SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
Download to read offline
Model of Double Tax
Convention and
Structure of Tax
Treaties
Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
Kelompok 3
Karina
Yulia
Dinny
Gamalasari
Kevin
Jingga
Indriana
Tri Utari
Bambang
Prihadi
Topik Pembahasan
Tax Treaty
Treaty Model (OECD, UN
dan US),
Double Tax Treaties
Structure of Tax Treaties
Studi Kasus
Tax Treaty
Kebijakan dua negara yang
berbentuk perjanjian dimana isinya
mengatur tentang pembagian
alokasi pajak dari penghasilan yang
timbul dari transaksi di dua negara
tersebut.
Tujuan Tax Treaty
Menciptakan Kedudukan
yang Setara dalam Hal
Perpajakan
1.
Mencegah Pemajakan
Berganda
2.
Mendatangkan Modal Dari
Luar Negeri
3.
Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia
4.
Mencegah Pengelakan Pajak
5.
Prosedur Penerapan
Tax Treaty
Memastikan apakah subjek pajak dan objek pajak termasuk dalam ketentuan
pemberlakukan P3B yang dibahas dengan negara mitra.
1.
Memastikan pasal substantif yang berlaku untuk menentukan negara yang akan
menerima hak pemajakan.
2.
Dalam rangka menghindari pajak berganda, ada ketentuan negara domisili untuk
memberikan keringanan pajak melalui metode pembebasan (exemption method)
atau metode kredit (credit method) yang diatur dalam ketentuan domestiknya.
3.
Jika masih terdapat perbedaan atau belum terbentuknya kesepakatan antar
negara, penyelesaian masalah pajak berganda dapat ditempuh melalui Mutual
Agreement Procedure (MAP).
4.
Tax Treaty Model
OECD
Model
UN
Model
Model OECD dalam tax treaty
ini bertujuan untuk
meningkatkan perdagangan
antara negara-negara yang
menandatangani P3B dengan
cara menghilangan pajak
berganda secara Internasional
US
Model
Model UN memiliki tujuan tax
treaty yang lebih luas, yaitu
meningkatkan investasi asing,
serta sebagai alat untuk
pertumbuhan ekonomi dan
sosial dari negara-negara
berkembang.
Sebagai negara adidaya, AS
membuat draft tax treaty sendiri
untuk kepentingan negaranya.
Pada dasarnya, US model mengacu
pada OECD Model. Namun,
terdapat perbedaan pada
tujuannya yaitu untuk melindungi
kepentingan negaranya.
Indonesia P3B Model
Sesuai dengan aturan SURAT EDARAN DIREKTUR
JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 52/PJ/2021,
Indonesia sendiri menggunakan P3B Indonesia pada
umumnya mengacu kepada dua model P3B utama,
yaitu Model Organization for Economic Co-Operation
and Development (OECD Model Tax Convention) dan
Model United Nations (UN Model Double Convention
between Developed and Developing Countries).
Tax Treaty Indonesia
DOUBLE TAX TREATIES
Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
Pajak Berganda
Pajak berganda adalah pengenaan jenis pajak yang sama oleh dua negara
(atau lebih) terhadap subjek pajak dan atas objek pajak yang sama, serta
dalam periode yang identik. Dapat pula diartikan sebagai pengenaan jenis
pajak yang sama oleh dua negara (atau lebih) terhadap subjek pajak yang
berlainan atas objek pajak yang sama. Jenis pajak ganda menurut
pengertian yang pertama merupakan pajak ganda internasional yuridis
(juridical international double taxation), sementara jenis pajak ganda
menurut pengertian yang kedua merupakan pajak ganda internasional
ekonomis (economic international double taxation).
Persetujuan Penghindaran
Pajak Berganda
Persetujuan penghindaran pajak berganda adalah
perjanjian pajak antara dua negara secara bilateral
yang mengatur mengenai pembagian hak
pemajakan yang diterima atau diperoleh penduduk
dari salah satu atau kedua negara pada pihak
persetujuan.
Asas Pengenaan Pajak
Asas pengenaan Pajak :
Asas Sumber ( Source Juridiction)
1.
Asas Kewarganegaraan ( Residen Juridiction )
2.
