Model pembelajaran efektif untuk mencapai kompetensi dalam Kurikulum 2013 meliputi pendekatan saintifik, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek, yang bertujuan membentuk siswa menjadi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Metode Kuis Tim strategi pembelajaran active learning Melvin L. SilbermanKANGIRFAI
Metode Quiz Team merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode Quiz Team yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain.
Siberman menyatakan:
Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya.
Dengan menerapkan strategi Team Quiz maka guru dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan gagasan sehingga hasil belajar siswa akan meningkat, serta dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari.
Tekhnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggugjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka takut.
Metode Quiz Team merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode Quiz Team yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain.
Metode Kuis Tim strategi pembelajaran active learning Melvin L. SilbermanKANGIRFAI
Metode Quiz Team merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode Quiz Team yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain.
Siberman menyatakan:
Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya.
Dengan menerapkan strategi Team Quiz maka guru dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan gagasan sehingga hasil belajar siswa akan meningkat, serta dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari.
Tekhnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggugjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka takut.
Metode Quiz Team merupakan salah satu metode pembelajaran bagi siswa yang membangkitkan semangat dan pola pikir kritis.
Secara defenisi metode Quiz Team yaitu suatu metode yang bermaksud melempar jawaban dari kelompok satu ke kelompok lain.
Merupakan Tugas Mata Kuliah Saya "Evaluasi Belajar Mengajar". Slide ini terdiri dari Cara melakukan skoring pada peserta didik, ketentuan mengenai denda, dan terakhir rumus penskoran denda.
Evaluasi hasil belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja akademik. Evaluasi hasil belajar dilakukan secara menyeluruh dan kontinyu dengan cara yang sesuai dengan ciri-ciri pendidikan keahlian yang bersangkutan.
Terima kasih kepada Renie Tri Herdiani, S.Psi., S.Pd., M.Pd.
PPT Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Khusnul Kotimah
presentasi mengenai "Pengembangan Media Pembelajaran", guna memenuhi tugas mata kuliah "Perencanaan Pembelajaran".
silahkan kunjungi blog saya di http://khusnulsawo.blogspot.com/
saya tunggu salam dari anda semua.. terima kasiih.. \(^o^)/
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...RahmawatiNusi1
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Teacher Centered
Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa.
Pendekatan Student Centered
mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Teacher Centered
Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa.
Pendekatan Student Centered
mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Pendekatan Pembelajaran kurikulum Merdeka yaitu Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) Yaitu: pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.Untuk memahami lebih mendalam mengenai materi Anda dapat mendownloadnya melalui link berikut ini
Materi Hari Pertemuan 2 : Pentingnya Meng
Pendekatan, Model, Strategi dan Metode Pembelajaran.pptanyar4
Model kurikulum subjek akademis, yaitu model kurikulum tertua dan sangat praktis. mengutamakan isi (subject matter) yang merupakan kumpulan dari bahan ajar atau rencana pembelajaran. Tingkat pencapaian/penguasaan peserta didik terhadap materi merupakan ukuran utama dalam menilai keberhasilan belajar siswa.
SUBJEK AKADEMIS
HUMANISTIK
REKONSTRUKSI SOSIAL
TEKNOLOGIS
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. 1: Mengapa Harus Menggunakan Model Pembelajaran
Empirik?;
2: Konsep Model Pembelajaran Yang Efektif Untuk
Pencapaian Kompetensi Dasar:
3: Kompetensi dalam Kurikulum 2013;
3.1 Model Pembelajaran berbasis Pendekatan Saintifik (scientific approach),
3.2 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
3.3 Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL),
3.4 Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Discovery;
4: Pengembangan Model-Model Pembelajaran Melalui
Penelitian.
Pembahasan :
2
4. Mengapa…….(1):
Dahar (1988:2): seseorang dapat mengajar, dan terus mengajar dengan
baik tanpa peserta didik belajar
Bodner (1986:873): "Teaching and learning are not synonymous, we can
teach, and teach well, without having the students learn"
• van den Berg (editor) (1991:17), berdasarkan beberapa hasil penelitian
mereka, mengemukakan bahwa di beberapa SMU, bahkan di beberapa
perguruan tinggi di Indonesia, konsepsi peserta didik tentang konsep konsep
ilmu mengandung miskonsepsi.
• Dapat disimpulkan bahwa pengajaran yang tidak
memperhatikan aspek teori pembelajaran tidak
menyebabkan peserta didik belajar
4
5. Mengapa…….(2):
Seseorang dapat mengajar dengan baik tanpa peserta didik belajar.
Pengajaran tersebut tidak mencapai kompetensi. Pengajaran yang
seharusnya terjadi adalah pengajaran yang menimbulkan belajar untuk
pencapaian kompetensi.
