1. JENIS & SIFAT Vaksin dalam PPI
di INDONESIA
1
Bab 3
WIWIEN PURWITASARI, SKM, M.KES
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada akhir sesi, peserta diharapkan mampu
• Memahami jenis-jenis dan sifat vaksin program
imunisasi rutin di Indonesia
• Meyebutkan hal-hal yang menyebabkan kerusakan
vaksin
• Menjaga kualitas vaksin
• Memahami dosis, dan cara pemberian vaksin
2
Bab 3
4. DISTRIBUSI VAKSIN BIO FARMA
• KE LEBIH DARI 140 NEGARA DI DUNIA
• KE 34 PROVINSI DI INDONESIA
• MELALUI DINAS KESEHATAN DAN DISTRIBUTOR
• MENGGUNAKAN ANGKUTAN DARAT DAN UDARA
• KE BERBAGAI TUJUAN TIDAK MELEBIHI 48 JAM
-D®-
5. DAFTAR NEGARA-NEGARA PENGGUNA VAKSIN BIO FARMA
No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara No Negara
1 Afghanistan 25 Cape Verde 49 Georgia 73 Libya 96 Nigeria 119 South Korea
2 Albania 26 Cambodia 50 Germany 74 Macau 97 North Korea 120 South Sudan
3 Algeria 27 Cameroon 51 Ghana 75 Madagascar 98 Pakistan 121 Srilanka
4 Angola 28 Central Africa 52 Grenada 76 Malawi 99 Palestine 122 Sudan
5 Anguilla 29 Chad 53 Guam 77 Malaysia 100 Panama 123 Suriname
6 Antigua & Barbuda 30 China 54 Guatemala 78 Maldives 101 Papua New Guinea 124 Swaziland
7 Argentina 31 Colombia 55 Guinea 79 Mali 102 Paraguay 125 Syria
8 Australia 32 Comoros 56 Guinea Bissau 80 Mauritania 103 Peru 126 Tajikistan
9 Azerbaijan 33 Congo 57 Guyana 81 Mauritius 104 Qatar 127 Tanzania
10 Bahamas 34 Cuba 58 Haiti 82 Mexico 105 Philippines 128 Thailand
11 Bangladesh 35 Curacao 59 Honduras 83 Micronesia 106 Rwanda 129 Togo
12 Barbados 36 Djibouti 60 Hong kong 84 Mongolia 107 Saint Kitts & Nevis 130 Trinidad
13 Belgium 37 Dominican Rep. 61 India 85 Montserrat 108 Saint Lucia 131 Tunisia
14 Belize 38 East Timor (Timor Leste) 62 Iran 86 Morocco 109 Saint Vincent & the Grenadines 132 Turkey
15 Benin 39 Ecuador 63 Israel 87 Mozambique 110 Sao Tome and Principe 133 Turkmenistan
16 Bhutan 40 Egypt 64 Ivory Coast 88 Myanmar 111 Saudi Arabia 134 Turks & Caicos
17 Bolivia 41 El Salvador 65 Jamaica 89 Namibia 112 Senegal 135 Uganda
18 Bosnia and Herzegovina 42 Equatorial guinea 66 Kenya 90 Nepal 113 Seychelles 136 Uruguay
19 Botswana 43 Eritrea 67 Kosovo 91 Netherlands 114 Sierra Leone 137 Uzbekistan
20 Brazil 44 Ethiopia 68 Kyrgyztan 92 Netherlands Antilles 115 Singapore 138 Vietnam
21 British Virgin Island 45 Fiji 69 Laos 93 New Zealand 116 Solomon Island 139 Yemen
22 Brunei Darussalam 46 France 70 Lebanon 94 Nicaragua 117 Somalia 140 Zambia
23 Burkina Faso 47 Gabon 71 Lesotho 95 Niger 118 South Africa 141 Zimbabwe
24 Burundi 48 Gambia 72 Liberia
Update: Oct 2018 OIC Members (48)
-D®-
7. LATAR BELAKANG
• Ka.Si/P.Prog Imunisasi/P.cool chain di setiap wilayah administrasi
mempunyai tugas utama memastikan Rantai vaksin sesuai SOP karena
merupakan elemen yang menentukan KUALITAS VAKSIN dlm program
imunisasi
• VAKSIN YANG BERKUALITAS BAIK dapat membentuk kekebalan
(individu maupun kelompok) yang max pada sasaran
• Tujuan imunisasi mencegah dan melindungi PD3I tercapai
8. LATAR BELAKANG
• Sebagian besar vaksin BARU ini harganya jauh lebih mahal
dan lebih besar ukurannya daripada vaksin tradisional yang
lama, sehingga berdampak pada, volume besar dan
nilai/harga yang jauh lebih besar daripada sebelumnya.
