Pemanfaatan dan Pengelolaan Ikan Hias di IndonesiaYayasan TERANGI
Dokumen tersebut membahas praktik bijak dalam pengelolaan perikanan ornamental yang meliputi: (1) pengelolaan berdasarkan peraturan nasional dan internasional; (2) pemanfaatan hanya di wilayah yang ditentukan untuk mendukung konservasi; dan (3) pengelolaan dilakukan secara terencana melalui rencana pengelolaan yang dapat dioperasikan.
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...Dr. Mauli Kasmi
1) Teknik Budidaya Karang Hias Lestari merupakan upaya untuk memperbanyak koloni karang hias dengan fragmentasi sebagai alternatif pengembangan populasi berbasis alam di habitat alami maupun buatan untuk memenuhi permintaan pasar.
2) Perlu peningkatan sarana dan prasarana budidaya serta hasilnya dapat digunakan untuk rehabilitasi karang rusak dengan melepaskan sebagian hasil budidaya ke alam.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan konservasi penyu di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa penyu merupakan satwa yang dilindungi, permasalahan pengelolaannya seperti bycatch dan perdagangan telur illegal, serta upaya konservasi yang dilakukan seperti perlindungan habitat peneluran dan pengembangan wisata bahari berbasis konservasi.
Pemanfaatan dan Pengelolaan Ikan Hias di IndonesiaYayasan TERANGI
Dokumen tersebut membahas praktik bijak dalam pengelolaan perikanan ornamental yang meliputi: (1) pengelolaan berdasarkan peraturan nasional dan internasional; (2) pemanfaatan hanya di wilayah yang ditentukan untuk mendukung konservasi; dan (3) pengelolaan dilakukan secara terencana melalui rencana pengelolaan yang dapat dioperasikan.
TEKNIK BUDIDAYA KARANG HIAS LESTARI BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU BARRANG LOMP...Dr. Mauli Kasmi
1) Teknik Budidaya Karang Hias Lestari merupakan upaya untuk memperbanyak koloni karang hias dengan fragmentasi sebagai alternatif pengembangan populasi berbasis alam di habitat alami maupun buatan untuk memenuhi permintaan pasar.
2) Perlu peningkatan sarana dan prasarana budidaya serta hasilnya dapat digunakan untuk rehabilitasi karang rusak dengan melepaskan sebagian hasil budidaya ke alam.
Dokumen tersebut membahas tentang subsistem budidaya yang mencakup kegiatan pembenihan, pembesaran, dan peningkatan mutu biota akuatik untuk memperoleh keuntungan. Budidaya dapat dilakukan di darat maupun di laut dengan sumber air tawar, payau, atau asin bergantung pada lokasi dan sistem yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas kebijakan konservasi penyu di Indonesia. Secara garis besar, dokumen menjelaskan bahwa penyu merupakan satwa yang dilindungi, permasalahan pengelolaannya seperti bycatch dan perdagangan telur illegal, serta upaya konservasi yang dilakukan seperti perlindungan habitat peneluran dan pengembangan wisata bahari berbasis konservasi.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asosiasi ikan target di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung di Selat Lembeh Kota Bitung. Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pencari makan bagi berbagai jenis ikan. Faktor lingkungan seperti jenis ikan dan perilaku ikan mempengaruhi jumlah dan jenis ikan yang diamati di se
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Toko perikanan adalah tempat menjual berbagai bibit ikan budidaya, pakan dan peralatan - peralatan budidaya perikanan lainya dengan kualitas terbaik dengan harga relatif lebih murah
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pusat pengumpulan ikan. Jenis dan jumlah ikan yang terkait bergantung pada faktor lingkungan dan perilaku ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur asosiasi dan faktor yang mempengaruhi ikan di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung.
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas tentang tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau di beberapa pulau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
2) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan berdasarkan karakteristik pantai di tiga pulau.
3) Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk evaluasi pengelolaan sumber daya
Penelitian ini mengestimasi jumlah dan jenis karang hidup serta tutupan karang di perairan Pulau Badi dan Sarappo Keke, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan model penentuan kuota ekspor karang hias yang berkelanjutan. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karang yang terdaftar dalam kuota lima tahun terakhir masih lay
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
Pedoman pengelolaan perikanan di Wilayah Kelola Perikanan Masyarakat (WKPM) dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) memberikan kerangka bagi pengelola KKP untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan adat dalam memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di zona perikanan. Pedoman ini juga memberi panduan kepada masyarakat dalam mengajukan proposal kerja sama pengelolaan perikanan di KKP.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan populasi ikan hias, yang diperlukan untuk mengetahui jenis dan jumlah ikan serta perubahan komunitasnya. Metode yang digunakan adalah underwater visual census dengan garis transek dan pengukuran panjang ikan. Data diproses menggunakan Microsoft Excel dan hasilnya digunakan untuk pengelolaan sumber daya perikanan.
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asosiasi ikan target di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung di Selat Lembeh Kota Bitung. Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pencari makan bagi berbagai jenis ikan. Faktor lingkungan seperti jenis ikan dan perilaku ikan mempengaruhi jumlah dan jenis ikan yang diamati di se
Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut pada Tataran Konvensi IDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas tentang konvensi-konvensi internasional terkait konservasi dan keanekaragaman hayati laut yang telah diratifikasi Indonesia serta tantangan dan strategi ke depan untuk memperkuat peran lembaga penelitian dalam memenuhi komitmen konvensi tersebut dengan menyediakan data dan informasi yang lebih komprehensif.
Habitat dugong adalah padang lamun dimana lamun merupakan makanannya. Lamun yang dimakan oleh dugong tidak hanya pucuk daunnya saja tetapi juga sampai ke akar akarnya dengan cara di’buldozer’. Keberadaan luasan lamun di indonesia semakin menyempit baik disebabkan oleh adanya degradasi lingkungan maupun karena alih fungsi dari ekosistem perairannya. Semakin menyempitnya luasan ekosistem lamun berakibat langsung terhadap keberadaan populasi dugong. Selain itu, tekanan terhadap dugong itu sendiri juga semakin meningkat terutama melalui pemanfaatan / penangkapan untuk diambil daging, gigi taring, tulang, dan air matanya.
Semua bagian dari tubuh dugong bernilai ekonomi tinggi, seperti dagingnya untuk dikonsumsi, gigi taringnya untuk pipa rokok, dan air matanya untuk parfum. Menurut Kiswara (2016); sebelum tahun 1990, populasi dugong di perairan Indonesia ada 10.000 ekor, pada tahun 1990 tinggal 1000 ekor, dan kini mungkin tersisa sedikit sekali.
Toko perikanan adalah tempat menjual berbagai bibit ikan budidaya, pakan dan peralatan - peralatan budidaya perikanan lainya dengan kualitas terbaik dengan harga relatif lebih murah
Strategi Pencapaian Luasan Kawasan Konservasi Perairan Indonesia 20 juta Ha p...Didi Sadili
CBD tahun 2006 di Rio Brazil mencanangkan tiap Negara memiliki luas Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10% dari luas perairan Laut Yuridiksi Negara ybs
Indonesia telah mencanangkan target luasan Kawasan Konservasi Perairan sebanyak 10 juta Ha pada tahun 2010 dan 20 juta Ha pada tahun 2019.
bagaimana strategi Indonesia untuk mencapai target luasan tersebut?
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Terumbu buatan dan keramba jaring apung berfungsi sebagai tempat berlindung dan pusat pengumpulan ikan. Jenis dan jumlah ikan yang terkait bergantung pada faktor lingkungan dan perilaku ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur asosiasi dan faktor yang mempengaruhi ikan di sekitar terumbu buatan dan keramba jaring apung.
Ringkasan dokumen ini adalah sebagai berikut:
1) Dokumen ini membahas tentang tingkat keberhasilan penetasan telur penyu hijau di beberapa pulau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
2) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan penetasan berdasarkan karakteristik pantai di tiga pulau.
3) Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi untuk evaluasi pengelolaan sumber daya
Penelitian ini mengestimasi jumlah dan jenis karang hidup serta tutupan karang di perairan Pulau Badi dan Sarappo Keke, Sulawesi Selatan untuk mengembangkan model penentuan kuota ekspor karang hias yang berkelanjutan. Metode observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Hasilnya menunjukkan bahwa jenis dan jumlah karang yang terdaftar dalam kuota lima tahun terakhir masih lay
Pengantar pedoman umum RBFM di kawasan konservasi perairanDidi Sadili
Pedoman pengelolaan perikanan di Wilayah Kelola Perikanan Masyarakat (WKPM) dalam Kawasan Konservasi Perairan (KKP) memberikan kerangka bagi pengelola KKP untuk bekerja sama dengan masyarakat lokal dan adat dalam memanfaatkan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di zona perikanan. Pedoman ini juga memberi panduan kepada masyarakat dalam mengajukan proposal kerja sama pengelolaan perikanan di KKP.
Makalah ini membahas tentang konservasi penyu di Indonesia. Terdapat 6 jenis penyu di Indonesia yaitu penyu hijau, sisik, lekang, belimbing, pipih, dan tempayan. Penyu memiliki siklus hidup yang panjang dan bertelur di pantai. Ancaman terhadap penyu antara lain perburuan, kerusakan habitat, dan polusi. Upaya konservasi penyu meliputi pengawasan perlindungan, tidak mengkonsumsi dan memburu penyu secara illegal, serta melak
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen membahas kebijakan pengelolaan konservasi jenis ikan khususnya penyu.
2. Menjelaskan peran dan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber daya laut, serta tipe-tipe kawasan konservasi perairan.
3. Memaparkan status konservasi penyu dan permasalahan pengelolaannya di Indonesia serta program-program untuk mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas tentang pemantauan populasi ikan hias, yang diperlukan untuk mengetahui jenis dan jumlah ikan serta perubahan komunitasnya. Metode yang digunakan adalah underwater visual census dengan garis transek dan pengukuran panjang ikan. Data diproses menggunakan Microsoft Excel dan hasilnya digunakan untuk pengelolaan sumber daya perikanan.
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik sumber daya perikanan dan komponen-komponen kegiatan dalam manajemen sumber daya perikanan. Sumber daya perikanan memiliki karakteristik yang berbeda dengan sumber daya hayati lainnya karena organismanya bersifat liar dan bergerak bebas, serta terdiri dari berbagai spesies. Komponen-komponen manajemen sumber daya perikanan meliputi pengumpulan data, penetapan cara peman
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas status usaha perikanan tangkap di zona rehabilitasi terumbu karang Pulau Rakit dan Pulau Ganteng di Teluk Saleh, Sumbawa Besar.
2. Jenis alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan lokal adalah bagan perahu, bubu, pancing, rawai dan jaring tarik.
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan di
1. Modul 1 membahas bahan, alat, dan metode penangkapan ikan. Termasuk jenis kapal dan alat tangkap yang sesuai untuk berbagai jenis ikan;
2. Dibutuhkan pemahaman tentang biologi ikan untuk memilih alat tangkap dan lokasi yang tepat;
3. Bahan alat tangkap harus kuat, elastis, dan tahan terhadap lingkungan untuk menangkap ikan secara efektif.
Dokumen ini membahas rapat koordinasi pengelolaan data perikanan budidaya antara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan Badan Pusat Statistik, Badan Informasi Geospasial, dan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan. Rapat ini bertujuan untuk mensosialisasikan tugas validator dan petugas KUSUKA serta memberikan bimbingan teknis terkait validasi data dan aplikasi satu data.
Analisis mengenai pengembangan armada perikanan tangkap di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Mayoritas armada masih berskala kecil dan teknologi rendah. Potensi sumberdaya ikan di Kabupaten Kupang sebesar 25.853 ton/tahun. Dianalisis menggunakan metode surplus produksi, SWOT, dan program linier untuk merancang model konseptual pengembangan armada yang berkelanjutan.
