SlideShare a Scribd company logo
MENGELOLA KELAS
1. Mengetahui dan memahami alasan
mengelola kelas secara efektif
2. Mengetahui dan memahami di
dalam mendisain lingkungan fisik
kelas
3. Mengetahui dan memahami
penggunaan lingkungan yang positif
untuk pembelajran
4. Mengetahui dan memahami perilaku
bermasalah
Alasan Mengelola Kelas secara Efektif
Pandangan lama
Menekankan pada penciptaan dan
pengaplikasian aturan untuk
mengontrol tindak tanduk siswa
Pandangan baru
Memfokuskan pada kebutuhan siswa untuk
mengembangkan hubungan dan kesempatan
untuk menata diri
Manajemen kelas yg mengorientasikan
siswa pada sikap pasif dan patuh pada
aturan ketat dapat melemahkan
keterlibatan siswa dalam
pembelajaran aktif, pemikiran dan
konstruksi pengetahuan sosial
Tren manajemen kelas lebih kepada
pembimbingan siswa untuk menjadi lebih
mau berdisiplin diri dan tidak terlalu
menekankan pada kontrol eksternal atas
diri siswa.
Guru dianggap sebagai pengatur
Guru dianggap sebagai pemandu,
koordinator dan fasilitator
Tujuan Manajemen kelas efektif:
1. Membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi
waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan,
2. Mencegah siswa mengalami masalah akademik dan emosional.
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Prinsip Penataan Kelas
1. Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang
2. Pastikan guru dapat dengan mudah melihat semua
siswa
3. Materi pengajaran dan perlengkapan siswa harus
mudah diakses
4. Pastikan siswa dapat dengan mudah melihat
semua presentasi kelas
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan ---gaya auditorium
Gaya auditorium tradisional, semua siswa duduk menghadap guru. Penataan
ini membatasi kontak siswa tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana
saja. Gaya auditorium seringkali dipakai ketika guru mengajar atau
seseorang memberi presentasi ke kelas
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Prinsip Penataan Kelas
1. Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang
2. Pastikan guru dapat dengan mudah melihat semua
siswa
3. Materi pengajaran dan perlengkapan siswa harus
mudah diakses
4. Pastikan siswa dapat dengan mudah melihat
semua presentasi kelas
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan ---gaya auditorium
Gaya auditorium tradisional, semua siswa duduk menghadap guru. Penataan
ini membatasi kontak siswa tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana
saja. Gaya auditorium seringkali dipakai ketika guru mengajar atau
seseorang memberi presentasi ke kelas
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan---gaya tatap muka
Gaya tatap muka (face to face), siswa saling menghadap (gambar-1B).
Gangguan dari siswa lain akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada
susunan auditorial
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan---gaya off-set
Gaya off-set, sejumlah siswa (biasanya tiga atau empat anak), duduk
dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain (gambar-
1C). Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan
dapat efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan---gaya seminar
Gaya seminar, sejumlah besar siswa (10 atau lebih) duduk di susunan
berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U (gambar-1D). Efektif
ketika Guru ingin agar siswa berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap
dengan Guru.
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan---gaya klaster
Gaya klaster, sejumlah siswa (biasanya empat sampai delapan anak)
bekerja dalam kelompok kecil (gambar-1E). Efektif untuk aktivitas
pembelajaran kolaboratif.
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan
Susunan meja yang mengelompok akan mendorong interaksi sosial
di antara siswa.
Sebaliknya, susunan meja yang berbentuk lajur akan akan
mengurangi interaksi sosial di antara siswa dan mengarahkan
perhatian siswa kepada guru. Menata meja dalam lajur-lajur