contoh vaksin baru : pentavalen, IPV, dan MR
9. PENDAHULUAN
• Vaksin : Produk biologis (bakteri, virus, toxoid) yang
dilemahkan / dimatikan dan berguna untuk merangsang
timbulnya kekebalan tubuh seseorang, sehingga
menimbulkan kekebalan specifik secara aktif thd
penyakit tertentu.
9
Bab 3
10. Penggolongan berdasarkan
asal antigen
1. Bibit penyakit yang dilemahkan (live attenuated)
Virus : Polio (OPV), Campak, Yellow Fever, MR
Bakteri: BCG
2. Bibit penyakit yang dimatikan (inactivated)
Seluruh partikel diambil:
Virus : IPV (Inactivated Polio Vaccine), Rabies
Bakteri : Pertusis
Sebagian partikel diambil :
Protein : Sub unit: Aseluler pertusis
Toxoid : DT
Recombinant (rekayasa genetik) : Hept B
Polisakarida : Murni: Meningococal :
Gabungan :Hib
Epi cold chain
11. Pengenalan Vaksin program imunisasi
Pengolongan berdasarkan sensitivitas terhadap suhu
•
11
……….?
……….?
Bab 3
12. Pengenalan Vaksin program imunisasi
Pengolongan
•
12
Dasar Sensitve suhu.
Sensitif Beku FS (freeze Sensitive) Hept B,
DT, TT, Td, DPT/HB/Hib, IPV
Sensitif Panas HS (Heat Sensitive) BCG,
OPV, Campak, MR
Bab 3
13. Hepatitis B PID recombinan.
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu ??? + 2 s/d + 8 OC,
• Kadaluarsa 26 bulan
• Indikasi kekebalan aktip terhadap infeksi virus Hept B
( Transmisi Hep B Perinatal ) ???
• Kemasan 1 box isi 100 pough, @ 1 dosis (pid)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 0,5 ml / dosis pada Intra Muskuler Anterolateral Paha
diberikan 1 x pada usia < 24 Jam
• Vaksin dapat rusak pada suhu ???dibawah 0 OC (- 0,5 dalam 30 menit) 13
Bab 3
14. Hepatitis B PID recombinan.
KOMPOSISI
• Setiap 0,5 ml vaksin mengandung HbsAg 10 mcg yang teradsorbsi pada aluminium hidroksida 9,25 mg.
Seluruh formulasi mengandung thimerosal 0,01 w/v% sebagai pengawet
KONTRA INIDKASI
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Tdk boleh diberikan pada penderita infeksi berat yang disertai
kejang.
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal sangat jarang spt kemerahan dan bengkak di tempat suntikan biasanya hilang setelah 2 hari
14
Bab 3
15. Hepatitis B PID recombinan.
Penyimpanan dan Kadaluarsa
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC. Pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin
cair (cool pack) dan hindari panas berlebihan, sinar matahari langsung/tidak langsung
• Vaksin HB rusak terhadap suhu dibawah 0oC
• Kadaluarsa setelah 26 bulan bila disimpan pada suhu 2-8oC
• Di tingkat Bidan Desa (BDD) vaksin Hepatitis B PID disimpan pada suhu ruang selama VVM masih bagus
(kondisi A dan B)
15
Bab 3
16. Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331
16
Bentuk beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC ???
