SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
PERSAMAAN NON LINIER
KOMPUTASI NUMERIK TEKNIK
KIMIA (KNTK)
Persamaan Non Linier
Penyelesaian persamaan non linier, f(x)=0 :
 Analitis (sering kali sulit dilakukan/tidak ada)
 Pendekatan numerik (successive approximation
atau successive approximation –linearization) 
iteratif
 Penentuan akar-akar persamaan non linier.
 Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x
yang menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol.
 Akar persamaan f(x) adalah titik potong antara
kurva f(x) dan sumbu x.
Persamaan Non Linier
 Metode Tabel
 Metode Bagi-Paruh (Bisection)
 Metode Regula Falsi
 Metode Iterasi Sederhana
 Metode Newton-Raphson
 Metode Secant.
Persamaan Non Linier
y=f(x)
y
x
Persamaan Non Linier
 Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0 dimana m
dan c adalah konstanta, dapat dihitung dengan :
mx + c = 0
 Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0
dapat dihitung dengan menggunakan rumus ABC.
m
c
x 

a
ac
b
b
x
2
4
2
12




Penyelesaian Persamaan Non Linier
 Metode Tertutup
 Mencari akar pada range [a,b] tertentu
 Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar
 Hasil selalu konvergen  disebut juga metode konvergen
 Metode Terbuka
 Diperlukan tebakan awal
 xn dipakai untuk menghitung xn+1
 Hasil dapat konvergen atau divergen
Metode Tertutup
 Metode Tabel
 Metode Biseksi
 Metode Regula Falsi
Metode Terbuka
 Metode Iterasi Sederhana
 Metode Newton-Raphson
 Metode Secant.
Theorema
 Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan
f(b) berlawanan tanda atau memenuhi f(a)*f(b)<0
Karena f(a).f(b)<0 maka
pada range x=[a,b]
terdapat akar.
Karena f(a).f(b)>0 maka
pada range x=[a,b] tidak
dapat dikatakan terdapat
akar.
a b
Metode Table
 Metode Table atau
pembagian area.
 Dimana untuk x di antara
a dan b dibagi sebanyak
N bagian dan pada
masing-masing bagian
dihitung nilai f(x)
sehingga diperoleh tabel :
X f(x)
x0=a f(a)
x1 f(x1)
x2 f(x2)
x3 f(x3)
…… ……
xn=b f(b)
Metode Table
Metode Table
Contoh :
X f(x)
-1,0 -0,63212
-0,9 -0,49343
-0,8 -0,35067
-0,7 -0,20341
-0,6 -0,05119
-0,5 0,10653
-0,4 0,27032
-0,3 0,44082
-0,2 0,61873
-0,1 0,80484
0,0 1,00000
 Selesaikan persamaan :
x+ex = 0 dengan range x =
[-1,0]
 Untuk mendapatkan
penyelesaian dari
persamaan di atas range x =
[-1,0] dibagi menjadi 10
bagian sehingga diperoleh :
Metode Table
 Dari table diperoleh penyelesaian berada di antara
-0,6 dan -0,5 dengan nilai f(x) masing-masing -
0,0512 dan 0,1065, sehingga dapat diambil
keputusan penyelesaiannya di x=-0,6.
 Bila pada range x = [-0,6,-0,5] dibagi 10 maka
diperoleh f(x) terdekat dengan nol pada x = -0,57
dengan f(x) = 0,00447
Kelemahan Metode Table
 Metode table ini secara umum sulit mendapatkan
penyelesaian dengan error yang kecil, karena itu
metode ini tidak digunakan dalam penyelesaian
persamaan non linier
 Metode ini digunakan sebagai taksiran awal
mengetahui area penyelesaian yang benar sebelum
menggunakan metode yang lebih baik dalam
menentukan penyelesaian.
Metode Biseksi
 Ide awal metode ini adalah metode table, dimana
area dibagi menjadi N bagian.
 Hanya saja metode biseksi ini membagi range
menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih
bagian mana yang mengandung dan bagian yang
tidak mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan
berulang-ulang (iteratif) hingga diperoleh akar
persamaan.
Metode Biseksi
 Jika terdapat suatu f(x) yang kontinyu [a,b] dan
f(a)*f(b)<0, maka menurut teorema nilai antara paling
tidak f(x) mempunyai satu akar [a,b]
 Suatu deret hasil iterasi {xn|n0} dikatakan menuju titik 
dengan derajat p 1, jika :
Jika p=1, deretnya disebut menuju titik  secara linier
dalam kasus ini diperlukan nilai c<1, c disebut laju linier
dari xn menuju 
 Tingkat kelajuan metode biseksi :
|-xn+1|cn|-xn|p n0, untuk nilai c>0
|-cn|(1/2)n(b-a)
Metode Biseksi
c c’ c’’
c
Metode Biseksi
 Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu
ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian
dihitung nilai tengah :
 Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar.
Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila
f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan :
f(a) * f(b) < 0
 Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas
bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari
bagian yang mempunyai akar.
2
b
a
x


Algoritma Biseksi
1. Pilih harga x1 dan x2 sedemikian sehingga f(x1) dan f(x2)
berlawanan tanda.
2. Tentukan harga x3 dengan rumus : x3 = (x1 + x2)/2
3. Bila ½| x1 - x2 | Toleransi, harga x3 adalah harga x
yang dicari. Bila tidak, lanjutkan ke tahap 4.
4. Bila f(x3 ) berlawanan tanda dengan f(x1 ), tetapkan x2 =
x3
5. Bila f(x3 ) berlawanan tanda dengan f(x2 ), tetapkan x1 =
x3
6. Kembali ke tahap 2.
Algoritma Start
Read x1, x2, Tol
f1 = f (x1), f2 = f (x2)
f1. f2 > 0
N
x3 = 1/2 ( x1 + x2 )
E = 1/2 .abs( x1 – x2 )
E<Tol
f3 = f ( x3 )
f1. f3 < 0
x1 = x3, f1 = f3
x2 = x3, f2 = f3
Print x3
End
N
N
Y
Y
Y
Contoh
Tentukan akar
persamaan
f(x)=x3+x2-3x-
3=0 dengan
metode Biseksi
pada interfal
[1,2]
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan menggunakan
range x=[-1,0], maka diperoleh tabel biseksi sebagai
berikut :
Contoh Soal
 Dimana x = (a+b)/2
Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan
f(x) = -0.00066
 Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan
menggunakan toleransi error atau iterasi maksimum.
Catatan :
Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error
0.001 dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi
errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang
dibutuhkan.
Metode Regula Falsi
 Metode Biseksi relatif mudah dengan analisa
kesalahan sederhana, tetapi tidak efisien
 Untuk mempercepat tercapainya konvergensi, dapat
menggunakan metode “interpolasi linear”
 Metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua
titik batas range.
 Dua titik a dan b pada fungsi f(x) digunakan untuk
mengestimasi posisi c dari akar interpolasi linier.
 Metode ini dikenal dengan metode False Position
(Regula Falsi)
Metode Regula Falsi
a
c
b
f(a)
f(b)
f(x)
a
c
a
f
a
b
a
f
b
f
slope






