SlideShare a Scribd company logo
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ PENGATURAN DAN
PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG ” ini. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
pembuatan makalah ini berlangsung.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan kemampuan kami, kami yakin masih ada kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik anda
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih posotif
bagi kita semua.
Bogor, 26 Maret 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................. ........................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar
2.2 Pengaturan Tempat Duduk ..................................................................................
2.3. Passing Grade Dunia Pendidikan di Indonesia ………………………………..
2.4 Pengaturan ventilasi dan cahaya yang masuk ke dalam kelas
2.5 Pengaturan Penyimpanan Barang Barang
2.6 Kondisi Sosio Emotional
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dapat dimengerti bahwa kondisi atau suasana belajar berpengaruh terhadap
pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu faktor penting untuk pembelajaran adalah
terpenuhinya kondisi dan suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas
adalah tindakan yang dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang
optimal agar pembelajaran berlangsung efektif dan nyaman. Tindakan guru terse
but dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi
baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa
kenyamanan dan keamanan untuk belajar, tindakan lain dapat berupa tindakan
korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang dan merusak kondisi
optimal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.
Tindakan pncegahan dapat berupa tindakan guru dalam mengatur lingkungan
belajar, mengatur siswa, mengatur peralatan dan lingkungan sosio-emosional.
Karena guru merupakan seorang yang pemimpin bagi anak muridnya, yang akan
mengatur siswanya selama proses pembelajaran. Pada makalah ini kami akan
membahas tentang Pengaturan Dan Penciptaan Iklim Yang Menunjang.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana kondisi dan situasi saat proses belajar mengajar?
2. Bagaimana pengaturan tempat duduk di dalam kelas?
3. Bagaimana pengaturan ventilasi dan cahaya yang masuk ke dalam kelas?
4. Bagaimana pengaturan tempat penyimpanan barang-barang?
5. Apa pengaruh kondisi sosio emosional saat proses belajar mengajar?
2
1.3.Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui bagaimana menciptakan
dan mengatur belajar di dalam kelas, serta bertujuan juga untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana menciptakan dan mengatur iklim belajar yang
menunjang di dalam kelas. Karena dalam pengelolaan kelas itu terdapat berbgai
macam cara dan variasi, dan dengan makalah ini tujuan umumnya yaitu agar dapat
mengetahui bagaimana cara mengelola kelas sesuai dengan iklim atau suasana yang
ada.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar
a. Kondisi Fisik
Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap
hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi
syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Guru harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu
perkembangan pendidikan peserta didik. Melalui teknik motivasi yang akurat,
guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat. Kondisi dan
lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat
belajar secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian
dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti berikut ini1
1. Ruangan Tempat Berlangsungnya Pembelajaran
Ruangan pembelajaran harus memungkinkan para peserta didik
dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, sehingga tidak saling
mengganggu satu sama lainnya pada saat terjadi aktivitas pembelajaran.
Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada berbagai hal antara lain:
1) Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kels atau
bekerja di ruang praktikum).
2) Jumlah siswa yang melakukan kegiatan ( kegiatan bersama secara
klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil)
1. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdagri dan Depdikbud.
4
Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan
kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas,ruang laboratorium, dan
ruang auditorium.
a. Ruang Kelas
Kelas adalah tempat bagi para siwa untuk tumbuh dan
berkembangnya potensi intelektual dan emosional. Syarat Ruang kelas
yang baik yaitu :
1. Rapi, bersih, sehat, tidak lembab
2. Cukup cahaya yang menerangi
3. Sirkulasi udara cukup
4. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan
rapi
5. Jumlah siswa lebih dari 40 orang
b. Perlengkapan Kelas
Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi :
papan tulis, dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kusi
siswa, almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas,
kalender pendidikan, gambar residen dan wakil presiden serta lambang
Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah,
sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu bulu ayam, gambar-gambar, alat peraga
dan kapur atau spidol.
2.2. Pengaturan Tempat Duduk
Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan
proses pembelajaran. Beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk seperti
di bawah ini.
5
a) Pola Berderet atau Barbaris-Berbanjar
Umumnya tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya
siswa. Siswa yang tinggi duduk di sebelah belakang, sedangkan siswa
yang pendek duduk di depan. Pada situasi tertentu, misalnya jika ada siswa
yang tidak dapat melihat jarak jauh atau pendengarannya kurang, atau jika
banyak yang berbuat gaduh, siswa tersebut didudukkan di deretan paling
depan tanpa menghiraukan tinggi badannya. Tipe pengaturan tempat
duduk seperti ini tampaknya sangat cocok untuk pengajaran formal.
Semua siswa duduk di belakang yang pendek duduk di depan. Tempat