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan 1 box isi 10 vial, pelarut 1 ml NaCl 0,9 % untuk setiap vial 20 DOSIS
Dosis 0,05 ml / dosis pada intrakutan lengan kanan atas
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ???3 jam (TULIS JAM BUKA)
17. BCG strain Paris no.1173. P2
17
Bentuk beku-kering.
Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC????
Kadaluarsa 12 bulan, pelarut 60 bulan.
Indikasi kekebalan aktip terhadap tuberkulosa
Kemasan 1 box isi 10 Amp, pelarut 4 ml NaCl 0,9 % untuk setiap ampul untuk 80 dosis.
Dosis efektif di lapangan = …..?
Dosis 0,05 ml / dosis pada intrakutan di lengan kanan atas
Pelarut didinginkan pada suhu + 2 s/d + 8 OC minimal ??? 12 jam sebelum dipakai
Setelah dilarut vaksin hanya bertahan ??? 3 jam (TULIS JAM BUKA)
18. Microbakterium Bovis, Danish Strain 1331
18
KONTRA INDIKASI
Defisiensi sistem kekebalan, Individu yg terinfeksi HIV, adanya penyakit kulit yang berat
(eksim, furunkulosisi), keluarga/ibu menderita TBC
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal ulkus dalam 3 – 4 minggu berupa jaringan parut (scar) dlm 2-5 bln.
• Kadang2 pembesaran getah bening pada ketiak 2 – 4 bulan pasca imun
• Suntikan kurang hati2 dpt menimbulkan abses
Penyimpanan dan Kadaluarsa
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d 8oC, kadaluwarsa selama 1 tahun.
• Pendistribusian dalam keadaan dingin dengan kotak dingin cair (cool pack) dan hindari sinar matahari
langsung/ tidak langsung. Panas dapat merusak vaksin.
• Pembekuan tidak merusak vaksin BCG ???
• Pelarut disimpan pada suhu kamar, jangan di freezer.
19. Jenis pelarut
• Diluent (pelarut)
–4 ml NaCl 0,9 % BCG Paris 1173 P2
–1 ml Sauton SSI BCG Danis strain
19
Bab 3
20. Diskusi
• Belehkah pelarut vaksin BCG strain Paris digunakan pada
vaksin BCG strain Danish ?
• Bolehkan pelarut vaksin campak/MR digunakan pada vaksin
BCG ? Atau sebaliknya?
20
Bab 3
21. DPT-HB-HIB
1. Vaksin DPT-HB-Hib mengandung toksoid difteri murni dan toksoid tetanus murni, bakteri pertusis (batuk rejan)
inaktif, antigen permukaan virus Hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius dan komponen Hib sebagai vaksin
bakteri sub unit berupa kapsul polisakarida Haemophilus Influenza tipe b tidak infeksius yang dikonjugasikan
kepada protein toksoid tetanus.
2. Komposisi :
Tiap dosis (0,5 ml) mengandung :
Zat aktif
Toksoid Difteri murni 20 Lf (≥ 30 IU)
Toksoid tetanus murni 7.5 Lf (≥ 60 IU)
B. Pertusis inaktif 12 OU (≥ 4 IU)
HBsAg 10 mcg
Konjugat Hib 10 mcg
Zat tambahan
Al3+ sebagai aluminium fosfat 0,33 mg
Thimerosal 0,25 mg
22. DPT-HB-HIB
Penyimpanan dan Kadaluwarsa
• Vaksin disimpan pada suhu +2oC s/d +8oC.
• Pengangkutan dalam keadaan dingin menggunakan kotak dingin cair (cool pack)
• dan hindari sinar matahari langsung/tidak langsung
• Kadaluarsa setelah 24 bulan (2 tahun) bila disimpan pada suhu 2-8oC
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC???
