Dokumen tersebut merupakan transkrip pengajian yang membahas tentang penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan dan Idul Fitri, serta perbedaan pendapat yang ada antara penggunaan sistem rukyah dan hisab."
2. Marhaban Ya Ramadhan
MUHAMMAD ZEN, MA
PENGAJIAN BA’DA ZUHUR MASJID
ALLIANZ TOWER, 18 JULI 2012
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 2
3. CURICULUM VITAE:
Muhammad Zen, S.Ag, Lc, MA
Bekasi, 12 Januari 1978
S-1 Manajemen IAIN Jakarta 2001
S-1 Hight Institute for Hadith Science “Darus-Sunnah” 2002
S-2 Pascasarjana UIN Jakarta Konsentrasi Ekonomi Islam 2006
S-3 Sekolah Pascasarjana UIN Jakarta Konsentrasi Ekonomi Islam 2007-kini
Kini sedang menyelesaikan Disertasi:
Zakat Profesi di Indonesia (Studi Kasus pada BAZDA Lebak, BAZDA Kabupaten
Sukabumi, YBM BRI, LAZNAS BSM, dan LAZIS Amaliah Astra)
Hp: 08129563750, Email: zen_mhd@yahoo.co.id.
AKTIVITAS:
PENULIS BUKU : 1. “ZAKAT & WIRAUSAHA” , 2. 24 HOURS OF CONTEMPORARY ZAKAT
FASILITATOR DAN PENELITI ISLAMIC ECONOMIC DI WORLD BANK (BANK DUNIA) 2011
NARA SUMBER: BELAJAR ISLAM MNC MUSLIM CHANNEL 97, DnK TV FDK UIN Jakarta, Radio Qi-
FM 107.7 FM, dan Radio Suara Edukasi 14.40 am
KONSULTAN SYARIAH IMZ DD REPUBLIKA (2009-2010)
PENGASUH RUBRIK KONSULTASI ZAKAT DI MAJALAH SHARING & WEBSITE eramuslim.com
PENGASUH RUBRIK DI WEBSITE qothrotulfalah.com
NARASUMBER EKONOMI ISLAM DAN ZAKAT DI BERBAGAI PERUSAHAAN, MASJID DAN
BAZ/LAZ SPT RUMAH ZAKAT, LAZIS AMALIAH ASTRA, LAZIS PT LG DST)
PUKET III STAI BINAMADANI (2009)
DOSEN PRAKTIKUM FIQIH ZISWAF FIDKOM & FSH UIN JAKARTA SEJAK 2001
PENGISI SEMINAR NASIONAL, TRAINING DAN KHUTBAH
Pengajian Ba'da Zuhur
Allianz
Muhammad Zen, MA 3
6. Umat Islam sering berbeda dalam mengawali dan
mengakhiri Ramadhan
Apakah dapat menunjukkan ketidak kompakan dalam
Iba dah Shaum dan Idul Fitri?
Menciptakan suasana psikologis yang tidak nyaman
dalam kebersamaan beribadah dan ber-hari raya
APA SEBABNYA????
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 6
7. Perbedaan metoda penetapan awal dan akhir
Ramadhan:
Rukyah Melihat Bulan Baru
Hisab Perhitungan astronomis
Pasangsurut Pengamatan pasangsurut
Perbedaan kriteria pada tiap metoda
Rukyah: Rukyah Lokal; Rukyah Global
Hisab: Ijtima’ Qabla Ghurub; Ijtima’ Qabla Fajr; dll
Egoisme Kelembagaan dan Politik
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 7
8. Dalil yang digunakan oleh kedua kubu adalah dalil yang sama. Sebagaimana
mereka sama-sama berdalil dengan firman Allah,
“Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan (di negeri tempat
tinggalnya), maka hendaklah ia berpuasa pada bulan tersebut.” (QS. Al
Baqarah: 185)
Begitu juga firman Allah,
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah: “Hilal
(bulan sabit) itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat)
haji.” (QS. Al Baqarah: 189)
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 8
9. Berpuasalah kalian jika melihat bulan dan berbukalah
kalian jika melihat bulan. Jika (penglihatan kalian)
terhalang oleh mendung, maka genapkanlah bilangannya
menjadi 30 hari (HR. Muslim melalui Abu Hurairah)
Satu bulan adalah 29 hari, maka janganlah kalian puasa
hingga melihat (hlal). Spabila (penglihatan kalian)
terhalang oleh mendung , maka genapkanlah bilangannya
30 hari. (HR. Bukhari dari Ibnu Umar)
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 9
10. Hukum asal penentuan awal bulan Syawwal (Hari Raya ‘Iedlul Fithri)
adalah dengan ru’yatul hilal (melihat bulan sabit) berdasarkan hadits
yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwasanya Nabi
bersabda:
.