duduk seperti ini juga memudahkan siswa atau guru bergerak dari deretan
satu ke deretan yang lain. Namun demikian terdapat kelemahan-
kelemahan dari pengaturan tempat duduk seperti ini yaitu mengurangi
keleluasaan belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai
otoritas mutlak dan memberikan pengaruh langsung yang besar kepada
siswa. Akhirnya, siswa menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan
kerja kelompok yang dapat dilakukan dan komunikasi antarsiswa menjadi
terbatas.2
b) Pola susunan Berkelompok
Pola ini mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok. Cara
ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama
lain dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya secara
bebas. Pola ini memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling
menolong satu sama lain sebagai teman sebaya. Kepemimpinan dan kerja
sama merupakan dua unsure yang penting dari hubungan kelas, sebagai
akibat dari pengaturan tempat duduk seperti ini. Bila tujuan pembelajaran
2
Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
6
atau guru menghendaki para siswa mengerjakan tugas secara berkelompok
atau memecahkan masalah secara bersama-sama, susunan pengaturan
tempat duduk berkelompok ini akan lebih tepat. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pola pengaturan tempat duduk berkelompok adalah
bahwa setiap kelompok harus ada seorang pemimpinnya. Namun,
sebaiknya pemimpin kelompok diatur secara bergiliran sehingga setiap
siswa memperoleh kesempatan untuk memimpin. Dalam situasi ini
otoritas guru berperan dalam posisi terdesentralisasi. Guru hanya
memberikan bimbingan kepada siswa.
c) Pola Formasi Tapal Kuda
Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para
siswanya. Pola semacam ini dapat dipakai jika pelajaran banyak
memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru. Posisi guru dalam
pengaturan tempat seperti ini terpisah dari kelompok namun kelompok
tetap dalam pengawasan guru. Pengaturan formasi tapal kuda memberikan
kemudahan kepada para siswa untuk saling berkomunikasi dan
bekonsultasi. Tambahan pula tanpa banyak membuang waktu pengaturan
seperti ini dapat diubah menjadi pola berkelompok atau formasi kelompok
kecil, begitu juga sebaliknya.
d) Pola Lingkaran atau Persegi
Pola pengaturan tempat duduk lingkaran atau persegi baik juga
untuk mengajar yang disajikan dengan metode diskusi. Berbeda dari pola
tapal kuda, otoritas guru sama sekali tidak terpusat dan kepemimpinan
formal tidak berperan sama sekali. Hakikatnya dalam pola lingkaran atau
persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bila ada yang harus
direkam atau dicatat, bentuk ini adalah sangat tepat. Seandainya ada suatu
kegiatan atau alat yang harus ditunjukkan atau diperagakan, kegiatan atau
7
alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan
dikomentari oleh semua siswa. Siswa pola-pola pengaturan tempat duduk
tersebut di atas, ada pola lain yang tidak membatasi ruang gerak siswa baik
secara individual maupun secara kelompok. Hal ini dapat terjadi, misalnya
ada siswa yang harus belajar di ruang baca, di perpustakaan, atau di ruang
praktikuengan demikian perlu ada tempat-tempat khusus, di mana m
8
hal ini, yang penting adalah para siswa di berbagai lokasi tempat mereka berada. Kemungkinan pola-pola pengaturan tempat duduk
tersebut dapat digambarkan atau diilustrasikan.
9
2.3. Passing Grade Dunia Pendidikan di Indonesia
.
10
3
4
3
http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_7327.html
11
2.4. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya karena sudah
tersedia) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena
itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga
memungkinkan cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik sehingga
semua dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2. Siswa harus
dapat melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tulis, pada papan bulletin, maupun
pada buku bacaan. Kapur tulis yang digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari debu dan
selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri dan cukup terang tetapi tidak
menyilaukan.5
2.5. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau
segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang –barang
yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran,
pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian
rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat dipergunakan. Tentu saja masalah
pemeliharaan barang-barang tersebut sangat penting dan secara berkala harus dicek. Hal lain
yang tidak kalah pentingnya adalah pengamanan barang-barang tersebut dari pencurian dan
pengamanan terhadap barang yang mudah meledak atau terbakar. Alat pengaman harus
selalu tersedia, seperti alat pemadaman kebakaran, P3K, dan sebagainya.
Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam penciptaan lingkungan adalah
kebersihan dan kerapatan. Ruang kelas, papan tulis, meja, kursi, rak buku, tempat untuk
menyimpan peralatan harus selalu rapi dan bersih. Kebersihan meninggalkan ruangan kelas
yang kotor adalah hal yang tidak baik. Oleh karena itu, guru seyogyanya membuat peraturan
yang mengatur kelompok kerja yang membersihkan ruangan, menyiapkan kapur tulis,
5
Entang, M dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan
Penddikan Tenaga Kependidikan.
12
mengganti taplak meja, dan sebagainya. Guru membagi dan membuat tanggung jawab
pengaturan kondisi fisik itu menjadi milik siswa di kelas tersebut, dan tidak hanya milik
guru. Siswa harus turut aktif dalam membuat keputusan mengenal tata ruang, dekorasi, dan
sebagainya.
6
2.6. Kondisi Sosio Emotional
Kondisi sosio emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
Kondisi sosio emosional itu meliputi hal-hal dibawah ini :
1. Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana
emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan
menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis, tetapi di lain juga akan
menumbuhkan sikap yang agresif.
Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan
kalau guru tidak mengawasi maka semua aktifitas menjadi menurun. Aktifitas proses
belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian guru.
Tipe kepemimpinan yang cenderung pada lazier-faire biasanya tidak produktif walaupun
ada pemimpin. Kalau guru ada, siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin
diperhatikan. Dalam tipe kepemimpinan ini malah biasanya aktifitas siswa lebih produktif
kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok pada siswa yang “ innerdirected “ dimana siswa
tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak selalu menunggu pengarahan.
Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih
memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan sadar saling
memahami dan saling mempercayai.
6
Rachman, Maman. 1998/1999. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
13
Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru
harus menempatkan diri sebagai : modal, pengembangan, perencanaan, pembimbing, dan
fasilitator.
a. Guru sebagai modal adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku melainkan
sebagai modal. Ia mengharapkan dengan permodalan yang ditampilkan dapat
memberikan pengalaman dan keantusiasan belajar siswa.
b. Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas dengan
format yang benar dan tepat. Ia tidak membiarkan dan mengijinkan siswa bolos atau
malas tanpa alasan yang sah. Guru seperti ini suka mengadakan penilaian terhadap
segala bidang yang di kerjakan pada siswa.
c. Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yang mengatur kelas
sebagai tata ruang belajar. Ia memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Guru ini
beranggapan bahwa para siswa belajar kepadanya karena ingin mempelajari sebanyak
mungkin apa yang diketahui oleh guru.
d. Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya
dengan sesama dengan siswanya. Dia mengajar dalam sistem sosial yang dinamis dan
ia mengharapkan ada interaksi belajar antara diri dan siswanya.
e. Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya merespon
tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi, ia kurang menyenangi apabila ada
siswa yang mendapat kesulitan belajar. Ia banyak mendengar dan bertanya kepada
siswa dan ia menginginkan siswa dapat belajar dan mencapai tujuan sesuai yang
diharapkannya.
2. Sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan sesuatu keyakinan bahwa tingkah
laku siswa akan dapat diperbaiki kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah
lakunya siswa tapi bukan benci siswa itu sendiri.
14
3. Suara guru
Suara guru, bukanlah faktor yang besar tapi turut mempengaruhi dalam belajar.
Suara yang melengkung tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga
tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh, ini mengakibatkan
suasana akan gaduh. Keadaan seperti itu, juga membosankan sehingga pelajaran
cenderung tidak perhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume
suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk
memperhatikan pelajaran. Dan mereka akan lebih berani mengajukan pertanyaan.
4. Pembinaan hubungan baik
Pembinaan hubungan baik (report ) antara guru dan siswa dalam masalah
manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik
guru – siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat,
bersikap optimistic, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serat
terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
7
7
http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_7327.html
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Salah satu faktor penting untuk pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan
suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan
guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung
efektif. Kondisi fisik yang harus diperhatikan antara lain ruang kelas, pengaturan tempat
duduk, ventilasi, pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang. Kondisi
sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar-
mengajar, kegairahan siswa dan keefektifan tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi ini
dapat melalui beberapa tipe yaitu tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, dan
pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa.
Demikianlah makalah Manajemen kelas ini kami tulis dengan harapan dapat
menjadi bahan rujukan bagi pembaca dan calon pendidikan dalam mengatur lokal pada
proses belajar mengajar. Kelas merupakan tempat berkumpulnya para siswa dalam
menerima ilmu yang diberikan guru kepadanya, demi efektifitas proses pembelajaran ini
tentunya diharapkan kelas yang kondusif. Para peminat pendidikan, dan yang pasti
makalah ini masih sangat jauh sekali dari sempurna, karena ilmu pengetahuan yang kita
miliki barulah setitik air di lautan.
3.2. Saran
 Memperhatikan kondisi fisik dari sebuah tempat belajar merupakan hal yang harus
diperhatikan oleh seorang guru.
 Guru harus memikirkan kondisi fisik yang sesuai dengan situasi atau kondisi peserta
didik dan kelengkapan peralatan karena kondisi fisik yang baik akan meningkatkan
minat belajar siswa.
iii
DAFTAR PUSTAKA
 Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
 Entang, M dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek
Pengembangan Penddikan Tenaga Kependidikan.
 Rachman, Maman. 1998/1999. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
 http://eostudent.blogspot.co.id/2013/12/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan-
iklim.html
 http://myblogassyamil.blogspot.co.id/2012/02/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan-
iklim.html
 http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_7327.html
 http://nikhaastria.wordpress.com/2010/05/25/penciptaan-iklim-belajar/
 http://okkiezhafirah.blogspot.co.id/2012/10/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan-
iklim.html