• Kadaluarsa 24 bulan
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5
ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 0,5 ml / dosis pada intramuskuler pd
antelolateral paha atas unt bayi dan lengan
luar atas luar unt > 1thn
23. DPT-HB-HIB
INDIKASI :
PENCEGAHAN THD DIFTERI,
TETANUS, PERTUSIS, HEB B, INFEKSI
HAEMOPHILUS INFUENZAE TIPE B
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah
dibuka dapat digunakan paling lama 4
minggu, dengan ketentuan:
– Vks belum kadaluarsa,
– Simpan suhu 2-8 C,
– Label tidak hilang,
– Tidak terendam air,
– Sterilitas terjaga,
– VVM kondisi A / B
• Vaksin dapat rusak pada suhu ???
dibawah 0 OC
24. KONTRA INDIKASI
• Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat
terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk-
bentuk reaksi sejenis lainnya merupakan kontraindikasi
absolut terhadap dosis berikutnya.
•Terdapat beberapa kontraindikasi terhadap dosis pertama DTP
; kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
kelainan saraf serius lainnya merupakan kontraindikasi
terhadap komponen pertusis. Dalam hal ini vaksin tidak boleh
diberikan sebagai vaksin kombinasi, tetapi vaksin DT harus
diberikan sebagai pengganti DTP, vaksin Hepatitis B dan Hib
diberikan secara terpisah. Vaksin tidak akan membahayakan
individu yang sedang atau sebelumnya telah terinfeksi virus
hepatitis B.
25. EFEK SIMPANG
• Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak
berbeda secara bermakna dengan vaksin DTP , Hepatitis B
dan Hib yang diberikan secara terpisah.
• Untuk DTP , reaksi lokal dan sistemik ringan umum terjadi.
Beberapa reaksi lokal sementara seperti bengkak, nyeri dan
kemerahan pada lokasi suntikan disertai demam dapat timbul
dalam sejumlah besar kasus. Kadang-kadang reaksi berat
seperti demam tinggi, irritabilitas (rewel), dan menangis dengan
nada tinggi dapat terjadi dalam 24 jam setelah pemberian.
Episode hypotonic-hyporesponsive pernah dilaporkan. Kejang
demam telah dilaporkan dengan angka kejadian 1 kasus per
12.500 dosis pemberian.
• Pemberian asetaminofen pada saat dan 4-8 jam setelah
imunisasi mengurangi terjadinya demam.
26. D T.
• Bentuk Cairan.
• Penyimpanan pada suhu + 2 s/d + 8 OC???
• Kadaluarsa 24 bulan
• Indikasi kekebalan aktip Difteri dan tetanus .
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 0,5 ml / dosis pada intramuskuler
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama 4
???minggu.dengan ketentuan :
– Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air,
Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B
• Vaksin dapat rusak pada suhu ??? dibawah 0 OC 26
DT
27. 27
Penyimpanan dan kadaluwarsa
•Vaksin disimpan pada suhu
+2oC s/d+ 8oC. Pendistribusian
dalam keadaan dingin dengan
menggunakan kotak dingin cair
(cool pack) dan hindari sinar
matahari langsung/tidak langsung
•Vaksin DT rusak terhadap suhu
dibawah 0oC
•Kadaluwarsa setelah 2 tahun
pada suhu 2-8oC
28. KONTRA INDIKASI
• Reaksi berat krn dosis DT
sebelumnya.
• Hipersensitif terhadap komponen
dari vaksin
EFEK SIMPANG
• Sangat jarang yaitu lemas dan
kemerahan di pada lokasi suntikan
yg kadang2 disertai demam
28
KOMPOSISI :
TOKSOID DIFTERI : 20 Lf,
TOKSOID TETANUS : 7.5 Lf
Alumunium fosfat 3 mg
ThimerosL 0.1 MG
• SEBELUM DIGUNAKAN DIKOCOK AGAR
HOMOGEN
• SBL DISUNTIKAN KONDISI VAKS DLM SUHU
KAMAR
• DIBERIKAN 1 X,
• IM
• USIA ≤ 7 TAHUN
29. Bab 3 29
Indikasi :
•Imunisasi ulangan terhadap tetanus dan difteri pada individu mulai usia ≥ 8 tahun
31. • SEBUTKAN PERBEDAAN , DPT-HB-Hib, DT dengan
Td.
–Fungsi ….
