SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB1 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Pembahasan puasa sangat penting untuk dimunculkan. Mengingat banyaknya 
problematika / permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pertama dikalangan 
sosial yang mempunyai cita-cita modern. 
Karena itu kita sebagai generasi muda islam dituntut untuk memahami suatu 
hukum dengan secara hatihati karena dewasa ini kita telah tahu non muslim telah 
menggunakan hal tersebut menjadi senjata ampuh untuk menyesatkan syariat 
Islam dan mengotori kesucian Al-Qur’an. Meraka melancarkan tuduhan, 
pelecehan dan sebagainya terhadap syariat islam. Sehingga kaum muslim terkecoh 
terhadap celaan-celaan terhadap syariat islam mengakibatkan banyak yang 
mengingkari adanya puasa dan membantah terhadap suatu kebenaran. Oleh karena 
itu, pandang kami perlu untuk menyusun sebuah makalah yang membahasa 
tentang puasa serta permasalahannya dan manfaat-manfaat atau hikmah-hikmah 
bagi orang muslim. 
Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini 
kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat 
memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga 
menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena 
mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan 
puasa. Puasa sangat mewajibkan untuk semua kamu muslimin sebagaimana hadits 
di bawah ini : 
Diriwayatkan dari Mu'adz, ia berkata: "Sesungguhnya Allah SWT telah 
mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat (dalam surat Al- 
Baqarah 2:183-184), maka pada saat itu barangsiapa mau puasa dan barangsiapa 
mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima. Kemudian Allah 
menurunkan ayat lain (QS. Al-Baqarah2:185), maka ditetapkanlah kewajiban 
puasa bagi setiap orang mukim dan sehat dan diberi rukhsah (keringanan) untuk
orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang 
misikin bagi orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa." (H.R Ahmad, 
Abu Dawud, Al-Baihaqi dengan sanad shahih). 
hadist rukun puasa Adiy bin Hatim berkata: "Ketika turun ayat yang artinya '".. 
hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam ...," lalu aku mengambil 
seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu aku 
simpan di bawah bantalku. Maka pada waktu malam aku amati, tetapi tidak 
tampak jelas, maka aku pergi menemui Rasulullah SAW dan kuceritakan hal ini 
kepada beliau. Beliau pun bersabda: "Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan 
terangnya siang (fajar)." (H.R.Bukhary Muslim).
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PENGERTIAN PUASA 
Sebelum kita mengkaji lebih jauh materi puasa, terlebih dahulu kita akan 
mempelajari pengertian puasa menurut bahasa dan menurut istilah Shoumu 
menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seperti menahan tidur, 
menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Secara istilah puasa adalah 
menahan segala yang membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam 
matahari disertai dengan niat. 
Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang 
hitam, yaitu fajar” (QS. Al-Baqarah: 187) 
Yang dimaksud dengan menahan segala yang membukakan puasa adalah segala 
hal yang membatalkan puasa seperti berikut: 
1. Makan dan minum dengan sengaja 
Bagi orang yang makan dan minum dengan sengaja wajib mengqodhonya 
menurut semua ulama mazhab. Namun apabila ia lupa kalau ia sedang berpuasa 
maka, puasanya tidak batal, dan tidak perlu diqadha 
2. Bersetubuh pada siang hari dengan sengaja 
Sepasang suami isteri bersetubuh pada siang hari pada saat puasa akan batal 
puasanya dan wajib mengqadha dan membayar fidiyah. Allah menghalalkan 
suami istri bersetubuh pada malam hari, firman allah surat al-Baqarah ayat 187 
yang berbunyi: 
Artinya : “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan 
isteri-isteri kamu (QS. Al-Baqarah:187) 
3. Mengeluarkan mani dengan sengaja 
Mengeluarkan mani dengan sengaja dapat membatalkan puasa. Bahkan menurut 
Imam Hambali, keluar madzi pun dapat membatalkan puasa.
4. Muntah dengan sengaja 
Menurut pendapat Immamiyah, Syafi’i dan Maliki sepakat bahwa muntah 
membatalkan puasa dan wajib diqadha. Menurut Hanafi orang muntah tidak batal 
puasanya kecuali kalau muntahnya memenuhi mulut. Sedangkan menurut faham 
Hambali, ada yang sepakat bahwa muntah dengan terpaksa tidak batal puasa. dan 
sebagainya. 
5. Berbekam 
Menurut hambali berbekam merupakan pembatal puasa. Mereka berpendapat 
bahwa yang berbekam dan yang dibekam puasanya sama-sama batal. 
6. Disuntik dengan benda cair 
Menurut ulama mazhabsecara sepakatdisuntik dengan benda cair dapat 
membatalkan puasa. Bagi yang disuntik, wajib mengqadha’. Namun menurut 
pendapat Imamiyah menambah dengan membayar kifarah, kalau yang tidak 
disuntik tidak betul-betul dalam keadaan kritis 
7. Bercelak 
Bercelak juga dapat membatalkan puasa, begitulah menurut pendapat Maliki 
khusunya, dengan syarat dia bercelak pada waktu siang, dan dia merasakan rasa 
celak sampai kerongkongan. 
8. Orang yang menyelamkan kepalanya dengan air bersama badannya atau tidak 
dengan badannya 
Hal ini menurut pendapat mayoritas Imamiyah. Dan yang melakukannya 
wajib mengqadha’-nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama 
lain hal ini tidak membatalkan puasa. 
9. Orang yang sengaja melamakan dirinya berada dalam junub pada bulan 
Ramadhan sampai terbitnya fajar. 
Hal ini menurut pendapat Imamiyah, dan yang melakukannya wajib mengqadha’- 
nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama lain hal ini tidak 
membatalkan puasa.
Puasa merupakan salah satu rukun dari beberapa rukun islam. Orang yang 
mengingkari puasa berarti ia keluar dari islam, karena puasa seperti sholat, yaitu 
ditetapkan dengan keharusan. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 183: 
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa 
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu 
bertakwa”(QS. Al-Baqarah: 183) 
Ayat ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya diwajibkan kepada 
kaum muslimin saja, akan tetapi puasa merupakan syariat allah yang telah dikenal 
semua agama yang berketuhanan, dengan cara yang bermacam-macam menurut 
agama yang mereka anut. Dengan demikian bahwa Allah SWT telah mewajibkan 
pada kita untuk berpuasa sebagai kewajiban yang menyeluruh diantara pemeluk-pemeluk 
agama yang lain diantara ummat manusia sejak masa lampau . 
B. MACAM-MACAM PUASA 
I. Puasa wajib 
Puasa ini dikerjakan bagi orang-orang dewasa, berakal sehat dan mampu 
melaksanakan puasa. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai berikut: 
1. Puasa di bulan Ramadhan 
Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang 
dilaksanakan selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar himgga 
terbenam matahari. Puasa ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini 
hukumnya wajib, yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila 
ditinggalkan akan mendapat dosa. 
Bulan Ramadhan menurut pandangan orang-orang mukmin yang berfikir adalah 
merupakan bulan peribadatan yang harus diamalkan dengan ikhlas kepada Allah 
SWT. Harus kita sadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala gerak-gerik 
manusia dan hati mereka .Dalam pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita 
akan menjumpai beberapa masalah yang penting dipecahkan antara lain: 
a. Cara penempatan waktu. 
Cara mengetahui puasa ini ada 2 macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan 
