1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Proses belajar merupakan kegiatan pokok di sekolah karena melalui proses
belajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam upaya membentuk perubahan
tingkah laku siswa. Proses belajar mengajar lama menunjukkan kecenderungan
terpisah satu dengan lainnya. Guru memilih dan menggunakan proses belajar
mengajar ceramah saja, kerja kelompok atau individual. Selain itu,kedudukan dan
fungsi guru cenderung lebih dominan sehingga keterikatan guru dalam proses itu
tampak masih terlalu besar, sedangkan keaktifan siswa masih terlalu kadarnya.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar sering dijumpai berbagai
permasalahan yang salah satunya adalah kesulitan belajar yang dialami siswa
disebabkan adanya keanekaragaman kemampuan yang ada pada siswa, sehingga
tingkat penguasaan belajar berbeda antara siswa satu dengan yang lainnya.
Menghadapi kesulitan belajar yang dialami siswa, guru sebagai motifator
dalam kegiatan belajar mengajar mempuyai peran penting, pada dasarnya tugas
kewajiban guru bukan hanya mengajar pelajaran pokok saja, melainkan ia
berkewajiban juga memberi kegiatan perbaikan maupun kegiatan pengayaan,
karena tanpa memperhatikan kegiatan perbaikan dan pengayaan keseluruhan
proses belajar mengajar hasil akan sedikit.
Masalah metode pembelajaran memang masalah yang tidak pernah absen dari
agenda kegiatan guru. Semua itu tak lain guna kepentingan belajar anak didik.
Bertolak dari pendapat diatas, dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami
siswa, guru dihimbau untuk selalu mengadakan kegiatan pengajaran tanya jawab
yang mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses belajar mengajar,
khususnya dalam mencapai hasil yang optimal.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana
memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil
bagian sebagai keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berfikir yang
demikian bukanlah suatu hal yang aneh.
2. 2
Proses pengajaran ini sifatnya lebih khusus, karena disesuaikan dengan
karekteristik kesulitan belajar mengajar yang meliputi metode mengajar, materi,
pakaian,cara belajar dan ligkungan turut mempengaruhi proses belajar mengajar.
Proses ini diarahkan untuk mencapai belajar belajar yang optimal sesuai
dengan kemampuan masing-masing siswa melalui perbaikan dalam keseluruhan
proses belajar mengajar terhadap keseluruhan pribadi siswa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah yang lebih rinci sebagia berikut :
1. Bagaimana proses belajar mengajar Al-Islam di SMA Muhammadiah 03
Batu ?
2. Bagaiman pelaksanaan metode tanya jawab dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa SMA Muhammadiah 03 Batu ?
3. Apa hasil dari pelaksanaan metode tanya jawab pada siswa yang
mengalami kesulitan belajar di SMA Muhammadiah 03 Batu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Setiap manusia yang bertindak pasti mempunyai tujuan tertentu yang
ingin dicapai, baik tujuan itu bermanfaat bagi diri sendiri maupun bermanfaat bagi
orang lain.
Berkaitan dengan tujuan, Sutrisno Hadi(1982) menerangkan sebagi berikut
“Suatu research khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, pada umumnya
bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu
pengetahuan.
Sesuai dengan formulasi permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan
belajar pada siswa SMA Muhammadiah 03 Batu ?
2. Untuk mengetahui bagaiman metode tanya jawab dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa SMA Muhammadiah 03 Batu ?
3. Untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan metode tanya jawab dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa SMA Muhammadiah 03 Batu ?
3. 3
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitihan ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam
upaya meningkatkan metode tanya jawab di SMA Muhammadiah 03 Batu,
khususnya pada kegiatan pengajaran Al-Islam di SMA Muhammadiah 03 Batu.
Adapun secara detail kegunaan tersebut diantaranya untuk :
1. Siswa
Dengan metode pembelajaran tanya jawab, siswa akan mudah untuk
belajar Al-Islam.
2. Para peneliti atau Guru
Penggunaan metode ini akan mempermudah para Guru atau peneliti dalam
mengajarkan Al-Islam khususnya untuk para siswa yang masih menempuh
pendidikan dijenjang sekolah.
3. Lembaga
Dengan penggunaan metode ini, akan menjadi pijakan dasar untuk
lembaga atau sekolah dalam kaitanya untuk menentukan kurikulum Al-
Islam yang lebih baik.
