
4/PG
(penggunaan
visual/ peta/
gambar)
- 11.3.5 Menganalisis
keterkaitan strategi
politik Jepang
Disajikan beberapa
pernyataan, peserta
didik dapat
5/PG
CP ATP Indikator Soal Nonor
Soal/Bentuk
Soal
secara sinkronis
atau diakronis
kemudian
mengomunikasika
nnya dalam bentuk
lisan, tulisan,
dan/atau media
lain. Selain itu
mereka juga
mampu
menggunakan
keterampilan
sejarah untuk
menganalisis
peristiwa sejarah
dari berbagai
perspektif dan
mengaktualisasika
n minat bakatnya
dalam bidang
sejarah melalui
studi lanjutan atau
kegiatan
kesejarahan diluar
sekolah.
membentuk organisasi
kemasyarakatan dengan
persiapan kelengkapan
alat negara setelah
kemerdekaan
mengidentifikasi
tujuan Jepang
membentuk tentara
Peta
- 11.3.6 Menjelaskan
perlawanan terhadap
Jepang secara
kooperatif
Disajikan ilustrasi
tentang hubungan
Jepang dan Sukarno
peserta didik dapat
mengidentifikasi
manfaat untuk bangsa
dari Sukarno menjalin
kerjasama dengan
Jepang
6/PG
- 11.3.7 Menjelaskan
perlawanan terhadap
Jepang melalui
perjuangan bawah tanah
dan bersenjata
-
Disajikan beberapa
sebab-sebab
perlawanan peserta
didik dapat
mengidentifikasi
sebab-sebab
perlawanan Peta di
Blitar
7/PG
11.3.8 Menganalisis
kebijakan Jepang yang
melunak dengan
menjelang kekalahan
perang Jepang dengan
Sekutu
Disajikan beberapa
bentuk pernyataan
peserta didik dapat
mengidentifikasi
tujuan Sukarno, Hatta
dan Rajiman diundang
Jepang ke Dalat
8/PG
- 11.3.7 Menjelaskan
perlawanan terhadap
Jepang melalui
perjuangan bawah tanah
dan bersenjata
Disajikan beberapa
perlawanan melawan
kolonial peserta didik
dapat
mengidentifikasi
perlawanan-
perlawanan pada masa
penjajahan Jepang
9/PG
- 11.3.7 Menjelaskan
perlawanan terhadap
Jepang melalui
Disajikan beberapa
kelompok perlawanan
bawah tanah kepada
10/PG
CP ATP Indikator Soal Nonor
Soal/Bentuk
Soal
perjuangan bawah tanah
dan bersenjata
kolonial peserta didik
dapat
mengidentifikasi
perlawanan bawah
tanah pada masa
penjajahan Jepang
2. Penilain Berkelompok
a. Penilaian Diskusi Kelompok/ Debat
Rubrik Penilaian:
No Aspek Penilaian Skor
0 1 2 3
1 Keaktifan diskusi/ debat
a. Aktif memberi masukan
pemikiran
b. mendengarkan pendapat
orang lain
2 Kreatifitas diskusi
a.Kreatif dan inovasi dalam
diskusi/ debat
b.Ide/gagasan adalah original
Kualitas hasil diskusi
3 a.Hasil runtut dan logis
b.Pengumpulan hasil diskusi
Indikator Rubrik Penilaian
No Indikator Rubrik
1 Aktif memberi masukan
pemikiran
2 = aktif berpendapat
1.= kurang aktif
0 = tidak aktif
No Indikator Rubrik
2 Mendengarkan pendapat orang
lain
1 = Mendengarkan pendapat
0 = Tidak mendengar
pendapat
3 Kreatifitas dalam diskusi/
debat
3 = Sangat kreatif
2 = Kreatif
1 = Kurang kreatif
0 = Tidak kreatif
4 Origionalitas gagasan 3 = gagasan sangat orisionil
2 = gagasan orisionil
1 = gagasan kurang orisionil
0 = gagasan tidak orisionil
4 Hasil diskusi runtut/ debat
dan logis
2 = Sangat runtut dan logis
1 = Runtut dan logis
0 = tidak runtut dan tidak logis
5 Pengumpulan hasil diskusi/
debat tepat waktu
3 = lebih awal
2 = tepat waktu
1= terlambat
0 = tidak dilaksanakan
Jumlah Skor 25
Nilai = Jumlah perolehan skor
X 100 %
Jumlah skor maksimum
b. Penilaian Presentasi dan diskusi
Rubrik Penilaian :
No Aspek Penilaian Skor
0 1 2 3
1 Kelengkapan
materi
2 Penulisan materi
3 Kemampuan
presentasi
4 Keaktifan selama
kegiatan presentasi
5 Sikap menghargai
dan menghormati
pendapat orang lain
Indikator rubrik penilaian:
No Indikator Rubrik
1 Kelengkapan materi 2 = lengkap
1 = kurang lengkap
0 = tidak ada
2 Penulisan materi 2 = sesuai dengan rambu-
rambu yang diberikan
1 = tidak sesuai rambu-rambu
yang diberikan
0 = tidak ada
3 Kemampuan presentasi 2 = Komunikatif
1 = Kurang komunikatif
0 =Tidak Komunikatif
Keaktifan selama kegiatan
presentasi
3 = Sangat aktif
2 = Cukup aktif
1 = Kurang aktif
0 = Tidak aktif
4 Kreatifitas media presentasi 2 = Menggunakan kreasi
digital lebih dari
1(animasi/paint/ video/ dll)
1 = Menggunakan 1 kreasi
digital (animasi/paint/ video/
dll)
0 = Tidak menggunakan kreasi
digital
5 Sikap menghargai dan
menghormati pendapat orang
lain
1 = Sikap menghargai dan
menghormati pendapat orang
lain
0 = Tidak Sikap menghargai
dan menghormati pendapat
orang lain
Jumlah Skor 20
Nilai = Jumlah perolehan skor
X 100 %
Jumlah skor maksimum
P. Pertanyaan refleksi untuk peserta didik
- Apakah peserta didik aktif dalam diskusi sesuai harapan guru?
- Apakah peserta didik sudah menerapkan karakter yang ditanamkan guru dalam proses
pembelajaran?
- Kesulitan apa yang dialami para peserta didik selama proses pembelajaran?
- Perlu adanya langkah-langkah dari peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar.
- Perlu adanya sikap dari peserta didik untuk selalu mengikuti pelajaran dengan baik
Q. Daftar Pustaka
Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas
Bambu
Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Media Sarana.
Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di
Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo
Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang
RI. Yogyakarta: Ombak
Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Link Literasi
https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang
https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/
https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd
https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat-
datang-saudara-tua
https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi-
romusha/
https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/
https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/
R. Lembar kerja peserta didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(Diskusi kelompok)
Materi : Restorasi Meiji (garapan Restorasi Meiji)
Petunjuk Kegiatan Diskusi:
- Bentuklah 5 kelompok dalam kelas!
- Pembagian tema diskusi setiap kelompok:
1. Bidang perindustrian
2. Bidang perdagangan
3. Bidang militer
4. Bidang pendidikan
5. Bidang sosial
- Buatlah perencanan kegiatan kunjungan ke perpustakaan, atau
S. Bahan bacaan peserta didik
Buku- buku:
Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas
Bambu
Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Media Sarana.
Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di
Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo
Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang
RI. Yogyakarta: Ombak
Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Link Literasi:
https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang
https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/
https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd
https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat-
datang-saudara-tua
https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi-
romusha/
https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/
https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/
T. Bahan bacaan guru
Buku-buku:
Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas
Bambu
Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Media Sarana.
Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di
Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo
Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai
Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa
Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang
RI. Yogyakarta: Ombak
Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Link Literasi:
https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang
https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/
https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd
https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat-
datang-saudara-tua
https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi-
romusha/
https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/
https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/
U. Materi pengayaan
Link literasi;
https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang
https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/
https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd
Tugas Pengayaan :
- Hanya untuk peserta didik yang memiliki nilai formatif individu minimal = 85
- Setelah membaca link literasi peserta didik dapat lebih memahami Restorasi Meiji terhadap
kemajuan Jepang yang berdanpak pada imperialisme Jepang, keberhasilan Jepang mendarat
di Tarakan
- berdasarkan informasi-informasi lain yang relevan
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital
V. Materi untuk peserta didik yang kesulitan belajar
Link literasi:
https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat-
datang-saudara-tua
https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi-
romusha/
https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/
https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/
Tugas Remedial :
- Hanya untuk peserta didik yang nilainya kurang dari Kriteria Minimal
- Setelah melihat link yang diberikan, peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang
propaganda saudara tua, keterlibatan Sukarno dalam rumusha (saling memanfaatkan antara
Jepang dan Sukarno), penolakan Sekere yang memicu perlawanana, dan organisasi-
organisasi bentukan Jepang
- Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital

More Related Content

Similar to MODUL AJAR 3 (3).pdf

Rpp sejarah-kelas-xi-wajib
Rpp sejarah-kelas-xi-wajibRpp sejarah-kelas-xi-wajib
Rpp sejarah-kelas-xi-wajibDzulfadhli SPd
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XI
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XI
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIDiva Pendidikan
 
Xi sejarah indonesia kd 3.5_final
Xi sejarah indonesia kd 3.5_finalXi sejarah indonesia kd 3.5_final
Xi sejarah indonesia kd 3.5_finalDeddyHidayat3
 
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptx
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptxPenjajahan_Zaman_Jepang.pptx
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptxudin100
 
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptx
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptxmateri kedatangan jepang ke indonesia.pptx
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptxangelsibarani50
 
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakatmasa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakatAnggie Noer Fietrie
 
Pendudukan jepang
Pendudukan jepangPendudukan jepang
Pendudukan jepanglisa widya
 
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...merrychrystyana
 
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarang
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarangSejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarang
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarangThony Hermansyah
 
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptx
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptxMASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptx
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptxBismaAdinata
 
dampak kedatangan jepang bagi indonesia
 dampak kedatangan jepang bagi indonesia dampak kedatangan jepang bagi indonesia
dampak kedatangan jepang bagi indonesianurainiai
 
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5Madni Al-bantani
 
Pengertian Sejarah.pptx
Pengertian Sejarah.pptxPengertian Sejarah.pptx
Pengertian Sejarah.pptxudinwahyudin9
 
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarahRpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejaraheli priyatna laidan
 
Bab 1 sejarah
Bab 1 sejarahBab 1 sejarah
Bab 1 sejarahKukuh Pj
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangNeo Fakhlur
 
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptx
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptxKEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptx
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptxMAsepSaepullah
 

Similar to MODUL AJAR 3 (3).pdf (20)

Rpp sejarah-kelas-xi-wajib
Rpp sejarah-kelas-xi-wajibRpp sejarah-kelas-xi-wajib
Rpp sejarah-kelas-xi-wajib
 
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XI
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XIRPP SMA Sejarah Wajib Kelas XI
RPP SMA Sejarah Wajib Kelas XI
 
Xi sejarah indonesia kd 3.5_final
Xi sejarah indonesia kd 3.5_finalXi sejarah indonesia kd 3.5_final
Xi sejarah indonesia kd 3.5_final
 
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptx
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptxPenjajahan_Zaman_Jepang.pptx
Penjajahan_Zaman_Jepang.pptx
 
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptx
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptxmateri kedatangan jepang ke indonesia.pptx
materi kedatangan jepang ke indonesia.pptx
 
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakatmasa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
masa pendudukan jepang dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat
 
Pendudukan jepang
Pendudukan jepangPendudukan jepang
Pendudukan jepang
 
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...
KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA, MILITER DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA PADA Z...
 
Bab 5 sejarah wajib sma xi
Bab 5 sejarah wajib sma xiBab 5 sejarah wajib sma xi
Bab 5 sejarah wajib sma xi
 
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarang
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarangSejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarang
Sejarah pendidikan islam pada masa penjajahan sampai sekarang
 
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptx
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptxMASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptx
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG FULgxgfxycydydydtdtxtdtdL.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
dampak kedatangan jepang bagi indonesia
 dampak kedatangan jepang bagi indonesia dampak kedatangan jepang bagi indonesia
dampak kedatangan jepang bagi indonesia
 
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5
Modul masa penjajahan_jepang_xi_ia_5
 
Pengertian Sejarah.pptx
Pengertian Sejarah.pptxPengertian Sejarah.pptx
Pengertian Sejarah.pptx
 
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarahRpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarah
Rpp sejarah xii peminatan bab 1 sejarah
 
Bab 1 sejarah
Bab 1 sejarahBab 1 sejarah
Bab 1 sejarah
 
Analisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepangAnalisis sistem ekonomi jepang
Analisis sistem ekonomi jepang
 
Sejarah jepang(1)
Sejarah jepang(1)Sejarah jepang(1)
Sejarah jepang(1)
 
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptx
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptxKEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptx
KEPENDUDUKAN_JEPANG_DI_INDONESIA.pptx
 

More from IsembelSianipar

Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...IsembelSianipar
 
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...IsembelSianipar
 
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptx
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptxKesultanan Cirebon XI IPS 4.pptx
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptxIsembelSianipar
 
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIsembelSianipar
 
Sejarah Berdirinya LBB.ppt
Sejarah Berdirinya LBB.pptSejarah Berdirinya LBB.ppt
Sejarah Berdirinya LBB.pptIsembelSianipar
 
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.ppt
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.pptKESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.ppt
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.pptIsembelSianipar
 
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.ppt
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.pptBENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.ppt
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.pptIsembelSianipar
 
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.ppt
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.pptBAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.ppt
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.pptIsembelSianipar
 
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptx
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptxKERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptx
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptxIsembelSianipar
 
KESULTANAN CIREBON IPS.ppt
KESULTANAN CIREBON IPS.pptKESULTANAN CIREBON IPS.ppt
KESULTANAN CIREBON IPS.pptIsembelSianipar
 
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptx
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptxkerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptx
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptxIsembelSianipar
 
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptxdokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptxIsembelSianipar
 
KISI KISI RENCANA KELAS XI.doc
KISI KISI RENCANA KELAS XI.docKISI KISI RENCANA KELAS XI.doc
KISI KISI RENCANA KELAS XI.docIsembelSianipar
 
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdfxiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdfIsembelSianipar
 

More from IsembelSianipar (20)

Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
Peran aktif bangsa indonesia dan organisasi organisasi regional dan global be...
 