teknologi beakangan ini dirasakan semakin mudahkan proses hisab dan rukiyah
tersebut. Disiplin ilmu astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetrium 
atau teleskop atau secara khusus ilmu falaq yang berkembang di dunia Islam, 
semuanya mendukung vadilitas penetapan waktu puasa. 
Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan Ramadhan dengan 
cara melihat dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan sabit dan 
bila uadara mendung atau cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka 
hendaknya menggunakan istikmal yaitu menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 
30 hari. Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk penetapan puasa Ramadhan telah 
dikoordinasi oleh Departemen Agama (DEPAG) RI. 
Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dengan cara 
menggunakan perhitungan secara atsronomi, sehingga dapat ditentukan secara 
eksak letak bulan. Seperti cara rukyat yang telah dikoordinasikan oleh pemerintah, 
maka cara hisab pun sama. Di Indonesia penetapan awal dan akhir bulan 
Ramadhan ini dengan cara yang manapun memang telah diambil kewenangan 
koordinatifnya oleh pemerintah. 
Adapun lembaga-lembaga keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU), 
Muhammadiyah, PERSIS, Jami’at al-Khair dan sebagainya berfungsi sebagai 
pemberi masukan hasil rukyat dan hisabnya dalam rangka pengambilan ketetapan 
awal dan akhir Ramadhan oleh pemerintah. 
Firman Allah SWT surat Yunus ayat 5: 
Artinya:“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan 
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, 
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak 
menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda 
(kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui”.(QS. Yunus :5) 
Sabda Nabi SAW 
Artinya:“Dari Abu Umar ra: bahwasanya Rasulullah SAW, menceritakan bulan 
Ramadhan lalu memukul kedua tangannya lalu bersabda: “Bulan adalah itu sekian 
dari sekian bulan,kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan 
yang ketiga kali (termasuk menunjukkan bahwa bulan itu jumlahnya terdiri dari 
29 hari), maka berpuasalah kamu karena melihat bulan. Jika kamu sekalian tidak
dapat memelihatnya karena tertutup awan / mendukung, maka pastikanlah 
bilangan itu menjadi 30 hari.(HR. Muslim) 
b. Berpuasa di daerah kutub 
Daerah kutub sebagai daerah yang nampak berberad dengan daerah lainnya 
sebahagian besar bumi lainnya, ini membutuhkan konsep hukum dan ayuran-aturan 
keagamaan yang berbeda pula.Menurut Syekh Muhammad Syaltut dalam 
bukunya yang berjuduk “Al-Fatawa” (fatwa-fatwa) disebutkan bahwa hanya ada 
dua alternatif hukum bagi penduduk daerah kutub dalam melaksanakan ibadah 
shalat dan khusunya puasa yaitu : 
1) Karena di daerah kutub tidak berlaku batasan-batasan waktu sebagaimana di 
belahan bumi normal, maka hukum yang berkenaan dengan ibadah sholat dan 
puasa dua ibadah yang pelaksanaannya sangat dibatasi oleh unsur keteraturan 
waktu tidak berlaku. Penduduk daerah kutub dibebaskan dari kewajiban shalat 
dan puasa. 
2) Meskipun kondisinya demikian nilai hukum tetap berlaku di daerah kutub, 
sebab ajaran islam berlaku untuk segala kondisi dan tempat. Karena itu ketentuan 
dipakai untuk daerah kutub adalah mengambil persamaan dengan daerah yang 
lainnya yang paling dekat. 
2. Puasa Nazar 
Puasa nazar adalah orang yang bernazar puasa karena mengiginkan sesuatu, maka 
ia wajib puasa setelah yang diinginkannya itu tercapai, dan apabila puasa nazar itu 
tidak dilaksanakannya maka ia berdosa dan ia dikenakan denda / kifarat .Misalnya 
bernazar untuk lulus keperguruan tinggi, maka ia wajib melaksanakan puasa nazar 
tersebut apabila ia berhasil.Ibnu Majjah meriwayatkan, bahwa seorang wanita 
bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. 
Artinya:“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Ia mempunyai nazar 
berpuasa sebelum dapat memenuhinya. Rasulullah SAW menjawab: “Walinya 
berpuasa untuk mewakilkannya”.
3. Puasa Kifarat 
Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena melakukan hubungan 
suami isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan Ramadhan, maka denda 
(kifaratnya) berpuasa dua bulan berturut-turut 
II. Puasa Sunnah 
Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila 
dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut: 
1. Puasa enam hari pada bulan syawal 
Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan untuk 
mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Pelaksanaannya tidak 
mesti berurutan, boleh kapan saja selama masih dalam bulan Syawal, karena 
puasa enam hari pada bulan Syawal ini sama dengan puasa setahun lamanya. 
Akan tetapi diharamkan pada tanggal 1 syawal karena ada chari raya Idul Fitri. 
Dalam sebuah hadits dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda: 
"Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan 
berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama 
satu tahun" (HR. Muslim). 
2. Puasa Arafah 
Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan 
puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa 
Arafah. Disebut puasa Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan 
Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, 
sebaiknya tidak berpuasa. Nabi Muhammad SEW bersabda: 
Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 
'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau 
menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.: (Riwayat 
Muslim) 
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa 
Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. (Riwayat Imam Lima 
selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Hadits 
munkar menurut Al-'Uqaily.)
3. Puasa Senin Kamis 
Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW 
memilih waktu puasa hari senin kamis. 
4. Puasa pada bulan sya’ban 
Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada 
bulan Sya'ban hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut 
kecuali sedikit sekali . Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini 
yang artinya: Siti Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa, 
sehingga kami berkata: "Beliau tidak berbuka". Dan apabila beliau berbuka, kami 
berkata: "Sehingga ia tidak berpuasa". Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw 
berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak 
pernah melihat beliau melakukan puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan 
Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim). 
5. Puasa As-Syura’ 
Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist 
Rasulullah Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu 
(puasa tanggal sepuluh Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun 
dosa yang telah lalu" (HR. Muslim). Demikian juga sunnah hukumnya melakukan 
puasa pada tanggal sembilan Muharram. Hadist Rasulullah: Ibn Abbas berkata: 
"Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura', dan beliau memerintahkan 
untuk berpuasa pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, 
sesungguhnya hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan 
Nashrani". Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih 
ada umur, kita berpuasa bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn 
Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun berikutnya, Rasulullah saw keburu 
meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim). 
III. Puasa Haram 
1. Puasa pada tanggal 1 syawal dan 10 Dzulhijjah 