–Komposisi
–usia
Bab 3 31
32. 4
Vaksin IPV
Vaksin berupa cairan suspensi yang memberikan perlindungan terhadap 3 tipe virus
polio , yaitu P1, P2, P3
Polio Inaktivated atau di LEMAHKAN.
Cara Pemberian INJEKSI IM
Kemasan dalam bentuk dosis tunggal dan multidosis.
kemasan 10 dosis per vial pada awal introduksi
kemasan 5 dosis per vial secara bertahap
Sisa vaksin harus dibuang pada akhir sesi pelayanan untuk pelayanan di luar
gedung, sedangkan untuk pelayanan di dalam gedung vaksin sisa masih dapat
digunakan sampai 28 hari dengan syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial
Policy (MDVP) yaitu:
Vaksin tersimpan dalam suhu +20C - +80C
VVM masih A atau B
Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin
Tidak melewati masa kadaluarsa
Vial vaksin tidak terendam air atau beku
Semua dosis diambil secara aseptis
33. 4
Vaksin IPV
KONTRA INDIKASI
• Imunisasi ditunda dan ditunggu sampai sembuh pada sasaran yg demam,
penyakit akut.
• Hipersensitif pada pemberian vaksin ini sebelumnya.
• Alergi streptomycin
EFEK SIMPANG
• Reaksi lokal pd tempat penyuntikan spt nyeri, kemerahan dan bengkak dlm 48
jam setelah penyuntikan Sampai 1 – 2 hari (20-30%)
• Reaksi sistemik demam dengan atau tanpa disertai myalgia, sakit kepala atau
limfadenopati. (4.7%)
34. 12
Keamanan Vaksin IPV
INDIKASI : PENCEGAHAN POLIOMYELITIS PD BY, DAN ANAK YG
IMMUNOCOMPROMISED, KONTAK DI LINGKUNGAN KELUARGA DAN
PD INDIVIDU YG POLIO ORAL MERUPAKAN KONTRAINDIKASI
Vaksin IPV merupakan salah satu vaksin yang paling aman
Vaksin IPV bisa diberikan bersamaan dengan vaksin lain tanpa
mempengaruhi efektifitas vaksin lain tersebut
Kejadian KIPI vaksin IPV tidak meningkat apabila diberikan bersamaan
dengan vaksin lain (baik sebagai vaksin tunggal maupun kombinasi)
IM 0,5 ML,
SEBELUM DIGUNAKAN PERIKSA VVM DAN HRS DIKOCOK DAHULU
AGAR SUSPENSI MJD HOMOGEN
35. 6
IPV sensitif beku (tidak seperti OPV)
– Shake test atau uji kocok tidak efektif untuk mengetahui apakah
IPV pernah mengalami pembekuan
– Penting!!! Jika ada kecurigaan vaksin IPV telah beku, vaksin harus
langsung dibuang/tidak digunakan
IPV adalah vaksin sensitif beku
terlalu
dingin
terlalu
panas
Suhu ideal +4°C
36. Polio.(bOPV)
• Bentuk Cairan + pipet (dropper).
• Penyimpanan pada suhu ??? + 2 s/d + 8 OC Kadaluarsa 6 bln
• Indikasi kekebalan aktip terhadap virus polio 1 & 3.
• Kemasan 1 box isi 10 vial, @ 10 dosis (5 ml)
• Kemasan pipet 1 box isi 10 pipet.
• Setiap vial ditempelkan VVM.
• Dosis 2 tetes pemberian secara Oral
• Pada pelayanan statis vaksin yang telah dibuka dapat digunakan paling lama ???2
minggu dengan ketentuan :
– Vks belum kadaluarsa, Simpan suhu 2-8 C, Label tidak hilang, Tidak terendam air,
Sterilitas terjaga, VVM kondisi A / B
• 36
37. Polio.(bOPV)
KONTRA INDIKASI
• Individu yg mengidap penyakit immune defisiency atau individu yg diduga menderita gangguan respon
imun krn leukimia, limfoma, aids
• Anak memderita Diare imunisasi ditunda.