dapat bermanfaat bagi siswa ketika mereka harus mengerjakan
tugas secara sendiri-sendiri,
Sedangkan meja yang dikelompokkan akan membantu proses
belajar kooperatif.
Mendisain Lingkungan Fisik Kelas;
Gaya Penataan---zona aksi
Di kelas di mana bangkunya ditata dalam lajur-lajur, guru lebih
mungkin untuk berinteraksi dengan siswa yang duduk di deret
depan dan tengah. Area ini dinamakan ”zona aksi” karena siswa di
depan dan tengah lokasi paling banyak berinteraksi dengan guru.
Membentuk konfigurasi lain yang siswa anggap paling nyaman. Cara dia menata meja ini membantu
kerja kelompok belajar kecil. Dia hanya punya dua papan tulis, tetapi berusaha membuat papan itu
merefleksikan aktivitas dan pencapaian siswa.
Personalisasi Kelas
Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew
Mignano, kelas sering kali mirip dengan kamar motel---nyaman
tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apa pun tentang orang
yang menggunakan ruang itu.
Anonimitas semacam itu biasanya terjadi di kelas sekolah
menengah, di mana enam atau tujuh kelas mungkin menggunakan
ruangan selama satu hari.
Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto siswa, karya seni,
tugas, diagram tanggal lahir siswa (untuk siswa SD), dan
ekspresi siswa lain yang positif. Papan buletin dapat disediakan
untuk memajang nama ”siswa top minggu ini”.
Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk
Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di
dalam pembelajaran
Gaya Otoritatif
Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting. Seperti
orangtua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya siswa yang
cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman,
dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi.
Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong siswa untuk
menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi
strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring siswa.
Guru yang otoritatif melibatkan siswa dalam kerjasama give-and-take
dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka.
Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan
standar masukan dari siswa.
Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk
Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di dalam
pembelajaran
Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif
dan punitif.
Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada
pengajaran dan pembelajaran.
Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol siswa dan tidak
banyak melakukan percakapan dengan mereka.
Siswa di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau
membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran
tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan
komunikasi yang buruk.
Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk
Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di dalam
pembelajaran
Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi
pada siswa tapi tidak memberi banyak dukungan untuk
pengembangan kealian pembelajaran atau pengelolaan perilaku
mereka.
Siswa di kelas permisif cenderung punya keahlian akademik yang
tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.
Rencana untuk Manajemen Kelas Secara
Efektif
Karakteristik
pelajar
Lingkungan
fisik
Rencana untuk
manajemen
kelas yang
efektif
Aturan dan
prosedur
Rencana untuk Manajemen Kelas Efektif
Lingkungan Fisik
Guru di dalam membuat rencana setidaknya perlu mempertimbangkan beberapa faktor
dari lingkungan fisik berikut ini:
1. Visibility. Ruang harus diatur sehingga seluruh pelajar dapat melihat papan tulis,
proyektor, atau lain-lain.
2. Accessibility. Ruang harus di disain sehingga akses di dalam kelas tetap berjalan
baik
3. Distractibility. Meja tulis harus diatur sehingga potensi gangguan, seperti jarak
gerak sampai kepintu, jendela dapat diminimalisir