Artinya: "Rasulullah saw melarang puasa pada dua hari: Hari Raya Idul Fitri dan 
Idul Adha" (HR. Bukhari Muslim).
2. Puasa Hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah 
Para ulama juga telah sepakat bahwa puasa pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 
13 Dzulhijjah) diharamkan. Hanya saja, bagi orang yang sedang melaksanakan 
ibadah haji dan tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan untuk membayar 
dam), diperbolehkan untuk berpuasa pada ketiga hari tasyrik tersebut. Hal ini 
sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Siti Aisyah dan Ibn 
Umar berkata: "Tidak diperbolehkan berpuasa pada hari-hari Tasyrik, kecuali bagi 
yang tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan)" (HR. Bukhari). 
3. Puasa pada hari yang diragukan (hari syak/hari ragu) 
Apabila seseorang melakukan puasa sebelum bulan Ramadhan satu atau dua hari 
dengan maksud untuk hati-hati takut Ramadhan terjadi pada hari itu, maka puasa 
demikian disebut dengan puasa ragu-ragu dan para ulama sepakat bahwa 
hukumnya haram. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw:Artinya: 
Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh mendahului Ramadhan dengan 
jalan berpuasa satu atau dua hari kecuali bagi seseorang yang sudah biasa 
berpuasa, maka ia boleh berpuasa pada hari terebut" (HR. Bukhari Muslim). 
IV. Puasa Makruh 
1. Berpuasa pada hari jum’at 
Berpuasa hanya pada hari Jum'at saja termasuk puasa yang makruh hukumnya, 
kecuali apabila ia berpuasa sebelum atau setelahnya, atau ia berpuasa Daud lalu 
jatuh pas hari Jumat, atau juga pas puasa Sunnat seperti tanggal sembilan 
Dzuhijjah itu, jatuhnya pada hari Jum'at. Untuk yang disebutkan di akhir ini, 
puasa boleh dilakukan, karena bukan dengan sengaja hanya berpuasa pada hari 
Jum'at. Dalil larangan hanya berpuasa pada hari Jum'at saja adalah: Artinya: 
Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh berpuasa hanya pada hari 
Jum'at, kecuali ia berpuasa sebelum atau sesudahnya" (HR. Bukhari Muslim). 
2. Puasa setahun penuh (puasa dahr) 
Puasa dahr adalah puasa yang dilakukan setahun penuh. Meskipun orang tersebut 
kuat untuk melakukannya, namun para ulama memakruhkan puasa seperti itu. Hal 
ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Umar bertanya: "Ya 
Rasulallah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?"
Rasulullah saw menjawab: "Ia dipandang tidak berpuasa juga tidak berbuka" (HR. 
Muslim). 
3. Puasa Wishal 
Puasa wishal adalah puasa yang tidak memakai sahur juga tidak ada bukanya, 
misalnya ia puasa satu hari satu malam, atau tiga hari tiga malam. Puasa ini 
diperbolehkan untuk Rasulullah saw dan Rasulullah saw biasa melakukannya, 
namun dimakruhkan untuk ummatnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut:Artinya: 
Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian berpuasa wishal" beliau 
mengucapkannya sebanyak tiga kali. Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, anda 
sendiri melakukan puasa wishal?" Rasulullah saw bersabda kembali: "Kalian tidak 
seperti saya. Kalau saya tidur, Allah memberi saya makan dan minum. Oleh 
karena itu, perbanyaklah dan giatlah bekerja sekemampuan kalian" (HR. Bukhari 
Muslim). 
C. HIKMAH-HIKMAH PUASA 
1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa 
adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna 
mengerjakan perintah, meninggalkan larangan , Firman Allah SWT: Artinya: “Hai 
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana 
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al- 
Baqarah: 183) 
2. Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan 
yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya 
dan nafasnya itu berkuasa padanya 
3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun 
tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan 
suatu kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa 
merasakan keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang 
berkepentingan dalam hidup ini.
4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah 
sebagai berikut: 
a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan 
menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang 
mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit. 
b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat 
seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk 
istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon 
insulin. 
c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem 
pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih 
kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung 
untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi 
berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara 
ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga 
disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah
BAB III 
PENUTUP 
A.KESIMPULAN 
1. Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit 
fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat 
2. Awal ditetapkannya puasa ramadhan yaitu pada tahun 2 Hijriyah 
3. Pelaksanaan puasa sudah diwajibkan atas umat tedahulu sebelum nabi 
Muhammad 
4. Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita. 
5. Ada keringanan bagi orang-orang yang tidak bisa melasanakan puasa 
karena hal-hal tertentu seperti sakit, musafir, sudah tua dan lain-lain
DAFTAR PUSTAKA 
1. Bahreisy Husein, “Pedoman Fiqih Islam”, Al-Ikhlas, Surabaya, 1981 
2. Hasan Halim Abdul, “Tafsir Ahkam”, Kencana Prendala Media Grup, 
Jakarta, 2006 
3. Mughniyah Jawad Muhammad, “Fiqih Lima Mazhab”, Lentera, Jakarta, 
2004 
4. Rasyid Sulaiman, H. “Fiqh Islam”, At-Tahirijah, Jakarta 
5. Sabiq Sayyid, “Fiqh Sunnah 12”, Penerbit Pustaka, Bandung, 1988 
6. Suparta, DR. H, “Fiqh Madrasah Aliyah X”, CV. Toha Putra, Semarang, 
2004 
7. Syarabasyi Ahmad, Bahreisj Husein, “Himpunan Fatwa”, Al-Ikhlas, 
Surabaya, 1987 
8. TIM MPGMP – PAI. “Pendidikan Agama Islam”, Telaga Mekar, Medan, 
2004 
9. Aep Saepulloh Darusmanwiati,”Fiqhus Shiyam” Menuju Kesempurnaan 
Ibadah Puasa”, diaskes dari http//indonesianschool.org 
10. Al-Hafidz Ibnu Hajjar Ashqolani Al-Hafidz Ibnu Hajjar “Kitab Hadist 
Bulughul Maram, ”, diaskes dari http://opi.110.mb.com/ 
11. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Fiqh Manjha Rasul” diaskes 
dari http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1623
MAKALAH 
PUASA MENURUT PANDANGAN 
AL-QURAN DAN HADITS 
KELOMPOK IV 
1. WA ODE NSIASIA 
2. WA ODE SARIFA 
3. SURIATI 
4. RAMIATIN 
5. USMAN TAENA 
6. WA SUNARTI 
7. ASMIWATI 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) 
SYARIF MUHAMMAD RAHA 
2013 / 2014
KATA PENGANTAR 
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkatNya 
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterimakasih 
kepada Dosen mata Kuliah HADITS TARBAWI, yang telah memberikan tugas 
ini, sehingga kami dapat lebih memahami tentang puasa menurut Al-Quran dan 
hadits. 
Semoga makalah ini berkenan dan bermanfaat bagi Mahasiswa STAIS Raha 
Untuk segala kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini, kami mohon maaf. 
Kami terima kritik dan sarannya. 
Raha, Mei 2014 
Penyusun
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR………………………………………………….. i 
DAFTAR ISI..............………………………………………………….. ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang………………………………………………............. 1 
BAB II PEMBAHASAN……………………………………............. 2 
BAB III PENUTUP 
1. Kesimpulan……………………………………………………........... 13 
2. Saran………………………………………………………………………13 
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 14