Juridical Double Taxation
Source dan Residence Approach bekerja sangat baik untuk wajib pajak
yang tidak terlibat dalam transaksi lintas batas negara atau hanya
menerima penghasilan domestik saja. permasalahan timbul orang yang
sama dikenakan pajak dilebih dari suatu negara yang diakibatkan oleh
benturan asas pengenaan pajak.
Permasalahan yang muncul :
Source- Source Conflicts
Residence- Residence Conflicts
Source Residence Conflicts
Asas Pengenaan Pajak
Excemption Method
penghasilan dari luar negeri dibebaskan dari pengenaan pajak
sehingga metode ini menekankan pada pengenaan pajak atas
penghasilan domestik saja.
Full Excemption
Excemption with Progrestion
Participation Excemption
Metode Untuk Mengurangi/
Menghindari Double Tax
Tax Credit Method
metode ini mengenakan pajak atas penghasilan dalam negeri dan luar
negeri, hanya saja metode ini memperbolehkan untuk mengurani
pajak terutang dengan pajak yang dibayarkan diluar negeri (kredit
pajak) .
Full Credit
Ordinary Credit
Metode Untuk Mengurangi/
Menghindari Double Tax
Deduction Method
metode ini mengijinkan wajib pajak untuk menjadikan wajib pajak
yang dikenakan di luar negeri sebagai pengurang total penghasilan
(beban). Namun metode ini tidak menghilangkan pengenaan pajak
berganda sehingga wajib pajak tetap harus menanggung beban atas
pajak yang telah dibayar di luar negeri.
Metode Untuk Mengurangi/
Menghindari Double Tax
Struktur Model P3B
Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
OECD Model
Text dari OECD Model sebagai sebuah model P3B
terdiri atas 7 Bab dan 31 Pasal seperti yang terdapat
dalam OECD Model 2014 sebagaimana disajikan
dalam Tabel 2.2 berikut ini:
OECD Model
OECD Model
OECD Model
OECD Model
OECD Model
Commentaries merupakan alat bantu untuk
melakukan interpretasi. Terkait dengan hal ini,
otoritas pajak UK berpendapat bahwa Commentaries
dapat disebut sebagai alat bantu untuk
menginterpretasikan ketentuan tertentu yang
ditandatangani dengan basis OECD Model. Lebih
lanjut, hakim pengadilan pajak juga mengacu kepada
Commentaries sebagai alat bantu interpretasi seperti
yang terjadi di Austria, Australia, Belgia, Kanada,
Denmark, Jerman, Jepang, Malaysia, Belanda,
Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat
OECD Model
Dalam OECD Model, apabila terdapat negara yang mempunyai pandangan yang
berbeda atas suatu pasal tertentu atau terhadap suatu penjelasan (commentaries)
yang diberikan atas suatu pasal tertentu maka perbedaan pandangan tersebut
akan tercantum dalam OECD Model. Istilah yang sering digunakan dalam
menyampaikan pandangan tersebut, yaitu sebagai berikut.
a. Reservation
Dalam reservation ini, memuat perbedaan pandangan suatu negara atas
ketentuan yang diatur dalam suatu pasal (article) tertentu.
b. Observation
Dalam observation ini, memuat perbedaan pandangan suatu negara atas suatu
penjelasan (commentaries) dalam suatu pasal tertentu.
Reservation dan Observation
OECD Model
Non-OECD Economies’ Positions on the OECD Model Tax Convention
atau posisi dari negara-negara yang bukan anggota OECD terhadap
pasal atau penjelasan yang terdapat dalam OECD Model.
OECD Model
UN Model
Struktur dari UN Model sebagian besar sama dengan struktur dari OECD Model.
Berikut adalah struktur dari UN Model.
UN Model
UN Model
UN Model
UN Model
Commentaries
Sama halnya dengan OECD Model, Commentaries dalam UN Model juga berfungsi
sebagai alat bantu untuk melakukan interpretasi.
US Model
US Model
US Model memiliki struktur yang hampir serupa dengan OECD Model dan UN
Model terkait dengan ruang lingkup perjanjian, definisi, pasal-pasal substantif,
ketentuan khusus, dan ketentuan umum. Namun, dalam US Model tidak terdapat