EFEK SIMPANG
- Pada umumnya tidak terdapat efek samping.
- Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 :
1.000.000; Bull WHO 66 : 1988). VAPP
- Individu yang kontak dengan anak yang telah divaksinasi, jarang sekali beresiko mengalami lumpuh polio
akibat divaksinasi (perbandingan 1/1.400.000 dosis sampai 1/3.400.000 dosis). Dalam hal ini terjadi bila
kontak belum mempunyai kekebalan terhadap virus polio atau belum pernah diimunisasi. cVDPV
37
Cara pemberian
• Meggunakan pipet
• Setiap membuka vial baru hrs menggunakan dropper baru
38. • Sebutkan Perbedaan Vaksin IPV dan bOPV
- Komposisi virus Polio dlm vaksin
- Jenis Antigen : Hidup dilemahkan/dimatikan
- Cara Pemberian
- Umur minimal pemberian
- Sensitifitas terhadap suhu
- MDVP
- Kontraindikasi
Bab 3 38
39. Diskusi
• Pipet polio dapat disimpan di freezer ?
• Pipet polio dapat disimpan di dalam lemari es?
39
Bab 3
40. Satu-satunya vaksin MR yang
telah mendapat rekomendasi
Badan Kesehatan Dunia dan
sudah digunakan di lebih dari
140 negara untuk eliminasi
penyakit Campak dan Rubella
41. Vaksin MR
• Vaksin yang mengandung virus CAMPAK &
RUBELLA hidup yang dilemahkan (live attenuated)
• Berupa serbuk kering dengan pelarut. Dapat
digunakan sampai 6 jam setelah dilarutkan selama
tetap disimpan pada suhu 2 – 8 derajat C, Setelah
6 jam dibuang
• Sebelum disuntikkan vaksin terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah
tersedia yang berisi 6.1 ml cairan pelarut.
• Setiap dosis vaksin MR mengandung:
1000 CCID50 virus campak
1000 CCID50 virus rubella
• Sensitif panas, disimpan pada suhu 2 – 8 C DEKAT
DENGAN EVAPORATOR
42. Vaksin MR
•Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara
subkutan pada lengan kiri atas, pada usia 9–11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 18 sd 24
bulan kemudian 6–7 tahun (kelas 1 SD)
•Sebelum vaksin dipergunakan, periksa dahulu
masa kadaluarsa dan label VVM. Vaksin yang
boleh digunakan hanyalah vaksin dengan kondisi
VVM A atau B.
•Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan
sebelum lewat 6 jam. Vaksin hanya boleh
dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari
produsen yang sama.
47. Country
name
Vaccine
Doses primary
container
Manufacturer Measles intro Rubella intro
Afghanistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 None
Bahrain MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1974 1974
Dijibouti Measles ? Data not available 1984 none
Egypt MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Iran (Islamic
Republic of)
MMR 2&5 Serum Institute India 1984 2004
Iraq MMR and Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1985 prior to 1995
Jordan Measles and MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1982 2000
Kuwait MMR ? ? Prior to 1995 prior to 1995
Lebanon Measles and MMR
Measles-10 & MMR-1
&10
Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1995
Libya MMR Presentation Sanofi Pasteur SA Prior to 1995 prior to 1995
Morocco MR ? Data not available 1980 2014
Oman MMR 1 GlaxoSmithKline Biologicals SA 1980 1994
Pakistan Measles 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 none
Qatar MMR 1
GlaxoSmithKline Biologicals SA and Merck
Sharpe and Dohme
1982 1992
Saudi Arabia Measles and MMR ?
Measles Sanofi, MMR GSK
1974 1991
Somalia Measles ? Data not available 1978 none
Sudan (the) Measles 10
PT Bio Farma (Persero) and Serum Institute of
India Pvt. Ltd.