Peraturan dan Kebijakan: Dasar suatu Sistem Manajemen yang Efektif
Prosedur adalah tahap-tahap untuk rutinitas siswa mengikuti aktivitas harian belajar.
Peraturan adalah deskripsi dari standar-standar untuk menerima perilaku kelas,
seperti “mendengarkan ketika orang lain berbicara.” Penelitian mengkonfirmasi
nilai dari peraturan di dalam menciptakan prosedur lingkungan belajar:” Peraturan
yang rasional, jelas, dan secara konsisten ditingkatkan, tidak hanya dapat
mengurangi masalah perilaku yang mengganggu belajar tetapi juga dapat
mengembangkan perasaan bangga dan tanggung jawab di dalam komunitas sekolah.”
Barangkali sangat mengherankan, pelajar juga nampak mengartikulasi dan
melaksanakan peraturan di mana seperangkat standar perilaku jelas “sebagai bukti
bahwa guru peduli dengan mereka.”
Membuat Aturan dan Prosedur
Agar bisa berjalan dengan lancar, kelas perlu punya aturan dan
prosedur yang jelas. Siswa harus tahu secara spesifik bagaimana
aturan itu. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas, akan muncul
kesalahpahaman yang bisa melahirkan kekacauan.
Membedakan Aturan dan Prosedur.
Aturan dan prosedur merupakan pernyataan harapan tentang perilaku.
Contoh aturan umum adalah: ”hargai orang lain”. Contoh aturan yang
lebih spesifik adalah: ”dilarang mengunyah permen karet di kelas”.
Prosedur, atau routines, juga berisi harapan tentang perilaku namun
biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu atau
menciptakan standar umum. Guru bisa menentukan prosedur tugas
kelas, prosedur masuk kelas.
Aturan cenderung tidak berubah karena mengatur dasar-dasar tindakan
kita terhadap orang lain, diri sendiri, dan tugas seperti menghormati
orangtua dan hak milik, dan tidak mengganggu orang lain.
Sedangkan prosedur mungkin berubah karena rutinitas menyatakan
bahwa setelah siswa masuk kelas mereka harus mengerjakan suatu
soal. Akan tetapi, suatu hari guru mengubah prosedur ini dengan
membolehkan siswa mengawali harinya dengan menyelesaikan tugas
seni yang belum mereka selesaikan
Mengajarkan Aturan dan Prosedur
Guru mau melibatkan siswa dengan harapan dapat
mendorong mereka bertanggung jawab atas
tindakan mereka sendiri
Guru mulai diskusi dengan aturan-aturan. Guru dan
siswa menyarankan aturan-aturan yang mungkin
diterapkan dan guru mencatat saran di papan tulis
untuk kategori. Kemudian aktivitas ini diikuti
dengan latihan di mana siswa menjadi model untuk
aturan tersebut.
Perwakilan siswa dari setiap kelas berpartisipasi di
dalam pembuatan aturan sekolah dengan bimbingan
dari guru dan administrator sekolah
Mengajak Siswa untuk Bekerja Sama
1. Menjalin hubungan positif dengan siswa
2. Mengajak siswa untuk berbagi dan
mengemban tanggung jawab
3. Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat
Manajemen Serius pada Masalah:
Kekerasan dan Agresi
Kelas mengalami kegaduhan karena adanya perkelahian. Kamu
melihat bahwa Ron meninggalkan tempat duduknya dan pergi
ke meja Phil, di mana dia memukul dan berteriak-teriak. Phil
tidak melakukan perlawanan dia mencoba untuk melindunginya.
Kamu tidak tahu bagaiman ini dimulai, tetapi kamu tahu
bahwa Phil selama ini baik dengan siswa lainnya dan Ron
seringkali memulai perkelahia dan berargumen tanpa
profokasi.
Beberapa siswa pagi ini secara antusias memberitahukan kamu
bahwa ketika di jalan dia melihat Tom memukul Sam dan
mengambil uang makan siangnya. Tim seringkali menghina dan
melakukan hal seperti ini beberapa kali.
Manajemen Serius pada Masalah:
Kekerasan dan Agresi
 Tindakan segera; Guru secara langsung harus
menghentikan insiden jika memungkinkakan,
melindungi korban, dan membantunya. Guru diperlukan
secara hukum untuk intervensi di dalam kasus
kekerasan.
 Solusi jangka panjang melibatkan pengajaran
keterampilan sosial siswa seperti mengambil
perspektif dan memecahkan masalah sosial.
Keterlibatan orangtua adalah penting di dalam kasus
perilaku agresi.
Terima Kasih
Muhammad Luthfi, S.Psi.,M.Sc