More Related Content

What's hot

Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi Hamdani
 
Desain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelasDesain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelas
SMKN 36 JAKARTA UTARA
 
Bilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamikBilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamik
noorashikin ikin
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahIg Fandy Jayanto
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Hariyatunnisa Ahmad
 
Peran dan fungsi guru
Peran dan fungsi guruPeran dan fungsi guru
Peran dan fungsi guru
Vj-Prince Miko Mamo
 
Rpl kepemimpinan
Rpl kepemimpinanRpl kepemimpinan
Rpl kepemimpinan
ArdiansyahMuhammad5
 
[3] rpp qh vii 1 & 2
[3] rpp qh vii 1 & 2[3] rpp qh vii 1 & 2
[3] rpp qh vii 1 & 2
Eloknadlifah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
adelia_sfra
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
FajarDwicahyo4
 
Pengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajarPengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajar
Tatik prisnamasari
 
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswaPeran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Vivi Vey
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifJunidah Sukiman
 
Rplbks x kepemimpinan wiwit r
Rplbks x kepemimpinan wiwit rRplbks x kepemimpinan wiwit r
Rplbks x kepemimpinan wiwit r
iwandarmawan19
 
Supervisi pendidikan itu perlu
Supervisi pendidikan itu perluSupervisi pendidikan itu perlu
Supervisi pendidikan itu perlu
muhammad Andrian
 

What's hot (19)

Fahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpikFahmi hamdani 1100260 bpik
Fahmi hamdani 1100260 bpik
 
Desain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelasDesain pengelolaan kelas
Desain pengelolaan kelas
 
Bilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamikBilik darjah dinamik
Bilik darjah dinamik
 
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolahWawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
Wawasan supervisi pendidikan dan kepengawasan sekolah
 
Punya aku
Punya akuPunya aku
Punya aku
 
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen KelasPemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
Pemikiran-pemikiran Baru dalam Manajemen Kelas
 
Peran dan fungsi guru
Peran dan fungsi guruPeran dan fungsi guru
Peran dan fungsi guru
 
Rpl kepemimpinan
Rpl kepemimpinanRpl kepemimpinan
Rpl kepemimpinan
 
Kompetensi mengajar
Kompetensi mengajarKompetensi mengajar
Kompetensi mengajar
 
[3] rpp qh vii 1 & 2
[3] rpp qh vii 1 & 2[3] rpp qh vii 1 & 2
[3] rpp qh vii 1 & 2
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
Kel. 6 pengelolaan lingkungan belajar
 
Pengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajarPengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajar
 
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswaPeran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
Peran wali-kelas dlm membentuk karakter siswa
 
Ciri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusifCiri kelas yang kondusif
Ciri kelas yang kondusif
 
Rplbks x kepemimpinan wiwit r
Rplbks x kepemimpinan wiwit rRplbks x kepemimpinan wiwit r
Rplbks x kepemimpinan wiwit r
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
Manajemen kelas
Manajemen kelasManajemen kelas
Manajemen kelas
 
Supervisi pendidikan itu perlu
Supervisi pendidikan itu perluSupervisi pendidikan itu perlu
Supervisi pendidikan itu perlu
 

Similar to Tugas 4 tik

Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
fauziahpustikaw
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
nurassyah1122
 
Mengelola kelas
Mengelola kelasMengelola kelas
Mengelola kelas
FahrulRosyid1
 
PENGELOAAN KELAS
PENGELOAAN KELAS PENGELOAAN KELAS
PENGELOAAN KELAS
kamilanurrrr
 
14781427 pengurusan-bilik-darjah
14781427 pengurusan-bilik-darjah14781427 pengurusan-bilik-darjah
14781427 pengurusan-bilik-darjahemy69
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Iing Salim purnama
 
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptxPembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
RendyAdamSaputra
 