More Related Content

What's hot

Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MA
Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MAPresentasi Sejarah Kebudayaan Islam MA
Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MAFitri Nofiati
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anMythaChan
 
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxmengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxBadiSuprio
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasaebo_bohari
 
Soal latihan bab sholat sunnah
Soal latihan bab sholat sunnahSoal latihan bab sholat sunnah
Soal latihan bab sholat sunnahadifalsafi
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuIbanez Sofadella
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptxSuarniSuarni5
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptx
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptxPRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptx
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptxagilkrispy
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANAmalia Damayanti
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Ukhty Nicken
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7Insan Cendikia6f
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumIstna Zakia Iriana
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaNavenAbsurd
 

What's hot (20)

Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MA
Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MAPresentasi Sejarah Kebudayaan Islam MA
Presentasi Sejarah Kebudayaan Islam MA
 
Power Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'anPower Point 'Ulumul Qur'an
Power Point 'Ulumul Qur'an
 
Makalah puasa 2
Makalah puasa 2Makalah puasa 2
Makalah puasa 2
 
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptxmengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
mengenal, menguasai sejarah ilmu Qira’at dan perkembangannya.pptx
 
Ppt thaharah
Ppt thaharahPpt thaharah
Ppt thaharah
 
Materi pai sd puasa
Materi pai sd puasaMateri pai sd puasa
Materi pai sd puasa
 
Soal latihan bab sholat sunnah
Soal latihan bab sholat sunnahSoal latihan bab sholat sunnah
Soal latihan bab sholat sunnah
 
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan WahyuPPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
PPT Ulumul Qur'an, Al-Qur'an dan Wahyu
 
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptxMateri pesantren kilat Ramadhan  tema puasa.pptx
Materi pesantren kilat Ramadhan tema puasa.pptx
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Soal lomba cerdas cermat
Soal lomba cerdas cermatSoal lomba cerdas cermat
Soal lomba cerdas cermat
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptx
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptxPRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptx
PRESENTASI PESANTREN KILAT 2.pptx.pptx
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
Makalah revisi Makkiyah dan madaniyah
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7
Modul Mata Pelajaran PAI SMP Kelas 7
 
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan KurikulumModul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
Modul Struktur Keilmuan PAI KB 4 Implementasi PAI Dan Kurikulum
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Makalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasaMakalah fiqih puasa
Makalah fiqih puasa
 

Viewers also liked

Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahDian Oktavia
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsSeptian Muna Barakati
 
Puasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaPuasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaAagun Gunawan
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaZahrotun Nisa'
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaOva Opayanti
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaTri Astuti Utomo (iyas)
 
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remaja
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remajaPertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remaja
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remajaDita Yuniarti
 

Viewers also liked (13)

Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh IbadahPuasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
Puasa pengertian (1) Makalah Fiqh Ibadah
 
Makalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa RamadhanMakalah Puasa Ramadhan
Makalah Puasa Ramadhan
 
Makalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan haditsMakalah puasa menurut pandangan hadits
Makalah puasa menurut pandangan hadits
 
Puasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannyaPuasa ramadhan dan keutamaannya
Puasa ramadhan dan keutamaannya
 
Syarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasaSyarat,rukun,batal puasa
Syarat,rukun,batal puasa
 
Pengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhanPengertian puasa ramadhan
Pengertian puasa ramadhan
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Makalah perkembangan spiritual
Makalah perkembangan spiritualMakalah perkembangan spiritual
Makalah perkembangan spiritual
 
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase RemajaPerkembangan Intelektual pada Fase Remaja
Perkembangan Intelektual pada Fase Remaja
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa RemajaPsikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
Psikologi Perkembangan II - Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Remaja
 
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remaja
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remajaPertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remaja
Pertumbuhan fisik & motorik anak usia dini, kanak-kanak dan masa remaja
 
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum AlaihMAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
 

Similar to OPTIMALKAN PUASA

Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasafaqihsiroj
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimAnis Nabilah
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
Ppt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaPpt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaDindaNova1
 
Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2NavenAbsurd
 
Fiqih Bab 2 Kelas 8
Fiqih Bab 2 Kelas 8Fiqih Bab 2 Kelas 8
Fiqih Bab 2 Kelas 8Jusuf AN
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Muhsin Hariyanto
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxmohfarkun
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxssuserb565d4
 
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadan
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadanRisalah ramadan 000 artikel puasa ramadan
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadanAhmad Junaidi Mohd Said
 
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBarikGhofur
 

Similar to OPTIMALKAN PUASA (20)

Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasa
 
Impak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap MuslimImpak Puasa Terhadap Muslim
Impak Puasa Terhadap Muslim
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
Ppt puasaaaa
Ppt puasaaaaPpt puasaaaa
Ppt puasaaaa
 
Kajian puasa
Kajian puasaKajian puasa
Kajian puasa
 
Ppt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasaPpt agama islam 3 bab puasa
Ppt agama islam 3 bab puasa
 
Rin
RinRin
Rin
 
Puasa pekerja berat
Puasa pekerja beratPuasa pekerja berat
Puasa pekerja berat
 
Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2Fiqh puasa kelompok 2
Fiqh puasa kelompok 2
 
Fiqih ramadhan
Fiqih ramadhanFiqih ramadhan
Fiqih ramadhan
 
Makalah puasa
Makalah puasaMakalah puasa
Makalah puasa
 
Ctu analisis ayat ( siap ):kewajipan berpuasa
Ctu   analisis ayat ( siap ):kewajipan berpuasaCtu   analisis ayat ( siap ):kewajipan berpuasa
Ctu analisis ayat ( siap ):kewajipan berpuasa
 
Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan Buku Kegiatan Ramadhan
Buku Kegiatan Ramadhan
 
Fiqih Bab 2 Kelas 8
Fiqih Bab 2 Kelas 8Fiqih Bab 2 Kelas 8
Fiqih Bab 2 Kelas 8
 
Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183Tafsir surat al baqarah 183
Tafsir surat al baqarah 183
 
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docxBuku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - Versi 2.docx
 
Agama agus[1]
Agama agus[1]Agama agus[1]
Agama agus[1]
 
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docxBuku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
Buku Kegiatan Ramadhan - SD.docx
 
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadan
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadanRisalah ramadan 000 artikel puasa ramadan
Risalah ramadan 000 artikel puasa ramadan
 
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docxBUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
BUKU KEGIATAN BULAN RAMADHAN untuk sekolah 2.docx
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxShyLinZumi
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxShyLinZumi
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careerspmgdscunsri
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxssuserd986061
 
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdfskp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdfpenmadbara
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...disnakerkotamataram
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxUlfaBasyarewan
 

Recently uploaded (7)

Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptxFail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
Fail Pengurusan Kelas Sesi Akademik 2024-2025-By Cikgu Mu_113743.pptx
 
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptxFAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
FAIL REKOD PERSEDIAN MENGAJAR 2024-25_070508.pptx
 
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
 
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptxKEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
KEL 1 BIOSINTESIS GLIKOSIDA hgfddbjkj.pptx
 
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdfskp rencana perencenaan dan pengembangan  1.pdf
skp rencana perencenaan dan pengembangan 1.pdf
 
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
PPT Materi Sosiologi Kelas X Bab 4. Proses Sosialisasi dan Pembentukan Keprib...
 
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docxKUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
KUMPULAN SOAL USBN SENI BUDAYA 2019.docx
 