• Pembelajaran (pengajaran yang menimbulkan belajar) yang diinginkan
adalah pembelajaran yang efektif untuk pencapaian kompetensi.
• Arends (2001: 24) menyatakan bahwa konsep model
pembelajaran yang dikembangkan Joyce et al. (1992;
2000) sangat tepat digunakan sebagai sumber
rancangan proses pembelajaran yang luaran atau hasil
pelaksanaan rancangan proses pembelajaran tersebut
adalah kompetensi yang telah dirumuskan (pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran yang tepat
untuk pencapaian kompetensi)
5
6. Mengapa…….(3):
Mengapa harus menggunakan model pembelajaran?
Apakah tidak cukup menggunakan metode dan/atau
strategi pembelajaran saja?.
Menurut Arends (2001: 24) konsep model pembelajaran
Joyce et al. dan Arends sendiri lebih luas dari konsep
strategi maupun metode pembelajaran. Dengan
demikian, menggunakan model pembelajaran yang
ditawarkan Joyce et al. dan Arends serta para
pengembang model lainnya, berarti telah menggunakan
metode dan strategi pembelajaran yang tersusun secara
sistematis dan telah teruji melalui penelitian untuk
mencapai hasil belajar berupa kompetensi yang spesifik
untuk model-model tersebut.
6
7. 2: Konsep Model Pembelajaran Yang
Efektif Untuk Pencapaian Kompetensi
7
8. Konsep….(2):
Joyce et al. (1992: 4) mendefinisikan model pembelajaran sebagai
berikut: “A model of teaching is a plan or pattern that we can use to
design face to face teaching in classrooms or tutorial settings and to
shape instructional materials-including books, films, tapes, and
computer-mediated programs and curriculums (long term courses of
study).
Arends (2001: 24) mengemukakan: “Models of teaching is an overall
plan, or pattern, for helping students to learn spesific kinds of
knowledge, attitudes, or skills”.
Berdasarkan pengertian konsep model pembelajaran seperti itu,
maka setiap model pembelajaran berfungsi memberikan arah dalam
pendesainan pembelajaran dalam rangka membantu peserta didik
mencapai berbagai tujuan dan/atau kompetensi
8
9. Konsep........(3)
Sintaks atau pemfasean model merupakan penjelasan
pengoperasian model (model in action). Sintaks dijelaskan dalam
term-term deretan aktivitas yang disebut fase (phase).
Sistem sosial merupakan penjelasan tentang peranan pendidik dan
peserta didik dan keterhubungan serta jenis norma-norma yang
didukung
Di dalam prinsip-prinsip reaksi dijelaskan bagaimana sebaiknya
pendidik memandang peserta didik dan bagaimana berespons
terhadap yang dilakukan peserta didik
Di dalam sistem pendukung dijelaskan apa saja yang mungkin
diperlukan sebagai tambahan terhadap model yang berkaitan
dengan pendukung keterampilan manusia, kapasitas dan fasilitas
9
10. Konsep........(4)
Menurut Arends (1997: 6-7) term model pembelajaran
mempunyai 4 (empat) atribut yang tidak dimiliki term
strategi dan metode pembelajaran secara spesifik, yakni:
1) rasional teoretis yang koheren, yang dibuat secara
eksplisit oleh pencipta atau pengembang model
(Landasan Teoretik);
2) pandangan (point of view) tentang apa dan bagaimana
peserta didik belajar (Tujuan (Hasil Belajar) Peserta
Didik) ;
3) prilaku mengajar yang diperlukan yang membuat
model bekerja (prilaku mengajar pendidik); dan
4) struktur ruang kelas yang dibutuhkan (Lingkungan
Belajar dan sistem Pengelolaan)
10
11. MODEL PEMBELAJARAN
EMPIRIK
Empat Ciri Khusus
Landasan
Teoritik
Tujuan
Hasil
Belajar Siswa
Lingkungan
Belajar dan
Sistem Pengelolaan
Tingkah Laku
Mengajar
(Sintaks)
Konsep…(6)
13. PERUBAHAN KURIKULUM 2013 WUJUD PADA:
• Konstruski yang
holistik
• Didukung oleh Semua
Materi atau Mapel
• Terintegrasi secara
Vertikal maupun
Horizontal
• Dikembangkan
Berbasis Kompetensi
sehingga Memenuhi
Aspek Kesesuaian dan
Kecukupan
• Mengakomodasi
Content Lokal,
Nasional dan
Internasional (antara
lain TIMMS, PISA,
PIRLS)
• Berorientasi pada karakteristik
kompetensi:
• Sikap (Krathwohl) : Menerima +
Menjalankan + Menghargai +
Menghayati + Mengamalkan
• Keterampilan (Dyers) : Mengamati
+ Menanya + Mencoba + Menalar +
Menyaji + Mencipta
• Pengetahuan (Bloom & Anderson):
Mengetahui + Memahami +
Menerapkan + Menganalisa +
Mengevaluasi +Mencipta
• Menggunakan Pendekatan
Saintifik, Karakteristik
Kompetensi sesuai Jenjang (SD:
Tematik Terpadu, SMP: Tematik
Terpadu-IPA & IPS- dan Mapel,