Pengurusan Bilik Darjah LINUS
Pengurusan Bilik Darjah LINUSPengurusan Bilik Darjah LINUS
Pengurusan Bilik Darjah LINUS
Zurainah Lokman
 
Makalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaranMakalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaran
Rock Holik
 
4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas
Ai Rahmah
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptxPPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
anjaniresma205
 
Pengurusan bilik darjah
 Pengurusan bilik darjah Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
Shahrizzat Md Sukor
 
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdijkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
KangMusya1
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
PpbiPpbi

Similar to Tugas 4 tik (20)

Komponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelasKomponen pengelolaan kelas
Komponen pengelolaan kelas
 
Komponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan KelasKomponen Pengelolaan Kelas
Komponen Pengelolaan Kelas
 
Mengelola kelas
Mengelola kelasMengelola kelas
Mengelola kelas
 
PENGELOAAN KELAS
PENGELOAAN KELAS PENGELOAAN KELAS
PENGELOAAN KELAS
 
14781427 pengurusan-bilik-darjah
14781427 pengurusan-bilik-darjah14781427 pengurusan-bilik-darjah
14781427 pengurusan-bilik-darjah
 
Pengurusan bilik-darjah
Pengurusan bilik-darjahPengurusan bilik-darjah
Pengurusan bilik-darjah
 
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptxManajeman Pengelolaan Kelas.pptx
Manajeman Pengelolaan Kelas.pptx
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptxPembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
Pembelajaran Kelas Rangkap SD (PKR).pptx
 
Pengurusan Bilik Darjah LINUS
Pengurusan Bilik Darjah LINUSPengurusan Bilik Darjah LINUS
Pengurusan Bilik Darjah LINUS
 
Makalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaranMakalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaran
 
Laporan pelan
Laporan pelanLaporan pelan
Laporan pelan
 
4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas4. pengelolaaan kelas
4. pengelolaaan kelas
 
Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..Pengelolaan kelas..
Pengelolaan kelas..
 
RESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELASRESUME PENGOLAHAN KELAS
RESUME PENGOLAHAN KELAS
 
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptxPPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
PPT- KELOMPOK 3- PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP.pptx
 
Pengurusan bilik darjah
 Pengurusan bilik darjah Pengurusan bilik darjah
Pengurusan bilik darjah
 
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdijkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
jkasiuiusvisvisvbbfvuidiuvdiiiivdjvbdbvdbuvdi
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
 