Mata pelajaran Teknik dan Alat Penangkap Ikan (TAPI) mempelajari teknik penangkapan ikan, alat tangkap, dan cara operasionalnya. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan siswa tentang perikanan dan menanamkan sikap ilmiah. Materi pelajarannya meliputi bahan, metode, dan perawatan berbagai alat tangkap ikan beserta teknik penangkapannya di berbagai daerah. Penilaian dilakukan secar
Pengelolaan Sumberdaya Perikanan - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Walu...Cahya Panduputra
Dokumen tersebut membahas mengenai sumber daya perikanan dan pengelolaannya. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain jenis-jenis metode penentuan stok sumber daya ikan, tujuan pengelolaan perikanan seperti maximum sustainable yield dan maximum economic yield, serta pendekatan-pendekatan pengelolaan seperti pengaturan musim penangkapan ikan dan penentuan kuota.
Jurnal ini membahas potensi lestari perikanan tangkap di Kabupaten Pangandaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah alat tangkap optimal berdasarkan formula Schaefer adalah 2006,4 unit, sedangkan jumlah aktual telah melebihi optimal. Hasil tangkapan lestari 2415,4 ton dan Total Allowable Catch sebesar 1932 ton. Tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Pangandaran telah mencapai tingkat tangkapan lestari.
Similar to Mkdk03 p pendataan dan moniitoring (20)
Assessment of coral reefs damaged due to MV Pazifik ran aground in the Sape S...Yayasan TERANGI
Assessment of coral reefs damaged due to MV Pazifik ran aground in the Sape Strait using an aerial photography approach and species distribution modeling
This document discusses the creation of a species distribution model to map the distribution of Porites corals in Indonesia. Maximum entropy modeling was used to model Porites occurrence data against environmental variables like substrate type, bathymetry, temperature, and chlorophyll. The resulting model had high accuracy and predicted Porites is widely distributed across reefs in Indonesia, except in the Jakarta Bay area due to high sedimentation levels. Substrate type, bathymetry, and curvature contributed most to the model. The Porites distribution map can support coral reef conservation planning.
Assessment of coral reefs health in Nature Recreation Park (TWA=Taman Wisata ...Yayasan TERANGI
Sangiang Island had been established as a Nature Recreation Park (TWA) in Indonesia, that requires comprehensive data support for good management. The rise of marine tourism that increased in TWA Sangiang Island behoove to be a concern, especially in coral reef ecosystem. The study aimed to determined the condition of the coral cover and the biomass composition of coral reef fishes, then to identify parameters that affect coral health and the coral reefs health index in TWA Sangiang Island. The observation was carried out in area near to the estuary (Legon Waru), entry point for shipping (Tembuyung), and diving tourism (Legon Bajo). The highest of biomass of target fish was Legon Bajo (0.013 kg / ha) and the lowest was Tembuyung (0.002 kg / ha). Coral reefs health index values in each station varied from 1 (low) to 4 (high). Coral reefs health index in Legon Waru was strongly influenced by live coral cover, and also in Legon Bajo was influenced by live coral cover, rubble and biomass of target fishes, while in Tembuyung was much influenced by fleshy seaweed cover. The results indicated that the coral reef ecosystem on Sangiang Island wasn't in good condition as a whole.
Combining participatory mapping, cloud computing, and machine learning for ma...Yayasan TERANGI
This document describes a study that used participatory mapping, cloud computing via Google Earth Engine, and machine learning algorithms to map landslide susceptibility in Lembeh Island, North Sulawesi, Indonesia. Local communities provided landslide occurrence data through field surveys. Google Earth Engine was used to analyze geospatial and remote sensing data to model landslide risk. Random Forest and other machine learning algorithms achieved over 97% accuracy in both training and testing when predicting landslide prone areas, which accounted for 30-40% of the island's land area. The models identified slopes and elevations as important factors and successfully predicted landslide risk in areas without reported occurrences.
Pembelajaran dari Program Belitung Mangrove ParkYayasan TERANGI
Pembelajaran Program Belitung Mangrove Park: Pemanfaatan lahan bekas tambang sebagai taman wisata mangrove dalam upaya rehabilitasi ekosistem dan sekuestrasi karbon
Vulnerability Analysis to Climate Change in Lembeh Island, North SulawesiYayasan TERANGI
The document summarizes a vulnerability analysis of climate change in Lembeh Island, North Sulawesi. It assessed vulnerability in three villages - Kareko, Pintu Kota, and Pasir Panjang. The analysis found that livelihoods mainly involved fishing and farming and were affected by disasters like flooding, drought, and high waves. Pasir Panjang village was found to be the most vulnerable due to its low-lying coastal location. The analysis also examined education levels, alternative livelihoods, and adaptive capacities. It concluded that communities had various income sources but lacked proper technical knowledge and skills for climate change adaptation.