( )
Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihat hilal, dan janganlah
kalian ber-Idul Fithri hingga kalian melihatnya. Jika kalian terhalang
untuk melihatnya, maka kalian perkirakanlah. (HR. Bukhari Muslim
dari Ibnu Umar )
“Memperkirakan” ketika hilal terhalang oleh awan atau lainnya adalah
dengan menggenapkan bilangan bulan sebelumnya menjadi 30 hari.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits lain sebagai berikut:
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 10
11. Semula umat Islam hanya mengenal sistem rukyat sebagai
dasar penentuan awal bulan qamariyah khususnya awal
bulan Ramadlan, Syawal, dan Dzulhijjah sebagaimana
diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ketika ilmu hisab masuk dalam kalangan umat Islam pada
abad 8 Masehi di masa Dinasti Abasiyah, maka mulai
berkembang pemikiran untuk menggunakan hisab bagi
penentuan awal bulan qamariyah. Dari dua sistem tersebut
lahirlah perbedaan antara hisab dengan rukyat, perbedaan
di dalam rukyat, dan perbedaan di dalam hisab.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 11
12. Sistem rukyat melahirkan beberapa pendapat:
1. Pendapat yang mendasarkan pada ruang lingkup
berlakunya rukyat, maka timbullah istilah: rukyat lokal,
rukyat nasional, dan rukyat global.
2. Pendapat yang mendasarkan pada ada atau tidak adanya
persinggungan dengan hisab, maka timbullah: pendapat
yang mendasarkan pada rukyat minus dukungan hisab dan
pendapat yang mendasarkan pada rukyat plus dukungan
hisab.
Meskipun terdapat keragaman, tetapi di dalam sejarah
sejak zaman Sahabat hingga sekarang ternyata para
khalifah, sultan, ulil amri menggunakan sistem rukyat
sebagai dasar itsbat awal bulan Ramadlan, Syawal, dan
Dzulhijjah. Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 12
13. • Rukyatul Hilal: Mengamati munculnya bulan baru
(Ramadhan/Syawal)
• Rukyah Global: Satu rukyah untuk seluruh dunia tanpa
mempertimbangkan perbedaan mathla’
• Dalil:
Berpuasalah kalian jika melihat bulan dan berbukalah kalian jika
melihat bulan. Jika (penglihatan kalian) terhalang oleh mendung,
maka genapkanlah bilangan sya’ban menjadi 30 hari (HR.
Bukhari melalui Abu Hurairah)
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 13
14. Abdurahman Al-Jaziri, Al Fiqh ‘ala Al-Madzahib Al-Arba’ah, Jilid I,
hlm.550:
“Apabila ru’yatul hilal telah terbukti (terlihat) di salah satu negeri, maka
negeri-negeri yang lain (juga) wajib berpuasa. Dari segi pembuktiannya
tidak ada perbedaan lagi antara negeri yang dekat dengan yang jauh,
jika (berita) rukyatul hilal itu memang telah sampai kepada mereka
dengan cara (terpercaya) yang mewajibkan puasa. Tidak diperhatikan
lagi di sini adanya perbedaan mathla’ hilal (tempat terbitnya bulan)
secara mutlak. Demikianlah pendapat 3 imam madzhab (Abu Hanifah,
Malik, Ahmad). Para pengikut madzhab Syafi’I berpendapat lain.