More Related Content

What's hot

27273994 disiplin-asertif-canter
27273994 disiplin-asertif-canter27273994 disiplin-asertif-canter
27273994 disiplin-asertif-cantersyauqah
 
Pengurusan bilik darjah
 Pengurusan bilik darjah Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
Shahrizzat Md Sukor
 
Masalh disruptif di sekolah
Masalh disruptif di sekolahMasalh disruptif di sekolah
Masalh disruptif di sekolahAziroh Johari
 
Model disipliin asertif canter
Model disipliin asertif canterModel disipliin asertif canter
Model disipliin asertif canter
Penny Chuah
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
firo HAR
 
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
Erica Leenya
 
Model pengurusan disiplin bilik darjah
Model pengurusan disiplin bilik darjahModel pengurusan disiplin bilik darjah
Model pengurusan disiplin bilik darjah
Ekin Sophia
 
Model pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kouninModel pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kounin
dimidur
 
Banding beza model skinner, canter, dreikurs
Banding beza model skinner, canter, dreikursBanding beza model skinner, canter, dreikurs
Banding beza model skinner, canter, dreikurs
Suhaiza Shuib
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah laku
umagul
 
Model disiplin asertif canter
Model disiplin asertif canterModel disiplin asertif canter
Model disiplin asertif canterdimidur
 
Model Akibat Logikal Dreikurs
Model Akibat Logikal DreikursModel Akibat Logikal Dreikurs
Model Akibat Logikal Dreikurs
zaidinajihah05
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelastrysnokoe
 
Pengurusan Disiplin Bilik Darjah
Pengurusan Disiplin Bilik DarjahPengurusan Disiplin Bilik Darjah
Pengurusan Disiplin Bilik DarjahFarah Elriani
 
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjahmasalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
siaw ong
 
Masalah disiplin dalam bilik darjah
Masalah disiplin dalam bilik darjahMasalah disiplin dalam bilik darjah
Masalah disiplin dalam bilik darjah
firo HAR
 
Kps slide-new-1
Kps slide-new-1Kps slide-new-1
Kps slide-new-1
Chiu Hong
 

What's hot (20)

27273994 disiplin-asertif-canter
27273994 disiplin-asertif-canter27273994 disiplin-asertif-canter
27273994 disiplin-asertif-canter
 
Model pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kouninModel pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kounin
 
Pengurusan bilik darjah
 Pengurusan bilik darjah Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Masalh disruptif di sekolah
Masalh disruptif di sekolahMasalh disruptif di sekolah
Masalh disruptif di sekolah
 
Model disipliin asertif canter
Model disipliin asertif canterModel disipliin asertif canter
Model disipliin asertif canter
 
Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjahPengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
Keterampilan dan strategi
Keterampilan dan strategiKeterampilan dan strategi
Keterampilan dan strategi
 
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
EDU 3043 Pengurusan Bilik Darjah Dan Tingkahlaku (Semester 3)
 
Model pengurusan disiplin bilik darjah
Model pengurusan disiplin bilik darjahModel pengurusan disiplin bilik darjah
Model pengurusan disiplin bilik darjah
 
Model pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kouninModel pengurusan kelompok kounin
Model pengurusan kelompok kounin
 
Banding beza model skinner, canter, dreikurs
Banding beza model skinner, canter, dreikursBanding beza model skinner, canter, dreikurs
Banding beza model skinner, canter, dreikurs
 
Pengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah lakuPengurusan tingkah laku
Pengurusan tingkah laku
 
Model disiplin asertif canter
Model disiplin asertif canterModel disiplin asertif canter
Model disiplin asertif canter
 
Model Akibat Logikal Dreikurs
Model Akibat Logikal DreikursModel Akibat Logikal Dreikurs
Model Akibat Logikal Dreikurs
 
Tingkahlaku bermasalah
Tingkahlaku bermasalahTingkahlaku bermasalah
Tingkahlaku bermasalah
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Pengurusan Disiplin Bilik Darjah
Pengurusan Disiplin Bilik DarjahPengurusan Disiplin Bilik Darjah
Pengurusan Disiplin Bilik Darjah
 
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjahmasalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
masalah disiplinn dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
 
Masalah disiplin dalam bilik darjah
Masalah disiplin dalam bilik darjahMasalah disiplin dalam bilik darjah
Masalah disiplin dalam bilik darjah
 
Kps slide-new-1
Kps slide-new-1Kps slide-new-1
Kps slide-new-1
 

Similar to Mengelola kelas

Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelasPendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Sunawan Sunawan
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Iing Salim purnama
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
fauziahpustikaw
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
nurassyah1122
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
rizkadamayantii
 
Cllassroom management
Cllassroom managementCllassroom management
Cllassroom managementAlfonsus Sam
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi Hamdani
 
