SlideShare a Scribd company logo
Latar belakang
 1956 pertama kegiatan vaksinasi di jawa     cacar BCG
 1972 study pencegahan tetanus neonatorum di Jawa
 Tengah, Jatim      TT
 1973 vaksinasi secara nasional
 1974 bulan april indonesia bebas cacar oleh WHO
 1976 mulai Pulau Bangka dikembangkan vaksinasi DPT
 1977 persiapan pengembangan program imbunisasi
 (PPI)
 1980 program immunisasi rutin 6 jenis antigen BCG,
 DPT, Polio, Campak, DT & TT
 1990 pencapaian UCI (Universal Child Immunization)
 1995, 1996, 1997 & 2002 PIN dan Sub PIN Eradikasi
 Polio
Jumlah Sasaran
  WUS      TT
  Bias    anak sekolah DT, TT Campak
Alat
  Uniject = koemasan dosis tunggal (ADS – PID
  Auto Disable Syringe – Prefilled Injection
  Device) Safe injection
  Kombinasi vaksin DDT & Hb        tetravalen
  (kombo) 2004 di 4 propinsi (NTB, DIY, Bangka
  Belitung)
  target cakupan 20% th 2005 , pemenuhan
  sasaran secara nasional 50% 2006
Penanganan
Th. 2003
  Rantai vaksin (vaccine chain) bukan lagi cold
  chain
  Sejak diproduksi, penyimpanan, hingga dipakai
  mengingat vaksin adl unsur biologis yang
  berkarakter tertentu
  Kerusakan akan merusak potensi       KIPI & KLB
  Pemantauan suhu       kelayakan dgn alat
  sebagai penunjuk indikator spt VVM, Freeze
  watch atau freeze tag, TTM
Pengertian Vaksin
Produk bilogik yg terbuat dari :
   Kuman
   Komponen kuman
   Racun kuman
Penggolongan vaksin
I. Asal antigen (immunization Essential)
a. Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)
   1. virus : polio (OPV), Campak, yellow fever
   2. Bakteri : BCG
b. Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)
   1. Sel partikel diambil
         Virus : IPV (Injectable/inactivated Polio Vaccine) Rabies
         Bakteri : Pertusis
   2. Sebagian partikel diambil
         Protein
          •   Sub unit : aseluler pertusis
          •   Toxoid : DT
         Palisakarida
          •   Murni : meningococal
          •   Gabungan : Hib (haemofilus Influenzs Type B)
         Rekombinon (rekayasa genetika) Hep B
Karakteristik Vaksin
1. Vaksin BCG
  •   Deskripsi : adalah vaksin “beku kering” mengandung
      Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan
      dari strain parts No. 1173-P2
  •   Cara pemakaian : tambahkan 4 ml pelarut yang
      tersedia
  •   Dosis : 0,05 ml : diberikan segera setelah lahir
      sebanyak 1 x, dosis ulangan pada usia 5 – 7 tahun
      dan 12 – 15 tahun
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC : 1 tahun
  •   Kemasan : vaksin tersedia dalam ampul (20 dosis)
      disertai 4 ml pelarut dalam ampul
  •   Perhatian : Vaksin BCG yang sudah dilarutkan harus
      disimpan pada suhu 2 – 8oC, dan hanya dapat dipakai
      untuk periode 3 jam
Karakteristik Vaksin
2. Vaksin DT
  •   Deskripsi : adalah vaksinjerap yang mengandung
      toksoid difteri dan tetanus dimurnikan yang terabsorb
      ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat
  •   Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan
  •   Dosis : 0,5 ml : diberikan jika pada vaksinasi DPT
      pertama terjadi kontraindikasi terhadap komponen
      pertusis, dianjurkan juga diberikan pada anak usia
      dibawah 8 tahun (SD kelas 1)
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vial 5 ml (10 dosis)
Karakteristik Vaksin
3. Vaksin DPT
  •   Deskripsi : adalah vaksin jerap yang mengandung
      toksoid difteri dan tetanus dimurnikan serta bakteri
      pertusis yang telah diinaktivasi yang terabsorb ke
      dalam 3 mg/ml aluminium fosfat
  •   Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan
  •   Dosis : 0,5 ml : diberikan mulai usia 6 minggu
      sebanyak 3 x dengan interval masing – masing 4
      minggu
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vial 5 ml (10 dosis)
  •   Perhatinan : jangan diberikan jika pada suntikan
      pertama terdapat kontraindikasi terhadap komponen
      pertusis
Karakteristik Vaksin
4. Vaksin TT
  •   Deskripsi : adalah vaksin jerap yang mengandung
      toksoid tetanus yang dimurnikan yang terabsorb ke
      dalam 3 mg/ml aluminium fosfat
  •   Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan
  •   Dosis : 0,5 ml : untuk pencegahan tetanus neonatal
      diberikan kepada wanita usia subur sebanyak 5 dosis
      dengan interval waktu TT1 – TT2 : 4 minggu ; TT 2 –
      TT3 : 6 – 12 bulan ; TT3 - TT4 : 1 tahun; TT4 – TT5 : 1
      tahun
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vial 5 ml (10 dosis)
Karakteristik Vaksin
5. Vaksin Polio
  •   Deskripsi : adalah vaksin polio Trivalent yang terdiri
      dari virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 yang sudah
      dilemahkan yang dibiakkan dalam biakan jaringan
      ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa
  •   Cara pemakaian : diteteskan langsung ke mulut
      dengan menggunakan dropper
  •   Dosis : 2 tetes (0,1 ml) diberikan mulai usia 6 minggu,
      minimal 3 x dengan interval 4 minggu
  •   Penyimpanan : pada suhu 20oC >> ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vial 1 ml (10 dosis) + dropper
Karakteristik Vaksin
6. Vaksin Campak
  •   Deskripsi : adalah vaksin “beku kering” yang
      mengandung virus campak hidup yang dilemahkan
      dari strain CAM 70
  •   Cara pemakaian : tambahkan 5 ml pelarut yang
      tersedia
  •   Dosis : 0,5 ml diberikan mulai usia 6 – 9 bulan
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vaksin tersedia dalam kemasan vial 10
      dosis + 5 ml pelarut
  •   Perhatian : vaksin yang sudah dilarutkan disimpan
      pada suhu 2 – 8oC, dan bisa dipergunakan selama
      periode 8 jam
Karakteristik Vaksin
7. Vaksin Hepatitis B
  •   Deskripsi : adalah vaksin virus rekombinan yang telah
      diinaktifasi dan bersifat non-infectious, berasal dari
      HBaAg yang dihasilkan dari sel ragi dengan
      menggunakan teknologi DNA rekombinan
  •   Cara pemakaian : kocok dahulu sebelum digunakan
  •   Dosis : 0,5 ml diberikan segera setelah lahir,
      sebanyak 3x dengan interval 0-1-2 bulan atau 0-1-6
      bulan
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun
  •   Kemasan : vial 2,5 ml (5 dosis)
Karakteristik Vaksin
7. Vaksin DPT Hb
  •   Deskripsi : vaksin yang mengandung DPT berupa
      toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan
      pertusis yang diinaktifasi serta vaksin Hep.B
      merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung
      HbsAg murni yang berisfat non infectious. Hep. B
      merupakan vaksin DNA rekombinan berasal dari
      HbsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinon
      pada sel ragi
  •   Indikasi : pemberi kekebalan aktif terhadap peny.
      Difteri , perlusis dan Hep B
  •   Cara pemberian : IM 0,5 ml : 3 dosis (dosis 1 usia 2
      bln, selanjutnya dengan interval minimal 4 mgg/1 bln
  •   Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : setelah 24
      bulan
  •   Kemasan : ovial (1 box) @ 5 dosis
Karakteristik Vaksin
Stabilitas vaksin                      Sensitifitas terhadap panas
Seluruh produk vaksin
merupakan produk biologi
yang sensitif dan cenderung       Paling sensitif
kehilangan potensinya secara
progresif. Kehilangan potensi                         • Oral polio
ini akan lebih cepat jika                             • Campak
terpapar oleh suhu diluar dari                          (beku kering)*
interval suhu penyimpanan
yang direkomendasikan                                 • Hepatitis B
Walaupun seluruh produk                               • Jerap DPT
vaksin adalah sensitif                                • Jerap DT
terhadap panas, namun satu                            • BCG
sama lain tingkat sensitifnya                         • TT
                                  Kurang sensitif