rumusan Pasal 22 mengenai pemajakan atas modal sebagaimana tercantum
dalam OECD Model dan UN Model. Pasal 22 US Model memuat ketentuan
tentang ‘limitation on benefits’ yang digunakan dalam melakukan negosiasi
dengan negara mitra P3B dari Amerika Serikat yang ditujukan untuk mencegah
penyalahgunaan P3B melalui ‘treaty shopping’.
ASEAN Model
ASEAN Model
ASEAN Model digunakan ketika negara-negara anggota ASEAN melakukan
negosiasi P3B, baik P3B dengan sesama negara anggota maupun P3B dengan
negara yang bukan anggota. Substansi dari ASEAN Model tidak mengikat, tetapi
hanya berfungsi sebagai pedoman. Substansi dari ASEAN Model didasarkan pada
OECD Model yang berlaku pada saat itu serta banyak pula mengadopsi bagian-
bagian yang terdapat dalam UN Model. Namun secara umum, dibandingkan
dengan substansi UN Model, pasal-pasal dalam ASEAN Model lebih memihak
kepada negara-negara berkembang. Sebagai contoh, ASEAN Model memasukkan
ketentuan mengenai tax sparing credit yang tidak terdapat dalam UN Model.
Selain itu, berdasarkan ASEAN Model, agen dengan status tidak bebas yang
secara berkesinambungan mengurus pemesanan di negara sumber dapat
dianggap menimbulkan BUT, meskipun agen tersebut tidak memiliki otoritas
untuk menutup kontrak.
ASEAN Model
ASEAN Model
Perbedaan signifikan antara OECD Model dan UN Model dengan ASEAN Model
terlihat pada ketentuan pemajakan atas profesi akademisi. Apabila dalam kedua
model P3B tersebut belum terdapat pasal yang khusus membahas mengenai
penghasilan yang diterima oleh akademisi, dalam ASEAN Model sudah terdapat
pasal khusus yang mengatur pemajakan atas profesi akademisi seperti profesor,
dosen tamu, dan peneliti.
Dalam ketentuan mengenai contoh-contoh suatu tempat usaha yang dapat
dikategorikan sebagai BUT yang ada dalam Pasal 5 ayat (2), ASEAN Model
mengkombinasikan contoh-contoh yang terdapat dalam OECD Model dan UN
Model serta menambahkan beberapa contoh seperti “pertanian atau
perkebunan” dan “balok kayu serta hasil hutan lainnya.”
Perbedaan antara OECD
Model dan UN Model
Sebagaimana telah dijelaskan di muka, perbedaan mendasar antara OECD Model
dan UN Model terletak pada kepentingan pembagian hak pemajakan. OECD
berkeinginan agar hak pemajakan diberikan sebanyak mungkin kepada negara
domisili. Sebaliknya, UN berkeinginan hak pemajakan diberikan kepada negara
sumber penghasilan.
Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas terkait perbedaan mendasar antara
OECD Model dan UN Model.
Perbedaan antara OECD
Model dan UN Model
Perbedaan dalam tataran tujuan diadakannya P3B:
a. dalam OECD Model, tujuan utama dari suatu P3B adalah untuk meningkatkan
perdagangan antara negara-negara yang menandatangani P3B dengan cara
menghilangkan pajak berganda secara internasional;
b. dalam UN Model, tujuan P3B lebih luas, yaitu untuk meningkatkan investasi
asing ke negara-negara berkembang. Selain itu, tujuan lainnya yang hendak
dicapai adalah sebagai alat untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial dari negara
negara berkembang.
Perbedaan antara OECD
Model dan UN Model
Perbedaan dalam tataran pasal-pasal substantif yang mengatur hak pemajakan.
UN Model sebagai representasi dari negara-negara berkembang tentunya ingin
mendapatkan hak pemajakan yang lebih banyak di negara sumber penghasilan.
Sebaliknya, OECD Model berkeinginan hak pemajakan lebih banyak ada di negara
domisili. Dengan perbedaan kepentingan tersebut, terdapat perbedaan
perumusan dalam pasal-pasal antara OECD Model dan UN Model. Misalnya,
masalah definisi BUT yang lebih luas dalam UN Model dibandingkan dengan
OECD Model yang dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.