GENERATING BIOLOGICALLY RELEVANT ENVIRONMENTAL DATA FROM REMOTE SENSING IMAGE...Yayasan TERANGI
Long term Earth observation data stored in Google Earth Engine (GEE) can be ingested and derived to biologically relevant environmental variables that can used as the predictors of a species niche. The aim of this research was to create a script using GEE to generate biologically meaningful environmental variables from various Earth observation data and models in Indonesia. Elevation and bathymetry raster data from GEBCO were land masked and benthic terrain modelling were done in order to get the aspect, depth, curvature, and slope. HYCOM and MODIS AQUA dataset were filtered using spatial (Indonesia and surrounding region) and temporal filter (from 2002–2017), and reduced to biologically meaningful variables, the maximum, minimum, and mean. Water speed vector (northward and eastward) data were also converted in to scalar unit. In order to fill data gaps, kriging was done using Bayesian slope. Results shows the water depth in Indonesia ranges from 0 – 6827 m, with slope ranging from 0 – 34.33°, aspect from 0 – 359.99°, and curvature from 0 – 0.94. Variables representing water energy, mean sea surface elevation ranges from 0 – 0.85 m, and mean scalar water velocity 0 – 4 m/s. Mean surface salinity ranges from 20.09 – 35.32‰. Variables representing water quality includes mean of particulate organic carbon which ranges from 25.31 – 953.47‰ and mean of clorophyll-A concentration from 0.05 – 13.63‰. These data can be used as the input for species distribution models or spatially explicit decision support systems such as Marxan for spatial planning and zonation in Marine and Coastal Zone Management Plan.
Fisherman Contribution on The Application of information system for the manag...Yayasan TERANGI
Marine ornamental trade is multi million dollar industry, worth an estimated US$200 to 350 million annually, and operating throughout the tropics [1].
Marine ornamentals are, in fact, one of the highest value-added product from coral reefs, with an estimated worth of US$ 7,000 per metric ton of live coral, while harvested coral for lime only worth US$60, and fish for food only worth US$6,000 compared with US$496,000 for ornamental fish per metric ton [2].
Indonesia and the Phillipines are the world’s leading exporters of marine ornamental fish, supplying an estimated 85% of fish imported by the United States and Europe, the trade’s largest consumers [3,4].
Most of these fishes are collected from the wild, primarily from on or near coral reefs, therefore causing population depletion [5].
In the past, the trade may seem uncontrollable, since few species are listed in CITES Appendix or IUCN Redlist. CITES only listed corals, napoleon wrasse, giant clams, and sea horses on their appendix [6].
In 2008, IUCN Redlist added 837 coral species to the list [7].
The main concern for this trade is the probability of rejected catch which is very high [1], thus increasing threat to the ecosystem [8].
Therefore there is a need to make the trade become more effective, efficient and environmental friendly.
This document provides information on sources and repositories for biodiversity and protected area data in Indonesia developed by NGOs. It discusses trends in data availability, collaborative efforts to utilize available data to support protected area management. It also provides details on topics covered for individual marine protected areas and sources of official data, research publications, images and species distribution maps. Open source software, open and computable data resources, collaboration and skills sharing are emphasized.
Dokumen tersebut membahas skema dan mekanisme pelatihan yang mencakup tahapan pelatihan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, tujuan, jenis pelatihan beserta analisis kebutuhan pelatihan untuk menentukan sasaran dan materi pelatihan. Selanjutnya dibahas mengenai pendekatan, metode, teknik pelatihan, penyusunan modul pelatihan, hingga t
Dokumen tersebut membahas tentang masalah yang dihadapi nelayan dalam menangkap ikan hias dan solusinya. Beberapa masalah yang dihadapi antara lain metode penangkapan, penanganan, dan transportasi ikan yang kurang ramah lingkungan. Solusi yang disarankan adalah pelatihan nelayan, kerja sama antar pihak, dan bantuan teknologi serta peralatan tangkap ikan.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas praktik pengelolaan ikan hias dan ekowisata di Kota Sabang, termasuk upaya revisi peraturan daerah untuk mengatur penangkapan ikan hias secara berkelanjutan dan penyiapan sistem database biota ornamental. Dokumen tersebut juga menggambarkan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan keanekaragaman ikan karang di Kota Sabang.
