Tiga paragraf di atas menggambarkan peran penting Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dunia melalui kepemimpinannya dalam berbagai lembaga internasional seperti Konferensi Asia Afrika, Gerakan Non-Blok, dan ASEAN, serta kontribusinya untuk menyelesaikan konflik di Kamboja dan Timur Tengah melalui misi perdamaian PBB.
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5.pptx
1. Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia
BAB
❺
Para Pendiri Gerakan Nonblok. Dimulai dari yang paling kiri: Jawaharlal Nehru (India), Kewane Nkrumah (Ghana),
Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno (Indonsia), dan Josip Broz Tito (Yugoslavia).
Sumber gambar: wikimedia.org
2. Memahami Makna Perdamaian, Genosida, dan
Terorisme yang Mengancam Dunia
Ⓐ
Situasi ketiadaan perang.
Perdamaian
Sebuah keadaan yang tenang yang ada di
sekitar kita, atau menggambarkan emosi yang
ada di dalam diri.
Kombinasi dari
keduanya.
3. Memahami Makna Perdamaian, Genosida, dan
Terorisme yang Mengancam Dunia
Ⓐ
Beberapa tokoh peraih nobel:
Bunda Teresa adalah seorang biarawati Katolik
Roma yang meraih Nobel Perdamaian pada 1979.
Wangari Maathai adalah aktivis lingkungan hidup
dan politik yang mendapatkan Nobel Perdamaian
untuk kontribusinya dalam bidang pembangunan
berkelanjutan, demokrasi, dan perdamaian di
Afrika.
4. Memahami Makna Perdamaian, Genosida, dan
Terorisme yang Mengancam Dunia
Ⓐ
Bahasa Yunani
Genos = ras, bangsa,
rakyat
Genosida
Bahasa Latin
caedere =
pembunuhan
Pembunuhan secara besar-
besaran yang dilakukan
dengan sistematis terhadap
suku bangsa, ras, bangsa atau
kelompok dengan maksud
untuk memusnahkan.
5. Memahami Makna Perdamaian, Genosida, dan
Terorisme yang Mengancam Dunia
Ⓐ
Teror = tindakan menciptakan ketakutan,
kengerian, atau kekejaman oleh seseorang
atau golongan.
Terorisme
Teroris= orang yang
menggunakan kekerasan
untuk menimbulkan rasa
takut, biasanya untuk tujuan
politik,
Penggunaan kekerasan
untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha
mencapai suatu tujuan
tertentu (politik).
Contoh Peristiwa
Terorisme
Peristiwa 11 Sepetember Bom Bali I & II
6. Memahami Makna Perdamaian, Genosida, dan
Terorisme yang Mengancam Dunia
Ⓐ
Peristiwa 11 Sepetember 2001.
Monumen Ground Zero dibangun di Legian,
Kuta, Bali, untuk mengenang Tragedi Bom
Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2002.
7. Kesetaraan Global dan Lahirnya Liga Bangsa-Bangsa
Ⓑ
Muncul kesadaran terhadap soal kesetaraan
seluruh bangsa-bangsa di dunia
Berakhirnya
Perang Dunia I
Konferensi Pedamaian di
Paris pada 1919
Terbentuknya Liga Bangsa-
Bangsa (League of Nation)
Absennya negara-negara besar, seperti Amerika Serikat, Jerman, Uni Soviet,
Jepang, dan Italia ini disinyalir menjadi faktor utama dari kegagalan LBB.
Perannya sebagai penjaga perdamaian dunia digantikan oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang didirikan pada 24 Oktober 1945.
8. Kesetaraan Global dan Lahirnya Liga Bangsa-Bangsa
Ⓑ
Woodrow Wilson adalah Presiden Amerika
Serikat ke-28 yang meraih Nobel Perdamaian
atas jasanya memprakrasai berdirinya LBB.
Dari kiri ke kanan: Perdana Menteri David Lloyd
George (Britania Raya) Perdana Menteri Vittorio
Orlando (Italia), Perdana Menteri Georges
Clemenceau (Prancis), dan Presiden Woodrow
Wilson menghadiri Konferensi Perdamaian Paris.
9. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
KAA
Suasana di depan Gedung Merdeka saat
diselenggarakan Konfrensi Asia Afrika
pada 1955.
Ide pembentukan KAA lahir ketika Ali
Sastroamidjojo menjabat sebagai perdana
menteri RI.
Indonesia berperan sebagai penyelenggara
Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada
18–24 April 1955.
Penyelenggaraan konferensi ini memberikan
semangat dan mendorong perjuangan
kemerdekaan bagi bangsa-bangsa lAsia dan
Afrika.
10. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
KAA & GNB
Sumber: wikimedia.org
Tokoh-tokoh pelopor Konferensi Asia Afrika. (1) Ali Sastroamidjojo- Indonesia; (2)
Jawaharlal Nehru-India; (3) U-Nu-Birma; (4) Mohammad Ali Bogra-Pakistan; dan (5) Sir
John Kotelawala-Srilanka.
11. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
Misi Garuda
Pasukan Konga VI yang dikirim ke Timur
Tengah pada 3 Desember 1973.
Indonesia mengirimkan pasukan Kontingen Garuda
untuk bergabung dengan Pasukan Penjaga
Perdamaian PBB sebagai wujud bantuan kepada PBB
untuk menjaga perdamaian ke wilayah konflik.
KONGA I (Mesir-1957), KONGA II (Kongo-1860),
KONGA III (Kongo-1862), KONGA IV, V, & VII
(Vietnam), KONGA VIII (Timur Tengah-1974–1979),
KONGA IX (Iran-Irak -1988–1990), KONGA X
(Namibia-1989), KONGA XI (Irak-Kuwait-1992 –1995).
12. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
Deklarasi Djuanda
Ir. H. Djuanda Kartawidjaja.
Perdana Menteri Djuanda menugaskan Mr. Mochtar
Kusumaatmaja untuk mencari dasar hukum dalam
mengesahkan batas wilayah laut Indonesia.
Pada 13 Desember 1957, pemerintah Indonesia
mengeluarkan Deklarasi Djuanda.
Deklarasi Djuanda baru mendapat pengakuan dari dunia
internasional melalui Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang Hukum Laut di Montego Bay, Jamaika, tahun
1982 atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut (United
Nations Convention of the Law of the Sea [UNCLOS]).
13. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
GNB
Para Pendiri Gerakan Nonblok. Dari yang paling
kiri: Jawaharlal Nehru (India), Kewane Nkrumah
(Ghana), Gamal Abdul Nasser (Mesir), Sukarno
(Indonsia), dan Josip Broz Tito (Yugoslavia).
Indonesia menjadi salah satu pelopor berdirinya GNB.
Indonesia memegang kepemimpinan GNB pada tahun
1992–1995 dan pernah menjadi tuan rumah KTT GNB
pada 1–7 September 1992 di Jakarta dan Bogor.
Lewat Jakarta Message, Indonesia berhasil memfokuskan
kerja sama pada pembangunan ekonomi dengan
menghidupkan kembali dialog Selatan–Selatan.
Indonesia turut andil dalam menyelesaikan berbagai
konflik regional, antara lain Kamboja, gerakan separatis
Moro di Filipina, dan sengketa di Laut Tiongkok Selatan.
14. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
OKI
Logo OKI.
Indonesia memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara
Pemerintah Filipina (GRP) dengan Moro National Liberation Front
(MNLF) dengan mengacu kepada Final Peace Agreement/Perjanjian
Damai 1996. Memberantas ekstremisme, kekerasan dan terorisme
Indonesia telah memberikan dukungan bagi berdirinya negara
Palestina yang merdeka dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai
ibu kotanya.
Berkenaan dengan isu Islamofobia, pemerintah Indonesia
menekankan mengenai perlunya mengajak pihak Barat dalam
proses penciptaan proses dialogis lintas-agama dan kebudayaan
yang konstruktif.
15. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
ASEAN
Penandatanganan piagam Deklarasi Bangkok oleh wakil negara
pelopor ASEAN, yakni (dari kiri ke kanan) Narcisco Ramos (Filipina),
Adam Malik (Indonesia), Thanat Khoman (Muangthai/Thailand), Tun
Abdul Razak (Malaysia), dan S. Rajaratnam (Singapura).
Peran Indonesia dalam ASEAN
selain sebagai salah satu negara
pemrakarsa, Indonesia juga
merupakan negara yang terbesar
di kawasan ini.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
ASEAN yang pertama
diselenggarakan di Bali, Indonesia
pada 23-24 Februari1976.
Sekretaris Jenderal pertama
ASEAN dijabat oleh H.R.
Dharsono.
16. Peran Indonesia untuk Perdamaian Dunia Melalui
Lembaga-Lembaga Internasional
Ⓒ
Jakarta Informal Meeting (JIM)
Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas, mengusulkan pertemuan informal untuk
menyelesaikan masalah Kamboja.
Usulan ini diterima sehingga diadakan JIM (Jakarta Informal Meeting) yang pertama di
Bogor, Jawa Barat, pada 25-28 Juli 1988. Pertemuan JIM kedua dilaksanakan bulan
Februari 1989 di Jakarta.
Pemerintah Indonesia melalui JIM mempunyai peranan sangat penting dalam
menyelesaikan masalah Kamboja.
Pertemuan informal untuk menyelesaikan masalah Kamboja yang diprakarsai ASEAN,
khususnya pemerintah Indonesia berhasil mengendalikan dampak perang saudara di
Kamboja.