Perbedaan antara OECD
Model dan UN Model
Perbedaan antara OECD
Model dan UN Model
Studi Kasus Atas
Tax Treaty - 1
STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA
DENGAN AMERIKA SERIKAT DALAM
DWIKEWARGANEGARAAN
Untuk mengidentifikasi treaty yang
digunakan oleh Indonesia dan Amerika
Serikat berasaskan source jurisdiction
terdapat salah satunya pada Pasal 7 ayat
(1) yang menyatakan bahwa “Dividen yang
dibayarkan oleh penduduk suatu Negara
Pihak pada Perjanjian dianggap sebagai
penghasilan yang bersumber di Negara
tersebut.”
Beralih kepada siapa yang menjadi subjek
daripada treaty dapat menjadi acuan
berdasarkan Pasal 1 dijelaskan bahwa
yang menjadi cakupan tax treaty ini
adalah “Perjanjian ini berlaku terhadap
orang dan badan yang menjadi penduduk
salah satu atau kedua negara pihak pada
perjanjian.”
Pasal 4 ayat (2) huruf a menyatakan
bahwa saat seseorang memiliki tempat
tinggal tetap dan memiliki hubungan erat
dengan salah satu negara nya, sebagai
contoh seorang WNI yang bertempat
tinggal tetap di Amerika Serikat dapat
dikategorisasi sebagai subjek pajak luar
negeri apabila ia melakukan transaksi
dengan syarat bersumber (source
jurisdiction) terhadap Indonesia artinya ia
memiliki “kewajiban” untuk memberikan
pajak kepada Indonesia.
Sehingga secara jelas bahwa sebenarnya
tax treaty ini merupakan salah satu
bentuk pemberian beban kepada warga
negara Indonesia salah satunya untuk
“tetap setia” dengan Indonesia dalam
bentuk memberikan pajak kepadanya.
STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA
DENGAN AMERIKA SERIKAT DALAM
DWIKEWARGANEGARAAN
Studi Kasus - 2
Tax Treaty
PT. Paiton Energy
Berdasarkan Putusan
Nomor 1740/B/PK/PJK/2016
Kronologi Kasus PT. Paiton Energy, Tbk
Kronologi Kasus PT. Paiton Energy, Tbk
Kesimpulan & Saran
Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
Hadirnya konsep dwi kewarganegaraan yang terjadi
diberbagai negara, disebabkan karena masing-masing negara
menggunakan asas berbeda satu sama lain atas pemberian
kewarganegaraan terhadap seseorang. Dwi kewarganegaraan
memiliki konsep dimana seseorang adalah warga negara dari
dua negara pada saat yang bersamaan. Oleh karenanya dwi
kewarganegaraan ini merupakan keniscayaan.
Pada hukum internasional terdapat prinsip keadilan. Dengan
penjelasan, siapa pun yang ikut dalam membangun di suatu
negara serta menikmati hasil perekonomian memiliki
kewajiban dalam memikul beban dalam hal ini pajak.
Kemudian akibat hukum terhadap pajak ganda ditinjau dari
prinsip hukum internasional, diberlakukan prinsip
universalitas yang sejalan bersama prinsip pendirian tetap
dalam hukum pajak internasional
STUDI KASUS
TAX TREATY
INDONESIA
DENGAN
AMERIKA
SERIKAT
DALAM
DWIKEWARGA
NEGARAAN
Menurut DJP pembayaran bunga sub Loan terutang PPh pasal
26 mengacu kepada SE-17/PJ./2005 (bahwa tata cara pada Pasal
11 P3B Indonesia & Belanda belum jelas).
Sedangkan menurut entitas dan (telah dikukuhkan dengan
Putusan Banding dan PK) bahwa hal tersebut tidak terutang
PPh Pasal 26 sesuai dengan Pasal 11, Tax Treaty Indonesia &
Belanda (yang sebenarnya sudah jelas dan tidak memerlukan
pasal penjelasan).
Yang menarik : bahwa SE-17/PJ./2005 terkesan berbeda
penafsiran dengan Pasal 11-TaxTreaty Indonesia-Belanda yang
sebenarnya sudah jelas dan tidak memerlukan penjelasan.
Sesuai prinsip "lex consumen derogat legi consumte" atau “lex
superior derogat legi inferiori”, bahwa aturan yang lebih
dominan (Tax Treaty) yang akan digunakan sebagai solusi
sengketa tersebut, maka kemudian pengadilan pajak
mengabulkan Banding PT Paiton Tbk. dan menolak Peninjauan
Kembali yang diajukan oleh DJP.
STUDI KASUS
TAX TREATY PT
PAITON
ENERGY TBK
Thank you
very much!