OPTIMALKAN PUASA

  • 1. BAB1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembahasan puasa sangat penting untuk dimunculkan. Mengingat banyaknya problematika / permasalahan yang terjadi di masyarakat. Pertama dikalangan sosial yang mempunyai cita-cita modern. Karena itu kita sebagai generasi muda islam dituntut untuk memahami suatu hukum dengan secara hatihati karena dewasa ini kita telah tahu non muslim telah menggunakan hal tersebut menjadi senjata ampuh untuk menyesatkan syariat Islam dan mengotori kesucian Al-Qur’an. Meraka melancarkan tuduhan, pelecehan dan sebagainya terhadap syariat islam. Sehingga kaum muslim terkecoh terhadap celaan-celaan terhadap syariat islam mengakibatkan banyak yang mengingkari adanya puasa dan membantah terhadap suatu kebenaran. Oleh karena itu, pandang kami perlu untuk menyusun sebuah makalah yang membahasa tentang puasa serta permasalahannya dan manfaat-manfaat atau hikmah-hikmah bagi orang muslim. Ibadah puasa banyak mengandung aspek sosial, karena lewat ibadah ini kaum muslimin ikut merasakan penderitaan orang lain yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pangannya seperti yang lain. Ibadah puasa juga menunjukkan bahwa orang-orang beriman sangat patuh kepada Allah karena mereka mampu menahan makan atau minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. Puasa sangat mewajibkan untuk semua kamu muslimin sebagaimana hadits di bawah ini : Diriwayatkan dari Mu'adz, ia berkata: "Sesungguhnya Allah SWT telah mewajibkan atas nabi untuk puasa, maka DIA turunkan ayat (dalam surat Al- Baqarah 2:183-184), maka pada saat itu barangsiapa mau puasa dan barangsiapa mau memberi makan seorang miskin, keduanya diterima. Kemudian Allah menurunkan ayat lain (QS. Al-Baqarah2:185), maka ditetapkanlah kewajiban puasa bagi setiap orang mukim dan sehat dan diberi rukhsah (keringanan) untuk
  • 2. orang yang sakit dan bermusafir dan ditetapkan cukup memberi makan orang misikin bagi orang yang sudah sangat tua dan tidak mampu puasa." (H.R Ahmad, Abu Dawud, Al-Baihaqi dengan sanad shahih). hadist rukun puasa Adiy bin Hatim berkata: "Ketika turun ayat yang artinya '".. hingga jelas bagimu benang putih dari benang hitam ...," lalu aku mengambil seutas benang hitam dan seutas benang putih, lalu kedua utas benang itu aku simpan di bawah bantalku. Maka pada waktu malam aku amati, tetapi tidak tampak jelas, maka aku pergi menemui Rasulullah SAW dan kuceritakan hal ini kepada beliau. Beliau pun bersabda: "Yang dimaksud adalah gelapnya malam dan terangnya siang (fajar)." (H.R.Bukhary Muslim).
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PUASA Sebelum kita mengkaji lebih jauh materi puasa, terlebih dahulu kita akan mempelajari pengertian puasa menurut bahasa dan menurut istilah Shoumu menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seperti menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Secara istilah puasa adalah menahan segala yang membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat. Artinya: “Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar” (QS. Al-Baqarah: 187) Yang dimaksud dengan menahan segala yang membukakan puasa adalah segala hal yang membatalkan puasa seperti berikut: 1. Makan dan minum dengan sengaja Bagi orang yang makan dan minum dengan sengaja wajib mengqodhonya menurut semua ulama mazhab. Namun apabila ia lupa kalau ia sedang berpuasa maka, puasanya tidak batal, dan tidak perlu diqadha 2. Bersetubuh pada siang hari dengan sengaja Sepasang suami isteri bersetubuh pada siang hari pada saat puasa akan batal puasanya dan wajib mengqadha dan membayar fidiyah. Allah menghalalkan suami istri bersetubuh pada malam hari, firman allah surat al-Baqarah ayat 187 yang berbunyi: Artinya : “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu (QS. Al-Baqarah:187) 3. Mengeluarkan mani dengan sengaja Mengeluarkan mani dengan sengaja dapat membatalkan puasa. Bahkan menurut Imam Hambali, keluar madzi pun dapat membatalkan puasa.
  • 4. 4. Muntah dengan sengaja Menurut pendapat Immamiyah, Syafi’i dan Maliki sepakat bahwa muntah membatalkan puasa dan wajib diqadha. Menurut Hanafi orang muntah tidak batal puasanya kecuali kalau muntahnya memenuhi mulut. Sedangkan menurut faham Hambali, ada yang sepakat bahwa muntah dengan terpaksa tidak batal puasa. dan sebagainya. 5. Berbekam Menurut hambali berbekam merupakan pembatal puasa. Mereka berpendapat bahwa yang berbekam dan yang dibekam puasanya sama-sama batal. 6. Disuntik dengan benda cair Menurut ulama mazhabsecara sepakatdisuntik dengan benda cair dapat membatalkan puasa. Bagi yang disuntik, wajib mengqadha’. Namun menurut pendapat Imamiyah menambah dengan membayar kifarah, kalau yang tidak disuntik tidak betul-betul dalam keadaan kritis 7. Bercelak Bercelak juga dapat membatalkan puasa, begitulah menurut pendapat Maliki khusunya, dengan syarat dia bercelak pada waktu siang, dan dia merasakan rasa celak sampai kerongkongan. 8. Orang yang menyelamkan kepalanya dengan air bersama badannya atau tidak dengan badannya Hal ini menurut pendapat mayoritas Imamiyah. Dan yang melakukannya wajib mengqadha’-nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama lain hal ini tidak membatalkan puasa. 9. Orang yang sengaja melamakan dirinya berada dalam junub pada bulan Ramadhan sampai terbitnya fajar. Hal ini menurut pendapat Imamiyah, dan yang melakukannya wajib mengqadha’- nya dan membayar kifarah. Tetapi menurut pendapat ulama lain hal ini tidak membatalkan puasa.
  • 5. Puasa merupakan salah satu rukun dari beberapa rukun islam. Orang yang mengingkari puasa berarti ia keluar dari islam, karena puasa seperti sholat, yaitu ditetapkan dengan keharusan. Firman Allah surat al-Baqarah ayat 183: Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al-Baqarah: 183) Ayat ini menunjukkan bahwa puasa bukan hanya diwajibkan kepada kaum muslimin saja, akan tetapi puasa merupakan syariat allah yang telah dikenal semua agama yang berketuhanan, dengan cara yang bermacam-macam menurut agama yang mereka anut. Dengan demikian bahwa Allah SWT telah mewajibkan pada kita untuk berpuasa sebagai kewajiban yang menyeluruh diantara pemeluk-pemeluk agama yang lain diantara ummat manusia sejak masa lampau . B. MACAM-MACAM PUASA I. Puasa wajib Puasa ini dikerjakan bagi orang-orang dewasa, berakal sehat dan mampu melaksanakan puasa. Adapun macam-macam puasa adalah sebagai berikut: 1. Puasa di bulan Ramadhan Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar himgga terbenam matahari. Puasa ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini hukumnya wajib, yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Bulan Ramadhan menurut pandangan orang-orang mukmin yang berfikir adalah merupakan bulan peribadatan yang harus diamalkan dengan ikhlas kepada Allah SWT. Harus kita sadari bahwa Allah Maha Mengetahui segala gerak-gerik manusia dan hati mereka .Dalam pelaksanaannya, khusus puasa Ramadhan, kita akan menjumpai beberapa masalah yang penting dipecahkan antara lain: a. Cara penempatan waktu. Cara mengetahui puasa ini ada 2 macam yaitu: hisab dan rukyat. Kemajuan teknologi beakangan ini dirasakan semakin mudahkan proses hisab dan rukiyah