4. 4
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1.Pengertian Metode Dalam Belajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagi suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.
Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi
anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman guru bagaiman
mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Pengetahuan yang diberikan kepada siswa-siswi yang merupakan proses
pengajaran atau proses belajar mengajar itu dilakukan oleh guru disekolah dengan
menggunakan cara-cara tertentu. Cara-cara yang demikianlah yang dimaksudkan
sebagai metode pengajaran disekolah.sehubungan dengan hal ini Prof. DR.
Winarno (1961) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara
pelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya suatu
bahan pelajaran diberikan kepada siswa-siswi disekolah.
Tercapainya tujuan proses belajar mengajar yang baik dalam kegiatan pendidikan
dan pengajaran , memerlukan usaha terciptakan interaksi yang baik pula antara
guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Sebagai salah satu komponen
pengajaran,metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari
komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan
belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru
memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut sardiman.AM (1988)
adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi, karena adanya perangsang dari luar.
Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan
kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi metode atau penggunaan
metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskanya dengan jelas dan
5. 5
dapat di ukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang
bagaimana yang dipilih guna menunjang pembelajaran.
Metode mengajar yang digunakan dalam situasi belajar mengajar banyak
jenisnya, baik yang termasuk metode tradisional maupun metode modern, prinsip-
prinsip yang harus di perhatikan dalam melaksanakan metode-metode tersebut :
1. Kebebasan
2. Individualitas
3. Globalisasi
4. Pusat minat
5. Peranan lingkungan
6. Aktivitas
7. Motivasi
8. Konsentrasi dan integrasi
Diantara prinsip-prinsip diatas tidak berdiri sendiri, melainkan ada interaksi
yang satu dengan yang lainnya.Prinsip individualitas hanya mungkin dilaksanakan
bila da prinsip kebebasan, pusat minat dan aktivitas. Begitu juga dengan korelasi
yang akan memberi kemungkinan bagi peragaan motivasi dan lingkungan.
2.2 Teknik Penyajian Tanya Jawab
Dalam kelas siswa hanya di berikan metode pengajaran yang monoton
yakni ceramah sehingga siswa mengantuk dan bosan, lama kelamaan perhatianya
menurun, apalagi bila guru kurang keras suaranya dan kata-katanya tidak
menarik.Maka untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar guru
perlu menimbulkan teknik-teknik tanya jawab atau dialog. Teknik untuk memberi
motivasi pada siswa atau bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama
mendengarkan pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan –pertanyaan itu,
siswa menjawab.Dan pertanyaan-pertanyaan itu mengenai isi pelajaran yang
sedang diajarkan guru dan siswa harus sudah mengerti. Pertanyaan yang lebih
meluas berkaitan dengan pelajaran atau pengalaman yang di hayati dengan tanya
jawab itu, maka pelajaran akan lebih mendalam dan meluas.
Pengajar memberikan teknik-teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan,
agar siswa dapat mengerti dan mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari,
didengar atau dibaca. Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu
6. 6
menjelaskan langkah-langkah berfikir atau proses yang ditempuh dalam
memecahkan soal atau masalah, sehingga jalan pikiran anak tidak meloncat-loncat
yang akan merugikan siswa sendiri dalam menangkap suatu masalah.
Dalam tanya jawab itu pula guru bermaksud meneliti kemampuan atau
daya tangkap sisa untuk memahami bacaan, apa mereka paham apa yang sedang
dibacanya itu, apakah siswa dapat mengambil kesimpulan dari apa yang
dibacanya atau mungkin siswa disuruh menceritakan kembali dengan gaya
bahasanya sendiri.
Tetapi teknik tanya jawab itu tidak biasa digunakan, atau kurang mengenai
sasaran bila guru akan mengungkap maksud seperti :
a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan siswa, sebab pertanyaan yang
diajukan sebagai pelaksanaan teknik tanya jawab tidak pernah bermaksud
untuk menguji atau mengevakuasi siswa, melainkan seharusnya hanya untuk
mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari atau apa yang telah dialami
oleh siswa.
b. Kalau pertanyaan bisa di jawab dengan ia atau tidak,atau benar/salah,
pertannyaan itu kurang pada tempatnya bila ditampilkan pada siswa.Karena
jawabanya tidak mendorong siswa untuk mengingat atau memikirkan
jawabanya kembali, tetapi sekedar menebak atau cukup menduga-duga saja.
