3. Strategi pencapaian kompetensi, kegiatan pembelajaran perlu
di desain dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga
memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan
penyusunan KTSP, kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan
tatap muka, kegiatan tugas terstuktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur. Dalam proses pembelajaran harus mengerti
tentang pendekatan pembelajaran, stategi pembelajaran,
metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik
pembelajaran dan model pembelajaran. Juga harus
memperhatikan cara belajar siswa aktif (CBSA) tujuannya
adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan
aspek kongnitif, afektif, dan psikomotor.
4. Prinsip-prinsip CBSA dalam program pembelajaran harus
menentukan tujuan dan isi pelajaran, pengembangan konsep
dan aktivitas siswa, pemilihan dan penggunaan berbagai
metode dan media, penentuan metode dan media. Juga harus
memahami situasi belajar mengajar dengan komunikasi yang
bersahabat antara guru dan siswa, kegairahan dan kegembiraan
dalam belajar.
Model pembelajaran yang di terapkan dapat berupa inquiry
training (individu selalu penuh rasa ingin tahu akan segala
sesuatu dan di harapkan siswa dapat menyelidiki sesuatu
secara sistematis, kritis, logis, dan analitis), berfikir induktif
(meningkatkan kemampuan siswa mengolah informasi),
pengajaran tidak langsung (guru hanya menjadi fasilitator),
pelatihan kesadaran, pertemuan kelas (membentuk kelompok
dan mendiskusikan masalah yang akan di bahas), bermain
peran (siswa dapat mengekspresikan perasaannya), simulasi
sosial (menganggap siswa sebagai suatu mekanisme mesin
elektronik), telaah yurisprudensi (memecahkan masalah
kompleks dan kontroversial di dalam konteks sosial yang
produktif).
5. Proses pembelajaran dengan menggunakan kegiatan
interaksi edukatif yaitu :
Pemberi informasi melalui metode ceramah
Membuka dialog melalui tanya jawab
Mencari alternatif melalui diskusi
Meningkatkan keterampilan melalui latihan
Mengalami melalui demontarsi dan eksperimen
Menguji kemahiran melalui pelaksanaan tugas
Memperluas wawasan melalui karyawisata
Memupuk gotong royong melalui kerja kelompok.
6. Di dalam penyusunan strategi pembelajaran seorang guru
harus mampu memahami apa itu yang dimaksud dengan
strategi pencapaian kompetensi secara spesifik dan mendalam
untuk penguasaan bahan ajar atau proses belajar mengajar.
Dengan menumbuhkan semangat penelitian dalam diri seorang
guru, caranya menumbuhkan kepentingan pendidikan,
menumbuhkan kejujuran akademis, mempraktikan
pembelajaran kolaboratif, mengembangkan sekolah sebagai
komunitas belajar profesional dan menumbuhkan kultur
demokratis di sekolah.
7. Pengembangan KTSP yang beragam, mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas :
Standar Isi (SI) mencangkup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan, ditetapkan dengan Kepdiknas
No 22 thn 2006.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mencangkup sikap,
pengetahuan, keterampilan, ditetapkan Kepmendiknas No 23 thn
2006.
Tujuan penyusunan KTSP untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB
dan SMK/MAK
8. dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang
bersangkutan. Kerangka penyusunan KTSP sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan (yang berisi rasional, landasan dan tujuan)
Bab II Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan (yang
berisi visi, misi dan tujuan)
Bab III Struktur dan muatan kurikulum
Bab IV Kalender pendidikan
Bab V Penutup
Rencana Pelaksanaan Pendidikan (RPP) merupakan bagian
dari perencanaan proses pembelajaran yang memuat sekurang-
kuragnnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
9. Dengan ditetapkannya kurikulum KTSP ini, KTSP harus
mampu berkembang , perkembangan tersebut harus berpusat
pada potensi perkembangan kebutuhan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Juga inovatif, tanggap terhahap
perkembangan IPTEk, dan relavan.
Dalam penyusunan RPP juga, disesuaikan dengan apa yang
akan di bahas natinya, jangan melenceng dari materi
pembelajaran yang akan diberikan pada anak didiknya.
Gunanya agar tujuan dalam pembelajaran dapat berjalan
dengan baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya.
10. Metode pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta
didik mencapai kompetensi tertentu. Beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran di antaranya :
Ceramah
Demontrasi
Diskusi
Simulasi
Laboratorium
Pengalama kerja
Brainstorming
Debat
Simposium dan sebagainya
11. Selain itu juga dapat menggunakan metode pembelajaran
tuntas yang berbasis kompetensi maksudnya adalah
pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan
peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar
kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu.