More Related Content

Similar to Model of Double Tax Convention and Structure of Tax Treaties

konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfSeptianaNugraha2
 
konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfipoelservices
 
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdfSTATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdfDhanisWara2
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruArif Mulyono
 
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 ppt
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 pptkul manajemen perpajakan pertemuan 1 ppt
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 pptAmiLaksmi2
 
Contoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakContoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakaidilsukri
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Ilham Sousuke
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Jiantari Marthen
 
Tugas mpjk kelompok iii
Tugas mpjk kelompok iiiTugas mpjk kelompok iii
Tugas mpjk kelompok iiiErwIta Halim
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaRickyshidiq
 
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012Ismi Alfiyani
 
Fungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakFungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakSyaifOer
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positifAditya Rizky
 
Tata Kelola Industri Migas.pptx
Tata Kelola Industri Migas.pptxTata Kelola Industri Migas.pptx
Tata Kelola Industri Migas.pptxAlmiraNaswa
 
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016stephaniejessey
 

Similar to Model of Double Tax Convention and Structure of Tax Treaties (20)

konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdf
 
konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdf
 
P3B
P3BP3B
P3B
 
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B IndonesiaRekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
 
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdfSTATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
 
Stuktur P3B
Stuktur P3BStuktur P3B
Stuktur P3B
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaru
 
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 ppt
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 pptkul manajemen perpajakan pertemuan 1 ppt
kul manajemen perpajakan pertemuan 1 ppt
 
Contoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakContoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajak
 
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
Pajak Internasional atas Laba Usaha (Bussiness Profit)
 
makalah NPWP
makalah NPWPmakalah NPWP
makalah NPWP
 
HUKUM PAJAK
HUKUM PAJAKHUKUM PAJAK
HUKUM PAJAK
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
 
Tugas mpjk kelompok iii
Tugas mpjk kelompok iiiTugas mpjk kelompok iii
Tugas mpjk kelompok iii
 
Pratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlinaPratikum komputer yeni marlina
Pratikum komputer yeni marlina
 
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
 
Fungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajakFungsi dan tujuan hukum pajak
Fungsi dan tujuan hukum pajak
 
Teori akuntansi positif
Teori akuntansi positifTeori akuntansi positif
Teori akuntansi positif
 
Tata Kelola Industri Migas.pptx
Tata Kelola Industri Migas.pptxTata Kelola Industri Migas.pptx
Tata Kelola Industri Migas.pptx
 
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016
End note tax amnesty - Stephanie Akuntansi A UNJ 2016
 