c. Apabila peryataan itu tidak menghendaki jawaban yang kompleks dan
sederhana dengan jawaban yang sangat dibatasi, mengakibatkan pikiran siswa
tidak berkembang. Padahal seharusnya bila pernyataan itu menghendaki
jawaban lebih dari satu, maka wajarlah bila guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk memberikan jawaban sebanyak-banyaknya tanpa dibatasi.Maka
apabila masalah itu sangat kompleks, hendaknya jangan menggunakan teknik
tanya jawab,lebih baik menggunakan metode diskusi.
d. Pertanyaan yang baik bila ditujukan pada seluruh kelas baru ditunjuk
seseorang atau menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk
menjawabnya. Jadi tidak selayaknya bila pertanyaan itu selalu ditujukan
kepada siswa tertentu saja sehingga yang menjawab hanya siswa itu,padahal
hak dan kewajiban setiap siswa itu sama. Bahkan guru perlu menggugah
siswa yang pemalu atau pendiam. Siswa semacam itu perlu di dorong dan
7. 7
dimotivasi sehingga berani menjawab dan bertanya, yang pandai dan berani
menjawab dengan benar perlu agak dikendalikan untuk memberi kesempatan
pada yang lain.
Dalam pelaksanaanya teknik ini ada keunggulannya seperti keras akan lebih
hidup,karena sambutan kelas lebih baik siswa tidak hanya mendengarkan ceramah
saja. Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar dan berusaha
mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberikan
jawaban yang tepat, sehingga anak menerima pelajaran dengan aktif berfikir tidak
pasif mendengarkan saja atau suatu metode didlam pendidikan dimana guru
bertanya sedang murit menjawab tentang bahan atau materi yang ingin
diperoleh(Baseunang Saliwangi 1991).
Cara lain yang lazim digunakan di kelas yaitu guru bertanya kepada
siswanya . Guru menyukai haknya yang istimewa ini, dan berasumsi bahwa
pertanyaan akan mendapat jawaban. Selama ceramah, demontrasi dan tentu saja
selama diskusi, pertanyaan dapat menjadi alat guru untuk merangsang kegiatan
berfikir siswa Guru dapat juga menggunakan jawaban siswa untuk mengecek
efektifitas pengajaranya yang sedang berlangsung. Tentu saja pertanyaan dan
jawaban yang tertulis kiranya bersifat lebih formal, dan pada umumnya lebih
mirip dengan latihan yang sama dari pada tanya jawab lisan yang berlangsung
cepat. Siswa akan mengalami banyak kesukaran menjawabnya jika rangkaian
tanya jawab itu tidak diurutkan dengan baik. Dalam pengajaran berprogram
prosedur demikian disebut “urutan Penolong”, yaitu jawaban-jawaban yang
terdahulu memudahkan siswa menemukan jawaban untuk pertannyaan tertentu.
Pertanyaan “ya” dan “tidak” sebaiknya dicegah. Telah ada buku (Sanders,
1966)mengenai cara menyusun pertanyaan yang berisi sebagai taraf perilaku
kognitif. Dapat diperkirakan bahwa banyak pertanyan yang dapat dijawab dengan
“ya” dan “tidak”hanya mengukur perilaku kognitif taraf rendah. Pertanyaan
hipotisis “apakah yang akan terjadi,jika………?”atau pertanyaan kondisional
“Bagaimanakah sekiranya …….” Tentu menuntut taraf kognitif yang lebih tinggi.
8. 8
Agar metode tanya jawab dalam pelaksanaannya dapat berjalan secara
efektif, maka teknik pertanyaan harus diperhatikan betul agar siswa dapat mudah
menerimanya.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam metode tanya jawab yaitu :
a. Mula mula pertanyaan ditujukan kepada semua siswa baru kemudian diajukan
kepada siswa satu persatu.
b. Memberikan siswa unruk berfikir sejenak agar bisa menjawab pertanyaan
yang akan diberikan oleh guru
c. Pertanyaan hendaknya singkat,padat tidak berbelit-belit sehingga siswa
mudah untuk menjawabnya
d. Guru tidak menjadi hakim atas pertanyaan yang diajukannya, namun
memberikan kemungkinaan bagi siswa untuk memberikan jawaban yang
benar dan memuaskan.