  • 6. tersebut. Disiplin ilmu astronomi dan kelengkapan teknologi semacam planetrium atau teleskop atau secara khusus ilmu falaq yang berkembang di dunia Islam, semuanya mendukung vadilitas penetapan waktu puasa. Rukyat : adalah suatu cara untuk menetapkan awal awal bulan Ramadhan dengan cara melihat dengan panca indera mata timbulnya / munculnya bulan sabit dan bila uadara mendung atau cuaca buruk. Sehingga bulan tidak bisa dilihat maka hendaknya menggunakan istikmal yaitu menyempurnakan bulan sya’ban menjadi 30 hari. Di Indonesia pelaksanaan rukyat untuk penetapan puasa Ramadhan telah dikoordinasi oleh Departemen Agama (DEPAG) RI. Hisab : adalah suatu cara untuk menetapkan awal bulan Ramadhan dengan cara menggunakan perhitungan secara atsronomi, sehingga dapat ditentukan secara eksak letak bulan. Seperti cara rukyat yang telah dikoordinasikan oleh pemerintah, maka cara hisab pun sama. Di Indonesia penetapan awal dan akhir bulan Ramadhan ini dengan cara yang manapun memang telah diambil kewenangan koordinatifnya oleh pemerintah. Adapun lembaga-lembaga keagamaan seperti Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, PERSIS, Jami’at al-Khair dan sebagainya berfungsi sebagai pemberi masukan hasil rukyat dan hisabnya dalam rangka pengambilan ketetapan awal dan akhir Ramadhan oleh pemerintah. Firman Allah SWT surat Yunus ayat 5: Artinya:“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang Mengetahui”.(QS. Yunus :5) Sabda Nabi SAW Artinya:“Dari Abu Umar ra: bahwasanya Rasulullah SAW, menceritakan bulan Ramadhan lalu memukul kedua tangannya lalu bersabda: “Bulan adalah itu sekian dari sekian bulan,kemudian beliau melengkungkan ibu jarinya pada perkataan yang ketiga kali (termasuk menunjukkan bahwa bulan itu jumlahnya terdiri dari 29 hari), maka berpuasalah kamu karena melihat bulan. Jika kamu sekalian tidak
  • 7. dapat memelihatnya karena tertutup awan / mendukung, maka pastikanlah bilangan itu menjadi 30 hari.(HR. Muslim) b. Berpuasa di daerah kutub Daerah kutub sebagai daerah yang nampak berberad dengan daerah lainnya sebahagian besar bumi lainnya, ini membutuhkan konsep hukum dan ayuran-aturan keagamaan yang berbeda pula.Menurut Syekh Muhammad Syaltut dalam bukunya yang berjuduk “Al-Fatawa” (fatwa-fatwa) disebutkan bahwa hanya ada dua alternatif hukum bagi penduduk daerah kutub dalam melaksanakan ibadah shalat dan khusunya puasa yaitu : 1) Karena di daerah kutub tidak berlaku batasan-batasan waktu sebagaimana di belahan bumi normal, maka hukum yang berkenaan dengan ibadah sholat dan puasa dua ibadah yang pelaksanaannya sangat dibatasi oleh unsur keteraturan waktu tidak berlaku. Penduduk daerah kutub dibebaskan dari kewajiban shalat dan puasa. 2) Meskipun kondisinya demikian nilai hukum tetap berlaku di daerah kutub, sebab ajaran islam berlaku untuk segala kondisi dan tempat. Karena itu ketentuan dipakai untuk daerah kutub adalah mengambil persamaan dengan daerah yang lainnya yang paling dekat. 2. Puasa Nazar Puasa nazar adalah orang yang bernazar puasa karena mengiginkan sesuatu, maka ia wajib puasa setelah yang diinginkannya itu tercapai, dan apabila puasa nazar itu tidak dilaksanakannya maka ia berdosa dan ia dikenakan denda / kifarat .Misalnya bernazar untuk lulus keperguruan tinggi, maka ia wajib melaksanakan puasa nazar tersebut apabila ia berhasil.Ibnu Majjah meriwayatkan, bahwa seorang wanita bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Artinya:“Sesungguhnya ibuku telah meninggal dunia. Ia mempunyai nazar berpuasa sebelum dapat memenuhinya. Rasulullah SAW menjawab: “Walinya berpuasa untuk mewakilkannya”.
  • 8. 3. Puasa Kifarat Puasa kifarat adalah puasa untuk menembus dosa karena melakukan hubungan suami isteri (bersetubuh) disiang hari pada bulan Ramadhan, maka denda (kifaratnya) berpuasa dua bulan berturut-turut II. Puasa Sunnah Puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan apabila dikerjakan tidak mendapat dosa. Adapun puasa sunnah adalah sebagai berikut: 1. Puasa enam hari pada bulan syawal Disunnahkan bagi mereka yang telah menyelesaikan puasa Ramadhan untuk mengikutinya dengan puasa enam hari pada bulan Syawal. Pelaksanaannya tidak mesti berurutan, boleh kapan saja selama masih dalam bulan Syawal, karena puasa enam hari pada bulan Syawal ini sama dengan puasa setahun lamanya. Akan tetapi diharamkan pada tanggal 1 syawal karena ada chari raya Idul Fitri. Dalam sebuah hadits dikatakan yang artinya: Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama satu tahun" (HR. Muslim). 2. Puasa Arafah Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa Arafah. Disebut puasa Arafah karena pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak berpuasa. Nabi Muhammad SEW bersabda: Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab: "Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.: (Riwayat Muslim) Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang untuk berpuasa hari raya arafah di Arafah. (Riwayat Imam Lima selain Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Hadits munkar menurut Al-'Uqaily.)
  • 9. 3. Puasa Senin Kamis Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih waktu puasa hari senin kamis. 4. Puasa pada bulan sya’ban Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada bulan Sya'ban hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut kecuali sedikit sekali . Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini yang artinya: Siti Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa, sehingga kami berkata: "Beliau tidak berbuka". Dan apabila beliau berbuka, kami berkata: "Sehingga ia tidak berpuasa". Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak pernah melihat beliau melakukan puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim). 5. Puasa As-Syura’ Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist Rasulullah Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal sepuluh Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah lalu" (HR. Muslim). Demikian juga sunnah hukumnya melakukan puasa pada tanggal sembilan Muharram. Hadist Rasulullah: Ibn Abbas berkata: "Ketika Rasulullah saw berpuasa pada hari Asyura', dan beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari tersebut, para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya hari Asyura itu hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nashrani". Rasulullah saw menjawab: "Jika tahun depan, insya Allah saya masih ada umur, kita berpuasa bersama pada tanggal sembilan Muharramnya". Ibn Abbas berkata: "Belum juga sampai ke tahun berikutnya, Rasulullah saw keburu meninggal terlebih dahulu" (HR. Muslim). III. Puasa Haram 1. Puasa pada tanggal 1 syawal dan 10 Dzulhijjah Artinya: "Rasulullah saw melarang puasa pada dua hari: Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha" (HR. Bukhari Muslim).