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
SkyHeart5
 
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdijkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
KangMusya1
 
Modul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola KelasModul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola Kelas
PratiwiKartikaSari
 
Tugas 4 tik
Tugas 4 tikTugas 4 tik
Tugas 4 tik
Ayuwidianingsih
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
PpbiPpbi
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
Riff Enemce
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
Joko Prasetiyo
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
nuunaberry
 
ketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelasketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelasNora Indrasari
 
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Mu'allimah Rodhiyana
 

Similar to Mengelola kelas (20)

Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelasPendekatan sistematis dalam manajemen kelas
Pendekatan sistematis dalam manajemen kelas
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Cllassroom management
Cllassroom managementCllassroom management
Cllassroom management
 
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
857551503_Yulianie Purwaningtyas (Rangkuman Modul 11,12,13).pptx
 
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdijkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
 
Modul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola KelasModul KB 6 Mengelola Kelas
Modul KB 6 Mengelola Kelas
 
Tugas 4 tik
Tugas 4 tikTugas 4 tik
Tugas 4 tik
 
Peta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelasPeta konsep manajemen kelas
Peta konsep manajemen kelas
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.docPTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
PTK_tanya_Jawab_Kesulitan_Belajar.doc
 
ketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelasketrampilan mengelola kelas
ketrampilan mengelola kelas
 
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
Keterampilan Mengelola Kelas (PPT Micro Teaching)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

More from FahrulRosyid1

TES PAULI
TES PAULITES PAULI
TES PAULI
FahrulRosyid1
 
Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2
FahrulRosyid1
 
teknik presentasi
teknik presentasiteknik presentasi
teknik presentasi
FahrulRosyid1
 
analisis item
analisis itemanalisis item
analisis item
FahrulRosyid1
 
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancaraMetode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
FahrulRosyid1
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
FahrulRosyid1
 
reliabilitas dan validitas with spss
reliabilitas dan  validitas with spss reliabilitas dan  validitas with spss
reliabilitas dan validitas with spss
FahrulRosyid1
 
Test reliability
Test reliabilityTest reliability
Test reliability
FahrulRosyid1
 
Item analysis
Item analysis Item analysis
Item analysis
FahrulRosyid1
 
Test construction
Test construction Test construction
Test construction
FahrulRosyid1
 
Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics
FahrulRosyid1
 
1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran 1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran
FahrulRosyid1
 
Desain eksperimen 1 2 kelompok
Desain eksperimen 1  2 kelompok Desain eksperimen 1  2 kelompok
Desain eksperimen 1 2 kelompok
FahrulRosyid1
 
Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1  Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1
FahrulRosyid1
 
Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen
FahrulRosyid1
 
Checking assumption of normality
Checking assumption of normality Checking assumption of normality
Checking assumption of normality
FahrulRosyid1
 
Developing an instrument
Developing an instrument Developing an instrument
Developing an instrument
FahrulRosyid1
 
Level of measurement
Level of measurement Level of measurement
Level of measurement
FahrulRosyid1
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
FahrulRosyid1
 
Finding a research idea
Finding a research idea Finding a research idea
Finding a research idea
FahrulRosyid1
 

More from FahrulRosyid1 (20)

TES PAULI
TES PAULITES PAULI
TES PAULI
 
Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2Kewirausahaan 2
Kewirausahaan 2
 
teknik presentasi
teknik presentasiteknik presentasi
teknik presentasi
 
analisis item
analisis itemanalisis item
analisis item
 
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancaraMetode penelitian kualitatif observasi wawancara
Metode penelitian kualitatif observasi wawancara
 
Ragam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesiaRagam bahasa indonesia
Ragam bahasa indonesia
 
reliabilitas dan validitas with spss
reliabilitas dan  validitas with spss reliabilitas dan  validitas with spss
reliabilitas dan validitas with spss
 
Test reliability
Test reliabilityTest reliability
Test reliability
 
Item analysis
Item analysis Item analysis
Item analysis
 
Test construction
Test construction Test construction
Test construction
 
Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics Basic statistics for psychometrics
Basic statistics for psychometrics
 