1985 none
Syrian Arab
Republic (the)
MMR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1978 1999
Tunisia MR ? ? 1983 2004
United Arab
Emirates
MMR ? MMR GSK 1980 1985
Yemen MR 10 Serum Institute of India Pvt. Ltd. 1977 2015
Negara-negara Islam yang menggunakan
vaksin MR/MMR
48. KARAKTERISTIK VAKSIN MR
• DAPAT BERTAHAN 24 BULAN JIKA DISIMPAN DLM SUHU 2 –
8ºC DAN TERLINDUNG DARI SINAR MATAHARI
• VAKSIN MR YG DIGUNAKAN PRODUKSI SII INDIA YANG TELAH
MENDAPATKAN IZIN EDAR DARI WHO DAN BPOM
• TIDAK BOLEH TERKENA SINAR MATAHARI LANGSUNG
49.
50. • Sisa vaksin + pelarut yg belum digunakan dr posyandu diberi tanda “K”
dan masukkan dlm refrigerator untuk digunakan terlebih dahulu pada
hr berikutnya dgn memperhatikan kondisi VVM. (JUGA BERLAKU
UNTUK SEMUA VAKSIN).
• BIDAN WILAYAH JIKA TDK mempunyai LE TERSENDIRI, LENGKAP DGN
PERALATAN PENUNJANGNYA (TERMOMETER, GRAFIK SUHU DLL) TDK
BOLEH MENYIMPAN VAKSIN KECUALI HEP B UNIJECT.
• SISA VAKSIN TERBUKA YG BERASAL DARI PELAYANAN DINAMIS HARUS
DIBUANG.
Vaksin MR
53. Masa Simpan Vaksin
VAKSIN SUHU PENYIMPANAN UMUR VAKSIN
FS
HEP. B
+20C s/d +80C
26 bulan
DPT/HB/Hib 2 tahun
Td 2 tahun
DT 2 tahun
TT 2 tahun
HS
BCG +20C s/d +80C atau ……. 1 tahun
POLIO
+20C s/d +80C atau …….. 6 bulan
2 tahun
CAMPAK +20C s/d +80C atau ……… 2 tahun
Pelarut BCG +20C s/d s/d +80C /……
suhu kamar
5 tahun
Pelarut Campak
Catatan:
Pelarut juga disimpan pada suhu + 2oC s/d + 8oC, minimal 12
jam sebelum pemakaian
54. Masa Simpan Vaksin
JENIS
VAKSIN
PUSAT/
Bio Farma
PROVINSI KAB/KOTA PKM/PUSTU BDD/UNIT
PELAYANAN
MASA SIMPAN VAKSIN
6 BULAN 2 BULAN +
1
BULAN
CAD
1 BULAN +1
BULAN CAD
1 BULAN +1
MINGGU CAD
1 BULAN +1
MINGGU CAD
POLIO Freezer : Suhu -15 oC s/d - 25 oC
DT
Td, BCG,
MR,
IPV
Hepatitis B,
DPT-HB-Hib
LEMARI ES : SUHU +2oC s/d 8oC
HB. Uniject Suhu ruang
55. CATATAN PENTING
Epi cold chain
• Semua Vaksin di Puskesmas disimpan pada suhu 2 – 8 ºC
• Vaksin HB PID di BDD disimpan pada suhu ruangan ataupun dibawa saat
kunjungan rumah tanpa rantai vaksin. Kelayakan pemakaian vaksin diukur dengan
melihat status VVM
• Pada saat pelarut akan digunakan didinginkan terlebih dahulu dalam lemari es
minimal 12 jam.
• Pelarut tidak boleh beku.
56. Kerusakan Vaksin terhadap Suhu
VAKSIN SUHU BERTAHAN
FS
Hep. B, IPV,
DPT/HB/Hib
- 0,50C Max ½ jam
Td, TT, DT - 50C s/d -100C Max 1,5-2 jam
Td,IPV,DT, DPT/HB/Hib
Beberapa 0C di atas
suhu kamar (<340C)
14 hari
Hep. B & TT 30 hari
HS
Polio 2 hari
Campak & BCG 7 hari
Epi cold chain
57. CATATAN PENTING
Epi cold chain
• Paparan panas secara kumulatif akan mengurangi umur dan potensi semua jenis
vaksin. Untuk memantau hal tersebut dipergunakan alat pemantau suhu panas
VVM (Vaccine Vial Monitor) yang ditempelkan pada semua kemasan vaksin.
