merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen). Pembimbing : dr. David R. Christanto, Sp.OG, KFM., M.Kes. Retensio plasenta (placental retention) merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Menimbulkan perdarahan postpartum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan postpartum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lamanya kala III adalah ≤ 30 menit
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen)dr. Rachel Sagrim
Laporan Kasus RETENSIO PLASENTA oleh : dr. Rachel Sagrim (FK Uncen). Pembimbing : dr. David R. Christanto, Sp.OG, KFM., M.Kes. Retensio plasenta (placental retention) merupakan plasenta yang belum lahir dalam setengah jam setelah janin lahir. Menimbulkan perdarahan postpartum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan postpartum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari pasca persalinan. Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Lamanya kala III adalah ≤ 30 menit
Imunisasi adalah memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi. Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh. dan memberikan kekebalan bayi dan anak.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Imunisasi
1. KONSEP DASAR
IMUNISASI
By Dwi Sapta Aryantiningsih
2006
2. IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA
Pendahuluan
MENJELASKAN
Pengertian imunisasi
PENGERTIAN Tujuan Imunisasi
Macam-macam Imunisasi
TUJUAN
MACAM-MACAM
3. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi suatu usaha untuk memberikan
kekebalan pada anak terhadap suatu penyakit
tertentu
Antigen kuman atau racun kuman (toksin) atau
bagian dari protein kuman/protein racun yang
hidup/sdh diinaktifkan
Antibodi zat anti yang dibuat tubuh sebagai reaksi
adanya antigen yang berbentuk kuman
4. REAKSI ANTIGEN-
ANTIBODI
Keberhasilan tubuh dalam menghancurkan
antigen (kuman) tergantung pada jumlah
antibodi yang dibentuk tubuh
6. MACAM-MACAM KEKEBALAN
pasif bawaan ( passive congenital )
Neonatus mendapat kekebalan dari
ibunya melalui plasenta pd 1-2 bln akhir
Pasif kehamiln
pasif didapat ( passive acquired )
produk darah untuk transfusi,
Imunoglobulin, homolog human
hiperimun globulin, heterolog H serum
aktif didapat secara alami ( naturally acquired )
Ada setelah sembuh dari penyakit tertentu
Aktif aktif buatan ( artificially induced )
Pemberian imunisasi
7. Klasifikasi vaksin
1. Live Attenuated vaksin hidup yang berasal dari virus
atau bakteri liar (wild) dan dilemahkan di Lab.
berkembang biak tanpa menyebabkan penyakit
Vaksin dr virus campak, gondong, rubella, polio, yellow fever,
varicella
Vaksin dr bakteri BCG, tifoid oral
2. Inactived dihasilkan dg menumbuhkan bakteri/virus
pada media kultur, lalu diinaktifkan dg pemanasan atau
kimiawi tidak hidup dan tidak bisa berkembang biak
3. Polisakarida dr molekul gula yg melapisi dinding bakteri
cth : pneumococus, Hib
4. Rekombinan dr rekayasa genetik. Cth Hep B,typoid
8. PENGGOLONGAN VAKSIN
• Sensitif terhadap beku
(Freeze sensitive)
DPT,DT,TT,HiB, DPT- JENIS VAKSIN
HiB
• BCG
• Sensitif panas (heat
sensitive) • DPT
campak,polio,BCG • TT
• DT
• POLIO
• CAMPAK
• HEPATITIS B
• DPT/HIB
9. Vaksin BCG
• Indikasi u/ pemberian kekebalan aktif thp TBC
• Cara :
sebelum disuntikkan, vaksin dilarutkan dgn ADS 5 ml
Dosis pemberian : 0,05 ml sebanyak 1 kali
IC pada lengan kanan atas
• Vaksin yg sdh dilarutkan hrs digunakan sebelum lewat 3 jam
• Kontra indikasi :
Penyakit kulit menahun (eksim,furunkulosis), penderita TBC
• Efek samping :
tidak demam, stlh 1-2 mgg akan timbul indurasi dan kemerahan
pada tmpt suntikan pustula, pecah & mjd luka luka parut
10. Vaksin DPT
• DPT Dipteri Pertusis Tetanus Toxoid dipteri & tetanus yang
dimurnikan serta bakteri Pertusis yang diinaktivasi.