                            * Vaksin ini akan lebih sensitif bila dipanaskan
Vaksin lain
 Meningokokus
 Japanese enchephalitis (JE)
 Haemofilus influenzae (Hib)
 Antirabies (Var)
 Serum anti rabies (SAR)
 Hep A
 Varicella
 Typhoid
 MMR dsb
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian vaksin
Safe Injection
Adalah suatu kondisi dimana
 Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan
 Tidak ada dampak negatif pasca imunisasi
 pada sasaran maupun petugas
 Tidak menularkan penyakit pada
 masyarakat atau lingkungan
Syarat safe injection
 Bundling diterapkan
 Vaksin bermutu
 Waktu penyuntikan tepat
 Cara penyuntikan benar
 Tidak ada kontra indikasi
 Petugas bekerja aseptis
 Teknik penggunaan alat suntik benar
 Penanganan limbah benar
Vaksin yang bermutu

 Belum kadaluarsa
 Kemasan utuh
 Alat pemantau paparan panas/dingin baik
 Penampakan fisik baik
 Vaksin serbuk kering : pelarut dan cara
 melarutkan benar
 Bila ragu: vaksin jangan dipakai !!!!
Pengelompokan vaksin

 Heat sensitif : yaitu vaksin yang akan
 cepat rusak apabila terkena paparan suhu
 panas : BCG, campak, polio
 Freeze sensitif : yaitu vaksin yang akan
 rusak apabila terkena paparan suhu beku :
 DPT, DT, TT dan Hep. B, DPT / HB
Kerusakan Vaksin
   Terhadap Suhu
   paparan suhu dingin : pada suhu minus

  Vaksin               Pada suhu     Daya tahan
  Hep. B, DPT/HB       -0,5OC        ½ JAM
  DPT, DT, TT          -5OC          1,5 JAM
   paparan suhu panas : pada suhu beberapa OC diatas
   suhu kamar (ambient temperatur < 34OC)

   Vaksin               Daya Tahan
   DPT, DPT/HB          14 hari
   Hep.B, TT            30 hari
   Polio                2 hari
   Campak, BCG          7 hari
Kerusakan Vaksin…………….



 Terhadap sinar matahari : semua vaksin
 akan rusak apabila terkena paparan sinar
 matahari langsung serta sinar ultra violet
 (lampu neon, lampu halogen)
Penyimpanan vaksin
 Heat sensitive vaccine : Pada suhu – 15
 s.d 20oC (Freezer)
 Freeze sensitive vaccine : pada suhu 2 s.d
 8oC (lemari es)
 Pada unit pelayanan : semua vaccine
 aman disimpan pada suhu 2 s.d 8oC
 (lemari es)
 Pelarut : pada suhu ruangan (jangan
 terkena sinar matahari langsung)
Open vial policy
 Ialah ketentuan pemakaian vaksin yang sudah dibuka
 Hanya berlaku pada unit pelayanan statis
 Syarat :
   Tidak melampaui masa kadaluarsa
   Tetap disimpan pada suhu yang benar
   Tidak pernah terendam air
   Indikator pemantau suhu tetap baik
   Ditulis tanggal pertama kali vaksin dipakai
 Vaksin DPT, DT, TT, Hep.B, DPT/HB, Polio dapat
 digunakan sampai 4 bulan
 Vaksin campak : 6 jam (sejak dilarutkan)
 Vaksin BCG : 3 jam (sejak dilarutkan)
Vaccine vial monitor (VVM)
 Adalah alat pantau terhadap paparan suhu
 panas
 Melekat pada kemasan vaksin (kecuali
 BCG)
 Memantau paparan panas secara
 kumulatif
 Ada 4 kriteria : A,B,C,D
 A dan B : vaksin bisa dipakai C dan D :
 vaksin sudah rusak
Cara pembacaan VVM

 Perhatikan warno kotak yang terletak pada
 tengah lingkaran !!!