Dalam menanggapi jawaban siswa ada beberapa petunjuk metodologis yang
dapat digunakan untuk memperbaiki hasil pengajaran. Sebaiknya jangan
mengulangi jawaban siswa. Tanya jawab yang tidak menggairakan tidak hanya
membosankan tetapi juga memupuk anggapan bahwa tidak ada satu jawaban yang
benar jika tidak mendapat persetujuan.
Metode tanya jawab kurang tepat digunakan kepada siswa apabila :
a. Memberikan giliran pertanyaan berdasarkan urutan bangku maupun urutan
absen
b. Memberi jawaban dari siswa, namun membatasi kemungkinan jawaban yang
berbeda dari siswa
c. Pertanyaan hanya ditujukan kepada siswa saja atau siswa yang paling pintar
Jika jawaban siswa salah maka seharusnya guru harus memberitahukan
kepada siswa bahwa jawabannya itu salah. Tetapi harus bijaksaan bila ia menegur
agar siswa tersebut tidak tersinggung atau malu. Kesalahan-kesalahan perlu di
koreksi, meskipun isi pokok jawabannya benar.Tetapi perlu diperhitungkan faktor
pembuatannya kesalahan tersebut. Pada hakekatnya guru harus menentukan
tujuannya yaitu apa yang akan dinilainya isi pokoknya atau bentuknya. Jika
jawaban yang benar dianggapnya lebih penting dari pada bahasa yang benar,
maka seharusnya ia mengoreksi kesalahan gramatikal yang parah yang
9. 9
menghambat komunikasi. Pertanyaan –pertanyaan yang direncanakan dengan baik
dan dipakai secara tepat dapat menjadi sumber kesenanhan mengajar.
Dan dalam Al-Islam metode tanya jawab dapat diterapkan dalam penyajian
materi agama islam karena selain di beri metode ceramah juga sangat penting
metode tanya jawab ini karena ada interaksi langsung antara guru dan siswa.
2.3 Tujuan dan Manfaat Metode Tanya Jawab
a. Tujuan Metode Tanya Jawab
Agar dapat dan mengetahui jalan berfikir siswa secara sistematis,
menuju pemecahan masalah yang ada pada diri siswa.
Memperkuat hubungan antara pertanyaan yang diberikan oleh guru
serta jawaban dari siswa.
Untuk mengetahui penguasaan mareti pelajaran dalam ingatan, sikap
dan pengungkapan perasaan siswa.
Untuk membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan
serta jawaban yang benar dalam rangka kelanjutan belajarnya.
b. Manfaat penggunaan Metode Tanya Jawab
Dapat membangkitkan motifasi dan minat dalam proses belajar
mengajar
Mudah menumbuhkan ingatan pada diri siswa
Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa pada diri siswa
Pertanyaan fikiran yang meminta jawaban yang harus dipikirkan oleh
siswa
10. 10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting
Ada empat hal yang melatar belakangi berdirinya SMA Muhammadiyah 3 Batu,
antara lain:
a. Adanya janji Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Mujadalah ayat 11 yang
artinya: “ Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman
diantara kamu dan berilmu pengetahuan beberapa derajat”
b. UUD 1945 Bab XIII pasal 31 ayat 1 yang berbunyi : “ Tiap-tiap warga
Negara berhak mendapatkan pengajaran”
c. Belum adanya SMA di wilayah utara berantas
d. Belum adanya pendidikan tingi, SMA yang dimiliki oleh Muhammadiah
baik dicabang Batu I, maupun cabang II
Bertitik tolak dari empat hal tersebut maka pengurus Muhammadiyah BatuII
khususnya merasa perlu untuk menyelenggarakan suatu pendidikan yang setingkat
SMA, mengingat juga tekah adanya 3 (tiga) SMP yang telah lama berdiri di
daerah cabang batu II.
1. SMP Muhammadiyah 04 di Sidomulyo Batu
2. SMP 17 Agustus di Punten Batu
3. SMP Arjuno di Junggo Tulungrejo Batu
Dari tiga sekolah tingkat pertama tersebut, setiap tahunnya mengeluarkan siswa-
siswi lulusannya sekitar 150-200. kemudian gagasan tersebut disampaikan kepada
para guru SMP Muhammadiah 04 Sidomulyo Batu antara lain:
1. bapak Drs. Agoes Susilo
2. Bapak Drs. Choiril Anwar
3. Bapak Drs. Sugeng Hadi Utomo
4. Bapak Drs. Suparno,BA
5. Bapak M. Nurhadi,BA
Dan ternyata gagasan tersebut mendapatkan sambutan positif dari para guru yang
tersebut diatas, bahkan mengharapkan gagasan tersebut segera terealisasi.