Ppbi
PpbiPpbi
Ppbi
 

Recently uploaded

Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 

Tugas 4 tik

  • 1. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ PENGATURAN DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG ” ini. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini berlangsung. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan kemampuan kami, kami yakin masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik anda yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih posotif bagi kita semua. Bogor, 26 Maret 2018 Penyusun
  • 2. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar .............................. ........................................................................... i Daftar Isi ....................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah 1 1.3 Tujuan 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar 2.2 Pengaturan Tempat Duduk .................................................................................. 2.3. Passing Grade Dunia Pendidikan di Indonesia ……………………………….. 2.4 Pengaturan ventilasi dan cahaya yang masuk ke dalam kelas 2.5 Pengaturan Penyimpanan Barang Barang 2.6 Kondisi Sosio Emotional BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka iii
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dapat dimengerti bahwa kondisi atau suasana belajar berpengaruh terhadap pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu faktor penting untuk pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif dan nyaman. Tindakan guru terse but dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar, tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku siswa yang menyimpang dan merusak kondisi optimal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Tindakan pncegahan dapat berupa tindakan guru dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur siswa, mengatur peralatan dan lingkungan sosio-emosional. Karena guru merupakan seorang yang pemimpin bagi anak muridnya, yang akan mengatur siswanya selama proses pembelajaran. Pada makalah ini kami akan membahas tentang Pengaturan Dan Penciptaan Iklim Yang Menunjang. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaiamana kondisi dan situasi saat proses belajar mengajar? 2. Bagaimana pengaturan tempat duduk di dalam kelas? 3. Bagaimana pengaturan ventilasi dan cahaya yang masuk ke dalam kelas? 4. Bagaimana pengaturan tempat penyimpanan barang-barang? 5. Apa pengaruh kondisi sosio emosional saat proses belajar mengajar?
  • 4. 2 1.3.Tujuan Makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui bagaimana menciptakan dan mengatur belajar di dalam kelas, serta bertujuan juga untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana menciptakan dan mengatur iklim belajar yang menunjang di dalam kelas. Karena dalam pengelolaan kelas itu terdapat berbgai macam cara dan variasi, dan dengan makalah ini tujuan umumnya yaitu agar dapat mengetahui bagaimana cara mengelola kelas sesuai dengan iklim atau suasana yang ada.
  • 5. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar a. Kondisi Fisik Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Guru harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik. Melalui teknik motivasi yang akurat, guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat. Kondisi dan lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti berikut ini1 1. Ruangan Tempat Berlangsungnya Pembelajaran Ruangan pembelajaran harus memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, sehingga tidak saling mengganggu satu sama lainnya pada saat terjadi aktivitas pembelajaran. Besarnya ruangan kelas sangat bergantung kepada berbagai hal antara lain: 1) Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam kels atau bekerja di ruang praktikum). 2) Jumlah siswa yang melakukan kegiatan ( kegiatan bersama secara klasikal atau kegiatan dalam kelompok kecil) 1. Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
  • 6. 4 Ruang belajar yang merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi ruang kelas,ruang laboratorium, dan ruang auditorium. a. Ruang Kelas Kelas adalah tempat bagi para siwa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan emosional. Syarat Ruang kelas yang baik yaitu : 1. Rapi, bersih, sehat, tidak lembab 2. Cukup cahaya yang menerangi 3. Sirkulasi udara cukup 4. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya, dan ditata dengan rapi 5. Jumlah siswa lebih dari 40 orang b. Perlengkapan Kelas Perlengkapan yang harus ada dan diperlukan di kelas meliputi : papan tulis, dan penghapusnya, meja dan kursi guru, meja dan kusi siswa, almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar residen dan wakil presiden serta lambang Garuda Pancasila, tempat cuci tangan dan lap tangan, tempat sampah, sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu bulu ayam, gambar-gambar, alat peraga dan kapur atau spidol. 2.2. Pengaturan Tempat Duduk Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses pembelajaran. Beberapa kemungkinan pengaturan tempat duduk seperti di bawah ini.