  A            B          C          D
Thermometer muller

 Merupakan alat pantau suhu sesaat
 Diletakkan pada tempat penyimpanan
 semua jenis vaksin
Tujuan program-program dan skema
vaksinasi
 Menurunkan angka kesakitan dan
 kematian akibat penyakit – penyakit yang
 dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Upaya pokok
Rencana 5 th upaya imunisasi 2007 – 2011
1. Capai target UCI : 100 % desa
2. Capai target / komitmen global
   • Eradikasi polio th. 2008
   • MNTE th. 2008
   • Reduksi campak th. 2008
3. Institutionalisasi :
   • Safe injection
   • Waste management
4. Peningkatan IP vaksin & reduksi transmisi HB perinatal
5. Peningkatan kapasitas
   • SDM managerial & teknis
   • Cold chain
   • Sistem RR & DQS
   • Monitoring KIPI
6. Sustainability pendanaan
Sasaran

 Seluruh bayi mendapatkan imunisasi
 dasar
 Seluruh anak sekolah mendapatkan
 imunisasi lanjutan (campak, DT dan TT)
 Wanita usia subur (termsuk bumil dan
 catin) mendapatkan imunisasi TT 5 dosis
 Kelompok beresiko tinggi
Jadwal imunisasi lanjutan
bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
 Anak sekolah tingkat          Campak :
 dasar / sederajat                Meningkatkan
   Angka bersekolah 97% sp        efektivitas imunisasi
   kl 3                           campak
   Sasaran vaksin                 Mencegah KLB campak
   sp 2007    2008 dst            di sekolah
 Kl 1 DT                       Sbg booster (tingkatkan
                               kekebalan)
            Campak Aug
                                  Diphtheria (10 th)
                  DT
                                  Tetanus (5 – 30 th)
 Kl 2 TT    TT
             Nov
 Kl 3 TT    TT
                             Perlu buku register + kartu TT
Jadwal imunisasi TT
 Skrining status TT      Imunisasi TT diberikan
 sebelumnya : (DPT, DT   sesuai status dan interval
 atau TT)                Sasaran rutin :
 TT1                        Calon pengantin wanita
     ≥ 1 bln                Ibu hamil
 TT2 (3 th proteksi)     Sasaran tambahan
     ≥ 6 bln                Wanita usia subur 15 – 39
                            th
 TT3 (5 th proteksi)
                         Perlu buku register
     ≥ 1 tahun
                         Perlu kartu TT (life long
 TT4 (15 th proteksi)
                         TT card)
     ≥ 1 tahun
 TT5 (>25 th proteksi)
Program           Jenis             Waktu      Status TT
imunisasi         imunisasi         pemberian
Bayi              DPT 1 *           Umur 2 bln TT 0

                  DPT 2 *           Umur 3 bln TT 1

                  DPT 3 *           Umur 4 bln TT 2

Bias              DT                Kelas 1 SD TT 3

                  TT                Kelas 2 SD TT 4

                  TT                Kelas 3 SD TT 5

       Catatan : * sekarang menjadi DPT/HB1, DPT/HB2, dan DPT/HB3
JADWAL IMUNISASI DASAR :
INTERVAL MINIMAL = 1 BULAN
Definisi KIPI

 Semua kejadian sakit dan kematian
 yang terjadi dalam kurun satu
 bulan setelah imunisasi

 Diperkirakan sebagai akibat dari
 imunisasi
Definisi KIPI

  Definisi :

KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Immunisasi = Adverse
 Events Following Immunizations = AEFI) WHO ;

 Yakni suatu kejadian sakit yang terjadi setelah mene-
  rima immunisasi Yang diduga disebabkan oleh
  immunisasi tersebut.
Reaksi vaksin yg biasa & ringan

      Vaksin         Reaksi lokal   Demam      Gelisah, lesu
                                    > 38 °C   gejala sistemik

BCG                    90-95%                        -

HiB                    5-15 %       2-10 %           -

Hepatitis B       Dewasa ~ 15 %      1-6 %           -
                  Anak   ~ 5%
Campak / MMR           ~ 10 %       5-15 %      5 % (ruam)

Polio oral                -          <1%          <1%

Tetanus/DT/Td          ~ 10 %       ~ 10 %        ~ 25 %

Pertusis (DPwT)        10-50 %      10-50 %      25-55%
KIPI Reaksi Suntikan

  Reaksi suntikan langsung
    Rasa sakit, bengkak & kemerahan

  Reaksi suntikan tidak langsung
    Rasa takut
    Nafas tertahan
    Pernafasan sangat cepat
    Pusing, mual/muntah
    Kejang
    Sinkope
KIPI Kesalahan Program

 Kesalahan Program               Perkiraan KIPI

 Penyuntikan salah tempat
   BCG subkutan
   DPT/DT/TT kurang         Reaksi lokal / abses
   dalam                    Reaksi lokal / abses
   Suntikan di bokong       Kerusakan N Sciaticus

 Transportasi /             Reaksi lokal akibat vaksin beku
    penyimpanan vaksin
                            Vaksin tidak aktif (tidak potent)
    tidak benar

                            Tidak terhindar dari reaksi yg
 Mengabaikan indikasi
                            berat
   kontra
KIPI Kesalahan Program