)
(
)
(
)
( 0
)
(
)
(
)
(
a
f
b
f
a
b
a
f
a
c





)
(
)
(
)
(
a
f
b
f
a
b
a
f
a
c




Metode Regula Falsi
x
b
b
f
a
b
a
f
b
f




 0
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
)(
(
a
f
b
f
a
b
b
f
b
x




)
(
)
(
)
(
)
(
a
f
b
f
a
bf
b
af
x



Algoritma
1. Pilih harga x1 dan x2 sedemikian sehingga f(x1) dan f(x2)
berlawanan tanda.
2. Tentukan harga x3 dengan rumus :
3. Bila |f(x3)|  Toleransi, harga x3 adalah harga x yang
dicari. Bila tidak, lanjutkan ke tahap 4.
4. Bila f(x3) berlawanan tanda dengan f(x1), tetapkan x2 = x3
Bila f(x3) berlawanan tanda dengan f(x2), tetapkan x1 = x2
Kembali ke tahap 2.
)
(
)
(
)
(
)
(
1
2
1
2
2
2
3 x
x
x
f
x
f
x
f
x
x 



Metode Regula Falsi
)
(
)
(
)
(
1
2
2
1
2
3
2
x
f
x
f
x
f
x
x
x
x




)
(
)
(
)
(
)
(
1
2
1
2
2
2
3 x
x
x
f
x
f
x
f
x
x 



Pada gambar :
Metode Regula Falsi
)
(
)
(
)
(
1
2
2
1
2
3
2
x
f
x
f
x
f
x
x
x
x




)
(
)
(
)
(
)
(
1
2
1
2
2
2
3 x
x
x
f
x
f
x
f
x
x 



Contoh :
Metode
Regula Falsi
lebih cepat
daripada
metode
Biseksi
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
Metode Regula Falsi
 Metode Regula Falsi lebih cepat konvergen dibanding
metode Biseksi
 Akar didekati hanya dari satu sisi, sehingga untuk fungsi
yang mempunyai kelengkungan curam lebih lambat
konvergennya
f(x)
x1
x3 x2
x
Metode Regula Falsi
 Modifikasi dilakukan dengan posisi f(x) stagnan dibagi 2
f(x)
x1
x3 x2
x
f(x2)/2
Algoritma
1. Pilih harga x1 dan x2  f(x1).f(x2)<0
2. Nyatakan f1 = f(x1) dan f2 = f(x2).
3. Tentukan harga x3 dengan rumus :
4. Bila |f(x3)|  Toleransi, harga x3 adalah akar fungsi f(x)=0, bila
tidak, lanjutkan ke tahap 5.
5. Bila f(x1)f(x3 ) <0  x2 = x3 dan f2=f3 dan f1=1/2f1 (f stagnan/2)
Bila tidak  x1 = x3 dan f1=f3 dan f2=1/2f2
Kembali ke tahap 3.
)
(
)
(
)
(
)
(
1
2
1
2
2
2
3 x
x
x
f
x
f
x
f
x
x 



Metode Iterasi Sederhana
 Metode iterasi sederhana adalah metode yang
memisahkan x dengan sebagian x yang lain
sehingga diperoleh : x = g(x).
 Contoh :
 x – ex = 0  ubah  x = ex atau g(x) = ex
 g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode
iterasi sederhana ini
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA PENDEKATAN BERTURUTAN
Bentuk f(x) =0 diubah kebentuk x = g(x)
Ada banyak cara untuk merubah bentuk f(x)=0 menjadi x = g(x)
Misal: f(x) = x2 - 2 x - 3 = 0
dapat ditulis dalam bentuk ,
3
2 
 x
x
2
3


x
x
2
3
2


x
x
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
Algoritma:
1.Pilih satu harga x, yaitu x0
2.Hitung harga baru x1: x1 = g(x0)
3.Bila abs((x1-x0)/x0) < tol, x1 = harga x yang
dicari. Bila abs((x1-x0)/x0) > tol, lanjut ke 4
4.x0=x1, kembali ke 2
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
Y
X
Y=x
.x0 .x1 .x2
Y
X
Y=x
.x0 .x1
.x2 .x3
Y
X
Y=x
.x0 .x1 .x2
Y
X
Y=x
.x0 .x1
.x2
Syarat Konvergensi :
konvergen
Divergen
1
)
(
' 
x
g
Metode Iterasi Sederhana
Contoh :
 Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3
 x2-2x-3 = 0
 X2 = 2x + 3
 Tebakan awal = 4
 E = 0.00001
 Hasil = 3
3
2 
 x
x
3
2
1 

 n
n x
x
Contoh :
 x2-2x-3 = 0
 x(x-2) = 3
 x = 3 /(x-2)
 Tebakan awal = 4
 E = 0.00001
 Hasil = -1
Contoh :
 x2-2x-3 = 0
 X = (x2-3)/2
 Tebakan awal = 4
 E = 0.00001
 Hasil divergen
Syarat Konvergensi
 Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik tetap
 Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x  I iterasi konvergen
monoton.
 Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x  I iterasi konvergen
berosilasi.
 Jika g’(x)>1 untuk setiap x  I, maka iterasi divergen
monoton.
 Jika g’(x)<-1 untuk setiap x  I, maka iterasi divergen
berosilasi.
Contoh :
 Tebakan awal 4
 g’(4) = 0.1508 < 1
 Konvergen Monoton
3
2
2
1
)
(
'
3
2
)
(
3
2
1







r
r
r
r
x
x
g
x
x
g
x
x
 Tebakan awal 4
 g’(4) = |-0.75| < 1
 Konvergen Berisolasi
2
1
)
2
(
3
)
(
'
)
2
(
3
)
(
)
2
(
3








x
x
g
x
x
g
x
x
r
r
Contoh
 Tebakan awal 4
 G’(4) = 4 > 1
 Divergen Monoton
x
x
g
x
x
g



)
(
'
2
)
3
(
)
(
2
Latihan Soal
 Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada
pencarian akar persamaan :
x3 + 6x – 3 = 0
dengan x
Cari akar persamaan dengan :
x0 = 0.5, x0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7
6
3
3
1




r
r
x
x
Contoh :
Metode Newton Raphson
Metode pendekatan yang menggunakan satu titik
awal dan mendekatinya dengan memperhatikan
slope atau gradien pada titik tersebut.Titik
pendekatan ke n+1 dituliskan dengan :
 
 
n
n
n
n
x
f
x
f
x
x
'
1 

 turunan f(xn)
Metode Newton Raphson
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA NEWTON RAPHSON
x
f(x)
1
2
3
4
-
4
-
3
-
2
-
1
xn+1
xn+2 xn
(xn,fn)  
 
n
n
n
n
x
f
x
f
x
x
'
1 


PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
1. Pilih satu harga x, yaitu x0
2. Hitung harga baru x1: x1 = x0 - f(x0) / f ’(x0)
3. Bila abs((x1-x0)/x0) < tol, x1 = harga x yang dicari
Bila abs((x1-x0)/x0) > tol, lanjut ke 4
4. x0=x1, kembali ke 2
Algoritma:
   
 
 
1
'
"
2

x
f
x
f
x
f
Syarat Konvergensi :
Algoritma Metode Newton Raphson
1. Definisikan fungsi f(x) dan f’(x)
2. Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n)
3. Tentukan nilai pendekatan awal x0
4. Hitung f(x0) dan f’(x0)
5. Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e
 Hitung f(xi) dan f1(xi)
6. Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.
 
 
i
i
i
i
x
f
x
f
x
x 1
1 


Flow chart Metode Newton-Raphson
start
x0 , Tol
f(x0), f’(x0)
x0=x1
Cetak
x1
end
0
0
1
x
x
x 


Tol


)
(
)
(
'
0
0
0
1
x
f
x
f
x
x 

Y
T
Contoh Soal
 Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan titik
pendekatan awal x0 =0
 f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x
 f(x0) = 0 - e-0 = -1
 f’(x0) = 1 + e-0 = 2
 
 
5
,
0
2
1
0
0
1
0
0
1 





x
f
x
f
x
x
Contoh Soal
 f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653
 x2 =
 f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762
 x3 =
 f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.
 Sehingga akar persamaan x = 0,567143.
 
