Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar keperawatan gerontik yang mencakup definisi, proses penuaan, karakteristik dan masalah yang dihadapi lansia, serta lingkup dan model pemberian asuhan keperawatan gerontik yang meliputi pendekatan fisik, psikis, sosial dan spiritual."
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
laporan pendahuluan asuhan keperawatan DM tipe 2. definisi: Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. etiologi: Factor genetic, Factor imunologi
Factor lingkungan, Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga. pathway dan masalah keperawatan. pengkajian, diagnosa intervensi rasional
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Istilah –istilah yang berkaitan
Gerontologi
Adalah cabang ilmu yang membahas atau
menangani tentang proses penuaan dan masalah
yang timbul pada orang yg berusia lanjut.
Geriatrik
Adalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan
yang terjadi pada orang yang berusia lanjut.
Geriatrik Nursing : praktek keperawatan yang
berkaitan dengan penyakit pada proses menua.
(Kozier, 1987).
Gerontik : gerontologi + geriatrik
3. Definisi
Keperawatan gerontik
adalah suatu pelayanan profesional yang
berdasarkan ilmu dan kiat atau tehnik
keperawatan yang berbentuk bio-psiko-
sosial-spritual dan kultural yang holistik
yang di tujukan pada klien lanjut usia baik
sehat maupun sakit pada tingkat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
.(Kozier, 1987) .
4. Mitos dan fakta Lansia
Lansia tidak dapat belajar
keterampilan baru serta tidak perlu
pendidikan dan latihan
• Lansia sukar memahami informasi
baru
Lansia tidak produktif dan menjadi
beban masyarakat
Lansia tidak berdaya
5. Lanjut..........
Lansia tidak dapat mengambil keputusan
Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi
Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak
dapat bergembira
Lansia itu lemah,jompo,ringkih,sakit-sakitan atau
cacat
Lansia menghabiskan uang untuk berobat
Lansia sama dengan pikun
6. Fenomena Data
62,3% lansia di Indonesia masih
berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.
59,4% dari lansia masih berperan sebagai
kepala keluarga.
53% lansia masih menanggung beban
kehidupan keluarga.
Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan
dari anak atau menantu
7. Menurut Undang-Undang No.4 tahun
1965 pasal 1 :
" Seseorang dinyatakan sebagai orang
jompo atau lanjut usia setelah yang
bersangkutan mencapai umur 55 tahun,
tidak mempunyai atau tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan
hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain ".
8. Pengelompokan Usila
DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:
1. kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 th)
VIRILITAS
2. kelompok usia lanjut (55 – 64 th) PRESENIUM
3. kelompok usia lanjut (65 th > ) SENIUM
Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3
kategori, yaitu:
1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun
2. Usia Tua : 75 – 89 tahun
3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun
9. Proses menua
Aging process atau proses menua
merupakan suatu proses biologis yang
tidak dapat dihindarkan, yang akan
dialami oleh setiap orang.
Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan
mempertahankan struktur dan fungsi
secara normal, katahanan terhadap
injury termasuk adanya infeksi.
10. Lanjutan…
Kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitivitas
emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat
terhadap diri. berkurangnya minat terhadap
penampilan,
Oleh karena itu Usila harus “sehat” yang diartikan
sebagai kondisi:
a. Bebas dari penyakit fisik, mental dan social
b. Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
c. Mendapatkan dukungan secara social dari keluarga
dan masyarakat (Raharjo, 1996 )
11. Proses penuaan
Proses menua proses alamiah setelah 3 tahap
kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa dan masa
tua.
Pertambahan usia menimbulkan perubahan-
perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai
sel/ jaringan/organ dan system yang ada pada tubuh
manusia.
Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun
psikis.
Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur,
rambut memutih, penurunan pendengaran,
penglihatan memburuk. gerakan lambat dan kelainan
12. Ada dua proses penuaan
Primer Penuan primer akan terjadi
perubahan pada tingkat sel ( DNA tak
mampu membuat protein & RNA tdk
dpt tangkap oksigen). Sel
kisut/rusak
sekunder proses penuaan akibat
faktor lingkungan fisik dan sosial,
stress fisik/ psikis , gaya hidup dan
diet ,kepribadian tipe A dapat
mempercepat proses menjadi tua.
13. Masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu :
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan
ketergantungan pada orang lain
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan
perubahan total dalam pola hidupnya
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti
mereka yang telah meninggal /pindah
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi
waktu luang yang bertambah banyak
5) Belajar memperlakukan anak-anak yang telah
tumbuh dewasa
14. Karakteristik penyakit yang dijumpai pada
lanjut usia
Penyakit yang sering multiple :Saling berhubungan satu
sama lain.