Recently uploaded

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 

Model of Double Tax Convention and Structure of Tax Treaties

  • 1. Model of Double Tax Convention and Structure of Tax Treaties Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
  • 3. Topik Pembahasan Tax Treaty Treaty Model (OECD, UN dan US), Double Tax Treaties Structure of Tax Treaties Studi Kasus
  • 4. Tax Treaty Kebijakan dua negara yang berbentuk perjanjian dimana isinya mengatur tentang pembagian alokasi pajak dari penghasilan yang timbul dari transaksi di dua negara tersebut.
  • 5. Tujuan Tax Treaty Menciptakan Kedudukan yang Setara dalam Hal Perpajakan 1. Mencegah Pemajakan Berganda 2. Mendatangkan Modal Dari Luar Negeri 3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia 4. Mencegah Pengelakan Pajak 5.
  • 6. Prosedur Penerapan Tax Treaty Memastikan apakah subjek pajak dan objek pajak termasuk dalam ketentuan pemberlakukan P3B yang dibahas dengan negara mitra. 1. Memastikan pasal substantif yang berlaku untuk menentukan negara yang akan menerima hak pemajakan. 2. Dalam rangka menghindari pajak berganda, ada ketentuan negara domisili untuk memberikan keringanan pajak melalui metode pembebasan (exemption method) atau metode kredit (credit method) yang diatur dalam ketentuan domestiknya. 3. Jika masih terdapat perbedaan atau belum terbentuknya kesepakatan antar negara, penyelesaian masalah pajak berganda dapat ditempuh melalui Mutual Agreement Procedure (MAP). 4.
  • 7. Tax Treaty Model OECD Model UN Model Model OECD dalam tax treaty ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antara negara-negara yang menandatangani P3B dengan cara menghilangan pajak berganda secara Internasional US Model Model UN memiliki tujuan tax treaty yang lebih luas, yaitu meningkatkan investasi asing, serta sebagai alat untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial dari negara-negara berkembang. Sebagai negara adidaya, AS membuat draft tax treaty sendiri untuk kepentingan negaranya. Pada dasarnya, US model mengacu pada OECD Model. Namun, terdapat perbedaan pada tujuannya yaitu untuk melindungi kepentingan negaranya.
  • 8. Indonesia P3B Model Sesuai dengan aturan SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 52/PJ/2021, Indonesia sendiri menggunakan P3B Indonesia pada umumnya mengacu kepada dua model P3B utama, yaitu Model Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD Model Tax Convention) dan Model United Nations (UN Model Double Convention between Developed and Developing Countries).
  • 10. DOUBLE TAX TREATIES Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
  • 11. Pajak Berganda Pajak berganda adalah pengenaan jenis pajak yang sama oleh dua negara (atau lebih) terhadap subjek pajak dan atas objek pajak yang sama, serta dalam periode yang identik. Dapat pula diartikan sebagai pengenaan jenis pajak yang sama oleh dua negara (atau lebih) terhadap subjek pajak yang berlainan atas objek pajak yang sama. Jenis pajak ganda menurut pengertian yang pertama merupakan pajak ganda internasional yuridis (juridical international double taxation), sementara jenis pajak ganda menurut pengertian yang kedua merupakan pajak ganda internasional ekonomis (economic international double taxation).
  • 12. Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Persetujuan penghindaran pajak berganda adalah perjanjian pajak antara dua negara secara bilateral yang mengatur mengenai pembagian hak pemajakan yang diterima atau diperoleh penduduk dari salah satu atau kedua negara pada pihak persetujuan.
  • 13. Asas Pengenaan Pajak Asas pengenaan Pajak : Asas Sumber ( Source Juridiction) 1. Asas Kewarganegaraan ( Residen Juridiction ) 2. Juridical Double Taxation Source dan Residence Approach bekerja sangat baik untuk wajib pajak yang tidak terlibat dalam transaksi lintas batas negara atau hanya menerima penghasilan domestik saja. permasalahan timbul orang yang sama dikenakan pajak dilebih dari suatu negara yang diakibatkan oleh benturan asas pengenaan pajak.
  • 14. Permasalahan yang muncul : Source- Source Conflicts Residence- Residence Conflicts Source Residence Conflicts Asas Pengenaan Pajak
  • 15. Excemption Method penghasilan dari luar negeri dibebaskan dari pengenaan pajak sehingga metode ini menekankan pada pengenaan pajak atas penghasilan domestik saja. Full Excemption Excemption with Progrestion Participation Excemption Metode Untuk Mengurangi/ Menghindari Double Tax
  • 16. Tax Credit Method metode ini mengenakan pajak atas penghasilan dalam negeri dan luar negeri, hanya saja metode ini memperbolehkan untuk mengurani pajak terutang dengan pajak yang dibayarkan diluar negeri (kredit pajak) . Full Credit Ordinary Credit Metode Untuk Mengurangi/ Menghindari Double Tax