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...
SEJARAH PEMINATAN SEJAJAH KONTEMPORER DUNIA YANG RELEFAN DI PELAJARI DARI SEG...
 
BAB 3.pptx
BAB 3.pptxBAB 3.pptx
BAB 3.pptx
 
BAB 4.pptx
BAB 4.pptxBAB 4.pptx
BAB 4.pptx
 
BAB 5.pptx
BAB 5.pptxBAB 5.pptx
BAB 5.pptx
 
BAB 6.pptx
BAB 6.pptxBAB 6.pptx
BAB 6.pptx
 
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptx
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptxKesultanan Cirebon XI IPS 4.pptx
Kesultanan Cirebon XI IPS 4.pptx
 
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
 
Sejarah Berdirinya LBB.ppt
Sejarah Berdirinya LBB.pptSejarah Berdirinya LBB.ppt
Sejarah Berdirinya LBB.ppt
 
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.ppt
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.pptKESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.ppt
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA.ppt
 
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.ppt
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.pptBENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.ppt
BENAR MATERI XI IPS SEMESTER 2 JANUARI.ppt
 
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.ppt
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.pptBAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.ppt
BAB 9 AKAR AKAR DEMOKRASI.ppt
 
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptx
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptxKERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptx
KERAJAAN KUTAI 11 IPS 3.pptx
 
KESULTANAN CIREBON IPS.ppt
KESULTANAN CIREBON IPS.pptKESULTANAN CIREBON IPS.ppt
KESULTANAN CIREBON IPS.ppt
 
kerajaan banten.pptx
kerajaan banten.pptxkerajaan banten.pptx
kerajaan banten.pptx
 
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptx
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptxkerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptx
kerajaan samudra pasai kelas 11 ips 3.pptx
 
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptxdokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
dokumen.tips_banjar-ppt-asdasd.pptx
 
KESULTANAN ACEH.pptx
KESULTANAN ACEH.pptxKESULTANAN ACEH.pptx
KESULTANAN ACEH.pptx
 
KISI KISI RENCANA KELAS XI.doc
KISI KISI RENCANA KELAS XI.docKISI KISI RENCANA KELAS XI.doc
KISI KISI RENCANA KELAS XI.doc
 
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdfxiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
xiipa4kerajaanmajapahit-121114223146-phpapp02 (1).pdf
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 