11. 11
Kemudian gagasan tersebut diteruskan kepada yayasan Muhammadiah cabang
batu II terutama kepada bagian pendidikan dan pengajaran, yaitu:
1. Bapak sukatman wiyono
2. bapak mataliuddin
dan juga kepada bapak-bapak pengurus Muhammadiyah cabang batu II, yaitu:
1. bapak haji nasrukan
2. bapak menasir
3. bapak tamami
4. bapak nasrin
5. serta warga Muhammadiah cabang Batu II
selain itu, mereka juga menghubungi tokoh-tokoh masyarakat yang ada disekitar
daerah Sidomulyo dimana SMA Muhammadiyah didirikan, antara lain gagasan ini
disampaikan kepada bapak Dr. Joko Santoso. Ternyata beliau sangat setuju dan
menyanggupi untuk mengajar bila diperlukan
setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, maka gagasan tersebut
disampaikan kepada Muhammmdiyah daerah Kodya/Kabupaten malang Majlis
Pendidikan dan Pengajaran yang ada pada saat itu diketuai oleh bapak Drs.
Sukiyanto dosen IKIP Negeri malang di cabang Tajinan, yang pada prinsipnya
menyetujui pendirian SMA tersebut, bahkan beliau-beliaulah yang mengurusnya
pada kantor wilayah departemen pendidikan dan kebudayaan jawa timur di
Surabaya dampai diterimanya piagam pendirian dari kanwil peddikbud dengan
nomor : 912/I04.2.1/14.83.p dengan kepala sekolah Drs. Miskiranto dengan nama
SMA Muhammadiyah 09 Batu dimulai tahun 1983-1984.
Setelah piterima SK pendirian tersebut, SMA ini mengalami suka dan duka serta
tantangan dan cobaan sehingga sampai pada ahir tahun 1985/1986siswa SMA
muhammadiyah 09 Batu mengahiri masa belajar sebanyak 36 siswa terbagi dua
jurusan
a. jurusan IPA (ilmu pengetahuan alam) = 16 Siswa
b. jurusan IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) = 20 Siswa
demikianlah sekilas tentang latas belakang berdirinya SMA Muhammadiyah 09
Batu, (perubahan nama sesuai SK nomor: 02/sk.PD/III.A/2,b/1997 dari pimpinan
12. 12
Muhammadiah Kabupaten malang yang ada sekarang menjadi muhammadiyah 3
Batu)
Sejak awal berdirinya sampai sekarang SMA Muhammadiyah 3 Batu mengalami
perkembangan kelembagaan secara kualitatif dalam bentuk akreditasi. Adapun
akreditai yang diperoleh antara lain:
a. pada tahun 1983-1988 masih tercatat
b. pada tahun 1989-1992 diakui
c. pada tahun 1993 – sekarang secara akumulatih sudah sampai limit antara
diakui dan disamakan ( menuju proses DISAMAKAN)
untuk mencapai status DISAMAKAN, sekolah telah melakukan berbagai usaha
antara lain, melakukan pembenahan perlengkapan sekolah, misalnya pengadaan
laboratorium, perpustakaan dan lain-lain. Adapun target untuk mencapai
akreditasi disamakan tahun1999.
Ada tuju komponen evaluasi yang harus dipenuhi agar sekolah tersebut mendapat
akreditasi DISAMAKAN yaitu:
1. kelembagaan
2. kurikulum
3. kesiswaan
4. administrasi kepala sekolah
5. administrasi ketatausahaan
6. sarana dan pra sarana
7. prestasi sekolah, siswa dan guru
Pada awal berdirinya, jumlah guru hanya 20 orang yang diambil dengan cara:
a. merekrut guru-guru SMP Muhammadiyah 04 Batu
b. menarik guru-guru SMA negeri Batu yang ternyata memiliki komitmen
yang luar biasa dengan pendidikan islam, bahkan jumlah mereka yang ada
disini mencapai 40% sampai sekarang, jumlah guru mencapai 25 orang
dan prestasi mereka cukup baik.