Studi ini mengevaluasi dampak program sertifikasi perdagangan ikan hias terhadap ekosistem terumbu karang dan sosial ekonomi nelayan di Kepulauan Seribu. Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang dan kelimpahan ikan hias membaik setelah program sertifikasi, namun belum berdampak signifikan pada peningkatan pendapatan nelayan. Program sertifikasi memberi manfaat kesehatan dan rasa aman bagi nelayan, tetapi belum dapat
Economic benefit from using environmental friendly fishing gears for ornament...Yayasan TERANGI
This document summarizes a case study of introducing more environmentally friendly fishing gears for ornamental fisheries in Kepulauan Seribu, Indonesia. Previously, cyanide fishing had damaged coral reefs and provided low economic returns for fishermen. The study introduced alternative gears like barrier nets, mini harpoons, and fish traps from 2006-2007. Using these gears provided economic benefits by reducing costs, increasing fish quality and prices, and improving fishermen's livelihoods and health. The document recommends further developing and promoting sustainable fishing gears while restricting damaging practices and monitoring fish populations.
Dokumen ini memberikan instruksi lengkap tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data ikan hias laut, mulai dari pengumpulan data lapangan, pengolahan data menggunakan Microsoft Excel dan program FiSAT II, hingga perhitungan parameter pertumbuhan, mortalitas, dan hasil tangkapan.
Terumbu karang adalah ekosistem di perairan dangkal yang dibentuk oleh karang. Karang adalah hewan koloni yang terdiri dari polip yang dapat membentuk rangka kapur. Terumbu karang tumbuh dengan cara aseksual melalui pembelahan diri dan cara seksual melalui pertemuan sel telur dan sperma. Syarat utama bagi terumbu karang untuk berkembang adalah suhu air antara 18-40 derajat Celcius dan kedalaman kurang dari 50 meter.
Organisme yang hidup di dasar perairan disebut benthos. Benthos meliputi berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang tinggal di dasar laut, sungai, danau atau kolam. Contoh benthos adalah kerang, udang, belut, ganggang, dan lumut.
1. Pendokumentasian dan analisis data
pemanfaatan perikanan ornamental
Idris dan Aar Mardesyawati
Kompleks Ligamas Indah E2/11
Pancoran, Jakarta 12760
info@terangi.or.id
www.terangi.or.id
2. Latar Belakang
• Perikanan ornamental merupakan produk
dari ekosistem terumbu karang yang
memberikan nilai tambah cukup tinggi
• Industri besar dengan total perdagangan
sekitar US$200-350 juta dalam setahun
• Data dan monitoring masih sangat terbatas
• Membutuhkan peran serta setiap pihak
dalam memantau pengelolaan perikanan
ornamental secara berkelanjutan, terutama
oleh pemerintah sebagai pengambil
kebijakan
3. MENGAPA PERLU PENDATAAN DAN MONITORING?
1. Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah ikan yang telah
ditangkap
2. Mencegah penangkapan yang berlebih pada suatu wilayah
dan juga menjaga kelestarian lingkungan.
4. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN!
Menggunakan desain survei yang sesuai
• Dapat dilakukan oleh kelompok target
• Penggunaan biaya yang optimum
• Mampu menjawab kebutuhan pengelolaan
• Sesuai dengan kondisi geografis
Analisis yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan kelompok target
Diseminasi informasi mencapai pihak-pihak yang terkait lainnya.
5. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN!