Recently uploaded (12)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 

MODUL AJAR 3 (3).pdf

  • 1. MODUL AJAR SEJARAH INDONESIA A. Informasi Umum Nama penyusun : Lilik Suharmaji Asal Instansi : SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Penyusunan : 2021 Jenjang sekolah : SMA Kelas : XI (Sebelas) Kata Kunci : Pendudukan Jepang di Indonesia Kode Perangkat : Sej. F. LIS. 11.3 Jumlah Peserta : 36 Moda : Tatap Muka Alokasi waktu : 2 JP x 8 pertemuan ( 720 menit) B. Tujuan Pembelajaran Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran - Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep konsep dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam dimensi manusia, ruang, dan waktu. Melalui literasi, diskusi, dan penyelidikan (penelitian) berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia dan dunia meliputi Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia, Pergerakan Kebangsaan Indonesia, Pendudukan Jepang di Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan, Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin, - Peserta didik di Kelas XI mampu menggunakan sumber primer dan sekunder untuk melakukan penelitian sejarah nasional dan sejarah lokal secara diakronis atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menganalisis dan mengevaluasi peristiwa sejarah 11.3. Menjelaskan pendudukan Jepang di Indonesia - 11.3.1 Menganalisis keterkaitan Restorasi Meiji, kemajuan industri, perluasan pasar, dengan keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II - 11.3.2 Menganalisis keterkaitan antara spionase Jepang dengan keberhasilan Jepang dalam mengambil alih wilayah Hindia Belanda - 11.3.3 Menganalisis keterkaitan strategi Jepang untuk mendapatkan simpati rakyat dengan pemerintahan militer Jepang - 11.3.4 Menjelaskan dampak pendudukan Jepang di Indonesia - 11.3.5 Menganalisis keterkaitan strategi politik Jepang membentuk organisasi kemasyarakatan dengan persiapan kelengkapan alat negara setelah kemerdekaan - 11.3.6 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang secara kooperatif - 11.3.7 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata -11.3.8 Menganalisis kebijakan Jepang yang melunak dengan menjelang kekalahan perang Jepang dengan Sekutu
  • 2. C. Profil Pelajar Pancasila D. Profil Pelajar Pancasila yang berkaitan: Dengan mempelajari sejarah pendudukan Jepang di Indonesia peserta didik diharapkan dapat: 1. Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia Selalu bersyukur terhadap karunia Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat yang diberikan sehingga bangsa Indonesia dapat terelepas dari penjajahan Jepang menuju Indonesia merdeka. 2. Berkebhinekaan Global Mengambil pelajaran dari Restorasi Meiji bahwa untuk menjadi negara yang besar harus berani berubah untuk mengambil nilai-nilai yang positif dari bangsa lain sehingga terwujud negara yang lebih beradab dan maju. 3. Mandiri - Mengerjakan tugas-tugas belajar yang diberikan guru secara mandiri - Meneladani sikap mandiri dan tegas seperti para pendahulu yang menolak budaya Sekere yang dipaksakan terhadap bangsa Indonesia. 4. Integritas - Menumbuhkan nilai kejujuran kepada para siswa dalam mengerjakan evaluasi dan tugas-tugas belajarnya. - Meneladani para pejuang pergerakan nasional yang sabar, pantang menyerah, rela berkorban untuk mencapai kemerdekaan. 5. Kritis - Dapat memetik pelajaran (value) dari budaya Jepang yang tidak mudah menyerah dalam mencapai cita-cita walaupun banyak hambatan yang menghadang. 6. Kreatif - Kreatif dalam memilih sumber belajar sebagai bahan diskusi kelompok sehingga menghasilkan materi hasil diskusi dapat dipertanggungjawabkan. 7. Gotong royong - Berkolaborasi dalam diskusi kelompok dengan saling menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapatnya diterima oleh orang lain. - Mengambil hikmah bahwa sebuah keberhasilan aktifitas di dunia sebagian besar didasari karena adanya kolaborasi atau kerjasama
  • 3. D. Sarana Prasarana 1. Jaringan internet yang memadai 2. Komputer/laptop 3. Perpustakaan, buku-buku sejarah sebagai referensi 4. Peta Indonesia (Tarakan, Kalimantan Timur) sebagai tempat yang harus dikuasai Jepang terlebih dahulu agar dapat menguasai seluruh kepulauan Indonesia. E. Target peserta didik Perangkat ajar ini dapat digunakan untuk peserta didik reguler F. Jumlah peserta didik 36 peserta didik/kelas G. Ketersediaan materi: 1. Materi pengayaan 2. Materi remedial H. Model Pembelajaran: PJJ daring dan luring I. Materi ajar, alat dan bahan 1. Materi Pendudukan Jepang di Indonesia A. Restorasi Meiji: Awal Modernisasi Jepang Sebelum menjadi negara modern Jepang merupakan negara feodalis. Mengapa feodalis? Sebab, kekuasaan politik dan ekonomi dipegang oleh kaisar, shogun (semacam panglima militer), dan daimyo (semacam tuan tanah/raja lokal). Kekuasaan itu terbentuk secara hierarki dengan puncak kekuasaan di tangan kaisar, sedangkan kekuasaan pemerintahan dipegang oleh seorang shogun. Tahun 1639, Shogun Tokugawa menjalankan kebijakan Sakoku (negara tertutup). Melalui kebijakan ini, orang asing dilarang masuk ke Jepang dan sebaliknya orang Jepang dilarang berhubungan dengan orang selain Jepang. Namun, pada kenyataannya, Belanda, Cina, serta Korea tetap berhubungan dengan Jepang. Mengapa Jepang menerapkan kebijakan Sakoku (tertutup) dengan bangsa lain? Ada dua alasan. Alasan pertama, pemerintahan Shogun Tokugawa terancam dengan kehadiran misionaris dari Spanyol dan Portugis yang menyebarkan agama Katolik. Mereka dituduh ikut campur urusan dalam negeri. Contohnya, ketika perang antar-shogun mereka memperkenalkan senjata api dan meriam terhadap salah satu shogun, sedangkan senjata orang Jepang berupa pedang (katana). Penyebaran agama yang dilakukan oleh Spanyol dan Portugis juga dituding mengancam kebudayaan asli Jepang. Alasan kedua ialah mempertahankan supremasi Tokugawa atas pesaingnya, Daimyo Tozama. Daimyo Tozama adalah daimyo di bawah Shogun Tokugawa, tetapi secara ekonomi lebih sejahtera karena menjalin hubungan dengan bangsa asing. Apabila Daimyo Tozama tetap
  • 4. bekerja sama dengan bangsa asing, maka dikawatirkan mereka menjadi kuat sehingga mengancam kekuasaan Tokugawa. Pada abad ke-19 (1854), kebijakan Sakoku mulai surut. Tahun 1854, kapal perang Amerika Serikat (kapal hitam) yang dipimpin oleh Komodor Matthew C. Perry menyerang Jepang sehingga memaksa pemerintahan Shogun Tokugawa menandatangani Konvensi Kanagawa pada tahun 1854. Konvensi itu pada intinya menyebutkan bahwa Jepang harus membuka diri dengan bangsa asing sehingga mengakhiri kebijakan tertutup Jepang yang telah berlangsung 200 tahun. Meskipun demikian, hasil Konvensi Kanagawa dianggap menjatuhkan harga diri dan martabat mereka sehingga tersebar sentimen anti-Barat, bahkan terjadi peperangan yang kemudian dimenangkan oleh Barat. Karena adanya konflik dan rasa tidak puas tersebut, Barat menganggap Tokugawa adalah pihak yang paling bertanggung jawab. Untuk itu, ke-shogun-an Tokugawa dihapus dan kekuasaan Jepang sepenuhnya di tangan kaisar, yaitu Kaisar Komei. Kemajuan Barat dan terbukanya pelabuhan-pelabuhan di Jepang yang semakin ramai menyadarkan Jepang betapa terbelakangnya mereka dibanding dengan negara-negara Barat sehingga Jepang bertekad untuk mengejar ketertinggalan. Pada masa pemerintahan Kaisar Meiji (anak dari Kaisar Komei), kesadaran mengejar ketertinggalan mulai terwujud melalui berbagai langkah perubahan besar yang dikenal dengan Restorasi Meiji (1868-1912). Kata “Meiji” berarti “kekuasaan pencerahan”. Pencerahan yang dimaksud adalah kombinasi kemajuan Barat dengan nilai-nilai tradisional Jepang. Dengan misi inilah Jepang mengutus pejabat untuk belajar ke Amerika dan Eropa, yang disebut misi Iwakura. Sebagai hasil misi Iwakura, Jepang memutuskan untuk mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari dunia Barat. Restorasi Meiji kemudian mengubah Kekaisaran Jepang menjadi negara industri modern sekaligus menjadi kekuatan militer dunia. Berikut ini adalah beberapa bidang garapan Tenno Meiji yang tercakup dalam gerakan pembaruan itu. a. Bidang Perindustrian Dengan mengadopsi teknologi dari Barat, Jepang membangun industri-industri seperti pabrik senjata, galangan kapal, peleburan besi, dan lain sebagainya. Hasil produksi ini dijual ke pasar internasional dengan harga relatif murah dibandingkan harga penjualan produk yang sama di dalam negeri. Kebijakan ini disebut dumping. Hal ini membuat industri dalam negeri Jepang berkembang pesat. b. Bidang Perdagangan Jepang membangun bank-bank yang memungkinkan orang untuk meminjam uang agar berinvestasi. Jepang membangun pelabuhan-pelabuhan dan kapal-kapal dagang sehingga perdagangan mengalami kemajuan pesat. c. Bidang Militer Jepang gencar membangun angkatan perangnya. Tahun 1873, Jepang menerapkan kebijakan wajib militer. Jepang juga memesan sebuah kapal perang modern dari Belanda dan untuk mempelajari ilmu kelautan, Jepang mengirim 16 mahasiswa untuk belajar di Belanda. Jepang meniru sistem dan strategi dari Jerman dan Inggris. Dalam waktu singkat, Jepang telah memiliki tentara yang kuat, modern, dan tangguh. d. Bidang Pendidikan
  • 5. Jepang menerapkan wajib belajar bagi generasi mudanya. Mereka dididik untuk merasa memiliki rasa cinta kepada tanah airnya, semangat pantang menyerah dan berani mati (bushido), serta hormat dan tunduk kepada Kaisar. Pemerintah Jepang juga mengirim mahasiswa untuk menimba ilmu-ilmu Barat. e. Bidang Sosial Menghapus sistem kasta di Jepang. Saat itu, Jepang mempunyai empat kasta. Kasta pertama adalah kelas kaum terpelajar, kasta kedua adalah petani, kasta ketiga adalah seniman, dan kasta keempat adalah pedagang. Selain itu, pemerintah juga melarang adat istiadat yang bersifat feodalis seperti laki-laki memperlihatkan dan memakai kimono, laki-laki memanjangkan dan mengucir rambut serta ke mana-mana membawa pedang panjang dan pedang pendek yang menjadi ciri khas kelas samurai. f. Bidang Hukum Sistem hukum dan konstitusi mengikuti model Jerman. Sebagai akibat dari industrialisasi itu, Jepang kemudian menjadi satu-satunya kekuatan besar negara non-Barat di dunia sekaligus kekuatan utama di Asia Timur dan Asia Tengara dalam waktu 40 tahun. B. Kemajuan Industri Perluasan Pasar Industri, Dan Keterlibatan Jepang Pada PD II Jepang sebagai negera industri sebagaimana negara-negara Barat mempunyai tiga tantangan, yakni 1) pasokan bahan mentah yang stabil, 2) jalur pelayaran yang aman, dan 3) pasar bagi hasilhasil industrinya. Pada saat yang bersamaan, kepercayaan diri militer Jepang yang didukung kemajuan ekonomi membangkitkan rasa bangga terhadap negaranya. Nasionalisme ini berkembang menjadi nasionalisme radikal dalam bentuk keinginan sebagian warga agar Jepang menjadi negara imperialis. Faktor ekonomi (gold) dan faktor kejayaan (glory) inilah yang mendorong Jepang menduduki (menjajah) berbagai negara di Asia termasuk Indonesia menjelang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada tahun 1894, Jepang membangun imperium yang sangat luas, meliputi Taiwan, Korea, Manchuria, serta Cina bagian Utara. Pada tahun 1894 dan 1895, Jepang terlibat perang dengan Cina (Perang Sino). Perang ini diawali oleh pemberontakan petani terhadap pemerintahan Korea. Merasa terdesak, pemerintah Korea meminta bantuan kepada Dinasti Qing dari Cina. Karena sejak lama Jepang ingin menguasai Korea, maka Jepang memanfaatkan situasi itu untuk menginvansi Korea. Karena Korea sekutunya Cina, maka Cina protes sehingga antara Jepang dengan Cina terlibat perang. Perang akhirnya dimenangkan Jepang dan kemudian membentuk pemerintahan boneka di Seoul. Kekalahan Cina terhadap Jepang ditandai dengan Perjanjian Shimonoseki yang isinya menyebutkan bahwa Semenanjung Liaodong dan Taiwan diserahkan kepada Jepang. Rusia, Jerman, dan Prancis yang semula menduduki Semenanjung Liaodong akhirnya mundur. Namun, karena Perjanjian Shimonoseki dianggap tidak sah, maka Rusia kembali menduduki Semenanjung Liaodong yang strategis itu. Untuk pertahanannya, Rusia kemudian mendirikan Benteng Port Arthur di situ dan menjadikan pangkalan angkatan lautnya di Pasifik. Tindakan Rusia ini membuat Jepang marah sehingga memicu perang Jepang dengan Rusia yang bernama “Perang Rusia-Jepang” pada tahun 1894 dan 1895. Dalam perang itu, tidak terduga Rusia kalah sehingga harus menandatangani Perjanjian Portsmouth yang diselenggarakan di Amerika Serikat dengan difasilitasi Presiden Roosevelt. Jenderal yang berjasa dalam kemenangan Jepang atas Rusia adalah Laksamana Togo Heihachiro. Isi