Sejak berdirinya sampai saat ini telah terjadi empat kali pergantian kepala sekolah
yaitu:
1. tahun 1983-1984 : Drs. Miskianto
2. tahun 1984-1986 : Drs. Dhoul komar
13. 13
3. tahun 1986-2004 : Drs. Affandi
4. tahun 2004- sekarang : Drs Teguh Rianto
3.2 Prosedur Penelitian
a. Skenario Tindakan pembelajaran
Penelitihan ini dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode
pembelajaran tanya jawab terhadap peningkatan proses belajar mengajar Al-Islam
kelas III IPA SMA Muhammadiah 03 Batu sebagai upaya untuk mendapatkan
hasil yang maksimal maka perlu dirumuskan skenario penelitian mulai dari
persiapan,pelaksanan dan evaluasi.
Dalam penelitian ini dimulai dari persiapan peneliti untuk mempersiapkan
metode yang diajarkan. Agar fungsional, tindakan pembelajaran harus
mengandung unsur-unsur pokok :
1. Tujuan dirumuskan dalam bentuk perilaku yang dapat diamati
2. Suatu diskripsi tentang kegiatan-kegiatan guru dan siswa
3. Alat-alat
4. Tugas-tugas
Penelitihan ini dilaksanakan selama 9 kali pertemuan yang di mulai pada hari
senin . Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama sembilan kali pertemuan
tersebut adalah sebagai berikut :
Pertemuan I : (Hari Jumat 28 juli 2005)
Tahap Awal :
- Salam Pembuka
- Assalamu’alaikum Wr.Wb.
- Bagaimana kabar kalian
Tahap Inti :
- Peneliti memperkenalkan diri kepada siswa kemudian dilanjutkan
kepada siswa
- Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian di
SMA Muhammadian 03 Batu
Tahap Akhir :
- Penelitian mengakhiri pelajaran
14. 14
- Peneliti menutup pertemuan /salam penutup
Pertemuan II : (Hari Jum’at 5 Agustus 2005)
Tahap Awal :
- Salam Pembuka
- Presensi siswa
- Mengecek pemahaman siswa mengenai pelajaran sebelumnya
Tahap Inti :
- Peneliti memberikan penjelasan tentang tahayul, khurafat dan
syirik
- Peneliti memberikan keterangan tentangdosa besar
- Peneliti memberikan penjelasan tentang riddah dan murtad
- Peneliti memberikan penjelasan tentang fasiq
- Peneliti mengulangi penjelasannya beberapa kali sampai siswa
benar-benar mengerti
- Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa
Tahap Akhir :
- Peneliti memberikan motifasi kepada siswa
- Salam penutup
Pertemuan III : (Hari jumat 12 agustus 2005)
Tahap Awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
- Mengecek pemahaman siswa mengenai pelajaran sebelumnya
Tahap Inti :
- Peneliti memberikan penjelasan tentang dzikir
- Peneliti memberikan penjelasan tentang doa
- Peneliti mengulangi penjelasannya beberapa kali sampai siswa
benar-benar mengerti
- Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa
Tahap Akhir :
15. 15
- Peneliti memberikan motivasi kepada siswa
- Salam penutup
Pertemuan IV : (Hari Jum’at 19 Agustus 2005)
Tahap Awal :
- Salam Pembuka
- Presensi siswa
- Mengecek pemahaman siswa mengenai pelajaran sebelumnya
Tahap Inti :
- Peneliti memberikan penjelasan tentang sholat tatawwu,
- Peneliti memberikan penjelasan tentang doa
- Peneliti memberikan keterangan tentang sholat rowatib
- Peneliti menjelaskan sholat lail
- Peneliti menjelaskan pengertian sholat idain
- Peneliti menjelaskan tentang sholat khusuf dan kusuf
- Peneliti menjelaskan tentang sholat istisqa’
- Peneliti mengulangi penjelasannya beberapa kali sampai siswa
benar-benar mengerti
- Peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa
Tahap Akhir :
- Peneliti memberikan motifasi kepada siswa
- Salam penutup
Pertemuan V : (Hari Jum’at 26 Agustus 2005)
Tahap Awal :
- Salam pembuka
- Presensi siswa
- Mengecek pemahaman siswa mengenai pelajaran sebelumnya
Tahap Inti :
- Ulangan harian I
Tahap Akhir :
- Peneliti memberikan motifasi kepada siswa
a. Alat
- Buku paket al-islam
16. 16
- Hand out
b. Personalia
- Seluruh siswa kelas 3 IPA yang berjumlah 20 siswa
3.3 Data dan Cara Pengumpulannya
Data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data
tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan
beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian,yaitu :
1. Pengamatan partisipatif
Cara ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan bisa diperoleh sesuai
dengan apa yang dimaksud oleh peneliti. Peneliti partisipatif adalah peneliti
terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam turut menyimpulkan data yang
diinginkan oleh peneliti.