  • 10. 2. Puasa Hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah Para ulama juga telah sepakat bahwa puasa pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah) diharamkan. Hanya saja, bagi orang yang sedang melaksanakan ibadah haji dan tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan untuk membayar dam), diperbolehkan untuk berpuasa pada ketiga hari tasyrik tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Siti Aisyah dan Ibn Umar berkata: "Tidak diperbolehkan berpuasa pada hari-hari Tasyrik, kecuali bagi yang tidak mendapatkan hadyu (hewan sembelihan)" (HR. Bukhari). 3. Puasa pada hari yang diragukan (hari syak/hari ragu) Apabila seseorang melakukan puasa sebelum bulan Ramadhan satu atau dua hari dengan maksud untuk hati-hati takut Ramadhan terjadi pada hari itu, maka puasa demikian disebut dengan puasa ragu-ragu dan para ulama sepakat bahwa hukumnya haram. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw:Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh mendahului Ramadhan dengan jalan berpuasa satu atau dua hari kecuali bagi seseorang yang sudah biasa berpuasa, maka ia boleh berpuasa pada hari terebut" (HR. Bukhari Muslim). IV. Puasa Makruh 1. Berpuasa pada hari jum’at Berpuasa hanya pada hari Jum'at saja termasuk puasa yang makruh hukumnya, kecuali apabila ia berpuasa sebelum atau setelahnya, atau ia berpuasa Daud lalu jatuh pas hari Jumat, atau juga pas puasa Sunnat seperti tanggal sembilan Dzuhijjah itu, jatuhnya pada hari Jum'at. Untuk yang disebutkan di akhir ini, puasa boleh dilakukan, karena bukan dengan sengaja hanya berpuasa pada hari Jum'at. Dalil larangan hanya berpuasa pada hari Jum'at saja adalah: Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Seseorang tidak boleh berpuasa hanya pada hari Jum'at, kecuali ia berpuasa sebelum atau sesudahnya" (HR. Bukhari Muslim). 2. Puasa setahun penuh (puasa dahr) Puasa dahr adalah puasa yang dilakukan setahun penuh. Meskipun orang tersebut kuat untuk melakukannya, namun para ulama memakruhkan puasa seperti itu. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini: Artinya: Umar bertanya: "Ya Rasulallah, bagaimana dengan orang yang berpuasa satu tahun penuh?"
  • 11. Rasulullah saw menjawab: "Ia dipandang tidak berpuasa juga tidak berbuka" (HR. Muslim). 3. Puasa Wishal Puasa wishal adalah puasa yang tidak memakai sahur juga tidak ada bukanya, misalnya ia puasa satu hari satu malam, atau tiga hari tiga malam. Puasa ini diperbolehkan untuk Rasulullah saw dan Rasulullah saw biasa melakukannya, namun dimakruhkan untuk ummatnya. Hal ini berdasarkan hadits berikut:Artinya: Rasulullah saw bersabda: "Janganlah kalian berpuasa wishal" beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, anda sendiri melakukan puasa wishal?" Rasulullah saw bersabda kembali: "Kalian tidak seperti saya. Kalau saya tidur, Allah memberi saya makan dan minum. Oleh karena itu, perbanyaklah dan giatlah bekerja sekemampuan kalian" (HR. Bukhari Muslim). C. HIKMAH-HIKMAH PUASA 1. Bertakwa dan menghambakan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, takwa adalah meninggalkan keharaman, istilah itu secara mutlak mengandung makna mengerjakan perintah, meninggalkan larangan , Firman Allah SWT: Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”(QS. Al- Baqarah: 183) 2. Puasa adalah serupa dengan revolusi jiwa untuk merombak cara dan kebiasaan yang diinginkan oleh manusia itu, sehingga mereka berbakti pada keinginannya dan nafasnya itu berkuasa padanya 3. Puasa menunjukkan pentingnya seseorang merasakan pedihnya laparmaupun tidak dibolehkan mengerjakan sesuatu. Sehingga tertimpa pada dirinya dengan suatu kemiskinan atau hajatnya tidak terlaksana. Dengan sendirinya lalu bisa merasakan keadaan orang lain, bahkan berusaha untuk membantu mereka yang berkepentingan dalam hidup ini.
  • 12. 4. Puasa dapat menyehatkan tubuh kita, manfaat puasa bagi kesehatan adalah sebagai berikut: a) Puasa membersihkan tubuh dari sisa metabolisme. Saat berpuasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Bagian pertama tubuh yang mengalami perbaikan adalah jaringan yang sedang lemah atau sakit. b) Melindungi tubuh dari penyakit gula. Kadar gula darah cenderung turun saat seseorang berpuasa. Hal ini memberi kesempatan pada kelenjar pankreas untuk istirahat. SepertiAnda ketahui, fungsi kelenjar ini adalah menghasilkan hormon insulin. c) Menyehatkan sistem pencernaan. Di waktu puasa, lambung dan sistem pencernaan akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung untuk memroses makanan yang bertumpuk dan berlebihan.Puasa mengurangi berat badan berlebih. Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa lapar tidak disebabkan oleh kekosongan perut. Tetapi juga disebabkan oleh penurunan kadar gula dalam darah
  • 13. BAB III PENUTUP A.KESIMPULAN 1. Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat 2. Awal ditetapkannya puasa ramadhan yaitu pada tahun 2 Hijriyah 3. Pelaksanaan puasa sudah diwajibkan atas umat tedahulu sebelum nabi Muhammad 4. Puasa bukan membuat kita sakit, akan tetapi dapat menyehatkan kita. 5. Ada keringanan bagi orang-orang yang tidak bisa melasanakan puasa karena hal-hal tertentu seperti sakit, musafir, sudah tua dan lain-lain
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Bahreisy Husein, “Pedoman Fiqih Islam”, Al-Ikhlas, Surabaya, 1981 2. Hasan Halim Abdul, “Tafsir Ahkam”, Kencana Prendala Media Grup, Jakarta, 2006 3. Mughniyah Jawad Muhammad, “Fiqih Lima Mazhab”, Lentera, Jakarta, 2004 4. Rasyid Sulaiman, H. “Fiqh Islam”, At-Tahirijah, Jakarta 5. Sabiq Sayyid, “Fiqh Sunnah 12”, Penerbit Pustaka, Bandung, 1988 6. Suparta, DR. H, “Fiqh Madrasah Aliyah X”, CV. Toha Putra, Semarang, 2004 7. Syarabasyi Ahmad, Bahreisj Husein, “Himpunan Fatwa”, Al-Ikhlas, Surabaya, 1987 8. TIM MPGMP – PAI. “Pendidikan Agama Islam”, Telaga Mekar, Medan, 2004 9. Aep Saepulloh Darusmanwiati,”Fiqhus Shiyam” Menuju Kesempurnaan Ibadah Puasa”, diaskes dari http//indonesianschool.org 10. Al-Hafidz Ibnu Hajjar Ashqolani Al-Hafidz Ibnu Hajjar “Kitab Hadist Bulughul Maram, ”, diaskes dari http://opi.110.mb.com/ 11. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, “Fiqh Manjha Rasul” diaskes dari http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1623
  • 15. MAKALAH PUASA MENURUT PANDANGAN AL-QURAN DAN HADITS KELOMPOK IV 1. WA ODE NSIASIA 2. WA ODE SARIFA 3. SURIATI 4. RAMIATIN 5. USMAN TAENA 6. WA SUNARTI 7. ASMIWATI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SYARIF MUHAMMAD RAHA 2013 / 2014
  • 16. KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas berkatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada Dosen mata Kuliah HADITS TARBAWI, yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat lebih memahami tentang puasa menurut Al-Quran dan hadits. Semoga makalah ini berkenan dan bermanfaat bagi Mahasiswa STAIS Raha Untuk segala kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini, kami mohon maaf. Kami terima kritik dan sarannya. Raha, Mei 2014 Penyusun
  • 17. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR………………………………………………….. i DAFTAR ISI..............………………………………………………….. ii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang………………………………………………............. 1 BAB II PEMBAHASAN……………………………………............. 2 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan……………………………………………………........... 13 2. Saran………………………………………………………………………13 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 14