  • 6. Perjanjian Portsmouth yakni Jepang mendapatkan Pulau Shakalin dan daerah ManchuriaTindakan Rusia ini membuat Jepang marah sehingga memicu perang Jepang dengan Rusia yang bernama “Perang Rusia-Jepang” pada tahun 1894 dan 1895. Dalam perang itu, tidak terduga Rusia kalah sehingga harus menandatangani Perjanjian Portsmouth yang diselenggarakan di Amerika Serikat dengan difasilitasi Presiden Roosevelt. Jenderal yang berjasa dalam kemenangan Jepang atas Rusia adalah Laksamana Togo Heihachiro. Isi Perjanjian Portsmouth yakni Jepang mendapatkan Pulau Shakalin dan daerah Manchuria. Kemenangan Jepang atas Rusia ini membangkitkan kepercayaan dan harga diri Jepang. Ternyata, bangsa Asia (ras Mongoloid) dapat mengalahkan bangsa Barat (ras Kaukasoid). Dampaknya, selain wilayah kekuasaannya semakin luas, juga muncul ambisi tersembunyi yang tidak hanya ingin menguasai Asia, tetapi juga mengalahkan bangsa-bangsa Barat lainnya. Ketika Prancis menyerah kepada pasukan Nazi Jerman di Eropa tahun 1941, Jepang memanfaatkannya dengan menginvansi wilayah jajahan Prancis di Indocina yang meliputi Kamboja, Laos, dan Vietnam. Pada saat yang bersamaan (tahun 1941), Jerman menginvansi Rusia. Sebelumnya, pada tahun 1940, terjadi kesepakatan “Pakta Tripartit”, yaitu bersatunya fasisme Jepang, Italia, dan Jerman dalam “kekuatan poros” yang kemudian hari bersama sama melawan “kekuatan Sekutu” yang terdiri dari AS, Inggris, dan Prancis dalam Perang Dunia II. Meski tidak memiliki kepentingan di Indocina (Kamboja, Laos, dan Vietnam), sikap agresi Jepang membuat Amerika Serikat menjadi geram. Pada tahun 1941, Amerika membidani persekutuan yang disebut ABDACOM (America, British, Dutch, Australian Command) untuk menghadapi keagresifan Jepang. Selain membuat organisasi, Presiden Roosevelt juga menerapkan embargo baja dan besi tua kepada Jepang yang kemudian diikuti dengan pembekuan semua aset-aset Jepang. Embargo baja dan besi tua ini sungguh memukul telak Jepang karena peralatan militernya semua terbuat dari baja dan besi tua. Seperti belum cukup, Amerika segera mengembargo minyak bumi terhadap Jepang. Minyak bumi merupakan penopang utama industri-industri militer Jepang. Embargo minyak bumi ini membuat industri militer Jepang menjadi kesulitan sehingga Jepang dihadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Jepang bukannya menyerah dengan situasi, tetapi semakin berambisi menguasai minyak bumi Asia Selatan (India, Bangladesh, Pakistan, dan lain-lain) serta Asia Tenggara (Vietnam, Filipina, Indonesia, dan lain-lain) untuk mengatasi embargo minyak bumi Amerika Serikat. Sebagian wilayah yang menjadi sasaran Jepang itu merupakan jajahan Belanda, termasuk Indonesia, sehingga Jepang harus menghadapi kekuatan militer terbesar saat itu, yaitu Amerika Serikat. Di bawah ABDACOM, Amerika Serikat bertanggung jawab melindungi kepentingan- kepentingan Belanda di Indonesia. Menyerang Indonesia dianggap menyerang ABDACOM. Untuk mengatasi kekuatan militer itu, Jepang mengambil keputusan, yakni harus terlebih dahulu melumpuhkan Amerika Serikat. Sasaran yang paling dekat di Asia adalah pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Asia Pasifik, yaitu di Pearl Harbour, Hawaii. Maka, secara mendadak tanpa ultimatum terlebih dahulu, Jepang menyerang Pearl Harbour pada 7 Desember 1941. Dengan serangan ini, Jepang telah mengawali perang Pasifik. Setelah menghancurkan Pearl Harbour, Jepang menduduki Filipina pada 10 Desember 1941, Burma pada 16 Desember 1941, dan pada 11 Januari 1942 Jepang mendarat di Indonesia dengan menguasai Kalimantan lalu menyusul Sumatra dan Jawa. Setelah Jawa dikuasai, Jepang
  • 7. mengendalikan seluruh wilayah Indonesia dalam waktu singkat. Perang yang dilancarkan Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Pasifik ini dikenal dengan Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. C. Spionase Jepang Mengapa Jepang begitu mudah masuk Indonesia dan menguasai Yogyakarta? Ternyata, jauh sebelum tahun 1942 Jepang telah mengirimkan perwira-perwiranya di beberapa kota penting di Indonesia, termasuk Yogyakarta untuk dijadikan sebagai spionase. Perwira yang dikenal sebagai mata-mata di Yogyakarta adalah Shizukino Yamachi. Tugas Shizukino Yamachi adalah melakukan penyamaran untuk memata-matai kawasan Yogyakarta, yang nantinya pada wilayah tersebut akan dilakukan ekspansi besar-besaran oleh tentara Jepang. Untuk mengelabuhi masyarakat, Shizukino Yamachi mendirikan toko Fuji sebagai toko kelontong yang berada di daerah pecinan Yogyakarta atau sekarang dikenal Jalan Malioboro. Shizukino Yamachi mengubah namanya menjadi Tao Ai dan lebih suka memperkenalkan dirinya kepada orang baru sebagai pedagang dari Cina. Sehari-harinya, Shizukino Yamachi keluar rumah dari pagi hingga menjelang petang. Shizukino Yamachi menulis dengan detail segala hal yang ada dan terjadi di Yogyakarta. Kemudian, segala hasil data pengamatannya dikirimkan ke Jepang, agar mudah melakukan ekspansi. Data tersebut dikirimkan melalui radio komunikasi dari kamarnya sehingga pintu kamarnya yang berada di lantai atas selalu tertutup rapat. Shizukino Yamachi sering berkeliling menggunakan sepeda, berbusana putih dan mengenakan topi bulat. Semua orang tidak mengenal siapa sesungguhnya Shizukino Yamachi. Dia hanya dikenal sebagai seorang pengusaha yang baik dan ramah kepada setiap orang. Di pertengahan tahun 1939, Shizukino Yamachi mendadak pergi dan hilang begitu saja. Pada 6 Maret 1942, tentara Jepang telah memasuki Kota Yogyakarta. Mereka datang dari arah Jalan Solo menuju ke barat, setelah sampai di perempatan tugu, mereka berbelok ke selatan menuju Jalan Malioboro dan Gedung Agung. Iring-iringan pasukan disambut oleh warga tanpa ketakutan, bahkan warga bersorak sorai dengan melambailambaikan bendera merah putih. Para pasukan Jepang datang dengan mengaku sebagai saudara tua. Untuk menarik simpati khususnya kepada rakyat Yogyakarta, serdadu Jepang menyerukan “Nipon Indonesia sama-sama”, mengumandangkan lagu Indonesia Raya, serta secara demonstratif membawa potret ratu Belanda yang ditusuk-tusuk dengan bayonet. Ketika peristiwa ini berlangsung, Shizukino Yamachi berada di kendaraan jeep paling depan diikuti kendaraan truk, sepeda, dan bahkan ada yang berjalan kaki. Setelah diketahui, ternyata Shizukino Yamachi merupakan salah satu perwira komandan divisi Angkatan Darat Jepang. D. Jepang Mengambil Alih Wilayah Hindia Belanda Serangan Jepang pertama terjadi pada 11 Januari 1942 dengan Salam Historia Mengapa Thailand menjadi negara Asia yang tidak dijajah Jepang? Pada Perang Dunia II, Thailand
  • 8. “membantu” Jepang melawan Sekutu dengan cara memberikan wilayah negaranya sebagai tempat akomodasi tentara Jepang. Namun, seusai perang dan Jepang kalah perang melawan Sekutu, Thailand memutuskan untuk menjadi sekutu Amerika Serikat. Thailand juga merupakan negara yang tidak pernah dijajah bangsa Barat (Inggris, Prancis, Belanda, Spanyol, dan Portugal). mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Pada bulan Februari, Jepang menduduki Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Palembang, dan Bali. Mengapa Jepang mendarat pertama kali di Tarakan dan kemudian menguasai Tarakan? Sebagaimana dibahas dalam pokok bahasan terdahulu, Jepang sangat kesulitan dalam mengoperasikan industri-industrinya, termasuk mesin-mesin perangnya, setelah Amerika Serikat mengembargo minyak bumi. Tarakan adalah salah satu daerah yang terdapat sumber-sumber minyak di Indonesia. Dengan menguasai Tarakan, berarti menguasai sumber minyak sehingga dengan demikian untuk menguasai daerah lain di Indonesia lebih mudah dan untuk menghadapi Sekutu juga lebih siap. Di Jawa, Jepang pertama kali mendarat di Banten, kemudian Indramayu, Rembang, Tuban, dan Surabaya. Sejak Maret 1942, Indonesia menjadi kekuasaan Jepang. Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia Belanda (Indonesia) adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung industri dan kampanye perang Jepang. Gubernur Jenderal Belanda, Tjarda van Strarkenborgh, tidak berdaya menghadapi serangan kilat Jepang sehingga terpaksa menyerah tanpa syarat kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura di Kalijati, Subang, Jawa Barat, 8 Maret 1942. Mengapa Jepang begitu mudah mengalahkan Belanda sedangkan peralatan militer Belanda juga sangat modern untuk saat itu? Jepang, sebelum menyerang Hindia Belanda, ternyata sudah jauh hari memperhitungkan penyerangan itu. Beberapa tahun sebelum 1942, para perwira Jepang sudah menyelidiki daerah-daerah yang menjadi titik kelemahan dan kekuatan Belanda. Di Jawa, daerah Banten, Indramayu, Rembang, Tuban, dan Surabaya adalah daerah strategis. Apabila menguasai daerah itu, maka Jepang dengan mudah akan dapat memaksa Belanda menyerah. E. Strategi Jepang Untuk Mendapatkan Simpati Rakyat Kedatangan Jepang disambut baik oleh Sukarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Mereka optimistis bahwa kedatangan Jepang akan membawa kemerdekaan. Dasarnya adalah hal-hal berikut ini. 129 a. Menyerahnya Belanda dianggap sebagai akhir penjajahan Belanda. Dengan kekalahan Belanda, maka berarti dimulainya era baru ketika bangsa-bangsa Asia bebas merdeka dan menentukan nasibnya sendiri dengan dipelopori oleh Jepang. Keyakinan itu bertambah tebal setelah Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua bangsa-bangsa Asia. b. Jepang berjanji jika Perang Pasifik dimenangkan, maka bangsabangsa di Asia akan mendapatkan kemerdekaan. c. Jepang bersifat simpatik kepada aktivis pergerakan kemerdekaan, misalnya membebaskan tokoh-tokoh yang ditahan dan diasingkan kolonial Belanda seperti Sukarno, Hatta, Syahrir, dan lain-lain. d. Jepang menjanjikan kepada bangsa Indonesia untuk memberikan kemudahan-kemudahan yang tidak pernah diberikan oleh kolonial Belanda, misalnya mengibarkan bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Hinomaru Jepang, menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari, kebebasan beribadah sesuai keyakinan, dan membolehkan
  • 9. menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”. F. Pemerintahan Militer Jepang Setelah menguasai Indonesia, Jepang memerintah dengan sistem pemerintahan militer dengan membagi menjadi tiga daerah militer yang dikendalikan oleh angkatan darat (rigukun) dan angkatan laut (kaigun). Ketiga daerah tersebut di bawah komando panglima besar tentara Jepang yang bertempat di Saigon (Vietnam). Ketiga daerah tersebut meliputi: a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusat di Batavia di bawah kendali angkatan laut (kaigun). b. Daerah Sumatra dan Semenanjung Melayu dengan pusat di Singapura di bawah kendali angkatan darat (rigukun). c. Daerah Kalimantan dan Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua di bawah kendali angkatan laut (kaigun). Selain memerintah dengan sistem militer, Jepang dalam rangka mengawasi masyarakat dan membangun gerakan pertahanan masyarakat menggunakan sistem Tonarigumi yang sekarang lebih dikenal sistem Rukun Tetangga (RT). Dalam bidang politik, Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) sebagai lembaga yang bertugas mengumpulkan dana, misalnya dalam bentuk uang, beras, ternak, logam mulia, kayu jati, dan sebagainya. Dalam usaha mendapatkan tenaga kerja, Jepang membentuk Romukyokai (panitia pengerah romusha) untuk dipekerjakan dalam proyek pembangunan jalan raya, pelabuhan, dan lapangan udara. Pada awalnya, romusha ini mendapatkan upah. Namun, pada perkembangan selanjutnya para pekerja ini tanpa diupah oleh pemerintah Jepang. Dalam sistem pertahanan menghadapi Sekutu dan usaha melanggengkan kekuasaannya, di Indonesia dibentuk lembaga-lembaga semimiliter dan militer. Organisasi-organisasi buatan Jepang itu misalnya Keibodan (barisan pembantu polisi), Seinendan (barisan pemuda), Fujinkai (barisan wanita), Heiho (barisan cadangan prajurit), PETA (pembela tanah air), Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa), Jibakutai (pasukan berani mati), Kempetai (barisan polisi rahasia), dan Gakukotai (laskar pelajar). G. Dampak pendudukna Jepang Di Indonesia Masa pendudukan Jepang membawa dampak yang luar biasa terhadap bangsa Indonesia, baik dampak secara politik, ekonomi, dan sosial budaya. Untuk lebih jelasnya, berikut paparannya. 1. Bidang Politik Setelah Jepang berkuasa di Indonesia, organisasi kemasyarakatan baik itu organisasi politik, sosial, maupun keagamaan dibubarkan dan menggantikannya dengan organisasi bentukan Jepang. Satu-satunya organisasi yang dibiarkan oleh Jepang adalah Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang berdiri sejak pemerintahan kolonial Belanda. Organisasi ini mendapat simpati masyarakat sehingga berkembang dengan cepat. Karena organisasi ini mengkhawatirkan Jepang, maka pada tahun 1943 MIAI dibubarkan dan menggantikannya dengan Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dengan K.H. Hasyim Asy’ari sebagai ketuanya.
  • 10. Untuk menekan tokoh pergerakan yang tidak kooperatif terhadap Jepang, dilakukan pengawasan yang ketat dengan menyebar polisi rahasia yang sangat ditakuti, yakni Kempetai. Jepang tidak segan-segan menangkap, menginterogasi, bahkan menghukum mati orang yang dianggap bersalah tanpa proses pengadilan. Di samping cara-cara represif, Jepang juga menerapkan caracara yang diharapkan mengundang simpati, misalnya: a. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan melarang keras penggunaan bahasa Belanda. b. Membentuk kerja sama dengan para nasionalis serta membentuk gerakan 3A (Nipon cahaya Asia, Nipon pelindung Asia, Nipon pemimpin Asia) dengan menunjuk Mr. Syamsuddin sebagai ketuanya. Tujuan gerakan bentukan Jepang ini adalah menarik simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya. Gerakan ini akhirnya tidak mendapat simpati rakyat karena pada kenyataannya Jepang terlalu kejam bagi rakyat Indonesia. c. Membentuk organisasi yang bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan menunjuk Sukarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur sebagai pemimpinnya. Tujuan organisasi ini adalah memusatkan segala potensi rakyat Indonesia untuk membantu Jepang melawan tentara Sekutu. Namun, organisasi ini dimanfaatkan pimpinannya untuk membangkitkan nasionalisme yang sempat pudar. Karena organisasi ini ternyata lebih menguntungkan Indonesia daripada kepentingan Jepang, maka akhirnya Putera dibubarkan. d. Membentuk Badan Pertimbangan Pusat yang kemudian disebut Cuo Sangi In (pada zaman kolonial Belanda disebut Volksraad). Badan ini bertugas memberikan usul atau saran-saran terhadap Jepang tentang masalah-masalah politik. Jepang menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. e. Membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) sebagai lembaga yang bertugas mengumpulkan dana, misalnya dalam bentuk uang, beras, ternak, logam mulia, kayu jati, dan sebagainya. Jepang menunjuk gunseikan atau seorang kepala pemerintahan sebagai ketuanya. Seperti organisasi lain bentukan Jepang, organisasi ini tidak mendapat sambutan rakyat, terutama di luar Pulau Jawa. 2. Bidang Ekonomi Dalam bidang ekonomi, Jepang menginginkan Indonesia sebagai tempat eksploitasi segala sumber daya, baik itu pangan, sandang, logam, dan minyak demi kepentingan perang, sebagaimana tampak dalam hal-hal berikut ini. a. Menyita Aset Ekonomi Jepang menyita aset hasil perkebunan (teh, kopi, karet, tebu), pabrik, bank, dan perusahaan-perusahaan penting. Banyak lahan pertanian yang terbengkalai karena pemerintah Jepang fokus pada ekonomi perang dan industri perang. Dampaknya, kelaparan rakyat dan kemiskinan di mana-mana. Kebijakan Jepang di antaranya juga adanya ekonomi perang. Ekonomi perang adalah semua kekuatan ekonomi di Indonesia digali untuk menopang kegiatan perang. Bagi Jepang, Indonesia merupakan negara yang sangat menarik perhatian karena merupakan negara kepulauan yang kaya akan hasil bumi, pertanian, tambang, dan lain sebagainya.