2. Observasi aktifitas kelas
Yang dimaksud dengan obsesvasi (Sutrisno Hadi 1982)adalah pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.
Observasi aktifitas kelas dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar
dikelas dengan menggunakan metode tanya jawab, sehingga peneliti mendapatkan
gambaran suasana kelas.
3. Pengukuran hasil belajar
Data yang diperoleh dilapangan akan diukur oleh peneliti dengan
menggunakan ulangan harian sebagai ukuran hasil belajar mengajar.Dengan
perbandingan peningkatan nilai yang telah ada, maka metode tanya jawab ini bisa
dibilang berhasil sebagai salah satu metode pengajaran dikelas.
17. 17
BAB IV
ANALISIS DATA
DAFTAR NILAI SISWA SMA Muhammadiah 03 Batu
Mata Pelajaran : Al-Islam Semester: Ganjil Kelas : 3 IPA
No Nama siswa L /P Daftar nilai
Keaktifan Tugas U Harian
1 Aflakha Ulul Azmi P
2 Dian Yustina Sari P
3 Dyah Ayu Kusumawati P
4 Dini Saba Nur Laili P
5 Edi Prasetyo L
6 Elis Trinawati P
7 Lilik Handayani P
8 Nur Ahmad Effendi L
9 Peso Dawud Bara P L
10 Rahmad Azhar S L
11 Sa’adah Dwi Rahayu P
12 Sugeng Supriada S L
13 Sulinawati P
14 Wimba Anandita P L
15 Yayuk Wijayanti P
16 Hadi Purwanto L
17 Nur Sofiyah Rahmawanti P
18 Saiful Amwar L
19 Srimurti Handayani P
20 Tanti Rahmawati p
18. 18
Berdasarkan kenyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa metode tanya
jawab berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar, karena dengan penggunan
metode tersebut siswa-siswi kelas 3IPA dengan diadakannya ulangan harian
setelah penggunaan metode tersebut hasil ulangan dan tugas mengalami
peningkatan dan memperoleh hasil yang maksimal.
19. 19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas diketahui bahwa penggunaan metode tanya jawab dapat
meningkatkan minat belajar siswa SMA Muhammadiah 03 Batu. Hal ini dapat
diketahui terhadap nilai ulangan harian keaktifan dan tugas.Selanjutnya dapat
diambil kesimpulan dari penjelasan atau paparan diatas,yaitu :
1. Metode tanya jawab merupakan metode yang dapat digunakan siswa
untuk berfikir cepat dan kretif dalam belajar
2. Respon atau minat siswa terhadap bidang studi Al-Islam bisa
dirangsang dengan beberapa metode yang menarik dan efisien
3. Untuk meningkatkan minat belajar siswa yang dapat membuat siswa
hafal dengan pelajaran maka digunakan metode tanya jawab
6.2 Saran
Selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini ada beberapa saran yang
sifatnya konstruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan
Al-Islam dilembaga ini :
1. Agar guru mempersiapkan bahan pelajaran atau metode pembelajaran
agar siswa tidak merasa monoton dalam belajar Al- Islam
2. Agar para staf pendidik, khususnya para pengajar dilembaga
pendidikan dalam menyakinkan para siswanya bahwa belajar Al-Islam
bukanlah pembelajaran yang sangat membosankan dan melelahkan.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
1. Suharsimi Arikunto,Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis,PT.Rineka
Cipta,Jakarta,1991
2. Sutrisno Hadi,Metodologi Reseach 1, Fakultas Psikologi,UGM
Yogyakarta,1982.
3. Zuhaerini dkk, Metodologi Pendidikan Agama,Ramadhani, Solo.
4. Drs.Baseunang Saliwangi,Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia, IKIP Malang,1991.
5. Dra.jj. Hasibun, Dep. Ed,Drs. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,Remaja
karya CV.Bandung,1998
6. Arief Furchan, Pengantar Penelitian Pendidikan, Usaha
Nasional,Surabaya,1982.
7. Tim penyusun kamus Pusat Pembinaan dan Pengembngan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud RI, Jakarta,1988