1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran 1 konsep pengukuran
1 konsep pengukuran
 
Desain eksperimen 1 2 kelompok
Desain eksperimen 1  2 kelompok Desain eksperimen 1  2 kelompok
Desain eksperimen 1 2 kelompok
 
Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1  Desain eksperimen 1
Desain eksperimen 1
 
Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen Prinsip dasar eksperimen
Prinsip dasar eksperimen
 
Checking assumption of normality
Checking assumption of normality Checking assumption of normality
Checking assumption of normality
 
Developing an instrument
Developing an instrument Developing an instrument
Developing an instrument
 
Level of measurement
Level of measurement Level of measurement
Level of measurement
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampel Populasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Finding a research idea
Finding a research idea Finding a research idea
Finding a research idea
 

Mengelola kelas

  • 1. MENGELOLA KELAS 1. Mengetahui dan memahami alasan mengelola kelas secara efektif 2. Mengetahui dan memahami di dalam mendisain lingkungan fisik kelas 3. Mengetahui dan memahami penggunaan lingkungan yang positif untuk pembelajran 4. Mengetahui dan memahami perilaku bermasalah
  • 2. Alasan Mengelola Kelas secara Efektif Pandangan lama Menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk mengontrol tindak tanduk siswa Pandangan baru Memfokuskan pada kebutuhan siswa untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri Manajemen kelas yg mengorientasikan siswa pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran aktif, pemikiran dan konstruksi pengetahuan sosial Tren manajemen kelas lebih kepada pembimbingan siswa untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri siswa. Guru dianggap sebagai pengatur Guru dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator Tujuan Manajemen kelas efektif: 1. Membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan, 2. Mencegah siswa mengalami masalah akademik dan emosional.
  • 3. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Prinsip Penataan Kelas 1. Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang 2. Pastikan guru dapat dengan mudah melihat semua siswa 3. Materi pengajaran dan perlengkapan siswa harus mudah diakses 4. Pastikan siswa dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas
  • 4. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan ---gaya auditorium Gaya auditorium tradisional, semua siswa duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak siswa tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya auditorium seringkali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi presentasi ke kelas
  • 5. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Prinsip Penataan Kelas 1. Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang 2. Pastikan guru dapat dengan mudah melihat semua siswa 3. Materi pengajaran dan perlengkapan siswa harus mudah diakses 4. Pastikan siswa dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas
  • 6. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan ---gaya auditorium Gaya auditorium tradisional, semua siswa duduk menghadap guru. Penataan ini membatasi kontak siswa tatap muka dan guru bebas bergerak ke mana saja. Gaya auditorium seringkali dipakai ketika guru mengajar atau seseorang memberi presentasi ke kelas
  • 7. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan---gaya tatap muka Gaya tatap muka (face to face), siswa saling menghadap (gambar-1B). Gangguan dari siswa lain akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorial
  • 8. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan---gaya off-set Gaya off-set, sejumlah siswa (biasanya tiga atau empat anak), duduk dibangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain (gambar- 1C). Gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan dapat efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif
  • 9. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan---gaya seminar Gaya seminar, sejumlah besar siswa (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U (gambar-1D). Efektif ketika Guru ingin agar siswa berbicara satu sama lain atau bercakap-cakap dengan Guru.