  • 11. Kekayaan Indonesia tersebut sangat cocok untuk keperluan industri Jepang. Setelah berhasil menguasai Indonesia, Jepang mengambil kebijakan dalam ekonomi yang sering disebut Self Help, yaitu hasil perekonomian di Indonesia dijadikan modal untuk mencukupi kebutuhan pemerintahan Jepang, contohnya sebagai berikut. 1) Jepang memerintahkan menanam padi karena beras adalah sumber energi tentara Jepang. 2) Jepang memerintahkan menanam jarak karena getah jarak dijadikan pelumas mesin-mesin industri alat perang Jepang termasuk pesawat tempur. 3) Jepang memerintahkan menanam tanaman kina karena menjadi obat antimalaria. Penyakit malaria sangat melemahkan kemampuan bertempur pasukan Jepang. b. Pengawasan Ketat di Bidang Ekonomi Jepang melakukan pengawasan ekonomi secara ketat. Pengawasan tersebut antara lain penggunaan dan penyediaan barang serta pengendalian harga untuk mencegah meningkatkan harga barang. Jika ada yang melanggar, akan dikenai sanksi sangat berat. c. Kebijakan Self-sufficiency Kebijakan self-sufficiency yaitu pemerintah Jepang mengharuskan pada wilayah-wilayah yang ada di bawah pemerintah Jepang harus memenuhi kebutuhannya sendiri. d. Memberlakukan Setoran Wajib, Romusha Pada tahun 1944, Jepang dalam ambisi perangnya semakin terdesak dan kalah di berbagai front sehingga kebutuhan bahanbahan pangan semakin meningkat. Untuk mengatasinya, Jepang membuat aturan agar rakyat menyerahkan bahan pangan dan barang secara besar- besaran melalui organisasi bentukan Jepang yang bernama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa) dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian). Setiap rakyat harus menyerahkan bahan makanan 30 persen untuk pemerintah Jepang, 30 persen untuk lumbung desa (simpanan), dan 40 persen menjadi hak miliknya. Kewajiban yang memberatkan itu membuat rakyat menderita dan kekurangan pangan sehingga rakyat makan makanan yang tidak biasa seperti umbi-umbian hutan, bekicot, dan sebagainya. Karena sandang juga langka, rakyat terpaksa memakai pakaian dengan bahan dasar karung goni. Keadaan itu diperparah dengan kewajiban romusha atau kerja paksa. Banyak rakyat meninggal di tempat kerja atau ditembak mati karena melarikan diri dari kewajiban romusha. 3. Bidang Sosial a. Romusha Penerapan romusha pada awalnya secara sukarela dari rakyat karena mendapat upah dari pemerintah Jepang. Namun, lambat laun romusha menjadi kerja paksa yang tidak ada lagi sistem pengupahan. Banyak pemuda desa dan laki-laki desa lainnya yang dipaksa kerja romusha sehingga mengakibatkan lahan pertanian menjadi tidak tergarap. Mereka dimobilisasi tidak saja untuk membangun jalan, bandara, dan pelabuhan di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri seperti Burma, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. b. Jugun Ianfu Selain memobilisasi para pemuda desa untuk romusha, pemerintah Jepang juga merekrut wanita-wanita desa untuk dijadikan perempuan penghibur tentara Jepang atau yang dikenal dengan Jugun Ianfu. Para wanita itu awalnya direkrut dijanjikan dididik menjadi perawat kesehatan, tetapi pada kenyataanya mereka dijadikan sebagai wanita penghibur. c. Pendidikan
  • 12. Pada masa Jepang, sistem pendidikan lebih buruk daripada masa kolonial Belanda. Jumlah sekolah menurun drastis dan jumlah warga buta aksara semakin banyak. Sistem pembelajaran dan kurikulum dijadikan untuk kepentingan perang. Pelajar diindoktrinasi dengan slogan Hakko Ichiu (delapan penjuru dunia di bawah satu atap). Slogan ini terus diterapkan sebagai alat propaganda Jepang bahwa Jepang pemimpin dunia dan alat pembenaran Jepang selalu menginvansi negara lain selama Perang Dunia II. d. Bahasa dan Stratifikasi Sosial Ada sisi positif dalam diri Jepang. Pertama, dalam bidang bahasa, karena bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar. Bahasa Indonesia juga dijadikan sebagai pelajaran wajib. Kedua, dalam penjajahan Jepang ini, stratifikasi sosial golongan bumiputra (inlander, zaman Belanda) ditempatkan di atas golongan Eropa dan golongan Timur Asing kecuali Jepang. Jepang ingin mengambil hati rakyat dalam usaha menghadapi Sekutu dalam Perang Pasifik. 4. Bidang Kebudayaan Sebagai negara fasis, Jepang memang mendidik warga negaranya dengan sangat ketat. Semua urusan warga negaranya harus taat pada aturan yang ditetapkan oleh negara. Walaupun menjadi negara modern akibat Restorasi Meiji, Jepang tetap sangat menghormati kaisarnya. Sebab bagi mereka, kaisar dianggap sebagai keturunan Dewa Matahari. Oleh karena itu, dalam tradisi Jepang, mereka memberi hormat ke arah matahari terbit dengan cara membungkukkan punggung dalam-dalam (disebut dengan Seikerei) sebagai simbol penghormatan terhadap kaisar. Kebiasaan Jepang itu dipaksakan kepada setiap negara jajahannya, termasuk di Indonesia sehingga menimbulkan rasa tidak suka terhadap Jepang. Perilaku seperti itu bertentangan dengan agama karena dianggap sebagai Syrik (menyekutukan Tuhan). Perlawanan K.H. Zainal Mustafa di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tahun 1944 sebagai bukti bahwa Jepang tidak bisa memaksa begitu saja budayanya kepada tanah jajahan. Dalam usaha mengendalikan kebudayaan, Jepang membentuk organisasi yang bernama Keimin Bunkei Shidoso (pusat kebudayaan). Keimin Bunkei Shidoso dijadikan sebagai wadah perkembangan kesenian Indonesia. Lembaga ini juga dimanfaatkan Jepang untuk mengawasi dan mengarahkan seniman-seniman Indonesia agar karyanya tidak menyimpang dari kepentingan Jepang. Jika ada seniman yang berani mengkritik Jepang, maka seniman itu ditangkap dan dipenjarakan. Contohnya, Chairil Anwar dijebloskan ke penjara karena karya sastranya yang berjudul Siap Sedia. H.Strategi Politik Jepang Membentuk Organisasi Kemasyarakatan 1. Organisasi sosial kemasyarakatan a. Gerakan 3A Untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia dalam perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik, Jepang membentuk sebuah perkumpulan yang dinamakan Gerakan 3A (Nipon cahaya Asia, Nipon pelindung Asia, Nipon pemimpin Asia). Perkumpulan ini dibentuk pada 29 Maret 1942. Jepang berusaha agar gerakan ini menjadi alat propaganda yang efektif untuk memenangkan perang dengan Sekutu. Oleh karena itu, di berbagai daerah dibentuk berbagai komite-komite.
  • 13. Ternyata, sekalipun dengan berbagai upaya, gerakan ini kurang mendapat simpati rakyat karena ternyata Jepang sudah mulai menampakkan sifat-sifat penjajahannya. Pada Desember 1942, Gerakan 3A dinyatakan gagal dan dibubarkan. b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Karena Gerakan 3A gagal, kemudian Jepang mengajak para tokoh pergerakan untuk bekerja sama. Jepang kemudian mendirikan organisasi pemuda yang dipimpin oleh Sukardjo Wiryopranoto. Karena lambat laun organisasi ini tidak mendapat sambutan rakyat, akhirnya Jepang membubarkannya. Dukungan rakyat terhadap Jepang memang tidak seperti awal kedatangannya, karena Jepang sudah banyak berubah. Misalnya, melarang pengibaran bendera Merah Putih yang berdampingan dengan bendera Hinomaru serta mengganti lagu “Indonsia Raya” dengan lagu “Kimigayo”. Jepang ketika perang dengan sekutu mulai menampakkan kekalahan di mana-mana sehingga rakyat Indonesia mulai tidak percaya dengan Jepang. Untuk memulihkan keadaan itu, Jepang harus bekerja sama dengan tokoh-tokoh nasionalis terkemuka, misalnya Sukarno dan Moh. Hatta. Karena Sukarno masih ditahan oleh pemerintah kolonial Belanda di Padang, maka Jepang membebaskannya. Jepang kemudian membentuk organisasi massa yang dapat diharapkan bekerja sama untuk menggerakkan rakyat. Pada Desember 1942, Sukarno, Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru. Gerakan itu bernama Pusat Tenaga Rakyat (Putera) yang kemudian berdiri pada 16 April 1943. Tokoh-tokoh nasionalis ini terkenal dengan sebutan empat serangkai. Putera diketuai oleh Sukarno. Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan kolonial Belanda. Jepang menginginkan Putera bekerja untuk menggali potensi masyarakat guna membantu Jepang dalam perang. Di samping bertugas sebagai propaganda perang, Putera juga bertugas memperbaiki bidang sosial dan ekonomi. Putera kemudian membentuk organisasi sampai ke tingkat daerah-daerah dan pimpinan pusat tetap dipegang oleh empat serangkai sehingga dalam waktu singkat Putera berkembang sangat pesat. Melalui rapat-rapat, para tokoh nasionalis memanfaatkan Putera untuk menyiapkan Indonesia merdeka. Rupanya, Jepang mulai sadar bahwa Putera dimanfaatkan oleh para nasonalis bukan untuk kepentingan Jepang sehingga pada tahun 1944 Putera dibubarkan Jepang. c. Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) Berbeda dengan pemerintah kolonial Belanda yang anti organisasi Islam, Jepang lebih bersahabat terhadap umat Islam. Jepang mendekati umat Islam karena Jepang menginginkan agar umat Islam di Indonesia membantu Jepang melawan Sekutu. Oleh karena itu, organisasi Islam yang bernama MIAI yang cukup berpengaruh pada masa pemerintahan Belanda dan dibubarkan Belanda mulai dihidupkan kembali oleh Jepang. Tanggal 4 September 1942, MIAI diizinkan aktif kembali. Dengan demikian, MIAI dapat dimobilisasi untuk keperluan Jepang. MIAI berkembang sangat pesat karena merupakan tempat bersilaturahmi antar sesama para tokoh Islam untuk menuju Indonesia merdeka. Arah perkembangan MIAI mulai dipahami oleh Jepang. MIAI dianggap tidak memberi kontribusi terhadap Jepang dan itu berarti tidak sesuai dengan harapan Jepang. Maka, pada November 1943, MIAI dibubarkan
  • 14. Jepang. Sebagai penggantinya, Jepang membentuk organisasi Islam baru yang bernama Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Tugas dari Masyumi adalah dapat mengumpulkan dana dan dapat menggerakkan umat Islam untuk menopang kegiatan Perang Asia Timur Raya. Masyumi diketuai oleh Hasyim Asy’ari dan wakil ketuanya dijabat oleh Mas Mansur dan Wahid Hasyim, sedangkan penasihatnya adalah Ki Bagus Hadikusumo. Masyumi sebagai Gambar 4.d. K.H. Hasyim Asy’ari. Seorang ulama yang diberi kepercayaan Jepang memimpin Masyumi. 140 organisasi induk umat Islam, anggotanya sebagian besar dari para ulama. Dengan kata lain, ulama dilibatkan dalam kegiatan pergerakan politik. Organisasi Islam ini berkembang sangat pesat dan di setiap karesidenan ada cabangnya. Masyumi dalam perkembangannya menjadi tempat penampungan berkeluh kesah rakyat. Masyumi berkembang menjadi organisasi yang pro dengan rakyat sehingga tidak heran bila Masyumi menentang keras kebijakan romusha. Bahkan, Masyumi menolak permintaan Jepang agar organisasi bentukan Jepang ini menggerakan romusha. Dengan demikian, Masyumi telah membentuk dirinya menjadi organisasi pejuang yang membela rakyat. d. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) Pada tahun 1944, dalam Perang Asia Timur Raya, Jepang terus mengalami kekalahan di mana-mana sehingga kondisi ini sangat mengkhawatirkan keberadaan Jepang di Indonesia. Untuk itu, panglima ke-16, Jenderal Kumakici Harada membentuk oganisasi baru yang bernama Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat Jawa). Organisasi ini dibentuk karena Jepang membutuhkan bantuan segenap rakyat secara lahir batin, yakni rakyat memberikan darmanya kepada pemerintah Jepang demi kemenangan perang. Agar pengalaman yang sudah terjadi tidak terulang, yakni pimpinan organisasi membelokkan organisasi sehingga tidak sesuai harapan Jepang, maka Jawa Hokokai dipimpin langsung oleh orang Jepang, yakni gunseikan. Sedangkan penasehatnya boleh orang Indonesia, yakni Sukarno dan Hasyim Asy’ari. Organisasi ini sampai ke tingkat RT (rukun tetangga). Di tingkat daerah (syu/shu) dipimpin oleh syucokan dan seterusnya sampai ke tingkat daerah ku oleh kuco, bahkan sampai ke gumi di bawah pimpinan gumico. Dengan demikian, Jawa Hokokai memiliki alat sampai ke desa-desa, dukuh, bahkan sampai RT (gumi atau tonari gumi). Tonari gumi dibentuk untuk memobilisasi seluruh penduduk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 10 sampai 20 keluarga. Para kepala desa atau kepala dukuh atau ketua RT bertanggung jawab atas kelompoknya masing-masing. Program kegiatan Jawa Hokokai adalah sebagai berikut. 1) Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas demi pemerintah Jepang. 2) Memimpin rakyat berdasarkan semangat kekeluargaan. 3) Memperkukuh pembelaan tanah air. Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggotaanggotanya atas bermacam- macam hokokai (himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya. Misalnya, Kyoiku Hokokai (kebaktian para guru), Isi Hokokai (kebaktian para dokter), dan sebagainya. Dalam perkembangannnya, Jawa Hokokai memobilisasi potensi rakyat untuk kemenangan perang Jepang, misalnya dalam bidang ekonomi dengan cara penarikan hasil bumi untuk keperluan perang. 2. Organisasi Semimiliter dan Militer Dalam memerintah Indonesia, Jepang menerapkan pemerintahan militer. Untuk itu, Jepang mengambil kebijakan membuat organisasi yang bersifat semimiliter dan