 
566311
,
0
60653
,
1
106531
,
0
5
,
0
1
1
1
1 




x
f
x
f
x
 
 
567143
,
0
56762
,
1
00130451
,
0
566311
,
0
2
1
2
2 




x
f
x
f
x
Contoh
 x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
Contoh :
 x + e-x cos x -2 = 0  x0=1
 f(x) = x + e-x cos x - 2
 f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
Permasalahan pada pemakaian metode
newton raphson
 Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya berada
pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini nilai F1(x) = 0
sehingga nilai penyebut dari sama dengan nol, secara grafis dapat
dilihat sebagai berikut:
Bila titik pendekatan
berada pada titik puncak,
maka titik selanjutnya
akan berada di tak
berhingga.
 
 
x
F
x
F
1
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
Tentukan salah satu akar real dari persamaan sin x -(x/2)2 =0 dengan metoda
Newton Raphson. Toleransi = 10-5
Contoh 2.5
Penyelesaian:
 2
2
/
sin
)
( x
x
x
f 

2
/
cos
)
(
' x
x
x
f 

)
(
'
/
)
(
1 n
n
n
n x
f
x
f
x
x 


Hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 2.4
Ite xn f(xn) f'(xn) hn xn+1 (xn+1 - xn)/xn
1 1.5 0.43499 -1.4293 -0.3043 1.80435 0.20289947
2 1.80435 0.15893 -2.0358 -0.0781 1.88242 0.04326702
3 1.88242 0.06596 -2.189 -0.0301 1.91255 0.01600796
4 1.91255 0.0277 -2.2477 -0.0123 1.92488 0.00644463
5 1.92488 0.01168 -2.2716 -0.0051 1.93002 0.00267059
6 1.93002 0.00493 -2.2816 -0.0022 1.93218 0.00111923
7 1.93218 0.00208 -2.2857 -0.0009 1.93309 0.00047124
. .
. .
12 1.93373 2.8E-05 -2.2888 -1E-05 1.93374 6.3244E-06
Tabel 2-4: Metoda Newton Raphson untuk f(x) = sin x -(x/2)2 =0
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
Akar yang dicari : 1,93374
Permasalahan pada pemakaian metode
newton raphson
 Metode ini menjadi sulit atau
lama mendapatkan
penyelesaian ketika titik
pendekatannya berada di
antara dua titik stasioner.
 Bila titik pendekatan berada
pada dua tiitik puncak akan
dapat mengakibatkan
hilangnya penyelesaian
(divergensi). Hal ini
disebabkan titik selanjutnya
berada pada salah satu titik
puncak atau arah
pendekatannya berbeda.
Hasil Tidak Konvergen
Penyelesaian Permasalahan pada
pemakaian metode newton raphson
1. Bila titik pendekatan berada pada titik puncak maka titik
pendekatan tersebut harus di geser sedikit, xi = xi
dimana adalah konstanta yang ditentukan dengan
demikian dan metode newton raphson tetap
dapat berjalan.
2. Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang berada
jauh, sebaiknya pemakaian metode newton raphson ini
didahului oleh metode tabel, sehingga dapat di jamin
konvergensi dari metode newton raphson.



  0
'

i
x
f
Metode Secant
 Metode Newton Raphson memerlukan perhitungan
turunan fungsi f’(x).
 Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya terutama
fungsi yang bentuknya rumit.
 Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan cara
menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen
 Modifikasi metode Newton Raphson dinamakan metode
Secant.
1

r
x 1

r
x
r
x
r
x
 Metode Newton-Raphson
1
1)
(
)
(
)
(
'








r
r
r
r
x
x
x
f
x
f
x
y
x
f
)
(
'
)
(
1
r
r
r
r
x
f
x
f
x
x 


)
(
)
(
)
)(
(
1
1
1







r
r
r
r
r
r
r
x
f
x
f
x
x
x
f
x
x
Algoritma Metode Secant :
 Definisikan fungsi f(x)
 Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n)
 Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya
terdapat akar yaitu x0 dan x1, sebaiknya gunakan metode
tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya
adalah titik pendekatan yang konvergensinya pada akar
persamaan yang diharapkan.
 Hitung f(x0) dan f(x1) sebagai y0 dan y1
 Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|
hitung yi+1 = f(xi+1)
 Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir.
1
1
1







i
i
i
i
i
i
i
y
y
x
x
y
x
x
Contoh Soal
 Penyelesaian
 x2 –(x + 1) e-x = 0 ?
METODA BAIRSTOW
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
Metoda ini digunakan untuk mencari semua akar-akar persamaan
polinomial dengan menentukan faktor-faktor kwadratisnya. Berikut ini
akan diterangkan cara menentukan suatu faktor kwadratis dari suatu
polinomial.
METODA BAIRSTOW
Pn (x) = a1 xn + a2 xn-1 + ......... + an x + an+1
Pn (x) = a1 xn + a2 xn-1 + ......... + an x + an+1
= (x2 - rx - s)(b1 xn-2 + b2 xn-3 + ... + bn-1) + { bn (x-r) + bn+1 }
Suatu polinomial drajat n
Polinomial dibagi faktor kwadratis: x2 - rx - s
Polinomial hasil bagi Sisa (residual)
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
a1 = b1 ……………. b1 = a1
a2 = b2 – rb1 ……………. b2 = a2 + rb1
a3 = b3 – rb2 – sb1 ……………. b3 = a3 + rb2 + sb1
‘ ‘
‘ ‘
an = bn – rbn-1 – sbn-2 ……………. bn = an + rbn-1 + sbn-2
an+1 = bn+1 – rbn – sbn-1 ……………. bn+1 = an+1 + rbn + sbn-1
Dengan perkalian dan identitas :
Diinginkan bahwa bn = 0 dan bn+1 = 0.
bn = bn (r,s); bn+1 = bn+1 (r,s)
Terlihat:
Andaikan harga r=r* dan s=s*, merupakan harga r dan s yang
menyebabkan bn = 0 dan bn+1 = 0, maka :
bn (r*, s* ) = 0 dan bn+1 (r*,s* ) = 0.
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
Bila bn (r*, s* ) dan bn+1 (r*,s* ) , diekspansikan menurut deret Taylor
disekitar (r,s) sampai pada suku-suku linier saja , maka :
       
s
s
s
b
r
r
r
b
s
r
b
s
r
b n
n
n
n 







 *
*
*
*
,
,
       
s
s
s
b
r
r
r
b
s
r
b
s
r
b n
n
n
n 







 



*
1
*
1
1
*
*
1 ,
,
s
s
b
r
r
b
b n
n
n 








0
s
s
b
r
r
b
b n
n
n 







 