Kesalahan Program                       Perkiraan KIPI

Tidak steril                         Infeksi
   Pemakaian ulang alat suntik /       Abses lokal di daerah suntikan
   jarum                               Sepsis, sindrom syok toksik,
   Sterilisasi tidak sempurna          Infeksi penyakit yg ditularkan
   Vaksin / pelarut terkontaminasi     lewat darah : hepatitis, HIV
   Pemakaian sisa vaksin utk
   beberapa sesi vaksinasi
                                       Abses lokal karena kurang
Salah pakai pelarut vaksin             kocok
   Pemakaian pelarut vaksin yg         Efek negatif obat mis. insulin
   salah                               Kematian
   Memakai obat sebagai vaksin         Vaksin tidak efektif
   atau pelarut vaksin
KIPI Kebetulan (koinsidens)

 Kejadian yang timbul, terjadi secara
 kebetulan setelah imunisasi

 Ditemukan kejadian yang sama di saat
 bersamaan pada kelompok populasi
 setempat tetapi tidak diimunisasi

           Vaksin disalahkan sebagai
             penyebabnya
Tata laksana KIPI


 Deteksi dan pelaporan
 Investigasi KIPI
 Analisis Data KIPI
 Tindak lanjut
 Evaluasi
Pencegahan Terjadinya KIPI

 Mencegah KIPI akibat reaksi vaksin

   Indikasi kontra diperhatikan
   Vaksin hidup tidak diberikan pada anak dgn defisiensi
   imun
   Orang tua diajar menangani reaksi vaksin yang ringan &
   dianjurkan segera kembali apabila ada reaksi yg
   mencemaskan
   Parasetamol dapat diberikan 4 x sehari untuk
   mengurangi gejala demam & rasa sakit
   Mengenal dan dapat mengatasi reaksi anafilaksis
   Sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yg terjadi atau
   harus dirujuk ke RS dengan fasilitas lengkap
Kesimpulan

 KIPI adalah risiko program imunisasi

 Pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi
 KIPI

 Diperlukan pengetahuan imunisasi yang mendalam

 Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif akan
 menunjang program imunisasi yang baik pula

More Related Content

What's hot

Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilanAinur
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
Dokter Tekno
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiFarida Sihotang
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Surya Amal
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
Fadhol Romdhoni
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
Gabriella Jermia
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
AbdulHaris137
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)
Aulia Mala
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
Aprillia Indah Fajarwati
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau fluYuliana
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
Abulkhair Abdullah
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaNs. Lutfi
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Ainur antibiotik dalam kehamilan
Ainur   antibiotik dalam kehamilanAinur   antibiotik dalam kehamilan
Ainur antibiotik dalam kehamilan
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Dasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologiDasar dasar parasitologi
Dasar dasar parasitologi
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Sistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologiSistem komplemen immunologi
Sistem komplemen immunologi
 
Farmakologi Antelmintik
Farmakologi AntelmintikFarmakologi Antelmintik
Farmakologi Antelmintik
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Rantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan PenyakitRantai Penularan Penyakit
Rantai Penularan Penyakit
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 
Ppt kdpk
Ppt kdpkPpt kdpk
Ppt kdpk
 
Ppt gastroenterintis
Ppt gastroenterintisPpt gastroenterintis
Ppt gastroenterintis
 
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
NUR HIKMAHWATI (PPT 1)
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)Obat antibiotik (spesialitea)
Obat antibiotik (spesialitea)
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
Influenza atau flu
Influenza atau fluInfluenza atau flu
Influenza atau flu
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Jenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannyaJenis spuit dan ukurannya
Jenis spuit dan ukurannya
 
Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi Dasar-Dasar Mikrobiologi
Dasar-Dasar Mikrobiologi
 
Trematoda pbl8
Trematoda pbl8Trematoda pbl8
Trematoda pbl8
 

Viewers also liked

Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
Fathan Hakim
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasiresiy
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
Hasanah Hasanah
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
Vaksin
VaksinVaksin
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
Graita Angesty
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
AWw Lieya
 
Manfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiManfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasi
edukasiblog
 
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
Nicolas Hans
 
Web Intelligence and Visual Media Analytics
Web Intelligence and Visual Media AnalyticsWeb Intelligence and Visual Media Analytics
Web Intelligence and Visual Media Analytics
webLyzard technology
 
Isu semasa Fiqh Perubatan
Isu semasa Fiqh PerubatanIsu semasa Fiqh Perubatan
Isu semasa Fiqh PerubatanRashidi Ahmad
 
Fiqh perubatan
Fiqh perubatanFiqh perubatan
Fiqh perubatanNajah Zaid
 
Building a community of Open Source intranet users
Building a community of Open Source intranet usersBuilding a community of Open Source intranet users
Building a community of Open Source intranet users
Luke Oatham
 
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tk
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tkSatuan acara penyuluhan mencuci tangan tk
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tkAqiem Hajimahmud
 

Viewers also liked (20)

Persentasi vaksin
Persentasi vaksinPersentasi vaksin
Persentasi vaksin
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Ppt imunisasi
Ppt imunisasiPpt imunisasi
Ppt imunisasi
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Vaksin by Biofarma
Vaksin by BiofarmaVaksin by Biofarma
Vaksin by Biofarma
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
Vaksin rekombinan
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Sejarah imunisasi
Sejarah imunisasiSejarah imunisasi
Sejarah imunisasi
 
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
Penyuluhan pekan imunisasi nasional (pin)
 
Manfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasiManfaat dan bahaya vaksinasi
Manfaat dan bahaya vaksinasi
 
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
25 years of bandwidth boom made 4K/IP possible
 
Kampanye campak
Kampanye campakKampanye campak
Kampanye campak
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Web Intelligence and Visual Media Analytics
Web Intelligence and Visual Media AnalyticsWeb Intelligence and Visual Media Analytics
Web Intelligence and Visual Media Analytics
 
Isu semasa Fiqh Perubatan
Isu semasa Fiqh PerubatanIsu semasa Fiqh Perubatan
Isu semasa Fiqh Perubatan
 