  • 7. 5 a) Pola Berderet atau Barbaris-Berbanjar Umumnya tempat duduk siswa diatur menurut tinggi pendeknya siswa. Siswa yang tinggi duduk di sebelah belakang, sedangkan siswa yang pendek duduk di depan. Pada situasi tertentu, misalnya jika ada siswa yang tidak dapat melihat jarak jauh atau pendengarannya kurang, atau jika banyak yang berbuat gaduh, siswa tersebut didudukkan di deretan paling depan tanpa menghiraukan tinggi badannya. Tipe pengaturan tempat duduk seperti ini tampaknya sangat cocok untuk pengajaran formal. Semua siswa duduk di belakang yang pendek duduk di depan. Tempat duduk seperti ini juga memudahkan siswa atau guru bergerak dari deretan satu ke deretan yang lain. Namun demikian terdapat kelemahan- kelemahan dari pengaturan tempat duduk seperti ini yaitu mengurangi keleluasaan belajar siswa. Posisi guru membuat dirinya mempunyai otoritas mutlak dan memberikan pengaruh langsung yang besar kepada siswa. Akhirnya, siswa menjadi terlalu tergantung, tidak ada kegiatan kerja kelompok yang dapat dilakukan dan komunikasi antarsiswa menjadi terbatas.2 b) Pola susunan Berkelompok Pola ini mengatur tempat duduk siswa secara berkelompok. Cara ini memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain dan dapat berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya secara bebas. Pola ini memudahkan siswa untuk bekerja sama dan saling menolong satu sama lain sebagai teman sebaya. Kepemimpinan dan kerja sama merupakan dua unsure yang penting dari hubungan kelas, sebagai akibat dari pengaturan tempat duduk seperti ini. Bila tujuan pembelajaran 2 Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.
  • 8. 6 atau guru menghendaki para siswa mengerjakan tugas secara berkelompok atau memecahkan masalah secara bersama-sama, susunan pengaturan tempat duduk berkelompok ini akan lebih tepat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pola pengaturan tempat duduk berkelompok adalah bahwa setiap kelompok harus ada seorang pemimpinnya. Namun, sebaiknya pemimpin kelompok diatur secara bergiliran sehingga setiap siswa memperoleh kesempatan untuk memimpin. Dalam situasi ini otoritas guru berperan dalam posisi terdesentralisasi. Guru hanya memberikan bimbingan kepada siswa. c) Pola Formasi Tapal Kuda Pola ini menempatkan posisi guru berada di tengah-tengah para siswanya. Pola semacam ini dapat dipakai jika pelajaran banyak memerlukan diskusi antarsiswa atau dengan guru. Posisi guru dalam pengaturan tempat seperti ini terpisah dari kelompok namun kelompok tetap dalam pengawasan guru. Pengaturan formasi tapal kuda memberikan kemudahan kepada para siswa untuk saling berkomunikasi dan bekonsultasi. Tambahan pula tanpa banyak membuang waktu pengaturan seperti ini dapat diubah menjadi pola berkelompok atau formasi kelompok kecil, begitu juga sebaliknya. d) Pola Lingkaran atau Persegi Pola pengaturan tempat duduk lingkaran atau persegi baik juga untuk mengajar yang disajikan dengan metode diskusi. Berbeda dari pola tapal kuda, otoritas guru sama sekali tidak terpusat dan kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali. Hakikatnya dalam pola lingkaran atau persegi biasanya tidak ada pemimpin kelompok. Bila ada yang harus direkam atau dicatat, bentuk ini adalah sangat tepat. Seandainya ada suatu kegiatan atau alat yang harus ditunjukkan atau diperagakan, kegiatan atau
  • 9. 7 alat itu dapat diletakkan di tengah-tengah sehingga mudah dilihat dan dikomentari oleh semua siswa. Siswa pola-pola pengaturan tempat duduk tersebut di atas, ada pola lain yang tidak membatasi ruang gerak siswa baik secara individual maupun secara kelompok. Hal ini dapat terjadi, misalnya ada siswa yang harus belajar di ruang baca, di perpustakaan, atau di ruang praktikuengan demikian perlu ada tempat-tempat khusus, di mana m
  • 10. 8 hal ini, yang penting adalah para siswa di berbagai lokasi tempat mereka berada. Kemungkinan pola-pola pengaturan tempat duduk tersebut dapat digambarkan atau diilustrasikan.
  • 11. 9 2.3. Passing Grade Dunia Pendidikan di Indonesia .
  • 13. 11 2.4. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya Suhu, ventilasi dan penerangan (kendatipun guru sulit mengaturnya karena sudah tersedia) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman. Oleh karena itu, ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang baik sehingga semua dalam kelas dapat menghirup udara segar yang cukup mengandung O2. Siswa harus dapat melihat tulisan dengan jelas, baik tulisan di papan tulis, pada papan bulletin, maupun pada buku bacaan. Kapur tulis yang digunakan sebaiknya kapur yang bebas dari debu dan selalu bersih. Cahaya harus datang dari sebelah kiri dan cukup terang tetapi tidak menyilaukan.5 2.5. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang –barang yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas seperti buku pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi, dan sebagainya, hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga barang-barang tersebut segera dapat dipergunakan. Tentu saja masalah pemeliharaan barang-barang tersebut sangat penting dan secara berkala harus dicek. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengamanan barang-barang tersebut dari pencurian dan pengamanan terhadap barang yang mudah meledak atau terbakar. Alat pengaman harus selalu tersedia, seperti alat pemadaman kebakaran, P3K, dan sebagainya. Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam penciptaan lingkungan adalah kebersihan dan kerapatan. Ruang kelas, papan tulis, meja, kursi, rak buku, tempat untuk menyimpan peralatan harus selalu rapi dan bersih. Kebersihan meninggalkan ruangan kelas yang kotor adalah hal yang tidak baik. Oleh karena itu, guru seyogyanya membuat peraturan yang mengatur kelompok kerja yang membersihkan ruangan, menyiapkan kapur tulis, 5 Entang, M dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan Penddikan Tenaga Kependidikan.