1
1
1
0
Atau:
r = r* - r dan s = s* - s .
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
0
1



r
b 0
1



s
b
1
1
2
c
b
r
b



 0
2



s
b
r
b
r
b
r
b





 2
2
3
1
1
3
c
b
s
b




1




n
n
c
r
b
2




n
n
c
s
b
n
n
c
r
b


 1
1
1





n
n
c
s
b
b1 =a1
c1 = b1
b2 = a2 – rb1
c2 = b2 – r c1
b3 = a3 – rb2 – sb1
c3 = b3 – r c2 –sc1
bn = an – rbn-1 – sbn-2
cn = bn – r cn-1 – s cn-2
bn+1 = an+1 – rbn – sbn-1
cn+1 = bn+1 – r cn – s cn-1
PENENTUAN
s
b
s
b
r
b
r
b n
n
n
n







 
 1
1
,
,
,
2
1
2 c
rc
b 


PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
n
n
n b
s
c
r
c 



 
 2
1
METODA BAIRSTOW
1
1 
 



 n
n
n b
s
c
r
c
Penentuan r* dan s* dari harga r dan s
r = r* - r dan s = s* - s .
  2
2
1
2
1
1
.
.
.










n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
r
  2
2
1
1
1
.
.
.









n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
s
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
1. Pilih harga pendekatan awal r dan s, dan pilih harga toleransi.
2. Tentukan b(i) dan c(i) sebagai berikut :
b1 = a1 c1 = b1
b2 = a2 + rb1 c2 = b2 – rc1
bi = ai + rbi-1 + sbi-2 ci = bi – rci-1 – sci-2
( i = 3,4, ….., n+1)
3. Tentukan :
DENOM = (cn-1 )2 - cn . cn-2
4. Bila D E N O M = 0, maka set R = R + 1, S = S + 1 ,dan kembali ke tahap 2 .
Bila DENOM # 0 lanjutkan ke tahap 5.
5. Tentukan DELR dan DELS yaitu :
DELR = [ -bn . cn-1 + bn-1 . cn-2 ] / D E N O M .
DELS = [-bn+1 . cn-1 + bn . cn ] / D E N O M .
6. Tentukan R baru dan S baru yaitu :
Rbaru = Rlama + DELR
Sbaru = Slama + DELS
7. Bila abs(DELR) + abs(DELS) < tol , Rbaru dan Sbaru adalah harga r dan s yang dicari
Bila abs(DELR) + abs(DELS) > tol, r = Rbaru, s = Sbaru, kembali ke 2
Algoritma penentuan faktor kuadratis
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
Contoh 2-5:
Cari semua akar-akar persamaan berikut dengan
metoda Bairstow.
x3 - 6 x2 + 11 x - 6 = 0, Toleransi = 0.05,
Penyelesaian :
Sebagai pendekatan awal, dipilih : r = 0 s = 0,
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
Iterasi 1:
1 - 6 11 -6
r = 0 0 0 0
S =0 0 0
-------------------------------------------------------
1 - 6 11 - 6
r = 0 0 0 0
s = 0 0 0
--------------------------------------------------------
1 - 6 11 -6
bn
bn+1
cn
cn-1
cn-2
 
4
,
2
.
.
.
2
2
1
2
1
1











n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
r
 
4
,
3
.
.
.
2
2
1
1
1










n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
s r* = r +r = 2,4
s* = s +s =3,4
  tol
S
R 



 8
,
5
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
Iterasi 2:
1 - 6 11 -6
r = 2,4 2,4 -8,64 13,824
S =3,4 3,4 -12,24
-------------------------------------------------------
1 -3, 6 5,76 - 4,416
r = 2,4 2,4 -2,88 15,072
s =3,4 3,4 - 4,08
--------------------------------------------------------
1 -1,2 6,28 6,576
bn
bn+1
cn
cn-1
cn-2
 
5157
,
0
.
.
.
2
2
1
2
1
1












n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
r
 
3788
,
6
.
.
.
2
2
1
1
1











n
n
n
n
n
n
n
c
c
c
c
b
c
b
s r* = r +r = 1,8843
s* = s +s =-2,9788
  tol
S
R 



 8945
,
6
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
Iterasi r s Δr Δs r* s* |Δr|+|Δs|
1 0 0 2,4 3,4 2,4 3,4 5,8
2 2,4 3,4 -0,5157 -6,3788 1,8843 -2,9788 6,8945
3 1,8843 -2,9788 0,6182 1,1135 2,5025 -1,8653 1,7317
4 2,5025 -1,8653 0,3749 -0,0092 2,8774 -1,8745 0,3841
5 2,8774 -1,8745 0,1169 -0,1119 2,995 -1,987 0,2288
6 2,995 -1,987 0,00576 -0,0136 3 -2 0,0194
Jadi faktor kuadratis: x2 -3 x + 2
Iterasi 2:
1 - 6 11 -6
r = 3 3 - 9 0
S =-2 - 2 6
-------------------------------------------------------
1 -3 0 0
Polinomial hasil bagi: x - 3
Berarti: x3 – 6 x2 + 11 x - 6 = ( x2 – 3 x + 2 ) ( x – 3) = ( x – 1) (x – 2) (x – 3)
Akar-akar: x1 = 1, x2 = 2, x3 = 3
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
N
Start
i=1,N+1
A(i)
NN = N
k = 1
R =0, S=0
i=3,N+1
B(1)=A(1)
B(2)=A(2)+R*B(1)
C(1)=B(1)
C(2)=B(2)+R*C(1)
B(i)=A(i)+R*B(i-1)+S*B(i-2)
C(i)=B(i)+R*C(i-1)+S*C(i-2)
DENOM=C(N-1)^2-C(N)*C(N-2)
DELR=(-B(N)*C(N-1)+B(N+1)*C(N-2))/DENOM
DELS=(-B(N+1)*C(N-1)+B(N)*C(N))/DENOM
R=R+DELR, S=S+DELS
ER=abs(DELR)+abs(DELS)
ER<TOL
No
Yes
A
B
A
AA=1, BB=-R, CC = -S
RUMUS ABC
N = N-2
N=1
N=2
X(NN)= -B(2)/B(1)
AA=B(1), BB=B(2), CC=B(3),k = NN-1
CETAK END
RUMUS ABC CETAK END
i=1,N+1
A(i)=B(i)
k = k + 2 B
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR
METODA BAIRSTOW
RUMUS ABC
DISK =BB^2 – 4 * AA * CC
DISK<0
X(k)= -BB/(2*AA) +((√|DISK|)/(2*AA)) i
X(k+1)= -BB/(2*AA) -((√|DISK|)/(2*AA)) i
END
DISK=0
X(k)= -BB/(2*AA)
X(k+1)= - BB/(2*AA)
X(k)= -BB/(2*AA) +((√DISK)/(2*AA))
X(k+1)= -BB/(2*AA) -((√DISK)/(2*AA))
END
END
Y
Y
N
N

More Related Content

Similar to 1. Pers_Non_Linier.ppt

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANwulan_handayani02
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non liniersoniyora1
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Praktikum2 7
Praktikum2 7Praktikum2 7
Praktikum2 7Alen Pepa
 
Met num02 persamaan non linier
Met num02 persamaan non linierMet num02 persamaan non linier
Met num02 persamaan non linierAlvin Setiawan
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxNaufalDhiyaulhaq2
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxFildaNurAini1
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Muhammad Ali Subkhan Candra
 
Akar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAkar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAlen Pepa
 
Persamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaanPersamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaandeepsypuss
 
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptakarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptasmaun4
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaanArif Rahman
 
Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Persamaan dan pertidaksamaan kuadratPersamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Persamaan dan pertidaksamaan kuadratDinar Nirmalasari
 

Similar to 1. Pers_Non_Linier.ppt (20)