Fiqh perubatan
Fiqh perubatanFiqh perubatan
Fiqh perubatan
 
Building a community of Open Source intranet users
Building a community of Open Source intranet usersBuilding a community of Open Source intranet users
Building a community of Open Source intranet users
 
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tk
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tkSatuan acara penyuluhan mencuci tangan tk
Satuan acara penyuluhan mencuci tangan tk
 
Leaflet imunisasi
Leaflet imunisasiLeaflet imunisasi
Leaflet imunisasi
 

Similar to Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
melda amalia
 
sifat dan jenis vaksin.pptx
sifat dan jenis vaksin.pptxsifat dan jenis vaksin.pptx
sifat dan jenis vaksin.pptx
intankusuma37
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
sugi purwanti
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
Nurul Adeatma
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasikenggi
 
Keamanan vaksin -_biofarma[1]
Keamanan vaksin -_biofarma[1]Keamanan vaksin -_biofarma[1]
Keamanan vaksin -_biofarma[1]
PuskesmasPerawatanMe
 
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.pptPencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
JulianToni4
 
1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf
RigaAyuDinar
 
Cold Chain Vaccine.pdf
Cold Chain Vaccine.pdfCold Chain Vaccine.pdf
Cold Chain Vaccine.pdf
Asrock2
 
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
MayantiaMaya
 
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
RiskaNadi
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
Fania Nisa
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
ssuser1017eb
 
LP BCG.docx
LP BCG.docxLP BCG.docx
LP BCG.docx
rudhirinaldhi3
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
erlenstikeskharisma
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
andielvi1
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasiJoni Iswanto
 
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptxPuskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
DedeRusmana5
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya Imunisasi
Happy Islam
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
PTBOGORSARINUTRISI
 

Similar to Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode] (20)

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
sifat dan jenis vaksin.pptx
sifat dan jenis vaksin.pptxsifat dan jenis vaksin.pptx
sifat dan jenis vaksin.pptx
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
017 jadwal imunisasi nasional 2010 [dr.nuri]
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Keamanan vaksin -_biofarma[1]
Keamanan vaksin -_biofarma[1]Keamanan vaksin -_biofarma[1]
Keamanan vaksin -_biofarma[1]
 
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.pptPencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
Pencegahan penyakit infeksi pada anak dengan imunisasi merupakan.ppt
 
1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf1. vaksinologi.pdf
1. vaksinologi.pdf
 
Cold Chain Vaccine.pdf
Cold Chain Vaccine.pdfCold Chain Vaccine.pdf
Cold Chain Vaccine.pdf
 
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
12. DISTRIBUSI PRODUK RANTAI DINGIN (1).pptx
 
IMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptxIMUNISASI.pptx
IMUNISASI.pptx
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 
Imunisasi 2011
Imunisasi 2011Imunisasi 2011
Imunisasi 2011
 
LP BCG.docx
LP BCG.docxLP BCG.docx
LP BCG.docx
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Pelayanan imunisasi
Pelayanan  imunisasiPelayanan  imunisasi
Pelayanan imunisasi
 
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptxPuskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
Puskesmas_pengelolaan_perbekalaan_vaksin.pptx
 
Pentingnya Imunisasi
Pentingnya ImunisasiPentingnya Imunisasi
Pentingnya Imunisasi
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 

More from Faris Andrianto

Askep gadar
Askep gadarAskep gadar
Askep gadar
Faris Andrianto
 
Leaflet anemia 2
Leaflet anemia 2Leaflet anemia 2
Leaflet anemia 2
Faris Andrianto
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
Faris Andrianto
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
Faris Andrianto
 
Askep keluarga ispa
Askep keluarga ispaAskep keluarga ispa
Askep keluarga ispa
Faris Andrianto
 
TAK pada lansia
TAK pada lansiaTAK pada lansia
TAK pada lansia
Faris Andrianto
 
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
Faris Andrianto
 
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
Faris Andrianto
 
Anatomi fisiologi cardiovaskuler
Anatomi fisiologi cardiovaskulerAnatomi fisiologi cardiovaskuler
Anatomi fisiologi cardiovaskuler
Faris Andrianto
 
Anatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatikAnatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatik
Faris Andrianto
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiFaris Andrianto
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhFaris Andrianto
 

More from Faris Andrianto (15)

Askep gadar
Askep gadarAskep gadar
Askep gadar
 
Leaflet anemia 2
Leaflet anemia 2Leaflet anemia 2
Leaflet anemia 2
 
Edema paru
Edema paruEdema paru
Edema paru
 
Konsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontikKonsep dasar keperawatan gerontik
Konsep dasar keperawatan gerontik
 
Askep keluarga ispa
Askep keluarga ispaAskep keluarga ispa
Askep keluarga ispa
 
TAK pada lansia
TAK pada lansiaTAK pada lansia
TAK pada lansia
 
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
ppt presentasi proposal KTI saya tentang gangguan sistem pencernaan : post op...
 
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
Anatomy muskuloskeletal system (jaringan otot)
 
Anatomi fisiologi cardiovaskuler
Anatomi fisiologi cardiovaskulerAnatomi fisiologi cardiovaskuler
Anatomi fisiologi cardiovaskuler
 
Anatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatikAnatomi fisiologi limpatik
Anatomi fisiologi limpatik
 
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksiAnatomi fisiologi sistem reproduksi
Anatomi fisiologi sistem reproduksi
 
Hospitalisasi
HospitalisasiHospitalisasi
Hospitalisasi
 
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuhPatologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
Patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi tubuh
 
Ppt hiv
Ppt hivPpt hiv
Ppt hiv
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 

Recently uploaded

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 

Recently uploaded (20)

Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 

Microsoft power point vaksinasi revisi [compatibility mode]