Penyakit bersifat degeneratip : sering menimbulkan
kecacatan.
Gejala sering tidak jelas : berkembang secara
perlahan
Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial
Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut
Sering terjadi penyakit yang bersifat iatrogenic
15. Hasil penelitian profil penyakit lansia :
Fungsi tubuh yg dirasakan menurun :
penglihatan (76,24%), daya ingat (69,39%),
seksual (58,04 %), kelenturan (53,23 %), gigi dan
mulut (51,12%).
Masalah kesehatan yang sering muncul :
sakit tulang atau sendi (69,39%), sakit kepala
(51,15%), daya ingat menurun (38,51%), selera
makan menurun (30,08%), mual atau perut perih
(26,66%), sulit tidur (24,88%) dan sesak nafas
(21,28 %).
Penyakit kronis :
reumatik (33,14 %), hipertensi (20,66 %), gastritis
(11,34 %) dan penyakit jantung (6,45%).
16. Lingkup asuhan keperawatan
gerontik
Pencegahan terhadap
ketidakmampuan akibat proses
penuaan.
Perawatan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan akibat proses
penuaan.
Pemulihan ditujukan untuk upaya
mengatasi keterbatasan akibat proses
17. Dalam prakteknya keperawatan gerontik
meliputi peran dan fungsinya sebagai
berikut:
1. Sebagai Care Giver
2. Sebagai Pendidik klien lansia
3. Sebagai Motivator
4. Sebagai Advokasi
5. Sebagai Konselor
18. Tanggung jawab perawat
gerontik
Tanggung jawab perawat gerontik adalah :
Membantu klien lansia memperoleh kesehatan
secara optimal.
Membantu klien lansia memelihara kesehatannya.
Membantu klien lansia menerima kondisinya.
Membantu klien lansia menghadapi ajal dengan
diperlakukannya secara manusiawi sampai
meninggal.
19. Tugas perkembangan pada late
adulthood
Menerima penurunan kemampuan dan
keterbatasan
Menyesuaikan dengan masa pensiun
Mengatur pola hidup yang terorganisir
Menerima kehilangan dan kematian dengan
tentram ( Erison’s )
20. Sifat Pelayanan Gerontik
1. Independent (layanan tidak tergantung
pada profesi lain/mandiri)
2. Interdependent( kolaborasi dgn profesi
lain)
3. Humanistik (secara manusiawi)
4. Holistik (secara keseluruhan)
21. Model pemberian asuhan
keperawatan
model dari : S. Callista Roy. yaitu
Adaptation Model of Nursing,
Kebutuhan asuhan keperawatan
muncul. ketika klien tidak mampu
beradaptasi terhadap, kebutuhan
lingkungan internal dan ekstemal
22. Seluruh individu harus beradaptasi
terhadap, kebutuhan:
Pemenuhan kebutuhan fisiologis dasar
Pengembangan konsep diri positif.
Penampilan peran sosial.
Pencapaian keseimbangan antara
kemandirian dan ketergantungan.
23. Kegiatan Asuhan Keperawatan
Dasar Bagi Lansia
Kegiatan Asuhan Keperawatan Dasar
Bagi Lansia menurut Depkes,
dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan pengawasan,
perlindungan dan pertolongan kepada
lanjut usia secara individu maupun
kelompok, seperti di rumah /
lingkungan keluarga, Panti Werda
maupun Puskesmas, yang diberikan
oleh perawat
24. Adapun asuhan keperawatan dasar yang
diberikan, disesuaikan pada kelompok lanjut usia,
apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:
1 Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan
keperawatan dapat berupa dukungan tentang
personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau
pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk
kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga:
kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan
ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi
kecil bergizi, bervariasi dan mudah dicerna, dan
kesegaran jasmani.
25. 2 Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang
tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut
usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia
aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau
petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah
agar tidak terjadi dekubitus
Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi
dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan
bertambahnya usia, antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas
Menurunnya efisiensi kolateral capiler pada kulit
sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh
Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga
potensi terjadinya dekubitus.
26. Adapun komponen pendekatan
fisik
Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih
mendasar adalah memperhatikan atau membantu
para klien lanjut usia untuk bernafas dengan
lancar, makan, minum, melakukan eliminasi, tidur,
menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur,
menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk,
merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan
tubuh, memakai dan menukar pakaian,
mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan
kecelakaan.Toleransi terhadap kakurangan O2
sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu
kekurangan O2 yang mendadak harus disegah
dengan posisi bersandar pada beberapa bantal,
jangan melakukan gerak badan yang berlebihan.