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
 
Persamaan non linier
Persamaan non linierPersamaan non linier
Persamaan non linier
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Praktikum2 7
Praktikum2 7Praktikum2 7
Praktikum2 7
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
Met num02 persamaan non linier
Met num02 persamaan non linierMet num02 persamaan non linier
Met num02 persamaan non linier
 
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptxBAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN.pptx
 
42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier
 
42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier42514 persamaan non linier
42514 persamaan non linier
 
konsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptxkonsep dasar numerik.pptx
konsep dasar numerik.pptx
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 
Akar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linierAkar akar persamaan non linier
Akar akar persamaan non linier
 
Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
 
Persamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaanPersamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaan
 
Akar persamaan
Akar persamaanAkar persamaan
Akar persamaan
 
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).pptakarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
akarakarpersamaannonlinier-140220044419-phpapp01 (1).ppt
 
11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan11 algo akarpersamaan
11 algo akarpersamaan
 
Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Persamaan dan pertidaksamaan kuadratPersamaan dan pertidaksamaan kuadrat
Persamaan dan pertidaksamaan kuadrat
 
Kelas x bab 6
Kelas x bab 6Kelas x bab 6
Kelas x bab 6
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

1. Pers_Non_Linier.ppt

  • 1. PERSAMAAN NON LINIER KOMPUTASI NUMERIK TEKNIK KIMIA (KNTK)
  • 2. Persamaan Non Linier Penyelesaian persamaan non linier, f(x)=0 :  Analitis (sering kali sulit dilakukan/tidak ada)  Pendekatan numerik (successive approximation atau successive approximation –linearization)  iteratif  Penentuan akar-akar persamaan non linier.  Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x yang menyebabkan nilai f(x) sama dengan nol.  Akar persamaan f(x) adalah titik potong antara kurva f(x) dan sumbu x.
  • 3. Persamaan Non Linier  Metode Tabel  Metode Bagi-Paruh (Bisection)  Metode Regula Falsi  Metode Iterasi Sederhana  Metode Newton-Raphson  Metode Secant.
  • 5. Persamaan Non Linier  Penyelesaian persamaan linier mx + c = 0 dimana m dan c adalah konstanta, dapat dihitung dengan : mx + c = 0  Penyelesaian persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 dapat dihitung dengan menggunakan rumus ABC. m c x   a ac b b x 2 4 2 12    
  • 6. Penyelesaian Persamaan Non Linier  Metode Tertutup  Mencari akar pada range [a,b] tertentu  Dalam range[a,b] dipastikan terdapat satu akar  Hasil selalu konvergen  disebut juga metode konvergen  Metode Terbuka  Diperlukan tebakan awal  xn dipakai untuk menghitung xn+1  Hasil dapat konvergen atau divergen
  • 7. Metode Tertutup  Metode Tabel  Metode Biseksi  Metode Regula Falsi
  • 8. Metode Terbuka  Metode Iterasi Sederhana  Metode Newton-Raphson  Metode Secant.
  • 9. Theorema  Suatu range x=[a,b] mempunyai akar bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau memenuhi f(a)*f(b)<0 Karena f(a).f(b)<0 maka pada range x=[a,b] terdapat akar. Karena f(a).f(b)>0 maka pada range x=[a,b] tidak dapat dikatakan terdapat akar.
  • 10. a b
  • 11. Metode Table  Metode Table atau pembagian area.  Dimana untuk x di antara a dan b dibagi sebanyak N bagian dan pada masing-masing bagian dihitung nilai f(x) sehingga diperoleh tabel : X f(x) x0=a f(a) x1 f(x1) x2 f(x2) x3 f(x3) …… …… xn=b f(b)
  • 13. Metode Table Contoh : X f(x) -1,0 -0,63212 -0,9 -0,49343 -0,8 -0,35067 -0,7 -0,20341 -0,6 -0,05119 -0,5 0,10653 -0,4 0,27032 -0,3 0,44082 -0,2 0,61873 -0,1 0,80484 0,0 1,00000  Selesaikan persamaan : x+ex = 0 dengan range x = [-1,0]  Untuk mendapatkan penyelesaian dari persamaan di atas range x = [-1,0] dibagi menjadi 10 bagian sehingga diperoleh :
  • 14. Metode Table  Dari table diperoleh penyelesaian berada di antara -0,6 dan -0,5 dengan nilai f(x) masing-masing - 0,0512 dan 0,1065, sehingga dapat diambil keputusan penyelesaiannya di x=-0,6.  Bila pada range x = [-0,6,-0,5] dibagi 10 maka diperoleh f(x) terdekat dengan nol pada x = -0,57 dengan f(x) = 0,00447
  • 15. Kelemahan Metode Table  Metode table ini secara umum sulit mendapatkan penyelesaian dengan error yang kecil, karena itu metode ini tidak digunakan dalam penyelesaian persamaan non linier  Metode ini digunakan sebagai taksiran awal mengetahui area penyelesaian yang benar sebelum menggunakan metode yang lebih baik dalam menentukan penyelesaian.
  • 16. Metode Biseksi  Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N bagian.  Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang-ulang (iteratif) hingga diperoleh akar persamaan.
  • 17. Metode Biseksi  Jika terdapat suatu f(x) yang kontinyu [a,b] dan f(a)*f(b)<0, maka menurut teorema nilai antara paling tidak f(x) mempunyai satu akar [a,b]  Suatu deret hasil iterasi {xn|n0} dikatakan menuju titik  dengan derajat p 1, jika : Jika p=1, deretnya disebut menuju titik  secara linier dalam kasus ini diperlukan nilai c<1, c disebut laju linier dari xn menuju   Tingkat kelajuan metode biseksi : |-xn+1|cn|-xn|p n0, untuk nilai c>0 |-cn|(1/2)n(b-a)
  • 19. Metode Biseksi  Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a) dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah :  Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik, suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau dituliskan : f(a) * f(b) < 0  Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang mempunyai akar. 2 b a x  