  • 15. militer. Para pemuda dilatih Jepang untuk disiplin dan memiliki semangat juang yang tinggi (seishin) dan berjiwa kesatria (bushido). Untuk lebih jelasnya, berikut ulasannya. a. Organisasi Semimiliter 1) Seinendan Seinendan (korps pemuda) adalah sebuah organisasi yang mewadahi para pemuda yang berusia 14 sampai 22 tahun. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Kepentingannya bagi Jepang ialah menjadi tenaga cadangan dalam menghadapi perang Asia Timur Raya. Seinendan difungsikan sebagai barisan cadangan yang mengamankan garis belakang. Pengorganisasian Seinendan diserahkan kepada penguasa setempat, misalnya di tingkat syu/shu (keresidenan) ketuanya syucokan sendiri. Begitu juga di tingkat daerah ken (kabupaten), ketuanya kenco sendiri, dan seterusnya sampai ke tingkat gun (kawedanan), son (kecamatan), aza (dusun), dan gumi (RT). Tokoh-tokoh yang pernah mencicipi pendidikan Seinendan adalah Sukarni dan Latief Hendraningrat. 2) Keibodan Keibodan (korps kewaspadaan) anggotanya berusia 25 sampai 35 tahun. Tujuannya untuk membantu tugas polisi Jepang dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Untuk itu, mereka dilatih kemiliteran. Pembina Keibodan adalah Departemen Kepolisian (Keimubu) dan di daerah syu (keresidenan) dibina oleh bagian kepolisian (Keisatsubu). Di kalangan orang Cina juga dibentuk Keibodan yang diamakan Kakyo Keibotai. Organisasi keibodan juga dibentuk di daerahdaerah seluruh Indonesia meskipun namanya berbedabeda. Misalnya Keibodan di Sumatra disebut Bogodan atau di Kalimantan disebut Borneo Konan Kokokudan. Ketika situasi perang semakin memanas, Jepang melatih Fujinkai (perkumpulan wanita) dengan diberi latihan militer sederhana. Bahkan, pada tahun 1944 dibentuk Pasukan Srikandi. Organisasi sejenis juga dibentuk untuk usia murid SD yang disebut Seinentai (barisan murid sekolah dasar). Kemudian, untuk murid SMP dibentuk Gakukotai (barisan murid sekolah lanjutan). 3) Barisan Pelopor Jepang membentuk Chuo Sangi in (semacam DPR). Salah satu keputusan lembaga itu adalah merumuskan cara untuk menumbuhkan keadaran di kalangan rakyat untuk 143 membela tanah air dari serangan musuh. Sebagai bentuk nyata dari keputusan itu, Jepang pada 1 November 1944 membetuk organisasi baru yang bernama Barisan Pelopor. Melalui organisasi ini diharapkan adanya kesadaran rakyat untuk berkembang sehingga jika tanah airnya diserang musuh, maka rakyat siap membantu Jepang mempertahankan tanah airnya. Organisasi ini dipimpin oleh Sukarno yang dibantu oleh R.P. Suroso, Otto Iskandardinata, dan Buntaran Martoatmojo. Barisan pelopor berkembang pesat hanya di perkotaan. Organisasi ini mengadakan pelatihan militer bagi angotanya meskipun hanya menggunakan senapan dari kayu dan bambu runcing. Anggotanya sangat heterogen karena ada yang terpelajar, berpendidikan rendah, bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan sekalipun.
  • 16. Tokoh yang pernah menjadi anggotanya adalah Supeno, D.N. Aidit, Johar Nur, dan Asmara Hadi. Dengan adanya organisasi ini, nasionalisme dan rasa persaudaran di lingkungan rakyat Indonesia semakin berkobar. Organisasi ini di bawah naungan Jawa Hokokai. 4) Hizbullah Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Kaiso mengeluarkan pernyataan tentang pemberian kemerdekaan untuk Indonesia karena kekalahan Jepang ada di mana-mana sehingga Jepang mengalami berbagai kesulitan. Cara yang ditempuhnya menambah kekuatan yang sudah ada, yakni membentuk pasukan cadangan khusus dari pemuda-pemuda Islam sebanyak 40.000 orang. Bagi Jepang, dibentuknya pasukan khusus Islam ini digunakan untuk membantu dalam pemenangan perang Jepang. Tokoh-tokoh Masyumi menyambut antusias pembentukan pasukan khusus Islam ini dan tentu saja sambutan itu disambut gembira pemerintah Jepang. Tujuan Masyumi membentuk organisasi ini adalah untuk persiapan menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia. Maka, pada 15 Desember 1944, Jepang membentuk organisasi 144 baru berupa pasukan sukarelawan Islam yang dinamakan Hizbullah (tentara Allah) yang dalam istilah Jepangnya disebut Kaykio Seinin Teishinti. Tugas pokok Hizbullah adalah sebagai berikut. 1. Sebagai tentara cadangan. • Melatih diri baik jasmani maupun rohani dengan giat. • Membantu tentara Dai Nippon. • Menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh. • Menggiatkan usaha-usaha untuk kepentingan tugas perang. 2. Sebagai pemuda Islam dengan tugas berikut. • Menyiarkan agama Islam. • Memimpin umat Islam agar taat menjalankan agama Islam. • Membela agama dan umat Islam Indonesia. Agar organisasi berjalan lancar, maka dibentuk pengurus pusat Hizbullah dengan ketuanya K.H. Zainul Arifin, wakil ketuanya Moh. Roem, dan anggota pengurusnya antara lain Prawoto Mangunsasmito, Kia Zarkasi, dan Anwar Cokroaminito. Para pelatihnya berasal dari komandan-komandan Peta dan di bawah pengawasan perwira Jepang. Kapten Yanagawa Moichiro, yakni seorang perwira Jepang, akhirnya memeluk Islam dan menikahi gadis dari Tasik. Dalam pelatihan, selain keterampilan militer juga kerohanian. Keterampilan fisik militer dilatih oleh para komandan Peta, sedangkan bidang mental kerohanian dilatih oleh K.H. Mustafa Kamil (bidang kekebalan), K.H. Mawardi (bidang Tauhid), K.H. Abdul Halim (bidang politik), dan K.H. Tohir (bidang sejarah). Pelatihan Hizbullah di Cibarusa itu ternyata membentuk kader pejuang yang militan serta menumbuhkan semangat nasionalisme para kader Hizbullah. Setelah pelatihan di Cibarusa itu mereka kembali ke daerah masing-masing dan membentuk Hizbullah di daerah sehingga Hizbullah berkembang dengan pesat. Para Hizbullah menyadari bahwa Tanah Jawa adalah pusat pemerintahan. Jika musuh sewaktu-waktu menyerang, maka Hizbullah akan mempertahankan dengan penuh semangat. Semangat itu tentunya bukan karena membantu Jepang, tetapi
  • 17. demi tanah air Indonesia. Jika barisan pelopor di bawah naungan Jawa Hokokai, maka Hizbullah di bawah naungan Masyumi. b. Organisasi Militer 1) Heiho Heiho (pasukan pembantu) adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan di organisasi militer, baik angkatan darat maupun laut. Tujuan dari dibentuknya Heiho adalah membantu tentara Jepang. Anggotanya 42.000 orang, tetapi mereka tidak sampai berpangkat perwira karena perwira hanya untuk orang Jepang. Syarat untuk menjadi tentara Heiho antara lain 1) usia 18 sampai 25 tahun, 2) berbadan sehat, 3) berkelakuan baik, dan 4) berpendidikan minimal sekolah dasar. Adapun kegiatan pelatihan tentara Heiho adalah membangun kubu-kubu pertahanan, menjaga kamp tahanan, dan membantu perang tentara Jepang di medan perang. Contohnya, banyak anggota Heiho yang diterjukan di peperangan melawan tentara Sekutu di Kalimantan, Papua, bahkan ada yang sampai ke Burma. Dalam organisasinya, tentara Heiho sudah dibagi-bagi menjadi kesatuan menurut daerahnya. Di Jawa menjadi bagian tentara Jepang ke-16 dan di Sumatra menjadi bagian dari tentara Jepang ke-25. Selain itu, tentara Heiho juga sudah dibagi menjadi beberapa angkatan, misalnya angkat darat, laut, dan kepolisian (kempeitei). Keterampilan khusus juga diberikan, misalnya bagian senjata antipesawat terbang, tank, artileri, dan pengemudi mesin perang. 2) Peta Heiho sebagai bagian dari pasukan Jepang untuk menghadapi serangan Sekutu dipandang belum memadai. Oleh sebab itu, dibentuklah organisasi militer lain yang bernama Peta (Pembela Tanah Air). Para anggota Peta mendapat pelatihan militer karena organisasi ini organisasi militer. Semula, yang ditugasi melatih anggota Peta adalah seksi khusus dari bagian inteligen yang disebut Tokubetsu Han. Bahkan, sebelum ada perintah melatih Peta, Tokubetsu Han sudah melatih pemuda Indonesia untuk menjadi inteligen yang dipimpin oleh Yanagawa. Pelatihan pertama berlokasi di Tangerang dengan anggota 40 orang dari seluruh Jawa. Baru pada pelatihan tahap kedua, Jenderal Kumaikici Harada panglima tentara Jepang memerintahkan untuk membentuk Peta dan melatih Peta. Pada 3 Oktober 1943, secara resmi Peta didirikan dan anggota Peta berasal dari berbagai golongan, termasuk dari Seinendan. Dalam Peta sudah dikenalkan pangkat, misalnya daidanco (komandan batalion), cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco (komandan regu), dan giyuhei (prajurit sukarela). Untuk mencapai tingkat perwira Peta, para anggota harus melalui pendidikan khusus. Pertama kali pendidikan dilaksanakan di Bogor dan setelah mereka lulus pelatihan ditempatkan di berbagai daidanco (komandan batalion) yang tersebar di Jawa, Madura, dan Bali. Dalam organisasi, Peta tidak seperti Heiho yang ditempatkan pada struktur organisasi tentara Jepang. Peta dibentuk sebagai pasukan gerilya yang melawan apabila terjadi serangan dari pihak musuh. Tegasnya, Peta dibentuk untuk mempertahankan tanah air Indonesia dari serangan Sekutu.
  • 18. Dalam kedudukan struktur organisasi, Peta memiliki kedudukan yang lebih bebas/fleksibel dan dalam hal kepangkatan ada orang Indonesia yang sampai mencapai perwira. Untuk itulah banyak orang yang tertarik untuk menjadi anggota Peta. Sampai pada akhir pemerintahan Jepang, anggota Peta sudah mencapai 37.000 orang di Jawa dan Sumatra mencapai 20.000 orang. Di Sumatra, nama yang terkenal bukan Peta, tetapi Giyugun (prajurit-prajurit sukarela). Orang-orang Peta inilah yang kemudian hari sangat berperan dalam ketentaraan setelah Indonesia merdeka. Tokoh terkenal Peta adalah Supriyadi dan Sudirman. I. Perlawanan Terhadap Jepang Secara Kooperatif (kerjasama) Perjuangan secara kooperatif dilakukan oleh tokoh-tokoh nasionalis yang duduk di organisasi-organisasi bentukan Jepang. Melalui organisasi ini, mereka dengan rapi melakukan koordinasi-koordinasi agar rakyat bersatu untuk Indonesia merdeka. Dengan organisasi bentukan Jepang seperti Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Sukarno, Hatta, Mas Mansur, dan Ki hadjar Dewantara membentuk empat serangkai untuk membangkitkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia yang sempat luntur akibat tekanan dari kolonial Belanda. Sukarno dengan tidak ragu-ragu juga bekerja sama dengan Jepang agar perjuangan untuk Indonesia merdeka segera terwujud. Sikap Sukarno ini dimanfaatkan oleh pemerintah Jepang sebagai alat untuk memobilisasi rakyat karena Sukarno dianggap Jepang sebagai tokoh yang paling berpengaruh terhadap rakyat. Akhirnya, antara Sukarno dengan Jepang saling memanfaatkan. Sikap Sukarno itu pernah dikecam keras oleh tokoh nasionalis lainnya, misalnya ketika Sukarno mendukung penerapan romusha dan bahkan ikut terlibat memobilisasi rakyat agar ikut romusha yang mengakibatkan mereka mati kelaparan, menderita penyakit dan meninggal, serta ditembak Jepang karena lari dari romusha. Karena kecaman keras dari beberapa pihak, Sukarno pernah berujar, “Aku telah mengorbankan hidupku untuk tanah ini … tidak jadi soal kalau ada yang menyebutku kolaborator Jepang … halamanhalaman dari revolusi Indonesia akan ditulis dengan darah Sukarno …. Sejarahlah yang akan membersihkan namaku ….” Untuk kepentingan Indonesia merdeka, Sukarno juga terlibat dalam persiapan kemerdekaan seperti BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Coosakai dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai J. Perlawanan Terhadap Jepang Melalui bawah tanah Gerakan bawah tanah di Indonesia tidak seperti gerakan bawah tanah di Eropa yang mengangkat senjata secara sembunyi-sembunyi. Gerakan bawah tanah di Indonesia artinya perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan rahasia. Mereka, di balik kepatuhan terhadap Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang menggerakkan rakyat untuk Indonesia merdeka. Walaupun akhirnya gerakan mereka diketahui Jepang dan organisasi yang mereka jalankan dibubarkan, tetapi peranan mereka sangat penting bagi Indonesia merdeka. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan tokoh-tokoh yang melakukan perjuangan bawah tanah. a. Kelompok Sukarni Sukarni adalah tokoh pergerakan pada zaman kolonial Belanda. Pada zaman pendudukan Jepang, Sukarni bersama Muhammad Yamin bekerja di Sendenbu (Barisan Propaganda
  • 19. Jepang). Sukarni juga menghimpun tokoh-tokoh pergerakan seperti Adam Malik, Kusnaini, dan Pandu Wiguna untuk terus mengobarkan perjuangan dan menggelorakan paham nasionalisme. Untuk menyamarkan gerakannya, Sukarni mendirikan asrama politik yang diberi nama “Angkatan Baru Indonesia” sehingga dapat mengumpulkan tokoh-tokoh penting seperti Sukarno, Hatta, Ahmad Subarjo, dan Sunarya. Keempat tokoh itu bertugas mendidik para pemuda tentang politik dan pengetahuan umum. b. Kelompok Ahmad Subarjo Pada masa pendudukan Jepang, Ahmad Subarjo bertugas sebagai Kepala Biro Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut) di Jakarta. Di samping bekerja di lembaga itu, Ahmad Subarjo menghimpun tokoh-tokoh pergerakan yang bekerja di angkatan laut Jepang dengan mendirikan asrama pemuda yang bernama “Asrama Indonesia Merdeka”. Di asrama itu, Ahmad Subarjo menanamkan jiwa nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia. c. Kelompok Sutan Syahrir Sutan Syahrir sangat yakin bahwa Jepang tidak akan menang perang melawan Sekutu. Untuk itu, menurut Syahrir, Indonesia harus segera merebut kemerdekaan pada saat yang paling tepat. Syahrir membuat jaringan-jaringan para pemuda yang mempunyai semangat nasionalisme tinggi, yakni para mahasiswa progresif. Ketika mendengar lewat radio bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Syahrir beserta pemuda lainnya mendesak kepada Sukarno dan Hatta untuk memproklamasikan pada 15 Agustus 1945. Karena Sukarno belum mendengar secara langsung penyerahan Jepang, maka Sukarno belum merespons secara positif. Lagi pula, Sukarno yang saat itu sebagai ketua PPKI dalam membuat keputusan harus sesuai prosedur, yakni adanya kesepakatan dari para anggota untuk Indonesia merdeka. K. Perlawanan Terhadap Jepang Melalui Bersenjata Selain perlawanan dengan cara kooperatif dan gerakan bawah tanah, para tokoh pergerakan juga melakukan perlawanan dengan cara mengangkat senjata. Berikut tokoh-tokoh yang melakukan perlawanan secara fisik. a. Perlawanan Rakyat Desa Sukamanah di Tasikmalaya Perlawanan ini diawali dengan penolakan para santri di Pondok Pesantren Sukamanah Singaparma yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa. Mereka menolak seikerei (sikap menghormati Tenno Haika dengan membungkukkan badan 90 derajat ke arah matahari terbit). Kewajiban seikerei ini menyinggung umat Islam karena termasuk perbuatan syrik yakni menyekutukan Tuhan. Selain alasan seikerei, K.H. Zaenal Mustafa juga sudah tidak tahan melihat penderitaan rakyat akibat penerapan romusha. Tanggal 25 Februari 1944, Kiai Zaenal memimpin perlawanan tetapi dapat dipadamkan pemerintah Jepang karena persenjataan yang tidak memadai. Banyak pengikut Kiai Zaenal yang terbunuh dan Kiai Zaenal sendiri tertangkap pada 25 Oktober 1944 hingga akhirnya dihukum mati Jepang. b. Perlawanan Rakyat Indramayu Peristiwa Indramayu terjadi pada April 1944. Pencetusnya adalah karena Jepang mewajibkan kepada rakyat untuk menyetorkan sebagian hasil panen padi dan pelaksanaan romusha yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat. April 1944, mereka melakukan perlawanan di daerah Karangapel. Karena sifatnya spontan, maka perlawanan ini dapat dipadamkan pemerintah Jepang.