Strategi belajar tuntas di kembangkan oleh Bloom (dalam
Sutyanti 2004:19) ada tiga bagian yaitu :
Mengidentifikasikan pra-kondisi
Mengembangkan prosedur operasional dan hasil belajar
Implementasi dalam pembelajaran klasikal dengan
memberikan bumbu untuk menyesuaikan dengan kemampuan
individual yang meliputi
1. Corrective technique (memberikan pengajaran terhadap
tujuan yang gagal di capai pesrta didik)
2. Memberikan tambahan waktu kepada peserta didik yang
membutuhkan secara tuntas.
12. Dalam memberikan metode-metode pembelajaran pada anak
didik, pilihlah metode pembelajaran yang memang dapat
memberikan semangat belajar, juga materi yang akan
disampaikan dapat di tangkap dengan baik oleh anak didik
kita. Contohnya sudah di sampaikan dalam penjelasan di atas.
Tetapi dapat juga menciptakan metode-metode pembelajaran
yang lebih inovatif dan memberikan semangat belajar terhadap
anak didik.
13. Persiapan pembelajaran hakikatnya merupakan perencanaan
jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
tentang apa yang dilakukan. Metode umum pembelajaran
dikenal dengan istilah-istilah sebagai berikut :
Pendekatan pembelajaran
Stategi pembelajaran
Metode pembelajaran
Teknik pembelajaran
Taktik pembelajaran
Model pembelajaran
14. Beberapa faktor yang mendukung terjadinya proses belajar
adalah nyaman, melakukan sendiri, di ulang-ulang,
pengalaman bermakna, dan membangun pemahaman tentang
dunianya sendiri.
Stategi pembelajaran berbasis kompetensi (E. Mulyasa 2003)
dan sesuai dengan tuntutan kurikulum berbasis kompetensi
yaitu :
Pembelajaran Konteksual (Contextual Teaching Learning)
Bermain Peran (Role Playing)
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and
Learning)
Belajar Tuntas (Mastery Learning)
Pembelajaran dengan Modul (Modular Instruction)
15. Pembelajaran partisipatif (Participative Teaching And
Learning) merupakan model pembelajaran dengan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran.
Pembelajaran dengan modul adalah sesuatu proses
pembelajaran mengenai suatu satuan bahasan tertentu
yang disusun secara sistematis, operasional dan
terarah untuk digunakan oleh peserta didik disertai
dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.
16. Dalam persiapan pembelajaran seorang guru harus benar-benar
siap dan matang dalam melakukan proses belajar mengajar.
Guru pengetahuannya harus lebih mendalam dari anak
didiknya itu. Maka dari itu sebelum mengajar harus benar-
benar mempersiapkan bahan ajarnya dulu seperti memikirkan
pendekatan, strategi, metode, tehnik, taktik dan model
pembelajaran yang lebih inovatif, yang akan diberikan, juga
rasa nyaman dalam ruangan kelas harus diperhatikan pula.
Supaya anak didik dalam mengikuti proses pembelajaran dapat
menyerap materi-materinya dengan baik dan sungguh-
sungguh.
17. Model pengembangan kurikulum yaitu sebagai berikut :
Model Top-Down (Menggunakan Prosedur Administrasi)
Model Grass Roots (berkembang dalam sistem pendidikan
yang bersifat Desentarlisasi)
Komponen Kurikulum (tujuan, materi, strategi pembelajaran,
organisasi kurikulum, evaluasi)
Materi Pembelajaran (teori, konsep, generalisasi, prinsip,
prosedur, fakta, istilah, contoh/ ilustarsi, definisi dan preposisi)
Strategi pembelajaran (penguasaan informasi-intelektual)
18. Organisasi Kurikulum (mata pelajaran terpisah,
berkorelasi, bidang studi, child centered, inti masalah
dan ecletic program)
Evaluasi Kurikulum (memeriksa tingkat kecapaian
tujuan pendidikan yang diwujudkan melalui
kurikulum)
Pengubahan Kurikulum
Pengolahan Kurikulum
Pengembangan KTSP
Hakikat Pengembangan Diri
Pelaksanaan Pengembangan diri
19. Model pengembangan kurikulum harus adanya perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Dalam mengembangkan kurikulum juga
harus dilandasi dengan empat faktor yaitu landasan filosofis,
psikologis, sosiologis dan IPTEK. Dimana filosofis dalam
mengembangkan kurikulum mengarah kepada tujuan pendidikan
secara radikal dan menyeluruh. Psikologis dimana dalam
mengembangkan model kurikulum harus disesuaikan dengan
kondisi atau perilaku anak didiknya. Sosiologis hampir sama dengan
psikologis, tetapi yang melandasi sosiologis ini adalah masyarakat
sekitar yang masih kental dengan sosial budayanya. Dan IPTEk,
landasan IPTEK ini maksudnya harus dapat memanfaatkan dan
mengembangkan IPTEK yang telah tersedia yang semakin modern
dan mengikuti perkembangan zaman.