  • 20. Algoritma Biseksi 1. Pilih harga x1 dan x2 sedemikian sehingga f(x1) dan f(x2) berlawanan tanda. 2. Tentukan harga x3 dengan rumus : x3 = (x1 + x2)/2 3. Bila ½| x1 - x2 | Toleransi, harga x3 adalah harga x yang dicari. Bila tidak, lanjutkan ke tahap 4. 4. Bila f(x3 ) berlawanan tanda dengan f(x1 ), tetapkan x2 = x3 5. Bila f(x3 ) berlawanan tanda dengan f(x2 ), tetapkan x1 = x3 6. Kembali ke tahap 2.
  • 21. Algoritma Start Read x1, x2, Tol f1 = f (x1), f2 = f (x2) f1. f2 > 0 N x3 = 1/2 ( x1 + x2 ) E = 1/2 .abs( x1 – x2 ) E<Tol f3 = f ( x3 ) f1. f3 < 0 x1 = x3, f1 = f3 x2 = x3, f2 = f3 Print x3 End N N Y Y Y
  • 23. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1 = 0, dengan menggunakan range x=[-1,0], maka diperoleh tabel biseksi sebagai berikut :
  • 24. Contoh Soal  Dimana x = (a+b)/2 Pada iterasi ke 10 diperoleh x = -0.56738 dan f(x) = -0.00066  Untuk menghentikan iterasi, dapat dilakukan dengan menggunakan toleransi error atau iterasi maksimum. Catatan : Dengan menggunakan metode biseksi dengan tolerasi error 0.001 dibutuhkan 10 iterasi, semakin teliti (kecil toleransi errornya) maka semakin besar jumlah iterasi yang dibutuhkan.
  • 25. Metode Regula Falsi  Metode Biseksi relatif mudah dengan analisa kesalahan sederhana, tetapi tidak efisien  Untuk mempercepat tercapainya konvergensi, dapat menggunakan metode “interpolasi linear”  Metode pencarian akar persamaan dengan memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range.  Dua titik a dan b pada fungsi f(x) digunakan untuk mengestimasi posisi c dari akar interpolasi linier.  Metode ini dikenal dengan metode False Position (Regula Falsi)
  • 26. Metode Regula Falsi a c b f(a) f(b) f(x) a c a f a b a f b f slope       ) ( ) ( ) ( 0 ) ( ) ( ) ( a f b f a b a f a c      ) ( ) ( ) ( a f b f a b a f a c    
  • 27. Metode Regula Falsi x b b f a b a f b f      0 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( a f b f a b b f b x     ) ( ) ( ) ( ) ( a f b f a bf b af x   
  • 28. Algoritma 1. Pilih harga x1 dan x2 sedemikian sehingga f(x1) dan f(x2) berlawanan tanda. 2. Tentukan harga x3 dengan rumus : 3. Bila |f(x3)|  Toleransi, harga x3 adalah harga x yang dicari. Bila tidak, lanjutkan ke tahap 4. 4. Bila f(x3) berlawanan tanda dengan f(x1), tetapkan x2 = x3 Bila f(x3) berlawanan tanda dengan f(x2), tetapkan x1 = x2 Kembali ke tahap 2. ) ( ) ( ) ( ) ( 1 2 1 2 2 2 3 x x x f x f x f x x    
  • 30. Metode Regula Falsi ) ( ) ( ) ( 1 2 2 1 2 3 2 x f x f x f x x x x     ) ( ) ( ) ( ) ( 1 2 1 2 2 2 3 x x x f x f x f x x     Contoh : Metode Regula Falsi lebih cepat daripada metode Biseksi
  • 31. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
  • 32. Contoh Soal  Selesaikan persamaan xe-x+1=0 pada range x= [0,-1]
  • 33. Metode Regula Falsi  Metode Regula Falsi lebih cepat konvergen dibanding metode Biseksi  Akar didekati hanya dari satu sisi, sehingga untuk fungsi yang mempunyai kelengkungan curam lebih lambat konvergennya f(x) x1 x3 x2 x
  • 34. Metode Regula Falsi  Modifikasi dilakukan dengan posisi f(x) stagnan dibagi 2 f(x) x1 x3 x2 x f(x2)/2
  • 35. Algoritma 1. Pilih harga x1 dan x2  f(x1).f(x2)<0 2. Nyatakan f1 = f(x1) dan f2 = f(x2). 3. Tentukan harga x3 dengan rumus : 4. Bila |f(x3)|  Toleransi, harga x3 adalah akar fungsi f(x)=0, bila tidak, lanjutkan ke tahap 5. 5. Bila f(x1)f(x3 ) <0  x2 = x3 dan f2=f3 dan f1=1/2f1 (f stagnan/2) Bila tidak  x1 = x3 dan f1=f3 dan f2=1/2f2 Kembali ke tahap 3. ) ( ) ( ) ( ) ( 1 2 1 2 2 2 3 x x x f x f x f x x    
  • 36. Metode Iterasi Sederhana  Metode iterasi sederhana adalah metode yang memisahkan x dengan sebagian x yang lain sehingga diperoleh : x = g(x).  Contoh :  x – ex = 0  ubah  x = ex atau g(x) = ex  g(x) inilah yang menjadi dasar iterasi pada metode iterasi sederhana ini
  • 37. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA PENDEKATAN BERTURUTAN Bentuk f(x) =0 diubah kebentuk x = g(x) Ada banyak cara untuk merubah bentuk f(x)=0 menjadi x = g(x) Misal: f(x) = x2 - 2 x - 3 = 0 dapat ditulis dalam bentuk , 3 2   x x 2 3   x x 2 3 2   x x
  • 38. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR Algoritma: 1.Pilih satu harga x, yaitu x0 2.Hitung harga baru x1: x1 = g(x0) 3.Bila abs((x1-x0)/x0) < tol, x1 = harga x yang dicari. Bila abs((x1-x0)/x0) > tol, lanjut ke 4 4.x0=x1, kembali ke 2
  • 39. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR Y X Y=x .x0 .x1 .x2 Y X Y=x .x0 .x1 .x2 .x3 Y X Y=x .x0 .x1 .x2 Y X Y=x .x0 .x1 .x2 Syarat Konvergensi : konvergen Divergen 1 ) ( '  x g
  • 41. Contoh :  Carilah akar pers f(x) = x2-2x-3  x2-2x-3 = 0  X2 = 2x + 3  Tebakan awal = 4  E = 0.00001  Hasil = 3 3 2   x x 3 2 1    n n x x
  • 42. Contoh :  x2-2x-3 = 0  x(x-2) = 3  x = 3 /(x-2)  Tebakan awal = 4  E = 0.00001  Hasil = -1
  • 43. Contoh :  x2-2x-3 = 0  X = (x2-3)/2  Tebakan awal = 4  E = 0.00001  Hasil divergen
  • 44. Syarat Konvergensi  Pada range I = [s-h, s+h] dengan s titik tetap  Jika 0<g’(x)<1 untuk setiap x  I iterasi konvergen monoton.  Jika -1<g’(x)<0 untuk setiap x  I iterasi konvergen berosilasi.  Jika g’(x)>1 untuk setiap x  I, maka iterasi divergen monoton.  Jika g’(x)<-1 untuk setiap x  I, maka iterasi divergen berosilasi.
  • 45. Contoh :  Tebakan awal 4  g’(4) = 0.1508 < 1  Konvergen Monoton 3 2 2 1 ) ( ' 3 2 ) ( 3 2 1        r r r r x x g x x g x x  Tebakan awal 4  g’(4) = |-0.75| < 1  Konvergen Berisolasi 2 1 ) 2 ( 3 ) ( ' ) 2 ( 3 ) ( ) 2 ( 3         x x g x x g x x r r
  • 46. Contoh  Tebakan awal 4  G’(4) = 4 > 1  Divergen Monoton x x g x x g    ) ( ' 2 ) 3 ( ) ( 2
  • 47. Latihan Soal  Apa yang terjadi dengan pemilihan x0 pada pencarian akar persamaan : x3 + 6x – 3 = 0 dengan x Cari akar persamaan dengan : x0 = 0.5, x0 = 1.5, x0 = 2.2, x0 = 2.7 6 3 3 1     r r x x