  • 14. 12 mengganti taplak meja, dan sebagainya. Guru membagi dan membuat tanggung jawab pengaturan kondisi fisik itu menjadi milik siswa di kelas tersebut, dan tidak hanya milik guru. Siswa harus turut aktif dalam membuat keputusan mengenal tata ruang, dekorasi, dan sebagainya. 6 2.6. Kondisi Sosio Emotional Kondisi sosio emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio emosional itu meliputi hal-hal dibawah ini : 1. Tipe kepemimpinan Peranan guru, tipe kepemimpinan guru atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis, tetapi di lain juga akan menumbuhkan sikap yang agresif. Dengan tipe kepemimpinan yang otoriter siswa hanya aktif kalau ada guru dan kalau guru tidak mengawasi maka semua aktifitas menjadi menurun. Aktifitas proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru dan menuntut sangat banyak perhatian guru. Tipe kepemimpinan yang cenderung pada lazier-faire biasanya tidak produktif walaupun ada pemimpin. Kalau guru ada, siswa lebih banyak melakukan kegiatan yang sifatnya ingin diperhatikan. Dalam tipe kepemimpinan ini malah biasanya aktifitas siswa lebih produktif kalau gurunya tidak ada. Tipe ini cocok pada siswa yang “ innerdirected “ dimana siswa tersebut aktif, penuh kemauan, berinisiatif dan tidak selalu menunggu pengarahan. Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap persahabatan guru dan siswa dengan sadar saling memahami dan saling mempercayai. 6 Rachman, Maman. 1998/1999. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar
  • 15. 13 Dalam upaya menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, guru harus menempatkan diri sebagai : modal, pengembangan, perencanaan, pembimbing, dan fasilitator. a. Guru sebagai modal adalah guru yang tidak menuntut banyak disiplin kaku melainkan sebagai modal. Ia mengharapkan dengan permodalan yang ditampilkan dapat memberikan pengalaman dan keantusiasan belajar siswa. b. Guru sebagai pengembang adalah guru yang ahli dalam melaksanakan tugas dengan format yang benar dan tepat. Ia tidak membiarkan dan mengijinkan siswa bolos atau malas tanpa alasan yang sah. Guru seperti ini suka mengadakan penilaian terhadap segala bidang yang di kerjakan pada siswa. c. Guru sebagai perencana adalah guru yang ahli dalam bidangnya, yang mengatur kelas sebagai tata ruang belajar. Ia memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Guru ini beranggapan bahwa para siswa belajar kepadanya karena ingin mempelajari sebanyak mungkin apa yang diketahui oleh guru. d. Guru sebagai pembimbing adalah guru yang saling membelajarkan antara dirinya dengan sesama dengan siswanya. Dia mengajar dalam sistem sosial yang dinamis dan ia mengharapkan ada interaksi belajar antara diri dan siswanya. e. Guru sebagai fasilitator adalah guru yang menyadari bahwa pekerjaannya merespon tujuan para siswa sekalipun tujuan itu bervariasi, ia kurang menyenangi apabila ada siswa yang mendapat kesulitan belajar. Ia banyak mendengar dan bertanya kepada siswa dan ia menginginkan siswa dapat belajar dan mencapai tujuan sesuai yang diharapkannya. 2. Sikap guru Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar, dan tetap bersahabat dengan sesuatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah lakunya siswa tapi bukan benci siswa itu sendiri.
  • 16. 14 3. Suara guru Suara guru, bukanlah faktor yang besar tapi turut mempengaruhi dalam belajar. Suara yang melengkung tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh, ini mengakibatkan suasana akan gaduh. Keadaan seperti itu, juga membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak perhatikan. Suara yang relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh dan kedengarannya rileks akan mendorong siswa untuk memperhatikan pelajaran. Dan mereka akan lebih berani mengajukan pertanyaan. 4. Pembinaan hubungan baik Pembinaan hubungan baik (report ) antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan baik guru – siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan serat terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya. 7 7 http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_7327.html
  • 17. 15 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Salah satu faktor penting untuk pembelajaran adalah terpenuhinya kondisi dan suasana belajar yang optimal. Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pembelajaran berlangsung efektif. Kondisi fisik yang harus diperhatikan antara lain ruang kelas, pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengaturan cahaya dan pengaturan penyimpanan barang-barang. Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar- mengajar, kegairahan siswa dan keefektifan tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi ini dapat melalui beberapa tipe yaitu tipe kepemimpinan guru, sikap guru, suara guru, dan pembinaan hubungan baik antara guru dan siswa. Demikianlah makalah Manajemen kelas ini kami tulis dengan harapan dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca dan calon pendidikan dalam mengatur lokal pada proses belajar mengajar. Kelas merupakan tempat berkumpulnya para siswa dalam menerima ilmu yang diberikan guru kepadanya, demi efektifitas proses pembelajaran ini tentunya diharapkan kelas yang kondusif. Para peminat pendidikan, dan yang pasti makalah ini masih sangat jauh sekali dari sempurna, karena ilmu pengetahuan yang kita miliki barulah setitik air di lautan. 3.2. Saran  Memperhatikan kondisi fisik dari sebuah tempat belajar merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru.  Guru harus memikirkan kondisi fisik yang sesuai dengan situasi atau kondisi peserta didik dan kelengkapan peralatan karena kondisi fisik yang baik akan meningkatkan minat belajar siswa.
  • 18. iii DAFTAR PUSTAKA  Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdagri dan Depdikbud.  Entang, M dan T. Raka Joni. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Proyek Pengembangan Penddikan Tenaga Kependidikan.  Rachman, Maman. 1998/1999. Manajemen Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dierektorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar  http://eostudent.blogspot.co.id/2013/12/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan- iklim.html  http://myblogassyamil.blogspot.co.id/2012/02/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan- iklim.html  http://sipembunuhkarakter.blogspot.com/2011/02/manajemen-kelas_7327.html  http://nikhaastria.wordpress.com/2010/05/25/penciptaan-iklim-belajar/  http://okkiezhafirah.blogspot.co.id/2012/10/pengaturan-kondisi-dan-penciptaan- iklim.html