Mereka berpendapat, “Apabila rukyatul hilal di suatu daerah telah
terbukti, maka berdasarkan pembuktian ini penduduk yang terdekat di
sekitar daerah tersebut wajib berpuasa. Ukuran kedekatan (antar dua
daerah) dihitung menurut kesamaan mathla’, yaitu jarak ke duanya
kurang dari 24 farsakh (120Km). Adapun penduduk daerah yang jauh,
mereka tidak wajib berpuasa dengan rukyah ini, karena terdapat
perbedaan mathla’ “
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 14
16. Penetapan awal penanggalan bulan
(Hijriyah) dengan melihat bulan baru
yang disebut Hilal
Keberadaan Hilal dibuktikan dengan
melakukan pengamatan langsung di
lapangan sesaat setelah matahari
terbenam pada tanggal 29 bulan
Hijriyah.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 16
17. Penetapan awal penanggalan bulan (Hijriyah) dengan
melihat/ memperkirakan bulan baru yang disebut
Hilal
Keberadaan Hilal didasarkan pada perhitungan-
perhitungan dengan Ilmu Falak/ Astronomi.
Hisab terbagi dua, yaitu: Hisab ‘Urfi dan Hisab Hakiki
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 17
18. Hisab ‘Urfi ialah hitungan rata-rata yang berlaku di
dalam pembuatan almanak/ kalender
Hisab ‘Urfi yang berlaku di Indonesia adalah: Hisab
Masehi, Hisab Hijriyah dan Hisab Pasaran (Jawa)
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 18
19. Hisab Hakiki ialah hitungan yang sebenarnya,
artinya hitungan berdasarkan peredaran matahari
atau bulan yang sebenar-benarnya/ setepat-
tepatnya
Hisab Hakiki berlaku untuk menentukan awal
Ramadlan/ Syawal dan hari-hari besar Islam lain
yang ada hubungannya dengan ibadah, terutama
untuk menentukan terjadinya gerhana matahari
dan bulan
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 19
20. Terdiri dari 12 bulan: Muharram (30), Shafar
(29), Rabiul Awal (30), Rabiul Akhir (29),
Jumadil Awal (30), Jumadil Akhir (29), Rajab
(30), Sya’ban (29), Ramadlan (30), Syawal (29),
Dzul Qa’dah (30), Dzulhijjah (29/ 30)
Umur th rata-rata:
354 11/30 hr = 29 hr 12 jam
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 20
21. Kejawen [ Aboge, Asapon ]
Hisab Murni, ex Muhamadiyah, Persis.
Rukyah Fi Wilayatul Hukmi, ex Nahdlatul Ulama.
Rukyah Global, ex Hizbut Tahrir.
Imkanurukyah, Pemerintah.
An-Nadzir di Goa
Thariqah Naqsabandiyah
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 21
22. Prinsip Imkanurukyah : hisab yang menyatakan hilal
mungkin bisa dilihat .
Di Indonesia tradisi hilal terlihat dalam ketinggian 2
derajat keatas.
Disumpah oleh Hakim.
Di luar negeri di atas 5 derajat
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 22
23. Hilal dibawah ufuk : Aman
[ NU, Muhamadiyah, Pemerintah ]
= sama
Hilal di atas 0 0 - 2 0 : Hilal bermasalah
[ Muhamadiyah dulu, NU akhir,
Pemerintah ? ]
Hilal di atas 2 0 :
Hilal insya Allah Aman
[ NU, Muhammadiyah, Pemerintah = sama]
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 23
24. MENGAPA MELIHAT HILAL DEMIKIAN SULIT?
Hilal berumur muda, sangat tipis dan redup.
Bentuk lengkungan paling jelas, termuda berumur 13 jam
Hilal Ramadhan 1427
umur 13 jam 15 menit 14,5 jam
Dipotret dg
teleskop &
kamera CCD
Di Jerman
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 24
SUMBER : T. DJAMALUDDIN
25. BHR, NU, MUHAMADIYAH, PERSIS, AL-IRSYAD,
BMG, ASTRONOMI ITB, PLANETARIUM,
PEMERINTAH [ URAIS DEPAG ] --- MENTERI
AGAMA
KETETAPAN MUHAMADIYAH ?