SMA : Tematik dan Mapel
• Mengutamakan Discovery
Learning dan Project Based
Learning
• Berbasis Tes
dan Non Tes
(porfolio)
• Menilai
Proses dan
Output
dengan
menggunakan
authentic
assesment
• Rapor
memuat
penilaian
kuantitatif
tentang
pengetahuan
dan deskripsi
kualitatif
tentang sikap
dan
keterampilan13
14. KOMPETENSI LULUSAN
SIKAP PENGETAHUAN
ISI PROSES PENILAIAN
1. EVALUASI RUANG LINGKUP
2. EVALUASI KESESUAIAN,
KECUKUPAN, KEDALAMAN
DAN KELUASAN (STUDI
BANDING INTERNASIONAL:
REASONING)
1. TEMATIK TERPADU
2. PENDEKATAN SAINTIFIK
3. INQIURY & DISCOVERY
LEARNING
4. PROJECT BASED LEARNING
5. BAHASA SEBAGAI PENGHELA
1. AUTHENTIC
2. MENGUKUR TINGKAT
BERPIKIR DARI RENDAH
HINGGA TINGGI
3. MENGUKUR PROSES KERJA
SISWA
4. TES DAN PORTFOLIO
PTK SARPRAS PEMBIAYAAN
1.KOMPETENSI GURU,
KS ,PS.
2.KINERJA GURU, KS, PS
3.PEMBINAAN
BERKELANJUTAN
4. REKRUT., PPA dan PPG
1. KECUKUPAN DAN
KESESUAIAN (USB, REHAB,
PERAALATAN, PERPUST., )
2. PEMANFAATAN
3. RESOURCE SHARING
1. UNIT COST
2. SUMBER PENDANAAN
3. KECUKUPAN BOS,
BSM, BOPTN
4. EFISIENSI
PEMANFAATAN
PENGELOLAAN
1. MANAJEMEN PERUBAHAN
2. POLA KEPEMIMPINAN
3. POLA SUPERVISI
LAYANANKOMPONENUTAMA
PELAYANAN
HASIL
KETERAMPILAN
15. 15
Kompetensi Inti merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
seorang Peserta Didik pada setiap
tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan Pengembangan Kompetensi
dasar.
Kompetensi Inti dimaksud pada
mencakup: sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan yang
berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
Pembelajaran, mata pelajaran atau
program dalam mencapai Standar
Kompetensi Lulusan.
16. 16
Kompetensi Dasar merupakan
tingkat kemampuan dalam
konteks muatan Pembelajaran,
pengalaman belajar, atau mata
pelajaran yang mengacu pada
Kompetensi inti.
Kompetensi Dasar
dikembangkan dalam konteks
muatan Pembelajaran,
pengalaman belajar, mata
pelajaran atau mata kuliah
sesuai dengan Kompetensi inti.
17. 17
Sikap
(Tahu Mengapa)
Keterampilan
(Tahu Bagaimana)
Pengetahuan
(Tahu Apa)
Produktif
Inovatif
Kreatif
Afektif
Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi.
Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
3.1 Model Pembelajaran berbasis Pendekatan Saintifik (scientific
approach
19. 3.2 PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH
(PBL)
Inquiry
Landasan
Teoritik
Teori Belajar
Konstruktivis
Belajar penemuan
Sintaks
Hasil Belajar
Siswa
Lihat tabel 3
Menjadi pembelajar
Yang otonom,mandiri
Lima fase
utama
Bruner
Pemecahan
masalah (autentik)
Norma inquiry terbuka
Bebas kemukakan dpt
Terbuka, proses demokrasi,
peran aktif siswa
Lingkungan belajar dan
Sistem Pengelolaan
20. “SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN PBL“
FASE - FASE PERILAKU GURU
Fase 1
Orientasi siswa kepada masalah
Fase 2
Mengorganisasikan siswa untuk
belajar
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan klp
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
•Menjelaskan tujuan,logistik yg
dibutuhkan
•Memotivasi siswa terlibat aktif
pemecahan masalah yg dipilih
•Membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas bel
yg berhub dg Masalah tersebut
•Mendorong siswa utk
mengumpulkan informasi yg sesuai,
melaksanakan eksperimen utk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah
•Membantu siswa dal merencanakan
dan menyiapkan karya yg sesuai spt
laporan, model dan berbagi tugas
dengan teman
•Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yg tlh dipelajari /meminta klp
presentasi hasil kerja
21. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
adalah pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan
sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi,
penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran Berbasis Proyek menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
3.3 MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED LEARNING)
22. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan
pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui
PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan
pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing
peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta
didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.
PjBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha
peserta didik.
23. o Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk
belajar, mendorong kemampuan mereka untuk
melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
o Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
o Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
o Meningkatkan kolaborasi.
o Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
o Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam
mengelola sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
24. o Memberikan pengalaman kepada peserta didik
pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek,
dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain
seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
o Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
peserta didik secara kompleks dan dirancang untuk
berkembang sesuai dunia nyata.
o Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil
informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki,
kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
o Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati
proses pembelajaran.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
25. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
Membutuhkan biaya yang cukup banyak
Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana instruktur memegang peran utama di
kelas.
Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok
berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami
topik secara keseluruhan
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
27. Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang
didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila
pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategi belajar, Discovery Learning mempunyai
prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem
Solving. Tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga
istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan pada
ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak
diketahui. Perbedaannya dengan discovery ialah bahwa pada
discovery masalah yang diperhadapkan kepada siswa
semacam masalah yang direkayasa oleh guru
3.4 Model Pembelajaran Berbasis Pendekatan Discovery
28. Dalam mengaplikasikan metode Discovery Learning guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah
kegiatan belajar mengajar yang teacher oriented menjadi student oriented.
Dalam Discovery Learning, hendaknya guru harus memberikan kesempatan
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientis, historin, atau
ahli matematika. Bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, tetapi siswa
dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi,
membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan,
mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan-kesimpulan.
Definisi/Konsep
29. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan
ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri
dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
30. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya,
karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif
mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak
sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena
mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada
situasi proses belajar yang baru;
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
31. Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses
belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada
pembentukan manusia seutuhnya;
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis
sumber belajar;
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan
32. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berfikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi.
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak,
karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan
cara-cara belajar yang lama.
Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
33. Pengajaran discovery lebih cocok untuk
mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan
emosi secara keseluruhan kurang mendapat
perhatian.
Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang
fasilitas untuk mengukur gagasan yang
dikemukakan oleh para siswa
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk
berfikir yang akan ditemukan oleh siswa karena
telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.
Kelemahan Pembelajaran Penemuan
34. 1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
minat, gaya belajar, dan sebagainya)
c. Memilih materi pelajaran.
d. Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi)
e. Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-
contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap enaktif,
ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
Langkah-Langkah Operasional
35. 2. Pelaksanaan
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada
sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian
dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru
dapat memulai kegiatan PBM dengan mengajukan
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan
membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
Langkah-Langkah Operasional
36. b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah)
Langkah-Langkah Operasional
37. c. Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi
kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis,
dengan demikian anak didik diberi kesempatan untuk
mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan,
membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan
nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
Langkah-Langkah Operasional
38. d. Data Processing (Pengolahan Data)
Pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,
ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
Langkah-Langkah Operasional
39. e. Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan
dengan hasil data processing. Verification menurut Bruner,
bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan
kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
Langkah-Langkah Operasional
40. f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan
prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
Langkah-Langkah Operasional
42. Pengembangan........
Jika tidak ada model pembelajaran yang tersedia untuk
kepentingan pencapaian kompetensi yang anda
rumuskan, mengapa anda tidak mengembangkan model
pembelajaran yang cocok untuk kebutuhan anda melalui
penelitian?
Pengembangan model pembelajaran berbasis penelitian
biasanya dikembangakan dengan metode Riset dan
Pengembangan (Research & Development: R&D).
SEBAIKNYA KITA HANYA PERCAYA PADA HASIL
PENELITIAN. Mengapa? Karena model-model
pembelajaran yang digunakan hendaknya model-model
yang efektif mencapai kompetensi yang dirumuskan.
Hanya model-model pembelajaran yang telah teruji
melalui penelitianlah yang efektif mencapai kompetensi
yang dirumuskan sebagai hasil belajar model-model
tersebut.
42
43. Pengembangan........
Jika tidak ada model pembelajaran yang tersedia untuk
kepentingan pencapaian kompetensi yang anda
rumuskan, mengapa anda tidak mengembangkan model
pembelajaran yang cocok untuk kebutuhan anda melalui
penelitian?
Pengembangan model pembelajaran berbasis penelitian
biasanya dikembangakan dengan metode Riset dan
Pengembangan (Research & Development: R&D).
SEBAIKNYA KITA HANYA PERCAYA PADA HASIL
PENELITIAN. Mengapa? Karena model-model
pembelajaran yang digunakan hendaknya model-model
yang efektif mencapai kompetensi yang dirumuskan.
Hanya model-model pembelajaran yang telah teruji
melalui penelitianlah yang efektif mencapai kompetensi
yang dirumuskan sebagai hasil belajar model-model
tersebut.
43