  • 1.
  • 2. Latar belakang 1956 pertama kegiatan vaksinasi di jawa cacar BCG 1972 study pencegahan tetanus neonatorum di Jawa Tengah, Jatim TT 1973 vaksinasi secara nasional 1974 bulan april indonesia bebas cacar oleh WHO 1976 mulai Pulau Bangka dikembangkan vaksinasi DPT 1977 persiapan pengembangan program imbunisasi (PPI) 1980 program immunisasi rutin 6 jenis antigen BCG, DPT, Polio, Campak, DT & TT 1990 pencapaian UCI (Universal Child Immunization) 1995, 1996, 1997 & 2002 PIN dan Sub PIN Eradikasi Polio
  • 3. Jumlah Sasaran WUS TT Bias anak sekolah DT, TT Campak Alat Uniject = koemasan dosis tunggal (ADS – PID Auto Disable Syringe – Prefilled Injection Device) Safe injection Kombinasi vaksin DDT & Hb tetravalen (kombo) 2004 di 4 propinsi (NTB, DIY, Bangka Belitung) target cakupan 20% th 2005 , pemenuhan sasaran secara nasional 50% 2006
  • 4. Penanganan Th. 2003 Rantai vaksin (vaccine chain) bukan lagi cold chain Sejak diproduksi, penyimpanan, hingga dipakai mengingat vaksin adl unsur biologis yang berkarakter tertentu Kerusakan akan merusak potensi KIPI & KLB Pemantauan suhu kelayakan dgn alat sebagai penunjuk indikator spt VVM, Freeze watch atau freeze tag, TTM
  • 5. Pengertian Vaksin Produk bilogik yg terbuat dari : Kuman Komponen kuman Racun kuman Penggolongan vaksin I. Asal antigen (immunization Essential) a. Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated) 1. virus : polio (OPV), Campak, yellow fever 2. Bakteri : BCG b. Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated) 1. Sel partikel diambil Virus : IPV (Injectable/inactivated Polio Vaccine) Rabies Bakteri : Pertusis 2. Sebagian partikel diambil Protein • Sub unit : aseluler pertusis • Toxoid : DT Palisakarida • Murni : meningococal • Gabungan : Hib (haemofilus Influenzs Type B) Rekombinon (rekayasa genetika) Hep B
  • 6. Karakteristik Vaksin 1. Vaksin BCG • Deskripsi : adalah vaksin “beku kering” mengandung Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain parts No. 1173-P2 • Cara pemakaian : tambahkan 4 ml pelarut yang tersedia • Dosis : 0,05 ml : diberikan segera setelah lahir sebanyak 1 x, dosis ulangan pada usia 5 – 7 tahun dan 12 – 15 tahun • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC : 1 tahun • Kemasan : vaksin tersedia dalam ampul (20 dosis) disertai 4 ml pelarut dalam ampul • Perhatian : Vaksin BCG yang sudah dilarutkan harus disimpan pada suhu 2 – 8oC, dan hanya dapat dipakai untuk periode 3 jam
  • 7. Karakteristik Vaksin 2. Vaksin DT • Deskripsi : adalah vaksinjerap yang mengandung toksoid difteri dan tetanus dimurnikan yang terabsorb ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat • Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan • Dosis : 0,5 ml : diberikan jika pada vaksinasi DPT pertama terjadi kontraindikasi terhadap komponen pertusis, dianjurkan juga diberikan pada anak usia dibawah 8 tahun (SD kelas 1) • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun • Kemasan : vial 5 ml (10 dosis)
  • 8. Karakteristik Vaksin 3. Vaksin DPT • Deskripsi : adalah vaksin jerap yang mengandung toksoid difteri dan tetanus dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang terabsorb ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat • Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan • Dosis : 0,5 ml : diberikan mulai usia 6 minggu sebanyak 3 x dengan interval masing – masing 4 minggu • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun • Kemasan : vial 5 ml (10 dosis) • Perhatinan : jangan diberikan jika pada suntikan pertama terdapat kontraindikasi terhadap komponen pertusis
  • 9. Karakteristik Vaksin 4. Vaksin TT • Deskripsi : adalah vaksin jerap yang mengandung toksoid tetanus yang dimurnikan yang terabsorb ke dalam 3 mg/ml aluminium fosfat • Cara pemakaian : kocok dulu sebelum digunakan • Dosis : 0,5 ml : untuk pencegahan tetanus neonatal diberikan kepada wanita usia subur sebanyak 5 dosis dengan interval waktu TT1 – TT2 : 4 minggu ; TT 2 – TT3 : 6 – 12 bulan ; TT3 - TT4 : 1 tahun; TT4 – TT5 : 1 tahun • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun • Kemasan : vial 5 ml (10 dosis)
  • 10. Karakteristik Vaksin 5. Vaksin Polio • Deskripsi : adalah vaksin polio Trivalent yang terdiri dari virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 yang sudah dilemahkan yang dibiakkan dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa • Cara pemakaian : diteteskan langsung ke mulut dengan menggunakan dropper • Dosis : 2 tetes (0,1 ml) diberikan mulai usia 6 minggu, minimal 3 x dengan interval 4 minggu • Penyimpanan : pada suhu 20oC >> ED : 2 tahun • Kemasan : vial 1 ml (10 dosis) + dropper
  • 11. Karakteristik Vaksin 6. Vaksin Campak • Deskripsi : adalah vaksin “beku kering” yang mengandung virus campak hidup yang dilemahkan dari strain CAM 70 • Cara pemakaian : tambahkan 5 ml pelarut yang tersedia • Dosis : 0,5 ml diberikan mulai usia 6 – 9 bulan • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun • Kemasan : vaksin tersedia dalam kemasan vial 10 dosis + 5 ml pelarut • Perhatian : vaksin yang sudah dilarutkan disimpan pada suhu 2 – 8oC, dan bisa dipergunakan selama periode 8 jam