  • 17. Deduction Method metode ini mengijinkan wajib pajak untuk menjadikan wajib pajak yang dikenakan di luar negeri sebagai pengurang total penghasilan (beban). Namun metode ini tidak menghilangkan pengenaan pajak berganda sehingga wajib pajak tetap harus menanggung beban atas pajak yang telah dibayar di luar negeri. Metode Untuk Mengurangi/ Menghindari Double Tax
  • 18. Struktur Model P3B Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
  • 19. OECD Model Text dari OECD Model sebagai sebuah model P3B terdiri atas 7 Bab dan 31 Pasal seperti yang terdapat dalam OECD Model 2014 sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.2 berikut ini:
  • 24. OECD Model Commentaries merupakan alat bantu untuk melakukan interpretasi. Terkait dengan hal ini, otoritas pajak UK berpendapat bahwa Commentaries dapat disebut sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan ketentuan tertentu yang ditandatangani dengan basis OECD Model. Lebih lanjut, hakim pengadilan pajak juga mengacu kepada Commentaries sebagai alat bantu interpretasi seperti yang terjadi di Austria, Australia, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Jepang, Malaysia, Belanda, Spanyol, Swedia, dan Amerika Serikat
  • 25. OECD Model Dalam OECD Model, apabila terdapat negara yang mempunyai pandangan yang berbeda atas suatu pasal tertentu atau terhadap suatu penjelasan (commentaries) yang diberikan atas suatu pasal tertentu maka perbedaan pandangan tersebut akan tercantum dalam OECD Model. Istilah yang sering digunakan dalam menyampaikan pandangan tersebut, yaitu sebagai berikut. a. Reservation Dalam reservation ini, memuat perbedaan pandangan suatu negara atas ketentuan yang diatur dalam suatu pasal (article) tertentu. b. Observation Dalam observation ini, memuat perbedaan pandangan suatu negara atas suatu penjelasan (commentaries) dalam suatu pasal tertentu. Reservation dan Observation
  • 26. OECD Model Non-OECD Economies’ Positions on the OECD Model Tax Convention atau posisi dari negara-negara yang bukan anggota OECD terhadap pasal atau penjelasan yang terdapat dalam OECD Model.
  • 27. OECD Model UN Model Struktur dari UN Model sebagian besar sama dengan struktur dari OECD Model. Berikut adalah struktur dari UN Model.
  • 31. UN Model Commentaries Sama halnya dengan OECD Model, Commentaries dalam UN Model juga berfungsi sebagai alat bantu untuk melakukan interpretasi.
  • 32. US Model US Model US Model memiliki struktur yang hampir serupa dengan OECD Model dan UN Model terkait dengan ruang lingkup perjanjian, definisi, pasal-pasal substantif, ketentuan khusus, dan ketentuan umum. Namun, dalam US Model tidak terdapat rumusan Pasal 22 mengenai pemajakan atas modal sebagaimana tercantum dalam OECD Model dan UN Model. Pasal 22 US Model memuat ketentuan tentang ‘limitation on benefits’ yang digunakan dalam melakukan negosiasi dengan negara mitra P3B dari Amerika Serikat yang ditujukan untuk mencegah penyalahgunaan P3B melalui ‘treaty shopping’.
  • 33. ASEAN Model ASEAN Model ASEAN Model digunakan ketika negara-negara anggota ASEAN melakukan negosiasi P3B, baik P3B dengan sesama negara anggota maupun P3B dengan negara yang bukan anggota. Substansi dari ASEAN Model tidak mengikat, tetapi hanya berfungsi sebagai pedoman. Substansi dari ASEAN Model didasarkan pada OECD Model yang berlaku pada saat itu serta banyak pula mengadopsi bagian- bagian yang terdapat dalam UN Model. Namun secara umum, dibandingkan dengan substansi UN Model, pasal-pasal dalam ASEAN Model lebih memihak kepada negara-negara berkembang. Sebagai contoh, ASEAN Model memasukkan ketentuan mengenai tax sparing credit yang tidak terdapat dalam UN Model. Selain itu, berdasarkan ASEAN Model, agen dengan status tidak bebas yang secara berkesinambungan mengurus pemesanan di negara sumber dapat dianggap menimbulkan BUT, meskipun agen tersebut tidak memiliki otoritas untuk menutup kontrak.
  • 34. ASEAN Model ASEAN Model Perbedaan signifikan antara OECD Model dan UN Model dengan ASEAN Model terlihat pada ketentuan pemajakan atas profesi akademisi. Apabila dalam kedua model P3B tersebut belum terdapat pasal yang khusus membahas mengenai penghasilan yang diterima oleh akademisi, dalam ASEAN Model sudah terdapat pasal khusus yang mengatur pemajakan atas profesi akademisi seperti profesor, dosen tamu, dan peneliti. Dalam ketentuan mengenai contoh-contoh suatu tempat usaha yang dapat dikategorikan sebagai BUT yang ada dalam Pasal 5 ayat (2), ASEAN Model mengkombinasikan contoh-contoh yang terdapat dalam OECD Model dan UN Model serta menambahkan beberapa contoh seperti “pertanian atau perkebunan” dan “balok kayu serta hasil hutan lainnya.”
  • 35. Perbedaan antara OECD Model dan UN Model Sebagaimana telah dijelaskan di muka, perbedaan mendasar antara OECD Model dan UN Model terletak pada kepentingan pembagian hak pemajakan. OECD berkeinginan agar hak pemajakan diberikan sebanyak mungkin kepada negara domisili. Sebaliknya, UN berkeinginan hak pemajakan diberikan kepada negara sumber penghasilan. Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas terkait perbedaan mendasar antara OECD Model dan UN Model.