Pendataan dan monitoring harus mencakup level pemanfaatan
(Wilayah tangkapan, nelayan, pengepul)
• Wilayah tangkap (wilayah boleh tangkap, wilayah larang
tangkap)
• Alat tangkap (jumlah, jenis, target alat tangkap)
• Produk (tangkapan, penjualan, permintaan, stock di alam, TAC)
• Nelayan/pelaku pemanfaatan perikanan ornamental (nelayan,
pengepul, dan eksportir)
Kegiatan pemanfaatan perikanan harus memiliki sistem
pendokumentasian yang adaptif
Pendataandanmonitoring dilakukansecarapartisipatif
6. Pendokumentasian dan Analisis Data
Mengurangi
Penangkapan
Pengumpulan
Data tangkapan Pendokumentasian Data tangkapan > TAC
dari nelayan
Data tangkapan
Perikanan VS
Ornamental Total allowable catch
Survei pendugaan Total
Stok dua tahunan Data tangkapan < TAC
Allowable Catch (TAC)
Hasil Berkelanjutan
7. Data Tangkapan Ikan Hias
Data Tangkapan Harian Bon Pembayaran
- Nama Nelayan
- Daerah Tangkap
- Hari/tanggal
- Jenis ikan
- Jumlah tangkapan
Surat Keterangan Asal Ikan (SKA)
Data Kiriman Ikan dari Surat Keterangan
Asal Ikan (SKA)
- Nama Nelayan
- Tujuan pengiriman
- Hari/tanggal
- Jenis ikan
- Jumlah tangkapan
8. Pendataan Populasi Ikan Hias
• Underwater Visual Cencus (UVC) pada kedalaman 3-7 meter
• Transek garis sepanjang 4 x 20 meter yang digunakan sebagai
patokan pengambilan data
• Dua buah garis maya paralel sejajar dengan transek garis berjarak 2,5
meter ke kiri dan kanan transek garis membentuk transek sabuk
* Metode ini tidak berlaku untuk ikan mandarin dan jabing
9. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Tim survey terdiri dari 2 atau 3 penyelam, dengan kemampuan
identifikasi ikan karang.
b. 1 penyelam berperan sebagai pensurvei untuk mengurangi bias
c. Apabila lokasi pengamatan memilliki kelimpahan ikan hias yang
tinggi, tehnik yang digunakan terbagi menjadi 2 penyelam dengan 1
penyelam mengambil data ikan yang berukuran kecil dan berenang
lambat sedangkan penyelam lainnya mengambil data ikan yang
berukuran lebih besar dan berenang lebih cepat
10. PERALATAN :
a. Perahu motor yang dilengkapi dengan peralatan
keamanan seperti : pelampung dan radio komunikasi
untuk keselamatan dalam navigasi
b. Peralatan scuba
c. Data sheet
d. Pensil, data sheet (dengan kertas yang tahan air)
Meteran/Roll Meter
e. Buku Identifikasi
f. Global Postioning System (GPS)
11. Analisa dan Pengolahan data
a. Pengolahan menggunakan perangkat lunak
Microsoft Excel.
b. Data sheet kemudian dimasukkan ke dalam
database (basis data) pada Microsoft Excel
yang berisikan nama tanggal monitoring,
pengambil data, lokasi monitoring, ulangan,
famili ikan hias, jenis ikan hias, indeks
panjang-bobot ikan hias, kelas ukuran, dan
jumlah.
c. Data dikeluarkan dalam bentuk informasi
yang mudah dan gampang dibaca seperti
dalam bentuk grafik atau gambar.
12. KELUARAN
Data tangkapan per jenis ikan, baik per
bulan maupun per tahun
Data TAC
Nilai Ekonomi perdagangan ikan hias,
baik per bulan maupun per tahun
13. CONTOH DATA SHEET
No. Spesies <5 5-10 cm 10-15 Jumlah
cm cm
1 Amphiprion ocellaris - 3 2 5
2 Diproctacanthus - 3 - 3
xanthurus
1. ……sehinggadapatdiketahuijenis-jenisikan yang sudahmelampauiambangbatasamanuntukditangkap.
Jenisikan yang jumlahtangkapannyamelebihi TAC sebanyak 18 jenis (2007), 22 jenis (2008), dan 17 jenis (2009).Limajenisikan yang tangkapannyamelebihi TAC yaituCryptocentruscinctus, Pomacentrusalleni, Pterosynchiropussplendidus, Premnasbiaculeatus, danAmphiprionocellaris.