  • 12. Karakteristik Vaksin 7. Vaksin Hepatitis B • Deskripsi : adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktifasi dan bersifat non-infectious, berasal dari HBaAg yang dihasilkan dari sel ragi dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan • Cara pemakaian : kocok dahulu sebelum digunakan • Dosis : 0,5 ml diberikan segera setelah lahir, sebanyak 3x dengan interval 0-1-2 bulan atau 0-1-6 bulan • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : 2 tahun • Kemasan : vial 2,5 ml (5 dosis)
  • 13. Karakteristik Vaksin 7. Vaksin DPT Hb • Deskripsi : vaksin yang mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang diinaktifasi serta vaksin Hep.B merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni yang berisfat non infectious. Hep. B merupakan vaksin DNA rekombinan berasal dari HbsAg diproduksi melalui teknologi DNA rekombinon pada sel ragi • Indikasi : pemberi kekebalan aktif terhadap peny. Difteri , perlusis dan Hep B • Cara pemberian : IM 0,5 ml : 3 dosis (dosis 1 usia 2 bln, selanjutnya dengan interval minimal 4 mgg/1 bln • Penyimpanan : pada suhu 2 – 8oC; ED : setelah 24 bulan • Kemasan : ovial (1 box) @ 5 dosis
  • 14. Karakteristik Vaksin Stabilitas vaksin Sensitifitas terhadap panas Seluruh produk vaksin merupakan produk biologi yang sensitif dan cenderung Paling sensitif kehilangan potensinya secara progresif. Kehilangan potensi • Oral polio ini akan lebih cepat jika • Campak terpapar oleh suhu diluar dari (beku kering)* interval suhu penyimpanan yang direkomendasikan • Hepatitis B Walaupun seluruh produk • Jerap DPT vaksin adalah sensitif • Jerap DT terhadap panas, namun satu • BCG sama lain tingkat sensitifnya • TT Kurang sensitif * Vaksin ini akan lebih sensitif bila dipanaskan
  • 15. Vaksin lain Meningokokus Japanese enchephalitis (JE) Haemofilus influenzae (Hib) Antirabies (Var) Serum anti rabies (SAR) Hep A Varicella Typhoid MMR dsb
  • 16. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin Safe Injection Adalah suatu kondisi dimana Sasaran imunisasi memperoleh kekebalan Tidak ada dampak negatif pasca imunisasi pada sasaran maupun petugas Tidak menularkan penyakit pada masyarakat atau lingkungan
  • 17. Syarat safe injection Bundling diterapkan Vaksin bermutu Waktu penyuntikan tepat Cara penyuntikan benar Tidak ada kontra indikasi Petugas bekerja aseptis Teknik penggunaan alat suntik benar Penanganan limbah benar
  • 18. Vaksin yang bermutu Belum kadaluarsa Kemasan utuh Alat pemantau paparan panas/dingin baik Penampakan fisik baik Vaksin serbuk kering : pelarut dan cara melarutkan benar Bila ragu: vaksin jangan dipakai !!!!
  • 19. Pengelompokan vaksin Heat sensitif : yaitu vaksin yang akan cepat rusak apabila terkena paparan suhu panas : BCG, campak, polio Freeze sensitif : yaitu vaksin yang akan rusak apabila terkena paparan suhu beku : DPT, DT, TT dan Hep. B, DPT / HB
  • 20. Kerusakan Vaksin Terhadap Suhu paparan suhu dingin : pada suhu minus Vaksin Pada suhu Daya tahan Hep. B, DPT/HB -0,5OC ½ JAM DPT, DT, TT -5OC 1,5 JAM paparan suhu panas : pada suhu beberapa OC diatas suhu kamar (ambient temperatur < 34OC) Vaksin Daya Tahan DPT, DPT/HB 14 hari Hep.B, TT 30 hari Polio 2 hari Campak, BCG 7 hari
  • 21. Kerusakan Vaksin……………. Terhadap sinar matahari : semua vaksin akan rusak apabila terkena paparan sinar matahari langsung serta sinar ultra violet (lampu neon, lampu halogen)
  • 22. Penyimpanan vaksin Heat sensitive vaccine : Pada suhu – 15 s.d 20oC (Freezer) Freeze sensitive vaccine : pada suhu 2 s.d 8oC (lemari es) Pada unit pelayanan : semua vaccine aman disimpan pada suhu 2 s.d 8oC (lemari es) Pelarut : pada suhu ruangan (jangan terkena sinar matahari langsung)
  • 23. Open vial policy Ialah ketentuan pemakaian vaksin yang sudah dibuka Hanya berlaku pada unit pelayanan statis Syarat : Tidak melampaui masa kadaluarsa Tetap disimpan pada suhu yang benar Tidak pernah terendam air Indikator pemantau suhu tetap baik Ditulis tanggal pertama kali vaksin dipakai Vaksin DPT, DT, TT, Hep.B, DPT/HB, Polio dapat digunakan sampai 4 bulan Vaksin campak : 6 jam (sejak dilarutkan) Vaksin BCG : 3 jam (sejak dilarutkan)
  • 24. Vaccine vial monitor (VVM) Adalah alat pantau terhadap paparan suhu panas Melekat pada kemasan vaksin (kecuali BCG) Memantau paparan panas secara kumulatif Ada 4 kriteria : A,B,C,D A dan B : vaksin bisa dipakai C dan D : vaksin sudah rusak
  • 25. Cara pembacaan VVM Perhatikan warno kotak yang terletak pada tengah lingkaran !!! A B C D
  • 26. Thermometer muller Merupakan alat pantau suhu sesaat Diletakkan pada tempat penyimpanan semua jenis vaksin
  • 27.
  • 28.