• Indikasi u/ pemberian kekebalan thp difteri, pertusis, tetanus
• Cara :
slm digunakan, vksn dikocok terlebih dahulu agar suspensi
menjadi homogen
Im dengan 0,5 ml sebanyak 3 dosis
Dosis I : umur 2 bln, dosis selanjutnya diberikan dg interval paling
cepat 4 mgg(1 bln)
• Kontra indikasi : keabnormalan otak pada periode BBL X pertusis,
alami gejala yg parah pd dosis I dosis ke II diberi DT
• Efek samping :
gejala bersifat sementara : lemas, demam, kemerahan ditmpt
penyuntikan.
Gejala berat : demam tinggi, iritabilitas, meracau dlm 24 jam stlh
imunisasi
11. Vaksin TT
• Tetanus Toksoid mengandung toxoid tetanus yg telah dimurnikan
dan terabsorbsi kedlm 3 mg/ml aluminium fosfat, trimerosal 0,1 ml/ml
sbg pengawet
• 0,5 ml vaksin mengandung potensi 40 IU WUS atau bumil.
• Indikasi : u/ pemberian kekebalan aktif thp tetanus
• Cara:
sebelum digunakan dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen
2 dosis Primer , IM, 0,5 ml, interval 4 mgg,
Dosis Ke3 dilanjutkan setelah 6 bln berikutnya
u/ pertahankan kekebalan pd WUS 5 dosis, dosis ke 4 &5 interval
minimal 1 th setelah dosis 3 & 4
TT aman selama kehamilan bahkan pada Tmr I
• Kontraindikasi gejala berat pd dosis I TT
• Efeks samping : lemas, kemerahan pada lokasi suntikan, demam.
12. Vaksin DT
• Dipteri Tetanus toxoid dipteri & tetanus yg telah dimurnikan
• Indikasi : u/ pemberian kekebalan thp D & T
• Cara :
sebelum digunakan dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen
IM, dosis 0,5 ml, Dianjurkan u/ anak usia dibawah 8 th.
• Kontraindikasi gejala berat pd dosis I DT
• Efeks samping : lemas, kemerahan pada lokasi suntikan, demam.
13. Vaksin polio
• Oral Polio Vaksin Polio Trivalent, terdiri dari suspensi poliomyelitis
tipe I,2,3( stairn sabin) yagn sudah dilemahkan, dibuat dlm biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dg sukrosa
• Indikasi : u/ pemberian kekebalan aktif thp poliomielitis
• Cara :
Peroral, 1 dosis adl 2 tetes, 4 kali pemberian, interval minimal 1 dosis
4 minggu
Setiap membuka vial baru hrs menggunakan penetes yg baru.
• Kontra indikasi
Penderita immune deficiency tdk ada efek samping beri polio pd anak
sakit, jika ragu maka dpt diberikan stlh sembuh.
• Efek samping
Tidak ada, jarang Paralisis
14. Vaksin campak
• Vaksin virus hidup yang dilemahkan, dosis 0,5 ml mengandung tidak
kurang dr 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100
mg residu kanamycin dan 30 mcg residu erytromycin
• Indikasi : u/ pemberian kekebalan aktif thp peny.campak
• Cara :
sebelum disuntikkan, vaksin dilarutkan dg pelarut steril yg tersedia
berisi 5 ml cairan pelarut
Dosis 0,5 ml, SC pada lengan kiri atas, Dosis I 9-11 bln, ulangan
(booster) pada usia 6-7 th (kls 1 SD)
• Konta indikasi
pengidap immune deficiency, ggn respon imun kr leukemia, limfoma
• Efek Samping
demam ringan, kemerahan slm 3 hr setelah 8-12 hr stlh vaksinasi.
15. Vaksin hepatitis B
• Virus recombinan yg diinaktivasikan dan non infecsious berasal dr
HBsSg yg dihasilkan dlm sel ragi using DNA rekombinan
• Indikasi u/ pemberian kekebalan aktif thp infeksi yd disebabkab HB
• Cara
sebelum digunakan dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen
Dosis 0,5 ml atau 1 bh HB PID, IM sebaiknya anterolateral paha, 3
kali pemberian.
Dosis I usia 0-7 hr, dosis berikutnya interval min 4 mgg
• Kontra Indikasi
Hipersensitive thp komponen vaksin, X pd kejagn, infeksi berat
• Efek samping
reaksi lokal : rasa sakit, kemerahan, pembengkakan lokasi suntikan,
hilang stlh 2 hr.