  • 20. c. Perlawanan Rakyat Aceh Perlawanan Aceh terjadi pada 10 November 1942 yang dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Pemicunya karena tindakan sewenang-wenang Jepang terhadap rakyat Aceh. Usaha perundingan tidak berhasil sehingga Jepang menyerang di Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil ditembak bersama pengikutnya ketika melarikan diri dari kepungan Jepang. Informasi yang didapat dalam pertempuran itu, 90 serdadu Jepang tewas dan 3.000 rakyat Cot Plieng gugur di medan laga. d. Perlawanan Peta di Blitar Perlawanan dilakukan oleh Peta (Pembela Tanah Air), sebuah organisasi militer bentukan Jepang. Pemicunya adalah persoalan pengumpulan hasil panen padi yang diwajibkan Jepang kepada rakyat, romusha yang menyebabkan penderitaan rakyat, dan pelatihan Heiho yang keras di luar batas kemanusiaan. Alasan lain yang terungkap bahwa dalam Peta, pelatih militer Jepang bersikap angkuh dan selalu memandang rendah prajurit-prajurit Indonesia. Perlawanan dipimpin oleh anggota Peta komandan pleton (shodanco) yang bernama Supriyadi pada 14 November 1944 di Blitar. Perlawanan ini termasuk perlawanan yang terbesar dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia. Meskipun perlawanan dapat dipatahkan dan pengikut Supriyadi dapat ditangkap, dilucuti, dan dihukum mati, tetapi perlawanan ini dapat membangkitkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia untuk lepas dari penjajahan. Setelah perlawanan itu selesai, orang tidak tahu lagi di mana Shodancho Supriyadi berada. Jika Supriyadi ikut diadili oleh Mahkamah Militer Jepang dan mati dieksekusi, tidak ada saksi maupun catatannya. Kalau Supriyadi mati karena alasan lain, tidak jelas di mana makamnya. Sebaliknya, jika Supriyadi berhasil melarikan diri dan selamat, juga tidak seorang pun mengetahui di mana Supriyadi berada sehingga sampai sekarang keberadaan Supriyadi masih misterius. L. Kebijakan Jepang yang Melunak Karena Kalah Perang 1944, posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak. Sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mac Arthur dengan strategi militernya berhasil merebut pulau demi pulau yang dikuasai Jepang sehingga Sekutu berhasil mendekati negara tersebut. Melihat situasi yang Salam Historia Pemberontakan Peta di Blitar ternyata jauh sebelum kejadian Sukarno sudah mengetahui rencana itu. Supriyadi dan kawan-kawan datang menemui Sukarno ketika Sukarno berkunjung ke Blitar. Supriyadi meminta restu kepada Sukarno akan melakukan pemberontakan. Ujar Sukarno, “Pertimbangkanlah masak-masak untung ruginya melakukan pemberontakan. Saudara masih terlalu lemah dalam kekuatan militer untuk melakukan gerakan semacam itu pada waktu sekarang.” Sukarno melanjutkan kata, “Kalaulah Saudara sekalian gagal dalam usaha ini, hendaknya sudah siap memikul akibatnya, Jepang akan menembak mati Saudara-saudara semua.” Begitulah, walaupun Sukarno sudah memperingatkan, Supriyadi dan kawan-kawan tetap melakukan pemberontakan. Akhirnya, ramalan Sukarno tepat, mereka tidak mampu melawan militer Jepang. serbasulit, Jepang kembali berjanji memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Tanggal 7 September 1944, dalam sidang istimewa parlemen Jepang, Perdana Menteri Kuniaki Koiso mengumumkan sikap pemerintah Jepang bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) akan diperkenankan merdeka. Untuk membuktikan kesungguhannya, pada 1 Maret
  • 21. 1945, Letnan Jenderal Kumakici Harada sebagai panglima tentara Jepang di Jawa mengumumkan dibentuknya BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Coosakai. Badan ini bertugas menyelidiki berbagai hal terkait aspek politik, ekonomi, pemerintahan, dan lain sebagainya yang diperlukan bagi pembentukan sebuah negara merdeka. Badan ini diketuai oleh dr. Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya R.P. Soeroso. Anggota BPUPKI berjumlah 60 orang, di antaranya masuk juga wakil dari Tionghoa, Arab, bahkan peranakan Belanda dan tujuh orang sebagai anggota istimewa dari Jepang. Tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945, BPUPKI bersidang untuk pertama kalinya. Dalam sidang tersebut, pada hari terakhir, yakni 1 Juni 1945, Sukarno mengusulkan rumusan dasar negara yaitu: 1. Kebangsaan Indonesia. 2. Internasionalisme atau perikemanusiaan. 3. Mufakat atau demokrasi. 4. Kesejahteraan sosial. 5. Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut ahli bahasa, rumusan ini kemudian diberi nama Pancasila. Meskipun demikian, sampai sidang terakhir belum diperoleh kata sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu, BPUPKI kemudian membentuk panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugasnya adalah merumuskan dasar negara serta tujuan atau asas yang digunakan oleh negara Indonesia yang akan lahir. Pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan berhasil menyusun dokumen penting yang sampai sekarang digunakan, yakni preambule yang berisi asas Gambar 4.f. Pancasila. Dasar negara yang merupakan hasil dari nilainilai yang digali Sukarno dari tradisi, adat istiadat, dan budaya Indonesia. 154 dan tujuan negara Indonesia merdeka. Rumusan itu dikenal sebagai Piagam Jakarta karena penandatanganannya bertepatan dengan ulang tahun Jakarta. Isi dari Piagam Jakarta itu adalah: 1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya, 2) Kemanusiaan yang adil dan beradab. 3). Persatuan Indonesia. 4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selanjutnya, pada 14 Juli 1945, selaku panitia hukum dasar, Sukarno mengajukan rancangan dari isi hukum dasar tersebut yang terdiri dari tiga bagian yang meliputi: 1. Pernyataan Indonesia merdeka. 2. Pembukaaan Undang-undang Dasar. 3. Batang tubuh Undang-undang Dasar. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka diambil dari tiga kalimat awal alinea pertama dan rancangan pembukaan UUD, sedangkan rancangan pembukaan UUD diambil dari Piagam Jakarta. Setelah BPUPKI menyelesaikan tugasnya, badan ini dibubarkan pada 7 Agustus 1945 dan digantikan oleh PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai. Anggotanya dipilih langsung oleh Marsekal Terauchi, penguasa tertinggi Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yang bermarkas di Vietnam. Badan ini berangotakan 21 orang yang terdiri dari 12 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari Sunda Kecil, 1 orang dari Maluku, dan 1 orang dari perwakilan Tionghoa. Anggota tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang di antaranya Sukarno (ketua), Moh. Hatta (wakil ketua), Soepomo (anggota), dan Radjiman Wedyodiningrat (anggota). Badan ini kemudian ditetapkan pada 9 Agustus 1945. Marsekal Terauchi kemudian mengundang tiga tokoh yang tergabung dalam PPKI, yakni Sukarno, Hatta, dan Radjiman
  • 22. Wedyodiningrat untuk datang ke markas pusat Jepang di Asia Tenggara, yaitu di Dalat, Vietnam Selatan. Dalam pertemuan itu, penguasa tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara mengatakan akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada 24 Agustus 1945 dengan wilayah meliputi seluruh wilayah bekas Hindia Belanda 2. Alat dan bahan - Komputer/laptop - Internet - Power Point J. Kegiatan pembelajaran Utama: Pengaturan Peserta Didik Metode Berkelompok - Diskusi kelompok - Presentasi - Ceramah - Debat - Bermain peran K. Asesmen: Individu Berkelompok - Test tertulis PG atau Essay - Sikap peserta didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran - Diskusi kelompok - Presentasi - Produk hasil diskusi kelompok dalam bentuk tulisan/tulisan/ media lain) L. Persiapan Pembelajaran: No Langkah Persiapan Pembelajaran Waktu 1 Membuat maind maping materi pendudukan Jepang di Indonesia 15 menit 2 Mencari informasi materi dan membuat pemaparan power point 90 menit 3 Membuat tekhnis diskusi kelompok 15 menit 4 Membuat assesmen 30 menit
  • 23. M. Urutan kegiatan pembelajaran dalam 1 sesi pembelajaran: Pertemuan ke-1 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa bersama-sama dipimpin salah satu peserta didik - Kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi tentang pembelajaran hari ini 10 menit Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Jepang ingin menguasai Asia Pasifik sehingga terlibat langsung dengan Perang Dunia II? - Menyajikan informasi awal materi tentang keterkaitan Restorasi Meiji, kemajuan industri, perluasan pasar, dengan keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II dengan media power point. - Guru menggunakan metode diskuasi kelompok untuk membahas keberhasilan restorasi Meiji dengan perluasan pasar sehingga terlibat dalam Perang Dunia II. - Presentasi di depan kelas setelah selesai diskusi kelompok 70 menit Penutup - Kesimpulan tentang materi hari itu - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi tentang kelebihan dan kelemahan pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-2 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik 10 menit
  • 24. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu - Berdoa bersama-sama dipimpin salah satu peserta didik - Kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi tentang pembelajaran hari ini Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Jepang begitu mudah memenangkan perang terhadap Belanda sehingga Indonesia dapat dikuasainya? - Menyajikan informasi awal untuk membuka wawasan tentang keterkaitan antara spionase Jepang dengan keberhasilan Jepang dalam mengambil alih wilayah Hindia Belanda dengan media power point - Guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk membahas peranan spionase Jepang untuk memenangkan perang dengan Belanda merebut Indonesia. - Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas 70 menit Penutup - Kesimpulan tentang materi hari itu - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi tentang kelebihan dan kelemahan pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-3 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi tentang kehadiran peserta didik hari ini - Berdoa secara bersama-sama sesuai agama dipimpin satu orang peserta didik 10 menit
  • 25. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu - Kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi tentang materi yang dipelajari hari ini Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa diawal pendudukan Jepang mereka membolehkan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersanding dengan menyanyikan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo? - Guru menyajikan informasi tentang keterkaitan strategi Jepang untuk mendapatkan simpati rakyat dengan pemerintahan militer Jepang dengan media power point - Guru menggunakan metode debat. Kelompok satu membahas perlunya Lagu kebangsaan Indonesia Raya bersanding dengan lagu Kimigayo. Sedangkan kelompok lain membahas tidak perlu menyanyikan lagu kebangsaan bersama-sama. Lebih baik yang dinyanyikan lagu Indonesia Raya saja 70 menit Penutup - Menyimpulkan hasil debat hari ini - Refleksi kekurangan dan kelebihan pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-4 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa sesuai agama dan keyakinan - Mengingatkan kembali kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini 10 menit
  • 26. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Jepang mengharuskan kerja romusha terhadap rakyat Indonesia? - Guru menyajikan informasi awal sebagai pembuka wawasan tentang dampak pendudukan Jepang di Indonesia - Guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk membahas dampak pendudukan Jepang di Indonesia - Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas 70 menit Penutup - Penguatan dari guru tentang materi yang baru saja didiskusikan - Kesimpulan secara bersama-sama antara guru dan peserta didik - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi terhadap kelebihan dan kekurangan pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-5 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing dipimpin salah satu orang peserta didik - Mengingatkan kembali kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi untuk menjelaskan pentingnya pokok bahasan hari ini bagi kehidupan peserta didik 10 menit Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Jepang membentuk pasukan Peta yang serdadunya dari warga pribumi? 70 menit
  • 27. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu - Guru menyajikan informasi awal sebagai pembuka wawasan tentang keterkaitan strategi politik Jepang membentuk organisasi kemasyarakatan dengan persiapan kelengkapan alat negara setelah kemerdekaan - Guru menggunakan metode belajar bermain peran tentang perbincangan Sukarno dengan Supriyadi sebelum pemberontakan Peta dan jalannya pemberontakan Peta di Blitar Penutup - Penguatan dari guru tentang materi yang baru saja dipelajari - Kesimpulan secara bersama-sama antara guru dan peserta didik - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi terhadap kekurangan dan kelebihan pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-6 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing dipimpin salah satu orang peserta didik - Mengingatkan Kembali kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi untuk menjelaskan arti pentingnya pembelajaran hari ini bagi nilai-nilai kehidupan 10 menit Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Sukarno terlibat dalam pembentukan BPUPKI dan PPKI? - Guru menyajikan informasi awal sebagai pembuka wawasan tentang perlawanan terhadap Jepang secara kooperatif 70 menit
  • 28. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu - Guru menerapkan metode diskusi kelompok untuk membahas perlawanan terhadap Jepang secara kooperatif - Peserta didik mendesiminasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas Penutup - Penguatan dari guru tentang materi yang baru saja didiskusikan - Kesimpulan antara guru dan peserta didik tentang materi yang dibahas - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi dari proses pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-7 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing dipimpin salah satu orang peserta didik - Guru memberikan informasi tentang kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi untuk menjelaskan arti pentingnya pembelajaran hari ini bagi nilai-nilai kehidupan 10 menit Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa K.H. Zaenal Mustofa dari Tasikmalaya melakukan perlawanan terhadap Jepang? - Guru menyajikan informasi awal tentang perlawanan terhadap Jepang melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata 70 menit