• Vaksin DPT/HB TT, DT dan HB akan rusak bila terpapar suhu dibawah minus 0 OC.
Masing-masing vaksin tersebut memiliki titik beku tersendiri, yaitu vaksin hepatitis
B rusak pada suhu - 0,5oC.
• Vaksin yang tidak rusak oleh paparan suhu beku (dibawah 0 OC) adalah polio oral,
campak / MR dan BCG
• Untuk memantau suhu beku dapat dilakukan dengan menggunakan Freeze-Tag,
Freeze alert dan Fridge taq 2
• Di tingkat puskesmas/ups semua vaksin disimpan dalam suhu 2-8oC
58. Penggolongan Vaksin berdasarkan sensitivitas terhadap
suhu
FS
Singkatan ? Artinya ?
(eeze Sensitive)
tidak tahan beku
Gol. vaksin yang akan
rusak terhadap suhu ?
dingin <00C (beku)
VAKSIN ??
Hepatitis B
Td
DPT-HB-Hib
DT
TT
HS?
Heat Sensitive
tidak tahan panas
Gol. vaksin yang
akan rusak terhadap
paparan ?panas yang
berlebih (>340C)
VAKSIN ??
BCG
POLIO
CAMPAK
59. SEMUA VAKSIN AKAN RUSAK BILA TERKENA SINAR
MATAHARI LANGSUNG
PEMBEKUAN AKAN MERUSAK
VAKSIN FS
60. PASTIKAN PELARUT VAKSIN TIDAK TERTUKAR ANTARA
BCG
DAN MR
PASTIKAN VAKSIN DAN PELARUTNYA BERASAL DARI PABRIK
YANG SAMA
PELARUT MR DAN BCG TIDAK BOLEH
BEKU
61. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak /MR
IPV
DT
Td
HPV
62. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
63. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
64. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
65. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
66. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
67. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
68. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
69. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV
DT
Td
HPV
70. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak
IPV V
DT
Td
HPV
71. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV V
DT
Td
HPV
72. Latihan
FS HS
Vaksin tidak tahan beku
Vaksin tidak tahan panas
BCG
Hepatitis B (PID)
Polio (bOPV)
DPT/HB/Hib
Campak/MR
IPV V
DT
Td
HPV
73. Dosis dan Cara Pemberian Vaksin
Dosis Pemberian
Hep. B 0,5 mL intra muskular
BCG 0,05 mL intra kutan
Polio (bOPV) 2 tetes oral
DPT/HB/Hib 0,5 mL intra muskular
DT 0,5 mL intra muskular
Td 0,5 mL intra muskular
IPV 0,5 mL intra muskular
HPV 0.5 mL Intra muskular
Campak/MR 0,5 mL sub kutan
74. MULTI DOSE VIAL POLICY
• Adalah : Kebijakan pemakaian kembali sisa vaksin yang telah
digunakan.
• Hanya untuk pelayanan ??? statis/dinamis
(RS, UPS, Pusk).
• Syarat:
– Belum kadaluarsa
– Disimpan pada suhu 2 s/d 8oC
– Tidak terendam air
– VVM masih A atau B
– Ditulis tanggal dan jam pertama kali digunakan.
75. Penggunaan vaksin yang telah dibuka di pelayanan statis
VAKSIN MASA PEMAKAIAN
HEP. B (Uniject/PID) ?
BCG ?
POLIO (bOPV) ?
IPV ?
Td ?
DPT/HB/Hib ?
CAMPAK/MR ?
HPV Multidose ?
DT ?
76. Penggunaan vaksin yang telah dibuka di pelayanan statis
VAKSIN MASA PEMAKAIAN
HEP. B (Uniject) Satu dosis
BCG 3 jam
POLIO (bOPV) 2 minggu
IPV 4 minggu
Td 4 minggu
DPT/HB/Hib 4 minggu
CAMPAK/MR 6 jam
Hpv multidose 4 minggu
DT 4 minggu