IHBAR NU ?
SIAPA YANG BERHAK ?
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 25
26. ITTIFAQ FI IKHTILAF
[ AGREE IN DISAGREEMENT ]
ATAU
DISATUKAN ?
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 26
27. Sebaiknya dalam hal penetapan permulaan hari puasa
Ramadan dan hari raya Syawal agar dipercayakan
kepada pemerintah, sehingga kalau ada perbedaan
pendapat bisa dihilangkan dengan satu keputusan
pemerintah, sesuai dengan kaidah yang berlaku:
Artinya: Putusan penguasa
menghilangkan/menghapuskan perbedaan pendapat.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 27
30. Ijtima’/konjungsi Matahari dan Bulan akhir Sya'ban 1432 H. terjadi hari
Ahad Kliwon, 31 Juli 2011 pukul. 01.40.45 WIB.
Pada saat pelaksanaan rukyatul-hilal hari Ahad Kliwon, 31 Juli 2011 M. di
Menara Al-Husna Majid Agung Jawa Tengah Semarang saat ghurub:
1. Matahari terbenam : pk. 17. 40. 00 WIB.
2. Deklinasi Matahari : +180 18' 13,64”
3. Equation of Time : -00j 05m 00d.
4. Sudut Waktu Matahari : 880 51' 55,93”
5. Azimuth Matahari : 2880 18' 16,9”
6. Deklinasi Bulan : +110 50' 27,66”
7. Sudut Waktu Bulan : 810 09' 04,26”
8. Tinggi hilal mar’i : +060 31' 15,54”
10. Azimuth Bulan : 2820 55' 39,92
11. Posisi Bulan : 50 22' 36,98” selatan matahari
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 30
31. Ijtima’/konjungsi Matahari dan Bulan akhir Ramadhan 1432 H. terjadi
hari Senin Wage, 29 Agustus 2011 M.Pk.10.05.15 WIB.
Keadaan hilal pada hari Senin Wage, 29 Agustus 2011 M ketika matahari
terbenam:
1. Matahari terbenam : pk. 17. 39. 09 WIB.
2. Deklinasi Matahari : +090 23' 51”
3. Equation of Time : -00J 01m 00d
4. Sudut Waktu Matahari : 890 58' 51,99”
5. Azimuth Matahari : 2790 19' 40”
6. Deklinasi Bulan : +030 18' 27”
7. Sudut Waktu Bulan : 870 34' 32,53”
8. Tinggi Hilal : +010 13' 15” (belum mencapai 2 )
9. Azimuth Hilal : 2730 26' 02
10. Posisi Hilal : 050 53' 37 selatan matahari .
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 31
32. Ijtima’/konjungsi Matahari dan Bulan akhir Dzulqo’dah 1432 H. terjadi
hari Kamis Pon, 27 Oktober 2011 M. Pk.02.56.55 WIB
Keadaan hilal pada hari Kamis Pon, 27 Oktober 2011 M ketika matahari
terbenam:
1. Matahari terbenam : pk. 17. 33. 10 WIB.
2. Deklinasi Matahari : -120 44' 02”
3. Equation of Time : +00j 16m 000d.
4. Sudut Waktu Matahari : 920 44' 35,9”
5. Azimuth Matahari : 2570 01' 20”
6. Deklinasi Bulan : -180 05' 37”
7. Sudut Waktu Bulan : 850 56’ 32,56”
8. Tinggi Hilal : +060 08’ 14”
10. Azimuth Hilal : 2520 24' 28
11. Posisi Hilal : 040 36' 52 di selatan matahari
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 32
33. Posisi Hilal
Jika semua sistem hisab sepakat menyatakan hilal masih
di bawah ufuk, maka selalu hilal dilaporkan tidak
terlihat (di bawah ufuk)
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 33
34. Jika semua sistem hisab sepakat menyatakan hilal
sudah di atas ufuk, maka -hampir selalu- hilal
dilaporkan terlihat.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 34
35. Jika ahli hisab tidak sepakat. Sebagian menyatakan hilal di atas
ufuk, sebagian lainnya menyatakan dibawah ufuk, maka
seringkali hilal dilaporkan terlihat. Kesaksian tersebut ditolak
oleh yang berpendapat bahwa hilal masih di bawah ufuk.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 35
36. HISAB berasal dari bahasa Arab “hasaba“
artinya menghitung ilmu hitung posisi benda-
benda langit khususnya bulan dan matahari seperti
terlihat dari bumi.