  • 29. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu - Guru menerapkan metode diskusi kelompok untuk membahas perlawanan terhadap Jepang melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata - Peserta didik mempresentasikan dikusi kelompoknya di depan kelas Penutup - Penguatan dari guru tentang materi yang baru saja didiskusikan - Kesimpulan bersama-sama antara guru dan peserta didik pelajaran hari ini - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi dari proses pembelajaran hari ini 10 menit Pertemuan ke-8 No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Pendahuluan - Presensi kehadiran peserta didik - Berdoa berdasarkan agama dan keyakinan masing-masing dipimpin salah satu orang peserta didik - Guru memberikan informasi tentang kesepakatan aturan dalam kegiatan pembelajaran pada hari ini - Apersepsi untuk menjelaskan arti pentingnya pembelajaran hari ini bagi nilai-nilai kehidupan 10 menit Kegiatan Inti - Peserta didik diberi pertanyaan pemantik: Mengapa Jepang mengundang Sukarno, Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke Dalat markas tentara Jepang di Asia Tenggara pada 9 Agustus 1945? - Guru menyajikan informasi awal tentang kebijakan Jepang yang melunak dengan menjelang kekalahan perang Jepang dengan 70 menit
  • 30. No Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan Waktu Sekutu - Guru menggunakan metode debat dengan membentuk tiga kelompok. kelompok pertama membahas tentang pentingnya perjuangan dengan cara kerjasama, kelompok kedua membahas pentingnya perjuangan bawah tanah/ rahasia dan kelompok ketiga membahas pentingnya perjuangan dengan cara bersenjata/ kekerasan. Penutup - Penguatan dari guru tentang materi yang baru saja didebatkan - Kesimpulan bersama-sama antara guru dan peserta didik dalam pelajaran hari ini - Evaluasi kegiatan pembelajaran hari ini - Refleksi dari proses pembelajaran hari ini 10 menit N. Refleksi guru - Apakah guru sudah memberikan perhatian kepada peserta didik yang belum aktif dalam diskusi? - Dibutuhkan penanaman karakter kepada peserta didik yang ada di setiap materi ajar. - Kesulitan apa yang dialami guru selama proses pembelajaran? - Perlu adanya langkah nyata dari guru untuk memperbaiki proses belajar. - Apakah peserta didik yang mengikuti pelajaran sudah semua memahami materi pelajaran? O. Kriteria untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan asesmennya (asesmen formatif) 1. Penilain Individu a. Penilaian Tertulis Kisi-kisi Soal: CP ATP Indikator Soal Nonor Soal/Bentuk Soal
  • 31. CP ATP Indikator Soal Nonor Soal/Bentuk Soal - Pada Fase F, peserta didik di Kelas XI dan XII mampu mengembangkan konsep-konsep dasar sejarah untuk mengkaji peristiwa sejarah dalam dimensi manusia, ruang, dan waktu. Melalui literasi, diskusi, dan penyelidikan (penelitian) berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menjelaskan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia dan dunia meliputi Pemerintahan Orde Baru, Pemerintahan Reformasi, serta Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I dan II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21. - Peserta didik di Kelas XII mampu menggunakan sumber sekunder dan sumber primer untuk melakukan penelitian sejarah nasional, sejarah dunia, dan/atau sejarah tematis - 11.3.1 Menganalisis keterkaitan Restorasi Meiji, kemajuan industri, perluasan pasar, dengan keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II Disajikan beberapa pernyataan, peserta didik dapat mengidentiffikasi bidang garapan Restorasi Meiji 1 /PG - 11.3.2 Menganalisis keterkaitan antara spionase (mata-mata) Jepang dengan keberhasilan Jepang dalam mengambil alih wilayah Hindia Belanda Disajikan ilustrasi tentang spionase Jepang di Indonesia peserta didik dapat menentukan sebab- sebab Jepang menggunakan mata- mata (spionase) sebelum merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda. 2/PG - 11.3.3 Menganalisis keterkaitan strategi Jepang untuk mendapatkan simpati rakyat dengan pemerintahan militer Jepang Peserta didik dapat mengkaji alasan Jepang membolehkan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersanding dengan lagu Kimigayo 3/PG (soal HOTS) - 11.3.4 Menjelaskan dampak pendudukan Jepang di Indonesia Disajikan beberapa gambar tentang tanaman-tanaman yang di tanam di Indonesia peserta didik dapat mengidentifikasi tanaman yang diwajibkan Jepang untuk menunjang kemenangan Jepang dalam Perang Pasifik 4/PG (penggunaan visual/ peta/ gambar) - 11.3.5 Menganalisis keterkaitan strategi politik Jepang Disajikan beberapa pernyataan, peserta didik dapat 5/PG
  • 32. CP ATP Indikator Soal Nonor Soal/Bentuk Soal secara sinkronis atau diakronis kemudian mengomunikasika nnya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan keterampilan sejarah untuk menganalisis peristiwa sejarah dari berbagai perspektif dan mengaktualisasika n minat bakatnya dalam bidang sejarah melalui studi lanjutan atau kegiatan kesejarahan diluar sekolah. membentuk organisasi kemasyarakatan dengan persiapan kelengkapan alat negara setelah kemerdekaan mengidentifikasi tujuan Jepang membentuk tentara Peta - 11.3.6 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang secara kooperatif Disajikan ilustrasi tentang hubungan Jepang dan Sukarno peserta didik dapat mengidentifikasi manfaat untuk bangsa dari Sukarno menjalin kerjasama dengan Jepang 6/PG - 11.3.7 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata - Disajikan beberapa sebab-sebab perlawanan peserta didik dapat mengidentifikasi sebab-sebab perlawanan Peta di Blitar 7/PG 11.3.8 Menganalisis kebijakan Jepang yang melunak dengan menjelang kekalahan perang Jepang dengan Sekutu Disajikan beberapa bentuk pernyataan peserta didik dapat mengidentifikasi tujuan Sukarno, Hatta dan Rajiman diundang Jepang ke Dalat 8/PG - 11.3.7 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang melalui perjuangan bawah tanah dan bersenjata Disajikan beberapa perlawanan melawan kolonial peserta didik dapat mengidentifikasi perlawanan- perlawanan pada masa penjajahan Jepang 9/PG - 11.3.7 Menjelaskan perlawanan terhadap Jepang melalui Disajikan beberapa kelompok perlawanan bawah tanah kepada 10/PG
  • 33. CP ATP Indikator Soal Nonor Soal/Bentuk Soal perjuangan bawah tanah dan bersenjata kolonial peserta didik dapat mengidentifikasi perlawanan bawah tanah pada masa penjajahan Jepang 2. Penilain Berkelompok a. Penilaian Diskusi Kelompok/ Debat Rubrik Penilaian: No Aspek Penilaian Skor 0 1 2 3 1 Keaktifan diskusi/ debat a. Aktif memberi masukan pemikiran b. mendengarkan pendapat orang lain 2 Kreatifitas diskusi a.Kreatif dan inovasi dalam diskusi/ debat b.Ide/gagasan adalah original Kualitas hasil diskusi 3 a.Hasil runtut dan logis b.Pengumpulan hasil diskusi Indikator Rubrik Penilaian No Indikator Rubrik 1 Aktif memberi masukan pemikiran 2 = aktif berpendapat 1.= kurang aktif 0 = tidak aktif
  • 34. No Indikator Rubrik 2 Mendengarkan pendapat orang lain 1 = Mendengarkan pendapat 0 = Tidak mendengar pendapat 3 Kreatifitas dalam diskusi/ debat 3 = Sangat kreatif 2 = Kreatif 1 = Kurang kreatif 0 = Tidak kreatif 4 Origionalitas gagasan 3 = gagasan sangat orisionil 2 = gagasan orisionil 1 = gagasan kurang orisionil 0 = gagasan tidak orisionil 4 Hasil diskusi runtut/ debat dan logis 2 = Sangat runtut dan logis 1 = Runtut dan logis 0 = tidak runtut dan tidak logis 5 Pengumpulan hasil diskusi/ debat tepat waktu 3 = lebih awal 2 = tepat waktu 1= terlambat 0 = tidak dilaksanakan Jumlah Skor 25 Nilai = Jumlah perolehan skor X 100 % Jumlah skor maksimum b. Penilaian Presentasi dan diskusi Rubrik Penilaian : No Aspek Penilaian Skor 0 1 2 3 1 Kelengkapan materi 2 Penulisan materi 3 Kemampuan presentasi 4 Keaktifan selama
  • 35. kegiatan presentasi 5 Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain Indikator rubrik penilaian: No Indikator Rubrik 1 Kelengkapan materi 2 = lengkap 1 = kurang lengkap 0 = tidak ada 2 Penulisan materi 2 = sesuai dengan rambu- rambu yang diberikan 1 = tidak sesuai rambu-rambu yang diberikan 0 = tidak ada 3 Kemampuan presentasi 2 = Komunikatif 1 = Kurang komunikatif 0 =Tidak Komunikatif Keaktifan selama kegiatan presentasi 3 = Sangat aktif 2 = Cukup aktif 1 = Kurang aktif 0 = Tidak aktif 4 Kreatifitas media presentasi 2 = Menggunakan kreasi digital lebih dari 1(animasi/paint/ video/ dll) 1 = Menggunakan 1 kreasi digital (animasi/paint/ video/ dll) 0 = Tidak menggunakan kreasi digital 5 Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain 1 = Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain 0 = Tidak Sikap menghargai dan menghormati pendapat orang lain Jumlah Skor 20 Nilai = Jumlah perolehan skor X 100 % Jumlah skor maksimum P. Pertanyaan refleksi untuk peserta didik - Apakah peserta didik aktif dalam diskusi sesuai harapan guru?
  • 36. - Apakah peserta didik sudah menerapkan karakter yang ditanamkan guru dalam proses pembelajaran? - Kesulitan apa yang dialami para peserta didik selama proses pembelajaran? - Perlu adanya langkah-langkah dari peserta didik untuk memperbaiki hasil belajar. - Perlu adanya sikap dari peserta didik untuk selalu mengikuti pelajaran dengan baik Q. Daftar Pustaka Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas Bambu Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Media Sarana. Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang RI. Yogyakarta: Ombak Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Link Literasi https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/ https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat- datang-saudara-tua https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi- romusha/ https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/ https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/ R. Lembar kerja peserta didik LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Diskusi kelompok) Materi : Restorasi Meiji (garapan Restorasi Meiji) Petunjuk Kegiatan Diskusi: - Bentuklah 5 kelompok dalam kelas! - Pembagian tema diskusi setiap kelompok: 1. Bidang perindustrian 2. Bidang perdagangan 3. Bidang militer 4. Bidang pendidikan 5. Bidang sosial - Buatlah perencanan kegiatan kunjungan ke perpustakaan, atau
  • 37. S. Bahan bacaan peserta didik Buku- buku: Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas Bambu Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Media Sarana. Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang RI. Yogyakarta: Ombak Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Link Literasi: https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/
  • 38. https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat- datang-saudara-tua https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi- romusha/ https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/ https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/ T. Bahan bacaan guru Buku-buku: Kahin, George Mc Turnan. 2013. Nasionalisme Dan Revolusi Indonesia, Jakarta: Komunitas Bambu Kasenda, Peter. 2015. Sukarno di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Media Sarana. Kurasawa, Aiko. 1993. Mobilisasi dan Kontrol: Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa, 1942-1945 (terjemahan). Jakarta: Grasindo Lilik Suharmaji. 2018. Sejarah Indonesia Modern, Dari Imperialisme Kuno Sampai Pengakuan Kedaulatan RI, Yogyakarta: Lingkar Antarnusa Lilik Suharmaji, 2019. Sultan Hamengku Buwono IX Keteladanan Sang Penjaga Gawang RI. Yogyakarta: Ombak Peter Kasenda, 2015. Soekarno Di Bawah Bendera Jepang (1942-1945). Jakarta: Kompas Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2005. Sejarah Indonesia Baru 1200-2004, Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Ricklefs, MC. 2016. Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Link Literasi: https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/ https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat- datang-saudara-tua https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi- romusha/ https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/ https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/ U. Materi pengayaan Link literasi; https://www.minews.id/kisah/pengaruh-restorasi-meiji-terhadap-kemajuan-jepang https://lensabudaya.com/restorasi-meiji-latar-belakang-dan-dampaknya/ https://tirto.id/sejarah-jepang-mendarat-dan-betapa-loyonya-knil-di-tarakan-dckd Tugas Pengayaan : - Hanya untuk peserta didik yang memiliki nilai formatif individu minimal = 85
  • 39. - Setelah membaca link literasi peserta didik dapat lebih memahami Restorasi Meiji terhadap kemajuan Jepang yang berdanpak pada imperialisme Jepang, keberhasilan Jepang mendarat di Tarakan - berdasarkan informasi-informasi lain yang relevan - Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital V. Materi untuk peserta didik yang kesulitan belajar Link literasi: https://www.kompasiana.com/roby_irzal_maulana/56d51497e2afbdda0c52734a/selamat- datang-saudara-tua https://www.harianaceh.co.id/2020/10/05/soekarno-juga-bertanggung-jawab-untuk-tragedi- romusha/ https://www.donisetyawan.com/perlawanan-yang-dipicu-penolakan-seikerei/ https://kelasips.com/organisasi-bentukan-jepang/ Tugas Remedial : - Hanya untuk peserta didik yang nilainya kurang dari Kriteria Minimal - Setelah melihat link yang diberikan, peserta didik dapat memahami lebih dalam tentang propaganda saudara tua, keterlibatan Sukarno dalam rumusha (saling memanfaatkan antara Jepang dan Sukarno), penolakan Sekere yang memicu perlawanana, dan organisasi- organisasi bentukan Jepang - Tugas bisa tertulis atau lisan dengan media digital atau non digital