27. Pendekatan psikis
peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia,
perawat dapat berperan sebagai supporter ,
interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing, sebagai penampung rahasia yang
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan
ketelitian dalam memberikan kesempatan
dan waktu yang cukup banyak untuk
menerima berbagai bentuk keluhan agar para
lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip ”
Tripple S”, yaitu sabar, simpatik dan service
28. Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan
rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan
perawatan.. Untuk itu perawat harus selalu
menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh,
membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam
batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Perawat harus membangkitkan semangat dan
kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan
mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa
keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan
fisik, dan kelainan yang dideritanya.
29. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan
bercerita merupakan salah satu upaya
perawat dalam pendekatan social.
Memberi kesempatan untuk berkumpul
bersama dengan sesama klien usia
berarti menciptakan sosialisasi mereka.
Jadi pendekatan social ini merupakan
suatu pegangan bagi perawat bahwa
orang yang dihadapinya adalah makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain
30. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan
ketenangan dan kepuasan batin dalam
hubungannya dengan Tuhan atau
agama yang dianutnua dalam kedaan
sakit atau mendeteksi kematian.
Umumnya pada waktu kematian akan
datang , agama atau kepercayaan
seseorang merupakan factor yang
penting sekali. Pada waktu inilah
kehadiran seorang ulama/tokoh agama
sangat perlu untuk melapangkan dada
31. Fokus Keperawatan Lanjut
Usia
Keperawatan lanjut usia berfokus pada :
Peningkatan kesehatan (helth
promotion)
Pencegahan penyakit (preventif)
Mengoptimalkan fungsi mental
Mengatasi gangguan kesehatan yang
umum.
32. Diagnosa Keperawatan
Aspek fisik atau biologis
Dx : Ketidak seimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh b.d tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna,
mengabsorbsi makanan karena factor
biologi.
NOC I : Status nutrisi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3X24 jam pasien diharapkan mampu:
Asupan nutrisi tidak bermasalah
Asupan makanan dan cairan tidak bermasalah
Energy tdak bermasalah
Berat badan ideal
33. NIC I : Manajemen ketidakteraturan makan (eating disorder management)
Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk memuat perencanaan
perawatan jika sesuai.
Diskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat badann, jika
berat badan pasien tdak sesuia dengan usia dan bentuk tubuh.
Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap hari
supaya mencapai dan atau mempertahankan berat badan sesuai target.
Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien
Kembangkan hubungan suportif dengna pasien
Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan
kenaikan atau pemeliharaan berat badan
Gunakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat badan
dan untuk menimimalkan berat badan.
Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang
mendukung peningkatan berat badan.
34. Dx. Gangguan pola tidur berhubungan dengan
insomnia dalam waktu lama, terbangun lebih
awal atau terlambat bangun dan penurunan
kemampuan fungsi yng ditandai dengan
penuaan perubahan pola tidur dan cemas
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2×24 jam pasien diharapkan dapat
memperbaiki pola tidurnya dengan criteria :
1 Mengatur jumlah jam tidurnya
2 Tidur secara rutin
3 Miningkatkan pola tidur
4 Meningkatkan kualitas tidur
5 Tidak ada gangguan tidur
35. NIC : Peningkatan Tidur
1 Tetapkan pola kegiatan dan tidur
pasien
2 Monitor pola tidur pasien dan
jumlah jam tidurnya
3 Jelaskan pentingnya tidur selama
sakit dan stress fisik
4 Bantu pasien untuk
menghilangkan situasi stress sebelum
jam tidurnya
36. Dx. Inkontinensia urin fungsional berhubungan
dengan keterbatasan neuromuskular yang ditandai
dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi
waktu untuk menahan pengosongan bladder dan
tidak mampu mengontrol pengosongan.
NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama 3×24 jam diharapkan pasien mampu :
1 Kontinensia Urin
2 Merespon dengan cepat keinginan buang air kecil
(BAK).
3 Mampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin
secara tepat waktu.
4 Mengosongkan bladde dengan lengkap.
5 Mampu memprediksi pengeluaran urin.
37. NIC : Perawatan Inkontinensia Urin
1 Monitor eliminasi urin
2 Bantu klien mengembangkan sensasi
keinginan BAK.
3 Modifikasi baju dan lingkungan untuk
memudahkan klien ke toilet.
4 Instruksikan pasien untuk
mengonsumsi air minum sebanyak 1500
cc/hari.