  • 29. Tujuan program-program dan skema vaksinasi Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
  • 30. Upaya pokok Rencana 5 th upaya imunisasi 2007 – 2011 1. Capai target UCI : 100 % desa 2. Capai target / komitmen global • Eradikasi polio th. 2008 • MNTE th. 2008 • Reduksi campak th. 2008 3. Institutionalisasi : • Safe injection • Waste management 4. Peningkatan IP vaksin & reduksi transmisi HB perinatal 5. Peningkatan kapasitas • SDM managerial & teknis • Cold chain • Sistem RR & DQS • Monitoring KIPI 6. Sustainability pendanaan
  • 31. Sasaran Seluruh bayi mendapatkan imunisasi dasar Seluruh anak sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan (campak, DT dan TT) Wanita usia subur (termsuk bumil dan catin) mendapatkan imunisasi TT 5 dosis Kelompok beresiko tinggi
  • 32.
  • 33.
  • 34. Jadwal imunisasi lanjutan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) Anak sekolah tingkat Campak : dasar / sederajat Meningkatkan Angka bersekolah 97% sp efektivitas imunisasi kl 3 campak Sasaran vaksin Mencegah KLB campak sp 2007 2008 dst di sekolah Kl 1 DT Sbg booster (tingkatkan kekebalan) Campak Aug Diphtheria (10 th) DT Tetanus (5 – 30 th) Kl 2 TT TT Nov Kl 3 TT TT Perlu buku register + kartu TT
  • 35. Jadwal imunisasi TT Skrining status TT Imunisasi TT diberikan sebelumnya : (DPT, DT sesuai status dan interval atau TT) Sasaran rutin : TT1 Calon pengantin wanita ≥ 1 bln Ibu hamil TT2 (3 th proteksi) Sasaran tambahan ≥ 6 bln Wanita usia subur 15 – 39 th TT3 (5 th proteksi) Perlu buku register ≥ 1 tahun Perlu kartu TT (life long TT4 (15 th proteksi) TT card) ≥ 1 tahun TT5 (>25 th proteksi)
  • 36. Program Jenis Waktu Status TT imunisasi imunisasi pemberian Bayi DPT 1 * Umur 2 bln TT 0 DPT 2 * Umur 3 bln TT 1 DPT 3 * Umur 4 bln TT 2 Bias DT Kelas 1 SD TT 3 TT Kelas 2 SD TT 4 TT Kelas 3 SD TT 5 Catatan : * sekarang menjadi DPT/HB1, DPT/HB2, dan DPT/HB3
  • 37. JADWAL IMUNISASI DASAR : INTERVAL MINIMAL = 1 BULAN
  • 38. Definisi KIPI Semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi Diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi
  • 39. Definisi KIPI Definisi : KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Immunisasi = Adverse Events Following Immunizations = AEFI) WHO ; Yakni suatu kejadian sakit yang terjadi setelah mene- rima immunisasi Yang diduga disebabkan oleh immunisasi tersebut.
  • 40. Reaksi vaksin yg biasa & ringan Vaksin Reaksi lokal Demam Gelisah, lesu > 38 °C gejala sistemik BCG 90-95% - HiB 5-15 % 2-10 % - Hepatitis B Dewasa ~ 15 % 1-6 % - Anak ~ 5% Campak / MMR ~ 10 % 5-15 % 5 % (ruam) Polio oral - <1% <1% Tetanus/DT/Td ~ 10 % ~ 10 % ~ 25 % Pertusis (DPwT) 10-50 % 10-50 % 25-55%
  • 41. KIPI Reaksi Suntikan Reaksi suntikan langsung Rasa sakit, bengkak & kemerahan Reaksi suntikan tidak langsung Rasa takut Nafas tertahan Pernafasan sangat cepat Pusing, mual/muntah Kejang Sinkope
  • 42. KIPI Kesalahan Program Kesalahan Program Perkiraan KIPI Penyuntikan salah tempat BCG subkutan DPT/DT/TT kurang Reaksi lokal / abses dalam Reaksi lokal / abses Suntikan di bokong Kerusakan N Sciaticus Transportasi / Reaksi lokal akibat vaksin beku penyimpanan vaksin Vaksin tidak aktif (tidak potent) tidak benar Tidak terhindar dari reaksi yg Mengabaikan indikasi berat kontra
  • 43. KIPI Kesalahan Program Kesalahan Program Perkiraan KIPI Tidak steril Infeksi Pemakaian ulang alat suntik / Abses lokal di daerah suntikan jarum Sepsis, sindrom syok toksik, Sterilisasi tidak sempurna Infeksi penyakit yg ditularkan Vaksin / pelarut terkontaminasi lewat darah : hepatitis, HIV Pemakaian sisa vaksin utk beberapa sesi vaksinasi Abses lokal karena kurang Salah pakai pelarut vaksin kocok Pemakaian pelarut vaksin yg Efek negatif obat mis. insulin salah Kematian Memakai obat sebagai vaksin Vaksin tidak efektif atau pelarut vaksin
  • 44. KIPI Kebetulan (koinsidens) Kejadian yang timbul, terjadi secara kebetulan setelah imunisasi Ditemukan kejadian yang sama di saat bersamaan pada kelompok populasi setempat tetapi tidak diimunisasi Vaksin disalahkan sebagai penyebabnya
  • 45. Tata laksana KIPI Deteksi dan pelaporan Investigasi KIPI Analisis Data KIPI Tindak lanjut Evaluasi
  • 46. Pencegahan Terjadinya KIPI Mencegah KIPI akibat reaksi vaksin Indikasi kontra diperhatikan Vaksin hidup tidak diberikan pada anak dgn defisiensi imun Orang tua diajar menangani reaksi vaksin yang ringan & dianjurkan segera kembali apabila ada reaksi yg mencemaskan Parasetamol dapat diberikan 4 x sehari untuk mengurangi gejala demam & rasa sakit Mengenal dan dapat mengatasi reaksi anafilaksis Sesuaikan dengan reaksi ringan/berat yg terjadi atau harus dirujuk ke RS dengan fasilitas lengkap
  • 47. Kesimpulan KIPI adalah risiko program imunisasi Pelaksanaan imunisasi yang baik akan mengurangi KIPI Diperlukan pengetahuan imunisasi yang mendalam Penanganan KIPI yang baik dan komprehensif akan menunjang program imunisasi yang baik pula