Pengamatan Gerak benda langit teratur
Algoritma / Rumus Penemuan teknologi hisab
Makin teliti Hasil Hitungan “Qat’i” / Pasti
Hisab Falak :
Penentuan Awal Waktu Shalat posisi matahari
Penentuan Arah kiblat posisi matahari, bulan atau bintang
Penentuan Awal Bulan Komariyah posisi bulan juga matahari
Saat Gerhana Matahari dan Bulan posisi Pengajian Ba'dadan Allianz
Muhammad Zen, MA matahari Zuhur bulan 36
37. Rukyat = melihat dg “mata” atau dg “ilmu”
Hilal = bulan sabit terkecil setelah ijtimak
Ijtimak = bulan baru / bulan mati / newmoon
Peristiwa Ijtimak terlihat dengan mata
Gerhana Matahari Total (GMT) 11 Juni ’83
Ijtimak 1 Ijtimak 2 =
29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik
( periode sinodis )
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 37
59. Penentuan Awal Syawal 1430 H
Penentuan Awal Syawal 1430 H
Ijtimak akhir Ramadhan 1430 H bertepatan dengan tanggal 19 September pukul
01:44 wib. Posisi Bulan dan Matahari saat terbenam setelah ijtimak, bulan berada
cukup tinggi sekitar 4 hingga 5 derajat di atas ufuq. Berdasarkan kondisi ini,
diperkirakan Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 20 September 2009.
Pada tanggal 19 September 2009 secara umum di wilayah Indonesia Bulan
terbenam beberapa menit setelah Matahari terbenam. Pada tanggal 19 September
2009 tinggi Bulan mencapai 5 derajat 22 menit pada saat Matahari terbenam jam
17:51 wib dan luas sabit Bulan hampir mencapai 1%, sedang pada tanggal 20
September 2009 tinggi Bulan menjadi 17 derajat 41 menit (lebih dari 15 derajat) dan
luas sabit bulan telah mencapai 4%.
Jadi bisa disimpulkan hilal awal Syawal 1430 H walaupun sulit masih mempunyai
kemungkinan untuk bisa dirukyat dari wilayah Indonesia. Bulan mempunyai posisi
beda deklinasi lebih dari 5 derajat dari Matahari, jarak busur Bulan dan Matahari
cukup besar dan berpeluang untuk bisa dirukyat.
Hasil pengamatan hilal 19 September 2009 akan ikut menentukan apakah
Ramadhan 1430 H terdiri dari 29 hari atau 30 hari. Bagi yang berpandangan posisi
Bulan sudah cukup memenuhi kriteria tanda awal Bulan Syawal 1430 H maka awal
Syawal 1430 H jatuh pada 19 September 2009 setelah maghrib dan shalat Ied 1430 H
pada hari Ahad tanggal 20 September 2009.
Sidang itsbat direncanakan akan diselenggarakan tanggal 19 September 2009.
Rukyatul hilal Nasional melibatkan beberapa ahli astronomi tersebar dibeberapa
titik pengamatan di seluruh wilayah Indonesia (Kupang, Ternate, Semarang, Ujung
Pandang, CondroDipo, LhokNga Aceh dan Observatorium Bosscha) dan rukyatul
hilal para ahli rukyat dari ormas Islam maupun pemburu Hilal. Hasil pengamatan
Hilal mereka menjadi pertimbangan dalam menetapkan awal Syawal 1430 H.
Muhammad Zen, MA Pengajian Ba'da Zuhur Allianz 59