  • 10. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan---gaya klaster Gaya klaster, sejumlah siswa (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil (gambar-1E). Efektif untuk aktivitas pembelajaran kolaboratif.
  • 11. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan Susunan meja yang mengelompok akan mendorong interaksi sosial di antara siswa. Sebaliknya, susunan meja yang berbentuk lajur akan akan mengurangi interaksi sosial di antara siswa dan mengarahkan perhatian siswa kepada guru. Menata meja dalam lajur-lajur dapat bermanfaat bagi siswa ketika mereka harus mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri, Sedangkan meja yang dikelompokkan akan membantu proses belajar kooperatif.
  • 12. Mendisain Lingkungan Fisik Kelas; Gaya Penataan---zona aksi Di kelas di mana bangkunya ditata dalam lajur-lajur, guru lebih mungkin untuk berinteraksi dengan siswa yang duduk di deret depan dan tengah. Area ini dinamakan ”zona aksi” karena siswa di depan dan tengah lokasi paling banyak berinteraksi dengan guru.
  • 13. Membentuk konfigurasi lain yang siswa anggap paling nyaman. Cara dia menata meja ini membantu kerja kelompok belajar kecil. Dia hanya punya dua papan tulis, tetapi berusaha membuat papan itu merefleksikan aktivitas dan pencapaian siswa.
  • 14. Personalisasi Kelas Menurut pakar manajemen kelas Carol Weinstein dan Andrew Mignano, kelas sering kali mirip dengan kamar motel---nyaman tetapi impersonal, tidak mengungkapkan apa pun tentang orang yang menggunakan ruang itu. Anonimitas semacam itu biasanya terjadi di kelas sekolah menengah, di mana enam atau tujuh kelas mungkin menggunakan ruangan selama satu hari. Untuk mempersonalisasikan kelas, pasang foto siswa, karya seni, tugas, diagram tanggal lahir siswa (untuk siswa SD), dan ekspresi siswa lain yang positif. Papan buletin dapat disediakan untuk memajang nama ”siswa top minggu ini”.
  • 15. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di dalam pembelajaran Gaya Otoritatif Gaya manajemen kelas otoritatif berasal dari gaya parenting. Seperti orangtua yang otoritatif, guru yang otoritatif akan punya siswa yang cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama dengan teman, dan menunjukkan penghargaan diri yang tinggi. Strategi manajemen kelas otoritatif akan mendorong siswa untuk menjadi pemikir yang independen dan pelaku yang independen tetapi strategi ini masih menggunakan sedikit monitoring siswa. Guru yang otoritatif melibatkan siswa dalam kerjasama give-and-take dan menunjukkan sikap perhatian kepada mereka. Guru yang otoritatif akan menjelaskan aturan dan regulasi, menentukan standar masukan dari siswa.
  • 16. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di dalam pembelajaran Gaya manajemen kelas otoritarian adalah gaya yang restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah menjaga ketertiban di kelas, bukan pada pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat mengekang dan mengontrol siswa dan tidak banyak melakukan percakapan dengan mereka. Siswa di kelas yang otoritarian ini cenderung pasif, tidak mau membuat inisiatif aktivitas, mengekspresikan kekhawatiran tentang perbandingan sosial, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
  • 17. Menciptakan Lingkungan Yang Positif Untuk Pembelajaran; Strategi Umum---(1) gaya di dalam pembelajaran Gaya manajemen kelas yang permisif memberi banyak otonomi pada siswa tapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan kealian pembelajaran atau pengelolaan perilaku mereka. Siswa di kelas permisif cenderung punya keahlian akademik yang tidak memadai dan kontrol diri yang rendah.
  • 18. Rencana untuk Manajemen Kelas Secara Efektif Karakteristik pelajar Lingkungan fisik Rencana untuk manajemen kelas yang efektif Aturan dan prosedur