  • 49. Metode Newton Raphson Metode pendekatan yang menggunakan satu titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik tersebut.Titik pendekatan ke n+1 dituliskan dengan :     n n n n x f x f x x ' 1    turunan f(xn)
  • 51. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA NEWTON RAPHSON x f(x) 1 2 3 4 - 4 - 3 - 2 - 1 xn+1 xn+2 xn (xn,fn)     n n n n x f x f x x ' 1   
  • 52. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR 1. Pilih satu harga x, yaitu x0 2. Hitung harga baru x1: x1 = x0 - f(x0) / f ’(x0) 3. Bila abs((x1-x0)/x0) < tol, x1 = harga x yang dicari Bila abs((x1-x0)/x0) > tol, lanjut ke 4 4. x0=x1, kembali ke 2 Algoritma:         1 ' " 2  x f x f x f Syarat Konvergensi :
  • 53. Algoritma Metode Newton Raphson 1. Definisikan fungsi f(x) dan f’(x) 2. Tentukan toleransi error (e) dan iterasi maksimum (n) 3. Tentukan nilai pendekatan awal x0 4. Hitung f(x0) dan f’(x0) 5. Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)|> e  Hitung f(xi) dan f1(xi) 6. Akar persamaan adalah nilai xi yang terakhir diperoleh.     i i i i x f x f x x 1 1   
  • 54. Flow chart Metode Newton-Raphson start x0 , Tol f(x0), f’(x0) x0=x1 Cetak x1 end 0 0 1 x x x    Tol   ) ( ) ( ' 0 0 0 1 x f x f x x   Y T
  • 55. Contoh Soal  Selesaikan persamaan x - e-x = 0 dengan titik pendekatan awal x0 =0  f(x) = x - e-x  f’(x)=1+e-x  f(x0) = 0 - e-0 = -1  f’(x0) = 1 + e-0 = 2     5 , 0 2 1 0 0 1 0 0 1       x f x f x x
  • 56. Contoh Soal  f(x1) = -0,106631 dan f1(x1) = 1,60653  x2 =  f(x2) = -0,00130451 dan f1(x2) = 1,56762  x3 =  f(x3) = -1,96.10-7. Suatu bilangan yang sangat kecil.  Sehingga akar persamaan x = 0,567143.     566311 , 0 60653 , 1 106531 , 0 5 , 0 1 1 1 1      x f x f x     567143 , 0 56762 , 1 00130451 , 0 566311 , 0 2 1 2 2      x f x f x
  • 57. Contoh  x - e-x = 0  x0 =0, e = 0.00001
  • 58. Contoh :  x + e-x cos x -2 = 0  x0=1  f(x) = x + e-x cos x - 2  f’(x) = 1 – e-x cos x – e-x sin x
  • 59. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson  Metode ini tidak dapat digunakan ketika titik pendekatannya berada pada titik ekstrim atau titik puncak, karena pada titik ini nilai F1(x) = 0 sehingga nilai penyebut dari sama dengan nol, secara grafis dapat dilihat sebagai berikut: Bila titik pendekatan berada pada titik puncak, maka titik selanjutnya akan berada di tak berhingga.     x F x F 1
  • 60. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR Tentukan salah satu akar real dari persamaan sin x -(x/2)2 =0 dengan metoda Newton Raphson. Toleransi = 10-5 Contoh 2.5 Penyelesaian:  2 2 / sin ) ( x x x f   2 / cos ) ( ' x x x f   ) ( ' / ) ( 1 n n n n x f x f x x    Hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 2.4
  • 61. Ite xn f(xn) f'(xn) hn xn+1 (xn+1 - xn)/xn 1 1.5 0.43499 -1.4293 -0.3043 1.80435 0.20289947 2 1.80435 0.15893 -2.0358 -0.0781 1.88242 0.04326702 3 1.88242 0.06596 -2.189 -0.0301 1.91255 0.01600796 4 1.91255 0.0277 -2.2477 -0.0123 1.92488 0.00644463 5 1.92488 0.01168 -2.2716 -0.0051 1.93002 0.00267059 6 1.93002 0.00493 -2.2816 -0.0022 1.93218 0.00111923 7 1.93218 0.00208 -2.2857 -0.0009 1.93309 0.00047124 . . . . 12 1.93373 2.8E-05 -2.2888 -1E-05 1.93374 6.3244E-06 Tabel 2-4: Metoda Newton Raphson untuk f(x) = sin x -(x/2)2 =0 PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR Akar yang dicari : 1,93374
  • 62. Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson  Metode ini menjadi sulit atau lama mendapatkan penyelesaian ketika titik pendekatannya berada di antara dua titik stasioner.  Bila titik pendekatan berada pada dua tiitik puncak akan dapat mengakibatkan hilangnya penyelesaian (divergensi). Hal ini disebabkan titik selanjutnya berada pada salah satu titik puncak atau arah pendekatannya berbeda.
  • 64. Penyelesaian Permasalahan pada pemakaian metode newton raphson 1. Bila titik pendekatan berada pada titik puncak maka titik pendekatan tersebut harus di geser sedikit, xi = xi dimana adalah konstanta yang ditentukan dengan demikian dan metode newton raphson tetap dapat berjalan. 2. Untuk menghindari titik-titik pendekatan yang berada jauh, sebaiknya pemakaian metode newton raphson ini didahului oleh metode tabel, sehingga dapat di jamin konvergensi dari metode newton raphson.      0 '  i x f
  • 65.
  • 66. Metode Secant  Metode Newton Raphson memerlukan perhitungan turunan fungsi f’(x).  Tidak semua fungsi mudah dicari turunannya terutama fungsi yang bentuknya rumit.  Turunan fungsi dapat dihilangkan dengan cara menggantinya dengan bentuk lain yang ekivalen  Modifikasi metode Newton Raphson dinamakan metode Secant.
  • 68.  Metode Newton-Raphson 1 1) ( ) ( ) ( '         r r r r x x x f x f x y x f ) ( ' ) ( 1 r r r r x f x f x x    ) ( ) ( ) )( ( 1 1 1        r r r r r r r x f x f x x x f x x
  • 69. Algoritma Metode Secant :  Definisikan fungsi f(x)  Definisikan torelansi error (e) dan iterasi maksimum (n)  Masukkan dua nilai pendekatan awal yang di antaranya terdapat akar yaitu x0 dan x1, sebaiknya gunakan metode tabel atau grafis untuk menjamin titik pendakatannya adalah titik pendekatan yang konvergensinya pada akar persamaan yang diharapkan.  Hitung f(x0) dan f(x1) sebagai y0 dan y1  Untuk iterasi I = 1 s/d n atau |f(xi)| hitung yi+1 = f(xi+1)  Akar persamaan adalah nilai x yang terakhir. 1 1 1        i i i i i i i y y x x y x x
  • 70. Contoh Soal  Penyelesaian  x2 –(x + 1) e-x = 0 ?
  • 72. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR Metoda ini digunakan untuk mencari semua akar-akar persamaan polinomial dengan menentukan faktor-faktor kwadratisnya. Berikut ini akan diterangkan cara menentukan suatu faktor kwadratis dari suatu polinomial. METODA BAIRSTOW Pn (x) = a1 xn + a2 xn-1 + ......... + an x + an+1 Pn (x) = a1 xn + a2 xn-1 + ......... + an x + an+1 = (x2 - rx - s)(b1 xn-2 + b2 xn-3 + ... + bn-1) + { bn (x-r) + bn+1 } Suatu polinomial drajat n Polinomial dibagi faktor kwadratis: x2 - rx - s Polinomial hasil bagi Sisa (residual)