16. Vaksin DPT/HB
• Toxoid dipteri & tetanus yang dimurnikan serta bakteri Pertusis yang
diinaktivasi dan vaksin hepatitis B yg diinaktivasikan dan non
infecsious berasal dr HBsSg yg dihasilkan dlm sel ragi
• Indikasi u/ pemberian kekebalan aktif thp infeksi yd disebabkab
HB, difteri, pertusis, tetanus
• Cara
IM, Dosis 0,5 ml, 3 kali pemberian
Dosis I usia 2 bln, dosis selanjutnya interval min 4 mgg
• Kontra indikasi dan efek samping
sda DPT, HB
17. RANTAI VAKSIN/DINGIN
Sistem Kompresi
Jenis Peralatan
• Lemari Es Sistem Pendingin Sistem Absorpsi
Buka atas
Buka Pintu
Buka samping
• Bila suhu lemari es sudah stabil yaitu antara + 2oC s/d +8o C maka
posisi Termostat jgn dirubah-rubah beri selotip
• Merubah termostat jika suhu lemari es dibawah + 2oC dan diatas +8o C
• Perubahan termostat tidak dapat merubah suhu lemari es dalam
sesaat.
• Vaccine Carrier/Thermos Alat u/ mengirim/ membawa vaksin dr
puskesmas ke tmp pely imunisasi lainnya yg dpt memperthnkan suhu
+ 2oC s/d +8o C
• Kotak Dingin Cair (cool Pack) Wadah plastik berbentuk segiempat
yg diisi dg air dan didinginkan pd lemari es selama 24 jam
18. Perawatan lemari es
Harian Mingguan Bulanan
• Cek suhu lemari • Bersihkan bagian • Bersihkan bagian
es 2x/hr (P,S), luar lemari es luar dan dalam
catat suhu pd cegah karat lemari es
buku grafik cegah karat
• Cek kontak listrik
suhu/kartu suhu
pd stop kontak • Bersihkan karet
• Hindari seringnya seal pintu dan cek
buka tutup lemari kerapatannya
es • Cek segel pintu
• Periksa freeze lemari es
watch • Pencairan bunga
es
19. Penempatan lemari es
• Jarak min dg dinding blkg : ±10-15 cm atau sampai pintu dpt dibuka
• Jarak dg lemari es lainnya : ± 15 cm
• Tidak boleh terkena matahari langsung
• Ruangan hrs punya sirkulasi udara yg cukup
• 1 unit lemari es 1 stop kontak listrik
Pemantau lemari es
• Setiap lemari es dipantau dg 1 bh termometr dial/muller
• Sebuah freeze watch
• Buku grafik suhu
20. Penyimpanan Vaksin
• Semua vaksin disimpan pd suhu + 2oC s/d +8o C
• Bagian bawah lemari diletakkan cool pack sbgi penahan dingin dan
kestabilan suhu
• Peletakkan dus vaksin min 1-2 cm atau 1jr tgn
• Vaksin HS (BCG,Campak,Polio) diletakkan dekat dg evaporator
• Vaksin FS (DPT,DT,HB,DPR/HB) diletakkan jauh dg evaporator
• Vaksin dalam lemari es hrs diletakkan dlm kotak vaksin
• Vaksin HB uniject disimpan pd suhu ruangan ataupun dibawa saat
kunjugn tanpa rantai vaksin penilaian dengan melihat status VVM
• Pelarut vaksin BCG dan Campak jgn disimpan dlm lemari es, simpan
ditempt sejuk atau suhu kamar
• Pelarut tdk boleh beku
• Lemari es tmpt vaksin tdk blh dicampur dg brg lain
21. Lemari es
Menyusun vaksin dlm
vaksin carier
Cool Pack • Masukkan cool pack 4
bh
Termostat • letakkan vaksin
ditengan-tengah
Polio BCG campak • Tutup vaksin carier
• Vaksin siap dibawa
Freeze watch Termometer
DPT Hep B Hb Uniject
DT TT
Cool Pack
22. Cek VVM
• Kondisi yg dpt digunakan warna
segiempat bagian dalam lebih terang
dari warna gelap sekelilingnya.
• Kondisi yg harus segera digunakan
warna segiempat bagian dalam sudah
mulai BERWARNA GELAP namun
masih lebih terang dari warna gelap
sdisekelilingnya
• Vaksin jangan digunakan warna
segiempat bagian dalam SAMA atau
LEBIH GELAP dengan warna gelap
disekelilingnya.