  • 19. Rencana untuk Manajemen Kelas Efektif Lingkungan Fisik Guru di dalam membuat rencana setidaknya perlu mempertimbangkan beberapa faktor dari lingkungan fisik berikut ini: 1. Visibility. Ruang harus diatur sehingga seluruh pelajar dapat melihat papan tulis, proyektor, atau lain-lain. 2. Accessibility. Ruang harus di disain sehingga akses di dalam kelas tetap berjalan baik 3. Distractibility. Meja tulis harus diatur sehingga potensi gangguan, seperti jarak gerak sampai kepintu, jendela dapat diminimalisir Peraturan dan Kebijakan: Dasar suatu Sistem Manajemen yang Efektif Prosedur adalah tahap-tahap untuk rutinitas siswa mengikuti aktivitas harian belajar. Peraturan adalah deskripsi dari standar-standar untuk menerima perilaku kelas, seperti “mendengarkan ketika orang lain berbicara.” Penelitian mengkonfirmasi nilai dari peraturan di dalam menciptakan prosedur lingkungan belajar:” Peraturan yang rasional, jelas, dan secara konsisten ditingkatkan, tidak hanya dapat mengurangi masalah perilaku yang mengganggu belajar tetapi juga dapat mengembangkan perasaan bangga dan tanggung jawab di dalam komunitas sekolah.” Barangkali sangat mengherankan, pelajar juga nampak mengartikulasi dan melaksanakan peraturan di mana seperangkat standar perilaku jelas “sebagai bukti bahwa guru peduli dengan mereka.”
  • 20. Membuat Aturan dan Prosedur Agar bisa berjalan dengan lancar, kelas perlu punya aturan dan prosedur yang jelas. Siswa harus tahu secara spesifik bagaimana aturan itu. Tanpa aturan dan prosedur yang jelas, akan muncul kesalahpahaman yang bisa melahirkan kekacauan. Membedakan Aturan dan Prosedur. Aturan dan prosedur merupakan pernyataan harapan tentang perilaku. Contoh aturan umum adalah: ”hargai orang lain”. Contoh aturan yang lebih spesifik adalah: ”dilarang mengunyah permen karet di kelas”. Prosedur, atau routines, juga berisi harapan tentang perilaku namun biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu atau menciptakan standar umum. Guru bisa menentukan prosedur tugas kelas, prosedur masuk kelas. Aturan cenderung tidak berubah karena mengatur dasar-dasar tindakan kita terhadap orang lain, diri sendiri, dan tugas seperti menghormati orangtua dan hak milik, dan tidak mengganggu orang lain. Sedangkan prosedur mungkin berubah karena rutinitas menyatakan bahwa setelah siswa masuk kelas mereka harus mengerjakan suatu soal. Akan tetapi, suatu hari guru mengubah prosedur ini dengan membolehkan siswa mengawali harinya dengan menyelesaikan tugas seni yang belum mereka selesaikan
  • 21. Mengajarkan Aturan dan Prosedur Guru mau melibatkan siswa dengan harapan dapat mendorong mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri Guru mulai diskusi dengan aturan-aturan. Guru dan siswa menyarankan aturan-aturan yang mungkin diterapkan dan guru mencatat saran di papan tulis untuk kategori. Kemudian aktivitas ini diikuti dengan latihan di mana siswa menjadi model untuk aturan tersebut. Perwakilan siswa dari setiap kelas berpartisipasi di dalam pembuatan aturan sekolah dengan bimbingan dari guru dan administrator sekolah
  • 22. Mengajak Siswa untuk Bekerja Sama 1. Menjalin hubungan positif dengan siswa 2. Mengajak siswa untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab 3. Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat
  • 23. Manajemen Serius pada Masalah: Kekerasan dan Agresi Kelas mengalami kegaduhan karena adanya perkelahian. Kamu melihat bahwa Ron meninggalkan tempat duduknya dan pergi ke meja Phil, di mana dia memukul dan berteriak-teriak. Phil tidak melakukan perlawanan dia mencoba untuk melindunginya. Kamu tidak tahu bagaiman ini dimulai, tetapi kamu tahu bahwa Phil selama ini baik dengan siswa lainnya dan Ron seringkali memulai perkelahia dan berargumen tanpa profokasi. Beberapa siswa pagi ini secara antusias memberitahukan kamu bahwa ketika di jalan dia melihat Tom memukul Sam dan mengambil uang makan siangnya. Tim seringkali menghina dan melakukan hal seperti ini beberapa kali.
  • 24. Manajemen Serius pada Masalah: Kekerasan dan Agresi  Tindakan segera; Guru secara langsung harus menghentikan insiden jika memungkinkakan, melindungi korban, dan membantunya. Guru diperlukan secara hukum untuk intervensi di dalam kasus kekerasan.  Solusi jangka panjang melibatkan pengajaran keterampilan sosial siswa seperti mengambil perspektif dan memecahkan masalah sosial. Keterlibatan orangtua adalah penting di dalam kasus perilaku agresi.