  • 73. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW a1 = b1 ……………. b1 = a1 a2 = b2 – rb1 ……………. b2 = a2 + rb1 a3 = b3 – rb2 – sb1 ……………. b3 = a3 + rb2 + sb1 ‘ ‘ ‘ ‘ an = bn – rbn-1 – sbn-2 ……………. bn = an + rbn-1 + sbn-2 an+1 = bn+1 – rbn – sbn-1 ……………. bn+1 = an+1 + rbn + sbn-1 Dengan perkalian dan identitas : Diinginkan bahwa bn = 0 dan bn+1 = 0. bn = bn (r,s); bn+1 = bn+1 (r,s) Terlihat: Andaikan harga r=r* dan s=s*, merupakan harga r dan s yang menyebabkan bn = 0 dan bn+1 = 0, maka : bn (r*, s* ) = 0 dan bn+1 (r*,s* ) = 0.
  • 74. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW Bila bn (r*, s* ) dan bn+1 (r*,s* ) , diekspansikan menurut deret Taylor disekitar (r,s) sampai pada suku-suku linier saja , maka :         s s s b r r r b s r b s r b n n n n          * * * * , ,         s s s b r r r b s r b s r b n n n n              * 1 * 1 1 * * 1 , , s s b r r b b n n n          0 s s b r r b b n n n             1 1 1 0 Atau: r = r* - r dan s = s* - s .
  • 75. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW 0 1    r b 0 1    s b 1 1 2 c b r b     0 2    s b r b r b r b       2 2 3 1 1 3 c b s b     1     n n c r b 2     n n c s b n n c r b    1 1 1      n n c s b b1 =a1 c1 = b1 b2 = a2 – rb1 c2 = b2 – r c1 b3 = a3 – rb2 – sb1 c3 = b3 – r c2 –sc1 bn = an – rbn-1 – sbn-2 cn = bn – r cn-1 – s cn-2 bn+1 = an+1 – rbn – sbn-1 cn+1 = bn+1 – r cn – s cn-1 PENENTUAN s b s b r b r b n n n n           1 1 , , , 2 1 2 c rc b   
  • 76. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR n n n b s c r c        2 1 METODA BAIRSTOW 1 1        n n n b s c r c Penentuan r* dan s* dari harga r dan s r = r* - r dan s = s* - s .   2 2 1 2 1 1 . . .           n n n n n n n c c c c b c b r   2 2 1 1 1 . . .          n n n n n n n c c c c b c b s
  • 77. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW 1. Pilih harga pendekatan awal r dan s, dan pilih harga toleransi. 2. Tentukan b(i) dan c(i) sebagai berikut : b1 = a1 c1 = b1 b2 = a2 + rb1 c2 = b2 – rc1 bi = ai + rbi-1 + sbi-2 ci = bi – rci-1 – sci-2 ( i = 3,4, ….., n+1) 3. Tentukan : DENOM = (cn-1 )2 - cn . cn-2 4. Bila D E N O M = 0, maka set R = R + 1, S = S + 1 ,dan kembali ke tahap 2 . Bila DENOM # 0 lanjutkan ke tahap 5. 5. Tentukan DELR dan DELS yaitu : DELR = [ -bn . cn-1 + bn-1 . cn-2 ] / D E N O M . DELS = [-bn+1 . cn-1 + bn . cn ] / D E N O M . 6. Tentukan R baru dan S baru yaitu : Rbaru = Rlama + DELR Sbaru = Slama + DELS 7. Bila abs(DELR) + abs(DELS) < tol , Rbaru dan Sbaru adalah harga r dan s yang dicari Bila abs(DELR) + abs(DELS) > tol, r = Rbaru, s = Sbaru, kembali ke 2 Algoritma penentuan faktor kuadratis
  • 78. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW Contoh 2-5: Cari semua akar-akar persamaan berikut dengan metoda Bairstow. x3 - 6 x2 + 11 x - 6 = 0, Toleransi = 0.05, Penyelesaian : Sebagai pendekatan awal, dipilih : r = 0 s = 0,
  • 79. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW Iterasi 1: 1 - 6 11 -6 r = 0 0 0 0 S =0 0 0 ------------------------------------------------------- 1 - 6 11 - 6 r = 0 0 0 0 s = 0 0 0 -------------------------------------------------------- 1 - 6 11 -6 bn bn+1 cn cn-1 cn-2   4 , 2 . . . 2 2 1 2 1 1            n n n n n n n c c c c b c b r   4 , 3 . . . 2 2 1 1 1           n n n n n n n c c c c b c b s r* = r +r = 2,4 s* = s +s =3,4   tol S R      8 , 5
  • 80. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW Iterasi 2: 1 - 6 11 -6 r = 2,4 2,4 -8,64 13,824 S =3,4 3,4 -12,24 ------------------------------------------------------- 1 -3, 6 5,76 - 4,416 r = 2,4 2,4 -2,88 15,072 s =3,4 3,4 - 4,08 -------------------------------------------------------- 1 -1,2 6,28 6,576 bn bn+1 cn cn-1 cn-2   5157 , 0 . . . 2 2 1 2 1 1             n n n n n n n c c c c b c b r   3788 , 6 . . . 2 2 1 1 1            n n n n n n n c c c c b c b s r* = r +r = 1,8843 s* = s +s =-2,9788   tol S R      8945 , 6
  • 81. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW Iterasi r s Δr Δs r* s* |Δr|+|Δs| 1 0 0 2,4 3,4 2,4 3,4 5,8 2 2,4 3,4 -0,5157 -6,3788 1,8843 -2,9788 6,8945 3 1,8843 -2,9788 0,6182 1,1135 2,5025 -1,8653 1,7317 4 2,5025 -1,8653 0,3749 -0,0092 2,8774 -1,8745 0,3841 5 2,8774 -1,8745 0,1169 -0,1119 2,995 -1,987 0,2288 6 2,995 -1,987 0,00576 -0,0136 3 -2 0,0194 Jadi faktor kuadratis: x2 -3 x + 2
  • 82. Iterasi 2: 1 - 6 11 -6 r = 3 3 - 9 0 S =-2 - 2 6 ------------------------------------------------------- 1 -3 0 0 Polinomial hasil bagi: x - 3 Berarti: x3 – 6 x2 + 11 x - 6 = ( x2 – 3 x + 2 ) ( x – 3) = ( x – 1) (x – 2) (x – 3) Akar-akar: x1 = 1, x2 = 2, x3 = 3 PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW
  • 83. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW N Start i=1,N+1 A(i) NN = N k = 1 R =0, S=0 i=3,N+1 B(1)=A(1) B(2)=A(2)+R*B(1) C(1)=B(1) C(2)=B(2)+R*C(1) B(i)=A(i)+R*B(i-1)+S*B(i-2) C(i)=B(i)+R*C(i-1)+S*C(i-2) DENOM=C(N-1)^2-C(N)*C(N-2) DELR=(-B(N)*C(N-1)+B(N+1)*C(N-2))/DENOM DELS=(-B(N+1)*C(N-1)+B(N)*C(N))/DENOM R=R+DELR, S=S+DELS ER=abs(DELR)+abs(DELS) ER<TOL No Yes A B
  • 84. A AA=1, BB=-R, CC = -S RUMUS ABC N = N-2 N=1 N=2 X(NN)= -B(2)/B(1) AA=B(1), BB=B(2), CC=B(3),k = NN-1 CETAK END RUMUS ABC CETAK END i=1,N+1 A(i)=B(i) k = k + 2 B PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW
  • 85. PENYELESAIAN PERSAMAAN NONLINEAR METODA BAIRSTOW RUMUS ABC DISK =BB^2 – 4 * AA * CC DISK<0 X(k)= -BB/(2*AA) +((√|DISK|)/(2*AA)) i X(k+1)= -BB/(2*AA) -((√|DISK|)/(2*AA)) i END DISK=0 X(k)= -BB/(2*AA) X(k+1)= - BB/(2*AA) X(k)= -BB/(2*AA) +((√DISK)/(2*AA)) X(k+1)= -BB/(2*AA) -((√DISK)/(2*AA)) END END Y Y N N