  • 36. Perbedaan antara OECD Model dan UN Model Perbedaan dalam tataran tujuan diadakannya P3B: a. dalam OECD Model, tujuan utama dari suatu P3B adalah untuk meningkatkan perdagangan antara negara-negara yang menandatangani P3B dengan cara menghilangkan pajak berganda secara internasional; b. dalam UN Model, tujuan P3B lebih luas, yaitu untuk meningkatkan investasi asing ke negara-negara berkembang. Selain itu, tujuan lainnya yang hendak dicapai adalah sebagai alat untuk pertumbuhan ekonomi dan sosial dari negara negara berkembang.
  • 37. Perbedaan antara OECD Model dan UN Model Perbedaan dalam tataran pasal-pasal substantif yang mengatur hak pemajakan. UN Model sebagai representasi dari negara-negara berkembang tentunya ingin mendapatkan hak pemajakan yang lebih banyak di negara sumber penghasilan. Sebaliknya, OECD Model berkeinginan hak pemajakan lebih banyak ada di negara domisili. Dengan perbedaan kepentingan tersebut, terdapat perbedaan perumusan dalam pasal-pasal antara OECD Model dan UN Model. Misalnya, masalah definisi BUT yang lebih luas dalam UN Model dibandingkan dengan OECD Model yang dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut.
  • 40. Studi Kasus Atas Tax Treaty - 1
  • 41. STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT DALAM DWIKEWARGANEGARAAN Untuk mengidentifikasi treaty yang digunakan oleh Indonesia dan Amerika Serikat berasaskan source jurisdiction terdapat salah satunya pada Pasal 7 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Dividen yang dibayarkan oleh penduduk suatu Negara Pihak pada Perjanjian dianggap sebagai penghasilan yang bersumber di Negara tersebut.” Beralih kepada siapa yang menjadi subjek daripada treaty dapat menjadi acuan berdasarkan Pasal 1 dijelaskan bahwa yang menjadi cakupan tax treaty ini adalah “Perjanjian ini berlaku terhadap orang dan badan yang menjadi penduduk salah satu atau kedua negara pihak pada perjanjian.”
  • 42. Pasal 4 ayat (2) huruf a menyatakan bahwa saat seseorang memiliki tempat tinggal tetap dan memiliki hubungan erat dengan salah satu negara nya, sebagai contoh seorang WNI yang bertempat tinggal tetap di Amerika Serikat dapat dikategorisasi sebagai subjek pajak luar negeri apabila ia melakukan transaksi dengan syarat bersumber (source jurisdiction) terhadap Indonesia artinya ia memiliki “kewajiban” untuk memberikan pajak kepada Indonesia. Sehingga secara jelas bahwa sebenarnya tax treaty ini merupakan salah satu bentuk pemberian beban kepada warga negara Indonesia salah satunya untuk “tetap setia” dengan Indonesia dalam bentuk memberikan pajak kepadanya. STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT DALAM DWIKEWARGANEGARAAN
  • 43. Studi Kasus - 2 Tax Treaty PT. Paiton Energy Berdasarkan Putusan Nomor 1740/B/PK/PJK/2016
  • 44. Kronologi Kasus PT. Paiton Energy, Tbk
  • 45. Kronologi Kasus PT. Paiton Energy, Tbk
  • 46. Kesimpulan & Saran Magister Akuntansi - Universitas Trisakti
  • 47. Hadirnya konsep dwi kewarganegaraan yang terjadi diberbagai negara, disebabkan karena masing-masing negara menggunakan asas berbeda satu sama lain atas pemberian kewarganegaraan terhadap seseorang. Dwi kewarganegaraan memiliki konsep dimana seseorang adalah warga negara dari dua negara pada saat yang bersamaan. Oleh karenanya dwi kewarganegaraan ini merupakan keniscayaan. Pada hukum internasional terdapat prinsip keadilan. Dengan penjelasan, siapa pun yang ikut dalam membangun di suatu negara serta menikmati hasil perekonomian memiliki kewajiban dalam memikul beban dalam hal ini pajak. Kemudian akibat hukum terhadap pajak ganda ditinjau dari prinsip hukum internasional, diberlakukan prinsip universalitas yang sejalan bersama prinsip pendirian tetap dalam hukum pajak internasional STUDI KASUS TAX TREATY INDONESIA DENGAN AMERIKA SERIKAT DALAM DWIKEWARGA NEGARAAN
  • 48. Menurut DJP pembayaran bunga sub Loan terutang PPh pasal 26 mengacu kepada SE-17/PJ./2005 (bahwa tata cara pada Pasal 11 P3B Indonesia & Belanda belum jelas). Sedangkan menurut entitas dan (telah dikukuhkan dengan Putusan Banding dan PK) bahwa hal tersebut tidak terutang PPh Pasal 26 sesuai dengan Pasal 11, Tax Treaty Indonesia & Belanda (yang sebenarnya sudah jelas dan tidak memerlukan pasal penjelasan). Yang menarik : bahwa SE-17/PJ./2005 terkesan berbeda penafsiran dengan Pasal 11-TaxTreaty Indonesia-Belanda yang sebenarnya sudah jelas dan tidak memerlukan penjelasan. Sesuai prinsip "lex consumen derogat legi consumte" atau “lex superior derogat legi inferiori”, bahwa aturan yang lebih dominan (Tax Treaty) yang akan digunakan sebagai solusi sengketa tersebut, maka kemudian pengadilan pajak mengabulkan Banding PT Paiton Tbk. dan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh DJP. STUDI KASUS TAX TREATY PT PAITON ENERGY TBK